SISTEM PENCACAHAN RADIASI DENGAN DETEKTOR SINTILASI Sri Awaliyah Rahmah*, Khoerunnisa Saja’ah, Rini Shoffa Aulia, Hesty Ayu Anggraeni 1
Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jl. A.H Nasution No.105 Bandung 40614 *Email :
[email protected]
Abstrak. Telah dilakukan percobaan detektor Sintilasi dengan tujuan menentukan jumlah cacahan total yang terdeteksi oleh detektor, menentukan pengaruh shielding terhadap jumlah cacahan total yang terdeteksi oleh detektor, dan menghitung aktivitas dari sumber radioaktif kemudian membandingkan dengan hasil pengukuran dengan menggunakan detektor Sintilasi. Setelah kita setting peralatan dan kemudian melakukan percobaan, dapat dilihat jumlah cacahan total paling besar yaitu pada sumber radiasi Co60 baik pada saat menggunakan atau tanpa menggunakan shieldin, hal ini di karenakan Co60 merupakan partikel gamma yang mempunyai energi besar, dan jumlah cacahan yang dihasilkan nya pun besar. Sedangkan untuk efect shielding dipengaruhi bukan hanya dari ketebalannya saja, namun juga kerapatan yang ada pada setiap shielding yang digunakan. Dan hasil aktivitas radioaktif t dan As yang tidak jauh berbeda, dimana
t dan As merupakan aktivitas sumber radiasi yang hanya
dipengaruhi oleh sumber radiasi standar yang digunakan, dan As dipengaruhi oleh sumber radiasi juga efisiensi dan faktor geometri detektor yang digunakan. Kata Kunci : Detektor Sintilasi, cacahan, sumber radiasi, shielding, aktivitas radioaktif.
I.
PENDAHULUAN I.1 Tujuan Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan jumlah cacahan total yang terdeteksi oleh detektor sintilasi, menentukan pengaruh shielding terhadap jumlah cacahan total yang terdeteksi oleh detektor sintilasi, dan menghitung aktivitas dari sumber radioaktif kemudian membandingkan dengan hasil pengukuran dengan menggunakan detektor sintilasi.
I.2 Dasar Teori I.2.1 Radiaktivitas Radioaktivitas ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel menamakan radiasi dengan uranium. Dua tahun setelah itu, Marie Curie meneliti radiasi uranium dengan menggunakan alat yang dibuat oleh Pierre Curie, yaitu pengukur listrik piezo (lempengan kristal yang biasanya digunakan untuk pengukuran arus listrik lemah), dan Marie Curie berhasil membuktikan bahwa kekuatan radiasi uranium sebanding dengan jumlah kadar uranium yang dikandung dalam campuran senyawa uranium. Marie Curie juga meneliti campuran senyawa lain, dan menemukan bahwa campuran senyawa thorium juga memancarkan radiasi yang sama dengan campuran senyawa uranium, dan sifat pemancaran radiasi seperti ini diberi nama radioaktivitas. Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut peluruhan dan inti atom yang tak-stabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida disebut zat radioaktif. Sinar radioaktif dibedakan menjadi 3 macam yaitu sinar alfa, sinar beta dan sinar gamma. Dimana ketiga macam sinar itu memiliki daya tembus sendiri sendiri. Menurut tingkat intensitas daya tembusnya sinar radioaktif diurutkan dari sinar alfa sebagai sinar yang daya tembusnya terlemah dan kemudian disusul oleh beta yang daya tembusnya lebih kuat dari alfa dan yang terkuat adalah gamma. Cara untuk menangkal ketiga sinar radioaktif itu adalah (sinar alfa ditangkal oleh selembar kertas, sinar beta ditangkal oleh lembaran aluminium dan untuk sinar gamma dapat ditangkal dengan timbal).
