perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SERTIFIKASI BENIH JAGUNG KOMPOSIT (Zea mays L) DI BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH JAWA TENGAH
TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Jurusan / Program Studi Agribisnis Hortikultura Dan Arsitektur Pertamanan
Disusun Oleh : MOH NURCAHYONO SAMADYO H 3308029
PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Laporan Tugas Akhir dengan Judul : SERTIFIKASI BENIH JAGUNG KOMPOSIT (Zea mays L) DI BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH JAWA TENGAH
Yang dipersiapkan dan disusun oleh : MOH NURCAHYONO SAMADYO H 3308029
Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal : ............................... Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Penguji Ketua
Anggota
Ir. Eddy Triharyanto, MP NIP. 19002051986011001
Drs. Sugiono, MP.. NIP. 194709161980031001
Surakarta,
Mei 2011
Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Pertanian Dekan,
Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS. NIP. 195512171982031003 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas taufik dan hidayatnya penulis mampu menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Dalam menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini tentunya tidaklah lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Bapak Ir. Heru Irianto, MM selaku Ketua Program Studi DIII Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Bapak Ir. Panut Sahari, MP selaku Ketua Minat Program Studi DIII Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Bapak Ir. Eddy Triharyanto, MP selaku Dosen Pembimbing.
5.
Bapak Jarwo selaku penanggung jawab di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Jawa Tengah.
6.
Ayah, Ibu serta semua keluarga yang ada di rumah, terima kasih atas semua kasih sayang dan dorongan semangat yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami harapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf bila dalam laporan ini terdapat katakata yang kurang berkenan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.
Surakarta,
Mei 2011
Penulis
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
vi
I. PENDAHULUAN.....................................................................................
1
A. Latar Belakang ...................................................................................
1
B. Tujuan .................................................................................................
3
1. Tujuan Umum ...............................................................................
3
2. Tujuan Khusus ..............................................................................
3
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................
4
III. TATALAKSANA PELAKSANAAN ......................................................
12
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ........................................................
12
B. Cara Pelaksanaan Magang ..................................................................
12
1. Penentuan Lokasi Kegiatan Praktek Magang ...............................
12
2. Pelaksanaan Kegiatan Magang .....................................................
12
C. Teknik Pengumpulan data ...................................................................
13
1. Observasi .....................................................................................
13
2. Wawancara ...................................................................................
13
3. Pelaksanaan Kegiatan Magang ....................................................
13
4. Studi Pustaka
.........................................................................
13
D. Jenis dan Sumber Data .......................................................................
13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................
14
A. Kondisi Umum Perusahaan.................................................................
14
1. Sejarah Umum Perusahaan ...........................................................
14
2. Letak geografis ..............................................................................
15
3. Struktur Organisasi BPSB ............................................................. commit to user 4. Fungsi Perusahaan ........................................................................
16
iv
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Kegiatan umum Perusahaan .........................................................
17
B. Prosedur Sertifikasi Benih .................................................................
20
1. Permohonan sertifikasi Benih ......................................................
20
2. Pemeriksaan permohonan sertifikasi ...........................................
20
3. Persyaratan pengujian lapang .......................................................
21
4. Pemeriksaan pengujian Lapang ...................................................
22
5. Pemberian Sertifikasi dan pengujian laboratorium ......................
27
6. Pemasangan Lebel dan Segel .......................................................
33
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................
35
A. Kesimpulan .........................................................................................
35
B. Saran....................................................................................................
36
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
37
LAMPIRAN ...................................................................................................
38
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tahapan berdirinya BPSB Jawa Tengah.........................................
22
Tabel 4.2 Standar pengujian Laboratorium benih jagung ...............................
23
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPSB Jawa Tengah ....................................
commit to user
vii
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pertanian sangat berperan dalam perekonomian nasional, baik ditinjau dari peranannya dalam pendapatan nasional, penyerapan tenaga kerja, maupun prospek pasar, sekarang ini kegiatan budidaya tanaman hortikultura meliputi sayuran dan buah-buahan semakin banyak diusahakan oleh petani. Kegiatan budidaya tanaman pangan dan tanaman hortikultura semakin ditingkatkan oleh petani karena komoditas ini mampu memberikan keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan usaha-usaha yang lainnya. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani, pemerintah telah menetapkan kebijakan dalam memilih urutan jenis tanaman pertanian hortikultura. Untuk menentukan jenis tanaman itu pemerintah menyusun beberapa pedoman, sebagai berikut mengutamakan jenis tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, dalam rangka meningkatkan pendapatan petani, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri, memberi kesempatan tenaga kerja lebih banyak maupun
prospek pasar dan pemasaran yang baik dapat mempertinggi nilai gizi
masyarakat diantaranya komoditi tanaman jagung. Pemerintah telah mengupayakan dalam hal ini untuk meningkatkan mutu benih dengan adanya Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) memiliki kegiatan pelayanan masyarakat meliputi penilaian kultivar, sertifikasi benih, pengujian laboratorium, pengawasan peredaran benih. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan perundang-undangan. Pemerintah merupakan lembaga pelayanan publik terkait dengan tugas dan fungsinya, aparatur pemerintah dituntut untuk dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dalam melakukan sertifikasi benih. Sertifikasi merupakan salah satu pelayanan publik yang dilakukan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) untuk memperoleh standar mutu benih demi kelancaran proses produksi pertanian. Kebutuhan benih bersertifikat semakin meningkat dengan adanya kualitas serta kuantitas yang tercapai pada proses produksi pertanian. Sertifikasi benih dilakukan untuk menjamin kualitas benih tanaman dan meningkatkan penggunaan benih yang berkualitas. Sertifikasi terhadap benih yang akan diedarkan atau digunakan meliputi: sertifikasi sumber commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
benih, sertifikasi mutu benih dan sertifikasi kesehatan benih. Sertifikasi kesehatan benih hanya dilakukan untuk benih yang berasal dari luar negeri. Kegiatan sertifikasi benih yang dilakukan oleh pihak BPSB Jawa Tengah ini meliputi kegiatan sertifikasi tanaman pangan, tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah-buahan, hias, obat, terna) dan tanaman tahunan. Jagung (Zea mays L) termasuk tanaman serealia yang bebas diperdagangkan dan dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahan sederhana hingga olahan bergengsi tinggi. Ragam jenis makanan selingan seperti jagung manis dan jagung pop corn tersebar di pedesaan dan perkotaan. Tepung jagung produksi industri bahan setengah jadi banyak dipergunakan oleh berbagai jenis industri antara lain jenis makanan ringan kerupuk, pabrik biskuit, barbeque, mie, roti, spagheti, es krim, bumbu masak, kecap, saus, tauco, soun, pemanis, minuman penyegar, sirup dan minyak sawit. Industri runsun pakan ternak, unggas dan ikan berkembang pesat pada tahun 1985, memenuhi perubahan pola konsumsi masyarakat yang meningkat terhadap konsumsi daging, telur dan susu sebagai akibat meningkatnya inovasi teknologi biologi, kimia dan pendapatan masyarakat. Sejalan dengan itu permintaan jagung meningkat di dalam negeri maupun permintaan exspor ke luar negeri. Jagung merupakan salah satu komuditas tanaman pangan yang mempunyai peranan strategis dalam pembangunan dan perekonomian Indonesia. Komuditas ini mempunyai fungsi multiguna, baik untuk pangan maupun pakan. Penggunaan jagung untuk pakan mencapai 50% dari total kebutuhan. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas jagung adalah mengembangkan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan adaptif pada kondisi lingkungan tertentu. Untuk itu diperlukan benih bermutu prima. Kemudahan memperoleh benih unggul bermutu merupakan insentif yang diperlukan petani untuk meningkatkan produksi jagungnya.
B. Tujuan 1. Tujuan Umum a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara teori dengan penerapannya di dunia kerja (lapangan) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat merupakan bekal bagi mahasiswa setelah terjun di masyarakat. b. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang agribisnis. c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan agribisnis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan Instansi pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi.
