APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT SAPI BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Hady Kurniawan Teknik Informatika STMIK ATMA LUHUR PANGKALPINANG Jl. Jend. Sudirman Selindung Lama Pangkalpinang Kepulauan Babel email:
[email protected]
Abstraksi The public's understanding of skin disease in cattle is low. So that the costs to society are quite expensive and also time seen from less efficient.This media advisory is the application of computer-based Expert System method is a forward chaining Tracking method developed by tracing the facts so as to produce a final conclusion or diagnosis. Forward chaining search method using the results showed that the forward chaining method is suitable for the diagnosis of cow skin diseases, being able to recognize the type of cow skin disease based on symptoms met.Application of Expert System is used to diagnose the possibility of skin diseases based on symptoms Cattle entered by the user. The system also displays symptoms of the skin disease that cows entered by the user. Keywords : expert system, forward chaining, cow skin diseases.
1.PENDAHULUAN Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang cepat dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual. Menjadi sistem terkomputerisasi. Dengan kata lain, saat ini komputer tidak hanya digunakan sebagai pengganti mesin ketik atau alat perhitungan biasa. Namun lebih dari sekedar itu, Komputer digunakan untuk mengolah pengetahuan sehingga proses pengambilan keputusan dapat lebih cepat dan akurat. Manusia dapat menjadikan Komputer sebagai pengambil keputusan berdasarkan cara kerja otak manusia dalam mengambil keputusan.
Sehubungan dengan teknologi sistem informasi yang terkomputerisasi tersebut, sistem informasi komputer banyak digunakan sebagai media konsultasi yang merupakan sebuah media atau sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara seorang pakar dengan pengguna (user). ). Dalam bidang medis misalnya, kegiatan konsultasi biasanya dilakukan dengan cara bertatap muka. Sistem pakar sebagai kecerdasan buatan, menggabungkan pengetahuan dan fakta-fakta secara teknik penelusuran untuk memecahkan permasalahan yang secara normal memerlukan keahlian dari seorang pakar. Tujuan utama pengembangan sistem pakar adalah mendistribusikan pengetahuan dan pengalaman seorang pakar kedalam sistem komputer. Sistem pakar ini diimplemintasikan dalam bidang kedokteran, yaitu kedokteran hewan yang
berguna untuk mendeteksi gejala penyakit pada hewan ternak. Secara umum, seluruh wilayah yang ada di Negara Indonesia, khususnya wilayah provinsi kepulauan Bangka Belitung merupakan wilayah yang memiliki potensi cukup besar dapat dijadikan sebagai sentra produksi dalam bidang peternakan sapi, peternakan ayam, petenakan ikan dan lain sebagainya. Selama ini, pemerintah dan masyarakat provinsi kepulauan Bangka Belitung telah mencoba untuk menggali potensi yang ada dibidang pertenakan tersebut. Akan tetapi, hasil yang didapat tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan, bahkan gagal sama sekali. Dari hasil observasi penulis, penyebab gagalnya usaha pemerintah dan masyarakat dalam bidang peternakan ini, antara lain: a. Pengetahuan masyarakat tentang peternakan sangat minim, terutama pengetahuan tentang penyakit hewan dan penangananya, sehingga banyak hewan yang mati terserang penyakit. b. Terbatasnya referensi tentang peternakan. c. Langkanya tenaga ahli dalam bidang peternakan, terutama dokter hewan, menyebabkan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat sangat tinggi. Oleh Karena itu, untuk membantu masyarakat provinsi kepulauan Bangka Belitung yang memiliki antusias yang besar dibidang peternakan, maka penulis bermaksud untuk merancang suatu program aplikasi sistem pakar yang mampu Mendiagnosa tentang penyakit kulit ternak sapi, sehingga para peternak, tidak mengalami kerugian dalam usahanya. Dan Aplikasi ini tidak menutup kemungkinan, bukan hanya untuk perternak sapi saja, tapi kalangan umum, yang ingin mengetahui penyakit kulit sapi dan cara mengatasinya.
