SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PROSES PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT. DUTA INDAH SEJAHTERA
Stephanie Rosalina Phandinata dan Vini Mariani dan Benny Madi Silalahi Sistem Informasi dan Akuntansi Fakultas Sistem Informasi & Ekonomi dan Komunikasi Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan no 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480 Telp : (+62)21-5345830, 5350660/ Fax : (+62)5300244
[email protected]
ABSTRAK
PT. Duta Indah Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang converting tissue. Banyak jenis tisu yang diproduksi perusahaan ini mulai dari napkin, facial, roll core, roll non core, handkerchief, dan hand towel. Permasalahan yang saat ini sedang dihadapi perusahaan adalah harga pokok produksi belum diketahui secara pasti, harga jual masih berdasarkan harga pasar, persediaan bahan baku seringkali tidak sesuai dengan data yang ada, jumlah hasil produksi dengan jumlah bahan baku tertentu tidak diketahui secara pasti, dan kurangnya dokumen pendukung yang memadai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengumpulan data dengan melakukan studi literatur, survey ke perusahaan dan melakukan wawancara langsung dengan pihak perusahaan. Untuk analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan OOAD (object oriented analysis and design), yang nantinya akan digambarkan melalui notasi Unified Modelling Language (UML) dan untuk perhitungan harga pokok akan menggunakan metode activity-based costing. Dalam penulisan ini, penulis membantu perusahaan untuk merancang suatu sistem informasi akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam pencatatan transaksi yang berhubungan dengan produksi dalam perusahaan dan dapat membantu perusahaan dalam menghitung harga pokok produk dengan metode activity-based costing secara otomatis. Kata kunci : activity-based costing, analisa, perancangan, produksi, sistem informasi akuntansi
1.
Pendahuluan
Kegiatan produksi dalam suatu perusahaan merupakan hal yang penting karena merupakan inti dari proses bisnis perusahaan untuk mendapatkan laba. Penentuan harga jual yang tepat sangat berpengaruh agar perusahaan dapat menentukan laba yang diinginkan sehingga target perusahaan dapat tercapai. Maka dari itu, perhitungan harga pokok produksi memainkan peranan yang penting di dalamnya. Saat ini, perusahaan masih menggunakan perhitungan harga pokok produksi secara tradisional sehingga biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing produk belum diketahui jumlahnya secara pasti. Pengawasan terhadap barang yang ada di gudang juga masih menjadi masalah sehingga seringkali tidak terdapat kesesuaian antara jumlah barang di gudang dengan yang ada di data. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah merancang sistem informasi untuk proses produksi sehingga perhitungan harga pokok produksinya pun dapat dihitung secara otomatis dengan metode activity-based costing yang dapat membuat perhitungan lebih akurat.
2.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode kualitatif yang biasa dikenal dengan teknik studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka meliputi penggunaan beberapa buku sebagai sumber untuk dijadikan referensi dan acuan sedangkan studi lapangan melalui survei, mempelajari sistem yang sedang berjalan dan melakukan wawancara serta menganalisis terhadap temuan survei. Metode analisis dan perancangannya menggunakan OOAD (object oriented analysis and design) yang merupakan kumpulan dari pedoman umum yang digunakan untuk melakukan analisis dan perancangan. Object oriented analysis and design mencerminkan empat perspektif pokok pada suatu sistem dan konteksnya, yaitu problem-domain analysis, application-domain analysis, architectural design, dan component design.1 Metode perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode activity-based costing yang merupakan suatu sistem perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume (non-volume related factor).2
3.
Hasil & Pembahasan
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai beberapa metode analisis yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan sehingga akan dilakukan analisis terhadap sistem yang berjalan, membuat sistem usulan dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi dan perancangan suatu sistem. Penjelasan mengenai hal-hal tersebut dapat dilihat pada sub-sub bab berikut.
3.1.
Analisis Sistem Berjalan Sistem berjalan perusahaan PT. Duta Indah Sejahtera dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
$ $
Harga jual selama ini masih mengikuti harga pasar
$
A5. BOB A6. PO A7. BB untuk diperiksa
Marketing A4. BOB
Supplier
Bagian Purchasing
A8. Barang ok A2. SO
+
A3. BOB (untuk meminta persetujuan PPIC)
A10. BTB
SJ A9.