2.Tujuan Khusus a. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja dalam bidang pertanian khususnya pada pada sertifikasi benih jagung di tempat Balai Sertifikasi dan Pengawasan Benih (BPSB) alamat Jl. Solo-Yogya KM.15 Sraten-Gatak-Sukoharjo-Jawa Tengah. b. Melihat dan memahami secara langsung pelaksanaan sertifikasi benih dan pengawasan benih jagung (Zea Mays L) di Balai Sertifikasi dan Pengawasan Benih (BPSB).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Benih adalah biji tanaman yang tumbuh menjadi tanaman muda (bibit) kemudian dewasa dan menghasilkan bunga. Melalui penyerbukan, bunga berkembang menjadi buah atau polong lalu menghasilkan biji kembali. Benih dapat dikatakan pula sebagai ovule masak yang terdiri dari embrio tanaman, jaringan cadangan makanan dan selubung penutup yang berbentuk vegetatif. Benih berasal dari biji yang dikecambahkan dan diusahakan menjadi tanaman yang dewasa. Sementara menurut Undang-undang Sistem Budidaya benih dan bibit mempunyai pengertian yang sama yaitu tanaman atau bagian tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman (Supena, 2005) Taksonomi adalah salah satu bagian dari ilmu tumbuh-tumbuhan yang mempelajari lebih mendalam tentang silsilah keluarga tanaman jagung secara pasti dan teliti. Klasifikasi tanaman jagung (Paimin, 1998), adalah sebagai berikut: Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas
: Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus
: Zea
Spesies
: Zea mays L.
Jagung termasuk tanaman yang familiar bagi sebagian masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini banyak beredar jenis jagung. Untuk lebih mengenal jagung sebagai tanaman pangan. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku yang paling bawah, yaitu sekitar 4 cm dibawah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah. Perkembangan akar jagung tergantung dari varietas, kesuburan tanah, dan keadaan air tanah. Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60-300 cm. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8-48 helain. Tergantung varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelompok daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelompok daun umumnya membungkus batang. Antara kelompok dan helaian terdapat lidah daun yang disebut liguna. Liguna ini berbulu dan berlemak. Fungsi liguna adalah mencegah air masuk kedalam kelompok daun dan batang. Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga disebut bunga tidak lengkap. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bungan jantan terdapat di ujung batang. Adapun bungan betina terdapat di ketiak daun ke 6 atau ke 8 dari bunga jantan. Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200-400 biji. Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian paling luar disebut paricarrp. Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian paling dalam yaitu embrio atau lembaga. (Goldsworthy dan Fisher, 1999). Salah satu tugas pokok Badan Benih Nasional yaitu membentuk lembaga yang tugasnya memperbanyak dan memproduksi benih dari varietas-varietas yang berkualitas tinggi. Varietasvarietas ini berasal dari program Seleksi Balai Penelitian. Sertifikasi benih merupakan suatu kegiatan yang termasuk dalam suatu program produksi benih unggul atau berkualitas tinggi dari varietas-varietas yang genetik unggul yang selalu harus dipelihara dan dipertanggungjawabkan. Karena sertifikasi benih telah menunjukkan suatu perlindungan bagi keberadaan suatu benih dapat pula dikatakan sebagai satu-satunya metode pemeliharaan identitas varietas benih yang menjadi sangat penting bagi tanaman lapangan yang sebagaian besar varietasnya dilepaskan secara umum dan benihnya diperjualbelikan di pasaran bebas (Kartasaputra, 2005). Bibit dibeli di tempat-tempat terpercaya, baik penangkar maupun kios-kios benih. Salah satu ciri bibit bermutu yang diperdagangkan di Indonesia adalah adanya label resmi yang dikeluarkan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB). BPSB merupakan lembaga pemerintah dibawah Departemen Pertanian RI yang bertugas melakukan pengawasan terhadap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
produksi dan peredaran benih. Lebel tersebut merupakan jaminan kepastian jenis tanaman. Varietas tanaman dan alamat penangkarnya. Adanya nama dan alamat penangkarnya dapat sebagai jaminan kalau kemudian hari ada hal-hal yang merugikan pengguna benih sehingga dapat menuntut penangkarnya. Di Indonesia banyak tempat terpercaya yang menjual bibit yang berkualitas. Di tempat penjualan benih berkualitas pun sebenarnya penjelasan tentang bibit belum sepenuhnya benar. Perlu diingat bahwa produksi benih di penangkar biasanya mahal dan benihnya beragam sehingga tidak jarang terjadi pertukaran label saat pemasangannya. Bahwa ada penangkar yang memasang label ke BPSB dengan jumlah yang tidak sesuai dengan bibit yang diproduksi, bila akhirnya labelnya yang kurang maka penangkar memenuhi kekuranganya dengan membuatnya sendiri tanpa pengawasan Instansi berwenang (Paimin, 1998). Dalam mendukung peningkatan produksi jagung di Indonesia kebijakan perbenihan jagung komersil tingkat nasional sebaiknya diproduksi di Indonesia. Namun hingga saat ini, sumber daya dan kelembagaan perbenihan jagung dalam negeri belum merupakan produsen pertanian yang mumpuni dan berdaya saing handal. Oleh sebab itu, aspek pemahaman ilmu pemuliaan tanaman praktis dalam kehidupan pertanian khususnya ilmu menghasilkan benih jagung oleh petani harus diperluas dan ditingkatkan (Anonim, 2008) Pengembangan industri benih nasional perlu dikembangkan kebijaksanaan operasional, terutama dengan optimalisasi fungsi dan pembinaan, pelayanan dan pengawasan dari pemerintah, serta meningkatkan peran swasta dalam industri benih. Upaya-upaya tersebut ditempuh antara lain melalui: peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perbenihan, pembenahan kelembagaan perbenihan, peningkatan peran Indonesia dalam organisasi benih internasional serta penciptaan iklim yang kondusif untuk mengembangkan agribisnis dan industri benih (Rasah, 2003 ). Tujuan Sertifikasi adalah untuk menjaga kemurnian genetik dari varietas yang dihasilkan oleh pemulia atau untuk menjaga kemurnian dan kebenaran dari varietas. Mendapatkan benih bermutu dari varietas unggul yang sesuai standar mutu yang berlaku yang dicantumkan dalam label. Didapatkanya benih bermutu dengan standar mutu yang berlaku baik mutu di lapangan maupun di laboratorium. Tersedianya benih unggul bermutu secara berkesinambungan pada produsen, penangkar maupun pedagang benih yang dibutuhkan oleh konsumen (Sucipto, 2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kelas-kelas benih dalam rangka sertifikasi ialah Benih Penjenis (BS), Benih Dasar (BD), Benih Pokok (BP) dan Benih Sebar (BR). 1.
Benih Penjenis (BS), adalah benih yang diproduksi oleh dan dibawah pengawasan pemulia tanaman yang bersangkutan atau instansinya dan harus merupakan sumber untuk perbanyakan benih dasar. Label BS berwarna kuning.
2.
Benih Dasar (BD), adalah keturunan pertama dari benih penjenis yang diproduksi dibawah bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat hingga kemurnian varietas yang tinggi dapat dipelihara. Benih dasar diproduksi oleh instansi/ badan yang ditetapkan oleh sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih. Label BD berwarna putih.
3.
Benih Pokok (BP), adalah keturunan dari benih penjenis atau juga benih dasar yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas maupun tingkat kemurnian varietas memenuhi standar mutu yang ditetapkan serta telah disertifikasi sebagai benih pokok oleh sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih. Label BP berwarna ungu.
4.
