SISTEM PAKAR PANDUAN ZAKAT BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN METODE DEPTH FIRST SEARCH (Study Kasus : LAZISWA At-taqwa Kota Cirebon) Achmad Hamzah Nasrullah, Dadang Sudrajat Sekolah Tinggi Manajemen Informatika STMIK - IKMI Cirebon Perjuangan Jl. PerjuanganNo. 10-B Majasem Cirebon email :
[email protected],
[email protected] Abstrak
Zakat merupakan satu rukun yang bercorak sosial-ekonomi dari lima rukun Islam. Dengan zakat , di samping ikrar tauhid (syahadat) dan shalat, seorang barulah syah masuk kedalam barisan umat Islam dan diakui keislamanya, sesuai dengan firman Allah: “Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudarasaudaramu seagama. Dan kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (Qs. At-taubah: 11). Zakat, infaq dan sodaqoh mempunyai peranan yang penting berkaitan tentang tanggung jawab sosial, ekonomi, dan kejiwaan. Pada tanggung jawab sosial zakat bersifat identitas sosial, seperti menolong yang mempunyai kebutuhan, menolong orang-orang yang lemah. Seperti: fakir, miskin, orang yang berutang dan ibnu sabil. Dari ekonomi dapat merangsang si pemilik harta kepada amal perbuatan untuk mengambil apa yang telah di ambil dari mereka. Ini terutama jelas sekali pada zakat mata uang, dimana Islam melarang menumpuknya, menahanya dari peredaran dan pengembangan. Dari segi kejiwaan zakat mempunyai sasaran-sasaran dan dampak -dampak dalam menegakan akhlak mulia yang diikuti dan dilaksanakan oleh umat Islam serta dalam memelihara ruh dan nilai yang ditegakan oleh umat, dibangun kesadaranya dan dibedakan dengan itu kepribadianya. Kata Kunci :Sistem Pakar, Depth First Search, Zakat A. Latar Belakang Perkembangan teknologi akhir-akhir ini sangatlah pesat, baik dibidang ekonomi, budaya maupun bisnis. Dengan terus berkembangnya teknologi, dunia kerja juga harus mengikuti perkembangan tersebut. Untuk menunjang segala aktifitas baik secara langsung maupun tidak langsung. Saat ini masyarakat muslim masih banyak yang belum mengetahui pemahaman tentang zakat, infaq dan shodaqoh sehingga sangat perlu bentuk sosialisasi untuk pemahaman tentang hal tersebut. Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat, masyarakat pun lebih memilih untuk menggunakan informasi secara digital dibandingkan dengan bentuk fisik dikarenakan lebih efisien dan mudah. Aplikasi android juga menjadi suatu hal yang sering menjadi pilihan untuk mendapatkan informasi saat ini. Bagaimana tidak, pengguna hanya harus
mendownload aplikasi dan langsung bisa mendapatkan aplikasi tersebut terinstal di perangkat mereka. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan di atas, maka dibuatlah aplikasi dengan nama “Sistem Pakar Panduan Zakat berbasis Android dengan metode Depth First Search” yang akan memberikan informasi tentang pengertain berbagai macam zakat dan cara perhitungan zakat. 1.1
Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang permasalahan dari pendahuluan diatas, kita bisa menyimpulkan beberapa perumusan masalah yang dapat ditarik dari masalah tersebut. Penarikan perumusan masalah ini agar menjadi acuan untuk memecahkan masalah dalam sistem pakar yang akan dibuat.
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
1
1. Bagaimana membangun sistem pakar yang mudah memberikan pemahaman tentang ilmu zakat, infaq, dan sodaqoh? 2. Bagaimana sistem pakar memberikan kemudahan dalam penghitungan zakat? 3. Bagaimana membangun dan mengembangkan sistem pakar agar lebih menarik dan lebih user friendly? 1.2
Tujuan dari penelitian ini adalah membantu lembaga zakat agar bisa memberikan pemahaman zakat secara tersebar dan menyeluruh kepada masyarakat tanpa harus mengunjungi kantor atau bertanya kepada yang lebih ahli, sehingga masyarakat bisa melaksanakan zakat, infaq, dan sodaqoh dengan ketentuan yang benar. Batasan Masalah Melihat begitu besarnya cakupan yang ada dalam ilmu zakat, maka disini penulis merasa harus membatasi agar tidak berkutat terlalu dalam. Penulis membatasimasalah tersebut dalam beberapa poin, diantaranya : 1. Studi kasus dilakukan di Lembaga Amil Zakat Infaq Sodaqoh dan Wakaf (LAZISWA) At-taqwa Kota Cirebon 2. Sistem Pakar Panduan Zakat berbasis android 3. Sistem Pakar yang dibangun hanya untuk memberikan informasi zakat, infaq, dan sadaqah 4. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman JAVA dan XML 5. Sistem pakar yang dibangun menggunakan metode Depth First Search.
