Tugas Kelompok Etika Profesi
SERTIFIKASI PROFESIONAL TEKNOLOGI INFORMASI
Kelompok: 1. Hartanto Gunawan 2. Erick Oktavianus 3. Frandy Gunawan 4. Yan Septian
2005110135 2005110139 2005110223 2006110153
STMIK LIKMI Jl.Ir.H.Juanda No 96 Bandung
A B A A
Kata Pengantar Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus yang Maha Pengasih dan
Penyayang,
atas
berkat,
hikmat
dan
anugrah-Nya
penulis
dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Sertifikasi Profesional Teknologi Informasi “. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan karena kemampuan, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengalaman dari diri penulis. Selama penyusunan makalah penulis banyak memperoleh bimbingan, saran, nasehat, serta bantuan yang sangat besar dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Ibu Rini Astuti, Dra, M.T, selaku dosen mata kuliah etika profesi. Di dalam makalah ini, kami membahas tentang pentingnya sebuah sertifikasi dalam dunia teknologi informasi, yang jika digunakan untuk melamar pekerjaan ke sebuah
perusahaan akan menjadi
nilai tambah
bagi yang
mempunyai sertifikasi. Akhir kata, semoga Tuhan selalu melimpahkan kasih setia-Nya dan berkat anugrah-Nya
kepada Ibu Rini Astuti, Dra, M.T yang telah membantu penulis
dalam menyusun makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Bandung, Oktober 2007
Penulis
2
Daftar Isi KATA PENGANTAR……………………………………………..…………….…...…..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...…ii
BAB 1 : Meniti Tangga Karier dengan Sertifikasi TI………………....1
BAB 2 : Urgensi Sertifikasi Bagi Praktisi TI………………………………19
BAB 3 : SDM, Organisasi dan Sertifikasi…………………..……...…….22
BAB 4 : Sertifikasi IT – Cisco Certified & Microsoft Certified..…26 BAB 5 : Tantangan bagi Pendidikan Indonesia………………..………28
KESIMPULAN………………………………………………………………….………….33
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..34
3
BAB I Meniti Tangga Karier dengan Sertifikasi TI Meningkatnya implementasi TI mulai dari operasional bisnis biasa sampai ke jaringan perusahaan yang lebih kompleks menyebabkan kebutuhan tenaga TI tidak hanya dirasakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang TI, tetapi juga nonTI. Seiring dengan kebutuhan tenaga kerja TI yang diperkirakan akan terus meningkat, berbagai posisi atau jabatan baru di bidang TI juga bermunculan.
Jika Anda berada di antara ratusan pelamar yang berharap mengisi beberapa lowongan di bidang TI, apa yang bisa membuat Anda berbeda dengan pelamarpelamar lain? Lalu jika Anda sudah menjadi salah satu bagian dari tenaga TI dan ingin meniti tangga karier, apakah yang bisa Anda lakukan untuk menegaskan kualitas Anda dibanding sekian banyak rekan seprofesi Anda? Apa yang dapat menjadi jaminan untuk perusahaan-perusahaan yang ingin membayar Anda untuk solusi TI yang dapat Anda berikan?
Salah satu jawabannya adalah dengan mendapatkan pengakuan atau sertifikasi untuk bidang spesialisasi Anda. Mungkin akan muncul pertanyaan, apakah pendidikan formal yang sudah Anda kantongi belum cukup untuk membuktikan kemampuan Anda?
Cepatnya
perkembangan
TI
serta
semakin
kompleksnya
teknologi
tidak
memungkinkan bagi lembaga pendidikan untuk mengadopsi perubahan secara cepat. Keterbatasan kurikulum, dan keinginan untuk independen terhadap produk tertentu menjadi kendala menghadapi perubahan tersebut. Di sisi lain kebutuhan tenaga kerja TI sering membutuhkan kompetensi yang lebih spesifik, seperti pengalaman terhadap penggunaan software tertentu yang diimplementasikan dalam perusahaan tersebut. Hal ini mendorong turun tangannya para vendor untuk ikut terjun dalam program pendidikan yang pada akhirnya melahirkan standar kompetensi atau sertifikasi.
Makalah ini mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah Anda harus mengejar sertifikasi? Apa saja keuntungan dari sertifikasi? Apa saja jenis sertifikasi TI yang ada, dan apa yang dibutuhkan untuk meraih sertifikasi tersebut?
4
Mengapa Harus Sertifikasi? Ada
banyak
keuntungan
yang
dapat
menjadi
tambahan
alasan
untuk
mempertimbangkan mengambil sertifikasi TI. Salah satu yang utama tentu saja membuka lebih banyak kesempatan pekerjaan. Sertifikat TI dapat meningkatkan kredibilitas seorang professional TI di mata pemberi kerja.
Bagi mereka yang sudah bekerja di bidang TI, sertifikasi memberi cara yang standar dan terukur untuk mengukur kemampuan teknis. Dengan memiliki sebuah sertifikat TI yang diakui secara global, seorang profesional TI akan memiliki rasa kepercayaan diri yang lebih tinggi terkait dengan keterampilan yang dimilikinya. Ini karena melalui proses sertifikasi keterampilan yang dimiliki sudah mengalami
validasi
oleh
pihak ketiga, dalam hal ini lembaga pemberi sertifikasi.
Selain itu pengalaman mengikuti sertifikasi akan memberikan wawasan-wawasan baru yang mungkin tidak pernah ditemui pada saat mengikuti pendidikan formal atau dalam pekerjaan sehari-hari. Selain mampu memberikan jalan yang lebih mudah untuk menemukan pekerjaan di bidang TI, sertifikasi juga sapat membantu Anda meningkatkan posisi dan reputasi bagi yang sudah bekerja. Bahkan sertifikasi yang sudah diakui secara global ini mampu meningkatkan kompetensi Anda dengan tenaga-tenaga TI dari manca negara. Karena itu jangan heran jika sertifikasi yang telah Anda kantongi bisa lebih dihargai dibandingkan ijazah formal Anda.
A. Sertifikasi untuk Bahasa Pemrograman Di bagian ini akan dibahas dua sertifikasi TI dalam hal penguasaan kemampuan yang terkait dengan bahasa pemrograman. Yang dipilih adalah sertikasi untuk bahasa pemrograman Java dan sertifikasi untuk bahasa pemrograman yang menggunakan platform Microsoft .Net.
Java Pengunaan
bahasa
Java
dalam
pembuatan
aplikasi
terus
menunjukkan
peningkatan. Secara pasti bahasa pemrograman Java mulai merebut pangsa pasar yang dulunya diisi oleh bahasa-bahasa seperti COBOL, Cobol, Visual Basic, C, System/390 Assembler dan SmallTalk. Tentunya hal ini diikuti dengan semakin tingginya
kebutuhan
pemrograman
akan
tenaga
profesional
yang
menguasai
bahasa Java.
5
Sertifikasi Java dapat dimanfaatkan oleh paling tidak empat segmen. Pertama, mereka
yang
ingin
melakukan
transisi
karier
dari
posisi
nonteknis
ke
pengembangan aplikasi dan software. Yang dimaksud di sini adalah mereka yang memiliki pengalaman nol dalam profesi TI tetapi tertarik untuk beralih profesi ke bidang
TI
yang mungkin dinilai lebih menggiurkan.
Kedua, mereka yang sudah bergerak dalam bidang TI dan berniat untuk melakukan perpindahan posisi di perusahaan tempat mereka bekerja. Jika Anda sedang merancang sebuah rencana untuk meningkatkan kredibilitas, tanggung jawab dan sukses di organisasi Anda saat ini, sertifikasi layak menjadi komponen utama dari rencana tersebut, utamanya jika Anda bekerja di perusahaan kecil atau menengah. Sementara jika Anda memiliki keterampilan TI tetapi tidak memiliki pengalaman menggunakan Java, sertifikasi Java dapat memberi Anda kesempatan
untuk
mencoba pekerjaan yang menggunakan Java.
Ketiga, konsultan Java yang ingin memvalidasi keterampilan mereka dan meningkatkan kredibilitas mereka di mata klien.
Yang keempat adalah para profesional TI yang sedang memikirkan untuk pindah perusahaan. Saat ini banyak lowongan kerja yang menyebutkan sertifikasi Java sebagai suatu kualifikasi yang dapat mejadi nilai tambah. Tentu saja adanya sertifikat dapat meningkatkan kemungkinan untuk mendapatkan kesempatan bekerja di luar negeri dan dengan upah yang lebih tinggi.
Mendaki Tangga Sertifikasi Java Sun menawarkan tiga jenjang sertifikasi bagi programmer Java. Dari tingkat dasar ke advanced jenjang tersebut adalah: Sun Certified Programmer, Sun Certified Developer, dan Sun Certified Architect. Setiap jenjang sertifikasi membutuhkan
jenjang
sebelumnya.
Contoh,
untuk
mengambil
sertifikasi
Developer Anda harus memiliki sertifikasi Programmer.