Benih Sebar (BR), adalah keturunan dari benih penjenis, benih dasar ataupun benih pokok yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas dan kemurnian varietas dapat dipelihara, dan memenuhi standar mutu benih yang ditetapkan dan telah disertifikasi sebagai benih sebar oleh sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih. Label BR berwarna biru. (Anonim, 1992). Benih varietas unggul yang bermutu merupakan penentu batas atas produktivitas usaha
tani. Ketersediaan benih bermutu tepat waktu dan lokasi akan mendorong percepatan pengembagan inovasi teknologi baru guna meningkatkan pendapatan dan produksi jagung nasional. Saat ini, para industri benih jagung nasional dan swasta belum bersinergis, sehingga pengembangan inovasi baru masih lambat antara lain terlihat dari pengembangan varietas jagung hibrida yang belum memenuhi produksi benih dalam negeri, selebihnya didominasi oleh jagung lokal dan komposit. Sebagian petani Indonesia masih menggunakan benih asalan, berupa turunan hibrida dan komposit keturunan. Selama masih banyaknya jumlah petani yang menanam varietas lokal, maka rata-rata produktivitas jagung di Indonesia tetap rendah (BAPPENAS, 2008). Varietas komposit atau bersari bebas terbentuk dari campuran gen yang sangat kompleks dari hibrida-hibrida dan masing-masing tanaman bersifat heterozigot. Dalam proses pembentukannya, varietas bersari bebas pada umumnya dibentuk melalui seleksi famili dengan berbagai metode seleksi perbaikan populasi, seperti seleksi saudara kandung, saudara tiri, seleksi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
massa, dan berbagai modifikasinya. Dengan demikian, varietas jagung bersari bebas tidak memiliki keseragaman penampilan di lapangan seperti halnya hibrida. Ketidakseragaman tersebut dapat diminimalisasi jika suatu varietas bersari bebas mengalami penyeleksian atau penyesuaian diri pada kondisi lingkungan tertentu sehingga mampu memperlihatkan keseragaman fenotipe. Varietas bersari bebas telah mencapai keseimbangan genetik apabila dari generasi ke generasi berikutnya menghasilkan gamet dan genotype yang sama. Varietas bersari bebas yang sudah dilepas praktis telah mencapai keseimbangan genetik dan tidak mengalami perubahan selama dalam populasi yang banyak dalam suatu blok perkawinan secara acak, tidak terjadi seleksi, tidak ada migrasi atau pencampuran/perkawinan dengan varietas lain, dan tidak ada perbedaan mutasi ke dua arah (Bernardo, 2002). Jumlah tanaman minimum yang bisa diterima supaya tidak memberikan pengaruh silang dalam (inbreeding) adalah 250 tanaman, namun jumlah tanaman 400-500 dianggap lebih baik. Persyaratan tersebut harus dipenuhi dalam sertifikasi benih dasar (BD), benih pokok (BP), dan benih sebar (BR). Benih penjenis adalah benih pemulia yang diproduksi di bawah pengawasan pemulia tanaman, dan merupakan benih sumber untuk perbanyakan benih dasar dengan warna label kuning. Benih dasar merupakan keturunan pertama dari benih penjenis yang diproduksi di bawah bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat dari pemulia atau pengawas benih, sehingga kemurnian varietas dapat terpelihara dengan warna label putih. Benih pokok merupakan keturunan dari benih dasar yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa, sehingga identitas maupun tingkat kemurnian varietas memenuhi standar mutu yang ditetapkan dan disertifikasi sebagai benih pokok dengan warna label ungu. Benih sebar merupakan keturunan dari benih pokok yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas dan tingkat kemurniannya dapat dipelihara dan memenuhi standar mutu yang ditetapkan dan disertifikasi sebagai benih sebar dengan warna label biru. Mempertahankan kemurnian benih jagung varietas bersari bebas juga berarti mempertahankan keseimbangan genetik dari varietas tersebut. Jadi memperbanyak benih varietas bersari bebas adalah memproduksi benih dengan mempertahankan kemurnian dari varietas bersari bebas itu sendiri (Sucipto, D. 2011). Mutu fisiologis benih merupakan interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan tumbuh di mana benih dihasilkan. Untuk memperoleh benih dengan mutu awal yang tinggi, lingkungan pertanaman termasuk kesuburan tanah diusahakan pada kondisi optimal, agar tanaman dapat menghasilkan benih dengan vigor yang tinggi. Benih jagung yang diproduksi dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
struktur tanaman induk yang bervigor tinggi akan lebih tahan disimpan disbanding dengan benih yang diperoleh dari struktur tanaman yang kurang vigor. Tanaman yang mengalami defisiensi satu atau lebih unsur hara akan menghambat tercapainya mutu fisiologis yang optimal, disamping itu akan mempengaruhi komposisi kimia benih yang dapat menurunkan mutu benih yang dihasilkan. Tanaman yang defisien P dan K akan menghasilkan benih yang tidak dapat berkecambah dengan baik dan tidak tahan simpan. Vigor benih jagung juga dipengaruhi oleh pemberian pupuk N, dan vigor benih meningkat sejalan dengan meningkatnya takaran pemupukan N. Pemupukan N meningkatkan bobot benih, sehingga daya berkecambah dan kekuatan tumbuh benih meningkat. Unsur P dapat meningkatkan kandungan protein dan bobot biji yang selanjutnya meningkatkan vigor dan ketahanan simpan benih (Sutopo, L. 2004). Sekitar 60%-65% pertanaman jagung diusahakan pada lahan kering pada musim hujan dan pada saat panen masih banyak hujan, sehingga penggunaan alat pengeringan menjadi penting. Luas pertanaman jagung di lahan sawah 35%-40% dari total areal pertanaman jagung dan 10%-15% diantaranya pada lahan sawah irigasi yang ditanam pada awal musim kemarau (Kasryno, 2002). Dalam pengeringan benih, tingkat suhu perlu disesuaikan dengan kadar air benih yang sedang dikeringkan. Apabila kadar air benih di atas 18%, maka suhu maksimum adalah 32ºC. Setelah kadar air turun menjadi 10%-18%, suhu dapat dinaikkan hingga 38ºC. Apabila kadar air sudah di bawah 10%, maka suhu pengeringan dapat dinaikkan hingga 43ºC. Dengan demikian, pengatur suhu alat pengering harus berfungsi dengan baik. Apabila benih berkadar air yang masih tinggi langsung dikeringkan dengan suhu sekitar 40ºC, enzim akan menggumpal sehingga menurunkan viabilitas benih. Pengeringan benih yang disertai dengan aerasi lebih baik daripada tanpa aerasi. Benih jagung lebih tahan disimpan dari pada benih kacang-kacangan karena kandungan protein dan lemaknya relatif lebih rendah. Tetapi ketahanan simpan benih jagung lebih rendah dari pada benih padi, karena selain memiliki kulit biji yang lebih keras (lemma dan palea), benih padi hanya mengandung 5% protein albumin. Protein benih jagung terdiri atas 25% albumin, 39% protein glutelin, 24% prolamin, dan tidak mengandung globulin. Sebagian besar dari enzim yang berperan pada proses metabolism disintesis dari protein albumin (Raharja, K, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ukuran dan bobot benih yang terletak di bagian bawah dan ujung tongkol lebih rendah dibanding yang terletak di bagian tengah. Biji-biji yang terletak pada 1/5 bagian atas dan 1/5 bagian bawah sebaiknya dikeluarkan jika alat sortasi yang digunakan tidak dilengkapi dengan komponen sortasi berdasarkan ukuran biji. Setelah empat bulan penyimpanan daya berkecambah benih yang berasal dari pangkal dan ujung tongkol telah menurun disbanding dengan benih yang berasal dari 3/5 bagian tengah tongkol. Benih dengan ukuran biji besar (S1), sedang (S2), dan kecil (S3) yang disimpan pada kadar air 9-13% selama enam bulan, daya berkecambahnya pada perlakuan kadar air 13,5% turun menjadi 83,3-86,7%. Makin tinggi kadar air biji, makin cepat respirasi dan makin banyak C02, air, dan panas yang dihasilkan selama penyimpanan. Panas, kadar air, dan kelembaban yang tinggi dapat mempercepat kerusakan benih. Kadar air merupakan faktor penentu utama kemunduran benih, kemudian suhu akan memacu laju kemunduran apabila kadar air benih memungkinkan bagi proses biokimia berlangsung. Makin rendah kelembaban ruang simpan, proses terjadinya keseimbangan kadar air benih makin lama. Benih jagung yang sudah kering hendaknya disimpan pada ruang simpan tertutup rapat (kedap udara) atau pada ruang simpan dengan kelembaban udara tidak lebih dari 75%. Pada kondisi tersebut, kadar air benih jagung sudah mencapai 12% (maksimum kadar air benih) di daerah tropis dengan suhu udara ruang simpan 28-32ºC. Pada musim hujan, kelembaban udara dapat mencapai 96%, sehingga benih yang disimpan pada kondisi terbuka (tidak kedap) akan cepat rusak karena kadar air benih dapat mencapai 21%, sehingga diperlukan penyedot udara (dehumidifier) agar keseimbangan kadar air benih menurun. Namun demikian, di pedesaan dengan fasilitas penyimpanan yang serba terbatas, petani yang menyimpan benih untuk kebutuhan usahataninya disarankan menggunakan kemasan kedap udara, antara lain jerigen plastik. Dengan menggunakan kemasan tersebut, kadar air benih relatif stabil (+ 11%) sampai periode simpan delapan bulan (BPSB, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan magang dimulai dari tanggal 31 Januari sampai dengan 28 Pebruari 2011, dengan lokasi magang di balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah di Sukoharjo.
