ISBN :978-602-73159-0-7
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII “Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi” Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April 2015
MAKALAH PENDAMPING
BIOKIMIA
ISBN : 978-602-73159-0-7
SINTESIS KITOSAN HIDROLISAT SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN ENZIM PAPAIN Endang Susilowati1,*, Maryani2, Ashadi3, Uswatun Hasanah3 1Program
Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia 3Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia 2Fakultas
email:
[email protected]
ABSTRAK Kitosan hidrolisat merupakan hasil hidrolisis kitosan dengan berat molekul lebih kecil dari kitosan asalnya. Pada penelitian ini kitosan hidrolisat disintesis secara enzimatis menggunakan enzin papain pada suhu ruang. Karakterisasi kitosan hidrolisat meliputi derajad deasetilasi (DD) ditentukan berdasarkan spektra fourier transform infrared (FTIR) menggunakan baseline A, Berat molekul (BM) secara viskosimetri berdasarkan persamaan Mark Howink, kelarutan dengan spektrofotometer UV-Vis, kristalinitas menggunakan X-ray diffraction (XRD) dan sifat ketahanan termal dengan thermal gravimetric analysis (TGA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi enzim berpengaruh terhadap BM tetapi tidak berpengaruh terhadap DD kitosan hidrolisat. Waktu hidrolisis enzimatis berpengaruh signifikan terhadap BM kitosan hidrolisat yang dihasilkan. Kitosan hidrolisat meningkat kelarutannya seiring dengan menurunnya berat molekul. Kitosan hidrolisat sedikit lebih bersifat kristalin dan memiliki ketahanan termal tidak berbeda dari kitosan asal. Kata Kunci: Kitosan hidrolisat, enzim papain, berat molekul, derajad deasetilasi
PENDAHULUAN
gugus fungsi ini menyebabkan kitosan
Kitosan adalah nama lain dari β-
mempunyai reaktivitas kimia yang tinggi [1].
(1,4)-2-amino-2-dioksi-D-glukosa, merupa-
Sumber kitosan yang sangat potensial
kan senyawa turunan dari kitin melalui
adalah kerangka luar crustaceae
proses deasetilasi dalam media basa kuat.
kepiting, lobster, udang, dan sebagainya
Kitosan juga merupakan suatu polimer
[2,3].
multifungsi karena mengandung tiga jenis
biodegradabel,
gugus fungsi yaitu asam amino, gugus
mammalia,
menunjukkan sifat biologikal,
hidroksil primer dan sekunder. Adanya
fisiologikal,
dan
Kitosan
bersifat tak
seperti
biokompatibel,
beracun
terhadap
farmakologikal
yang
ISBN :978-602-73159-0-7 menarik sehingga banyak diterapkan
dikaji dan
dalam bidang bahan pangan,
isolasi penyadapan
getah pepaya
Getah
(Carica
pepaya
[9].
papaya)
mengandung sebanyak 10% papain, 45%
kosmetik dan medis [4,5] dilarutkan
kimopapain dan lisozim sebesar 20% [10].
padakisaran pH asam dan tidak dapat larut
Penggunaan papain untuk hidrolisis kitosan
pada air dan alkali. Sehingga kitosan
lebih ekonomis. Ketersedian papain lebih
dengan berat molekul yang tinggi akan
terjamin
lebih sulit terserap secara
in vivo. Oleh
digunakan sebagai pengempuk daging,
karena itu perlu dilakukan upaya untuk
pembuatan konsentrat protein, hidrolisat
meningkatkan kelarutan kitosan. Kelarutan
protein, dan berbagai industri lainnya.
