SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS KONDISI KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING PADA RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA YOGYAKARTA BERBASIS WEB
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Sandwi Devi Andri 10.11.3934
kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
NASKAH PUBLIKASI
SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS KONDISI KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING PADA RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA YOGYAKARTA BERBASIS WEB
disusun oleh
Sandwi Devi Andri 10.11.3934
Dosen Pembimbing
Dr. Kusrini, M.Kom NIK. 190302106
Tanggal 2 Mei 2014 Ketua Jurusan Teknik Informatika
Sudarmawan, MT NIK. 190302035
ii
EXPERT SYSTEM FOR DIAGNOSING MENTAL CONDITION USING FORWARD CHAINING METHODS IN GRHASIA PSYCHIATRIC HOSPITAL YOGYAKARTA WEB BASED SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS KONDISI KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING PADA RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA YOGYAKARTA BERBASIS WEB Sandwi Devi Andri Kusrini Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Expert system is a system where the program embedded in a computer, so the computer can solve specific problems like an expert. A person who is using an expert system program as if they were faced with a real expert. Expert system can be applied in many cases, this time the author will discuss how the expert system is applied to diagnose the condition of the human psyche. Negative stigma people with mental disorders increase the rejection of patients to medical treatment. Based on data Riskesdas of 2007, the Indonesian population showing the prevalence of mental emotional disorders such as anxiety disorders and depression by 11.6% or approximately 19 million people aged over 15 years. While serious psychiatric disease on average by 0.64% or about 1 million people. The amount is very far from the number of people who come to the medical facility. Expected application of expert system can diagnose psychiatric disorders public early, if patients need to get special treatment advised to come to the treatment facility. This application can be accessed through the website so the user can easily access it without a limited place and time. Keywords: expert systems, web, php, psychiatric disorders
iii
1.
Pendahuluan Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga bagi kehidupan manusia, oleh
karenanya setiap orang hendaknya menjaga kesehatan dari berbagai macam penyakit. Tidak hanya kesehatan fisik, kesehatan mental haruslah mendapat perhatian yang sama. Gangguan kejiwaan dapat menyerang siapa saja, pria maupun wanita, anak-anak sampai orang dewasa serta dari berbagai kalangan. Saat ini lebih dari 450 juta penduduk dunia mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data Riskesdas Kementrian Kesehatan tahun 2007, penduduk Indonesia menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional seperti ganguan kecemasan dan depresi sebesar 11,6% atau sekitar 19 juta penduduk pada usia diatas 15 tahun. Sedangkan gangguan jiwa berat rata-rata sebesar 0,64% atau sekitar 1 juta penduduk. Jumlah tersebut sangat jauh dari jumlah penderita yang datang ke fasilitas pengobatan. Menurut perhitungan utilisasi layanan kesehatan jiwa terjadi kesenjangan pengobatan diperkirakan lebih dari 90% pada tingkat primer, sekunder dan tersier. Hanya 10% yang membutuhkan layanan kesehatan jiwa terlayani di fasilitas kesehatan1. Melihat kondisi ini diperlukan sebuah teknologi yang dapat membantu menangani masalah tersebut. Peranan teknologi informasi saat ini diperlukan di berbagai bidang, diantaranya untuk menangani masalah diatas yaitu sebuah sistem yang dapat mendiagnosis gangguan kejiwaan. Salah satunya adalah sistem pakar. Sistem pakar merupakan program yang ditanamkan pada komputer sehingga dapat menyelesaikan masalah tertentu layaknya seorang ahli. Seorang yang sedang menggunakan program sistem pakar seolah-olah tengah berhadapan dengan pakar sebenarnya. Sistem pakar dapat diimplementasikan dalam berbagai kasus, termasuk untuk mediagnosis gangguan kejiwaan. Berdasarkan uraian di atas membuat penulis tergerak untuk membuat suatu penelitian dengan judul “Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Kondisi Kejiwaan Menggunakan Metode Forward Chaining pada Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta Berbasis Web”. Penulis berharap penelitian ini dapat membantu masyarakat luas untuk mendeteksi gangguan jiwa sejak dini serta penanggulangannya.