B. Cara Pelaksanaan Magang di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) 1. Penentuan lokasi kegiatan praktek magang Pelaksanaan magang dilakukan dengan mengambil lokasi di BPSB Jawa Tengah di Sukoharjo. Alasan pertimbangan pemilihan lokasi PBSB Jawa Tengah di Sukoharjo adalah karena lokasi yang strategis dan bisa mengetahui cara-cara sertifikasi benih atau bibit serta mencari pengalaman kerja. 2. Pelaksanaan kegiatann magang Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan maksud dilaksanakan praktek magang dan melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan uji sertifikasi dan mutu benih jagung.
C. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Mahasiswa melakukan pengamatan secara langsung di lapangan mengenai kegiatan sertifikasi dan mutu benih jagung. 2. Wawancara Mahasiswa menanyakan secara langsung kepada staf dan karyawan (Pertugas) yang berada di lapangan selama kegiatan berlangsung dan kepada pihak-pihak terkait dalam hal ini adalah BPSB Jawa Tengah.
3. Pelaksanaan kegiatan magang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa secara langsung selama pelaksanaan praktek lapangan sehingga mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kegiatan yang dilaksanakan dlam BPSB. 4. Studi pustaka Mahasiswa mencari referensi untuk melengkapi data-data yang diperlukan agar diperoleh hubungan antara teori dan aplikasinya di lapangan tempat mahasiswa magang.
D. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah: 1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan observasi dan analisis data. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku arsip, jurnal yang terkait dengan Tugas Akhir (TA) ini dengan mencatatkan secara langsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Perusahaan 1. Sejarah Umum Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah merupakan lembaga instansi pemerintah yang bertugas sebagai pengawas dan mengurusi masalah pembenihan diseluruh daerah Jawa Tengah. BPSB ini berdiri resmi pada tahun 2001 dan disyahkan oleh Dinas Pertanian Propinsi Jawa Tengah. Untuk mendirikan lembaga atau instansi seperti BPSB Jawa Tengah ini membutuhkan waktu dan biaya yang besar oleh karena itu disetiap Propinsi hanya terdapat satu instansi saja. Berikut tahapan-tahapan berdirinya BPSB Jawa Tengah. Tabel 4.1 Tahapan berdirinya BPSB Jawa Tengah. No
Tahap kegiatan tahunan
Keterangan
1
1971
Produksi benih bermutu
2
1978
Mulai membentuk seksi pengawasan mutu dan menyatu dengan BBI
3
1982
Resmi berdiri sebagai BPSB untuk 13 Propinsi
4
1994
Perubahan
struktur
menjadi
Balai
Pengawasan Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) 5
2001
Otonomi daerah menjadi BPSB Jawa Tengah
Sumber : BPSB Setelah terjadi otonomi daerah BPSB Jawa Tengah resmi berdiri sebagai satu-satunya lembaga instansi pemerintah yang mengawasi dan menangani masalah perbenihan diseluruh daerah Jawa Tengah. Seiring perkembangan teknologi BPSB Jawa Tengah bisa menjalankan tugas dengan baik maka pada tahun 2005 mendapat penghargaan dari pemerintah yaitu: Piagam Abdi Bakti Tani dan Piala Abdi Bakti Tani. Kantor BPSB Jawa Tengah juga dilengkapi dengan laboratorium yang sudah diakreditasikan dan dipercaya pemerintah sebagai salah satu instansi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemerintah yang menguji, mengawasi, dan menangani, kegiatan perbenihan diseluruh daerah Jawa Tengah. Lokasi kantor BPSB Jawa Tengah sangat strategis yaitu berada tepat dipinggir jalan raya yang beralamatkan di “Jl.Raya Solo-Jogja Km 15 Sraten gatak Sukoharjo”. Sehingga mudah dijangkau oleh kendaraan jalur darat. Dalam menjalankan tugasnya BPSB Jawa Tengah dibagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian penerimaan benih, bagian sertifikasi, bagian kultivar, bagian laboratorium, bagian pemasaran, dan bagian wilayah Surakarta. 2. Letak Geografis Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Jawa Tengah (BPSB) merupakan lembaga instansi pemerintah yang bergerak dalam pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan dan tanaman holtikultura yang berada diseluruh daerah Jawa Tengah. Kantor BPSB terletak Jl.Raya Solo-Jogja Km 15 Sraten gatak Sukoharjo, daerah ini terletak diantara ketinggian 300 m dpl sehingga sangat strategis dijangkau oleh kendaraan darat.
3. Struktur Organisasi BPSB Struktur organisasi yang ada di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Propinsi Jawa Tengah menggunakan sistem garis lurus dengan pembagian tugas dan pertanggung jawaban yang jelas. Struktur organisasi di Balai Pengawan dan Sertifikasi Benih Propinsi Jawa Tengan adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kepala BPSB Propinsi Jawa Tengah
Kelompok fungsional
Subag TU
Seksi Pelayanan Teknis
Seksi Bangdal
Gambar : 4.1 struktur organisasi Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Propinsi Jawa Tengah Keterangan : 1. Kepala BPSB Mengkoordinasikan seluruh kegiatan di BPSB 2. Sub Bag. TU (Tata Usaha) Mengurus seluruh kegiatan tata usaha di BPSB. 3. Kelompok Fungsional Melaksanakan pengawasan mutu dan teknis benih. 4. Seksi Pelayanan Teknis Melaksanakan kegiatan administrasi dan informasi teknis serta perencanaan dan pengelolaan secara teknis. 5. Seksi Pengembangan dan Pengendalian Mutu Melaksanakan pengembangan, pengendalian, pengawasan mutu benih dan sertifikasi serta membuat aturan yang diusulkan ke pusat.
4. Fungsi Perusahaan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah mempunyai beberapa fungsi antara lain: a) Sebagai pengawas seluruh kegiatan perbenihan diseluruh daerah Jawa Tengah. b) Sebagai pembimbing petani benih binaan seJawa Tengah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Mengadakan uji laboratorium untuk sampel atau contoh benih tanaman pangan dan tanaman holtikultura seluruh daerah jawa tengah. d) Kemitraan dengan pelaku agribisnis dengan pemerintah. e) BPSB sebagai satu-satunya lembaga instansi pemerintah yang bertugas sebagai kegiatan perbenihan tanaman pangan dan tanaman holtikultura diseluruh daerah Jawa Tengah. 5. Kegiatan Umum Perusahaan Kegiatan umum dalam magang yang telah dilaksanakan di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah meliputi: Pemeriksaan pendahuluan, Pemeriksaan pertanaman, Pelaporan, pemberian sertifikasi dan pelabelan serta pengawasan peredaran bibit dipasaran. Untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan tugas para pegawai di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah membagi beberapa bagian yang bertugas dibidang masing-masing diantaranya bagian sertifikasi, bagian laboratorium, bagian tata usaha, bagian penerimaan benih, bagian kultivar, bagian pemasaran, dan bagian wilayah Surakarta. dengan adanya pembagian tugas-tugas tersebut sehingga dapat mempermudah berlangsungnya proses pengujian mutu benih. Selain hal tersebut, untuk mengawasi dan menangani bidang perbenihan yang khususnya yang berada di daerah Jawa Tengah. Petugas-petugas pengawas bibit atau benih tersebut bertugas memantau dan mengawasi proses perbenihan disetiap kabupaten yang sudah dimana petugas tersebut ditugaskan. Setiap petugas yang menjadi pengawas bibit atau benih diwajibkan membuat pelaporan sebagai bukti dokumen dan sebagai bukti bahwa petugas tersebut telah menjalankan tugasnya dengan baik. BPSB Jawa Tengah menetapkan beberapa peraturan dan prosedur untuk sertifikasi bibit atau benih yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap produsen benih atau penangkar bibit. Dengan adanya peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan BPSB diharapkan bisa membawa kejujuran dan kedisiplinan bagi setiap produsen benih. BPSB Jawa Tengah memiliki tenaga kerja yang sangat terampil dan ahli. Dalam hal ini tenaga terampil merupakan pelaksanaan lanjutan dan penyelia sedangkan tenaga ahli terdiri dari tenaga ahli pertama, ahli muda, ahli madya. Pembagian tugas disesuaikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan jabatan masing-masing pegawai. Sehingga hal ini sesuai dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan masing-masing karyawan atau pegawai. Dengan adanya pembagian tugas yang sudah disesuaikan dengan jabatan masing-masing pegawai ini akan menunjukkan profesionalisme BPSB Jawa Tengah dalam melaksanakan tugasnya. Sebelum bekerja atau menjalankan tugasnya setiap pegawai BPSB Jawa tengah wajib mengikuti apel pagi. Jam kerja di BPSB Jawa Tengah dimulai pada hari Senin-Kamis pukul 07.00-15.30 WIB dan hari Jum’at pada pukul 07.00-11.00 WIB dan diawali dengan apel pagi. Dengan adanya apel pagi maka akan menunjukkan kedisiplinan para pegawai.
