SISTEM INTENSIFIKASI PADI AEROB TERKENDALI BERBASIS ORGANIK DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG, KOTA MALANG INTENSIFICATIONSYSTEMBASEDCONTROLLEDORGANICRICEAEROBIC IN TUNGGULWULUNG, MALANG CITY Elik Murni Ningtias N.,1) Toto Suharjanto2) 1) 2)
StafPengajarJurusanAgroteknologiUniversitasWidyagama Malang Staf Pengajar Jurusan Agroteknologi Universitas Widyagama Malang
ABSTRAK Pengelolaan budidaya tanaman padi saat ini sering mengalami kesulitan pada penyediaan sarana produksi berupa pupuk. Masalah penyediaan pupuk dikarenakan oleh keterbatasan modal usaha tani dan juga diakibatkan oleh seringnya terjadi kelangkaan pupuk yang mengakibat harga pupuk menjadi tidak stabil. Budidaya tanaman padi dengan sistem intensifikasi padi aerob terkendali dengan menerapkan sistem produksi yang menyatukan pemanfaatan potensi biologis tanah, managemen tanaman, pemupukan dan tata air secara terpadu yang mendukung pertumbuhan dan perakaran tanaman padi. Pemanfaatan limbah jerami padi sebagai pupuk dapat mengurangi biaya usaha tani dan memperbaiki kesuburan tanah yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Metode yang digunakan yaitu dengan demoplot. Hasil penerapan IPAT-BO yaitu memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman padi yaitu pada tinggi tanaman, jumlah anakan dan hasil panen. Hasil panen pada penerapan budidaya padi IPAT-BO 9,10 ton/ha. Kata Kunci : Padi, Intensifikasi, Aerob, Organik
ABSTRACT Management of the current rice cultivation often have difficulty in providing the means of production of fertilizer. Problem because of limited supply of fertilizer farm capital and also due to the frequent scarcity of fertilizers which cause the price of fertilizer to be unstable. Cultivation of rice plants with aerobic system of rice intensification of production systems controlled by applying a potential to unite the utilization of biological soil, crop management, fertilization and water system in an integrated manner that supports growth and roots of rice plants. Utilization of rice straw waste as fertilizer can reduce farm costs and improve soil fertility to increase growth and yield of rice plants. The method used is the demo plot. The results of application of the IPAT-BO is to improve soil fertility and enhance the growth of rice plants on plant height, number of tillers and yield. Yields of rice cultivation on the application of IPAT-BO 9.10 tonnes/ha. Keywords: Rice, intensification, aerobic, Organic
AGRIKA, Volume 6, Nomor 1, Mei 2012 rekomendasi. Petani yang mempunyai
PENDAHULUAN
padi
Pengelolaan budidaya tanaman
cukup modal melakukan pemupukan
saat
sesuai dengan dosis rekomendasi.
kesulitan
ini
sering
pada
mengalami
penyediaan
produksi berupa pupuk.
Hasil
sarana
diperoleh
Masalah
penyediaan pupuk dikarenakan
rata-rata petani
padi
di
yang
kelurahan
Tunggulwulung,baik yang melakukan
oleh
keterbatasan modal usaha tani dan juga
pemupukan
diakibatkan oleh seringnya
terjadi
dibawah dosis rekomendasi rata-rata
kelangkaan pupuk yang berdampak
hasil padi sebesar 3,4 ton/ha (Data
pada harga pupuk menjadi tidak stabil.
Monografi Desa, 2010). Hasil rata-rata
Hal ini mengakibatkan petani dalam
tersebut lebih rendah dibandingkan
usaha
dengan hasil rata-rata padi secara
taninya
pemupukan
hanya
seadanya
memperhatikan jumlah
saja
seberapa
pupuk/dosis
dibutuhkan
melakukan
pupuk
untuk
sesuai
dosis
maupun
nasional yang dapat mencapai 4,0 – 6,0
tanpa
ton/ha.
banyak
Penerapan
yang
teknik
budidaya
yang sama oleh petani dan perbedaan
pertumbuhan
dosis
tanaman padi.
pupuk
yang
diberikan
Rekomendasi pemupukan pada
memberikan rata-rata hasil padi masih
budidaya padi sawah yaitu penggunaan
dibawah produksi rata-rata nasional.
pupuk anorganik berupa urea, SP-36
Rendahnya hasil padi sawah secara
dan KCL.
