DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN SIDOARJO EDISI IV 2014
PROFIL INDUSTRI
SIDOARJO INDUSTRI KAIN BATIK ‘KUNTO’ KHAS SIDOARJO
Siap Mendunia dan Bersaing Dengan Batik-Batik Lain
INDUSTRI OLAHAN IKAN BANDENG DI KECAMATAN BUDURAN
Berani Berbisnis Setelah Pelatihan INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI KECAMATAN TANGGULANGIN
Kepuasan Pelanggan
Adalah Kebanggaan Pengrajin
IKM SIDOARJO BERJAYA
DI PASAR GLOBAL PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
1
PETA POTENSI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH)
KABUPATEN SIDOARJO To Surabaya
To Surabaya
BUS STATION
TAMAN
To Surabaya
WARU Waru Distric
Taman Distric
To Gresik
GEDANGAN Gedangan Distric
Sukodono Distric
KRIAN BALONGBENDO
SEDATI
Sedati Distric
SUKODONO Krian Distric
BUDURAN
Wonoayu Distric
Balongbendo Distric
WONOAYU
Buduran Distric
Tarik Distric
TARIK
To Mojokerto
SIDOARJO Prambon Distric
Tulangan Distric
PRAMBON
TULANGAN
To Mojosari Pacet
PETA POTENSI IKM PROSPEK EDISI 4
1. KEC. SIDOARJO 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
KEC. CANDI KEC. BUDURAN KEC. PORONG KEC. KREMBUNG KEC. TULANGAN KEC. TANGGULANGIN KEC. JABON KEC. KRIAN
10. 11. 12. 13.
KEC. BALONGBENDO KEC. TARIK KEC. PRAMBON KEC. WONOAYU
14. KEC. TAMAN
Sidoarjo Distric
CANDI
Rainwat to Madiun
Candi Distric
KREMBUNG
: INDUSTRI BATIK BATIK KUNTO INDUSTRI MAKANAN VANESHA COKLAT : INDUSTRI TAS KULIT LUKIS : INDUSTRI RENGGINANG BANDENG : INDUSTRI MAKANAN SATE KRISPI : INDUSTRI SENTRA KERUPUK BUAH : INDUSTRI BATIK PATRANG MAS : INDUSTRI KULIT TRIOUT : INDUSTRI BATIK KDC : INDUSTRI KULIT BUAYA '"SYAM CROCO"" : INDUSTRI SEPATU : INDSUTRI GARAM : INDUSTRI MAKANAN TEMPE : INDUSTRI BATIK PRINTING DAN SARUNG TENUN : INDUSTRI MINUMAN TEMULAWAK
TANGGULANGIN
Tanggulangin Distric
Porong Distric
Krembung Distric
Jabon Distric
PORONG JABON
To Malang
15. 16. 17. 18.
SUKODONO GEDANGAN WARU SEDATI
: : : :
To Bangil
INDUSTRI MINUMAN LIDAH BUAYA INDUSTRI ALAT MUSIK GITAR INDUSTRI GLASS PAINTING INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN
STRUKTUR ORGANISASI BIDANG PERINDUSTRIAN
KABUPATEN SIDOARJO YAYUK PUDJI RAHAYU, SH, MH NIP . 19611201 199403 2 001
KABID PERINDUSTRIAN
2
SC. MALASANTI, SKM, ST, MPd
Ir. TRI HARJONO
BAIQ RITA MARDIALINA, S.Sos, MM
NIP . 19650208 198703 2 005
NIP . 19580805 199403 1 002
NIP . 19681030 199803 2 002
KASI INDUSTRI LOGAM, MESIN DAN TEKSTIL (ILMT)
KASI INDUSTRI AGRO DAN KIMIA (IAK)
KASI INDUSTRI ANEKA DAN ELEKTRONIKA (IAE)
TUTIK WIDAYATI
PURYADI
SUWANDAK
NIP . 19731222 199403 2 008
NIP . 19600905 198603 1 025
NIP . 19591210 198903 1 006
-
SITI FATIMAH, ST
FITRIA DEWI, ST
NIP . 19791013 201001 2 008
NIP . 19830714 200901 2 005
STAF ILMT
STAF IAK
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
STAF IAE
Daftar Isi 4.
6. 8. 10.
14.
17.
20.
25.
29.
32.
35.
38.
PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DI SIDOARJO. SMALL INDRUSTRIES DEVELOPMENT IN THE DISTRICT SIDOARJO. DINAS KOPERASI, UKM PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BIDANG PERINDUSTRIAN. KEGIATAN BIDANG PERINDUSTRIAN TAHUN 2014 YANG SUDAH DILAKSANAKAN. INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI KECAMATAN TANGGULANGIN. LEATHER CRAFT INDUSTRY IN DISTRICT TANGGULANGIN. KEPUASAN PELANGGAN ADALAH KEBANGGAAN PENGRAJIN. CUSTOMER SATISFACTION IS PRIDE OF ENTERPRENEUR. INDUSTRI KERAJINAN OLAHAN KULIT LUKIS DI KECAMATAN CANDI. PAINTED LEATHER CRAFT INDUSTRY PROCESSED IN SUB DISTRICT CANDI. BOSAN DENGAN PRODUK LAMA, GANTI PRODUK BARU SETELAH IKUT PELATIHAN. BORED WITH PRODUCT OLD, NEW PRODUCT CHANGE AFTER TAKING TRAINING. INDUSTRI KERAJINAN BERBAHAN KULIT BUAYA DI KECAMATAN KRIAN. CROCODILE LEATHER CRAFT INDUSTRY IN DISTRICT KRIAN. OMZET RATUSAN JUTA, HARGA RATA-RATA PULUHAN JUTA. HUNDRES OF MILLION TURNOVER, TENS OF MILLION AVERAGE PRICE. INDUSTRI KAIN BATIK ‘KUNTO’ KHAS SIDOARJO. BATIK ‘KUNTO’ TYPICAL SIDOARJO INDUSTRI. SIAP MENDUNIA DAN BERSAING DENGAN BATIK-BATIK LAIN. WORLDWIDE AND READY TO COMPETE WITH OTHER BATIKS. INDUSTRI BATIK DI KECAMATAN JABON. BATIK INDUSTRIAL IN DISTRICT JABON. SEMANGAT TURUN TEMURUN MELESTARIKAN TRADISI LELUHUR. SIPRIT OF TRADITION SUSTAINING EREDITARY ANCESTORS. INDUSTRI BATIK PRINTING DI KECAMATAN WONOAYU. INDUSTRIAL PRINTING BATIK IN DISTRICT WONOAYU.. PEMASARAN MELALUI JALUR KONEKSI PERTEMANAN. MARKETING THROUGH CHANNEL CONNECTION FRIENDSHIP. INDUSTRI BATIK “PATRANG MAS” DI KECAMATAN TULANGAN. BATIK INDUSTRIAL “PATRANG MAS” IN DISTRICT TULANGAN. SEMOGA DIMINATI KALANGAN YANG LUAS. MAY DEMAND AMONG SPACIOUS. INDUSTRI SEPATU DI KECAMATAN BALONGBENDO. FOOTWEAR INDUSTRY IN DISTRICT BALONGBENDO. BERTAHAN HIDUP KARENA KREATIF MENCIPTAKAN MODEL-MODEL YANG TREND DI PASARAN. SURVIVAL FOR CREATING A CREATIVE DESIGN TRENDS IN THE MARKET. INDUSTRI MAKANAN SATE CRISPY DI KECAMATAN PORONG. SATAY CRISPY FOOD INDUSTRY IN DISTRICT PORONG. MAJU KARENA BELAJAR DARI PENGADUAN PELANGGAN. ADVANCE FOR LEARNING FROM CUSTOMER COMPLAINT.
40. INDUSTRI OLAHAN IKAN BANDENG DI KECAMATAN BUDURAN. MILKFISH PROCESSED INDUSTRIAL IN DISTRICT BUDURAN. BERANI BERBISNIS SETELAH PELATIHAN. DARE TO BUSINESS AFTER TRAINING. 43. INDUSTRI MAKANAN TRADISIONAL TEMPE DI KECAMATAN PRAMBON. TEMPE TRADITIONAL FOOD INDUSTRY IN DISTRICT PRAMBON. TERUS BERTAHAN KARENA BANYAK YANG SETIA MENGKONSUMSI. CONTINUE TO LAST FOR MANY FAITHFUL CONSUME. 46. INDUSTRI MINUMAN JAMU TEMULAWAK DI KECAMATAN TAMAN. HERBAL TEMULAWAK INDUSTRY IN THE DISTRICT TAMAN. PASAR SEMAKIN MELUAS KARENA DOOR TO DOOR. THE MARKET SPREADS FOR DOOR TO DOOR. 49. INDUSTRI MAKANAN COKLAT DI KECAMATAN SIDOARJO. CHOCOLATE FOOD INDUSTRY IN SIDOARJO. NIKMATI RASANYA, WUJUDKAN PERSAHABATAN DAN CINTA. ENJOY FEELS, FRIENSHIP AND LOVE HAPPEN. 52. INDUSTRI MINUMAN BERBAHAN TANAMAN “LIDAH BUAYA”. INDUSTRIAL PLANT BASED DRINKS “ALOE VERA”. JAGA KUALITAS AGAR MINUMAN SEHAT LAYAK DIKONSUMSI MASYARAKAT. MAINTAIN QUALITY WORTH KEEPING HEALTHY DRINKS CONSUMED SOCIETY. 55. INDUSTRI OLAHAN IKAN BANDENG DI KECAMATAN SEDATI. MILKFISH PROCESSED INDUSTRIAL IN DISTRICT SEDAT. IKUT TRAINING, KEMASAN JADI BAGUS. JOINT TRAINING, SO GOOD PACKAGING. 58. INDUSTRI GARAM DI KECAMATAN TARIK. SALT INDUSTRY IN DISTRICT TARIK. PRODUK DIMINATI KARENA PERDULI KESEHATAN. PRODUCTS DESIRABLE BECAUSE THEY CARE. 61. INDUSTRI KRUPUK RASA BUAH DI KECAMATAN KREMBUNG. CRACKERS TASTE OF FRUIT INDUSTRY IN DISTRICT KREMBUNG. GIGIH BEREKSPERIMEN MENEMUKAN RASA BARU. EXPERIMENTING PERSISTENT FINDING NEW FLAVOR. 63. INDUSTRI ALAT MUSIK GITAR BERMOTIF BATIK DI KECAMATAN GEDANGAN. GUITAR MUSIC INSTRUMENT INDUSTRY IN DISTRICT GEDANGAN. KREATIVITAS BERMULA DARI SEKEDAR ISENG. STARTING FROM CREATIVITY. 67. INDUSTRI KERAJINAN KACA LUKIS DI KECAMATAN WARU. CRAFT PAINTED GLASS INDUSTRY IN DISTRICT WARU. SUKSES BERKAT KREATIFITAS MENULIS. SUCCEST THANKS TO CREATIVITY WRITING.
REDAKSI : Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral. Sekretaris Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral. Kepala Bidang Kelembagaan dan Bina Usaha Koperasi. Kepala Bidang Fasilitas Pelayanan Kepala Bidang Perdagangan. Kepala Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral. Kepala Bidang Perindustrian : Kepala Seksi Industri Agro Dan Kimia. Kepala Seksi Industri Logam, Mesin Dan Tekstil. Kepala Seksi Industri Aneka Dan Elektronika. ALAMAT : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Sidoarjo Jl. Jaksa Agung Suprapto 9 Sidoarjo Telp. (031) 8921220 Official website: www.portalsip.com Email:
[email protected]
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
3
PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL
DI SIDOARJO
Di edisi ini, PROSPEK mengupas tentang berbagai industri kecil sebagai basis penggerak ekonomi masyarakat yang sangat bermanfaat untuk membangun daerah. Banyak yang ikut terangkat bila industri kecil berkembang, misalnya penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, dan sebagainya.
U
ntuk itulah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo giat mengembangkan industri kecil. Berbagai usaha dilakukan melalui berbagai pelatihanpelatihan bisnis, membuka jalur promosi dan pemasaran melalui internet, menyelenggarakan pameran dan mendorong industri kecil untuk meningkatkan daya saing. Kita sangat perduli dengan industri kecil. Para pengusaha ini pada umumnya hanya memiliki sumber modal usaha berasal dari tabungan sendiri atau lembaga keuangan tidak resmi. Sebagian besar hasil produksi atau jasa mereka hanya dikenali oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah atau sebagian kecil golongan ekonomi menengah. Industri kecil dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah tenaga kerja, nilai investasi yang digunakan dan nilai asetnya. Selain itu sebagian besar memiliki ciri-ciri industri yang mengandalkan ketrampilan tradisional, seni dan penggunaan teknologi tepat guna. Banyak industri kecil masuk dalam sektor informal karena kegiatan usahanya tidak terorganisir dengan baik dan tidak mempunyai ijin usaha. Pola kegiatan usaha tidak terfokus dalam arti lokasi atau jam kerja. Pada umumnya kebijakan pemerintah
4
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
Pengembangan industri di Sidoarjo pada dasarnya memiliki tujuan meningkatkan kualitas hidup bangsa agar menjadi bangsa yang modern dan maju serta meningkatkan kemandirian.
untuk membangun golongan ekonomi lemah tidak sampai ke sektor industri kecil. Skala usaha kecil, karena modal dan perputaran usahanya juga kecil. Tidak memerlukan pendidikan formal, karena hanya berdasarkan pengalaman sambil kerja. Pengembangan industri di Sidoarjo pada dasarnya memiliki tujuan meningkatkan kualitas hidup bangsa agar menjadi bangsa yang modern dan maju serta meningkatkan kemandirian. Untuk menuju ke sana, arah dan tujuan pengembangan industri
kecil dari segi tinjauan individual meliputi peningkatan pangsa pasar yang lebih luas. Peningkatan daya saing dan efisiensi usaha. Menuju kesinambungan usaha secara jangka panjang dengan membangun “citra” usaha. Sehingga diharapkan mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi di daerah. Proses pengembangan industri kecil pada kenyataannya menghadapi beragam kendala. Misalnya tenaga kerja kurang terampil serta kurang terlatih, kurang modal, lemahnya akses ke pasar yang lebih luas, lemah dalam penguasaan teknologi, kurang baiknya sistem manajemen, organisasi dan kurangnya kerjasama dengan pengusaha lain yang saling menguntungkan. Iklim usaha yang berubah-ubah, saingan usaha melawan perusahaanperusahaan besar juga merupakan kendala yang berarti. Hal ini menjadi tugas pemerintah untuk menjadi fasilitator agar terjalin kemitraan usaha antara industri kecil, menengah dan industri besar berdasarkan prinsip saling menguntungkan, saling membutuhkan dan saling memperkuat. Sinergi kekuatan ekonomi inilah yang diharapkan mampu menghadapi globalisasi ekonomi.
SMALL INDRUSTRIES DEVELOPMENT
IN THE DISTRICT SIDOARJO
In this edition, PROSPECT investigated various small industries as a driver of community economic base which is very useful to build up the area. Many who become involved when developing small industries, such as employment, the increase in people's income, and so on.
F
or this reason, Sidoarjo regency government is actively developing small industries. Various attempts were made such conduct business trainings, open lines of promotion and marketing through the internet, organize exhibitions and promote small industries outside the exhibition area. We are very concerned with small industries. These entrepreneurs have only a source of venture capital, primarily from their own savings or informal financial institutions. Most of the production or service they are only recognized by lowincome or middle class fraction. Small industries can be classified by the amount of labor, the value of the investment is used and the value of its assets. In addition, most have characteristics of industries that rely on traditional skills, arts and use of appropriate technologies. Small industry is one of the informal sector which has the characteristics of its activities are not well organized. In general, a business unit does not have a business license. The pattern of business is not focused in the sense of location or work hours. In general, government policies to build the economically weak groups do not get to the small industrial sector. Small scale, because capital and turnaround efforts also small. Does not require a formal education, because only based on experience while working.
The development of industry in Sidoarjo basically have the goal of improving the quality of life of the nation to become a modern and developed nation, and increasing independence.
The development of industry in Sidoarjo basically have the goal of improving the quality of life of the nation to become a modern and developed nation, and increasing independence. To get there, the direction and purpose of the development of small industries in terms of individual review include increasing market share greater. Increasing competitiveness and business efficiency. Towards sustainability in the long term by building the "image" of business. So it is expected to encourage economic growth in the region. The process of development of small industries in fact face a variety of obstacles. For example, unskilled labor as well as poorly trained, lack of capital, lack of access to a wider market, weakness in the mastery of technology, lack of good management system, the organization and the lack of collaboration with other businesses for mutual benefit. Business climate is changing, rival businesses against large corporations is also a significant obstacle. It is the duty of the government to be a facilitator in order to create business partnerships between small, medium and large industries based on the principle of mutual benefit, mutual need and mutually reinforcing. Synergy economic power is what is expected to face the economic globalization. PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
5
DINAS KOPERASI, UKM PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BIDANG PERINDUSTRIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG PERINDUSTRIAN mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di Bidang Perindustrian. Adapun FUNGSINYA adalah: Penyusunan dan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis bidang industry agro dan kimia, industri logam, mesin dan tekstil, industry aneka dan elektronika. Pengkoordinasian dan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis bidang industry agro dan kimia, industry logam, mesin dan tekstil, industry aneka dan elektronika serta fasilitasi pelayanan. Pelaporan pelaksanaan tugas bidang industry agro dan kimia,
6
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
industry logam, mesin dan tekstil, industry aneka dan elektronika serta pengawas pencegahan pencemaran. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. SEKSI INDUSTRI AGRO DAN KIMIA mempunyai tugas: Menyiapkan penyusunan program dan koordinasi terhadap industry agro kimia. Melaksanakan pembinaan teknis dan pengembangan industry agro dan kimia. Melaksanakan bimbingan teknis peningkatan mutu hasil produksi, penetapan standar, pengawasan mutu, diversifikasi produk dan
inovasi teknologi industry agro dan kimia. Melakukan analisa iklim usaha dan peningkatan kerjasama bidang industry agro dan kimia dengan dunia usaha dan lembaga lainnya. Memberikan pembinaan bimbingan teknis penanggulangan dan pengawasan pencegahan, pencemaran limbah industry agro dan kimia. Memberikan pertimbangan teknis bidang industry agro dan kimia. Menyiapkan penyusunan laporan tugas-tugas industry agro dan kimia. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai bidang tugasnya.
SENTRA-SENTRA IKM
SEKSI BINA INDUSTRI LOGAM, MESIN DAN TEKSTIL mempunyai tugas: Menyiapkan penyusunan program dan koordinasi terhadap industry logam, mesin dan tekstil. Melaksanakan bimbingan teknis peningkatan mutu hasil produksi, penetapan standar, pengawasan mutu, diversifikasi produk dan inovasi teknologi industry logam, mesin dan tekstil. Melakukan analisa iklim usaha dan peningkatan kerjasama bidang industry logam, mesin dan tekstil dengan dunia usaha dan lembaga lainnya. Memberikan bimbingan teknis penanggulangan dan pengawasan pencegahan, pencemaran limbah industry logam, mesin dan tekstil. Memberikan pertimbangan teknis bidang industry logam, mesin dan tekstil. Menyiapkan penyusunan laporan tugas-tugas bina industry logam, mesin dan tekstil. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai bidang tugasnya. SEKSI INDUSTRI ANEKA DAN ELEKTRONIKA mempunyai tugas: Menyiapkan penyusunan program dan koordinasi terhadap industry aneka dan elektronika. Melakukan analisa evaluasi dan inventarisasi kebutuhan sarana industry aneka dan elektronika. Menyusun perencanaan dan program pengembangan penggunaan sarana industry aneka dan elektronika. Melaksanakan bimbingan teknis peningkatan mutu hasil produksi, penetapan standar, pengawasan mutu, diversifikasi produk dan inovasi teknologi industry aneka dan elektronika. Memberikan bimbingan teknis penanggulangan dan pengawasan pencegahan, pencemaran limbah industry aneka dan elektronika. Memberikan pertimbangan teknis bidang industry aneka dan elektronika. Menyiapkan penyusunan laporan tugas-tugas industry aneka dan elektronika. Melaksanakan tugas ketatausahaan Bidang Perindustrian Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai bidang tugasnya.
KABUPATEN SIDOARJO
SENTRA-SENTRA IKM KABUPATEN SIDOARJO NO
KECAMATAN
JUMLAH SENTRA
1.
SIDOARJO
5
2.
CANDI
9
3. 4. 5. 6.
BUDURAN PORONG KREMBUNG TULANGAN
1 1 4 10
7.
TANGGULANGIN
8
8.
JABON
6
9.
KRIAN
6
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16
BALONGBENDO TARIK PRAMBON WONOAYU TAMAN SUKODONO GEDANGAN
1 1 4 3 3 0 5
17.
WARU
10
18.
SEDATI
4
KOMODITI PETIS UDANG 1 KERUPUK 1, BATIK1, KENALPOT 1, BANDENG ASAP 1 SAYANGAN 93, TEMPE 4, PETIS KUPANG 1, TELUR ASIN 1 SEPATU 1 SAYANGAN 2 KERUPUK 3, JAJANAN 1 LOGAM/PANDE BESI 1, KERUPUK 2, BATIK 2, ANYAMAN BAMBU 1, KASUR 2, ROTI GORENG 1, TAPE 1 BORDIR 3, TAS/KOPER 3, SEPATU 1, PENGASAPAN IKAN 1 BORDIR 3 KONVEKSI 1, TEMPE 1, KERUPUK 91 TEMPE 1, TAHU 1, SANDAL 1 SEPATU 1 MAKANAN KERING 1, MAKANAN BASAH 1 POT BUNGA 1 LOGAM/PANDE BESI 1 TEMPE 1, KERUPUK 2, GITAR 1 GARAM BERYODIUM 2, GITAR 1 TEMPE 2, SANITAIR 1 BORDIR 1, PITA AKSESORIS 1, SEPATU 2, TOPI 1 LOGAM/PANDE BESI 3, TEMPE 1, SANDAL 3, KERUPUK 2, TERASI 1 GARAM RAKYAT 1, PENGASINAN IKAN 1 TERASI 91, PENGASAPAN IKAN 1
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
7
KEGIATAN BIDANG PERINDUSTRIAN TAHUN 2014 YANG SUDAH DILAKSANAKAN
1. KEGITAN FASILITASI BAGI IKM TERHADAP PEMANFATAN SUMBER DAYA : A. Pelatihan Pencitraan Produk Pelatihan pencitraan produk sudah dilaksanakan sebanyak 4 gelombang, tiap gelombang diikuti oleh 10 IKM Tekstil, Aneka dan Agro di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Maksud : Pelatihan Pencitraan produk adalah untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia IKM dan sebagai bentuk transfer pengetahuan dari Pemerintah kepada IKM Ikan melalui pakar dan praktisi pencitraan produk. Tujuan : Meningkatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan IKM dalam mencitrakan dan memasarkan produk melalui internet. Waktu dan Tempat l Waktu pelaksanaan pelatihan dilaksanakan selama 7 hari. l Tempat pelatihan dilaksanakan di Pines Garden Resort di Prigen.