1
Kementrian Kesehatan, Hargailah Penderita Gangguan http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1669-hargailah-penderita-gangguanjiwa.html
1
Jiwa,
2.
Landasan Teori
2.1 Kecerdasan Buatan Menurut Kusumadewi, kecerdasan buatan didefinisikan sebagai salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan manusia2.
2.2 Sistem Pakar Menurut Kusumadewi sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem ini, orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli3.
2.3 Gangguan Jiwa Konsep gangguan jiwa menurut the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM)-IV (yang merupakan rujukan dari PPDGJ-III) diterjemahkan bahwa, gangguan jiwa dikonseptualisasikan secara klinis sebagai sindrom psikologis atau pola behavioral yang terdapat pada seorang individu dan diasosiasikan dengan distress (misalnya simtom yang menyakitkan) atau disabilitas (yakni, hendaya di dalam satu atau lebih wilayah fungsi yang penting) atau diasosiasikan dengan resiko mengalami kematian, penderitaan, disabilitas, atau kehilangan kebebasan diri yang penting sifatnya, yang meningkat signifikan4.
2.4 Xampp XAMPP merupakan sebuah paket perangkat lunak yang di bagikan secara bebas dan mendukung banyak sistem operasi yang berfungsi sebagai server yang berdiri sendiri (localhost). Dalam paketnya terdapat Apache (web server), MySQL (database), PHP (server side scripting), Perl, FTP server, phpMyAdmin dan berbagai pustaka bantu lainnya. XAMPP merupakan singkatan dari X (empat system operasi: Windows, Mac Os, Linux dan Solaris), Apache, MySQL, PHP dan Perl.
2 Kusumadewi, Artificial Intelligence Teknik dan Aplikasi, hal 1. 3 Kusumadewi, Ibid, hal 109. 4 Rusdi Maslim, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, hal 7.
2
2.5 Adobe Dreamweaver CS3 Adobe Dreamweaver merupakan program penyunting halaman web dari Adobe Systems yang dulu dikenal sebagai Macromedia Dreamweaver dari Macromedia. Program ini banyak digunakan oleh pengembang web karena fitur-fiturnya yang lengkap serta kemudahan dalam penggunaannya. Adobe Dreamweaver memiliki banyak tool yang memudahkan seorang web design untuk mengedit dan membuat kode-kode dalam halaman web. Fasilitas yang terdapat didalamnya antara lain: Referensi HTML, CSS dan Javascript, Javascript debugger, dan editor kode (tampilan kode dan Code inspector) yang mengizinkan mengedit kode Javascript, XML, HTML, CSS, TEMPLATING dan dokumen teks lain secara langsung.
2.6 DFD (Data Flow Diagram) DFD merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan proses-proses yang terjadi pada sistem yang akan dikembangkan. Dengan model ini, data-data yang terlibat pada masing-masing proses dapat diidentifikasi. Pengembangan DFD biasanya menggunakan cara berjenjang. Dimulai dari context diagram, DFD level 1, DFD level 2 dan seterusnya sesuai dengan kompleksitas dari sistem yang akan dikembangkan. Ada empat elemen penyusun DFD, yaitu: 1. Proses Aktifitas atau fungsi yang dilakukan untuk alasan bisnis yang spesifik biasa berupa manual ataupun terkomputerisasi. 2. Data flow Suatu data tunggal atau kumpulan logis suatu data, selalu diawali atau berakhir pada suatu proses 3. Data store Kumpulan data yang disimpan dengan cara tertentu. Data yang mengalir disimpan dalam data store. Aliran data di-update atau ditambahkan ke data store. 4. External entity Orang, organisasi, atau sistem yang berada di luar sistem tetapi berinteraksi dengan sistem.
2.7 ERD (Entity Relationship Diagram) ERD merupakan gambar atau diagram yang menunjukkan informasi dibuat, disimpan dan digunakan dalam sistem bisnis. Entitas biasanya menggambarkan jenis informasi yang sama. Dalam entitas digunakan untuk menghubungkan antar entitas yang sekaligus menunjukkan hubungan antar data. Pada akhirnya bisa juga digunakan untuk menunjukkan aturan-aturan bisnis yang ada pada sistem informasi yang akan dibangun.
