Dr. Ir. Arief Imam Suroso, M.Sc(CS)
SIKLUS PENGEMBANGAN PRODUK SISTEM INFORMASI DAN TEKNIK PROTOTYPING
Oleh :
Ilham Arief Gautama P056111541.48
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Pertanyaan : 1.Jelaskan dan berikan contoh langkah langkah yang diperlukan dalam siklus pengembangan
suatu
sistem
informasi
untuk
membangun
dan
mengimplementasikan sistem informasi bisnis di suatu perusahaan. 2. Jelakan pula bagaimana prototyping dapat digunakan sebagai suatu teknik yang efektif untuk meningkatkan
proses pembangunan sistem bagi end users
(pengguna sistem informasi) dan bagi
IS specialists (para spesialis sistem
informasi!
Jawaban : 1. Perkembangan teknologi dan sistem informasi yang sedemikian pesatnya tidak hanya membawa manfaat yang sangat signifikan terhadap berjalannya suatu bisnis perusahaan atau organisasi, akan tetapi juga memiliki dampak yang buruk apabila dalam implementasinya tidak sesuai dengan tujuan semula dari organisasi. Tujuan dibentuknya Sistem Informasi adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang menyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis. Supaya informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analisis terhadap sistem harus terlebih dahulu dilakukan untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkan organisasi, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing- masing tingkat manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Dengan biaya investasi yang tidak kecil dan murah maka peran para analis sistem maupun para manajer akan lebih besar untuk memastikan agar sistem informasi yang dibuat dapat memberikan manfaat yang jauh lebih besar sesuai dengan tujuan organisasi dengan turut pula memperhatikan potensi dampak negatif yang dihasilkannya. Dalam upaya pengembangan suatu sistem di perusahaan maupun organisasi, pertamanya perlu dilakukan apa yang disebut dengan pendekatan sistem. Pendekatan sistem (System Approach) perlu dilakukan dalam penyelesaian masalah yang menggunakan orientasi sistem untuk merumuskan masalah dan
peluang
dan
mengembangkan
solusi.
Menganalisis
masalah
dan
memformulasikan solusi akan melibatkan aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan, seperti bagaimana analis sistem harus mengenali dan merumuskan masalah atau peluang dengan menggunakan pemikiran sistem, mengembangkan dan mengevaluasi alternatif solusi sistem tersebut, memilih solusi sistem yang memenuhi persyaratan dan kriteria perusahaan, mendesain solusi sitem yang dipilih, dan mengimplementasikan dan mengevaluasi kembali kesuksesan sistem yang telah didesain atau dibuat. Setelah dilakukan pendekatan sistem maka perlu dilakukan pemikiran sistem (system thingking) untuk memahami masalah atau peluang yang merupakan salah satu aspek penting dari pendekatan sistem. Inti dari disiplin pemikiran sistem disini yaitu melihat hubungan interval antar sistem ketimbang mata rantai sebab akibat ketika sesuatu terjadi, dan melihat proses perubahan antar sistem ketimbang memisahkan potret perubahan, ketika perubahan
itu
terjadi.
Menggunakan
pendekatan
sistem
dalam
upaya
pengembangan solusi sistem informasi dapat dipandang sebagai sebuah proses multilangkah yang dapat dikatakan sebagai siklus pengembangan sistem informasi atau siklus hidup pengembangan sistem informasi (system development life cycle – SDLC). Cakupan dari siklus pengembangan sistem informasi ini mencakup lima aktivitas utama seperti investigasi kebutuhan sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, dan pemeliharaan sistem. Semua aktivitas tersebut akan saling berhubungan dan berkaitan erat satu sama lain. Sehingga pada praktiknya bebrapa aktivitas pengembangan tersebut bisa muncul dan berjalan pada saat yang bersamaan. Investigasi sistem dilakukan sebagai langkah awal karena pada tahap ini akan dilakukan studi kelayakan dari sistem yang akan dibuat. Studi kelayakan perlu dilakukan agar sistem analis ataupun manajer dapat menentukan bagaimana menanggapi peluang dan prioritas bisnis, dapat menentukan apakah sistem bisnis yang baru dan lebih baik merupakan solusi yang layak, dan dapat mengembangkan rencana manajemen proyek dan mendapatkan persetujuan dari manajemen. Setelah dilakukan tahap pertama yaitu investigasi sistem, selanjutnya perlu dilakukan analisis sistem. Analisis sistem dapat menghasilkan suatu persyaratan
fungsional yang dibutuhkan dalam mengembangkan solusi sistem informasi. Tahap ini dilakukan dengan melakukan beberapa aktivitas seperti manganalisis kebutuhan informasi karyawan, pelanggan dan pemilik kepentingan bisnis lainnya dan mengembangkan persyaratan fungsional sistem yang dapat memenuhi prioritas bisnis dan kebutuhan semua pemilik kepentingan. Setelah analisis sistem dilakukan dan solusi yang direkomendasikan sudah terbuat maka dilakukan tahap desain sistem. Pada tahap desain sistem ini akan dihasilkan spesifikasi sistem yang akan dibuat. Dimana aktivitas yang dilakukan yaitu mengembangkan spesifikasi untuk hardware, software, orang-orang (brainware), jaringan (netware), data , serta produk informasi lain yang dapat memenuhi persyaratan fungsional dari sistem informasi bisnis yang diusulkan. Ketika desain sistem sudah dibuat maka saatnya lah untuk menguji sistem tersebut dalam pengimplementasian sistem tersebut. Implementasi sistem akan menghasilkan sistem operasional yang akan digunakan dimana aktivitas penunjang dari implementasi ini berupa mendapatkan atau mengembangkan hardware dan software, menguji sistem dan melatih orang-orang untuk mengoperasikan, mengubah sistem lama ke dalam sistem baru, dan mengelola pengaruh perubahan sistem terhadap pemakai akhir (end user). Dalam implementasi sistem yang baru tersebut tentu user akan menghadapi kemungkinan terdapat kerusakan atau error dalam sistem, untuk itu tahap pemeliharaan sistem akan sangat membantu dalam pemecahan masalah dikemudian hari. Dalam aktivitas
pemeliharaan
sistem
ini
akan
digunakan
proses
tinjauan
pascaimplementasi untuk bisa mengawasi, mengevaluasi, dan memodifikasi sistem bisnis tersebut sesuai kebutuhan organisasi. Berikut akan dijelaskan siklus pengembangan sistem informasi yang akan dijabarkan dalam gambar 1 dibawah ini.