B. Komentar Dari Kondisi Umum BPSB 1. Komentar Tentang Ketenagakerjaan a) Jumlah pengawas benih belum ideal dibandingkan dengan volume kegiatan, dikarenakan pegawai semakin berkurang adanya purna tugas. Sampai dengan pertengahan tahun 2010 ini BPSB Jawa Tengah ini memiliki 94 orang tenaga fungsional khusus (Pengawas Benih Tanaman) dan 6 orang tenaga fungsional umum yang bekerja sebagai Pengawas Benih Tanaman (belum fungsional). b) Kurangya penguasaan teknologi informasi menjadi kendala dalam memenuhi tuntutan perkembangan, kecepatan dan ketepatan pelayanan. c) Upaya pemberdayaan staf teknis untuk diangkat sebagai tenaga fungsuonal Pengawas Benih Tanaman yang digunakan sebagai dasar untuk menjadi seorang petugas fungsional pengawas benih tanaman. 2. Komentar Tentang Sarana dan Prasarana a) Upaya
penyempurnaan
sarana
dokumentasi
kegiatan
sesuai
prinsip-prinsip
penyimpanan dokumen terkendala sarana penyimpanan dokumen yang representatif. Sarana tersebut antara lain almari arsip, gudang penyimpanan arsip contoh benih. b) Keterbatasan sarana pelaporan, sehingga belum mampu mendukung tuntutan kecepatan pelayanan. Sarana tersebut adalah komputer, note book dan mesin ketik manual. Sarana yang ada sekarang ini terbatas dan sudah ada banyak yang rusak, c) Keterbatasan gudang penyimpanan arsip contoh benih akibatnya arsip contoh benih tidak dapat tersimpan dengan baik. 3. Komentar Tentang Manajemen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Peningkatan tentang pengembangan sistem administrasi kegiatan terkendala oleh sarana (software) dan keterbatasan Sumber Daya Manusia. b) Pengawas benih tanaman yang sesuai petunjuk teknis fungsional terkendala jumlah dan sebaran jabatan pengawas benih. c) Tenaga fungsional jumlahnya sangat terbatas, sehingga satu orang melaksanakan pekerjaan beberapa uraian tugas pekerjaan, akibatnya pekerjaan tidak dapat selesai tepat waktu dan kurang optimal. 4. Komentar Tentang Pelayanan 1) Produksi benih yang tidak merata tiap bulan menyebabkan terjadinya tingginya volume pelayanan pada bulan-bulan tertentu, namun pada bulan yang lain kegiatan tersebut sangat sedikit. Kondisi ini ditambah dengan kurangnya kemampuan perencanaan produsen dalam penyesuaian dengan saat-saat kebutuhan benih. 2) Belum optimalnya pemanfaatan teknologi serta keterbatasan Sumber Daya Manusia menyebabkan optimalisasi kecepatan pelayanan belum sesuai yang diharapkan. 3) Jumlah pegawai benih yang tidak seimbang dengan volume kegiatan, menyebabkan pelayanan kurang opotimal.
C. Prosedur Sertifikasi Benih 1. Permohonan sertifikasi benih Permohonan sertifikasi benih ini dilaksanakan bagi produsen yang belum memperoleh Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Dengan ketentuan persyaratan dan tata cara sertifikasi benih tanaman ini merupakan pedoman sertifikasi secara umum, dan sekaligus merupakan tindak lanjut penerapan di lapangan terhadap ketentuen-ketentuen mengenai sertifikasi benih yang ada. Pemohon sertifikasi benih adalah orang atau badan hukum atau Instansi Pemerintah yang ingin memproduksi benih yang bermutu, yang terdaftar atau mempunyai ijin memproduksi benih dari Bupati atau Walikota.Pemohon adalah orang atau badan hukum, maka benih tersebut disertifikasi atas nama orang atau badan hukum yang menandatangani permohonan sertifikasi. Apabila pemohon sertifikasi berjumlah dua orang atau lebih yang bekerja sama, maka permohonan dapat ditanda tangani oleh satu orang atas nama seluruhnya atau oleh setiap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemohon sesuai perjanjian kerja samanya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan yang bersangkutan apabila masing-masing akan meminta sertifikasi atas bagiannya. 2. Pemeriksaan Permohonan sertifikasi a. Permohonan sertifikasi diajukan oleh pemohon kepada instansi penyelenggara sertifikasi. b. Permohonan hanya dapat diajukan oleh produsen benih yang memenuhi syarat. 1) Menguasai lahan yang akan digunakan untuk mamproduksi benih. 2) Memiliki atau menguasai benih sumber. 3) Mampu memelihara dan mengatur lahan dan pertanamannya. 4) Mematuhi petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh penyelenggara sertifikasi benih sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5) Mempunyai fasilitas sesuai dengan jenis tanaman yang diusahakan. 6) Bersedia membayar biaya pemeriksaan lapangan dan pengujian benih sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Permohonan diajukan kepada penyelenggara sertifikasi benih paling lambat 10 hari sebelum tanam dan mengisi formulir permohonan sertifikasi yang telah ditentukan. d. Satu formulir permohonan sertifikasi hanya berlaku untuk satu unit sertifikasi, yaitu terdiri satu varietas dan satu kelas benih dalam satu kesatuan lahan. e. Pada permohonan dilampiri label benih sumber yang akan ditanamdan sket peta lapangan. f. Pemeriksaan
kebenaran
dokumen dilakukan
sebelum benih ditanam untuk
mendapatkan kepastian bahwa data yang diberikan dalam permohonan sertifikasi benar-benar sesuai dengan keadaan yang berada dilapangan. 3. Persyaratan pengujian lapang benih jagung komposit a) Areal sertifikasi benih 1) Areal sertifikasi benih adalah areal tanah yang harus dinyatakan dengan jelas batas-batasnya baik berupa parit, pematang, jalan maupun tanda-tanda yang jelas lainnya. 2) Suatu areal sertifikasi benih dapat terdiri satu hamparan yang terdiri dari beberapa petak yang terpisah-pisah tetapi jarak antara yang satu dengan yang lain dan tidak dipisahkan oleh tanaman lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Dalam satu areal sertifikasi benih hanya dapat ditanam satu varietas dan satu kelas benih. 4) Batas waktu tanam dalam satu areal sertifikasi benih maximal 5 hari. b) Keadaan lahan sertifikasi benih 1) Tanah yang akan digunakan untuk memproduksi benih jagung bersari bebas dari bersertifikat diusahakan bekas tanaman lain atau tanah bera. Apabila areal yang digunakan bekas tanaman jagung, maka areal tersebut harus bekas varietas yang sama atau bekas varietas lain yang sifat fisiknya mudah dibedakan dengan varietas yang ditanam dengan ketentuan pihak produsen mau dan mampu mengerjakan pengolahan tanah secara intensif dan saat penanaman menggunakan system tanam secara tandur jajar. 2) Suatu lahan sertifikasi dapat terdiri dari satu hamparan yang terdiri dari beberapa petak yang terpisah-pisah tetapi jarak antara satu dengan yang lain dan tidak dipisahkan oleh varietas lain dengan ketentuan : a) Pertanaman jagung yang disertifikasi harus jelas terpisah dari pertanaman varietas lainnya dengan jarak minimal 200 meter. b) Isolasi jarak tersebut dapat dipendekkan jika penangkaran benih bertambah luas, dengan cara membuang tanaman pinggir areal penangkaran. c) Luas penangkaran, jarak isolasi serta jumlah baris
tanaman pinggir yang
dibuang dapat dilihat pada petunjuk pemeriksaan lapangan. c) Keadaan alat panen, alat pengolahan, tempat penyimpanan dan tempat pengolahan benih harus diperiksa sebagaimana yang ditetepkan untuk menjamin bahwa benih yang dipanen, dan diolah tersebut tidak tercampur dengan varietas lain. 4. Pemeriksaan Pengujian lapang benih jagung komposit Permohonan pemeriksaan lapangan harus disampaikan kepada institusi yang menangani masalah pengawasan mutu dan sertifikasi benih selambat-lambatnya satu minggu sebelum pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan lapangan bertujuan untuk menilai kemurnian varietas, menilai sumber-sumber kontaminasi yang terdiri atas varietas lain dan tipe simpang, menilai kesehatan benih dari hama dan penyakit yang dapat ditularkan melalui benih, memberikan rekomendasi untuk mencapai persyaratan produksi benih bersertifikat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan Pendahuluan. Pemeriksaan pertanaman dilakukan pada phase-phase pertumbuhan tertentu dari tanaman yang bersangkutan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh kepastian bahwa pertanaman tersebut bebas dari tanaman voluntir, campuran varietas lain, tipe simpang, tanaman yang terserang hama penyakit, rerumputan dan terhindar dari penyerbukan yang tidak diinginkan.