8
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
Nara Sumber Nara sumber dari Instruktur pakar dan praktisi pencitraan produk Pasuruan Hosting. Peserta Pelatihan Peserta pelatihan dari tiap gelombang terdiri dari 10 orang IKM Bidang Industri Agro, Aneka dan tekstil di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Metode Kegiatan Pelatihan meliputi : l Penyampaian materi l Praktek l Diskusi, Tanya jawab B. Pelatihan Pengolahan Ikan Pelatihan pengolahan ikan sudah dilaksanakan sebanyak 2 gelombang. Maksud dan Tujuan Maksud : Pelatihan Pengolahan Ikan adalah untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia IKM dan sebagai bentuk transfer pengetahuan dari Pemerintah kepada IKM Ikan melalui Balai Besar Industri Agro (BBIA) Bogor.
Tujuan : Meningkatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan IKM Ikan dalam meningkatkan produk dan diverifikasi produk. Waktu dan Tempat l Waktu pelaksanaan pelatihan dilaksanakan selama 6 hari. l Tempat pelatihan dilaksanakan di Balai Besar Industri Agro di Bogor. Nara Sumber Nara sumber dari Instruktur Balai Besar Industri Agro Bogor. Peserta Pelatihan Gelombang 1 : Peserta dari IKM Bidang Industri Agro di wilayah Desa Sawohan Kecamatan Buduran, berjumlah 12 orang. Gelombang 2 : Peserta dari IKM Bidang Industri Agro di wilayah Desa Kalanganyar dan Gisik Cemandi Kecamatan Sedati, berjumlah 12 orang. Metode Kegiatan Pelatihan meliputi : l Penyampaian materi. l Diskusi, Tanya jawab. l Praktek.
C. Pelatihan Penjahitan Batik Tingkat Mahir Pelatihan Penjahitan Batik Tingkat Mahir diikuti oleh 14 (Empat Belas) pelaku usaha IKM Tekstil di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Waktu dan Tempat Lokasi pelaksanaan pelatihan adalah Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Jogyakarta. Pelaksanaan Pekerjaan Pelatihan Penjahitan Batik Tingkat Mahir adalah 5 (lima) hari. a. Maksud Maksud dari pelaksanaan Pekerjaan Pelatihan Penjahitan Batik Tingkat Mahir adalah meningkatan kualitas sumber daya manusia Pelaku usaha IKM Tekstil
b. Tujuan Tujuan dari pelaksanaan Pekerjaan Pelatihan penjahitan tingkat mahir bagi Pelaku usaha IKM tekstil adalah : - Meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan penjahitan pakaian batik bagi pelaku usaha IKM tekstil. - Mampu menerapkan teknologi tepat guna bagi pelaku usaha IKM tekstil untuk menghasilkan pakaian batik yang berkualitas sesuai dengan selera pasar dan perkembangan model/ fashion. - Meningkatkan daya saing dan memberi nilai tambah pruduk pakaian batik yang pada pada gilirannya dapat Meningkatkan pendapatan bagi pelaku usaha IKM Tekstil di Sidoarjo.
2. KEGIATAN PELATIHAN DAN PEMBINAAN USAHA BARU Bantuan peralatan yang ditujukan Bagi IKM Pengolahan sbb : 1. Alat Pemotong kerupuk sebanyak 5 Unit diperuntukkan bagi KUB “UDANG WERUS” di Desa Sawohan, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. 2. Lemari Pendingin sebanyak 5 Unit bagi Kelompok Budidaya dan Pengolahan Ikan “TIRTA SEJAHTERA” di Desa Singogalih, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
9
INDUSTRI KERAJINAN KULIT DI KECAMATAN TANGGULANGIN LEATHER CRAFT INDUSTRY IN DISTRICT TANGGULANGIN
KEPUASAN PELANGGAN ADALAH
KEBANGGAAN PENGRAJIN
Customer Satisfaction Is Pride Of Enterpreneur Kecamatan Tanggulangin merupakan sentra kerajinan kulit di Kabupaten Sidoarjo. Salah satu pengusaha kulit adalah H. Abd Kodir, SE yang memiliki produk dengan label “TRIOUT”. Subdistrict Tanggulangin a leather craft centers in Sidoarjo. One entrepreneur is H. Abd Kodir, SE that has a product with the label "TRIOUT".
10
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
K
odir menceritakan awalnya dia adalah karyawan swasta di salah satu Departement Store. Pada tahun 1998, Kodir mendapat tawaran untuk memproduksi tas “travel bag” dengan logo dan tulisan perusahaan tempat bekerjanya. Berbekal pengalaman dan ketrampilan pembuatan tas, Kodir berhasil memenuhi pesanan tersebut dengan baik. Dari sanalah ia memulai usahanya hingga sekarang. Di tengah produksinya di tahun 2002, terbersit dalam pikirannya agar produksinya terkesan lebih elegan dan exclusive. Untuk itu suami dari Indah Yani ini berkeinginan untuk merambah produksi dari bahan kulit. Berbagai upaya ia tempuh dengan memperhatikan berbagai model barang berbahan dasar
kulit. Kodir juga mencari tahu bahan kulit yang berkualitas serta modal pembuatannya. Dengan segala persiapan yang ia lakukan secara sungguh-sungguh akhirnya usaha produksi tas dengan bahan kulit menjadi bisnisnya. “Saat terjadinya semburan lumpur Lapindo di tahun 2006 sangat berdampak sekali terhadap semua pelaku usaha di sekitar wilayah Tanggulangin. Sampai saat ini kami tetap bertahan untuk tekun meneruskan usaha produk dari bahan kulit di wilayah terdampak ini,” ujar Kodir. Mereka bersama 150 KK lain memutuskan untuk tetap mendiami tanah leluhurnya Berkat kegigihan niat dan semangatnya untuk tetap bertahan sebagai pelaku usaha kerajinan kulit.
K
odir tell he was originally a private employee in one of the Department Store. In 1998, Kodir got an offer to produce bag “travel bag” with a company logo and text works. Armed with the experience and skill of making handbags, Kodir successfully fill the order properly. From there he started his business up to now. Amid its production in 2002, having in mind that the production seem more elegant and exclusive. For the husband of the beautiful Yani is eager to explore the production of leather. Various efforts he traveled by considering various models of goods made of leather. Kodir also seek out a quality leather materials and capital construction. With all the preparations which he did in earnest ultimately production business into a leather bag with his business. “When the Lapindo mudflow in 2006 greatly impacted all against all businesses around the area Tanggulangin. Until now we stick to diligently carry on the business of leather products in the affected areas, “said Kodir. They along with 150 other families decided to stay inhabit their ancestral land. Thanks to the persistence of the intention and spirit to survive as businesses leather. With the assistance of 10 skilled and experienced employees, business Kodir still exist even if the competition is intense. The wide variety of leather products continue to be produced from a variety of design models of both local and imported. Among the form of jackets, bags, wallets, belts, hats, place the phone to a keychain. Production of goods Kodir had already penetrated to the outside of Sidoarjo. No less than Batam, Samarinda, Balikpapan to some parts of Sulawesi have been enjoying the beauty of their products. Customers remain loyal always waiting for the good stuff homemade. For that Kodir determined will always maintain the impression of elegance and quality. Loyal customers can directly consult on products that would be ordered. They said Kodir guaranteed to get service with a friendly and definitely satisfying. “Their satisfaction is our pride,” said Kodir. To get closer and reach out to customers, TRIOUT develop wings to Kediri. The wife did not stay silent as the development effort in managing the booths were held until it can reach
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
11
Dengan dibantu oleh 10 karyawan yang terampil dan berpengalaman, usaha Kodir masih tetap eksis walau persaingannya sangat ketat. Berbagai variasi produk berbahan kulit terus dihasilkan dari berbagai model desain baik lokal maupun import. Diantaranya berupa jaket, tas, dompet, ikat pinggang, topi, tempat handphone hingga gantungan kunci. Produksi barang-barang Kodir ternyata sudah merambah hingga ke luar Sidoarjo. Tak kurang Kota Batam, Samarinda, Balikpapan hingga sebagian wilayah Sulawesi telah menikmati keindahan hasil produknya. Para pelanggan tetap setianya selalu menunggu barang bagus bikinannya. Untuk itulah Kodir bertekat akan senantiasa menjaga kesan elegan dan kualitasnya tentu. Pelanggan yang setia bisa langsung berkonsultasi mengenai produk yang mau dipesan. Mereka tutur Kodir dijamin akan mendapatkan pelayanan dengan ramah dan pasti memuaskan. “Kepuasan mereka adalah kebanggaan bagi kami,” tegas Kodir. Untuk bisa lebih dekat dan menjangkau para pelanggannya, TRIOUT mengembangkan sayapnya sampai ke Kota Kediri. Sang istri pun tidak
12
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
tinggal diam seiring berkembangnya usaha dalam mengelola stand-stand yang dimiliki sampai bisa mencapai omset lebih dari 100 juta rupiah. “ Alhamdulillah, sampai saat ini stand TRIOUT sudah ada di KETOS Kediri, Giant Suncity Sidoarjo dan 4 stand di CiTo (City Of Tomorrow) Surabaya”, papar ayah dari M.Arrafi Al Gozali (5th) yang tahun ini sudah menambah lagi 1 stand di CiTo. Sebagai pengusaha yang optimis dan ingin terus berkembang, Kodir merasa perlu dukungan dari pemerintah daerah untuk melihat potensi melalui pembinaan dan pameran-pameran hasil produk. Disamping upaya meningkatkan kebutuhan alat penunjang yang lebih modern agar bisa meningkatkan kualitas produk, perlu juga peningkatan SDM melalui pelatihan dalam peningkatan kualitas produk dan pemasaran agar peluang lebih terbuka lagi. Melihat prospek yang bagus, Kodir berkeinginan untuk menularkan pengalaman agar lebih bermanfaat dengan membuka tempat pelatihan (workshop) di sekitar tempat tinggalnya. Ini diperuntukkan bagi warga sekitar agar bisa lebih terampil dan mandiri sehingga mampu bersaing dalam dunia usaha serta pasar global. 2014
a turnover of over 100 million dollars. “Thank God, so far stand TRIOUT already in Cetus Kediri, Sidoarjo Suncity Giant and 4 stand in CITO (City Of Tomorrow) Surabaya,” said the father of M.Arrafi Al Widodo (5th), which this year has added another one stand in Cito. As an entrepreneur who is optimistic and wants to continue to grow, Kodir feel the need of support from the local government to see the potential through coaching dam exhibitions product yields. In addition to supporting efforts to increase the need for more modern tools in order to increase the quality of the product, it is also necessary human resource development through training in marketing and production quality so that more opportunities are open again. Seeing a good prospect, Kodir eager to pass on the experience to be more beneficial by opening a training (workshops) in the neighborhood. It is for local residents to be more skilled and independent so as to compete in the business world as well as global markets.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
13
INDUSTRI KERAJINAN KREASI KULIT LUKIS DI KECAMATAN CANDI PAINTED LEATHER CRAFT INDUSTRY PROCESSED IN DISTRICT CANDI
BOSAN DENGAN PRODUK LAMA, GANTI PRODUK BARU SETELAH IKUT PELATIHAN Bored With Product Old, New Product Change After Taking Training Hariyani, 35 tahun, warga Desa Gelam, Kecamatan Candi memulai karier di bidang garmen sejak tahun 2001. Dengan bermodalkan Rp 50 juta, Hariyani memulai bisnisnya dari usaha bordir dan sulam. Hariyani, 35 years old, resident of the Village Gelam, Sub District Candi began his career in the field of garments since 2001. With capitalize Rp 50 million, Hariyani started its business of embroidery and embroidery business. 14
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
A
B
erbekal ilmu dari orang tua sebagai penjahit, Yani tidak kesulitan memulai usaha garmen dari nol. Usaha garmen sukses, namun Yani merasa bosan dan monoton dengan usaha itu. Tahun 2005, sejak mengikuti pelatihan – pelatihan lukis, tercetus dalam benaknya untuk menekuni bisnis baju lukis. “Saya rajin mengikuti berbagai pelatihan dari Disperindag. Itulah yang menginspirasi saya untuk melakukan inovasi – inovasi dari bisnis garmen saya,” kata Yani. Produk garmen lama tetap, kini bertambah dengan baju lukis. Apalagi, menurut istri dari Wisnu itu, tas dan dompet lukis yang sangat digemari khususnya anak muda. Untuk baju, konsumen tidak terlalu tertarik dengan baju lukis. Pembelinya
terbatas, namun untuk tas dan dompet lukis dengan gaya anak muda sekarang sedang dicari. Tampilan yang menarik dan model lukisan yang bisa disesuaikan dengan permintaan konsumen, membuat produk ini makin digandrungi. Inovasi adanya tas dan dompet lukis berawal dari dirinya mengikuti pelatihan lukis dan permintaan teman - teman yang senang dengan kreasi unik. Mereka juga merasa bosan dengan model baju yang monoton. Namun kini dengan hadirnya produk tas dan dompet lukis mereka dapat mengekspresikan diri melalui gambar yang ada pada baju, tas dan dompet mereka. Bertempat di Gang Rahayu, Desa Gelam, RT 05 RW 02 Kecamatan Candi, garmen ‘Yan Khurin Collection” kini semakin ramai didatangi pengunjung.
rmed with the knowledge of the parents as a tailor, Yani had no trouble starting a business of garments from scratch. Garment business success, but Yani was bored and monotonous with the venture. In 2005, since the training of painting, pop into his mind to pursue painting business suits. “I diligently follow the training of Disperindag. That’s what inspired me to do innovation - innovation of my garment business,“ said Yani. Long garment products remain, now increased by painting clothes. Moreover, according to the wife of Wishnu, bags and purses painting is very popular, especially young people. For clothes, consumers are not too interested in painting clothes. The buyer is limited, but for bags and purses of painting in the style of young people are now being sought. Attractive appearance and painting a model that can be adapted to consumer demand, making these products more and more loved. Innovations their bags and purses painting of her training began painting and requests of friendsfriends who are happy with the unique creations. They also get bored with the monotony of dress model. But now to the presence of handbags and wallets painting they can express themselves through images that exist on clothes, bags and purses them. Housed in Gang Rahayu, Village Gelam, RT 05 RW 02 Candi region, garment ‘Yan Khurin Collection“ is increasingly crowded by visitors. Women 35 years does have a hobby painting. Characteristic of Yan Khurin product is a three-dimensional painting. According Hariyani, for some people, may not sound familiar what the 3-dimensional painting. During this community considers a painting in just wares products include wet paint being poured into the form of a painting. “Painting 3-dimensional in my creations are made with a higher difficulty level, the results seem real and luxurious. That is why I am famous collection of goods price is more expensive than usual painting bag,” she said. To suppress the price of production, Yani was inspired to create a painting paint itself. “Same with paint painting in general, distinguishing, paint painting I made is not easy to fade
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
15
Wanita 35 tahun ini memang mempunyai hobbi melukis. Ciri khas produk Yan Khurin adalah lukisan tiga dimensi. Menurut Hariyani, bagi sebagian orang, mungkin masih terdengar asing apa itu lukisan 3 dimensi. Selama ini masyarakat menganggap lukisan di produk jualannya hanya mencakup cat basah yang dituangkan ke dalam bentuk lukisan. “Lukisan 3 dimensi dalam kreasi saya dibuat dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, hasilnya tampak nyata dan mewah. Itulah mengapa harga barang koleksi saya terkenal lebih mahal dari tas lukis biasanya.” tandasnya. Untuk menekan harga produksinya, Yani terinspirasi untuk membuat cat lukisnya sendiri. “Sama dengan cat lukis pada umumnya, yang membedakan, cat lukis buatan saya tidak gampang luntur dan tidak gampang pudar. Saya meracik semua bahan cat sendiri dibantu dengan karyawannya.” lanjutnya Dalam sekali produksi, Yani mampu menghasilkan 50 buah dompet lukis dan 10 buah tas lukis. Dibantu oleh 18 karyawannya, yang terdiri dari penjahit baju 2 orang, pelukis 6 orang, tukang tas 4 orang dan sisanya tukang dompet, Yani mampu meraup omset sebesar Rp. 30 juta per bulannya. Untuk harga koleksinya, Yani mematok dengan harga yang bervariasi sesuai dengan variasi jualannya. Harga
16
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
dompet lukis, Yani membandrol mulai dengan harga Rp. 150 ribu hingga Rp. 300 ribu. Sedangkan untuk baju lukis mulai dari Rp. 200 ribu hingga Rp. 400 ribu. Dan untuk koleksi primadonanya yakni tas lukis, Ia membanrol harga dengan kisaran mulai Rp. 600 ribu hingga Rp. 900 ribuan. Yani mengungkapkan proses pembuatan tas dan dompet lukis 3 dimensi miliknya. “Awalnya kita lukis gambar di kain kaca. Setelah kering, kain kaca disetrika agar menggelembung. Baru setelah itu, lukisan kita potong sesuai pola, baru dirangkai dengan jahit tangan. Setelah itu dirangkai pada baju, tas dan dompetnya,”ungkapnya Semakin rumit proses produksi dan tingkat kesulitannya, harga jual semakin mahal. Untuk model, Yani mengaku mendesain sendiri dan sesuai keinginan pasar dan konsumen. Dengan berbagai koleksi baju, tas dan dompet lukisan 3 dimensi tersebut, Yan berhasil memasarkannya dari pasar lokal hingga mancanegara seperti Singapura dan Malaysia melalui pameran yang dibawa oleh teman-temannya. Hariyani menegaskan, dengan kerja keras, ulet dan dukungan keluarga beserta teman-temannya, ia pernah meraih berbagai penghargaan nasional seperti penghargaan hasil kulit terbaik nomor tiga dan barang jadi kulit terbaik dari Direktur Industri Tekstil Kementrian Perindustrian Jakarta.
and not easy to fade. I mix all the ingredients of paint itself aided by its employees.“she added. In one production, Yani able to produce 50 pieces and 10 pieces of painting purse bag painting. Aided by 18 employees, consisting of 2 people seamstress, painter 6, artisan handbags and the remaining 4 artisan purse, Yani able to reap a turnover of Rp. 30 million per month. For the price collection, Yani set a price that varies according to the variation of wares. Prices wallet painting, Yani membandrol start at a price of Rp. 150 thousand to Rp. 300 thousand. As for the painting clothes ranging from Rp. 200 thousand to Rp. 400 thousand. And for the primadonanya collection bag painting, he membanrol prices ranging from Rp. 600 thousand to Rp. 900 thousands. Yani revealed the process of making bags and purses his 3-dimensional painting. “Originally we were painting pictures on the glass cloth. Once dry, glass cloth ironed so bloated. Only after that, we cut to a pattern painting, coupled with the new hand sewing. After that assembled on clothes, bags and wallets, “she said. The more complicated the production process and the degree of difficulty, the more expensive the price. For the model, Yani claimed design their own and as desired, and the consumer market. With a wide collection of clothes, bags and purses of the 3-dimensional painting, Yan successfully market from local to foreign markets such as Singapore and Malaysia through the exhibit brought by a friend - friends. Hariyani asserted, with hard work, perseverance and the support of family and their friends - his friends, he has won numerous national awards such as the best skin results award number three and finished goods from the best leather Director of Textile Industry Ministry of Industry in Jakarta.