Pahami masalah atau peluang bisnis
Kembangkan solusi sistem informasi
Investigasi Sistem Produk : Studi Kelayakan
Analisis Sistem Produk : Persyaratan Fungsional
Desain Sistem Produk : Spesifikasi Sistem
Implementasikan solusi sistem informasi
Implementasi Sistem Produk : Sistem Operasional
Pemeliharaan Sistem Produk : Sistem yang Diperbaiki
Gambar 1. Siklus Pengembangan Sistem Informasi
2. Proses pengembangan sistem sering kali mengambil format,atau mencakup pendekatan pembuatan prototipe. Pembuatan prototipe (prototyping) adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap moddel kerja, atau prototipe, dari aplikasi baru dalam proses yang interaktif dan berulang-ulang yang bisa digunakan oleh ahli SI dan praktisi bisnis. Pembuatan prototipe dapat membuat proses pengembangan lebih cepat dan lebih mudah, khususnya untuk proses dimana persyaratan pemakai akhir sulit dirumuskan. Karena itulah, pembuatan prototipe terkadang disebut juga desain aplikasi cepat (rapid application design- RAD). Pembuatan prototipe juga membuka proses pengembangan aplikasi untuk pemakai akhir karena pembuatan prototipe menyederhanakan dan mempercepat desain sistem. Jadi, pembuatan prototipe telah memperluas peran pemilik kepentingan bisnis yang dipengaruhi oleh sistem yang diusulkan, dan memungkinkan untuk mempercepat proses pengembangan yang lebih tanggap. Pembuatan prototipe dapat juga digunakan untuk aplikasi besar maupun kecil. Umumnya, sistem bisnis besar masih perlu menggunakan pendekatan pengembangan sistem tradisional, tetapi sistem tersebut sering kali dapat dibuat dalam prototipe nya. Prototipe aplikasi bisnis yang diperlukan oleh pemakai akhir dikembangkan secara cepat dengan menggunakan berbagai macam perangkat lunak pengembangan aplikasi. Kemudian sistem prototipe tersebut diperbaiki berkali-kali hingga dapat diterima manajemen. Dalam analisis, para pemakai akhir akan mengidentifikasi kebutuhan bisnis mereka dan menilai kelayakan beberapa alternatif solusi suatu informasi. Selanjutnya dalam aktivitas desain para pemakai akhir dan atau pakar SI menggunakan alat pengembangan aplikasi untuk secara interaktif mendesain dan menguji prototipe berbagai komponen sistem informasi yang memenuhi kebutuhan pemakai akhir. Dalam desain/implementasi prototipe yang sudah diusulkan kemudian diuji, dievaluasi, dan dimodifikasi secara berulang hingga dapat diterima pemakai dan sistem bisnis yang diterima dapat dimodifikasi dengan mudah karena dokumentasi sistem disimpan dalam disk. Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam pemgembangan suatu aplikasi dengan menggunakan prototipe seperti yang dijelaskan dalam gambar 2.
Identifikasi Kebutuhan Bisnis Pemakai Akhir
Kembangkan Prototipe Sistem Bisnis
Siklus Pembuatan Prototipe Revisi Prototipe Agara Memenuhi kebutuhan end user dengan lebih baik
Siklus Pemeliharaan Gunakan dan Pelihara Sistem Bisnis yang Diterima
Gambar 2. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Dengan Prototipe
DAFTAR PUSTAKA
O’Brien, James A. 2002. Pengantar Sistem Informasi. Salemba Empat, Jakarta. O’Brien. J. 2005. Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12. Salemba Empat. Jakarta.