PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada KPR Bank Muamalat Indonesia cabang Tasimalaya) SHAADATUL NADIAH Email :
[email protected]
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp. (0265) 323537 ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang Penerapan Sistem Akuntansi Dalam Pembiayaan Murabahah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis apakah penerapan sistem akuntansi dalam pembiayaan murabahah Bank Muamalat sudah berjalan dengan efektif. Serta mengetahui terjadi kendala atau tidak dalam sistem akuntansi pada pembiayaan murabahah sudah sesuai dengan PSAK 59 dan PSAK 102 tentang murabahah di Bank Syariah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan sistem akuntansi dalam pembiayaan murabahah di Bank Syariah mematuhi PSAK 102 revisi 2013 yang memberikan kepada nasabah untuk persediaan dan telah sesuai dari proses akad wakalah, yang terpisah dengan akad murabahah. Sistem administrasi dan akuntansi yang diterapkan di Bank Syariah melakukan sistem sigma yang bermanfaat untuk merekam rekening pembiayaan murabahah. Sistem pembiayaan merupakan sistem yang terdiri dari beberapa bentuk yaitu, jurnal, prosedur dan alat-alat yang digunakah untuk memproses akuntansi keuangan. Penerapan sistem akuntansi di Bank Muamalat telah sesuai dengan PSAK 102 dan Fatwa DSN yang berlaku serta Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) mulai dari penyetujuan kedua belah pihak sampai dengan pelunasan akad murabahah. Kata kunci : Sistem Akuntansi, Pembiayaan Murabahah, PSAK 59 & 102
ABSTRACT APPLICATION OF ACCOUNTING SYSTEM IN FINANCING MURABAHAH (Case Study on KPR Bank Muamalat Indonesia branch Tasikmalaya) This study discusses the Accounting System Implementation In Murabahah. The method used in this research is descriptive qualitative. The purpose of this research to analyze whether the application of the accounting system in the financing murabahah Muamalat Bank has been operating effectively. And to know the constraints occur or not in the accounting system on murabahah financing is in accordance with PSAK 59 and PSAK 102 on murabahah in Bank Muamalat. These results indicate that the application of the accounting system in the financing murabahah in Bank Muamalat comply with PSAK 102 revision of 2013 that provides to customers for inventories and compliance of processes wakalah, separate the murabahah contract. Mean will teh system of administrative and accounting applied in the Bank Muamalat conducts sigma system that is beneficial for recording account of murabahah financing.The system of financing constitutes system covered some form, journal, prosedues, and tools utilized to process financial account.Implementation of accounting systems in Bank Muamalat in accordance with PSAK 102 and DSN force as well as Indonesian Sharia Banking Accounting Guidelines (PAPSI) starting from the approval of both parties to the settlement agreement murabahah. Keyword : murabahah financing and accounting system of murabahah, PSAK 59 & PSAK 102
PENDAHULUAN Dalam era globalisai saat ini, seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang didirikan. Salah satunya perusahaan yang banyak didirikan adalah perusahaan jasa terutama dalam bidang perbankan, dimana fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyaluran dana masyarakat. Dengan bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang didirikan untuk menerima simpanan uang dan memberikan pinjaman uang, salah satu peranan bank adalah sebagai sumber dana
yang diantaranya dalam bentuk pengkreditan bagi masyarakat atau perorangan dan badan udaha guna memenuhi kebutuhan konsumsi atau meningkatkan produksi. Menurut UU No. 10 tahun 1998, bank syariah didefinisikan sebagai berikut : “Bank umum yang melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiataanta memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”. Lebih lanjut lagi dalam UU tersebut disebutkan bahwa : “Prinsip syariah adalah peraturan perjanjian berdasarkan Hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan pembiayaan kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan dengan berdasar prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan barang yang disewa murni tanpa pilihan (ijarah) dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan barang yang disewa dengan pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). “Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan dan atas yang dapat dipergunakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak pinjaman untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”. Dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah, setiap bank memiliki sistem akuntansi untuk merencakan, mengkoordinasi dan mengontrol berbagai aktivitas yang dilaksanakan. Sistem akuntansi ini sangat diperlukan di Bank Muamalat karena merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks. Dimana sistem akuntansi memegang peranan penting dalam menjalankan aktivitasaktivitas yang berkaitan dengan kegiatan pembiayaan murabahah. Sistem akuntansi yang diterapkan pada Bank Muamalat harus di susun sedemikian rupa