I.2.2 Interaksi Antar Partikel Interaksi radiasi gamma sangat kecil sehingga memiliki daya tembus yang jauh lebih besar dari pada radiasi alfa dan beda, penyerapan radiasi gamma disebabkan oleh 3 poses fisik, yaitu : •
Efek foto listrik
•
Hamburan eek compton
•
Produksi pasangan
Efek fotolistrik dan efek Compton timbul karena interaksi antara Sinar-X atau sinar γ dengan elektron-elektron dalam atom dari materi (zat) itu, sedang efek produksi pasangan timbul karena interaksi dengan medan listrik inti atom. Apabila I0 adalah intensitas sinar-X atau sinar γ yang datang pada suatu permukaan materi (zat) dan Ix adalah intensitas sinar-X atau sinar γ yang berhasil menembus lapisan setebal x materi tersebut maka akan terjadi pengurangan intensitas. Interaksi partikel alfa sangat kuat tetapi pendek, lintasan partikel alfa saat berinteraksi dengan materi adalah lurus dan menghasilkan pasangan ion dengan kerapatan disekitarnya. Partikel alfa yang hilang selama melewati materi hampir seluruhnya karena interaksinya dengan elektron orbital atom, menghasilkan pasangan ion. Interaksi sinar beta dengan materi menyerupai sinar alfa namun menghasilkan kerapatan pasangan ion lebih sedikit (sekitar 4-8 pasangan ion permm lintasan). Jangkauan partikel alfa jauh lebih panjang dari pada partikel alfa dan partikel beta akan disimpangkan jauh ke luasan yang lebih besar dan berbentuk zigzag. I.2.3 Detektor Sintilasi Detektor merupakan suatu alat yang sangat peka terhadap adanya radiasi, yang apabila terkena radiasi akan memberikan tanggapan (response) tertentu yang akan menjadi lebih mudah diamati. Detektor berguna sebagai alat untuk mengukur dan menentukan adanya radiasi. Salah satu jenis detektor yang dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi adalah detektor sintilasi. Proses sintilasi adalah terpencarnya sinar tampak ketika terjadi transisi elektron dari tingkatenergi (orbit) yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah di dalam bahan penyerap. Proses sintilasi iniakan terjadi bila terdapat kekosongan elektron pada orbit yang lebih dalam. Kekosongan elektrontersebut dapat disebabkan karena lepasnya elektron dari ikatannya (proses ionisasi) atauloncatnya elektron ke lintasan yang lebih tinggi bila dikenai radiasi (proses eksitasi). Detektor sintilasi selalu terdiri dari dua bagian yaitu bahan sintilator dan photomultiplier.
Bahan sintilator merupakan suatu bahan padat, cair maupun
gas, yang akan menghasilkan percikan cahaya bila dikenai radiasi pengion. Photomultiplier digunakan untuk mengubah percikan cahaya yang dihasilkan bahan sintilator menjadi pulsa listrik.
Gambar 1. Proses pembentukan sinyal listrik pada detektor sintilasi Energi yang mengenai bahan sintilator diserap oleh atom-atomnya sehingga terdapat beberapa elektron yang tereksitasi, beberapa saat kemudian elektron-elektron yang tereksitasi tadi akan kembali ke keadaan dassarnya melalui beberapa tingkat energi dengan memancarkan percikan cahaya (foton). Prinsip kerja dari detektor sintilasi adalah dengan mengubah radiasi pengion yang menumbuk bahan sintilator mendai percikan cahaya. Jumlah percikan cahaya yang dihasilkan oleh bahan sintilator sangat sedikit, oleh karena itu percikan cahaya tersebut haruslah diperkuat dengan photo multiplier tube agar dapat dihasilkan pulsa/sinyal yang mampu dideteksi oleh detektor sintilasi. Sinyal yang masuk PMT diperkuat hingga 106 kali.