Kitosan
hanya
dapat
dengan
cara
menurunkan
papain
telah
banyak
Pada penelitin ini dilakukan dilakukan
kitosan pada pH netral dan basa dapat ditingkatkan
karena
proses
hidrolisis
kitosan
menggunakan
berat molekulnya. Kitosan dengan berat
enzim papain untuk mendapatkan kitosan
molekul 2-18 kDa
dengan berat molekul yang lebih rendah
dapat larut air pada
yang selanjutnya disebut kitosan hidrolisat.
kisaran pH yang netral [6]. dapat
Untuk mengetahui pengaruh variable yang
diturunkan dengan proses hidrolisis baik
terkait dengan proses hidrolisis mala dikaji
secara fisika, asam,
maupun secara
pengaruh konsentrasi dan waktu hidrolisis
enzimatik. Hidrolisis dengan asam memiliki
terhadap berat molekul, derajad deasetilasi
beberapa
dan
Berat
molekul
kekurangan
kitosan
yaitu
rendemen
kelarutan
kitosan
produk yang rendah, dapat menyebabkan
dihasilkan.
modifikasi
METODE PENELITIAN
pada
produk
yang
tidak
diharapkan serta limbahnya yang dapat mencemari hidrolisis
lingkungan. secara
yang
Alat dan bahan yang digunakan
Sedangkan
Alat
uang
digunakan
dalam
dapat
penelitian adalah alat-alat gels, timbangan
mempertahankan sifat biologis aslinya dan
analitik, thermometer, pH meter, ayakan
menghasilkan rendemen yang lebih tinggi
100
[7].
spektrofotometer FTIR (Simadzu FTIR-
Hidrolisis
dilakukan spesifik
secara
enzimatik
hidrolisat
enzimatik
menggunakan (kitosanase)
yang
8201
mesh,
PC)
,
viskosimeter
spektrofotometer
Oswalt,
UV-Vis
non-spesifik
(Shimadzu UV3150), X-ray diffraction (PW3
seperti lisozim, selulase, lipase, amilase,
710) dan Thermal Gravimetry/ Differential
papain,
Penggunaan
Thermal Analysis (TG /DTA) (perkin Elmer).
kitosanase masih memiliki keterbatasan
Bahan yang digunakan dalam
yaitu sulit digunakan dalam skala besar dan
penelitian ini antara lain adalah kitosan
mahal [8].
dengan berat molekul (BM) 1.077.919 Da
dan
dan
enzim
dapat
pektinase
Enzim papain merupakan salah satu
dan rerajad deasetilasi (DD) 70,36 %
alternatif enzim non-spesifik yang menarik
disintesis
untuk digunakan mendegradasi polimer
natrium asetat (CH3COONa), asam asetat
pada kitosan. Papain merupakan enzim
(CH3COOH), natrium hidroksida (NaOH)
sistein protease yang dapat diperoleh dari
dari
limbah
udang.
Papain,
ISBN :978-602-73159-0-7 dibeli dari Merck dan akuades (Sub Lab
viskosimetri. Berat molekul dihitung melalui
Kimia Lab Pusat UNS)
hubungan antara viskositas [η] dan berat
Pembuatan kitosan hidrolisat
molekul dalam persamaan Mark-Houwink.
Kitosan asal dilarutkan dalam buffer
Derajat
deasetilasi
kitosan
ditentukan
asetat (CH3COOH - CH3COONa, pH 4.5)
dengan menggunakan metode spektroskopi
sehingga konsentrasi kotosan 5.0 g/L.
inframerah.
Enzim
dalam
dapat dihitung dengan menggunakan base
larutan sehingga rasio papain/kitosan = 1:4,
line a yang diusulkan oleh Domzy dan
dan diinkubasi pada temperatur ruang
Robert [11]. Pengukuran metode difraksi
dengan variasi waktu 1, 3, 5, 10, 15, 20, 25
sinar-X dilakukan dengan menggunakan
dan
hidrolisis.
sumber radiasi Cu Kα ( =1,54060 Ǻ) pada
Kemudian NaOH ditambahkan tetes demi
tegangan 40 kV dan arus 30 mA, logam
tetes pada larutan sampai pH 8 dan
filter nikel, scanning rate 5 /menit pada
diperoleh
daerah
papain
100
ditambahkan
jam
untuk
gel
ke
waktu
kitosan
hidrolisat.