guna menghadapi tantangan masa depan. Dimana perubahan dalam masyarakat tidak bisa dijelaskan dan volume perusahaan dalam masyarakat modern kita tampaknya meningkat. Perubahan tersebut akan membawa problema baru dan tantangan baru kepada para penyusun pola sistem akuntansi. Maka sepanjang tahun permintaan pembiayaan murabahah semakin meningkat, dimana sebagian besar masyarakat memiliki sifat konsumtif. Terutama barang yang paling dibutuhkan yaitu rumah. Di samping itu, sebagian masyarakat belum memahami bagian sistem akuntansi pembiayaan murabahah yang di tetapkan oleh Bank Muamalat, karena para nasabah pembiayaan murabahah hanya mengetahui prosedur untuk mengajukan suatu pembiayaan murabahah. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai sistem akuntansi yang diterapkan di Bank Muamalat dalam hal penerapan pembiayaan murabahah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk menganalisa penerapan sistem akuntansi dan pembiayaan murabahah pada KPR di Bank Muamalat Indonesia.
2.
Untuk menganalisa
penerapan sistem
akuntansi
dalam pembiayaan
murabahah pada KPR di Bank Muamalat Indonesia.
Metoda& Penelitian Metoda & Penelitian yang Digunakan Untuk melaksanakan suatu penelitian diperlukan suatu cara yang sistematis dan terperinci sehingga hasil dari penelitian ini dapat diuji kebenarannya. Maka
diperlukan suatu metode,ini akan memberikan arahan dan pedoman terhadap pelaksanaan dan penyusunan hasil penelitian tersebut. Metoda penelitian adalah suatu tata cara atau prosedur untuk menjalankan seluruh kegiatan penelitian. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan adalah bersifat kualitatif deskriptif yang menggambarkan serta menjelaskan penerapan sistem akuntansi murabahah pada bank syariah. Penelitian deskriptif menurut Muhammad Teguh (2005:17), yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang terjadi disekitar objek penelitian untuk mengetahui nilai variabel mandiri,bank satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Menurut Lexy Meleong penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Operasional Variabel Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel, dimana variabek tersebut disesuaikan dengan judul yaitu “Penerapan Sistem Akuntansi Dalam Pembiayaan Murabahah”. Adapun variabel tersebut adalah : a. Variabel independen (X) Yaitu variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain, dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti maka yang menjadi variabel independen adalah sistem akuntansi. b. Variabel dependen (Y)
Yaitu variabel tidak bebas / terkait adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, dalam kaitannya masalah yang diteliti maka yang menjadi variabel dependen adalah pembiayaan murabahah. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel
Definisi
1. Variabel independen (X) sistem akuntansi
Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, laporan dan prosedur yang dikoordinasi keuangan yang di butuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. (Menurut Mulyadi 2008:3)
a. Manusia b. Alat (formulir, catatan, laporan dan komputer)
Pembiyaan murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati (Muhammad Syafi’i Antonio, 2001:101).
a. Pengajuan pembiayaan murabahah. b. Pelaksanaan pembiayaan murabahah. c. Analisis Dalam Pembiayaan Murabahah. d. Evaluasi atau monitoring.
2. Variabel dependen (Y) pembiayaan murabahah
Aspek yang Diteliti
d. Metode sistem dan prosedur
Metoda Analisis Data Dalam analisis data yang diperoleh tersebut kemudian dianalisi dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu membandingkan teori-teori maupun konsep-konsep yang ada dengan fakta riil di lapangan. Penyusunan ini berdasarkan fakta yang ada diperoleh dari hasil penelitian yang maksudnya untuk memperoleh keterangan yang benar dalam pembahasan dan pengambilan keputusan. Dari data yang terkumpul, maka dianalisis mengenai peranannya.
