SIKAP PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK KANDANG PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) Oleh :Mukhlis Yahya*) dan Eka Afriani **) ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui sikap petani terhadap penggunaan Pupuk Kandang pada tanaman kedelai yang dilihat dari segi luas lahan, biaya, penyediaan bahan, tenaga kerja dan manfaat penggunaan pupuk kandang. Metode yang digunakan adalah Metode Acak Sederhana (Simple Random Sampling) dengan responden sebanyak 40 orang petani kedelai. Metode analisis data menggunakan skala likert dengan kriteria menolak, ragu-ragu dan menerima. Hasil penelitian menunjukkan Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat adalah menerima (93,64 %) karena petani sangat menyadari manfaat pupuk pupuk kandang dan tidak mempermasalahkan biaya, luas lahan, penyediaan bahan, tenaga kerja.. Kata kunci : sikap, pupuk kandang, kedelai
PENDAHULUAN Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki prospek yang cerah dari segi ekonomi. Karena kedelai sebagai sumber protein nabati, bahan baku industri pakan ternak dan bahan baku industri pangan. Permintaan total kedelai 15 tahun terakhir sangat tinggi namun tidak diimbangi oleh produksi dalam negeri. (Baliadi dkk, 2008). Berdasarkan data BPS tahun 2010 produktivitas kedelai baru mencapai kisaran 0,6-2,5 ton/ha, sedangkan di tingkat penelitian sudah mencapai 1,7-3,2 ton/ha bergantung pada kondisi lahan dan *) Dosen STPP Medan **) Penyuluh Kabupaten Pasaman
1
teknologi yang diterapkan. Sedangkan dari data Programa Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat terdapat areal kedelai 518 ha dengan produktivitas 1,25 ton/ha. Angka-angka ini menunjukkan produksi dan produktivitas kedelai masih bisa ditingkatkan melalui inovasi teknologi penggunaan pupuk organik. Dalam Programa Penyuluhan Kecamatan Binjai tahun 2009, luas lahan kedelai di kecamatan tersebut adalah 518 ha. Pelaksanaan Pengelolaan Tanaman terpadu ( PTT) kedelai di 3 desa pada tahun 2009-2010 seluas 110 ha melibatkan 10 kelompoktani. Salah satu komponen PTT kedelai yang sangat penting adalah penggunaan pupuk organic. Pupuk organic yang digunakan petani di daerah tersebut adalah pupuk kandang. Penggunaan pupuk kandang terhadap tanaman kedelai sangat dipengaruhi oleh sikap petani. Sikap tersebut dapat dilihat dari segi biaya, luas lahan, penyediaan bahan, tenaga kerja dan manfaat. Menurut Azwar S, 2005, sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain atau objek Sikap merupakan suatu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Soekidjo N, 1997). Sikap adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai obyek (Purwanto H, 1998). Sikap berhubungan dengan perasaan senang atau tidak senangseseorang terhadap suatu obyek Jika tidak senang artinya menolak dan jika senang artinya menerima. Sikap petani terhadap penggunaan pupuk organik dilihat dari berbagai segi yaitu luas lahan, biaya, tenaga kerja, penyediaan bahan organik dan manfaatnya.
METODE PELAKSANAAN Penelitian Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang pada Tanaman Kedelai dilaksanakan April sampai Juni 2011 di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Sikap petani dalam penggunaan pupuk organik meliputi : Sikap petani 2
terhadap luas lahan, biaya, tenaga kerja, penyediaan bahan organic, dan manfaat pupuk kandang. Sumber data diperoleh dari data primer dan sekunder. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif. Pengambilan sampel menggunakan metode acak sederhana (Simple Random Sampling) dengan jumlah responden 40 orang petani kedelai. Analisis data menggunakan skala likert dengan kriteria menolak, ragu-ragu dan menerima. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Sebelum kuesioner digunakan untuk memperoleh data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas agar diperoleh instrumen yang valid dan reliabel. Analisis data menggunakan program SPSS 18. Menurut Riduwan (2009) jumlah skor dari setiap jawaban responden diklasifikasikan berdasarkan item. Untuk mengetahui interprestasi dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut : Total nilai yang peroleh Sikap petani
=
X 100 % Nilai maksimum yang dicapai
Kategori Sikap Petani terhadap penggunaan pupuk kandang pada tanaman kedelai adalah menolak apabila nilai interpretasi 133 %, ragu-ragu bila 34-66 % dan menerima apabila 67-100 %.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian sikap petani terhadap penggunan pupuk kandang pada tanaman kedelai dapat dijelaskan sebagai berikut. A. Luas Lahan Sikap petani terhadap penggunaan pupuk kandang dari segi luas lahan disajikan pada tabel 1.
