Siapa Orang Kafir Menurut Al-Qur'an? (revised) - 11-24-2016 iT's Me - Kembali ke Fitrah - https://www.itsme.id
Siapa Orang Kafir Menurut Al-Qur'an? (revised) Thursday, November 24, 2016 https://www.itsme.id/siapa-orang-kafir-menurut-al-quran-revised/ iTs me - Masih begitu hangat hingga saat ini (Jika tidak se panas awal) kasus kontroversi kutipan surah Al-maidah 51 oleh calon Gubernur DKI Jakarta yang akrab disapa Ahok. Kasus ini bergulir begitu panas hingga menyita begitu banyak energi. Lepas dari persoalan hukum yang saat ini sementara dalam proses, kasus ini memunculkan banyak istilah yang kemudian diangkat menjadi topik hangat untuk, di ulas, di teliti, didiskusikan, diperdebatkan oleh berbagai kalangan dari berbagai disiplin ilmu dengan sudut pandang yang beragam. Selain istilah awlia yang mendapat banyak perhatian dalam kajian maupun diskusi-diskusi, istilah Kafir juga sering ditemui terutama dalam komentar-komentar di media sosial. Istilah Kafir kadang dengan begitu mudah di tuduhkan kepada seseorang atau golongan tertentu saat saling melempar argumen, apalagi situasi diskusi mulai memanas. Lepas dari panasnya kasus 'Ahok', apa definisi 'Kafir' yang sesungguhnya dari sudut pandang Al-Qur'an? Bilamana seseorang itu di cap 'Kafir'? Sayangnya istilah 'Kafir' (tidak beriman) atau pernyataan 'Takfir' (menyatakan tidak beriman) terhadap orang lain menjadi praktik yang terlalu umum dilakukan beberapa Muslim tertentu. Pelabelan ini sayangnya begitu mudah dilontarkan banyak orang tanpa pemikiran mendalam atau pertimbangan matang sebelumnya. Terdapat beberapa kasus ekstrim dimana cap 'Kafir' disematkan pada siapapun yang tidak mendukung atau mengikuti seperangkat ideologi yang sama dengan mereka. Jadi bagaimana sudut pandang Al-qur'an? Definisi 'kebenaran' bisa sangat luas mulai dari hal-hal mendasar seperti percaya pada Allah yang Maha Esa dan pada Hari Kiamat sampai hal-hal yang memiliki argumen lebih baik atas ketaatan yang mana ada landasannya dalam kitab-kitab suci yang diturunkan Allah dan dijunjung tinggi oleh para Rasul kepada umatnya. Bagaimanapun juga pesan inti keyakinan mendasar dalam semua kitab suci selalu SATU. Begitu kebenaran-kebenaran ini telah ditegakkan dan disampaikan pada orang yang tidak memiliki alasan untuk membantahnya namun mereka masih menyangkalnya, maka sesuai dengan tema konsisten AlQuran maka seseorang itu masuk kondisi 'tidak beriman' (Kafir). Terdapat beberapa cara bagi kebenaran ini untuk termanifestasikan dalam pengetahuan Allah sendiri; bagaimanapun juga kebenaran yang disampaikan oleh Rasul melalui ayat-ayat suci dianggap sebagai salah satu bukti paling jelas untuk membimbing manusia. Bahkan para Nabi sendiri mengandalkan bukti jelas َﻗُﻞْ ﺇِﻧِّﻰ ﻋَﻠَﻰٰ ﺑَﻴِّﻨَﺔٍ ﻣِّﻦ ﺭَّﺑِّﻰ ﻭَﻛَﺬَّﺑْﺘُﻢ ﺑِﻪِ ﻣَﺎ ﻋِﻨﺪِﻯ ﻣَﺎ ﺗَﺴْﺘَﻌْﺠِﻠُﻮﻥَ ﺑِﻪِ ﺇِﻥِ ٱﻠْﺤُﻜْﻢُ ﺇِﻻَّ ﻟِﻠَّﻪِ ﻳَﻘُﺺُّ ٱﻠْﺤَﻖَّ ﻭَﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮُ ٱﻠْﻔَﺎﺻِﻠِﻴﻦ