2. Tujuan Pustaka Sistem pakar merupakan cabang dari AI (Artificial Inteligent) yang membuat ekstensi khusus untuk spesialisasi pengetahuan guna memecahkan suatu permasalahan pada Human Expert. Human Expert merupakan seseorang yang ahli dalam suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu, ini berarti bahwa expert memiliki suatu pengetahuan atau skill khusus yang dimiliki oleh orang lain. Expert dapat memecahkan suatu permasalahan yang tidak dapat dipecahkan oleh orang lain dengan cara efisien.Pengetahuan di dalam Expert sistem berasal orang atau knowledge yang berasal dari buku-buku referensi, surat kabar atau karya ilmiah orang lain.
Gambar 1: Area Artificial Intellegence (Giarratano dan Riley, 1994)
a.
Metode Proses forward chaining
Pelacakan ke depan adalah pendekatan yang dimotori data (data-driven). Pendekatan ini dimulai dengan pelacakan informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF-THEN.
Gambar 2: Proses forward chaining
3. Metode Penelitian Untuk mengetahui gambaran sistem yang sudah berjalan dalam rangka pengembangan sistem, metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari : a. Pengumpulan data
f.
1.Studi Pustaka Metode pengumpulan data dengan mempelajari dan mengumpulkan bahan dari buku –buku atau sumber yang berkaitan dengan topik permasalahan. 2. Akuisi Pengetahuan Akuisi pengetahuan merupakan proses untuk mengumpulkan data-data pengetahuan mengenai masalah dari suatu pakar. Selain dari pakar, bahan pengetahuan ini dapat diambil dari literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah tersebut, seperti bukubuku, jurnal, artikel, dan lain-lain. b.
Analisa data yang telah dikumpulkan Membuat analisa terhadap data yang sudah diperoleh dan kebijakan pemakai menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan pemodelan. Pemodelan system ini berupa perancangan database, ER-Diagram dan Flowchart, guna mempermudah dalam proses-proses selanjutnya. c. Perancangan dan Desain Sistem Memahami rancangan sistem pakar sesuai data yang ada dan mengimplementasikan model yang diinginkan oleh pengguna. d. Pembuatan Aplikasi Tahap ini merupakan tahap pembuatan dan pengembangan aplikasi sesuai dengan desain sistem yang ditetapkan pada tahap sebelumnya. Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit Sapi Berbasis Web dengan menggunakan Metode Forward Chaining ini dibangun dengan PHP dan MySQL. e. Uji Coba dan Evaluasi Menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur dan sistem secara keseluruhan. Pada tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun. Proses uji coba ini diperlukan
untuk memastikan bahwa sistem yang telah dibuat sudah benar, sesuai dengan karakteristik yang ditetapkan dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang terkandung di dalamnya. Penyusunan Buku Tugas Akhir Tahap terakhir ini merupakan dokumentasi pelaksanaan tugas akhir. Diharapkan, buku tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca yang ingin mengembangkan sistem ini lebih lanjut maupun pada lain kasus.
4. Hasil Pembahasan Pada bagian akan dijelaskan logika bagaimana hubungan antara hasil analisa dan desain program diagnosa Penyakit Kulit Sapi dapat bekerja, dengan memberikan tampilan menu yang telah dibuat. Implementasi merupakan tahap dimana sistem siap dioperasikan pada tahap yang sebenarnya, sehingga akan diketahui apakah sistem yang telah dibuat benar-benar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Menu website sistem pakar untuk user yaitu terdiri dari: a.
b.
c.
d.
Home adalah tampilan halaman awal website yang berisikan gambaran sekilas tentang Penyakit Kulit Sapi. Menu daftar penyakit yang berisikan semua daftar Penyakit Kulit Sapi beserta gejalanya. Menu Konsultasi Berisikan menu layanan pengguna untuk berkonsultasi tentang Penyakit Kulit Sapi dengan memilih gejala yang diderita dan sistem akan menganalisis dari gejala yang dipilih sehingga akan mendapatkan hasil analisanya. Menu Admin Login digunakan untuk login admin, fungsinya untuk input data tentang penyakit dan halaman ini digunakan hanya untuk admin.
a.