Pemeriksaan lapangan dilakukan oleh Pengawas Benih
Tanaman. Hal ini, dapat dijadikan dasar untuk menentukan tingkat kemurnian genetik dari benih yang akan dihasilkan. Pemberitahuan pemeriksaan lapangan harus sampai di Kantor BPSB selambat-lambatnya satu minggu sebelum waktu pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan lapangan yang terdiri dari 4 tahap pemeriksaan, yaitu pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan lapangan pertama, pemeriksaan lapangan kedua, dan pemeriksaan menjelang panen dengan penjelasan sebagai berikut : 1)
Pelaksanaan pemeriksaan lapangan pendahuluan
Pemeriksaan pendahuluan untuk mengecek ulang dokumen yang telah diserahkan produsen ke pegawai lapang dilakukan sebelum tanah untuk pertanaman diolah supaya lebih itensif, pemeriksaan tersebut dapat dilanjutkan sampai sebelum tanam. Persiapan persyaratan pendahuluan dengan ketentuan: a) Kebenaran nama dan alamat pemohon. b) Letak dan situasi areal dengan keadaan pengairan, hama dan penyakit, keadaan tanah, yang akan dipergunakan sebagai areal sertifikasi benih. c) Kebenaran batas-batas areal yang digunakan untuk areal sertifikasi benih. Data tersebut dicocokan dengan peta lapangan yang telah dilampirkan pada permohonan. Pada pemeriksaan ini sekaligus dapat diketahui keadaan isolasi areal tersebut. d) Kebenaran varietas, sumber dan kelas benih yang akan ditanam dan kelas benih yang akan dihasilkan. 2)
Pemeriksaan lapangan pertama Dalam pemeriksaan ini dilakukan pada phase vegetatif yakni pada waktu pertanaman berumur ±25 hari setelah tanam. Faktor-faktor yang diperiksa pada phase vegetatif adalah bentuk dan lebar daun, warna helai daun dan warna batang. Pemeriksaan ulangan hanya dilakukan bila dianggap perlu dengan ketentuan : a. Phase vegetatif belum berakhir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Waktu vegetative tanaman ditentukan bersama oleh Pengawas Benih Tanaman dan Penangkar Benih. c. Hanya dapat diberi kesempatan mengulang sekali. 3) Pemeriksaan lapangan kedua Dalam pemeriksaan ini dilakukan pada phase generatif atau berbunga. Pemeriksaan ini dilakukan pertanaman berbunga lebih dari 5% atau pada saat malai tersembul lebih dari 80% (±30 hari sebelum panen) untuk tanaman jagung. Dilakukan pada phase berbunga yakni dengan taanda-tanda bunga jantan sudah mulai tersembul sebelum tepung sari keluar. Faktor-faktor yang diperiksa pada phase berbunga adalah bentuk dan lebar daun, warna helai daun, warna batang, bentuk dan warna bunga jantan serta bentuk tongkol. Pemeriksaan ulangan hanya dilakukan bila dianggap perlu dengan ketentuan : a. Dilakukan secepatnya sebelum bunga jantan terbuka. b. Wakyunya ditentukan oleh bersama oleh Pengawas Benih Tanaman dan Penangkar Benih. c. Hanya dapat diberi kesempatan mengulang sekali.
4) Pemeriksaan lapangan menjelang panen Pemeriksaan ini dilakukan pada fase masak yakni pada waktu tanaman sudah mulai bertongkol dengan berbiji penuh, paling lambat satu minggu sebelum panen, dan daun sudah menguning. b. Pemeriksaan peralatan, tempat penyimpanan dan pengolahan benih Pemeriksaan yang dilakukan harus sebagaimana yang ditetapkan untuk mendapatkan kepastian bahwa benih yang akan dipanen, diolah, disimpan terhindar dari kemungkinan pencampuran sehingga kemurnian varietasnya dapat dijamin, sesuai dengan kebutuhan jagung yang bersih. Pemeriksaan ini yang harus diperhatikan adalah semua peralatan pendukung sampai tempat penyimpanan pasca panen diantaranya : 1)
Pemeriksaan peralatan perlengkapan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Para petani biasanya menggunakan alat penanam benih, gerobak, alat panen, silo, karung perlengkapan yang akan digunakan dalam produksi benih harus bersih dan bebas dari kemungkinan campuran dengan varietas lain. 2)
Pemeriksaan alat panen dan pengolahan. Benih jagung yang akan disertifikasi harus dipanen dan diolah dengan peralatan yang telah diperiksa dan disyahkan megenai kebersihannya oleh institusi yang menangani masalah pengawasan mutu dan sertifiksai benih.
3)
Pengawasan panen dan pengolahan benih. Benih yang dipanen daan diolah diawasi oleh Institusi yang menangani Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih. Pada proses pasca panen benih harus jelas identitas kelompok benih seperti varietas, nomor kelompok, asal lapangan, harus ada dan terpelihara setiap saat. Produsen benih harus mencantumkan tanggal panen agar mempermudah kerja di laboratorium saat pengujian benih.
4)
Pemeriksaan gedung dan tempat penyimpanan benih. Pemeriksaan gedung atau tempat penyimpanan benih dilakukan sebelum benih disimpan selanjutnya produsen benih harus meminta pemeriksaan gedung paling lambat satu minggu sebelum penyimpanan benih kepada
institusi terkait.
Pemeriksaan tempat penyimpanan benih meliputi : a. Cukup tersedia tempat dan ruangan penyimpanan benih. b. Kebersihan gedung penyimpanan sebelum melakukan menyimpanan benih. c. Sarana untuk melindungi benih dari hama dan penyakit. d. Ruang penyimpanan benih tidak lembab atau bocor. e. Tersedia sarana untuk pengeringan ulangan dari benih yang bersangkutan. f. Benih harus disimpan pada tempat dengan kondisi yang sesuai serta sirkulasi udara terjamin dan terkontrol. Dalam penyimpanan benih hal yang perlu diperhatikan tempat atau wadah diatur sedemikian rupa sehingga jumlahnya dapat dihitung dengan tepat dan setiap wadah benih mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil contoh benihnya serta dapat diambil dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mudah, susuai paraturan yang berlaku. Fasilitas penyimpanan serta peralatan yang akan dipakai untuk tanam, panen, pengolahan, pengeringan, dan atau peralatan lainnya harus dibersihkan. Pemeriksaan akan dilakukan oleh pengawas benih sebelum digunakan. Ditempat Pengolahan dan penyimpanan tidak boleh terdapat benih lainnya selain benih yang akan disertifikasi yang akan diolah, kecuali bila benih tersebut jelas identitasnya serta disimpan terpisah dengan batas-batas yang jelas. (a) Pelaporan contoh benih untuk dilakukan pengujian sertifikasi. Pengambilan contoh benih untuk pengujian laboratorium hanya dapat diambil dari kelompok benih yang sejarah pembentukan kelompoknya jelas, diberi identitas jelas dan seragam mutunya. Contoh benih dari suatu kelompok benih akan diambil oleh petugas pengambil contoh benih atau pengawas benih apabila sudah disusun dan siap diambil contohnya dengan permohonan dari produsen benih. 1)
Contoh benih untuk pengujian (a) Contoh benih yang mewakili untuk diuji di laboratorium benih akan diambil dari setiap kelompok benih yang selesei diolah guna sertifikasi benih. (b) Contoh benih yang diambil dari bulk benih sebelum pengolahan hanya diijinkan untuk pengujian daya tumbuh atau daya berkecambah. (c) Pengawas Benih Tanaman akan mengambil contoh benih resmi atas permintaan produsen benih. (d) Contoh benih yang dikirim ke laboratorium harus disegel.