Untuk mengetahui besarnya peranan antara variable bebas dengan variable terikat dilakukan dengan menggunakan analisis data. Analisis data menurut Lexy Meleong (2003:103) bahwa yang dimaksud dengan analisis data sebagai berikut :”Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurungkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data-data”. Proses analisis data dimulai dengan masalah data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen-dokumen, gambar dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, maka langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstrak. Abstrak merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses data pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijaga sehingga berada didalamnya. Langkah tersebut menyusunnya dalam satuan-satuan selanjutnya membuat kategorisasi. Pembahasan Sistem Akuntansi pada KPR Bank Muamalat Sistem akuntansi merupakan salah satu hal yang diperhatikan oleh Bank Muamalat cabang Tasikmalaya untuk memenuhi kebutuhan para nasabah yang di inginkan dan untuk memenuhi kebutuhan pemimpin akan informasi dalam KPR yang telah dilakukan demi keuntungan bersama. 1. Manusia
Telah tersedianya sumber daya manusia yang telah di latih dan dikelola dengan cara dikelompokkan menjadi beberapa bagian akan mempermudah dalam aktivitas KPR. Bagian ini terdiri dari bagian penjualan (costumer service), devisi support, manajemen keuangan. Dengan adanya pengelompokkan ini maka pekerjaan setiap bagian akan lebih terkordinasi sehingga aktifitas pada KPR akan menjadi efektif dan efesien. 2. Alat Telah tersedianya fasilitas yang dapat membantu Bank Muamalat dalam melaksanakan sistem akuntansi : a. Formulir Formulir yang disediakan Bank Muamalat diantaranya adalah : - Formulir Permohonan Kredit : yang dimaksud formulir permohonan kredit dalam hal ini ialah persayaratan dalam pengisian KPR di Bank Muamalat. Menurut hasil wawancara formulir permohonan kredit ini bermanfaat dalam mendapatkan kredit yang diinginkan nasabah dari bank. - Bukti Tanda Terima : bukti tanda terima digunakan perusahaan untuk melihat dan membuktikan apakah nasabah sudah melakukan transaksi atau belum. Bukti tanda terima ini berbentuk software e-banking. b. Catatan Bank Muamalat mencatat seluruh transaksi ke dalam jurnal dan buku besar, untuk kemudian dijadikan laporan keuangan. Catatan tersebut terdiri dari jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, jurnal pembelian.
c. Komputer Dalam menjalankan aktivitas pada KPR, Bank Muamalat dibantu oleh komputer dan juga software seperti www.bankmuamalat.co.id sesuai yang telah ditetapkan oleh Bank Muamalat. 3. Metode sistem dan Prosedur Prosedur pada KPR telah dilakukan dengan baik oleh Bank Muamalat, hal ini bisa dilihat dari pengajukan pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah. Dimana prosedur pengajuan pembiayaan ini merupakan persyaratan pada KPR. Pembiayaan Murabahah pada KPR Bank Muamalat Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, Bank Muamalat menerapkan pembiayaan murabahah yang mendukung kinerja pada KPR Bank Muamalat. Hal ini bisa dilihat dan dibuktikan Bank Muamalat telah melakukan : 1. Pengajuan Pembiayaan Murabahah pada KPR Bank Muamalat Bank Muamalat menerapkan pengajuan pembiayaan dalam KPR. Dimana pengajuan ini yaitu persyaratan yang diberikan oleh Bank Muamalat kepada Nasabah. Pengajuan pembiayaan ini diantaranya yaitu : a. Surat Permohonan Murabahah (SPM), data perusahaan / nasabah, spesifikasi barang. b. Data supplier. c. Surat Pesetujuan Murabahah (SPM). d. Surat Pernyataan Sanggup dan Supplier (SPSS). e. Tanda Terima Uang Muka Murabahah. f. Surat Pemesanan Barang pada Supplier.