Gambar 2. Proses terjadinya percikan cahaya di dalam sintilator I.2.3 Aktivitas Radioaktif Akibat pemancaran sinar radioaktif ini mengakibatkan inti radioaktif makin lama makin kecil (meluruh). Laju perubahan inti radioaktif dinamakan
aktifitas inti. Semakin besar aktifitasnya semakin banyak inti atom yang meluruh tiap detiknya (catatan aktifitas hanya berhubungan dengan jumlah peluruhan tiap detik, tidak tergantung pada sinar apa yang dipancarkan). Laju peluruhan radioaktif disebut aktivitas (activity lambang A). Aktivitas tidak bersangkut paut dengan jenis peluruhan atau radiasi yang dipancarkan cuplikan, atau dengan energy radiasi yang dipancarkan. Aktivitas hanya ditentukan oleh jumlah peluruhan per detik. Satuan dasar untuk mengukur aktivitas adalah curie. 1 curie ( Ci) = 3,7 x 1010 peluruhan /detik Satu curie didefinisikan sebagai banyaknya peluruhan yang dilakukan oleh satu gram radium dalam waktu satu sekon. Satu curie adalah bilangan yang besar sehingga kita lebih sering bekerja dengan satuan millicurie (mCi) dan mikrocurie (µCi). Dalam SI, satuan aktivitas radiasi dinyatakan dalam Bequerel (Bq). 1 curie = 3,7 x 1010 peluruhan/sekon = 3,7 x10 10 Bq 1 mCi = 10-3 Ci 1 µCi = 10-6 Ci
Untuk menentukan nilai aktivitas menggunakan persamaan sebagai berikut :
A = A0 e-λt
(1)
dimana konstantas peluruhan sebagai berikut:
λ=
(2)
Keterangan : T1/2 : waktu yang dibutuhkan oleh inti radioaktif untuk meluruh hingga aktivitasnya tinggal separo dari aktivitas semula T : selang waktu dari awal hingga saat ini dari sumber standar
A0 : radioaktivitas sumber standar semula At : radioaktivitas sumber standar pada saat ini (cps) Radioaktivitas netto sumber standar (An) dengan metode relatf dapat dihitung dengan rumus (Suliyanto dan Muradi 2009): (3) Keterangan : An = radioaktivitas sumber standar netto, cps Nn = hasil cacah sumber standar dikurangi cacah latar t = waktu cacah (detik) Radioaktivitas netto sumber standar (An) dengan metode absolut dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan : = laju cacah netto (cps) = efisiensi total = faktor geometri
dimana mencari : -
Laju cacah :
=
Keterangan : = cacah netto sumber = waktu cacah (detik)
-
Efisiensi (Faiz M.Khan 2003) :
=
x 100%
Keterangan : = Radioaktifitas setandar sumber netto (Bq) = Aktivitas
- Faktor geometri (Knoll 1979):
= [
√
]
Keterangan : = jarak sumber ke detektor (cm) = jari- jari detektor (cm) Efisiensi adalah nilai yang menunjukkan perbandingan antara jumlah pulsa listrik yang dihasilkan sistem pencacah (cacahan) terhadap radiasi yang diterima detektor. Faktor geometri (FG) berhubungan dengan bentuk sumber, luas permukaan detektor, dan jarak sumber ke detektor. I.2.4 Karakteristik Tabel 1. Karakteristik sumber radioaktif NO 1 2 3
Sumber Co60 Am241 Ra226
Waktu Peluruhan (Tahun) 5,3 432 1624
Energi 1173,238±0,015 548,74±0,12 4784,50±0,25
Sinar Radiasi Gamma Alfa Alfa
Tabel 2. Identitas sumber radiasi NO
Sumber
Realease Date
1
Co60
2
Am241
3
Ra226
26 September 2015 26 September 2015 8 Januari 2015
Selang waktu realease (Tahun) 0,819
Aktivitas Awal (Bq)
Nomor Certificate
74000
0,819
74000
1,474
5000
CO00160223UW880 CO00160223AD9933 CO00157690AD3257
Ket : Lembaga Setifikat (eckert & ztegler germany)
Tabel 3. Katakteristik Shielding NO 1 2 3
II.
Bahan Massa Jenis Shielding (gr/cm2) Seng 6,57 Alumunium 2,375 Plastik Sumber : wikipedia.org
Nomor Atom 30 16 -
Jenis Unsur Logam transisi Logam lainnya -
Titik Lebur (K) 692,68 933,47 -
Titik Didih (K) 1180 2792 -
METODE EKSPERIMEN II.1 Waktu dan Tempat Eksperimen kali ini dilakukan pada Hari Kamis, tanggal 02 Juli 2015 pukul 10.00-16.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisika Nuklir UIN Sunan Gunung Djati Bandung. II.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah : 1
Detektor sintilasi.
2
Perangkat Komputer.
3
Software Cassy Lab 2.
4
Sensor-Cassy 2.
5
MCA box.
6
Power Supply Tegangan Tinggi.
7
Statif dan Klip penjepit.
8
Kabel penghubung.
9
Rangkaian Amplifier.
