PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014
EFEKTIVITAS PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI GIZI DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKOHARJO Agus Widodo*, Mutalazimah**, Bana Handaga*** *Physiotherapy Department of Health Science Faculty **Nutrition Department of Health Science Faculty ***Electro Department of Technic Faculty Muhammadiyah University of Surakarta ABSTRACT Background. The research was conducted to develop the information system model on nutrition status of child monitoring based on information technologi support the plan of increasing the nutrition improvement at the District Health Office, Sukoharjo Regency. This descriptive research was carried out by implementing interview to subjects who were involved in the activity of the monitoring. Observation was also performed to two objects, namely the structure and the procedure of information. Method. The collected data were analysed descriptively by applying result of structure and the procedure analysis. The system development was designed by using the approach of FAST (Framework for the Application of System Techniques) and by using the tools of Data Flow Diagram and Entity Relationship Diagram. Results. The observation to the problem, its scope and property as well as the interview with the subjects indicate that the research subjects at all levels from top managers to persons in the transactional level as well as those who are at cross section department support the development of monitoring system to the improvement of nutrition status program, and this system is reliable to maping perform of nutrition status of child based on the category as severe malnutrition, under nutrition, normal and overweigt. In the future nutrition information based on information technologi have the benefits of the new system in supporting the monitoring activity toward the nutrition improvement program and it also supports the plan. Keywords: IT, monitoring, child nutrition status References: 15 (1997-2005)
antropometri. Parameter yang paling mudah dan sesuai untuk mengukur status gizi balita adalah berat badan, tinggi badan atau panjang badan dan umur, dengan indeks yang digunakan adalah BB/U, BB/TB dan TB/U. Metode perhitungan menggunakan rumus z-skor dengan standar median berat badan atau tinggi badan dibagi dengan simpangan bakunya2.
PENDAHULUAN Program perbaikan gizi makro diarahkan untuk menurunkan masalah gizi makro yang utamanya mengatasi masalah kurang energi protein terutama di daerah miskin baik di pedesaan maupun di perkotaan dengan meningkatkan keadaan gizi keluarga, meningkatkan partisipasi masyarakat, meningkatkan kualitas pelayanan gizi baik di puskesmas maupun di posyandu, dan meningkatkan konsumsi energi dan protein pada balita gizi buruk1. Gizi buruk merupakan salah satu bentuk manifestasi dari adanya gangguan pada proses pertumbuhan. Pertumbuhan balita dapat diartikan sebagai perubahan dalam jumlah, ukuran dan fungsi sel atau organ tubuh yang terjadi pada balita. Pertumbuhan diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik2. Indikator paling sederhana untuk menentukan normal atau tidaknya pertumbuhan balita yakni dengan melihat kondisi fisik atau yang disebut sebagai status gizi dengan metode
Secara manual perhitungan z-skor cukup rumit untuk dilakukan apalagi bila jumlah balita yang diukur status gizinya tergolong besar. Meskipun telah tersedia tabel untuk memudahkan interpretasi, tetapi tetap saja pada proses entry data dalam kegiatan pengolahan data menjadi kendala tersendiri karena harus dua kali bekerja. Pada era komputerisasi ini kemajuan teknologi informasi tidak bisa dipisahkan dari segala bidang, karena dengan adanya aplikasi komputer tersebut dapat meningkatkan kinerja sistem informasi, misalnya data yang diolah menjadi lebih lengkap, akurat, mudah dan tepat 31
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014