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: A. Manfaat Teoritis : Hasil dari penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan tentang zakat terutama tentang konsep-konsep zakat serta perhitungannya. B. Manfaat Praktis : Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang terdapat di kalangan masyarakat umum.
Maksud dan Tujuan Penulisan
a. Membangun sistem pakar yang dapat memberikan pemahaman tentang ilmu zakat, infaq, dan sodaqoh. b. Membantu memberikan kemudahan kepada user dalam melakukan penghitungan zakat dimanapun dan kapanpun.
1.3
1.4
B. Tinjauan Pustaka 2.1 Sistem Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks.[4] Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu “Sistema” yang berarti suatu kesatuan yang saling bergantung dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian lainnya atau sering disebut subsistem. Sistem suatu jaringan kerja dari beberapa prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu tujuan tertentu untuk menerima input lalu memprosesnya dan akhirnya menghasilkan output. Secara umum sistem adalah suatu jaringan kerja yang saling memiliki keterkaitan antara bagian dan prosedur yang ada, yang berkumpul dalam suatu organisasi untuk melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan secara khusus Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang berinteraksi atau saling berkaitan sehingga mempengaruhi dalam melaksanakan kegiatan bersama-sama dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. 2.1.1 Karakteristik Sistem Pakar
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
2.1 Sistem Pakar Ada beberapa definisi tentang Sistem Pakar, antara lain sebagai berikut : 1. Menurut Durkin : Sistem Pakar adalah suatu program computer yang dirancang untuk
2
memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan seorang pakar. 2. Menurut Ignizo : Sistem Pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat dibandingkan dengan keahlian seorang pakar. 3. Menurut Giarratano dan Riley : Sistem Pakar adalah suatu sistem computer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.(Kusrini, 2010:5) 2.1.1 Apa itu Pakar Pakar adalah seorang yang memiliki kemampuan khusus terhadap suatu permasalahan, misalnya : dokter, petani, ahli permesinan, dan lain-lain. Ciri-ciri pakar ialah sebagai berikut : 1. Dapat mengenali dan merumuskan masalah. 2. Menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat. 3. Belajar dari pengalaman. 4. Restrukturisasi pengetahuan. 5. menentukan relevansi.(Kusrini, 2010:6) Jenis-jenis pengetahuan yang dimiliki dalam kepakaran adalah sebagai berikut 1. Teori-teori dari permasalahan. 2. Aturan dan prosedur yang mengacu pada area permasalahan. 3. Aturan (heuristic) yang harus dikerjakan pada situasi yang terjadi. 4. Strategi Global untuk menyelesaikan berbagai jenis masalah. 5. Meta-knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan) 6. Fakta-fakta.(Kusrini, 2010:6) 2.1.2. Apa itu Pengetahuan Pengetahuan adalah Data yang diproses menjadi informasi dan menjadi suatu pengetahuan. Dari penejelasan diatas, alasan mendasar mengapa Sistem Pakar dikembangkan untuk menggantikan seorang pakar. 1. Akses informasi yang tiada batas untuk menyediakan informasi kepakaran. 2. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar. 3. Melanjutkan kepakaran dari seorang pakar. 4. Informasi kepakaran masih mahal. 5. Kepakaran dibutuhakan juga pada lingkungan yang kurang mendukung.(Kusrini, 2010:7)
2.1.3. Bentuk Sistem Pakar Ada 4 bentuk Sistem Pakar, yaitu sebagai berikut : 1. Berdiri sendiri, Sistem Pakar jenis ini merupakan Softwere yang berdiri sendiri, tidak tergantung dengan softwere yang lain. 2. Tergabung. Sistem Pakar jenis ini merupakan bagian dari program yang terkandung di dalam suatu algoritma (konvensional) atau merupakan program dimana di dalamnya memanggil algoritma subrutin lain (konvensional). 3. Menghubungkan dengan softwere yang lain. Bentuk ini biasanya menghubungkan Sistem Pakar yang menghubungkan suatu paket program tertentu, misalnya DBMS. 4. Sistem Mengabdi. Sistem Pakar merupakan bagian dari komputer khusus yang dihubungkan dengan suatu fungsi tertentu, misalnya Sistem Pakar yang digunakan untuk membantu menganalisis data radar.(Kusrini,2010:9) Ada beberapa alasan mendasar mengapa sistem pakar dikembangkan untuk menggantikan seorang pakar, di antaranya :
