PENGARUH GIBERELIN TERHADAP PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS LADA UNTUK PENYEDIAAN BENIH SECARA CEPAT Effect of gibberellin on growth of several pepper varieties in rapid multiplication method Setiawan dan Agus Wahyudi Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Jalan Tentara Pelajar No. 3 Bogor 16111 Telp 0251-8321879 Faks 0251-8327010
[email protected] [email protected] (diterima 03 April 2014, direvisi 17 September 2014, disetujui 21 November 2014)
ABSTRAK Tanaman lada (Piper nigrum) dapat diperbanyak dengan biji, setek, layering dan grafting, maupun kultur jaringan. Metode perbanyakan untuk menghasilkan benih secara cepat (rapid multiplication method) telah dikembangkan untuk memperoleh benih dalam waktu singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian GA3 terhadap pertumbuhan lada dengan rapid multiplication method. Penelitian dilaksanakan Mei sampai Desember 2013 di KP. Cimanggu.. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok yang disusun secara faktorial tiga ulangan. Faktor pertama adalah bahan tanaman yaitu tujuh varietas lada yaitu Natar-1, Natar-2, Petaling-1, Petaling-2, Lampung Daun Lebar, Bengkayang dan Chunuk. Faktor kedua adalah dosis GA3 yaitu 0, 50, dan 100 ppm. Pengamatan dilakukan terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, jumlah buku berakar, jumlah dan panjang akar primer, jumlah dan panjang akar adventif, luas daun dan bobot kering biomas. Hasil menunjukkan bahwa tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, luas daun, jumlah buku berakar, jumlah akar adventif, panjang akar adventif, jumlah akar primer dan panjang akar primer dipengaruhi oleh interaksi varietas dan GA 3. Bobot kering akar, bobot kering daun, bobot kering batang dan bobot kering akar adventif dipengaruhi oleh faktor tunggal varietas dan GA3. Varietas Petaling-2 dan LDL pada aplikasi GA3 100 ppm menghasilkan buku berakar tertinggi masing-masing 11 dan 10 buku. Kata kunci: Piper nigrum, metode perbanyakan, GA3
ABSTRACT Pepper (Piper nigrum) can be propagated through seed, cutting, layering, grafting and tissue culture. Rapid multiplication method has been developed to obtain pepper seedling in short time. This study was aimed to determine the effect of GA3 on pepper growth using rapid multiplication method. The research was conducted from May to December 2013 at Cimanggu Research Installation.. The research was arranged in factorial randomized block design with three replications. The first factor was seven varieties of pepper: Natar-1, Natar-2, Petaling-1, Petaling-2, Lampung Daun Lebar, Bengkayang and Chunuk. The second factor was three concentration of GA3: 0, 50, and 100 ppm. Parameters observed were plant height, number of branches, number of leaves, leaves area, number of rootednodes, primary root number, primary root length, and biomass dry weight. The interaction of varieties and GA 3 concentration significantly affected plant height, number of branches, number of leaves, leaf area, number of rootednodes, number of adventious root, length of adventitious root, primary root number, and primary root length. Meanwhile, dry weight of root, leaf, stem and adventitious root were affected significantly by varieties and GA3 concentration. The highest cutting number of rooted-nodes was produced by Petaling-2 and LDL varieties at 100 ppm of GA3 (11 and 10 respectively). Key words: Piper nigrum, rapid multiplication method, GA3
111
Bul. Littro, Volume 25, Nomor 2, Desember 2014