Sun Certified Programmer adalah sertifikasi paling dasar dari Sun untuk programmer Java. Untuk dapat menjadi seorang Certified Java Programmer, Anda harus lulus ujian Sun Certified Programmer for the Java 2 Platform 1.4 yang biayanya US$ 150. Ujian pilihan ganda ini dirancang untuk menguji pemahaman sintaks dan struktur Java pada materi-materi berikut: Dasar-dasar bahasa Java,
6
teknik
dasar
pemrograman berorientasi
obyek,
penggunaan
threads,
dan
kemampuan menggunakan paket standar Java seperti java.awt, java.lang, java.io, dan java.util. Untuk pemegang sertifikasi Java versi terdahulu dapat mengikuti
ujian
khusus.
upgrade
Beberapa kursus yang dapat dikuti untuk mempersiapkan diri untuk sertifikasi ini adalah Java Technology for Structured Programmers yang ditujukan bagi mereka yang memiliki pengetahuan tentang bahasa pemrograman terstruktur seperti COBOL; Java Programming Language for Non-Programmers yang dirancang untuk programmer yang tidak memiliki pengalaman melakukan pemrograman; dan Java Programming
Language
atau
pengenalan
Java
untuk
programmer
yang
berpengalaman dengan bahasa pemrograman lain.
Sun Certified Developer adalah anak tangga selanjutnya dari sertifikasi Sun. Anda mungkin berpikir hanya perlu sekali lagi mengerjakan soal-soal pilihan ganda untuk menjadi seorang Certified Dava Developer, tetapi Sun menuntut lebih banyak
dalam
ujian untuk jenjang ini.
Untuk sertifikasi SCJD selain harus sudah memiliki sertifikat SCJP, Anda harus menyelesaikan tugas pemrograman yang dirancang untuk menguji aplikasi keterampilan Java Anda dalam menghadapi persoalan dunia nyata . Untuk ujian tugas pemrograman ini Anda harus membayar biaya US$ 250.
Contoh,
tugas
pemrograman
tersebut
memiliki
skenario
berikut:
Setelah
membayar uang ujian, Anda mendownload sebuah code template dari Sun. Template ini harus Anda gunakan untuk membuat sebuah aplikasi GUI yang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan sebuah database melalui jaringan, dan melakukan konversi data dari format teks ke format database tersebut. Selama membuat program Anda diharuskan mendokumentasikan semua langkah yang Anda lakukan. Aplikasi yang Anda buat akan dinilai berdasarkan maintainability, penggunaan design pattern yang tepat, kejelasan kode, dan kesesuaian dengan code convention.
Beberapa kursus yang dapat diikuti untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti SCJD adalah Object-Oriented Application Analysis and Design for Java Technology (UML), yang merupakan kombinasi dari kuliah, tugas, dan diskusi yang mengajarkan analisa dan perancangan sitem menggunakan UML. Selain itu juga
7
Java Programming Language Workshop yang memberikan pengalaman praktis melakukan
perancangan
aplikasi menggunakan Java.
Kalau Anda lebih tertarik untuk mengambil suatu spesialisasi tertentu dalam pemrograman Java seperti pemrograman aplikasi Web services atau aplikasi mobile , pada jenjang developer ini Sun menawarkan empat jenis spesialisasi: Sun Certified Web Component Developer (SCWCD), Sun Certified Business Component Developer (SCBCD), Sun Certified Developer for Java Web Services (SCDJWS), dan Sun Certified Mobile Application Developer untuk platform J2ME (SCMAD). Untuk setiap spesialisasi ini Anda harus lulus satu ujian pilihan ganda yang tergantung jenis spesialisasi yang ingin Anda ambil. Biaya untuk setiap ujian berkisar
US$
150.
Sun Certified Enterprise Architect for J2EE adalah sertifikasi premium dari Sun. Sebagaimana dicerminkan oleh namanya, sertifikasi ini sangat berfokus pada enterprise. Ini berarti pemegang sertifikasi ini dapat menangani pengembangan aplikasi
berskala
besar
dengan
tingkat
availability
yang
tinggi.
Untuk
mendapatkannya, seseorang harus memiliki kedua sertifikat SCJP dan SCJD, lulus sebuah ujian pilihan untuk menguji pengetahuan seputar Java. Apabila lulus ujian pertama dilanjutkan menyelesaikan sebuah tugas pemrograman seperti pada saat pengambilan SCJD, dan diakhiri dengan sebuah ujian esai.
Untuk persiapan mengikuti sertifikasi SCEA Anda dapat mengikuti kursus Architecting and Designing J2EE Applications dan Developing Applications for the J2EE Platform dari Sun. Materi pada kursus tersebut difokuskan pada topik-topik seperti konsep pemrograman berorientasi obyek tingkat advanced, UML dan Enterprise Java Beans (EJB), dan aplikasi Standard Architecture Design Patterns.
Microsoft.Net Untuk para developer ada dua jenis sertifikat yang ditawarkan oleh Microsoft sebagai pengakuan atas keahlian dalam pengetahuan dan keterampilan Microsoft .Net : Microsoft Certification Application Developer (MCAD) dan Microsoft Certified Solution Developer (MCSD).
Sertifikasi MCAD dibuat oleh Microsoft sebagai respon terhadap kebutuhan industri akan sebuah sertifikasi yang memungkinkan mereka untuk menunjukkan
8
keterampilan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan, memaintain, dan mendeploy aplikasi Web atau desktop berbasis Windows dengan skala kecil sampai menengah. MCAD ditujukan untuk mereka yang lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan aplikasi, komponen, atau layanan database dan jaringan berskala kecil sampai menengah pada platform Windows.
Sebaiknya untuk mengambil sertifikasi MCAD Anda paling tidak sudah memiliki pengalaman 1 - 2 tahun dalam membuat aplikasi dan tidak asing dengan platform Microsoft .Net. Lingkup profesi yang terkait dengan sertifikasi ini di antaranya
adalah
programmer, analis, dan software developer.
Untuk mendapatkan sertifikasi MCAD kandidat harus terlebih dahulu lulus dua ujian inti dan satu ujian pilihan dalam suatu area spesialisasi. Untuk ujian inti Anda dapat memilih satu ujian dalam spesialisasi Web Application Development atau Windows Application Development. Untuk satu ujian inti lagi Anda harus mengikuti ujian dalam bidang XML Web Services dan Server Components. Sementara untuk ujian pilihan Anda harus membuktikan diri dengan melewati suatu ujian keahlian dalam menggunakan salah satu produk server Microsoft, atau melakukan implementasi application security dengan platform Microsoft .Net.
Sertifikasi yang kedua adalah Microsoft Certified System Developer (MCSD). Sertifikat MCSD merupakan salah satu sertifikat TI dengan reputasi yang dikenal baik di kalangan industri. Dengan mengantongi sertifikat MCSD, seseorang dianggap telah mampu mendemonstrasikan kemampuan yang dibutuhkan untuk memimpin sebuah organisasi dalam proses perancangan, implementasi, dan administrasi
dari.
suatu solusi bisnis dengan menggunakan produk Microsoft
Karena fokusnya pada kepemimpinan dalam proses pengembangan solusi bisnis berskala enterprise, lingkup profesi yang cocok dengan sertifikasi ini adalah software engineer, software development engineer, software architect, and konsultan.
Seorang
kandidat
sertifikasi
MCSD
pengalaman
diharapkan
sudah
memiliki minimal
dua tahun dalam pengembangan solusi dan aplikasi.
9
Untuk mendapatkan sertifikasi MCSD untuk Microsoft .Net seorang kandidat harus lulus dalam empat ujian inti dan satu ujian pilihan. Ujian inti meliputi satu ujian dalam bidang Web Application Development, satu ujian dalam bidang Windows Application Development, satu ujian dalam bidang XML Web Services and Server Components, dan satu ujian dalam bidang Solution Architecture. Untuk ujian pilihan Anda harus membuktikan diri dengan melewati suatu ujian keahlian dalam menggunakan salah satu produk server Microsoft atau melakukan implementasi application security dengan platform Microsoft .Net.
Walaupun ujian MCSD meliputi bidang-bidang yang sama dengan ujian MCSA, setiap ujian memiliki tingkatan kesulitan yang lebih tinggi dibanding MCSA. Pilihan untuk mengambil sertifikat MCSA atau MCSD sebaiknya ditentukan berdasarkan
jenis
peran
kerja yang sedang atau ingin dijalani.
B. Sertifikasi untuk Database Setelah membahas sertifikasi untuk bahasa pemrograman, pada bagian ini akan dibahas macam sertifikasi untuk keterampilan dalam teknologi database yang banyak digunakan. Kami memilih sertifikasi untuk Oracle dan Microsoft SQl Server.
Oracle Sampai sekarang perusahaan software kedua terbesar di dunia ini masih merupakan penikmat pangsa pasar terbesar untuk software database. Ini membuat sertifikasi Oracle menjadi salah satu sertifikasi yang paling populer dan banyak dicari. Laporan IDC Certified Report 2002 menyebutkan bahwa sertifikasi Oracle adalah kualitas yang paling dicari oleh pasar TI.
Dalam situsnya Oracle menyebutkan bahwa 97 dari pemegang Oracle Certified Professional (OCP) mengatakan bahwa mereka diuntungkan oleh sertifikasi tersebut, 89% merasa kepercayaan diri terkait penguasaan keahlian Oracle meningkat, dan 96% mengaku menganjurkan program sertifikasi Oracle kepada orang lain. Sementara bagi perusahaan yang memiliki pegawai yang telah tersertifikasi, perusahaan
Oracle
mengklaim
bahwa tersebut
berdasarkan
survai
perusahaanmelaporkan
penurunan waktu downtime sebesar 49%.