Rekomendasi setempat
umum disebabkan oleh menurunya
dosis pupuk untuk budidaya tanaman
tingkat kesuburantanah sawah akibat
padi di kota Malang masing-masing
dari
sebanyak 150 kg urea/ha, SP-36 100
secara terus menerus (Anonim,2008).
kg/ha dan KCl 75 kg/ha (Dinas
Permasalahan rendahnya hasil padi
Pertanian,
sawah
2010).
Selain
pupuk
pemakaian
pupuk
tersebut
anorganik
perlu
upaya
anorganik petani juga memberikan
penanganan untuk mengatasinya agar
pestisidaberupa furadan 3 G dan
hasil tanaman padi dapat meningkat
mankozeb.
setara dengan potensi produksi padi yang optimal.
Harga pupuk anorganik yang terus modal
meningkat usaha
dan
tani
Budidaya tanaman padi dengan
keterbatasan sistem
mengakibatkan
intensifikasi
padi
aerob
sebagian petani yaitu 75 % dari petani
terkendali dengan menerapkan sistem
melakukan pemupukan dibawah dosis
produksi 13
yang
menyatukan
Elik Murni N.N, Totok S, Sistem Intensifikasi Padi Aerob Terkendali … pemanfaatan potensi biologis tanah,
yang diperlukan oleh tanaman dengan
managemen tanaman, pemupukan dan
jumlah dan komposisi yang tepat guna
tata
air
terpadu
yang
mencapai
hasil
pertumbuhan
dan
(Reijntjes,
Haverkort
secara
mendukung
yang
optimal
dan
Bayer,
2007).
perakaran tanaman padi (Simarmata.
Budidaya tanaman padi dengan
2008).Pemanfaatan limbah jerami padi sebagai pupuk dapat mengurangi biaya
sistem
usaha tani dan memperbaiki kesuburan
terkendali
tanah
jerami padi sebagai pupuk hayati dan
yang
dapat
meningkatkan
pupuk
pertumbuhan dan hasil tanaman padi.
intensifikasi
padi
dengan
organik
aerob
memanfaatkan
dapat
memberikan
Hasil panen utama budidaya
manfaat dalam budidaya tanaman padi.
tanaman padi berupa bulir padi diikuti
Pada budidaya tanaman padi dengan
dengan hasil samping berupa limbah
sistem
yaitu jerami padi. Setiap 1 ha tanaman
terkendali tidak tergantung pada jenis
padi
padi
pupuk anorganik seperti urea, ZA, SP
Sampai
36 dan KCl, dapat menghemat biaya
dengan saat ini pemanfaatan jerami
usaha tani. Pemakaian pupuk organik
padi belum dilakukan, limbah jerami
mampu memperbaiki kesuburan tanah
padi
atau
dengan memperbaiki struktur tanah
pakan
dan sistem biologis tanah (Simarmata,
menghasilkan
sebanyak
5,2-6,3
hanya
dimanfaatkan ternak.
jerami ton/ha.
dibakar untuk
saja bahan
pupuk
pada
sistem
aerob
terkendali
berbasis
aerob
Teknik budidaya tanaman padi
pengaplikasian
teknik budidaya padi intensifikasi padi terkendali
padi
2008).