PENDAHULUAN Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan tanaman tahunan yang tumbuh memanjat dan banyak dimafaatkan sebagai rempah dan obat dan sering disebut sebagai King of Spices (Srinivasan, 2007; Sasikumar et al., 2009). Lada merupakan tanaman introduksi dari India dan telah berkembang di Indonesia sejak seabad yang lalu. Indonesia termasuk tiga besar negara produsen dan eksportir beberapa tahun terakhir. Sentra produksi utama lada Indonesia adalah Provinsi Lampung, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara), yang menghasilkan lebih dari 90% produksi nasional (Ditjenbun, 2010). Tanaman lada dapat diperbanyak dengan biji, setek, layering dan grafting, maupun kultur jaringan. Pada perbanyakan dengan biji sering menghasilkan tanaman dengan variasi genetik yang berbeda dengan induknya. Sasikumar et al. (2009) telah mengembangkan suatu metode yang cepat untuk menghasilkan benih. Pada metode ini, tanaman dirambatkan pada bilahan bambu yang telah diberi media perakaran. Media perakaran berupa campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:1. Buku-buku dibenamkan pada media perakaran dan diikat pada bambu supaya stabil. Pada umur 3-4 bulan setelah tanam sulur atas dipotong pada batas buku ketiga dari bawah, dibiarkan selama 10 hari, kemudian dipotong-potong antar ruas untuk dijadikan benih. Zat pengatur tumbuh telah diaplikasikan secara instensif dan ekstensif untuk produksi pertanian, dan berperanan vital dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu zat pengatur tumbuh yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman adalah giberelin. Giberelin telah dikenal sebagai pemicu pertumbuhan yang memiliki pengaruh yang cukup luas bagi tanaman, dari perkecambahan sampai senesen dan yang terpenting pada pembelahan sel dan pembesaran sel (Richard et al., 2001;
112
Matsuoka, 2003; Chudasama and Thaker, 2007). Khan et al. (2006) melaporkan bahwa aplikasi GA3 yang disemprotkan meningkatkan tinggi tanaman, luas daun, bobot segar dan bobot kering pada tanaman tomat secara nyata. Sementara Rabbani et al. (2001) melaporkan pemberian GA3 berpengaruh nyata dalam meningkatkan panjang batang kentang dan jumlah akar pada perbanyakan in vitro. Bora dan Sarma (2003) melaporkan bahwa aplikasi GA3 dapat meningkatkan morfologi dan hasil kacang polong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian GA3 yang diaplikasikan secara semprot terhadap pertumbuhan tanaman lada pada perbanyakan benih lada metode cepat (rapid multiplication method). BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Cimanggu, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat sejak Mei sampai Desember 2013. Bahan tanaman yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tujuh varietas unggul lada yaitu Natar-1, Natar-2, Petaling-1, Petaling-2, Chunuk, Bengkayang dan Lampung Daun Lebar (LDL). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama varietas lada (L) yang terdiri dari tujuh varietas yaitu Natar-1, Natar-2, Petaling-1, Petaling-2, Chunuk, Bengkayang dan LDL. Faktor kedua adalah aplikasi giberelin (GA3) terdiri dari tiga taraf yaitu 0, 50, dan 100 ppm. Masing-masing perlakuan terdiri dari lima tanaman sehingga total populasi adalah 315 tanaman. Penanaman lada menggunakan metode yang digunakan oleh Sasikumar et al. (2009). Pada metode ini, lada ditanam pada pot atau polibag ukuran 30 cm x 30 cm yang berisi media berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Tanaman dirambatkan pada bilah bambu yang telah diberi media perakaran. Media perakaran pada bilah bambu tersebut adalah campuran pupuk kandang dan tanah