10
Untuk memenuhi kebutuhan industri akan berbagai spesialisasi keahlian dalam menggunakan teknologi Oracle, Oracle saat ini menawarkan tiga jenis sertifikasi Oracle. Setiap jalur sertifikasi dirancang untuk menguji penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi Oracle untuk suatu bidang kerja tertentu seperti developer, administrator,
atau Web
server administrator.
Oracle Certified DBA adalah sertifikasi yang menguji penguasaan teknologi dan solusi Oracle dalam menjalankan peran sebagai administrator database. Pada jalur sertifikasi ini terdapat tiga jenjang sertifikasi berikut: • Oracle Certified DBA Associate, dengan sertifikasi pada jenjang ini sesorang dianggap memiliki pengetahuan dasar yang memungkinkan mereka bekerja sebagai anggota yunior dalam sebuah tim yang terdiri dari administrator database atau pengembang aplikasi. Ujian untuk mengambil sertifikasi ini meliputi dasar-dasar SQL dan dasar-dasar administrasi database. Sertifikasi ini tersedia untuk database Oracle9i dan Oracle 10g dengan sedikit perbedaan pada jumlah ujian yang harus dikuti. • Oracle Certified DBA Professional, sertifikasi ini ditujukan bagi pemegang sertifikasi jenjang Associate yang ingin meningkatkan penguasaan teknologi Oracle dalam administrasi database. Pada jenjang ini kandidat akan mengikuti ujian yang meliputi teknik-teknik lanjut dari administrasi database dan juga teknik-teknik dalam melakukan performance tuning. Sertifikasi ini juga tersedia untuk database Oracle9i dan Oracle 10g dengan sedikit perbedaan pada jumlah ujian yang harus dikuti [lihat Tabel]. Pada jenjang ini kandidat yang berminat juga dapat mengambil ujian tambahan untu untuk spesialisasi manajemen database Oracle pada lingkungan sistem operasi Linux. • Oracle Certified DBA Master, merupakan jenjang tertinggi dalam jalur sertifikasi DBA. Seorang OCM adalah seorang DBA profesional yang sudah teruji dalam menangani aplikasi dan sistem database yang memiliki karakter mission critical. Berbeda dengan ujian pada jenjang OCA dan OCM yang berupa ujian teori, ujian OCM mengambil bentuk praktikum di sebuah lab khusus di mana kandidat diminta untuk memberikan solusi terhadap berbagai skenario permasalahan yang meliputi konfigurasi database, konfigurasi jaringan database, konfigurasi dan
penggunaan
Oracle
Enterprise
Manager,
dan
hal-hal
kritis
seperti
manajemen kinerja dan database recovery. Untuk wilayah Asia-Pasifik, ujian OCM hanya dapat dilakukan di lab Oracle yang terdapat di Hongkong dan Seoul.
11
Untuk jalur sertifikasi DBA juga tersedia ujian untuk mengupgrade sertifikasi Oracle versi terdahulu untuk mendapatkan sertifikasi Oracle terbaru.
- Oracle Certified Developer. Jalur Sertifikasi ini ditujukan bagi mereka yang ingin mendapatkan penggunaan
pengakuan teknologi
akan
Oracle
penguasaan seperti
pegetahuan
PL/SQL
dan
dan
Oracle
keterampilan Forms
dalam
mengembangkan berbagai aplikasi dan solusi. Pada jalur sertifikasi Developer terdapat tiga jenjang sertifikasi berikut : • Oracle9i PL/SQl Developer Certified Associate, profesional dengan sertifikasi jenjang ini memiliki pengetahuan dasar yang memungkinkan peran fungsional sebagai pengembang aplikasi Oracle9i. Untuk sertifikasi ini kandidat harus mengikuti dua ujian yang meliputi dasar-dasar SQL dan PL/SQL serta teknik pemrograman dengan menggunakan PL/SQL. • Oracle9iForms Developer Certified Professional, untuk memiliki sertifikasi ini kandidat harus sudah memiliki sertifikasi jenjang OCA. Pemegang OCA yang ingin mendapatkan sertifikasi OCP harus mengikuti satu ujian yang meliputi materi pengembangan aplikasi Internet menggunakan Oracle9iForms.
Selain kedua jenjang tersebut pemegang sertifikasi Oracle versi terdahulu dapat mengikuti ujian upgrade untuk mendapatkan sertifikasi Oracle versi terbaru.
-
Oracle9iAS
Web
Administrator.
Seiring
meningkatnya
kebutuhan
akan
profesional dalam bidang administrasi Web, Oracle membuka sebuah jalur sertifikasi bagi mereka yang menginginkan pengetahuan dan keterampilan sebagai Web Administrator untuk Oracle9i Application Server. Jalur sertifikasi ini baru menyediakan jenjang Oracle9iAS Web Administrator Certified Associate. Untuk mendapatkan sertifikasi ini kandidat harus mengikuti satu ujian yang meliputi materi administrasi dasar Oracle9i Application Server.
Salah satu yang membuat sertifikasi Oracle menjadi salah satu sertifikat TI dengan reputasi yang tinggi adalah tingkat kesulitan untuk mendapatkan sertifikasi tersebut. Untuk setiap ujian, peserta baru dinyatakan lulus apabila skornya minimal 70 %. "Saya selalu menanyakan kesiapan setiap calon peserta ujian sertifikasi. Ujian Oracle tidak murah dan tidak mudah sehingga sayang sekali
apabila
harus
tidak
lulus,"
ujar
Mardjuki (Education Director, Oracle University Indonesia).
12
Di lain pihak hal tersebut membuat pemegang sertifikat Oracle menjadi barang langka. Di Indonesia misalnya, menurut Mardjuki baru ada sekitar 300 pemegang sertifikat jenjang OCP, sementara untuk jenjang OCM jumlah mungkin hanya sebatas hitungan jari.
Microsoft Microsoft menawarkan satu jenis sertifikasi untuk penguasaan teknologi produk database andalannya, Microsoft SQl Server. Microsoft Certified DBA adalah sertifikasi
yang
diberikan
sebagai
pengakuan
kemampuan
mengimplementasi,
merancang, dan
melakukan administrasi database Microsoft SQl Server.
Untuk mendapatkan sertifikasi MCDBA setiap kandidat harus lulus tiga ujian inti dan satu ujian pilihan. Ujian inti ini terdiri dari satu ujian untuk materi administrasi SQL Server, satu ujian perancangan database SQL Server, dan satu ujian Windows 2000 Sever atau Windows Server 2003. Sebagai tambahan ujian inti,
kandidat
harus
lulus
satu ujian pilihan dalam salah satu bidang keahlian produk Microsoft.
C. Sertifikasi untuk Office Sebagai aplikasi desktop, Microsoft Office mungkin menjadi aplikasi yang paling akrab dengan keseharaian pekerjaan kita. Mulai dari membantu menulis surat sampai membuat perencanaan proyek. Populernya aplikasi Microsoft Office dan kemudahan pemakaiannya seringkali membuat banyak penggunanya tidak merasa perlu untuk mempelajarinya secara serius. Padahal hal tersebut mungkin berakibat pada rendahnya utilitas pemanfaatan berbagai feature yang sebenarnya disediakan oleh Microsoft Office, dan tanpa disadari membuat kerja tidak seefisien seharusnya.
Sertifikasi Microsoft Office Specialist (Office Specialist) adalah sertifikasi premium untuk aplikasi desktop Microsoft. Sertifikasi ini merupakan sertifikasi dengan standar global untuk validasi keahlian dalam menggunakan Microsoft Office dalam meningkatkan produktivitas kerja.
Fokus
dari
sertifikasi
Office
Specialist
adalah
mengevaluasi
pemahaman
menyeluruh terhadap program-program Microsoft Office dan Microsoft Project, kemampuan untuk menggunakan feature-feature advanced, dan kemampuan
13
untuk
mengintegrasikan
program-program Office dengan software lain.
Sertifikasi Office Specialist tersedia dalam tiga jalur: Office 2003 Editions, Office XP, dan Office 2000. Untuk setiap jalur sertifikasi terbagi dalam tiga jenjang keahlian, yaitu Specialist, Expert, dan Master.
Selain untuk program-program yang termasuk suite aplikasi Microsoft Office, sertifikasi Office Specialist juga menawarkan sertifikasi khusus untuk Microsoft Project 2002 dan Microsoft Project 2000. Ujian sertifikasi Office Specialist untuk Microsoft
Project
difokuskan
pada
kemampuan
menggunakan
berbagai
toolMicrosoft Project dalam pelaksanaan berbagai tahapan proyek, seperti perencanaan proyek, kustomisasi grafik dan laporan kemajuan proyek, dan memfasilitasi berbagai kegiatan kolaborasi dan komunikasi tim.
Daftar Authorized Training Partners Jika Anda sudah memiliki cukup pengalaman dan merasa yakin menguasai software untuk sertifikasi yang ingin Anda ambil, tidak ada salahnya langsung memasuki ruang ujian. Namun jika masih ragu-ragu, ada baiknya mengikuti training yang diselenggarakan oleh beberapa training center yang ada.
D. Sertifikasi di Bidang Jaringan Sertifikasi yang paling populer di bidang jaringan adalah sertifikasi Cisco. Memang bukan rahasia bahwa Cisco merupakan pemegang pangsa pasar terbesar di bidang jaringan sampai saat ini. Selain sertifikasi Cisco, sertifikasi di bidang jaringan yang juga cukup populer adalah sertifikasi yang diberikan oleh CompTIA, Novell, dan Solaris.
