1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
SERAT DAN FOAMING AGENT PADA CAMPURAN BETON RINGAN BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO DAN ABU SEKAM Aguk Nurrakhman, Triwulan dan Januarti Jaya Ekaputri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected],
[email protected] Abstrak – Beton didapat dengan mencampur agregat halus, agregat kasar, air dengan semen Portland, kadangkadang ditambah dengan bahan tambahan (additif). Kebutuhan yang tinggi terhadap beton, berarti juga tingginya kebutuhan akan semen, sedangkan proses pembuatan semen diketahui sangat mahal, hal ini juga yang menyebabkan harga semen juga mahal. Untuk mengatasi hal tersebut ada dua hal yang dapat dilakukan, yaitu pertama, membuat system produksi semenyang lebih murah, kedua,menemukan bahan baru yang lebih murah dan dapat menggantikan sebagian semen dalam beton sehingga dapat menurunkan penggunaan semen secara umum. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan lumpur Sidoarjo terkalsinasi, bubuk kapur (Ca(OH)2), dan abu sekam sebagai material pengganti semen. Terdapat tiga percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu untuk mencari kadar optimum dari campuran lumpur Sidoarjo terkalsinasi, abu sekam, bubuk kapur, dan semen yang disebut pasta dasar. Selanjutnya mencari kadar foam dengan berat volume optimum yang dicampurkan ke dalam pasta dasar optimum yang disebut pasta ringan, yang terakhir adalah menentukan kadar optimum dari serat yang ditambahkan ke pasta ringan optimum yang disebut pasta berserat. Dalam penelitian ini, beton ringan yang direncanakan memiliki kuat tekan 2-6 MPa dengan berat volume sekitar 400-700 kg/m3 sesuai dengan ASTM C 1693-11. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan didapat hasil kuat tekan maksimum dari pasta dasar, pasta ringan, dan pasta berserat masing-masing yaitu 21,48 MPa, 2,66 MPa, dan 1,81 MPa. Sedangkan berat volume dari pasta dasar, pasta ringan, dan pasta berserat masing-masing adalah 1691,90 kg/m3, 764,00 kg/m3, dan 1010,62 kg/m3. Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa lumpur Sidoarjo bakar, kapur Ca(OH)2, dan fly ash bisa dimanfaatkan sebagai campuran beton ringan. Kata kunci : beton ringan, lumpur Sidoarjo terkalsinasi, abu sekam, foam, serat.
B
PENDAHULUAN
eton merupakan salah satu bahan konstruksi yang umum digunakan untuk pembangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain-lain. Beton ini didapatkan dengan cara mencampur agregat halus, agregat kasar, air dengan semen Portland, dan kadang-kadang ditambah dengan bahan tambahan (additive) yang bersifat kimiawi ataupun fisika pada perbandingan tertentu. Campuran tersebut akan mengeras. Hal ini diakibatkan oleh reaksi kimia antara semen dengan air. Kebutuhan yang tinggi terhadap beton, berarti juga tingginya kebutuhan akan semen, sedangkan proses pembuatan semen diketahui sangat mahal, hal ini juga yang menyebabkan harga semen juga mahal. Untuk mengatasi hal tersebut ada dua hal yang dapat dilakukan, yaitu