3
Elemen-elemen penyusun ERD adalah sebagai berikut: 1. Entitas 2. Atribut 3. Relasi 4. Kardinalitas 5. Modalitas
3.
Analisis dan Perancangan
3.1 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan langkah analisis masalah atau kendala yang dihadapi, hal ini dilakukan agar diketahui permasalahan apa saja yang menghambat pembuatan sistem baru agar sesuai dengan yang diharapkan. Masalah yang terjadi saat adalah masih minimnya penderita gangguan jiwa yang terlayani di fasilitas kesehatan.
3.2 Analisis PIECES 3.2.1 Analisis Kinerja Tabel 3.1 Tabel Analisis Kinerja
No
Faktor
Hasil analisis
1
Throughput
Jumlah diagnosis yang dapat dikerjakan oleh dokter terbatas setiap harinya oleh hari dan jam kerja.
2
Respon time
Satu dokter hanya mampu melayani satu pasien dalam satu waktu.
3.2.2 Analisis Informasi Tabel 3.2 Tabel Analisis Informasi
No
Faktor
Hasil analisis
1
Akurasi
Informasi yang dihasilkan akurat, namun informasi hanya dapat diperoleh pasien yang berkonsultasi langsung dengan dokter.
2
Relevansi
Informasi yang dihasilkan relevan, namun informasi hanya dapat diperoleh pasien yang berkonsultasi langsung dengan dokter.
3
Tepat waktu
Informasi yang diperoleh terbatas pada jam kerja dokter.
4
3.2.3 Analisis Ekonomi Tabel 3.3 Tabel Analisis Ekonomi No
Faktor
Hasil
1
Manfaat
Manfaat dari penggunaan sistem lama kurang luas, hanya dapat dirasakan oleh pasien yang berkonsultasi langsung dengan dokter.
3.2.4 Analisis Pengendalian Tabel 3.4 Tabel Analisis Pengendalian No
Faktor
Hasil
1
Keamanan data
Keamanan data yang lemah, karena masih dilakukan manual.
3.2.5 Analisis Efisiensi Tabel 3.5 Tabel Analisis Efisiensi No
Faktor
Hasil
1
Waktu
Waktu yang diperlukan kurang efisien, karena dalam satu waktu dokter hanya dapat melayani satu pasien.
2
Hasil
Jumlah pasien yang dilayani terbatas oleh jumlah dokter dan waktu kerja
3.2.6 Analisis Pelayanan Tabel 3.6 Tabel Analisis Pelayanan No
Faktor
Hasil
1
Pelayanan
Pelayanan kepada pasien kurang maksimal, pasien harus datang ke rumah sakit untuk konsultasi dengan dokter.
3.3 Analisis Kebutuhan Sistem 3.3.1 Kebutuhan Fungsional
5
1. Menampilkan menu login untuk admin/pakar. 2. Menampilkan menu utama. 3. Menampilkan menu konsultasi. 4. Menampilkan menu penyakit dan gejala. 5. Menampilkan hasil diagnosis dan saran. 6. Menampilkan menu batuan/petunjuk penggunaan. 7. Halaman manajemen penyakit (tambah penyakit, lihat penyakit, edit penyakit, hapus penyakit). 8. Halaman manajemen gejala (tambah gejala, lihat gejala, edit gejala, hapus gejala). 9. Menampilkan tabel BMI (body mass index).
3.3.2 Kebutuhan Non Fungsional Kebutuhan non fungsional meliputi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan manusia (brainware) untuk pengembangan sistem.
3.4 Analisis Kelayakan Sistem 3.4.1 Analisis Kelayakan Teknologi Dengan perkembangan bahasa pemrograman, khususnya PHP yang digunakan untuk pengembangan sistem membuat sistem pakar yang dibuat bisa membantu peran dokter dalam mendiagnosis pasien.
