ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN METODE VERTIKAL-HORIZONTAL DAN RASIO KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN PADA BANK BUMN (Periode 2008-2010) SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH :
SENNY MAPANTAU A 211 08 307
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012
ii
iii
ABSTRAK SENNY MAPANTAU.Analisis Laporan Keuangan berdasarkan Metode Vertikal-Horizontal dan Rasio Keuangan untuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan Perbankan pada Bank BUMN (periode 2008-2010). Dibimbing oleh Dr. H.A.Rahman Laba, SE.,MBA dan Fauzi R. Rahim, SE,.M.Si, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini betujuan untuk melihat perkembangan aktiva, laba/rugi dan arus kas dan juga mengamati rasio keuangan Bank BUMN sebagai proyeksidari Kinerja Keuangan Bank BUMN periode 2008 sampai 2010. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Tahunan Publikasi Bank BUMN periode tahun 2008 hingga 2010. Penelitian ini menggunakan populasi dari bank BUMN di Indonesia yaitu dengan jumlah 4 bank. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel jenuh dimana seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis perbandingan laporan keuangan yaitu analisis vertikal-horizontal yang membandingkan antara setiap pos-pos dalam laporan keuangan untuk periode beberapa tahun sehingga dapat diketahui perkembangan (tren) atau kecenderungannya. Selain itu juga dilakukan analisis rasio keuangan berdasarkan penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu dengan rasio CA-EL (capital(modal), asset quality (aktiva), earning (rentabilitas), dan liquidity (likuiditas). Penelitian ini tidak mencantumkan unsur manajemen suatu bank karena hal ini tidak bisa dilihat dari luar.Tolak ukur penilaian kinerja bank BUMN dalam penelitian ini adalah melihat pos-pos dalam Laporan Keuangan bank BUMN dengan menggunakan analisis vertikal dan horizontal serta perhitungan rasio. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis vertikal menunjukkan bahwa indeks neraca dan laporan laba rugi Bank BUMN sudah optimal sedangkan laporan arus kas Bank BUMN cenderung tidak optimal.Dengan demikian pihak bank diharapkan lebih memperhatikan arus kas untuk meningkatkan kinerja keuangannya.Hasil penelitian dengan menggunakan analisis horizontal menunjukkan bahwa kinerja Bank BUMN selama periode 2008-2010 berfluktuatif. Hasil penelitian selanjutnya dengan menggunakan analisis rasio keuangan berdasarkan tingkat kesehatan BI, menggunakan rasio CA-EL untuk melihat kondisi kesehatan bank, menunjukkan rasio CAR, BOPO, NPL, dan ROA keempat Bank BUMN dalam kondisi sehat, meskipun pada tahun 2008 rasio ROA Bank Negara Indonesia berada di bawah standar namun tahun berikutnya rasio tersebut kembali sehat, sedangkan rasio LDR hanya Bank Tabungan Negara yang mematuhi standar likuiditas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sedangkan ketiga bank lainnya berada di bawah standar kesehatan Bank Indonesia. Dengan demikian diharapkan Bank Mandiri, BNI dan BRI dapat meningkatkan likuiditasnya agar bisa mencapai tingkat kesehatan BI melalui perbaikan-perbaikan infrastruktur khususnya di bidang perkreditan, dan lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan promosi untuk meningkatkan dana pihak ketiga.
iv
ABSTRACT SENNY MAPANTAU. Financial Statement Analysis by VerticalHorizontal Methods and Financial Ratios for Evaluating the Financial Performance of Banking at Bank of the government (period 2008-2010). Guided by Dr. H.A.Rahman Laba, SE., MBA and Fauzi R. Rahim, SE,. M.Si, Department of Management, Faculty of Economics and Business, University of Hasanuddin. This study aims to see the development of assets, profit / loss and cash flow and financial ratios are also observed as a projection of the state-owned Bank Financial Bank state the period 2008 to 2010. The data used in this study were obtained from the Bank's Annual Report Government Publication year period 2008 to 2010. This study uses the population of the state banks in Indonesia, namely the number of 4 banks. Samples used in this study is saturated samples in which all members of the population is used as a sample. Analysis technique used is the analysis of comparative financial statement analysis that compares the vertical-horizontal between each of the posts in the financial statements for a period of several years so that it can be seen developments (trends) or the inclination. In addition, analysis of financial ratios based on the assessment of the soundness of banks by Bank Indonesia, which is the ratio of CA-EL (capital (equity), asset quality (assets), earnings (earnings), and liquidity (liquidity). Study did not include elements of the management of a bank because it can not be seen from the outside. benchmarks of performance appraisal of state banks in this study is to see the posts in the government's bank financial statements using horizontal and vertical analysis and ratio calculation. The results using vertical analysis shows that the index of the balance sheet and income statement whereas the Bank of the government has optimal cash flow statement Bank governments tend not optimal. Thus the bank is expected to pay more attention to cash flow to improve its financial performance. The results using horizontal analysis shows that the performance of state-owned Bank fluctuated over the period 2008-2010. The results of subsequent studies using financial ratio analysis based on the BI health, using CA-EL ratio for the current state of the bank, showing the ratio of CAR, BOPO, NPL, and the fourth ROA Government Bank in good health, although by 2008 the ratio of ROA Bank Negara Indonesia fall below the standard, but next year the ratio was back to health, while the ratio of LDR only comply with the State Savings Bank liquidity standards set by the Bank Indonesia, while the three other banks under the Bank Indonesia health standards. It is expected the Bank Mandiri, BNI and BRI can increase its liquidity in order to achieve the level of BI health through infrastructure improvements, especially in the areas of credit, and further improve the quality of service and campaign to raise funds to third parties.
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian akhit Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar. Judul skripsi yang penulis susun adalah “Analisis Laporan Keuangan berdasarkan Metode Vertikal-Horizontal dan Rasio Keuangan untuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan Perbankan pada Bank BUMN selama periode 2008-2010”. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari masukan, arahan, dorongan, dukungan, serta bimbingan yang diberikan oleh banyak pihak, karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Ali, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. 2. Bapak Dr. Muhammad Yunus Amar, MT selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. 3. Bapak Dr. H.A.Rahman Laba, SE., MBAselaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Fauzi R. Rahim, SE,. M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
vi
4. Kepada Bapak/Ibu dosen penguji, Prof.Dr.H.Cepi Pahlevi.,SE.,M.Si.,Drs. Kasman Damang, ME., dan Abdul Razak Munir, SE., M.Si., M.Mktg yang telah memberikan saran, dan nasehat dalam menyempurnakan skripsi ini. 5. Keluarga Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, seluruh staf pengajar (Dosen) dan seluruh staf akademik. 6. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan doa, cinta, kasih sayang, dukungan, semangat, dan nasehat kepada penulis. 7. Teman-teman seperjuangan Dechrista, Suhaidah, Ikhsan, Resky Nirmala, Wahyuni dan juga sahabat-sahabatku Riska Pratiwi, Siti Rahmadiani, Riza Ayu, Edith, serta, Yanti Sriwulan, Asyriah, Cyntia, Devina yang telah membantu memberikan masukan dan ide-ide dalam penyusunan skripsi ini dan teman-teman seangkatan 2008 khususnya Jurusan Manajemen yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, banyak terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sebagai bahan masukan sehingga dapat berguna bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Semoga Tuhan memberikan rahmat-Nya bagi kita semua.Amin. Makassar, Mei 2012
Senny Mapantau
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................
ii
ABSTRAK …………………………………………………………….
iv
ABSTRACK …………………………………………………………………….
v
KATA PENGANTAR............................................................................
vi
DAFTAR ISI..........................................................................................
viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………….
xi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………
xiii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................
1
1.1.Latar Belakang..........................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………
8
1.3. Tujuan Penelitian…………………………...............................
8
1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………………
8
1.5. Sistematika Penulisan …………………………………………
9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 11 2.1. Definisi Konseptual...................................................................... 11 2.1.1 Laporan Keuangan ………………………………………. 11 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan………………………
11
2.1.1.2 Arti Penting Laporan Keuangan ………………… … 12 2.1.1.3 Tujuan Laporan Keuangan …………………………. 12 2.1.1.4 Keterbatasan Laporan Keuangan …………………… 13
viii
2.1.1.5 Metode dan Analisa Laporan Keuangan…………
14
2.1.2 Analisis Vertikal Horizontal……………………………
16
2.1.3 Rasio Keuangan ………………………………………..
19
2.1.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan………………
19
2.1.3.2 Bentuk-Bentuk Rasio Keuangan …………………
20
2.1.4 Kinerja Keuangan ……………………………………..
30
2.1.4.1 Pengertian Kinerja Keuangan………………………
30
2.1.4.2 Prinsip dan Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan…
31
2.1.4.3 Evaluasi Kinerja Perbankan…………………………. 33 2.1.5 Perbankan di Indonesia…………………………………... 35 2.1.5.1 Pengertian Bank……………………………………… 35 2.1.5.2 Jenis Bank………….………………………………… 36 2.1.5.3 Azas dan Prinsip-Prinsip Perbankan…………………. 39 2.1.6 Badan Usaha Milik Negara……………………………….. 41 2.1.6.1 Pengertian BUMN…………………………………… 41 2.1.6.2 Fungsi BUMN……………………………………….. 42 2.1.6.3 Bank BUMN………………………………………… 43 2.2. Tinjauan Teoritis……................................................................... 44 2.3. Tinjauan Empiris…......................................................................
46
2.4. Kerangka Pikir………….............................................................. 46 2.5. Hipotesis Penelitian…….............................................................. 48 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.................................................
49
3.1. Populasi dan Sampel………......................................................... 50 3.2. Jenis dan Sumber Data………..………………………………… 50
ix
3.3. Variabel Pengukuran Penelitian………………………………….. 51 3.4. Metode Pengumpulan Data…………………………………
52
3.5. Metode Analisis………………………………………………… 52 BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ……………………… 57 4.1. Gambaran Umum PT. Bank Mandiri(Persero) Tbk ………........... 57 4.2. Gambaran Umum PT. Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk……. .61 4.3. Gambaran Umum PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk…….. 64 4.4. Gambaran Umum PT. Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk……. 68 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………… 72 5.1. Analisis Vertikal Bank BUMN………………………………….. 72 5.1.1 Analisis Vertikal Bank Mandiri ………………………… 72 5.1.2 Analisis Vertikal Bank Negara Indonesia ……………… 92 5.1.3 Analisis Vertikal Bank Rakyat Indonesia ……………… 107 5.1.4 Analisis Vertikal Bank Tabungan Negara ………………125 5.2. Analisis Horizontal Bank BUMN ………………………………..145 5.2.1 Analisis Horizontal Bank Mandiri ……………………...145 5.2.2 Analisis Horizontal Bank Negara Indonesia …………....167 5.2.3 Analisis Horizontal Bank Rakyat Indonesia ……………183 5.2.4 Analisis Horizontal Bank Tabungan Negara …………...202 5.3. Gambaran Kondisi Riil Bank BUMN Periode 2008-2010 ………221 5.4. Analisis Rasio Keuangan Bank BUMN …………………………229 5.5. Evaluasi Kinerja Keuangan Bank BUMN Periode 2008-2010 ….241
x
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ……………………………………………………. 254 6.2. Saran …………………………………………………………… 255
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. xiv
xi
DAFTAR TABEL Tabel 1.1
Perkembangan Aset Bank Umum Tahun 2008-2010...............
2
Tabel 1.2
Perkembangan Aset, Laba, Modal, DPK dan Kredit Bank BUMN ......................................................................................
3
Tabel 2.1
Contoh Analisis Horizontal ......................................................
18
Tabel 2.2
Contoh Analisis Vertikal .........................................................
19
Tabel 2.3
Tinjauan Empiris .....................................................................
46
Tabel 5.1
Analisis vertikal pada neraca PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk
72
Tabel 5.2
Analisis vertikal pada laporan laba rugi PT.Bank Mandiri(Persero) Tbk ...............................................................
82
Analisis vertikal pada laporan laba arus kas PT.Bank Mandiri(Persero) Tbk ...............................................................
87
Analisis vertikal pada neraca PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ............................................................................
92
Analisis vertikal pada laporan laba rugi PT.Bank Negara Indonesia (Persero) ..................................................................
98
Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5 Tabel 5.6
Analisis vertikal pada laporan arus kas PT.Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk ............................................................ 102
Tabel 5.7
Analisis vertikal pada neraca PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk…….. .................................................................. 107
Tabel 5.8
Analisis vertikal pada laporan laba rugi PT.Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk ............................................................ 115
Tabel 5.9
Analisis vertikal pada laporan arus kas PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ........................................................... 120
Tabel 5.10
Analisis vertikal pada neraca PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk…… .................................................................... 125
Tabel 5.11
Analisis vertikal pada laporan laba rugi PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ............................................................... 133
Tabel 5.12
Analisis vertikal pada laporan arus kas PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ............................................................... 139
Tabel 5.13
Analisis horizontal pada neraca PT. Bank Mandiri(Persero)Tbk ................................................................ 145
xii
Tabel 5.14
Analisis horizontal pada laba rugi PT. Bank Mandiri(Persero)Tbk ................................................................ 155
Tabel 5.15
Analisis horizontal pada arus kas PT. Bank Mandiri(Persero)Tbk ................................................................ 160
Tabel
5.16Analisis horizontal pada neraca PT. Bank Negara Indonesia(Persero)Tbk ............................................................. 167
Tabel 5.17
Analisis horizontal pada laba rugi PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk ............................................................................. 174
Tabel 5.18
Analisis horizontal pada arus kas PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk ............................................................................. 178
Tabel 5.19
Analisis horizontal pada neraca PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk ............................................................................. 183
Tabel 5.20
Analisis horizontal pada laba rugi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk ............................................................................. 191
Tabel 5.21
Analisis horizontal pada arus kas PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk ............................................................................. 196
Tabel
5.22Analisis horizontal pada neraca PT. Bank Tabungan Negara(Persero)Tbk…… ......................................................... 202
Tabel 5.23
Analisis horizontal pada laba rugi PT. Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk… ............................................................ 210
Tabel 5.24
Analisis horizontal pada arus kas PT. Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk… ......................................................................... 215
Tabel 5.25
Analisis rasio keuangan Bank BUMN ....................................
232
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.4 Kerangka Pikir .............................................................................
47
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, dalam perekonomian tumbuh dan berkembang berbagai macam lembaga keuangan.Salah satu diantara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam perekonomian adalah lembaga keuangan bank, yang lazimnya disebut bank.Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian Untuk itu dalam rangka menjaga agar industri perbankan, khususnya lembaga perbankan yang beroperasi di Indonesia, diharapkan dapat menjalankan aktifitasnya dengan mengacu kepada prinsip prudential banking. Dalam kaitan ini bank Indonesia sebagai regulator telah mengeluarkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan bank melalui Surat Edaran BI Nomor 26/BPPP/1993 tanggal 23 Mei 1993. Aturan ini pada prinsipnya menghendaki perbankan untuk tetap mengacu kepada tingkat kesehatan bank berdasarkan penilaian kinerja bank. Ditinjau dari segi kepemilikan, bank dikelompokkan menjadi bank pemerintah dan bank swasta. Bank pemerintah memiliki peran ganda yaitu keuntungan (profit oriented) dan agen pembangunan Negara (social oriented). Oleh karena itu, bank pemerintah dituntut agar dapat mengelola asset Negara
1
dengan baik.Besarnya asset bank umum nasional di Indonesia pada tahun 20082010 dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Perkembangan Aset Bank Umum Tahun 2008-2010 (Miliar Rupiah) BANK UMUM 2008 2009 847,563 979,078 Bank Pemerintah 883,470 958,549 BUSN Devisa 42,467 55,762 BUSN Non Devisa 185,252 200,542 BPD 118,131 135,675 Bank Campuran 233,674 204,502 Bank Asing 2,310,557 2,534,108 Total Asset Sumber : Direktori Bank Indonesia 2011 (data diolah kembali)
2010 1,115,519 1,203,370 78,485 239,141 149,990 222,347 3,008,852
Berdasarkan tabel 1.1 tersebut dapat dilihat bahwa besarnya asset bank umum di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai 2010.Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa asset bank pemerintah mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai 2010.Meskipun Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa memiliki asset yang lebih besar daripada bank pemerintah pada tahun 2010. Tetapi apabila dilihat secara individual, Bank Pemerintah memiliki nilai asset yang lebih besar daripada BUSN Devisa karena nilai asset bank pemerintah merupakan total asset dari 4 bank pemerintah sedangkan nilai asset BUSN Devisa merupakan nilai asset dari 36 bank. Selain itu, keempat bank pemerintah yang ini termasuk sebagai bank dengan total asset terbesar. Bank BUMN adalah bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia. Sebelum terjadi krisis moneter, jumlah bank BUMN di Indonesia cukup banyak, namun setelah periode krisis moneter jumlah bank BUMN hanya empat buah, yaitu Bank Negara Indonesia
2
(BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Nasional (BTN) dan Bank Mandiri yang berasal dari penggabungan Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor (Bank Exim), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo). Operasi Bank BUMN tidak berbeda dengan bank umum lainnya. Kegiatan utama bank ini tetap menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Sebelum ada deregulasi di bidang moneter, bank BUMN memang mendapat perlakuan istimewa dari pemerintah.Hal ini menyebabkan banyaknya kredit macet di bank pemerintah tersebut. Namun, setelah adanya deregulasi, perlakuan istimewa tersebut tidak ada lagi sehingga bank BUMN pun harus bisa berkompetisi dengan dana dari masyarakat. Tabel berikut menguraikan besarnya jumlah asset, laba, modal, dana pihak ketiga, dan kredit bank BUMN dari tahun 2008 sampai 2010. Tabel 1.2 Perkembangan jumlah asset, laba, modal, dana pihak ketiga, dan kredit Bank BUMN tahun 2008-2010. No
BANK BUMN
Tahun
Aset (jutaan rupiah)
Laba (jutaan rupiah)
Modal (jutaan rupiah)
DPK (miliar rupiah)
Kredit (miliar rupiah)
1
PT. Bank Mandiri
2008
358.438.678
5.312.821
30,513,869
289.112
174.498
(Persero) Tbk.
2009
394.616.604
7.155.464
35,108,769
319,550
198.547
2010
449.774.551
9.218.298
41,542,808
362.212
246.201
PT. Bank Rakyat
2008
246.076.896
5.958.368
22,356,697
201.637
161.108
Indonesia
2009
316.947.029
7.308.292
27,257,381
255.928
208.123
(Persero) Tbk.
2010
404.285.602
11.472.385
36,673,110
333.652
252.489
PT. Bank Negara
2008
201.741.069
1.222.485
15,431,148
163,164
111,994
Indonesia
2009
227.496.967
2.483.995
19,143,582
188,469
120,843
(Persero) Tbk.
2010
248.580.529
4.101.706
33,119,626
194,375
136,357
PT. Bank
2008
44.992.171
430.474
3.078.470
31.448
30.774
Tabungan Negara
2009
58.447.667
490.453
5.393.125
40.215
38.737
2010 68.385.539 (Persero) Tbk. Sumber : Laporan Pengawasan Perbankan
915.938
6.447.278
47.546
48.703
2
3
4
Laporan keuangan bank bersangkutan
3
Aset bank merupakan salah satu indikasi besarnya kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut karena aset adalah kumpulan dana dari masyarakat yang ditempatkan di bank dan kemudian disalurkan sebagai pinjaman dan aset produktif lainnya.Sedangkan laba merupakan salah satu indikasi untuk menilai pengelolaan bank.Apabila laba semakin besar, maka berarti bank tersebut dikelola dengan benar.Berdasarkan tabel 1.2 tersebut dapat dilihat bahwa jumlah asset dan laba keempat bank BUMN mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.Asset
terbesar diperoleh oleh Bank Mandiri dengan peningkatan yang
cukup signifikan dari tahun 2008 sampai 2010, dan laba terbesar diperoleh Bank Rakyat Indonesia. Sedangkan Bank Negara Indonesia dan Bank Tabungan Negara meskipun jumlah asset dan labanya tidak sebesar Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia, namun asset dan labanya meningkat dari tahun ke tahun. Selain asset dan laba, peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun juga dapat dilihat pada modal, dana pihak ketiga (DPK) dan jumlah kredit keempat bank BUMN.Hal ini berarti kinerja keuangan Bank BUMN mengalami perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun.Aspek permodalan bagi perbankan nasional sangatlah penting karena permodalan sangat dibutuhkan dalam persaingan global.Semakin besar modal, semakin tinggi tanggung jawab dan risiko yang ditanggung oleh pemilik. Di samping itu permodalan bagi bank juga merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha yaitu untuk menampung kerugian, hal tersebut sesuai dengan fungsi modal bagi bank menurut Siswanto Sutojo (1997;39) dalam bukunya Manajemen Terapan Bank, yaitu : (1) sebagai penunjang kegiatan operasi, dimana bangunan, equipment, dan fasilitas fisik lainnya sebaiknya dibiayai dengan dana jangka
4
panjang, (2) sebagai fungsi regulatory yaitu permodalan bank harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter, dan (3) fungsi protective yaitu penyediaan modal untuk melindungi apabila bank mengalami kerugian. Selain modal, dana pihak ketiga dan jumlah kredit merupakan indikator penting untuk menilai tingkat likuiditas suatu bank. Bahkan bagi dunia perbankan likuiditas merupakan faktor fundamental. Sebesar apapun asset suatu bank jika kondisi likuiditasnya terancam, maka pada saat itu juga bank akan mengalami kesulitan dalam penarikan dana yang dilakukan oleh pihak deposan. Terlebih dalam menghadapi rush (penarikan dana serentak oleh para deposan), bank harus menyiapkan dana likuiditas. Menurut Ibu Angel Gladys Meruntu (bagian business developer officer Bank Mandiri Cabang Makassar), dalam rangka meningkatkan likuiditas, bank Mandiri meningkatkan prinsip kehati-hatian dan penambahan Dana Pihak Ketiga (DPK) yaitu tabungan, giro, deposito dengan cara melakukan promosi melalui iklan, brosur,dan lain-lain. Selain itu cara kedua dengan meningkatkan standar layananbank bagi nasabah. Bank sebagai lembaga keuangan harus mampu menjaga likuiditas dan solvabilitasnya karena kedua rasio ini merupakan hal-hal yang dapat menentukan kemampuan bank untuk membayar para deposannya.Suatu bank dapat dikatakan solvent apabila nilai asset yang dimiliki lebih besar disbanding dengan nilai kewajibannya kepada deposan maupun kreditur. Dalam kondisi pasar yang dinamis dan kompetitif, tingkat profitabilitas bank sangat tergantung pada tingkat efisiensi, sehingga apabila suatu bank tersebut tidak dapat dikelola secara efisien, maka bank tersebut akan menderita kerugian. Oleh karena itu Bank Indonesia
5
menetapkan ukuran kesehatan bank, yang dikenal dengan konteks CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity). Kinerja
bank
yang
menurun
akan
mempengaruhi
kepercayaan
masyarakat karena pada dasarnya bank merupakan industri yang dalam menjalankan usahanya memerlukan kepercayaan masyarakat sehingga kesehatan bank harus diperhatikan. Untuk itu bank perlu menjaga stabilitas kredit agar tidak menjadi
kredit
macet/bermasalah.Kredit
bermasalah
yang
tinggi
dapat
menimbulkan keengganan bank untuk menyalurkan kredit karena harus membentuk cadangan penghapusan yang besar, sehingga mengurangi jumlah kredit yang diberikan oleh suatu bank.Menurut bapak Asdar(bagian Account officer BNI Cabang Makassar)salah satu upayauntuk menyelamatkan kredit bermasalah yaitu bank BNI menerapkan praktik kehati-hatian serta meningkatkan kualitas asset,.Hasil operasi serta kondisi keuangan BNI sangatdipengaruhi oleh kebijakan
Bank
Indonesia
dan
peraturan
perundang-undangan
di
Indonesia.Kemampuan BNI dalam merestrukturisasi kredit juga berdampak kepada tingkat dan hasil operasi BNI.BNI memilikirestrukturisasi kredit yang dapat disesuaikan untuk debitur berdasarkan negosiasi dan perjanjian antara debitur danBNI. Selain Bank BNI kebijakan restrukturisasi kredit juga diterapkan oleh bank Mandiri. Menurut Ibu Angel Gladys Meruntu (bagian business developer officer Bank Mandiri Cabang Makassar) restrukturing, mencakup perubahan struktur organisasi, manajemen, operasional, sistem dan prosedur, keuangan, aset, utang, pemegang saham, legal dan sebagainya.Restrukturing Kredit adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang
6
mengalami
kesulitan
untuk
memenuhi
kewajibannya
pada
Bank.
Restrukturingdapat dilakukan dalam berbagai cara, serta dapat dilakukan pada saat kredit belum termasuk kriteria Non Performing Loan. Restrukturisasi kredit bertujuan untuk penyelamatan kredit sekaligus menyelamatkan usaha debitur agar kembali sehat.Restrukturisasi kredit dapat dilakukan apabila Bank mempunyai keyakinan bahwa debitur masih mempunyai prospek usaha yang baik, dan mampu memenuhi kewajibannya setelah kreditnya direstrukturisasi.Selain melalui restrukturisasi kredit,bapak Marwan (bagian account officer BRI Cabang Makassar) mengatakan untuk mengatasi kredit bermasalah dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kredit dengan kemampuan bayar nasabah melalui syarat-syarat yang telah ditetapkan pada masing-masing produk kredit Alasan penulis mengambil Bank BUMN sebagai objek penelitian karena keempat
bank
BUMN
termasuk
sebagai
bank
terbesarsebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.1
dengan
total
asset
yang berisi tentang
perkembangan asset bank umum tahun 2008-2010 juga karena penulis ingin melihat kinerja 4 bank BUMN di Indonesia dengan memakai metode vertikal horizontal dan rasio keuangan untuk melihat kinerja Bank mana di antara keempat Bank BUMN yang memiliki kinerja yang bagus seperti yang telah dijelaskan di atas. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka peneliti tertarik
untuk
melakukan
penelitian
denganjudul“Analisis Laporan Keuangan
melalui
penulisan
skripsi
Berdasarkan Metode Vertikal-
Horizontal dan Rasio Keuangan Pada Bank BUMN di Indonesia dalam periode 2008-2010”.
7
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
yang
diuraikan
sebelumnya,
maka
permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah kinerja keuangan bank BUMN (BRI, BNI, Bank Mandiri dan BTN) optimal berdasarkan analisis vertikal-horizontal? 2. Bagaimana gambaran rasio keuangan bank BUMN(BRI, BNI, BTN, dan Bank Mandiri) selama periode 2008-2010?
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk melihat perkembangan Aktiva, Laba/rugi dan Arus Kas melalui pengamatan Vertikal Horizontal pada laporan keuangan bank BUMN (BRI, BNI, Bank Mandiri dan BTN) selama periode 2008-2010. 2. Untuk melakukan pengamatan rasio keuangan bank BUMN (BRI, BNI, Bank Mandiri dan BTN) selama periode 2008-2010.
1.4.Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa: 1. Dapat menjadi masukan bagi masyarakat umum pengguna jasa perbankan baik kreditur, debitur maupun investor dalam menganalisa kinerja bank sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi dan kebijakan penyaluran dananya;
8
2. Bagi sektor perbankan khususnya Bank BUMN (BRI, BNI, Bank Mandiri, BTN) dapat digunakan sebagai dasar untuk melihat masalah finansial yang dihadapi dan membuat kebijakan tertentu guna meningkatkan kinerja bank BUMN
yang bersangkutan sehingga dapat lebih meningkatkan nilai
perusahaan; 3. Secara akademis manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu literatur di manajemen keuangan dan juga dapat memperkaya pengembangan ilmu dalam bidang keuangan perbankan; 4. Menjadi sarana perwujudan latihan akademik dan pendalaman ilmu sekaligus pemahaman penulis, sebagai hasil proses pembelajaran penulis hingga saat ini, serta tentunya menjadi stimulus bagi penulis untuk lebih banyak belajar. 5. Sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang ingin memperdalam pengetahuan dan ingin melakukan evaluasi lebih lanjut.
1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan gambaran keseluruhan isi penelitian.Adapun sistematika pembahasan yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari enam Bab.
9
Bab I Pendahuluan.Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka.Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian.Bab ini menguraikan tentang populasi dan sampel, jenis dan sumber data, variabel pengukuran penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis. Bab IV Gambaran Umum Perusahaan.Bab ini memaparkan tentang sejarah, visi dan misi serta budaya organisasi. BabV Hasil dan Pembahasan.Bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian, hasil analisis data, serta interpretasi hasil. BabVI Penutup.Berisi tentang simpulan dari laporan penelitian yang telah dilakukan berdasarkan hasil analisis dan pembahasandan saran bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Definisi Konseptual 2.1.1
Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Dilihat dari segi prosesnya, laporan keuangan merupakan hasil akhir
dari proses akuntansi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya laporan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan ekuitas, maka akan diketahui atau diperoleh gambaran posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut. Menurut J. Fred Weston & Thomas E. Copeland (Sawir, 2001), “Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu”. Menurut Munawir (2002:5), “pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta perubahan modal dimana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tangga tertentu sedangkan perhitungan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber-sumber penggunaan dana atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal”.
11
2.1.1.2
Arti Penting Laporan Keuangan
Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai ‘alat penguji’ dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak – pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
2.1.1.3
Tujuan Laporan Keuangan
Berikut tujuan laporan keuangan yang dikemukakan oleh Mamduh (2004:79). a.
Menyajikan informasi sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
b.
Memberikan informasi yang bermanfaat untuk pemakai eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian (yang berarti resiko) penerimaan kas yang berkaitan.
12
c.
Memberikan informasi yang bermanfaat untuk membantu pihak eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian aliran kas masuk bersih perusahaan,
d.
Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi perusahaan dan klaim-klaim atas sumber daya tersebut yang meliputi utang dan modal saham.
e.
Memberikan informasi mengenai prestasi perusahaan selama periode tertentu untuk membantu pihak eksternal menentukan harapannya mengenai prestasi perusahaan pada masa-masa mendatang atau dengan kata lain memberikan informasi mengenai pendapatan dan komponen-komponennya.
f.
Memberikan informasi mengenai aliran kas perusahaan, bagaimana perusahaan menerima kas, mengenai pinjaman dan pelunasan pinjaman, mengenai transaksi permodalan termasuk dividen yang dibayarkan dan mengenai faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi likuiditas perusahaan.
2.1.1.4
Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diketahui, antara lain: a. Laporan keuangan dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan integritas report (laporan yang harus dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan laporan yang final. Karena itu jumlah dan
13
hal-hal interim report ini terdapat pendapat pribadi yang dilakukan oleh akuntan maupun manajemen. b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli uang tersebut berubah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan turunnya nilai uang yang diikuti dengan kenaikan tingkat inflasi. d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai fakta yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktorfaktor tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang.
2.1.1.5
Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan
Analisa – analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
14
Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos – pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui
perubahan–perubahan
dari
masing–masing
pos
tersebut
bila
diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat–alat pembanding lainnya. Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Wild, Subramanyam dan Robert (2005:30) menyatakan bahwa ada lima teknik untuk analisis laporan keuangan, yakni: 1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif/Analisis Horizontal Analisis Laporan Keuangan Komparatif/Analisis horizontal adalah analisa yang menggunakan laporan keuangan dengan membandingkan pos-pos laporan keuangan untuk dua periode atau lebih sehingga akan diketahui perkembangannya.. Ada dua teknik analisis yang biasa digunakan yaitu analisis perubahan dari tahun ke tahun dan analisis trend angka index. Analisis horizontal dalam jangka panjang akan membentuk analisis trend. Metode ini disebut metode analisa dinamis. 2. Analisis Laporan Keuangan Common Size/Analisis Vertikal Analisis vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Untuk analisis laba rugi, penjualan biasanya ditetapkan 100%
15
sedangkan untuk analisis secara total aktiva ditetapkan 100%. Metode ini disebut metode analisa statis . 3. Analisis Rasio Analisis rasio yaitu menggunakan data perusahaan untuk menghitung rasio-rasio yang mencerminkan kondisi perusahaan terkini. Analisis rasio melibatkan dua jenis perbandingan yaitu: internal (membandingkan rasio saat ini, masa lalu dan masa yang akan datang) dan eksternal (melibatkan perbandingan rasio perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri dengan titik waktu yang sama). 4. Analisis Arus Kas Analisis arus kas merupakan analisis terhadap laporan arus kas perusahaan.Analisis arus kas mencerminkan sumber penerimaan dan tujuan pengeluaran kas perusahaan. Analisis arus penerimaan dan pengeluaran kas ini akan dilakukan terhadap tiga aktivitas yang ada dalam laporan arus kas yaitu aktivitas operasi, pendanaan dan investasi. 5. Penilaian Penilaian merupakan penilaian atas laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan.Jenis analisis ini jarang digunakan namun analisis ini dapat menambah informasi bagi pengguna dan pembaca laporan keuangan perusahaan.
2.1.2
Analisis Vertikal Horizontal
Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk
16
menentukan posisi keuangan dan hasil operasi
serta perkembangan
perusahaan yang bersangkutan. 1. Analisis horizontal (analisa dinamis) Analisis horizontal adalah analisa dengan mengadakan pembandingan laporan
keuangan
untuk
beberapa
perode
sehingga
diketahui
perkembangan perusahaan dari periode satu ke periode yang lainnya. Contoh : Tabel 2.1 Contoh Analisis Horizontal Pos neraca
31 Desember Naik/Turun 2007 2008 Rp % (A) (B) (C) (D) Kas 8000 16.000 8.000 100 Piutang 40.000 30.000 10.000 25 Barang 20.000 5.000 15.000 75 Tanah 75.000 90.000 15.000 20 Bangunan 50.000 75.000 25.000 50 Aktiva lain 40.000 50.000 10.000 25 Total 233.000 266.000 83.000 14 Kolom (C) menunjukkan perubahan-perubahan yang
Ratio (E) 2,0 0,75 0,25 1,20 1,50 1,25 1,14 terjadi dalam
absolutnya(jumlah dalam rupiah) dan diperoleh dari kolom (B) – (A), sedang kolom (D) menunjukkan pertambahan ataupengurangan yang dinyatakan dalam persentase.Persentase ini dihitung denganmembagi kolom (C) dari setiap pos dengan jumlah yang terdapat dalam laporantahun sebelumnya atau tahun yang dijadikan pembanding (tahun dasar).Kolom(E) dihitung
dengan
membagi
jumlah
rupiah
tiap
pos
dari
tahun
yangdiperbandingkan dengan tahun pembanding atau tahun dasar.
17
2. Analisis vertikal (analisa statis) Analisis vertikal yaitu dengan menguraikan proporsi angka dari masingmasing pos terhadap total asset pada neraca, total penjualan pada pos laba rugi, dan total kas keluar dan masuk pada arus kas. Contoh: Tabel 2.2 Contoh Analisis Vertikal PT. Losso Optimasi Neraca Common Size Per 31 Desember 1991 % 1992 10 10% 18 35 35% 30 50 50% 40 5 5% 12
% 18% 30% 40% 12%
1993 24 26 35 15
% 24 26 35 15
Total Aktiva Utang dan Modal Utang Lancar Utang J. Panjang
100
100%
100
100%
100
100%
15 28
15% 28%
20 37
20% 37%
17 16
17% 16%
Total Utang Modal Modal Saham Laba Ditahan Total Modal T.Utang danModal
43
43%
57
57%
33
33%
27 30 57 100
27% 30% 57% 100%
32 11 43 100
32% 11% 43% 100%
43 24 67 100
43% 24% 67% 100%
Aktiva Kas dan Bank Ak.Lancar Lain Aktiva Tetap (net) Aktiva Lain
(Sumber: Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Sofyan Syafri Harahap, h. 251)
Teknik ini menggunakan pola penyederhanaan angka-angka yang terdapat dalamlaporan keuangan atau bisa juga disebut “pengawaman” laporan keuangan. Prosesini juga memerlukan angka dasar yang ditetapkan sebagai dasar perhitunganangka konversi. Tanpa mengabaikan angka lain, biasanya untuk neraca dipakai total assets atau total utang dan modal sebagai
dasar
dengan
angka
100%
berartipos-pos
assets
akan
dipersentasikan ke angka total assets tadi dan pos-pos utang dan modal
18
akan
dipersentasikan
ke
total
utang
dan
modal
itu.
Dengan
demikian,neraca akan menjadi angka-angka awam dalam bentuk persentase ke total assets. Sama halnya dengan laporan laba/rugi. Tanpa meremehkan angka pos lainbiasanya yang menjadi pos dasar adalah penjualan. Angka penjualan dianggap100% sehingga komponen pos laba/rugi di bawahnya dikaitkan dengan angkapenjualan di konversikan ke angka presentasi.Sehingga semua pos laba/rugi dapatdikaitkan atau dihubungkan dengan penjualan.
2.1.3
Rasio Keuangan 2.1.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Pengertian rasio keuangan menurut James C van Horne dalam bukuKasmir (2008:104) adalah: “Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angkaakuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angkalainnya.Rasio
keuangan
digunakan
untuk
mengevaluasi
kondisikeuangan dan kinerja perusahaan”. Menurut Sutrino (2009:214) mengatakan bahwa: “Analisis
rasio
keuangan
adalah
menghubungkan
elemen–
elemenyang ada dilaporan keuangan”. Dapat disimpulkan bahwa pengertian tentang rasio keuangan merupakankegiatan membandingkan angka – angka yang ada adalam laporan keuangandengan cara mambagi satu angka dengan angka lainnya.
19
2.1.3.2 Bentuk – Bentuk Rasio Keuangan Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya, rasio paling bermanfaat bila berorientasi ke depan. Penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin maupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam
suatu
periode
tertentu.
Penilaian
untuk
menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan analisis CAMEL(Kasmir, 2008 : 50-53), yaitu: 1. Return On Assets (ROA) Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA karena Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat (Lukman Dendawijaya, 2009 : 119). Suatu bank dapat dimasukkan dalam kategori sehat apabila memiliki rasio ROA minimal 1,5%. ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva / assets yang dimilikinya. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan
manajemen
bank
dalam
memperoleh
20
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Veithzal Rivai, 2006 : 157). Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank terdapat perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teoretis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak (Lukman Dendawijaya, 2009 : 118). ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara laba sebelum pajak / earning before interest tax (EBIT) terhadap total assets. EBIT merupakan pendapatan bersih sebelum bunga dan pajak.Total assets merupakan total asset perusahaan dari awal tahun dan akhir tahun. Total assets yang lazim digunakan untuk mengukur ROA sebuah bank adalah jumlah dari asset-asset produktif yang terdiri dari penempatan surat-surat berharga (seperti Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, penempatan dalam saham perusahaan lain, penempatan dalam Call Money atau Money Market)dan penempatan dalam bentuk kredit (kredit konsumtif maupun produktif baik kepada perorangan maupun institusi atau perusahaan) sebagaimana yang dikutip oleh Artin Shitawati dalam Robert Ang (1997: hal. 18.32- 18.33). ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Lukman Dendawijaya, 2009 : 118)
21
2. Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono (2002:562) CAR adalah kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank”. CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugiankerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko (Lukman Dendawijaya, 2009:121). Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko.
22
Besarnya CAR diukur dari rasio antara modal bank terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Menurut PBI No. 10/15/PBI/2008 Pasal 2 Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% (delapan persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Sebuah bank mengalami risiko modal apabila tidak dapat menyediakan modal minimum sebesar 8%. Dengan penetapan CAR pada tingkat tertentu dimaksudkan agar bank memiliki kemampuan modal yang cukup untuk meredam kemungkinan timbulnya resiko sebagai akibat berkembang atau meningkatnya ekspansi aset terutama aktiva yang dikategorikan dapat memberikan hasil dan sekaligus mengandung resiko sebagaimana yang dikutip oleh Argo Asmoro dalam Hesti Werdaningtyas (2002). Besarnya CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus berikut. (Lukman Dendawijaya, 2009 :144).
Secara lebih terperinci, dijabarkan dalam rumus:
3. Biaya Operasi dibanding dengan Pendapatan Operasi (BOPO) Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya, terutama
23
kredit. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpundan menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan pendapatan bunga (Lukman Dendawijaya, 2009 : 120). Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya. Biaya operasional terdiri atas biaya bunga, biaya valuta asing lainnya, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, biaya penyusutan, dan biaya operasional lainnya. Pendapatan operasional terdiri atas semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional bank terdiri atas hasil bunga, provisi dan komisi, pendapatan valuta asing lainnya, dan
pendapatan
operasional
lainnya
(Lukman
Dendawijaya,
2009:111). Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya. Suatu bank dapat dimasukkan dalam kategori sehat apabila memiliki rasio BOPO tidak melebihi 93,5% (Mudrajad Kuncoro, 2002:565). Secara matematis BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut (Lukman Dendawijaya, 2009 : 119).
24
4. Non Performing Loan (NPL) NPL adalah debitur atau kelompok debitur yang masuk dalam golongan 3, 4,5 dari 5 golongan kredit yaitu debitur yang kurang lancar, diragukan dan macet. Hendaknya selaludiingat bahwa perubahan pengolongan kredit dari kredit lancar menjadi NPL adalah secara bertahapmelalui proses penurunan kualitas kredit. Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko yang dikaitkan dengankemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko dimanadebitur tidak dapat melunasi hutangnya (Imam Gozali, 2009 : 17). Salah satu resiko yang muncul akibat semakin kompleknya kegiatan perbankan adalahmunculnya NPL yang semakin besar. Atau dengan kata lain semakin besar skalaoperasi suatu bank maka aspek pengawasan semakin menurun, sehingga NPL semakin besar atauresiko kredit semakin besar (Wisnu Mawardi, 2005 : 43). NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan totalkredit. NPL yang baik adalah NPL yang memiliki nilai dibawah 5%(berdasarkan Peraturan Bank Indonesia). Dikatakan sehat jika jumlah kredit non lancar tidak lebih dari 5% dari total kredit yang diberikan kepada nasabah. NPL mencerminkan risikokredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung bank. Bank dengan NPLyang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya,sehingga berpotensi terhadap kerugian bank (Wisnu Mawardi, 2005:55).
25
NPL Kualitas produktif produktif bermasalah bermasalah NPL = = Kualitas
100 % % xx 100
Aktiva produktif Aktiva produktif
5. Loan To Deposit Ratio (LDR) LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank (Lukman Dendawijaya, 2009:116). Menurut Veithzal Rivai (2006:156) Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan masyarakat dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Artinya seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk dapat segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali dananya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. LDR disebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besarnya penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung
oleh
bank
yang
bersangkutan.
Menurut
Kasmir
(2008:290), rasio LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi
26
jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Semakin tinggi LDR, maka semakin tinggi dana yang disalurkan kepada pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar (suatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up). Sebaliknya, semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. LDR yang rendah
menunjukkan
bank
yang
likuid
dengan
kelebihan
kapasitasdana yang siap untuk dipinjamkan sebagaimana dikutip oleh Yuyun Nurul Aini dalam Julius R. Latumaerissa (1999:23). Jika total kredit yang diberikan lebih besar daripada jumlah dana yang dihimpun maka akan mengindikasikan bahwa semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Dan begitu pula sebaliknya, apabila jumlah kredit yang diberikan lebih kecil daripada jumlah dana yang dihimpun maka akan terjadi penumpukan dana yang tidak produktif pada bank tersebut yang pada hakikatnya merupakan alat likuid yang sebagian besar berupa kas, berasal dari penghimpunan dana masyarakat yang di dalamnya terdapat unsur biaya bunga. Oleh karena itu, beberapa ahli menyepakati bahwa batas aman LDR adalah sekitar 80%, namun batas toleransi LDR berkisar antara 85%-100% (Veithzal Rivai,
27
2006:156). Besarnya LDR menurut peraturan pemerintah maksimum adalah 110% (Kasmir, 2008:290). LDR dapat dirumuskan sebagai berikut (Lukman Dendawijaya, 2009).
Menurut Lukman Dendawijaya (2009:147) jumlah kredit yang diberikan dalam rumus di atas adalah kredit yang diberikan bank yang sudah direalisir / ditarik / dicairkan. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993, yang termasuk dalam pengertian dana yang diterima bank adalah sebagai berikut (Lukman Dendawijaya, 2009:116). 1. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) (jika ada) adalah volume pemberian pinjaman (kredit) yang diberikan Bank Indonesia kepada bank yang bersangkutan. 2. Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. 3. Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah dan bank.
28
4. Tabungan masyarakat adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. 5. Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan, tidak termasuk pinjaman subordinasi. 6. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan. 7. Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan. 8. Modal pinjaman. 9. Modal inti bank terdiri atas modal yang telah disetor pemilik bank, agio saham (terutama untuk bank yang telah go public), berbagai cadangan, laba ditahan (setelah diputuskan oleh rapat umum pemegang saham bank), serta laba tahun berjalan. Sesuai SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 LDR dapat dirumuskan sebagai berikut.
Kredit merupakan total kredit yangdiberikan kepada pihak ketiga (tidaktermasuk antar Bank).Dana Pihak Ketiga mencakup giro,tabungan, dan deposito (tidaktermasuk antar Bank).
29
2.1.4
Kinerja Keuangan 2.1.4.1 Analisis Kinerja Keuangan Bank Menurut Abdullah (2005:120) analisis kinerja keuangan bank
merupakanproses pengkajian secara kritis terhadap keuangan bank menyangkut review data, menghitung, mengukur, menginterpretasi dan memberi solusi terhadap keuangan bank pada suatu periode tertentu. Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Mengenai kinerja bank, Kasmir (2003:263)menyatakan bahwa untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank maka dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan ini juga sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut. Berdasarkan apa yang dinyatakan di atas, kinerja keuangan bank merupakangambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspekpenghimpunan dana penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas bank. Penilaian aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana merupakan kinerja keuangan yang berkaitan dengan peranbank sebagai lembaga intermediasi. Sedangkan penilaian kondisi likuiditas bankberguna untuk mengetahui seberap besar kemampuan bank dalam memenuhikewajibannya kepada para deposan.
30
Penilaian
aspek
profitabilitas
berguna
untuk
mengetahui
kemampuanmenciptakan profit, yang sudah tentu penting bagi pemilik. Dengan kinerja bank yangbaik pada akhirnya akan berdampak baik pada intern maupun bagi pihak eksternbank. Menurut Abdullah (2005:120) berkaitan dengan analisis kinerja keuanganbank mengandung beberapa tujuan yaitu: a. untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisilikuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalanmaupun tahun sebelumnya, b. untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua asset yangdimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.
2.1.4.2
Prinsip dan Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan
Salah satu faktor yang penting yang dapat menjamin keberhasilan implementasi
strategi
perusahaan
adalah
pengukuran
kinerja
untuk
diperbandingkan dengan perusahaan lainnya. Pengukuran kinerja adalah proses untuk menentukan seberapa baik aktivitas–aktivitas bisnis dilaksanakan untuk mencapai
tujuan
strategis,
mengeliminasi
pemborosan–pemborosan
dan
menyajikan informasi tepat waktu untuk melaksanakan penyempurnaan secara berkesinambungan. Berikut rinsip–prinsip pengukuran kinerja yang dikemukakan oleh Supriyono (1999:420). 1. Konsisten dengan tujuan perusahaan 2. Memiliki adaptibilitas pada kebutuhan bisnis
31
3. Dapat mengukur aktivitas–aktivitas signifikan 4. Mudah diaplikasikan 5. Memiliki akseptabilitas dari atas ke bawah 6. Berbiaya efektif 7. Tersaji tepat waktu Kinerja keuangan adalah sampai sejauh mana prestasi peningkatan posisi kesehatan atau performa dari nilai perusahaan yang diukur melalui laporan keuangan baik melalui neraca, maupun laporan laba rugi yang dibutuhkan oleh pihak–pihak tertentu. Kinerja perlu diukur dan dievaluasi untuk menentukan sejauh mana keberhasilan dalam mencapai tujuan tertentu. Dua aspek yang sering digunakan dalam menilai kinerja adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi menggambarkan hubungan antara input dan output, sedangkan efektivitas mencerminkan hubungan output pada suatu tujuan tertentu. Pengukuran kinerja merupakan kunci penting dalam infrastruktur oeganisasi. Istilah tersebut mencakup suatu set kebijakan organisasional, sistem dan praktek yang mengkoordinasi tindakan serta transfer informasi untuk mendukung seluruh siklus manajemen. Manajemen menggunakan sistem pengukuran sebagai mekanisme untuk mengimplementasikan strategi. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bergantung pada sudut pandang yang diambil dan tujuan analisis. Tujuan umum penilaian kinerja perusahaan adalah untuk mengevaluasi perubahan–perubahan atas sumber daya yang dimiliki perusahaan.