pertama, membuat system produksi semen yang lebih murah, kedua, menemukan bahan baru yang lebih murah dan dapat menggantikan sebagian semen dalam beton sehingga dapat menurunkan penggunaan semen secara umum [1]. Lumpur Sidoarjo (LUSI), merupakan bahan mineral yang dikeluarkan dari dalam bumi akibat kegagalan teknis dalam pengeboran (eksplorasi) migas di Porong Sidoarjo. Material tersebut dalam istilah geologi dapat dikategorikan sebagai produk erupsi mud volcano yang bisa terjadi di suatu kegiatan pengeboran khususnya di wilayah yang mempunyai tatanan geologi yang kompleks. Bahan ini berbentuk butiran halus, berwarna abu-abu kehitaman, sangat plastis, dan memiliki nilai susut kering yang tinggi. Unsur kimia yang terkandung didominasi oleh silika (>50%), alumina (26%), dan beberapa unsur lain seperti besi, kalsium, dan magnesium dengan jumlah yang relatif kecil [2]. Sekam padi merupakan limbah dari hasil penggilingan padi, dan selama ini hanya digunakan sebagai bahan bakar untuk pembuatan bata merah, pembakaran, memasak, atau dibuang begitu saja. Sekitar 20% dari berat padi adalah sekam padi. Abu sekam yang dihasilkan setiap kali sekam dibakar bervariasi, yaitu berkisar antara 12 % sampai 29 % dari berat sekam padi itu sendiri. Nilai paling umum kandungan silika (SiO2) dalam abu sekam padi adalah 94-96%. Apabila nilainya mendekati 90% kemungkinan disebabkan oleh sampel yang telah terkontaminasi oleh zat lain yang kandungan silikanya rendah [3]. Kandungan silika inilah yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti semen. Beton ringan pada dasarnya sama dengan beton biasa, hal yang membedakan yaitu beton ringan tidak menggunakan agregat kasar. Sebagai bahan pengisinya biasanya debu halus (lolos ayakan 0,075 mm). Untuk membuat beton menjadi ringan dapat dilakukan dengan cara chemical aerating yaitu memasukkan bahan kimia ke dalam mortar dan foaming mixture yaitu memberi busa dalam pasta semen [4]. Kebutuhan yang tinggi terhadap b eton berarti juga tingginya kebutuhan akan semen yang menyebabkan harga semen menjadi mahal. Untuk mengatasi hal tersebut harus ditemukan bahan baru yang lebih murah dan menggantikan sebagian semen dalam beton. Dalam penelitian ini menggunakan lumpur Sidoarjo dimana telah dilakukan penelitian sebelumnya menggunakan bahan ini dan abu sekam yang mempunyai kandungan silika yang tinggi yang akan membuat kuat tekan beton lebih tinggi.
2
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
I. URAIAN PENELITIAN A.
Pembuatan Pasta dasar Mix design dari pasta dasar menggunakan metode konvensional. Maksud dari metode konvensional adalah membuat campuran sendiri dengan menggunakan berbagai macam bahan dan dengan proporsi yang berbeda sehingga didapatkan hasil yang optimal. Komposisi dari bahan campuran yang dipakai adalah 10% semen putih, 20% bubuk kapur, 65% lumpur Sidoarjo terkalsinasi, 5% abu sekam. Terdapat 5 variasi campuran, dimana penggunaan abu sekam antara 5-25% dengan kenaikan sebesar 5%. Variable tetap disini adalah semen putih dan bubuk kapur dengan jumlah 10% dan 20% terhadap binder. Jumlah air yang digunakan pada pasta normal ini sesuai dengan hasil tes konsistensi masing-masing pasta. Berikut ini adalah analisa yang di lakukan pada pasta dasar PDx setelah itu diambil 1 komposisi pasta dasar optimum. 1. Tes Berat Volume Tes ini dilakukan untuk mengetahui berat volume pasta dasar. 2. Tes Kuat Tekan Hancur Tes ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan tekan hancur pasta dasar.
II. HASIL DAN DISKUSI A.
Analisa Lumpur Sidoarjo Bakar Berat jenis lumpur Sidoarjo bakar sebesar 2,5 gram/cm3. Analisa XRF dilakukan pada sampel lumpur Sidoarjo yang telah dikalsinasi. Hasil analisa XRF dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Komposisi Kimia Lumpur Bakar No
Nama Unsur
Formula
1
Silikon Dioksida
SiO2
Jumlah (%) 92.15
2
CaO
1.22
3
Kalsium Oksida Aluminium TriOksida
Al2O3
1.15
4
Ferri Oksida
Fe2O3
1.05
5
Dikalium Oksida
K2O
0.95
6
Magnesium Oksida
MgO
0.62
7
LOI
-
2.86
B.
C.