g. Akad Murabahah antara Bank dengan Nasabah. h. Akad Murabahah antara Bank dengan Supplier. i. Surat Pengiriman Barang pada Nasabah. j. Tanda Terima Barang oleh Nasabah. Dari beberapa pengajuan pembiayaan yang diberikan pihak bank kepada nasabah. Pembiayaan KPR akan di proses dengan baik. 2. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah pada KPR Bank Muamalat a. Tahap permohonan pengajuan pembiayaan murabahah oleh nasabah. b. Data Supplier. c. Account Officer / marketing menganalisis kelayakan bisnis dan usaha, pihak nasabah maupun supplier. d. Bagian administrasi pembiayaan (unit support) menganalisis nasabah dan supplier dari segi yuridis, kelengkapan dokumentasi perusahaan dalam bidang hukum, kelayakan jaminan yang diajukan nasabah (bila ada). e. Komite pembiayaan memberikan persetujuan dengan memperhatikan hasil analisis account officer. f. Persetujuan komite khusus g. Setelah mendapat persetujuan dari komite maka account officer akan mengirimkan Surat Persetujuan Murabahah kepada nasabah. 3.
Analisis sistem akuntansi pembiayaan murabahah pada KPR Bank Muamalat. 1) Kegiatan Pra Akad Sebelum Bank Muamalat menyetujui pembiayaan murabahah pada KPR kepada nasabah, pihak bank dengan nasabah harus melakukan terlebih
dahulu yaitu proses kegiatan para akad. Kemudian bagian ini melakukan beberapa kegiatan terkait kegiatan pra akad yaitu : a. Setelah hasil Rapat Komisi Audit (Rakomdit) menyetujui pengajuan pembiayaan, maka selanjutnya bagian Financing Service Officer memberitahukan kepada nasabah. b. Customer service memberikan data CIF dan nomor rekening kepada bagian Financing Administration. c. Bagian Financing Administration melakukan pemeliharaan jaminan. 2) Kegiatan Pasca Akad Setelah proses akad berlangsung, kepala bank memerintahkan bagian Financing Administration untuk menindak lanjuti kegiatan pasca akad. Kemudian bagian ini melakukan beberapa kegiatan terkait kegiatan pasca akad yaitu : Setelah proses akad berlangsung, kepala bank memerintahkan bagian Financing Administration untuk menindak lanjuti kegiatan pasca akad. Kemudian bagian ini melakukan beberapa kegiatan terkait kegiatan pasca akad yaitu : a. Meregister dan menyimpan dokumen akad sebagai arsip riwayat pembiayaan. b. Memasukkan data nasabah ke sistem yang dikenal dengan CFN. Yang selanjutnya setiap transaksi langsung masuk ke sistem. Setelah menerima Surat Pencairan Dana (SPD) dan Daftar Rincian Realisasi (DRR), maka Financing Administration membuat memo pen
Semua proses transaksi dilakukan oleh sigma. Cara kerja sistem ini adalah dengan menggunakan kode nasabah. Kode nasabah yang dibuat untuk di masukan ke dalam sistem itulah yang disebut Costumer Fasility Number (CFN). Berikut ini adalah ilustrasi Costumer Fasility Number : xxxxxx
MRI xx No urut Jenis Pembiayaan CIF
Nomor CFN ini untuk seterusnya menjadi kode pembiayaan untuk satu nasaba. Sehingga yang muncul di jurnal ketika nasabah membayar angsuran adalah kode nomor tersebut, bukan nama nasabah. Hal ini untuk menjaga kerahasiaan nasabah. Data CFN ini juga berfungsi untuk mengetahui dan memantau semua hal terkait pembayaran nasabah. Keterangan dari CFN di layar : a) Bank Muamalat : Nama instunsi atau kantor cabang Bank Muamalat. b) Tanggal pada saat membuka tampilan layar. c) Jam saat membuka tampilan layar. d) Menunjukan status keadaan layar apakah aktif atau tidak. e) Loan No : Nomor Pembiayaan. f) CFN (Costumer Fasility Number) atau nomor kode pembiayaan nasabah. g) Loan holder : Nama nasabah pembiayaan. h) Nomor CIF (Costumer Identification Form) yang berisi data-data nasabah pembiayaan.