INDUSTRI KERAJINAN BERBAHAN KULIT BUAYA DI KECAMATAN KRIAN CROCODILE LEATHER CRAFT INDUSTRY IN DISTRICT KRIAN
OMZET RATUSAN JUTA, HARGA RATA RATA PULUHAN JUTA Hundres Of Million Turnover, Tens Of Million Average Price Salah satu perajin produk berbahan kulit binatang yang sukses saat ini adalah Syamsuddin. Menggunakan label Syam Croco, pria kelahiran Sidoarjo 41 tahun lalu ini mampu menyulap aneka sisa kulit hewan menjadi produk yang berkualitas dan nilai jual tinggi. One artisan products made from the skins of animals that are successful today Syamsuddin. Using labels Syam Croco, who was born in Sidoarjo 41 years ago was able to juggle a variety of animal skins leftover to be quality product and high sales value. PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
17
P
bahannya. Kalau jaket dengan desainnya dari Jepang yang full kulit buaya bisa sampai Rp. 25 juta. Tapi kalau yang cuma dengan desain umum sekitar Rp. 15 juta. Namun untuk produk yang istimewa, misalnya tas golf kulit, harga mencapai Rp.75 juta. Sama halnya dengan tas, harga jas dari bahan kulit buaya juga mahal. Tergantung variasinya juga, juga bahan foring dipakai dari bahan sutra super dengan kualitas bagus. Ia menjelaskan setiap bulan usahanya bisa membuat berbagai macam produk kerajinan kulit buaya. Yang tersulit adalah membuat tas golf, yang membutuhkan waktu sekitar sebulan. Sedangkan yang termudah adalah membuat ikat pinggang dan dompet.
roduksi Syamsudin cukup beragam, mulai dari tas, dompet, sandal, ikat pinggang, sepatu hingga tas golf termahal. Sebagaimana produknya yang bervariasi, bahan baku kulit hewan yang digunakan juga bermacam-macam. Namun, dia memiliki ciri khas yaitu bahan pembuatan dari kulit buaya dengan berbagai kulit hewan lainnya. Tidak hanya kulit sapi, kulit ular, domba pun dia pakai. Jumlah produksi Syam untuk ikat pinggang dari kulit buaya 10 buah per hari. Tas dan dompet 20 buah dengan masa jadi 2 hari untuk model biasa dan 2 minggu dengan model full kulit buaya. Suami dari Anik Rahmawati itu memberi harga berbeda-beda kepada produknya. Tergantung model dan
18
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
P
roduction SYAMSUDIN quite diverse, ranging from handbags, wallets, sandals, belts, shoes to the most expensive golf bag. As varied products, raw materials of animal skins used are also diverse. However, he has a characteristic that is material for the preparation of crocodile skin with various other animal skins. Not only cowhide, snake skin, sheep did he wear. Total production of Sham for alligator belt 10 pieces per day. Bags and purses 20 pieces with a past so 2 days to 2 weeks of regular model and the full model of crocodile skin. Husband of Anik Rahmawati it gives different prices for their products. Depending on the model and material. If the jacket with the design of the Japanese full crocodile skin can be up to Rp. 25 million. But if that’s just the general design of Rp. 15 million. However, for special products, such as leather golf bag, the price reached Rp.75 million. Similarly, the bags, the price of crocodile leather jacket is also expensive. Depending variations as well, the material is also used silk foring super good quality. He describes his efforts each month can make a variety of craft products alligator. The hardest part is making the golf bag, which takes about a month. While the easiest is to make belts and wallets. For the price wallets and belts could reach Rp 500 thousand. While the bags and shoes price could reach tens of millions of dollars. “Bags - bags that we produce limited edition, does not exist anywhere else,” said Syam. Although set at exorbitant prices, the production of crocodile skins 100 percent sold. In addition to the domestic market, Syam Croco crocodile leather products also have penetrated the market of Russia, Japan, and countries - other countries. Automatically, leather croco crocodile Sham turnover per month could reach hundreds of millions of dollars. So how Syamsuddin started out it? It all started from brave to run away from home and chose to wander in Merauke. “Since the mother died, I was lost. Every day was sad because given the mother. I do not want a sad time, and finally I was desperate to my sisters house in Merauke,“ he said. From there, then he knows this crocodile skin business. During 8 months in Merauke, he worked as a porter in one of the crocodile leather
Untuk harga dompet dan ikat pinggang bisa mencapai harga Rp 500 ribu. Sedangkan tas dan sepatu harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah. “Tas - tas yang kami produksi limited edition, tidak ada di tempat lain” kata Syam. Meskipun mematok dengan harga selangit, produksi kulit buaya Syam 100 persen laku terjual. Selain dipasarkan ke dalam negeri, produk kulit buaya Syam Croco juga sudah merambah pasar Rusia, Jepang, dan negara – negara lainnya. Secara Otomatis, usaha kulit buaya Syam Croco bisa meraih omset per bulannya mencapai ratusan juta rupiah. Lantas bagaimana Syamsuddin memulai usahanya itu ? Semuanya berawal dari kenekatannya kabur dari rumah dan memilih merantau di Merauke. “Sejak ibu meninggal, saya sangat kehilangan. Setiap hari selalu bersedih karena mengingat ibu. Saya tidak mau sedih terus, dan akhirnya saya nekat ke rumah saudara saya di Merauke.”kisahnya Dari sanalah, kemudian ia mengenal bisnis kulit buaya ini. Selama 8 bulan tinggal di Merauke, ia bekerja sebagai kuli di salah satu pabrik kulit buaya di Merauke. Selama itulah, ia telah mengetahui seluk beluk dunia perkulitan buaya, kemudian ia pindah ke Bali dan memilih membuka usaha perkulitan sendiri. Tepatnya tahun 2008 itulah, kemudian dirinya membuka bisnis kulit buaya. Dengan berbekal ketrampilan mendesain yang ia dapat dari teman – teman bule dulu, Syam mampu mengolah limbah kulit buaya menjadi kerajinan
yang berdaya jual tinggi. Ia mengakui, modal awal saat itu hanya Rp. 800 ribu saja dan hanya mampu membeli sisa – sisa kulit buaya.” Itupun pinjam dari teman. Benar – benar bisnis ini bermodal dari nol.”ucapnya Meskipun hanya mampu membeli sisa – sisa kulit buaya, namun Syam mampu menyulap produk buatannya menjadi barang berkualitas internasional. Ia mendapatkan sisa kulit buaya tersebut dari pabrik penangkaran buaya yang berlokasi di Jakarta dan Timika. Masa tersulit telah ia lewati, kini pria yang membuka showroom di rumah kakaknya, di Sidomojo Village RT 01 RW 02, Krian Sidoarjo itu telah berhasil dan menuai kesuksesan. Namun, dia mengaku terkendala oleh pekerja yang terbatas ketika menerima pesanan besar. “ Kami juga membutuhkan tambahan modal dan mesin yang sangat besar untuk memenuhi berbagai pesanan dalam jumlah besar.”harapnya Saat ini, dalam memenuhi kebutuhan produksi, Syam Croco hanya dibantu 3 orang karyawan dan mesin jahit manual. Namun, dengan keadaan tersebut, tidak mematikan semangat dirinya dalam mengembangkan produknya. Dia optimis prospek kerajinan kulit buaya di Sidoarjo masih sangat bagus dan dia yakin mampu membawa kerajaan bisnisnya itu ke tahap yang semakin maju. Menghadapi persaingan global ke depan, Syam terus memacu dirinya untuk memperbaiki kualitas produknya. Dia akan memperkuat cirri khas produknya yakni kerajinan kulit buaya dengan variasi anyaman dari kulit.
factory in Merauke. During that, he has to know the ins and outs of a crocodile jacket, then he moved to Bali and choose to open their own business jacket. Precisely in 2008 that, then he opened the alligator business. Armed with the design skills he got from a friend - a friend first Caucasians, Sham able to process alligator waste into highly selling handicrafts. He acknowledged, when the initial capital of Rp. 800 thousand, and only able to buy the rest - the rest of the alligator. “And that’s borrowed from a friend. True - this is true of the zero capital,” He said. Despite only being able to buy the rest - the rest of crocodile skin, but Syria can turn into a homemade product of international quality goods. He got the rest of the crocodile skin of a crocodile breeding factory located in Jakarta and Timika. The toughest times he has passed, now the man who opened a showroom in her sister’s house, in Sidomojo Village RT 01 RW 02, Krian Sidoarjo it has successfully and reap success. However, he admitted that workers constrained by limited when it received a large order. “We also need additional capital and huge machines to meet a variety of large orders.” He hoped Currently, to meet production needs, Syam Croco only 3 employees assisted and manual sewing machines. However, with the situation, not stultify itself in developing products. He is optimistic prospects crocodile leather in Sidoarjo is still very good and he believes it was able to bring his business empire to more advanced stages. Facing global competition in the future, he continues to push himself to improve the quality of its products. He will strengthen its product that is the hallmark of crocodile leather with woven leather variations.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
19
INDUSTRI KAIN BATIK ‘KUNTO’ KHAS SIDOARJO BATIK ‘KUNTO’ TYPICAL SIDOARJO INDUSTRI
SIAP MENDUNIA DAN BERSAING DENGAN BATIK-BATIK LAIN Worldwide and Ready To Compete With Other Batiks Setiap tahun, makin banyak wanita yang menjadi pengusaha. Seperti Astri Lazuardini yang sukses mengelola bisnis batik Kunto selama enam tahun belakangan ini. Every year, more and more women are becoming entrepreneurs. As Astri Lazuardini successful managing Kunto batik business for six years.
20
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
Setiap tahun, makin banyak wanita yang menjadi pengusaha. Seperti Astri Lazuardini yang sukses mengelola bisnis batik Kunto selama enam tahun belakangan ini. kelahiran Jakarta, 40 tahun dalam mengembangkan usaha batik Kunto itu mendapat pengakuan di tingkat nasional. Penghargaan tersebut diperoleh melalui ditetapkannya Astri sebagai salah satu penerima penghargaan Upakarti 2014 oleh Pemerintah Pusat. Sejak usia muda wanita kelahiran 10 Maret itu memang penggemar batik. Dirinya mengaku sering kali merasa kesulitan mencari busana batik yang cocok untuk wanita muda. Itulah sebabnya, ia senang mencari kain batik, lantas mengkreasikannya menjadi busana -busana cantik. Jalan bisnisnya terbuka lebar ketika sang suami akhirnya memberikan ijinnya untuk membuka usaha batiknya itu.
Astri melihat peluang bisnis untuk membuat kreasi batik yang cocok bagi wanita muda. Maka, pada tahun 2005, dengan modal awal Rp. 3 juta yang berasal dari tabungannya sendiri, Ia didukung dengan suami membuka galeri di depan rumahnya. “Saya ingin punya usaha sendiri, sambil memberdayakan orang.” katanya. Usaha yang awalnya bertempat di Perumahan Citra Fajar, Jalan Sekawan Molek VII blok 1A no.23 Sidoarjo ini pun dimulai hanya dengan suami, seorang penjahit dan seorang pekerja untuk nyelup. Baginya, memulai bisnis itu sebaiknya dari yang kecil. Mulai dari desain hingga pemasaran, ia lakukan bersama suami. “ Desain ekspresi, itulah desain awal kami memulai usaha batik. Saya menjualnya dari teman – ke teman. Saya senang, banyak teman – teman yang suka desain batik saya.Itulah yang
E
very year, more and more women are becoming entrepreneurs. As Astri Lazuardini successful managing Kunto batik business for six years. Born in Jakarta, 40 years in developing batik business Kunto it got recognition at the national level. The award was obtained through the enactment of Astri as one of the award recipients Upakarti 2014 by the Central Government. Since the young age of the woman was born March 10 was indeed a fan of batik. She claimed often find it difficult to look for a suitable batik clothing for young women. That is why, he is happy looking batik cloth, then became a fashion -busana mengkreasikannya beautiful. His business road wide open when the husband finally gave permission to open the batik business. Astri saw a business opportunity to make batik creations suitable for young women. Then, in 2005, with an initial capital of Rp. 3 million of his own savings, he opened a gallery supported by her husband in front of her house. "I want to have my own business, while empowering people," she said. The effort was initially housed in Housing Citra Dawn, Jalan Molek VII Gang 1A block no.23 Sidoarjo began only with the husband, a tailor and a worker for nyelup. For him, starting a business it should be small. From design to marketing, she did with her husband. "The design expression, that we begin the initial design batik business. I sold it from a friend - to a friend. I am happy, many friends - friends who like to design my batik. That's what makes me even more excited to always work,"said Astri. According to friends - his friends, his batik designs represent the expression of the young generation of the time. With the theme of the spirit of life, he displays colors - bright colors in batik expression. "I hope, it could represent the theme of my life at that time were very excited." Said the wife Kunto. Due to high demand of batik his expression, in 2007, he requested permission to make trademark batik Shaffa name, according to name one of his children. "At that time, I had to pay Rp. 1.7 million to take care of it. Almost 2 years old, it was 2009, the name was rejected because no equivalent brand name. "she admits disappointment In 2008, after the government raised Sidoarjo batik, and the mother of two daughters have even this innovation to mengkolaborasi Sidoarjo batik with batik expression. However,
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
21
membuat saya semakin bersemangat untuk selalu berkarya.” Astri bercerita. Menurut teman – temannya, desain batik miliknya mewakili ekspresi generasi muda saat itu. Dengan tema spirit of life, Ia menampilkan warna – warna cerah dalam batik ekspresinya. “Saya berharap, tema itu bisa mewakili jiwa saya yang sangat bersemangat waktu itu.” lanjut istri Kunto itu. Karena banyaknya peminat batik ekspresi miliknya, tahun 2007, Ia mengajukan ijin membuat merk dagang dengan nama batik Shaffa, sesuai nama salah satu anaknya.” Waktu itu, saya harus bayar Rp. 1,7 juta untuk mengurusnya. Hampir 2 tahun lamanya, ternyata 2009, nama itu ditolak karena ada persamaan nama merk.” akunya kecewa.
22
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
Tahun 2008, setelah Pemerintah mengangkat batik Sidoarjo,dan ibu dua putri inipun mempunyai inovasi untuk mengkolaborasi batik Sidoarjo dengan batik ekspresinya. Namun, tidak meninggalkan batik kenongo yang merupakan generasi dari suaminya.” Dan, Alhamdulillah, masyarakat banyak yang suka.” Astri. Dengan memakai merk Batik Shaffa saat itu, sekali produksi batik, Ia bisa menghasilkan 20 potong bahan kain batik dalam sebulan dengan harga jual antara Rp. 125 ribu hingga Rp. 150 ribu. “Waktu itu, kendala kami pada pemasaran. Saya sempat menyerah, namun karena dukungan suami dan keluarga, saya terus bersemangat.” akunya. Satu hal yang diyakininya sebagai
do not leave Kenongo batik which is the generation of her husband. "And, thank God, many people are like,"said Astri By using Batik brands Shaffa then, once the production of batik, he can produce 20 pieces of batik fabric in a month with a selling price of between Rp. 125 thousand to Rp. 150 thousand. "At that time, our constraints on marketing. I had given up, but because of the support of my husband and family, I am continuously excited. ". One thing that is believed to be the businessman is always committed and hard working. Armed with that, he was able to develop Batik Kunto, despite sharp criticism of different batik designs of batik in general. "Had there that recognize that our batik is different. Perhaps we are more colorfull color, but traditional batik accents, still we maintain by applying the technique of batik is done by night and brush. It is made of batik Kunto different from the others." said the woman who considers criticism as a whip to continue to give his best creations. In his hand batik grade, from traditional fabrics into a fashion item that can compete. Year 2010 - 2011, for the first time Kunto Batik Sidoarjo received an order from the Ministry of Environment, and Dekranas Disperindag official uniforms of around 45 seeds. Thanks to his diligence, in 2012, bagged his batik business license certificate for the brand with the name "Kunto Batik". "The name is the result of deliberation Batik Kunto our entire family. Apparently, all that happens then is a boon in itself for us. "she said. Astri is also a trainer in various seminars that reveal, Batik Kunto name itself has a basic philosophy for his family. According to him, Batik Kunto by writing the letter "O" has a philosophy that great fortune is always turning and never broke off. Batik stalls at Kartini street number 18 Sidoarjo has had batikkunto.com website. Over the years, the need for increasing the production of batik, which then assisted 37 employees consisting of 3 batik, one person in charge at one of its plants with 30 employees and 3 tailor to meet the number of orders from customers. According to him, this time, Batik Kunto capable of producing 100 to 200 batik fabric in a month. With a minimum price variation of Rp. 200 thousand to Rp. 8.5 million, he was able to pocket a profit of hundreds of billions of dollars.
pebisnis adalah selalu berkomitmen dan kerja keras. Berbekal itulah, ia mampu mengembangkan Batik Kunto, meski ada kritik tajam tentang desain batiknya yang berbeda dari batik pada umumnya. “ Sempat ada yang mengakui kalau batik kami beda. Mungkin dari warna kami lebih colorfull, namun aksen batik tradisional, tetap kami pertahankan dengan menerapkan teknik batik tulis yang dikerjakan dengan malam dan kuas. Ini yang menjadikan batik Kunto berbeda dengan yang lainnya. “jelas wanita yang menganggap kritik sebagai cambuk untuk terus memberikan kreasi terbaiknya. Di tangannya batik naik kelas, dari kain tradisional menjadi barang fashion yang mampu bersaing. Tahun 2010-2011, untuk pertamakalinya Batik Kunto menerima pesanan dari KLH Sidoarjo, Disperindag dan Dekranas berupa seragam dinas yang berjumlah sekitar 45 biji. Berkat ketekunannya, tahun 2012, usaha batik miliknya berhasil mengantongi sertifikat ijin merk dengan nama “Batik Kunto”. “ Nama Batik Kunto adalah hasil musyawarah seluruh keluarga kami. Ternyata, semua yang terjadi lalu merupakan hikmah tersendiri bagi kami.”tuturnya Astri yang juga menjadi trainer di berbagai seminar itu mengungkapkan, nama Batik Kunto sendiri memiliki filosofi yang mendasar bagi keluarganya. Menurutnya, Batik Kunto dengan penulisan huruf “O” besar mempunyai filosofi agar rejeki selalu berputar dan tak putus putus. Gerai batik di jalan Kartini nomor 18 Sidoarjo ini telah memiliki website batikkunto.com. Dari tahun ke tahun, kebutuhan produksi batiknya semakin
meningkat, yang kemudian dibantu 37 karyawan yang terdiri dari 3 orang pembatik, 1 orang penanggung jawab di salah satu pabriknya dengan 30 karyawan dan 3 orang penjahit untuk memenuhi banyaknya pesanan dari konsumen. Menurutnya, saat ini, Batik Kunto mampu memproduksi 100 hingga 200 bahan kain batik dalam sebulan. Dengan variasi harga minimal Rp. 200 ribu hingga Rp. 8,5 juta, dirinya mampu mengantongi keuntungan ratusan hingga milyaran rupiah. Mampu bertahannya batik full tulis Kunto, menurutnya tak lepas dari sejarah panjang dan keunikan motifnya. Batik Kunto membuat dan mendesain sendiri motif - motif batiknya dengan moto One Product One Design, Sehingga motif yang dihasilkan lebih eksklusif dan tidak dibuat masal kecuali untuk permintaan tertentu, misalnya untuk seragam kantor, souvenir dan lain-lain. Keunggulan Batik Kunto, lanjut Astri adalah batik full tulis, dengan teknik pembatikan menggunakan kuas. Selain itu, yang menjadikan ciri khas dari Batik Kunto sendiri adalah bahan kainnya yang memakai katun tenun. Sementara motif lokal yang juga dikreasikannya seperti batik khas Sidoarjo, pecah kopi dan tentunya motif ekspresi memberi warna tersendiri pada perkembangan motif Batik Kunto. Banyak karya yang sudah dihasilkannya dan juga dipamerkannya, baik di tingkat lokal hingga mancanegara. Tahun 2013, Batik Kunto berhasil masuk tahap seleksi dari Pemerintah Swiss dari 50 UKM di Jawa Timur.” Ini salah satu kebanggaan bagi saya. Di sana, saya bisa memamerkan karya Batik Kunto selama 10 hari,” lanjut Astri.
Being able to write a full batik Kunto persistence, he said could not be separated from the long history and uniqueness motives. Batik Kunto create and design their own motives - batik motif with the motto One Product One Design, so that the resulting pattern is exclusive and not made mass except for certain requests, such as for office uniforms, souvenirs and others. Excellence Kunto Batik, batik further Astri is full board, with batik technique using a brush. Moreover, what makes the hallmark of Batik itself is on fabric Kunto wearing woven cotton. While local motifs as well dikreasikannya Sidoarjo batik, coffee and of course broke its own color motif expression in the development of Batik motifs Kunto. Many works that have been produced and are also on display, both at local and international level. In 2013, Batik Kunto managed to enter the selection phase of the Government of Switzerland from 50 SMEs in East Java. PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
23
Selain itu juga, Astri merasa bangga, karena selama tiga tahun Batik Kunto bisa dipercaya oleh Raka-Raki sekaligus sebagai ajang promosi karyanya. Namun, pengalaman yang paling membanggakan dan membuat dirinya sempat tidak percaya adalah pada September 2013, dirinya dengan Batik Kunto dipercaya oleh Kementrian Koperasi sebagai salah satu UKM yang dikirim ke China. Dan akhir Desember 2013 hingga awal 2014, Disperindag mengajak Batik Kunto untuk studi banding di Tian Jing, China.” Begitu besar, rahmat yang diberikan Allah kepada kami. Alhamdulillah, semua berjalan sukses dan lancar.” ucapnya penuh haru. Banyaknya prestasi yang didulang Batik Kunto, tahun 2014, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sidoarjo mengusulkan Batik Kunto untuk mengikuti seleksi penerima Upakarti
24
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014 yang diselenggarakan oleh Kementrian Perindustrian. “Setelah mengajukan synopsis sebelum puasa lalu, September, saya diberitahu Batik Kunto telah masuk 9 nominasi para penerima upakarti 2014. Rasanya seperti mimpi, saat itu saya langsung melakukan persiapan untuk mengikuti presentasi di Jakarta,” kata Astri. Dan, target Upakarti 2014 berhasil ia raih. Dirinya mengaku berterima kasih kepada Pemerintah yang bisa menghargai upayanya di bidang pelestarian batik. “Ini Upakarti pertama bagi saya dan merupakan prestasi yang sangat membanggakan.”ucap wanita yang merupakan seorang trainer desain garmen di P3E itu. Melalui Batik Kunto ini, Astri menyampaikan keinginannya untuk melestarikan Batik Sidoarjo dan memperkenalkannya di dunia internasional."
2014
"This is one of pride for me. There, I was able to show off the work of Batik Kunto for 10 days," Astri said. Also, Astri feel proud, because for three years Batik Kunto believable by Raka - Raki as well as promotion of his work. However, the experience of the proudest and make himself could not believe it was September, 2013, he and Batik Kunto trusted by the Ministry of Cooperatives as one of the SMEs that are sent to China. And the end of December 2013 to early 2014, Disperindag invite Batik Kunto for comparative studies in Tian Jing, China. "So great, the grace that God has given us. Alhamdulillah, all went smoothly and successfully." she said with emotion. Many achievements that fed Batik Kunto, 2014, the Department of Industry and Trade Sidoarjo Batik Kunto propose to follow the selection of recipients Upakarti 2014 organized by the Ministry of Industry. "Having submitted a synopsis before fasting, September, I was told Batik Kunto has entered nine nominations recipients Upakarti 2014. It feels like a dream, then I immediately made preparations to attend a presentation in Jakarta." Astri said. And, the target Upakarti 2014 he managed to achieve. He claimed to thank the Government who can appreciate his efforts in the field of preservation of batik. "It Upakarti first for me and a very proud achievement." Said the woman, who is a trainer in the garment design that P3E. Through this Kunto Batik, Astri expressed his desire to preserve Batik Sidoarjo and introduced internationally.