Pembuatan Pasta Berserat Mix design dari pasta berserat ini didapat dari hasil optimum pasta ringan yang ditambah dengan serat abaca. Komposisi dari pasta berserat ini adalah 10% semen putih, 20% bubuk kapur, 65% lumpur Sidoarjo terkalsinasi, dan
Dari analisa di atas, komposisi kimia lumpur Sidoarjo bakar yang dominan adalah SiO2 B. Data dan Analisa Pasta Dasar Komposisi Air Hasil dari percobaan konsistensi normal masingmasing pasta dasar dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Konsistensi normal (%)
Pembuatan Pasta Ringan Mix design dari pasta ringan ini didapat dari hasil optimum dari pasta dasar dimana ditambahkan pengambang berupa foam. Dari pasta dasar didapat komposisi optimum yaitu semen 10%, bubuk kapur 20%, lumpur Sidoarjo terkalsinasi sebesar 65%, dan abu sekam sebesar 5%. Terdapat 3 variasi penambahan foam, pertama penambahan foam dengan berat volume harapan 700 k g/m3, kedua dengan berat volume harapan 800 kg/m3, dan yang terakhir dengan berat volume harapan sebesar 900 kg/m3. Foam yang ditambahkan didapatkan dari perhitungan. Jumlah air yang ditambahkan ke dalam campuran pasta adalah lebih dari setengah dari total berat binder. Jumlah air yang banyak akan menjadikan adonan menjadi encer sehingga tidak diperluka rojokan terhadap pasta ringan karena proses rojokan akan menyebabkan gelembung-gelembung udara pecah. Berikut ini adalah analisa yang di lakukan pada pasta ringan setelah itu diambil 1 pasta optimum. 1. Tes Kuat Tekan Hancur Tes ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan tekan hancur pasta ringan. 2. Tes Berat Volume Tes ini dilakukan untuk mengetahui berat volume pasta ringan. 3. Uji Porositas Pasta Tes porositas pasta ringan bertujuan untuk mengetahui besarnya pori terbuka dan pori tertutup yang ada di dalam benda uji tersebut.
5% abu sekam dengan penambahan foam sejumlah tertentu dengan berat volume harapan 800 kg/m3. Terdapat 3 variasi penambahan serat, yaitu 0.4%, 0.6%, dan 0.8% terhadap volume. Komposisi air total yang ditambahkan dalam pembuatan pasta berserat ini yang adalah sama dengan pasta ringan. Komposisi binder pada campuran pasta berserat didapat dari campuran teroptimum dari pasta ringan dan tiap campuran pasta ringan divariasikan dengan 3 komposisi serat.
70 60 50 40 30 20 10 0 PD5 PD10 PD15 PD20 PD25 Variasi pasta Konsistensi Normal PDx mengandung x% abu sekam
Gambar 1. Grafik konsistensi Pasta Dasar
3
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
1700 1675 1650 1625 1600 1575 1550 1525 1500
Tes Berat Volume Tes berat volume pasta ringan dilakukan pada umur 7, dan 28 hari terhadap 3 buah benda uji. Berikut ini adalah berat volume pasta ringan yang dapat dilihat padaGambar 4. 950
PD5 PD10 PD15 PD20 PDx umur 28 hari Variasi Pasta
PD25
Gambar 2. Grafik Berat Volume Pasta Dasar
Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa semua pasta PDx memiliki berat volume rata-rata yang lebih kecil dari syarat berat volume untuk beton ringan, yaitu 1800 kg/m3. Hasil Uji Kuat Tekan Pasta Tes kuat tekan hancur dilakukan terhadap 6 buah benda uji silinder ukuran 2 cm x 4 cm pada umur 7, 14, 21, 28, 56, dan 90 hari. Setelah dilakukan pengetesan kuat tekan hancur pasta PDx, diambil 1 campuran teroptimum untuk digunakan sebagai campuran pasta ringan dengan tambahan foam. Gambar 3 adalah hasil dari tes tekan pasta dasar. 25
850 800 750 700 650 600 PR5-700
PR5-800 PR5-900 Variasi pasta Pasta ringan umur 7 hari Pasta ringan umur 28 hari PRx-y00 mengandung x% abu sekam dan y00 target berat volume (kg/m3) Gambar 4. Grafik Berat Volume Pasta Ringan
Dari Gambar 4 dapat disimpulkan bahwa semakin banyak foam dalam pasta ringan maka akan mengurangi berat volume pasta ringan. [6]
20 Kuat Tekan (MPa)
900
Berat Volume (kg/m3)
Berat Volume (kg/m3)
Hasil Uji berat Volume Tes berat volume dilakukan terhadap 6 buah benda uji silinder ukuran 2 cm x 4 cm pada umur 28 hari. Hasil uji berat volume untuk pasta dasar umur 28 hari dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Proses curing pasta ringan dalam penelitian ini menggunakan alat autoclave. Benda uji diautoclave setelah berumur 2 hari.