1/7
Siapa Orang Kafir Menurut Al-Qur'an? (revised) - 11-24-2016 iT's Me - Kembali ke Fitrah - https://www.itsme.id
Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata dari Tuhanku, sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah.Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik". QS Al-An'am (6) 57 Hukuman-hukuman untuk dijadikan pelajaran Secara historis hukuman-hukuman untuk dijadikan pelajaran hanya dijatuhkan pada umat atau penduduk saat peringatan-peringatan jelas telah diberikan oleh para utusan Allah namun mereka membantahnya dengan terus melanjutkan pelanggaran hina, melakukan diskriminasi, dan ketidakadilan. َﻭَﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺑُّﻚَ ﻣُﻬْﻠِﻚَ ٱﻠْﻘُﺮَﻯٰ ﺣَﺘَّﻰٰ ﻳَﺒْﻌَﺚَ ﻓِﻲۤ ﺃُﻣِّﻬَﺎ ﺭَﺳُﻮﻻً ﻳَﺘْﻠُﻮ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺁﻳَﺎﺗِﻨَﺎ ﻭَﻣَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻣُﻬْﻠِﻜِﻰ ٱﻠْﻘُﺮَﻯٰ ﺇِﻻَّ ﻭَﺃَﻫْﻠُﻬَﺎ ﻇَﺎﻟِﻤُﻮﻥ Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kotakota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman. QS Al-Qasas (28) 59 Terdapat beberapa momen dimana banyak utusan Allah dikirim sekaligus untuk memperkuat argumen seperti kota yang dicantumkan dalam QS Ya-Sin (36:14) َﺇِﺫْ ﺃَﺭْﺳَﻠْﻨَﺂ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻢُ ٱﺜْﻨَﻴْﻦِ ﻓَﻜَﺬَّﺑُﻮﻫُﻤَﺎ ﻓَﻌَﺰَّﺯْﻧَﺎ ﺑِﺜَﺎﻟِﺚٍ ﻓَﻘَﺎﻟُﻮۤﺍْ ﺇِﻧَّﺂ ﺇِﻟَﻴْﻜُﻢْ ﻣُّﺮْﺳَﻠُﻮﻥ Ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang di utus kepadamu". QS Ya-Sin (36) 14 Allah tidak pernah tidak adil Allah tidak pernah berkehendak menghukum siapapun atau umat manapun secara tidak adil, khususnya saat “Umat tersebut tidak tahu bahwa apa yang mereka lakukan salah dan masih ada harapan bahwa mereka akan patuh begitu kebenaran sudah dijelaskan pada mereka”. َﺫٰﻟِﻚَ ﺃَﻥ ﻟَّﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﺭَّﺑُّﻚَ ﻣُﻬْﻠِﻚَ ٱﻠْﻘُﺮَﻯٰ ﺑِﻈُﻠْﻢٍ ﻭَﺃَﻫْﻠُﻬَﺎ ﻏَﺎﻓِﻠُﻮﻥ Yang demikian itu adalah karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya, sedang penduduknya dalam keadaan lengah. QS Al-An'am (6) 131 Kita tidak pernah bisa tahu dan mengukur bilamana seseorang memasuki tahap Kafir (tidak beriman). Pengetahuan mereka, kejelasan kebenaran yang telah sampai pada mereka, daya tangkap atau serap turut dipertimbangkan terkait kompleksitas tinggi, maka hanya Allah yang berhak mengumumkan penghakiman atas kondisi ini. Bukan manusia. Bagi beberapa orang, beriman dan tidak beriman adalah suatu siklus terus-menerus dan siapa lagi kecuali Pencipta umat manusia yang berhak menilai?
