Prosiding SENTIA 2016 – Politeknik Negeri Malang
Volume 8 – ISSN: 2085-2347
SIMULASI PEMBELAJARAN PENANGANAN KEBAKARAN HUTAN BERBASIS ANDROID Indra Dharma Wijaya, Ely Setyo Astuti, Arief Prasetyo Program Studi Manajemen Informatika dan Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstract Simulation-based learning android forest fire management is the application of learning media featuring information in the form of 2D and 3D visualization. Then, the simulation part of the solution wildfires converted into the form of simple games that are intended to attract users. This application is installed on a mobile device with the android operating system. It is intended that the information provided can be accepted easily and can be accessed anywhere and anytime. The aim of this simulation application in order to implement a medium of learning about forests in Indonesia until information regarding forest fires as causes and effects of forest fires and provide treatment when forest fires occur and also solutions forest fires. This app has been tested to some users, including the Forest Service of Malang Regency Kata kunci: Simulation, Forest Fire, Visualization 2D and 3D, Android 1. Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu Negara tropis yang memiliki wilayah hutan terluas di dunia setelah Brazil dan Zaire. Hal ini merupakan salah satu kebanggaan bagi bangsa Indonesia, karena dilihat dari manfaatnya sebagai paru- paru dunia, pengatur aliran air, pencegah erosi dan banjir serta dapat menjaga kesuburan tanah. Luas hutan di Indonesia berkisar 122 juta hektar. Hutan dan lahan merupakan sumber daya alam yang sangat potensial untuk dimanfaatkan bagi pembangunan Nasional. Kendati demikian terhadap hutan dan lahan sering terjadi ancaman dan gangguan sehingga menghambat upaya-upaya pelestariannya. Salah satu bentuk ancaman dan gangguan tersebut adalah kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran hutan dan lahan mempunyai dampak buruk terhadap tumbuhan atau tanaman, sosial ekonomi dan lingkungan hidup, sehingga kebakaran hutan dan lahannya bukan saja berakibat buruk terhadap hutan dan lahannya sendiri, tetapi akan mengakibatkan terganggunya proses pembangunan. Penyebab kebakaran hutan yang sering terjadi disebabkan oleh beberapa faktor seperti halnya faktor alam dan faktor kesengajaan oleh manusia. Disamping itu, luas kebakaran hutan dua tahun terakhir ini di Indonesia semakin meluas, dikhawatirkan akan terjadi kembali. Maka dari itu perlu adanya sosialisasi mengenai penanganan kebakaran hutan tersebut kepada masyarakat yang diharapkan dapat membantu masyarakat untuk menanggulangi maupun mencegah dari masalah kebakaran hutan. Untuk itu kami akan mempersiapkan media pembelajaran simulasi penanganan kebakaran hutan untuk membantu
mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan sekaligus mensosialisasikan pencegahan serta cara menagulangi masalah ini. Dan munculah ide untuk mengembangkan media edukatif mengenai pencegahan, penanggulangan serta solusi dari kebakaran hutan ke dalam bentuk visualisai. Kelebihan dari aplikasi yang akan dibuat yaitu adanya simulasi solusi yang dikonversikan kedalam sebuah game. 2. Kajian Pustaka 2.1 Definisi Simulasi Simulasi adalah suatu cara untuk menduplikasi atau menggambarkan ciri, tampilan, dan karakteristik dari suatu sistem nyata. Ide awal dari simulasi adalah untuk meniru situasi dunia nyata secara matematis, kemudian mempelajari sifat dan karakter operasionalnya dan akhirnya membuat kesimpulan dan membuat keputusan berdasar hasil dari simulasi. Dengan cara ini, sistem di dunia nyata tidak disentuh/dirubah sampai keuntungan dan kerugian dari apa yang menjadi kebijakan utama suatu keputusan di uji cobakan dalam sistem model. Pengertian simulasi ini digunakan sebagai acuan dasar dan petunjuk untuk penelitian ini yang mengenai Simulasi Pembelajaran Penanganan Kebakaran Hutan (Heru, 2014). 2.2. Jenis-Jenis Hutan Berdasarkan Fungsinya Jenis – jenis hutan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 4, diantaranya hutan lindung, hutan konservasi, hutan produksi dan hutan konversi. Berikut prosentase persebaran hutan berdasarkan
A-289
Prosiding SENTIA 2016 – Politeknik Negeri Malang
fungsinya di Indonesia yang ditunjukan pada Gambar 1(Listyowati 2016).