32
Secara umum tujuan
suatu perusahaan dalam mengadakan
pengukuran kinerja adalah sebagai berikut: 1. Menentukan kontribusi masing–masing divisi atau perusahaan secara keseluruhan atau atas kontribusi masing–masing subdivisi dari suatu divisi (evaluasi ekonomi atau evaluasi segmen). 2. Memberikan daftar untuk mengevaluasi kualitas kerja masing–masing manajer divisi (evaluasi manajerial). 3. Memotivasi para manajer divisi supaya konsisten mengoperasikan divisinya sehingga sesuai dengan tujuan pokok perusahaan (evaluasi operasi). 2.1.4.3
Evaluasi Kinerja Perbankan
Saat ini lingkungan perbankan lebih kompetitif, sehingga menyebabkan lembaga-lembaga perbankan untuk mengevaluasi secara hati-hati risiko yang ditanggung dalam melayani kebutuhan-kebutuhan publik. Kelompok-kelompok yang berkepentingan dalam mengevaluasi kinerja bank: 1. Para pemegang saham: pihak-pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh kinerja bank. 2. Manajemen bank: pihak yang dievaluasi atas basis sebaik bagaimana kinerja bank relatif terhadap tahun sebelumnya dan dibanding dengan bank-bank sejenis. 3. Regulator: pihak yang berkepentingan dengan keamanan dan kesehatan sistem perbankan dan penjagaan kepercayaan publik.
33
4. Para deposan: pihak yang berkepentingan dengan bagaimana bank bekerja, khususnya jika jumlah deposito mereka tidak dijamin dan harus bergantung pada dana bank bagi kelangsungan operasi mereka. 5. Komunitas bisnis dan publik umum: pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank untuk perluasan akses kredit & jasa keuangan mereka. Pengukuran akhir kinerja bank adalah nilai saham biasanya. Faktor-faktor internal adalah area manajemen bank yang para pegawai dan staf bank mempunyai kontrol yang cukup. Faktor-faktor eksternal adalah aspek-aspek lingkungan pasar bank yang manajemen tidak mempunyai kontrol langsung. Tiga aspek kinerja internal: 1. perencanaan bank, 2. teknologi, dan 3. pengembangan pegawai. Langkah pertama, perencanaan internal: tujuan-tujuan bank akan dinyatakan. Setiap tujuan bank dikembangkan, mereka diterjemahkan dalam sasaran-sasaran yang spesifik dan dapat dikuantifikasi. Dengan sasaran-sasaran yang dikuantifikasi, manajemen memformalkan proses perencanaan. Perencanaan bank secara formal dinyatakan dalam: 1. anggaran, dan 2. perencanaan strategik. Anggaran/ perencanan profit: pernyataan mendalam yang diharapkan untuk menurunkan tujuan-tujuan ini pada level departemen bank. Perencanaan strategik mencoba untuk mengan-tisipasi perkembangan kondisi-kondisi internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi pencapaian atas sasaran-sasaran bank
34
dalam jangka panjang. Perencanaan strategik berkaitan dengan efektivitas dalam mencapai sasaran-sasaran, sedangkan anggaran berfokus pada efisiensi biaya. Langkah kedua, teknologi: otomasi operasi dapat mengembangkan kinerja internal dalam sejumlah cara, misalnya: 1. Penyediaan informasi yang lebih tepat waktu & akurat. 2. Jasa-jasa keuangan yang terotomasi. Dalam jangka panjang, otomasi dapat mengurangi biaya operasi. Langkah ketiga, pengembangan pegawai: dilakukan karena bank-bank komersial mensyaratkan angkatan kerja dengan keahlian tinggi.Pelatihan yang berkelanjutan bagi pegawai untuk menyesuaikan dengan perubahan-perubahan dalam regulasi bank adalah penting. Kinerja eksternal tercermin dalam kemampuan bank untuk secara sukses menanggulangi para pelanggan, pesaing, regulator, dan publik. 2.1.5
Perbankan di Indonesia 2.1.5.1 Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2001 : 23). Kasmir (2002) menyatakan bahwa bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun
35
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya. Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai agent of trust, agent of development, dan agen of services (Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, 2008:9) 1. Agen of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. 2. Agen of Development Tugas bank sebagai penghimpun dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi-distribusi-konsumsi berkaitan dengan penggunaan uang. 3. Agen of Services Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
36
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas.
2.1.5.2 Jenis Bank Jenis-jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain (Kasmir, 2008 : 20) : 1. Dilihat dari segi fungsinya Berdasarkan UU RI No.10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari: a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional
dan
atau
berdasarkan
prinsip
syariah
yang
dalamkegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Artinya, kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.
37
2. Dilihat dari segi kepemilikannya, di bagi menjadi: a. Bank Milik Pemerintah merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. b. Bank Milik Swasta Nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. Dalam Bank Swasta Milik Nasional termasuk pula bank-bank yang dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi. c. Bank Milik Asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara. d. Bank Milik Campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional. Di mana
kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia.
3. Dilihat dari segi status a. Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya misalnya transfer ke luar negeri, travelers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit (L/C).
38
b. Bank non devisa, merupakan bank yang mempunyai ijin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti bank devisa. Bank non devisa melakukan transaksi dalam batas-batas suatu negara.
4. Dilihat dari segi cara menentukan harga a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional, menetapkan bunga sebagai harga jual baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. b. Bank berdasarkan prinsip syariah, yang menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana, pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.
2.1.5.3 Azas dan Prinsip-Prinsip Perbankan Pasal 2 UU No 7 tahun 1992 menetapkan bahwa Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan
prinsip
kehati-hatian.
Untuk
mempertegas makna asas demokrasi ekonomi ini penjelasan umum dan penjelasan Pasal 2 berbunyi : yang dimaksud dengan demokrasi ekonomi adalah demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar 1945. Demokrasi ekonomi ini tersimpul dalam
39
Pasal 33 UUD 1945, yaitu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Menurut Rochmat Soemitro ( 1991 : 185 ) pembangunan di bidang ekonomi yang didasarkan pada demokrasi ekonomi menentukan masyarakat harus memegang peran aktif dalam kegiatan pembangunan, memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan ekonomi serta menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dunia usaha. Dalam hukum perbankan dikenal beberapa prinsip perbankan, yaitu prinsip kepercayaan ( fiduciary relation principle ), prinsip kehati-hatian ( prudential principle ), prinsip kerahasiaan ( secrecy principle), dan prinsip mengenal nasabah ( know how costumer principle ) . 1) Prinsip Kepercayaan ( fiduciary relationprinciple ) Prinsip kepercayaan adalah suatu asas yang melandasi hubungan antara bank dan nasabah bank. Bank berusaha dari dana masyarakat yang disimpan berdasarkan kepercayaan, sehingga setiap bank perlu menjaga kesehatan banknya dengan tetap memelihara dan mempertahankan kepercayaan masyarakat. Prinsip kepercayaan diatur dalam Pasal 29 ayat (4) UU No 10 Tahun 1998. 2) Prinsip Kehatihatian ( prudential principle ) Prinsip kehati-hatian adalah suatu prinsip yang menegaskan bahwa bank dalam menjalankan kegiatan usaha baik dalam penghimpunan terutama dalam penyaluran dana kepada masyarakat harus sangat
40
berhati-hati. Tujuan dilakukannya prinsip kehati-hatian ini agar bank selalu dalam keadaan sehat menjalankan usahanya dengan baik dan mematuhi ketentuan-ketentuan dan norma-norma hukum yang berlaku di dunia perbankan. Prinsip kehati-hatian tertera dalam Pasal 2 dan Pasal 29 ayat (2) UU No 10 tahun 1998. 3) Prinsip Kerahasiaan ( secrecy principle) Prinsip kerahasiaan bank diatur dalam Pasal 40 sampai dengan Pasal 47 A UU No 10 Tahun 1998. Menurut Pasal 40 bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya. Namun merahasiakan
itu
dalam ketentuan tersebut
bukan
tanpa
pengecualian.
kewajiban Kewajiban
merahasiakan itu dikecualikan untuk dalam hal-hal untuk kepentingan pajak, penyelesaian utang piutang bank yang sudah diserahkan kepada badan Urusan Piutang dan Lelang / Panitia Urusan Piutang Negara (UPLN/PUPN), untuk kepentingan pengadilan perkara pidana, dalam perkara perdata antara bank dengan nasabah, dan dalam rangka tukar menukar informasi antar bank. 4) Prinsip Mengenal Nasabah ( know how costumer principle ) Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh bank untuk mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk melaporkan setiap transaksi
41
yang mencurigakan. Prinsip mengenal nasabah nasabah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal nasabah. Tujuan yang hendak dicapai dalam penerapan prinsip mengenal nasabah adalah meningkatkan peran lembaga keuangan dengan berbagai kebijakan dalam menunjang praktik lembaga keuangan, menghindari berbagai kemungkinan lembaga keuangan dijadikan ajang tindak kejahatan dan aktivitas illegal yang dilakukan nasabah, dan melindungi nama baik dan reputasi lembaga keuangan. 2.1.6
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 2.1.6.1 Pengertian BUMN Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian
atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat. Pada beberapa BUMN di Indonesia, pemerintah telah melakukan perubahan mendasar pada kepemilikannya dengan membuat BUMN tersebut menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya bisa dimiliki oleh publik.
2.1.6.2 Fungsi BUMN Dengan
mengelola
berbagai
produksi
BUMN,
pemerintah
mempunyai tujuan untuk mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa publik oleh perusahaan swasta yang kuat.Karena,apabila terjadi monopoli
42
pasar atas barang dan jasa yang memenuhi hajat hidup orang banyak, maka dapat dipastikan bahwa rakyat kecil yang akan menjadi korban sebagai akibat dari tingkat harga yang cenderung meningkat. Manfaat BUMN: a. Memberi kemudahan kepada masyarakat luas dalam memperoleh berbagai alat pemenuhan kebutuhan hidup yang berupa barang atau jasa. b. Membuka
dan
memperluas
kesempatan
kerja
bagi
penduduk angkatan kerja. c. Mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa yang merupakan kebutuhan masyarakat banyak oleh sekelompok pengusaha swasta yang bermodal kuat. d. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi komoditi ekspor sebagai sumber devisa,baik migas maupun non migas. e. Menghimpun dana untuk mengisi kas negara ,yang selanjutnya
dipergunakan
untuk
memajukan
dan
mengembangkan perekonomian negara.
2.1.6.3 Bank BUMN Bank BUMN adalah bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia. Sebelum terjadi krisis moneter, jumlah bank BUMN di Indonesia cukup banyak, namun
43
setelah periode krisis moneter jumlah bank BUMN hanya empat buah, yaitu Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Nasional (BTN) dan Bank Mandiri yang berasal dari penggabungan Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor (Bank Exim), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo). Operasi Bank BUMN tidak berbeda dengan bank umum lainnya. Kegiatan utama bank ini tetap menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Sebelum ada deregulasi di bidang moneter, bank BUMN memang mendapat perlakuan istimewa dari pemerintah. Hal ini menyebabkan banyaknya kredit macet di bank pemerintah tersebut. Namun, setelah adanya deregulasi, perlakuan istimewa tersebut tidak ada lagi sehingga bank BUMN pun harus bisa berkompetisi dana dari masyarakat.
2.2
Tinjauan Teoritis Hubungan Kinerja Perusahaan Dengan Analisis Laporan Keuangan Tingkat kesehatan merupakan alat ukur yang digunakan oleh para pemakai
laporan keuangan dalam mengukur kinerja suatu perusahaan. Performa suatu perusahaan dapat dilihat melalui laoran keuangan tersebut. Dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui keadaan financial dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu.
44
Harringtom (1991 : 1) menyebutkan sebagai berikut :“The primary resources of information these analysist use to evaluate a firm performance are its financial statement the historical record of it’s past performance”. Tingkat kesehatan perusahaan dapat diketahui dengan melakukan analisis atau interpretasi terhadap laporan keuangan. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui prestasi dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menggunakannya sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Interpretasi atau analisis laporan keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan meskipun kepentingan mereka masing-masing berbeda. Selanjutnya dikatakan pula oleh Harringtom (1991 : 1) bahwa : “The financial performance of corporation is of vital interest to many groups and individual’. Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang tergambar dalam laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi para pemakai laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, manajemen perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dari period eke periode. Hubungan antara kesehatan perusahaan dengan analisis laporan keuangan adalah seperti yang dikemukakan oleh Martin (1991 : 421), yaitu : “ Financial analysis involves the assessment of a firm past, present, anticipated
future financial condition. The objective is to identify any
45
weakness in the firm’s financial health that could lead to future problems and to determine any strength the firm’s might capitalize upon”. Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, a. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan dan selanjutnya dari kinerja tersebut dapat ditentukan tingkat kesehatan perusahaan yaitu dengan cara melakukan analisis atau interpretasi terhadap laporan keuangan. b. Kinerja perusahaan merupakan informasi yang dibutuhkan oleh pihakpihak yang berkepentingan dengan perusahaan, untuk membantu mereka dalam proses pengambilan keputusan. c. Dari hasil analisis terhadap kinerja perusahaan maka dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan untuk mengatasi kondisi keuangan di masa yang akan datang.
2.3
Tinjauan Empiris
Tabel 2.3 Tinjauan Empiris No 1.
Penulis Hendriek Maslo (2006)
2.
Defi Febrian (2008)
Judul Analisis Laporan Keuangan Calon Debitur dalam Penentuan Pemberian Kredit pada Bank Ekonomi Jasa Raharja Cabang Medan Perintis Peranan Analisis Laporan Keuangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan pada Kelompok Industri Alas Kaki dari Tahun 2005-
Hasil Pihak bank melakukan analisis horizontal dan analisis rasio untuk menilai laporan keuangan, sementara analisis vertikal tidak digunakan
Analisis laporan keuangan dilaksanakan dengan menggunakan analisis rasio yang meliputi analisis likuiditas, leverage, profitabilitas dan aktifitas. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah 46
3.
2.4
Octonema Sombolinggi Tambe (2003)
2007
metode analisis horizontal. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis keuangan sangat membantu manajemen dalam menilai kinerja perusahaan. Dimana perusahaan dapat mengetahui kelemahan dan kelebihannya sehingga dapat memilih alternatif keputusan yang tepat.
Penilaian Kinerja keuangan Berdasarkan Analisis Vertikal-Horizontal pada Kantor Wilayah Utama Perum Pegadaian Makassar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan selama periode 20012005 relatif baik dan stabil. Perusahaan menerapkan kebijakan keuangan jangka pendek karena berinvestasi pada aktiva lancar khususnya piutang usaha
Kerangka Pikir Untuk memberikan gambaran yang yang jelas dan sistematis, maka gambar
berikut ini menyajikan kerangka berpikir penelitian dan menjadi pedoman dalam keseluruhan penelitian yang dilakukan. Bank BUMN (BRI,BNI, BTN, Mandiri)
Laporan Keuangan
Analisis Horizontal
Analisis Rasio
Analisis Vertikal
Evaluasi kinerja keuangan
47
Berdasarkan gambar kerangka pemikiran diatas, maka dapat ditarik suatu proposisi sebagai berikut: Kinerja keuangan perusahaan perlu diukur dan dievaluasi untuk menentukan sejauh mana keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dalam hal ini peneliti perlu menganalisis laporan keuangan bank BUMN (BRI, BNI, BTN, dan Bank Mandiri) dengan menggunakan pendekatan analisis rasio, analisis horizontal dan analisis vertikal, dimana nantinya melalui pengukuran ini diharapkan akan menghasilkan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan sehingga kinerja tersebut dapat diukur dan dievaluasi, dimana dari hasil pengukuran tersebut dapat diperoleh informasi keuangan yang nantinya akan sangat dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan.
2.5
Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dikemukakan
hipotesis sebagai berikut: 1. Diduga bahwa kinerja keuangan bank BUMN optimal berdasarkan analisis vertikal-horizontal. 2. Diduga bahwa pencapaian rasio-rasio keuangan bank BUMN sehat.
48
BAB III Metode Penelitian 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan dan rasio keuangan 4 bank BUMN yang terdaftar dalam direktori Bank Indonesia. Adapun 4 bank BUMN yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
PT Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Alasan pemilihan bank BUMN sebagai populasi dalam penelitian ini
adalah dikarenakan bank BUMN memiliki jumlah asset yang tinggi sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.1 di bab 1 yang berisi tentang perkembangan asset bank umum tahun 2008-2010. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa asset bank BUMN mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai 2010. Meskipun Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa memiliki asset yang lebih besar daripada bank pemerintah pada tahun 2010. Tetapi apabila dilihat secara individual, Bank BUMN memiliki nilai asset yang lebih besar daripada BUSN Devisa karena nilai asset bank pemerintah merupakan total asset dari 4 bank pemerintah sedangkan nilai asset BUSN Devisa merupakan nilai asset dari 36 bank. Selain itu, keempat bank BUMN yang menjadi populasi dalam penelitian ini termasuk sebagai bank dengan total asset terbesar sebagaimana dapat dilihat pada lampiran tabel peringkat bank umum berdasarkan total asset.Alasan lain karena penulis ingin melihat kinerja 4 bank BUMN di Indonesia dengan memakai metode vertikal
49
horizontal dan rasio keuangan untuk melihat kinerja Bank mana di antara keempat Bank BUMN yang memiliki kinerja yang bagus. Penelitian ini menggunakan sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah senses, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dan rasio keuangan 4 bank BUMN selama tahun 2008 sampai 2010 yang dipublikasikan oleh bank-bank pemerintah melalui laporan tahunan periode tahun 2008 sampai 2010. Pertimbangan memilih sampel tersebut adalah untuk melihat kinerja keuangan pada Bank BUMN periode tahun 2008-2010.
3.2. Jenis dan Sumber Data a. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder (time series data). Data primer diperoleh melalui penelitian wawancara pada masing – masing bank BUMN. Data sekunder terdiri dari : 1.
Data kualitatif, yaitu data dalam bentuk informasi yang bukan dalam bentuk angka-angka tetapi dalam bentuk lisan dan tertulis. Data kualitatif ini seperti gambaran umum perusahaan pada bank BUMN (BRI, BNI, BTN, dan Bank Mandiri).
2.
Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka. Data kuantitatif dalam penelitian ini bersumber dari Laporan
50
Keuangan bank BUMN (BRI, BNI, BTN, dan Bank Mandiri) selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2008-2010. b. Kurun waktu time series data yang digunakan adalah laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut, yaitu tahun 2008 sampai tahun 2010. c. Sumber data diperoleh dari laporan tahunan Bank BUMN (BRI, BNI, BTN, dan Bank Mandiri), studi kepustakaan, melalui jurnal, artikel, dan makalah serta berbagai situs yang berhubungan dengan penelitian. Dan melalui penelitian wawancara pada masing-masing bank BUMN di Makassar.
3.3. Variabel Pengukuran Penelitian Kinerja keuangan merupakan variabel pengukuran dalam penelitian ini yang indikatornya terdiri dari: 1. Rasio keuangan yang terdiri dari rasio capital, aktiva, earning, dan likuiditas. 2. Perubahan pos terdiri dari : a. Pos-pos pada laporan laba rugi,pendapatan, beban, dan laba. b. Pos-pos pada neraca, yang terdiri dari aktiva, kewajiban, dan ekuitas. c. Pos-pos pada arus kas yang terdiri dari arus kas masuk dan arus kas keluar yang berasal dari kegiatan operasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan investasi.
51
3.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang relevan dan akurat dengan masalah yang dibahas. Metode pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinjauan Kepustakaan (Library Research) Metode ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori dan konsep-konsep yang sehubungan dengan masalah yang diteliti penulis pada buku-buku, makalah, dan jurnal guna memperoleh landasan teoritis yang memadai untuk melakukan pembahasan. 2. Mengakses web dan situs-situs terkait Metode ini digunakan untuk mencari data-data atau informasi terkait pada website maupun situs-situs yang menyediakan informasi sehubungan dengan masalah dalam penelitian ini. 3. Penelitian lapangan(Field Research) Adalah metode pengumpulan data yang dilakukan di lokasi (objek penelitian) secara langsung yaitu dengan melakukan wawancara langsung pada pihak bank yang bersangkutan.
3.5 Metode dan Teknik Analisis Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan ( trend ) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. 52
Metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos – pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan – perubahan dari masing – masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat – alat pembanding lainnya. Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Penelitian ini menggunakan metode analisis sebagai berikut : 1. Analisis perbandingan laporan keuangan Analisis perbandingan laporan keuangan merupakan analisis vertikalhorizontal yang membandingkan antara setiap pos-pos yang sama dalam laporan keuangan untuk periode beberapa tahun (periode) sehingga dapat diketahui perkembangan (tren) atau kecenderungannya. Yang diperbandingkan adalah hasil penilaian yang diperoleh dari kinerja perusahaan selama beberapa tahun. a. Analisis horizontal Analisis
horizontal
adalah
analisis
dengan
mengadakan
perbandingan laporan keuangan dari beberapa periode yang berbeda untuk melihat perubahan–perubahan kekayaan perusahaan, modal kerja netto, dan kas perusahaan. Dari analisis–analisis perubahan ini dapat diketahui asal atau sumber penggunaan dana perusahaan, disamping perkembangan perusahaan dari periode satu ke periode yang lainnya.
53
b. Analisis Vertikal Analisis vertikal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan antara masing–masing pos dalam laporan keuangan periode berjalan dengan jumlah total pada laporan keuangan yang sama sehingga dapat diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode itu.
2. Analisis rasio Metode analisis yang digunakan dengan menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dan pos lainnya dalam laporan keuangan yang sama untuk tahun yang sama. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian tingkat kesehatan bank, yaitu dengan rasio CA-EL (capital(modal),
asset
quality
(aktiva),
earning(rentabilitas),
dan
liquidity(likuiditas)).Penelitian ini tidak mencantumkan unsur manajemen suatu bank karena hal ini tidak bisa dilihat dari luar.Tolak ukur penilaian kinerja bank BUMN dalam penelitian ini adalah melihat pos-pos dalam Laporan Keuangan bank BUMN dengan menggunakan analisis vertikal dan horizontal serta perhitungan rasio. Adapun aspek-aspek yang di analisis penulis hanya dilihat dari aspek C (Capital), A (Asset), E (Earning) , dan L (Liquidity). Adapun penilaian dari masing-masing aspek tersebut meliputi :
54
1. Capital (Permodalan) Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang di dasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut di dasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio). CAR =
Total Modal x 100 %
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) 2. Asset (Aktiva) Asset (aktiva) suatu bank akan dinilai berdasarkan kualitas produktif bermasalah terhadap aktiva produktif, baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai berikut : a. 25 % dari kredit yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus (DPK) b. 50 % dari kredit yang digolongkan Kurang Lancar (KL) c. 75 % dari kredit yang digolongkan Diragukan (D) d. 100 % dari kredit yang digolongkan Macet (M) NPL =
Kualitas produktif bermasalah
x 100 %
Aktiva produktif
3. Earning (Rentabilitas) Rentabilitas suatu bank adalah meliputi besarnya rasio laba sebelum pajak diperoleh terhadap total asset (ROA), dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional bank (BOPO). a. ROA = Laba Sebelum Pajak x 100 % Total Aktiva
55
b. BOPO = Biaya Operasional x 100 % Pendapatan Operasional
4. Liquidity (Likuiditas) Adapun faktor likuiditas yang dinilai dalam analisa CA-EL ini adalah rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR). LDR = Kredit x 100 % Dana Pihak Ketiga
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian agar dapat diinterpretasikan dan mudah dipahami adalah analisis deskriptif /statistic desktiptif yaitu suatu teknik analisis data yang berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti berapa rata-ratanya, seberapa jauh data-data bervariasi dan sebagainya (Singgih Santoso, 2003:1).
56
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Gambaran Umum PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
A. Sejarah Bank PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia.Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah -- yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia -- dilebur menjadi Bank Mandiri. Masing-masing dari keempat legacy banks memainkan peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia. Segera merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, kami menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah gabungan
26.600
menjadi
17.620.
Brand
Bank
Mandiri
diimplementasikan ke semua jaringan dan seluruh kegiatan periklanan dan
promosi
lainnya.Selain
itu,
Bank
Mandiri
berhasil
57
mengimplementasikan core banking system baru yang terintegrasi menggantikan core banking system legacy yang terpisah. Semenjak didirikan, kinerja Bank Mandiri terus meningkat terlihat dari laba yang terus meningkat dari Rp 1,18 Triliun di tahun 2000 hingga mencapai Rp 5,3 Triliun di tahun 2004. Selain itu, Bank Mandiri juga mencatat prestasi penting dengan melakukan penawaran saham perdana pada 14 Juli 2003 sebesar 20% atau ekuivalen dengan 4 Milliar lembar saham. Dengan kinerja yang semakin membaik dan keberhasilan program transformasi bisnis dalam beberapa tahun terakhir, Bank Mandiri bertekad memasuki tahapan strategis yaitu menjadi salah satu bank terkemuka di kawasan Regional Asia Tenggara.Visi strategis tersebut diawali dengan tahapan mengembangkan kekuatan di semua segmen nasabah untuk menjadi universal bank yang mendominasi pasar perbankan domestik, dengan fokus pada pertumbuhan segmen consumer dan commercial.Dengan menguasai pasar Indonesia sebagai Fastest Growing Market di Asia Tenggara.Bank Mandiri berada dalam posisi lebih menguntungkan dibandingkan pesaing-pesaing regional.
B. Visi dan Misi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Visi Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif. Misi
58
Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
Mengembangkan sumber daya manusia professional
Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
Melaksanakan manajemen terbuka
Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
Kami berkomitmen membangun hubungan jangka panjang yang didasari atas kepercayaan, baik dengan nasabah bisnis maupum perorangan.Kami melayani seluruh nasabah dengan standar layanan internasional melalui penyediaan solusi keuangan yang inovatif. Kami ingin dikenal karena kinerja, sumber daya manusia dan kerjasama tim yang terbaik. Dengan mewujudkan pertumbuhan dan kesuksesan bagi pelanggan, kami mengambil peran aktif dalam mendorong pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan selalu menghasilkan imbal balik yang tinggi secara konsisten bagi pemegang saham.
C. Budaya Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Budaya TIPCE
Trust Membangun keyakinan dan sangka baik diantara stakeholders dalam hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan.
Iintegrity
59
Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat serta menjunjung tinggi kode etik profesi.
Professionalism Berkomitmen untuk bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab.
Customer Focus Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan.
Excellence Mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang terbaik secara terus-menerus.
4.2 Gambaran Umum PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
A. Sejarah PT Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik
60
Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan luas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan
61
identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa.Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.
B. Visi dan Misi PT Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk Visi Menjadi bank yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan dan kinerja
Misi
Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh nasabah, dan selaku mitra pilihan utama (the bank of choice)
Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor
Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi
Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial
62
Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik
C. Budaya Perusahaan PT Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk Setiap Nilai Budaya Kerja BNI memiliki Perilaku Utama yang merupakan acuan bertindak bagi seluruh Insan BNI, 6 (enam) Perilaku Utama Insan BNI adalah : 4 NILAI BUDAYA KERJA BNI Profesionalisme (Professionalism) Integritas (Integrity) Orientasi Pelanggan (Customer Orientation) Perbaikan Tiada Henti (Continuous Improvement)
6 NILAI PERILAKU UTAMA INSAN BNI Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik Jujur, Tulus dan Ikhlas Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis Senantiasa Melakukan Penyempurnaan Kreatif dan Inovatif
4.3 Gambaran Umum PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
A. Sejarah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau
Bank Bantuan
dan Simpanan Milik
Kaum Priyayi
yang
63
berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim). Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang -undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undangundang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia 64
sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum. Sejak 1 Agustus1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Sampai sekarang PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 tetak konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada masyarakat kecil, diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK (Kredit Usaha Kecil) pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT,3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa. 65
Kepemilikannya Bank Rakyat Indonesia (Persero) masih 100% ditangan Pemerintah Republik Indonesia. B. Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Visi Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi 1) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. 2) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance. 3) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
C. Budaya Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1) Integritas : Setiap pekerja menjadi satu atau menyatu dengan BRI 2) Profesionalisme : Setiap pekerja harus bekerja secara professional 3) Kepuasan Nasabah : BRI mengutamakan kepuasan nasabah 4) Keteladanan : Setiap pemimpin menjadi teladan bagi bawahannya 5) Pnghargaan kepada SDM : BRI memberikan penghargaan kepada pekerja yang dianggap berprestasi
66
4.4 Gambaran Umum PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
A. Sejarah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Awal sejarah berdirinya BTN dimulai sejak Belanda menginjakkan kakinya pertama kali di Indonesia.Puncak dari perjuangan BTN dalam memperjuangkan keberadaannya itu pada tahun 1897.Para pelaku dalam pengembangan BTN pada saat itu yakin bahwa tahun itulah sebagai puncak dari cikal bakal berdirinya BTN.Hal ini didasari oleh adanya Koninklijk Besluit No. 27 di Hindia Belanda yang menyatakan adanya pendirian
Postpaarbank
ini
berkedudukan
di
Batavia.
Pendirian
Postpaarbank tersebut mempunyai tujuan antara lain untuk mendidik masyarakat pada saat itu agar gemar menabung. Pada tahun 1942, Jepang memasuki Indonesia dan secara resmi mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia dan Postpaarbank yang merupakan bank karya kolonial Belanda dibekukan.Sebagai gantinya pemerintah Jepang mendirikan Tyokin Kyoku.Setelah kemerdekaan diproklamasikan, maka Tyokin Kyoku diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan namanya diubah menjadi Kantor Tabungan Posatau disingkat KTP.Pembentukan KTP pada saat iti diprakarsai oleh Bapak Darmoesoesanto selaku direktur pertama KTP.Pada tahun 1946 terjadi Agresi Militer Belanda dan berhasil menduduki kantor-kantor cabang KTP yang tersebar di Indonesia. Namun Agresi Belanda tidak berlangsung lama 67
dan pada tahun 1949 pemerintah RI membuka kembali KTP sekaligus mengganti nama KTP menjadi Bank Tabungan PosRepublik Indonesia. Usai dikukuhkannya Bank Tabungan Pos RI sebagai satu-satunya lembaga tabungan di Indonesia, pada tahun 1950 kemudian pemerintah mengganti namanya menjadi Bank Tabungan Pos. Selanjutnya dalam perjalanannya BTN merupakan sebuah unit dari Bank Negara Indonesia, dimana saat itu BTN masuk ke dalam Unit V. Karena sebagai sebuah unit dari Bank Negara Indonesia, maka pada saat itu BTN sempat kehilangan kekuasaan dan wewenang. Hal ini patut dimaklumi karena BTN langsung ditempatkan di bawah kekuasaan urusan Bank Sentral masa itu, sementara BTN hanya dipimpin oleh seorang Direktur Koordinator yang sangat sulit dalam pengembangannya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 4 tahun 1963 Lembaran Negara Republik Indonesia No. 62 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963, maka resmi sudah nama Bank Tabungan Pos diganti namanya menjadi Bank Tabungan Negara. Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden No. 17 tahun 1965, seluruh Bank Umum Milik Negara termasuk Bank Tabungan Negara beralih statusnya menjadi Bank Tunggal Milik Negara, yang pada akhirnya berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 1998 yang sebelumnya diprakarsai dengan Undang-Undang Darurat No. 50 tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950 resmi sudah status Bank Tabungan Negara sebagai salah satu bank milik negara dengan tugas utama saat itu untuk memperbaiki perekonomian rakyat melalui penghimpunan dana masyarakat terutama dalam bentuk tabungan. Kemudian sejarah BTN
68
mulai diukir kembali dengan ditunjuknya oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 29 Januari 1974 melalui Surat Menteri Keuangan RI No.B49/MK/I/1974 sebagai wadah pembiayaan proyek perumahan rakyat.Pada tahun 1989 Bank BTN beroperasi sebagai bank umum dan mulai menerbitkan obligasi.Pada tahun 1992 status hukum Bank BTN berubah menjadi perusahaan perseroan.Bank BTN selanjutnya mendapat ijin sebagai Bank Devisa pada tahun 1994. Kemudian sekuritisasi aset Bank BTN menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan pendaftaran transaksi Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) di Bapepam yang kemudian dilakukan dengan pencatatan perdana dan listing transaksi tersebut di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.
B. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Visi Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan. Misi 1) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah. 2) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini. 3) Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi. 4) Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan
69
Shareholder Value. 5) Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
C. Budaya Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 6 Nilai Dasar (Pola Prima) : 1) Pelayanan Prima:
Ramah, sopan dan bersahabat
Peduli, pro aktif dan cepat tanggap
2) Inovasi
Berinisiatif melakukan penyempurnaan
Berorientasi menciptakan nilai tambah
3) Keteladanan
Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar
Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja
4) Profesionalisme
Kompeten dan bertanggungjawab
Bekerja cerdas dan tuntas
5) Integritas
Konsisten dan disiplin
Jujur dan berdedikasi
6) Kerjasama
Tulus dan terbuka
Saling percaya dan menghargai.
70
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 ANALISIS VERTIKAL BANK BUMN Analisis vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.
5.1.1 Analisis vertikal Bank Mandiri 1. Analisis Vertikal pada Neraca Analisis vertikal pada neraca dilakukan dengan cara menguraikan angka dari masing masing pos terhadap total asset dalam neraca, sehingga dapat diketahui proporsi masing-masing pos-pos aktiva.
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.1 analisis vertikal pada neraca PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk 2008
2009
2010
Rp
%
Rp
%
Rp
%
Kas
8,388,974
2.34%
8,867,881
2.25%
9,521,713
2.12%
Giro pd BI
13,354,289
3.73%
16,055,871
4.07%
24,856,699
5.53%
AKTIVA
71
Giro pd bank lain brsh stlh dikrngi cadangan kerugian sbsr Rp10.113,Rp 86.962 & Rp87.689 pd tgl 31 Des 2010,2009&2008
7,406,529
2.07%
7,402,647
1.88%
8,559,665
1.90%
stlh dikurangi cdngan kerugian sbsr Rp137.885,Rp347.18 4& Rp386.708 pd tgl31 Des 2010,2009&2008
29,404,818
8.20%
41,402,410
10.49%
28,914,035
6.43%
Efek-efek Pihak yg mempunyai hub. istimewa
0
0.00%
25,000
0.01%
0
0.00%
24,670,360
6.88%
18,143,414
4.60%
27,359,768
6.08%
24,670,360
6.88%
18,168,414
4.60%
27,359,768
6.08%
(45,513)
-0.01%
(15,022)
0.00%
(112,239)
-0.02%
24,624,847
6.87%
18,153,392
4.60%
27,247,529
6.06%
Obligasi Pemerintah
88,259,039
24.62%
89,132,940
22.59%
78,092,734
17.36%
Tagihan lainnya Transaksi Prdagangan stlh dikurangi cdngan krugian pnurunan nlai msg2 sbsr Rp1.146.327, Rp844.781 &Rp1.158.049 pd tgl 31Des10, 09&08
3,513,133
0.98%
3,146,143
0.80%
2,575,586
0.57%
619,092
0.17%
4,905,541
1.24%
8,980,757
2.00%
Penmptn pd bank lain & Bank Indonesia
Pihak ketiga Dikurangi: Diskonto yg blm diamortisasi keuntungan yg blm direalisasi dr kenaikan nilai efek2&cadangan krugian pnurunn nilai
Tagihan atas Efek2 yg Dbeli dgn Janji Dijual Kmbl - stlh dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing2 sbsr RpNihil, Rp30.488 & Rp 47.987 pd tgl 31 Des 2010, 2009 & 2008 Tagihan Derivatif stlh dikurangi cdngan
72
krugian pnurunn nilai msg2 sbsr RpNihil Rp1.765 & Rp6.313 pd tgl31Des10,09&08
354,024
0.10%
174,526
0.04%
37,096
0.01%
Kredit yg Diberikan Pihak yg mempunyai hub. istimewa
641,263
0.18%
638,057
0.16%
799,179
0.18%
Pihak ketiga
173,858,171
48.50%
196,488,172
49.79%
243,227,805
54.08%
Jmlh Krdt yg Dberikn Dikurangi: Pndapatan yg ditangguhkan Jumlah Kredit yg Diberikan stlh pndptn
174,499,434
48.68%
197,126,229
49.95%
244,026,984
54.26%
(1,334)
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
yg ditangguhkan Dikurangi: Cadangan krugian pnurunn nilai Jumlah Kredit yg Diberikan - bersih
174,498,100
48.68%
197,126,229
49.95%
244,026,984
54.26%
(11,860,312)
-3.31%
(12,435,52)
-3.15%
(11,481,725)
-2.55%
162,637,788
45.37%
184,690,704
46.80%
232,545,259
51.70%
0
0.00%
1,404,045
0.36%
2,132,823
0.47%
3,596,359
1.00%
4,304,000
1.09%
3,779,409
0.84%
Penyertaan saham stlh dkurangi cdngan kerugian pnurunn nilai msg2 sbsr Rp1.285, Rp2.106 & Rp1.656 pd tgl31 Des2010, 2009&2008
158,173
0.04%
186,848
0.05%
6,248
0.00%
Investasi Pmgng Polis pd Kntrk Unit-Linked
0
0.00%
0
0.00%
7,212,113
1.60%
Piutang Pembiayaan Konsumen stlh dikurangi cdngan krugian pnurunn nilai masing2 sbsr Rp40.769, Rp16.343 & RpNihil pd tgl 31 Des 2010, 2009 & 2008 Tagihan akseptasi setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai msg2 sbsr Rp171.097, Rp52.773 & Rp246.008 pd tgl31 Des 2010, 2009 & 2008
Aktiva tetap stlh dikurangi akumulasi penyusutan & amortisasi masing2 sbsr Rp5.300.137,
73
Rp4.869.622 & Rp 4.461.347pd tgl31Des 2010, 2009 & 2008
4,603,560
1.28%
4,963,306
1.26%
5,527,000
1.23%
Aktiva pajak tngguhn -stlh dikrngi pnyisihan sbsr masing2 Rp1.065.606, RpNihil & RpNihil pd tgl 31 Des 2010, 2009 & 2008
6,123,919
1.71%
6,014,085
1.52%
4,401,088
0.98%
Aset Lain2 - stlh dikurangi penyisihan krugian msg2 sbsr Rp740.012, Rp936.622 & Rp639.575 pd tgl31 Des 10,09 & 08
5,394,134
1.50%
3,812,265
0.97%
5,384,797
1.20%
358,438,678
100%
394,616,604
100%
449,774,551
100%
619,798
0.17%
573,557
0.15%
757,465
0.17%
115,857
0.03%
254,439
0.06%
495,154
0.11%
68,970,831
19.24%
72,437,086
18.36%
67,792,099
15.07%
69,086,688
19.27%
72,691,525
18.42%
68,287,253
15.18%
40,562
0.01%
90,589
0.02%
105,513
0.02%
89,667,809
25.02%
106,636,775
27.02%
123,851,094
27.54%
89,708,371
25.03%
106,727,364
27.05%
123,956,607
27.56%
311,649
0.09%
467,683
0.12%
1,188,078
0.26%
116,957,341
32.63%
123,007,078
31.17%
143,955,971
32.01%
117,268,990
32.72%
123,474,761
31.29%
145,144,049
32.27%
JUMLAH ASET KEWAJIBAN, DANA SYIRKAH TEMPORER & EKUITAS KEWAJIBAN & DANA SYIRKAH TEMPORER Kewajiban segera Simpanan nasabah Bank Konvensional & Syariah Bukan Dana Syirkah Temporer Giro Pihak yg mempunyai hub. istimewa Pihak ketiga Tabungan Pihak yg mempunyai hub. istimewa Pihak ketiga Deposito berjangka Pihak yg mempunyai hub. istimewa Pihak ketiga Bank Syariah
74
Dana Syirkah Temporer Investasi terikat giro & giro mudharabah musytarakah Investasi terikat tabungan &
0
0.00%
5,322
0.00%
85,094
0.02%
5,245,641
1.46%
7,067,647
1.79%
9,628,749
2.14%
7,802,362
2.18%
9,583,762
2.43%
15,110,402
3.36%
13,048,003
3.64%
16,656,731
4.22%
24,824,245
5.52%
289,112,052
80.66%
319,550,381
80.98%
362,212,154
80.53%
3,096,390
0.86%
5,744,330
1.46%
1,780,344
0.40%
7,588
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
4,347,403
1.21%
4,736,318
1.20%
5,422,339
1.21%
7,451,381
2.08%
10,480,648
2.66%
7,202,683
1.60%
48,353
0.01%
98,239
0.02%
100,532
0.02%
218,380
0.06%
207,640
0.05%
326,647
0.07%
267
0.00%
305,879
0.08%
427,179
0.09%
7,718,114
2.15%
10,786,527
2.73%
7,629,862
1.70%
Janji Dibeli Kembali
981,893
0.27%
316,356
0.08%
0
0.00%
Kewajiban Derivatif Kewajiban kpd Pemegang Polis UnitLinked
160,678
0.04%
41,611
0.01%
33,246
0.01%
0
0.00%
0
0.00%
7,212,113
1.60%
Kewajiban Akseptasi
3,842,367
1.07%
4,356,773
1.10%
3,950,506
0.88%
Efek2 yg Diterbitkan Dikurangi: Biaya penerbitan yg blm diamortisasi
1,016,603
0.28%
1,672,619
0.42%
1,492,744
0.33%
0
0.00%
(1,605)
0.00%
(1,377)
0.00%
1,016,603
0.28%
1,671,014
0.42%
1,491,367
0.33%
investasi tdk terikat tabungan mudharabah Investasi tdk terikat deposito mudharabah Jmlh Simpanan Nasabah Simpanan dr Bank Lain Bank Konvensional & Syariah Bkn Dana Syirkah Temporer Giro & tabungan Inter-bank call money Deposito berjangka Bank Syariah Dana Syirkah Temporer Investasi tdk terikat tabungan mudharabah Investasi tdk terikat deposito mudharabah Jumlah Simpanan dr Bank Lain Kewajiban atas Efek2 yg Dijual dgn
75
Pinjaman yg Diterima
9,371,508
2.61%
3,944,356
1.00%
5,634,838
1.25%
316,401
0.09%
329,362
0.08%
371,665
0.08%
746,808
0.21%
542,921
0.14%
606,975
0.13%
Hutang Pajak
3,174,500
0.89%
1,855,829
0.47%
1,408,798
0.31%
Kewajiban Lain2
7,999,368
2.23%
9,132,586
2.31%
10,338,954
2.30%
Pinjaman Subordinasi JUMLAH KEWAJIBAN & DANA SYIRKAH TEMPORER
2,836,650
0.79%
6,217,068
1.58%
6,056,572
1.35%
327,896,740
91.48%
359,318,341
91.06%
407,704,515
90.65%
Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan yg Dikonsolidasi
28,069
0.01%
189,494
0.05%
527,228
0.12%
pd tgl 31 Des 2008
10,452,824
2.92%
10,452,824
2.65%
10,498,247
2.33%
Tmbhn modal disetor
6,809,056
1.90%
6,911,587
1.75%
6,960,680
1.55%
239,625
0.07%
120,963
0.03%
69,593
0.02%
Estimasi Kerugian atas Komitmen & Kontinjensi Beban yg Msh Hrs Dibayar
EKUITAS Modal saham-nilai nomonal Rp500 (nilai penuh) per lmbr. Modal dasar- 1 lmbr saham Dwiwarna Seri A & 31.999.999.999 lmbr Saham Biasa Seri B. Modal Ditempatkan & Disetor-1 lmbr Saham Dwiwarna Seri A & 20.996.494.741 lmbr Saham Biasa SeriB pd tgl 31 Des 2010, 1 lmbr Saham Dwiwarna Seri A & 20.970.116.804 lmbr Saham Biasa Seri B pd tgl 31 Des 2009 & 1 lmbr Saham Dwiwarna Seri A & 20.905.647.787 lmbr Saham Biasa Seri B
Selisih kurs krn pnjabarn lap.keuangan dlm mata uang asing
76
Kerugian Bersih yg Blm Direalisasi dr penurunan Nilai Wajar Efek2 &Obligasi Pemerintah yg Tersedia utk Dijual Stlh Dikurangi Pajak Tangguhan
(170,310)
-0.05%
(260,756)
-0.07%
(405,197)
-0.09%
(50,935)
-0.01%
(22,890)
-0.01%
(22,702)
-0.01%
54,465
0.02%
16,174
0.00%
0
0.00%
pd tgl 30 April 2003) Sdh Ditentukan Penggunaannya Blm Ditentukan Penggunaannya
5,680,357
1.58%
5,706,921
1.45%
5,706,921
1.27%
7,498,787
2.09%
12,151,712
3.08%
18,735,266
4.17%
Jumlah Saldo Laba
13,179,144
3.68%
17,858,633
4.53%
24,442,187
5.43%
30,513,869
8.51%
35,108,769
8.90%
41,542,808
9.24%
358,438,678
100%
394,616,604
100%
449,774,551
100%
Selisih Transaksi PerubahanEkuitas Anak Perusahaan Opsi Saham Saldo Laba (sldo rugi sbsr Rp162.874.901 tlh dieliminasi dgn tambahan modal disetor/agio saham pd saat kuasi reorganisasi
JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DANA SYIRKAH TEMPORER & EKUITAS
Analisis Vertikal Neraca Bank Mandiri periode 31 Desember 2008 Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat perkembangan aktiva dan pasiva peiode 2008 mengalami fluktuatif. Jumlah aktiva pada periode tersebut adalah Rp 358,438,678,000, jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga dengan proporsi 48.50% (Rp173,858,171,000) kemudian diikuti dengan obligasi pemerintah sebesar 24.62% ( Rp 88,259,039,000 ). Adapun aktiva dalam jumlah kecil selama periode 2008 yaitu : penyertaan saham
77
sebesar 0.04% ( Rp 158,173,000), tagihan derivatif sebesar 0.10% (Rp 354,024,000 ) dan tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali sebesar 0.173% ( Rp 619,092,000 ). Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode 2008 sebesar Rp 327,896,740,000 (91.48%) dan jumlah ekuitas sebesar Rp 30,513,869,000 (8.51%). Jumlah pasiva terbesar berasal dari pembiayaan deposito berjangka pihak ketiga sebesar 32.63% ( Rp 116,957,341,000) dan tabungan yang berasal dari pihak ketiga sebesar 25.02% ( Rp 89,667,809,000 ) . Sedangkan pasiva terkecil berasal dari kewajiban derivatif sebesar 0.05% ( Rp 160,678,000 ). Pada pos ekuitas, modal terbesar diperoleh dari modal saham sebesar 2.92% ( Rp 10,452,824,000) dan modal terkecil diperoleh dari opsi saham sebesar 0.02% ( Rp 54,465,000).
Analisis Vertikal Neraca Bank Mandiri periode 31 Desember 2009 Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat perkembangan aktiva dan pasiva peiode 2009 mengalami fluktuatif. Jumlah aktiva pada periode tersebut adalah Rp394,616,604,000, jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga dengan proporsi 49.79% (Rp196,488,172,000) kemudian diikuti dengan obligasi pemerintah sebesar 22.59% ( Rp 89,132,940,000 ). Adapun aktiva dalam jumlah kecil selama periode 2009yaitu : penyertaan saham sebesar 0.05% ( Rp 186,848,000), tagihan derivatif
78
sebesar 0.04% ( Rp 174,526,000 ) dan asset lain-lain sebesar 0.97% (Rp 3,812,265,000 ). Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode 2009 sebesar Rp359,318,341,000 (91.06%) dan jumlah ekuitas sebesar Rp 35,108,769,000 (8.90%). Jumlah pasiva terbesar berasal dari pembiayaan deposito berjangka pihak ketiga sebesar 31.17% (Rp 123,007,078,000) dan tabungan yang berasal dari pihak ketiga sebesar 27.02% ( Rp 106,636,775,000 ) . Sedangkan pasiva terkecil berasal dari investasi terikat giro sebesar 0.001% ( Rp 5,322,000 ). Pada pos ekuitas, modal terbesar diperoleh dari modal saham sebesar 2.65% (Rp 10,452,824,000) dan modal terkecil diperoleh dari opsi saham sebesar 0.04% (Rp 16,174,000).