2/7
Siapa Orang Kafir Menurut Al-Qur'an? (revised) - 11-24-2016 iT's Me - Kembali ke Fitrah - https://www.itsme.id
Sesungguhnya orang-orang yang beriman lalu kafir, kemudian beriman (lagi), kemudian kafir lagi, lalu bertambah kekafirannya, maka Allah tidak akan mengampuni mereka, dan tidak (pula) menunjukkan kepada mereka jalan (yang lurus). QS An-Nisa' (4) 137. Terdapat juga mereka yang mengatakan bahwa mereka beriman dan menunjukkannya kepada dunia (dalam bentuk praktik) yang bisa jadi menyokong dogma mereka namun sesungguhnya mereka tidak beriman. Dan di antara manusia ada yang berkata, "Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,' padahal sesungguhnya mereka bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta. QS Al-Baqarah (2):8-10 Bahkan Nabi sendiri tidak tahu siapa orang-orang tersebut: Di antara orang-orang Arab Badui yang (tinggal) di sekitarmu ada orang-orang munafik. Dan di antara penduduk Madinah (ada juga orang-orang munafik), mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Engkau (Muhammad) tidak mengetahui mereka, tetapi Kami mengetahuinya. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar. QS At-Taubah (9) 101. Kafir juga tidak disematkan pada orang-orang yang mempertanyakan kebenaran namun tidak 'menutup diri' dari penjelasan yang lebih baik. Hanya mereka yang 'keras' dalam ketidakpercayaannya serta merasa 'nyaman' di dalamnya kemudian menutup semua pintu keterbukaan dan argumen-argumen pantas yang kemudian akan dihukum. Barangsiapa kafir kepada Allah setelah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan mereka akan mendapat azab yang besar. QS An-Nahl (16) 106. Sungguh, orang-orang kafir setelah beriman, kemudian bertambah kekafirannya sekali-kali tidak akan diterima tobatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat. QS Ali-Imran (3) 90. Bahkan penyembah berhala (Musyrikin) tidak selalu bisa disebut kafir Bahkan para penyembah berhala tidak selalu bisa disebut 'kafir' sampai 'kebenaran' telah sepenuhnya disampaikan dan ditunjukkan pada mereka. Al-Quran juga memisahkan istilah 'Kafir' dan 'Musyrikin' (para penyembah berhala). Memang, seorang musyrikin bisa menjadi 'Kafir' saat mereka menyangkal kebenaran yang sampai pada mereka, namun mereka tidak otomatis menjadi 'Kafir' karena nilai-nilai yang mereka anut sebagai penyembah berhala. Dan jika kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah agar dia dapat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu karena mereka kaum yang tidak mengetahui. QS At-Taubah (9) 6.
3/7
Siapa Orang Kafir Menurut Al-Qur'an? (revised) - 11-24-2016 iT's Me - Kembali ke Fitrah - https://www.itsme.id
Ini adalah suatu ayat yang sangat kuat dan bisa secara tunggal menggaris bawahi tema sentral artikel ini. Secara potensial, seorang Hindu yang percaya pada banyak tuhan yang belum menerima kejelasan argumen-argumen (terkait pengetahuan dan kondisi-kondisi) mereka untuk mengubah jalan mereka bisa atau mungkin berada dalam posisi lebih baik di mata Allah dibandingkan seseorang yang telah menerima pesan dengan penuh kejelasan, telah memahaminya, dan mengaku beriman namun masih menyekutukan Allah atau meninggalkan keyakinannya. Perspektif Al-Quran yang demikian jarang dipahami. Berbeda dengan Keyakinan Umum, Tidak Semua Orang Dimusnahkan Saat Azab Allah Diturunkan Dulu Pada Umat Yang Dilaknatnya QS Huud (11) 66 Tidak semua umat Nabi Saleh (Thamud) dimusnahkan QS Huud (11) 58 Tidak semua umat Nabi Hud (Aad) dimusnahkan QS Yunus (10) 73 Tidak semua umat Nabi Nuh dimusnahkan QS Huud (11) 94 Tidak semua umat Nabi Syuaib dimusnahkan QS Asy-Syu’araa’ (26) 170 Tidak semua umat Nabi Luh dimusnahkan Hanya orang-orang jahat yang dimusnahkan sementara orang-orang baik dan benar