Setiawan dan Agus Wahyudi : Pengaruh Giberelin terhadap Pertumbuhan beberapa Varietas Lada untuk Penyediaan Benih Secara Cepat
dengan perbandingan 1:1. Bilahan bambu tersebut disandarkan pada penyangga yang kuat dengan kemiringan 450. Buku-buku dibenamkan pada media perakaran dan diikat pada bambu supaya stabil. Pada umur 3-4 bulan setelah tanam (tanam dari persemaian), tanaman telah memiliki 7-9 ruas. Sulur atas dipotong pada batas buku ketiga dari bawah, dibiarkan selama 10 hari, kemudian dipotong-potong antar ruas untuk dijadikan benih. Nutrisi berupa pupuk NPK (15-1515) diberikan sebanyak 400 g tanaman tahun-1. Aplikasi GA3 dilakukan dengan cara disemprotkan pada permukaan daun dan batang sampai merata. Aplikasi pertama dilakukan 30 hari setelah tanam kemudian diulang sebanyak tiga kali dengan interval 30 hari sekali. Pengumpulan data dilakukan terhadap parameter pertumbuhan meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah dan luas daun (menggunakan alat leaf area meter), jumlah buku berakar, jumlah dan panjang akar adventif, jumlah dan panjang akar primer, bobot kering akar primer dan akar adventif, bobot kering batang dan bobot kering daun. Pengamatan dilakukan pada umur 5 bulan setelah tanam (BST). Data dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (Anova). Apabila dalam sidik ragam terdapat pengaruh perlakuan maka, analisis dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi tanaman Pertumbuhan tinggi tanaman secara nyata dipengaruhi oleh interaksi antar varietas dan GA3. Interaksi antar varietas dengan aplikasi GA3 menunjukkan hasil yang bervariasi (Tabel 1).. Perlakuan terbaik ditunjukkan oleh varietas Petaling-2 dengan aplikasi GA3 100 ppm, sedangkan terendah ditunjukkan oleh interaksi varietas Chunuk aplikasi 0 ppm. Pengaruh positif GA3 juga ditunjukkan pada tomat (Sittu and Adelekha, 1999), lentil (Giannakoula et al., 2012), okra (Fathima and Balasubramanian, 2006) dan mustard (Akter et al., 2007).
Tabel 1. Pengaruh varietas dan aplikasi GA3 terhadap tinggi tanaman lada umur 5 BST. Tabel 1. Effect of varieties and GA3 on plant height of pepper at 5 months after planting (MAP). Varietas Natar-1 Natar-2 Petaling-1 Petaling-2 Bengkayang LDL Chunuk KK/CV
Zat pengatur tumbuh GA3 0 ppm 50 ppm 100 ppm 71,18 101,40 117,45 131,33 131,37 115,13 26,18
k i fg c c fgh m
90,79 138,52 109,41 127,13 115,92 124,40 38,57
j a h cd fgh de l
66,38 k 121,54 def 111,75 gh 138,22 ab 125,33 cde 119,00 ef 30,44 m 3,56
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf sama dalam kolom dan baris tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada taraf 5%. Note: Numbers followed by the same letter in column and row are not significantly different at 5% level DMRT.
Peningkatan tinggi tanaman diduga disebabkan oleh pemberian giberelin yang dapat lebih merangsang pertumbuhan batang tanaman sehingga memicu pertambahan tinggi tanaman. Efek giberelin tidak hanya mendorong perpanjangan batang, tetapi juga terlibat dalam proses regulasi perkembangan tumbuhan seperti halnya auksin. Pada beberapa tanaman, pemberian GA3 bisa memacu pembungaan dan mematahkan dormansi tunas-tunas serta biji. Di dalam batang, giberelin menstimulasi perpanjangan sel dan pembelahan sel. Seperti halnya auksin, giberelin menyebabkan pelunakan dinding sel, tetapi tidak mengasamkan dinding sel. Satu hipotesis menyatakan bahwa giberelin menstimulasi enzim yang melunakkan dinding sel, memfasilitasi penetrasi protein ekspansi ke dalam dinding sel. Di dalam batang yang sedang tumbuh, auksin, mengasamkan dinding sel dan mengaktifkan ekspansi, sedangkan gibberellin memfasilitasi penetrasi ekspansi ke dalam dinding sel untuk bekerja sama dalam meningkatkan perpanjangan sel. Aplikasi giberelin merangsang pemanjangan batang antar buku pada banyak spesies. Giberelin merangsang pemanjangan batang dengan menginduksi pembentukan enzim α amilase yang menghidrolisis pati, sehingga meningkatkan kadar gula dan tekanan osmosis