Cisco Cisco memiliki tiga jenjang sertifikasi, yaitu Associate, Professional, dan Expert. Jenjang sertifikasi Cisco secara umum meliputi Cisco Certified Network Associate (CCNA), Cisco Certified Network Professional (CCNP), dan Cisco Certified Internetworking Expert.(CCIE). Selain tiga jenjang umum tersebut, Cisco juga memiliki jalur spesialisasi, seperti network design, security, dan business networking. Beberapa jenis sertifikasi untuk jalur spesialisasi ini di antaranya adalah Cisco Certified Designing Associate (CCDA), Cisco Certified Designing
14
Professional (CCDP), dan Cisco Security Specialist 1 (CSS1), dan lain sebagainya.
Cisco Certified Network Associate (CCNA) merupakan fondasi awal untuk menapaki jenjang sertifikasi yang lain. Pemegang sertifikasi ini diharapkan sudah profesional
dalam
hal
menginstall,
mengkonfigurasi,
dan
mengoperasikan
jaringan LAN atau WAN untuk jaringan kecil (100 client/PC atau kurang). Sementara Kesempatan
bagi
yang
mengambil
spesialisasi
kerja
di bagi
bidang
network
design.
pemegang
sertifikasi ini umumnya adalah network administrator.
Jenjang berikutnya adalah Cisco Certified Network Professional (CCNP). Pada jenjang ini pemegang sertifikasi dianggap telah ahli dalam hal menginstall, mengkonfigurasi, serta memecahkan permasalahan LAN atau WAN dengan skala yang lebih luas (100 - 500 client/PC). Untuk mencapai jenjang ini peserta harus mengikuti empat jenis ujian, seperti membangun internetwork, multilayer switch network,
remote
access
network, dan troubleshooting.
Untuk memperoleh dua jenis jenis sertifikasi tersebut ada dua cara yang bisa ditempuh dengan mengikuti kursus pada training center, atau mengikuti pendidikan melalui Cisco Academy Program. Cisco Academy Program merupakan program pendidikan yang digelar Cisco bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi
dan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) TI.
Berbeda dengan mengikuti kursus yang hanya membutuhkan waktu 10 hari, pendidikan melalui Academy Program ini memerlukan waktu lebih panjang, sekitar 8 bulan - 1 tahun. Kelebihannya, program ini memungkinkan bagi peserta yang belum memiliki pengalaman di lapangan untuk memperoleh sertifikasi dari Cisco. Saat ini ada 80 lembaga pendidikan yang menjadi partner Cisco dalam Cisco
Academy
Program.
Jika Anda ingin mengikuti training untuk mempersiapkan ujian sertifikasi CCNA ini setidaknya Anda harus menyiapkan anggaran sekitar US$ 500. Sementara untuk training CCNP diperlukan untuk jangka waktu 20 hari dengan biaya sekitar US$ 2900. Menurut Kurnijanto E Sanggono (Marketing Manager, Cisco Indonesia),
15
training ini sifatnya lebih sebagai penyegaran, sebaiknya kandidat sudah memiliki pengalaman dalam menangani masalah jaringan.
CCIE merupakan jenjang tertinggi dalam jalur sertifikasi Cisco yang artinya pemangang sertifikasi ini telah mampu mengelola dan menangani berbagai permasalahan dalam jaringan sampai skala enterprise. Jenjang ini tidak mudah untuk diraih karena setidaknya kandidat harus sudah mengantongi sertifikasi CCNA dan CCNP terlebih dahulu. Tidak heran jika pemegang sertifikasi ini masih cukup langka, dan menjadi rebutan di bursa pencari tenaga TI. Menurut Kurnijanto, jumlah peraih sertifikasi CCIE ini di Indonesia belum ada 30 orang. Sementara peraih CCNP sudah lebih dari 2000 orang, dan peraih sertifikasi CCNA sudah di atas 10.000 orang. Seseorang yang berhasil memperoleh sertifikasi CCIE benar-benar merupakan kandidat yang terpilih karena dari data Cisco kurang dari 3% peraih CCNP yang berhasil ke jenjang CCIE. Melewati ujian CCIE juga tidak mudah karena selain harus menyelesaikan soal-soal pilihan berganda dalam waktu 2 jam, peserta juga harus mampu mengkonfigurasi dan mengatasi masalah
pada
lokasi
yang
ditunjuk
oleh
Cisco dalam waktu 8 jam.
CompTIA CompTIA memiliki beberapa jalur sertifikasi untuk menunjukkan keahlian di bidang jaringan, di antaranya adalah Comptia Network+, CompTIA Security+. Selain dua sertifikasi tersebut, CompTIA juga memiliki beberapa pilihan sertifikasi mengenai pengenalan hardware, yaitu CompTIA A+ dan CompTIA Server+.
CompTIA A+ merupakan sertifikasi paling dasar dari CompTIA yang ditujukan bagi pemula yang ingin meniti karier di bidang TI, atau menjadi teknisi komputer. Sertifikasi CompTIA A+ merupakan bentuk validasi kemampuan bahwa seseorang telah memiliki pengetahuan dasar di bidang hardware dan software. Beberapa ujian untuk meraih sertifikasi ini meliputi pengetahuan terhadap teknologi hardware dan sistem operasi secara umum, di mana peserta diharapkan sudah dapat menginstall, mengkonfigurasi, mendiagnosa, dan mengelola jaringan pada skala kecil. Jenis sertifikasi ini juga sering dijadikan landasan bagi kandidat untuk mengikuti jenjang sertifikasi yang lebih tinggi dari vendor lain, seperti MCSA dari Microsoft
dan
CNE
dari Novell.
16
CompTIA
Server+
merupakan
pengakuan
terhadap
seseorang
yang
telah
memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknologi Industry Standard Server Architecture (ISSA). Meskipun CompTIA Server+ tidak mensyaratkan untuk memperoleh sertifikasi A+ terlebih dahulu, peserta dianjurkan untuk mengikuti sertifikasi tersebut. CompTIA Server+ merupakan jenjang lebih lanjut yang mempersiapkan kandidat sebagai teknisi komputer dan server untuk tingkat atas. Diharapkan kandidat mampu menginstall, mengupgrade, mengkonfigurasi, mengelola, dan memecahkan masalah.
CompTIA Network+ setingkat dengan sertifikasi CCNA merupakan sertifikasi yang menguji penguasaan teknologi jaringan dalam menjalankan peran sebagai network support atau network administrator. Sebagai bekal mengikuti ujian sertifikasi ini, selain melalui training yang membutuhkan waktu sekitar satu minggu
dengan
biaya
sekitar
US$
250,
para
peserta
sebaiknya
sudah
berpengalaman mengelola jaringan setidaknya dalam jangka waktu 9 bulan. Para peserta ujian sertifikasi Nework + juga harus sudah mengantongi sertifikasi CompTIA
A+.
Beberapa
training
center
mengemas dua program ini menjadi satu paket.
Jika Anda ingin diakui sebagai ahli di bidang sekuriti, CompTIA juga memiliki jalur sertifikasi khusus, yaitu CompTIA Security+. Materi ujian sertifikasi Security+ meliputi beberapa topik yang berkaitan dengan keamanan dalam berbagai industri, seperti communication security, infrastructure security, cryptography, access control, external attack, dan lain sebagainya. Untuk mempersiapkan ujian sertifikasi peserta dapat mengikuti training. Namun sebaiknya peserta sudah berpengalaman setidaknya dua tahun dalam menangani jaringan, utamanya yang berkaitan dengan masalah sekuriti.
E. Sertifikasi di Bidang Computer Graphics dan Multimedia Peluang karier di bidang Computer Graphics dan Multimedia sangat luas, mulai dari designer, art director, web designer, editor, multimedia artist, visualizer, visual effect artist, dan banyak lagi. Tidak heran jika training di bidang animasi, desain grafis, desain Web, digital video, dan digital imaging ini semakin diminati.
17
Apa yang bisa Anda lakukan jika Anda ingin diakui sebagai ahlinya di bidang desktop publishing, animasi, digital video, atau desain Web? Tentu saja Anda bisa menempuh berbagai training dan jalur sertifikasi yang ditawarkan oleh vendoraplikasi
vendor yang bergelut di bidang multimedia ini.
Beberapa vendor yang mengeluarkan sertifikasi di bidang ini adalah Adobe, Macromedia, Autodesk, dan Maya. Menurut Andi Surya Budiman (Direktur, Digital Studio), peminat training computer graphics dan multimedia, khususnya di Idonesia, semakin banyak tetapi masih jarang yang mengambil jalur sertifikasi. Umumnya peserta sudah merasa cukup bekal dengan mengantongi certificate of attendance atau sertifikat yang didapat dengan mengikuti training dengan kurikulum
dari
vendor
aplikasi tersebut.
Andi juga menekankan bahwa sertifikasi akan sangat berarti ketika Anda ingin berkompetisi dengan tenaga-tenaga TI dari manca negara. "Beberapa siswa yang sudah mengantongi sertifikasi bahkan mendapat pengurangan kredit atas mata pelajaran yang harus diambil ketika melanjutkan studi di luar negeri," ungkap Andi.
Adobe, Macromedia, dan Alias Sertifikasi yang dimiliki Adobe dinamakan ACE (Adobe Certified Expert). ACE ditujukan profesional
untuk bisnis
para
Graphics
yang
ingin
memahami
Designer,
Web
menunjukkan produk
Designer,
kemampuan
Developer, mereka
dan
dalam Adobe.