3.4.2 Analisis Kelayakan Hukum Dalam pembuatan sistem ini harus mengikuti hukum serta perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, sehingga tidak ada unsur yang melawan hukum. Selain itu perangkat lunak yang digunakan merupakan perangkat lunak legal yang berlisensi atau menggunakan aplikasi open source.
3.4.3 Analisis Kelayakan Operasional Sistem baru didesain dan dibuat sedemikian rupa sehingga mudah untuk dioperasikan baik oleh pengguna maupun oleh pengelola sistem. Untuk pengelola sistem nantinya diperlukan pelatihan agar pengelola mengerti bagaimana menjalankan sistem nantinya.
3.5 Perancangan Sistem 3.5.1 Perancangan Database
6
Dalam pembangunan sistem berbasis pengetahuan, pengetahuan yang diperoleh dari pakar dalam bidang tersebut direpresentasikan kedalam bentuk yang dapat diproses komputer. Basis pengetahuan merupakan inti program dari sistem pakar, dimana basis pengetahuan ini merupakan representasi pengetahuan (knowledge representation) dari pakar.
3.5.2 Pembentukan Aturan (Rule) Aturan dibuat berdasarkan pengetahuan pakar dengan kaidah produksi (if – then).
3.5.3 Mesin Inferensi Metode inferensi yang digunakan dalam sistem ini adalah metode forward chaining. User memberikan input kepada sistem dengan menjawab pertanyaan yang diberikan sistem dengan memilih “YA” atau “TIDAK”. Kemudian data input tadi diproses oleh mesin inferensi dengan metode forward chaining berdasarkan gejala yang dialami. Setelah itu gejala-gejala akan dikelompokan berdasarkan masing-masing penyakit dan akan dilakukan pemeriksaan pada basis pengetahuan. Setelah dilakukan pemeriksaan pada basis pengetahuan, sistem dapat memberikan hasil analisis berupa penyakit yang diderita, gejala apa yang dirasakan serta saran untuk pasien.
3.5.4 Perancangan Proses Sistem 3.5.4.1 Perancangan DFD 1. DFD Level 0
Gambar 3.1 DFD Level 0
3.5.4.2 Perancangan Flowchart system
7
Flowchart system menggambarkan tahapan-tahapan proses dari suatu sistem. Flowchart system ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.2 Flowchart System 3.6 Perancangan Tampilan Perancangan interface berperan dalam menghubungkan antara pengguna dengan aplikasi. Peran interface sangat dibutuhkan agar program yang dibuat bisa berjalan dengan baik dan mudah digunakan.
8
4.
Implementasi dan Pembahasan
4.1 Implementasi 4.4.1 Uji Coba Sistem Uji coba sistem bertujuan untuk memastikan bahwa semua elemen sistem bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
4.4.1.1 Uji Coba black box 1. Pengujian Alpha Salah satu bentuk uji coba black box adalah testing validasi. Uji coba ini dinyatakan berhasil jika fungsi-fungsi yang ada pada perangkat lunak sesuai dengan yang diharapkan. Berikut adalah contoh tampilan kesalahan: Jika username dan password tidak diisi:
Gambar 4.1 Tampilan Form Login Admin/Pakar tidak Diisi Pesan kesalahan:
Gambar 4.2 Tampilan Peringatan jika Form Login tidak Diisi
9
Jika username dan password tidak valid:
Gambar 4.3 Tampilan Form Login Admin/Pakar tidak Valid Pesan kesalahan:
Gambar 4.4 Tampilan Peringatan jika Form Login tidak Valid Jika username dan password valid maka akan tampil halaman beranda admin / pakar sesuai hak akses yang dimiliki user. Tabel 4.1 Tabel Item Pengujian Sistem No
Item Pengujian
Detail Pengujian
1.
Login Admin/Pakar
Usermane
Jenis Pengujian Black box
Password 2.
Tambah penyakit
Nama penyakit
Black box
Definisi Solusi 3.
Tambah gejala
Nama gejala
Black box
4.
Tambah relasi
Id_penyakit
Black box
Id_gejala Jika benar
10
No
Item Pengujian
Detail Pengujian
Jenis Pengujian
Jika salah 5.
Tambah pakar
Username
Black box
Password 6.