waktu. Dengan demikian informasi yang dihasilkan akan dapat mendukung pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan manajemen mulai dari perencanaan sampai pada evaluasi program gizi. Fokus dari pengembangan sistem informasi kesehatan di kabupaten diarahkan untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen yang diperlukan dalam rangka perbaikan pelayanan dan program kesehatan secara langsung. Sering terjadi pengumpulan data cukup memadai yang dilakukan melalui informasi rutin oleh pemegang program atau melalui survei khusus namun data atau informasi tersebut mungkin tidak dianalisis secara memadai atau tidak dapat diakses secara tepat waktu dan untuk unit pemakai yang benar3. Di Dinas Kabupaten Sukoharjo khususnya di Seksi Gizi, kegiatan pemantauan pertumbuhan balita mencakup 21 wilayah puskesmas dari 12 kecamatan dengan jumlah desa keseluruhan sebanyak 167 desa. Dari kegiatan tersebut pengolahan dan analisis data hasil masih dilakukan secara manual, mulai dari proses input data, proses penghitungan status gizi, sampai pada interpretasi pengkategorian status gizi yang tentu saja ini membutuhkan waktu yang relatif lebih lama, belum lagi kemungkinan kesalahan input data dan kesalahan penghitungan yang akan dapat mempengaruhi hasil analisis dan pengambilan keputusan. Selain itu sistem informasi pemantauan pertumbuhan balita yang ada saat ini belum berdasarkan Sistem Manajemen Basis Data (SMBD) sehingga masih dijumpai adanya redundansi dan disintegrasi data, serta belum bisa dilakukan sharing data antar pihak-pihak yang membutuhkan informasi tersebut misalnya dengan seksi-seksi lain seperti seksi Kesehatan Ibu, seksi Kesehatan Anak, seksi Promosi Kesehatan atau seksi terkait lainnya. Hasil pengembangan sistem berbasis teknologi informasi yang dilakukan oleh Mutalazimah dan Handaga4 di Kabupaten Sleman menunjukkan adanya perbedaan kinerja sebelum dan sesudah dikembangkan sistem informasi berbasis komputer pada kegiatan pemantauan garam beryodium. Masih dari hasil penelitian Mutalazimah dan Handaga5 mengenai pengembangan sistem informasi pemantauan status gizi juga menunjukkan hasil adanya perbaikan kinerja sistem. Dengan demikian penelitian ingin dikembangkan pada
kegiatan lain yakni pemantauan pertumbuhan balita yang berbasis teknologi informasi. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Sistem Pemantauan
Titik penyebab permasalahan pada sistem informasi pemantauan status gizi balita dari hasil analisis masalah meliputi kecepatan, kemudahan, kelengkapan dan aksesibilitas yang berasal dari proses pengolahan data pemantauan status gizi balita serta pada proses penyimpanan data dan informasinya. Proses pengolahan dan penyimpanan data ini menjadi masalah karena sistem lama belum menggunakan pendekatan basis data sehingga mempersulit proses perubahan struktur data. B. Analisis Kebutuhan 1). Analisis entitas eksternal yang terkait Selain entitas internal, dalam proses perancangan juga harus diketahui entitas eksternal yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dalam sistem tersebut, dengan tujuan agar diketahui sumber dan tujuan arus data yang akan dirancang. Dari hasil observasi dapat diketahui entitas eksternal yang terkait dalam sistem informasi pemantauan status gizi balita adalah:a). Puskesmas b). Seksi Gizi Dinkes c). Kepala Sub Dinas Kesehatan Keluarga d). Kepala Dinkes Sukoharjoj e). Kepala Dinkes Provinsi Jawa Tengah dan f). Lintas Sektor (Dinas Pertanian, Rumah Sakit, Binsos, Bappeda, Dolog, PKK dan DPRD Komisi IV) 2). Analisis semua elemen data yang akan dijadikan acuan untuk perancangan basis data. Hasil dari observasi terhadap formulir dan wawancara dengan staf gizi bahwa elemen data yang dibutuhkan meliputi: a). Data balita seperti nama, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan b). Data puskesmas seperti nama puskesmas dan alamat puskesmas 3). Analisis kebutuhan informasi Dari hasil observasi dan wawancara mengenai kebutuhan informasi dapat 32
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014
dijelaskan secara ringkas kebutuhannya sebagai berikut: a). Sistem informasi pemantauan status gizi balita yang akan dikembangkan dapat menghasilkan informasi secara cepat, mudah dan lengkap. b).Sistem informasi dapat menghasilkan laporan berdasarkan wilayah puskesmas. c).Sistem informasi dapat menghasilkan informasi berupa tabel secara otomatis d).Sistem informasi dapat menghasilkan informasi mudah diakses sesuai kebutuhan
ini era otonomi yang membuat setiap daerah kabupaten mempunyai potensi, kemampuan dan kebutuhan yang berbeda sehingga tidak bisa disamaratakan dengan kabupaten lain. Seandainya ada perangkat lunak di pasaran belum tentu sesuai dengan kebutuhan kabupaten Sukoharjo. 3). Pemilihan Sistem Operasi Sistem Informasi Baru Pada pengembangan sistem informasi pemantauan status gizi balita ini digunakan sistem operasi under Windows karena sistem operasi ini yang sedang digunakan di Dinas Kesehatan Sukoharjo sehingga operator telah terbiasa dengan sistem operasi tersebut. 4). Pemilihan Tools Sistem Informasi Baru Penelitian ini menggunakan Drupal PHP sebagai tools pengembangan sistem informasi pemantauan status gizi balita dan Postgres SQL sebagai tools untuk pembuatan database.