Analisis Vertikal Neraca Bank Mandiri periode 31 Desember 2010 Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat perkembangan aktiva dan pasiva peiode 2010 mengalami fluktuatif. Jumlah aktiva pada periode tersebut adalah Rp449,774,551,000, jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga dengan proporsi 54.08% (Rp243,227,805,000) kemudian diikuti dengan obligasi pemerintah sebesar 17.36% ( Rp 78,092,734,000 ). Adapun aktiva dalam jumlah kecil selama periode 2010yaitu :
79
penyertaan saham sebesar 0.001% ( Rp 6,248,000), tagihan derivatif sebesar 0.008% ( Rp 37,096,000 ). Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode 2009 sebesar Rp407,704,515,000 (90.65%) dan jumlah ekuitas sebesar Rp 41,542,808,000 (9.24%). Jumlah pasiva terbesar berasal dari pembiayaan deposito berjangka pihak ketiga sebesar 32.61% (Rp 143.955,971,000) dan tabungan yang berasal dari pihak ketiga sebesar 27.54% ( Rp 123,851,094,000 ) . Sedangkan pasiva terkecil berasal dari kewajiban derivatif sebesar 0.01% ( Rp 33,246,000 ). Pada pos ekuitas, modal terbesar diperoleh dari modal saham sebesar 2.33% (Rp 10,498,247,000) dan modal terkecil diperoleh dari tambahan modal disetor sebesar 1.55% (Rp 6,960,680,000).
80
2. Analisis Vertikal pada Laporan Laba Rugi Analisis vertikal pada Laporan Laba Rugi bertujuan menguraikan proporsi angka dari masing pos di rugi laba dengan total penjualan.
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.2 analisis vertikal pada laporan laba rugi PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk 2008
2009
2010
Rp
%
Rp
%
Rp
%
26,496,487
82.42%
31,640,259
81.86%
33,931,650
77.28%
Pndapatan provisi& komisi
839,750
2.61%
958,705
2.48%
0
0.00%
Pendapatan Premi Pendapatan Operasional Lainnya
0
0.00%
0
0.00%
1,025,306
2.34%
Provisi & komisi lainnya
3,423,247
10.65%
4,311,235
11.15%
5,101,838
11.62%
Laba selisih kurs - bersih
789,350
2.46%
637,065
1.65%
595,449
1.36%
Lain-lain Pendapatan Bkn Operasional - Bersih Keuntungan dr Pnjualan Efek2&Obligasi Pmrnth Keuntungan yg Blm Direalisasidr Penurunan/
440,410
1.37%
536,063
1.39%
2,735,530
6.23%
158,118
0.49%
389,596
1.01%
230,142
0.52%
0
0.00%
180,752
0.47%
286,870
0.65%
pd Kontrak Unit-Linked
1,486
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
JMLH PENDAPATAN
32,148,848
100 %
38,653,675
100%
43,906,785
100%
Beban bunga
(12,371,4)
-38.48%
(15,675,21)
-40.55%
(14,394,59)
-32.78%
Beban pembiayaan lainnya
(165,200)
-0.51%
(146,636)
-0.38%
(18,443)
-0.04%
Beban Klaim BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
0
0.00%
0
0.00%
(472,394)
-1.08%
PENDAPATAN & BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga Pendapatan bunga
Kenaikan Nilai Wajar Efek2, Obligasi Pemerintah &InvestasiPemegang Polis
BEBAN BUNGA
81
Beban gaji & tunjangan
(4,563,768)
-14.20%
(4,853,601)
-12.56%
(5,802,173)
-13.21%
Beban umum&administrasi
(3,861,684)
-12.01%
(4,324,893)
-11.19%
(5,467,972)
-12.45%
(469,329)
-1.46%
(831,373)
-2.15%
(804,828)
-1.83%
(4,711,894)
-14.66%
(3,479,867)
-9.00%
(3,026,466)
-6.89%
1,958,650
6.09%
(145,719)
-0.38%
(1,576,470)
-3.59%
(54,061)
-0.17%
0
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
(2,155)
-0.01%
(23,401)
-0.05%
(24,238,7)
-75.40%
(29,459,457)
-76.21%
(31,586,745)
-71.94%
(2,986,361)
-9.29%
(1,147,540)
-2.97%
(2,986,234)
-6.80%
ats Kmitmen& Kontinjensi
221,393
0.69%
(37,782)
-0.10%
(53,358)
-0.12%
Pembalikan/(Pembentukan) Penyisihan Kerugian
170,139
0.53%
(810,408)
-2.10%
88,778
0.20%
8,068,560
25.10%
10,824,074
28.00%
13,972,162
31.82%
5,315,316
16.53%
7,198,488
18.62%
9,369,226
21.34%
(2,495)
-0.01%
(43,024)
-0.11%
(43,024)
-0.10%
5,312,821
16.53%
7,155,464
18.51%
9,218,298
21.00%
Dasar (dlm Rupiah penuh)
254.51
0.00%
341.72
0.00%
439.38
0.00%
Dilusian (dlm Rupiah pnh)
253.84
0.00%
341.37
0.00%
439.38
0.00%
Lain2-bersih (Beban)/Manfaat Pajak Tahun Berjalan Tangguhan Krugian dr Pnjualan Efek2 & Obligasi Pemerintah (Kerugian)/Keuntungan yg Blm Direalisasi dr Penurunan/Kenaikan Nilai WajarEfek2, Obligasi Pmrnth&Investasi Pemegang Polis pd Kontrak Unit-Linked JUMLAH BEBAN Pmbntkan Cdngn Kerugian Penurunan Nilai (Pmbntkan)/Pmbalikn Pnyisihn Estimasi Krugian
LABA SBLM (BEBAN) MANFAAT PAJAK & HAK MINORITAS LABA BRSH STLH PAJAKSBLM HAK MINORITAS HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YG DIKONSOLIDASI LABA BERSIH LABA PER SAHAM
82
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Mandiri periode 31 Desember 2008 Berdasarkan laporan laba rugi Bank Mandiri periode 2008, dapat
dilihat
total
32,148,848,000.
pendapatan
Sebesar
yang
82.42%
diperoleh
sebesar
(26,496,487,000)
dari
Rp total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan 10.65% (Rp 3,423,247,000) diperoleh dari pendapatan operasional lainnya dalam bentuk provisi dan komisi lainnya. Sementara perolehan pendapatan dari pendapatan non operasional sebesar 0,49% (Rp158,118,000). Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank Mandiri antara lain beban operasional dan beban non operasional dengan total beban sebesar Rp 24,238,703,000. Beban terbesar
berasal
dari
beban
bunga
sebesar
38.48%
(Rp
12,371,417,000) dari total pendapatan, kemudian beban gaji dan tunjangan sebesar Rp 4,563,768,000 atau 14.20% dari total pendapatan dan beban pajak tahun berjalan sebesar Rp 4,711,894 atau sebesar 14.66%. Pada periode 2008 laba bersih Bank Mandiri mencapai 16.26% ( Rp5,312,821,000 ).
83
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Mandiri periode 31 Desember 2009 Berdasarkan laporan laba rugi Bank Mandiri periode 2009, dapat
dilihat
total
38,653,675,000.
pendapatan
Sebesar
yang
81.86%
diperoleh
sebesar
(33,931,650,000)
dari
Rp total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan 11.15% (Rp 4,311,235,000) diperoleh dari pendapatan operasional lainnya dalam bentuk provisi dan komisi lainnya. Sementara perolehan pendapatan dari pendapatan non operasional sebesar 1.01% (Rp389,596,000). Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank Mandiri antara lain beban operasioanal dan beban non operasional dengan total beban sebesar Rp 29,459,457,000. Beban terbesar
berasal
dari
beban
bunga
sebesar
40.55%
(Rp
15,675,213,000) dari total pendapatan, kemudian beban gaji dan tunjangan sebesar Rp 4,853,601,000 atau 12.56% dari total pendapatan dan beban umum dan administrasi sebesar Rp 5,467,972 atau sebesar 11.19%.Pada periode 2009 laba bersih Bank Mandiri mencapai 18.51% ( Rp7,155,464,000 ). Laba pada periode ini meningkat dari tahun sebelumnya.
84
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Mandiri periode 31 Desember 2010 Berdasarkan laporan laba rugi Bank Mandiri periode 2010, dapat
dilihat
total
43,906,785,000.
pendapatan
Sebesar
yang
77.28%
diperoleh
sebesar
(33,931,650,000)
dari
Rp total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan 11.62% (Rp 5,101,838,000) diperoleh dari pendapatan operasional lainnya dalam bentuk provisi dan komisi lainnya. Sementara perolehan pendapatan dari pendapatan non operasional sebesar 0,52% (Rp230,142,000). Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank Mandiri antara lain beban operasioanal dan beban non operasional dengan total beban sebesar Rp 31,586,745,000. Beban terbesar
berasal
dari
beban
bunga
sebesar
38.78%
(Rp
14,394,598,000) dari total pendapatan, kemudian beban gaji dan tunjangan sebesar Rp5,802,173,000 atau 13.22% dari total pendapatan dan beban umumdan administrasi sebesar Rp 5,467,972,000 atau sebesar 12.45%. Pada periode 2010 laba bersih Bank Mandiri meningkat di banding periode 2009 mencapai 20.99% ( Rp 9,218,298,000 ).
85
3. Analisis Vertikal pada Laporan Arus Kas Laporan perubahan posisi keuangan merupakan laporan arus kas yang membagi arus kas menjadi tiga kategori arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan. Analisis Vertika pada laporan
arus
kas
dilakukan
melalui
membandingkan
posdiperubahan kas dengan total kas keluar dan masuk. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.3 analisis vertikal pada laporan arus kas PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk 2008
2009
2010
Rp
%
Rp
%
Rp
%
26,117,536
30.88%
32,078,031
33.72%
34,021,221
28.01%
4,262,997
5.04%
5,269,940
5.54%
5,101,838
4.20%
6,003,599
7.10%
9,349,047
9.83%
37,628,006
30.98%
311,092
0.37%
716,236
0.75%
877,840
0.72%
163,281 (603,636)
0.13% -0.50%
ARUS KAS MASUK Dr Kegiatan Operasi Penerimaan pendapatan bunga Pnerimaan pndptn provisi & komisi Penerimaan dr pnjualan Obligasi Pmrnth utk diukur pd nilai wajar melalui lap.laba rugi Pndapatan operasional lainnya Pndptn bkn operasionallainnya Aset lain2 Pnerimaan atas aset produktif yg tlh dihapusbukukan
82,339 284,409
0.10% 0.34%
197,692 1,118,663
0.21% 1.18%
2,343,228
2.77%
2,350,123
2.47%
2,348,642
1.93%
Giro
6,650,858
7.86%
6,261,015
6.58%
(8,471,819)
-6.98%
Tabungan
2,721,321
3.22%
17,010,757
17.88%
10,161,596
8.37%
Deposito berjangka Bank Syariah - Dana Syirkah Temporer Investasi terikat giro & giro
26,376,748
31.19%
6,594,686
6.93%
12,563,907
10.35%
mudharabah musytarakah Investasi terikat tabungan & investasitdk terikat
0
0.00%
5,322
0.01%
85,094
0.07%
tabungan mudharabah Investasi tdk terikat deposito mudharabah Efek2 - utk diukur pd nilai wajar melalui lap.laba rugi*)
1,392,953
1.65%
1,871,892
1.97%
9,729,281
8.01%
2,494,381
2.95%
1,770,660
1.86%
15,437,049
12.71%
2,600,153
3.07%
5,808,627
6.11%
0
Dr Kegiatan Investasi
86
Penurunan penyertaan saham
41,649
0.05%
302,355
0.32%
241,792
0.20%
Pnerimaan dr pnjualan aset ttp Kenaikan hak minoritas (Kenaikan)/penurunan efek2 yg dibelidgn janji dijual kmbl
80,178 0
0.09% 0.00%
62,978 118,402
0.07% 0.12%
79,563 186,806
0.07% 0.15%
2,657,374
3.14%
0
0.00%
654,411
0.69%
0
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
1,847,937
1.52%
Pnerbitn Obligasi Subordinasi Eksekusi hak opsi saham
0 135,697
0.00% 0.16%
3,500,000 96,474
3.68% 0.10%
0 46,108
0.00% 0.04%
Kenaikan hak minoritas TOTAL ARUS KAS MASUK
19,228
0.02%
0
0.00%
0
0.00%
84,575,740
100%
95,137,311
100%
121,444,506
100%
Pembayaran beban bunga Pembayaran beban pendanaan lainnya Pmbelian Obligasi Pemerintah - utk diukur pdnilai wajar
(12,165,21)
13.40%
(15,897,10)
17.28%
(14,821,381)
18.40%
(165,200)
0.18%
(146,636)
0.16%
0
0.00%
melalui lap. laba rugi
(5,184,940)
5.71%
(9,722,868)
10.57%
(36,985,217)
45.91%
Dari Kegiatan Pendanaan (Penurunan)/kenaikan atas efek2 yg diterbitkan Kenaikan/(penurunan) atas pinjaman yg ditrima
ARUS KAS KELUAR Dr Kegiatan Operasi
Laba/(rugi) selisih kurs-bersih
(138,149)
0.15%
(589,937)
0.64%
288,569
-0.36%
Beban operasional lainnya Beban gaji & tunjangan
(469,332) (3,403,043)
0.52% 3.75%
(1,647,961) (4,853,601)
1.79% 5.28%
(4,817,154) (5,802,173)
5.98% 7.20%
Beban umum & administrasi Penempatan pd Bank Indonesia & bank lain Efek2 - utk diukur pd nilai wajar melalui lap.laba rugi*) Tagihan lainnya - transaksi perdagangan
(3,288,579)
3.62%
(3,878,814)
4.22%
(5,019,356)
6.23%
(12,016,854)
13.23%
(11,958,068)
13.00%
41,264,635
-51.22%
(1,920,318)
2.38%
Kredit yg diberikan
(1,513,689)
1.67%
680,259
-0.74%
269,011
-0.33%
(36,149,818)
39.81%
(24,906,337)
27.08%
(46,900,755)
58.22%
Piutang pmbiayaan konsumen Inter-bank call money
0 (823,257)
0.00% 0.91%
(1,420,388) (7,588)
1.54% 0.01%
(753,204) 0
0.93% 0.00%
Kewajiban segera
(232,979)
0.26%
(46,242)
0.05%
183,908
-0.23%
Hutang pajak
(2,817,792)
3.10%
(4,798,538)
5.22%
(3,473,497)
4.31%
Kewajiban lain2
(2,751,048)
3.03%
1,133,216
-1.23%
1,553,634
-1.93%
dimiliki hingga jth tmpo Penurunan/(kenaikan)Obligasi Pmrnth-trsediautk dijual
(70,105)
0.08%
524,900
-0.57%
(6,271,745)
7.78%
& dimiliki hingga jth tmpo Pembelian PT Mandiri Tunas Finance Penyetoran modal Mandiri International
286,139
-0.32%
(500,834)
0.54%
11,221,714
-13.93%
0
0.00%
(290,000)
0.32%
0
0.00%
Dr Kegiatan Investasi (Kenaikan)/penurunan efek2 – tersedia utk dijual&
87
Remittance Sendirian Berhard Pembelian PT AXA Mandiri Financial Services (Anak Perusahaan)
0
0.00%
(13,435)
0.01%
(11,756)
0.01%
0
0.00%
0
0.00%
(48,427)
0.06%
Pembelian aset tetap (Kenaikan)/penurunan efek2 yg dibelidgn janji dijual kmbl
(613,507)
0.68%
(651,467)
0.71%
(1,027,188)
1.28%
(4,268,951)
4.64%
(4,044,728)
5.02%
(179,647)
0.22%
Dr Kegiatan Pendanaan (Penurunan)/kenaikan atas efek2 yg diterbitkan Kenaikan/(penurunan) atas pinjaman yg ditrima Pembayaran atas pinjaman subordinasi Penurunan efek2 yg dijual dgnjanji dibeli kmbl Pmbayarn dividen,dana prgrm kmitraan&prgrm bina lgkngn TOTAL ARUS KAS KELUAR
(3,033,961)
3.34%
(111,064)
0.12%
(5,427,152)
5.90%
(130,374)
0.14%
(150,374)
0.16%
(152,853)
0.19%
(1,932,450)
2.13%
(665,539)
0.72%
(316,356)
0.39%
(4,085,450)
4.50%
(2,475,975)
2.69%
(2,799,087)
3.47%
(90,810,669)
100%
(91,979,431)
100%
(80,563,371)
100%
(PENURUNAN)KENAIKAN BERSIH KAS & SETARA KAS
(6,234,929)
-21.33%
3,175,880
9.80%
40,881,135
55.78%
KAS & SETARA KAS PD AWAL TAHUN
35,472,410
121.33%
29,237,481
90.20%
32,413,361
44.22%
AKHIR TAHUN KAS & SETARA KAS TERDIRI DR: Kas
29,237,481
100%
32,413,361
100%
73,294,496
100%
8,388,974
28.69%
8,867,881
27.36%
9,521,713
12.99%
Giro pd Bank Indonesia
13,354,289
45.68%
16,055,871
49.53%
24,856,699
33.91%
Giro pd bank lain Penempatan pd Bank Indonesia d Bank lain
7,494,218
25.63%
7,489,609
23.11%
8,569,778
11.69%
0
0.00%
0
0.00%
28,566,961
38.98%
Sertifikat Bank Indonesia
0
0.00%
0
0.00%
1,779,345
2.43%
Jumlah kas & setara kas
29,237,481
100%
32,413,361
100%
73,294,496
100%
KAS & SETARA KAS PD
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Mandiri periode 31 Desember 2008 Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun 2008 berasal dari kegiatan operasi yaitu deposito berjangka sebesar Rp26,376,748,000 (31.18%), kemudian dari penerimaan pendapatn bunga sebesar Rp26,117,536,000 (30,88%), selanjutnya dari giro 88
sebesar Rp 6,650,858,000 (7.86%).Sedangkan arus kas masuk terkecil berasal dari penerimaan dari penjualan asset tetap dan penurunan penyertaan saham masing-masing sebesar Rp 80,178,000 (0.09%) dan 41,649,000(0.05%). Arus kas keluar terbesar pada tahun 2008 berasal dari kegiatan operasi
yaitu kredit yang di berikan sebesar Rp
36,149,818,000 (39.81%) dan pembayaran beban bunga sebesar Rp 12,165,217,000(13.40%). Total arus kas masuk pada tahun 2008 mengalami defisit dimana total arus kas masuk pada tahun 2008 sebesar Rp 84,575,740,000 lebih kecil dari total arus kas keluar yang sebesar Rp 90,810,669,000.
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Mandiri periode 31 Desember 2009 Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun 2009 berasal dari kegiatan operasi yaitu penerimaan pendapatan bunga sebesar Rp32,078,031,000 (33,72%), kemudian dari tabungan sebesar Rp 17,010,757,000 (17.88%), selanjutnya dari penerimaan dari penjualan obligasi sebesar Rp 9,349,047,000(9.83%). Arus kas keluar terbesar pada tahun 2008 berasal dari kegiatan operasi
yaitu kredit yang di berikan sebesar Rp
24,906,337,000 (27.08%) dan dari pembayaran beban bunga sebesar Rp 15,897,101,000(17.28%). Total arus kas masuk pada tahun 2009
89
mengalami surplus dimana total arus kas masuk pada tahun 2009 sebesar Rp 95,137,311,000 lebih besar dari total arus kas keluar yang sebesar Rp 91,979,431,000.
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Mandiri periode 31 Desember 2010 Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun 2010 berasal dari kegiatan operasi yaitu penerimaan dari penjualan obligasi pemerintah sebesar Rp 37,628,006,000 (30.98%), kemudian dari penerimaan pendapatan bunga sebesar Rp 34,021,221,000 (28.01%). Arus kas keluar terbesar pada tahun 2008 berasal dari kegiatan operasi yaitu pembelian obligasi sebesar Rp 36,985,217,000 (45.91%)dan
dari
pembayaran
beban
bunga
sebesar
Rp
14,821,381,000(18.40%). Total arus kas masuk pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang cukup signifikan di banding tahun 2008 dan 2009 dimana total arus kas masuk pada tahun 2010 sebesar Rp 121,444,506,000 sedangkan total arus kas keluar sebesar Rp 80,563,371,000.
90
5.1.2 Analisis Vertikal Bank Negara Indonesia. 1. Analisis Vertikal pada Neraca Analisis vertikal pada neraca dilakukan dengan cara menguraikan angka dari masing masing pos terhadap total asset dalam neraca, sehingga dapat diketahui proporsi masing-masing pos-pos aktiva.
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.4 analisis vertikal pada neraca PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2008 Rp
2009
2010
%
Rp
%
Rp
%
AKTIVA Kas
4,428,192
2.19%
4,903,316
2.16%
5,480,703
2.20%
Giro pd Bank Indonesia
9,350,792
4.64%
8,531,044
3.75%
13563799
5.46%
Giro pd bank lain bersih stlh dikurangi penyisihan kerugian sbsr Rp10.914 pd thn 2007 & Rp19.787 pd thn 2008 & Rp69.276 pd thn 2009
1,700,793
0.84%
1,700,793
0.75%
1,344,771
0.54%
Penempatan pd bank lain & Bank Indonesiastlh dikurangi penyisihankerugian sbsr Rp79.621 pd thn 2007 & Rp306.367pd thn 2008 & Rp229.550 pd thn 2009
22,641,940
11.22%
29,622,162
13.02%
38,385,316
15.44%
Surat2 berhargastlh dikurangi pnyisihn krugian sbsr Rp 42.249pd thn 07&Rp369.232 thn 08& Rp229.550 pd thn09
9,874,051
4.89%
19,197,927
8.44%
13,181,480
5.30%
86,815
0.04%
0
0.00%
0
0.00%
Srt2 brharga yg dibelidgn janji dijualkmbl stlh Dikurangi pndapatn bunga yg ditangguhkan sbsr Rp5.206 pd thn 2007&Rp365 pd thn 2008 Rp Nihil pd thn 2009 Wesel ekspor&tagihan lainnyastlh dikurangi penyisihankerugian sbsr Rp
91
10.574 pd thn2007&Rp24.110 pd thn08&Rp19.207pd thn09
427,945
0.21%
668,764
0.29%
866,460
0.35%
Tagihan akseptasi stlh dikurangi penyisihan kerugian sbsr Rp47.353 pd thn2007&Rp158.998 pd thn 2008& Rp63.479 pd thn 2009
3,831,037
1.90%
4,729,379
2.08%
4,778,440
1.92%
Tagihan derivatif stlh dkurangi penyisihan krugian sbsr Rp27 pd th2007&Rp967 pd thn2008&Rp92 pd th 2009
95,558
0.05%
7,301
0.00%
7,552
0.00%
Pinjaman/pembiayaan/piutang yg diberikan stlh dikurangi penyisihan kerugiansbsr Rp 5.436.203 pdthn 2007&Rp 5.652.046 pd thn 2008& Rp6.920.455 pd thn 2009 Phk2 yg mpunyai hb.istimewa Pihak ketiga
465,254 105,877,097
0.23% 52.48%
525,829 113,396,856
0.23% 49.85%
513,049 135,843,910
0.21% 54.65%
Obligasi Pmrnth,stlh pnyesuaian amortisasi diskonto &premi
34,655,313
17.18%
31,039,523
13.64%
32,556,138
13.10%
Penyertaan saham stlh dikurangi pnyisihan kerugian sbsr Rp11.118pd thn 2007& Rp32.387 pd thn2008& Rp15.523 pd thn 2009
104,653
0.05%
51,267
0.02%
24,398
0.01%
Aktiva tetap stlh dikurangiakumulasi Pnyusutnsbsr Rp2.944.609pd th2007&Rp3.553.245pd th08 &Rp3.863.790pd thn2009
3,732,893
1.85%
3,707,940
1.63%
3,838,079
1.54%
Aktiva pajak tangguhan
1,989,131
0.99%
1,358,911
0.60%
990,943
0.40%
Biaya dibayar di muka & aktiva lain2 - bersih
2,479,605
1.23%
2,898,406
1.27%
4,162,883
1.67%
201,741,069
100%
227,496,967
100%
248,580,529
100%
1,059,663
0.53%
1,109,216
0.49%
1,336,316
0.54%
866,953 162,297,405
0.43% 80.45%
1,017,255 187,451,732
0.45% 82.40%
75,005 194,299,680
0.03% 78.16%
4,100,032
2.03%
3,819,149
1.68%
3,325,751
1.34%
625,000
0.31%
0
0.00%
0
0.00%
JUMLAH AKTIVA KEWAJIBAN & EKUITAS KEWAJIBAN Kewajiban segera Simpanan nasabah Pihak-pihak yg mempunyai hub. istimewa Pihak ketiga Simpanan dr bank lain Pihak ketiga Surat berharga yg dijual dgn janji dibeli kmbl
92
Kewajiban derivatif
82,666
0.04%
152,423
0.07%
221,033
0.09%
Kewajiban akseptasi
1,969,306
0.98%
2,558,681
1.12%
2,497,356
1.00%
Surat brharga yg diterbitkan
1,269,242
0.63%
1,260,750
0.55%
1,277,197
0.51%
Pinjaman yg ditrima
8,616,869
4.27%
5,569,805
2.45%
5,623,480
2.26%
Hutang pajak
599,246
0.30%
94,036
0.04%
182,128
0.07%
Estimasi kerugian atas komitmen & kontinjensi
129,166
0.06%
155,723
0.07%
189,106
0.08%
Biaya yg msh hrs dibayar & kewajiban lain2
4,663,795
2.31%
5,133,675
2.26%
6,403,952
2.58%
Pinjaman subordinasi JUMLAH KEWAJIBAN HAK MINORITAS
186,279,343 30,578
0.00% 92.34% 0.02%
0 208,322,445 30,940
0.00% 91.57% 0.01%
215,431,004 29,899
86.66% 0.01%
Modal ditempatkan & disetor pnh : Seri A Dwiwarna - 1 saham Seri B - 289.341.866 saham Seri C -14.984.598.643 saham
7,789,288
3.86%
7,789,288
3.42%
9,054,807
3.64%
Tambahan modal disetor
5,812,879
2.88%
5,617,599
2.47%
14,568,468
5.86%
(2,720,198)
-1.35%
(924,402)
-0.41%
(361,009)
-0.15%
Selisih kurs krn penjabaran lap. keuangan
39,141
0.02%
6,903
0.00%
32,568
0.01%
Rugi yg blm direalisasi atas transaksi lindung nilai
-
0.00%
(148,374)
-0.07%
(165,644)
-0.07%
1,155,957
0.57%
1,272,833
0.56%
1,523,788
0.61%
756,661
0.38%
867,286
0.38%
1,100,846
0.44%
0 2,597,420
0.00% 1.29%
0 4,662,449
0.00% 2.05%
7,365,802 9,990,436
2.96% 4.02%
EKUITAS Modal saham: SeriA Dwiwarna-nlai nominal Rp7.500 per saham Seri B - nilai nominal Rp7.500 per saham Seri C - nilai nominal Rp375 per saham Modal dasar: Seri A Dwiwarna - 1 saham Seri B - 289.341.866 saham Seri C -34.213.162.660 saham
Laba (rugi) yg blmdirealisasi atas surat2brharga dlm klompoktrsedia utk dijual stlh pajak tangguhan
Cadangan umum & wajib Cadangan khusus Tdk dicadangkan Saldo laba *) Jumlah ekuitas sblm dikurangisaham yg
93
diperoleh kmbloleh Anak2 Perusahaan Dikurangi: saham yg dperoleh kmbl oleh Anak2 Perusahaan sejmlh 23.585.000 saham JUMLAH EKUITAS
-
0.00%
0
0.00%
15,431,148
0.00% 7.65%
0 19,143,582
0.00% 8.41%
43,110,062
17.34%
201,741,069
100%
227,496,967
100%
248,580,529
100%
JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS
Analisis Vertikal Neraca Bank Negara Indonesia periode 31 Desember 2008 Pada tahun 2008 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk meningkat menjadi sebesar Rp 201.741.069.000. Jumlah aktiva terbesar diperoleh dari pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga yaitu sebesar Rp 105.877.097.000(52,48%). Kemudian diikuti dengan obligasi pemerintah,setelah penyesuaian diskonto dan premi sebesar Rp 34.655.313(17,18%). Dan jumlah aktiva terkecil pada periode 2008 adalah tagihan derivative sebesar Rp 95.558.000 (0,05%),pihakpihak
yang
mempunyai
hubungan
istimewa
sebesar
Rp
80.912.000(0,04%), penyertaan saham setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp 32.387.000 pada tahun 2008 sebesar Rp 104.653.000(0,05%), surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali setelah dikurangi pendapatan bunga yang ditangguhkan sebesar Rp365.000 pada tahun 2008 sebesar Rp 86.815.000(0,04%). Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah kewajiban pada pada periode 2008 sebesar Rp 186.279.343.000 (92,34%) sedangkan jumlah ekuitas sebesar Rp 15.431.148.000 (7,65%). Pada periode ini jumlah kewajiban dan ekuitas terbesar 94
diperoleh
dari
pihak
ketiga
yaitu
sebesar
Rp
162.297.405.000(80,49%) dan pinjaman yang diterima yaitu sebesar Rp8.616.427.000(4,27%). Sedangkan jumlah kewajiban dan ekuitas terkecil
diperoleh
dari
laba
rugi
yang
belum
terealisasi
sebesar2.720.198.000(-1,35%), kewajiban derivative sebesar Rp 82.666.000(0,04%),estimasi
kerugian
sebesar
Rp
129.166.000(0,06%), selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan sebesar Rp 39.141.000(0,02%).
Analisis Vertikal Neraca Bank Negara Indonesia periode 31 Desember 2009 Pada tahun 2009 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk meningkat menjadi sebesar Rp227.496.967.000. Jumlah aktiva terbesar diperoleh dari pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga yaitu sebesar Rp 113.396.586.000(49,84%). Kemudian diikuti dengan obligasi pemerintah,setelah penyesuaian diskonto dan premi sebesar Rp 31.039.523(13,64%). Dan jumlah aktiva terkecil pada periode 2009 adalah tagihan derivative sebesar Rp 7.301.000 (0,003%),pihakpihak
yang
mempunyai
Rp525.829.000(0,23%),
hubungan
penyertaan
saham
istimewa setelah
sebesar dikurangi
penyisihan kerugian sebesar Rp15.523.000 pada tahun 2009 sebesar Rp 51.267.000(0,02%). Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah
95
kewajiban pada pada periode 2009 sebesar Rp208.322.445.000 (91,57%) sedangkan jumlah ekuitas sebesar Rp 19.143.582.000 (8,41%). Pada periode ini jumlah kewajiban dan ekuitas terbesar diperoleh
dari
pihak
187.451.732.000(82,38%)
ketiga dan
yaitu
modal
sebesar
ditempatkan
Rp yaitu
sebesar7.789.288.000(3,42%). Sedangkan jumlah kewajiban dan ekuitas terkecil diperoleh dari laba rugi yang belum terealisasi sebesar 924.402.000(-0,41%), rugi yang belum terealisasi atas transaksi lindung nilai sebesar Rp 148.374.000(-0,06%).
Analisis Vertikal Neraca Bank Negara Indonesia periode 31 Desember 2010 Pada tahun 2010 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk meningkat menjadi sebesar Rp248,580,529,000. Jumlah aktiva terbesar diperoleh dari pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga yaitu sebesar Rp 135,843,910,000 (54.65%). Kemudian diikuti dengan penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia sebesar Rp 38,385,316 (15.44%). Dan jumlah aktiva terkecil pada periode 2010 adalah tagihan derivative sebesar Rp 7,522.000 (0,003%), pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp513,049,000(0,21%), penyertaan saham setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp24,398,000 pada tahun 2010. Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah
96
kewajiban
pada
pada
periode
2010
sebesar
Rp215,431,004,000(86.66%) sedangkan jumlah ekuitas sebesar Rp 43,110,062,000 (17.34%). Pada periode ini jumlah kewajiban dan ekuitas terbesar diperoleh dari simpanan nasabah pihak ketiga yaitu sebesar Rp 194,299,680,000 (78.16%) dan tambahan modal di setor yaitu sebesar 14,568,468,000 (5.86%).Sedangkan jumlah kewajiban dan ekuitas terkecil diperoleh dari simpanan nasabah yaitu pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 75,005,000 (0.03%), dan penyertaan saham sebesar Rp 24,398,000(0.01%).
2. Analisis Vertikal pada Laporan Laba Rugi Analisis vertikal pada Laporan Laba Rugi bertujuan menguraikan proporsi angka dari masing pos di rugi laba dengan total penjualan.
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.5 analisis vertikal pada laporan laba rugi PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2008 Rp
2009 %
Rp
2010 %
Rp
%
PENDAPATAN BUNGA Pendapatan bunga
16,103,368
79.81%
18,878,575
79.52%
18,837,397
72.74%
524,771
2.60%
568,191
2.39%
0
0.00%
Pndptn prvisi&komisi atas krdit yg dberikan
97
PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA Prvisi&komisi lainnya
1,975,746
9.79%
2,231,196
9.40%
2,386,391
9.21%
Obligasi Pmrnth -brsh
(143,240)
-0.71%
424,428
1.79%
727,092
2.81%
Laba slisih kurs - brsh
629,965
3.12%
261,966
1.10%
177,308
0.68%
Pndptn premi asuransi
764,263
3.79%
1,026,573
4.32%
1,328,098
5.13%
Lain-lain
322,155
1.60%
351,222
1.48%
387,447
1.50%
1,821,088
7.03%
233,629
0.90%
Laba dr srt brharga &
Penerimaan kmbl aset yg tlh dihapusbukukan Keuntungan yg blm direalisasi dr pnurunn/knaikan nilai wajar surat2 brharga & Obligasi Pmrintah JMLH PNDPTAN
20,177,028
100.00%
23,742,151
100.00%
25,898,450
100.00%
(6,661,349)
-33.01%
(8,294,120)
-34.93%
(7,099,714)
-27.41%
(54,907)
-0.27%
(19,878)
-0.08%
(16,966)
-0.07%
(3,298,886)
-16.35%
(3,460,000)
-14.57%
(4,126,640)
-15.93%
(2,273,336)
-11.27%
(2,311,820)
-9.74%
(2,760,917)
-10.66%
(706,076)
-3.50%
(1,022,219)
-4.31%
(1,343,205)
-5.19%
Beban promosi Beban premi penjaminan
(351,967)
-1.74%
(427,323)
-1.80%
(675,153)
-2.61%
(257,876)
-1.28%
(334,399)
-1.41%
(363,989)
-1.41%
Lain-lain
(339,501)
-1.68%
(435,469)
-1.83%
(373,453)
-1.44%
BEBAN BUNGA & BEBAN PEMBIAYAAN LAINNYA Beban bunga Beban pembiayaan lainnya BEBAN OPERASIONAL LAINNYA Beban gaji&tunjangan Beban umum& administrasi Beban underwriting asuransi
JUMLAH BEBAN
(13,943,898)
-69.11%
(16,305,228)
-68.68%
(16,760,037)
-64.71%
(4,358,607)
-21.60%
(4,050,809)
-17.06%
(3,629,395)
-14.01%
PENYISIHAN KERUGIAN ATAS AKTIVA PRODUKTIF & NON PRODUKTIF LABA SBLM PAJAK PENGHASILAN &
98
HAK MINORITAS
1,932,385
9.58%
3,443,949
14.51%
5,485,460
21.18%
PAJAK PNGHASILN
(706,480)
-3.50%
(957,230)
-4.03%
(1,382,262)
-5.34%
1,225,905
6.08%
2,486,719
10.47%
4,103,198
15.84%
(3,420)
-0.02%
(2,724)
-0.01%
(1,492)
-0.01%
1,222,485
6.06%
2,483,995
10.46%
4,101,706
15.84%
LABA SBLM HAK MINORITAS HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN LABA BERSIH
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Negara Indonesia periode 31 Desember 2008 Pada tahun 2008 PT BNI PERSERO Tbk memperoleh laba bersih sebesar Rp 1.222.485.000(6,06%) dengan total pendapatansebesarRp 20.177.028.000. Sebagian besar pendapatan diperoleh dari pendapatan bunga yaitu sebesar Rp 16.103.368.000(79,81%),provisi dan komisi lainnya sebesar Rp 1.975.746 (9,79%). Sedangkan pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba PT BNI PERSERO Tbk antara lain beban bunga dan beban operasional lainnya.Jumlah beban terbesar adalah beban bunga sebesar Rp 6.661.349.000(-33,01%) dan beban gaji dan tunjangan sebesar Rp 3.298.886.000 (-16,35%).
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Negara Indonesia periode 31 Desember 2009 Pada tahun 2009 PT BNI PERSERO Tbk memperoleh laba bersih sebesar Rp2.483.995.000(10,46%) dengan total pendapatan
99
sebesar Rp 23.742.151.000. Sebagian besar pendapatan diperoleh dari pendapatan bunga yaitu sebesar Rp 18.878.575.000(79,51%),provisi dan komisi lainnya sebesar Rp 2.231.196 (9,40%). Sedangkan pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba PT BNI PERSERO Tbk antara lain beban bunga dan beban operasional lainnya.Jumlah beban terbesar adalah beban bunga sebesar Rp8.294.120.000(-34,93%) dan beban gaji dan tunjangan sebesar Rp 3.460.000.000 (-14,57%).
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Negara Indonesia periode 31 Desember 2010 Pada tahun 2010 PT BNI PERSERO Tbk memperoleh laba bersih sebesar Rp4,101,706,000(15.8384%) dari total pendapatan sebesar Rp 25,898,450,000. Sebagian besar pendapatan diperoleh dari pendapatan bunga yaitu sebesar Rp 18,837,397,000(72.74%),dan pendapatan operasional lainnya yaitu provisi dan komisi lainnya sebesar Rp 2,386,391 (9.21%). Sedangkan pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba PT BNI PERSERO Tbk antara lain beban bunga dan beban operasional lainnya.Jumlah beban terbesar adalah beban bunga sebesar Rp7,099,714,000(27.41%) dan beban gaji dan tunjangan sebesar Rp 4,126,640,000 (15.93%).
100
3. Analisis Vertikal pada Laporan Arus Kas Laporan perubahan posisi keuangan merupakan laporan arus kas yang membagi arus kas menjadi tiga kategori arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan. Analisis Vertika pada laporan
arus
kas
dilakukan
melalui
membandingkan
posdiperubahan kas dengan total kas keluar dan masuk.
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.6 analisis vertikal pada laporan arus kas PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2008
2009
2010
Rp
%
Rp
%
Rp
%
Bunga,prvisi&komisi Pndpatan operasional lainnya Pendapatan & operasional-bersih Wesel ekspor & tagihanlainnya
16,434,789
29.07%
19,509,478
24.88%
19,345,064
19.42%
2,918,923
5.16%
4,014,390
5.12%
6,883,747
6.91%
73,562
0.13%
79,798
0.10%
49,951
0.05%
(122,148)
-0.22%
(235,929)
-0.30%
(197,911)
-0.20%
Tagihan akseptasi
(1,562,564)
-2.76%
(802,823)
-1.02%
(38,195)
-0.04%
Simpanan nasabah
16,975,812
30.03%
25,304,629
32.28%
5,905,698
5.93%
296,096
0.52%
(280,883)
-0.36%
(493,398)
-0.50%
425,594
0.75%
(625,000)
-0.80%
0
0.00%
28,467,698
28.59%
ARUS KAS MASUK dr kegiatan operasi:
Smpnan dr bank lain Srt berharga yg dijual dgn janji dibeli kmbl Prubahn dlm aktiva& kewajiban operasi: Knaikn aktiva operasi: Pnmptn pd bank lain &Bank Indonesia dr kegiatan investasi :
101
Penjualan Obligasi Penjualan Obligasi Pemerintah - bersih Hasil penjualan aktiva tetap Hsl pnjualn pnyertan mdlsmntr, saham
18,780,490
33.22%
29,148,982
37.18%
29,094,972
29.21%
0
0.00%
4,971,530
6.34%
0
0.00%
5,900
0.01%
318,891
0.41%
56,636
0.06%
0
0.00%
45,878
0.06%
0
0.00%
2,307,718
4.08%
(3,047,064)
-3.89%
53,670
0.05%
0
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
Pnambahn mdl shm
1,265,519
1.27%
Pnambahn agio shm TOTAL ARUS KAS MSK
9,196,100
9.23%
Anak Perusahaan &asosiasi perusahaan dr kegiatan pendanaan: Kenaikan(penurunan) pinjaman yg diterima Pengeluaran saham
56,534,172
100%
78,401,877
100%
99,589,551
100%
(6,966,538)
10.83%
(8,246,264)
12.03%
(7,188,490)
8.34%
(5,121,094)
7.96%
(7,046,325)
10.28%
(12,038,70)
13.96%
(761,972)
1.18%
(874,109)
1.27%
(1,114,001)
1.29%
(8,060,171)
12.53%
(7,087,639)
10.34%
(10,092,194)
11.71%
utk diperdagangkan Srt berharga yg dibeli dgn janji dijual kmbl
(1,323,415)
2.06%
(10,918,294)
15.92%
602,406
-0.70%
108,304
-0.17%
86,815
-0.13%
0
0.00%
Pnjmn yg diberikan Biaya dibayar di muka&aktiva lain
(27,033,997)
42.04%
(11,437,453)
16.68%
(15,513,819)
18.00%
513,429
-0.80%
(660,283)
0.96%
(1,772,147)
2.06%
(58,670)
0.09%
49,553
-0.07%
227,100
-0.26%
Kewajiban akseptasi
375,036
-0.58%
589,375
-0.86%
(61,325)
0.07%
Hutang pajak Biaya yg msh hrs dibyr& kwjbn lain2 dr kegiatan investasi:
(46,264)
0.07%
(656,476)
0.96%
0
0.00%
595,215
-0.93%
580,919
-0.85%
1,342,088
-1.56%
Pembelian Obligasi Pembelian Obligasi Pemerintah - bersih Pembelian surat2 brharga-bersih
(20,036,650)
31.16%
(24,177,452)
35.26%
(31,415,770)
36.44%
(1,256,160)
1.95%
0
0.00%
(2,320,798)
2.69%
6,650,251
-10.34%
2,120,264
-3.09%
(5,028,979)
5.83%
(463,529)
0.72%
(703,109)
1.03%
(634,795)
0.74%
ARUS KAS KELUAR dr kegiatan operasi: Bunga&pembiayaan lain yg dibayar Beban operasional lainnya Pembayaran pajak penghasilan bdn Prbhn dlm aktiva&kewajiban operasi: Penurunan aktiva operasi: Pnmptn pd bank lain & Bank Indonesia Srt2 brharga dgn 7an
Kewajiban segera
Pnambahn aktiva ttap
102
Penambahan saham Anak Perusahaan &asosiasi perusahaan dr kegiatan pendanaan: Penurunan srt brhrga yg diterbitkan Pembayaran dividen, program kemitraan & bina lingkungan Pelunasan hutang subordinasi Biaya emisi penerbitan saham TOTAL ARUS KAS KELUAR
0
0.00%
(7,817)
0.01%
0
0.00%
107
0.00%
(8,492)
0.01%
16,447
-0.02%
(484,971)
0.75%
(171,146)
0.25%
(968,754)
1.12%
(933,704)
1.45%
0
0.00%
0
0.00%
(245,231)
0.28%
0
0.00%
0
0.00%
(64,304,793)
100%
(68,567,933)
100%
(86,206,963)
100%
& SETARA KAS
(6,514,461)
-42.03%
4,862,414
23.88%
(12,764,312)
-26.13%
KAS&SETARA KAS PD AWAL THN
22,014,025
142.03%
15,499,564
76.12%
61,621,283
126.13%
15,499,564
100%
20,361,978
100%
48,856,971
100%
Kas Giro pd Bank Indonesia
4,428,192
28.57%
4,903,316
24.08%
5,480,703
4.64%
9,350,792
60.33%
8,531,044
41.90%
13,563,799
11.48%
Giro pd bank lain Jmlh kas&setara kas
1,720,580
11.10%
6,927,618
34.02%
1,344,771
1.14%
15,499,564
100%
20,361,978
100%
118,103,215
100%
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS
KAS & SETARA KAS PD AKHIR TAHUN KAS &SETARA KAS TERDIRI DR:
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Negara Indonesia periode 31 Desember 2008 Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun 2008 berasal dari kegiatan investasi yaitu penjualan obligasi sebesar Rp 18.780.490.000 (33,22%), kemudian dari kegiatan operasi yaitu dari simpanan nasabah sebesar Rp 16.975.812.000 (30,03%),
103
selanjutnya
dari
bunga,provisi
dan
komisi
sebesar
Rp
16.434.789.000(29,07%). Arus kas keluar terbesar pada tahun 2008 berasal dari kegiatan operasi yaitu pinjaman yang di berikan sebesar Rp 27.033.997.000 (42,04%) dan dari kegiatan investasi yaitu dari pembelian obligasi sebesar Rp 20.036.650.000(31,16%). Total arus kas masuk pada tahun 2008 mengalami defisit dimana total arus kas masuk pada tahun 2008 sebesar Rp 56.534.172.000 lebih kecil dari total arus kas keluar yang sebesar Rp 64.304.793.000.
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Negara Indonesia periode 31 Desember 2009 Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun 2009 berasal dari kegiatan investasi yaitu penjualan obligasi sebesar Rp 29.148.982.000 (37,18%), kemudian dari kegiatan operasi yaitu dari
simpanan
selanjutnya
nasabah dari
sebesar
bunga,provisi
Rp25.304.629.000 dan
komisi
(32,28%), sebesar
Rp19.509.478.000(24,88%). Arus kas keluar terbesar pada tahun 2009 berasal dari kegiatan investasi yaitu pembelian obligasi sebesar Rp24.177.452.000 (35,26%) dan dari kegiatan operasi yaitu dari pinjamam yang diberikan sebesar Rp 11.437.453.000(16,68%). Total arus kas masuk pada tahun 2009 sebesar Rp78.401.877.000 lebih besar dari total arus kas keluar yang sebesar Rp68.567.933.000.
104
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Negara Indonesia periode 31 Desember 2010 Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun 2010 berasal dari kegiatan investasi yaitu penjualan obligasi sebesar Rp 29,094,972,000 (29.21%), kemudian dari kegiatan operasi yaitu dari penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia sebesar Rp28,467,698,000 (28.58%), selanjutnya dari bunga,provisi dan komisi sebesar Rp19,345,064,000(19.42%). Arus kas keluar terbesar pada tahun 2010 berasal dari kegiatan investasi yaitu pembelian obligasi sebesar Rp31,415,770,000 (36.44%) dan dari kegiatan operasi yaitu
dari
pinjamam
yang
diberikan
sebesar
Rp
15,513,819,000(17.99%). Total arus kas masuk pada tahun 2010 sebesar Rp99,589,551,000 lebih besar dari total arus kas keluar yang sebesar Rp86,206,963,000.
105
5.1.3
Analisis Vertikal Bank Rakyat Indonesia.