Jerami padi sebagai sumber
bahan
intensifikasi
organik.
intensifikasi berbasis
padi
aerob
organik
yaitu
Pemupukan pada sistem intensifikasi
memadukan pengelolaan kebutuhan
padi
jumlah
aerob
terkendali
dengan
air
lebih
sedikit
dengan
memanfaatkan jerami padi hasil panen
tataudara tanah yang terkendali dan
sebelumnya berorientasi hasil yang
pemenuhan
sesuai dengan prinsip LEISA (low
anorganik
external
pupuk organik.
input
agriculture).
of
sustainable
Pemupukan
budidayai
yang
kebutuhan sebagian
dipenuhi
pupuk dari
Penerapan teknologi
intensifikasi
padi
aerob
diberikan dengan memasukkan bahan
terkendali berbasis organikdi kelurahan
baku yang ada sebagai sumber unsur
Tunggulwulung dengan tujuan untuk
hara makro dan mikro atau makanan
mengurangi 14
penggunaan
pupuk
AGRIKA, Volume 6, Nomor 1, Mei 2012 anorganik
dan
sapi
memperbaiki
sebanyak 50 kg dan sekam
pertumbuhan dan hasil tanaman padi
padi sebanyak 150 kg selanjutnya
sawah.
di taburi kapur dan dicampur merata. Campuran bahan kompos diberi larutan bioaktivator yang
METODE intensifikasi
telah diencerkan (10 ml/liter air)
padi aerob terkendali berbasis organik
sampai lembab. Selanjutnya bahan
di kelurahan Tunggulwulung, Kota
ditutup plastik/terpal dan untuk
Malang
menjaga suhu tidak meningkat
Pengaplikasian
sistem
dengan
membuat
petak
demoplot.Petak Demoplotterdiri dari 3
(panas)
dilakukan
petak yaitu :
Setelah 7 hari kompos bokashi siap
Demoplot 1 : Sistem IPAT-BO dengan
untuk diaplikasikan. 2. Budidaya
1 tanaman/lubang tanam,
pembalikan.
tanaman
padi
Demoplot 2 : Sistem IPAT-BO dengan
intensifikasi padi aerob terkendali
2 tanaman/lubang tanam
berbasis organik :
Demoplot 3 : Sistem IPAT-BO dengan
a. Pengolahan
tanah
sawah.:
Pengolahan
tanah
pertama
2 tanaman/lubang tanam
dilakukan
Pelaksanaan budidaya tanaman
untuk
membalik
disertai
dengan
padi intensifikasi padi aerob terkendali
tanah,
berbasis organik sebagai berikut :
pengaplikasian pupuk bokashi
1. Pengolahan limbah jerami padi
dengan dosis 500 kg/1000 m2,
menjadi pupuk organik.
kemudian dibiarkan selama 3
Pengolahan limbah jerami padi
minggu,
menjadi pupuk organik atau yang
pengolahan tanah kedua untuk
dikenal dengan nama bokashi.
menghaluskan tanah.
Pembuatan
pupuk
organik
dilaksanakan
dengan
metode
dilanjutkan
dengan
b. Pembuatan petak dan saluran irigasi dalam,
komposting untuk mempersingkat
Pembuat petak-petak dengan
waktu.
Komposting jerami padi
ukuran lebar 240 cm dan
sebagai berikut : limbah jerami
saluran irigasi dalam lahan
padi dipotong kecil-kecil dengan
sawah dengan ukuran lebar 60
alat pencacah/choper.
cm,
Potongan
jerami padi sebanyak 300
kedalaman
sedangkan
kg
dicampur dengan kotoran ternak 15
30
panjang
cm, petak
Elik Murni N.N, Totok S, Sistem Intensifikasi Padi Aerob Terkendali … mengikuti panjang lahan yang
pada umur 30, 55 dan 75 hari
ada.
setelah tanam,
c. Penggaritan dan penanaman,
f. Pemupukan,
Penanaman menggunakan jarak
Pemupukan
tanam 30 x 30 cm. Tanaman
anorganik diberikan sebanyak 2
padi yang ditanam varietas
kali yaitu pada umur 30 hst dan
Ciherang.
65
pada
Jumlah tanaman
masing-masing
dengan
hst,
masing-masing
pemberian
petak
ponska
demoplot yaitu 1 tanaman pada
pupuk
pupuk
dengan
majemuk
dosis
10
2
demoplot 1 dan 2 tanaman pada
kg/1000 m dan 20 kg/1000 m2
demoplot 2 dan 3.