Gel
Derajat
2θ
deasetilasi
kitosan
3-80°. Karakterisasi gugus
kemudian dicuci dengan air sampai netral
fungsional
dilakukan
dengan
dan kemudian disaring dan dikeringkan.
spektrofotometer
Kitosan hidrolisat digerus dan disaring 100
metode pelet KBr. Pelet sampel diukur
mesh. Kitosan hidrolisat yang diperoleh
serapan
inframerah
inframerahnya
pada
cm-1.
dengan
bilangan
dengan variasi waktu hidrolisis ini diberi
gelombang 4000-400
kode KH1, KH3, KH5, KH19, KH15, KH20,
ditentukan
KH25 dan KH100. Cara hidrolisis yang
Gravimetry/Differential
sama dilakukan dengan variasi rasio berat
(TG/DTA) (perkin Elmer) pada suhu 30 –
enzim papain terhadap kitosan yaitu 1:12,
700 oC dengan kecepatan 10 oC / menit.
1:10,
HASIL DAN PEMBAHASAN
1:8,
1:4
dan
1:2
atau
dalam
Karakter termal
menggunakan Thermal
Thermal Analysis
prosentase (% enzim terhadap kitosan)
Kitosan asal yang digunakan untuk
adalah 8,33 %, 10 %; 12,5 %; 25 % dan 50
pembuatan hidrolisat memiliki berat molekul
%. Sampel ini diberi kode KH-A, KH-B, KH-
sebesar
C, KH-D dan KH-E. Kitosan hidrolisat ini
dilakukan hidrolisis enzimatis, berat molekul
kemudian
kitosan
dikarakterisasi
yang
meliputi
1.077.919,278
asal
menjadi
Da.
semakin
Setelah
rendah
berat molekul, derajad deasetilasi, gugus
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan
fungsi, kelarutan, kristalinitas dan sifat
Tabel 2 yang kemudian ditunjukkan pada
termalnya.
Gambar 1 dan 2. Penurunan berat molekul
Karakterisasi
kitosan setelah hidrolisis
Kelarutan spektra
UV-Vis
ditentukan diperoleh
berdasar dari
enzimatis ini
terjadi karena adanya pemutusan ikatan βglikosidik
pada
rantai
polimer
kitosan
spektrofotometer Shimadzu UV3150 yang
menjadi lebih pendek dan berat molekul
dioperasikan dalam mode transmitansi.
kitosan menjadi lebih rendah.
Berat
molekul
diditentukan
kitosan
menggunakan
hidrolisat metode
Tabel 1. BM Kitosan hidrolisat dengan variasi perbandingan massa enzim papain dan kitosan
ISBN :978-602-73159-0-7 Kerja enzim pada hidrolisis enzimatis ini No
Sampel
1
KH-A
Enzim papain 8.33 %
Berat Molekul (Da) 261.822
2
KH-B
10 %
258.409
konsentrasi enzim yang digunakan akan
3
KH-C
12.5 %
256.420
mempengaruhi banyaknya substrat yang
4
KH-D
25 %
246.631
ditransformasi. Dalam reaksi ini, dapat
5
KH-E
50 %
243.658
dikatakan bahwa semakin banyak enzim
dipengaruhi oleh kosentrasi enzim dan substrat
yang Tabel 2. Berat molekul kitosan hidrolisat dengan variasi wakru hidrolisis
1
Waktu (Jam) 0
2
dalam
reaksi.
digunakan,
maka
Besarnya
akan
semakin
banyak ikatan glikosidik yang terputus. Penurunan berat molekul yang tidak terlalu signifikan dengan konsentrasi enzim yang
K
Berat Molekul (Da) 1.077.919
1
KH1
505.410
3
3
KH3
395.891
4
5
KH5
339.951
variasi waktu hidrolisis (Tabel 2) terjadi
5
10
KH10
280.932
penurunan berat molekul yang bervariasi
6
15
KH15
245.924
dimulai dari 1 jam hidrolisis sampai 100 jam
7
20
KH20
229.392
hidrolisis.
8
25
KH25
169.118
kitosan. Berdasarkan perbandingan diatas,
9
100
KH100
101.447
No
Sampel
semakin
besar
ini
disebabkan
enzim
dihasilkan kembali ketika selesai reaksi. Sedangkan pada variasi kedua, yaitu
Perbandingan
berat
molekul
dapat dilihat bahwa semakin lama waktu hidrolisis maka berat molekul akan semakin kecil. Penuruan yang sangat tajam terjadi pada
hidrolisis
572.508
Da.