Ubah Password Pakar
Username lama
Black box
Username baru Password lama Password baru Ulangi password 7.
Login pasien
Username
Black box
Password 8.
Pendaftaran pasien
Nama
Black box
Username Password Alamat Pekerjaan Jenis kelamin Tempat lahir Tanggal lahir 9.
Konsultasi
Konsultasi
Black box
10.
Buku Tamu
Nama
Black box
Email Pesan
2. Pengujian Betha Pengujian betha dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas dari perangkat lunak yang dibangun, apakah hasil diagnosis telah sesuai dengan hasil diagnosis yang dilakukan oleh dokter (pakar) atau tidak. Oleh karena itu diperlukan pengujian dengan membandingkan data hasil diagnosis dokter(pakar) dengan hasil diagnosis yang dilakukan sistem. 4.4.1.2 Uji coba white box Uji coba white box testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi kode program apakah fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran mampu dihasilkan sesuai dengan spesifikasi kebutuhan.
11
4.2 Pembahasan 4.2.1
Pembahasan Metode Inferensi Dalam pengembangan sistem pakar ini menggunakan metode inferensi fordward
chaining (runut maju). Metode ini digunakan untuk mempermudah proses pelacakan penyakit berdasarkan gejala yang diinputkan user sehingga tidak semua gejala harus ditanyakan kepada user.
4.2.2
Pembahasan Kode Program Penulisan program bertujuan untuk mengimplementasikan rancangan yang telah
dibuat dengan menuliskan perintah-perintah atau logika dalam bahasa pemrograman PHP. 4.2.3
Pembahasan Basis Data Sistem pakar dikembangkan menggunakan database pakar_jiwa, berisi 9 tabel,
yaitu: tabel analisis, buku_tamu, gejala, pasien, penyakit, petunjuk, profil, relasi dan user. 4.2.4
Pembahasan Antar Muka Berikut adalah tampilan interface / antar muka sistem:
Gambar 4.5 Tampilan Halaman Login Admin/Pakar
12
Gambar 4.6 Tampilan Halaman Beranda Admin
Gambar 4.7 Tampilan Halaman Beranda Pakar
Gambar 4.8 Tampilan Halaman Beranda Pasien
13
Gambar 4.9 Tampilan Halaman Konsultasi
Gambar 4.10 Tampilan Halaman Hasil Konsultasi
14
5.
Penutup
5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Sistem dapat memberikan kesimpulan penyakit yang diderita berdasarkan masukan gejala pengguna/pasien. 2. Sistem dapat menampilkan gejala dari tiap-tiap penyakit. 3. Pengguna sistem dibagi menjadi 3 level, yakni: a.
Administrator, sebagai pengelola sistem administrator memiliki hak akses penuh atas sistem.
b.
Pakar, hak akses pakar terbatas pada kepakaranya yakni: olah data penyakit, olah data gejala, olah data relasi serta ubah password.
c.
Pengguna biasa, merupakan pengguna sistem yang hak aksesnya hanya input data diri, login pasien, input buku tamu serta melakukan konsultasi.
4. Administrator dapat mencetak laporan penyakit, gejala, relasi, hasil diagnosis, data pasien dan buku tamu dalam bentuk PDF. 5. Administrator dapat menambah, mengubah dan menghapus data pakar. 5.2 Saran Saran yang diberikan penulis untuk membantu pengembangan sistem pakar ini antara lain: 1. Informasi penyakit dan gejala pada sistem ini masih sangat terbatas, sehingga untuk pengembangan sistem selanjutnya diperlukan penambahan informasi penyakit dan gejala agar manfaatnya lebih besar. 2. Pengembangan sistem pakar ini menggunakan metode forward chaining untuk mencari kesimpulan. Pengembangan sistem selanjutnya diharapkan dapat menambahkan faktor kepastian/certainly factor pada masing-masing gejala yang dimasukan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan. 2007. Hargailah Penderita Gangguan Jiwa, http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1669-hargailah-penderitagangguan-jiwa.html, diakses tanggal 14 September 2013. Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha Ilmu. Yogyakarta. Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJIII. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta.
16