2.2
Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi. Secara otomatis mengerjakan tugastugas rutin yang membutuhkan seorang pakar. Seorang pakar akan pensiun atau pergi. Seorang pakar adalah mahal. Kepakaran juga dibutuhkan pada lingkungan yang tidak bersahabat (hostile environtment). Mesin Inferensi
Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, untuk memformulasikan kesimpulan (Turban, 1995).Mesin inferensi memulai pelacakannya
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
3
dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam sebuah basis data. Menurut Turban (1995), Ada dua metode inferensi yang penting dalam sistem pakar, yaitu : a. Forward Chaining (pelacakan ke depan) Pelacakan ke depan adalah pendekatan yang dimotori data (data-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai dengan bagin IF-THEN.
b. Breadht-first Search Breadht-first Seacrh adalah teknik penulusuran data pada semua node dalam satu level atau satu tingkatan sebelum ke level atau tingkatan bawahnya (?). Breadht-first Seacrh bergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada setiap tingkat diuji sebelum pindah ke tingkat selanjutnya.(?)
b. Backward Chaining (pelacakan ke belakang) Pelacakan kebelakang adalah pendekatan yang dimotori tujuan (goal-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan di mulai dari tujuan, selanjutnya proses pelacakan menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya. Proses berlanjut sampai semua kemungkinan ditemukan Dua pola pencarian diatas akan bergantung pula pada pola penelusuran yang diterapkan. Ada tiga jenis pola penelusuran yang dapat digunakan depth-first search, breadth-first search, dan best first search. a. Depth-First Search Depth-First Search adalah teknik penelusuran data pada node-node secara vertikal dan sudah terdefinisikan.Misalnya dari kiri ke kanan (?).Depth-First Search melakukan penulusaran kaidah secara mendalam dari simpul akar bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan (?).
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
c. Best-first Search Best-first Search adalah penelusuran yang menggunakan pengetahuan akan suatu masalah untuk melakukan panduan pencarian kearah node tempat dimana solusi berada. Pencarian jenis ini dikenal juga sebagai heuristic (?).dapat dikatakan pula best-first search bekerja berdasarkan kombinasi dua metode sebelumnya(?).
4
hampir sama dengan menghitung zakat harta (mal). Pertama, tentukan besaran nishab dengan rumus harga beras (per kilogram) dikalikan dengan 520 kilogram. Kemudian menghitung nilai pendapatan bersih, yaitu dengan rumus: besaran pendapatan dikurangi utang yang jatuh tempo pada bulan berlaku. Jika nilai pendapatan bersih sama dengan atau lebih dari besaran nishab, maka nominal zakat yang dibayarkan adalah 2,5% dari nilai pendapatan bersih. c) Rumus Zakat Harta Rumus yang digunakan untuk menghitung zakat harta (tahunan) adalah dengan menentukan besaran nishab lebih dulu dengan rumus: harga emas (per gram) dikalikan 85gram. Kemudian menghitung nilai harta bersih, yaitu dengan rumus: total harta dikurangi utang yang jatuh tempo pada tahun berlaku. Jika nilai harta bersih sama dengan atau lebih dari besaran nishab, maka nominal zakat yang dibayarkan adalah 2,5% dari nilai harta bersih.(Hikmati, 2012:8)