INDUSTRI BATIK DI KECAMATAN JABON BATIK INDUSTRIAL IN DISTRICT JABON
SEMANGAT TURUN TEMURUN MELESTARIKAN TRADISI LELUHUR Siprit Of Tradition Sustaining Hereditary Ancestors Terletak di Desa Kedungcangkring, Kecamatan Jabon sempat dikenal sebagai salah satu sentra produksi batik tulis. Sekitar 34 tahun yang lalu, warga desa Kedungcangkring dan sekitarnya masih banyak yang berprofesi sebagai pembuat batik. Located in the Village Kedungcangkring, District Jabon was known as a center of batik production. Approximately 34 years ago, the villagers and the surrounding Kedungcangkring still much work as batik makers.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
25
N
amun sayangnya belakangan aktivitas membatik itu makin sepi. Keterampilan orang - orang terdahulu dalam membuat batik, rupanya tidak selamanya berhasil diturunkan ke generasi berikutnya. Para generasi penerus itu lebih memilih profesi lain daripada menekuni batik. Untung saja, masih ada generasi penerus seperti anak dari H. Abdullah cucu dari H. Djami’in. Mereka adalah generasi kedua yang mewarisi keterampilan membatik dari orangtuanya masing-masing. Mereka menjadi satu-satunya pengusaha batik yang mempertahankan batik tulis Kedungcangkring. Dari sinilah batik tulis Bintang Lima KDC bermula. Menurut Lutfillah, batik tulis yang sempat berjaya di era 1980 ini mempunyai keunikan tersendiri pada sisi motifnya. “Saya generasi kedua di usaha ini. Bisnis ini tetap kami jalani meskipun hampir punah, karena memberikan lapangan kerja pada masyarakat sekitar. Jika kita mau menghidupi batik, kita juga akan dihidupi oleh batik,” ujarnya ketika ditemui belum lama ini.
26
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
Lutfillah, yang merupakan generasi kedua batik tulis Bintang Lima KDC ini mengatakan bahwa awalnya batik KDC merupakan motif batik tulis dan batik cap. “Dulu-dulunya, batik Bintang Lima dikolaborasi antara motif cina daratan dan motif keraton yang ada di Jawa.” kisahnya. Hal itu ia lakukan lantaran saat ini sudah tidak banyak warga yang berkecimpung membuat batik. Agar batik tersebut tidak punah, maka dirinya kini juga membina para pengerajin batik yang ada di Kedungcangkring. Selain itu, untuk mempertahankan batik tulis tetap dikenal oleh masyarakat luas, dirinya dan keluarga tidak berhenti berinovasi.” Saya tidak mau berhenti disini, anak kedua saya juga saya ajarkan bagaimana melestarikan batik Kedungcangkring ini.” lanjutnya. Hal serupa juga diungkapkannya, mempertahankan kekhasan batik tulis ternyata tidak mudah. Terlebih lagi saat ini sudah ada batik cap dan printing yang siap bersaing di pasaran dengan kain batik tulis.
B
ut unfortunately lately batik activity was more deserted. People skills the former in making batik, apparently not always successfully passed down to the next generation. The next generation was better choose another profession than to his batik. Fortunately, there are future generations as a child of H. Abdullah, grandson of H. Djami'in. They are the second generation batik skills inherited from their parents each. They became one the only employers who maintain batik batik Kedungcangkring. From this batik originated Five Star KDC. According Lutfillah, batik which had debuted in 1980 it had its own uniqueness on the motive. "I am the second generation in this business. Our business is still live though almost extinct, because it provides employment to the local community. If we want to live batik, we will also be sustained by batik, "he said when met recently Lutfillah, which is the second generation of batik Five Star is said that KDC KDC originally batik is batik and batik. "In the past-the past, batik motifs Five Star collaborated between mainland China and the motives of the palace that is in Java." Lutfillah said. He did it because now not many people are working to make batik. So that batik is not extinct, then he is now also foster the batik craftsmen in Kedungcangkring. In addition, to maintain the batik is still known by the public, he and the family did not stop innovating. "I do not want to stop here, my second child I was also taught how to preserve batik Kedungcangkring this." He added. It is also expressed, maintaining the distinctiveness of batik was not easy. Moreover, now there are batik and printing is ready to compete in the market with batik cloth. And the name of Five Star batik KDC who deemed suitable for label names Lutfi batik he wrote. "When it arrived - suddenly appeared after my training from Disperindag Sidoarjo in Yogyakarta." He explained. Lutfi claimed inspired to revive batik Five Star. Do not stop from there, not long after, he ventured to develop batik KDC becomes greater. He claimed to have an initial capital of Rp. 40 million he got from the revolving loan granted by the Bank of Industry and Trade through Java. Do not stop there, he then created by combining it with a variety of motifs such Sidoarjo batik motifs milkfish
Dan nama batik Bintang Lima KDC lah yang dirasa Lutfi cocok untuk label nama batik tulisnya. “Saat itu tibatiba muncul setelah saya mengikuti pelatihan dari Disperindag Sidoarjo di Yogyakarta.” jelasnya. Darisanalah, Lutfi mengaku terispirasi untuk mengangkat kembali batik tulis Bintang Lima. Tak berhenti dari situ, tak berapa lama kemudian, ia memberanikan diri untuk mengembangkan batik KDC menjadi lebih besar lagi.
Ia mengaku mempunyai modal awal sebesar Rp. 40 juta yang ia dapatkan dari pinjaman bergulir yang diberikan oleh Disperindag melalui Bank Jatim. Tak berhenti di situ, dia lalu menciptakan beragam motif dengan mengkombinasikannya dengan batik Sidoarjo misalnya motif bandeng dan udang, motif cangkring, motif lumpur lapindo, dan motif sekar segoro.” Yang terbaru, kami mengkombinasi border manual bunga cangkring sebagai cirri khas batik kami.” akunya lagi.
and shrimp, cangkring motive, motive Lapindo mud, sekar Segoro and motives. "Most recently, we combine manual border floral batik cangkring as our hallmark." he admitted again And that makes us proud, the first production has been purchased by the Deputy Governor of East Java, Gus Ipul. "Said Lutfi. Additionally, Lutfi also rely melik scales motif as a theme, concept and design batik KDC which is handed down from previous generations of the 7 corners which is also the first product and the first theme of Batik Sidoarjo KDC. "The name that we can from Mrs. Fenni, Chief Disperindag Sidoarjo." As a result, Lutfi admitted very happy because now batik KDC much sought after by lovers of batik from all walks of life. Market share is growing as the Ministry of Commerce, for uniform Hajj, and now the KDC batik has become an icon in a gallery in Jakarta belonged to his brother. "Our hope is simple, so that more batik known to many people from different generations," he explained. The more extensive marketing of its products, to meet the needs of production, Lutfi wears yard behind the house as a workshop jointly manages 20 workers from areas Kedungcangkring Reinforcement and society itself. The price of batik KDC itself is very varied. Lutfi revealed to the price of each product is different, depending on the level of difficulty of the motif itself. To cloth or shirt, Lutfi membandrol between Rp. 100 thousand to Rp. 10 million. "So the turnover that we can not erratic, depending on the number of orders." He said. "The price we adjust the level of difficulty and process plant. For the process itself, we can solve between 1 to 3 months. "He added. Currently, PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
27
Dan yang menjadikan kami bangga, produksi pertama telah dibeli oleh Wakil Gubernur Jatim, Gus Ipul.” lanjut Lutfi. Selain itu, Lutfi juga mengandalkan motif sisik melik sebagai tema, konsep dan desain batik KDC yang merupakan turun temurun dari generasi sebelumnya yakni 7 penjuru yang juga produk pertama dan tema pertama dari Batik KDC Sidoarjo. “Nama itu kami dapat dari Bu Fenni, Kepala Disperindag Sidoarjo.” akunya. Walhasil, Lutfi mengaku sangat senang karena saat ini batik KDC banyak dicari oleh para pecinta batik dari berbagai kalangan. Pangsa pasarnya pun semakin berkembang seperti di Kementrian Perdagangan, untuk seragam haji, dan kini batik KDC telah menjadi ikon di sebuah gallery di Jakarta milik saudaranya. “Harapan kami simpel, agar batik makin dikenal banyak orang dari berbagai generasi,” terangnya. Semakin luas pemasaran produknya, untuk memenuhi kebutuhan produksi, Lutfi memakai halaman di belakang rumah sebagai workshop yang dikelolanya bersama 20 orang pekerja yang berasal dari daerah Tulangan dan masyarakat Kedungcangkring sendiri. Harga batik KDC sendiri sangat bervariasi. Lutfi mengungkapkan untuk harga setiap produk sangatlah berbeda,
28
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
tergantung tingkat kesulitan dari motif batik sendiri. Untuk kain atau kemeja, Lutfi membandrol antara Rp. 100 ribu sampai Rp. 10 juta.” Jadi omset yang kami dapat tidak menentu, tergantung banyaknya pesanan.” ungkapnya. “Harga kami sesuaikan dengan tingkat kesulitan dan proses pembuatan pabrik. Untuk prosesnya sendiri, bisa kami selesaikan antara 1 hingga 3 bulan.” imbuhnya. Saat ini, Lutfi mengaku memiliki kendala yang dirasanya sangat berpengaruh pada usaha batiknya. Diantaranya, kenaikan bahan pewarna yang tidak stabil serta harga kerja harian karyawan yang sangat mahal ditambah dengan perputaran yang harus cepat. Namun, Lutfi tidak pernah patah semangat, ke depan untuk mengembangkan usaha batik KDC, ia mempunyai impian besar bisa menggelar gebyar batik di Sidoarjo, karena banyak melahirkan potensi dan seni budaya batik yang berkualitas tinggi. “ Tentu saja, konsepnya adalah kampung batik Kedungcangkring.” harapnya. Yang terpenting bagi Lutfi adalah melestarikan budaya membatik dengan nilai seni tinggi. ”Soal harga nomor dua.” lanjut pria yang saat ini sebagai pengawas IKM di Sidoarjo.
Lutfi claimed to have constraints that felt very brpengaruh the batik business. Among them, the increase of the dye is not stable, and the price of the daily work of employees is very expensive to be coupled with rapid turnaround. However, Lutfi was never discouraged, in the future to develop the batik business KDC, he had big dreams can hold in Sidoarjo batik highlights, as many childbirth potential and cultural art batik high quality. "Of course, konsepnyaadalah Kedungcangkring batik village." He hoped. Lutfi is paramount to preserve the culture of batik with a high artistic value. "About the price is secondary." Continued the man who is now a supervisor in the Sidoarjo IKM.
INDUSTRI BATIK PRINTING DI KECAMATAN WONOAYU INDUSTRIAL PRINTING BATIK IN DISTRICT WONOAYU
PEMASARAN MELALUI JALUR KONEKSI PERTEMANAN Marketing Through Channel Connection Friendship Metode printing batik adalah motif batik yang dibuat dengan teknik printing sehingga hasil produksi bisa cepat dan produk ini untuk memenuhi kebutuhan pasar yang luas. Salah satu kelebihan batik printing adalah polanya sangat detail. Batik printing method is made by batik motive so that the production could quickly and products to meet the needs of a wide market. One of the advantages of batik printing is very detailed pattern.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
29
P
embuatan batik printing memang tidak jauh beda dengan cara pembuatan sablon atau banner namun untuk batik printing membutuhkan kualitas pewarnaan yang lebih baik untuk menghindari lunturnya warna batik. M.Ilham, adalah salah satu pengrajin batik printing yang berlokasi di Desa Popoh Kecamatan Wonoayu yang membuka usaha sejak satu tahun yang lalu. Walaupun baru satu tahun namun batik printing karya Ilham sudah mampu menjual rata-rata 100 baju batik perhari. “Pemasaran melalui jalur koneksi dan pertemanan saja,” ujar Ilham.
30
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
Walaupun pangsa pasarnya masih di sekitar sidoarjo namun sudah mampu menghasilkan keuntungan yang besar. Keahlian dalam meramu warna tidaklah dengan mudah langsung bisa butuh banyak uji coba kata bapak dengan putra 3 ini. Dalam pencampuran warna sering terjadi kesalahan sehingga hasil batik tidaklah sempurna namun suatu ketika bapak 3 putra ini menemukan suatu metode yang di jawa timur ini hanya beliaunya yang tau cara menghasilkan batik printing menjadi batik yang luar biasa bagus , metode itu disebutnya sebagai cabut warna.
M
aking batik printing is not much different from the way of making a banner but for screen printing or batik printing requires staining better quality to avoid the dilution of batik colors. M.Ilham, is one of batik printing, located in the Village District of Wonoayu Popoh who opened the business since one year ago. Though only one year but batik printing works of inspiration has been able to sell an average of 100 per day batik shirt. “Marketing through the connections and friendships,” said Ilham. Although its market share is still around sidoarjo but was able to make a huge profit. Expertise in a mix of colors can not easily direct the pilot said it took a lot of fathers and sons 3. In color blending frequent errors that result batik is not perfect but a father of three sons when finding a method that in eastern Java is only beliaunya who know how to produce batik batik printing becomes unusually good, the method calls the pull of color. According to Ilham, batik printing manufacturing process begins with setting up a design in the size of the material, approximately the size of 2 x 1 meter. Furthermore, the design of the printed film plankan (plankan used for batik, pores larger than plankan commonly used for banners or T-shirts). Number plankan is prepared as needed according to the number of colors to be used for the design of the film plankan (plankan used for batik, pores larger than plankan commonly used for banners or T-shirts). “Prepare the base cloth that will be printed, the cloth taut position. Put plankan on cloth, then pour the dye and dye pull from end to end plankan other plankan with valet. Dry cloth that has given color and repeat the steps above, for any differences in color and design,“ said Ilham. One of the featured prodak batik printing batik batik usually unplug color printing pattern depicted could not penetrate the armor behind the pull but by using this color, batik printing works Ilham able to break up his shirt.
Menurut Ilham, proses pembuatan batik printing dimulai dengan menyiapkan desain dalam ukuran satu bahan, kurang lebih ukuran 2 x 1 meter. Selanjutnya cetak film desain dalam plankan (plankan yang digunakan untuk batik, pori-porinya lebih besar dibandingkan dengan plankan yang biasa digunakan untuk spanduk atau kaos). Jumlah plankan disiapkan sesuai yang dibutuhkan adalah sesuai dengan jumlah warna yang akan digunakan untuk film desain dalam plankan (plankan yang digunakan untuk batik, pori-porinya lebih besar dibandingkan dengan plankan yang biasa digunakan untuk spanduk atau kaos). “Siapkan kain mori dasar yang akan disablon, dengan posisi kain mori yang kencang. Letakkan plankan di atas kain, lalu tuangkan pewarna dan tarik pewarna dari ujung plankan ke ujung plankan lainnya dengan valet. Keringkan kain mori yang telah diberikan warna dan ulangi langkah di atas, untuk setiap perbedaan warna dan desain,” kata Ilham. Salah satu prodak unggulan batik printing adalah batik cabut warna yang biasanya batik printing pola yang tergambar tidak bisa menembus pada balik baju namun dengan menggunakan metode cabut warna ini, batik printing karya Ilham mampu menembus hingga balik baju.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
31
INDUSTRI BATIK “PATRANG MAS” DI KECAMATAN TULANGAN BATIK INDUSTRIAL “PATRANG MAS” IN DISTRICT TULANGAN
SEMOGA DIMINATI KALANGAN YANG LUAS May Demand Among Spacious Batik sudah sangat familier di telinga kita dan bahkan batik telah menjadi baju kebesaran di pulau jawa karena batik merupakan kesenian gambar yang menjadi salah budaya keluarga raja raja Indonesia dahulu kala. Batik is very familiar to us and even batik has become oversized shirt batik in Java as an art image that became one of the family culture of Indonesian kings.
32
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
B
ahan pewarna batik dahulu memakai tumbuh tumbuhan asli Indonesia antara lain dari pohon mengkudu serta garam yang di buat dari tanah lumpur. Seiring berjalannya waktu, sekarang banyak pengrajin batik yang menggunakan bahan pewarna buatan. Namun tidak semua pengrajin batik memakai pewarna buatan. Salah seorang pengrajin yang tetap memakai pewarna alami adalah Eko Hadi Purnomo, warga Desa Kenongo RT.01 RW.I Kecamatan Tulangan. Sejak tahun 2005, ia memulai usaha. Sebelumnya Eko menjadi karyawan pengrajin batik di lainnya tempat. Bermodal keyakinan dan pengalaman, Eko memberanikan diri untuk membuka sendiri dan ternyata hasilnya sangat memuaskan walaupun awalnya banyak menemukan kendala. Dengan modal awal Rp 15 juta, produksi batik Eko ternyata banyak yang berminat. Pemasaran dilakukan sendiri secara tradisional melalui pertemanan.
Namun untuk ekspansi pemasaran dirasa sulit karena masih mengandalkan kalau ada event pameran saja. Batik bikinan Eko memiliki keunikan di banding dengan batik yang lain. Penggunaan bahan pewarna asli, prosesnya membutuhkan ketelitian yang tinggi. “Proses awal, kain digambar dengan pola yang rumit, selanjutnya diwarnai sampai mengulang tiga kali,” kata Eko.
F
irst wear batik dye grow plants native to Indonesia, among others, from the noni tree and salt made from mud. Over time, it’s a lot of batik craftsmen who use artificial dyes. But not all wear batik artificial coloring. One of the craftsmen who remained on natural dyes is Eko Hadi Purnomo, villagers Kenongo RT.01 RW.I District of Reinforcement. Since 2005, he started a business. Previous Eko became employees of batik artisans in other places. Capitalized confidence and experience, Eko ventured to open his own and the result is very satisfactory although initially many obstacles. With initial capital of USD 15 million, Eko batik production was much interested. Marketing itself is traditionally done through friendship. But is it hard for the expansion of marketing because they still rely on if there is any exhibition event.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
33
Menurut Eko, inspirasi gambargambar di kain batik awalnya didapatkan dari pemandangan di sekitar tempat tinggalnya. “Saya gambar pohon pohon yang ada di sekitar rumah,” kata pria ini dengan senyum. Seiring dengan banyaknya produksi batik, pola-pola gambar semakin beraneka ragam. Inspirasi-inspirasi didapatkan Eko dari banyak sumber. Misalnya melihat gambar-gambar dan foto-foto dari majalah, dari lukisanlukisan dan lain sebagainya.
34
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
Dari hasil produksi batik tersebut, sekurang-kurangnya Eko meraup keuntungan sampai 25% dari setiap batik yang terjual. “Lumayan untuk membiayai produksi selanjutnya,” ujar Eko. Eko berharap ke depan batik hasil karyanya bisa di kenal tidak hanya ketika ada pameran-pameran yang diselenggarakan oleh banyak pihak, namun benar-benar diminati kalangan umum.
Eko made batik is unique compared to other batik. The use of native dyes, the process requires high accuracy. “The initial process, the fabric is drawn with intricate patterns, then dyed to repeat three times,” said Eko. According to Eko, inspirational images in batik cloth was originally obtained from the sights in the neighborhood. “I picture the trees that are around the house,” the man said with a smile. Along with the many batik production, patterns more varied picture. Eko inspirations obtained from many sources. For example, look at the pictures and photographs from magazines, from paintings and so forth. From the results of batik production, at least Eko profit up 25% of each batik is sold. “Fair to finance the next production,” said Eko. Eko hope in the future of his work can be in the know not only when there are exhibitions held by many, but really in demand among the public.