113
Bul. Littro, Volume 25, Nomor 2, Desember 2014
cairan sel, air masuk ke dalam sel dan sel memanjang sehingga meningkatkan panjang batang. Jumlah cabang dan jumlah daun Cabang yang terbentuk adalah cabang buah. Hal tersebut penting karena tanaman tersebut akan dijadikan bahan benih baru. Pada penelitian ini jumlah cabang dan jumlah daun nyata dipengaruhi oleh interaksi varietas dan GA3 (Tabel 2 dan 3). Tabel 2. Pengaruh varietas dan aplikasi GA3 terhadap jumlah cabang tanaman lada umur 5 BST. Tabel 2. Effect of varieties and GA3 on branch number of pepper at 5 MAP. Varietas
Zat pengatur tumbuh GA3 0 ppm 50 ppm 100 ppm
Natar-1 3,93 d-g 4,73 cd 4,33 de Natar-2 3,73 d-g 2,87 fg 3,50 efg Petaling-1 6,40 ab 5,87 b 6,10 ab Petaling-2 3,57 efg 2,80 fg 7,13 a Bengkayang 2,97 fg 4,53 de 3,97 def LDL 5,67 bc 4,40 de 5,87 b Chunuk 2,77 g 3,60 d-g 2,87 fg KK/CV 13,88 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf sama dalam kolom dan baris tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada taraf 5%. Note: Numbers followed by the same letter in column and row are not significantly different at 5% level DMRT
Interaksi terbaik pada jumlah cabang dan daun ditunjukan oleh varietas Petaling 2 pada aplikasi GA3 100 ppm (7,13 cabang dan 92,93 daun), dan terendah ditunjukkan oleh Chunuk pada aplikasi GA3 0 ppm (2,77, 14,13). Hasil sama ditunjukkan pada tomat (Uddain et al., 2009; Khan et al., 2006), paprika (Kannan et al., 2009) dan gandaria (Sinay, 2011). Adanya pengaruh nyata giberelin terhadap jumlah cabang dan daun diduga berhubungan dengan kerja hormon lain seperti auksin dan sitokinin. Giberelin menginduksi enzim yang melunakkan dinding sel, terutama enzim proteolitik. Enzim tersebut melepaskan asam amino triptofan yang merupakan prekursor auksin, sehingga kadar auksin meningkat. Kadar auksin tertinggi terdapat dalam titik-titik tumbuh seperti ujung koleoptil, tunas, titik tumbuh daun dan akar.
114
Sintesis IAA pada meristem apikal pucuk yang terdapat primordia daun, akan memacu terbentuknya daun. Hal ini menunjukan efek sinergis antara hormon satu dengan yang lain dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Peningkatan jumlah cabang terkait dengan auksin. Auksin akan mengaktivasi pembelahan dan pemanjangan sel di tunas ketiak yang akan memicu peningkatan jumlah cabang. Tabel 3. Pengaruh varietas dan aplikasi GA3 terhadap jumlah daun tanaman lada umur 5 BST. Tabel 3. Effect of varieties and GA3 on leaf number of pepper at 5 MAP. Varietas Natar 1 Natar 2 Petaling 1 Petaling 2 Bengkayang LDL Chunuk KK/CV
Zat pengatur tumbuh GA3 0 ppm 50 ppm 100 ppm 41,67 36,90 78,60 74,10 66,83 74,57 14,13
j j b bc cde bc k
50,33 60,07 62,80 68,13 52,59 53,60 19,07
gh ef de cd g fg k
43,41 hij 44,63 hi 68,20 cd 92,93 a 72,23 bc 64,27 de 19,63 k 7,54
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf sama dalam kolom dan baris tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada taraf 5%. Note: Numbers followed by the same letter in column and row are not significantly different at 5% level DMRT.