C. Analisis Keputusan Analisis keputusan ini merupakan tahap pemilihan solusi alternatif yang berkaitan dengan pengembangan sistem informasi yang baru, adapun solusi tersebut adalah sebagai berikut: 1). Pemilihan Model Pengembangan Sistem Informasi Baru Pendekatan yang digunakan dalam model pengembangan sistem ini adalah pendekatan kombinasi antara bottom up dan top down yang dilakukan terhadap staf gizi dan Kepala Seksi Gizi yang dikombinasikan dengan pendekatan terhadap Kepala Sub Dinas Kesehatan Keluarga dan Kepala Dinas Kesehatan, sehingga dapat mempertemukan kedua unsur tersebut dalam sebuah model pengembangan sistem informasi yang baru. Selain itu pendekatan terhadap Key Success Factor yakni Pemerintah Daerah dan Bappeda sebagai pemegang kebijakan dalam bidang keuangan, juga dilakukan berkaitan dengan digulirkannya isu komputerisasi di jajaran instansi pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo. 2). Pemilihan Perangkat Lunak Sistem Informasi Baru Pemilihan perangkat lunak dapat dilakukan dengan jalan membeli di pasaran atau mengembangkan sendiri, tetapi yang dipilih adalah yang mengembangkan sendiri dengan pertimbangan bahwa dengan mengembangkan sendiri segala sesuatu yang terkait dengan kebutuhan instansi akan dapat dipenuhi, terlebih lagi saat
D. Perancangan Dari analisis terhadap kebutuhan informasi, entitas yang terkait dan elemenelemen data yang dibutuhkan seperti yang telah diuraikan sebelumnya maka selanjutnya dapat dilakukan pengembangan diagram konteks, pengembangan DFD level 0, pengembangan DFD level 1 yang menggambarkan proses pemasukan data, pengolahan data dan pelaporan. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar-gambar berikut.
33
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014
1). Diagram Konteks
3). DFD Level 0 1 PUSKESMAS
Data_PSG_Balita
PEMASUKAN DATA
Laporan_Data_PSG_Balita
SEKSI GIZI
PUSKESMAS
Superv isi
Hasil_Lap_Data_PSG_Balita
Data_PSG_Balita 2
Umpan Balik
PENGOLAHAN Simpan DATA
Rekap_Form_PSG Balita
0 SUBDIN KESEHATAN KELUARGA
Laporan_PSG_Balita
SISTEM INFORMASI PSG BALITA
Laporan_PSG_Balita
LINTAS SEKTOR
Rekap_Form_PSG_Balit a
File Rekap
3 Umpan Balik
LAPORAN
Laporan_PSG_BalitaLaporan_PSG_Balita
Laporan_PSG_Balit a
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN
Laporan_PSG_Balit a
LINTAS SEKTOR
Laporan_PSG_Balit a
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVI NSI
Gambar 2. DFD Level 0 Gambar 1. Diagram Konteks Sistem Informasi Pemantauan Status Gizi Balita
4). DFD Level 1 Proses Pemasukan Data
2). Daftar Kejadian dalam Sistem a). Pemasukan data adalah proses pencatatan/entry data dari formulir hasil pemantauan status gizi yang dilaksanakan di tingkat puskesmas , seperti data balita dan data puskesmas. b). Pengolahan data adalah proses pengolahan data status gizi balita berdasarkan wilayah puskesmas seperti status gizi buruk, kurang, baik dan lebih. c). Pelaporan adalah kegiatan melaporkan hasil pemantauan status gizi balita yang meliputi rekapitulasipemasukan data, laporan rekap puskesmas, laporan rekap kabupaten dan pemetaan status gizi per puskesmas dan kabupaten.