Dosis
d. Pengaturan air, Pengaturan
pupuk
merupakan
air
pada
masa
tersebut
setengah
dosis
rekomendasi setempat.
pertumbuhan vegetatif setelah
g. Perbaikan saluran irigasi,
tanam sampai 10 hst, tanaman
Perbaikan
tidak
dilakukan untuk memperbaiki
selalu
digenangi
air.
saluran
irigasi
Pemberian air dilakukan setelah
kedalaman
tanah tampak retak-retak (lebar
mengalami
sekitar 1 cm) dan tanaman
karena tanah yang turun dari
masih
penggenangan
petak akibat pengaruh hujan.
setinggi 1-2 cm sekitar 2 jam
Penanaman pada musim hujan
selanjutnya
air
dengan intensitas yang tinggi
dipertahankan lembab sampai
mengakibatkan lebih banyak
macak-macak
kegiatan
perbaikan
stadia masak susu. Menjelang
irigasi.
Kegiatan perbaikan
pemanenan
pengairan
saluran
dibiarkan
sebanyak 3 kali selama musim
segar,
dihentikan
kondisi
sampai
tanah
pada
mengering secara alami.
yang
pendangkalan
irigasi
saluran
dilaksanakan
penanaman pada semua petak
e. Penyiangan, Penyiangan
saluran
demoplot. pada
demoplot
h. Pengendalian
hama
dan
dilaksanakan secara mekanis
penyakit,
dengan mencabut gulma yang
Kegiatan pengendalian hama
ada.
dan
Penyiangan dllakukan
penyakit
demoplot 16
pada
dilakukan
petak dengan
AGRIKA, Volume 6, Nomor 1, Mei 2012 melakukan
penyemprotan
umur
panen
dengan
cara
pestisida Indodan dengan dosis
dipotong selanjutnya dilakukan
10 ml/tangki 14 liter air, untuk
perontokan.
lahan
seluas
1000
m
dibutuhkan 2 tangki,
2
Pengamatan
diakukan
pada
pada
parameter
kandungan bahan organik tanah
umur 35 hst. Untuk hama tikus
sebelum
dikendalikan dengan perangkap
hasil tanaman padi sawah.
penananaman
dan
yuyu yang diberi racun tikus, dilakukan pada umur
60
hst
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pemeriksaan kesuburan
dan 75 hst.
tanah sawah melalui uji sampel tanah
i. Panen Panen
dilaksanakan
setelah
memenuhi
kriteria
tanaman
sawah demoplot disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil analisa tanah sawah demoplot No Tanah
Kandungan C-organik
Kandungan Bahan Organik ..... % ..... 2.70 2.45 2.45
1 Demoplot 1 1.56 2 Demoplot 2 1.42 3 Demoplot 3 1.42 Lab. Tanah Univ, Brawijaya (2010) Kandungan
bahan
Rendahnya kandungan bahan
organik
tanah sawah terbesar pada Demoplot 1
organik
sebesar 2.70 % sedangkan tanah
menunjukkan bahwa tingkat kesuburan
demoplot
mempunyai
tanah rendah sebagai akibat dari
kandungan bahan organik sama yaitu
kandungan bahan organik sebagai
2.45 %.
Kandungan bahan organik
pembentuk sifat biologi tanah dan
pada semua petak berdasarkan kriteria
bahan organik sebagai bahan yang
penilaian
mempunyai
2
dan
sifat
3
kimia
tanah
dan
karbon
sifat
koloid
akan
kimia
tanah.
koloid
tanah
menunjukkan jumlah yang rendah
mempengaruhi
demikian juga kandungan kaarbon
Rendahnya
organiknya
Jumlah
mengakibatkan rendahnya sifat kimia
karbon organik tanah dipengaruhi oleh
tanah meliputi kandungan unsur hara
kandungan bahan organik tanah.
tanah dan kapasitas tukar kation tanah.