Seseorang yang memperoleh sertifikasi ACE artinya mampu mendemonstrasikan keahliannya menggunakan satu atau lebih produk dari Adobe. Sertifikasi Adobe yang banyak digunakan industri adalah di bidang desktop publishing yang meliputi aplikasi Photoshop, Illustrator, dan InDesign; serta di bidang digital video
meliputi
aplikasi
Premiere dan After Effect. Adobe membagi jalur sertifikasi menjadi dua, yaitu sertifikasi untuk satu produk dan spesialis. Untuk satu produk misalnya ACE Adobe InDesign CS, artinya peserta
telah
lulus ujian Adobe InDesign CS.
18
Sedangkan untuk sertifikasi spesialis, terdapat beberapa pilihan yaitu ACE Print Specialist, Web Specialist, dan Video Specialist. Untuk bisa memperoleh gelar atau sertifikasi ACE Print Specialist peserta harus mampu melewati beberapa ujian meliputi Adobe InDesign, Adobe Acrobat, dan Adobe Illustrator atau Adobe Photoshop. Untuk ACE Web Specialist, peserta harus lulus ujian Adobe Photoshop, Adobe GoLive, dan Adobe Illustrator atau Adobe Acrobat. Sementara untuk menjadi ACE, Video Specialist, peserta harus lulus ujian Adobe Photoshop, Adobe Premiere, dan Adobe Affter Effects.
Jika kandidat mampu menguasai, dan lulus semua produk suite Adobe (Adobe Acrobat,
Adobe
GoLive,
Adobe
Illustrator,
Adobe
InDesign,
Photoshop),
dan
Adobe ia
akan memperoleh gelar tertinggi, yaitu ACE Creative Suite Master.
Seperti Adobe, Macromedia memiliki sertifikasi yang menunjukkan kemampuan seseorang telah menguasai satu atau lebih produk dari Macromedia. Beberapa sertifikasi yang dimiliki Macromedia adalah Certified Macromedia Flash MX Developer, Certified Macromedia Flash MX Designer, Certified ColdFusion MX Developer, dan Certified Dreamweaver MX Developer. Untuk memperoleh gelar tersebut Anda bisa mengikui ujian di salah satu testing center VUE (Virtual University
Enterprise).
Lalu jika ingin diakui sebagai ahli di bidang grafis dan animasi 3D, Anda dapat mengantongi sertifikasi dari Alias dengan menguasai aplikasi Maya. Maya mengintegrasikan teknologi render tingkat lanjut, visual effect, animasi, dan modeling yang banyak digunakan video artist, game developer, maupun Web Designer dalam pembuatan film, game, maupun content Web yang banyak menggunakan animasi 3D.
Untuk mempersiapkan ujian sertifikasi dari Adobe, Macromedia, atau Alias tersebut selain dengan mengikuti training, dianjurkan untuk menggunakan produk
tersebut
selama minimal satu tahun. Certified Internet Web Master Jika ingin dianggap jago di bidang Internet, Anda bisa mengambil sertifikasi yang dikeluarkan oleh Certified Internet Web Master(CIW). Jalur sertifikasi CIW ini sangat beragam mulai sertifikasi untuk pemula sampai master.
19
Sertifikasi paling dasar yang sekaligus disyaratkan untuk mengambil sertifikasi untuk tingkat lebih lanjut adalah CIW Associates. CIW Associates adalah sertifikasi yang menguji penguasaan dasar teknologi Internet, seperti Web browser, FTP dan e-mail, Web page authoring menggunakan XHTML, dasar-dasar infrastuktur jaringan, dan manajemen proyek. Sertifikasi ini ditujukan bagi mereka yang bekerja sebagai business development, advertising, dan sales.
Jenjang berikutnya adalah CIW Profesional dan CIW Master. Untuk menjadi mendapat gelar master terdapat empat pilihan jalur spesialisasi, yaitu Master CIW Designer, Master CIW Administrator, Master CIW Web Site Manager, dan Master CIW Enterprise Develper. Masing-masing jalur memiliki pilihan spesialisasi yang harus ditempuh. Sebelum mencapai tingkat master, Anda dapat meraih gelar CIW Profesional jika bisa melewati ujian CIW Associate dan salah satu spesialisasi
yang
dari empat jalur yang tersedia tersebut.
Selain jalur tersebut, CIW juga memiliki beberapa pilihan sertifikasi khusus, seperti CIW Security Analist dan CIW Web Developer.
World Organization of Webmasters Di bidang Internet, selain sertifikasi dari CIW juga ada sertifikasi yang dikeluarkan oleh World Organization of Webmasters (WOW). Sertifikasi yang dikeluarkan
oleh
WOW ini juga terdiri dari beberapa jenjang.
Jenjang dasar terdiri dari WOW Certified Apprentice Webmaster (CAW), WOW Certified Web Designer Apprentice (CWDSA), WOW Certified Web Developer Apprentice (CWDVA), dan WOW Certified Web Administrator Apprentice (CWAA). Sedangkan untuk jenjang yang lebih tinggi adalah WOW Certified Professional Webmaster (CPW).
Dengan sertifikasi CAW, seseorang dianggap memiliki pengetahuan dasar mengenai Internet dapat membuat layout halaman Web, membuat content yang kaya dan nyaman, membuat dan memanipulasi image. CWDSA lebih ditujukan bagi para calon Web Designer. Pada pilihan ini kandidat diharapkan menguasai seni mendesain Web agar lebih artistik dan menarik. CWDVA ditujukan bagi para
20
pengembang Web yang lebih banyak berurusan dengan struktur dan interaksi dalam menciptakan situs Web. Sedangkan bagi para Web administrator jalur sertifikasi yang bisa diambil adalah CWAA yang lebih banyak berkecimpung dengan
infrastruktur
software
dan
hardware
yang mendukung komunikasi Internet.
Jenjang yang lebih profesional atau CPW bisa langsung diraih secara otomatis jika kandidat berhasil memperoleh empat sertifikasi pada tingkat Apprentice.
Berbeda dengan sertifikasi CIW dimana ujian dapat Anda ikuti melalui testing center yang menjadi partner Promatic, sertifikasi dari WOW ini dapat Anda peroleh dengan mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh WOW.
21
BAB II Urgensi Sertifikasi Bagi Praktisi TI Persaingan dalam bidang teknologi informasi (TI) di era globalisasi sekarang ini telah menunjukkan geliat yang cukup pesat. Persaingannya pun tidak hanya terbatas pada pelaku atau perusahaan yang terbatas dalam lingkup regional, melainkan sudah mencakup ke persaingan antarbangsa. Hal ini memang tentu saja suatu kewajaran mengingat bahwa lingkungan kehidupan kita saat ini telah berada dalam era globalisasi. Era, di mana, batasan-batasan negara tidak relevan lagi dijadikan pembatas persaingan. Bahkan karena TI itu sendiri menjadi motor penggerak kemajuan globalisasi maka dengan sendirinya para praktisi TI menempati posisi terdepan dalam dunia digital. Dan, karena globalisasi sangat erat kaitannya degan persaingan para praktisi yang bekerja dalam suatu perusahaan TI, kini, dituntut untuk berani berkompetisi dengan perusahaan asing yang
selama
ini
dianggap
lebih
berkualitas dalam berbagai hal.
Membicarakan kompetisi tentu saja tidak lepas dari sertifikasi sebagai satu syarat minimal bagi legitimasi seseorang untuk membuktikan kualitas SDM (sumber daya manusia) dan profesionalismenya. Sebab, sertifikasi yang diakui secara profesional adalah bukti kompetensi seseorang yang telah memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam merancang, mengkonfigurasikan, menerapkan, maupun merawat perangkat lunak perusahaan.
Sebagaimana diberitakan media massa, baru-baru ini, sekarang ini terdapat ratusan jenis sertifikasi profesi yang ditawarkan berbagai lembaga sertifikasi maupun vendor TI di Indonesia yang sudah diakui oleh aosiasi internasional atau Computing
Technology
Industry
Associations
(Comp
TIA).
Sebagai
lembaga/asosiasi vendor TI yang telah berusia 20 tahun, beberapa sertifikasi yang telah diterbitkan adalah Cisco, Microsoft, Oracle, Macromedia dll. CompTIA menawarkan sertifikasi di sektor teknologi yang terpenting, seperti sertifikasi A+, CDIA+, CTT+, e-Biz+, HTI+,I-NET+, IT-Project+, Linux+, Net-work+, Security+, dan Server+.
Bagi para praktisi, sertifikasi itu sendiri adalah semacam legitimasi keahlian yang telah diperolehnya. Seorang praktisi ber-sertifikasi dengan sendirinya juga akan memberikan keuntungan, seperti luasnya kesempatan kerja yang lebih baik, membuat jalur kerja yang lebih jelas, dan menjadi basis untuk menambah
22
pengetahuan sehingga ia memiliki nilai tambah sebagai variabel untuk bahan persaingan di bursa kerja baik skala nasional maupun internasional.
Selain itu manfaat sertifikasi juga dapat menguntungkan perusahaan tempat di mana seseorang bekerja. Sebab, dengan sendirinya perusahaan yang memiliki sertifikasi bisa menghasilkan input, semisal, kepuasan konsumen yang lebih baik, memudahkan proses perekrutan dan kontrak, mengurangi biaya pelatihan, dan mendapatkan standar kompetensi yang terukur.
