[118] Merayakan Natal Haram! Monday, 24 February 2014 02:32
“Kaum Muslim telah dilarang untuk merayakan hari raya orang-orang kafir atau musyrik”.
Kaum Muslim hanya memiliki dua hari raya, tidak ada yang lain. Ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadits riyawat Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa’i: “Aku datang pada kalian sedang kalian memiliki dua hari yang kalian besenang-senang di dalamnya pada masa jahiliyah. Sungguh Allah telah menggantikan untuk kalian yang lebih baik dari dua hari itu yaitu: Hari Raya Kurban dan Hari Idul Fitri".
Selama berabad-abad lamanya kaum Muslim memahami hal itu. Tidak ada cerita yang mengabarkan bahwa kaum Muslim latah mengikuti perayaan Natal.
Namun kemunduran kaum Muslimin dan lahirnya pemimpin/penguasa bodohlah yang kemudian menyebabkan penyelewengan itu terjadi. Barat Kristen yang menjajah negeri-negeri Islam berhasil menyeret kaum Muslimin dalam budaya Kristen.
Kondisi ini seperti yang digambarkan Nabi SAW: Kamu akan mengikut jejak langkah orang-orang sebelummu sejengkal sejengkal dan sehasta sehasta sehingga kamu akan menuruti mereka walaupun mereka memasuki lubang-lubang biawak.’ Sahabat bertanya: ‘ Siapakah mereka itu ya Rasulullah?’ Nabi SAW menjawab: ‘Yahudi dan Nasrani, siapa lagi’. (HR Muslim)
Termasuk dalam perayaan Natal, suatu yang sudah pasti haram digerogoti sehingga menjadi halal. Itulah mengapa Majelis Ulama Indonesia (MUI) di bawah pimpinan Buya Hamka pada
1/5
[118] Merayakan Natal Haram! Monday, 24 February 2014 02:32
1981 mengeluarkan fatwa haramnya mengikuti perayaan Natal. Akibat fatwa itu, Buya Hamka terpaksa mengundurkan diri karena menolak untuk mencabut fatwa tersebut sebagimana diminta oleh rezim Soeharto.
Haramnya perayaan Natal bagi kaum Muslim ini juga dikeluarkan oleh PP Muhammadiyah. Dalam buku Tanya Jawab Agama Jilid II, oleh Tim PP Muhammadiyah Majlis Tarjih, yang diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah (1991), hal. 238-240, diterangkan, bahwa hukum menghadiri perayaan Natal bersama adalah haram.
Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya . (TQ S al-Furqan [25]: 72 ).
Makna ayat ini bahwa mereka tidak menghadiri az-zûr. Jika mereka melewatinya, mereka segera melaluinya, dan tidak mau terkotori sedikit pun oleh az-zûr itu (Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir , iii/1346).
Berdasarkan ayat ini pula, banyak fuqaha’ yang menyatakan haramnya menghadiri perayaan hari raya kaum kafir. Imam Ahmad berkata: “Kaum Muslimin telah diharamkan untuk merayakan hari raya orang-orang Yahudi dan Nasrani.“ Imam Baihaqi menyatakan, “ Jika kaum Muslimin diharamkan memasuki gereja, apalagi merayakan hari raya mereka.” Al-Qadhi Abu Ya’la al-Fara’ berkata, “ Kaum Muslim telah dilarang untuk merayakan hari raya orang-orang kafir atau musyrik”.
Imam Malik menyatakan, “Kaum Muslimin dilarang untuk merayakan hari raya kaum musyrik atau kafir, atau memberikan sesuatu (hadiah), atau menjual sesuatu kepada mereka, atau naik
2/5
[118] Merayakan Natal Haram! Monday, 24 February 2014 02:32
kendaraan yang digunakan mereka untuk merayakan hari rayanya. Sedangkan memakan makanan yang disajikan kepada kita hukumnya makruh, baik diantar atau mereka mengundang kita.” (Ibnu Tamiyyah, Iqtidhâ’ al-Shirâth al-Mustaqîm, hal. 201).
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan, “Sebagaimana mereka (kaum Musyrik) tidak diperbolehkan menampakkan syiar-syiar mereka, maka tidak diperbolehkan pula bagi kaum Muslimin menyetujui dan membantu mereka melakukan syiar itu serta hadir bersama mereka. Demikian menurut kesepakatan ahli ilmu.” (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, A h kâm Ahl al-Dzimmah, i/235).
Walhasil, tidak ada pendapat para ulama salaf yang membolehkan kaum Muslim ikut merayakan Natal. Semua menegaskan bahwa mengikuti perayaan Natal adalah HARAM. [] mujiyanto
BOKS
KEPUTUSAN KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG
PERAYAAN NATAL BERSAMA
Memperhatikan: 1. Perayaan Natal Bersama pada akhir-akhir ini disalahartikan oleh sebagian umat Islam dan disangka sama dengan umat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. 2. Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan bahkan duduk dalam kepanitiaan Natal. 3. Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah.
3/5
[118] Merayakan Natal Haram! Monday, 24 February 2014 02:32
Menimbang: 1. Umat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama. 2. Umat Islam agar tidak mencampur-adukkan Aqidah dan Ibadahnya dengan Aqidah dan Ibadah agama lain. 3. Umat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan Taqwanya kepada Allah SWT. 4. Tanpa mengurangi usaha umat Islam dalam Kerukunan Antar umat Beragama di Indonesia.
Meneliti kembali:
Ajaran-ajaran agama Islam, antara lain: 1. Bahwa umat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan umat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan, berdasarkan atas: Al Hujurat: i3; Lukman:15; Mumtahanah: 8 2. Bahwa umat Islam tidak boleh mencampur-adukkan aqidah dan peribadatan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain, berdasarkan Al Kafirun: 1-6; Al Baqarah: 42. 3. Bahwa umat Islam harus mengakui kenabian dan kerasulan Isa Al Masih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para Nabi yang lain, berdasarkan: Maryam: 30-32; Al Maidah:75; Al Baqarah: 285. 4. Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih daripada satu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Al Masih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan: Al Maidah:72-73; At Taubah:30. 5. Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan kepada Isa, apakah dia pada waktu di dunia menyuruh kaumnya, agar mereka mengakui Isa dan ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Isa menjawab Tidak. Hal itu berdasarkan atas Al Maidah: 116-118. 6. Islam mengajarkan bahwa Allah Swt itu hanya satu, berdasarkan atas: Al Ikhlas 1-4. 7. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah Swt serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan.
Majelis Ulama Indonesia MEMFATWAKAN:
4/5
[118] Merayakan Natal Haram! Monday, 24 February 2014 02:32
1. Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa As, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas. 2. Mengikuti upacara Natal bersama bagi umat Islam hukumnya haram. 3. Agar umat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah Swt dianjurkan untuk (dalam garis miring): tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.
Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H./ 7 Maret 1981 M.
KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua (K.H.M. Syukri Ghozali),
Sekretaris (Drs. H. Masudi)
5/5