BB
A1. order Bagian Gudang Bahan Baku
+
Bagian PPIC (Planning Production Inventory Control) A11. BTB Bagian Quality Control
Customer
Bagian Akuntansi
Gambar 1-Rich Picture sistem berjalan proses pembelian ______________________________________ 1 2
Menurut Mathiassen, et., al (2000, p12) Menurut Carter & Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006,h.496)
Keterangan Rich Picture : SO =Sales Order BOB =Bukti Order Barang PO =Purchase Order SJ =Surat Jalan BB =Bahan Baku BTB =Bukti Terima Barang
Persediaan fisik biasanya tidak sesuai saat di cross-check dengan data
Harga pokok produksi belum benar-benar baku (belum diketahui secara pasti)
Hasil produksi dengan jumlah bahan baku tertentu tidak diketahui secara pasti
Keterangan Rich Picture :
Gambar 2-Rich Picture sistem berjalan proses produksi
OP
= Order Produksi
BKB
= Bukti Keluar Barang
BJ
= Barang Jadi
LHP
= Laporan Harian Produksi
BPBJ
= Bukti Penyerahan Barang Jadi
RLHP
= Rekap Laporan Harian Produksi
Setelah melakukan survei, wawancara dan evaluasi terhadap proses produksi perusahaan, prosedur-prosedur berjalan dan struktur organisasi, maka dapat disimpulkan ada beberapa permasalahan yang ditemukan pada sistem yang sedang berjalan. Temuan permasalahan tersebut yaitu: 1. Harga Pokok Produksi tidak diketahui secara pasti 2. Harga Jual masih berdasarkan harga pasar 3. Persediaan Bahan Baku seringkali tidak sesuai dengan data/stock yang ada 4. Jumlah hasil produksi dengan jumlah bahan baku tertentu tidak diketahui jumlahnya secara pasti 5. Kurangnya dokumen-dokumen pendukung yang memadai dalam pelaporan proses produksi.
3.2.
Perhitungan Harga Pokok Produksi Yang Diusulkan
Perhitungan Harga Pokok Produksi yang diusulkan adalah dengan menggunakan metode activity-based costing karena pengalokasian biaya overheadnya tidak hanya berdasarkan volume produksi sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih akurat. Penerapan activity-based costing memerlukan beberapa langkah yang dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 1—Identifikasi dan klasifikasi Aktivitas Tingkat Aktivitas
Aktivitas Perusahaan 1. Aktivitas pemakaian bahan baku tidak langsung 2. Aktivitas pemakaian tenaga kerja tidak langsung
unit unit
3. Aktivitas transport
batch
4. Aktivitas Ekspedisi
produk
5. Aktivitas pemeliharaan kendaraan
fasilitas
6. Aktivitas pemeliharaan gedung
fasilitas
7. Aktivitas pemeliharaan mesin
fasilitas
8. Aktivitas Entertainment
unit
9. Aktivitas pemakaian alat tulis kantor
produk
10. Aktivitas cetak dan fotocopy
produk
11. Aktivitas Marketing
unit
12. Aktivitas pemakaian listrik
unit
13. Aktivitas pemakaian telepon
unit
14. Aktivitas pemakaian air minum
unit
15. Aktivitas pengobatan
unit
16. Aktivitas keamanan
fasilitas
17. Aktivitas sumbangan
fasilitas
18. Aktivitas penyusutan mesin
produk
19. Aktivitas penyusutan pabrik
fasilitas
20. Aktivitas penyusutan kendaraan
batch
21. Aktivitas penyusutan inventaris kantor
produk
22. Aktivitas overhead lainnya
unit
Tabel 2—Penentuan penggerak biaya (cost driver) Aktivitas Perusahaan
Tingkat Aktivitas
Cost Driver
1. Aktivitas pemakaian bahan baku tidak langsung
unit
Volume Produksi
2. Aktivitas pemakaian tenaga kerja tidak langsung
unit
JTKL
batch
Jumlah pengiriman
4. Aktivitas Ekspedisi
produk
Jumlah pengiriman
5. Aktivitas pemeliharaan kendaraan
fasilitas
JTKL
6. Aktivitas pemeliharaan gedung
fasilitas
JTKL
7. Aktivitas pemeliharaan mesin
fasilitas
Jam Mesin
unit
Jumlah Pesanan
9. Aktivitas pemakaian alat tulis kantor
produk
Jumlah Pesanan
10. Aktivitas cetak dan fotocopy
3. Aktivitas transport
8. Aktivitas Entertainment
produk
Jumlah Pesanan
11. Aktivitas Marketing
unit
Jumlah Pesanan
12. Aktivitas pemakaian listrik
unit
Jam Mesin
13. Aktivitas pemakaian telepon
unit
Jumlah Pesanan
14. Aktivitas pemakaian air minum
unit
JTKL
15. Aktivitas pengobatan
unit
JTKL
16. Aktivitas keamanan
fasilitas
Luas Lantai
17. Aktivitas sumbangan
fasilitas
Luas Lantai
18. Aktivitas penyusutan mesin
produk
Jam Mesin
19. Aktivitas penyusutan pabrik
fasilitas
Luas Lantai
batch
Jumlah pengiriman
produk
Jumlah Pesanan
unit
Volume Produksi
20. Aktivitas penyusutan kendaraan 21. Aktivitas penyusutan inventaris kantor 22. Aktivitas overhead lainnya