Sertifikasi TI yang diberikan main vendor (penyedia sekaligus pemilik sah hak untuk mengeluarkan sertifikat) tentu akan sangat berguna bagi para praktisi Sertifikasi CCNA. Dan, CCNP Certification yang pernah dikeluarkan perusahaan Cisco, misalnya, telah membuktikan keberhasilannya membangun SDM yang berkualitas
sehingga
memberikan kesempatan para "lulusan"
Cisco untuk
meningkatkan karier kerjanya secara profesional. Dengan memiliki sertifikasi CCNA/CCNP serta memiliki pengetahuan tambahan mengenai Cisco Router ini, para praktisi TI
di Cisco mendapatkan kesempatan dalam meningkatkan
keahliannya
di
bidang
networking.
Saat ini, dengan adanya program sertifikasi keahlian di dunia profesional TI dalam bidang network design maupun network support, keahlian para profesional akan
sungguh-sungguh
teruji
berdasarkan
standar
perusahaan
Cisco
Internasional. Sebagai contoh, Cisco Career Certification juga menjadikan para profesional
TI
terus-menerus
mengikuti
perkembangan
industri
teknologi
networking. Sertifikasi Cisco dibagi dalam 3 tahap, yaitu tahap Associate, Profesional
dan
Expert.
Tingkat
yang
paling tinggi adalah Expert.
Microsoft yang juga merupakan perusahaan besar dalam produk software, juga tidak
ketinggalan
dalam
menerapkan
standarisasi
keahlian
penguasaan
produknya melalui program sertifikasi keahlian. Microsoft mengeluarkan beberapa sertifikasinya bagi orang-orang yang ingin mengahlikan diri pada bidang tertentu, seperti Microsoft Certified Professional (MCP), Microsoft Office User Soecialist (MOUS), Microsoft Certified System Administrator (MCSA), Microsoft Certified Systems Engineer (MCSE). Pembiayaan untuk mengambil ujian sertifikasi tertentu di bidang TI memang tidak mudah, mulai dari isi materi termasuk di dalamnya masalah bahasa, hingga yang paling utama adalah faktor biaya. Khusus permasalahan biaya ujian, bagi
23
skala perusahaan, biaya yang harus dikeluarkan untuk karyawannya mungkin adalah hal yang standar saja, namun jika ukurannya adalah per individu, maka biaya mengikuti program ujian sertifikasi skala internasional ini memang terbilang cukup mahal. Padahal, jika peserta ujian gagal, ia tidak memperoleh apa pun selain
berkas
yang
berisikan informasi materi dan nilai hasil ujian.
Sebagai contoh, misalnya, saat ini untuk memperoleh Cisco Certifikasi Cetwork Associates, seorang peserta harus mengeluarkan sejumlah uang hingga Rp 750 untuk satu kali ujian, dan jika gagal maka calon harus menunggu sampai kuranglebih sepuluh hari untuk bisa ujian kembali. Contoh lain, seorang calon yang akan mengambil ujian CCNA diharuskan memiliki score lebih besar dari passing score yang telah ditentukan oleh perusahaan Cisco, yaitu 849 score, misalnya, maka seorang calon harus bisa melebihi atau sama dengan angka tersebut untuk bisa lulus ujian dan mendapat sertifikasi CCNA.
Sedemikian urgensinya sertifikasi bagi para praktisi TI maka seyogianya agar perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang TI di Indonesia menerima tuntutan tersebut sebagai kenyataan yang tidak mungkin dihindari. Sekali lagi, sertifikasi adalah bukti kualitas dan profesionalisme para praktisi TI.
24
BAB III SDM, Organisasi dan Sertifikasi Sumber Daya Manusia Seiring dengan meningkatnya pemanfaatan TI dalam mendukung proses bisnis perusahaan, kebutuhan terhadap auditor TI semakin meningkat, terutama dalam proses pengelolaan risiko terkait dengan teknologi (misalnya, permasalahan security).
Auditor
TI
sendiri
dibutuhkan
untuk
memberikan
rekomendasi
penyempurnaan sistem dan juga reasonable assurance bahwa pengendalian internal terhadap suatu sistem TI efektif dalam mencapai sasaran dari sistem tersebut (dan, pada akhirnya, tujuan perusahaan). Menurut Ron Weber, ”to be a good auditor, you have to be better at business than your client”. Jika ini dilihat sebagai suatu persyaratan bagi auditor TI yang baik, tentu dibutuhkan pengetahuan mendalam mengenai bagaimana proses bisnis Perusahaan benar-benar dapat ditunjang oleh praktik-praktik terbaik, apakah itu terkait dengan perencanaan, pengembangan, pelaksanaan maupun pengawasan TI-nya. Kenyataannya, suatu tim penugasan atau suatu tim audit TI, melibatkan kalangan profesional yang berasal dari berbagai disiplin ilmu, yaitu Auditing, Pengendalian Internal dan Sistem Informasi serta Teknologi Informasi. Organisasi Information Systems Audit and Control Association (ISACA) berdiri secara formal sejak 1969. Pertama kali didirikan, ISACA merupakan asosiasi bagi para IS auditor dengan fungsi sebagai sumber informasi dan pihak yang memberikan panduan-panduan praktik bagi IS auditor. Namun, saat ini, keanggotaan ISACA telah mencapai 35,000 orang yang tersebar di 100 negara di seluruh dunia (di Indonesia terdapat 100 anggota). Keanggotaannya sendiri mencakup berbagai macam lingkup profesi, di antaranya IS auditor, konsultan, akademisi, dan berbagai profesi lain yang terkait dengan TI. Keanekaragaman profesi ini, membuat para anggota dapat saling belajar di antara mereka masing-masing dan bertukar pengalaman mengenai profesinya masing-masing. Sejak lama, hal ini telah dipandang sebagai salah satu kekuatan ISACA di samping memiliki chapter di 60
negara yang dapat
memberi
kesempatan kepada para anggotanya untuk saling berbagi pengalaman, praktik
25
dan pengetahuan, dan dengan demikian dapat menjadi wadah memperluas networking bagi para anggotanya. Dalam tiga dekade terakhir, ISACA boleh dikata telah berkembang pesat. Hal ini ditandai dengan dijadikannya ISACA sebagai acuan praktik-praktik terbaik dalam hal audit, pengendalian dan keamanan sistem informasi oleh para profesional di seluruh
dunia.
Perkembangan
ISACA
ini
juga
ditandai
dengan
semakin
meningkatnya jumlah anggota secara signifikan di beberapa negara. Sertifikasi Salah satu bentuk pengakuan mengenai keprofesionalan di kalangan para auditor TI adalah diperolehnya CISA (Certified Information System Auditor). Untuk mencapai itu seseorang harus sudah memenuhi persyaratan pengalaman praktik yang memadai dan lulus dalam ujian sertifikasi. Ujian ini dilaksanakan secara serempak di berbagai tempat yang sudah ditentukan (termasuk di Jakarta ) dengan pengawas asing dari pihak yang independen, yang ditunjuk ISACA headquarter. Para penyandang CISA, memiliki nilai tambah tersendiri, antara lain adanya pengakuan global. Sejak 1978, gelar CISA telah diakui hampir di seluruh dunia sebagai suatu bentuk pencapaian prestasi tersendiri dan menunjukkan kualifikasi tertentu sebagai seorang auditor TI atau auditor SI (sistem informasi). Saat ini, lebih dari 30,000 profesional di seluruh dunia, telah berhasil meraih gelar ini ( Indonesia memiliki sekitar 40-an CISA). Perusahaan-Perusahaan mulai memberi credit point khusus bagi mereka yang berhasil meraih CISA. Anggota ISACA dan juga penyandang CISA tunduk pada kode etik yang dikeluarkan ISACA. ISACA juga mengeluarkan Audit Standard khusus yang harus ditaati oleh para anggotanya. Pelanggaran atas kode etik dan ketidaksesuaian antara
praktik dengan standar audit
akan diinvestigasi
oleh
ISACA
dan
mendapatkan sangsi khusus, terutama bila terbukti adanya pelanggaran. IS Cakupan audit & IT Governance Cakupan Audit TI cukup luas, karena tidak terbatas pada aspek teknologinya saja, melainkan dapat mencakup aspek orang dan proses sistem informasi berbasis komputer. Begitu juga manfaatnya, antara lain kepastian (assurance) bagi manajemen bahwa suatu sistem (misalnya, Banking Applications, system ERP, e-Government, Network Communication, dll) akan dapat memenuhi harapan manajemen.
26
Karenanya, agar memberikan hasil audit TI yang memuaskan, maka tim audit TI harus memiliki pemahaman yang mendalam mengenai bisnis perusahaan yang diaudit dan juga wawasan yang luas tentang aspek governance dan kontrol suatu proses
TI
atau
sistem
informasi
yang
menjadi
obyek
pemeriksaannya.