10 Sumber radiasi (Co60, Ra226, Am241) 11 Shielding (Plastik Mika, Alumunium, Seng). II.3 Prosedur Percobaan Eksperimen ini terdiri dari 3 percobaan, percobaan 1 yaitu menghitung jumlah nilai cacahan total tanpa menggunakan Shielding. Sebelum melakukan percobaan 1 kita melakukan percobaan untuk menghitung jumlah cacahan latar belakang, dengan melakukan percobaan tanpa menggunakan sumber radioaktif. Kemudian baru melakukan percobaan 1 yaitu pertama-tama pilih sampel radioaktif (Co-60, Ra-226, Am-241) yang akan diamati dan letakkan pada muka detektor dengan, kemudian
hidupkan MCA dan detektor sintilasi dengan cara menghubungkan kabel pada sumber tegangan PLN (pastikan power supply pada posisi on dan dimulai dari angka nol) atur tegangan sebesar 700 volt, lalu nyalakan komputer dengan membuka software Cassy Lab 2 dan mengatur waktu untuk menetapkan lama pencacahan (1 menit), tentukan jarak dari sumber radiasi menuju detektor sebesar 10 cm, kemudian tekan tombol start measuring untuk memulai atau menghentikan pencacahan, terakhir amati dan catat jumlah cacahan dengan mengklik windows “Event NA”. Percobaan 2 yaitu menghitung jumlah nilai cacahan total menggunakan Shielding. Pada percobaan 2 ini tahap-tahapnya hampir sama dengan percobaan 1 tetapi dalam percobaan 2 ini menggunakan shielding (Plastik Mika, Alumunium, Seng), dengan menyimpan shielding diantara sumber dan detektor sintilasi dengan jarak setengah antar detektor dengan sumber. Percobaan ke 3 yaitu menghitung aktivitas radioaktif pada suatu saat dan aktivitas radioaktif pada percobaan dengan menggunakan detektor. Pada percobaan 3 ini pertama-tama mencari informasi release date dari masing – masing sumber radiasi, kemudian hitunglah lamanya sumber radiasi yang digunakan sampai terakhir digunakan, lalu tentukan waktu paruh untuk masing – masing sumber radiasi, hitunglah aktivitas radioaktifitas pada saat tertentu dan aktivitas radioaktifitas dengan menggunakan detektor sintilasi menggunakan beberapa persamaan yang terdapat dimodul.
Gambar 3. Skema Rangkaian Alat
III.
DATA DAN ANALISIS Tabel 4. Hasil rata-rata jumlah cacahan tanpa shielding NO
Sumber
d (cm)
t (s)
V (V)
NA
Nn
1
Co60
10
60
700
14591,3
7357,9±130,81
2
Am241
10
60
700
7122,1
111,3±55,48
3
Ra226
10
60
700
10445
3211,6±105,91
Tabel 5. Hasil rata-rata jumlah cacahan menggunakan shielding NO Sumber
d
t
V
NA
Nn
(cm) (s) (V) Seng
Plastik
Alumunium
Seng
Plastik
Alumunium
1
Co60
10
60 700 13215,8 13355,6
13366,6
5982,4±157,10
6122,2±105
6133,2±159,02
2
Am241
10
60 700
7046,6
7052,1
164,8±94,46
186,8±112,25
181,3±51,64
3
Ra226
10
60 700 10210,6 10469,7
10381
2977,2±119.53 3236,3±142,42
3147,6±93,24
7068,6
Keterangan : NA : Banyaknya jumlah cacahan total Nn : Selisih cacahan total dengan latar belakang
Perbanding Jumlah Total Cacahan
Co60 Total Jumlah Cacahan
15000 14500 14000
Co- 60
13500
Co -60 Plastik
13000
Co -60 Alumunium
12500
Co -60 seng
12000 11500
Gambar 4. Grafik perbamdimham jumlah total cacahan Co60
Perbandingan Jumlah Cacahan
Am241 Jumlah Total Cacahan
7300 7200 Am-241
7100 7000
Am-241 Plastik
6900
Am-241 Alumunium
6800
Am-241 seng
6700 6600
Gambar 5. Grafik perbamdimham jumlah total cacahan Am241
Perbandingan Jumlah cacahan Ra226 Jumlah Total Cacahan
10800 10600
Ra-226
10400
Ra-226 Plastik
10200
Ra-226 Alumunium
10000
Ra-226 seng
9800 9600