Tes Kuat Tekan Tes kuat tekan hancur dilakukan terhadap 3 buah benda uji silinder ukuran 5 cm x 10 cm pada umur 7 dan 28 hari. Setelah dilakukan pengetesan kuat tekan hancur pasta ringan, diambil 1 campuran pasta ringan teroptimum untuk digunakan sebagai campuran pasta berserat dengan tambahan serat abaca. Hasil uji kuat tekan hancur pasta ringan dapat dilihat pada Gambar 5.
15 10 5
PD0
PD5
PD10 PD15 PD20 PD25 variasi pasta pasta umur 3 hari pasta umur 7 hari pasta umur 14 hari pasta umur 21 hari pasta umur 28 hari pasta umur 56 hari pasta umur 90 hari Gambar 3. Grafik Kuat Tekan Pasta Dasar Tiap Variasi
Dari Gambar 3 da pat disimpulkan bahwa seiring bertambahnya umur pasta PDx maka kuat tekan yang didapat akan lebih tinggi juga [5]. Dan kuat tekan pada pasta dasar dengan penambahan abu sekam lebih tinggi pada umur 90 hari dibandingkan dengan tanpa abu sekam. C. Data dan Analisa Pasta Ringan Proses Curing
Kuat tekan (MPa)
0
2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 PR5-700
PR5-800
Variasi pasta Pasta ringan umur 7 hari Pasta ringan umur 28 hari Gambar 5. Grafik Kuat tekan Pasta Ringan
PR5-900
4
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
Dari Gambar 5 dapat disimpulkan bahwa semakin banyak foam dalam pasta maka akan mengurangi kuat tekan pasta ringan. [7] D. Data dan Analisa Pasta Berserat Proses Curing Proses Curing pasta berserat dalam penelitian ini menggunakan alat autoclave. Pasta berserat diautoclave setelah berumur 2 hari.
Berat volume (kg/m3)
Tes Berat Volume Tes berat volume pasta berserat dilakukan pada umur 7, dan 14 hari terhadap 3 buah benda uji untuk setiap variasi. Berikut ini adalah berat volume pasta berserat yang dapat dilihat pada gambar berikut ini. 1040 1030 1020 1010 1000 990 980 970 PB5-800-0.4 PB5-800-0.6 PB5-800-0.8 variasi pasta berat volume pasta berserat umur 7 hari berat volume pasta berserat umur 14 hari Gambar 6. Grafik Berat Volume Pasta Berserat
volume target (kg/m3) dan 0.z% serat terhadap volume cetakan Gambar 7. Grafik Kuat Tekan Pasta Berserat
Dari Gambar 7 dapat disimpulkan bahwa semakin serat dengan komposisi 0.8% terhadap volume pasta memiliki kuat tekan tertinggi jika dibandingkan dengan penambahan serat sebesar 0.4% dan 0.6%. E.