Pemahaman akan konsep IT Governance akan sangat membantu auditor TI dalam memberikan penekanan pemeriksaan pada aspek-aspek berikut: 1. Perencanaan dan manajemen proyek-proyek TI dan kaitannya dengan sasaran bisnis. 2. Manajemen risiko guna menghindari kesalahan fatal atas operasional TI, dan,
3. Pemanfaatan
sumber
daya
TI
yang
optimal
dan
dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan begitu, seorang auditor TI dapat menjadi advisor yang "menyenangkan" bagi auditee (pihak yang diperiksa) karena kemampuannya memberikan practical value-added recommendation yang dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya. Kode Etik Profesional The Information Systems Audit and Control Association (ISACA) mengeluarkan kode etik professional (Code of Professional Ethics) untuk dijadikan panduan perilaku bagi para personal maupun professional anggota asosiasi dan atau para penyandang sertifikasi, yaitu: Anggota dan para penyandang sertifikasi ISACA, harus: 1. Mendukung
penerapan,
dan
mendorong
kesesuaian
dengan,
standar,
prosedur dan pengendalian sistem informasi yang tepat. 2. Melakukan tugas-tugas mereka secara sungguh-sungguh (due diligence) dan profesional, sesuai dengan standar-standar professional dan praktik terbaik (best practices). 3. Memenuhi kebutuhan para stakeholders dengan secara jujur dan memenuhi aturan/hokum, sambil menjaga tindakan dan perilaku, dan tidak terlibat dalam tindakan-tindakan yang merugikan profesi. 4. Tetap menjaga privasi dan kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan tugas-tugas mereka, kecuali hal itu diminta oleh pihak yang berwajib (legal authority). Informasi semacam itu tak boleh digunakan untuk keuntungan pribadi atau diberikan kepada pihak yang tidak berkompeten. 5. Tetap menjaga kompetensi di bidang masing-masing dan bersedia hanya melakukan
kegiatan
tersebut,
yang
dapat
mereka
harapkan
untuk
diselesaikan dengan kompetensi profesional. 6. Memberitahu para pihak yang berkompeten mengenai hasil kerja yang dilakukan; memberitahu semua fakta nyata kepada mereka.
27
7. Mendukung edukasi professional kepada para stakeholder dalam upaya meningkatkan pemahaman mereka mengenai keamanan dan pengendalian sistem informasi. 8. Gagal dalam memenuhi Kode Etik Profesional ini akan berakibat dilakukannya investigasi terhadap perilaku anggota dan pemegang sertifikasi dan, setinggitingginya, akan mendapatkan tindakan indisipliner.
28
BAB IV Sertifikasi IT – Cisco Certified & Microsoft Certified Pentingnya Sertifikasi IT Banyak alasan untuk mendapatkan sertifikasi IT (Information Technology). Hal utama adalah sertifikasi di bidang Teknologi Informasi dan Telekomunikasi memberikan kredibilitas bagi pemegangnya. Sertifikasi IT menunjukkan para Professional Teknologi Informasi memiliki pengetahuan yang dapat dibuktikan. Sertifikasi IT juga memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan, khususnya dalam pasar global karena kemampuan dan pengetahuan Profesional Teknologi Informasi dan Telekomunikasi telah diuji dan didokumentasikan. Nilai Sertifikasi IT untuk Peningkatan Bisnis Perusahaan A. Selaras dengan Tujuan Bisnis Perusahaan •
Memberikan keunggulan bersaing yang nyata.
•
Memberikan pelayanan pada tingkat yang lebih tinggi.
•
Meningkatkan produktivitas kerja.
•
Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang lebih lengkap.
•
Meningkatkan kredibilitas terhadap mitra bisnis dan pelanggan.
•
Memberikan
dampak
terukur
untuk
mengurangi
pengeluaran
dan
meningkatkan pemasukan. •
Menjadi tujuan penting bagi bisnis perusahaan.
B. Alat yang penting untuk mempertahankan dan mendapatkan SDM bidang ICT •
SDM yang memiliki sertifikasi IT lebih loyal dan kurang suka berganti pekerjaan.
•
Sertifikasi IT adalah suatu cara untuk mempertahankan SDM berkompetensi.
•
Berfungsi sebagai pembeda tingkat kemampuan antara staff senior dan staff baru.
•
Berfungsi sebagai skala pembanding untuk kemampuan teknis.
•
Sertifikasi IT memungkinkan pemilihan yang lebih baik dalam
proses
rekruitmen. •
Memberikan perusahaan sebuah standar kemampuan secara global yang konsisten.
•
SDM yang memiliki sertifikasi IT lebih mampu melakukan fungsi-fungsi pekerjaan dengan lebih baik.
29
Siapakah yang Memerlukan Sertifikasi IT? •
Profesional ICT (operator, administrator, developer, engineer, specialist).
•
Akademisi ICT (trainer, lecturer, instructor and teacher).
•
Manager dan Supervisor ICT.
•
Semua pihak yang terlibat dalam pengembangan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi.
30
BAB V Tantangan bagi Pendidikan Indonesia Membaca tulisan Pak Juwono Sudharsono MENDIKBUD tgl. 24 Agustus 1998 di KOMPAS tentang delapan kompetensi dalam menyongsong globalisasi, tergelitik hati saya untuk menuliskan
sekelumit
komentar
berfokus
pada
kebijakan,
environment
&
paradigma pendidikan menyongsong kompetisi global.
Pada dasarnya saya tidak mengingkari pentingnya ke delapan kompetensi Pak Juwono
untuk
mengantisipasi
kompetisi
global.
Tetapi pengetahuan
akan
pergeseran mendasar pada paradigma pendidikan masa depan akan memaksa DIKBUD berfikir utk melakukan perubahan mendasar kebijakan dunia pendidikan jika Indonesia berniat utk memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan yang ada. Kebijakan strategis perlu diletakan utk menangkap kesempatan yang ada.
Pergeseran
drastis
paradigma
pendidikan
terjadi
karena
terjadinya
aliran
informasi & pengetahuan yang begitu cepat karena effisiensi teknologi informasi Internet yang memungkinkan tembusnya batas-batas dimensi ruang, birokrasi, kemapanan dan waktu. Hal ini telah terjadi di Indonesia, dengan terkaitnya 40-50 lembaga pendidikan Indonesia ke Internet - sekitar 25+ lembaga pendidikan merupakan bagian dari AI3 Indonesia yang terkait langsung pada gateway ITB. Perlu dicatat bahwa pergerakan ini merupakan arus bawah dunia pendidikan yang belum di akomodasi dengan baik oleh pihak pemerintah cq DIKBUD.
Pergeseran
paradigma
sebagai
konsekuensi
logis
percepatan
aliran
ilmu
pengetahuan yang akan menantang sistem pendidikan konvensional (juga dijelaskan dalam konsep Nusantara-21 http://n21.ac-id.net/) antara lain adalah:
Sumber ilmu pengetahuan tidak lagi terpusat pada lembaga pendidikan formal (SD, SMP, SMU, Perguruan tinggi) yang konvensional. Sumber ilmu pengetahuan akan tersebar dimana-mana & setiap orang akan dengan mudah memperoleh pengetahuan
tanpa
kesulitan.
Paradigma
ini
dikenal
sebagai
distributed
intelligence (distributed knowledge). Fungsi guru / dosen / lembaga pendidikan akhirnya beralih dari sebuah sumber ilmu pengetahuan menjadi mediator dari ilmu pengetahuan tsb. Proses long life learning dalam dunia informal yang sifatnya lebih learning based daripada teaching based akan menjadi kunci perkembangan SDM. Web, Homepage, Search Engine, CD-ROM merupakan alat
31
bantu
yang
akan
sangat
mempercepat
proses
distributed
knowledge
ini
berkembang. Hal ini secara langsung akan menantang sistem kurikulum yang rigid & sifatnya terpusat / mapan yang kini lebih banyak di anut dimana lebih difokuskan pada pengajaran (teaching) & kurang pada pendidikan (learning based).
Ilmu pengetahuan akan terbentuk secara kolektif dari banyak pemikiran yang sifatnya konsensus bersama yang tidak terikat pada dimensi birokrasi / struktural jadi lebih bertumpu pada fungsi fungsional lembaga pendidikan. Konsekuensi ekstrim yang terjadi, khususnya dengan adanya paradigma generation lap (kebalikan dari generation gap) dimana murid / mahasiswa memiliki ilmu yang lebih tinggi daripada guru / dosen - maka guru / dosen tidak lagi dapat memaksakan pandangan & kehendaknya karena mungkin para siswa / mahaiswa memiliki pengetahuan yang lebih dari informasi yang mereka peroleh selama ini. Proses interaksi elektronik, diskusi melalui berbagai Internet mailing list, newsgroup, IRC, Webchat merupakan kunci proses pembentukan collective wisdom ini. Yang menarik disini adalah dari sisi kurikulum, tidak akan pernah terjadi kurikulum resmi yang rigid - kurikulum akan selalu berubah beradaptasi dengan berbagai perkembangan sesuai dengan collective wisdom yang diperoleh dari waktu ke waktu.
Akreditasi, Sertifikasi, pengakuan akan lebih banyak di tentukan oleh masyarakat profesional. Dengan kata lain masyarakat profesional yang akan menjadi penilai (quality control) dari lembaga pendidikan yang ada. Kontrol dilakukan dari kemampuan para alumni sehingga
setiap lembaga pendidikan / dosen / guru
secara individual akan di nilai langsung oleh masyarakat profesional. Sebagai contoh, di ITB dikembangkan untuk sertifikasi komputer profesional untuk sertifikasi MCP, MCSE, MCT bekerjasama dengan Microsoft yang merupakan bagian
dari
program
AATP
http://ms-aatp.itb.ac.id/
yang
sifatnya
lebih
profesional daripada sekedar kurikulum formal pendidikan biasa. Track record, Curriculum Vitae, Resume, referensi merupakan senjata yang jauh lebih penting & ampuh daripada sekedar ijasah resmi dari lembaga pendidikan. Dengan adanya sertifikasi yang sifatnya global & internasional ini, konsekuensi yang menarik adalah seseorang dengan sertifikat global ini dapat bekerja dimana saja (tidak tergantung batas negara lagi. Mengapa kita tidak sekalian mengadopsi ISO 9000? Mengapa kita tidak mengambil sertifikasi global dari lembaga internasional? Jika kita memang menginginkan utk kompetisi global? ). Hal ini jelas-jelas merupakan
32
tantangan bagi konsep-konsep lama di lembaga pendidikan formal, ujian negara bagi lulusan PTS dan maupun BAN PT.