INDUSTRI SEPATU DI KECAMATAN BALONGBENDO FOOTWEAR INDUSTRY IN DISTRICT BALONGBENDO
BERTAHAN HIDUP KARENA KREATIF MENCIPTAKAN MODEL-MODEL YANG TREND DI PASARAN Survival For Creating A Creative Design Trends In The Market Telah lama Kabupaten Sidoarjo dikenal luas sebagai industri sepatu di Jawa timur. Berbagai jenis sepatu telah mampu dihasilkan oleh para pengusaha sepatu Sidoarjo. Dengan kualitas yang baik produk sepatu Sidoarjo diakui telah mampu bersaing di pasar industri sepatu bahkan di level nasional. Tak heran jika akhirnya pasar sepatu bikinan home industry di Kota Delta tersebar di beberapa daerah. It has long been known as the district of Sidoarjo in East Java footwear industry. Various types of shoes have been able to be produced by entrepreneurs shoes Sidoarjo. With good quality products recognized Sidoarjo shoes have been able to compete in the market and even the shoe industry at the national level. No wonder the market finally home-made shoe industry in the City of Delta spread in some areas.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
35
I
Y
ang juga menarik adalah para pembuat sepatu di Sidoarjo tidak hanya di satu tempat saja. Beberapa daerah telah dikenal sebagai penghasil sepatu yang ikut memberikan kontribusi bagi industri sepatu yang ada di Sidoarjo. Hasil produksinya pun tak kalah dengan daerah yang lebih dulu dikenal sebagai penghasil sepatu. Dari sekian banyak industri sepatu salah satunya adalah industri sepatu wanita milik H Tohari di Kecamatan Balongbendo. Usaha sepatu ini telah dirintis sejak tahun 1970 oleh H.Tohari dan sekarang masih terus berjalan dilanjurtkan putranya. Beralamat di RT 20 RW 5 Dusun Cirokulon Kecamatan Balongbendo usaha sepatu milik H Tohari masih setia melayani pembelinya. Meski diakui jika omset produksinya tidak lagi sebanyak saat-saat ia memulai usahanya dulu. H Tohari bertutur jika dahulu usaha sepatu yang ia rintis diikuti oleh banyak warga desa di desanya. Tak heran jika
36
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
dulu mayoritas warga disini adalah pembuat sepatu seperti dirinya. Bisa dikatakan merupakan sentra sepatu yang cukup dikenal di Sidoarjo. Sehingga saat itu banyak menyerap tenaga kerja baik dari desa Balongbendo maupun dari luar. Maklum saat itu industry sepatu belumlah seramai saat ini. Pasarnya masih sangat luas untuk industry sepatu rumahan seperti yang ia kelola. Seiring perkembangan industry sepatu yang ada persaingan diantara pengusaha mulai dirasakan oleh pembuat sepatu di Balongbendo. Satu persatu diantara mereka mulai berguguran karena kalah bersaing. Dari sekian banyak pengusaha sepatu yang ada kini hanya tinggal sepertiganya saja yang masih berproduksi. Menurut H.Tohari pesaing mereka yang paling kuat adalah industry sepatu yang dihasilkan oleh pabrikan besar. “ Pabrik sepatu sekarang sudah sangat banyak dengan kualitas yang sangat bagus. Dan mereka mampu
t has long been known as the district of Sidoarjo in East Java footwear industry. Various types of shoes have been able to be produced by entrepreneurs shoes Sidoarjo. With good quality products recognized Sidoarjo shoes have been able to compete in the market and even the shoe industry at the national level. No wonder the market finally home-made shoe industry in the City of Delta spread in some areas. What is also interesting is the shoemaker in Sidoarjo not just in one place. Some areas have been known as a producer of shoes that have contributed to the shoe industry in Sidoarjo. The results of the production was not lost with the area first known as a producer of shoes. Of the many shoe industry is one woman belonging to the shoe industry in the District H Tohari Balongbendo. The shoe business has been initiated since 1970 by H.Tohari and now still running dilanjurtkan son. Located at RT 20 RW 5 Hamlet Cirokulon Balongbendo, H Tohari owned shoe business is still faithfully serving buyers. Although recognized if the turnover of production is no longer as many times when he first started his business. H Tohari recalled if the first shoe business he pioneered followed by many villagers in the village. No wonder the majority of people here are used to a shoemaker like himself. You could say the shoes are well known centers in Sidoarjo. So when it’s a lot to absorb labor from the village Balongbendo and outside. Understandably then the shoe industry has not been as busy this time. The market is still very widely for industrial shoes as he ran home. As the development of the shoe industry there is competition among employers began to be felt by the shoemaker in Balongbendo. One by one of them began to fall because of competition. Of the many entrepreneurs shoes there is now only one-third are still in production. According H.Tohari their strongest competitor is the shoe industry produced by major manufacturers. “Shoe Factory is now very much with very good quality. And they were able to sell shoes at a price that is more affordable to consumers, “said H.Tohari concerned This is ultimately a very burdensome shoe makers who still use traditional tools to compete with them. Coupled with the large capital so that they are able to buy cheaper materials as well as quality.
menjual sepatunya dengan harga yang lebih terjangkau oleh konsumen,” terang H.Tohari prihatin Inilah yang akhirnya sangat memberatkan para pembuat sepatu yang masih menggunakan alat tradisional untuk bersaing dengan mereka. Ditambah lagi dengan modal besar sehingga mereka mampu membeli bahan lebih murah serta berkualitas. Meski demikian ia masih sangat bersyukur karena usahanya masih bisa berdiri sampai sekarang. Dengan dibantu oleh putranya usaha sepatu H. Tohari masih mampu menghasilkan sepatu-sepatu cantik yang digemari konsumennya. Dengan pengalaman sejak tahun 1970 H.Tohari dibantu sang putra mencoba mencari terobosan-terobosan untuk bias bersaing dengan produk dari pabrikan . Diantaranya terus memperbaiki kualitas sepatu serta membuat sepatu dengan model yang sangat disukai oleh kaum hawa. Sebab membuat sepatu wanita memang memiliki spesifsikasi tersendiri karena modelnya cepat sekali berubah. Upaya H Tohari tenyata tidaklah siasia. Usaha yang sekarang di wariskan ke putranya ini masih mampu menembus pasar di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selain melayani untuk lokal Sidoarjo
serta Surabaya, beberapa kota seperti Solo dan sekitarnya juga banyak menjadi langganan tetap sepatunya. Peminat sepatu wanita produksi H.Tohari tidak hanya membelinya di pasar saja tapi juga kadang ada yang pesan langsung ke H.Tohari di rumahnya. Saat ini H.Tohari hanya mampu memproduksi sepatu perhari kurang lebih 10 pasang saja. Selain karena proses pembuatannya masih menggandalkan keahlian tenaga manusia dengan mesin yang sederhana, H Tohari juga sangat menjaga kualitas sepatu yang dibuatnya. Kepuasan konsumen adalah segalanya bagi bapak 3 anak ini. Sehingga ia tak mau membuat asal-asalan biar sedikit namun hasilnya bagus. Proses pembuatannya dimulai dari pola-pola bahan baku yang telah dipotong dilanjutkan dengan dijahit yang kemudian dibentuk menjadi sepatu. Dalam proses penjahitan ini sangat banyak membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini dikarenakan tinginya tingkat kesulitan dalam menjahit dan juga butuh ketelitian yang sangat tinggi. Potongan pola dijahit satu persatu sehingga membentuk sepatu yang selanjutnya disatukan di proses perakitan.
Nevertheless, he was still very grateful for his efforts can still stand to this day. With the assistance of his son H. Tohari shoe business is still able to produce beautiful shoes favored customers. With experience since 1970 H.Tohari assisted his son trying to find a breakthrough to bias compete with products from manufacturer. Among them continuously improve the quality of shoes and boots made with models that are favored by women. For making women’s shoes does have its own because the model spesifsikasi rapidly changing. H Tohari poorer efforts are not in vain. Enterprises are now passed on to his son is still able to penetrate the market in East Java and Central Java. In addition to serving local Sidoarjo and Surabaya, several cities such as Solo and surrounding areas are also many become regular customers shoes. Enthusiasts H.Tohari production of women’s shoes are not only buy in the market, but also sometimes there is a message directly to H.Tohari at his home. There are currently only able to produce shoes H.Tohari approximately 10 pairs per day only. In addition to its manufacturing process is still a hold expertise manpower with simple machines, H Tohari also is maintaining the quality of shoes made. Consumer satisfaction is everything to the father of three children. So he did not want to make carelessly let a little but the results are good. The manufacturing process starts from the patterns of raw material that has been cut followed by a sewn who then formed into a shoe. In the sewing process is very much in need of time in the process. This is because high levels of difficulty in sewing and also need a very high accuracy. Pattern pieces sewn one by one to form the next shoe incorporated in the assembly process. PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
37
INDUSTRI MAKANAN SATE CRISPY DI KECAMATAN PORONG SATAY CRISPY FOOD INDUSTRY IN DISTRICT PORONG
MAJU KARENA BELAJAR
DARI PENGADUAN PELANGGAN Advance For Learning From Customer Complaint Dunia kuliner memang tidak ada matinya karena selalu saja kita jumpai hal-hal yang belum pernah ada sebelumnya. Sate crispy merupakan salah satu varian makanan yang dapat dikatakan masih baru. The culinary world is not dead because we always come across things that have never existed before. Satay is one variant crispy foods that can be said is new.
38
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
I
J
ika umunya sate diolah dengan cara dibakar maka tidak dengan makanan yang satu ini. Sate crispy tidak dibakar melainkan digoreng dengan bentuk yang lebih menarik. Rasanya sangat lezat. Sebagai kuliner baru, sate crispy memang masih asing ditelinga kita. Fila Candra, warga Gelagah Arum RT 18 RW 4 Kecamatan Porong mulai mengembangkan makanan ini sejak tahun 2013 yang lalu. Dengan modal awal Rp 10 juta, usaha ini sudah mulai diminati para konsumen. Kini sehari ia mampu memproduksi 500 tusuk sate crispy dengan meraup keuntungan bersih rata-rata Rp 200 ribu perhari. Angka yang lumayan bagus untuk usaha makanan yang baru dirintis. Selain lezat, sate crispy buatan Candra memiliki tampilan yang sangat menarik. Itu sebabnya sate crispy ini dipasarkan di kantin kantin sekolah di sidoarjo. Dituturkan Candra, proses pembuatan sate crispy sangatlah mudah. Daging ikan atau daging ayam segar di cuci bersih dengan air yang mengalir. Daging difillet duri dibuang, kemudian daging diiris bentuk dadu kemudian di campur bumbu yang sudah ditumbuk dan dicampur. “Ambil tusuk sate dan tusuk daging yang sudah diberi bumbu tadi sesuai selera. Siapkan tepung crispy dan campur dengan air es secara merata, kemudian ambil satu tusuk sate dan celupkan kedalam adonan tepung yang sudah tercampur dengan air es tadi. Angkat dan masukkan dengan tepung crispy yang masih kering. Cetak sampai membentuk crispy. Setelah semua adonan tercetak barulah goreng dengan api yang panas, masukkan satu persatu sate crispy, kemudian goreng sampai adonan berwarna kuning kecoklatan, setelah matang angkat dan tiriskan.
Setelah ditiriskan, pindah ke loyang besar untuk proses pendinginan. Setelah sate crispy sudah benar-benar dingin barulah siap di bungkus atau dihidangkan sate crispy buatan Fila Candra berbagai varian sate crispy ikan, crispy ayam, crispy udang dan crispy jamur tanpa bahan pengawet,” kata Candra. Perjalanan Candra dalam merintis sate crispy tidaklah mudah. Butuh perjuangan dan kerja keras. Awalnya sering mengalami kegagalan dalam proses pembuatan. “Pasar juga belum merespon, tidak semua mau menerima sate crispy bikinan saya. Bahkan sering dikomplain karena rasa dagingnya kenyal tidak gurih,” kata Candra. Namun, belajar dari berbagai pengadukan dan komplain pembeli maka sekarang sate crispy semakin enak dan banyak diminati hingga kualahan memenuhi pesanan.
f satay generally processed by burning it with foods that are not on this one. Sate fried crispy but not burnt to form more attractive. It was very tasty. As a new culinary, crispy satay our ears are still foreign. Fila Chandra, a resident of RT 18 RW reed Arum 4 Porong began developing these foods during the last 2013 years. With an initial capital of USD 10 million, this effort has begun in demand by consumers. Now a day it is capable of producing 500 skewers crispy with a net profit average of Rp 200 thousand per day. Figures are pretty good for a new food venture initiated. In addition to delicious, homemade crispy satay Candra has a very attractive appearance. That’s why crispy satay is marketed in a school cafeteria cafeteria in Sidoarjo. Candra spoken, the process of making crispy satay is easy. Meat fish or fresh chicken meat wash with running water. Meat difillet spines removed, then the meat is sliced into cubes then mix spice pounded and mixed. “Take skewers and skewers of meat that had been given earlier seasoning to taste. Prepare crispy flour and mix with ice water evenly, then take a skewer and dip it into the flour dough that has been mixed with the ice water. Remove and fill with dry flour still crispy. Print up to form a crispy. Once all the dough is printed then fried with a hot fire, crispy satay enter one by one, then fried until the batter is golden browned, remove and drain after being cooked. once drained, move to a large baking sheet to cool. After crispy satay is completely cold then wrapped or ready-made crispy satay served Fila moon variants crispy satay fish, crispy chicken, crispy shrimp and crispy mushrooms without preservatives,“said Chandra. Chandra in pioneering crispy satay is not easy. It takes struggle and hard work. Initially often fail in the manufacturing process. “The market has not responded, not all will accept my homemade crispy satay. Even frequent complaints because not chewy savory meat flavor,“ said Chandra. However, learning from various stirring and then the buyer complains crispy satay now more comfortable and more attractive to fulfill the order.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
39
INDUSTRI OLAHAN IKAN BANDENG DI KECAMATAN BUDURAN MILKFISH PROCESSED INDUSTRIAL IN DISTRICT BUDURAN
BERANI BERBISNIS
SETELAH PELATIHAN Dare To Business After Training Tahun 2011, warga Desa Sawohan, Kecamatan Buduran yang bernama Hj. Lailatul Hijjah memulai usaha aneka makanan olahan ikan bandeng seperti terasi, rengginang manis dan abon bandeng. In 2011, village residents Sawohan, District Buduran named Hj Hj. Lailatul Hijjah to start a business milkfish variety of processed foods such as shrimp paste, sweet glutinous rice crispies and shredded banding.
40
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
“A
walnya saya masih ikutan seorang pengusaha namanya Ibu Leni sebagai karyawan membuat kerupuk ikan payus. Begitu banyak ilmu yang saya dapat darinya,” katanya. Namun, setelah ada pelatihan pemanfaatan Limbah ikan dari Akademi Perikanan, Laila memberanikan diri membuka usahanya itu. “Ternyata limbah ikan bandeng pun bisa diolah kembali menjadi makanan sehat,” kata Laila. Selanjutnya Laila dan suami melakukan riset tentang pemanfaatan ikan bandeng. Dengan berbekal ilmu dari pelatihan yang diikutinya, Lela menemukan cara mengolah ikan bandeng beserta limbah yang berupa duri dan kulit ikan bandeng yaitu Rengginang Kalsium Bandeng. Dia tak menyangka Rengginang Kalsium buatannya bisa diminati para konsumen di Sidoarjo. Pelan – pelan, usaha Laila terus berkembang. Jika di awal usahanya, hanya satu kilogram saja bandeng yang diolah, kini Laila bersama suami bisa mengolah 2 kg hingga 6 kg bandeng setiap harinya. “Kalau hari raya, bisa lebih dari 6 kilogram dalam sehari,” kata Laila. Harga olahan bandeng ini beragam mulai dari Rp 2 ribu limaratus hingga Rp 65 ribu. Tergantung kemasannya, dari kemasan kantong plastik hingga kemasan 1 kilo.
Ia mengaku mulai usaha ini dengan modal awal yang sangat minim yakni Rp. 200 ribu. Dan saat ini Laila bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp. 500 ribu per bulan. Jika mendekati Lebaran, para produsen olahan ikan Bandeng di Desa Sawohan termasuk rengginang Bandeng Kalsium miliknya bersiap menghadapi lonjakan permintaan. “Alhamdulillah, hari lebaran bisa mendapatkan pesanan kurang lebih 6 kilo rengginang dalam sehari dan bisa mengantongi keuntungan sebesar Rp. 1 juta,” kata Laila. Rengginang bandeng kalsium siap makan, harganya Rp. 65 ribu per kilo. Sedangkan untuk kemasan mentah, seharga Rp. 45 ribu per kilo. Wanita yang berhaji tahun 1999 ini mengaku, Rengginang Kalsium Bandeng adalah produk baru. Sebab awalnya masyarakat hanya mengenal dan menikmati bandeng cabut duri atau bandeng tanpa duri. Ibu empat anak ini memaparkan membuat rengginang bandeng kalsium bandeng sangat mudah. Prosesnya dan bahannya sama dengan membuat rengginang pada dasarnya. Beras Ketan dicampur dengan bawang putih, garam gula dan tentunya ikan bandeng. Namun yang berbeda dan yang menjadi ciri khas adalah ikan bandeng yang dipresto. Setelah bandeng lunak, daging
“A
t first I still follow an employer as an employee name is Mrs. Leni payus make fish crackers. So much knowledge I can from him,“ she said. However, after the training utilization of fish waste Fisheries Academy, Laila ventured to open his efforts. “It turns out that the waste can be processed milk fish back into healthy food,” says Laila. Furthermore, Laila and her husband did some research on the use of milkfish. Armed with the knowledge of the training, Lela find a way to process fish waste in the form of banding together with spines and skin that is rengginang Calcium milkfish milkfish. He did not think could be interested rengginang Calcium homemade consumers in Sidoarjo. Slowly-slowly, Laila business continues to grow. If at the beginning of his business, only one kilogram processed milkfish, Laila with her husband is now able to process 2 kg to 6 kg of milk per day. “If the feast, can be more than 6 pounds in a day,” says Laila. The price of processed milk ranging from five hundred thousand USD 2 to USD 65 thousand. Depending on the packaging, on the packaging plastic bag up to 1 kilo. He said he began this business with a very minimal initial capital of Rp. 200 thousand. And this time Laila could benefit up to Rp. 500 thousand per month. If approaching Eid, the producers of processed fish in the village of milkfish milkfish rengginang Calcium Sawohan including his preparing for a surge in demand. “Thank God, the Eid day can get orders rengginang approximately 6 pounds in a day and can pocket a profit of Rp. 1 million,“ said Laila. Rengginang calcium milk ready to eat, the price is Rp. 65 thousand per kilo. As for raw packing, for Rp. 45 thousand per kilo. Women who are on pilgrimage in 1999 was admitted, rengginang Calcium milkfish is a new product. Because people are only beginning to know and enjoy unplug milkfish milkfish without spines or thorns. Mother of four children exposes make rengginang milkfish milkfish calcium is very easy. The process and the material is the same as making rengginang basically. Sticky rice mixed with garlic, salt, sugar and milk fish of course. But that is different and that is a characteristic of the dipresto milkfish.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
41
hingga duri dan kulitnya dihaluskan dan dicampur ke dalam bahan rengginang. Untuk menambah penghasilan, Laila juga membuat terasi, abon dan rengginang manis. Dengan menggunakan mesin manual, ia dan suaminya memproduksi rengginang kalsium bandeng dan aneka makanan ringan lainnya di rumahnya. Laila menambahkan, saat ini dia tidak hanya produsen melainkan sebagai distributor ke toko-toko dan juga di kolam pancing-kolam pancing di Sidoarjo. Untuk menambah wawasan serta ilmu dalam produksi, Laila rajin mengikuti seminar dan pelatihan-pelatihan tentang peningkatan kualitas produk. Seperti pelatihan yang diikutinya April lalu di Bogor yang diadakan oleh Kementrian Perindustrian RI tentang Peningkatan kualitas produk pengolahan ikan. Dia juga mengikuti seminar kewirausahaan pengusaha kecil dan mikro bersama Pegadaian, September lalu. Menjelang dimulainya masyarakat
42
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
ekonomi Asean 2015 mendatang, Laila menaruh harapan besar agar pemerintah bisa membuka akses pemasaran lebih luas bagi hasil olahan produk lokal ini. Kendalanya saat ini adalah pemasaran, Ke depan saya ingin sekali masuk ke berbagai supermarket. Namun masih kesulitan karena tidak mengerti prosedurnya bagaimana. Padahal, produk Rengginang bandeng kalsium yang dihasilkannya sudah mengantongi ijin industri rumah tangga dan tidak lama lagi telah bersertifikasi halal dari Lembaga MUI dan Lembaga Kajian pangan, obat-obatan dan kosmetik. Lebih jauh ditambahkannya, untuk produk rengginang bandeng kalsium ini bisa bertahan hingga satu tahun untuk rengginang yang mentah. Sedangkan untuk rengginang bandeng kalsium kemasan matang, produk hanya bisa bertahan hingga setengah bulan saja.”Kami tidak memakai bahan pengawet, jadi higienis dan tidak berbahaya untuk dikonsumsi,” kata Laila.
After banding soft, flesh to spines and skin mashed and mixed into the material rengginang. To increase revenue, Laila also made shrimp paste, shredded and sweet glutinous rice crispies. By using a manual machine, she and her husband produce rengginang calcium milk and various other snacks in the house. Laila added that he is not only a manufacturer but as a distributor to the store-in store and also a fishing pondpond fishing in Sidoarjo. To add insight and knowledge in the production, Laila diligently attending seminars and trainingtraining on the improvement of product quality. As she entered training last April in Bogor held by the Ministry of Industry on Improving product quality fish processing. He also attended a seminar entrepreneurial micro and small entrepreneurs together Pawnshops, last September. Ahead of the start of the ASEAN Economic Community by 2015, Laila have great hopes that the government could open a wider market access for local products is processed. The obstacles today is marketing, the future I’d love to go to various supermarkets. But there are still difficulties due to not understand how the procedure. In fact, the products it produces calcium rengginang banding has a license and household industries no longer has certified kosher and the Institute of Governmental Studies MUI food, drugs-drugs and cosmetics. Further adding to the product rengginang calcium milk can last up to one year for the raw rengginang. As for milk calcium rengginang mature packaging, products can only last up to a half months. “We do not put any preservatives, so hygienic and harmless for consumption,” said Laila.
INDUSTRI MAKANAN TRADISIONAL TEMPE DI KECAMATAN PRAMBON TEMPE TRADITIONAL FOOD INDUSTRY IN DISTRICT PRAMBON
TERUS BERTAHAN KARENA BANYAK YANG SETIA MENGKONSUMSI Continue To Last For Many Faithful Consume Pembuat tempe banyak ditemui di beberapa tempat di Sidoarjo. Salah satunya adalah M. Khoirul Mujahidin, warga Kecamatan Prambon. Dia sudah menjalani usaha ini selama 8 tahun dan usaha tersebut turun temurun dari keluarganya. Tempe maker commonly found in several places in Sidoarjo. One is M. Khoirul Mujahideen, District Prambon Residents. He underwent this business for 8 years and the efforts of his family for generations.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
43
Dengan bermodalkan pengalaman yang ada pada dirinya, Khoirul, sapaannya, menjalani usaha tempenya dengan sangat sabar. Perhari ia mampu memproduksi 25 kg tempe. Dari jumlah tersebut jika dibungkus maka tak kurang dari 400 tempe mampu ia hasilkan setiap hari. Dari hasil penjualannya, Khoirul bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Proses pembuatan tempe ternyata tidak mudah. Harus telaten dan sabar. Menurut Khoirul, proses pembuatan tempe secara umum terdiri dari tahapan perebusan, pengupasan, perendaman dan pengasaman, pencucian, inokulasi dengan ragi, pembungkusan, dan fermentasi. Semua tahapan ini harus dilalui dengan cermat dan sesuai dengan takaran yang pas. Kalau tidak, tempe yang dihasilkan tidak akan bagus. Pada tahap awal pembuatan tempe, biji kedelai direbus. Tahap perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin. Perebusan juga dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat menyerap asam pada tahap perendaman. Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar dapat menembus biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat dilakukan dengan tangan, diinjak-injak dengan kaki, atau dengan mesin pengupas kulit biji. Setelah dikupas, biji kedelai direndam. Tujuan tahap perendaman ialah untuk hidrasi biji kedelai dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar
44
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi. Fermentasi asam laktat terjadi dicirikan oleh munculnya bau asam dan buih pada air rendaman akibat pertumbuhan bakteri. Asam perlu ditambahkan pada air rendaman. Fermentasi asam laktat dan pengasaman ini ternyata juga bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteribakteri beracun. Kemudian peragian tempe atau laru. lalu dikeringkan. Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam wadah untuk fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau wadah dapat digunakan (misalnya daun pisang, daun waru, daun jati, plastik, gelas, kayu, dan baja), asalkan memungkinkan masuknya udara karena kapang tempe membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik biasanya diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk. Menurut Khoirul, di Prambon rata rata masyarakatnya adalah pengusaha tempe yang sudah turun temurun. Mereka menjalankan usaha ini sudah cukup lama. Saat ini tercatat terdapat hampir 30 pengusaha tempe yang masih aktif berproduksi. Mereka terus bertahan dengan konsumen yang setia dengan produk tempe bikinan mereka masingmasing. Sungguh hal yang positif bagi perekonomian masyarakat dipedesaan. Sebab mata rantai ekonomi dari usaha ini mampu membantu menghidupkan ekonomi masyarakat.