Volume 8 – ISSN: 2085-2347
Gambar 2(a). Hutan lindung sebelum terbakar. Gambar 2(b). Hutan lindung setelah terbakar Sumber : Dinas Kehutanan Kab.Malang, 2016 2.2.2 Definisi Hutan Konservasi Hutan konservasi adalah hutan dengan suatu ciri khas yang berguna untuk menjaga kelangsungan aneka satwa dan tumbuhan termasuk ekosistemnya. Hutan Konservasi memiliki prosentase sebesar 21%. Contoh dari Hutan Konservasi adalah Taman Wisata Alam dan Taman Nasional (Yulia, 2015). Pada kasus kebakaran hutan, hutan konservasi termasuk hutan yang paling sering terjadi kebakaran, diantaranya yang menjadi pemicu adalah pada bagian tumbuhan semak – semak sangat mudah terbakar dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memadamkannya. Selain itu faktor manusia seperti Orang mencari madu dengan membuat api, kemudian api tersebut ditinggalkan begitu saja, dan orang yang tidak bertanggung jawab sengaja membakar dan ditinggalkan. Kerusakan yang terjadi akibat kebakaran tersebut yaitu pohon serta tumbuhan atau semak-semak yang ada dibawa tegakkan dan habitat lainnya rusak. Pada pengertian hutan konservasi ini digunakan sebagai pendukung jalannya pembuatan aplikasi ini dalam menampilkan informasi mengenai hutan konservasi. (Listyowati, 2016).
Gambar 1. Prosentase persebaran hutan di Indonesia Sumber: Dinas Kehutanan Kab.Malang, 2016
2.2.1 Definisi Hutan Lindung Hutan lindung adalah suatu wilayah hutan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar supaya dilindungi, dengan tujuan menjaga fungsi ekologis hutan tersebut. Penjagaan hutan bertujuan agar masyarakat masih tetap bisa menikmati hasil dan manfaat dari hutan, seperti tata airnya serta kesuburan tanahnya. Beberapa fungsi hutan lindung bagi masyarakat dan lingkungan antara lain adalah mencegah terjadinya banjir, cegah intrusi air laut, tata air teratur, kesuburan tanah terjaga, pengendalian terhadap erosi. Hutan Lindung memliki prosentase sebesar 26%. Contoh hutan lindung yang ada di Indonesia diantaranya adalah hutan lindung Sesaot di Lombok, hutan lindung Sungai Wein di Balikpapan, Taman Nasional Bali Barat di Bali, Taman Hutan Raya Bung Hatta di Padang. Pada pengertian hutan lindung ini digunakan sebagai pendukung jalannya pembuatan aplikasi ini mengenai informasi pada hutan lindung. Berikut kondisi hutan lindung sebelum terbakar yang ditunjukan pada Gambar 2(a), sedangkan Gambar 2(b) kondisi hutan lindung setelah terbakar (Listyowati, 2016).