i) Ccy (currency) : Penghitungan mata uang yang digunakan dalam contoh IDR (Indonesia Rupiah). j) Loan Type : Tipe pembiayaan nasabah. k) Start Date : Tanggal persetujuan pencairan dan akad. l) Maturity Date : Tanggal akhir kerjasama pembiayaan. m) Margin / bagi hasil : Prosentase margin yang diperoleh bank muamalat sesuai kesepakatan. n) Penalty : Prosentase denda jika nasabah terlambat dalam pembayaran. Angka tersebut adalah prosentase denda tiap hari keterlambatan. o) Repayment : Cicilan yang harus di bayarkan nasabah dalam satu kali angsuran. p) Fac. Stc : Status pembiayaan sampai saat tanggal tersebut. q) Original Amount Principal : Harga jual bank kepada nasabah yang terdiri dari harga pokok ditambah margin. r) Original Amount Margin : Nilai total margin yang akan diterima bank. s) Paid / Amort. Amount Principal : Jumlah rupiah yang telah dibayarkan kepada nasabah. t) Paid / Amort. Amount Margin : Margin yang telah diterima bank dari jumlah rupiah yang telah dibayarkan nasabah. u) Outstanding Principal : Sisa jumlah rupiah yang harus dibayarkan oleh nasabah. v) Outstanding Margin : Margin yang masih akan diterima oleh bank dari sisa pembayaran (keuntungan ditangguhkan).
w) Harga pokok yang masih harus dibayar. Dan rumus dari keterangan CFN dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Original Amount Margin (r) = margin (m) x pokok (w) 2. Original Amount Principal (q)= pokok (w)+original amount margin (r) 3. Repayment (o) =original amount principal:[lama angsuran(1-k)x12] Setelah terjadi pembayaran angsuran maka secara otomatis (oleh sistem) nilai pokok penjualan (w) akan berkurang sesuai nilai pokok yang telah dibayarkan. Berikut ini adalah ilustrasi perhitungan angka-angka tersebut : Harga pokok sebuah rumah yang dibiayai bank kepada nasabah adalah Rp. 150.000.000. Jangka waktu pembiayaan tersebut adalah 10 tahun. Margin yang akan diperoleh bank sesuai kesepakatan adalah 10% per tahun. Sehingga perhitungan dari ilustrasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Original Amount Margin (r) = [ 10 % x 10 thn ] (m) x Rp. 150.000.000 (w) = Rp. 150.000.000 2. Original Amount Principal (q) = Rp. 150.000.000(w) + Rp. 150.000.000(r) = Rp. 300.000.000 3. Repayment (o) = Rp. 300.000.000(q) : (10 thn x 12 bln) = Rp. 2.500.000 per bulan Misalkan pembayaran angsuran telah berlangsung selama 5 bulan sehingga nasabah telah membayar 5 kali angsuran yang besarnya : Rp. 2.500.000 x 5 bln = Rp. 12.500.000
Sehingga secara otomatis (oleh sistem) setelah pengkreditan angsuran oleh teller maka jumlah pokok (w) yang muncul sebesar : Rp. 150.000.000 – [ Rp. 1.250.000 x 5 ] = Rp. 143.750.000 Jumlah pokok tersebut terus akan berkurang sesuai jumlah angsuran yang dibayarkan oleh nasabah. Kemudian angka lain yang akan terus berubah adalah : 1. Paid / Amort. Amount Principal (s) Rp. 2.500.000 (o) x 5 = Rp. 12.500.000 (berubah sesuai jumlah rupiah angsuran yang dibayarkan nasabah) 2. Paid / Amort. Amount Margin (t) Rp. 1.250.000 x 5 = Rp. 6.250.000 (keuntungan yang telah terealisasi diterima bank) 3. Outsanding Principal (u) Rp. 300.000.000(q) – Rp. 12.500.000(s) = Rp. 287.500.000 (sisa angsuran yang harus dibayar nasabah) 4. Outsanding Margin (v) Rp. 150.000.000(r) – Rp. 6.250.000(t) = Rp 143.750.000 (keuntungan yang masih ditangguhkan) 4. Analisis Jurnal Akuntansi Pembiayaan Murabahah pada KPR Bank Muamalat cabang Tasikmalaya. Bank muamalat melakukan dua peran sekaligus dalam melakukan pembiayaan murabahah, yaitu ketika bank berperan sebagai penjual dan ketika berperan
sebagai pembeli atau sering disebut dengan sistem murabahah paralel. Alur sistem murabahah pada Bank Muamalat adalah sebagai berikut : 4.Penyerahan suratsurat kepemilikan Bank Muamalat rumah / kendaraan Penjual 6. Bayar secara sisilan kredit Pembeli 1. Pengajuan Pembiayaan