1. Analisis Vertikal pada Neraca Analisis vertikal pada neraca dilakukan dengan cara menguraikan angka dari masing masing pos terhadap total asset dalam neraca, sehingga dapat diketahui proporsi masing-masing pos-pos aktiva. PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.7 analisis vertikal pada neraca PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2008
2009
2010
Rp
%
Rp
%
Rp
%
KAS
6,750,145
2.74%
8,139,304
2.57%
9,975,712
2.47%
GIRO PD BANK INDONESIA
9,945,696
4.04%
12,893,414
4.07%
19,989,683
4.94%
3,420,288
1.39%
9,081,086
2.87%
5,658,116
1.40%
(34,208)
-0.01%
(90,811)
-0.03%
(63)
0.00%
3,386,080
1.38%
8,990,275
2.84%
5,658,053
1.40%
22,643,327
9.20%
40,438,290
12.76%
83,057,390
20.54%
265,000
0.11%
193,000
0.06%
215,000
0.05%
22,908,327
9.31%
40,631,290
12.82%
83,272,390
20.60%
(672,766)
-0.27%
(136,233)
-0.04%
(250)
0.00%
22,235,561
9.04%
40,495,057
12.78%
83,272,140
20.60%
AKTIVA
GIRO PD BANK LAIN Penyisihan kerugian penurunan nilai
PENEMPATAN PD BANK INDONESIA & BANK LAIN setelah dikurangi bunga yg blm diamortisasi msg2sbsr Rp22.282pd tgl31Des 2008&Rp 17.481pd tgl31Des 09 Pihak ketiga Pihak yg mempunyai hub. istimewa Penyisihan kerugian EFEK2- trmasuk premium yg blm diamortisasi msg2 sbsr
106
Rp677.743 pd tgl 31 Des 2008 Rp535.117 pd tgl31Des 2009 & dikurangi bunga & diskonto yg blm diamortisasi msng2 sbsr Rp100.782 pd tgl 31 Des 2008 & 2007 Rp123.776 pd tgl31 Des 2009 Penyisihan kerugian
23,855,465
9.69%
24,535,241
7.74%
22,516,173
5.57%
(89,294)
-0.04%
(57,109)
-0.02%
(1,510)
0.00%
23,766,171
9.66%
24,478,132
7.72%
22,514,663
5.57%
TAGIHAN WESEL EKSPOR
561,709
0.23%
551,172
0.17%
741,757
0.18%
Penyisihan kerugian
(5,617)
0.00%
(5,512)
0.00%
(7,418)
0.00%
556,092
0.23%
545,660
0.17%
734,339
0.18%
16,352,318
6.65%
15,027,074
4.74%
13,626,463
3.37%
EFEK2 YG DIBELI DGN JANJI DIJUAL KMBL - stlh dikurangi bungayg blm diamortisasi sbsr Rp775pd tgl31Des2009
0
0.00%
503,887
0.16%
501,381
0.12%
TAGIHAN DERIVATIF
13
0.00%
144,921
0.05%
87,870
0.02%
Penyisihan kerugian
0
0.00%
(1,449)
0.00%
0
0.00%
13
0.00%
143,472
0.05%
87,870
0.02%
159,657,070
64.88%
205,037,003
64.69%
246,504,161
60.97%
451,613
0.18%
485,391
0.15%
460,077
0.11%
160,108,683
65.06%
205,522,394
64.84%
246,964,238
61.09%
(7,891,140)
-3.21%
(11,279,891)
-3.56%
(13,991,454)
-3.46%
152,217,543
61.86%
194,242,503
61.29%
232,972,784
57.63%
OBLIGASI REKAPITALISASI PEMERINTAH
KREDIT YG DIBERIKAN Pihak ketiga Pihak yg mempunyai hub. istimewa Penyisihan kerugian
PIUTANG & PEMBIAYAAN SYARIAH
999,409
0.41%
2,600,174
0.82%
5,524,968
1.37%
(114,322)
-0.05%
(88,257)
-0.03%
(111,376)
-0.03%
885,087
0.36%
2,511,917
0.79%
5,413,592
1.34%
TAGIHAN AKSEPTASI
483,862
0.20%
352,716
0.11%
666,878
0.16%
Penyisihan kerugian
(4,839)
0.00%
(4,502)
0.00%
(6,669)
0.00%
479,023
0.19%
348,214
0.11%
660,209
0.16%
Penyisihan kerugian
107
PENYERTAAN SAHAM Pihak ketiga Pihak yg mempunyai hub. isimewa Penyisihan kerugian penurunan nilai
91,235
0.04%
1,646
0.00%
1,646
0.00%
(1,443)
0.00%
111,477
0.04%
134,130
0.03%
89,792
0.04%
113,123
0.04%
135,776
0.03%
0
0.00%
(1,662)
0.00%
(1,888)
0.00%
89,792
0.04%
111,461
0.04%
133,888
0.03%
4,655,049
1.89%
4,945,008
1.56%
5,405,013
1.34%
(3,304,566)
-1.34%
(3,578,796)
-1.13%
(3,836,068)
-0.95%
1,350,483
0.55%
1,366,212
0.43%
1,568,945
0.39%
2,000,076
0.81%
1,915,026
0.60%
2,295,101
0.57%
6,062,816
2.46%
5,235,421
1.65%
4,880,779
1.21%
246,076,896
100%
316,947,029
100%
404,285,602
100%
5,620,911
2.28%
4,333,232
1.37%
4,123,639
1.02%
39,841,943
16.19%
49,959,614
15.76%
77,042,297
19.06%
6,062
0.00%
5,302
0.00%
6,400
0.00%
39,848,005
16.19%
49,964,916
15.76%
77,048,697
19.06%
74,999
0.03%
129,297
0.04%
315,779
0.08%
87,798,704
35.68%
104,068,469
32.83%
125,145,383
30.95%
ASET TETAP Nilai tercatat Akumulasi penyusutan Nilai buku - bersih AKTIVA PAJAK TANGGUHAN bersih AKTIVA LAIN2 bersih JUMLAH AKTIVA KEWAJIBAN & EKUITAS KEWAJIBAN KEWAJIBAN SEGERA SIMPANAN NASABAH Giro Pihak ketiga Pihak yg mempunyai hub. Istimewa Giro Wadiah Tabungan Pihak ketiga Pihak yg mempunyai hub. Istimewa Tabungan Wadiah Tabungan Mudharabah
37,497
0.02%
50,266
0.02%
52,135
0.01%
87,836,201
35.69%
104,118,735
32.85%
125,197,518
30.97%
0
0.00%
313,800
0.10%
738,227
0.18%
240,558
0.10%
30,731
0.01%
54,005
0.01%
73,043,694
29.68%
99,842,774
31.50%
125,826,676
31.12%
276,982
0.11%
191,525
0.06%
482,910
0.12%
73,320,676
29.80%
100,034,299
31.56%
126,309,586
31.24%
217,000
0.09%
126,309,586
39.85%
3,988,585
0.99%
201,537,439
81.90%
255,928,261
80.75%
333,652,397
82.53%
Deposito Berjangka Pihak ketiga Pihak yg mempunyai hub. Istimewa Deposito Berjangka Mudharabah Jmlh Smpanan Nasabah SIMPANAN DR
108
BANK LAIN & LMBG KEUANGAN LAINNYA EFEK YG DIJUAL DGN JANJI DIBELI KMBL - stlh dikurangibunga yg
3,428,243
1.39%
4,449,907
1.40%
5,160,315
1.28%
102,752
0.04%
544,464
0.17%
526,365
0.13%
1,313,676
0.53%
277,302
0.09%
81,801
0.02%
483,862
0.20%
352,716
0.11%
666,878
0.16%
300,295
0.12%
343,492
0.11%
1,930,923
0.48%
3,356,495
1.36%
13,611,399
4.29%
9,454,545
2.34%
86,970
0.04%
blm diamortisasi msg2 sbsr Rp494 pd tgl 31 Des 2008& 2007 KEWAJIBAN DERIVATIF KEWAJIBAN AKSEPTASI HUTANG PAJAK PINJAMAN YG DITRIMA - stlh dikurangi beban provisi ditangguhkan sbsr Rp4.332 pd tgl 31 Des 2008 & Rp 1.895 pd tgl31Des 2009 ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN & KONTINJENSI KEWAJIBAN LAIN2 Pihak ketiga Pihak yg mempunyai hub. istimewa
6,777,778
101,737
0.03%
93,422
0.02%
7,068,716
2.23%
9,766,026
2.42%
2.75%
1,144
0.00%
6,778,922
2.75%
710,634
0.29%
2,678,422
0.85%
2,156,181
0.53%
223,720,199
90.91%
289,689,648
91.40%
367,612,492
90.93%
PINJAMAN SUBORDINASI - stlh dikurangi beban emisi ditangguhkn msg2 sbsr Rp1.980&Rp9.358pd tgl 31Des2008&2009 & diskonto yg blm diamortisasi sbsr Rp 4.214 tgl 31 Des 2007 JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp500 (Rupiah pnh) per lmbr saham Modal dasar 30.000.000.000 lmbr saham (terdiri dr 1lmbr saham SeriA Dwiwarna dan 29.999.999.999 lmbr saham Seri B)
109
Modal ditempatkan & disetor pnh 12.325.299.500 lmbr saham (terdiri dr 1lmbr saham Seri A Dwiwarna & 12.325.299.499 lmbr sahamSeri B) pd tgl 31 Des2008 & 12.334.581.000 lmbr saham (terdiri dr 1 lmbr shm SeriADwiwarna & 12.334.580.999 lmbr shm Seri B)pd tgl31Des 2010 & 12.329.852.500 lmbr shm(trdiri dr1lmbr shm SeriADwiwarna & 12.329.852.499lmbr shm Seri B) pd tgl 31 Des 2009
6,162,650
2.50%
6,164,926
1.95%
6,167,291
1.53%
Tambahan modal disetor/agio saham
2,706,137
1.10%
2,722,349
0.86%
2,773,858
0.69%
0
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
dlm mata uang asing
108,361
0.04%
89,947
0.03%
47,237
0.01%
Opsi saham Keuntungan yg blm direalisasi atas efek2 & obligasi rekapitalisasi Pemerintah yg tersedia utk dijual - stlh
17,300
0.01%
12,977
0.00%
0
0.00%
dikrngi pajak tngguhan Saldo laba - (defisit sbsr Rp24.699.387 tlh dieliminasi akibat kuasi-reorganisasi
37,523
0.02%
432,488
0.14%
561,564
0.14%
Tlh ditntkn pgunaannya
6,488,625
2.64%
7,024,878
2.22%
7,974,956
1.97%
Blm dtntkn pgunaannya
6,836,101
2.78%
10,809,816
3.41%
19,148,204
4.74%
Jumlah Saldo Laba
13,324,726
5.41%
17,834,694
5.63%
27,123,160
6.71%
JUMLAH EKUITAS JMLH KEWAJIBAN & EKUITAS
22,356,697
9.09%
27,257,381
8.60%
36,673,110
9.07%
246,076,896
100%
316,947,029
100%
404,285,602
100%
Slsh pnlaiankmbl astttp Slisih kurs krn pnjabarn laporankeuangan
per tgl 30 Juni 2003)
110
Analisis Vertikal Neraca Bank Rakyat Indonesia periode 31 Desember 2008 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan aktiva dan pasiva Bank Rakyat Indonesia peiode 2008 mengalami fluktuatif. Jumlah aktiva pada periode tersebut adalah Rp246,076,896,000, jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga dengan proporsi 64.88% (Rp159,657,070,000) kemudian diikuti dengan efek-efek sebesar 9.69% (Rp23,855,465,000). Adapun aktiva dalam jumlah kecil selama periode 2008 yaitu : penyertaan saham pihak ketiga sebesar 0.04% ( Rp91,235,000), tagihan akseptasi sebesar 0.19% ( Rp483,862,000 ). Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode 2008 sebesar Rp223,720,199,000 (90.91%) dan jumlah ekuitas sebesar Rp22,356,697,000 (9.08%). Jumlah pasiva terbesar berasal dari tabungan pihak ketiga sebesar 35.68% ( Rp87,798,704,000) dan deposito berjangka yang berasal dari pihak ketiga sebesar 29.68% (Rp 73,043,694,000). Pada pos ekuitas, modal terbesar diperoleh dari modal saham sebesar 2.50% ( Rp 6,162,650,000) dan modal terkecil diperoleh dari opsi saham sebesar 0.01% ( Rp17,300,000).
111
Analisis Vertikal Neraca Bank Rakyat Indonesia periode 31 Desember 2009 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan aktiva dan pasiva Bank Rakyat Indonesia peiode 2009 mengalami fluktuatif. Jumlah aktiva pada periode tersebut adalah Rp316,947,029,000, jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga dengan proporsi 64.69% (Rp205,037,003,000) kemudian diikuti dengan pihak ketiga sebesar 12.76% (Rp40,438,290,000). Adapun aktiva dalam jumlah kecil selama periode 2008 yaitu : penyertaan saham pihak ketiga sebesar 0.001% ( Rp1,646,000). Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode 2009 sebesar Rp289,689,648,000 (91.40%) dan jumlah ekuitas sebesar Rp27,257,381,000 (8.60%). Jumlah pasiva terbesar berasal dari tabungan pihak ketiga sebesar 32.83% ( Rp104,068,469,000) dan deposito berjangka yang berasal dari pihak ketiga sebesar 31.50% (Rp 99,842,774,000). Pada pos ekuitas, modal terbesar diperoleh dari modal saham sebesar 1.94% ( Rp 6,164,926,000) dan modal terkecil diperoleh dari opsi saham sebesar 0.004% ( Rp12,977,000).
112
Analisis Vertikal Neraca Bank Rakyat Indonesia periode 31 Desember 2010 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan aktiva dan pasiva Bank Rakyat Indonesia peiode 2010 mengalami fluktuatif. Jumlah aktiva pada periode tersebut adalah Rp404,285,602,000, jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga dengan proporsi 60.97% (Rp246,504,161,000) kemudian diikuti dengan penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dari pihak ketiga sebesar 20.54% ( Rp83,057,390,000 ). Adapun aktiva dalam jumlah kecil selama periode 2010berasal dari tagihan derivatif sebesar 0.02% ( Rp87,870,000 ). Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode 2010 sebesar Rp367,612,492,000 (90.93%) dan jumlah ekuitas sebesar Rp36,673,110,000 (9.07%). Jumlah pasiva terbesar berasal dari tabungan pihak ketiga sebesar 30.95% (Rp125,145,383,000) dan deposito berjangka yang berasal dari pihak ketiga sebesar 31.12% (Rp125,826,676,000). Pada pos ekuitas, modal terbesar diperoleh dari modal saham sebesar 1.52% ( Rp 6,167,291,000) dan modal terkecil diperoleh dari tambahan
modal
disetor/
agio
saham
sebesar
0.69%
(Rp2,773,858,000).
113
2. Analisis Vertikal pada Laporan Laba Rugi Analisis vertikal pada Laporan Laba Rugi bertujuan menguraikan proporsi angka dari masing pos di rugi laba dengan total penjualan. PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.8 analisis vertikal pada laporanlaba rugi PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2008
2009
2010
Rp
%
Rp
%
Rp
%
Bunga & investasi
27,009,627
86.83%
33,946,341
85.01%
43,971,493
86.79%
Provisi & komisi
898,025
2.89%
261,475
0.65%
643,669
1.27%
Pendapatan syariah Pndptn Operasional Lainnya
188,981
0.61%
1,126,315
2.82%
0
0.00%
Imbalan Pnerimaan kmbl aset yg tlh dihpsbukukan Keuntungan transaksi mata uang
1,709,007
5.49%
2,042,546
5.11%
2,732,255
5.39%
0
0.00%
0
0.00%
1,525,143
3.01%
613,641
1.97%
713,431
1.79%
773,019
1.53%
57,829
0.19%
75,203
0.19%
80,253
0.16%
51,484
0.17%
142,846
0.36%
152,888
0.30%
-
-
127,305
0.32%
3,321
0.01%
Lain-lain
103,275
0.33%
168,263
0.42%
277,654
0.55%
PNDAPATAN NON OPERASIONAL BERSIH
475,899
1.53%
1,330,569
3.33%
506,229
1.00%
JMLH PENDPTAN
31,107,768
100%
39,934,294
100%
50,665,924
100%
PENDAPATAN Pendapatan Bunga, Investasi & Syariah
asing - bersih Provisi & komisi lainnya Keuntungan dr penjualan efek2& obligasi rekapitalisasi Pemerintah - bersih Keuntungan yg blm direalisasidr prbhn nilai wajarefek2 & Obligasi Rkapitalisasi Pemerintah - bersih
114
BEBAN Beban Bunga, PmbiayaanLainnya & Syariah Beban bunga & pembiayaanlainnya
(8,407,912)
-27.03%
(12,179,932)
-30.50%
(11,448,953)
-22.60%
(37,667)
-0.12%
(104,704)
-0.26%
(277,606)
-0.55%
(2,889,630)
-9.29%
(5,421,499)
-13.58%
(7,880,536)
-15.55%
(13,141)
-0.04%
(14,767)
-0.04%
8,315
0.02%
59,140
0.19%
(362,649)
-0.91%
(45,222)
-0.09%
Tnga krj&tunjangan
(6,329,075)
-20.35%
(6,675,793)
-16.72%
(8,675,721)
-17.12%
Umum & administrasi Premi prgrm pnjaminan Pmerintah Kerugian yg blm direalisasi dr nilai efek2 & obligasi rekapitalisasi
(3,087,606)
-9.93%
(3,717,931)
-9.31%
(4,711,444)
-9.30%
(349,065)
-1.12%
(424,003)
-1.06%
(523,991)
-1.03%
(150,277)
-0.48%
Beban syariah Beban penyisihan kerugian aktivaproduktif bersih Beban estimasi kerugian komitmen & kontinjensi - bersih Pembalikan (beban) penyisihan kerugian aktiva lain2 - bersih Beban Operasional Lainnya
Pemerintah - bersih Prvisi&kmisi lainnya
(1,222)
0.00%
Lain-lain
(1,079,301)
-3.47%
(1,141,788)
-2.86%
(2,202,536)
-4.35%
JUMLAH BEBAN
(22,285,756)
-71.64%
(30,043,066)
-75.23%
(35,757,694)
-70.58%
8,346,113
26.83%
8,560,659
21.44%
14,402,001
28.43%
8,822,012
28.36%
9,891,228
24.77%
14,908,230
29.42%
(3,382,854)
-10.87%
(2,633,880)
-6.60%
(3,922,049)
-7.74%
519,210
1.67%
50,944
0.13%
486,204
0.96%
5,958,368
19.15%
7,308,292
18.30%
11,472,385
22.64%
496.99
0.00%
609.50
0.00%
956.72
0.00%
486.38
0.00%
596.73
0.00%
933.58
0.00%
LABA OPERASIONAL LABA SBLM MANFAAT (BEBAN) PAJAK MANFAAT(BEBAN) PAJAK Kini Tangguhan LABA BERSIH LABA BRSH PER LMBR SAHAM Dasar (dalam Rupiah penuh) Dilusian (dalam Rupiah penuh)
115
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Rakyat Indonesia periode 31 Desember 2008 Berdasarkan laporan laba rugi Bank Rakyat Indonesia periode 2008, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 31,107,768,000.
Sebesar
86.83%
(27,009,627,000)
dari
total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan investasi dan sebesar 5.49% (Rp1,709,007,000) diperoleh dari pendapatan operasional lainnya dalam bentuk imbalan. Sementara perolehan pendapatan terkecil berasal dari keuntungan dari penjualan efek-efek dan obligasi pemerintah sebesar 0,17% (Rp51,484,000). Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank Rakyat Indonesia antara lain beban operasional dan beban non operasional dengan total beban sebesar Rp 22,285,756,000. Beban terbesar berasal dari beban bunga dan pembiayaan lainnya sebesar 27.03% (Rp8,407,912,000) dari total pendapatan, kemudian beban tenaga kerja dan tunjangan sebesar Rp6,329,075,000 atau 20.34% dari total pendapatan. Pada periode 2008 laba bersih Bank Rakyat Indonesia mencapai 19.15% ( Rp5,958,368,000 ).
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Rakyat Indonesia periode 31 Desember 2009 Berdasarkan laporan laba rugi Bank Rakyat Indonesia periode 2009, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 116
39,934,294,000.
Sebesar
85.01%
(33,946,341,000)
dari
total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan investasi dan sebesar 5.12% (Rp2,042,546,000) diperoleh dari pendapatan operasional lainnya dalam bentuk imbalan. Sementara perolehan pendapatan terkecil berasal dari provisi dan komisi lainnya sebesar 0,19 % (Rp75,203,000). Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank Rakyat Indonesia antara lain beban operasional dan beban non operasional dengan total beban sebesar Rp30,043,066,000. Beban terbesar berasal dari beban bunga dan pembiayaan lainnya sebesar 30.50% (Rp12,179,932,000) dari total pendapatan, kemudian beban tenaga kerja dan tunjangan sebesar Rp6,675,793,000 atau 16.72% dari total pendapatan. Pada periode 2009 laba bersih Bank Rakyat Indonesia meningkat di banding tahun 2008 mencapai 18.30% (Rp7,308,292,000).
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Rakyat Indonesia periode 31 Desember 2010 Berdasarkan laporan laba rugi Bank Rakyat Indonesia periode 2010, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp50,665,924,000. Sebesar 86.79% (43,971,493,000) dari total pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan investasi dan sebesar 5.39% (Rp2,732,255,000) diperoleh dari
117
pendapatan operasional lainnya dalam bentuk imbalan. Sementara perolehan pendapatan terkecil berasal dari provisi dan komisi lainnya sebesar 0,16 % (Rp80,253,000). Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank Rakyat Indonesia antara lain beban operasional dan beban non operasional dengan total beban sebesar Rp35,757,694,000. Beban terbesar berasal dari beban bunga dan pembiayaan lainnya sebesar 22.59% (Rp11,488,953,000) dari total pendapatan, kemudian beban tenaga kerja dan tunjangan sebesar Rp8,675,221,000 atau 17.12% dari total pendapatan. Pada periode 2010 laba bersih Bank Rakyat Indonesia meningkat di banding tahun 2009 mencapai 22.64% (Rp11,472,385,000).
118
3. Analisis Vertikal pada Laporan Arus Kas Laporan perubahan posisi keuangan merupakan laporan arus kas yang membagi arus kas menjadi tiga kategori arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan. Analisis Vertika pada laporan
arus
kas
dilakukan
melalui
membandingkan
posdiperubahan kas dengan total kas keluar dan masuk.
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.9 analisis vertikal pada laporan arus kas PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2008
2009
2010
Rp
%
Rp
%
Rp
%
27,591,162
41.65%
35,065,389
31.85%
46,642,900
38.60%
473,989
0.72%
775,150
0.70%
1,525,143
1.26%
2,787,555
4.21%
3,269,594
2.97%
4,019,390
3.33%
472,604
0.71%
1,314,297
1.19%
500,354
0.41%
(3,373,184)
-5.09%
1,541,853
1.40%
547,943
0.45%
2,727,538
4.12%
10,116,911
9.19%
27,083,781
22.41%
ARUS KAS MASUK Dr Kegiatan Operasi Penerimaan bunga, hsl investasi, provisi& komisi srt pndapatan syariah Pnrimaan kmbl krdt yg tlh dihapusbukukan Pndptn operasional lainnya Pendapatan non operasional - bersih Aktiva lain2 Simpanan: Giro Giro wadiah Tabungan Tabungan wadiah Tabungan mudharabah Deposito berjangka Deposito berjangka mudharabah
33,672
0.05%
54,298
0.05%
186,482
0.15%
15,730,375
23.75%
16,282,534
14.79%
21,078,783
17.44%
0
0.00%
313,800
0.28%
424,427
0.35%
46,457
0.07%
(209,827)
-0.19%
23,274
0.02%
17,425,521
26.31%
26,713,624
24.26%
26,275,287
21.74%
(26,107)
-0.04%
1,119,483
1.02%
2,652,102
2.19%
1,817,211
2.74%
1,021,664
0.93%
710,408
0.59%
Simpanan dr bank lain & lembaga keuangan lainnya
119
Efek2&obligasi rkapitalisasi Pmrnth yg diperdagangkan
(3,042,849)
-4.59%
2,000,138
1.82%
(6,711,511)
-5.55%
3,295
0.00%
16,272
0.01%
5,875
0.00%
89
0.00%
24
0.00%
147
0.00%
23,231
0.04%
11,889
0.01%
38,532
0.03%
3,750
0.01%
2,276
0.00%
71
0.00%
441,712
0.40%
974,218
1.47%
10,254,904
9.31%
(4,156,854)
-3.44%
dgn janji dijual kmbl
2,573,610
3.89%
-
-
2,506
0.00%
TOTAL ARUS KAS MASUK
66,242,208
100%
110,105,985
100%
120,848,969
100%
lainnya
(8,317,392)
10.00%
(12,296,537)
15.26%
(11,719,715)
14.02%
Beban operasional lainnya Penempatan pd Bank Indonesia & bank lain
(14,254,468)
17.14%
(17,448,759)
21.65%
(25,245,930)
30.20%
(8,248,952)
9.92%
635,901
-0.79%
(816,714)
0.98%
Tagihan wesel ekspor
34,584
-0.04%
10,537
-0.01%
(190,585)
0.23%
Tagihan derivatif
24,711
-0.03%
(144,908)
0.18%
57,051
-0.07%
(49,011,423)
58.95%
(45,413,711)
56.35%
(41,441,844)
49.58%
134,738
-0.16%
(1,600,765)
1.99%
(2,924,794)
3.50%
Kewajiban segera
1,621,694
-1.95%
(1,305,606)
1.62%
560,071
-0.67%
Kewajiban derivatif
1,132,754
-1.36%
(1,036,374)
1.29%
(195,501)
0.23%
6,083
-0.01%
(4,968)
0.01%
3,476,865
-4.16%
(639,578)
0.77%
(441,550)
0.55%
(511,912)
0.61%
(1,584,097)
1.91%
(212,145)
0.26%
(1,686,098)
2.02%
Dr Kegiatan Investasi Hsl pnjualan aset tetap Penerimaan dividen Dr Kegiatan Pendanaan Knaikan tmbhn mdl dsetor dr eksekusi opsi saham Kenaikan modal disetor dr eksekusi opsi saham Kenaikan efek2 yg dijual dgn janji dibeli kmbl Pnrimaan pnjmn yg dtrima Kenaikan efek2 yg dibeli
ARUS KAS KELUAR Dr Kegiatan Operasi Pmbayaran bunga, beban syariah& pembiayaan
Kredit yg diberikan Piutang&pmbiayaan syariah
Kewajiban lain2 Dr Kegiatan Investasi Penambahan aset tetap Penambahan efek2 & obligasirekapitalisasi Pmrnth yg trsedia utk djual &dimiliki hngga jth tmpo Dr Kegiatan Pendanaan Kenaikan(penurunan)efek2 yg dijual
120
dgn janji dibeli kmbl Pembayaran pinjaman subordinasi Kenaikan(pnurunan) efek2 yg dibeli dgn janji
-
-
-
-
(18,099)
0.02%
(1,429,619)
1.72%
1,967,788
-2.44%
(522,241)
0.62%
dijual kmbl Pembagian laba utk dividen & PKBL
-
-
(503,887)
0.63%
-
-
(2,612,520)
3.14%
(2,798,324)
3.47%
(2,414,327)
2.89%
TOTAL ARUS KAS KELUAR
(83,143,485)
100%
(80,593,308)
100%
(83,593,773)
100%
(16,895,991)
-83.99%
29,494,263
36.11%
37,214,851
31.30%
37,012,120
183.99%
52,179,836
63.89%
81,674,099
68.70%
20,116,129
100%
81,674,099
100%
118,888,950
100%
Kas
6,750,145
33.56%
8,139,304
9.97%
8,139,304
6.85%
Giro pd Bank Indonesia
9,945,696
49.44%
12,893,414
15.79%
19,989,683
16.81%
Giro pd bank lain Penempatan pd bank lain jngk wkt jth tempo 3 bln
3,420,288
17.00%
9,081,086
11.12%
5,658,116
4.76%
atau krng sjk tgl perolehan Sertifikat Bank Indonesia jngk wkt jth tmpo3 bln atau krng sjk tgl perolehan
0
0.00%
40,443,390
49.52%
82,267,776
69.20%
0
0.00%
11,116,905
13.61%
997,663
0.84%
20,116,129
100%
81,674,099
100%
118,888,950
100%
(PENURUNAN) KENAIKAN BERSIH KAS & SETARA KAS KAS & SETARA KAS AWAL TAHUN KAS & SETARA KAS AKHIR TAHUN Kas & Setara Kas trdiri dr:
Jmlh Kas & Setara Kas
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Rakyat Indonesia periode 31 Desember 2008 Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun 2008 berasal dari kegiatan operasi yaitu penerimaan bunga, hasil investasi, provisi dan komisi serta pendapatan syariah sebesar Rp 27,591,162,000 (41.65%), kemudian dari deposito berjangka sebesar Rp 17,425,521,000 (26.31%), selanjutnya tabungan sebesar Rp. 15,730,375,000(23.747%). Arus kas masuk terkecil berasal dari
121
kegiatan investasi yaitu hasil penjualan asset tetap sebesar Rp 3,295,000(0.01%) dan dari kegiatan operasi yaitu giro wadiah sebesar Rp 33,672,000(0.05%). Arus kas keluar terbesar pada tahun 2008 berasal dari kegiatan operasi yaitu kredit yang di berikan sebesar Rp 49,011,423,000 (58.95%)
dan
dari
beban
operasional
lainnya
sebesar
Rp
14,254,468,000(17.14%). Total arus kas masuk pada tahun 2008 mengalami defisit dimana total arus kas masuk pada tahun 2008 sebesar Rp 66,242,208,000 lebih kecil dari total arus kas keluar yang sebesar Rp83,143,485,000.
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Rakyat Indonesia periode 31 Desember 2009 Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun 2009 berasal dari kegiatan operasi yaitu penerimaan bunga, hasil investasi, provisi dan komisi serta pendapatan syariah sebesar Rp35,065,389,000 (31.85%), kemudian dari deposito berjangka sebesar Rp26,713,624,000 (24.26%), selanjutnya tabungan sebesar Rp. 16,282,534,000(14.79%). Arus kas masuk terkecil berasal dari kegiatan investasi yaitu hasil penjualan asset tetap sebesar Rp16,272,000(0.01%) dan dari kegiatan operasi yaitu giro wadiah sebesar Rp 54,298,000(0.05%). Arus kas keluar terbesar pada tahun 2009 berasal dari kegiatan operasi yaitu kredit yang di berikan sebesar Rp 45,413,711,000
122
(56.35%)
dan
dari
beban
operasional
lainnya
sebesar
Rp
17,488,759,000(21.65%). Total arus kas masuk pada tahun 2009 mengalami surplus dimana total arus kas masuk pada tahun 2009 sebesar Rp110,105,985,000 lebih besar dari total arus kas keluar yang sebesar Rp81,674,099,000.
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Rakyat Indonesia periode 31 Desember 2010 Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun 2010 berasal dari kegiatan operasi yaitu penerimaan bunga, hasil investasi, provisi dan komisi serta pendapatan syariah sebesar Rp46,642,900,000 (38.59%), kemudian dari simpanan giro sebesar Rp27,083,781,000 (22.41%), selanjutnya deposito berjangka sebesar Rp.26,275,287,000(21.74%). Arus kas masuk terkecil berasal dari kegiatan operasi yaitu giro wadiah sebesar Rp186,482,000(0.15%). Arus kas keluar terbesar pada tahun 2009 berasal dari kegiatan operasi yaitu kredit yang di berikan sebesar Rp 41,441,844,000 (49.57%)
dan
dari
beban
operasional
lainnya
sebesar
Rp25,245,930,000(30.20%). Total arus kas masuk pada tahun 2010 mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya dan juga mengalami surplus dimana total arus kas masuk pada tahun 2010 sebesar Rp120,848,969,000 lebih besar dari total arus kas keluar yang sebesar Rp83,593,773,000.
123
5.1.4
Analisis Vertikal Bank Tabungan Negara.
1. Analisis Vertikal pada Neraca Analisis vertikal pada neraca dilakukan dengan cara menguraikan angka dari masing masing pos terhadap total asset dalam neraca, sehingga dapat diketahui proporsi masing-masing pos-pos aktiva.
PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.10 analisis vertikal pada neraca PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 2008 Rp
2009 %
Rp
2010 %
Rp
%
AKTIVA 229,843
0.51%
294,357
0.50%
362,769
0.53%
1,811,728
4.03%
2,842,112
4.86%
4,126,152
6.03%
21,605
0.05%
33,378
0.06%
153,797
0.22%
(10,011)
-0.02%
(7,686)
-0.01%
(2,410)
0.00%
11,594
0.03%
25,692
0.04%
151,387
0.22%
PENEMPATAN PD BANK LAIN
131,755
0.29%
2,669,169
4.57%
2,374,930
3.47%
Penyisihan kerugian
(6,542)
-0.01%
(3,763)
-0.01%
(3,120)
0.00%
125,213
0.28%
2,665,406
4.56%
2,371,810
3.47%
0
0.00%
20,002
0.03%
399,000
0.58%
KAS GIRO PD BANK INDONESIA GIRO PD BANK LAIN Penyisihan kerugian pnurunan nilai
EFEK2 - stlh dikurangi bunga&diskonto& ditambah premium ygblm diamortisasi msng2 SbsrRp5.045,pd tgl31 Des 2008 & Rp6.941 & Rp6.359 pd tgl 31 Des 2010 & 2009 Nilai wjr mlalui lap.laba rugi
124
Tersedia utk dijual
182,274
0.41%
105,432
0.18%
4,702
0.01%
Dimiliki hngga jth tmpo
1,648,009
3.66%
2,830,057
4.84%
527,475
0.77%
Jumlah efek2
1,830,283
4.07%
2,955,491
5.06%
931,177
1.36%
Penyisihan kerugian
(4,029)
-0.01%
(4,411)
-0.01%
(2,820)
0.00%
1,826,254
4.06%
2,951,080
5.05%
928,357
1.36%
0
0.00%
10,723
0.02%
0
0.00%
Tersedia utk dijual
5,110,147
11.36%
4,984,710
8.53%
5,822,033
8.51%
Dimiliki hingga jth tmpo
2,373,533
5.28%
2,384,780
4.08%
1,371,237
2.01%
7,483,680
16.63%
7,380,213
12.63%
7,193,270
10.52%
33,361
0.07%
33,410
0.06%
0
0.00%
(333)
0.00%
(351)
0.00%
0
0.00%
33,028
0.07%
33,059
0.06%
0
0.00%
30,767,976
68.39%
38,718,344
66.24%
48,682,818
71.19%
6,019
0.01%
18,858
0.03%
20,102
0.03%
30,773,995
68.40%
38,737,202
66.28%
48,702,920
71.22%
(540,827)
-1.20%
(619,829)
-1.06%
(725,119)
-1.06%
30,233,168
67.20%
38,117,373
65.22%
47,977,801
70.16%
1,250,366
2.78%
1,995,144
3.41%
2,845,849
4.16%
870
0.00%
608
0.00%
732
0.00%
1,251,236
2.78%
1,995,752
3.41%
2,846,581
4.16%
(15,768)
-0.04%
(83,724)
-0.14%
(155,567)
-0.23%
1,235,468
2.75%
1,912,028
3.27%
2,691,014
3.94%
31,468,636
69.94%
40,029,401
68.49%
50,668,815
74.09%
OBLIGASI PEMERINTAH (OBLIGASI REKAPITALISASI) stlh dikurangi diskonto& ditambah premium yg blm Diamortisasisbsr Rp9.405, Rp3.763&Rp8.158pd tgl 31 Des 2008, 2009 & 2010 Nilai wajar melalui lap. laba rugi
TAGIHAN SWAP SUKU BUNGA Penyisihan kerugian
KREDIT YG DIBERIKAN & PEMBIAYAAN/ PIUTANGSYARIAH Kredit yg diberikan Pihak ketiga Pihak yg mempunyai hub. istimewa Jmlh kredit yg diberikan Penyisihan kerugian Pembiayaan/piutang syariah Pihak ketiga Pihak yg mempunyai hub. istimewa Jmlh pembiayaan/piutang syariah Penyisihan kerugian
AKTIVA PAJAK TANGGUHAN
125
Bersih
103,981
0.23%
72,221
0.12%
38,836
0.06%
1,740,475
3.87%
1,962,073
3.36%
2,034,213
2.97%
ASET TETAP Nilai tercatat Akumulasi penyusutan
(667,830)
-1.48%
(725,401)
-1.24%
(583,376)
-0.85%
1,072,645
2.38%
1,236,672
2.12%
1,450,837
2.12%
DITRIMA
466,851
1.04%
508,542
0.87%
580,476
0.85%
AKTIVA LAIN2
358,718
0.80%
408,912
0.70%
512,830
0.75%
44,992,171
100.00%
58,447,667
100.00%
68,385,539
100.00%
592,025
1.32%
664,765
1.14%
781,931
1.14%
2,732,840
6.07%
7,222,120
12.36%
5,010,691
7.33%
61,315
0.14%
34,439
0.06%
25,261
0.04%
2,794,155
6.21%
7,256,559
12.42%
5,035,952
7.36%
58,137
0.13%
99,919
0.17%
135,240
0.20%
938
0.00%
7,794
0.01%
2,983
0.00%
59,075
0.13%
107,713
0.18%
138,223
0.20%
2,853,230
6.34%
7,364,272
12.60%
5,174,175
7.57%
7,238,122
16.09%
8,714,702
14.91%
10,567,700
15.45%
BUNGA YG MSH AKAN
JUMLAH AKTIVA KEWAJIBAN&EKUITAS KEWAJIBAN KEWAJIBAN SEGERA SIMPANAN NASABAH Giro Pihak ketiga Pihak yg mempunyai hub.istimewa Giro Wadiah Pihak ketiga Pihak yg mempunyai hub. istimewa
Tabungan Pihak ketiga Pihak yg mempunyai hub.istimewa
10,345
0.02%
25,624
0.04%
23,560
0.03%
7,248,467
16.11%
8,740,326
14.95%
10,591,260
15.49%
125,630
0.28%
200,021
0.34%
200,021
0.29%
1,001
0.00%
617
0.00%
2,019
0.00%
126,631
0.28%
200,638
0.34%
276,367
0.40%
7,375,098
16.39%
8,940,964
15.30%
10,867,627
15.89%
20,678,662
45.96%
22,743,026
38.91%
29,496,407
43.13%
Tabungan Wadiah & Tabungan Mudharabah Pihak ketiga Pihak yg mempunyai hub. istimewa
Deposito Berjangka Pihak ketiga Pihak yg mempunyai hub.istimewa
41,141
0.09%
28,093
0.05%
17,518
0.03%
20,719,803
46.05%
22,771,119
38.96%
29,513,925
43.16%
493,703
1.10%
1,133,098
1.94%
1,964,850
2.87%
Deposito Berjangka Mudharabah Pihak Ketiga
126
Pihak yg mempunyai hub. istimewa
6,910
0.02%
5,501
0.01%
25,470
0.04%
500,613
1.11%
1,138,599
1.95%
1,990,320
2.91%
21,220,416
47.16%
23,909,718
40.91%
31,504,245
46.07%
31,448,744
69.90%
40,214,954
68.81%
47,546,047
69.53%
330,190
0.73%
504,763
0.86%
558,271
0.82%
2,115
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
1,775,000
3.95%
3,564,709
6.10%
3,463,819
5.07%
31 Des 2010 & 2009
2,496,157
5.55%
3,221,894
5.51%
4,139,934
6.05%
PNJMN YG DITERIMA BUNGA YG MSH HRS DI BYR
3,281,294
7.29%
2,983,997
5.11%
3,399,787
4.97%
196,752
0.44%
161,604
0.28%
163,106
0.24%
0
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
28,183
0.06%
39,538
0.07%
60,782
0.09%
1,513,339
3.36%
1,698,318
2.91%
1,824,584
2.67%
Jmlh Simpanan Nasabah SIMPANAN DR BANK LAIN KEWAJIBAN SWAP SUKU BUNGA EFEK YG DIJUAL DGN JANJI DIBELI KMBL stlh dikurangi beban bunga yg blm diamortisasi sbsr Rp16.165 & Rp6.777 pd tgl 31 Des 2010 &2009 SURAT2 BERHARGA YG DITERBITKAN - stlh dikurangi obligasi dlm perbendaharaan msg2 sbsr Rp Nol, & Rp 20.000 pd tgl 31 Des2008 & 2009, & biaya emisi obligasi yg blmdiamortisasi msng2 sbsr Rp3.843, Rp10.066 & Rp8.106pd tgl
KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN Bersih ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN &KONTINJENSI KEWAJIBAN LAIN2
127
PINJAMAN SUBORDINASI - stlh dikurangi biaya emisi obligasi subordinasi yg blm diamortisasi msg2 sbsrRp98 Rp392& Rp564 pd tgl31Des 2008&2007, &31 Mei 2007
249,902
0.56%
0
0.00%
0
0.00%
41,913,701
93.16%
53,054,542
90.77%
61,938,261
90.57%
2,559,804
5.69%
4,357,029
7.45%
4,357,029
6.37%
Tambahan modal disetor
0
0.00%
639,626
1.09%
639,626
0.94%
Opsi Saham
0
0.00%
0
0.00%
60,845
0.09%
(114,747)
-0.26%
(54,239)
-0.09%
127,641
0.19%
202,939
0.45%
158,421
0.27%
307,488
0.45%
0
0.00%
292,288
0.50%
954,649
1.40%
JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS Modal saham - nominal Rp169.595,99 (Rupiah penuh) per sahampd tgl 31 Des 2008 Rp500 (Rupiah pnh) per saham pd tgl 31 Des 2010& 2009 Modal dasar - 60.374.163 saham pd tgl 31 Des 2008 20.478.432.000 saham (terdiri dr 1lmbr shm seri A dwiwarna & 20.478.431.999 lembar saham seri B) pd tgl 31 Des 2010 & 2009 Modal ditempatkan & disetor pnh - 15.093.540 saham pd tgl 31 Des 2008 8.714.057.000 saham (terdiri dr 1lmbr shm seriA dwiwarna & 8.714.056.999 lmbr saham seri B) pd tgl 31 Des 2010 & 2009
Keuntungan(krugian)yg blm direalisasi atas efek2 &obligasi pemerintah yg tersedia utk dijual Saldo laba tlh ditentukan penggunaannya Saldo laba blm ditentukan Penggunaannya
128
Saldo laba - (defisit sbsr Rp14.226.290tlhdieliminasi pd saat Kuasi-Reorganisasi per tgl 31 Mei 2007) JUMLAH EKUITAS JMLH KWAJIBAN&EKUITAS
430,474
0.96%
0
0.00%
0
0.00%
3,078,470
6.84%
5,393,125
9.23%
6,447,278
9.43%
44,992,171
100.00%
58,447,667
100.00%
68,385,539
100.00%
Analisis Vertikal Neraca Bank Tabungan Negara periode 31 Desember 2008 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan aktiva dan pasiva Bank Tabungan Negara peiode 2008 mengalami fluktuatif. Jumlah aktiva pada periode tersebut adalah Rp44,992,171,000, jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga dengan proporsi 68.38% (Rp30,767,976,000) kemudian diikuti dengan obligasi pemerintah yang tersedia untuk di jual sebesar 11.54% (Rp5,110,147,000). Adapun aktiva dalam jumlah kecil selama periode
2008
yaitu
:giro
pada
bank
lain
sebesar
0.05%
(Rp21,605,000), kredit yang diberikan pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar 0.01% ( Rp6,019,000). Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode 2008 sebesar Rp41,913,701,000 (93.16%) dan jumlah ekuitas sebesar Rp 3,078,470,000 (6.84%). Jumlah pasiva terbesar berasal dari deposito berjangka pihak ketiga sebesar 45.96% (Rp20,678,662,000) dan tabungan yang berasal dari pihak ketiga sebesar 16.088% (Rp
129
7,238,122,000). Pada pos ekuitas, sebagian besar modal diperoleh modal saham sebesar 5.69% (Rp2,559,804,000) .
Analisis Vertikal Neraca Bank Tabungan Negara periode 31 Desember 2009 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan aktiva dan pasiva Bank Tabungan Negara peiode 2009. Jumlah aktiva pada periode tersebut adalah Rp58,447,667,000, jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga dengan proporsi 66.24% (Rp38,718,344,000) kemudian diikuti dengan obligasi pemerintah yang tersedia untuk di jual sebesar 8.53% (Rp4,984,710,000). Adapun aktiva dalam jumlah kecil selama periode 2009yaitu : giro pada bank lain sebesar 0.06% (Rp33,378,000) dan tagihan swap suku bunga sebesar 0.06% ( Rp33,410,000). Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode 2009 sebesar Rp53,054,542,000 (90.77%) dan jumlah ekuitas sebesar Rp5,393,125,000 (9.23%). Jumlah pasiva terbesar berasal dari deposito berjangka pihak ketiga sebesar 38.91% (Rp22,743,026,000) dan tabungan yang berasal dari pihak ketiga sebesar 14.91% (Rp8,714,702,000). Pada pos ekuitas, sebagian besar modal diperoleh modal saham sebesar 7.45% (Rp4,357,029,000) dan tambahan modal disetor sebesar 1.09% (Rp 639,626,000).
130
Analisis Vertikal Neraca Bank Tabungan Negara periode 31 Desember 2010 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan aktiva dan pasiva Bank Tabungan Negara peiode 2010. Jumlah aktiva pada periode tersebut adalah Rp68,385,539,000, jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga dengan proporsi 71.19% (Rp48,682,818,000) kemudian diikuti dengan obligasi pemerintah yang tersedia untuk di jual sebesar 8.52% (Rp5,822,033000). Adapun aktiva dalam jumlah kecil selama periode 2010yaitu :aktiva pajak tangguhan sebesar 0.06% (Rp38,836,000), dan kredit yang diberikan pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa 0.03% ( Rp20,102,000). Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode 2010 sebesar Rp61,938,261,000 (90.57%) dan jumlah ekuitas sebesar Rp6,447,278,000 (9.43%). Jumlah pasiva terbesar berasal dari deposito berjangka
pihak ketiga sebesar 43.13%
(Rp29,469,407,000) dan tabungan yang berasal dari pihak ketiga sebesar 15.45% (Rp10,567,700,000). Pada pos ekuitas, sebagian besar
modal
diperoleh
modal
saham
sebesar
6.37%
(Rp4,357,029,000) dan tambahan modal disetor sebesar 0.93% (Rp 60,845,000).
131
2. Analisis Vertikal pada Laporan Laba Rugi Analisis vertikal pada Laporan Laba Rugi bertujuan menguraikan proporsi angka dari masing pos di rugi laba dengan total penjualan. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.11 analisis vertikal pada laporan laba rugi PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 2008
2009
2010
Rp
%
Rp
%
Rp
%
4,372,009
91.47%
5,471,728
91.18%
6,326,333
91.76%
Provisi & komisi
120,320
2.52%
124,954
2.08%
0
0.00%
Bagi hsl scr syariah Pendapatan Operasional Lainnya
74,697
1.56%
133,259
2.22%
172,419
2.50%
176,330
3.69%
208,936
3.48%
244,817
3.55%
321
0.01%
0
0.00%
0
0.00%
53
0.00%
0
0.00%
68,051
0.99%
0
0.00%
-
-
-
-
0
0.00%
5,198
0.09%
42,444
0.62%
PENDAPATAN Pendapatan Bunga & Bagi Hasil Bunga
Imbalan Pungutan administrasi & denda simpanan & kredit yg diberikan Keuntungan pembelian/ pnjualn kmbl obligasi dlm perbendaharaan bersih Keuntungan penjualan efek2 - bersih Keuntungan knaikn nilai obligasi pemerintah yg diperdagangkan - bersih Keuntungan pnjualan obligasi pmrinth bersih
132
Keuntungan knaikn nilai efek2 yg diperdagangkan bersih
0
0.00%
2
0.00%
4,360
0.06%
Lain-lain
40,367
0.84%
50,721
0.85%
49,570
0.72%
PENDAPATAN NON OPERASIONAL BERSIH JUMLAH PENDAPATAN
(4,292)
-0.09%
6,379
0.11%
(13,495)
-0.20%
4,779,805
100%
6,001,177
100%
6,894,499
100%
BEBAN Beban Bunga & Bonus Bunga
(2,600,060)
-54.40%
(3,420,345)
-56.99%
(3,135,975)
-45.49%
Beban pendanaan lainnya
(3,859)
-0.08%
(4,115)
-0.07%
(4,365)
-0.06%
Bonus
(2,775)
-0.06%
(3,272)
-0.05%
(3,594)
-0.05%
4,782
0.10%
(52,864)
-0.88%
(310,536)
-4.50%
(9,770)
-0.20%
(11,355)
-0.19%
(21,244)
-0.31%
Gaji&tunjangan kyawan
(772,818)
-16.17%
(937,075)
-15.61%
(1,136,484)
-16.48%
Umum & administrasi Premi prgrm pnjaminan Pmrnth
(555,335)
-11.62%
(673,954)
-11.23%
(886,244)
-12.85%
(51,298)
-1.07%
(70,562)
-1.18%
(79,964)
-1.16%
(32,116)
-0.67%
(127)
0.00%
0
0.00%
(7,535)
-0.16%
0
0.00%
0
0.00%
(3,530)
-0.07%
(11,407)
-0.19%
0
0.00%
bersih
(23,105)
-0.48%
(27)
0.00%
0
0.00%
Lain-lain MANFAAT(BEBAN) PAJAK
(56,853)
-1.19%
(70,257)
-1.17%
(144,519)
-2.10%
Kini
(291,935)
-6.11%
(227,996)
-3.80%
(374,350)
-5.43%
56,876
1.19%
(11,578)
-0.19%
40,066
0.58%
Pembalikan (Beban) Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif & Non-Produktif Beban Estimasi Kerugian Komitmen & Kontinjensi Beban Operasional Lainnya
Kerugian penurunan nilai obligasi pmrnth yg diprdagangkn bersih Kerugian penurunan nilai efek2 utk Diperdagangkanbersih Kerugian transaksi mata uang asing bersih Kerugian penjualan obligasi pemerintah
Tangguhan
133
JUMLAH BEBAN LABA OPERASIONAL
(4,349,331)
-90.99%
(5,494,934)
-91.56%
(6,057,209)
-87.86%
669,825
14.01%
739,438
12.32%
1,263,717
18.33%
665,533
13.92%
745,817
12.43%
1,250,222
18.13%
0
0.00%
506,243
8.44%
915,938
13.29%
0
0.00%
(15,790)
-0.26%
0
0.00%
430,474
9.01%
490,453
8.17%
915,938
13.29%
28.520
0.00%
76
0.00%
105
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
104
0.00%
LABA SBLM MANFAAT PAJAK PENGHASILN LABA BRSH SBLM POS LUAR BIASA POS LUAR BIASA BERSIH LABA BERSIH LABA BERSIH PER SAHAM DASAR Dasar (nilai penuh) Dilusian (nilai penuh)
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Tabungan Negara periode 31 Desember 2008 Berdasarkan laporan laba rugi Bank Tabungan Negara periode 2008, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp4,779,805,000.