Training for trainers (maupun kemampuan utk belajar terus menerus) dalam tingkat kenaikan jenjang dosen merupakan fokus yang perlu diperhatikan dengan pergeseran paradigma ini. Lembaga pendidikan harus melakukan investasi secara periodik bagi guru & dosen-nya jika ingin tetap memimpin di dunia pendidikan. Kegagalan dalam investasi guru & dosen akan berakibat kalah dalam persaingan merebut mahasiswa terbaiknya. Insentif bagi guru / dosen untuk mendidik diri sendiri bukan datang dari jalur struktural / jabatan; juga bukan dari jenjang karir fungsional tradisional (seperti asisten ahli, lektor, guru besar) yang rigid. Reward yang lebih besar akan lebih banyak diperoleh dari pengakuan yang diberikan langsung oleh masyarakat. Bayangkan secara sederhana, betapa memalukannya jika ada seorang Profesor / Lektor yang ternyata bahasa Inggrisnya patah-patah & belum pernah menulis dalam jurnal internasional. Akhirnya semua kembali kepada masyarakat profesional yang akan menilai kualitas sebenarnya seseorang.
Prasyarat lain yang akan mempercepat pergeseran paradigma dunia pendidikan adalah kompetisi bebas, pasar bebas dan hilangnya monopoli. Kemungkinan prasyarat ini yang akan menghambat di Indonesia karena lambatnya adopsi kompetisi bebas di Indonesia. Akan tetapi saya yakin, cepat atau lambat dan mau tidak mau kompetisi bebas akan berjalan di Indonesia karena desakan dunia global. Bagi kami yang bergerak & betul-betul hidup mengambil manfaat dalam dunia informasi berbasis Internet, sebetulmnya kompetisi bebas & perdagangan bebas telah beberapa tahun ini kami nikmati - bahkan resesi ekonomi belum terlalu parah dirasakan. Mudah-mudahan hal ini dapat menggugah sedikit sebagian dari kita yang belum mengambil manfaat maksimal dari Internet.
Setelah mengetahui perubahan yang mendasar dari paradigma pendidikan, apa yang perlu & bisa kita lakukan sebagai bangsa Indonesia?
Terus terang pendapat saya pribadi sebagai orang Indonesia akan sangat sederhana yaitu mari kita manfaatkan sebaik-baiknya kesempatan yang semakin terbuka untuk memperoleh ilmu pengetahuan & sertifikasi profesioanl ini untuk kebaikan nasib kita masing-masing. Pendidikan formal bukan lagi satu-satunya media untuk mengembangkan diri, karena ilmu pengetahuan dapat diperoleh dari mana saja. Sertifikasi & akreditasi-pun sebetulnya dapat diperoleh dari mana saja seluruh dunia tanpa tertahan oleh batas negara. Secara ekstrim sebetulnya hal ini
33
merupakan tantangan secara langsung bagi konsep ujian negara PTS, BAN PT dll yang dikembangkan DIKBUD.
Bahasa Inggris akan menjadi salah satu aset yang sangat penting untuk dapat mengakses sumber ilmu yang terdistribusi dan menjadi rantai dalam collective wisdom ini. Selain berbahasa Inggris, kemampuan untuk membaca, mencerna dan menulis (menghasilkan) informasi / pengetahuan dengan menggunakan teknologi informasi (Internet) akan sangat strategis untuk dapat memperoleh keuntungan & manfaat yang besar dari keberadaan teknologi informasi.
Perlu di hayati bahwa kompetisi akan cukup ketat untuk memperoleh akreditasi & sertifikasi terbaik. Kerja keras & kerjasama kemitraan strategis dalam sebuah kelompok
akan
sangat
menentukan
keberhasilan kita
dalam
menentukan
keberhasilan kita dalam penetrasi pasar. Belajar dari kuliah di kelas saja tanpa mempunyai visi & kemauan yang kuat untuk bertempur di dunia profesional tidak akan cukup. Aktif dalam dunia & kegiatan mahasiswa, maupun membantu kelompok-kelompok penelitian yang ada di masing-masing lembaga pendidikan akan sangat membantu membentuk kemampuan kompetisi yang tangguh.
Bagi dunia pendidikan, skala ekonomi akan dapat dengan mudah dikembangkan dengan bertumpu pada teknologi informasi beberapa strategi mendasar yang antara lain adalah:
Di sektor substansi: Pembentukan platform untuk diskusi, komunikasi & pengambilan keputusan / antara senat perguruan tinggi, eksekutif, staff, mahasiswa & alumni; Platform ini penting untuk proses iterasi / feedback / open evaluation / society audit & adaptif / character building / re-engineering platform & demokratisasi kampus. Internet hanya salah satu alternatif.
Akumulasi pengetahuan yang dihasilkan secara lokal; perpustakaan & mekanisme akumulasi paper / thesis menjadi sangat startegis.
Re-engineering metoda pengajaran & pendidikan sebaiknya didalamnya tercakup collective learning & knowledge accumulation / building / manegemnet. Juga belajar bagaimana cara belajar.
Di sektor servis / jasa:
34
Sertifikasi Global & Akreditasi professional; misalnya ISO9000 / MCP / MCSE / MCT / P.Eng. Biarkan organisasi profesional & global yang mengakreditasi sebuah lembaga pendidikan bukan pemerintah.
Orientasi global, kerjasama luar negeri & pengiriman SDM ke manca negara.
Partnership & Aliansi strategis pada tingkat nasional & regional dengan berbagai lembaga pendidikan / research centers komersial / industri; negosiasi pada tingkat nasional untuk insentif kerjasama dengan dunia pendidikan Konsep aliansi untuk kerjasama pendidikan jarak jauh perlu dikembangkan & di encourage
oleh
DIKBUD.
Jangan
sampai
terjadi
kesan
"monopoli"
bagi
penyelenggaraan pendidikan jarak jauh hanya oleh Universitas Terbuka (UT) saja.
Di Sektor Manajemen / Supporting System: Re-engineering kampus;
management
contoh
kampus,
menghilangkan
untuk
batasan
menghilangkan
fisik
kampus
dimensi
dalam
fisik
operasional
universitas; mengadopsi konsep mahasiswa part-time, mahasiswa profesional. Bayangkan kalau mahasiswa ITB tidak hanya berada di Bandung, tapi juga di Irian Jaya, di Aceh, di Padang.
Re-engineering management kampus, untuk menghilangkan dimensi waktu & membuat proses pendidikan menjadi lebih adaptif terhadap perubahan. Waktu belajar siswa / mahasiswa menjadi lebih fleksible - tidak harus seorang mahasiswa D.O. hanya karena tidak tepat waktu misalnya.
Re-engineering otoritas perguruan tinggi, melihat sebuah perguruan tinggi sebagai sebuah korporate. Otoritas finansial & open management di distribusi yang dapat di audit. Bisnis plan & cash flow menjadi imbedded dalam proses khususnya penting bagi lembaga pendidikan negeri.
Adalah harapan kita semua bahwa semakin banyak drop out sekolah menengah yang nantinya dapat meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi. Mudahmudahan strategi yang di usulkan ini dapat memperlebar daya serap dunia pendidikan di Indonesia.
35
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai sertifikasi Teknologi Informasi secara keseluruhan pada sumber bahan yang telah kami dapatkan, maka penulis menyimpulkan bahwa : ⇒ Penggunaan Teknologi Informasi yang diterapkan pada sebuah komputer desktop atau notebook yang telah mendapatkan Sertifikat IT sudah memadai di dalam meningkatkan keamanan dan perlindungan dalam hal-hal kriminal, karena alasan – alasan berikut : •
Ijasah kelulusan seorang ahli komputer sangat dibutuhkan untuk kepastian menunjukkan bahwa seseorang tersebut adalah sebagai ahli dalam ilmu komputer dan difungsikan untuk mendapatkan sertifikasi IT.
•
Banyaknya sertifikasi Informasi Teknologi yang benar-benar sah di dalam ilmu komputer.
•
Bergunannya sebuah sertifikasi IT untuk membuat sebuah program komputer.
•
Banyaknya program-program di komputer yang telah disahkan dengan sebuah sertifikasi IT yang telah ada di dunia komputer.
•
Banyak pembuat Game yang telah memakai sertifikasi dalam pembuatan produk program Gamenya untuk tidak di buat bajkan oleh para pembajak.
36
Daftar Pustaka 1. http://www.i-tech.ac.id/new/main.php?page=8&NewId=79 2. http://www.fokus.co.id/v4/pages/posts/urgensi-sertifikasi-bagipraktisi-ti71.php 3. http://www.ebizzasia.com/0217-2004/focus,0217,08.htm 4. http://www.jobitcom.com/sertifikasi.php 5. http://onno.vlsm.org/v09/onno-ind1/application/education/tantangan-bagi-pendidikan-indonesia-081998.txt
37