To capitalize on her experience there, Khoirul, greeting, businesses undergo tempenya very patiently. Everyday he was able to produce 25 kg of Tempe. Of this amount if covered then no less than 400 Tempe capable he produces every day. From the proceeds, Khoirul can meet the needs of everyday life. The process of making tempe was not easy. Should be patient and wait. According Khoirul, tempe-making process generally consists of the stages of boiling, peeling, soaking and pickling, washing, inoculation with yeast, packing, and fermentation. All these stages must be passed with care and in accordance with the right dose. Otherwise, Tempe produced will not be good. In the early stages of making tempe, soy beans boiled. Boiling stage serves as the hydration process, namely that of tempe seeds absorb water as much as possible. Boiling is also intended to soften the tempes that will be able to absorb the acid in the soaking stage. Tempe seed coat peeled in order to penetrate the stripping stage of tempe seeds during fermentation. Peeling can be done by hand, trampled by foot, or by machine skinner seed. Once peeled, soaked soy beans. The aim is for the immersion phase hydration of soy beans and let the natural lactic acid fermentation in order to obtain the required acidity for fungal growth. Lactic acid fermentation occurs characterized by the emergence of a sour smell and scum on the water immersion due to bacterial growth. Acid should be added to the soaking water. Lactic acid fermentation and acidification, it is also useful to increase the nutritional value and eliminate toxic bacteria. Then Tempe fermentation or laru. then inoculated dikeringkan.Setelah, soy beans wrapped or placed in containers for fermentation. Various packing materials or containers may be used (eg banana leaves, hibiscus leaves, leaf teak, plastic, glass, wood, and steel), provided that allow the entry of air as Tempe molds require oxygen to grow. Material from the leaves or plastic wrappers are usually given by way of holes pierced. According Khoirul, on average Prambon community is tempe entrepreneurs who have hereditary. They run this business long enough. Currently, there are nearly 30 entrepreneurs who are still actively
Seperti halnya pengusaha tempe di Prambon, tempe buatan Khoirul memang baru sebatas dipasarkan di wilayah Prambon dan sekitarnya. Ia memasarkan sendiri tempenya. “Biasanya juga banyak pembeli yang langsung beli tempe saya di rumah,”ujar Khoirul. Semua ia layani dengan baik karena merekalah konsumen setia yang telah lama mencintai produksi tempenya.
Sebagai salah satu sentra pembuatan tempe, para produsen tempe di Prambon telah sadar pentingnya membangun komunitas diantara mereka. Untuk itulah dibentuk sebuah wadah yang diberinama Paguyuban Tempe Sido Makmur. Melalui paguyuban ini mereka bisa saling berinteraksi terhadap berbagai hal terkait persoalan tempe. Mereka juga bisa saling pertukar pengalaman dan cerita dalam mengelola usaha ini. Diantaranya yang manjadi masalah klasik dalam pembuatan tempe ini serta cukup mengganggu adalah ketersediaan kedele. Beberapa kali dengan langkanya kedele serta harganya yang melambung tinggi membuat produsen seperti Khoirul terpaksa tidak berproduksi atau kalau tidak menurunkan kualitas produksinya agar terus bisa berjalan usahanya.
producing Tempe. They persisted with loyal customers with their homemade Tempe products respectively. It’s a positive thing for the economy of rural communities. Because of the economic chain of the business is able to help revive the local economy. Just as entrepreneurs in Prambon, tempe is made in Khoirul merely marketed Prambon and the surrounding region. He marketed himself. “Usually, too many buyers directly buy my Tempe at home,” said Khoirul. All he serve well because they are loyal customers who have long loved tempe production. As one of the centers of making tempe, tempe producers in Prambon have realized the importance of building a community among them. For that formed a container named Circle Tempe Sido Makmur. Through this community they can interact on various issues related to the problems of tempe. They can also pertukar experiences and stories with each other in managing this effort. Among the classic problem: the making of this Tempe and quite disturbing is the availability of tempe. Several times with soy scarcity and soaring prices make manufacturers like Khoirul forced out of production or otherwise degrade the quality of production in order to continue to run its business.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
45
INDUSTRI MINUMAN JAMU TEMULAWAK DI KECAMATAN TAMAN HERBAL TEMULAWAK INDUSTRY IN THE DISTRICT TAMAN
PASAR SEMAKIN MELUAS
KARENA DOOR TO DOOR The Market Spreads For Door To Door Drs. H. Zaenal Abidin, M. Kes, 61 tahun, warga Wonocolo, Taman Sidoarjo mengubah minuman tradisional temulawak menjadi minuman modern berkelas. Tidak kalah dengan minuman-minuman jamu buatan pabrik besar. Drs. H. Zaenal Abidin, M. Kes, 61 years old, resident Wonocolo, Taman Sidoarjo change the traditional drink of ginger into a classy modern drinks. No less with drinks herbal drink made in a big factory.
46
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
“I
nsprasi bisnis minuman temulawak muncul saat saya sering melihat banyak sekali penjual sinom saat ini. Hampir di setiap kota atau daerah selalu ada penjual sinom,” kata Zen, panggilan Zaenal Abidin. Bermula ketika Zen ini sedih ketika melihat botol sinom yang dipakai menggunakan botol bekas.Timbul ide Zen untuk memproduksi minuman jamu yang higeinis. Zen berkeinginan minuman jamu buatannya bisa populer seperti minuman jamu buatan pabrik yang dikemas modern dan berkelas. Selain itu, dia juga bertekad meningkatkan kualitas jamu di Indonesia. Awalnya, dia membuat beberapa minuman jamu seperti temulawak, beras kencur dan sinom.
Namun, setelah beberapa kali melakukan eksperimen setahun lamanya, baik rasa dan komposisi bahan, ia memilih temulawak untuk dijadikan peluang bisnisnya. Ia sengaja memilih minuman temulawak karena banyak pelanggan yang suka dengan rasanya. “Saya pikir kenapa tidak mengembangkan temulawak saja untuk dijadikan usaha,” kata suami dari bidan Mariam ini. Niat meningkatkan kualitas jamu dan menaikkan gengsi minuman temulawak yang semula kelas tradisional menjadi minuman modern pun mendapat peluang. Pada tahun 2012, Zen memberanikan diri untuk memproduksi dan memasarkannya. “Saya mulai berjualan temulawak
“T
he inspiration of ginger beverage business appear when I’ve seen a lot of sellers sinom today. Almost every city or region is always a seller sinom, “said Zen, call Zaenal Abidin. Starting when Zen was sad when I saw the bottle using the bottle used sinom bekas.Timbul Zen idea for the hygienic manufacture of herbal drinks. Zen eager homemade herbal drinks can be as popular as herbal drinks are packaged factory-made modern and classy. In addition, he is also determined to improve the quality of herbal medicine in Indonesia. Initially, he made some herbal drinks such as ginger, rice and sinom kencur. However, after several yearlong experiment, both the taste and composition of the material, he chose to be a business opportunity ginger. He deliberately chose a drink of ginger because a lot of customers who like the taste. “I thought why not develop a ginger only to be used as a business,” says the husband of Mariam’s midwife. Intention of improving the quality of herbal medicine and raise the prestige of ginger drink which was originally a traditional classroom into a modern beverage also got a chance. In 2012, Zen ventured to produce and market. it. “I started selling ginger at former coworkers. I offer also to the cafeteria and cooperative offices. I Thank God entrusted a few bottles and a lot of love,” he said. Turns products sold. Zen increase production and improve the quality of the bottle and improve packaging. “Once the production of 170 bottles. One 500 ml bottle sizes and packaging in cardboard, “Zen said, explaining that the cardboard drink price is Rp. 100 thousand. Thanks to the diligence and perseverance in the attempt, this time Zen can produce 2,000 to 3,000 bottles of ginger drink in a month. “Thank God, I have received the benefits could reach Rp. 10 million, “he said. Labels Temulawak Zen has a license classification trademark Household Industrial 2133515012117-12 numbered. Traditional ginger beverage industry still owned Zaenal Abidin household scale. To produce, Zen collaboration with his wife and an aide. Today, Zen admitted to being overwhelmed, as more and more requests coming. The market is expanded outside of the city. What are the benefits of
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
47
pada bekas teman kerja. Saya menawarkan juga ke kantin dan koperasi di kantor-kantor. Saya titip beberapa botol dan Alhamdulillah banyak yang suka,” tuturnya. Ternyata produknya laku. Zen meningkatkan jumlah produksi dan memperbaiki kualitas botol dan memperbaiki kemasannya. “Sekali produksi 170 botol. Satu botol ukuran 500 ml dan mengemasnya dalam kardus,” kata Zen sambil menjelaskan bahwa satu kardus minuman harganya Rp. 100 ribu. Berkat ketekunan dan kegigihannya dalam berusaha, saat ini Zen bisa memproduksi 2000 hingga 3000 botol minuman temulawak dalam sebulannya. “Alhamdulillah, keuntungan yang saya terima bisa mencapai Rp. 10 juta,” katanya. Label Temulawak Zen telah mengantongi ijin dagang klasifikasi Industri Rumah Tangga bernomor 2133515012117-12. Industri minuman tradisional temulawak milik Zaenal Abidin masih berskala rumah tangga. Untuk memproduksi, Zen bekerjasama dengan istri dan seorang pembantu. Saat ini, Zen mengaku kewalahan, karena semakin banyak permintaan yang datang. Pasarnya semakin luas sampai ke luar kota. Apa keunggulan minuman temulawak produksi Zen? Keunggulan minuman temulawak
48
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
buatannya terletak pada kesegaran saat meminumnya. Selain rasa khas temulawak dan bahan-bahan herbal lainnya, Temulawak Zen memiliki khasiat yang menyehatkan badan. Zen berpesan agar pengusaha jamu memiliki kesadaran dalam menjamin kualitas jamu yang diproduksinya. Ia selalu melakukan pengecekan akan produk -produk racikannya sendiri untuk memberi jaminan pada konsumen bahwa produk yang digunakan telah memenuhi standar keamanan. Baik dari segi bahan yang digunakan, cara pembuatan, sanitasi hygiene, area produksi, personil, air dan peralatan. Begitu juga cara penyimpanan bahan baku dan produk jamu, maupun cara pengemasan yang benar. “Saya menjamin, produk bisa bertahan selama 8 bulan hingga satu tahun,” katanya. Zen menyadari, potensi bisnis temulawak cukup besar dan secara umum persaingan bisnis minuman, apalagi minuman jamu cukup ketat. “Menghadapi berbagai persaingan bisnis, saya serahkan semuanya kepada Allah, kami hanya pasrah, berdoa dan berdzikir. Insyaallah, pintu rejeki akan terbuka lebar. Kuncinya, selalu jujur dan yakin,” ujar dia. Apa obsesi Zen selanjutnya? “Saya ingin mendirikan pabrik minuman temulawak".
ginger beverage production Zen? The advantages of homemade ginger drink lies in the freshness while drinking. In addition to the characteristic flavor of ginger and materials - other herbal ingredients, Temulawak Zen has properties that nourish the body. Zen advised that herbal medicine has a consciousness in ensuring quality herbs produced. He would always check the mix of productsproducts alone to give assurance to consumers that the products used have to meet safety standards. Both in terms of the materials used, how to manufacture, sanitary hygiene, production areas, personnel, water and equipment. So is the way of storage of raw materials and medicinal products, as well as the correct way of packaging. “I guarantee, the product can last for 8 months to a year,” he said. Zen realized the business potential of ginger in general quite large and beverage business competition, especially herbal drinks are quite strict. “Faced with a business competition, I leave it to God, we just resigned, prayer and dhikr. God willing, the doors will be wide open fortune. The key, always honest and confident, “he said. What next Zen obsession? “I want to set up factories ginger drink,”.
INDUSTRI MAKANAN COKLAT DI KECAMATAN SIDOARJO CHOCOLATE FOOD INDUSTRY IN DISTRICT SIDOARJO
NIKMATI RASANYA, WUJUDKAN PERSAHABATAN DAN CINTA Enjoy Feels, Frienship And Love Happen Di perumahan Pesona Permata Gading, Sidoarjo, Farida Ariyani menjelaskan bahwa “Vanessa Cokelat” merupakan usaha makanan coklat yang didirikan pada tahun 1978 di Kota Gresik. Sebagai generasi penerus, Farida meneruskan usaha coklat dengan modal sekitar satu juta. In Pesona Permata Gading Housing, Sidoarjo, Farida Ariyani explained that "Vanessa Brown" is a chocolate food business founded in 1978 in the city of Gresik. As the next generation, Farida continuing effort brown with a capital of about one million. PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
49
I
da, sapaan akrabnya, mulai membuat cokelat dari resep warisan nenek dengan memakai peralatan sederhana. Coklat dibuat sesuai dengan resep milik nenek dengan ditambah inovasi sendiri. “Ternyata resep saya lebih enak dibandingkan sang nenek,” ujar Ida. Menuru Ida, bisnis coklat sangat menantang. Produk makanan yang bukan makanan pokok, namun sangat prospektif. “Indonesia adalah penghasil coklat terbesar kedua di dunia. Itulah alasannya, saya ingin terus meneruskan usaha ini,” kata Ida. Farida juga mengakui, bahwa keindahan dan seni adalah salah satu inspirasi yang kemudian ia tuangkan dalam produk cokelatnya itu. Selain itu, dengan cokelat buatannya, ia juga ingin mengubah pandangan masyarakat bahwa cokelat dapat menyebabkan caries pada gigi dan munculnya masalah kegemukan dan jerawat. “ Saya mengolah dan mengemas cokelat secara higienis, praktis dan sehat. Dengan konsep itu, saya juga ingin mengubah anggapan masyarakat tentang cokelat.” lanjutnya Berbekal ilmu wirausaha dari generasi sebelumnya, dan juga mengantongi ilmu dari sekolah pangan, Ibu dari satu anak itu kemudian mengantar Vanessa cokelat hingga mancanegara. “ Saya meyakinkan kepada konsumen, bahwa cokelat Vanessa aman dan sehat untuk dikonsumsi,” kata Ida Mengawali modal sebesar kurang lebih Rp. 40 juta, Ibu satu anak itu
50
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
mendirikan PT Vanessa. Untuk menambah wawasannya tentang cokelat, Farida juga rajin mengunjungi Pusat Penelitian cokelat dan kopi di jawa Timur. “ Di sana kemudian saya diberi ilmu bagaimana memilih cokelat terbaik serta cara pengolahannya.”paparnya Dari situ, ia belajar memilih coklat terbaik dan cara pengolahannya. Keinginannya, Ida bertekad merubah persepsi bila coklat itu biang kerok atas jerawat, obesitas dan hal-hal negatif lainnya. “Ternyata tidak benar. Coklat memiliki manfaat yang sangat baik bagi tubuh jika cara pengolahan dan bahan campurannya benar. Sebab, asalnya coklat itu pahit dan baik bagi tubuh,” papar Ida. Akhirnya, kerja keras Ida membesut Vanssa Chocolate benar-benar dimulai ketika ia harus memasarkan produknya sendiri masuk ke toko-toko, mal-mal, maupun swalayan-swalayan. “Saya sering ditolak. Bahkan, mereka enggan menatap langsung apalagi mencicipi produk yang saya tawarkan,” kisah Ida. Berbekal penolakan yang ia terima berkali-kali, semakin membuat semangat dan tekadnya membaja. Karena itu, tak heran bila saat ini produk Vanssa Chocolate dapat dijumpai mulai dari toko-toko hingga supermarket ternama. “Itu berkah dari kegigihan dan semangat pantang menyerah saya ketika itu,” katanya. Dan kini, Farida pantas berbangga, karena di beberapa supermarket, produk
I
da, greeting familiar, start making chocolate from heritage recipes using simple equipment. Chocolate is made in accordance with the grandmother's recipes with added innovation itself. "It turned out that my recipe is better than the grandmother," said Ida. According to Ida, the chocolate business is very challenging. Food products are not staple food, but highly prospective. "Indonesia is the second largest producer of cocoa in the world. That's the reason, I want to continue to carry on this effort, "said Ida. Farida also recognize that beauty and art is one of the inspiration which he then pour in the chocolate product. In addition, with homemade chocolate, he also wanted to change society's view that chocolate can cause dental caries and the problem of obesity and acne. "I process and package the chocolate in hygienic, practical and healthy. With that concept, I also want to change the public perception about chocolate. " He added Armed with knowledge of the previous generation of entrepreneurs, and also pocketed the science of school food, mother of one child then drove Vanessa to foreign chocolate. "I assure to the consumer, that brown Vanessa safe and healthy to eat," said Ida From the beginning modal, for less than Rp. 40 million, the mother of the child was established PT Vanessa. To add insights about chocolate, Farida also diligently visited the Research Center of chocolate and coffee in East Java. "There and then I was given the science of how to choose the best chocolate and the way of processing," she said. From there, he learned to choose the best chocolate and the way of processing. His desire, Ida is determined to change the perception that the culprit when the chocolate on acne, obesity and other negative things. "It was not true. Brown has excellent benefits for the body if the ways of processing and materials thereof properly. Therefore, the origin of chocolate was bitter and good for the body, "said Ida. Finally, the hard work of Ida gush Vanssa Chocolate really began when he had to market their own products into the stores, malls, and supermarketssupermarkets. "I often rejected. In fact, they are reluctant to look directly let alone tasted the products I offer," the story of Ida. Armed with the rejection he
cokelat buatannya memiliki rak sendiri dan terpisah dengan produk cokelatnya. “ Alhamdulillah, vanessa cokelat sudah terkenal di Arab Saudi, Dubai dan beberapa negara lainnya.”kata Ida bangga. Apalagi, ketika Farida memilih aktif masuk dalam organisasi Ketua IKA Boga Provinsi Jawa Timur dan IWABI Sidoarjo. Menurutnya, dengan aktif di organisasi tersebut membuatnya semakin semangat dalam mengembangkan produk Vanssa Coklat dengan sebaik-baiknya. Selama berkarir dalam bisnisnya, Ida juga pernah mengikuti Lomba Packaging produk. Belajar dari pengalaman tersebut, Ia sangat kreatif dan cerdas dalam memilih kemasan untuk Vanessa cokelat, yakni One Way Ticket atau sekali makan langsung buang. Menurutnya, kemasan sekali makan sekali buang ini bertujuan untuk mengurangi bakteri pada cokelat yang sudah terbuka dari kemasan. Membuka satu kemasan dan memakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam sehari, Farida memerlukan raw material antara 200 – 300 kilo untuk
memproduksi cokelat tersebut. Dan memasarkannya dari pasar lokal yakni Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Jakarta, Jogja, Bali, Kendari, Batam, Balikpapan hingga pasar mancanegara seperti Arab Saudi, Dubai dan Qatar. Untuk menjaga kualitas produknya, Farida selalu memegang motto, “nikmati rasanya, wujudkan persahabatan dan cinta dengan Vanessa Coklat”. Inilah yang menjadikan cirri khas tersendiri dari Vanessa Cokelat Selain itu, menghadapi persaingan dengan pasar dunia, Vanessa cokelat melalui tangan Farida Ariyani memberi beberapa nama merk untuk pasar mancanegara diantaranya, Vanessa cokelat, Swoklat dan Fine. “ Merk Fine inilah yang banyak diminati oleh penikmat cokelat di Dubai, UEA, Qatar dan Saudi Arabia.”ujarnya Kini, hasil kerja keras serta ketekunannya berbuah manis. Dalam satu bulan, Ida mampu meraup keuntungan antara Rp. 200 – 300 juta. Ditambah dengan pemasukan dari puluhan agen yang tersebar di pulau Jawa, Bali dan Kalimantan.
received many times, making the spirit and steely determination. Therefore, no wonder if the Vanssa Chocolate products can be found ranging from convenience stores to supermarkets renowned. "That the blessing of perseverance and unyielding spirit me when it," she said. And now, Farida deserved pride, because in some supermarkets, homemade chocolate products have the sole and separate shelves with chocolate products. "Thank God, Vanessa brown already well known in Saudi Arabia, Dubai and other countries." Ida said proudly. Moreover, when selecting active Farida included in the organization's Chairman of the IKA Culinary IWABI province of East Java and Sidoarjo. According to him, the organization is active in making the spirit in developing products Vanssa Brown with the best. During his business career, Ida also attended Contest Packaging products. Learning from that experience, he is very creative and intelligent in selecting packaging for chocolate Vanessa, the One Way Ticket or a meal straight exhaust. According to him, once ate disposable packaging aims to reduce bacteria on chocolate that has been opened from the packaging. Opening the package and eat as needed. Within a day, Farida require raw materials between 200-300 pounds for the manufacture of chocolate. And marketing of the local market in Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Jakarta, Yogyakarta, Bali, Kendari, Batam, Balikpapan to overseas markets such as Saudi Arabia, Dubai and Qatar. To maintain the quality of its products, Farida has always held the motto, "enjoy the taste, embodied friendship and love with Vanessa Brown". This is what makes the distinctive characteristics of Vanessa Brown. In addition, the face of competition from the world market, Vanessa chocolate through hands Farida Ariyani give some name brands to overseas markets including, Vanessa chocolate, Swoklat and Fine. "Fine Brand is what many diminato by chocolate lovers in Dubai, UAE, Qatar and Saudi Arabia." she said. Now, the hard work and diligence of sweet fruit. Within a month, Ida was able to make a profit of between Rp. 200-300 million. Coupled with the influx of dozens of agents spread across the islands of Java, Bali and Borneo. PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
51
INDUSTRI MINUMAN BERBAHAN TANAMAN “LIDAH BUAYA” INDUSTRIAL PLANT BASED DRINKS “ALOE VERA”
JAGA KUALITAS AGAR MINUMAN SEHAT LAYAK DIKONSUMSI MASYARAKAT Maintain Quality Worth Keeping Healthy Drinks Consumed Society Harniati ( 35 tahun), pengusaha minuman yang berasal dari tanaman lidah buaya (nata aloe vera), menjelaskan tanaman ini sangat mudah dibudidayakan. Dalam 3-4 bulan, satu tanaman lidah buaya berkembang dengan jumlah yang banyak. Harniati (35 years), businessman beverage derived from aloe vera (aloe vera nata), describes this plant is very easily cultivated. Within 3-4 months, the aloe vera plant growing in large numbers.