Sebesar
91.47%
(4,372,009,000)
dari
total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan sebesar
3.69%
(Rp176,330,000)
diperoleh
dari
pendapatan
operasional lainnya dalam pungutan administrasi dan denda simpanan dan kredit yang diberikan. Sementara pendapatan non operasional mengalami defisit sebesar Rp 4,292,000 atau (-0.09%) dan pendapatan terkecil berasal dari keuntungan dari penjualan efek-efek bersih sebesar 0,001% (Rp53,000).
134
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank Tabungan Negara antara lain beban operasional dan beban non operasional dengan total beban sebesar Rp4,349,331,000. Beban terbesar berasal dari beban bunga dan pembiayaan lainnya sebesar 54.379 % (Rp2,600,060,000) dari total pendapatan, kemudian beban gaji dan tunjangan karyawan sebesar Rp772,818,000 atau 16.17% dari total pendapatan. Pada periode 2008 laba bersih Bank Tabungan Negara mencapai 9.01% ( Rp439,474,000 ). Pada tahun 2008, Bank BTN membukukanpendapatan bunga sebesar Rp4,57 triliun,meningkat sebesar 16,18%, atau naik sebesarRp636 miliar, dari Rp3,93 triliun di tahun 2008. Peningkatan ini bersumber dari naiknyatingkat suku bunga pinjaman yang mengikutitren kenaikan suku bunga deposito sebesar2%-3% di tahun yang dilaporkan.
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Tabungan Negara periode 31 Desember 2009 Berdasarkan laporan laba rugi Bank Tabungan Negara periode 2009, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp6,001,177,000.
Sebesar
91.18%
(5,471,728,000)
dari
total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan sebesar
3.48%
(Rp208,936,000)
diperoleh
dari
pendapatan
operasional lainnya dalam pungutan administrasi dan denda simpanan
135
dan kredit yang diberikan. Sementara pendapatan terkecil berasal dari keuntungan dari penjualan obligasi pemerintah bersih sebesar 0,09% (Rp5,198,000),keuntungan lain-lain sebesar Rp 50,721,000(0.84%) dan pendapatan non operasional bersih sebesar Rp 6,379,000 (0.11%). Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank Tabungan Negara antara lain beban operasional dan beban non operasional dengan total beban sebesar Rp5,494,934,000. Beban terbesar berasal dari beban bunga dan pembiayaan lainnya sebesar 56.99% (Rp3,420,345,000) dari total pendapatan, kemudian beban gaji dan tunjangan karyawan sebesar Rp937,705,000 atau 15.61% dari total pendapatan. Pada periode 2009 laba bersih Bank Tabungan Negara mencapai 8.17% ( Rp490,453,000 ).
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Tabungan Negara periode 31 Desember 2010 Berdasarkan laporan laba rugi Bank Tabungan Negara periode 2010, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp6,894,499,000. Sebesar 91.76 % (6,326,333,000) dari total pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan sebesar
3.55%
(Rp244,817,000)
diperoleh
dari
pendapatan
operasional lainnya dalam pungutan administrasi dan denda simpanan dan kredit yang diberikan. Sementara pendapatan terkecil berasal dari
136
keuntungan kenaikan nilai efek-efek yang diperdagangkan bersih sebesar 0,06% (Rp4,360,000). Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank Tabungan Negara antara lain beban operasional dan beban non operasional dengan total beban sebesar Rp6,057,209,000. Beban terbesar berasal dari beban bungasebesar 45.48% (Rp3,135,975,000) dari total pendapatan, kemudian beban gaji dan tunjangan karyawan sebesar Rp1,136,484,000 atau 16.48% dari total pendapatan. Pada periode 2010 laba bersih Bank Tabungan Negara meningkat dari tahun sebelumnya mencapai13.28% (Rp915,938,000 ).
137
3.
Analisis Vertikal pada Laporan Arus Kas Laporan perubahan posisi keuangan merupakan laporan arus kas yang membagi arus kas menjadi tiga kategori arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan. Analisis Vertika pada laporan
arus
kas
dilakukan
melalui
membandingkan
posdiperubahan kas dengan total kas keluar dan masuk.
PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.12 analisis vertikal pada laporan arus kas PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 2008
2009
2010
Rp
%
Rp
%
Rp
%
4,480,873
33.03%
5,691,970
28.60%
6,424,521
40.79%
93,280
0.69%
86,671
0.44%
78,758
0.50%
lainnya - bersih
(4,292)
-0.03%
6,379
0.03%
(13,495)
-0.09%
Aktiva lain2
139,904
1.03%
(43,972)
-0.22%
282,084
1.79%
Giro
577,466
4.26%
4,462,404
22.42%
(2,220,607)
-14.10%
Giro Wadiah
30,577
0.23%
48,638
0.24%
30,511
0.19%
Tabungan
161,802
1.19%
1,491,859
7.50%
1,850,934
11.75%
57,162
0.42%
74,007
0.37%
75,729
0.48%
Deposito berjangka Deposito berjangka Mudharabah
6,386,571
47.08%
2,051,316
10.31%
6,742,806
42.81%
48,078
0.35%
637,986
3.21%
851,721
5.41%
Smpnan dr bank lain Pnrimaan dr klaim asrnsi
315,042
2.32%
174,573
0.88%
53,509
0.34%
0
0.00%
40,300
0.20%
25,379
0.16%
ARUS KAS MASUK Dr Kegiatan Operasi Pnerimaan bunga&bg hsl, provisi&komisi Penerimaan kredit yg tlhdihapusbukukan Pndptn bkn oprsional
Simpanan dr nasabah
Tabungan Wadiah & Mudharabah
138
Dr Kegiatan Investasi Pnjualn efek2 yg dimiliki hngg jth tmp
141,946
1.05%
-
-
-
-
4,947
0.04%
0
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
1,500,000
7.54%
1,650,000
10.48%
8,000
0.06%
-
-
20,000
0.13%
0
0.00%
1,888,046
9.49%
0
0.00%
dgn janji dbeli kmbl
1,124,999
8.29%
1,789,710
8.99%
(100,890)
-0.64%
TOTAL ARUS KAS MASUK
13,566,355
100%
19,899,887
100%
15,750,960
100%
(2,535,349)
18.42%
(3,462,878)
19.53%
(3,141,922)
21.65%
(293,709)
2.13%
(269,211)
1.52%
(291,979)
2.01%
(1,181,133)
8.58%
(1,379,881)
7.78%
(2,131,694)
14.69%
(77,195)
0.56%
0
0.00%
62,450
-0.43%
(58,331)
0.42%
(36,049)
0.20%
(278,269)
1.92%
1,047,424
-7.61%
288,294
-1.63%
(532,558)
3.67%
109,367
-0.79%
(49)
0.00%
33,410
-0.23%
(9,775,606)
71.01%
(8,794,395)
49.60%
(10,895,306)
75.09%
Kewajiban segera Kewajiban swap suku bunga
88,817
-0.65%
120,096
-0.68%
34,795
-0.24%
2,115
-0.02%
(2,115)
0.01%
0
0.00%
Kewajiban lain2
219,401
-1.59%
272,923
-1.54%
126,265
-0.87%
(2,660,034)
15.00%
2,304,519
-15.88%
Pnjualan aset ttp Dr Kegiatan Pendanaan Pnrimaan dr srt2 brhrga yg diterbitkan Penjualan kembali obligasi dlm perbendaharaan Penerbitan saham Pjualn efek2 yg djual
ARUS KAS KELUAR Dr Kegiatan Operasi Pembayaran bunga & bonus, prvisi&komisi Pembayaran pajak penghslanbadan Beban operasional lainnya - bersih Pnmptn pd bank lain Efek2 diprdgangkn& tersedia utk dijual Obligasi pemerintah diperdagangkan & tersedia utk dijual Tagihan swap suku bunga Kredit yg diberikan &pembiayaan/piutang syariah
Dr Kegiatan Investasi Pmbelian efek2 yg dmiliki hngga jth tmp
139
Pembelian aset tetap Pembelian obligasi pmerintah yg dimiliki
(134,503)
0.98%
(347,641)
1.96%
(335,552)
2.31%
hngga jth tmpo
(50,172)
0.36%
(11,134)
0.06%
1,013,395
-6.98%
Dr Kegiatan Pendanaan Pelunasan pinjaman subordinasi
0
0.00%
(250,000)
1.41%
0
0.00%
Pmbyaran biaya emisi srt2 berharga yg dterbitkn
0
0.00%
(6,231)
0.04%
0
0.00%
-
-
(20,000)
0.11%
-
-
(344,460)
2.50%
(297,297)
1.68%
415,789
-2.87%
Lingkungan Pmbayarn atas jth tempo srt2 brharga
(33,037)
0.24%
(55,961)
0.32%
(143,221)
0.99%
yg diterbitkan
(750,000)
5.45%
(750,000)
4.23%
(750,000)
5.17%
0
0.00%
(68,391)
0.39%
0
0.00%
(13,766,371)
100%
(17,729,954)
100%
(14,509,878)
100%
(200,016)
-9.69%
2,169,933
37.98%
1,241,082
17.84%
2,263,192
109.69%
3,544,083
62.02%
5,714,016
82.16%
2,063,176
100%
5,714,016
100%
6,955,098
100%
229,843
11.14%
294,357
5.15%
362,769
5.22%
1,811,728
87.81%
2,842,112
49.74%
4,126,152
59.33%
21,605
0.00%
33,378
0.58%
153,797
2.21%
Pembelian kmbl obligasi dlm perbendaharaan Pembayaran pinjaman yg diterima Pembayaran dividen, tantiem direksi& komisaris, Program Kemitraan & Bina
Biaya emisi pnerbitan saham TOTAL ARUS KAS KELUAR KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS & SETARA KAS KAS & SETARA KAS AWAL PERIODE KAS&SETARA KAS AKHIR PERIODE Rincian kas & setara kas akhir periode adlh sbb: Kas Giro pd Bank Indonesia Giro pd bank lain Penempatan pd bank
140
lain-jngk wkt jth tmp 3 bulan atau kurang sjk tgl perolehan Jumlah
0
0.00%
2,544,169
44.53%
2,312,380
33.25%
2,063,176
100%
5,714,016
100%
6,955,098
100%
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Tabungan Negara periode 31 Desember 2008 Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun 2008 berasal dari kegiatan operasi yaitu dari deposito berjangka sebesar Rp6,386,571,000 (47.08%), kemudian penerimaan bunga, provisi dan komisi sebesar Rp4,480,873,000 (33.03%). Arus kas masuk terkecil berasal dari kegiatan investasi yaitu hasil penjualan asset tetap sebesar Rp4,947,000(0.04%) dan dari kegiatan pendanaan yaitu penjualan kembali obligasi dalam perbendaharaan sebesar Rp8,000,000(0.06%). Arus kas keluar terbesar pada tahun 2008 berasal dari kegiatan operasi yaitu kredit yang di berikan dan pembiayaan/piutang syariah sebesar Rp 9,755,606,000 (71.01%) dan dari pembayaran bunga dan bonus,provisi dan komisi sebesar Rp2,535,349,000(18.42%). Total arus kas masuk pada tahun 2008 mengalami defisit dimana total arus kas masuk pada tahun 2008 sebesar Rp13,566,355,000 lebih kecil dari total arus kas keluar yang sebesar Rp13,766,371,000.
141
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Tabungan Negara periode 31 Desember 2009 Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun 2009 berasal dari kegiatan operasi yaitu dari penerimaan bunga dan bagi hasil, provisi dan komisi sebesar Rp5,691,970,000 (28.60%), kemudian giro sebesar Rp4,462,404,000 (22.42%). Arus kas masuk terkecil berasal dari kegiatan operasi yaitu pendapatan bukan operasional lainnya sebesar Rp6,379,000(0.03%) dan dari penerimaan dari klaim asuransi sebesar Rp40,300,000(0.20%). Arus kas keluar terbesar pada tahun 2009 berasal dari kegiatan operasi yaitu kredit yang di berikan dan pembiayaan/piutang syariah sebesar Rp8,794,395,000 (49.60%) dan dari pembayaran bunga dan bonus,provisi dan komisi sebesar Rp3,462,878,000(19.53%). Total arus kas masuk pada tahun 2009 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnyadan lebih besar dari arus kas keluar (surplus) dimana total arus kas masuk pada tahun 2009 sebesar Rp19,899,887,000 lebih besar dari total arus kas keluar yang sebesar Rp17,729,954,000.
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Tabungan Negara periode 31 Desember 2010 Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun 2010 berasal dari kegiatan operasi yaitu dari deposito berjangka
142
sebesar Rp6,742,806,000 (42.81%), kemudian penerimaan bunga dan bagi
hasil,
provisi
dan
komisi
sebesar
Rp6,424,521,000
(40.79%).Pada periode ini deposito berjangka kembali menguat setelah mengalami penurunan pada tahun 2009.Arus kas masuk terkecil berasal dari kegiatan pendanaan yaitu penjualan kembali obligasi dalam perbendaharaan sebesar Rp20,000,000(0.13%) dan dari kegiatan operasi yaitu penerimaan dari klaim asuransi sebesar Rp25,379,000(0.16%). Arus kas keluar terbesar pada tahun 2010 berasal dari kegiatan operasi yaitu kredit yang di berikan dan pembiayaan/piutang syariah sebesar Rp10,895,306,000 (75.09%) dimana jumlah kredit pada periode ini meningkat di banding tahun sebelumnya dan dari pembayaran
bunga
dan
bonus,provisi
dan
komisi
sebesar
Rp3,141,922,000(21.65%). Total arus kas masuk pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dan lebih besar dari arus kas keluar (surplus) dimana total arus kas masuk pada tahun 2010 sebesar Rp15,750,960,000 lebih besar dari total arus kas keluar yang sebesar Rp14,509,878,000.
143
5.2 ANALISIS HORIZONTAL BANK BUMN Analisis horizontal adalah analisa dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa perode sehingga diketahui perkembangan perusahaan dari periode satu ke periode yang lainnya.
5.2.1
Analisis Horizontal Bank Mandiri
1. Analisis Horizontal Pada Neraca PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.13 analisis horizontal pada neraca PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk kenaikan/penurunan 2008
2009
2009-2008
kenaikan / penurunan 2009
Rp
%
2010
2010-2009 Rp
%
AKTIVA Kas
8,388,974
8,867,881
478,907
5.71%
8,867,881
9,521,713
653,832
7.37%
Giro pd Bank Indonesia
13,354,289
16,055,871
2,701,582
20.23%
16,055,871
24,856,699
8,800,828
54.81%
Giro pd bank lain bersih stlh dikurangi cadangan kerugian sebsr Rp10.113,Rp 86.962
145
&Rp87.689 pd tgl31Desember 2010,2009&2008
7,406,529
7,402,647
(3,882)
-0.05%
7,402,647
8,559,665
1,157,018
15.63%
29,404,818
41,402,410
11,997,592
40.80%
41,402,410
28,914,035
(12,488,375)
-30.16%
0
25,000
25,000
25,000
0
(25,000)
-100.00%
24,670,360
18,143,414
(6,526,946)
-26.46%
18,143,414
27,359,768
9,216,354
50.80%
24,670,360
18,168,414
(6,501,946)
-26.36%
18,168,414
27,359,768
9,191,354
50.59%
(45,513)
(15,022)
30,491
-66.99%
(15,022)
(112,239)
(97,217)
647.16%
24,624,847
18,153,392
(6,471,455)
-26.28%
18,153,392
27,247,529
9,094,137
50.10%
88,259,039
89,132,940
873,901
0.99%
89,132,940
78,092,734
(11,040,206)
-12.39%
3,513,133
3,146,143
(366,990)
-10.45%
3,146,143
2,575,586
(570,557)
-18.14%
Penempatan pd bank lain& Bank Indonesia setlh dikurangi cadangan kerugian sebsr Rp137.885,Rp347.184&Rp386.708 pd tgl 31 Desember 2010,2009 & 2008 Efek-efek Pihak yg mempunyai hub. istimewa Pihak ketiga Dikurangi: Diskonto yg blm diamortisasi keuntungan yg blm direalisasi dr kenaikan nilai efek-efek &cadangan kerugian penurunan nilai Obligasi Pemerintah Tagihan lainnya - Transaksi Perdagangan setlh dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing2 sebsr Rp1.146.327, Rp844.781 &Rp1.158.049 pd tgl 31Des2010,2009&2008 Tagihan atas Efek2 yg Dibeli dgn Janji Dijual Kembali-stlh dikurangi cadangan kerugian
146
penurunan nilai masing2 sebesar RpNihil, Rp30.488&Rp47.987pd tgl31Des10,09&08
619,092
4,905,541
4,286,449
692.38%
4,905,541
8,980,757
4,075,216
83.07%
354,024
174,526
(179,498)
-50.70%
174,526
37,096
(137,430)
-78.74%
641,263
638,057
(3,206)
-0.50%
638,057
799,179
161,122
25.25%
Pihak ketiga
173,858,171
196,488,172
22,630,001
13.02%
196,488,172
243,227,805
46,739,633
23.79%
Jumlah Kredit yg Diberikan
174,499,434
197,126,229
22,626,795
12.97%
197,126,229
244,026,984
46,900,755
23.79%
(1,334)
0
1,334
-100.00%
0
0
0
pendapatan yg ditangguhkan
174,498,100
197,126,229
22,628,129
12.97%
197,126,229
244,026,984
46,900,755
23.79%
Dikurangi:Cadangan krugian pnurunan nilai
(11,860,312)
(12,435,525)
(575,213)
4.85%
(12,435,525)
(11,481,725)
953,800
-7.67%
Jumlah Kredit yg Diberikan - bersih
162,637,788
184,690,704
22,052,916
13.56%
184,690,704
232,545,259
47,854,555
25.91%
0
1,404,045
1,404,045
1,404,045
2,132,823
728,778
51.91%
Tagihan Derivatif-stlh dkurangi cdangan krugian penurunan nilai masing2 sbsr RpNihil,Rp1.765 &Rp6.313 pd tgl31Des2010,2009&2008 Kredit yg Diberikan Pihak yg m'punyai hub istimewa
Dikurangi: Pendapatan yg ditangguhkan Jumlah Kredit yg Diberikan setelah
Piutang Pembiayaan Konsumen stlh dkurangi cdngan krugian pnurunan nilai masing sbsr Rp40.769, Rp16.343& RpNihil pd tgl31Des2010,2009&2008 Tagihan akseptasi setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing2 sbsr Rp171.097, Rp52.773
147
&Rp246.008 pd tgl31Des2010,2009&2008
3,596,359
4,304,000
707,641
19.68%
4,304,000
3,779,409
(524,591)
-12.19%
158,173
186,848
28,675
18.13%
186,848
6,248
(180,600)
-96.66%
0
0
0
0
7,212,113
7,212,113
4,603,560
4,963,306
359,746
7.81%
4,963,306
5,527,000
563,694
11.36%
6,123,919
6,014,085
(109,834)
-1.79%
6,014,085
4,401,088
(1,612,997)
-26.82%
5,394,134
3,812,265
(1,581,869)
-29.33%
3,812,265
5,384,797
1,572,532
41.25%
358,438,678
394,616,604
36,177,926
10.09%
394,616,604
449,774,551
55,157,947
13.98%
Penyertaan saham stlh dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing2 sbsr Rp1.285, Rp2.106&Rp1.656 pd tgl31Des10,09&08 Investasi Pmgang Polis pd Kntrak Unit-Linked Aktiva tetap stlh dikurangi akumulasi penyusutan&amortisasi masing2 sbsr Rp5.300.137, Rp4.869.622& Rp4.461.347 pd tgl31 Des2010, 2009 dan 2008 Aktiva pajak tngguhan-stlh dkurangi pnyisihn sbsr masing2 Rp1.065.606, RpNihil& RpNihil pd tgl 31Des2010,2009&2008 Aset Lain2- stlh dkurangi pnyisihan krugian msng2 sebsr Rp740.012,Rp936.622 &Rp639.575 pd tgl31Des2010,2009&2008 JUMLAH ASET KEWAJIBAN, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS
148
KEWAJIBAN&DANA SYIRKAH TEMPORER Kewajiban segera
619,798
573,557
(46,241)
-7.46%
573,557
757,465
183,908
32.06%
Simpanan nasabah Bank Konvensional&Syariah Bukan Dana Syirkah Temporer Giro Pihak yg m'punyai hub istimewa Pihak ketiga
115,857
254,439
138,582
119.61%
254,439
495,154
240,715
94.61%
68,970,831
72,437,086
3,466,255
5.03%
72,437,086
67,792,099
(4,644,987)
-6.41%
69,086,688
72,691,525
3,604,837
5.22%
72,691,525
68,287,253
(4,404,272)
-6.06%
40,562
90,589
50,027
123.33%
90,589
105,513
14,924
16.47%
89,667,809
106,636,775
16,968,966
18.92%
106,636,775
123,851,094
17,214,319
16.14%
89,708,371
106,727,364
17,018,993
18.97%
106,727,364
123,956,607
17,229,243
16.14%
Tabungan Pihak yg m'punyai hub istimewa Pihak ketiga Deposito berjangka Pihak yg m'punyai hub istimewa
311,649
467,683
156,034
50.07%
467,683
1,188,078
720,395
154.03%
116,957,341
123,007,078
6,049,737
5.17%
123,007,078
143,955,971
20,948,893
17.03%
117,268,990
123,474,761
6,205,771
5.29%
123,474,761
145,144,049
21,669,288
17.55%
0
5,322
5,322
5,322
85,094
79,772
1498.91%
tdk terikat tabungan mudharabah
5,245,641
7,067,647
1,822,006
34.73%
7,067,647
9,628,749
2,561,102
36.24%
Investasi tdk trikat deposito mudharabah
7,802,362
9,583,762
1,781,400
22.83%
9,583,762
15,110,402
5,526,640
57.67%
Pihak ketiga Bank Syariah Dana Syirkah Temporer Investasi terikat giro&giro mudharabah musytarakah Investasi terikat tabungan&investasi
149
Jumlah Simpanan Nasabah
13,048,003
16,656,731
3,608,728
27.66%
16,656,731
24,824,245
8,167,514
49.03%
289,112,052
319,550,381
30,438,329
10.53%
319,550,381
362,212,154
42,661,773
13.35%
3,096,390
5,744,330
2,647,940
85.52%
5,744,330
1,780,344
(3,963,986)
-69.01%
7,588
0
(7,588)
-100.00%
0
0
0
4,347,403
4,736,318
388,915
8.95%
4,736,318
5,422,339
686,021
14.48%
7,451,381
10,480,648
3,029,267
40.65%
10,480,648
7,202,683
(3,277,965)
-31.28%
Simpanan dr Bank Lain Bank Konvensional &Syariah Bukan Dana Syirkah Temporer Giro & tabungan Inter -bank call money Deposito berjangka Bank Syariah Dana Syirkah Temporer Investasi tdk terikat tabungan mudharabah
48,353
98,239
49,886
103.17%
98,239
100,532
2,293
2.33%
Investasi tdk terikat deposito mudharabah
218,380
207,640
(10,740)
-4.92%
207,640
326,647
119,007
57.31%
267
305,879
305,612
114576.10%
305,879
427,179
121,300
39.66%
7,718,114
10,786,527
3,068,413
39.76%
10,786,527
7,629,862
(3,156,665)
-29.26%
Janji Dibeli Kembali
981,893
316,356
(665,537)
-67.78%
316,356
0
(316,356)
-100.00%
Kewajiban Derivatif
160,678
41,611
(119,067)
-74.10%
41,611
33,246
(8,365)
-20.10%
0
0
0
0
7,212,113
7,212,113
Kewajiban Akseptasi
3,842,367
4,356,773
514,406
13.39%
4,356,773
3,950,506
(406,267)
-9.32%
Efek2 yg Diterbitkan
1,016,603
1,672,619
656,016
64.53%
1,672,619
1,492,744
(179,875)
-10.75%
0
(1,605)
(1,605)
(1,605)
(1,377)
228
-14.21%
Jumlah Simpanan dr Bank Lain Kewajiban atas efek2 yg Dijual dgn
Kewajiban kpd Pmegang Polis Unit-Linked
Dikurangi:Biaya penerbitan yg blm diamortisasi
150
1,016,603
1,671,014
654,411
64.37%
1,671,014
1,491,367
(179,647)
-10.75%
9,371,508
3,944,356
(5,427,152)
-57.91%
3,944,356
5,634,838
1,690,482
42.86%
Estimasi Kerugian atas Komitmen&Kontinjensi
316,401
329,362
12,961
4.10%
329,362
371,665
42,303
12.84%
Beban yg Msh Harus Dibayar
746,808
542,921
(203,887)
-27.30%
542,921
606,975
64,054
11.80%
Hutang Pajak
3,174,500
1,855,829
(1,318,671)
-41.54%
1,855,829
1,408,798
(447,031)
-24.09%
Kewajiban Lain2
7,999,368
9,132,586
1,133,218
14.17%
9,132,586
10,338,954
1,206,368
13.21%
Pinjaman Subordinasi
2,836,650
6,217,068
3,380,418
119.17%
6,217,068
6,056,572
(160,496)
-2.58%
327,896,740
359,318,341
31,421,601
9.58%
359,318,341
407,704,515
48,386,174
13.47%
28,069
189,494
161,425
575.10%
189,494
527,228
337,734
178.23%
10,452,824
10,452,824
0
0.00%
10,452,824
10,498,247
45,423
0.43%
Pinjaman yg Diterima
JUMLAH KEWAJIBAN& DANA SYIRKAH TEMPORER Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan yg Dikonsolidasi EKUITAS Modal saham-nilai nominal Rp500(nilai pnh) per lmbr. Modal dasar- 1 lmbr saham Dwiwarna Seri A&31.999.999.999 lmbr Saham Biasa Seri B. Modal Ditempatkan& Disetor-1 lmbr Saham Dwiwarna Seri A& 20.996.494.741 lmbr Saham Biasa Seri B pd tgl31Des2010,1 lmbr Saham Dwiwarna Seri A &20.970.116.804 lmbr Saham Biasa Seri B pd tgl31Des2009&1lmbr Saham Dwiwarna Seri A 20.905.647.787 lmbr Saham Biasa Seri B pd tgl 31Des2008
151
Tambahan modal disetor
6,809,056
6,911,587
102,531
1.51%
6,911,587
6,960,680
49,093
0.71%
239,625
120,963
(118,662)
-49.52%
120,963
69,593
(51,370)
-42.47%
(170,310)
(260,756)
(90,446)
53.11%
(260,756)
(405,197)
(144,441)
55.39%
(50,935)
(22,890)
28,045
-55.06%
(22,890)
(22,702)
188
-0.82%
54,465
16,174
(38,291)
-70.30%
16,174
0
(16,174)
-100.00%
Sdh Ditentukan Penggunaannya
5,680,357
5,706,921
26,564
0.47%
5,706,921
5,706,921
Blm Ditentukan Penggunaannya
7,498,787
12,151,712
4,652,925
62.05%
12,151,712
18,735,266
6,583,554
54.18%
Jumlah Saldo Laba
13,179,144
17,858,633
4,679,489
35.51%
17,858,633
24,442,187
6,583,554
36.86%
JUMLAH EKUITAS
30,513,869
35,108,769
4,594,900
15.06%
35,108,769
41,542,808
6,434,039
18.33%
JUMLAH KEWAJIBAN DANA SYIRKAH TEMPORER& EKUITAS
358,438,678
394,616,604
36,177,926
10.09%
394,616,604
449,774,551
55,157,947
13.98%
Selisih kurs krn pnjabaran lap keuangan dlm mata uang asing Kerugian Bersih yg Blm Direalisasi dr pnurunan Nilai Wajar Efek2&Obligasi Pmrintah yg trsedia utk dijual Stlh Dikurangi Pajak Tangguhan Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan Opsi Saham Saldo Laba(saldo rugi sbsr Rp162.874.901 tlh dieliminasi dgn tmbhn modal disetor/agio saham pd saat kuasi reorganisasi pd tgl 30 April 2003) 0.00%
152
Analisis horizontal pada neraca BANK MANDIRI periode 20082009 Laporan Neraca PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk periode 2008
ke 2009 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 10.09%. Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti giro pada bank Indonesia sebesar 20.23%, penempatan pada Bank lain dan Bank Indonesia sebesar 40.80%, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali sebesar 692.38%, tagihan akseptasi sebesar 19.68%, dan penyertaan saham setelah dikurangi cadangan kerugian sebesar 18.13%. Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang signifikan adalah tagihan derivatif dan asset lain-lain. Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama periode 2008-2009 menunjukkan peningkatan pada pos pasiva kewajiban meningkat sebesar Rp31,421,601,000(9.58%) dan ekuitas sebesar Rp 4,594,900 (15.06%).
Pos–pos yang mengalami peningkatan yang
signifikan pada sisi pasiva adalah giro dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, tabungan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, deposito berjangka dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, investasi tidak terikat tabungan mudharabah, dan pinjaman subordinasi.Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah kewajiban derivatif, kewajiban atas efek-efek yang dijual, pinjaman yang diterima dan hutang pajak.Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan adalah tambahan modal disetor dan obligasi pemerintah, sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dan opsi saham.Sementara
modal
saham tidak mengalami penurunan ataupun peningkatan pada periode 2008-2009.
153
Analisis horizontal pada neraca BANK MANDIRI periode 20092010 Laporan Neraca PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk periode 2009
ke 2010 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 13.98%. Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti giro pada bank Indonesia sebesar 54.81%, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali sebesar 83.07%, piutang pembiayaan konsumen sebesar 51.91%, efekefek dari pihak ketiga sebesar 50.80% dan asset lain-lain sebesar 41.25%. Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang signifikan adalah tagihan derivatif, penyertaan saham dan efek-efek yang mempunyai hubungan istimewa. Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama periode 2009-2010 menunjukkan peningkatan
pada
pos
Rp48,386,174,000(13.47%) dan
pasiva
kewajiban
meningkat
sebesar
ekuitas sebesar Rp 6,434,039,000 (18.33%).
Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalah kewajiban segera, giro dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, investasi terikat giro, dan pinjaman yang diterima.Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah giro dan tabungan dan kewajiban atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali. Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan adalah modal saham, tambahan modal disetor dan obligasi pemerintah, sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dan opsi saham.
154
2. Analisis Horizontal Pada Laporan Laba Rugi PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.14 analisis horizontal pada laporan laba rugi PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk kenaikan/penurunan 2008
2009
2009-2008 Rp
kenaikan/penurunan 2009
2010
2010-2009
%
Rp
%
PENDAPATAN&BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga Pendapatan bunga
26,496,487
31,640,259
5,143,772
19.41%
31,640,259
33,931,650
2,291,391
7.24%
839,750
958,705
118,955
14.17%
958,705
0
(958,705)
-100.00%
27,336,237
32,598,964
5,262,727
19.25%
32,598,964
33,931,650
1,332,686
4.09%
(12,371,417)
(15,675,213)
(3,303,796)
26.71%
(15,675,213)
(14,394,598)
1,280,615
-8.17%
(165,200)
(146,636)
18,564
-11.24%
(146,636)
(18,443)
128,193
-87.42%
(12,536,617)
(15,821,849)
(3,285,232)
26.21%
(15,821,849)
(14,413,041)
1,408,808
-8.90%
14,799,620
16,777,115
1,977,495
13.36%
16,777,115
19,518,609
2,741,494
16.34%
Pendapatan Premi
0
0
0
0.00%
0
1,025,306
1,025,306
Beban Klaim
0
0
0
0.00%
0
(472,394)
(472,394)
PENDAPATAN PREMI-BERSIH
0
0
0
0.00%
0
552,912
552,912
Pendapatan provisi&komisi JMLH PENDAPATAN BUNGA BEBAN BUNGA Beban bunga Beban pembiayaan lainnya JUMLAH BEBAN BUNGA PENDAPATAN BUNGA BERSIH
PENDAPATAN BUNGA-BERSIH& PENDAPATAN PREMI-BERSIH
155
Pendapatan Operasional Lainnya Provisi&komisi lainnya
3,423,247
4,311,235
887,988
25.94%
4,311,235
5,101,838
790,603
18.34%
Laba selisih kurs-bersih
789,350
637,065
(152,285)
-19.29%
637,065
595,449
(41,616)
-6.53%
Lain-lain
440,410
536,063
95,653
21.72%
536,063
2,735,530
2,199,467
410.30%
4,653,007
5,484,363
831,356
17.87%
5,484,363
8,432,817
2,948,454
53.76%
(2,986,361)
(1,147,540)
1,838,821
-61.57%
(1,147,540)
(2,986,234)
(1,838,694)
160.23%
Kerugian ats Komitmen&Kontinjensi
221,393
(37,782)
(259,175)
-117.07%
(37,782)
(53,358)
(15,576)
41.23%
Pmbalikn/(Pmbntukn)Pnyisihn Kerugian
170,139
(810,408)
(980,547)
-576.32%
(810,408)
88,778
899,186
-110.95%
1,486
(2,155)
(3,641)
-245.02%
(2,155)
(23,401)
(21,246)
985.89%
(54,061)
180,752
234,813
-434.35%
180,752
286,870
106,118
58.71%
Beban gaji&tunjangan
(4,563,768)
(4,853,601)
(289,833)
6.35%
(4,853,601)
(5,802,173)
(948,572)
19.54%
Beban umum&administrasi
(3,861,684)
(4,324,893)
(463,209)
12.00%
(4,324,893)
(5,467,972)
(1,143,079)
26.43%
(469,329)
(831,373)
(362,044)
77.14%
(831,373)
(804,828)
26,545
-3.19%
(8,894,781)
(10,009,867)
(1,115,086)
12.54%
(10,009,867)
(12,074,973)
(2,065,106)
20.63%
Jmlh Pndptn Operasional Lainnya Pmbntukn Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (Pmbentukn)/Pmbalikan Pnyisihan Estimasi
(Kerugian)/Keuntungan yg Blm Direalisasi dr Pnurunan/Kenaikan Nilai Wajar Efek2,Obligasi Pemerintah&Investasi Pemegang Polis pd Kontrak Unit-Linked Keuntungan/(Kerugian) dr Pnjualn Efek2 &Obligasi Pemerintah BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
Lain2 bersih Jmlh Beban Operasional Lainnya
156
LABA OPERASIONAL Pendapatan Bkn Operasional-Bersih
7,910,442
10,434,478
2,524,036
31.91%
10,434,478
13,742,020
3,307,542
31.70%
158,118
389,596
231,478
146.40%
389,596
230,142
(159,454)
-40.93%
8,068,560
10,824,074
2,755,514
34.15%
10,824,074
13,972,162
3,148,088
29.08%
(4,711,894)
(3,479,867)
1,232,027
-26.15%
(3,479,867)
(3,026,466)
453,401
-13.03%
1,958,650
(145,719)
(2,104,369)
-107.44%
(145,719)
(1,576,470)
(1,430,751)
981.86%
(2,753,244)
(3,625,586)
(872,342)
31.68%
(3,625,586)
(4,602,936)
(977,350)
26.96%
5,315,316
7,198,488
1,883,172
35.43%
7,198,488
9,369,226
2,170,738
30.16%
LABA SBLM(BEBAN)MANFAAT PAJAK &HAK MINORITAS (Beban)/Manfaat Pajak Tahun Berjalan Tangguhan Jmlh Beban Pajak - BersiH LABA BERSIH STLH PAJAK SBLM HAK MINORITAS HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YG DIKONSOLIDASI
(2,495)
(43,024)
(40,529)
1624.41%
(43,024)
(43,024)
5,312,821
7,155,464
1,842,643
34.68%
7,155,464
9,218,298
2,062,834
28.83%
Dasar (dalam Rupiah penuh)
254.51
341.72
87.21
34.27%
341.72
439.38
97.66
28.58%
Dilusian (dalam Rupiah penuh)
253.84
341.37
87.53
34.48%
341.37
439.38
98.01
28.71%
LABA BERSIH
0.00%
LABA PER SAHAM
157
Laporan Laba Rugi 2008 keAnalisis horizontal pada laba rugi BANK MANDIRI periode 2008-2009 2009
PT
BANK
MANDIRI
(PERSERO)
Tbk.menunjukkan
peningkatan laba sebesar 34.69% (Rp7,155,464,000). Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari pendapatan bukan operasional bersih, provisi dan komisi lainnya, pendapatan bunga dan pendapatan provisi dan komisi.Laba operasional meningkat sebesar 31.91%. Sementara pendapatan yang mengalami penurunan adalah laba selisih kurs, penurunan nilai, keuntungan/(kerugian) dari penjualan
efek-efek
dan
obligasi
pemerintah,
pembalikan/(pembentukan)
penyisihan kerugian. Dari sisi beban, yang mengalami peningkatan adalah beban bunga, beban gaji dan tunjangan, beban umum dan administrasi dan lain-lain bersih.Sementara beban yang mengalami penurunan yang signifikan adalah beban pembiayaan lainnya dan beban pajak tahun berjalan dan tangguhan.
Analisis horizontal pada laba rugi BANK MANDIRI periode 2009-2010
Laporan Laba Rugi 2009 ke 2010 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.menunjukkan
peningkatan
laba
sebesar
28.83%
(Rp2,062,834,000).
Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari pendapatan bunga, provisi dan komisi lainnya, pendapatan operasional lainnya, keuntungan yang belum
direalisasi,
keuntungan
dari
penjualan
efek-efek
dan
obligasi
pemerintah.Laba operasional meningkat sebesar 31.70%. Sementara pendapatan
159
yang mengalami penurunan adalah pendapatan provisi dan komisi, pendapatan bukan operasional dan pembalikan/(pembentukan) penyisihan kerugian. Dari sisi beban, yang mengalami peningkatan adalah beban gaji dan tunjangan, beban umum dan administrasi dan beban pajak tangguhan.Sementara beban yang mengalami penurunan yang signifikan adalah beban bunga, beban pembiayaan lainnya dan beban pajak tahun berjalan.
160
3. Analisis Horizontal Pada Laporan Arus Kas PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.15 analisis horizontal pada laporan arus kas PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk kenaikan/penurunan 2008
2009
2009-2008 Rp
kenaikan / penurunan 2009
2010
2010-2009
%
Rp
%
ARUS KAS DR KEGIATAN OPERASI Penerimaan pendapatan bunga Penerimaan pndptn provisi&komisi Pmbyrn beban bunga Pmbyrn beban pendanaan lainnya
26,117,536
32,078,031
5,960,495
22.82%
32,078,031
34,021,221
1,943,190
6.06%
4,262,997
5,269,940
1,006,943
23.62%
5,269,940
5,101,838
(168,102)
-3.19%
(12,165,217)
(15,897,101)
(3,731,884)
30.68%
(15,897,101)
(14,821,381)
1,075,720
-6.77%
(165,200)
(146,636)
18,564
-11.24%
(146,636)
0
146,636
-100.00%
6,003,599
9,349,047
3,345,448
55.72%
9,349,047
37,628,006
28,278,959
302.48%
(5,184,940)
(9,722,868)
(4,537,928)
87.52%
(9,722,868)
(36,985,217)
(27,262,349)
280.39%
Pnerimaan dr pnjualan Obligasi Pemerintahutk diukur pd nilai wajar mlalui lap.laba rugi Pmbelian Obligasi Pemerintah- utk diukur pd nilai wajar mlalui lap.laba rugi Laba/(rugi) selisih kurs - bersih
(138,149)
(589,937)
(451,788)
327.03%
(589,937)
288,569
878,506
-148.92%
Pndptn operasional lainnya
311,092
716,236
405,144
130.23%
716,236
877,840
161,604
22.56%
Beban operasional lainnya
(469,332)
(1,647,961)
(1,178,629)
251.13%
(1,647,961)
(4,817,154)
(3,169,193)
192.31%
(3,403,043)
(4,853,601)
(1,450,558)
42.63%
(4,853,601)
(5,802,173)
(948,572)
19.54%
Beban gaji&tunjangan
161
Beban umum&administrasi Pendapatan bkn operasional-lainnya
(3,288,579)
(3,878,814)
(590,235)
17.95%
(3,878,814)
(5,019,356)
(1,140,542)
29.40%
82,339
197,692
115,353
140.10%
197,692
163,281
(34,411)
-17.41%
11,963,103
10,892,028
(1,071,075)
-8.95%
10,892,028
10,635,474
(256,554)
-2.36%
(12,016,854)
(11,958,068)
58,786
-0.49%
(11,958,068)
41,264,635
53,222,703
-445.08%
2,600,153
5,808,627
3,208,474
123.40%
5,808,627
(1,920,318)
(7,728,945)
-133.06%
(1,513,689)
680,259
2,193,948
-144.94%
680,259
269,011
(411,248)
-60.45%
(36,149,818)
(24,906,337)
11,243,481
-31.10%
(24,906,337)
(46,900,755)
(21,994,418)
88.31%
0
(1,420,388)
(1,420,388)
(1,420,388)
(753,204)
667,184
-46.97%
284,409
1,118,663
834,254
293.33%
1,118,663
(603,636)
(1,722,299)
-153.96%
2,343,228
2,350,123
6,895
0.29%
2,350,123
2,348,642
(1,481)
-0.06%
Arus kas dr aktivitas operasional sblm perubahan aset&kewajiban operasional (Kenaikan)/penurunan ats aset operasional: Penempatan pd Bank Indonesia&bank lain Efek2-utk diukur pd nilai wajar mlalui lap laba rugi*) Tagihan lainnya-transaksi perdagangan Kredit yg diberikan Piutang pembiayaan konsumen Aset lain2 Penerimaan atas aset produktif yg tlh dihapusbukukan Kenaikan(penurunan)kwajiban operasional: Bank Konvensional&SyariahBukan Dana Syirkah Temporer Giro
6,650,858
6,261,015
(389,843)
-5.86%
6,261,015
(8,471,819)
(14,732,834)
-235.31%
Tabungan
2,721,321
17,010,757
14,289,436
525.09%
17,010,757
10,161,596
(6,849,161)
-40.26%
26,376,748
6,594,686
(19,782,062)
-75.00%
6,594,686
12,563,907
5,969,221
90.52%
Deposito berjangka Bank Syariah - Dana Syirkah Temporer Investasi terikat giro&giro
162
mudharabah musytarakah
0
5,322
5,322
5,322
85,094
79,772
1498.91%
tdk terikat tabungan mudharabah
1,392,953
1,871,892
478,939
34.38%
1,871,892
9,729,281
7,857,389
419.76%
Investasi tdk terikat deposito mudharabah
2,494,381
1,770,660
(723,721)
-29.01%
1,770,660
15,437,049
13,666,389
771.82%
Inter-bank call money
(823,257)
Kewajiban segera
(232,979)
(7,588)
815,669
-99.08%
(7,588)
0
7,588
-100.00%
(46,242)
186,737
-80.15%
(46,242)
183,908
230,150
-497.71%
Hutang pajak
(2,817,792)
(4,798,538)
(1,980,746)
70.29%
(4,798,538)
(3,473,497)
1,325,041
-27.61%
Kewajiban lain2
(2,751,048)
1,133,216
3,884,264
-141.19%
1,133,216
1,553,634
420,418
37.10%
521,717
12,360,087
11,838,370
2269.12%
12,360,087
42,109,002
29,748,915
240.69%
(70,105)
524,900
595,005
-848.73%
524,900
(6,271,745)
(6,796,645)
-1294.85%
286,139
(500,834)
(786,973)
-275.03%
(500,834)
11,221,714
11,722,548
-2340.61%
0
(290,000)
(290,000)
(290,000)
0
290,000
-100.00%
0
(13,435)
(13,435)
(13,435)
(11,756)
1,679
-12.50%
0
0
0
0
(48,427)
(48,427)
Penurunan penyertaan saham
41,649
302,355
260,706
625.96%
302,355
241,792
(60,563)
-20.03%
Penerimaan dr penjualan aset tetap
80,178
62,978
(17,200)
-21.45%
62,978
79,563
16,585
26.33%
(613,507)
(651,467)
(37,960)
6.19%
(651,467)
(1,027,188)
(375,721)
57.67%
Investasi terikat tabungan&investasi
Kas bersih diperoleh dr keg.operasi
ARUS KAS DR KEGIATAN INVESTASI (Kenaikan)/penurunan efek2- tersedia utk dijual&dimiliki hingga jth tempo Pnurunan/(kenaikn)Obligasi Pemerintah-trsedia utk dijual&dimiliki hngga jth tempo Pembelian PT Mandiri Tunas Finance Penyetoran modal Mandiri International Remittance Sendirian Berhard Pembelian PT AXA Mandiri Financial Services (Anak Perusahaan)
Pembelian aset tetap (Kenaikan)/penurunan efek-efek yg dibeli
163
dgn janji dijual kembali
2,657,374
(4,268,951)
(6,926,325)
Kenaikan hak minoritas
0
118,402
118,402
2,381,728
(4,716,052)
(7,097,780)
-260.65%
(4,268,951)
(4,044,728)
224,223
-5.25%
118,402
186,806
68,404
57.77%
(4,716,052)
326,031
5,042,083
-106.91%
Kas bersih yg diperoleh dr/(digunakan utk) aktivitas investasi
-298.01%
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN (Penurunan)/kenaikan atas efek2 yg diterbitkan
(3,033,961)
654,411
3,688,372
-121.57%
654,411
(179,647)
(834,058)
-127.45%
(111,064)
(5,427,152)
(5,316,088)
4786.51%
(5,427,152)
1,847,937
7,275,089
-134.05%
0
3,500,000
3,500,000
3,500,000
0
(3,500,000)
-100.00%
(130,374)
(150,374)
(20,000)
15.34%
(150,374)
(152,853)
(2,479)
1.65%
(1,932,450)
(665,539)
1,266,911
-65.56%
(665,539)
(316,356)
349,183
-52.47%
135,697
96,474
(39,223)
-28.90%
96,474
46,108
(50,366)
-52.21%
(4,085,450)
(2,475,975)
1,609,475
-39.40%
(2,475,975)
(2,799,087)
(323,112)
13.05%
19,228
0
(19,228)
-100.00%
0
0
0
(9,138,374)
(4,468,155)
4,670,219
-51.11%
(4,468,155)
(1,553,898)
2,914,257
-65.22%
SETARA KAS
(6,234,929)
3,175,880
9,410,809
-150.94%
3,175,880
40,881,135
37,705,255
1187.24%
KAS&SETARA KAS PD AWAL TAHUN
35,472,410
29,237,481
(6,234,929)
-17.58%
29,237,481
32,413,361
3,175,880
10.86%
KAS&SETARA KAS PD AKHIR TAHUN
29,237,481
32,413,361
3,175,880
10.86%
32,413,361
73,294,496
40,881,135
126.12%
Kenaikan/(penurunan) atas pinjaman yg diterima Penerbitan Obligasi Subordinasi Pembayaran atas pinjaman subordinasi Pnurunan efek2 yg dijual dgn janji dibeli kmbl Eksekusi hak opsi saham Pmbayaran dividen,dana program kemitraan& program bina lingkungan Kenaikan hak minoritas Kas bersih yg digunakan utk aktivitas pendanaan (PENURUNAN)KENAIKAN BERSIH KAS&
164
KAS&SETARA KAS TERDIRI DR: Kas Giro pd Bank Indonesia Giro pd bank lain
8,388,974
8,867,881
478,907
5.71%
8,867,881
9,521,713
653,832
7.37%
13,354,289
16,055,871
2,701,582
20.23%
16,055,871
24,856,699
8,800,828
54.81%
-0.06%
14.42%
7,494,218
7,489,609
(4,609)
7,489,609
8,569,778
1,080,169
Penempatan pd Bank Indonesia&Bank lain
0
0
0
0
28,566,961
28,566,961
Sertifikat Bank Indonesia
0
0
0
0
1,779,345
1,779,345
Jumlah kas&setara kas
29,237,481
32,413,361
3,175,880
32,413,361
73,294,496
40,881,135
10.86%
126.12%
165
Analisis horizontal pada cash flow BANK MANDIRI periode 2008-2009 Laporan arus kas
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.periode
2008-2009 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan operasi sementara arus kas pendanaan dan investasi mengalami penurunan. Pada arus kas dari kegiatan operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah hutang pajak, tabungan, asset lain-lain, efek-efek, pendapatan bukan operasional, beban operasional laba selisih kurs dan yang mengalami penurunan adalah tagihan lainnya, deposito berjangka, kewajiban segera dan kewajiban lain-lain . Pada arus kas investasi yang mengalami peningkatan adalah pembelian asset tetap,dan penurunan penyertaan saham. Dan yang mengalami penurunan adalah efek-efek yang tersedia untuk dijual, obligasi pemerintah, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, dan penerimaan dari penjualan asset tetap. Sementara pada arus kas pendanaan,yang mengalami peningkatan adalah pinjaman yang diterima dan pembayaran atas pinjaman subordinasi. Saldo kas pada awal periode menurun 17.58%, adapun saldo kas pada akhir periode meningkat sebesar 10.86% (Rp 29,237,482,000 menjadi Rp32,413,361,000).