Gambar 6. Grafik perbamdimham jumlah total cacahan Ra226
Tabel 6. Aktivitas radioaktivitas dari hasil hitungan dan perobaan NO
Sumber Radiasi
Aktivitas
Aktivitas
Percobaan (A)
Hitungan (A)
Efisiensi (%)
1
Co60
60101
67135,45
0,1826
2
Am241
66167
73911,67
0,0025
3
Ra226
4473,5
4997,142
1,0711
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, pada percobaan 1 sebelum melalukan pengukuran dengan menggunakan radiasi terlebih dahulu besar jumlah
cacahan dimana tempat akan melakukan percobaan yaitu dengan melakukan cacahan latar, rata-rata cacahan latar yang dihasilkan sebesar 7233,4±306,09 nilai tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa radiasi yang disebabkan oleh alat elektronik yang ada di sekitar tempat dilakukannya percobaan. Setelah mengetahui nilai cacah latar, selanjutkan melakukan percobaan dengan semnggunakan sumber radioaktif Co60, Am241 dan Ra22. Berdasarkan tabel percobaan 1 yang tanpa menggunakan shielding nilai yang paling tinggi dengan jumlah total cacah yang paling banyak adalah Co60 sebesar 14591,3. Sedangkan pada percobaan 2 yang menggunakan shielding mengalami perubahan besar cacahannya, pada Co60 yang menggunakan shielding seng berubah dengan selisih 1375,5 dengan shielding plastik berubah dengan selisih 1224,7, dan dengan shielding alumunium berubah dengan selisih 1235,7 , berarti untuk sumber Co60 shielding seng bagus untuk di gunakan dibandingkan shielding yang lainnya dan plastik yang menghasilkan nilai cacahan yang besar dibandingkan yang lainnya. Untuk perbandingan penurunan jumlah cacahan total pada sumber radiasi Am241 dan Ra22 dengan mudah dapat dilihat pada grafik diatas terlihat dengan jelas perbandingannya. Pengurangan nilai cacahan tanpa dan dengan menggunakan shielding dikarenakan adanya interaksi antar partikel radiasi dengan materi yang dilewatinya sebelum terdeteksi oleh detektor sintilasi. Pengaruh shielding bukan hanya dari ketebalannya saja, namun juga kerapatan yang ada pada setiap shielding yang digunakan. Semakin besar nomor atom suatu materi, semakin mudah terjadi atenuasi sehingga untuk penahan radiasi alumunium memiliki jumlah cacahan total yang dibandiing dengan seng dikarenakan nomor atom alumunium yaitu 16 lebih kecil dibanding seng yaitu 30. Atenuasi sendiri merupakan pelemahan sinyal yang diakibatkan oleh adanya jarak yang semakin jauh yang harus ditempuh. Kemudian pada percobaan 3 yaitu menghitung aktivitas zat radioaktif dilakukan untuk menyelidiki karakteristik pancaran radioaktivitas pada radioaktif Co60, Am241, dan Ra22. Sumber radiasi Co60 mempunyai aktivitas awal sebesar 74000 Bq, besar aktivitas hitungannya sebesar 67135,45 Bq pada 1 Juli 2015 sedangkan untuk aktivitas dari percobaan menggunakan detektor sebesar 122,63 Bq. Untuk sumber radiasi Am241 mempunyai aktivitas awal sebesar 74000 Bq, besar aktivitas hitungannya
sebesar
73911,67
sedangkan
untuk
aktivitas
dari
percobaan
menggunakan detektor sebesar 1,855 Bq. Dan untuk sumber radiasi Ra226 mempunyai aktivitas awal sebesar 5000 Bq, besar aktivitas hitungannya sebesar 4997,142 sedangkan untuk aktivitas dari percobaan menggunakan detektor sebesar 53,526 Bq. Besar aktivitas dari hasil hitungan secara langsung lebih besar dari hasil percobaan menggunakan detektor, dikarenakan hitungan aktivitas percobaan menggunakan detektor dipengaruhi oleh nilai efisiensi detektor yang kecil.
IV.