1.1 PU SKESMAS
N ama_Pus k es mas Alamat _pus kesm as
PEMASU KAN s impan D ATA PU SKESMAS
D ata_Pusk esmas
BALI TA
D T_N m_balita D t_J enis _kelamin D t_tgl_lahir D t-U mur D t_tinggi_badan
D t_Berat_Badan
1.2 PEMASU KAN s impan D ATA BALI TA
D t_balita
D ata_Balit a
1.3 PEMAN TAU AN STATU S GIZ I BALI TA
D t_Pus k es mas
D t_Pant au
Gambar 3. DFD Level 1
34
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014
WHO/NCHS yang telah terstandarisasi. Data target atau pencapaian menyesuaikan dengan Departemen Kesehatan yakni untuk gizi baik minimal 80 % dan gizi buruk maksimal 0,5 %.
Pemasukan Data 5). DFD Level 1 Proses Rekapitulasi Data Seksi Gizi
Dt_Puskesmas Dt_Balita
E. Membangun Sistem Baru
2.1 simpan
PEMASUKAN DATA
2.2 Tabel_Rekap_Form_PSG
Seksi Gizi
Dt_Per_Puskesmas
Rekapitulasi
Update_dt
Simpan rekap Hsl_Rekap_ Form_PSG
1). Pemrograman a). Perancangan Basis Data, tabeltabel basis data dibuat menggunakan bahasa pemrograman dengan Postgre SQL. b). Perancangan Form input data yang digunakan untuk pemasukan data dibuat menggunakan bahasa pemrograman dengan drupal php dan model menu push button interactive, yakni dengan cara menekan tombol-tombol interaktif yang telah tersedia. c). Pembuatan laporan, dengan menghubungkan masing-masing tabel dalam basis data dan siap di cetak langsung dari form pemasukan data.
File Data
2.4 Hit ung
File Rekap
Penghitungan Hasil_hit ung Indikat or
Subdin kesehatan Keluarga
2.3 Pem buatan Tabel&Pet a geograf is
simpan
2.5 Analisis
Analisis Data
Analisis_hsl_PSG
Gambar 4. DFD Level 1 Rekapitulasi Data 6). DFD Level 1 Proses Pelaporan Dinas Kesehat an Kabupat en Umpan_Balik Sinkronisasi_Program Bahan_Laporan
Puskesmas
3.1 Rakor Internal DKK
Hsl_PSG Usulan_Prog _Bersama
2). Pengujian Pengujian yang dilakukan adalah pengujian sistem, yang dilakukan dengan menguji sistem secara keseluruhan untuk memastikan sistem dapat bekerja sesuai fungsi dan kebutuhan yang diharapkan. Pengujian sistem ini dilakukan dengan melakukan simulasi pemasukan data-data balita yang meliputi nama, tanggal, bulan dan tahun kelahiran, jenis kelamin, dan ukuran antropometri seperti berat badan dan tinggi badan. Selain itu juga simulasi pemasukan data tanggal, bulan dan tahun penimbangan dan nama puskesmas. Selanjutnya dilakukan pengujian fungsional sIstem informasi pada proses perhitungan status gizi, rekapitulasi hasil yang sesuai dengan hasil analisis.
Sub Dinas Kesehat an Kabupat en
Analisis_PSG Balita
3.2 Laporan
Lap_PSG
Kepala Dinas Kesehat an Kabupat en
Lap_PSG
Lintas Sekt or
Lap_PSG
Kepala Dinas Kesehat an Priv insi
Gambar 5. DFD Level 1 Pelaporan
7). Rancangan Input Pada pengembangan sistem pemantauan status gizi balita ini selain data balita dan data puskesmas yang merukan elemen data utama, maka juga digunakan juga data input seperti indikator pemantauan seperta indeks BB/U, BB/TB, dan TB/U, sedangkan data standar rujukan menggunakan baku 35
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014
4). Rancangan Dialog Antar Muka Input Data Tahun Penimbangan
3). Hasil Tampilan a. Rancangan Dialog Antar Muka 1). Rancangan Dialog Antar Muka Input Data Secara Umum
Gambar 6. Rancangan Dialog Antar Muka
Gambar 9. Rancangan Dialog Antar Muka Input Data Tahun Penimbangan
2). Rancangan Dialog Antar Muka Input Data Tanggal Penimbangan
5). Rancangan Dialog Antar Muka Input Data Nama Puskesmas
Gambar 10. Rancangan Dialog Antar Muka Input Data Nama Puskesmas Gambar 7. Rancangan Dialog Antar Muka Input Data Tanggal Penimbangan
6). Rancangan Dialog Antar Muka Input Data Tanggal Lahir Balita
3). Rancangan Dialog Antar Muka Input Data Bulan Penimbangan