2.3 Android Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi.(Nudleman,2013:6) 2.4 Zakat Zakat (Bahasa Arab: زك اةtransliterasi: Zakah) adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya).Menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Zakat merupakan rukun ketiga dari rukun Islam.(Hikmati, 2012 :3) 2.4.1 Macam-macam Zakat Zakat pada umumnya dibagi menjadi 2 kategori yaitu : a) Zakat Fitrah Zakat Fitrah adalah zakat yang diwajibkan pada akhir puasa ramadhan, hukumnya wajib atas setiap orang muslim, kecil atau dewasa, laki-laki atau perempuan, budak atau merdeka.(Hikmati, 2012 :4) b) Zakat Maal Zakat Maal adalah bagian dari harta seseorang atau badan hukum yang wajib diberikan kepada orang-orang tertentu setelah mencapai jumlah minimal tertentu dan telah dimiliki selama jangka waktu tertentu pula.(Hikmati, 2012 :4)
2.4.2
Rumus Perhitungan zakat Berikut adalah Rumus Rumus Perhitungan zakat : a) Rumus Zakat Fitrah Rumus yang digunakan untuk menghitung zakat fitrah adalah jiwa dikalikan nishab. Besaran nishab didapat dari harga beras (per kilogram) dikalikan 2,5kilogram. b) Rumus Zakat Profesi Rumus yang digunakan untuk menghitung zakat profesi (bulanan)
2.5
Unified Modeling Language
2.5.1. Definisi UML (Unfied Modeling Language) UML (unified modeling language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma ‘Berorientasi Objek’. Pemodelan (Modeling) digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami. Tujuan pemodelan adalah sebagai sarana analis, pemahaman visualisasi, dan komunikasi antar anggota tim pengembang ( saat seorang analis perangkat lunak bekerja dalam tim yang beranggotakan beberapa/banyak anggota), serta
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
5
sebagai sarana dokumentasi (yang bermanfaat untuk melakukan pengujian terhadap perangkta lunak yang telah diselesaikan). UML yang sesungguhnya merupakan metodologi kolabolari antara metode-metode Booch yang dikembangkan oleh Graddy Booch.OMT (Object Modeling Technique) yang dikembangkan oleh DR. James Rumbaugh, serta OOSE (Object Oriented Softwere Engineering) yang dikembangkan oleh Ivar Jacobson, dan beberapa metode lainnya, merupakan metodelogi yang paling sering/paling tepat digunakan saat ini yang mengadaptasi penggunaan bahasa-bahasa pemograman yang berparadigma berorientasi objek.(Siamarta, 2011 :14) 2.5.2 View UML Menurut Siamarta (2011), Sesungguhnya tidak ada batasan tegas diantara berbagaii konsep dan konstuksi dalam UML, untuk menyederhanakan dengan membagi sejumlah besar konsep dan diagram dalam UML menjadi beberapa view. View merupakan sejumlah kontruksi pemodelan UML yang mereprentasikan suatu aspek tertentu dai sistem/perangkat lunak. View dapat dibagi menjadi 3 area utama, yaitu : 1. Klasifikasi struktural (structural clasification) Mendeskripsikan hubungan segala hal yang ada di dalam sistem. 2. Kelakuan dinamik (dynamic behavior) Mendeskripsikan kelakuan sistem, atau urutan perubahan yang dialami sistem. 3. Pengelolaan model (model management) Mendeskripsikan keterkaitan organisasi dengan hirarki unit yang ada dalam sistem. Selain hal diatas, UML juga memiliki beberapa kontruksi yang memungkin perluasaan (Extensibility) terbatas yang sangat bermanfaat, diantaranya batasan-batasan (constrain), stereotype, dan nilai-nilai penanda (tagged value). 2.5.3 Use Case Diagram Menurut Booch (2005), suatu use case diagram menampilkan sekumpulan use case dan aktor (pelaku) dan hubungan diantara use case dan actor tersebut. Use case diagram digunakan untuk penggambaran use case statik dari suatu