(C-organik).
17
sifat
organik
bahan
Elik Murni N.N, Totok S, Sistem Intensifikasi Padi Aerob Terkendali … Rendahnya unsur hara tanah dan
setelah
kapasitas
tanah
penambahan bahan pupuk organik
menyebabkan tidak tersedianya unsur
jerami padi. Penambahan jerami padi
hara bagi tanaman dan efektifitas
akan meningkatkan bahan organik
pemupukan rendah(Sulivan,2004).
tanah dan memperbaiki sifat biologi
tukar
kation
tanah.
Pemberian pupuk organik dari
pengolahan
tanah
dengan
Perbaikan sifat biologi tanah
jerami padi dapat memperbaiki strutuk
selanjutnya memperbaiki sifat fisik dan
tanah. Gambar 1 dan 2 menunjukkan
kimia tanah (Sulivan, 2004).
kondisi struktur tanah lebih halus
Gambar 2. Petak demoplot pengolohan tanah kedua
Gambar 1. Petak demoplot setelah pengolohan tanah
Gambar 3. Tanaman umur 30 hst
setelah
Gambar 4. Tanaman padi umur 45 hst
Gambar 5. Tanaman padi umur 65 Hst.
Gambar 6. Tanaman padi umur 90 hst
18
AGRIKA, Volume 6, Nomor 1, Mei 2012 pertumbuhan
pada parameter tinggi tanaman dan
tanaman padi menunjukkan hasil yang
jumlah anakan yang disajikan pada
tidak berbeda pada semua demoplot
tabel 2.
Pengamatan
Tabel 2. Pertumbuhan Tanaman pada Umur 65 hst dan Hasil panen Lahan
Tinggi Tanaman (cm) 71.4 70.9 71.2
1 2 3
Jumlah anakan (buah)
Hasil Panen (ton/ha) 9,22 8,98 9,10
16,2 15,9 15,8
Pertumbuhan
per lubang tanam (demoplot 2 dan 3).
tanaman
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
Media
tanaman yaitu media tanah dan iklim.
menyediakan
Hasil
sistem
membantu pertumbuhan tanaman yang
intensifikasi padi aerob terkendali
baik (Goldsworthy dan Fisher, 1996).
berbasis
akhir
Pemberian kompos jerami pada tanah
pertumbuhan vegetatif menunjukkan
dapat meningkatkan ketersediaan unsur
bahwa semua demoplot menunjukkan
hara dalam tanah serta mempunyai
rata-rata tinggi tanaman dan jumlah
pengaruh yang positif terhadap sifat
anakan yang mendekati sama (Gambar
fisik dan kimiawi tanah, mendorong
3, 4 dan 5).
Hal ini menunjukkan
perkembangan jasad renik (Nuraini
jumlah
yang
dan
budidaya
tanaman
organik
bibit
pada
ditanam
tidak
tanah
yang unsur
Adi,
mampu
hara
2005).
akan
Budidaya
mempengaruhi tinggi tanaman dan
intensifikasi padi aerob terkendali
jumlah anakan.
berbasis
Pertumbuhan tinggi
organik
memperbaiki
tanaman dan jumlah anakan sebagai
perakaran tanaman selanjutnya mampu
respon dari kondisi lingkungan dengan
meningkatkan pertumbuhan tanaman
sistem
(Simarmata, 2008).
budidaya
yang
sama
Pertumbuhan dan hasil tanaman
memberikan kondisi lingkungan yang mampu
menyediakan
menunjukkan
kondisi
yang
panen
simultan
lingkungan yang mencukupi kebutuhan
terhadap
unsur hara pada jumlah tanaman yang
budidaya tanaman sistem intensifikasi
berbeda yaitu satu tanaman per lubang
padi aerob terkendali berbasis organik
tanam (demoplot 1)) dan 2 tanaman
rata-rata hasil panen
19
hasil
hasil
padi.