KESIMPULAN Setelah melakukan percobaan dan dianalisis, dapat disimpulkan bahwa :
Dari percobaan 1, Co60 mempunyai nilai cacahan yang besar dibandingan dengan Am241 dan Ra22 dikarenakan Co60 merupakan partikel gamma yang mempunyai energi besar, dan jumlah cacahan yang dihasilkan nya pun besar.
Pada percobaan kedua pengaruh shielding, dimana pada Co60 shielding yang bagus untuk digunakan yaitu seng karena selisih dengan tanpa menggunakan besar dan untuk shielding yang menghasilkan jumlah cacahan total yang besar yaitu pada plastik.
Efect shielding dipengaruhi bukan hanya dari ketebalannya saja, namun juga kerapatan yang ada pada setiap shielding
yang digunakan. Semakin besar
nomor atom suatu materi, semakin mudah terjadi atenuasi.
Pada percobaan ketiga diperoleh pula hasil aktivitas radioaktif t dan As yang tidak jauh berbeda, dimana t dan As merupakan aktivitas sumber radiasi yang hanya dipengaruhi oleh sumber radiasi standar yang digunakan, dan As dipengaruhi oleh sumber radiasi juga efisiensi dan faktor geometri detektor yang digunakan.
Faktor geometri tergantung oleh jarak sumber ke detektor dan luas detektor sangat menentukan jumlah radiasi yang dapat ditangkap sehingga semakin luas detektor dan semakin jauh jarak, maka nilai faktor geometri semakin kecil.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Faiz M.Khan, Ph.D. The Physics Of Radiation Therapy. Phidekphia: Lippincott Williams&Wilkins, 2003.
G.F. Knoll, Radiation Detection and Measurement, John Wiley, Toronto, 1989
http://anan-dk.blogspot.com/2011/11/detektor-sintilasi.html
https://id.scribd.com/doc/232228154/Detektor-Sintilasi
http://blogbabeh.blogspot.com/2012/01/v-behaviorurldefaultvmlo_3108.html
Kenneth S. Crane, Introductory Nuclear Physics, John Wiley & Sons, Toronto, 1988.
P. Faiz M Khan, "The Physics of Radiation Theraphy," USA, Lippincott Williams & Wilkins.
Suliyanto, dan Muradi. “Perhitungan Efisiensi Detektor Sintilasi Untuk Pemantauan radioaktivitas Beta.” Seminar Nasional V, November 2009: 183-189.
LAMPIRAN
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 rata2
9 10 rata2
Jumlah cacahan latar belakang NA 6393 7190 7354 7356 7222 7270 7358 7326 7451 7414 7233,4
-
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 rata2
-
NA 14666 14465 14322 14486 14689 14683 14585 14589 14734 14694 14591,3
NA 7132 7151 7202 7043 7156 7203 7101 7072
NA 10320 10375 10475 10490 10661 10362 10415 10328 10526 10498 10445
Jumlah cacahan tanpa menggunakan shielding Plastik - Co60 Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 rata2
Am241 Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8
Ra226 Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 rata2
Jumlah cacahan tanpa shielding - Co60
7077 7084 7122,1
-
NA 13233 13172 13373 13435 13461 13308 13401 13287 13374 13512 13355,6
Am241 Percobaan 1 2 3
NA 6863 7139 6905
4 5 6 7 8 9 10 rata2
-
NA 10442 10258 10696 10325 10521 10635 10462 10382 10603 10373 10469,7
Jumlah cacahan tanpa menggunakan shielding Seng - Co60 Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 rata2
-
2 3 4 5 6 7 8 9 10 rata2
Ra226 Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 rata2
7035 7025 7232 7136 6972 7094 7065 7046,6
NA 12830 13228 13336 13210 13295 13151 13307 13122 13324 13355 13215,8
Am241 Percobaan 1
NA 6960
-
Ra226 Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 rata2
7151 7124 6940 6938 7197 7116 7063 7051 7146 7068,6
NA 10255 10139 10099 10215 10440 10035 10292 10109 10303 10219 10210,6
Jumlah cacahan tanpa menggunakan shielding Alumunium - Co60 Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 rata2
NA 13176 13229 13371 13405 13389 13377 13278 13194 13606 13641 13366,6
-
Am241 Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 rata2
-
NA 7033 7037 7065 6940 7079 7024 7142 7052 7081 7068 7052,1
Ra226 Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 rata2
NA 10444 10193 10482 10431 10392 10291 10330 10481 10331 10435 10381