Gambar 11. Rancangan Dialog Antar Muka Input Data Tanggal Lahir Balita
Gambar 8. Rancangan Dialog Antar Muka Input Data Bulan Penimbangan
36
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014
7). Rancangan Dialog Antar Muka Input Data Bulan Lahir Balita
2). Rancangan Rekapitulasi Pemasukan Data Status Gizi Balita dan Anak
Gambar 12. Rancangan Dialog Antar Muka Input Data Bulan Lahir Balita Gambar 15. Rancangan Rekapitulasi Pemasukan Data Status Gizi Balita
8). Rancangan Dialog Antar Muka Input Data Tahun Lahir Balita
3). Rancangan Rekapitulasi Analisa Hasil Pemantauan Satus Gizi Balita
Gambar 13. Rancangan Dialog Antar Muka Input Data Tahun Lahir Balita b. Rancangan Output 1). Rancangan Rekapitulasi Status Gizi Balita
Gambar 16. Rancangan Rekapitulasi Analisa Hasil Pemantauan Satus Gizi Balita
Data
4). Rancangan Rekapitulasi Tabel Status Gizi Balita dan Anak
Gambar 14. Rancangan Rekapitulasi Data Status Gizi Balita Gambar 17. Rancangan Rekapitulasi Tabel Status Gizi Balita
37
PROFESI Volume 10 / September 2013 – Februari 2014
5). Rancangan Download Rekapitulasi Tabel Status Gizi Balita dan Anak
status gizi balita sedangkan struktur basis data tersusun dari diagram aliran data. 8. Saran bagi Dinas Kesehatan sebaiknya mengembangKan sistem informasi berbasis IT pada kegiatan kesehatan lainnya. Bagi penelitian selanjutnya dapat mengembangkan berbagai program kesehatan berbasis wilayah guna memperbaiki kinerja dan tampilan sistem agar semakin baik, efektif dan efisien
Gambar 18. Rancangan Download Rekapitulasi Tabel Status Gizi Balita
DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI. 2002. Pedoman Pemantauan Status Gizi. Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI. Jakarta. 2. Supariasa, I Nyoman Dewa. Bakri, Bachyar. Fajar, Ibnu. 2002. Penilaian Status Gizi. EGC Penerbit Buku kedokteran, Jakarta. 3. Depkes RI. 2001. Dukungan Informasi Untuk Manajemen Kesehatan di Kabupaten/Kotamadya, Pusat Data Kesehatan Depkes RI, Jakarta. 4. Mutalazimah; Handaga, Bana, 2005, Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pemantauan Status Gizi Balita, Laporan Penelitian, UMS 5. Mutalazimah; Handaga, Bana, 2006, Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer Pada Kegiatan Pemantauan Garam Beryodium, Laporan Penelitian, UMS
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kegiatan pemantauan status gizi balita di Kabupaten Sukoharjo yang dilakukan oleh Seksi Gizi Dinas Kesehatan Sukoharjo telah mempunyai struktur dan prosedur yang jelas mulai dari subyek pelaksana, proses pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data dan semua masih dilakukan secara konvensional. 2. Penyebab permasalahan pada kegiatan pemantauan status gizi balita adalah kurangnya kecepatan, kemudahan, kelengkapan dan aksesibilitas yang bertumpu pada masalah proses pengolahan dan penyimpanan data. 3. Ruang lingkup yang terdiri dari sistem, pengguna, proses dan output pada kegiatan pemantauan status gizi balita di Dinas Kesehatan Sukoharjo memadai untuk pengembangan sIstem berbasis IT. 4. Secara teknis, operasional, jadual dan ekonomi pengembangan sistem informasi pemantauan status gizi balita di Dinas Kesehatan Sukoharjo layak untuk dilakukan. 5. Pengembangan sistem informasi pemantauan status gizi balita yang dibutuhkan di Dinas Kesehatan Sukoharjo yaitu yang memenuhi kriteria mudah, cepat, informatif dan pemetaan. 6. Analisis keputusan menghasilkan pemilihan sistem operasi windows berbasis web server, tools aplikasi drupal php dan tools database postgre SQL 7. Aliran data dirancang berdasarkan prosedur dan aliran informasi yang berasal dari diagram konteks kegiatan pemantauan 38