Luas daun GA3 menstimuli pertumbuhan daun. Pada penelitian ini luas daun dipengaruhi oleh interaksi antara varietas dan GA3 (Tabel 4). Luas daun tertinggi pada interaksi antara varietas Bengkayang dengan aplikasi GA3 100 ppm (3.090,29 cm2) dan luas daun terendah pada varietas Chunuk pada aplikasi GA3 0 ppm. Giberelin memacu pembentangan sel melalui stimulasi enzim dinding sel yaitu Xyloglucan Endotrans-lycosylase (XET). XET akan memutuskan ikatan ikatan pada molekul pembentuk dinding sel yaitu hemiselulosa sehingga mikrofibril selulose berpindah tempat. Hal ini menyebabkan pelebaran atau perluasan dinding sel. Jumlah buku berakar Metode perbanyakan benih lada secara cepat dimaksudkan untuk menghemat waktu dan
Setiawan dan Agus Wahyudi : Pengaruh Giberelin terhadap Pertumbuhan beberapa Varietas Lada untuk Penyediaan Benih Secara Cepat
Tabel 4. Pengaruh varietas dan aplikasi GA3 terhadap luas daun lada umur 5 BST. Tabel 4. Effect of varieties and GA3 on leaf area of pepper at 5 MAP. Varietas Natar-1 Natar-2 Petaling-1 Petaling-2 Bengkayang LDL Chunuk KK/CV
Zat pengatur tumbuh GA3 50 ppm 100 ppm
0 ppm 1.288,25 741,31 1.584,89 2.570,40 2.089,30 3.019,95 371,54
abc cd abc a ab a d
1.584,89 1.584,89 2.187,76 2.238,72 1.995,26 1.995,27 724,43
abc abc ab ab ab ab cd
1.955,26 1.258,93 1.698,24 1.584,89 3.090,29 933,25 1.047,13 6,14
ab abc abc abc a bc bc
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris tidak berbeda nyata pada taraf 5% DMRT Note: Numbers followed by the same letter in column and rows are not significantly different at 5 % level DMRT.
bahan tanaman. Metode ini dimaksudkan agar buku-buku tersebut segera membentuk akar dengan kualitas dan kuantitas menyerupai pada metode perbanyakan biasa. Pada penelitian ini, jumlah buku yang berakar nyata dipengaruhi oleh interaksi antar varietas dan GA3 (Tabel 5). Interaksi terbaik pada varietas LDL pada aplikasi GA3 100 ppm (11,0). Peningkatan buku berakar kemungkinan disebabkan oleh adanya keterkaitan dengan kerja auxin. Pemberian GA3 akan mengaktifkan meristem apikal yang menghasilkan auksin dan menginduksi pembentukan akar yang muncul pada buku-buku. Hal ini yang menyebabkan peningkatan buku berakar pada tanaman lada. Tabel 5. Pengaruh varietas dan aplikasi GA3 terhadap jumlah buku berakar tanaman lada umur 5 BST. Tabel 5. Effect of varieties and GA3 on number of rooted-node of pepper at five MAP. Varietas Natar-1 Natar-2 Petaling-1 Petaling-2 Bengkayang LDL Chunuk KK/CV
0 ppm 8,67 7,11 7,67 7,43 3,90 5,00 4,10
Zat pengatur tumbuh GA3 50 ppm 100 ppm
bcd d-g d-g d-g i hi i
4,87 6,78 7,00 7,33 6,43 6,00 0,00
hi efg d-g d-g fgh gh j
9,67 abc 7,07 d-g 8,00 c-f 10,0 ab 8,33 b-e 11,0 a 0,00 J 14,66
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf sama dalam kolom dan baris tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada taraf 5%. Note: Numbers followed by the same letter in column and row are not significantly different at 5% level DMRT.