1
jam,
Kemudian
yaitu
sebesar
bertambahnya
waktu hidrolisis lebih lanjut menghasilkan penurunan berat molekul tidak terlalu besar seperti pada saat 1 jam pertama hidrolisis. Gambar 1. Pengaruh konsentrasi enzim terhadap BM kitosan hidrolisat
Hal ini menunjukkan bahwa waktu hidrolisis enzimatis yang paling efektif adalah terjadi pada saat awal hidrolisis. Seperti pada penelitian Xie et al. [12] yang menunjukkan bahwa hidrolisis dilakukan selama 2 jam menunjukkan penurunan
berat
molekul
yang lambat dibanding dengan awal reaksi. Hal ini dikarenakan adanya penurunan aktivitas enzim yang dapat menghambat Gambar 2. Pengaruh waktu hidrolisis terhadap BM kitosan hidrolisat Pada variasi konsentrasi enzim ini (Tabel 1), perbedaan perubahan berat molekul tidak terlalu signifikan (Gambar 1).
reaksi pemutusan ikatan glikosidik pada kitosan, sehingga keadaan tersebut akan mempengaruhi reaksi hidrolisis enzimatis. Yang berperan dalam hidrolisis enzimatis
ISBN :978-602-73159-0-7 pada penelitian ini adalah enzim papain, sehingga dapat dikatakan juga bahwa enzim bekerja sangat efektif saat awal hidrolisis terjadi. Dari hasil penelitian ini maka diberikan saran untuk mendapatkan kitosan dengan berat molekul yang lebih rendah
bisa
dilakukan
dengan
cara
hidrolisis berulang dengan waktu yang singkat. Kitosan dengan berat molekul yang
1
K
70,36
2
KH-C
70,29
3
KH-D
70,41
4
KH1
70,09
5
KH10
70,61
6
KH25
70,11
rendah ini dapat diaplikasikan sebagai Kelarutan
material menghambat pertumbuhan bakteri
Kitosan
hidrolisat
yang lebih efetktif [13, 14]. Kitosan berat
ditentukan berdasarkan nilai transmitasi
molekul rendah (oligomer) juga di telah
dari spektrofotometer UV-Vis pada panjang
dilaporkan memiliki banyak aktivitas biologi
gelombang 600 nm. Kitosan hidrolisat
seperti
antikanker,
dikatakan larut sempurna jika memiliki
antioksidan, dan efek imunostimulan yang
transmitansi 100 %. Hasil pengamatan
tergantung pada sifat fisiko-kimianya [15]
transmitasi untuk kitosan hidrolisat dalam
antimikroba,
Berdasarkan spektra FTIR maka nilai
derajat
deasetilasi
dari
kitosan
variasi berat molekul dapat dilihat pada Tabel 4. Dari Tabel 4 terlihat bahwa
hidrolisat dapat dilihat pada Tabel 3. Dari
kelarutan
tabel 3 terlihat bahwa proses hidrolisis tidak
semakin rendahnya berat molekul kitosan.
mempengaruhi besarnya nilai DD. Hal ini
Kitosan awal dengan berat molekul tinggi
berarti
bisa larut sempurna dalam larutan asam
bahwa
proses
hidrolisis
tidak
meningkat
asetat
kitosan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
sedangkan kitosan hidrolisat dengan berat
terdapat gugus asetil yang hilang setelah
molekul terendah (101.446,4841 Da) dapat
kitosan
larut sempurna dalam larutan asam asetat
hidrolisis
sendiri
Pada
prinsipnya,
merupakan
proses
0,2
%
.
%
dengan
mempengaruhi gugus asetil pada struktur
dihidrolisis.