166
Analisis horizontal pada cash flow BANK MANDIRI periode 2009-2010
Laporan arus kas
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.periode 2009-2010
menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan operasi sementara arus kas pendanaan dan investasi mengalami penurunan. Pada arus kas dari kegiatan operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah penerimaan dari penjualan obligasi pemerintah, pembelian obligasi pemerintah, beban operasional lainnya, investasi terikat giro dan investasi-investasi lainnya dan yang mengalami penurunan adalah kewajiban segera, giro, asset lain-lain, efek-efek, penempatan asset operasional pada Bank Indonesia dan bank lain. Pada arus kas investasi yang mengalami peningkatan adalah pembelian asset tetap, penerimaan dari penjualan asset tetap, dan hak minoritas.Dan yang mengalami penurunan adalah efek-efek yang tersedia untuk dijual, obligasi pemerintah, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali. Sementara pada arus kas pendanaan,yang mengalami peningkatan adalah pembayaran dividen, dana program kemitraan dan program bina lingkungan dan pembayaran atas pinjaman subordinasi. Saldo kas pada awal periode meningkat 10.86%, dan saldo kas pada akhir periode juga meningkat sebesar 126.12%.
167
5.2.2
Analisis Horizontal Bank Negara Indonesia 1. Analisis Horizontal Pada Neraca
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN (Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007,2008, dan 2009) (Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali jumlah saham dan data per saham) Tabel 5.16 analisis horizontal pada neraca PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk kenaikan/penurunan 2008
2009
AKTIVA
2009-2008
kenaikan / penurunan 2009
Rp
%
2010
2010-2009 Rp
%
Kas
4,428,192
4,903,316
475,124
10.73%
4,903,316
5,480,703
577,387
11.78%
Giro pd Bank Indonesia
9,350,792
8,531,044
(819,748)
-8.77%
8,531,044
13563799
5,032,755
58.99%
1,700,793
1,700,793
-
0.00%
1,700,793
1,344,771
-356,022
-20.93%
22,641,940
29,622,162
30.83%
29,622,162
38,385,316
8,763,154
29.58%
Giro pd bank lain bersih stlh dikurangi pnyisihan kerugian sbsr Rp10.914 pd thn 2007& Rp19.787 pd thn 2008&Rp69.276 pd thn 2009 Penempatan pd bank lain & Bank Indonesia stlh dikurangi penyisihan kerugian sbsr Rp79.621 pd thn 2007&Rp306.367 pd thn2008 & Rp229.550 pd thn 2009
6,980,222
167
Surat2 berharga stlh dikurangi penyisihan kerugian sbsr Rp42.249pd thn2007&Rp369.232 pd thn 2008 & Rp229.550 pd thn 2009
9,874,051
19,197,927
9,323,876
94.43%
19,197,927
13,181,480
-6,016,447
0
(86,815)
-100.00%
427,945
668,764
240,819
3,831,037
4,729,379
95,558
465,254
-31.34%
0
0
0
56.27%
668,764
866,460
197,696
29.56%
898,342
23.45%
4,729,379
4,778,440
49,061
1.04%
7,301
(88,257)
-92.36%
7,301
7,552
251
3.44%
525,829
60,575
13.02%
525,829
513,049
-12,780
-2.43%
Surat2 berharga yg dibeli dgn janji dijual kmbl stlh dikurangi pendapatan bunga yg ditangguhkan sbsr Rp5.206 pd thn2007&Rp365 pd thn2008 Rp Nihil pd thn 2009
86,815
Wesel ekspor dan tagihan lainnya setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp10.574 pd thn 2007& Rp24.110 pd thn 2008dan Rp19.207 pada tahun 2009 Tagihan akseptasi stlh dikurangi penyisihan kerugian sbsr Rp47.353 pd thn2007&Rp158.998 pd thn2008 &Rp63.479 pd thn 2009 Tagihan derivatif stlh dikurangi penyisihan kerugian sbsr Rp27 pd thn 2007 &Rp967 pd thn 2008& Rp92 pd thn 2009 Pinjaman/pembiayaan/piutang yg diberikan stlh dikurangi penyisihan kerugian sbsr Rp5.436.203 pd thn2007&Rp5.652.046 pd thn2008 &Rp6.920.455 pd thn2009 Pihak2 yg mempunyai hub. istimewa
168
Pihak ketiga
105,877,097
113,396,856
7,519,759
7.10%
113,396,856
135,843,910
22,447,054
19.80%
34,655,313
31,039,523
(3,615,790)
-10.43%
31,039,523
32,556,138
1,516,615
4.89%
104,653
51,267
(53,386)
-51.01%
51,267
24,398
-26,869
-52.41%
thn2008&Rp3.863.790 pd thn2009
3,732,893
3,707,940
(24,953)
-0.67%
3,707,940
3,838,079
130,139
3.51%
Aktiva pajak tangguhan
1,989,131
1,358,911
(630,220)
-31.68%
1,358,911
990,943
-367,968
-27.08%
Biaya dibayar di muka& aktiva lain2 - bersih
2,479,605
2,898,406
418,801
16.89%
2,898,406
4,162,883
1,264,477
43.63%
201,741,069
227,496,967
25,755,898
12.77%
227,496,967
248,580,529
21,083,562
9.27%
1,059,663
1,109,216
49,553
4.68%
1,109,216
1,336,316
227,100
20.47%
866,953
1,017,255
150,302
17.34%
1,017,255
75,005
-942,250
-92.63%
162,297,405
187,451,732
25,154,327
15.50%
187,451,732
194,299,680
6,847,948
3.65%
Obligasi Pemerintah, stlh pnyesuaian amortisasi diskonto&premi Penyertaan saham stlh dikurangi penyisihan kerugian sbsr Rp11.118 pd thn2007&Rp32.387 pd thn2008& Rp15.523 pd thn2009 Aktiva tetap stlh dikurangi akumulasi penyusutan sbsr Rp2.944.609 pd thn2007&Rp3.553.245 pd
JMLH AKTIVA KEWAJIBAN&EKUITAS KEWAJIBAN Kewajiban segera Simpanan nasabah Pihak2 yg mempunyai hub. istimewa Pihak ketiga
169
Simpanan dr bank lain Pihak ketiga Surat berharga yg dijual dgn janji dibeli kembali
4,100,032
3,819,149
(280,883)
-6.85% -100.00%
3,819,149
3,325,751
-493,398
-12.92%
625,000
0
(625,000)
0
0
0
Kewajiban derivatif
82,666
152,423
69,757
84.38%
152,423
221,033
68,610
45.01%
Kewajiban akseptasi
1,969,306
2,558,681
589,375
29.93%
2,558,681
2,497,356
-61,325
-2.40%
Surat brharga yg diterbitkan
1,269,242
1,260,750
(8,492)
-0.67%
1,260,750
1,277,197
16,447
1.30%
Pinjaman yg diterima
8,616,869
5,569,805
(3,047,064)
-35.36%
5,569,805
5,623,480
53,675
0.96%
Hutang pajak
599,246
94,036
(505,210)
-84.31%
94,036
182,128
88,092
93.68%
Estimasi kerugian atas komitmen&kontinjensi
129,166
155,723
26,557
20.56%
155,723
189,106
33,383
21.44%
4,663,795
5,133,675
469,880
10.08%
5,133,675
6,403,952
1,270,277
24.74%
-
0
-
186,279,343
208,322,445
22,043,102
11.83%
208,322,445
215,431,004
7,108,559
3.41%
30,578
30,940
362
1.18%
30,940
29,899
-1,041
-3.36%
Biaya yg msh hrs dibayar &kewajiban lain2 Pinjaman subordinasi JMLH KEWAJIBAN HAK MINORITAS
0
0
EKUITAS Modal saham: Seri A Dwiwarna - nilai nominal Rp7.500 per saham Seri B - nilai nominal Rp7.500 per saham Seri C - nilai nominal Rp375 per saham Modal dasar: Seri A Dwiwarna - 1saham Seri B - 289.341.866 saham Seri C - 34.213.162.660 saham
170
Modal ditempatkan& disetor pnh : Seri A Dwiwarna - 1saham Seri B - 289.341.866 saham Seri C - 14.984.598.643saham
7,789,288
7,789,288
-
0.00%
7,789,288
9,054,807
1,265,519
16.25%
Tambahan modal disetor
5,812,879
5,617,599
(195,280)
-3.36%
5,617,599
14,568,468
8,950,869
159.34%
(2,720,198)
(924,402)
1,795,796
-66.02%
(924,402)
(361,009)
563,393
-60.95%
39,141
6,903
(32,238)
-82.36%
6,903
32,568
25,665
371.79%
-
(148,374)
(148,374)
(148,374)
(165,644)
-17,270
11.64%
1,155,957
1,272,833
116,876
10.11%
1,272,833
1,523,788
250,955
19.72%
756,661
867,286
110,625
14.62%
867,286
1,100,846
233,560
26.93%
2,597,420
4,662,449
2,065,029
79.50%
4,662,449
9,990,436
5,327,987
114.27%
-
0
-
0
0
-
0
-
0
0
15,431,148
19,143,582
3,712,434
24.06%
19,143,582
33,119,626
13,976,044
73.01%
201,741,069
227,496,967
25,755,898
12.77%
227,496,967
248,580,529
21,083,562
9.27%
Laba (rugi) yg blm direalisasi atas srt2 brharga dlm klmpok tersedia utk dijual stlh pajak tangguhan Selisih kurs krn penjabaran laporan keuangan Rugi yg blm direalisasi atas transaksi lindung nilai Cadangan umum&wajib Cadangan khusus Tdk dicadangkan Saldo laba *) Jumlah ekuitas sblm dikurangi saham yg diperoleh kembali oleh Anak2 Perusahaan Dikurangi: saham yg diperoleh kembali oleh Anak2 Perusahaan sejumlah 23.585.000 saham JMLH EKUITAS JMLH KEWAJIBAN&EKUITAS
171
Analisis horizontal pada neraca Bank Negara Indonesia periode 2008-2009 Laporan Neraca PT BNI PERSERO Tbk periode 2008 ke 2009
menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 12,77% (Rp 201.741.069.000 menjadi Rp 227.496.967.000). Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti kas sebesar 10,73%, surat-surat berharga 94,43%, kewajiban derivative 84,384%, tagihan akseptasi 23,50%. Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama periode 2008-2009 menunjukkan peningkatan, pada pos pasiva kewajiban Rp 22.043.102.000(11,83%) dan ekuitas sebesar 24.06%. Sementara pos pos pada pasiva yang lainnya juga menunjukkan peningkatan di bawah 100%. Pos –pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalah kewajiban derivatif yang meningkat sebesar 84.38% dan kewajiban akseptasi sebesar 29.93%. sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah hutang pajak dan pinjaman yang diterima. Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan adalah cadangan khusus dan cadangan umum dan wajib, sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah tambahan modal disetor, laba(rugi) yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dan selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan. Modal saham, modal dasar, dan modal ditempatkan tidak mengalami penurunan ataupun kenaikan. Dapat disimpulkan bahwa BNI melakukan pembiayaan atas aktiva sebagian besar dari tabungan, deposito dan rupa-rupa pasiva serta peningkatan dari pos pasiva lainnya untuk didistribusikan dalam pembiayaan aktiva lancar dan tetap.
172
Analisis horizontal pada neraca Bank Negara Indonesia periode 2009-2010
Laporan Neraca PT BNI PERSERO Tbk periode 2009 ke 2010 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 9.27%. Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti giro pada bank Indonesia sebesar 58.99%, kas sebesar 11.78%, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia sebesar 29.58%, wesel ekspor dan tagihan lainnya sebesar 29.56%, dan biaya dibayar di muka dan aktiva lain-lain bersih sebesar 43.63%. Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama periode 2009-2010, menunjukkan peningkatan pada pos pasiva kewajiban Rp 7,108,559,000(3.41%) dan ekuitas sebesar 73.01%. Sementara pos pos pada pasiva yang lainnya juga menunjukkan peningkatan di bawah 100%.Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalahhutang pajak, kewajiban derivatif, biaya yang masih harus dibayar dan kewajiban segera. Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah simpanan nasabah dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan simpanan dari bank lain. Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan adalah cadangan khusus dan cadangan umum dan wajib, sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dan tambahan modal disetor. Sementara ekuitas yang mengalami penurunan adalah
laba(rugi)
yang
belum
direalisasi
atas
surat-surat
berharga.
173
2. Analisis Horizontal Pada Laporan Laba Rugi PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN (Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007,2008, dan 2009) (Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali jumlah saham dan data per saham) Tabel 5.17 analisis horizontal pada laporan laba rugi PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk kenaikan/penurunan 2008
2009
PENDAPATAN BUNGA Pendapatan bunga Pendapatan provisi&komisi atas kredit yg diberikan JMLH PENDAPATAN BUNGA
2009-2008
kenaikan/penurunan 2009
Rp
%
2010
2010-2009 Rp
%
16,103,368
18,878,575
2,775,207
17.23%
18,878,575
18,837,397
-41,178
-0.22%
524,771
568,191
43,420
8.27%
568,191
0
-568,191
-100.00%
16,628,139
19,446,766
2,818,627
16.95%
19,446,766
18,837,397
-609,369
-3.13%
(6,661,349)
(8,294,120)
(1,632,771)
24.51%
(8,294,120)
(7,099,714)
1,194,406
-14.40%
(54,907)
(19,878)
35,029
-63.80%
(19,878)
(16,966)
2,912
-14.65%
(6,716,256)
(8,313,998)
(1,597,742)
23.79%
(8,313,998)
(7,116,680)
1,197,318
-14.40%
9,911,883
11,132,768
1,220,885
12.32%
11,132,768
11,720,717
587,949
5.28%
BEBAN BUNGA & BEBAN PEMBIAYAAN LAINNYA Beban bunga Beban pembiayaan lainnya JUMLAH BEBAN BUNGA& BEBAN PEMBIAYAAN LAINNYA PENDAPATAN BUNGA BERSIH PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
174
Provisi&komisi lainnya
1,975,746
2,231,196
255,450
12.93%
2,231,196
2,386,391
155,195
6.96%
Laba dr srt berharga & Obligasi Pemerintah-bersih
(143,240)
424,428
567,668
-396.31%
424,428
727,092
302,664
71.31%
Laba selisih kurs-bersih
629,965
261,966
(367,999)
-58.42%
261,966
177,308
-84,658
-32.32%
Pendapatan premi asuransi
764,263
1,026,573
262,310
34.32%
1,026,573
1,328,098
301,525
29.37%
Lain-lain
322,155
351,222
29,067
9.02%
351,222
387,447
36,225
10.31%
0
0
0
0.00%
0
1,821,088
1,821,088
0
0
0
0.00%
0
233,629
233,629
3,548,889
4,295,385
746,496
21.03%
4,295,385
7,061,053
2,765,668
64.39%
(4,358,607)
(4,050,809)
307,798
-7.06%
(4,050,809)
(3,629,395)
421,414
-10.40%
Beban gaji&tunjangan
(3,298,886)
(3,460,000)
(161,114)
4.88%
(3,460,000)
(4,126,640)
-666,640
19.27%
Beban umum&administrasi
(2,273,336)
(2,311,820)
(38,484)
1.69%
(2,311,820)
(2,760,917)
-449,097
19.43%
Beban underwriting asuransi
(706,076)
(1,022,219)
(316,143)
44.77%
(1,022,219)
(1,343,205)
-320,986
31.40%
Beban promosi
(351,967)
(427,323)
(75,356)
21.41%
(427,323)
(675,153)
-247,830
58.00%
Beban premi penjaminan
(257,876)
(334,399)
(76,523)
29.67%
(334,399)
(363,989)
-29,590
8.85%
Lain-lain
(339,501)
(435,469)
(95,968)
28.27%
(435,469)
(373,453)
62,016
-14.24%
(7,227,642)
(7,991,230)
(763,588)
10.56%
(7,991,230)
(373,453)
7,617,777
-95.33%
1,874,523
3,386,114
1,511,591
80.64%
3,386,114
5,509,018
2,122,904
62.69%
57,862
57,835
(27)
-0.05%
57,835
(23,558)
-81,393
-140.73%
Penerimaan kembali aset yg tlh dihapusbukukan Keuntungan yg blm direalisasi dr penurunan/kenaikan nilai wajar surat2 berharga&Obligasi Pemerintah JMLH PNDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA PENYISIHAN KERUGIAN ATAS AKTIVA PRODUKTIF & NON PRODUKTIF BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
JMLH BEBAN OPERASIONAL LAINNYA LABA OPERASIONAL BERSIH PENDAPATAN BKN OPERASIONAL - BERSIH
175
LABA SBLM PAJAK PENGHASILAN& HAK MINORITAS
1,932,385
3,443,949
1,511,564
78.22%
3,443,949
5,485,460
2,041,511
59.28%
PAJAK PENGHASILAN
(706,480)
(957,230)
(250,750)
35.49%
(957,230)
(1,382,262)
-425,032
44.40%
LABA SBLM HAK MINORITAS
1,225,905
2,486,719
1,260,814
102.85%
2,486,719
4,103,198
1,616,479
65.00%
(3,420)
(2,724)
696
-20.35%
(2,724)
(1,492)
1,232
-45.23%
1,222,485
2,483,995
1,261,510
103.19%
2,483,995
4,101,706
1,617,711
65.13%
80
163
83
103.75%
163
266
103
63.19%
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN LABA BERSIH LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (NILAI PENUH)
176
Analisis horizontal pada laba rugi BNI periode 2008-2009 Laporan
Laba
Rugi
2008
ke
2009
PT.BNI
PERSERO
Tbkmenunjukkan peningkatan laba sebesar 103,19 % (Rp1.222.485.000 menjadi Rp2.483.995.000). Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari pendapatan premi asuransi dan pendapatan bunga.Total pendapatan operasional meningkat sebesar 21.04%. Pendapatan non operasional menurun sebesar -0,05% (Rp57.862.000 menjadi Rp57.835.000). Sementara pendapatan yang mengalami penurunan adalah obligasi pemerintah dan laba selisih kurs.Dari sisi beban, yang mengalami peningkatan adalah beban bunga, beban underwriting asuransi, beban promosi, beban premi penjaminan, dan beban lain-lain.Sementara beban yang mengalami penurunan yang signifikan adalah beban pembiayaan lainnya sebesar 63.80%.
Analisis horizontal pada laba rugi BNI periode 2009-2010
Laporan Laba Rugi 2009 ke 2010 PT.BNI PERSERO Tbkmenunjukkan peningkatan laba sebesar 65.13% (Rp2,483,995,000 menjadi Rp4,101,706,000). Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari pendapatan premi asuransi dan obligasi pemerintah.Total pendapatan operasional meningkat sebesar 64.39%.Sementara pendapatan yang mengalami penurunan adalah obligasi pemerintah, pendapatan bunga, dan pendapatan provisi dan komisi atas kredit yang diberikan.Dari sisi beban, yang mengalami peningkatan adalah beban underwriting asuransi, beban promosi, beban premi penjaminan, dan beban gaji dan tunjangan.Sementara beban yang mengalami penurunan yang signifikan adalah beban bunga, beban pembiayaan lainnya dan beban lain-lain.
177
3. Analisis Horizontal Pada Laporan Arus Kas PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007,2008, dan 2009) (Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali jumlah saham dan data per saham) Tabel 5.18 analisis horizontal pada laporan arus kas PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk kenaikan/penurunan 2008
2009
ARUS KAS DR KEG. OPERASI
2009-2008
kenaikan/penurunan 2009
Rp
%
2010
2010-2009 Rp
%
Bunga, provisi&komisi
16,434,789
19,509,478
3,074,689
18.71%
19,509,478
19,345,064
(164,414)
-0.84%
Bunga&pmbiayaan lainnya yg dibayar
(6,966,538)
(8,246,264)
(1,279,726)
18.37%
(8,246,264)
(7,188,490)
1,057,774
-12.83%
2,918,923
4,014,390
1,095,467
37.53%
4,014,390
6,883,747
2,869,357
71.48%
(5,121,094)
(7,046,325)
(1,925,231)
37.59%
(7,046,325)
(12,038,701)
(4,992,376)
70.85%
Pndapatan bkn operasional-bersih
73,562
79,798
6,236
8.48%
79,798
49,951
(29,847)
-37.40%
Pmbayaran pajak pnghasilan badan
(761,972)
(874,109)
(112,137)
14.72%
(874,109)
(1,114,001)
(239,892)
27.44%
Arus kas sblm prbhan dlm aktiva&kewajiban operasi
6,577,670
7,436,968
859,298
13.06%
7,436,968
5,937,570
(1,499,398)
-20.16%
Pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya
Perubahan dlm aktiva&kewajiban operasi: Penurunan (kenaikan) aktiva operasi: Penempatan pd bank lain& Bank Indonesia
(8,060,171)
(7,087,639)
972,532
-12.07%
(7,087,639)
(10,092,194)
(3,004,555)
42.39%
Surat2 berharga dgn tujuan utk diperdagangkan
(1,323,415)
(10,918,294)
(9,594,879)
725.01%
(10,918,294)
602,406
11,520,700
-105.52%
Surat berharga yg dibeli dgn janji dijual kembali
108,304
86,815
(21,489)
-19.84%
86,815
0
(86,815)
-100.00%
(122,148)
(235,929)
(113,781)
93.15%
(235,929)
(197,911)
38,018
-16.11%
(27,033,997)
(11,437,453)
15,596,544
-57.69%
(11,437,453)
(15,513,819)
(4,076,366)
35.64%
Wesel ekspor&tagihan lainnya Pinjaman yg diberikan
178
Tagihan akseptasi
(1,562,564)
(802,823)
759,741
-48.62%
(802,823)
(38,195)
764,628
-95.24%
513,429
(660,283)
(1,173,712)
-228.60%
(660,283)
(1,772,147)
(1,111,864)
168.39%
Kewajiban segera
(58,670)
49,553
108,223
-184.46%
49,553
227,100
177,547
358.30%
Simpanan nasabah
Biaya dibayar di muka&aktiva lain2 Kenaikan(penurunan)kewajiban operasi:
16,975,812
25,304,629
8,328,817
49.06%
25,304,629
5,905,698
(19,398,931)
-76.66%
Simpanan dr bank lain
296,096
(280,883)
(576,979)
-194.86%
(280,883)
(493,398)
(212,515)
75.66%
Surat berharga yg dijual dgn janji dibeli kembali
425,594
(625,000)
(1,050,594)
-246.85%
(625,000)
0
625,000
-100.00%
Kewajiban akseptasi
375,036
589,375
214,339
57.15%
589,375
(61,325)
(650,700)
-110.41%
Hutang pajak
(46,264)
(656,476)
(610,212)
1318.98%
(656,476)
656,476
-100.00%
Biaya yg msh hrs dibayar& kewajiban lain2 Kas bersih diperoleh dr keg.operasi
595,215
580,919
(14,296)
-2.40%
580,919
1,342,088
761,169
131.03%
(12,340,073)
1,343,479
13,683,552
-110.89%
1,343,479
(14,154,127)
(15,497,606)
-1153.54%
ARUS KAS DR KEG. INVESTASI Penjualan&pembelian Obligasi Pemerintah: Penjualan
18,780,490
29,148,982
10,368,492
55.21%
29,148,982
29,094,972
(54,010)
-0.19%
Pembelian
(20,036,650)
(24,177,452)
(4,140,802)
20.67%
(24,177,452)
(31,415,770)
(7,238,318)
29.94%
Penjualan (pembelian) Obligasi Pemerintah - bersih
(1,256,160)
4,971,530
6,227,690
-495.77%
4,971,530
(2,320,798)
(7,292,328)
-146.68%
Pembelian surat2 berharga - bersih
6,650,251
2,120,264
(4,529,987)
-68.12%
2,120,264
(5,028,979)
(7,149,243)
-337.19%
Penambahan aktiva tetap
(463,529)
(703,109)
(239,580)
51.69%
(703,109)
(634,795)
68,314
-9.72%
Hsl penjualan aktiva tetap
5,900
318,891
312,991
5304.93%
318,891
56,636
(262,255)
-82.24%
0
(7,817)
(7,817)
(7,817)
0
7,817
-100.00%
Pnambahan saham Anak Perusahaan &asosiasi perusahaan Hsl pnjualan penyertaan modal sementara, saham Anak Perusahaan &asosiasi perusahaan Kas bersih digunakan utk keg.investasi
0
45,878
45,878
4,936,462
6,745,637
1,809,175
36.65%
45,878
0
(45,878)
-100.00%
6,745,637
(7,927,936)
(14,673,573)
-217.53%
179
ARUS KAS DR KEG. PENDANAAN Pnurunan srt brharga yg diterbitkan
107
(8,492)
(8,599)
-8036.45%
(8,492)
16,447
24,939
-293.68%
Knaikan(pnurunan)pnjaman yg ditrima
2,307,718
(3,047,064)
(5,354,782)
-232.04%
(3,047,064)
53,670
3,100,734
-101.76%
Pembayaran dividen, program kemitraan&bina lingkungan
(484,971)
(171,146)
313,825
-64.71%
(171,146)
(968,754)
(797,608)
466.04%
0
0
0
0
0
0
(933,704)
0
933,704
0
0
0
Penambahan modal saham
0
0
0
0
1,265,519
1,265,519
Penambahan agio saham
0
0
0
0
9,196,100
9,196,100
Biaya emisi penerbitan saham
0
0
0
-195,280
(245,231)
(49,951)
25.58%
889,150
(3,226,702)
(4,115,852)
-462.90%
(3,421,979)
9,317,751
12,739,730
-372.29%
Pengeluaran saham Pelunasan hutang subordinasi
Kas brsih diperoleh dr (digunakan utk)keg. pendanaan
-100.00%
KNAIKN(PNURUNAN) BRSH KAS&SETARA KAS
(6,514,461)
4,862,414
11,376,875
-174.64%
4,862,414
(12,764,312)
(17,626,726)
-362.51%
KAS & SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
22,014,025
15,499,564
(6,514,461)
-29.59%
15,499,564
61,621,283
46,121,719
297.57%
KAS & SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
15,499,564
20,361,978
4,862,414
31.37%
20,361,978
48,856,971
28,494,993
139.94%
Kas
4,428,192
4,903,316
475,124
10.73%
4,903,316
5,480,703
577,387
11.78%
Giro pd Bank Indonesia
9,350,792
8,531,044
(819,748)
-8.77%
8,531,044
13,563,799
5,032,755
58.99%
Giro pd bank lain
1,720,580
6,927,618
5,207,038
302.63%
6,927,618
1,344,771
(5,582,847)
-80.59%
29,795,428
29,795,428
28,467,698
(1,327,730)
-4.46%
11,463,877
11,463,877
0
(11,463,877)
-100.00%
61,621,283
48,856,971
(12,764,312)
-20.71%
KAS&SETARA KAS TERDIRI DR:
Penempatan pd bank lain-jangka wkt jth tempo 3bln atau krng sejak tgl perolehan Sertifikat Bank Indonesia-jngk wkt t jth tempo 3bln atau krng sjk gl perolehan Jumlah kas & setara kas
15,499,564
61,621,283
46,121,719
297.57%
180
Analisis horizontal pada cash flow Bank Negara Indonesia periode 2008-2009 Laporan arus kas
PT.BNI PERSERO Tbk periode 2008-2009
menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan investasi sementara arus kas pendanaan dan operasi mengalami penurunan. Pada arus kas dari kegiatan operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah hutang pajak, surat-surat yang di beli dengan janji dijual kembali, pendapatan operasional dan beban operasional lainnya,dan yang mengalami penurunan adalah biaya yang di bayar di muka, kewajiban segera, dan simpanan dari bank lain. Pada arus kas investasi yang mengalami peningkatan adalah hasil penjualan aktiva tetap, penambahan aktiva tetap, penjualan dan pembelian obligasi pemerintah.Dan yang mengalami penurunan adalah pembelian surat-surat berharga bersih.Sementara pada arus kas pendanaan, semua pos mengalami penurunan. Saldo kas pada awal periode menurun -29,53%, adapun saldo kas pada akhir periode meningkat sebesar 31,38% (Rp15.499.564.000 menjadi Rp 20.361.978).
181
Analisis horizontal pada cash flow Bank Negara Indonesia periode 2009-2010 Laporan arus kas
PT.BNI PERSERO Tbk periode 2009-2010
menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan pendanaan sementara arus kas investasi dan operasi mengalami penurunan. Pada arus kas dari kegiatan operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah biaya yang dibayar di muka dan aktiva lain-lain, biaya yang masih harus dibayar dan kewajiban lain-lain, kewajiban segera, pendapatan operasional dan beban operasional lainnya,dan yang mengalami penurunan adalah surat-surat berharga, tagihan akseptasi dan kewajiban akseptasi. Pada arus kas investasi yang mengalami peningkatan adalah pembelian obligasi pemerintah.Dan
yang
mengalami
penurunan
adalah
penjualan
obligasi,
penambahan aktiva tetap dan hasil penjualan aktiva tetap. Sementara pada arus kas pendanaan,yang mengalami peningkatan adalah biaya emisi penerbitan saham, pembayaran dividen, program kemitraan dan bina lingkungan. Saldo kas pada awal dan akhir periode mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
182
5.2.3
Analisis Horizontal Bank Rakyat Indonesia 1. Analisis Horizontal Pada Neraca PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2008, 2009 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.19 analisis horizontal pada neraca PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kenaikan/penurunan 2008
2009
2009-2008
kenaikan / penurunan 2009
Rp
%
2010
2010-2009 Rp
%
AKTIVA KAS
6,750,145
8,139,304
1,389,159
20.58%
8,139,304
9,975,712
1,836,408
22.56%
GIRO PD BANK INDONESIA
9,945,696
12,893,414
2,947,718
29.64%
12,893,414
19,989,683
7,096,269
55.04%
GIRO PD BANK LAIN
3,420,288
9,081,086
5,660,798
165.51%
9,081,086
5,658,116
(3,422,970)
-37.69%
Penyisihan kerugian penurunan nilai
(34,208)
(90,811)
(56,603)
165.47%
(90,811)
(63)
90,748
-99.93%
3,386,080
8,990,275
5,604,195
165.51%
8,990,275
5,658,053
(3,332,222)
-37.06%
22,643,327
40,438,290
17,794,963
78.59%
40,438,290
83,057,390
42,619,100
105.39%
265,000
193,000
(72,000)
-27.17%
193,000
215,000
22,000
11.40%
22,908,327
40,631,290
17,722,963
77.36%
40,631,290
83,272,390
42,641,100
104.95%
PENEMPATAN PD BANK INDONESIA &BANK LAIN-stlh dikurangi bunga yg blm diamortisasi masing2 sbsr Rp22.282 pd tgl31Des2008 &Rp17.481 pd tgl31Des2009 Pihak ketiga Pihak yg m'punyai hub.istimewa
183
Penyisihan kerugian
(672,766)
(136,233)
536,533
-79.75%
(136,233)
(250)
135,983
-99.82%
22,235,561
40,495,057
18,259,496
82.12%
40,495,057
83,272,140
42,777,083
105.64%
23,855,465
24,535,241
679,776
2.85%
24,535,241
22,516,173
(2,019,068)
-8.23%
(89,294)
(57,109)
32,185
-36.04%
(57,109)
(1,510)
55,599
-97.36%
23,766,171
24,478,132
711,961
3.00%
24,478,132
22,514,663
(1,963,469)
-8.02%
TAGIHAN WESEL EKSPOR
561,709
551,172
(10,537)
-1.88%
551,172
741,757
190,585
34.58%
Penyisihan kerugian
(5,617)
(5,512)
105
-1.87%
(5,512)
(7,418)
(1,906)
34.58%
556,092
545,660
(10,432)
-1.88%
545,660
734,339
188,679
34.58%
16,352,318
15,027,074
(1,325,244)
-8.10%
15,027,074
13,626,463
(1,400,611)
-9.32%
yg blm diamortisasi sbsr Rp775 pd tgl31Des2009
0
503,887
503,887
503,887
501,381
(2,506)
-0.50%
TAGIHAN DERIVATIF
13
144,921
144,908
144,921
87,870
(57,051)
-39.37%
Penyisihan kerugian
0
(1,449)
(1,449)
(1,449)
0
1,449
-100.00%
13
143,472
143,459
1103530.77%
143,472
87,870
(55,602)
-38.75%
159,657,070
205,037,003
45,379,933
28.42%
205,037,003
246,504,161
41,467,158
20.22%
451,613
485,391
33,778
7.48%
485,391
460,077
(25,314)
-5.22%
160,108,683
205,522,394
45,413,711
28.36%
205,522,394
246,964,238
41,441,844
20.16%
(7,891,140)
(11,279,891)
(3,388,751)
42.94%
(11,279,891)
(13,991,454)
(2,711,563)
24.04%
152,217,543
194,242,503
42,024,960
27.61%
194,242,503
232,972,784
38,730,281
19.94%
EFEK2- trmsk premium yg blm diamortisasi msng2 sbsr Rp677.743 pd tgl31Des2008 Rp535.117 pd tgl31Des 2009&dikurangi bunga&diskonto yg blm diamortisasi masing2 sbsr Rp100.782 pd tgl31 Des2008&2007 Rp123.776 pd tgl31Des2009 Penyisihan kerugian
OBLIGASI REKAPITALISASI PEMERINTAH EFEK2 YG DIBELI DGN JANJI DIJUAL KEMBALI - stlh dkurangi bunga
1114676.92%
KREDIT YANG DIBERIKAN Pihak ketiga Pihak yg m'punyai hub.istimewa Penyisihan kerugian
184
PIUTANG&PEMBIAYAAN SYARIAH Penyisihan kerugian TAGIHAN AKSEPTASI Penyisihan kerugian
999,409
2,600,174
1,600,765
160.17%
2,600,174
5,524,968
2,924,794
112.48%
(114,322)
(88,257)
26,065
-22.80%
(88,257)
(111,376)
(23,119)
26.20%
885,087
2,511,917
1,626,830
183.80%
2,511,917
5,413,592
2,901,675
115.52%
483,862
352,716
(131,146)
-27.10%
352,716
666,878
314,162
89.07%
(4,839)
(4,502)
337
-6.96%
(4,502)
(6,669)
(2,167)
48.13%
479,023
348,214
(130,809)
-27.31%
348,214
660,209
311,995
89.60%
Pihak ketiga
91,235
1,646
(89,589)
-98.20%
1,646
1,646
Pihak yg m'punyai hub.isimewa
(1,443)
111,477
112,920
-7825.36%
111,477
134,130
22,653
20.32%
89,792
113,123
23,331
25.98%
113,123
135,776
22,653
20.03%
0
(1,662)
(1,662)
(1,662)
(1,888)
(226)
13.60%
89,792
111,461
21,669
24.13%
111,461
133,888
22,427
20.12%
4,655,049
4,945,008
289,959
6.23%
4,945,008
5,405,013
460,005
9.30%
(3,304,566)
(3,578,796)
(274,230)
8.30%
(3,578,796)
(3,836,068)
(257,272)
7.19%
Nilai buku - bersih
1,350,483
1,366,212
15,729
1.16%
1,366,212
1,568,945
202,733
14.84%
AKTIVA PAJAK TANGGUHAN-bersih
2,000,076
1,915,026
(85,050)
-4.25%
1,915,026
2,295,101
380,075
19.85%
AKTIVA LAIN2-bersih
6,062,816
5,235,421
(827,395)
-13.65%
5,235,421
4,880,779
(354,642)
-6.77%
246,076,896
316,947,029
70,870,133
28.80%
316,947,029
404,285,602
87,338,573
27.56%
5,620,911
4,333,232
(1,287,679)
-22.91%
4,333,232
4,123,639
(209,593)
-4.84%
PENYERTAAN SAHAM
Penyisihan kerugian penurunan nilai
0.00%
ASET TETAP Nilai tercatat Akumulasi penyusutan
JMLH AKTIVA KEWAJIBAN&EKUITAS KEWAJIBAN KEWAJIBAN SEGERA SIMPANAN NASABAH Giro
185
Pihak ketiga Pihak yg m'punyai hub.istimewa Giro Wadiah
39,841,943
49,959,614
10,117,671
25.39%
49,959,614
77,042,297
27,082,683
54.21%
6,062
5,302
(760)
-12.54%
5,302
6,400
1,098
20.71%
39,848,005
49,964,916
10,116,911
25.39%
49,964,916
77,048,697
27,083,781
54.21%
74,999
129,297
54,298
72.40%
129,297
315,779
186,482
144.23%
87,798,704
104,068,469
16,269,765
18.53%
104,068,469
125,145,383
21,076,914
20.25%
37,497
50,266
12,769
34.05%
50,266
52,135
1,869
3.72%
87,836,201
104,118,735
16,282,534
18.54%
104,118,735
125,197,518
21,078,783
20.24%
0
313,800
313,800
313,800
738,227
424,427
135.25%
240,558
30,731
(209,827)
-87.23%
30,731
54,005
23,274
75.73%
73,043,694
99,842,774
26,799,080
36.69%
99,842,774
125,826,676
25,983,902
26.02%
Tabungan Pihak ketiga Pihak yg m'punyai hub.istimewa Tabungan Wadiah Tabungan Mudharabah Deposito Berjangka Pihak ketiga Pihak yg m'punyai hub.istimewa
276,982
191,525
(85,457)
-30.85%
191,525
482,910
291,385
152.14%
73,320,676
100,034,299
26,713,623
36.43%
100,034,299
126,309,586
26,275,287
26.27%
217,000
126,309,586
126,092,586
58107.18%
126,309,586
3,988,585
(122,321,001)
-96.84%
201,537,439
255,928,261
54,390,822
26.99%
255,928,261
333,652,397
77,724,136
30.37%
3,428,243
4,449,907
1,021,664
29.80%
4,449,907
5,160,315
710,408
15.96%
102,752
544,464
441,712
429.88%
544,464
526,365
(18,099)
-3.32%
KEWAJIBAN DERIVATIF
1,313,676
277,302
(1,036,374)
-78.89%
277,302
81,801
(195,501)
-70.50%
KEWAJIBAN AKSEPTASI
483,862
352,716
(131,146)
-27.10%
352,716
666,878
314,162
89.07%
Deposito Berjangka Mudharabah Jmlh Simpanan Nasabah SIMPANAN DARI BANK LAIN& LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA EFEK YG DIJUAL DGN JANJI DIBELI KMBLstlh dikurangi bunga yg blm diamortisasi msg2 sbsr Rp494 pd tgl31Des2008&2007
186
HUTANG PAJAK
300,295
343,492
43,197
14.38%
343,492
1,930,923
1,587,431
462.14%
3,356,495
13,611,399
10,254,904
305.52%
13,611,399
9,454,545
(4,156,854)
-30.54%
86,970
101,737
14,767
16.98%
101,737
93,422
(8,315)
-8.17%
-
7,068,716
7,068,716
7,068,716
9,766,026
2,697,310
38.16%
6,777,778
-
(6,777,778)
-100.00%
-
-
-
-
1,144
-
(1,144)
-100.00%
-
-
-
-
(6,778,922)
-100.00%
PINJAMAN YG DITERIMA - stlh dikurangi beban provisi ditangguhkan sbsr Rp4.332 pd tgl 31Des2008&Rp1.895pd tgl31Des2009 ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN &KONTINJENSI KEWAJIBAN LAIN2 Pihak ketiga Pihak yg m'punyai hub.istimewa
6,778,922 PINJAMAN SUBORDINASI - stlh dikurangi beban emisi ditangguhkan msg2 sbsr Rp1.980&Rp9.358 pd tgl31 Des2008&2009 & diskonto yg blm diamortisasi sbsr Rp4.214 pd tgl 31 Des2007 JUMLAH KEWAJIBAN
710,634
2,678,422
1,967,788
276.91%
2,678,422
2,156,181
(522,241)
-19.50%
223,720,199
289,689,648
65,969,449
29.49%
289,689,648
367,612,492
77,922,844
26.90%
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp500(Rupiah penuh) per lmbr saham Modal dasar - 30.000.000.000 lmbr saham(trdiri dr 1lmbr shm Seri ADwiwarna&29.999.999.999 lembar saham Seri B) Modal ditempatkan&disetor penuh -12.325.299.500 lmbr saham (terdiri dr 1lmbr saham Seri A Dwiwarna &12.325.299.499 lembar saham Seri B) pd tgl31Des
187
2008&12.334.581.000 lembar saham (terdiri dr 1lmbr saham SeriA Dwiwarna&12.334.580.999 lmbr saham Seri B)pd tgl31Des2010 &12.329.852.500 lmbr saham (terdiri dr 1 lembar saham Seri A Dwiwarna & 12.329.852.499 lmbr saham Seri B)pd tgl31 Des2009
6,162,650
6,164,926
2,276
0.04%
6,164,926
6,167,291
2,365
0.04%
Tmbhn modal disetor/agio saham
2,706,137
2,722,349
16,212
0.60%
2,722,349
2,773,858
51,509
1.89%
Selisih penilaian kmbl aset tetap
0
0
0
0
0
0
keuangan dlm mata uang asing
108,361
89,947
(18,414)
-16.99%
89,947
47,237
(42,710)
-47.48%
Opsi saham
17,300
12,977
(4,323)
-24.99%
12,977
0
(12,977)
-100.00%
37,523
432,488
394,965
1052.59%
432,488
561,564
129,076
29.84%
Tlh ditentukan penggunaannya
6,488,625
7,024,878
536,253
8.26%
7,024,878
7,974,956
950,078
13.52%
Blm ditentukan penggunaannya
6,836,101
10,809,816
3,973,715
58.13%
10,809,816
19,148,204
8,338,388
77.14%
Jmah Saldo Laba
13,324,726
17,834,694
4,509,968
33.85%
17,834,694
27,123,160
9,288,466
52.08%
JMLH EKUITAS
22,356,697
27,257,381
4,900,684
21.92%
27,257,381
36,673,110
9,415,729
34.54%
JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS
246,076,896
316,947,029
70,870,133
28.80%
316,947,029
404,285,602
87,338,573
27.56%
Selisih kurs krn penjabaran laporan
Keuntungan yg blm direalisasi atas efek2 & obligasi rekapitalisasi pemerintah yg tersedia utk dijual stlh dikurangi pajak tangguhan Saldo laba - (defisit sbsr Rp24.699.387 tlh dieliminasi akibat kuasi-reorganisasi per tgl 30 Juni 2003)
188
Analisis horizontal pada neracaBANK RAKYAT INDONESIA periode 2008-2009 Laporan NeracaPT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO)
Tbkperiode 2008 ke 2009 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 28.80%. Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti piutang dan pembiayaan syariah, tagihan derivatif, giro pada bank lain dan Bank Indonesia dan kas. Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang signifikan adalah penyertaan saham dari pihak ketiga dan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama periode 2008-2009 menunjukkan peningkatan pada pos pasiva kewajiban meningkat sebesar Rp65,969,449,000(29.49%) dan ekuitas sebesar Rp 4,900,684,000(21.92%). Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalah deposito berjangka, pinjaman subordinasi, pinjaman yang diterima, efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali dan giro wadiah. Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah kewajiban lain-lain, kewajiban derivatif, tabungan mudharabah .Pada sisi ekuitas,
pos-pos
yang
mengalami
peningkatan
adalah
modal
saham,tambahan modal disetor dan obligasi rekapitalisasi pemerintah, sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dan opsi saham.
189
Analisis horizontal pada neracaBANK RAKYAT INDONESIA periode 2009-2010 Laporan NeracaPT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO)
Tbkperiode 2009 ke 2010 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 27.56%. Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti kas, giro pada Bank Indonesia, penempatan pada Bank lain dan bank Indonesia dari pihak ketiga, piutang dan pembiayaan syariah . Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang signifikan adalah giro pada bank lain dan tagihan derivatif. Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama periode 2009-2010 menunjukkan peningkatan pada pos pasiva kewajiban meningkat sebesar Rp77,922,844,000(26.90%) dan ekuitas sebesar Rp9,415,729,000(34.54%). Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalah hutang pajak, kewajiban akseptasi, deposito berjangka dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan giro wadiah.Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah deposito berjangka mudharabah, kewajiban derivatif, pinjamam sobordinasi dan pinjaman yang diterima.Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan adalah modal saham,tambahan modal disetor dan obligasi rekapitalisasi pemerintah, sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dan opsi saham.