Pada umur 5 BST, varietas Petaling-2 dan LDL yang diberi 100 ppm GA3 menghasilkan bahan tanaman untuk benih yang sudah berakar masingmasing antara 10 dan 11 setek. Panen benih dapat dilakukan setiap 3-4 bulan sekali sehingga dalam satu tahun masing-masing dapat menghasilkan 30 dan 33 benih tahun tanaman-1. Jumlah dan panjang akar adventif dan primer Jumlah akar memegang peranan penting pada tanaman lada dalam menghadapi stres lingkungan. Tanaman yang memiliki perakaran yang banyak dan lebat diharapkan akan lebih tahan terhadap cekaman lingkungan. Hasil analisis menunjukkan bahwa baik jumlah dan panjang akar adventif maupun jumlah dan panjang akar primer dipengaruhi secara nyata oleh interaksi antar varietas dan aplikasi GA3. Interaksi terbaik untuk jumlah dan panjang akar adventif pada varietas LDL dan aplikasi GA3 100 ppm (Tabel 6 dan 7), sedangkan yang terendah pada varietas Chunuk. Jumlah dan panjang akar primer interaksi terbaik ditunjukkan oleh varietas LDL dengan GA3 50 ppm (Tabel 8 dan 9). Tabel 6. Pengaruh varietas dan aplikasi GA3 terhadap jumlah akar adventif tanaman lada umur 5 BST. Tabel 6. The effect of varieties and GA3 on adventitious root number of pepper at 5 MAP. Varietas Natar-1 Natar-2 Petaling-1 Petaling-2 Bengkayang LDL Chunuk KK/CV
Zat pengatur tumbuh GA3 0 ppm 50 ppm 100 ppm 2,04 4,00 3,91 3,59 3,69 1,40 0,00
fg bc bc b-e bcd g h
2,26 3,61 4,31 3,45 2,75 4,10 3,43
fg b-e ab cde def bc cde
2,73 def 1,68 fg 4,21 bc 3,82 bcd 2,54 ef 5,45 a 0,00 h 19,64
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris tidak berbeda nyata pada taraf 5% DMRT. Note: Numbers followed by the same letter in column and rows are not significantly different at 5% level DMRT.
115
Bul. Littro, Volume 25, Nomor 2, Desember 2014
Tabel 7. Pengaruh varietas dan aplikasi GA3 terhadap panjang akar adventif umur 5 BST. Tabel 7. The effect of varieties and GA3 on adventitious root length of pepper at 5MAP. Zat pengatur tumbuh GA3 Varietas Natar-1 Natar-2 Petaling-1 Petaling-2 Bengkayang LDL Chunuk KK/CV
0 ppm 30,96 18,69 25,04 22,17 23,23 40,90 0,00
cd fg def efg efg b i
50 ppm 16,97 24,87 30,78 30,74 28,35 35,60 11,25
gh def cd cd cde bc h
100 ppm 34,53 bc 19,93 fg 19,89 fg 24,95 def 35,13 bc 66,70 a 0,00 i 15,54
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris tidak berbeda nyata pada taraf 5% DMRT. Note: Numbers followed by the same letter in column and rows are not significantly different at 5% level DMRT.
Tabel 8. Pengaruh varietas dan aplikasi GA3 terhadap jumlah akar primer tanaman lada umur 5 BST. Tabel 8. Effect of varieties and GA3 on primary root number of pepper at 5 MAP. Zat pengatur tumbuh GA3 Varietas Natar-1 Natar-2 Petaling-1 Petaling-2 Bengkayang LDL Chunuk KK/CV
0 ppm 7,00 ef 7,70 c-f 7,30 def 10,30 b-e 11,00 abc 8,00 c-f 2,70 g 19,86
50 ppm 9,00 6,30 12,30 10,70 10,70 14,00 7,00
b-f f ab a-d a-d A ef
100 ppm 9,30 8,00 11,00 9,70 11,00 11,00 9,30
b-f c-f abc b-f abc abc b-f
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom tidak berbeda nyata pada taraf 5% DMRT. Note: Numbers followed by the same letter in column and rows are not significantly different at 5% level DMRT.