Kesesuaian Pasta Berserat PBx-y-z dan Pasta Ringan PRx-y Dengan ASTM C1693-11 Tentang Autoclaved Aerated Concrete Menurut ASTM C1693-11[9], mengklasifikasikan beton ringan dengan perawatan autoclave dalam beberapa kelas sebagaimana tercantum dalam tabel 2 berikut : Tabel 2. Klasifikasi Beton Ringan AAC Menurut ASTM C1693-11
Strength Class
Tes Kuat Tekan Tes kuat tekan hancur dilakukan terhadap 3 buah benda uji silinder ukuran 5 cm x 10 cm pada umur 7 dan 14 hari. Hasil uji kuat tekan hancur pasta berserat tiap variasi dapat dilihat pada Gambar 7. 2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0
Compressive Strength (Mpa) min
AAC-2
Dari Gambar 6 dapat disimpulkan bahwa semakin banyak serat yang ditambahkan maka akan semakin besar berat volume pasta berserat. [8]
Kuat tekan (MPa)
PRx-y00-0.z mengandunga x% abu sekam, y00 berat
AAC-3 AAC-4 AAC-5 AAC-6
2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
Bulk Density (kg/m3)
Density Limits (kg/m3)
400 500 500 600 500 600 600 700 600
Lower Limit > 350 450 450 550 450 550 550 650 550
700
650
Upper Limit ≤ 450 550 550 650 550 650 650 750 650 750
Hasil kuat tekan dan berat volume pasta berserat pada umur 14 hari dengan 6 jam adalah sebagai berikut :
PR5-800-0.4
PR5-800-0.6 variasi pasta
Pasta berserat umur 7 hari Pasta berserat umur 14 hari
PR5-800-0.8
Tabel 3. Kuat Tekan dan Berat Volume Pasta Berserat Dengan Autoclave 6 Jam Umur 14 Hari Kuat Berat pasta Tekan Volume PBx-y-z (Mpa) (kg/m3) PR5-800-0.4 0.70 849.25 PR5-800-0.6 0.79 857.75 PR5-800-0.8 0.99 874.73
5
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
Dari tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa kuat tekan tertinggi adalah PR5-800-0.8 sebesar 0.99 MPa, sedangkan berat volume terendah adalah PR5-800-0.4 sebesar 849.25 kg/m3. Ditinjau dari persyaratan ASTM C1693-11 tentang beton ringan AAC, baik kuat tekan maupun berat volume PR5-800-0.4, PR5-800-0.6, maupun PR5-800-0.8 belum memenuhi syarat. Hasil kuat tekan pasta ringan pada umur 28 hari dengan curing menggunakan autoclave 6 jam adalah sebagai berikut :
3.
4. Tabel 4. Kuat Tekan dan Berat Volume Pasta Ringan Dengan Autoclave 6 Jam umur 28 Hari pasta PRx-y PR5-700 PR5-800 PR5-900
Kuat Tekan (Mpa) 1.13 2.66 2.82
Berat Volume (kg/m3) 662.00 764.00 840.76
Dari tabel 4.73 di atas dapat diketahui bahwa kuat tekan tertinggi adalah PR5-900 sebesar 2.82 MPa, dengan berat volume 840.76 kg/m3. Untuk klasifikasi kuat tekan PR5-900 masuk dalam AAC-2 sedangkan untuk berat volumenya PR5-900 tidak masuk dalam klasifikasi. Untuk PR5-800 yang mempunyai kuat tekan sebesar 2.66 MPa masuk dalam klasifikasi AAC-2 sedangkan untuk berat volumenya sebesar 764 kg /m3 belum masuk dalam klasifikasi. Untuk PR5-700 dengan kuat tekan sebesar 1.13 MPa tidak termasuk dalam klasifikasi, sedangkan untuk berat volumenya sebesar 662 kg/m3 masuk dalam klasifikasi AAC-3. III. KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Untuk pasta PDx didapatkan hasil optimum pada komposisi pasta PD10-20-65-5 dengan komposisi semen putih : bubuk kapur (Ca(OH)2) : lu mpur terkalsinasi : abu sekam adalah 10% : 20% : 65% : 5% yaitu 21.48 MPa pada umur 28 hari, 22.08 MPa pada umur 56 hari, dan 22.23 MPa pada umur 90 h ari. Penambahan abu sekam pada campuran pasta PDx lebih dari 5% menyebabkan kuat tekannya turun. 2. Untuk pasta ringan PRx-y didapat hasil optimum pada komposisi pasta ringan P5-800 dengan komposisi semen putih : bubuk kapur (Ca(OH)2) : lu mpur terkalsinasi : abu sekam dan foam dengan berat volume harapan 800 kg/m3 sebesar 10% : 20% : 65% : 5% yaitu 2.66 MPa. Hasil ini berbeda sangat jauh dengan kuat tekan pasta PDx dikarenakan penambahan foam, sehingga muncul gelembung-gelembung udara di dalam pasta yang
5. 6.