Tabel 3—Kelompok Aktivitas dan Kelompok Biaya Sejenis Tingkat Aktivitas Perusahaan Aktivitas
Cost Driver
Kelompok Biaya 1 : Aktivitas pemakaian bahan baku tidak langsung
unit
Volume Produksi
Aktivitas overhead lainnya
unit
Volume Produksi
unit
JTKL
Aktivitas pemeliharaan kendaraan
fasilitas
JTKL
Aktivitas pemeliharaan gedung
fasilitas
JTKL
Aktivitas pemakaian air
unit
JTKL
Aktivitas pengobatan
unit
JTKL
fasilitas
Jam Mesin
Aktivitas pemakaian listrik
unit
Jam Mesin
Aktivitas penyusutan mesin
produk
Jam Mesin
unit
Jumlah Pesanan
Aktivitas pemakaian alat tulis kantor
produk
Jumlah Pesanan
Aktivitas cetak dan fotocopy
Kelompok Biaya 2 : Aktivitas pemakaian tenaga kerja tidak langsung
Kelompok Biaya 3 : Aktivitas pemeliharaan mesin
Kelompok Biaya 4 : Aktivitas Entertainment
produk
Jumlah Pesanan
Aktivitas Marketing
unit
Jumlah Pesanan
Aktivitas pemakaian telepon
unit
Jumlah Pesanan
produk
Jumlah Pesanan
Aktivitas penyusutan inventaris kantor Kelompok Biaya 5 : Aktivitas transport
batch
Jumlah Pengiriman
Aktivitas Ekspedisi
produk
Jumlah Pengiriman
batch
Jumlah pengiriman
Aktivitas keamanan
fasilitas
Luas Lantai
Aktivitas sumbangan
fasilitas
Luas Lantai
Aktivitas penyusutan pabrik
fasilitas
Luas Lantai
Aktivitas penyusutan kendaraan Kelompok Biaya 6 :
Tabel 4—Perhitungan tarif overhead per kelompok biaya
Kelompok Biaya 1 : Overhead yang berhubungan dengan Volume Produksi Aktivitas pemakaian bahan baku tidak langsung Aktivitas overhead lainnya Total biaya 1 Volume Produksi Tarif overhead per kelompok biaya 1 Kelompok Biaya 2 : Overhead yang berhubungan dengan Jam Tenaga Kerja Langsung Aktivitas pemakaian tenaga kerja tidak langsung Aktivitas pemeliharaan kendaraan Aktivitas pemeliharaan gedung Aktivitas pemakaian air minum Aktivitas pengobatan Total biaya 2 Jam Tenaga Kerja Langsung Tarif overhead per kelompok biaya 2 Kelompok Biaya 3 : Overhead yang berhubungan dengan Jam Mesin Aktivitas pemeliharaan mesin Aktivitas pemakaian listrik Aktivitas penyusutan mesin Total biaya 3 Jam Mesin Tarif overhead per kelompok biaya 3 Kelompok Biaya 4 : Overhead yang berhubungan dengan Jumlah Pesanan Aktivitas Entertainment Aktivitas pemakaian alat tulis kantor Aktivitas cetak dan fotocopy Aktivitas Marketing Aktivitas pemakaian telepon Aktivitas penyusutan inventaris kantor Total biaya 4 Jumlah Pesanan Tarif overhead per kelompok biaya 4 Kelompok Biaya 5 : Overhead yang berhubungan dengan Jumlah Pengiriman Aktivitas transport Aktivitas Ekspedisi Aktivitas penyusutan kendaraan Total biaya 5 Jumlah Pengiriman Tarif overhead per kelompok biaya 5
(Dalam Rupiah) 3,178,065 4,820,400 7,998,465 62315 unit 128
52,945,492 20,116,200 1,957,800 7,059,000 2,098,200 84,176,692 196,160 jam 429
129,573,600 28,821,546 3,524,633 161,919,779 10432 jam 15,521
1,419,600 5,101,200 25,641,720 2,028,000 10,246,080 1,762,316 46,198,916 62315 741
139,804,080 54,467,400 3,524,633 197,796,113 676 292,598
Perhitungan tarif overhead kelompok (lanjutan) Kelompok Biaya 6 : Overhead yang berhubungan dengan Luas Lantai Aktivitas keamanan Aktivitas sumbangan Aktivitas penyusutan pabrik Total biaya 6
12,948,000 14,352,000 881,158 28,181,158
Luas Lantai
575 m2
Tarif overhead per kelompok biaya 6
49,011
Tabel 5—Perhitungan overhead berdasarkan metode activity-based costing
Keterangan
Napkin (dalam rupiah)
Hand Towel (dalam rupiah)
Kelompok Biaya 1 : Overhead yang berhubungan dengan Volume Produksi Rp 128 x 61,562 unit Rp 128 x
7,879,936
753 unit
96,384
Kelompok Biaya 2 : Overhead yang berhubungan dengan Jam Tenaga Kerja Langsung Rp 429 x 192,000 jam Rp 429 x
82,368,000
4,160 jam
1,784,640
Kelompok Biaya 3 : Overhead yang berhubungan dengan Jam Mesin Rp 15,521 x 9,600 jam Rp 15,521 x
149,001,600
832 jam
12,913,472
Kelompok Biaya 4 : Overhead yang berhubungan dengan Jumlah Pesanan Rp 741 x 61,562 Rp 741 x
45,617,442
753
557,973
Kelompok Biaya 5 : Overhead yang berhubungan dengan Jumlah Pengiriman Rp 292,598 x 624
182,581,152
Rp 292,598 x 52
15,215,096
Kelompok Biaya 6 : Overhead yang berhubungan dengan Luas Lantai Rp 49,011 x 500 m2
24,505,500
Rp 49,011 x 75 m2 Total Biaya Overhead
3,675,825 491,953,630
34,243,390
3.3.