2. Membayar sisa pembayaran
3.Bayar uang muka 20 % Nasabah (Pembeli)
Penjual 5.Penyerahan rumah / kendaraan
(Developer)
Gambar 4.3 Alur Sistem Murabahah Sumber : Diolah Berikut ini adalah jurnal-jurnal terkait pembiayaan murabahah di bank muamalat yaitu : a. Saat bank melakukan pembelian rumah atau kendaraan Persediaan murabahah-Rmh/Mbl/Mtr Kas Teller
xxx xxx
Persediaan dicatat sebesar harga perolehan, yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan hingga barang tersebut siap untuk dipakai atau dijual. Secara prinsip jurnal ini sesuai dengan PAPSI jurnal pada saat perolehan aktiva murabahah. b. Pada saat nasabah membayar biaya-biaya dan angsuran pertama (urbun) yang dibayarkan pada saat pra akad : Kas teller
xxx
Kewajiban nasabah : - Biaya notaris
xxx
- Biaya SKMHT/APHT
xxx
- Biaya appraisal
xxx
- Biaya asuransi
xxx
- Biaya administrasi
xxx
- Uang muka
xxx
Jurnal ini sesuai dengan PAPSI yaitu jurnal penerimaan uang muka dari nasabah. c. Pada saat pencairan atau setelah akad dilaksanakan sehingga penjualan aktiva murabahah kepada nasabah terealisasi yaitu : Piutang murabahah-Rmh/Mbl/Mtr
xxx
Margin murabahah ditangguhkan
xxx
Persediaan murabahah-Rmh/Mbl/Mtr
xxx
a. Pada saat penerimaan angsuran dari nasabah (pokok dan margin) :
Kas teller
xxx
Piutang murabahah Margin murabahah ditangguhkan Pendapatan margin murabahah
xxx xxx xxx
5. Evaluasi atau monitoring Bank muamalat mengungkapkan bahwa sistem akuntansi pada awal transaksi dengan proses akad wakalah yaitu pelimpahan kekuasaan oleh seseorang sebagai pihak pertama kepada orang lain sebagai akad wakalah, pihak kedua dalam hal ini diwakilkan untuk melaksanakan sesuatu sebatas kuasa atau wewenang, namun apabila kuasa itu telah dilaksanakan sesuai dengan yang di isyratkan maka semua resiko barang dan tanggung jawab perintah tersebut seutuhnya menjadi menjadi pihak atau pembeli kuasa. Bank muamalat pada saat akad wakalah sudah sesuai dengan PSAK 102 yang mengatur penggunaan akad wakalah pada transaksi murabahah secara implisit. Dan pengakuan dan pengukuran serta pembayaran angsuran murabahah pada bank muamalat sudah sesuai dengan PAPSI dan PSAK syariah yang berlaku. Bahwa cara pembayaran angsuran murabahah dapat di lakukan sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan antara bank dengan pembeli. Pembayaran tersebut tampak pada perkiraan piutang murabahah dan perkiraan murabahah tangguhan. Penerapan Sistem Akuntansi Dalam Pembiayaan Murabahah
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada sub variabel, penulis akan menguraiakan tentang penerapan sistem akuntansi dalam pembiayaan murabahah. Dengan begitu adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Penerapan sistem akuntansi yang baik harus di dukung dengan adanya unsurunsur sistem akuntansi itu sendiri. Unsur-unsur itu sendiri terdiri dari manusia, alat (formulir, catatan, dan komputer), metode sistem dan prosedur. Seperti yang diungkapkan Mulyadi (2008:3) “Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, laporan yang dikoordinasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”. Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan sistem akuntansi di Bank Muamalat, faktor / unsur sistem akuntansi yang diterapkan dinilai bermanfaat dalam usaha yang di jalankan. Telah tersedianya sumber daya manusia yang telah di latih dan dikelola dengan cara dikelompokan menjadi beberapa bagian mempermudah dalam aktivitas jual beli, pekerjaan setiap bagian lebih terkordinasi sehingga aktifitas menjadi efektif dan efesien. Telah tersedianya alat seperti formulir (formulir permohona kredit, tanda terima). Catatan yang terdiri dari jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, jurnal pembelian yang selanjutnya akan di proses