52
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
A
walnya, berawal dari hobi membuat kue, Harniati lulusan Sarjana Akuntansi itu mencoba bisnis usaha yang unik. Bermodalkan dari uang pemberian suami dia memproduksi minuman. “Orang tua saya mempunyai perkebunan lidah buaya di desa. Dari situlah saya memulai usaha ini,” ujarnya. “Saya mencobanya dari jumlah yang sangat sedikit, dan kemudian banyak teman – teman yang suka dengan minuman buatan saya. Akhirnya banyak yang memesannya,” kata ibu dua anak ini. Harniati memasarkan minuman lidah buaya itu sambil terus bereksperimen bagaimana membuat minuman lidah buaya yang rasanya lebih enak dan lebih sehat. Ia mencuci lidah buaya di air mengalir hingga bersih, kemudian lidah buaya dipasteurisasi untuk membunuh kuman dan mikroorganisme serta ditambahkan
sari buah lychee sebagai perasa. “Tanaman lidah buaya harus diperlakukan sangat hati-hati. Ada titik kritis yang harus dijaga agar daging lidah buaya tidak berubah warna, atau bahkan menjadi cair. Jadi mengolah lidah buaya menjadi minuman membutuhkan kesabaran karena prosesnya panjang. Namun produk olahan lidah buaya sangat baik untuk kesehatan,” kata Harniati. Minuman tidak perlu zat-zat kimia tambahan untuk produknya seperti pewarna, pemanis buatan, atau pengawet. Dengan pemrosesan yang benar, minuman yang diberi label “Olavera My Koki” itu dapat bertahan hingga satu tahun. Untuk mendukung kecukupan produksi, Harniati membudidayakan tanaman lidah buaya di lahan seluas 2.000 meter persegi. Dibutuhkan waktu
I
nitially, started from a hobby of making cakes, Harniati Accounting graduates are trying a unique business venture. Capitalize on her husband giving money to produce beverages. “My parents have aloe vera plantation in the village. That’s how I started this business, “ he said. “I tried it on a very small amount, and then a lot of friends - friends who like to drink my brew. Finally, many who ordered it, “ said the mother of two children. Harniati marketing aloe vera drink it while continuing to experiment how to make aloe vera drink that tastes better and is healthier. He washed aloe vera to clean running water, then aloe pasteurized to kill germs and microorganisms and lychee juice added as flavorings. “Aloe vera should be treated very carefully. There is a critical point that must be kept to a meat aloe vera does not change color, or even a liquid. So cultivate aloe vera into drinks requires patience because the process is lengthy. However, processed products aloe vera is very good for health, “said Harniati. Drinks do not need extra chemicals for products such as dyes, artificial sweeteners, or preservatives. With proper processing, beverages labeled “My Olavera chef” that can last up to one year. To support the adequacy of production, Harniati cultivated aloe vera plants in an area of 2,000 square meters. It took a year to wait for the first harvest. After that, every month, can be harvested by the aloe vera plant. The first time, he is using the packaging in a plastic cup or glass. The longer, the number of orders it was packed in plastic crocodile tongues drink refill 1000 grams. “I want to make food that is healthy, free of harmful chemicals. So do not use preservatives and artificial sweeteners. It all natural ingredients, “ she said. Armed with Licence Trade with numbers 510/378 / 404.6.2 / 2013, wife of Nur Irfan Ridlo successfully market their products to Probolinggo, Malang, Gresik, Mojokerto, Ponorogo, Yogyakarta, Semarang and various other areas. Besides Licence Trade, marketing is also located on the agent - agents outside the city, minimarket and pharmacy K-24. In addition to trade permits, he also has a certificate of Household Food Production Industry and Extension
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
53
satu tahun untuk menunggu panen pertama. Setelah itu, setiap bulan, dapat dipanen per satu tanaman lidah buaya. Pertama kali, dia menggunakan kemasan dalam cup atau gelas plastik. Semakin lama, dengan banyaknya pesanan ia pun mengemas minuman lidah buayanya pada plastic refill 1000 gram. ”Saya ingin membuat makanan yang sehat, bebas dari bahan kimia berbahaya. Jadi tidak menggunakan pengawet dan pemanis buatan. Semuanya bahan alami,” katanya. Dengan berbekal Surat Ijin Perdagangan dengan nomor 510/378/404.6.2/2013, Istri dari Irfan Nur Ridlo ini berhasil memasarkan produksinya hingga Probolinggo, Malang, Gresik, Mojokerto, Ponorogo, Jogja, Semarang dan berbagai daerah lainnya. Selain iu juga, pemasarannya juga berada pada agen – agen di luar kota, minimarket dan apotik K-24. Selain ijin perdagangan, dia juga memiliki sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga dan Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan. Omset penjualan minuman semakin
54
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
meningkat. Setiap hari pesanan semakin bertambah dengan jumlah kisaran 50 karton dengan keuntungan sebesar Rp. 20 juta per bulan. Kemasan karton bervariasi mulai harga Rp. 72 ribu ukuran gelas, ukuran botol Rp. 88 ribu, dan cup kecil 36 ribu. Dalam memproduksi minuman lidah buaya, Harniati dibantu enam karyawan dan memakai rumah produksi seluas 90 meter persegi dengan menggunakan alat – alat sederhana seperti alat kupas manual, mesin potong, serta mesin press. “Saya berharap bisa memiliki mesin potong dan mesin cuci karena alat-alat ini bisa mempercepat proses produksi,” tutur Harniati. Harniati pernah menambah modal dari pinjaman. Tambahan modal diperoleh dari keuntungan yang disisihkan setiap bulan. Dia rajin mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan dari Badan POM, Disperindag dan P3E. “Selain mendapatkan ilmu baru, kita juga mendapatkan inspirasi untuk menemukan berbagai inovasi, sehingga bisa bertahan menghadapi persaingan usaha,” katanya.
Food Safety Certificate granted by the Department of Health. Turnover increased beverage sales. Every day the number of orders is increasing the range of 50 cartons with a profit of Rp. 20 million per month. Packaging carton prices vary from Rp. 72 thousand glass size, size bottles to Rp. 88 thousand, 36 thousand and a small cup. In producing aloe vera drink, Harniati assisted six employees and wearing house area of 90 square meters production using tools - a simple tool such as a peeled manually, cutting machines, as well as press machines. “I hope to have a cutting machine and a washing machine because these tools can accelerate the production process,” said Harniati. Harniati never increase the capital of the loan. Additional capital gains derived from the set aside each month. He diligently attended various trainings conducted from POM, Disperindag and P3B. “In addition to getting a new science, we also get inspired to find a variety of innovations, so that it can withstand competition,” he said.
INDUSTRI OLAHAN IKAN BANDENG DI KECAMATAN SEDATI MILKFISH PROCESSED INDUSTRIAL IN DISTRICT SEDATI
IKUT TRAINING, KEMASAN JADI BAGUS Joint Training, So Good Packaging Hj. Alfi Ni’matin, 34 tahun, seorang ibu rumah tangga yang bersemangat menekuni wirausaha di bidang olahan ikan bandeng. Delapan tahun dia memproduksi otak-otak ikan bandeng dan ikan bandeng bakar. Resep otak-otak bandeng dan bandeng bakar didapatkan secara turun temurun dari orang tua. “Dua olahan ikan bandeng itu merupakan primadona di sini (Sedati),” katanya. Hj. Alfi Ni’matin, 34 years old, a housewife who eagerly pursue entrepreneurship in the field of processed milkfish. Eight years he produced fish brains and fish grilled milkfish. Recipe brains obtained grilled milkfish and hereditary from parents. “Two of processed milkfish was a prima donna here (Sedati),” she said.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
55
N
aluri bisnis Alfi tumbuh setelah menikah dengan suaminya, alm. M. Yusuf Maulana. Bersama suaminya, Alfi semakin bersemangat untuk terus maju. Produksi dimulai tahun 2006 dengan modal Rp 25 juta, dan hasil produk diberi merek Sumber Rizky. Jenis olahan ikan bandeng yang diproduksi semakin banyak seperti bandeng krispi, bandeng presto, bandeng sapit, bakso bandeng, dan nugget bandeng. Sedangkan untuk olahan bandeng lain yaitu bakso bandeng dan nugget bandeng, produksi mulai sejak tahun 2008, setelah mengikuti pelatihan. Kedua jenis olahan ini peminatnya dari luar kota Sidoarjo. Olahan bandeng produksi Alfi disukai konsumen karena rasanya yang khas dan unik. Bahan ikan bandeng segar menjadikan rasanya enak. Untuk mendistribusikan produk, tidak sulit. Pesanan datang dari luar Sidoarjo seperti Malang dan Surabaya. Mereka diajak
56
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
bekerja sama menjual produk olahan ikan bandeng “Sumber Rizky”. Dalam sehari, produksi olahan bandeng milik Alfi rata-rata sebanyak satu kuintal meliputi, bandeng krispi 10 kilo, otak – otak bandeng 10 kilo, bandeng bakar 25 kilo, bandeng presto 15 kilo dan bandeng sapit 20 kilo. Sisanya adalah bakso bandeng dan nugget bandeng. Agar produk semakin berkualitas, dilakukan pelatihan ke beberapa karyawan. “Agar karyawan pintar mengolah ikan bandeng, rasanya enak dan diminati pembeli,” kata Alfi. Dengan ketrampilan dan kreatifitasnya dalam mengolah bandeng, Alfi dipercaya oleh P2MKP (Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan Perikanan) untuk menjadi nara sumber pelatihan dalam mengolah ikan bandeng. Alhamdulillah, saya dipercaya untuk mengisi pelatihan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Surabaya untuk menularkan
A
lfi business sense to grow after being married to her husband, the late. M. Yusuf Maulana. Together with her husband, Alfi increasingly eager to move forward. Production began in 2006 with a capital of USD 25 million, and the resulting product is branded Sources Rizky. Types of processed milkfish produced more and more like krispi milkfish, milkfish presto, Sapit milkfish, milkfish meatballs and nuggets banding. As for the others, namely processed milkfish milkfish meatballs and nuggets banding, production began in 2008, after training. The second type of processing demand from outside the town of Sidoarjo. Processed milk production Alfi preferred by consumers because it is distinctive and unique. Ingredients made fresh fish tastes good. To distribute the product, is not difficult. Orders coming from outside such as Malang and Surabaya, Sidoarjo. They cooperate to sell refined products milkfish “Rizky Source”.
cara cabut tulang ikan bandeng dan pemasaran produk serta pengemasan,” ujar Alfi yang dalam produksi dibantu oleh 7 orang tetangga ini. Agar lebih menarik pembeli, Alfi membuat kemasan yang bagus. Kemasan yang baik juga akan mengangkat nilai dan harga jual produk. Ide pembuatan kemasan yang bagus didapatkan dari pelatihan yang diikutinya. “Konsumen pasti lebih senang dengan kemasan yang bagus,” kata Alfi. Omzet hasil produksi dan aneka pengolahan ikan bandeng mencapai Rp
15 juta sampai Rp 20 juta per bulan. Menurut Alfi, produk olahan ikan bandengnya banyak dicari konsumen karena rasanya khas dan itu wajib dijaga. Jika ingin menjangkau konsumen lebih luas, distribusi produk harus baik. Sehingga produknya mudah didapatkan di toko oleh-oleh, hotel, dan rumah makan. “Saya menyarankan, kalau ada orang yang ingin membuka usaha baru maka ikuti bimbingan dan pelatihan dari Pemda. Pasti membawa banyak manfaat bagi anda,” kata Alfi.
Within a day, the production of processed Alfi owned an average of one quintal include, banding krispi 10 pounds, the brain - the brain banding 10 kilos, 25 kilos of grilled milkfish, milkfish Presto 15 kilos and 20 kilos Sapit banding. The rest is meatballs and nuggets milkfish. In order for the product quality, conducted training to multiple employees. “In order to cultivate smart employees milkfish, tastes good and interested buyers,” said Alfi. With the skill and creativity in processing milkfish, Alfi trusted by P2MKP (Independent Training Center of Marine Fisheries) to be a resource person in the training process milkfish. “Thank God, I trusted to fill the training of the Department of Fisheries and Marine Surabaya to transmit how boned milkfish and marketing of products and packaging, “said Alfi, who assisted in the production by 7 people this neighbor. To better attract buyers, Alfi make great packaging. Good packaging will also boost the value and selling price. The idea of making a good packing of the training obtained. “Consumers are definitely more fun with nice packaging,” said Alfi. Turnover production and processing various milkfish reach Rp 15 million to Rp 20 million per month. According to Alfi, bandengnya processed fish products are sought after because it feels like a typical consumer and it must be maintained. If you want to reach a broader consumer, product distribution should be good. So that its products easily available in the souvenir shops, hotels, and restaurants. “I suggest, if there are people who want to open a new business then follow the guidance and training of local government. Definitely bring a lot of benefits for you, “said Alfi.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
57
INDUSTRI GARAM DI KECAMATAN TARIK SALT INDUSTRY IN DISTRICT TARIK
PRODUK DIMINATI KARENA PEDULI KESEHATAN Products Desirable Because They Care H. Umar, warga Desa Balung, Dusun Majekan RT 9/RW 3 Kecamatan Tarik telah menekuni pembuatan garam selama 14 tahun. Usahanya terlihat cukup prospek di masa depan karena memiliki pasar yang jelas. “Garam adalah kebutuhan pokok, setiap orang butuh garam untuk kesehatan tubuhnya,” ujar Umar. Batik is very familiar to us and even batik has become oversized shirt batik in Java as an art image that became one of the family culture of Indonesian kings. 58
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
B
ermodal awal Rp 50 juta, kini industri garam berkembang hingga memiliki 40 orang karyawan. Mereka adalah penduduk sekitar wilayah tempat tinggal Umar. Jatuh bangun sebuah aktivitas usaha adalah hal yang lumrah. Begitu juga industri garam. “Cara produksi yang tidak bagus membuat saya rugi banyak,” kata Umar. Untuk mengatasinya, Umar mencari cara agar produksi garam menjadi berkualitas dan diminati konsumen. Menurut Umar, menjaga kualitas hasil produksi adalah hal yang penting. Konsumen saat ini semakin pintar memilih garam yang bagus dan sehat. Garam haruslah memiliki kadar yodium yang cukup sehingga kebutuhan tubuh tercukupi. Garam, adalah hasil bumi yang banyak digunakan orang khususnya untuk menambah rasa pada masakan. Orang akan merasa hambar jika masakan yang dimakannya tidak menggunakan garam, namun jika berlebih pun orang akan merasa terlalu asin sehingga kurang sedap untuk dikonsumsi. “Garam jika berlebih atau kurang pasti tidak akan baik, begitu juga dengan garam. Orang yang terlalu sering
mengkonsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi, akan berdampak pada penyakit hipertensi,” kata Umar. Begitu juga jika orang yang kekurangan garam, orang tersebut akan menderita sakit gondok. Kedua penyakit ini sama bahayanya. Untuk itu kita harus benar-benar cermat dalam menggunakan garam khususnya untuk makanan. Umar menjelaskan, garam memiliki manfaat yang cukup vital bagi kesehatan dan kehidupan. “Di dalam garam terkandung natrium yang dapat membantu keseimbangan cairan tubuh kita. Selain itu juga natrium dapat meningkatkan dan membantu otak kita, sehingga banyak orang yang mengatakan bahwa dengan makan garam kita bisa jadi lebih cerdas,” ujarnya. Menurut Umar, manfaat utama garam adalah khasiatnya yang dapat membantu kita dalam menyembuhkan penyakit gondok. Penyakit gondok merupakan penyakit yang dapat mengakibatkan bengkak pada leher kita. “Penyebab penyakit gondok adalah kekurangan garam atau zat yodium dalam tubuh kita. Untuk itu, sebaiknya kita jangan sampai kekurangan zat yodium,” kata Umar. Untuk membuat garam yang berkualitas baik, Umar sering mengikuti
H
. Umar, villagers Balung, Majekan RT 9 / RW 3 District Tarik has engaged the manufacture of salt for 14 years. Her business looks pretty prospect in the future because it has a clear market. “Salt is a basic need, everyone needs salt for his health,” said Umar. Capitalized initial USD 50 million, the salt industry is now growing up to have 40 employees. They are residents of surrounding residential areas Umar. Ups and downs of a business activity is commonplace. Likewise, the salt industry. “The mode of production that does not make me lose a lot of good,” said Umar. To overcome this, Umar find a way to become a qualified salt production and consumer demand. According to Umar, maintaining the quality of production is important. Consumers today are getting smart to choose a good and healthy salt. Salt must have sufficient iodine levels so that the body needs fulfilled. Salt, is a crop that many people use, especially in cooking to add flavor. People will feel bland if eaten dishes that do not use salt, but if any excess people will find it too salty so dreadful to be consumed.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
59
pelatihan pelatihan pengembangan usaha garam dari beberapa instansi Pemerintah. Hasilnya, industri garamnya menjadi siap untuk bersaing dengan industri-industri garam lain. Umar menceriterakan, awalnya hanya ada tiga toko yang mau untuk membeli garam produksinya. Seiring
kegigihan Umar untuk memasarkan produksinya, garam produksi Umar sudah dipasarkan keluar kota Sidoarjo, yaitu kota Kediri, Kota Nganjuk dan Kota Banyuwangi. Berapa keuntungan yang didapat Umar? “Keuntungannya rata-rata 10 % dari modal produksi,” kata Umar.
“Salt if excess or less would not be good, as well as salt. People who are too often consume foods with high salt content, will have an impact on hypertension, “said Umar. Likewise, if the person lacked salt, the person will suffer from goitre. Both of these diseases as dangerous. For that we have to be really careful in the use of salt, especially for food. Umar explained that the salt has the benefit that is vital to the health and lives. “In the salt contained sodium that help balance our body fluids. In addition, the sodium can increase and help our brains, so many people who say that the salt we eat may be more intelligent, “he said. According to Omar, the main benefit is the usefulness of salt that can help us in curing goiter. Mumps is a disease that can lead to swelling in our neck. “The cause of goiter is lack of salt or iodine in our bodies. For that, we should not get iodine deficiency, “ said Umar. To create a good quality salt, Umar often training business development training salts of several government agencies. As a result, the salt industry be ready to compete with other industries salt. Umar told, initially there were only three stores are willing to buy salt production. Along persistence Umar to market their products, salt production Umar has been marketed outside the city of Sidoarjo, the city of Kediri, Nganjuk City and the City of Banyuwangi. How the benefits of Umar? “The advantage on average 10% of the production,” said Umar.
60
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
INDUSTRI KRUPUK RASA BUAH DI KECAMATAN KREMBUNG CRACKERS TASTE OF FRUIT INDUSTRY IN DISTRICT KREMBUNG
GIGIH BEREKSPERIMEN MENEMUKAN RASA BARU Experimenting Persistent Finding New Flavor Berbekal ketekunan untuk meracik rasa krupuk, M. Satwin, warga Desa Wonomelati Kecamatan Krembung, akhirnya menemukan rasa khas yaitu rasa buah-buahan dan sayur-sayuran. Armed with perseverance to mix flavors crackers, M. Satwin, villagers Subdistrict Wonomelati Krembung, would find that the typical flavors of fruits and vegetables.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
61
S
atwin mengatakan, umumnya rasa krupuk adalah rasa ikan rasa udang dan rasa bawang. “Muncul ide dalam diri saya, bagaimana membuat krupuk rasa buah dan sayur. Pasti menarik, “katanya. Tahun 2009, Satwin memulai bereksperimen. Ide membuat krupuk rasa buah dimulai dengan mencampur secara tepat komposisi rasa buah dan sayur ke dalam krupuk. “Ternyata cukup sulit karena buah memiliki sifat air dan basah, padahal krupuk harus kering, bebas dari sifat air, “ ujar Satwin. Setelah siang malam gigih mencoba, komposisi yang pas untuk krupuk rasa buah dan sayur ini ditemukan. Bermodal awal sangat minim, Satwin mulai memproduksi dalam skala kecil untuk dipasarkan di toko-toko di sekitar Kecamatan Krembung. Dari keuletan untuk menjaga rasa dan kualitas krupuk, perlahan tapi pasti krupuk semakin diminati masyarakat.
62
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
Tidak hanya masyarakat Sidoarjo, namun menembus pasar ke kota Yogyakarta, Semarang bahkan Kota Cirebon. Krupuk rasa buah dan sayur produksi Satwin berbahan dasar sama seperti krupuk yang lain yaitu dari tepung. Selanjutnya ditambahkan rasa nangka, durian, anggur, selada, jengkol, wortel dan lain lain. Rasa buah-buahan itu didapatkan dari buah segar yang diproses secara alami. Kesulitan muncul bila buah tertentu tidak tersedia di pasaran, harga buah menjadi naik sehingga mempengaruhi biaya produksi dan tentu saja mempengaruhi harga jual. “Biasanya harga krupuk per satu ons Rp 7.000,- jika harga buah naik maka harga per ons pasti ikut naik juga,” papar Satwin. Apa harapan ke depan? “Bantuan tambahan modal sehingga saya mampu berproduksi lebih banyak untuk mencukupi permintaan pasar yang semakin banyak pula,” kata Satwin.