Analisis dan Perancangan Sistem Usulan
$
Melihat masalah yang terjadi di perusahaan, maka rancangan sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut.
$
Gambar 3—Rich Picture usulan proses pembelian
Gambar 4—Rich Picture usulan proses produksi
Gambar 5—Class Diagram
Gambar 6—Usecase Diagram
Gambar 7—Navigation Diagram
4.
Penutup Dari hasil analisa dan perancangan sistem informasi akuntansi proses produksi yang telah dilakukan, dapat ditarik simpulan yaitu dengan adanya sistem informasi akuntansi proses produksi perusahaan dapat menghitung harga pokok produksi dengan metode activity-based costing sehingga perhitungan harga pokok lebih akurat dan harga jual tidak perlu mengikuti harga pasar. Sistem juga terintegrasi dari pembelian bahan baku sampai penghitungan Harga Pokok Produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing.Sistem juga akan dibatasi oleh hak akses sehingga pengendalian internal lebih terjamin.
Daftar Pustaka [1] [2] [3] [4] [5]
Bastian, Bustami. Nurlela. (2009). Akuntansi Biaya. Jogjakarta : Graha Ilmuan Bennett, Simon. McRobb, Steve. Farmer, Ray. (2006). Object Oriented Systems Analysis and Design Using Unified Modelling Language. 3rd edition. McGrawHill, Berkshire. Blocher, dkk. (2007). Manajemen Biaya. Terjemahan Ambariani Susty. Jakarta : Salemba Empat Bodnar, G.H., & Hopwood, W.S. (2009). Accounting Information System. 10th edition. USA:International Edition, Pearson Prentice Hall. Carter, William K, & Milton F. Usry. (2006). Akuntansi Biaya. Edisi 13, buku 1. Terjemahan Krista S.E., AK. Jakarta : Salemba Empat.
[6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17]
Garrison, RH. & Norren ,E.W.. (2006). Akuntansi Manajerial, Edisi 11, buku 1. Terjemahan Nuri Hinduan. Jakarta : Salemba Empat Gelinas, U. J. Jr., Dull, R. B. (2008). Accounting Information System. 8th edition. Thomson Learning, Canada. Hall, James A. (2011). Introduction To Accounting Information Systems. 7th edition. South Western Cengage Learning, USA. Hansen & Mowen. (2007). Akuntansi Manajemen. Edisi 7, jilid 1 terjemahan Dewi Fitriasari, MSI dan Deny Arnos Kwary, M. HUM. Jakarta : Salemba Empat. Horngren, C.T., Foster , G. , & Datar , S.M. (2008). Akuntansi Biaya : Penekanan Manajerial. Jakarta : Indeks Jones, Frederick L dan Rama, Dasaratha V. (2008). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 1, Buku 1. Terjemahan M. Slamet Wibowo. Jakarta : Salemba Empat. Jones, Frederick L., Rama, Dasaratha V. (2006). Accounting Information Systems: A Business Process Approach. South Western, Canada. Krismiaji. (2002). Dasar-Dasar Akuntansi Manajemen. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Mathiassen, Lars. , et. al. (2000). Object Oriented Analysis & Design. 1st edition. Marko Publishing ApS, Aslborg, Denmark. O’Brien, James A. (2006). Pengantar Sistem Informasi : Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12, terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta : Salemba Empat. Romney, Marshall P. Paul John Steinbart. (2006). Accounting Information Systems. 8th edition. Prentice Hall, USA. Whitten, J.L., Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2005). Systems Analysis and Design Methods, 7th edition. McGraw-Hill, New York.