190
2. Analisis Horizontal Pada Laporan Laba Rugi PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI 31 Desember 2008, 2009 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.20 analisis horizontal pada laporan laba rugi PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kenaikan/penurunan 2008
2009
2009-2008
kenaikan / penurunan 2009
Rp
%
2010
2010-2009 Rp
%
PENDAPATAN&BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga,Investasi&Syariah Bunga&investasi
27,009,627
33,946,341
6,936,714
25.68%
33,946,341
43,971,493
10,025,152
29.53%
Provisi&komisi
898,025
261,475
(636,550)
-70.88%
261,475
643,669
382,194
146.17%
Pendapatan syariah
188,981
1,126,315
937,334
495.99%
1,126,315
0
(1,126,315)
-100.00%
28,096,633
35,334,131
7,237,498
25.76%
35,334,131
44,615,162
9,281,031
26.27%
(8,407,912)
(12,179,932)
(3,772,020)
44.86%
(12,179,932)
(11,448,953)
730,979
-6.00%
(37,667)
(104,704)
(67,037)
177.97%
(104,704)
(277,606)
(172,902)
165.13%
Jumlah Beban Bunga, Pembiayaan Lainnya&Syariah
(8,445,579)
(12,284,636)
(3,839,057)
45.46%
(12,284,636)
(11,726,559)
558,077
-4.54%
Pendapatan Bunga - bersih
19,651,054
23,049,495
3,398,441
17.29%
23,049,495
32,888,603
9,839,108
42.69%
Jumlah Pendapatan Bunga, Investasi&Syariah Beban Bunga, Pembiayaan Lainnya & Syariah Beban bunga&pembiayaan lainnya Beban syariah
191
Pendapatan Operasional Lainnya Imbalan
1,709,007
2,042,546
333,539
0
0
0
Keuntungan transaksi mata uang asing - bersih
613,641
713,431
99,790
Provisi&komisi lainnya
57,829
75,203
51,484
Penerimaan kembali aset yg tlh dihapusbukukan
19.52%
2,042,546
2,732,255
689,709
33.77%
0
1,525,143
1,525,143
16.26%
713,431
773,019
59,588
8.35%
17,374
30.04%
75,203
80,253
5,050
6.72%
142,846
91,362
177.46%
142,846
152,888
10,042
7.03%
-
127,305
127,305
-
127,305
3,321
(123,984)
-97.39%
103,275
168,263
64,988
62.93%
168,263
277,654
109,391
65.01%
2,535,236
3,269,594
734,358
28.97%
3,269,594
5,544,533
2,274,939
69.58%
Keuntungan dr penjualan efek2 & obligasi rekapitalisasi Pemerintah - bersih Keuntungan yg blm direalisasi dr prbhn nilai wajar efek2 & Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - bersih Lain-lain Jmlh Pndptn Operasional Lainnya Beban penyisihan kerugian aktiva produktif - bersih
(2,889,630)
(5,421,499)
(2,531,869)
87.62%
(5,421,499)
(7,880,536)
(2,459,037)
45.36%
Beban estimasi kerugian komitmen & kontinjensi - bersih
(13,141)
(14,767)
(1,626)
12.37%
(14,767)
8,315
23,082
-156.31%
Pembalikan(beban) penyisihan kerugian aktiva lain2-brsh
59,140
(362,649)
(421,789)
-713.20%
(362,649)
(45,222)
317,427
-87.53%
Tenaga kerja&tunjangan
(6,329,075)
(6,675,793)
(346,718)
5.48%
(6,675,793)
(8,675,721)
(1,999,928)
29.96%
Umum&administrasi
(3,087,606)
(3,717,931)
(630,325)
20.41%
(3,717,931)
(4,711,444)
(993,513)
26.72%
(349,065)
(424,003)
(74,938)
21.47%
(424,003)
(523,991)
(99,988)
23.58%
(150,277)
-
150,277
-100.00%
-
-
-
-
(1,222)
-
1,222
-100.00%
-
-
-
-
Lain-lain
(1,079,301)
(1,141,788)
(62,487)
5.79%
(1,141,788)
(2,202,536)
(1,060,748)
92.90%
Jumlah Beban Operasional Lainnya
(10,996,546)
(11,959,515)
(962,969)
8.76%
(11,959,515)
(16,113,692)
(4,154,177)
34.74%
Beban Operasional Lainnya
Premi program penjaminan Pemerintah Kerugian yg blm direalisasi dr nilai efek2 & obligasi rekapitalisasi Pemerintah - bersih Provisi & komisi lainnya
192
LABA OPERASIONAL
8,346,113
8,560,659
214,546
2.57%
8,560,659
14,402,001
5,841,342
68.23%
475,899
1,330,569
854,670
179.59%
1,330,569
506,229
(824,340)
-61.95%
8,822,012
9,891,228
1,069,216
12.12%
9,891,228
14,908,230
5,017,002
50.72%
(3,382,854)
(2,633,880)
748,974
-22.14%
(2,633,880)
(3,922,049)
(1,288,169)
48.91%
519,210
50,944
(468,266)
-90.19%
50,944
486,204
435,260
854.39%
5,958,368
7,308,292
1,349,924
22.66%
7,308,292
11,472,385
4,164,093
56.98%
Dasar (dalam Rupiah penuh)
496.99
609.50
113
22.64%
609.50
956.72
347
56.97%
Dilusian (dalam Rupiah penuh)
486.38
596.73
110
22.69%
596.73
933.58
337
56.45%
PENDAPATAN NON OPERASIONAL -BERSIH LABA SBLM MANFAAT (BEBAN)PAJAK MANFAAT(BEBAN) PAJAK Kini Tangguhan LABA BERSIH LABA BERSIH PER LEMBAR SAHAM
193
Analisis
horizontal
pada
laba
rugi
BANK
RAKYAT
INDONESIAperiode 2008-2009 Laporan Laba Rugi 2008 ke 2009 PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO)
Tbkmenunjukkan
peningkatan
laba
sebesar
22.66%
(Rp
1,349,924,000). Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari pendapatan syariah, pendapatan bunga, investasi dan syariah, penjualan efek-efek dan obligasi rekapitalisasi pemerintah.Laba operasional meningkat sebesar 2.57%. Pendapatan
non
operasional
meningkat
sebesar
179.59%
(Rp854,670,000).Sementara pendapatan yang mengalami penurunan adalah provisi dan komisi. Dari sisi beban, yang mengalami peningkatan adalah beban bunga dan pembiayaan lainnya, beban syariah,beban umum dan administrasi dan premi program penjaminan pemerintah. Sementara beban yang mengalami penurunan yang signifikan adalah provisi dan komisi lainnya dan kerugian yang belum direalisasi dari nilai efek-efek dan rekapitalisasi pemerintah bersih.
194
Analisis horizontal pada laba rugi BANK RAKYAT INDONESIA periode 2009-2010 Laporan Laba Rugi 2009 ke 2010 PT.BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO)
Tbkmenunjukkan
peningkatan
laba
sebesar
56.98%
(Rp4,164,093,000). Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari provisi dan komisi, rekapitalisasi pemerintah, imbalan, pendapatan bunga dan investasi.Laba
operasional
meningkat
sebesar
68.24%.
Pendapatan
non
operasional menurun sebesar -61.95% (Rp824,340,000).Sementara pendapatan yang mengalami penurunan adalah pendapatan syariah dan rekapitalisasi pemerintah bersih. Dari sisi beban, yang mengalami peningkatan adalah beban syariah, beban operasional lain-lain, tenaga kerja dan tunjangan, beban umumdan administrasi dan premi program penjaminan pemerintah.Sementara beban yang mengalami penurunan adalah beban bunga dan pembiayaan lainnya.
195
3. Analisis Horizontal Pada Laporan Arus Kas PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI 31 Desember 2008, 2009 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.21 analisis horizontal pada laporan arus kas PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kenaikan/penurunan 2008
2009
2009-2008
kenaikan / penurunan 2009
Rp
%
2010
2010-2009 Rp
%
ARUS KAS DR KEG. OPERASI Penerimaan bunga, hasil investasi, provisi & komisi srt pndptn syariah
27,591,162
35,065,389
7,474,227
27.09%
35,065,389
46,642,900
11,577,511
33.02%
Pembyran bunga,beban syariah&pmbiayaan lainnya
(8,317,392)
(12,296,537)
(3,979,145)
47.84%
(12,296,537)
(11,719,715)
576,822
-4.69%
473,989
775,150
301,161
63.54%
775,150
1,525,143
749,993
96.75%
Penerimaan kmbl kredit yg tlh dihapusbukukan Pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya Pendapatan non operasional - bersih Laba sblm prbhan dlm aktiva & kewajiban operasi
2,787,555
3,269,594
482,039
17.29%
3,269,594
4,019,390
749,796
22.93%
(14,254,468)
(17,448,759)
(3,194,291)
22.41%
(17,448,759)
(25,245,930)
(7,797,171)
44.69%
472,604
1,314,297
841,693
178.10%
1,314,297
500,354
(813,943)
-61.93%
8,753,450
10,679,134
1,925,684
22.00%
10,679,134
15,722,142
5,043,008
47.22%
(8,248,952)
635,901
8,884,853
-107.71%
635,901
(816,714)
(1,452,615)
-228.43%
Perubahan dlm aktiva&kewajiban operasi: (Kenaikan)penurunan aktiva operasi: Penempatan pd Bank Indonesia&bank lain
196
Efek2 & obligasi rekapitalisasi Pemerintah yg diperdagangkan
(3,042,849)
2,000,138
5,042,987
-165.73%
2,000,138
(6,711,511)
(8,711,649)
-435.55%
Tagihan wesel ekspor
34,584
10,537
(24,047)
-69.53%
10,537
(190,585)
(201,122)
-1908.72%
Tagihan derivatif
24,711
(144,908)
(169,619)
-686.41%
(144,908)
57,051
201,959
-139.37%
(49,011,423)
(45,413,711)
3,597,712
-7.34%
(45,413,711)
(41,441,844)
3,971,867
-8.75%
134,738
(1,600,765)
(1,735,503)
-1288.06%
(1,600,765)
(2,924,794)
(1,324,029)
82.71%
(3,373,184)
1,541,853
4,915,037
-145.71%
1,541,853
547,943
(993,910)
-64.46%
1,621,694
(1,305,606)
(2,927,300)
-180.51%
(1,305,606)
560,071
1,865,677
-142.90%
2,727,538
10,116,911
7,389,373
270.92%
10,116,911
27,083,781
16,966,870
167.71%
Kredit yg diberikan Piutang& pembiayaan syariah Aktiva lain2 Kenaikan(penurunan)kewajiban operasi: Kewajiban segera Simpanan: Giro Giro wadiah
33,672
54,298
20,626
61.26%
54,298
186,482
132,184
243.44%
15,730,375
16,282,534
552,159
3.51%
16,282,534
21,078,783
4,796,249
29.46%
0
313,800
313,800
313,800
424,427
110,627
35.25%
46,457
(209,827)
(256,284)
-551.66%
(209,827)
23,274
233,101
-111.09%
17,425,521
26,713,624
9,288,103
53.30%
26,713,624
26,275,287
(438,337)
-1.64%
Deposito berjangka mudharabah
(26,107)
1,119,483
1,145,590
-4388.06%
1,119,483
2,652,102
1,532,619
136.90%
Smpnan dr bank lain&lmbg keuangan lainnya
1,817,211
1,021,664
(795,547)
-43.78%
1,021,664
710,408
(311,256)
-30.47%
Kewajiban derivatif
1,132,754
(1,036,374)
(2,169,128)
-191.49%
(1,036,374)
(195,501)
840,873
-81.14%
6,083
(4,968)
(11,051)
-181.67%
(4,968)
3,476,865
3,481,833
-70085.21%
(14,213,727)
20,773,718
34,987,445
-246.15%
20,773,718
46,517,667
25,743,949
123.93%
Tabungan Tabungan wadiah Tabungan mudharabah Deposito berjangka
Kewajiban lain2 Kas Bersih yg(Digunakan utk) Diperoleh dr Keg. Operasi ARUS KAS DR KEG. INVESTASI
197
Hsl pnjualan aset tetap
3,295
16,272
12,977
393.84%
16,272
5,875
(10,397)
-63.90%
89
24
(65)
-73.03%
24
147
123
512.50%
(639,578)
(441,550)
198,028
-30.96%
(441,550)
(511,912)
(70,362)
15.94%
yg trsedia utk dijual&dimiliki hingga jth tempo
(1,584,097)
(212,145)
1,371,952
-86.61%
(212,145)
(1,686,098)
(1,473,953)
694.79%
Kas Bersih yg Digunakan utk Keg.Investasi
(2,220,291)
(637,399)
1,582,892
-71.29%
(637,399)
(2,191,988)
(1,554,589)
243.90%
opsi saham
23,231
11,889
(11,342)
-48.82%
11,889
38,532
26,643
224.10%
Kenaikan modal disetor dr eksekusi opsi saham
3,750
2,276
(1,474)
-39.31%
2,276
(2,276)
-100.00%
Penerimaan dividen Penambahan aset tetap Pnambahan efek2&obligasi rekapitalisasi Pmrntah
ARUS KAS DR KEG. PENDANAAN Kenaikan tmbhn modal disetor dr eksekusi
Kenaikan(penurunan)efek2 yg dijual dgn janji dibeli kmbl
71
441,712
441,641
622029.58%
441,712
(18,099)
(459,811)
-104.10%
Penerimaan pinjaman yg diterima
974,218
10,254,904
9,280,686
952.63%
10,254,904
(4,156,854)
(14,411,758)
-140.54%
Pembayaran pinjaman subordinasi
(1,429,619)
1,967,788
3,397,407
-237.64%
1,967,788
(522,241)
(2,490,029)
-126.54%
2,573,610
(503,887)
(3,077,497)
-119.58%
(503,887)
2,506
506,393
-100.50%
(2,612,520)
(2,798,324)
(185,804)
7.11%
(2,798,324)
(2,414,327)
383,997
-13.72%
(467,259)
9,376,358
9,843,617
-2106.67%
9,376,358
(7,068,118)
(16,444,476)
-175.38%
5,286
(18,414)
(23,700)
-448.35%
(18,414)
(42,710)
(24,296)
131.94%
(16,895,991)
29,494,263
46,390,254
-274.56%
29,494,263
37,214,851
7,720,588
26.18%
Kenaikan (penurunan) efek2 yg dibeli dgn janji dijual kmbl Pembagian laba utk dividen&PKBL Kas Bersih yg Digunakan utk Keg. Pendanaan EFEK SELISIH KURS KRN PENJABARAN LAP. KEUANGAN DLM MATA UANG ASING (PENURUNAN)KENAIKAN BERSIH KAS&SETARA KAS
198
KAS & SETARA KAS AWAL TAHUN
37,012,120
52,179,836
15,167,716
40.98%
52,179,836
81,674,099
29,494,263
56.52%
KAS & SETARA KAS AKHIR TAHUN
20,116,129
81,674,099
61,557,970
306.01%
81,674,099
118,888,950
37,214,851
45.57%
Kas & Setara Kas terdiri dari: Kas
6,750,145
8,139,304
1,389,159
20.58%
8,139,304
8,139,304
Giro pd Bank Indonesia
9,945,696
12,893,414
2,947,718
29.64%
12,893,414
19,989,683
7,096,269
55.04%
0.00%
Giro pd bank lain
3,420,288
9,081,086
5,660,798
165.51%
9,081,086
5,658,116
(3,422,970)
-37.69%
tempo 3 bln atau kurang sjk tgl perolehan
0
40,443,390
40,443,390
40,443,390
82,267,776
41,824,386
103.41%
Sertifikat Bank Indonesia - jngk wkt jth tmpo 3bln atau kurang sjk tgl perolehan
0
11,116,905
11,116,905
11,116,905
997,663
(10,119,242)
-91.03%
20,116,129
81,674,099
61,557,970
81,674,099
118,888,950
37,214,851
45.57%
Penempatan pd bank lain - jangka wkt jth
Jmlh Kas & Setara Kas
306.01%
199
Analisis horizontal pada cash flowBANK RAKYAT INDONESIA periode 2008-2009 Laporan arus kas
PT BANK RAKYAT INDONESIA(PERSERO)
Tbk.periode 2008-2009 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan operasi, arus kas pendanaan dan investasi.Pada arus kas dari kegiatan operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah pendapatan bukan operasional, giro, deposito berjangka dan yang mengalami penurunan adalah penempatan pada bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, tagihan derivatif, piutang dan pembiayaan syariah, aktiva lain-lain, kewajiban segera, tabungan mudharabah, deposito berjangka mudharabah, kewajiban derivatif dan kewajiban lain-lain. Pada arus kas investasi yang mengalami peningkatan adalahhasil penjualan asset tetap.Dan yang mengalami penurunan adalah penerimaan dividen, penambahan asset tetap, dan penambahan efek-efek dan obligasi. Sementara pada arus kas pendanaan,yang mengalami peningkatan adalah efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali dan penerimaan pinjaman yang diterima. Dan yang mengalami penurunan adalah pembayaran pinajaman subordinasi, dan efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali. Saldo kas pada awal periode meningkat 40.98%, adapun saldo kas pada akhir periode juga meningkat sebesar 306.01% (Rp61,557,970).
200
Analisis horizontal pada cash flowBANK RAKYAT INDONESIA periode 2009-2010 Laporan arus kas
PT BANK RAKYAT INDONESIA(PERSERO)
Tbk.periode 2009-2010 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan operasi dan investasi, sementara arus kas pendanaan mengalami penurunan.Pada arus kas dari kegiatan operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan, piutang dan pembiayaan syariah, giro, giro wadiah dan deposito berjangka dan yang mengalami penurunan adalah penempatan pada bank Indonesia dan bank lain, efek-efek,tagihan wesel ekspor, tagihan derivatif, kewajiban segera, tabungan mudharabah, dan kewajiban lain-lain. Pada arus kas investasi yang mengalami peningkatan adalah penerimaan dividen, penambahan asset tetap dan penambahan efek-efek dan obligasi. Dan yang mengalami penurunan adalah hasil penjualan asset tetap . Sementara pada arus kas pendanaan,yang mengalami peningkatan adalah tambahan modal disetor dari eksekusi opsi saham. Dan yang mengalami penurunan adalah modal disetor dari eksekusi opsi saham, efek-efek yang dijual, penerimaan pinjaman yang diterima, pembayaran pinjaman subordinasi, efek-efek yang dibeli dan pembagian laba untuk dividend an PKBL. Saldo kas pada awal periode meningkat 56.52%, adapun saldo kas pada akhir periode juga meningkat sebesar 45.57% (Rp37,214,851,000).
201
5.2.4
Analisis Horizontal Bank Tabungan Negara. 1. Analisis Horizontal Pada Neraca PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2008, 2009 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.22 analisis horizontal pada neraca PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kenaikan/penurunan 2008
2009
2009-2008
kenaikan /penurunan 2009
Rp
%
2010
2010-2009 Rp
%
AKTIVA KAS GIRO PD BANK INDONESIA
229,843
294,357
64,514
28.07%
294,357
362,769
68,412
23.24%
1,811,728
2,842,112
1,030,384
56.87%
2,842,112
4,126,152
1,284,040
45.18%
21,605
33,378
11,773
54.49%
33,378
153,797
120,419
360.77%
(10,011)
(7,686)
2,325
-23.22%
(7,686)
(2,410)
5,276
-68.64%
11,594
25,692
14,098
121.60%
25,692
151,387
125,695
489.24%
PENEMPATAN PD BANK LAIN
131,755
2,669,169
2,537,414
1925.86%
2,669,169
2,374,930
(294,239)
-11.02%
Penyisihan kerugian
(6,542)
(3,763)
2,779
-42.48%
(3,763)
(3,120)
643
-17.09%
125,213
2,665,406
2,540,193
2028.70%
2,665,406
2,371,810
(293,596)
-11.02%
GIRO PD BANK LAIN Penyisihan kerugian pnurunan nilai
EFEK2-stlh dikurangi bunga&diskonto& ditambah premium
202
yg blm diamortisasi msg2 sbsr Rp5.045,pd tgl31 Des 2008& Rp6.941&Rp6.359 pd tgl 31 Des2010&2009 Nilai wajar mlalui lap.laba rugi
0
20,002
20,002
182,274
105,432
(76,842)
Dimiliki hingga jth tmpo
1,648,009
2,830,057
Jumlah efek2
1,830,283
2,955,491
(4,029) 1,826,254
Tersedia utk dijual
Penyisihan kerugian
20,002
399,000
378,998
1894.80%
-42.16%
105,432
4,702
(100,730)
-95.54%
1,182,048
71.73%
2,830,057
527,475
(2,302,582)
-81.36%
1,125,208
61.48%
2,955,491
931,177
(2,024,314)
-68.49%
(4,411)
(382)
9.48%
(4,411)
(2,820)
1,591
-36.07%
2,951,080
1,124,826
61.59%
2,951,080
928,357
(2,022,723)
-68.54%
OBLIGASI PEMERINTAH (OBLIGASI REKAPITALISASI) stlh dkurangi diskonto&ditmbh premium yg blm diamortisasi sbsr Rp9.405, Rp3.763&Rp8.158 pd tgl31Des08, 09&10 Nilai wajar melalui lap. laba rugi
0
10,723
10,723
10,723
0
(10,723)
-100.00%
Tersedia utk dijual
5,110,147
4,984,710
(125,437)
-2.45%
4,984,710
5,822,033
837,323
16.80%
Dimiliki hingga jth tempo
2,373,533
2,384,780
11,247
0.47%
2,384,780
1,371,237
(1,013,543)
-42.50%
7,483,680
7,380,213
(103,467)
-1.38%
7,380,213
7,193,270
(186,943)
-2.53%
TAGIHAN SWAP SUKU BUNGA
33,361
33,410
49
0.15%
33,410
0
(33,410)
-100.00%
Penyisihan kerugian
(333)
(351)
(18)
5.41%
(351)
0
351
-100.00%
33,028
33,059
31
0.09%
33,059
0
(33,059)
-100.00%
30,767,976
38,718,344
7,950,368
25.84%
38,718,344
48,682,818
9,964,474
25.74%
6,019
18,858
12,839
213.31%
18,858
20,102
1,244
6.60%
30,773,995
38,737,202
7,963,207
25.88%
38,737,202
48,702,920
9,965,718
25.73%
KREDIT YG DIBERIKAN& PEMBIAYAAN/ PIUTANG SYARIAH Kredit yg diberikan Pihak ketiga Pihak yg m'punyai hub.istimewa Jmlh kredit yg diberikan
203
Penyisihan kerugian
(540,827)
(619,829)
(79,002)
14.61%
(619,829)
(725,119)
(105,290)
16.99%
30,233,168
38,117,373
7,884,205
26.08%
38,117,373
47,977,801
9,860,428
25.87%
1,250,366
1,995,144
744,778
59.56%
1,995,144
2,845,849
850,705
42.64%
Pembiayaan/piutang syariah Pihak ketiga Pihak yg m'punyai hub. Istimewa
870
608
(262)
-30.11%
608
732
124
20.39%
Jmlh pembiayaan/piutang syariah
1,251,236
1,995,752
744,516
59.50%
1,995,752
2,846,581
850,829
42.63%
Penyisihan kerugian
(15,768)
(83,724)
(67,956)
430.97%
(83,724)
(155,567)
(71,843)
85.81%
1,235,468
1,912,028
676,560
54.76%
1,912,028
2,691,014
778,986
40.74%
31,468,636
40,029,401
8,560,765
27.20%
40,029,401
50,668,815
10,639,414
26.58%
103,981
72,221
(31,760)
-30.54%
72,221
38,836
(33,385)
-46.23%
Nilai tercatat
1,740,475
1,962,073
221,598
12.73%
1,962,073
2,034,213
72,140
3.68%
Akumulasi penyusutan
(667,830)
(725,401)
(57,571)
8.62%
(725,401)
(583,376)
142,025
-19.58%
1,072,645
1,236,672
164,027
15.29%
1,236,672
1,450,837
214,165
17.32%
BUNGA YG MSH AKAN DITERIMA
466,851
508,542
41,691
8.93%
508,542
580,476
71,934
14.15%
AKTIVA LAIN2
358,718
408,912
50,194
13.99%
408,912
512,830
103,918
25.41%
44,992,171
58,447,667
13,455,496
29.91%
58,447,667
68,385,539
9,937,872
17.00%
592,025
664,765
72,740
12.29%
664,765
781,931
117,166
17.63%
2,732,840
7,222,120
4,489,280
164.27%
7,222,120
5,010,691
(2,211,429)
-30.62%
AKTIVA PAJAK TANGGUHAN Bersih ASET TETAP
JUMLAH AKTIVA KEWAJIBAN & EKUITAS KEWAJIBAN KEWAJIBAN SEGERA SIMPANAN NASABAH Giro Pihak ketiga
204
Pihak yg m'punyai hub. Istimewa
61,315
34,439
(26,876)
-43.83%
34,439
25,261
(9,178)
-26.65%
2,794,155
7,256,559
4,462,404
159.70%
7,256,559
5,035,952
(2,220,607)
-30.60%
58,137
99,919
41,782
71.87%
99,919
135,240
35,321
35.35%
Giro Wadiah Pihak ketiga Pihak yg m'punyai hub. Istimewa
938
7,794
6,856
730.92%
7,794
2,983
(4,811)
-61.73%
59,075
107,713
48,638
82.33%
107,713
138,223
30,510
28.33%
2,853,230
7,364,272
4,511,042
158.10%
7,364,272
5,174,175
(2,190,097)
-29.74%
7,238,122
8,714,702
1,476,580
20.40%
8,714,702
10,567,700
1,852,998
21.26%
10,345
25,624
15,279
147.69%
25,624
23,560
(2,064)
-8.05%
7,248,467
8,740,326
1,491,859
20.58%
8,740,326
10,591,260
1,850,934
21.18%
125,630
200,021
74,391
59.21%
200,021
200,021
0
0.00%
1,001
617
(384)
-38.36%
617
2,019
1,402
227.23%
126,631
200,638
74,007
58.44%
200,638
276,367
75,729
37.74%
7,375,098
8,940,964
1,565,866
21.23%
8,940,964
10,867,627
1,926,663
21.55%
20,678,662
22,743,026
2,064,364
9.98%
22,743,026
29,496,407
6,753,381
29.69%
41,141
28,093
(13,048)
-31.72%
28,093
17,518
(10,575)
-37.64%
20,719,803
22,771,119
2,051,316
9.90%
22,771,119
29,513,925
6,742,806
29.61%
493,703
1,133,098
639,395
129.51%
1,133,098
1,964,850
831,752
73.41%
6,910
5,501
(1,409)
-20.39%
5,501
25,470
19,969
363.01%
500,613
1,138,599
637,986
127.44%
1,138,599
1,990,320
851,721
74.80%
21,220,416
23,909,718
2,689,302
12.67%
23,909,718
31,504,245
7,594,527
31.76%
Tabungan Pihak ketiga Pihak yg m'punyai hub.istimewa Tabungan Wadiah&Tabungan Mudharabah Pihak ketiga Pihak yg m'punyai hub.istimewa
Deposito Berjangka Pihak ketiga Pihak yg m'punyai hub.istimewa Deposito Berjangka Mudharabah Pihak Ketiga Pihak yg m'punyai hub.istimewa
205
31,448,744
40,214,954
8,766,210
27.87%
40,214,954
47,546,047
7,331,093
18.23%
330,190
504,763
174,573
52.87%
504,763
558,271
53,508
10.60%
2,115
0
(2,115)
-100.00%
0
0
0
1,775,000
3,564,709
1,789,709
100.83%
3,564,709
3,463,819
(100,890)
-2.83%
Rp3.843,Rp10.066&Rp8.106pd tgl 31 Des 2010&2009
2,496,157
3,221,894
725,737
29.07%
3,221,894
4,139,934
918,040
28.49%
PINJAMAN YG DITERIMA
3,281,294
2,983,997
(297,297)
-9.06%
2,983,997
3,399,787
415,790
13.93%
196,752
161,604
(35,148)
-17.86%
161,604
163,106
1,502
0.93%
0
0
0
0
0
0
28,183
39,538
11,355
40.29%
39,538
60,782
21,244
53.73%
1,513,339
1,698,318
184,979
12.22%
1,698,318
1,824,584
126,266
7.43%
Jmlh Simpanan Nasabah SIMPANAN DR BANK LAIN KEWAJIBAN SWAP SUKU BUNGA EFEK YG DIJUAL DGNJANJI DIBELI KMBL-stlh dikurangi beban bunga yg blm diamortisasi sbsr Rp16.165&Rp6.777 pd tgl 31 Des 2010 & 2009 SURAT2 BERHARGA YG DITERBITKAN - stlh dikurangi obligasi dlm perbendaharaan masing2 sbsr Rp Nol,& Rp 20.000 pd tgl 31 Des2008&2009,& biaya emisi obligasi yg blm diamortisasi msng2 sbsr
BUNGA YG MSH HRS DI BYR KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN Bersih ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN&KONTINJENSI KEWAJIBAN LAIN2 PINJAMAN SUBORDINASI-stlh dikurangi biaya emisi obligasisubordinasi yg blm diamortisasimsng2 sbsr Rp98,Rp392&Rp564pd tgl31 Des08&07,&31Mei07 JMLH KEWAJIBAN
249,902
0
(249,902)
-100.00%
0
0
0
41,913,701
53,054,542
11,140,841
26.58%
53,054,542
61,938,261
8,883,719
16.74%
EKUITAS Modal saham - nominal Rp169.595,99 (Rupiah penuh) per saham pd tgl31 Des 2008
206
Rp500 (Rupiah penuh) per saham pd tgl 31 Des 2010 & 2009 Modal dasar - 60.374.163 saham pd tgl 31 Des 2008, 20.478.432.000 saham (terdiri dr1lmbr shm seriA dwiwarna&20.478.431.999 lmbr shm seri B) pd tgl 31 Des2010&2009 Modal ditempatkan & disetor pnh - 15.093.540 saham pd tgl 31 Des2008 8.714.057.000 saham (terdiri dr1lmbr shm seriA dwiwarna& 8.714.056.999 lmbr shm seri B) pd tgl 31 Des 2010 & 2009
2,559,804
4,357,029
1,797,225
Tambahan modal disetor
0
639,626
Opsi Saham
0
70.21%
4,357,029
4,357,029
0
0.00%
639,626
639,626
639,626
0
0.00%
0
0
0
60,845
60,845
(114,747)
(54,239)
60,508
-52.73%
(54,239)
127,641
181,880
-335.33%
Saldo laba tlh ditentukan penggunaannya
202,939
158,421
(44,518)
-21.94%
158,421
307,488
149,067
94.10%
Saldo laba blm ditentukan Penggunaannya
0
292,288
292,288
292,288
954,649
662,361
226.61%
430,474
0
(430,474)
-100.00%
0
0
0
JMLH EKUITAS
3,078,470
5,393,125
2,314,655
75.19%
5,393,125
6,447,278
1,054,153
19.55%
JMLH KEWAJIBAN & EKUITAS
44,992,171
58,447,667
13,455,496
29.91%
58,447,667
68,385,539
9,937,872
17.00%
Keuntungan (kerugian) yg blm direalisasi atas efek2 &obligasi pemerintah yg tersedia utk dijual
Saldo laba - (defisit sbsr Rp14.226.290 tlh dieliminasi pd saatKuasi-Reorganisasi per tgl 31 Mei 2007)
207
Analisis horizontal pada Neraca BTN periode 2008-2009 Laporan Neraca periode PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk2008 ke 2009 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 29.91%. Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan kepada pihak ketiga, kas,giro pada bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, dan efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo. Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang signifikan adalah aktiva pajak tangguhan, pembiayaan/piutang usaha pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan efek-efek yang tersedia untuk dijual.Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama periode 2008-2009 menunjukkan peningkatan, pada pos pasiva kewajiban meningkat sebesar Rp11,140,481,000(26.58%) dan ekuitas sebesar Rp 2,314,655,000 (75.19%). Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalah giro dari pihak ketiga, giro wadiah dari pihak ketiga dan pihak yang mempunyai hubungan istimewa,
tabungan dari pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, deposito berjangka mudharabah dari pihak ketiga, efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali. Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah kewajiban swap suku bunga, tabungan wadiah dan mudharabah dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, deposito berjangka dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pinjaman subordinasi. Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan adalah modal saham, sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual dan saldo laba.
208
Analisis horizontal pada Neraca BTN periode 2009-2010 Laporan Neraca periode PT BANK TABUNGAN NEGARA
(PERSERO) Tbk2009 ke 2010 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 17.00%. Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti kas,giro pada bank Indonesia, giro pada bank lain, kredit yang diberikan pada pihak ketiga.
Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang signifikan
adalah efek-efek yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo, obligasi pemerintah, tagihan swap suku bunga, dan aktiva pajak tangguhan.Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama periode 2009-2010 menunjukkan peningkatan, pada pos pasiva kewajiban meningkat sebesar Rp8,883,719,000(16.75%) dan ekuitas sebesar Rp1,054,153,000 (19.55%).
Pos–pos yang mengalami
peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalah
tabungan wadiah dan
mudharabah dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, deposito berjangka mudharabah dari pihak ketiga dan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan surat-surat berharga yang diterbitkan. Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah simpanan nasabah dari pihak ketiga, giro wadiah dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, deposito berjangka dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan adalahsaldo laba yang telah ditentukan penggunaannya dan yang belum ditentukan penggunaannya, sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual, sementara modal saham dan modal disetor relative stabil, tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan.
209
2. Analisis Horizontal Pada Laporan Laba Rugi PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI 31 Desember 2008, 2009 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.23 analisis horizontal pada laporan laba rugi PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kenaikan/penurunan 2008
2009
2009-2008
kenaikan / penurunan 2009
Rp
%
2010
2010-2009 Rp
%
PENDAPATAN & BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga&Bagi Hasil Bunga
4,372,009
5,471,728
1,099,719
25.15%
5,471,728
6,326,333
854,605
15.62%
Provisi & komisi
120,320
124,954
4,634
3.85%
124,954
0
(124,954)
-100.00%
Bagi hsl scr syariah
74,697
133,259
58,562
78.40%
133,259
172,419
39,160
29.39%
4,567,026
5,729,941
1,162,915
25.46%
5,729,941
6,498,752
768,811
13.42%
(2,600,060)
(3,420,345)
(820,285)
31.55%
(3,420,345)
(3,135,975)
284,370
-8.31%
(3,859)
(4,115)
(256)
6.63%
(4,115)
(4,365)
(250)
6.08%
Jmlh Pndptn Bunga &Bagi Hsl Beban Bunga&Bonus Bunga Beban pendanaan lainnya Bonus Jmlh Beban Bunga&Bonus Pendapatan Bunga&Bagi Hasil - Bersih
(2,775)
(3,272)
(497)
17.91%
(3,272)
(3,594)
(322)
9.84%
(2,606,694)
(3,427,732)
(821,038)
31.50%
(3,427,732)
(3,143,934)
283,798
-8.28%
1,960,332
2,302,209
341,877
17.44%
2,302,209
3,354,818
1,052,609
45.72%
210
Pendapatan Operasional Lainnya Imbalan Pungutan administrasi&denda simpanan&kredit yg dberikn
176,330
208,936
32,606
18.49%
208,936
244,817
35,881
perbendaharaan bersih
321
0
(321)
-100.00%
0
0
0
Keuntungan pnjualan efek2- bersih
53
0
(53)
-100.00%
0
68,051
68,051
17.17%
Keuntungan pembelian/ pnjualan kmbl obligasi dlm
Keuntungan kenaikan nilai obligasi pemerintah yg diperdagangkan - brsh
0
Keuntungan penjualan obligasi pemerintah brsh
0
5,198
5,198
5,198
42,444
37,246
716.54%
Keuntungan kenaikan nilai efek2 yg diperdagangkan brsh
0
2
2
2
4,360
4,358
217900.00%
Lain-lain
40,367
50,721
10,354
25.65%
50,721
49,570
(1,151)
-2.27%
Jmlh Pndapatan Operasional Lainnya
217,071
264,857
47,786
22.01%
264,857
487,890
223,033
84.21%
4,782
(52,864)
(57,646)
-1205.48%
(52,864)
(310,536)
(257,672)
487.42%
(9,770)
(11,355)
(1,585)
16.22%
(11,355)
(21,244)
(9,889)
87.09%
Gaji & tunjangan karyawan
(772,818)
(937,075)
(164,257)
21.25%
(937,075)
(1,136,484)
(199,409)
21.28%
Umum & administrasi
(555,335)
(673,954)
(118,619)
21.36%
(673,954)
(886,244)
(212,290)
31.50%
Premi prgrm pnjaminn Pemerintah
(51,298)
(70,562)
(19,264)
37.55%
(70,562)
(79,964)
(9,402)
13.32%
(32,116)
(127)
31,989
-99.60%
(127)
0
127
-100.00%
Pembalikan(Beban)Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif &Non-Produktif Beban Estimasi Kerugian Komitmen & Kontinjensi Beban Operasional Lainnya
Kerugian penurunan nilaiobligasi pemerintah yg diperdagangkan brsh
211
Kerugian penurunannilai efek2 utk diperdagangkan brsh
(7,535)
0
7,535
-100.00%
0
0
0
Kerugian transaksi mata uang asing brsh
(3,530)
(11,407)
(7,877)
223.14%
(11,407)
0
11,407
-100.00%
Kerugian pnjualn obligasi pmrnth brsh
(23,105)
(27)
23,078
-99.88%
(27)
0
27
-100.00%
Lain-lain
(56,853)
(70,257)
(13,404)
23.58%
(70,257)
(144,519)
(74,262)
105.70%
(1,502,590)
(1,763,409)
(260,819)
17.36%
(1,763,409)
(2,247,211)
(483,802)
27.44%
LABA OPERASIONAL
669,825
739,438
69,613
10.39%
739,438
1,263,717
524,279
70.90%
PENDAPATAN NON OPERASIONAL-BRSIH
(4,292)
6,379
10,671
-248.63%
6,379
(13,495)
(19,874)
-311.55%
LABA SBLM MANFAAT PAJAK PNGHASILAN
665,533
745,817
80,284
12.06%
745,817
1,250,222
504,405
67.63%
(291,935)
(227,996)
63,939
-21.90%
(227,996)
(374,350)
(146,354)
64.19%
56,876
(11,578)
(68,454)
-120.36%
(11,578)
40,066
51,644
-446.05%
(235,059)
(239,574)
(4,515)
1.92%
(239,574)
(334,284)
(94,710)
39.53%
Jmlh Beban Operasional Lainnya
MANFAAT(BEBAN) PAJAK Kini Tangguhan Beban Pajak - Bersih LABA BERSIH SBLM POS LUAR BIASA
0
506,243
506,243
506,243
915,938
409,695
80.93%
POS LUAR BIASA-BRSIH
0
(15,790)
(15,790)
(15,790)
0
15,790
-100.00%
430,474
490,453
59,979
13.93%
490,453
915,938
425,485
86.75%
28.520
76
47
166.48%
76
105
29
38.16%
0
0
0
0
104
104
LABA BERSIH LABA BERSIH PERSAHAM DASAR Dasar (nilai penuh) Dilusian (nilai penuh)
212
Analisis horizontal pada laba rugi BANK TABUNGAN NEGARA periode 2008-2009 Laporan Laba Rugi 2008 ke 2009 PT BANK TABUNGAN NEGARA
(PERSERO) Tbkmenunjukkan peningkatan laba sebesar 13.93% (Rp59,979,000). Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari pendapatan bunga, pendapatan provisi dan komisi dan bagi hasil secara syariah. Laba operasional meningkat sebesar 10.39%.Sementara pendapatan yang mengalami penurunan adalah pendapatan non operasional bersih. Dari sisi beban, yang mengalami peningkatan adalah beban bunga, bonus, beban pendanaan lainnya, beban gaji dan tunjangan karyawan, premi program penjaminan pemerintah ,umum dan administrasi. Sementara beban yang mengalami penurunan yang signifikan adalah beban pajak kini dan tangguhan, beban penyisihan kerugian aktiva produktif dan non produktif.
Analisis horizontal pada laba rugi BANK TABUNGAN NEGARA periode 2009-2010 Laporan Laba Rugi 2009 ke 2010PT BANK TABUNGAN NEGARA
(PERSERO)
Tbkmenunjukkan
peningkatan
laba
sebesar
86.75%
(Rp425,485,000). Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari pendapatan bunga, bagi hasil secara syariah keuntungan penjualan obligasi pemerintah bersih dan efek-efek yang diperdagangkan. Laba operasional meningkat sebesar 70.90%.Sementara pendapatan yang mengalami penurunan adalah pendapatan provisi dan komisi dan pendapatan non operasional bersih.
213
Dari sisi beban, yang mengalami peningkatan adalah beban bonus, beban pendanaan lainnya, beban gaji dan tunjangan karyawan, premi program penjaminan pemerintah ,umum dan administrasi, beban pajak kini dan beban lainlain. Sementara beban yang mengalami penurunan adalah beban bunga dan beban pajak tangguhan.
214
3. Analisis Horizontal Pada Laporan Arus Kas PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI 31 Desember 2008, 2009 dan 2010 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Tabel 5.24 analisis horizontal pada laporan arus kas PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kenaikan/penurunan 2008
2009
2009-2008
kenaikan / penurunan 2009
Rp
%
2010
2010-2009 Rp
%
ARUS KAS DR KEG. OPERASI Penerimaan bunga &bagi hsl,provisi&komisi Penerimaan kredit yg tlh dihapusbukukan Pembayaran bunga&bonus,provisi & komisi Pmbyrn pajak pnghsln badan Beban operasional lainnya -brsh Pendapatan bkn operasional lainnya - brsh
4,480,873
5,691,970
1,211,097
27.03%
5,691,970
6,424,521
732,551
12.87%
93,280
86,671
(6,609)
-7.09%
86,671
78,758
(7,913)
-9.13%
(2,535,349)
(3,462,878)
(927,529)
36.58%
(3,462,878)
(3,141,922)
320,956
-9.27%
(293,709)
(269,211)
24,498
-8.34%
(269,211)
(291,979)
(22,768)
8.46%
(1,181,133)
(1,379,881)
(198,748)
16.83%
(1,379,881)
(2,131,694)
(751,813)
54.48%
(4,292)
6,379
10,671
-248.63%
6,379
(13,495)
(19,874)
-311.55%
559,670
673,050
113,380
20.26%
673,050
924,189
251,139
37.31%
(77,195)
0
77,195
-100.00%
0
62,450
62,450
Penerimaan kas sblm perubahan aktiva& kewajiban operasi Perubahan dlm aktiva& kewajiban operasi: Penurunan (kenaikan) dlm aktiva operasi: Penempatan pd bank lain
215
Efek2 diperdagangkan &tersedia utk dijual
(58,331)
(36,049)
22,282
-38.20%
(36,049)
(278,269)
(242,220)
671.92%
Obligasi pmrnth diprdagangkan&trsedia utk djual
1,047,424
288,294
(759,130)
-72.48%
288,294
(532,558)
(820,852)
-284.73%
109,367
(49)
(109,416)
-100.04%
(49)
33,410
33,459
-68283.67%
(9,775,606)
(8,794,395)
981,211
-10.04%
(8,794,395)
(10,895,306)
(2,100,911)
23.89%
139,904
(43,972)
(183,876)
-131.43%
(43,972)
282,084
326,056
-741.51%
88,817
120,096
31,279
35.22%
120,096
34,795
(85,301)
-71.03%
Giro
577,466
4,462,404
3,884,938
672.76%
4,462,404
(2,220,607)
(6,683,011)
-149.76%
Giro Wadiah
30,577
48,638
18,061
59.07%
48,638
30,511
(18,127)
-37.27%
Tabungan
161,802
1,491,859
1,330,057
822.03%
1,491,859
1,850,934
359,075
24.07%
Tabungan Wadiah &Mudharabah
57,162
74,007
16,845
29.47%
74,007
75,729
1,722
2.33%
6,386,571
2,051,316
(4,335,255)
-67.88%
2,051,316
6,742,806
4,691,490
228.71%
Deposito berjangka Mudharabah
48,078
637,986
589,908
1226.98%
637,986
851,721
213,735
33.50%
Simpanan dr bank lain
315,042
174,573
(140,469)
-44.59%
174,573
53,509
(121,064)
-69.35%
2,115
(2,115)
(4,230)
-200.00%
(2,115)
0
2,115
-100.00%
219,401
272,923
53,522
24.39%
272,923
126,265
(146,658)
-53.74%
Diperoleh dr aktivitas normal
(167,736)
1,418,566
1,586,302
-945.71%
1,418,566
(2,858,337)
(4,276,903)
-301.49%
Penerimaan dari klaim asuransi
0
40,300
40,300
40,300
25,379
(14,921)
-37.02%
0
1,458,866
1,458,866
1,458,866
(2,832,958)
(4,291,824)
-294.19%
Tagihan swap suku bunga Kredit yg diberikan &pembiayaan/piutang syariah Aktiva lain2 Kenaikan (penurunan)dlm kewajiban operasi: Kewajiban segera Simpanan dr nasabah:
Deposito berjangka
Kewajiban swap suku bunga Kewajiban lain2 Kas Brsh yg (Digunakan utk)
Kas Bersih yg (Digunakan utk) Diperoleh dr Aktivitas Operasi
216
ARUS KAS DR KEG. INVESTASI Pnjualan(pmbelian)efek2yg dimiliki hngga jth tmpo Pembelian aset tetap
141,946
(2,660,034)
(2,801,980)
-1973.98%
(2,660,034)
2,304,519
4,964,553
-186.63%
(134,503)
(347,641)
(213,138)
158.46%
(347,641)
(335,552)
12,089
-3.48%
4,947
0
(4,947)
-100.00%
0
0
0
Penjualan aset tetap Pembelian obligasi pmrnth yg dimiliki hngga jth tmpo
(50,172)
(11,134)
39,038
-77.81%
(11,134)
1,013,395
1,024,529
-9201.81%
Kas Brsh yg Digunakn utk Keg.Investasi
(37,782)
(3,018,809)
(2,981,027)
7890.07%
(3,018,809)
2,982,362
6,001,171
-198.79%
Penerimaan dr surat2 berhrg yg diterbitkn
0
1,500,000
1,500,000
1,500,000
1,650,000
150,000
10.00%
Pelunasan pnjmn subordinasi
0
(250,000)
(250,000)
(250,000)
0
250,000
-100.00%
Pmbayaran biaya emisi srt2berhrg yg diterbitkan
0
(6,231)
(6,231)
(6,231)
0
6,231
-100.00%
Pnjualn(pmblian)kmbl obligasi dlm prbndaharaan
8,000
(20,000)
(28,000)
-350.00%
(20,000)
20,000
40,000
-200.00%
(344,460)
(297,297)
47,163
-13.69%
(297,297)
415,789
713,086
-239.86%
komisaris, Program Kemitraan&Bina Lingkungan
(33,037)
(55,961)
(22,924)
69.39%
(55,961)
(143,221)
(87,260)
155.93%
Pmbayaran ats jth tmpo srt2 brharga yg diterbitkn
(750,000)
(750,000)
0.00%
(750,000)
(750,000)
0
0.00%
Penerbitan saham
0
1,888,046
1,888,046
1,888,046
0
(1,888,046)
-100.00%
Biaya emisi pnerbitn shm
0
(68,391)
(68,391)
(68,391)
0
68,391
-100.00%
1,124,999
1,789,710
664,711
59.09%
1,789,710
(100,890)
(1,890,600)
-105.64%
5,502
3,729,876
3,724,374
67691.28%
3,729,876
1,091,678
(2,638,198)
-70.73%
(200,016)
2,169,933
2,369,949
-1184.88%
2,169,933
1,241,082
(928,851)
-42.81%
ARUS KAS DR KEG.PENDANAAN
Pmbyran pinjaman yg ditrima Pembayaran dividen,tantiem direksi &
Penjualan efek2 yg dijual dgn janji dibeli kmbl Kas Brsh Diperoleh dr(Digunakan utk) Aktivitas Pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BRSH KAS & SETARA KAS
217
KAS & SETARA KAS AWAL PERIODE
2,263,192
3,544,083
1,280,891
56.60%
3,544,083
5,714,016
2,169,933
61.23%
KAS & SETARA KAS AKHIR PERIODE
2,063,176
5,714,016
3,650,840
176.95%
5,714,016
6,955,098
1,241,082
21.72%
Rincian kas & setara kas akhir periode adlh sbb: Kas Giro pd Bank Indonesia Giro pd bank lain
229,843
294,357
64,514
28.07%
294,357
362,769
68,412
23.24%
1,811,728
2,842,112
1,030,384
56.87%
2,842,112
4,126,152
1,284,040
45.18%
21,605
33,378
11,773
54.49%
33,378
153,797
120,419
360.77%
0
2,544,169
2,544,169
2,544,169
2,312,380
(231,789)
-9.11%
2,063,176
5,714,016
3,650,840
5,714,016
6,955,098
1,241,082
21.72%
Penempatan pd bank lain - jngka wkt jth tmpo 3 bln atau krng sjk tgl perolehan Jumlah
176.95%
218
Analisis horizontal pada cash flow BANK TABUNGAN NEGARA periode 2008-2009 Laporan arus periodePT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)
Tbk 2008-2009 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan operasidan arus kas pendanaan sementara investasi mengalami penurunan. Pada arus kas dari kegiatan operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah giro, tabungan, deposito berjangka mudharabah, penerimaan bunga dan bagi hasil, provisi dan komisi, dan pembayaran bunga dan bonus, provisi dan komisi dan yang mengalami penurunan adalah pendapatan bukan operasional lainnya, penempatan pada bank lain, obligasi pemerintah, tagihan swap suku bunga, dan kewajiban swap suku bunga. Pada arus kas investasi yang mengalami peningkatan adalah pembelian asset tetap.Dan yang mengalami penurunan adalah efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo, pembelian obligasi pemerintah, dan penjualan asset tetap. Sementara pada arus kas pendanaan,yang mengalami peningkatan adalah pembayaran dividen, tantiem direksi dan komisaris, program kemitraan dan bina lingkungan dan penjualan efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali. Saldo kas pada awal periode meningkat 56.60%, adapun saldo kas pada akhir periode juga meningkat sebesar 176.95% (Rp2,063,176,000 menjadi Rp5,714,016,000).