menjadi laporan keungan. Ketersediaan komputer dalam melaksanakan pencatatan dan aktivitas penjualan. Telah tersedianya metode sistem dan prosedur yang mencakup jalannya kegiatan, mulai dari dimulainya aktivitas sampai dengan adnya laporan jualbeli. Kegiatan jual-beli yang dilakukan yaitu dengan menjelaskan prosedur akad murabahah pada KPR yang dibutuhkan nasabah. Sehingga prosedur yang diharapkan suatu kegiatan dapat dilaksanakan dengan efektif, efisien dan ekonomis. 2. Di dalam buku Bank Syariah dari Teori ke Praktek Muhammad Syafi’i Antonio (2001 : 101) mengungkapkan : “Pembiayaan Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang di sepakati”. Bank Muamalat menerapkan beberapa dalam pembiayaan murabahah, dimana pembiayaan murabahah yang diterapkan tersebut berperan dalam kegiatan organisasi yang memudahkan dan mempercepat dalam jual beli yang memiliki prospek keuntungan yang cukup menjanjikan. Dari hasil pengamatan dan penelitian yang penulis lakukan maka dapat diuraikan beberapa hal yang berkitan dengan pembiayaan murabahah yang dilakukan Bank Muamalat. Bank Muamalat melakukan terlebih dahulu yaitu persyaratan penting untuk nasabah tentang pengajuan pembiayaan murabahah untuk kebutuhannya, pelaksanaan pembiayaan murabahah ini akan menjelaskan secara terperinci dari proses pengajuan yang diajukan nasabah agar nasabah bisa jelas dari penjelasan tersebut sehingga pelaksanaan yang diajukan bank kepada nasabah
bisa berjalan dengan lancar, melakukan analisis dalam pembiayaan murabahah dan evaluasi atau monitoring. Simpulan 1. Sistem akuntansi pada pembiayaan KPR Bank Muamalat sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini ditunjukan dengan hasil penelitian yang dilakukan berbanding lurus dengan teori menurut para ahli. Tersedianya dan diterapkannya
komponen
seperti
manusia,
alat
(formulir,
catatandan
komputer), metode sistem dan prosedur. Semua indikator tersebut dilaksanakan dengan baik oleh Bank Muamalat, sehingga membantu perusahaan dalam menjalankan kinerjanya. 2. Secara penyajian maupun pelaporan akuntansi pada pembiyaan murabahah yang diterapkan oleh Bank Muamalat telah sesuai dengan PSAK No. 59 dan PAPSI tahun 2003. Sistem akuntansi yang diterapkan dapat dikatakan tidak bermasalah. Mengingat sistem hanya sebagai alat untuk mempermudah dalam memberikan output laporan secara efisien. 3. Pembiayaan murabahah pada KPR pun sudah dilaksanakan dengan baik sesuai kesepakatan antara bank dengan nasabah. Dan sesuai akad murabahah yaitu pada saat pra akad dan pasca akad. Hasil penelitian yang dilakukan berbanding lurus dengan teori menurut para ahli. Tersedianya dan diterapkannya komponen seperti pengajuan pembiayaan, pelaksanaan pembiayaan, analisis pembiayaan, dan evaluasi atau monitoring. 4. Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan penelitian kepustakaan dapat ditarik kesimpulan bahwa diterapkannya
penerapan sistem akuntansi dalam pembiayaan murabahah mempunyai peranan yang signifikan dalam kegiatan pembiayaan pada KPR Bank Muamalat. Yang berati bahwa jika sistem akuntansi dalam pembiayaan murabahah dilakukan dengan baik maka kinerja perusahaan semakin maksimal. Saran 1. Bagi Perusahaan - Peninjauan ulang biaya-biaya yang harus dibayar nasabah nasabah sebelum akad. Sebaiknya biaya yang harus dibayar sebelum akad meliputi biaya appraiser, biaya administrasi, dan saldo minimum. Dengan demikian nasabah tidak tidak harus membayar biaya yang belum seharusnya seperti biaya notaris, biaya asuransi biaya SKMHT/APHT. - Dalam penggunaan sistem diharapkan untuk meningkatkan ketelitian dan koordinasi yang baik antar pengguna sistem. Apabila terjadi kesalahan pada hasil atau laporan data (output) dari sistem,maka kesalahan terjadi pada saat pengguna memasukan (input) data ke sistem, ini di sebabkan karena kesalahan dari penggunaan sistem (human error). 