0,6
seiring
Untuk
(1.077.919,273
mendapatkan
Da)
kitosan
pemotongan ikatan β-glikosidik, sehingga
hidrolisat yang larut air bisa dilakukan
akan terjadi pemotongan oligomer-oligomer
hidrolisis lanjut atau memodifikasi gugus
kitosan dan bukan penghilangan gugus
samping dengan gugus yang lebih polar
asetil dari kitosan. Berdasarkan analisis
[16].
tersebut,
menunjukkan
bahwa
kitosan
hidrolisat memiliki gugus fungsional yang sama dengan kitosan asal. Tabel 3. Pengaruh proses hidrolisis terhadap Derajad Deasetilasi (DD) kitosan hidrolisat No
Sampel
DD (%)
ISBN :978-602-73159-0-7
Tabel 4. Kelarutan kitosan hidrolisat dalam larutan asam asetat berdasar nilai transmitansi pada 600 nm NO
Konsentrasi asam asetat (%)
Transmitansi (%) K
KH1
KH5
KH25
KH100
1
0,02
2,6
7,0
9,1
10,8
13,2
2
0,04
3,2
8,1
9,8
12,0
14,1
3
0,06
4,0
10,2
11,9
14,3
16,6
4
0,08
5,6
14,9
17,0
18,1
20,2
5
0,10
6,2
22,2
23,2
27,2
33,0
6
0.20
32,4
95,4
96,2
96,9
100,0
7
0.40
99,0
100,0
100,0
100,0
100,0
8
0.60
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
9
0.80
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
10
1,00
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
Analisis terhadap kitosan hidrolisat menggunakan
FTIR
yang dihasilkannya pun juga lebih rendah
dengan hasil spektranya ditunjukkan pada
dibanding dengan kitosan asal. Gambar 4
Gambar 3. Dari Gambar 3 menunjukkan
menunjukkan bahwa kitosan asal. memiliki
tidak adanya perbedaaan yang signifikan
struktur
antara pita serapan kitosan asal dengan
hidrolisat setelah proses hidrolisis. Yang
kitosan hidrolisat, karena memang kitosan
membedakan pada kedua struktur kitosan
hidrolisat memiliki gugus fungsi yang sama
tersebut adalah pada jumlah monomer
dengan
proses
pada kitosan. Kitosan hidrolisat memiliki
hanya
jumlah oligomer yang lebih sedikit karena
hidrolisis,
kitosan
spektrofotometer
ikatan β-glikosidik, sehingga berat molekul
asal.
kitosan
Melalui
hidrolisat
mengalami depolimerisasi atau pemutusan
yang
sama
dengan
kitosan
adanya pemutusan ikatan β-glikosidik.
Gambar 3. Spektra FTIR kitosan dan kitosan hidrolisat
ISBN :978-602-73159-0-7
Gambar 4. Reaksi Hidrolisis oleh Enzim Papain
dapat
Difraktogram kitosan dan kitosan
diidentifikasi gugus fungsi apa saja yang
hidrolisat dapat dilihat pada Gambar 5 yang
terdapat
kitosan
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
hidrolisat. Spektra tersebut menunjukkan
kristalinitas ketika terjadi proses hidrolisis
adanya pita serapan antara kitosan K, KH1,
kitosan. Munculnya puncak pada 2θ = 10,1o
KH5, KH25 dan KH100 yang hampir sama,
dan 20,1o merupakan karakter dari kitosan
yaitu pada bilangan gelombang 3401,01
[17]. Kristainitas yang dihasilkan pada
cm-1;
penelitian ini relatif tinggi untuk kitosan
Dari
Gambar
dalam
3441,01
3417,86
kitosan
cm-1;
cm-1.
4,
dan
3464,15 Serapan
cm-1;
dan
tersebut
hidrolisat
yang
menunjukkan
menunjukkan hasil vibrasi rentangan gugus
struktur kitosan hidrolisat lebih
–OH yang berikatan hidrogen. Serapan
dibandingkan dengan kitosan asal.
pada bilangan gelombang 2877,79 cm 2877,79 cm cm-1
-1;
2931,8 cm
-1;
bahwa teratur
-1;
dan 2854,6
menunjukkan adanya gugus –CH dari
alkana yang menunjukkan vibrasi ulur -CH2. Pada bilangan gelombang 1658,78 cm
-1;
1658,78 cm -1; 1635,64 cm -1; dan 1635,64 cm-1 menunjukkan adanya gugus –C=O dari suatu amida. Sedangkan gugus fungsi –NH dari amina (-NH2) ditunjukkan oleh serapan bilangan gelombang pada 1594,06 cm 1604,77 cm
-1;
-1;
1604,77 cm-1; dan 1604,77
Gambar 5. Spektra difraksi XRD dari kitosan(K) dan kitosan hidrolisat (KH100)
cm-1. Kemudian pita serapan 1080,14 cm -1; 1080,14 cm
-1;
1080,14 cm-1; dan 1080,14
cm-1 menunjuk-kan adanya serapan oleh gugus fungsi -C-O.