2)
Pengambilan contoh benih (a) kelompok benih Tiap kelompok benih tidak boleh lebih dari 40 ton dan wadah dari suatu kelompok benih harus disusun dalam suatu susunan sedemikian rupa sehingga jumlahnya dapat dihitung dengan tepat dan memudahkan pengambilan contoh benihnya. (b) Pengambilan contoh benih Pengambilan contoh benih dilakukan sesuai dengan pedoman pengambilan contoh yang terdapat pada Pedoman Analisa Mutu Benih yang berlaku dan dari tiap-tiap kelompok benih harus diambil paling sedikit 1000 gram.
5. Pemberian Sertifikasi dan Pengujian Laboratorium
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah lulus semua tahapan dan pegawas benih selesai membuat laporan mengenai pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan pertanaman, pemeriksaan alat panen dan pengawasan panen, pemeriksaan alat pengolahan benih, pengawasan pengolahan benih selanjutnya benih dikirim dan dilakukan sertifikasi di BPSB dengan prosedur yang tepat. Sertifikasi diberikan kepada produsen untuk tiap lot benih yang lulus semua tahap pemeriksaan. Pengambilan benih dilakukan oleh pengawas benih dengan contoh benih yang sudah dikasih keterangan yang jelas. Benih yang masuk di BPSB selanjutnya diproses melalui tahap-tahap sebagai berikut : a) Tahapan pada bagian sertifikasi benih Pada bagian sertifikasi di BPSB benih yang masuk akan didata ulang oleh petugas mengenai nama pemilik, alamat, jenis varietas, Tanggal panen, kelas benih dan nomor kelompok benih. Sebelum pendataan ulang petugas juga melakukan penomeran benih dengan kode S yang artinya benih sudah terdaftar diserfifikasi. Dengan penomeran benih akan jelas selanjutnya penempelan blangko contoh kirim untuk pengujian di laboratorium. Blangko sertifikasi harus diisi keterangannya oleh petugas yang terpenting jelas benih ini yang akan diuji laboratorium dengan pengujian yang diperlukan diantaranya kadar air, kemurnian, jumlah benih varietas lain, daya kecambah dan daya tumbuh benih. Setelah tahaptahap diatas sudah selesai benih siap untuk dikirim ke laboratorium dan diproses selanjutnya. b) Pengujian benih di laboratorium Pengujian benih bertujuan untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap contoh benih yang perlu diuji selaras dengan faktor kualitas benih. Adapun kegiatan pengujian yang dilakukan secara rutin oleh BPSB Jawa Tengah yaitu pengambilan contoh benih, pengujian kadar air, analisa kemurnian benih, uji daya kecambah dan analisa campuran varietas lain (cvl). Pengujian mutu benih di laboratorium merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari suatu peoses produksi benih. Disamping pengujian di lapangan seperti pemeriksaan lapangan, penanganan hasil produksi dan pasca panen, mutu suatu calon benih bersertifikat akan diketahui lulus gugurnya setelah dilakukan pengujian benih di laboratorium. Laboratorium berperan besar dalam menyajikan data hasil pengujian yang tepat dan akurat. Peralatan dan bahan untuk pengujian di laboratorium antara lain : 1) Conical Divider Alat ini berfungsi sebagai pembagi contoh kirim menjadi dua atau lebih bagian yang sama. Bagian-bagian devider terdiri dari hopper, kerucut, dan kaffele dimana benih langsung masuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kedalam dua celah yang berlawanan. Saluran masuknya benih disusun dalam bentuk lingkaran dan berujung pada celah yang berlawanan. Ketika klep dibuka benih jatuh dikarenakan beban yang berlebih pada kerucut walaupun benih itu disalurkan pada saluran dan tempat yang sama tetapi benih akan terbagi menjadi dua pada celah yang berlawanan masuk kedalam wadah, kemudian melalui semburan yang akan masuk kedalam wadah (kuali). 2) Desikator Diameter desikator berkisar antara 20-30 cm. dibagian tengah terdapat logam atau porselen untuk meletakkan wadah benih. Bagian bawah diisi dengan penterap/desikan misalnya phosphorus pentoxida (silica gel) atau alumina aktif. Jika disekan tersebut lembab maka harus dipanaskan dalam oven selama 1 jam dengan suhu 130 oC atau desikan tersebut diganti. 3) Oven Oven yang digunakan ialah oven listrik yang dilengkapi dengan thermostat dan thermometer dengan ketelitian 0,5 oC. Thermostat mempunyai fungsi mengontrol suhu sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila terjadi perubahan suhu, misalnya karena oven dibuka saat memasukkan wadah kedalamnya. Maka dalam waktu 15 menit kemudian, oven harus dapat mencapai suhu semula. 4) Moisture meter Untuk mengukur kadar air dengan cepat, dapat digunakan alat moisture meter. Alat tersebut perlu dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan. 5) Timbangan Analitik Timbangan analitik yang digunakan mempunyai satuan ukuran dalam gram dengan ketelitian tiga desimal (mampu menimbang hingga 0,001 g). 6) KNO3 Adalah senyawa kimia yang digunakan pada pemecahan masa dormansi padi sehingga pengujian daya tumbuh dapat dilaksankan tanpa menunggu masa dormansi, di BPSB Jawa Tengah menggunakan KNO3 dengan konsentrasi 0,2%. 7) Germinator
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merupakan almari penyimpanan benih yang telah diperlakukan, sehingga benih tumbuh atau berkecambah dengan suhu terkendali yang bertujuan untuk penghitungan daya tumbuh atau daya kecambah. 8) Kertas media tumbuh Kertas yang digunakan berupa kertas sidi, yaitu kertas buram dengan ukuran A3. Kertas yang digunakan sebagai media tumbuh harus dibasahi terlebih dahulu. Metode pengecambahan yang digunakan yaitu metode antara kertas (AK). Pengujian Benih di laboratorium merupakan bagian dari prosedur dan persyaratan sertifikasi benih. Kegiatan Sertifikasi Benih yang didukung oleh pengujian mutu benih merupakan salah satu cara pengendalian mutu. Laboratorium berperan besar dalam menyajikan hasil uji yang tepat, akurat, dan tak terbantahkan baik secara ilmiah maupun hukum, dimana hasil uji tersebut harus memenuhi persyaratan yang Obyektif, data yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya selanjutnya teliti dan tepat, validitas hasil uji terjamin kebenarannya. Tahap pengujian benih di laboratorium: 1. Penerimaan Contoh Kirim Contoh kirim adalah contoh yang dikirim ke laboratorium pengujian benih yang diperoleh dari sebagian atau seluruh dari contoh komposit yang volumenya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Contoh kirim diperoleh dari pengurangan contoh komposit dengan menggunakan salah satu metode yang telah ditetapkan sehingga diperoleh volume yang sesuai. Apabila tidak mungkin melakukan pencampuran dan pengurangan dengan tepat pada kondisi gudang, maka contoh komposit harus dibawa ke laboratorium untuk pengurangannya. Setiap contoh kirim harus diberi tanda sesuai dengan kelompoknya dan dilakuakan pencatatan pembukuan agar mudah ditelusuri. Contoh kirim harus ditutup rapat atau dikemas sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan selama perjalanan.