sistem. Use case diagram penting dalam mengatur dan memodelkan kelakuan dari suatu sistem. Use case menjelaskan apa yang dilakukan sistem (atau subsistem) tetapi tidak menspesifikasi cara kerjanya. Flow of event digunakan untuk menspesifikasi cara kerjanya kelakuan dari use case. Flow of event menjelaskan use case dalam bentuk tulisan dengan sejelas-jelasnya, dintaranya bagaimana, kapan use case dimulai dan berakhir, ketika use case berinteraksi dengan actor, obyek apa yang digunakan, alur dasar dan alur alternatife. Terdapat beberapa simbol dalam menggambarkan diagram use case, yaitu use cases, aktor dan relasi. 2.5.4 Activity Diagram Menurut Booch (2005), activity diagram memperlihatkan alur langkah demi langkah dalam suatu proses. Suatu aktivitas menunjukkan sekumpulan aksi (secara sekuensial atau bercabang dari satu aksi ke aksi lain), dan nilai yang dihasilkan atau digunakan oleh aksi-aksi yang terjadi. Activity diagram ditunjukkan untuk memodelkan fungsi dari suatu sistem dan menekankan pada alur dari kontrol didalam pelaksanaan dari suatu tindakan. Berikut adalah elemen-elemen yang ada pada diagram aktivitas. 2.6. Class Diagram
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
Menurut Booch (2005), class diagram menunjukan sekumpulan kelas, antarmuka, dan kerjasama serta hubungannya. Class diagram digunakan untuk memodelkan perancangan statik dari gambaran dari gambaran sistem.Biasanya meliputi pemodelan vocabulary dari sistem, pemodelan kerjasama, atau pemodelan skema.Classs diagram dapat digunakan untuk membangun sistem yang dapat dieksekusi melalui teknik forward and reverse, selain untuk penggambaran,menspesifikasikan, dan pendokumentasian struktur model.
6
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
2.7. Metode Prototype Prototype merupakan metode pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan. Dengan menggunakan metode ini konsumen potensial menggunakan Prototype dan menyediakan masukkan untuk tim pengembang sebelum pengembangan skala besar dilakukan. Dengan menggunakan pendekatan ini, konsumen dan tim pengembang dapat mengklarifikasi kebutuhan dan interpretasi mereka.(Siamarta, 2011 :20)
2.7.1 Tahapan Pengembangan Prototype
5.
Menguji Sistem Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, kemudian dilakukan proses Pengujian.
6.
Evaluasi Sistem Pelanggan mengevaluasi apakah perangkat lunak yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika ya, maka proses akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya, namun jika perangkat lunak yang sudah jadi tidak/belum sesuai dengan apa yang diharapkan, maka tahapan sebelumnya akan diulang.
7.
Menggunakan Sistem Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.(Siamarta, 2010, 45)
Proses
Adapun tahapan dalam proses pengembangan prototype dibagi menjadi 7 tahap yaitu: 1.
2.
Pengumpulan Kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
Membangun Prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output). 3. Evaluasi Prototyping Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan, apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan atau belum. Jika sudah sesuai, maka langkah selanjutnya akan diambil. Namun jika tidak, prototyping direvisi dengan mengulang langkah-langkah sebelumnya. 4. Mengkodekan Sistem
C. Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi Setelah sistem dianalisis dan didesain secara rinci, maka akan menuju tahap implementasi. Implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem sehingga siap untuk dioperasikan.Implementasi bertujuan untuk mengkonfirmasi modul – modul perancangan, sehingga pengguna dapat memberi masukan kepada pengembang sistem. 4.1.1. Implementasi Antarmuka Tujuan implementasi adalah untuk menerapkan perancangan yang telah dilakukan terhadap sistem sehingga pengelola dapat memberi masukan demi berkembangnya system yang telah dibangun sebagai simulasi dari model Analytical Hierarchy. Process (AHP). Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan implementasi dan pengujian aplikasi yaitu sebagai berikut :
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
7
4.1.1.1
Halaman
Dashborad
Menu
Utama Pada saat mengetikan icon aplikasi pada perangkat mobile, user akan langsung mendapati dashborad Menu utama. Pada halaman ini user bisa langsung memilih beberapa opsi menu yang tersedia.
Gambar 4.2. Tampilan Halaman Pilihan Analisa Zakat
4.1.1.3
Halaman
Pertanyaan
Analisa
Zakat Halaman ini berisikan tentang pertanyaan untuk menganalisa kebutuhan zakat user.