Analisis selanjutnya menggunakan termogravimetri
seperti
dilihat
pada
Gambar 6. Analisis ini dilakukan pada suhu antara 30 – 700 oC dengan kecepatan suhu
ISBN :978-602-73159-0-7
10 oC/menit.Pada termogram baik untuk sampel
berpengaruh signifikan terhadap berat molekul
kitosan maupun kitosan hidrolisat terdapat tiga
(BM) kitosan hidrolisat yang dihasilkan. Kitosan
tahap utama penurunan berat. Penurunan berat
hidrolisat
pertama terjadi pada kisaran 30 – 110 oC yang
dengan menurunnya berat molekul dan semua
mengindikasikan proses pelepasan air sebgai
produk kitosan hidrolisat dapat larut sempurna
hasil
dalam
penguapan.
Pada
proses
ini
terjadi
meningkat
larutan
kelarutannya
seiring
asam
asetat
0,4
%
analisis
gugus
fungsi,
(v/v).
penurunan berat sekitar 10 %. Penurunan berat
Berdasarkan
maka
kedua adalah sekitar 45 % yang terjadi pada
kitosan hidrolisat tidak berbeda secara signifikan
suhu 110 – 370 oC yang berhubungan dengan
dengan kitosan asal. Kitosan hidrolisat sedikit
pemutusan ikatan di luar cincin glukopiranosil
lebih bersifat kristalin dan memiliki ketahanan
yang menghasilkan senyawa volatile. Proses
termal tidak berbeda dari kitosan asal.
penurunan yang ketiga terjadi pada suhu 370 – 560
oC
yang
berkaitan
dengan
proses
depolimerisasipembukaan cincin glukopiranosa
DAFTAR PUSTAKA [1] Chandy, T. and Sharma, C.P., 1990,
dan reaksi pirolitik. Terjadi sedikit perbedaan
Chitosan--as a biomaterial, Biomater. Artif.
sifat termal antara kitosa dan kitosan hidrolisat
Cells Artif. Organs., 18(1):1-24.
yaitu
pada
tahap
ketiga
dimana
kitosan
[2] Du Y, Zhao Q, Dai S, Yang B. 2009.
hidrolisat mengasilkan residu karbon yang lebih
Preparation of water-soluble chitosan from
sedikit.
shrimp shell and its antibacterial activity. Innovative Food Sci Emerging Tech 10: 103-107. [3] Khan, A.K., Peh, K.K. and Ch’ng H.S., 2002, Reporting degree of deacetilation values
of
chitosan:
the
influence
of
analytical methods, J. Pharm Pharmaceut Sci., 5,3, 205-212. Gambar 6. Termogram TGA dari kitosan dan kitosan hidrolisat
[4] Kim,
S.K.
and
Enzymatic activities
Rajapakse,
production of
chitosan
N.,
and
2005,
biological
oligosaccharides
(COS): review. Carbohydr Polym 62: 357–
KESIMPULAN
368.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
[5] Kumar
ABV,
Tharanathan
RN.
2004.
konsentrasi enzim pada rentang 8,33 sampai 50
Comparative study on depolymerization of
% (w enzim/w kitosan) berpengaruh sedikit
chitosan by proteolytic enzymes. Carbohydr
terhadap berat molekul tetapi tidak berpengaruh
Polym 58: 275–283.
terhadap hidrolisat.
derajad Waktu
deasetilasi
(DD)
hidrolisis
kitosan enzimatis
[6] Kurita, K. 2006. Chitin and chitosan: functional
bioploymers
from
marine
ISBN :978-602-73159-0-7 crustaceans. J Marine Biotechnol 8: 203-
Functional Properties of the Product, J.
226.
Molec., 13: 1263-1274
[7] Li J, Du Y, Yang J, Feng T, Li A, Chen P.