2014
S
atwin say, general sense is the sense of fish crackers shrimp flavor and taste of onions. “There is an idea in me, how to make fruit-flavored crackers and vegetables. Definitely interesting, “ he said. In 2009, Satwin start experimenting. The idea of making fruitflavored crackers started by mixing the appropriate composition of the taste of fruits and vegetables into chips. “It was quite difficult because the fruit has the properties of water and wet, whereas crackers should be dry, free from the nature of water,” said Satwin. After a day and night persistent attempts, the composition of the right to taste the fruit and vegetable chips were found. Capitalized beginning was minimal, Satwin start producing on a small scale to be marketed in stores around the District of Krembung. From the tenacity to keep the taste and quality of chips, crackers slowly but surely more and more attention from the public. Not only the people of Sidoarjo, yet penetrated the market to the city of Yogyakarta, Semarang even Cirebon. Crackers taste of fruits and vegetables based production Satwin same as other crackers that of flour. Furthermore, added a sense of jackfruit, grapes, lettuce, jengkol, carrots and others. Fruit flavor was obtained from fresh fruit is naturally processed. The difficulty arises when a particular fruit is not available on the market, the price of the fruit to be increased thereby affecting the cost of production and of course affect the selling price. “Usually the price of chips per one ounce of Rp 7,000, - if the price of fruit rose, the price per ounce definitely go up as well,” said Satwin. What are the expectations for the future? “Help additional capital so that I was able to produce more to meet the market demand more and more also,” said Satwin.
INDUSTRI ALAT MUSIK GITAR BERMOTIF BATIK DI KECAMATAN GEDANGAN GUITAR MUSIC INSTRUMENT INDUSTRY IN DISTRICT GEDANGAN
KREATIVITAS BERMULA DARI SEKEDAR ISENG Starting From Creativity Agus Setyono, 48 tahun, salah satu seniman di Sidoarjo yang telah merasakan manisnya usaha gitar batik. Pria asli Pacitan itu mengaku memulai pembuatan gitar batik sejak tahun 1992. Semuanya berawal karena iseng namun ternyata banyak peminat. Industri gitar terus melejit hingga sekarang. Setyono Agus, 48, one of the artists who have tasted the sweetness Sidoarjo guitar batik business. The man was admitted to the original Pacitan guitar making batik start since 1992. It all started as a whim, but it turned out a lot of takers. Industry guitars continue rising until now. PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
63
A
gus Gondrong, sapaan akrabnya mengatakan sejak saat itu dirinya dan Munir, salah satu orang kepercayaannya bertekad untuk konsen dan menekuni gitar batik dengan modal awal Rp. 150 juta. Menurutnya, dari berbagai jenis gitar yang pernah dibuatnya, permintaan gitar dengan penambahan aksen batik selalu berada di tempat teratas. “Batik gitar listrik paling banyak diminta dan dibeli,” katanya. Bertempat di Jalan Raden Kanjengjimat gang Anggrek rt 05 rw 08, Kecamatan Gedangan, industri gitar batik semakin sukses dan mempunyai nama di pasar internasional. Seperti Brasil, Selandia Baru, Qatar, Jepang, Australia dan beberapa negara lainnya. Awalnya, dipilih motif batik Wahyu Tumurun. Dalam perkembangannya, motif yang paling disukai adalah motif batik Sidoarjo dan Madura. Saat membuat gitar biasanya ide itu datang begitu saja.
64
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
“Kalau ide itu sesuai dengan tema kami, ya langsung dipakai,” kata ayah tiga anak ini. Agus memilih menggunakan teknik airbrush, dan pelapisan badan gitar dengan kain batik untuk menyematkan seni batik pada gitarnya. Selain di bodi gitar, batik juga bisa hanya menghiasi leher gitar sehingga motif batik yang ada lebih sedikit. Keindahan gitar tak berkurang walaupun aksen batik hanya sedikit. Ia juga menambahkan konsumen lebih meminati gitar batik dengan pelapisan kain batik. Kain batik ditempel ke bodi atau leher gitar kemudian dilapisi dengan bahan melamin. Penambahan melamin akan membuat batik terlihat melekat langsung pada gitar, sehingga hasilnya lebih rapi. Selain lebih mudah, teknik ini juga lebih singkat dan murah. Munir, salah satu orang kepercayaannya menambahkan, untuk mengerjakan satu gitar listrik batik,
A
gus Gondrong, greeting familiar said since then he and Munir, one of the people concerned and the trust is determined to pursue the guitar batik with an initial capital of Rp. 150 million. According to him, from different types of guitars ever made, requests guitar with the addition of batik accent has always been at the top spot. "Batik electric guitar most requested and purchased," he said. Located at Jalan Raden Kanjengjimat alley Orchid rt 05 rw 08, District Gedangan, batik guitar industry more successful and have a name in the international market. Such as Brazil, New Zealand, Qatar, Japan, Australia and other countries. Initially, the chosen motif Tumurun Revelation. During its development, the most preferred motif is Sidoarjo batik motifs and Madura. When making guitars usually the idea just came to
perlu waktu minimal dua minggu untuk menyelesaikannya. Di tangan Munir, gitar elektrik pun semakin berkelas, gitar listrik batik. “Untuk pembuatan bodi gitar, neck dan maple, kami memakai bahan – bahan seperti Kayu Mahoni, Kayu as, Kayu Randu yang dikirim teman dari Tanggulangin,” jelas Munir. Berkat tambahan aksen batik itu pula, Agus berhasil menggenjot penjualan gitar elektrik batik miliknya mencapai ratarata 80 unit gitar per bulan dengan nama “Doel dan Petis”. Selama bertahun - tahun menjalani usaha ini, Agus memang tak berniat memunculkan merek, hanya sesekali dia memakai “Doel dan Petis” sebagai hak paten. Dia juga melayani pesanan sesuai dengan merek yang diminta. Tentu saja dia tak akan memasang merek gitar ternama. Menurutnya, ada beberapa distributor yang memiliki merek sendiri dan diproduksi di showroomnya. Sejak memulai bisnis gitar batik tahun 1992, Agus Gondrong terus kebanjiran order. Perpaduan antara gitar listrik dan seni batik inilah yang membuatnya terus terhubungan dengan kliennya yang tidak hanya dari pasar domestik, namun juga para pelanggannya dari mancanegara. Karena itu, tak heran kalau kini omzet Agus menyentuh angka ratusan juta per bulannya. “Mungkin lantaran gitar buatan saya dinilai bagus, maka order dari daerahdaerah dan mancanegara mengalir. Apalagi, gitar listrik lagi booming,” tambahnya. Agus mengungkapkan beberapa band rock seperti RCM (Republik Cinta Management) yang dipunggawai oleh Ahmad Dhani, Henry Lamiri, Debu hingga beberapa orkes
Moneta, Sera dan kelompok musik lainya seringkali memesan gitarnya. Inilah yang membuat dirinya tidak main – main dalam menekuni gitar listrik berkonsep batik ini. Berbekal pelatihan website yang diselenggarakan oleh Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sidoarjo, dirinya telah membuat website, hingga informasi tentang gitar buatannya lebih mengglobal. Karena kebanjiran order itulah, masih menurut Munir, saat ini Agus memiliki 15 orang tenaga kerja, meliputi, 3 orang tenaga rakit, 2 orang tenaga pola dan motif dan proses finishing sebanyak 10 orang. Menurut Munir, semua tenaga kerja yang dimiliki Agus adalah anak – anak jalan binaannya dari LSM dulu. “ Mas Agus lebih percaya mereka, karena banyak keahlian dan bakat yang dimiliki anak – anak asuhnya.”ungkap Munir lagi Agus mengatakan, satu unit gitar batik biasanya dijual bervariasi antara Rp 1 juta sampai Rp 8 juta. “Tinggi rendahnya harga tergantung tingkat kerumitan model gitar, harga bahan baku kayu, kerumitan motif batik, serta jenis perlengkapan atau hardware yang disematkan di gitar,” ujar suami dari Siti Mardiati itu Sedangkan, untuk gitar listrik batik yang dilengkapi dengan tremolo minimal dijual dengan harga Rp. 5 juta per buahnya. “ Namun, kami juga menerima pesanan sesuai dengan kocek pembeli. Kami siap membuatkannya.”ucapnya lagi Dengan penjualan mencapai ratarata 80 unit per bulan, Ia mengaku mendapatkan omzet mencapai Rp 400 juta per bulan.
me. "If the idea is in line with our theme, yes directly used," said the father of three children. Agus choose to use airbrush techniques, and coating the guitar body with batik cloth to batik art pinned on his guitar. In addition to the guitar body, batik can also adorn the neck of the guitar so that only those patterns that there are fewer. The beauty of the guitar batik accent undiminished although only slightly. He also added that the consumer is more interested in guitars with batik batik cloth coating. Batik cloth taped to the body or neck of the guitar then coated with melamine. The addition of melamine will make batik look directly attached to the guitar, so the results are neat. In addition to easier, this technique is also shorter and cheaper. Munir, one of the trust added, to work on an electric guitar batik, it takes at least two weeks to complete. In the hands of Munir, even more classy electric guitar, electric guitar batik. "For the manufacture of the guitar body, and maple neck, we use materials - materials such as mahogany wood, wood axles, Wood Randu sent from Tanggulangin friend," said Munir. Thanks batik accents, too, managed to boost sales Agus Batik his electric guitar at an average of 80 units per month with a guitar named "Doel and Petis". For many - years of this effort, Agus did not intend to bring up the brand, just occasionally he wears "Doel and Petis" as a patent. He also serves orders in accordance with the requested brand. Of course he will not put the famous brand guitar. According to him, there are some distributors who have their own brands and are produced in the showroom. Since starting business in 1992 batik guitar, Agus Gondrong kept flooded with orders. The combination of electric guitar and batik art is what kept her connected with her clients not only from the domestic market, but also the customers from abroad. Therefore, no wonder that the turnover now Agus touched hundreds of millions per month. "Maybe because I made guitar to be good, then the order of the regions and foreign flows. Moreover, the electric guitar again booming, "he added. Agus said that some rock bands such as RCM (Republic of Love Management) dipunggawai by Ahmad Dhani, Henry Lamiri, Dust to several orchestras PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
65
Selain di Gedangan, Agus memiliki workshop di daerah Krembung yang dikelola oleh anak jalanan asuhannya. Untuk perakitan, Agus lebih memilih dekat tempat tinggalnya di Gedangan dan Rungkut. Menurutnya, tak mudah memang mengalahkan kualitas gitar produksi pabrikan. Apalagi dengan peralatan kerja yang dimilikinya selama ini, meski beberapa proses produksi telah menggunakan mesin. Namun hal yang membuatnya bisa bertahan dengan produksi lainnya
66
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
adalah kualitas barang dan harga yang dipertahankan. Selain itu juga, Agus juga menciptakan beberapa inovasi yang dihasilkan untuk bisa bertahan di tengah- tengah meluasnya bisnis gitar seperti membuat gitar dari Batu Mulia dan Kulit Hewan. Agus memiliki prinsip untuk membuat gitar dengan hasil yang berkualitas, Ia harus menghasilkan hasil suara rekaman, bukan dari panggung – panggung, karena hasilnya lebih nge ”soul”.
2014
Moneta, Sera and other musical groups often ordered guitar. This is what makes him not playing - playing the electric guitar to his batik concept. Armed with a training website that is hosted by the Division of Industry Office of Industry and Trade Sidoarjo regency, he has made the website, to information on more global homemade guitar. Because that's flooded with orders, according to Munir, Agus currently has 15 workers, covers, 3 rafts power, 2 power patterns and motifs and finishing processes as many as 10 people. According to Munir, all labor is owned Agus children - street children of NGO surrogate first. "Mas Agus better believe them, because a lot of skills and talents of children - foster children." Said Munir again Agus said, the unit is usually sold batik guitar varies between Rp 1 million to Rp 8 million. "The level of prices depending on the complexity of the model of the guitar, the wood raw material prices, the complexity of the motif, as well as the type of equipment or hardware embedded in the guitar," says the husband of Siti Mardiati Meanwhile, for an electric guitar equipped with a tremolo batik minimal sold at Rp. 5 million per piece. "However, we also accept orders according to the buyer's pocket. We are ready to create one. "He said again With sales at an average of 80 units per month, he claimed to get turnover reached USD 400 million per month. In addition to the Gedangan, Agus has a workshop in the area Krembung managed by street children in her care. For assembly, Agus prefer near his home in Gedangan and Rungkut. According to him, it is not easy to beat the quality of manufacturing production guitars. Moreover, with its equipment for this work, although some production processes have been using the machine. But the thing that makes it able to survive with the other production is the quality of the goods and the price is maintained. In addition, Agus also created several innovations produced to survive in the middle - the middle of the guitar business expands as making guitars from Precious Stones and Leather Animals. Agus has a principle to make a guitar with quality results, he must produce results sound recordings, not of the stage - the stage, because the results are more jamming "soul".
INDUSTRI KERAJINAN KACA LUKIS DI KECAMATAN WARU CRAFT PAINTED GLASS INDUSTRY IN DISTRICT WARU
SUKSES BERKAT KREATIFITAS MENULIS Succest Thanks To Creativity Writing Sosok sukses itu bernama Laksmi Wati Etty, wanita 57 tahun adalah salah satu pelaku bisnis yang menekuni bisnis dan menjadi hobby. Dulunya dia adalah seorang karyawati perusahaan farmasi di Sidoarjo. Keputusan cerdas yang diambilnya telah merubah kondisi perekonomian. Kenapa keputusan itu cerdas? Karena butuh keberanian dan kejelian dalam memulai usaha yang dirintisnya tersebut. The Success figure was named Lakshmi Wati Etty, a woman of 57 years is one of the business people who pursue the business and become a hobby. Formerly he was an employee of a pharmaceutical company in Sidoarjo. Intelligent decisions that have been taken to change the economic conditions. Why is it a smart decision? Because it takes courage and foresight in starting the business he started.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
67
C
S
udah tak bisa dipungkiri lagi, industri kerajinan adalah sebuah usaha yang mempunyai marjin keuntungan yang cukup tinggi, yakni hingga 70 persen. Awalnya dirinya tidak sengaja menekuni usaha glass painting ini. Suatu saat, ada salah satu penerbit buku meminta dirinya untuk membuat buku tentang kerajinan. Salah satunya, kerajinan melukis di kaca ini atau yang disebut glass painting.” Saya pikir ini kesempatan saya untuk menyalurkan hobi menulis saya. Saya browsing di internet tentang usaha ini, dan menuangkannya dalam sebuah buku. Alhasil, penerbit suka dengan tulisan saya.”katanya Dari sanalah, kemudian Etty mulai melirik usaha glass painting ini.
68
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
Menurutnya usaha ini tidaklah terlalu sulit. Didukung oleh suami dan sedikit belajar melukis, Tahun 2010, Etty memulai usaha glass painting. Ia mengaku, untuk memulai usaha ini modalnya tidak banyak, yang penting hobi melukis. Modal berapapun bisa, tergantung obyek apa yang mau dipakai melukis. Tapi perlengkapannya seperti cat hingga finishing memang mahal, bisa ratusan ribu,”kata istri dari Indra, pemilik Alia Craft ini Untuk bahan kaca, Etty membelinya dari pabrik Kedawung Surabaya. Untuk kendi antik, gelas, vas bunga, botol parfum dan botol minuman impor, ia dan suami pernah berburu bahan kaca antik di salah satu pasar loak di Surabaya. Sedangkan untuk perlengkapan cat lukis
ould no longer be denied, the craft industry is a business that has a high enough profit margin, which is up to 70 percent. Initially she did not intentionally pursue the glass painting. One time, there was one book publisher asked him to create a book about the craft. One of them, craft paint on glass or glass painting called. "I think this is my chance to write my hobby. I was browsing on the internet about this venture, and put it in a book. As a result, publishers love with my writing. "she said From there, then Etty began to look at this glass painting business. According to this effort is not too difficult. Supported by her husband and little studied painting, in 2010, Etty business start glass painting. She admitted, to start this business is not a lot of capital, which is an important hobby paint. Any capital can, depending on what the object would be used to paint. But like paint and finishing equipment is expensive, can be hundreds of thousands, "said the wife of Indra, the owner of Alia's Craft For the glass material, Etty buy from factory kedawung Surabaya. For antique jugs, cups, vases, perfume bottles and bottles of imported liquor, she and her husband had hunted antique glass material in one of the flea markets in Surabaya. As for the painting and finishing paint supplies purchased from Malang. She was creative and create their own motives. Batik motifs and ornaments dominate the collection. Etty choose bright colors and varied according to the trademark. "If there is a message with a special motive could bring the goods here dimpled rupture but is still innocent, so just pay the cost of paint and painting," said the mother of two children Women who had received an award from Semen Gresik about glass painting, do not give up. Since he opened the business of wedding souvenirs and have a lot of customers, ultimately fruitful glass painting business success. Currently, Etty capable of producing thousands of craft glass painting with a variety of motifs and shapes of glass. The products he sold price varies, depending on rarity or uniqueness of the glass base material and the complexity of the painting. Starting price of Rp. 50 thousand to millions
hingga finishing dibeli dari Malang. Ia pun berkreasi dan menciptakan motif sendiri. Motif batik dan ornamen mendominasi koleksinya. Etty memilih warna terang dan beragam sesuai dengan ciri khasnya. “Kalau ada yang pesan motif khusus bisa dengan membawa kesini
barang pecah belahnya tapi yang masih polos, jadi tinggal bayar ongkos cat dan lukisnya,” kata ibu 2 anak ini Wanita yang pernah mendapatkan penghargaan dari Semen Gresik tentang glass painting ini, tidak mudah menyerah. Karena sebelumnya dia membuka usaha
of dollars. However, if the material is made of crystal, the price can be more expensive, even up to USD 1.5 million. Over the four years of pioneering efforts, Etty now have a gallery to display the craft in his home under the name "Alia Craft". Women who claim to date designing and working on the final results of the work - with her husband's work, was able to hire three employees consisting of a worker to merelief and finishing and two people to paint. Interestingly, of these efforts, he was able to obtain a turnover of approximately 10 million a month with a profit margin of 70 percent. "Yes, fortunately for it because it's art yes. Those who buy appreciate our work, "she said. "When the exhibition season, we could achieve a turnover of 20 million. Depending on the number of orders and availability of materials," she said. Indra, the husband added, glass painting products Alia Craft is a limited item. Because, glass materials are used fairly rare. "This is what makes it expensive, because of the limited edition." Indra said retired architect
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
69
souvenir pengantin dan memiliki banyak pelanggan, akhirnya bisnis glass painting berbuah kesuksesan. Saat ini, Etty mampu memproduksi ribuan kerajinan glass painting dengan beragam motif dan bentuk kaca. Produk yang ia jual harganya bervariasi, tergantung kelangkaan atau keunikan bahan dasar gelas dan tingkat kerumitan lukisan. Mulai harga Rp. 50 ribu hingga jutaan rupiah. Namun apabila bahannya terbuat dari kristal, harganya bisa lebih mahal, bahkan ada yang sampai Rp 1,5 juta. Lebih dari empat tahun merintis usaha tersebut, Etty kini telah memiliki sebuah galeri untuk memajang kerajinannya di rumahnya dengan memakai nama “Alia Craft”. Perempuan yang mengaku sampai saat ini mendesain dan mengerjakan hasil akhir karya – karyanya bersama suami ini, sudah bisa mempekerjakan tiga karyawan yang terdiri atas seorang pekerja untuk merelief dan finishing dan dua orang untuk mengecat. Menariknya, dari usahanya ini, ia dapat memperoleh omzet usaha sekira Rp10 juta sebulan dengan margin keuntungan mencapai 70 persen. “Ya, untungnya sebesar itu karena ini kan barang seni ya. Mereka yang beli
70
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
menghargai karya kita,” ucapnya. “Ketika musim pameran, omset kami bisa mencapai 20 juta. Tergantung banyaknya pesanan dan ketersediaan bahan.” tuturnya. Indra, sang suami menambahkan, produk glass painting Alia Craft merupakan barang terbatas. Karena, bahan kaca yang digunakan terbilang langka. “Inilah yang membuat mahal, karena limited edition.” ungkap Indra pensiunan arsitek ini. Etty mengungkapkan, bisnis glass painting alias kaca hias saat ini prospeknya bagus. Pasar ekspor banyak yang berminat. Kalau tenaga yang mengerjakan cukup banyak dan bahan yang dibutuhkan juga ada bisa dibikin produk masal. Saat ini, Etty mengaku bisa memproduksi 2000 pieces barang, mulai tempat lilin, kaligrafi, vas bunga, gelas hingga botol parfum. Ke depan, Ia berencana menjajaki pasar ekspor. Menurutnya, pasar ekspor sangat menjanjikan, selain itu, Etty juga berkesempatan untuk mengangkat dan menjadikan Jawa Timur sebagai produsen glass painting. Etty berharap inovasi terbaru Alia Craft saat ini yakni melukis di kain dan bross bisa diterima di masyarakat.
Etty said business aka glass decorative glass painting is currently good prospects. Many who are interested in the export market. If you are doing quite a lot of energy and materials required can be made there is also a mass product. Currently, Etty claimed could produce 2000 pieces of goods, from chandeliers, calligraphy, flower vases, glass perfume bottle up. In the future, he plans to explore the export market. According to him, the export market is very promising, in addition, Etty also had the opportunity to raise and make East Java as a manufacturer of glass painting. Etty expect the latest innovations today that Alia Craft paint on fabric and Bross acceptable in society.
Menghadapi persaingan yang semakin ketat di era global,
para pelaku IKM dituntut untuk mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki karakteristik yang khas sehingga memiliki keunggulan dibandingkan produk-produk kompetitor. Komoditas unggulan IKM Sidoarjo yang terus tumbuh dan berkembang telah memiliki kriteria tersebut sehingga memiliki peluang besar bersaing dalam menarik minat konsumen baik di tingkat lokal, regional, nasional bahkan internasional.
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014
71
DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN SIDOARJO
Mari kita dorong Industri Kreatif terus berkembang di Sidoarjo Melalui industri kreatif akan mengarahkan IKM untuk mencapai tingkat pertumbuhan industri yang cukup tinggi, memperluas kesempatan kerja, dan meningkatkan ekspor melalui penciptaan iklim usaha yang kompetitif
72
PROFIL INDUSTRI SIDOARJO
EDISI IV
2014