Peningkatan jumlah dan panjang akar adventif dan primer disebabkan oleh adanya pengaruh dari hormon lain seperti auksin. Penggunaan giberelin akan mendukung pembentukan enzim proteolitik yang akan membebaskan triptopan sebagai prekursor dari auksin. Hal ini berarti bahwa giberelin akan meningkatkan kandungan auksin yang akan menginduksi perakaran. Aplikasi giberelin pada tanaman mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman (batang dan daun) namun hanya sedikit yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan
116
akar (Bidadi et al., 2010). Tabel 9. Pengaruh varietas dan aplikasi GA3 terhadap panjang akar primer tanaman lada umur 5 BST. Tabel 9. Effect of varieties and GA3 on primary root length of pepper at 5 MAP. Varietas Natar-1 Natar-2 Petaling-1 Petaling-2 Bengkayang LDL Chunuk KK/CV
Zat pengatur tumbuh GA3 0 ppm 23,62 47,99 40,74 44,11 40,19 56,00 30,30
hi cd def cd def b gh
50 ppm 34,92 40,09 49,74 46,40 39,87 67,10 31,30
efg def bc cd def a g
100 ppm 33,54 fg 42,84 cde 31,46 g 17,40 i 47,90 cd 35,70 efg 40,60 def 10,87
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan tidak berbeda nyata pada taraf 5% DMRT. Note: Numbers followed by the same letter in column and rows are not significantly different at 5% level DMRT.
Bobot kering biomass Hasil analisis memperlihatkan bahwa bobot kering akar primer dan daun dipengaruhi oleh faktor varietas dan GA3, namun tidak ada interaksi antar faktor tersebut (Tabel 10). Bobot kering akar tertinggi ditunjukkan oleh varietas LDL (2,71 g) dan berbeda nyata dengan varietas Chunuk (1,81 g). Hasil tertinggi diperoleh pada aplikasi GA3 100 ppm (2,57 g) dan berbeda nyata dibanding kontrol (2,01 g). Hasil sama dilaporkan oleh Roy dan Nasiruddin (2011), pemberian GA3 50 dan 100 ppm memberikan pengaruh nyata pada bobot akar kubis. Bobot kering daun tertinggi ditunjukkan oleh varietas Bengkayang (178,78 g tanaman-1), dan terendah pada varietas Chunuk (47,86 g tanaman-1). Aplikasi GA3 terbaik pada dosis 100 ppm (162,18 g tanaman-1) dan terendah pada kontrol (93,32 g tanaman-1). Tanggap tanaman lada terhadap aplikasi giberelin berbeda-beda antar varietas. Pada penelitian ini, beberapa varietas sangat tanggap terhadap pemberian giberelin adalah Petaling-2, Bengkayang dan LDL, sedangkan Chunuk kurang tanggap.
Setiawan dan Agus Wahyudi : Pengaruh Giberelin terhadap Pertumbuhan beberapa Varietas Lada untuk Penyediaan Benih Secara Cepat
Tabel 10. Pengaruh varietas dan aplikasi GA3 terhadap bobot kering biomass daun lada umur 5 BST. Tabel 10. Effect of varieties and GA3 on dry weight biomass of pepper at 5 MAP. Bobot kering akar (g)
Varietas Natar-1 Natar-2 Petaling-1 Petaling-2 Bengkayang Lampung Daun Lebar Chunuk Zat pengatur tumbuh 0 ppm 50 ppm 100 ppm KK/CV
25,70 34,67 12,59 26,30 16,60 51,29 6,46
ab ab ab ab ab a b
10,23 b 22,91 ab 37,15 a 29,57
Bobot kering daun (g)
Bobot kering batang (g)
109,65 102,33 125,89 158,49 173,78 158,48 47,86
74,13 81,28 91,20 131,82 134,89 112,20 36,31
bc c abc ab a ab d
93,32 b 114,82 ab 162,18 a 7,69
b b ab a a ab c
81,28 a 83,18 a 100,00 a 10,54
Bobot kering akar adventif (g) 7,94 8,32 8,51 30,20 28,18 22,91 1,66
ab ab ab a a a b
13,18 a 9,77 a 9,77 a 39,31
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama dalam kolom yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan Duncan pada taraf 5%. Note: Numbers followed by the same letter in the same column are not significantly different at 5% level DMRT.