[14] Tokura, S. and N. Nishi. 1995. Specification
2005. Preparation and characterisation of
and
Characterization
low molecular weight chitosan and chito-
Chitosan.Collection of Working Papers. 28.
oligomers by a commercial enzyme. Polym
Universiti Kebangsaan Malaysia 8 : 67 – 78 [15] Warisno,
Degradation and Stability, 87: 441-448. [8] Lin, S.B, Lin YC, Chen HH. 2009. Low molecular weight chitosan prepared with the aid of cellulase, lysozyme and chitinase: Characterisation and antibacterial activity. Food Chem 116: 47–53.
2003,
of
Chitin
Bududaya
and
Pepaya,
Kanisius, Yogyakarta [16] Winarno, F.G., 1986, Enzim Pangan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta [17] Xie, H., Jia, Z., Huang, J. and Zhang, C., 2011. Preparation of Low Molecular Weight
M,
Chitosan by Complex Enzyme Hydrolysis.
Muzzarelli, C., Francescangeli, O,. 2002.
2011. International Journal of Chemistry
Chitosans depolymerized with the
Vol. 3 No. 2: 180-185
[9] Muzzarelli
R.A.A,
Terbojevich,
aid of
papain and stabilized as glycosylamines. Carbohydr Polym 50: 69–78.
TANYA JAWAB
[10] Qin, C., Du, Y., Xiao, L., Li, Z., and Gao, X., 2002, Enzymic Preparation of water-soluble
PENANYA : Sri Retno Dwi A.
chitosan
Pertanyaan :
and
International
their Journal
antitumor of
activity, Biological
Macromolecules, 31: 111-117. [11] Sashiwa, H., Kawasaki, N., Nakayama, A., Muraki, E., Yamamoto, N., and Aiba, S., 2002, Chemical modification of chitosan. 14:(1) Synthesis of water-soluble chitosan derivatives
by
simple
acetylation,
Biomacromolecules, 3(5): 1126-8.
a) Kitosan diambil dari kulit udang. Bagaimana preparasinya (dari kulit udang agar bisa menjadi kitosan)? b) Enzim yang digunakan adalah papain. Dari mana
papain
diidentifikasi
tersebut?Apakah bahwa
enzim
sudah tersebut
merupakan enzim papain?
[12] Shahidi F, Arachchi JKV, Jeon YJ. 1999. Food application of chitin and chitosan. Trends Food Sci Technol 10: 37-51 [13] Tajik, H., Moradi, M., Rohani, S. M. R., Erfani, A. M., and Jalali, F. S. S., 2008,
Jawaban :
Preparation of Chitosan from Brine Shrimp
a) Preparasinya lama dan sulit. Dari cangkang
(Artemia urmiana) Cyst Shells and Effects
udang yang memiliki aroma kurang sedap
of
tersebut
Different
Chemical
Processing
Sequences on the Physicochemical and
dicuci
terlebih
dahulu.
Lalu
dijemur, dioven, dan diblender sehingga
ISBN :978-602-73159-0-7
menjadi
serbuk.
proses
diproteinasi,
Kemudian
dilakukan
dimineralisasi,
dan
PENANYA : Hamid Abdillah Pertanyaan :
diasetilasi. Untuk mendapatkan hasil yang lebih
putih,
bisa
dilakukan
proses
papain yang sudah ber-merk?
dekolorisasi. b) Enzim
papain
a) Apa perbedaan papain pasaran dengan
yang
digunakan
dalam
penelitian ini merupakan enzim papain yang sudah ber-merk bukan buatan sendiri.
Jawaban : a) Perbedaannya
terletak
pada
derajat
diasetilasi (DD) dan berat molekul.
Sebenarnya enzim papain berasal dari getah pepaya. Di masyarakat biasanya membungkus daging dengan daun pepaya sebelum dimasak agar dagingnya lebih
PENANYA : Usman Pertanyaan :
empuk. Hal itu merupakan akibat dari enzim papain yang sedang bekerja pada daging. Dari situ bisa diidentifikasi bahwa enzim yang digunakan merupakan enzim papain.
a) Apa
yang
dimaksud
dengan
enzim
nonspesifik? Jawaban : a) Dikatakan sebagai enzim nonspesifik karena enzim tersebut bisa bekerja pada berbagai substrat.