2 Gambar 4.1. Halaman Dashboard Utama. 4.1.1.2 Halaman
Utama
Menu
Analisa
Kebutuhan Zakat
Halaman ini berisikan menu analisa kebutuhan zakat, dibagi menajadi 2 tipe analisa yaitu analisa kebutuhan zakat pada umumnya dan analisa kebutuhan zakat pada khususnya. Gambar 4.3. Halaman Pertanyaan Pertama Analisa Zakat 4.1.1.4 Halaman Pernyataan Hasil Analisa Zakat Yang Memenuhi Syarat
Halaman ini berisi tentang pernyataan bhawa user telah terpenuhi untuk mengeluarkan zakat.
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
8
Gambar 4.6 Tampilan Halaman Kalkulator Zakat Gambar 4.4. Halaman Pernyataan Hasil Analisa Kebutuhan Zakat Yang Terpenuhi
4.1.1.5
Halaman Tampilan Menu Kalkulator Zakat Halaman ini berisika tentang pilihan kalkulator zakat yang akan user gunakan yaitu kalkulator zakat fitrah, kalkulatro zakat mal, dan kalkulator zakat profesi.
Gambar 4.5 Halaman Utama Menu Kalkulator
D. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan Sistem pakar panduan zakat berbasis android yang telah dilakukan, maka dapat diambi lkesimpualan sebagai berikut : 1. Sistem ini sebagai media untuk mendapatkan informasi tentang ilmu zakat. 2. Sistem dapat menjadi salah satu media untuk mendapatkan pengetahuan tentang zakat 3. Sistem ini dapat membantu dalam melakukan perhitungan zakat 4. Hasil pengolahan statistic pada Tabel 4.13 Menunjukan bahwa nilai t hitung = 6,080876 lebih besar dari t tabel 2,093. Maka H0 diterima dan H1 di tolak . jadi kesimpulanya adalah fitur sistem pakar panduan zakat yang di buat memenuhi harapan responden . 5.2 Saran Berdasarkan Kesimpulan-kesimpulan yang telah dikemukakan , dapat diajukan beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut terhadap Sistem ini antara lain :
4.1.1.6 Halaman Kalkulator Zakat Fitrah Halaman ini berisikan tentang perhitungan zakat fitrah. Tersedia kolom untuk mengisikan jumlah jiwa, Harga Beras, dan kolom yag menampilkan Nominal yang harus dikeluarkan.
1. Diharapkan Sistem ini dapat dikembangkan lagi, dikarenakan belum adanya menu untuk pembaharuan harga emas. 2. Diharapkan untuk selanjutnya Sistem ini bias dijalankan secara online, agar lebih interaktif lagi. Diharapkan sistem ini dapat dikembangkan lagi untuk penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama.
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
9
E. Daftar Pustaka Amin, Kosasih, 2010, Web Standard : HTML, CSS3, dan XML. Bandung: Informatika. Durkin, John. 1994. Expert Systems Design and Development. Prentice Hall International Inc. Hikmat, Kura, 2012, Panduan Pintar Zakat. Jakarta: QultumMedia. Kusrini, 2010, Sistem Pakar dan Aplikasi. Jakarta: Andi Publisher. Nudelman, Greg, 2013, ANDROID PATTERNS. America: Wiley
DESIGN
Safaat, Nazruddin, 2014, Aplikasi Berbasis Android : Berbagai Implementasi & Pengembangan Aplikasi Mobile Berbasis Android. Jakarta: Informatika Suraya, 2012, Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit THT Berdasarkan Gejalanya Untuk Menentukan Alternatif Pengobatan Menggunakan Tanaman Obat, Yogyakarta, November 2012, ISSN: 1979-911X Tristianto, Dikdik, 2010, Aplikasi Sistem Pakar Untuk Menentukan Profil Manusia Berdasarkan Konsep Passion, Bandung, Juli 2010, ISSN: 1899431V Turban, Efraim, 1995, Decision Support System and Expert System, 4th ed., Prentice-Hall, Inc., New Jersey, William Stubblefield, George F.Lugger, 2010, Artificial Intelligence: Structures and Strategies for Complex Problem Solving, England. Yuwono, Bambang, 2010, Pengembangan Sistem Pakar Pada Perangkat Mobile Untuk Mendiagnosa Penyakit Gigi, Yogyakarta, Mei 2010, ISSN: 19792328 Zikmund, William, 2003. Business Methods. Thomson South-Western.
Research
Siamarta, Janner, 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Andi, Yogyakarta. Grady, Booch, 2005. The Unified Modeling Language Reference Manual. Addison-Wesley.
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
10