2.2.3 Definisi Hutan Produksi Hutan produksi adalah hutan yang memiliki manfaat untuk memproduksi berbagai hasil hutan yang bermanfaat bagi masyarakat. Hutan Produksi memiliki prosentase sebesar 41% meliputi hutan jati, hutan pinus, dan hutan karet. Pada pengertian hutan produksi ini digunakan sebagai pendukung jalannya pembuatan aplikasi ini dalam menampilkan informasi mengenai hutan produksi. (Listyowati, 2016). 2.2.4 Definisi Hutan Konversi Hutan konversi adalah jenis hutan yang manfaatnya untuk keperluan pembangunan di luar bidang kehutanan. Hutan konversi memiliki prosentase sebesar 12%. Contoh dari hutan konversi adalah transmigrasi, peternakan, pertambangan, perkebunan. Pada pengertian hutan konversi ini digunakan sebagai pendukung jalannya pembuatan aplikasi ini dalam menampilkan informasi mengenai hutan konversi. (Listyowati, 2016).
2(a)
2.3. Definisi Kebakaran Hutan Definisi kebakaran hutan menurut SK. Menhut. No. 195/Kpts-II/1996 yaitu suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan hasil hutan yang menimbulkan kerugian ekonomi dan lingkungannya. Kebakaran
2(b)
A-290
Prosiding SENTIA 2016 – Politeknik Negeri Malang
hutan merupakan salah satu dampak dari semakin tingginya tingkat tekanan terhadap sumber daya hutan. Dampak yang berkaitan dengan kebakaran hutan atau lahan adalah terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup, seperti terjadinya kerusakan flora dan fauna, tanah, dan air.. Peristiwa kebakaran hutan yang tidak terkendali bisa terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja. Di masa lalu membakar hutan merupakan suatu metode praktis untuk membuka lahan. Pada awalnya banyak dipraktekan oleh para peladang tradisional atau peladang berpindah. Namun karena biayanya murah praktek membakar hutan banyak diadopsi oleh perusahaan-perusahaan kehutanan dan perkebunan. Di lingkup ilmu kehutanan ada sedikit perbedaan antara istilah kebakaran hutan dan pembakaran hutan. Pembakaran identik dengan kejadian yang disengaja pada satu lokasi dan luasan yang telah ditentukan. Gunanya untuk membuka lahan, meremajakan hutan atau mengendalikan hama. Sedangkan kebakaran hutan lebih pada kejadian yang tidak disengaja dan tak terkendali. Pada prakteknya proses pembakaran bisa menjadi tidak terkendali dan memicu kebakaran. Kebakaran hutan berskala besar cukup sulit untuk dipadamkan. Kadang-kadang membutuhkan waktu hingga bermingu-minggu agar semua titik api bisa padam. Pada kondisi tertentu, seperti tanah gambut, kebakaran masih terus berlangsung di dalam tanah meski api dipermukaan telah padam berhasil dipadamkan. Sehingga tanah tetap mengeluarkan asap pekat dan sewaktu-waktu api bisa meletup kembali ke permukaan (Rasyid, 2014). Pada pengertian Kebakaran Hutan ini digunakan sebagai acuan dasar mengenai kebakaran hutan yang mendukung jalannya pembuatan aplikasi.
Volume 8 – ISSN: 2085-2347
Stage 1 : Narasi Scene 1
Penjelasan terkait kondisi hutan di Indonesia
Scene 2
Quis mengenai pembahasan dari scene 1
Scene 3
Menjelaskan hutan atau lahan apa saja yang mudah terbakar dan alasan mengapa hutan tersebut mudah terbakar
Scene 4
Quis mengenai pembahasan dari scene 3
Scene 5
Menjelaskan faktor penyebab dari terjadinya kebakaran yang berada pada lahan tesebut
Scene 6
Quis mengenai pembahasan dari scene 5
Stage 2 : Simulasi Scene 1
Pengenalan lahan hutan gambut dilihat dari sifat, kontur, dan penyebarannya
Scene 2
Quis mengenai pembahasan dari scene 1
Scene 3
Pengenalan lahan hutan Pinus dilihat dari sifat, kontur, dan penyebarannya
Scene 4
Quis mengenai pembahasan dari scene 4
3. Metode Penelitian
Scene 5
Metode penelitian menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan untuk membangun aplikasi : Simulasi pembelajaran penanganan kebakaran hutan berbasis Android.