Berikut tampilan halaman home
c. Pada form konsultasi dimana seorang user sebelum berkonsultasi harus mengisi identitas terlebih dahulu agar dapat berkonsultasi, setelah selesai mengisi data.. Berikut tampilan form konsultasi:
Gambar 3: halaman awal website
b. Halaman daftar penyakit akan tampil jika diklik pada menu daftar penyakit. Pada halaman ini berisikan semua nama penyakit kulit sapi. Jika diklik lihat maka akan tampil halaman daftar gejala penyakit berdasarakan nama penyakit yang kita pilih:
Gambar 6: halaman form konsultasi
Setelah mengisi data dengan lengkap, pasien proses konsultasi akan berjalan. Penguna diberikan beberapa pertanyan, guna melakukan dianogsa penyakit ternak sapi . Berikut tampilan pertanyaan:
Gambar 7: Jawab pertanyaan Gambar 4: Tampilan Halaman Daftar Penyakit
Setelah penguna menjawab beberapa pertanyaan, maka proses mendianogsa menemukan kesimpulan dari penyakit yang diderita oleh sapi.
Gambar 5: Tampilan Halaman Gejala-Gejala Penyakit Gambar 8: Hasil Analisa penyakit kulit Sapi
d. Admin merupakan aktor penting dalam sebuah sistem. Karena kedudukan admin lebih tinggi dari user. Dalam suatu sistem admin bisa memanipulasi sebuah data. Berikut ini merupakan menu yang ada pada halaman admin:
Daftar Putaka [1] Subronto, 2003. Ilmu Penyakit Ternak (mamalia), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. [2] Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinyal). Jogyakarta: Graha Ilmu. [3] Giarratano dan Riley. 1994. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Jogyakarta: Graha Ilmu
Gambar 9: Home page Admin
5. Kesimpulan dan Saran Penanganan tenaga medis terhadap perternak sapi masih memiliki beberapa permasalahan diantaranya kurangnya Dokter Hewan terhadap ternak sapi. Dengan adanya permasalahan tersebut maka diterapkanlah metode forward chaining dalam sistem diagnosa penyakit kulit sapi untuk memberikan hasil diagnosa, metode forward chaining melakukan penelusuran gejala sehingga menghasilkan diagnosa penyakit, gejala-gejala yang digunakan merupakan gejala prioritas dimana gejala prioritas tersebut harus terpenuhi secara keseluruhan, untuk mendapatkan hasil diagnosa. Sehingga menghasilkan sebuah diagnosa penyakit kulit sapi, serta memberikan cara pencegahan dan pengobatan sesuai dengan gejala yang diderita oleh ternak sapi . Saran Sistem diagnosa penyakit kulit sapi ini sangatlah berpengaruh terhadap Dokter Hewan, sehingganya untuk pengembangan kedepannya diharapkan dapat menambahkan pengetahuan yang lebih lengkap dan terbaru tentang gejala dan jenis penyakit kulit sapi dari dokter yang berbeda, agar selalu menyajikan informasi terkini seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran dengan menggunakan metode lain.
[4] Ignizio. 1991.Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Jogyakarta: Graha Ilmu [5] Jhon Durkin. 1994.Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Jogyakarta: Graha Ilmu [6] Marlin dan Oman. 1998. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Jogyakarta: Graha Ilmu [7] Heckerman. 1986. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Jogyakarta: Graha Ilmu [8] Turban. 1998. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Jogyakarta: Graha Ilmu [9] Moris W. Firebaugh. 1989. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Jogyakarta: Graha Ilmu [10] Riskadewi dan Antonius Hendrik. 2005. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Jogyakarta: Graha Ilmu