2. Pembagian dan Pencampuran Contoh Kirim a. Contoh kirim dapat dicampur dengan cinical divider, kemudian seluruh contoh dari bagian yang sama digabung untuk kedua kalinya, begitu pula ketiga kalinya jika memang dibutuhkan. Contoh akan berkurang dengan proses yang berulang-ulang dan perpindahan bagian yang sama pada setiap prosesnya. Proses pengurangan ini dilanjutkan sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memperoleh perkiraan contoh kerja, tetapi tanpa mengesampingkan berat contoh yang ingin dicapai. Cara penggunaannya cinical divider adalah : b. Menyiapkan wadah penampung benih selanjutnya Membersihkan conical divider, penampung benih dan peralatan lainnya yang akan digunakan. c. Menempatkan conical divider ditempat yang datar dan memastikan bahwa penampung benih berada di bawah keluarnya benih dan menuangkan seluruh contoh benih pada conical divider sepanjang saluran dan pencampuran ini diusahakan sama rata dengan dengan cara memasukkan benih sehingga setiap lubang menerima jumlah benih yang sama. d. Mengambil 2 penampung benih yang telah berisi benih dan menggantikan dengan 2 penampung benih lain yang kosong selanjutnya menuangkan kembali benih dalam dua penampung benih ke conical divider secara bersamaan. e. Mengulangi kembali untuk memastikan benih telah tercampur merata dan mengambil 1 penampung benih yang telah berisi benih dan menggantikan dengan penampung yang kosong dan menuangkan benih yang berada di penampung lain ke conical divider untuk memastikan benih telah terdistribusi di semua lubang conical divider. 3. Pengujian Kadar Air Benih Kadar air adalah berat air yang hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih. Tujuan pengujian kadar air ini adalah untuk mengetahui kadar air benih dengan menggunakan metode yang sesuai bagi keperluan pengujian. Metode pengukuran kadar air menggunakan moistere meter dengan cara : a. Membersihkan alat pengukur yaitu moisture meter hingga bebas dari benih pada pengukuran sebelumnya dan menetapkan angka yang merupakan kode jenis benih jagung dengan 5.2 setiap komodite berbeda kodenya. b. Memasukkan benih ke dalam alat selanjutnya menekan tombol yang terdapat pada bagian kiri bawah alat lalu akan muncul angka. c. Melihat angka yang ditunjukkan oleh alat dan menyesuaikan dengan satuan kadar air standar, kemudian mencatat kadar air tersebut. 4. Analisis Kemurnian Benih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Benih murni adalah benih yang sesuai dengan pernyataan pengirim atau secara dominan ditemukan didalam contoh benih termasuk benih-benih varietas lain dalam jenis tanaman tersebut. Contoh kerja kemurnian diambil dari contoh kirim dengan menggunakan alat pembagi benih yaitu conical divider selanjutnya melakukan analisis kemurnian dengan memisahkan contoh kerja dalam komponen benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih. Cara kerja melakukan analisis kemurnian benih yaitu : a. Benih utuh, benih muda, benih berukuran kecil, benih mengkerut, dan benih sedikit rusak. b. Benih tererang penyakit. c. Pecahan benih dengan ukuran yang lebih besar dari ½ ukuran semula. d. Benih varietas atau tanaman lain. e. Kotoran benih meliputi : gabah hampa, sekam, batu, tanah, rumput, jerami, pecahan benih. 5. Pengujian Daya Kecambah Benih Pengujian daya kecamabah bertujuan untuk menentukan potensi perkecambahan maksimum dari suatu lot benih, yang dapat digunakan untuk membandingkan mutu benih dari lot yang berbeda dan untuk menduga daya tumbuh di lapangan. Perkecambahan di laboratorium adalah proses perkembangan stuktur esensial kecambah, melalui tahapan-tahapan dimana struktur esensial menunjukkan kemampuan untuk berkembang secara normal dalam kondisi lingkungan yang sesuai. Persentase daya kecambah adalah proporsi berdasarkan jumlah (dinyatakan persentase) yang menghasilkan kecambah normal dalam kondisi yang sesuai selama priode tertentu. Bahan yang digunakan sebagai substrat/ media tumbuh adalah kertas (kertas saring, blotter atau towel), namun untuk efisiensi biaya dapat digunakan kertas sidi. 6. Evaluasi Daya Kecambah Benih Evaluasi kecambah dilaksanakan 5 hari dan 7 hari setelah pengujian. Kecambah yang dievaluasi terbagi dalam 5 kategori yaitu: a. Kecambah normal adalah kecambah dengan pertumbuhan sempurna, batang yang berkembang baik, jumlah tertentu dari kotiledone, daun berkembang baik, dan tunas pucuk yang membuka sempurna. b. Kecambah abnormal yaitu kecambah yang mengalami kombinasi kerusakan seperti kerdil, pendek, lambat berkembang, hilang, pecah, kurus, berubah warna, dan lain-lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Benih keras yaitu benih yang tetap keras sampai akhir priode pengujian yang telah ditetapkan. d. Biji segar yaitu benih yang tidak dapat berkecambah dalam kondisi perkecambahan optimum, mampu berimbibisi (menyerap air) dan masih bersih, kuat serta memiliki potensi untuk berkembang menjadi benih normal. e. Biji mati yaitu benih yang pada akhir pengujian tidak termasuk benih keras atau segar, biasanya ditandai dengan benih busuk, lunak, berubah warna, atau bercendawan dan tidak menunjukkan tanda-tanda perkembangan perkecambahan. 7. Standar Uji Laboratorium Standar uji laboratorium adalah dasar yang menjadi aturan dan batasan kelulusan uji mutu suatu benih. Benih yang telah selesai pengujian laboratorium, apabila tidak lulus standar uji benih di laboratorium maka benih tersebut tidak dapat beredar atau diperdagangkan karena dianggap tidak layak sebagai benih atau bahan tanam yang berkualitas baik.
Tabel 4.2 Standar Pengujian Laboratorium Benih Jagung di BPSB Kelas
Kadar air
Benih
Daya
Kotoran
Benih
benih
(max) %
murni
berkecambah/
benih
warna lain
(min) %
daya tumbuh
(max) %
(max) %
(min) % BS
12,0
99,0
80
1,0
0,2
BD
12,0
98,0
80
2,0
0,5
BP
12,0
98,0
80
2,0
0,5
BR
12,0
98,0
80
2,0
1,0
Sumber : BPSB 8. Pemasangan Label dan Segel a. Data label diisi berdasarkan sertifikat benih (laporan lengkap hasil pengujian benih) yang dikeluarkan oleh instansi penyelenggara sertifikasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Data yang diisikan pada label harus sesuai atau menggambarkan mutu dan identitas dari hasil sertifikasi benih yang dimaksud. Untuk benih berbentuk biji data yang harus dicantumkan antara lain : (1) Nama jenis dan varietas (2) Kelas benih dan nomor kelompok benih (3) Berat benih (4) Masa berlaku label (5) Nama dan alamat produsen (6) Nomor urut seri label c. Pada label harus dicantumkan kata benih bersertifikat dalam bahasa Indonesia diikuti dengan nama kelas yang bersangkutan dan warna labelnya : (1) Benih Penjenis : warna label kuning. (2) Benih Dasar : warna label putih. (3) Benih Pokok : warna label ungu. (4) Benih Sebar : warna label biru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN 1. Tujuan sertifikasi adalah untuk menjaga kemurnian genetik dari varietas yang dihasilkan oleh produsen benih dan mendapatkan benih bermutu dari varietas unggul yang sesuai standar mutu. Pelaksanaan sertifikasi benih hendaknya dilakukan dengan cermat sehingga tidak ada kerugian terhadap seluruh pihak yang terkait. 2. Benih merupakan faktor utama dapat menentukan hasil suatu produksi tanaman. Pengujian benih di laboratorium menjadi suatu hal yang sangat sentral dalam menentukan kualitas suatu benih sebagai standar kelayakannya untuk bahan tanam yang digunakan petani. Oleh karena itu, pengujian benih di laboratorium hendaknya dilakukan di laboratorium yang terakreditasi dan dengan prosedur pengujian sesuai standar serta hasil uji yang nantinya akan tercetak dalam label benih harus sesuai hasil uji yang valid dan apa adanya, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan baik produsen maupun konsumen. 3. Hambatan yang dihadapi oleh BPSB adalah kurangnya tenaga kerja trampil yang mampu melaksanakan tugas-tugas yang ada di BPSB sendiri, kurangnya pengetahuan petani tentang BPSB dan fungsinya dibidang pertanian hal ini disebabkan oleh kurangnya tenaga PPL yang mampu memberikan pengetahuan bagi petani. Pengawas benih yang hanya berada di tingkat kabupaten dan hanya mempunyai satu pengawas benih per kabupaten, kurang efektif dalam pengawasan benih. 4. Pemohon sertifikasi benih adalah orang atau badan hukum atau Instansi Pemerintah yang ingin memproduksi benih yang bermutu, yang terdaftar atau mempunyai ijin memproduksi benih dari Bupati atau Walikota.
B. SARAN 1. Pada pegawai BPSB ditingkatkan kedisiplinan waktu dan pada saat kerja. 2. BPSB Jawa Tengah sebaiknya menambah produktifitas kerja yang lebih baik dan menambah pegawai baru di bagian Laboratorium.
commit to user