Mendeskripsikan faktor penyebab kebakaran hutan yang sering terjadi
Scene 6
Quis mengenai pembahasan dari scene 5
Scene 7
Akibat yang didapati serta cara penanganannya
Scene 8
Quis mengenai pembahasan dari scene 7
a. Studi Literatur. b. Pengumpulan Data c. Perancangan Aplikasi Tahap Perancangan dan desain sistem dalam pembuatan apikasi simulasi penanganan kebakaran hutan terdiri dari pembuatan aplikasi itu sendiri, yang meliputi strory board, flowchart, wbs(work breakdown structure).
Stage 3 : Solusi
a. Storyboard Scene 1
Berikut ini alur simulasi pembelajaran penanganan kebakaran hutan dalam bentuk draft storyboard:
A-291
Menjabarkan solusi dari kebakaran hutan gambut dan hutan pinus
Prosiding SENTIA 2016 – Politeknik Negeri Malang
Scene 2
4.1.1 Halaman Splash Screen Gambar 3 merupakan tampilan Splash Screen dari aplikasi. Simulasi Pembelajaran Penanganan Kebakaran Hutan. Splash Screen merupakan tampilan sementara pada saat booting aplikasi.
Quis mengenai pembahasan dari scene 1
Stage 4 : Game Reboisasi Scene 1
Menanam bibit pohon
Scene 2
Merawat dengan cara memberi air, pupuk, dan sinar matahari
Volume 8 – ISSN: 2085-2347
Stage 5 : Kesimpulan Scene 1
Kesimpulan dari kebakaran hutan
Gambar 3. Tampilan Splash Screen
masalah
4.1.2 Halaman Utama Gambar 4 merupakan tampilan menu utama dari aplikasi Simulasi Pembelajaran Penanganan Kebakaran Hutan.Terdapat Content lima menu utama dan satu tombol yang berfungsi sebagai tombol keluar (Exit) dari aplikasi. Lima menu utama tersebut terdiri dari Intro untuk menuju ke halaman narasi. Simulation untuk pengguna dapat langsung menuju ke halaman proses simulasi. Game unutk masuk ke dalam halan game. About berisi profil dari pembuat aplikasi. Help berisi bantuan atau petunjuk cara mengoperasikan aplikasi. Background dari halaman menu utama ini merupakan hutan dengan sedikit perbukitan yang dibuat menggunakan Terrain, kemudian terdapat animasi api yang menyambar sebagai tanda bahwa bahasan dari aplikasi ini yaitu mengenai kebakaran hutan.
Objective dari setiap stage: - Stage 1: Deskripsi jenis hutan dalam simulasi dan penyebab kebakaran hutan di Indonesia. - Stage 2 : Pengenalan lahan pinus dan lahan gambut. - Stage 3: Solusi untuk penanganan kebakaran lahan gambut dan lahan pinus. - Stage 4 : Memahami cara reboisasi hutan dan lahan dengan bermain game. - Stage 5: Kesimpulan tentang penanganan kebakaran hutan. d. Implementasi Implementasi aplikasi dilakukan dengan mengacu perancangan aplikasi yang telah dibuat sebelumnya. Langkah-langkah pada tahap implementasi yaitu : a. Membuat implementasi sesuai storyboard yang dibuat b. Membuat script 3D berdasarkan perancangan yang telah dibuat sebelumnya. e.