KESIMPULAN Aplikasi GA3 berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi bahan tanaman lada varietas LDL. Ketersediaan bahan tanaman untuk benih terbanyak dihasilkan oleh varietas LDL pada aplikasi GA3 100 ppm. DAFTAR PUSTAKA Akter A, E Ali, MMZ Islam, R Karim and AHM Razzaque. 2007. Effect of GA3 on Growth and Yield of Mustard. Int. J. Sustain. Crop Prod 2(2): 16-20. Bidadi H, S Yamaguchi, M Asahina and S Satoh. 2010. Effects of Shoot-Applied Gibberellin/GibberellinBiosynthesis Inhibitors on Root Growth and Expression Gibberellin Biosynthesis Genes in Arabidopsis thaliana. Plant Root 4: 4-11. Bora RK and CM Sarma. 2006. Effect of Gibberellin Acid and Cycocel on Growth, Yield and Protein Content of Pea. Asian Journal of Plant Sciences 5(2): 324330. Chudasama RS and VS Thaker. 2007. Relationship Between Gibberellin Acid and Growth Parameters in Developing Seed and Pod of Pigeon Pea. Baz. J. Plant Physiol 19(1): 43-51. Ditjenbun. 2010. Lada Statistik Perkebunan 2009-2011. Sekretariat Direktorat Jendral Perkebunan. Jakarta. 18 hlm
Fatima M and A Balasubramanian. 2006. Effect of Plant Growth Regulators on the Quality of Bast Fibres in Abelmoschus esculentus (Linn.) Moench. Acta Bot. Croat. 65(1): 101-112. Giannakoula AE, IF Ilias, JJ Dragis, Maksimovic, VM Maksimovic, BD Zivanovic. 2012. The Effects of Plant Growth Regulators on Growth, Yield, and Phenolic Profile of Lentil Plants. Journal of Food Composition and Analysis 28: 46-53. Kannan K, M Jawaharlal and M Prabhu. 2009. Effect of Plant Growth Regulators on Growth and Yield Parameters Of Paprika cv.KtPl-19. Agric. Sci. Digest. 29(3): 157-162. Khan MMA, C Gautam, F Mohammad, MH Siddiqui, M Naeem and MN Khan. 2006. Effect of Gibberellic Acid Spray on Performance Of Tomato. Turk J Biol 30: 11-16. Matsuoka M. 2003. Giberelin Signaling : How Do Plant Cells Respon to GA signals. J. Plant Growth Regul 22: 123-125. Rabbani A, B Askari, NA Abbasi, M Bhatti M and A Quraishi. 2001. Effect of Growth Regulators on In Vitro Multiplication of Potato. International Journal of Agriculture and Biology 03(2): 181-182. Richards DE, KE King, T Ait-ali and NP Harberd. 2001. How Gibberellin Regulates Plant Growth and Development: A Molecular Genetic Analysis of Gibberellin Signaling. Annu. Rev. Plant Physiol. Plant Mol. Biol. 52: 67-88.
117
Bul. Littro, Volume 25, Nomor 2, Desember 2014
Roy R and KM Nasiruddin. 2011. Effect of Different Level of GA3 on Growth and Yield Of Cabbage. J. Environ. Sci. & Natural Resources 4(2): 79-82. Sasikumar B, CK Thankamani, V Srinivasan, S Devasahayam, SJ Eapen, A Kumar and JT Zachaaiah. 2009. Black Pepper. Spices Board Ministry of Commerce & Industry Government of India. 26 p. Sinay H. 2011. Pengaruh Giberelin dan Temperatur terhadap Pertumbuhan Semai Gandaria (Bouea macrophylla Griffith.). Bioscientiae. 8(1): 15-22.
118
Sittu GA and JA Adelekha. 1999. Effect of Gibberellic Acid on the Growth and Development of Tomato (Lycopersicon esculentum Mill.). Cultivar 158-163. Global J. Pure Appl. Sci 5(1): 27-30. Srinivasan K. 2007. Black Pepper and Its Pungent Principle-Piperine: A Review of Diverse Physiological Effects. Critical Rev. Food Nut. 47: 735-748. Uddain J, KMA Hossain, MG Mostafa and MJ Rahman. 2009. Effect of Different Plant Growth Regulators on Growth and Yield of Tomato. International Journal of Sustainable Agriculture 1(3): 58-63.