diselamatkan Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang orang berbuat jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.QS Al-A’raaf (7) 165. Kemudian kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban Kami menyelamatkan orang yang beriman. QS Yunus (10) 103. Dimanakah ikhtiar bila Allah menutup pintu hati orang-orang tertentu? Ini merupakan pertanyaan wajar yang mana Al-Quran sendiri menyediakan jawabannya. Karena Allah tidak menghukum siapapun secara tidak adil. Jadi mengapa Tuhan menutup pintu hati orang-orang tertentu? Setelah menganalisis ayat-ayat relevan terkait, jelas bahwa meskipun terdapat bukti-bukti yang terangbenderang namun terdapat orang-orang yang terus menolak dan mengingkari kebenaran serta meneruskan jalan mereka yang salah. Hanya setelahnyalah Allah menutup pintu hati mereka. Itulah negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, Kami ceritakan sebagian kisahnya kepadamu. RasulRasul mereka benar-benar telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Tetapi mereka tidak beriman (juga) kepada apa yang telah mereka dustakan sebelumnya. Demikianlah Allah mengunci hati orang-orang kafir. QS Al-‘Araf (7) 101. Kemudian setelahnya (Nuh), Kami utus beberapa Rasul kepada kaum mereka (masing-masing) maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas, tetapi mereka tidak mau beriman karena mereka dahulu telah (biasa) mendustrakannya. Demikianlah Kami mengunci hati orang-orang yang melampaui batas. QS Yunus (10) 74. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir, maka hati
4/7
Siapa Orang Kafir Menurut Al-Qur'an? (revised) - 11-24-2016 iT's Me - Kembali ke Fitrah - https://www.itsme.id
mereka dikunci, sehingga mereka tidak dapat mengerti. QS An-Munafiquun (63) 3. Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan Kami biarkan mereka bingung dalam kesesatan. QS Al-An’aam (6) 110-111 Dengan demikian maka 'penutupan' pintu hati seseorang itu diterapkan sebagai konsekuensi dari sang pelanggar yang mengingkari kebenaran dan terus menutup mata darinya karena tindakannya sendiri. Ini sepenuhnya sesuai dengan hukum sebab akibat yang diterapkan Allah pada ciptaan-Nya. Sekali lagi: Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat. QS Al-Baqarah (2) 7. Mengapa? ayat sebelumnya yang mengontekstualisasikan ayat ini memberikan penjelasan yang sempurna. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman. QS Al-Baqarah (2) 6. Al-Quran membahas hal ini dalam banyak ayat. orang-orang yang diakibatkan perbuatan mereka sendiri memiliki hati yang tidak mampu menangkap kebenaran, mata yang tidak mampu melihat, dan telinga yang tidak mau mendengarkan. Contoh kasus – iblis (setan) Contoh kuat bisa dilihat dalam kasus Iblis (Setan). Para malaikat bertanya mengapa Allah ingin menciptakan pemimpin (Kholifah) di Bumi yang akan menimbulkan kekacauan dan begitu banyak pertumpahan darah (QS Al-Baqarah (2) ayat 30). Allah menjelaskan ini melalui suatu proses membuat kebenaran sepenuhnya jelas kepada mereka. Dia menyajikan bukti Kebajikan-Nya dengan menggunakan Nabi Adam AS sebagai suatu contoh dan pengetahuan yang Ia ajarkan (QS Al-Baqarah (2) ayat 31 dan QS Al-Baqarah (2) ayat 33). Para Malaikat kemudian menerima argumen tersebut dan menyatakan kesempurnaan Allah dalam pengetahuan dan kebijaksanaan (QS Al-Baqarah (2) ayat 32). Setelah menerima kebenaran tersebut para malaikat pun kemudian bersujud (QS Al-Baqarah (2) ayat 34). Maka barulah setelah kebenaran ditunjukkan oleh Allah dan setelah Malaikat tidak punya alasan untuk mengingkarinya, mereka kemudian menerima bahwa Allah tahu yang terbaik dan kemudian bersujud atas perintah-Nya. Bahkan menarik untuk dicatat bahwa Allah tidak memerintahkan Malaikat untuk bersujud tanpa terlebih