Pengujian Aplikasi
Pengujian dilakukan untuk menjamin dan memastikan bahwa aplikasi yang dirancang berjalan seperti diharapkan. Pengujian dianggap berhasil jika aplikasi berjalan sesuai yang diharapkan dalam analisis kebutuhan. Strategi yang dilakukan dalam pengujian yaitu: - Pengujian white box Pengujian yang dilakukan pada fungsi fungsi aplikasi untuk menguji apakah fungsi di dalam apliasi sudah berjalan dengan benar atau tidak. - Pengujian Lapangan: Pengujian akan dilakukan terhadap user yang relevan yaitu pegawai di Dinas Kehutanan
Gambar 4. Tampilan menu utama. 4.1.3 Halaman Simulation Halaman yang dituju dari tombol simulation ini merupakan serangkaian proses inti yang berisi informasi dari simulasi penanganan kebakaran hutan. a. Halaman Judul Simulasi Penanganan Kebakaran Hutan Berikut merupakan halaman judul simulasi penanganan kebakaran hutan yang ditunjukkan pada Gambar 5. Halaman ini menampilkan judul atau topik yang akan dibahas pada halaman selanjutnya. Terdapat hutan konservasi dan tombol hutan lindung yang berfungsi untuk menuju ke halaman simulasi sesuai dengan kategori jenis hutan. Kedua tombol tersebut dibuat dengan objek UI yang telah disediakan oleh unity dan di
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Implementasi Antar Muka Implementasi Antarmuka meliputi halaman pada setiap menu dan tampilan pada tampilan user.
A-292
Prosiding SENTIA 2016 – Politeknik Negeri Malang
dalamnya cukup memanggil method yang diperlukan agar tombol ini dapat berfungsi sebagai mana semestinya. Untuk kembali ke halaman sebelumnya dapat menggunakan tombol fisik Back pada Device Smartphone.
Volume 8 – ISSN: 2085-2347
2. Aplikasi Simulasi pembelajaran penanganan kebakaran hutan yang dijalankan pada system operasi Android dan dikemas dalam bentuk animasi 3D dan 2D dan untuk dapat menarik pengguna aplikasi ini selain menampilkan kuis evaluasi juga memberikan game edukatif mengenai tindakan yang dapat dilakukan pasca kebakaran hutan yaitu proses rehabilitasi.
6. Daftar Pustaka Heru,
Listyowati, Liliek. 2016. Wawancara Mengenai Data Teknis Hutan dan Kasus Kebakaran Hutan Beserta Cara Penanganannya, Dinas Kehutanan Kabupaten Malang
Gambar 5. Halaman judul simulasi Penanganan Kebakaran Hutan. b.
Halaman Simulasi Hutan Konservasi
Mashudi. 2010. 3D Visualization Technique of Forest Fire Simulation For Mitigation And Evacuation Process.Surabaya: Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Pada bagian simulasi ini semua proses diiringi dengan dubbing mengenai penjelasan seluruh topik yang akan dibahas di setiap poinnya. Topik yang akan dibahas di point selanjurnya, yaitu faktor – faktor yang mempengaruhi kebakaran hutan dan akan diangkat satu kasus penyebab kebakaran yang ditunjukkan pada Gambar 6. Pada simulasi hutan konservasi ini akan membahas kasus mengenai seseorang yang tidak bertanggung jawab karena membuah putung rokok sembarangan dan kasus tersebut akan digambarkan kedalam adegan animasi sederhana dengan faktor tambahan sebagai gambaran faktor yang nyata. Dengan tampilan sebagai berikut.
Rakhmadian, Bagus dan Rr Eka Regina. 2013. Pengembangan Game Chicken Egg Mengenai Pemeliharaan Ayam Petelur Politeknik Negeri Malang
Gambar 6. Halaman Faktor Penyebab Kebakaran Hutan
5.
Nugraha. 2014. Pengertian Simulasi Digital.[Online] Tersedia: http://nugrahaheru.com/pengertian-simulasidigital. Diakses 8 Desember 2015
Penutup
Kesimpulan 1. Dengan adanya aplikasi Simulasi Pembelajaran Penanganan Kebakaran Hutan ini, pengguna dapat mempelajari bagaimana cara menangani kebakaran hutan dan mengetahui faktor penyebab kebakaran hutan, hingga dampak dari kebakaran hutan beserta penanganannnya.
A-293