B.
membuat kuat tekan menjadi rendah. Penggunaan foam mengakibatkan penurunan kuat tekan dan berat volume pasta ringan PRx-y. Untuk pasta berserat PBx-y-z didapat hasil optimum pada komposisi pasta berserat PB5-800-0.8 dengan penambahan serat abaca sebesar 0.8% dari volume yaitu 1.81 MPa dengan berat volume 1010.62 kg/m3 tanpa curing menggunakan autoclave. Hasil ini dikarenakan penambahan serat mengakibatkan gelembung-gelembung udara dari foam pecah akibat tertusuk serat sehingga kuat tekan menjadi lebih rendah dan benda uji lebih berat. Untuk seluruh sampel pada pasta PDx, pasta ringan PRx-y, dan pasta berserat PBx-y-z telah memenuhi syarat sebagai beton ringan, yaitu memiliki berat volume lebih rendah dari 1800 k g/m3. Berat volume dari benda uji P10-20-65-6, P 5-800, dan PB5-800-0.8 berturutturut adalah 1691.88 kg/m3, 764.00 kg/m3, dan 874.73 kg/m3. Penambahan foam dalam penelitian ini membuat berat volume campuran berkurang sebesar 45.16 % daripada campuran tanpa foam. Sistem autoclave pada tekanan 13 bar dengan lama penahanan selama 6 jam yang digunakan sangat cocok untuk dipakai dalam penelitian ini karena akan membuat rongga udara di dalam benda uji menjadi lebih stabil sehingga bisa meningkatkan kuat tekan dan mengurangi berat volume pasta ringan dan pasta berserat.
Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, antara lain : 1. Penambahan prosentase semen putih sangat dianjurkan untuk penelitian ini agar didapat kuat tekan beton sesuai dengan ASTM C1693-11. 2. Pengadukan antara foam dengan adonan pasta harus diperhatikan, homogenitas antara foam dengan pasta akan mempengaruhi kualitas dari beton ringan yang dibuat. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis A.N. mengucapkan terima kasih kepada Ibu Triwulan dan Ibu Januarti yang telah membimbing dan memberikan bantuan finansial dan bantuan peralatan yang sangat bermanfaat. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Pak Harjo dari Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan Teknik Sipil ITS, BPLS, Bapak Tri Eddy dari Semen Gresik, Pak Toni dari PT. BASF Indonesia, dan seluruh teman-teman yang membantu dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Tanijaya, Jonie., Pakan, Potta., Phengkarsa, Frans. 2010. “Studi Penggunaan Mineral Zeolite Sebagai Pengganti Semen Untuk Campuran Beton”. Database Jurnal Ilmiah Indonesia 1 (2) : 28-29.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
[2] Lasino. 2007.”Penelitian Pemanfaatan Lumpur Sidoarjo Untuk Agregat Buatan”. Jurnal Permukiman 2 (5) : 29-38. [3] Putro, Andhi Laksono dan Prasetyoko, Didik. 2007.”Abu Sekam Padi Sebagai Sumber Silika Pada Sintesis Zeolit ZSM-5 Tanpa Menggunakan Templat Organik”. Seminar Nasional Kimia IX. Surabaya, 24 Juli. [4] Husin, Andriati A dan Setiadji, Rudi. 2008. “Pengaruh Penambahan Foam Agent Terhadap Kualitas Bata Beton”. Jurnal Permukiman 3 (3) : 199-200. [5] Prasetya, Wahyu Candra, Triwulan, Januarti Jaya Ekaputri, dan Pujo Aji. 2012. “Pemanfaatan Lumpur Sidoarjo Bakar Untuk Beton Ringan dengan Tambahan Alumunium Powder”. Teknik Sipil ITS [6] Jatmiko, Andik. 2012. “Lumpur Sidoarjo Bakar, Fly Ash Dan Kapur(Ca(OH)2) Sebagai Substitusi Semen Dalam Campuran Beton Ringan Dengan Bahan Pengembang Foam”. Tugas Akhir Sarjana. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [7] Septiawardani, Winda. 2012.”Pemanfaatan Lumpur Bakar Sidoarjo Sebagai Bahan Campuran Pembuatan Beton Ringan Dengan Tambahan Limbah Gypsum dan Foam”. Tugas Akhir Sarjana. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [8] Dibiantara, Dimas P. 2012.”Pemanfaatan Lumpur Bakar Sidoarjo Untuk Beton Ringan Dengan Campuran Fly Ash, Foam, dan Serat Kenaf”.Tugas Akhir Sarjana. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [9] ASTM C1693-11 tentang Standard Specification for Autoclaved Aerated Concrete (AAC).
6