dahulu menjelaskan kebenaran kepada Malaikat mengenai apa yang Allah lakukan dan menunjukkan alasan-Nya. Ini merupakan suatu poin yang sangat krusial yang seringkali dikesampingkan. Bagaimanapun juga, Iblis (Setan) menolak (QS Al-Baqarah (2) ayat 34). Disinilah Allah kemudian menyatakan bahwa Iblis (Setan) memasuki keadaan 'Kuffar' (ketidakpercayaan). Ketidakpercayaan Setan bukan semata karena dia tidak mau menerima perintah untuk bersujud (yang mana itu sendiri tidak bisa dimaafkan pada situasi tersebut), namun juga karena menekankan bahwa penolakan Iblis dilakukan atas
5/7
Siapa Orang Kafir Menurut Al-Qur'an? (revised) - 11-24-2016 iT's Me - Kembali ke Fitrah - https://www.itsme.id
dasar kesombongan meskipun kebenaran telah ditunjukkan padanya. Penerimaan paksa bertentangan dengan tujuan ikhtiar dan bertentangan dengan ajaran-ajaran AlQuran. Hal ini sepenuhnya benar karena ciptaan Allah telah dianugerahi dengan kemampuan untuk 'berikhtiar' atau 'memilih'. Termasuk Iblis. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka mereka pun sujud kecuali iblis, ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir. QS (2) 34. Karenanya perbuatan menyamaratakan setiap ketidakpercayaan pada Allah sebagai Kafir tidaklah tepat menurut Al-Quran, kecuali bukti-bukti yang jelas telah ditunjukkan pada mereka. Iblis jelas mengetahui Tuhannya, ia takut pada Tuhannya, namun ia mengingkari kebenaran sesaat setelah ditunjukkan dengan jelas dan dengan kesombongannya Iblis membangkang pada perintah Allah, jadilah ia sebagai kafir. Namun meskipun kondisinya ‘Kafir', iblis yang masih berusaha menyesatkan manusia sebagaimana tertera dalam Surat Al-A’raaf (7) ayat 14 dan tetap pada hari Kiamat menyatakan ia takut pada Allah sebagaimana dimuat dalam Surat Al-Anfaal (8) Ayat 48 dan Surat Al-Hasyr (59) ayat 16. "Sesungguhnya aku berlepas diri kamu; aku dapat melihat apa yang kamu tidak dapat melihat; sesungguhnya aku takut kepada Allah." Sebagian dari QS Al-Anfaal (8) 48. (Bujukan orang-orang munafik itu) seperti (bujukan) setan ketika ia berkata kepada manusia, "Kafirlah kamu!" kemudian ketika manusia itu menjadi kafir ia berkata, "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta Alam." QS Al-Hasyr (59) 16. Jadi tidak masuk akal bila memahami Kafir hanya sebagai seseorang yang tidak percaya pada Allah sampai bukti-bukti yang jelas telah sampai pada mereka karena ini akan berkontradiksi dengan ayat-ayat di atas dimana Iblis jelas-jelas meyakini Tuhan namun tetap disebut sebagai 'Kafir' Kesimpulan Sebagaimana telah kita lihat dari perspektif Al-Quran, seorang 'Kafir' bukanlah semata seorang penyembah berhala, seorang Non-Muslim, atau bahkan seseorang yang tidak beriman. Tidak ada suatu hal yang secara otomatis merupakan 'Kafir'. 'Kuffar' sebagaimana didefinisikan oleh Al-Quran adalah suatu 'keadaan' yang seseorang 'masuki' saat kebenaran telah ditunjukkan pada mereka dengan kejelasan sepenuhnya dan tidak ada alasan tersisa untuk membantahnya (karena kondisi-kondisi penerima kebenaran, pengetahuannya, dan sebagainya). Bagaimanapun, terlepas dari bukti yang jelas, sang penerima tetap mengingkari kebenaran atau menyembunyikannya dari mereka sendiri. Inilah keadaan 'Kuffr' yang dimasuki seseorang. Sayangnya pesan Al-Quran tersebut diabaikan dan banyak orang hanya bersandar pada 'prasangka umum' dan 'doktrin-doktrin mapan' untuk menghakimi atau bahkan mendatangkan persoalan serius dengan menyatakan orang lain ‘Kafir'. REFERENSI: 1) Quran.com
6/7
Siapa Orang Kafir Menurut Al-Qur'an? (revised) - 11-24-2016 iT's Me - Kembali ke Fitrah - https://www.itsme.id
2) quranmessage
_______________________________________________ WWW.ITSME.ID
7/7 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)