2. Bagi peneliti selanjutnya a. Penelitian selanjutnya agar menggunakan data pada rincian yang lengkap mengenai penerimaan pendapatan objek penelitian sehingga dapat menunjang semua kebutuhan penelitian. b. Sebaiknya dijadikan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya khususnya mengenai mengenai sistem akuntansi dalam pembiayaan murabahah. Selain
itu juga, disarankan untuk meneliti variabel lain seperti analisis perbandingan setelah dan sebelum penerapan sistem pada perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Antonio, M, S. 1999. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum. Jakarta : Gema Insani Press. ____________. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta : Gema Insani Press. Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan Syariah. Dahlan, Siamat. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi keempat, Cetakan ketujuh. Yogyakarta : BPFE. A, Karim, Adiwarman. Ekonomi Islam Suatu Kejadian Kontemporer. Jakarta, Gema Insani. 2007. Bank Indonesia. Himpunan Ketentuan Perbankan Syariah Indonesia. Agustus 1999-januari 2005. Jakarta, BI-BI. Direktorat Perbankan Syariah. 2005. Bungin, M, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta, Kencana Prenada Media Group. Cet ke 3. 2007. Dewan Syariah Nasional. MUI. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasionla Untuk Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta, MUI pusat. Edisi ke 2.2003. Azhar Susanto, 2013. Sistem informasi akuntansi. Edisi Perdana. Bandung. Linggarjaya. Mulyadi, 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat. ____________, 2001. Sistem akuntansi. Jakarta : Salemba Empat. Muhammad, 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta : UPP AMP YKN. ____________, Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta, Salemba Empat. 2002. Wiyono, Slamet. Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan PSAKD dan PAPSI. Jakarta : Grasindo. 2005. La Midjan dan Azhar Susanto, 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedelapan. Bandung Linggajaya.
Sri Nurhayati.”Akuntansi Syariah di Indonesia”, artikel diakses tanggal 15 Maret 2016, dari http//books.google.co.id 139 Islam, Ushul al-Fikr al-Muhasabi alSyahatan, husain. Pokok Pikiran Akuntansi Islami. Jakarta, Akbar Media Eka Sarana. 2001. Teguh, Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta, Raja Grafindo Persada. 2005. Widodo, Hertanto dkk. Panduan Praktis Operasional Baitul Mal Wat Tamwil. Mizan. 1999. Ikatan Akutansi Indonesia. PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.59, Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta, IAI. 2002. ____________, PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) N0. 102, Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta, IAI. 2007. ____________, PAPSI ( Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia). Jakarta, Bank Indonesia. 2003. John Mc. Manama. “Pengertian Sistem Menurut Para Ahli,”artikel diakses tanggal 20 Maret 2016, dari http//www.creativebrain.web.id/media.php?action= readnews&id=84&title=pengertian%20Sistem%20Menurut%20Para%20 Ahli. SR. Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima. Jakarta : Salemba Empat. Romney, Marshall B. Accounting Information Systems. Jakarta : Salemba Empat. 2004. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Ketiga belas, cetakan Kelima belas. Bandung: Cv Alfabeta. Lexy, J. Moleong.2003. Metode Penelitian. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. www.bankmuamalat.ac.id diakses pad 15 agustus 2016