3
Tabel 1. Persentase Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang Berdasarkan Luas Lahan Jumlah Persentase No. Uraian Skor Petani (%) 1 Menolak 1-4 2 Ragu-ragu 5-8 4 10 3 Menerima 9-12 36 90 Jumlah 40 100 Sumber : Analisis Data Primer (2011)
Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa umumnya petani responden menerima penggunaan Pupuk Kandang dari segi luas lahan. Dimana terdapat 36 orang (90 %) menerima dan 4 orang ( 10 %) ragu-ragu. Sebagian besar petani responden menerima penggunaan Pupuk Kandang di lahan yang luas karena Pupuk Kandang mengandung unsur hara yang lengkap yang dibutuhkan tanaman. Seperti yang dikatakan Musnamar (2003) dimana Pupuk Kandang mengandung unsur makro seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K), Pupuk Kandang mengandung unsur mikro seperti Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). B. Biaya Sikap petani terhadap penggunaan Pupuk Kandang dari segi biaya disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang Berdasarkan Biaya Jumlah Persentase No. Uraian Skor Petani (%) 1 Menolak 1-4 2 Ragu-ragu 5-8 1 2,5 3 Menerima 9-12 39 97,5 Jumlah 40 100 Sumber : Analisis Data Primer (2011)
Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat bahwa petani responden menerima penggunaan Pupuk Kandang dari segi biaya. Dimana
4
terdapat 39 orang (97,5 %) menerima dan 1 orang ( 2,5 %) raguragu. Dari hasil wawancara petani tidak memperhitungkan biaya penggunaan Pupuk Kandang. Karena bahan Pupuk Kandang mudah didapatkan di lapangan dari berbagai macam ternak yang ada di lokasi usaha tani. Selain itu berdasarkan hasil penelitian Arafah dan Sirappa (2003) penggunaan bahan organik seperti sisa tanaman yang melapuk, Pupuk Kompos, Pupuk Kandang dan Pupuk Organik Cair dapat meningkatkan produktivitas tanah dan efisiensi pemupukan serta mengurangi kebutuhan pupuk terutama pupuk K dan dapat mengurangi pengeluaran petani. C. Penyediaan Bahan Sikap petani terhadap penggunaan Pupuk Kandang dari segi penyediaan bahan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Persentase Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang Berdasarkan Penyediaan Bahan Jumlah Persentase No. Uraian Skor Petani (%) 1 Menolak 1-4 2 Ragu-ragu 5-8 1 2.5 3 Menerima 9-12 39 97.5 Jumlah 40 100 Sumber : Analisis Data Primer (2011)
Berdasarkan Tabel 24. dapat dilihat petani responden menerima penggunaan Pupuk Kandang dari segi penyediaan bahan. Dimana terdapat 39 orang (97,5 %) menerima dan 1 orang ( 2,5 %) ragu-ragu. Bahan-bahan Pupuk Kandang mudah didapatkan di lapangan. Sehingga tidak menjadi kendala bagi petani dalam penggunaannya karena Pupuk Kandang bisa didapatkan dari kotoran ayam, kambing, kerbau dan sapi yang ada di sekitar mereka. Seperti halnya yang dikatakan Hartatik dan Widowati (1984) pupuk kandang/kotoran hewan berasal dari usaha tani pertanian antara lain adalah kotoran ayam, sapi, kerbau dan kambing. Dimana
5
komposisi hara masing-masing kotoran hewan berbeda tergantung pada jumlah dan jenis makanannya. D. Tenaga Kerja Sikap petani terhadap penggunaan Pupuk Kandang dari segi tenaga kerja disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Persentase Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang Berdasarkan Tenaga Kerja Jumlah No. Uraian Skor Persentase (%) Petani 1 Menolak 1-4 2 Ragu-ragu 5-8 4 10 3 Menerima 9-12 36 90 Jumlah 40 100 Sumber : Analisis Data Primer (2011)
Berdasarkan Tabel 4. terlihat bahwa petani responden menerima penggunaan Pupuk Kandang dari segi tenaga kerja. Dimana terdapat 36 orang (90 %) menerima dan 4 orang ( 10 %) ragu-ragu. Petani pada umumnya tidak terbebani dengan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam penggunaan Pupuk Kandang karena bahan Pupuk Kandang mudah didapatkan di sekitar lokasi usaha tani sehingga tidak memerlukan tenaga kerja yang terlalu banyak. E. Manfaat Pupuk Kandang Sikap petani terhadap penggunaan Pupuk Kandang dari segi manfaat disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang Berdasarkan Manfaat Persentase Uraian Skor Jumlah Petani No. (%) 1 Menolak 1-14 2 Ragu-ragu 15-28 3 Menerima 29-42 40 100 Jumlah 40 100 Sumber : Analisis Data Primer (2011)
6
Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat bahwa umumnya petani responden yaitu sebanyak 40 orang (100 %) menerima penggunaan Pupuk Kandang ditinjau dari segi manfaat. Antusias petani menggunakan Pupuk Kandang didorong oleh kesadaran petani akan manfaat Pupuk Kandang yang memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah agar tanah tetap produktif. Karena pengembalian bahan organik ke dalam tanah adalah hal yang mutlak dilakukan untuk mempertahankan lahan pertanian agar tetap produktif. Dua alasan yang selama ini yang sering dikemukakan para ahli adalah pengolahan tanah yang dangkal selama bertahun-tahun mengakibatkan menurunnya kandungan C dan N-organik. Dan penggunaan pupuk kimia seperti urea, KCL, dan TSP telah melampaui batas efisiensi teknis dan ekonomis sehingga efisiensi dan pendapatan bersih yang diterima petani dari setiap unit pupuk yang digunakan semakin menurun (Musnamar, 2003). F.