Hasil
9.10 ton/ha
Elik Murni N.N, Totok S, Sistem Intensifikasi Padi Aerob Terkendali … (Gambar 6).
terhadap
Pengaplikasian sistem
budidaya
padi
berbasis
organik
aerob
tanaman
padi.
terkendali
memakai
pertumbuhan
3. Rata-rata
pupuk
hasil
panen
dengan
kompos jerami dengan kondisi aerob
sistem budidaya tanaman padi
selama masa pertumbuhan vegeatif
IPAT-BO
tanaman mampu meningkatkan sifat
Disini :
biologi tanah.
sebesar
9.1
ton/ha.
Peningkatan sifat
biologis tanah melalui peningkatan
Ucapan Terima Kasih : Penulis
pertumbuhan organisme tanah yang menguntungkan
dan
organisme
sehingga
mengucapkan
terimakasih kepada Direktorat Jendral
aktifitas dapat
Pendidikan
Tinggi
mencukupi ketersediaan unsur hara
Pendidikan
Nasional
selama pertumbuhan dan pembentukan
mendanai
bulir padi. Rata-rata hasil panen dari 3
program
demoplot
Masyarakat.
tanah
tersebut
meningkat
kegiatan
Kementrian yang
telah
melalui
hibah
Pengabdian
kepada
dibandingkankan dengan potensi hasil tanaman
padi
varietas
sebesar 8.50 ton/ha.
Ciherang
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Teknologi Budidaya Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Dinas Pertanian. 2010. Rekomendasi Pemupukan Berdasar Wilayah. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Fitriatin, B.N dan T. Simarmata. 2005. Peranan Bakteri Pelarut Fosfat Penghasil Fitohormon dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Gogo. Agrikultura. Vol 16 (2) : 84 – 88. Gaur, A.C. 1982. A Manual of Rural Composting Improving Soil Fertility Though Organic Recycling. No. 15 FAO of United Nations Rome. Goldsworthy, P.R. dan Fisher N.M.1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropic.Gajah Mada University Press.Yogyakarta.
Pertumbuhan
tanaman pada fase vegetative akan mempengaruhi
serta
menentukan
proses penimbunan cadangan makanan atau hasil tanaman (Goldsworthy dan Fisher, 1996).
Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Budidaya tanaman
padi sistim
IPAT-BO mengurangi pemakaian pupuk anorganik., 2. Jumlah
bibit
pada
budidaya
tanaman padi sistim IPAT-BO memberikan pengaruh yang sama
20
AGRIKA, Volume 6, Nomor 1, Mei 2012 IRRI.
1984. Organic Matter and Rice. IRRI. Los Banos. Laguna. Philippines. Nuraini, Y. & N.S. Adi. 2003. Pengaruh Pupuk Hayati dan Bahan Organik terhadap Sifat Kimia dan Biologi Tanah Serta Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung(Zea mayz, L.). Habitat. Vol XIV (3) : 139-145. Rawls, W.J. 1982. Estimating Soil Bulk Density from Particle Size Analysis and Organic Matter Content. J. Soil Sci. 135(1) : 123-125. Fitriatin, B.N dan T. Simarmata. 2005. s Peranan Bakteri Pelarut Fosfat Penghasil Fitohormon dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Gogo. Agrikultura. Vol 16 (2) : 84 – 88. Simarmata, T. 2008. Teknologi Intensifikasi Padi Aerob
Terkendali Berbasis Organik untuk Melipatgandakan Produksi Padi dan Mempercepat Pencapaian Kedaulatan Pangan di Indonesia. Universitas Pajajaran. Bandung. Suardi, D.2002. Perakaran Padi dalam Hubungannya dengan Toleransi Tanaman terhadap Kekeringan Hasil.JurnalLitbangPertanian. 21 (3). Sullivan, P. 2004. Sustainable Soil Management. National Sustainable Agriculture Information Service. Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Kanisius. Yogyakarta. Yuwono, D. 2005. Kompos dengan Cara Aerob maupun Anaerob, untuk Menghasilkan Kompos Berkualitas. Penebar swadaya. Jakarta.
21