Sikap Petani terhadap Pupuk Kandang
Sikap petani terhadap penggunaan Pupuk Kandang secara keseluruhan baik dari segi luas lahan, biaya, penyediaan bahan, tenaga kerja dan manfaat disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Persentase Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang Skor Skor Persent No Item Kriteria Perolehan Ideal ase (%) 1 Luas lahan 460 480 95,8 Menerima 2 Biaya 469 480 97,7 Menerima Penyediaan 3 464 480 96,7 Menerima Bahan Tenaga 4 463 480 96,5 Menerima Kerja 5 Manfaat 1515 1680 90,2 Menerima Jumlah 3371 3600 93,64 Menerima Sumber : Analisis Data Primer (2011)
7
Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat bahwa total skor perolehan 3371 dan skor ideal 3600. Persentase sikap petani terhadap Pupuk Kandang 93,64 % dapat diplot melalui garis kontinum seperti pada Gambar. 1 1%
33% Menolak
66% Ragu-ragu
93,64% 100% Menerima
Gambar 1. Garis Kontinum Sikap Petani terhadap Pupuk Kandang pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Sikap petani terhadap pupuk kandang adalah menerima sebanyak 93,64 %. Hal itu dapat dilihat dari sikap petani terhadap penggunaan pupuk kandang dari segi luas lahan, biaya, penyediaan bahan, tenaga kerja dan manfaatnya. Dimana sikap petani dari segi luas lahan 95,8 % menerima, dari segi biaya 97,7 % menerima, dari segi penyediaan bahan 96,7% menerima, dari segi tenaga kerja 96,5 % menerima, dan dari segi manfaat 90,2 % menerima. Petani tidak mempermasalahkan biaya karena penggunaan pupuk kandang tidak membutuhkan biaya yang banyak. Pupuk Kandang mudah didapatkan di sekitar lokasi. Biaya tranportasi dan tenaga kerja berkurang Selanjutnya dilihat dari luas lahan dan tenaga kerja yang digunakan. Petani beranggapan dari pengalaman penggunaan pupuk kandang tidak membutuhkan tenaga kerja yang terlalu banyak walaupun di lahan yang luas. Menurut Azwar S, (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap salah satunya adalah pengalaman pribadi. Pengalaman pribadi meninggalkan kesan yang kuat sehingga sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Petani juga sangat mengetahui manfaat pupuk kandang bagi tanaman kedelai. Tanaman yang diberi pupuk kandang akan tumbuh lebih subur dibanding dengan tanaman kedelai yang tidak diberi pupuk kandang. Tanah disekitar tanaman kedelai lebih gember dan memudahkan perakaran kedelai untuk berkembang. Untuk musim tanam berikutnya produksi dan produktivitas lahan 8
makin tinggi. Menurut Sutanto R, (2002) dimana pupuk organik sangat bermanfaat baik dari sifat fisik tanah, kimia tanah, biologi tanah dan kondisi sosial. Semua hal tersebut mendukung sikap petani, sehingga petani menerima penggunaan Pupuk Kandang di lahan kedelai mereka. KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan
Sikap Petani terhadap Penggunaan Pupuk Kandang pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) di Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat adalah menerima (93,64 %) karena petani sangat menyadari manfaat pupuk pupuk kandang dan tidak mempermasalahkan biaya, penyediaan bahan, tenaga kerja dan luas lahan B.
Saran
Kegiatan penyuluhan pertanian yang intensif perlu dilakukan agar petani bisa mempertahankan sikapnya terhadap penggunaan pupuk kandang pada tanaman kedelai untuk meningkatkan produksi kedelai.
DAFTAR PUSTAKA Arafah dan Sirappa. 2003. Kajian Penggunaan Jerami dan Pupuk N, P dan K pada Lahan Sawah irigasi. BPTP. Sulawesi Selatan. Azwar, S. 2005. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Baliadi, dkk. 2008. Jurnal Penelitian dan Pengembangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Hartatik dan Widowati. 1984. Pupuk Kandang. Baliitanah litbang. Deptan.
9
Musnamar dan Effi Ismawati.2003. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. Purwanto, H. 1998. Pengantar Keperawatan. EGC. Jakarta.
Prilaku
Manusia
Untuk
Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung. Soekidjo N. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta. Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.
10