219
Analisis horizontal pada cash flow BANK TABUNGAN NEGARA periode 2009-2010 Laporan arus periodePT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)
Tbk 2009-2010 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan investasi sementara arus kas operasidan arus kas pendanaan mengalami penurunan. Pada arus kas dari kegiatan operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah deposito berjangka, efek-efek diperdagangkan dan tersedia untuk dijual dan yang mengalami penurunan adalah pendapatan bukan operasional lainnya, obligasi pemerintah, tagihan swap suku bunga, giro, kewajiban swap suku bunga dan aktiva lain-lain.Pada arus kas investasi tidak ada pos yang mengalami peningkatan.Dan yang mengalami penurunan adalah efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo, pembelian obligasi pemerintah, dan pembelian asset tetap. Sementara pada arus kas pendanaan,yang mengalami peningkatan adalah pembayaran dividen, tantiem direksi dan komisaris, program kemitraan dan bina lingkungan dan penerimaan dari surat-surat berharga yang diterbitkan dan yang mengalami penurunan adalah pelunasan pinjaman subordinasi, pembayaran biaya emisi surat-surat berharga yang diterbitkan, penjualan obligasi, pembayaran pinjaman yang diterima, penerbitan saham, biaya emisi penerbitan saham, penjualan efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali. Saldo kas pada awal periode meningkat 61.23%, adapun saldo kas pada akhir periode juga meningkat sebesar 21.72% (Rp5,714,016,000 menjadi Rp6,955,098,000).
220
5.3 Gambaran Kondisi Riil Bank BUMN Periode 2008-2010
A. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Kinerja keuangan Bank Mandiri selama 3 periode yaitu 20082010 mengalami peningkatan yang cukup signifikan terutama pada tahun 2010.Bagi Bank Mandiri tahun 2010 merupakan awal era transformasi lanjutan. Era transformasi tersebut diawali dengan fokus strategi pada 3 area utama yaitu : Jasa Layanan Transaksi Perbankan Korporasi (Wholesale Transacsion Banking), Jasa Layanan Transaksi dan Layanan Ritel (Retail Deposit & Deposit Payment) serta Pembiayaan Ritel (Retail Financing). Selama tahun 2010 , kinerja perseroan mengalami peningkatan yang signifikan di bandingkan tahun sebelumnya. Bank mandiri mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 9,2 triliun yang sejauh ini merupakan laba bersih tertinggi dalam kurun waktu 12 tahun terakhir sejak Bank Mandiri berdiri. Peningkatan profitabilitas tersebut juga di dukung pertumbuhan kredit sebesar 24% di atas pertumbuhan pasar yang sebesar 22%. Di sisi lain pertumbuhan tersebut juga tetap dapat diiringi dengan perbaikan kualitas asset secara berkelanjutan yang dicerminkan dari penurunan rasio NPL Gross dari 2,79% di tahun 2009 menjadi 2,42% di tahun 2010. Kontribusi pendapatan bunga yangberasal dari kredit pada tahun 2009meningkat menjadi sebesar Rp32.599miliar, hal ini terutama disebabkanperbaikan kualitas kredit, sertajumlah penyaluran kredit
221
yang terusmeningkat. Kontribusi pendapatan bunga yang berasal dari kredit pada tahun 2010 juga meningkat, hal ini terutama disebabkan perbaikan kualitas kredit, serta jumlah penyaluran kredit, serta jumlah penyaluran kredit yang terus meningkat. Pendapatan bunga bersih meningkat pada tahun 2009 menjadi Rp 20.072 miliar pada tahun 2010.Peningkatan
tersebut
terutama
disebabkan
membaiknya
kolektibilitas kredit dan bertumbuhnya kredit sehingga mengakibatkan peningkatan pendapatan bunga bersih. Bank Mandiri menerapkan metode kewajiban (liability method) untuk menentukan beban pajak penghasilan.Pada metode ini, aktiva dan hutang pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai aktiva dan kewajiban yang tercatat di neraca dengan dasar pengenaan pajak atas aktiva dan kewajiban tersebut setiap tanggal pelaporan. Metode ini juga mengakui adanya manfaat pajak di masa datang seperti rugi menurut pajak yang belum digunakan apabila kemungkinan besar manfaat tersebut dapat direalisasikan di masa yang akan datang. Kegiatan usaha Bank Mandiri selama tahun 2010 sebagian besar didanai oleh kombinasi penerimaan dari pendapatan bunga atas kredit yang diberikan, komisi dan provisi, peningkatan jumlah simpanan. Selain itu, Bank Mandiri telah memanfaatkan pasar uang antar bank.Bank Mandiri juga mempertahankan cadangan likuiditas, yang biasanya berjumlah lebih besar daripada Giro Wajib Minimum Bank
222
Indonesia, untuk mengantisipasi penarikan simpanan dalam jumlah besar oleh nasabah. Bank Mandiri menggunakan sebagian besar dananya untuk pembayaran beban bunga atas dana pihak ketiga dan pinjaman yang diterima, pemberian kredit dan pembayaran kembali pinjaman yang diterima, penempatan pada pasar uang antar bank, dan pembayaran biaya operasional (termasuk biaya gaji dan tunjangan, serta biaya umum dan administrasi). Total ekuitas mengalami peningkatandari Rp30.514 miliarpada tanggal 31 Desember 2008menjadi Rp35.109 miliar pada tanggal31 Desember 2009. Kenaikan initerutama disebabkan meningkatnyasaldo laba dari Rp13.179 menjadiRp17.859
miliar padatanggal 31 miliar
pada
tanggal
Desember 2008 31Desember
2009.Pendistribusian laba bersih tahun 2008yang dilaksanakan pada tahun 2009adalah pembayaran dividen, cadanganumum serta Dana Program Kemitraandan Bina Lingkungan.
B. PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Di tahun 2009, BNI mencatat kinerja finansial yangcukup baik.Pertumbuhan pendapatan didorongoleh pendapatan bunga bersih dan pendapatanfee yang meningkat, sedangkan inisiatifpeningkatan efisiensi yang diluncurkan telahberhasil menahan peningkatan biaya operasional,hingga menghasilkan laba bersih yang solid.Kualitas aset
223
dan tingkat likuiditas berhasildipertahankan, untuk mendukung proses ekspansibisnis lebih lanjut dan memberikan imbal hasilyang lebih tinggi bagi para pemegang saham. Pada tahun 2010, BNI terus melanjutkan tradisimencetak pertumbuhan laba yang tinggi, yaitu sebesar65,1% yang melampaui pertumbuhan
laba
rata-rata
industri
perbankan
sebesar
26,7%.Pertumbuhan laba yang signifikan tersebut diperolehmelalui perbaikan kualitas aset, menurunkan biayabunga dan meningkatkan pendapatan non bungatermasuk pendapatan dari aset yang telah dihapusbuku. Selain pencapaian di atas, pada tahun 2010 BNIjuga telah memperkuat struktur permodalan melaluipenawaran saham umum terbatas (rights issue) yangberhasil mendapatkan tambahan dana sebesarRp 10,5 triliun (bruto) sehingga tercatat sebagai ”TheBiggest Indonesian Capital Market Deal in 2010”.Marjin bunga bersih menurun dari 6,0% di tahun2009 menjadi 5,8% di tahun 2010. Meskipun
marginbunga
turun,
BNI
mengalami
peningkatan
pendapatanbunga bersih sebesar 5,3% dari Rp 11,1 triliun di 2009menjadi Rp 11,7 triliun di tahun 2010 karena aktivaproduktif BNI terus meningkat. Pendapatan bunga ditahun 2010 menurun dibandingkan tahun 2009sebesar Rp 19,4 triliun menjadi Rp 18,8 triliun di tahun2010. Penurunan pendapatan bunga di tahun 2010diikuti dengan penurunan beban bunga yang lebihbesar dibandingkan tahun 2009sebesar Rp 8,3 triliun menjadi Rp 7,1 triliun
224
di tahun2010. Penurunan beban bunga tersebut sejalandengan komitmen manajemen dalam meningkatkanporsi dana murah di tahun 2010.Pendapatan bunga di tahun 2010 didominasi olehpendapatan bunga dari pinjaman,obligasi pemerintah dan surat berharga, sedangkan beban bunga didominasioleh beban bunga dana pihak ketiga. Pada tahun 2010, BNI melakukan penerbitan sahambaru terbatas sebanyak 3.374.715.948 lembar sahamdengan harga jual per lembar saham sebesarRp 3.100 sehingga BNI mendapatkan aliran dana
ataspenerbitan
saham
baru
sebesar
Rp
10,5
triliun
(bruto).Dengan tambahan modal serta pencapaian laba yangsignifikan, mengakibatkan total ekuitas meningkatmenjadi Rp 33,1 triliun dari Rp 19,1triliun di tahun sebelumnya.
C. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kenaikan laba Bank BRI antara lain bersumber dari kenaikan pendapatan
nonbunga
dan
konsolidasi
tagihan
bermasalah.
Pendapatan nonbunga tumbuh dari tahun 2008-2010.BRI memiliki aset-aset produktif sehingga kinerja perseroan semakin optimal dan maksimal. Perolehan laba bersih 2010 (unaudited) sebesar Rp 9,03 triliun, meningkat 10 % dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 8,21 triliun. Perolehan tersebut mengukuhkan BRI sebagai bank dengan laba terbesar di Tanah Air. Perolehan laba tersebut terungkap dalam
laporan
keuangan
publikasi
bulanan
perseroan
yang
225
disampaikan ke Bank Indonesia (BI). Laporan tersebut menunjukkan, aset BRI pada 2010 mencapai Rp 395,39 triliun, penyaluran kredit sebesar Rp 241,06 triliun, dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 328,78 triliun. Sedangkan pendapatan bunga bersih perseroan senilai Rp 28,07 triliun.
D. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Dari sisi pertumbuhan aset, per 31 Desember 2010Bank BTN berhasil meraih peningkatan hingga 17,00% menjadi Rp 68,39 triliun dari Rp 58,45 triliun pada tahun sebelumnya. Berdasarkan jumlah asset tersebut, Bank BTN tetap berada dalam kelompok10 bank umum nasional dengan aset terbesar. Sepanjang tahun 2010, Bank BTN berhasilmenghimpun tabungan (tidak termasuktabungan syariah) sebesar Rp 10,59 triliun.Angka ini lebih tinggi 21,18% dari tabungantahun 2009 yang sebesar Rp 8,74 triliun.Penghimpunan tabungan ini diperoleh melaluiproduk Tabungan
BTN
Batara,
Tabungan
BTNPrima,
Tabungan Lainnya, Tabanas Batara,dan Tabungan BTN e’Batara Pos. Sebagai hasil dengan strategi Bank BTN, selamatahun 2010, Bank BTN berhasil mencapai marginbunga bersih lebih tinggi dan pertumbuhan lababersih yang memuaskan sebesar 86,75% lebihtinggi dari jumlah yang dicapai pada tahun 2009dan menghasilkan pertumbuhan ekuitas sebesar 20% pada tahun 2010. Portofolio kredit
226
meningkat27% lebih tinggi yang berpengaruh terhadappertumbuhan aset sebesar 17% selama tahun 2010. Dengan hasil tersebut, Bank BTN telah berhasilmenjadi pemimpin pasar dalam pembiayaan rumah;terbesar kesembilan atas saldo kredit portofolio danterbesar kesepuluh atas aktiva bank di Indonesiapada tahun 2010. Pada tanggal 31 Desember 2010, Bank BTN telahberhasil mencapai laba bersih sebesar Rp 916miliar yang meningkat secara signifikan
sebesar86,75%
sebelumnya.Peningkatan kenaikanpendapatan
lebih ini
bunga
tinggi terutama
dan
bagi
hasil
dari
laba
tahun
disebabkan
dari
syariah
masing-
masingsebesar 16% dan 29% lebih tinggi danpenurunan beban bunga sebagai biaya pendapatansebesar 8% lebih rendah pada tahun 2010. Kenaikanpendapatan bunga terpengaruh dari kenaikanportofolio kredit pada 27% lebih tinggi pada tahun2010. Penurunan beban bunga terutama
didorongoleh
penurunan
tingkat
suku
bunga
rata-
ratadeposito jangka pendek periode 1 bulan dari 6,43%menjadi 5,98%. Bank BTN memperoleh pendapatan bunga darihasil penyaluran kredit perumahan (KPR) dannon-perumahan serta dari penempatan danapada portofolio obligasi pemerintah yang dimiliki.Pendapatan bunga yang diperoleh dari kredit yangdiberikan merupakan kontribusi terbesar pada 92%dari total pendapatan bunga selama 2010.
227
Bank BTN juga memperoleh pendapatan bunga darisaldo penempatan dana pada Obligasi Pemerintahselama periode tertentu. Selama tahun 2010,Bank BTN telah
menjual
dengan janji
pembeliankembali atas beberapa obligasi pemerintah sebesarRp 4,3 triliun.
Transaksi
ini
secara
signifikanmengurangi
pengakuan
pendapatan bunga yangmengakibatkan penurunan pendapatan bunga dariobligasi pemerintah sebesar 39% di tahun 2010dibandingkan tahun
sebelumnya.Pendapatan
bunga
dari
Obligasi
Pemerintahmemberikan kontribusi terhadap jumlah pendapatansebesar 6% pada tahun 2010 dan 12% pada tahun2009. Untuk mengoptimalkan kelebihan dana yang tersediadi Bank BTN
dan
mengelola
likuiditas,
manajemen
treasury
menyelenggarakan penempatan danapada instrumen keuangan tertentu yang dapatmenghasilkan pendapatan bunga dari penempatantersebut. Selama tahun 2010, Bank BTN telahmengurangi penempatan dana dalam
efek
danpenempatan
meningkatkanpenempatan
dana
pada dalam
bank
lain
untuk
rekening
giro
dengan
BIsehubungan dengan kepatuhan pada peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010, tanggal 4Oktober 2010, tentang "Giro Wajib Minimum di BankIndonesia untuk Bank Umum dalam Rupiah danValuta Asing". Sebagai dampaknya, pendapatanbunga yang diperoleh dari saldo penempatandana dalam efek dan penempatan pada bank lainmengalami penurunan masing-masing sebesar20% dan 53% lebih rendah pada tahun 2010dibandingkan dengan tahun 2009.
228
5.4 ANALISIS RASIO KEUANGAN BANK BUMN Penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin maupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan analisis CAMEL (Kasmir, 2008 : 50-53).Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah rasio berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian tingkat kesehatan bank, yaitu dengan rasio CA-EL (capital(modal), asset quality (aktiva), earning(rentabilitas), dan liquidity(likuiditas)).Penelitian ini tidak mencantumkan unsur manajemen suatu bank karena hal ini tidak bisa dilihat dari luar.Adapun aspek-aspek yang di analisis penulis hanya dilihat dari aspek C (Capital), A (Asset), E (Earning) , dan L (Liquidity). Penilaian dari masing-masing aspek tersebut meliputi:
1. Capital (Permodalan) Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang di dasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank.Penilaian tersebut di dasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio).Besarnya CAR diukur dari rasio antara modal bank terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).Menurut PBI No. 10/15/PBI/2008 Pasal 2 Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% (delapan persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).Sebuah bank mengalami risiko modal apabila tidak dapat menyediakan modal minimum sebesar 8%.
229
CAR =
Total Modal x 100 %
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
2. Asset (Aktiva) Asset (aktiva) suatu bank akan dinilai berdasarkan kualitas produktif bermasalah terhadap aktiva produktif, baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian. NPL =
Kualitas produktif bermasalah
x 100 %
Aktiva produktif NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan totalkredit.NPL yang baik adalah NPL yang memiliki nilai dibawah 5%(berdasarkan Peraturan Bank Indonesia).
3. Earning (Rentabilitas) Rentabilitas suatu bank adalah meliputi besarnya rasio laba sebelum pajak diperoleh terhadap total asset (ROA), dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional bank (BOPO). Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA karena Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat (Lukman Dendawijaya, 2009 : 119). Suatu bank dapat dimasukkan dalam kategori sehat apabila memiliki rasio ROA minimal 1,5%.Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya, terutama kredit.Biaya
230
operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya.Pendapatan operasional terdiri atas semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benarbenar telah diterima.Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya. Suatu bank dapat dimasukkan dalam kategori sehat apabila memiliki rasio BOPO tidak melebihi 93,5% (Mudrajad Kuncoro, 2002:565). a. ROA = Laba Sebelum Pajak x 100 % Total Aktiva b. BOPO = Biaya Operasional x 100 % Pendapatan Operasional
4. Liquidity (Likuiditas) Adapun faktor likuiditas yang dinilai dalam analisa CA-EL ini adalah rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR). beberapa ahli menyepakati bahwa batas aman LDR adalah sekitar 80%, namun batas toleransi LDR berkisar antara 85%-100%(Veithzal Rivai, 2006:156). Besarnya LDR menurut peraturan pemerintah maksimum adalah 110% (Kasmir, 2008:290). LDR =
Kredit x 100 % Dana Pihak Ketiga
231
Tabel berikut menguraikan rasio CA-EL bank BUMN dari tahun 20082010. Tabel 5.25
Rasio keuangan bank BUMN CAR
NPL
ROA
BOPO
LDR
(%)
(%)
(%)
(%)
(%)
2008
15,7%
4,7%
2,5%
42,3%
59.20%
2009
15,6%
2,8%
3,0%
44,6%
61,4%
2010
14,7%
2,4%
3,4%
42,0%
67,6%
PT. Bank Rakyat
2008
13,18%
2,80%
4,18%
72,66%
79,93%
Indonesia
2009
13,20%
3,52%
3.73%
77,64%
80,88%
(Persero) Tbk.
2010
13,76%
2,78%
4,64%
70,86%
75,17%
PT. Bank Negara
2008
13,50%
4,90%
1,1%
90,2%
68,60%
Indonesia
2009
13,80%
4,70%
1,7%
84,9%
64,10%
(Persero) Tbk.
2010
18,60%
4,30%
2,5%
76,0%
70,20%
PT. Bank
2008
16,14%
3,20%
1,80%
86,18%
101,83%
2009
21,54%
3,36%
1,47%
88,29%
101,29%
3,26%
2,05%
83,26%
108,42%
No
BANK BUMN
Tahun
1
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
2
3
4
Tabungan Negara (Persero) 2010 16,74% Tbk Sumber : Laporan Tahunan Bank BUMN
1. Kondisi kesehatan PT Bank Mandiri ( Persero ) Tbk menurut rasio CAEL a. Rasio Kecukupan Modal (CAR) Rasio kecukupan modal (CAR) Bank Mandiri relative stabil dari tahun 2008-2010, meskipun rasio ini menurun tetapi rasio CAR Bank Mandiri jauh di atas kebutuhan modal menurut regulasi Bank Indonesia
(8%).
Dengan
CAR
yang
cukup
tinggi
tersebut
memungkinkan Bank Mandiri terus mengembangkan usaha. b. Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Rasio kredit bermasalah bank Mandiri terus mengalami perbaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 rasio NPL sebesar 4,7% namun pada
232
tahun 2009 rasio ini menurun secara signifikan menjadi 2,8% dan terus membaik di tahun 2010 menjadi 2,4%. Hal ini menunjukkan pihak bank Mandiri berhasil mengendalikan dan menekan jumlah kredit bermasalah pada Bank Mandiri. Rasio NPL bank Mandiri telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia. c. Rasio Laba terhadap Aktiva (ROA) Rasio ROA tahun 2009 3,0% ,meningkat di banding tahun sebelumnya yang hanya 2,5%. ROA tahun 2010 pun meningkat sebesar 0,4% menjadi 3,4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 3,0%. Peningkatan tersebut terutama disebabkan asset dan laba bersih yang meningkat di tahun 2010. Rasio bank Mandiri berada di atas 1,5% sesuai standar kesehatan bank menurut BI. d. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR) Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga tahun 2010 mengalami peningkatan dari 59,20% di tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 61,4% dan meningkat sebesar 67,6% di tahun 2010. Hal ini menunjukkan Bank Mandiri terus berusaha memperbaiki likuiditas meskipun rasio ini masih di bawah standar yang ditentukan Bank Indonesia yaitu 85-110%, rasio LDR Bank Mandiri tidak memenuhi standar minimal Bank Indonesia. e. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio BOPO pada tahun 2008 sebesar 42,3% kemudian meningkat 44,6% di tahun 2009, dan kembali menurun di tahun 2010 menjadi 42,0%. Hal ini di karenakan upaya efisiensi yang dilakukan Bank
233
Mandiri yang menyebabkan penurunan rasio biaya/beban terhadap pendapatan yang cukup baik pada tahun 2010.Rasio BOPO Bank Mandiri telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia.
2. Kondisi kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk menurut rasio CAEL a. Rasio Kecukupan Modal (CAR) Rasio CAR Bank BRI selama periode 2008-2010 mengalami peningkatan yang relative stabil, dan berada jauh di atas modal minimum yang ditetapkan BI yaitu minimum 8%. Dengan demikian dapat disimpulkan rasio kecukupan modal Bank BRI telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia b. Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Rasio kredit bermasalah Bank BRI pada tahun 2008 mencapai 2,80% dan meningkat 3,52% pada tahun 2009, namun pada tahun 2010 rasio ini kembali menurun mencapai 2,78%. Hal ini berarti pihak manajemen Bank BRI berhasil menekan jumlah kredit bermasalah pada tahun 2010. Dengan demikian rasio NPL Bank BRI dapat dikategorikan telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia meskipun rasio tersebut meningkat pada tahun 2009 namun masih di bawah tingkat kesehatan yang ditetapkan BI yaitu minimal 5%.
234
c. Rasio Laba terhadap Aktiva (ROA) Rasio ROA Bank BRI selama periode 2008-2010 dalam kondisi stabil meskipun pada tahun 2009 rasio tersebut menurun mencapai 3,73% namun rasio tersebut kembali menguat pada tahun 2010 mencapai 4,64%, hal ini di karenakan peningkatan laba bersih yang signifikan. Dengan demikian rasio ROA Bank BRI telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia. d. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR) Rasio LDR Bank BRI pada tahun 2008 mencapai 79,93% dan pada tahun 2009 meningkat mencapai 80,88% kemudian kembali menurun pada tahun 2010 menjadi 75,17%. Dengan demikian rasio LDR Bank BRI tidak memenuhi standar minimal Bank Indonesia, meskipun rasio tersebut meningkat pada tahun 2009 namun belum mencapai batas toleransi yang ditetapkan BI yaitu 85%-110%. e. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio BOPO Bank BRI pada tahun 2008 mencapai 72,66% dan meningkat 5% di tahun 2009 mencapai 77,64% kemudian pada tahun 2010 rasio ini kembali menurun mencapai 70,86%. Dengan demikian rasio BOPO bank BRI telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia karena rasio tersebut berada di bawah standar minimum Bank BRI yaitu tidak melebihi 93,5%.
235
3. Kondisi kesehatan PT Bank Negara Indonesia ( Persero ) Tbk menurut rasio CAEL a. Rasio Kecukupan Modal (CAR) Rasio Kecukupan Modal (CAR) pada posisi akhirtahun 2010 sebesar 18,6%, di atas ketentuanCAR minimum Bank Indonesia sebesar 8% dan mengalami peningkatansignifikan dibandingkan tahun 2009 sebesar13,8%. Peningkatan tersebut bersumber dari hasilrights issueataumeningkatkan modal melalui penerbitan umum
Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu,yang dilaksanakan Perseroan padabulan November 2010. Dengan CAR yang semakinmenguat, Perseroan dapat melakukan upayaupayauntuk pengembangan bisnis dan infrastruktursecara lebih leluasa, termasuk melakukan ekspansi kredit dengan lebih baik.Penerbitan umum HMETD ini telah meningkatkan modal sebesar Rp 10,5 triliun (bruto) sehingga CAR Bank naik menjadi 18,6% dari 13,8% pada tahun 2009. Rasio CAR bank BNItelah memenuhi standar minimal Bank Indonesia. b. Kredit Bermasalah (NPL) Kualitas kredit terus membaik dengan rasio NPL gross menurun dari 4,9% menjadi 4,7% dan di akhir tahun 2010 sebesar 4,3%,lebih baik dibandingkan tahun 2009 sebesar4,7%. Di tahun 2010, perbaikan kondisi perekonomian makromendukung BNI untuk memperbaiki kualitas kreditbermasalah antara lain dilakukan melalui peningkatanpemantauan dan penyelamatan kredit (restrukturisasi)secara lebih komprehensif serta meningkatkanpenyelesaian
NPL
danrecovery.Restrukturisasi
dan
(Non
Performing
penurunan
NPL
Loan) debitur
236
korporasidilakukan dengan berbagai cara seperti penurunan suku bunga, penjadwalan kembali angsuran pokok,kerja sama dengan investor strategis, penjualanjaminan dan aktiva tidak produktif secara sukarela ataulelang. Perbaikan kualitas aset tersebut antaralain merupakan hasil dari upaya Direksi danjajarannya dalam melakukan upaya perbaikan danpenyelesaian kredit bermasalah melalui praktik kehati-hatian BNI sertakeberhasilan inisiatif peningkatan kualitas aset. Rasio NPL bank BNItelah memenuhi standar minimal Bank Indonesia. c. Rasio Laba terhadap Aktiva (ROA) Rasio Laba terhadap Aktiva (ROA) meningkat dari 1,1% menjadi 1,7% di tahun 2009, dan meningkat secara signifikan di tahun 2010 menjadi 2,5% hal ini didorong oleh peningkatan laba bersih yang signifikan. Rasio ROA bank BNItelah memenuhi standar minimal Bank Indonesia. d. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR) Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR) menurundari 68,6% menjadi 64,1% di tahun 2009, dan posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) pada akhirtahun 2010 kembali meningkat mencapai 70,2%.Namun belum mencapai
batas
110%.Rendahnya
toleransi
yang
LDRtersebut
perbaikaninfrastruktur
ditentukan
disebabkan
khususnya
di
BIsebesar
oleh bidang
85%-
perbaikan
–
perkreditan,
yangmenyebabkan ekspansi kredit selama tahun 2010masih relatif rendah yang menggarisbawahi komitmen BNI sebagai intermediary keuangan
237
yang terdepan. Rasio LDR bank BNItidak memenuhi standar minimal Bank Indonesia. e. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menurun dari 90,2% di tahun 2008 menjadi 84,9% di tahun 2009 dan 76,0% di tahun 2010. Hal ini menandakan kinerja keuangan bank BNI terus membaik dan sesuai dengan standar ketentuan BI
yaitu tidak
melebihi 93,5%. Rasio BOPO bank BNItelah memenuhi standar minimal Bank Indonesia.
4. Kondisi kesehatan PT Bank Tabungan Negara ( Persero ) Tbk menurut rasio CAEL a. Rasio Kecukupan Modal (CAR) Pada tahun 2008 rasio CAR bank BTN mencapai 16,14%, kemudian meningkat pada tahun 2009 menjadi 21,54% dan kembali menurun 16,74% di tahun 2010. Sesuai dengan peraturan BI, Rasio KecukupanModal minimum yang ditetapkan BI adalah sebesar8%. Dengan rasio kecukupan Bank BTN beradapada tingkat 16,74% pada tahun 2010, sekalipun rasio tersebut lebihrendah dari tahun sebelumnya, struktur permodalanBank BTN tersebut tetap memiliki kapabilitas untukmengimbangi risiko pasar dan risiko kredit dimanarasio tersebut lebih tinggi dari rasio kecukupanminimum BI dan struktur modal Bank BTN sudahmemenuhi Peraturan BI.Dengan demikian dapat dikatakan rasio CAR Bank BTNtelah memenuhi standar minimal Bank Indonesia.
238
b. Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Rasio NPL NPL Bank BTN pada tahun 2008 mencapai 3,20% dan meningkat di tahun 2009 sebesar 3,36% kemudian rasio ini menurun di tahun 2010 menjadi 3,26%. Hal ini berarti bahwa bank BTN telah mengurangi kredit bermasalah dimana menurunkan tingkat risikokredit dan kerugian yang mungkin terjadi akibat daripenurunan nilai kredit.Rasio NPL bank BTN telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia karena berada di bawah standar NPL yang ditentukan BI yaitu minimal 5%. c. Rasio Laba terhadap Aktiva (ROA) Rasio ROA bank BTN pada tahun 2008 sebesar 1,80% dan menurun pada tahun 2009 menjadi 1,47% tetapi rasio ini kembali menguat di tahun 2010 menjadi 2,05%. Peningkatan ini disebabkan terutama oleh peningkatan signifikan dari laba bersih bank BTN sebesar 86,75% di tahun 2010 yang lebih tinggi dari perolehan tahun 2009. Dengan demikian dapat dikatakan rasio ROA bank BTN telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia karena berada di bawah standar yang ditetapkan BI yaitu minimal 1,5%. d. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR) Rasio LDR Bank BTN selama tahun 2008-2010 relativ stabil dan meningkat secara signifikan pada tahun 2010.Rasio ini meningkat 7% lebih
tinggi
dari
tahun
sebelumnya
yang
disebabkan
oleh
peningkatansignifikan dari kredit pada tahun 2010, khususnyadari peningkatan portofolio kredit perumahan.Rasio pinjaman terhadap
239
simpanan
(LDR)
BankBTN
108,42%memperkuat
per
komitmen
31
Desember
manajemen
Bank
2010 BTN
sebesar dalam
menjalankanperan sebagai lembaga intermediasi perbankansecara aktif yang fokus dalam pembiayaan bidangperumahan.Hal tersebut berarti bahwa
Bank
BTN
memiliki
likuiditas
yang
baik
dimana
semuapendanaan dari pihak ketiga ditempatkan pada asset produktif.Di samping itu, rasio ini berada di atasrata-rata minimal LDR yang ditetapkan pemerintah sebesar 85%-110%.Dengan demikian, Bank BTN telahmematuhi standar likuiditas yang ditetapkan olehBank Indonesia. e. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio BOPO Bank BTN pada tahun 2008 sebesar 86,18% dan meningkat menjadi 88,29% di tahun 2009 kemudian kembali menurun menjadi 83,26% di tahun 2010. Rasio pada tahun 2010 menurun 6% lebih
rendah
dari
perhitunganbeban
operasional
terhadap
pendapatanoperasional pada tahun 2009. Penurunan inimenunjukkan bahwa pendapatan operasionalBank BTN mengalami peningkatan pada tahun2010 dimana manajemen telah berhasil mengelolatingkat suku bunga yang tepat terhadap nasabahdan mengurangi biaya operasional yang terlihat darikeberhasilan Bank meraih margin yang lebih tinggipada tahun 2010. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rasio BOPO Bank BTN sesuai dengan regulasi BI tidak melebihi 93,5%.
240
5.5 Evaluasi Kinerja Keuangan Bank BUMN Periode 2008-2010 a) Kinerja PT. BankMandiri (Persero) Tbk Periode 2008-2010 1. Berdasarkan Analisis Vertikal Dari tabel analisis vertikal Bank Mandiri dapat dilihat bagaimana indeks kenaikan setiap aktiva maupun passiva yag dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dapat dilihat dari total aktiva, pasiva serta ekuitas yang didapatkan meningkat dari tahun 2008 – 2010.Adapun aktiva terkecil selama 3 tahun tersebut berasal dari tagihan derivatif dan jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga.Dari sisi pasiva, jumlah pasiva terbesar berasal dari deposito berjangka pihak ketiga dan jumlah pasiva terkecil berasal dari kewajiban derivatif.Dari sisi modal, yang paling berperan besar memberikan sumbangsi terbesar pada modal adalah modal saham dan yang terkecil adalah opsi saham. Jika dilihat dari laporan laba ruginya Bank Mandiri memiliki angka indeks yang sangat fluktuatif. Pendapatan bank Mandiri meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun dan jumlah pendapatan bank lebih besar daripada jumlah beban. Hal ini berarti kinerja keuangan Bank Mandiri sudah optimal.Pendapatan terbesar selama 3 periode tersebut berasal dari pendapatan bunga dan beban terbesar adalah dari beban bunga. Dan jika dilihat dari laporan arus kas, arus kas masuk Bank Mandiri cenderung meningkat stabil sedangkan arus kas keluar cenderung tidak stabil, dimana kadang angka indeks dari satu tahun ke tahun berikutnya menurun drastis.
241
Dapat dikatakan bahwa indeks neraca dan laporan laba rugi Bank mandiri sudah optimal dan laporan arus kas Bank Mandiri tidak optimal.
2. Berdasarkan Analisis Horizontal Apabila di lihat dari data diketahui bahwa indeks pada neraca tahun 2008 menuju 2009 cenderung menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Dan pada tahun 2009 menuju 2010 indeks jumlah aktiva, pasiva dan ekuitas meningkat lagi secara signifikan. Hal ini berarti neraca Bank Mandiri sudah optimal. Menurut data indeks yang di dapat pada laporan laba rugi maka dilihat pendapatan dari tahun ke tahun cenderung stabil dan meningkat dari tahun 2008 ke 2009 dan juga dari 2009 ke 2010. Akan tetapi jumlah beban bunga pada periode 2008-2009 meningkat sementara periode 2009-2010 beban tersebut menurun drastis, hal ini dikarenakan masih ada angka yang tidak stabil atau fluktuatif yang kadang naik dan kadang turun.Peningkatan pada laba usaha menurun dari 34.683% ke 28.829% pada periode 2009-2010.Hal ini menunjukkan adanya ketidakstabilan dari tahun 2008 ke tahun 2009.Dengan demikian dapat disimpulkan kinerja keuangan Bank Mandiri periode 2008-2010 belum optimal. Dilihat dari data indeks laporan arus kas periode 2008-2009 dan periode 2009-2010 diketahui bahwa yang mengalami peningkatan hanya arus kas dari kegiatan operasi sementara arus kas pendanaan
242
dan investasi mengalami penurunan.Hal ini berarti kinerja keuangan Bank Mandiri belum optimal.
3. Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan Dari segi permodalan dapat dilihat dari rasio CAR. Rasio CAR bank Mandiri telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia karena berada di atas batas minimum permodalan yang ditetapkan BI (8%). Dari segi asset dapat dilihat dari rasio
NPL atau rasio kredit
bermasalah. Rasio NPL bank Mandiri selama periode 2008-2010 telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia. Karena mempunyai rasio NPL di bawah 5%, tidak melewati batas minimum yang ditetapkan BI. Dari segi earning ( rentabilitas ) dapat dilihat dari rasio ROA dan BOPO. Rasio ROA dan BOPO bank Mandiri telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia. Dari segi likuiditas, dapat dilihat dari rasio LDR. Rasio LDR Bank Mandiri tidak memenuhi standar minimal Bank karena rasio tersebut berada di bawah standar tingkat kesehatan yang ditetapkan BI yaitu 85-110%.
b) Kinerja PT. BankNegara Indonesia (Persero) Tbk Periode 2008-2010 1. Berdasarkan Analisis Vertikal Dari tabel analsis vertikal Bank Negara Indonesia dapat dilihat bagaimana indeks kenaikan setiap aktiva maupun passiva yag dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dapat dilihat dari total aktiva, pasiva serta ekuitas yang didapatkan meningkat dari tahun 2008 – 2010.Adapun
243
aktiva terkecil selama 3 tahun tersebut berasal dari tagihan derivatif dan jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga.Dari sisi pasiva, jumlah pasiva terbesar berasal dari pembiayaan deposito berjangka pihak ketiga dan jumlah pasiva terkecil berasal dari kewajiban derivatif.Dari sisi modal, yang paling berperan besar memberikan sumbangsi terbesar pada modal adalah modal saham dan yang terkecil adalah cadangan khusus. Jika dilihat dari laporan rugi labanya Bank Negara Indonesia memiliki angka indeks yang sangat fluktuatif. Pendapatan bank Negara Indonesia meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun dan jumlah pendapatan bank lebih besar daripada jumlah beban. Hal ini berarti
kinerja
keuangan
Bank
Negara
Indonesia
sudah
optimal.Pendapatan terbesar selama 3 periode tersebut berasal dari pendapatan bunga dan beban terbesar adalah dari beban bunga. Dan jika dilihat dari laporan arus kas, arus kas masuk Bank Negara Indonesia cenderung meningkat secara signifikan sedangkan arus kas keluar cenderung tidak stabil, dimana kadang angka indeks dari satu tahun ke tahun berikutnya menurun drastis terutama pada tahun 2010. Dapat dikatakan bahwa indeks neraca dan laporan laba rugi Bank Negara Indonesia optimal dan laporan arus kas Bank Negara Indonesia cenderung tidak optimal .
244
2. Berdasarkan Analisis Horizontal Apabila di lihat dari data diketahui bahwa indeks pada neraca tahun 2008 menuju 2009 cenderung menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Dan pada tahun 2009 menuju 2010 indeks jumlah aktiva, pasiva dan ekuitas meningkat lagi secara signifikan, meskipun pada periode 2009-2010 peningkatan jumlah aktiva lebih rendah di banding periode 2008-2009, akan tetapi jumlah kewajiban periode 2009-2010 menurun di banding periode 2008-2009, dan jumlah ekuitas pada periode 2009-2010 meningkat drastis karena meningkatnya modal saham dan tambahan modal disetor pada periode 2009-2010. Dengan demikian, neraca Bank Negara Indonesia sudah optimal. Dilihat dari data indeks laporan arus kas periode 2008-2009 diketahui bahwa yang mengalami peningkatan hanya arus kas dari kegiatan investasi sementara arus kas pendanaan dan operasi mengalami penurunan.Sementara periode 2009-2010 yang mengalami peningkatan adalah arus kas pendanaan, sementara arus kas investasi dan operasi mengalami penurunan.Hal ini berarti kinerja keuangan Bank Negara Indonesia belum optimal.
3. Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan Dari segi permodalan dapat dilihat dari rasio CAR. Rasio CAR bank Negara Indonesia telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia karena berada di atas batas minimum permodalan yang ditetapkan BI (8%). Dari segi asset dapat dilihat dari rasio NPL atau rasio kredit
245
bermasalah. Rasio NPL bank Negara Indonesia selama periode 20082010 telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia. Karena mempunyai rasio NPL di bawah 5%, tidak melewati batas minimum yang ditetapkan BI. Dari segi earning ( rentabilitas ) dapat dilihat dari rasio ROA dan BOPO. Rasio ROA Bank Negara Indonesia tahun 2008 hanya 1,1%, jauh di bawah batas toleransi yang ditetapkan BI (1,5%), akan tetapi pada tahun 2009 dan 2010 rasio tersebut meningkat dan berada di atas standar minimal Bank Indonesia. Peningkatan ini berarti Bank Negara Indonesia telah berhasil meningkatkan kinerjanya.Sedangkan rasio BOPO Bank Negara Indonesia telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia.Dari segi likuiditas, dapat dilihat dari rasio LDR. Rasio LDR Bank Negara Indonesia tidak memenuhi standar minimal Bank karena rasio tersebut berada di bawah standar tingkat kesehatan yang ditetapkan BI yaitu 85-110%.
c) Kinerja PT. BankRakyat Indonesia (Persero) Tbk Periode 2008-2010 1. Berdasarkan Analisis Vertikal Dari tabel analisis vertikal Bank Rakyat Indonesia dapat dilihat bagaimana indeks kenaikan setiap aktiva maupun passiva yag dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dapat dilihat dari total aktiva, pasiva serta ekuitas yang didapatkan meningkat secara stabil dari tahun 2008 – 2010.Adapun aktiva terkecil selama 3 tahun tersebut berasal dari
246
penyertaan saham pihak ketiga dan tagihan derivatif dan jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga. Dari sisi pasiva, jumlah pasiva terbesar berasal dari tabungan pihak ketiga dan jumlah pasiva terkecil berasal dari kewajiban derivatif.Dari sisi modal, yang paling berperan besar memberikan sumbangsi terbesar pada modal adalah modal saham dan yang terkecil adalah opsi saham dan agio saham/tambahan modal disetor. Jika dilihat dari laporan rugi labanya Bank Rakyat Indonesia memiliki angka indeks yang sangat fluktuatif.Pendapatan Bank Rakyat Indonesia meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun dan jumlah pendapatan bank lebih besar daripada jumlah beban.Hal ini berarti
kinerja
keuangan
Bank
Rakyat
Indonesia
sudah
optimal.Pendapatan terbesar selama 3 periode tersebut berasal dari pendapatan bunga dan investasi dan beban terbesar adalah dari beban bunga dan pembiayaan lainnya. Dan jika dilihat dari laporan arus kas, arus kas masuk Bank Rakyat Indonesia cenderung meningkat secara signifikan terutama pada tahun 2009 total arus kas masuk hampir mendekati dua kali lipat dari arus kas masuk tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan peningkatan pos-pos dari kegiatan pendanaan yaitu kenaikan efek-efek dan penerimaan pinjaman yang diterima, sedangkan arus kas keluar cenderung tidak stabil, dimana kadang angka indeks dari satu tahun ke tahun berikutnya menurun drastis terutama pada tahun 2009. Dapat dikatakan bahwa indeks neraca dan
247
laporan laba rugi Bank Rakyat Indonesia optimal dan laporan arus kas Bank Rakyat Indonesia cenderung tidak optimal .
2. Berdasarkan Analisis Horizontal Apabila di lihat dari data diketahui bahwa indeks pada neraca tahun 2008 menuju 2009 cenderung menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Dan pada tahun 2009 menuju 2010 indeks jumlah aktiva, pasiva dan ekuitas meningkat lagi secara signifikan. Hal ini berarti neraca Bank Rakyat Indonesia sudah optimal. Menurut data indeks yang di dapat pada laporan laba rugi maka dilihat pendapatan dari tahun ke tahun cenderung stabil dan meningkat dari tahun 2008 ke 2009 dan pada 2009 ke 2010 jumlah pendapatan dan laba bersih meningkat drastis. Dengan demikian dapat disimpulkan kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia periode 20082010 optimal. Dilihat dari data indeks laporan arus kas periode 2008-2009 diketahui bahwa semua arus kas mengalami peningkatan baik dari arus kas dari kegiatan
investasi, arus kas pendanaan dan
operasi.Sementara periode 2009-2010 yang mengalami peningkatan adalah, arus kas investasi dan operasi sementara yang mengalami penurunan arus kas pendanaan.Hal ini berarti kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia optimal, meskipun arus kas pendanaan pada periode 2009-2010 menurun tetapi hal ini sangat kecil pengaruhnya bagi kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia.
248
3. Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan Dari segi permodalan dapat dilihat dari rasio CAR. Rasio CAR bank Rakyat Indonesia telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia karena berada di atas batas minimum permodalan yang ditetapkan BI (8%). Dari segi asset dapat dilihat dari rasio NPL atau rasio kredit bermasalah.Rasio NPL Bank Rakyat Indonesia selama periode 20082010 telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia.Karena mempunyai rasio NPL di bawah 5%, tidak melewati batas minimum yang ditetapkan BI. Dari segi earning ( rentabilitas ) dapat dilihat dari rasio ROA dan BOPO. Rasio ROA dan BOPO Bank Rakyat Indonesia telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia.Dari segi likuiditas, dapat dilihat dari rasio LDR. Rasio LDR Bank Rakyat Indonesia tidak memenuhi
standar minimal Bank karena rasio tersebut berada di
bawah standar tingkat kesehatan yang ditetapkan BI yaitu 85-110%.
d) Kinerja PT. BankTabungan Negara (Persero) Tbk Periode 2008-2010 1. Berdasarkan Analisis Vertikal Dari tabel analisis vertikal Bank Tabungan Negara dapat dilihat bagaimana indeks kenaikan setiap aktiva maupun passiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.Dapat dilihat dari total aktiva, pasiva serta ekuitas yang didapatkan meningkat secara stabil dari tahun 2008 – 2010. Adapun aktiva terkecil selama 3 tahun tersebut berasal dari giro pada bank lain dan kredit yang diberikan pada pihak yang
249
mempunyai hubungan istimewa dan jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga. Dari sisi pasiva, jumlah pasiva terbesar berasal dari deposito berjangka pihak ketiga dan jumlah pasiva terkecil berasal dari giro wadiah dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.Dari sisi modal, yang paling berperan besar memberikan sumbangsi terbesar pada modal adalah modal saham dan yang terkecil adalah opsi saham dan tambahan modal disetor. Jika dilihat dari laporan rugi labanya Bank Tabungan Negara memiliki angka indeks yang sangat fluktuatif.Pendapatan Bank Tabungan Negara meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun dan jumlah pendapatan bank lebih besar daripada jumlah beban.Hal ini berarti
kinerja
keuangan
Bank
Tabungan
Negara
sudah
optimal.Pendapatan terbesar selama 3 periode tersebut berasal dari pendapatan bunga dan beban terbesar adalah dari beban bunga dan pembiayaan lainnya. Dan jika dilihat dari laporan arus kas, arus kas masuk dan arus kas keluar Bank Tabungan Negara cenderung tidak stabil, hal ini dikarenakan arus kas masuk dan arus kas keluar pada tahun 2009 meningkat drastis kemudian pada tahun 2010 kembali menurun. Dapat dikatakan bahwa indeks neraca dan laporan laba rugi Bank Tabungan Negara optimal dan laporan arus kas Bank Tabungan Negara cenderung tidak optimal .
250
2. Berdasarkan Analisis Horizontal Apabila di lihat dari data diketahui bahwa indeks pada neraca tahun 2008 menuju 2009 cenderung menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Dan pada tahun 2009 menuju 2010 indeks jumlah aktiva, pasiva dan ekuitas meningkat lagi secara signifikan. Meskipun jumlah aktiva dan ekuitas pada periode 2009-2010 lebih rendah dari periode 2008-2009, namun dapat disimpulkan neraca Bank Tabungan Negara sudah optimal. Menurut data indeks yang di dapat pada laporan laba rugi maka dilihat pendapatan dari tahun ke tahun cenderung stabil dan meningkat dari tahun 2008 ke 2009 dan pada 2009 ke 2010 jumlah pendapatan dan laba bersih meningkat drastis. Dengan demikian dapat disimpulkan kinerja keuangan Bank Tabungan Negara periode 20082010 optimal. Dilihat dari data indeks laporan arus kas periode 2008-2009 diketahui bahwa yang mengalami peningkatan hanya arus kas dari kegiatan arus kas pendanaan dan operasi sementara yang mengalami penurunan adalah arus kas investasi. Kebalikan dari periode sebelumnya arus kas periode 2009-2010 yang mengalami peningkatan adalah arus kas investasi , sementara arus kas pendanaan dan operasi mengalami penurunan. Hal ini berarti kinerja keuangan Bank Tabungan Negara belum optimal.
251
3. Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan Dari segi permodalan dapat dilihat dari rasio CAR.Rasio CAR Bank Tabungan Negara telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia karena berada di atas batas minimum permodalan yang ditetapkan BI (8%).Dari segi asset dapat dilihat dari rasio NPL atau rasio kredit bermasalah.Rasio NPL Bank Tabungan Negara selama periode 20082010 telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia.Karena mempunyai rasio NPL di bawah 5%, tidak melewati batas minimum yang ditetapkan BI. Dari segi earning ( rentabilitas ) dapat dilihat dari rasio ROA dan BOPO. Rasio ROA Bank Tabungan Negara tahun 2009 hanya 1,47% tidak memenuhi standar minimal Bank Indonesia. Akan tetapi di tahun 2010 Bank Tabungan Negara berhasil meningkatkan kinerjanya, hal ini terlihat dari meningkatnya rasio ROA di atas standar minimal Bank Indonesia yaitu minimal 1,5%. Sedangkan rasio BOPO Bank Rakyat Indonesia telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia.Dari segi likuiditas, dapat dilihat dari rasio LDR.Rasio LDR Bank Tabungan Negara telah memenuhi standar likuiditas yang ditetapkan oleh BI yaitu sebesar 85-100%.
252
Berdasarkan pembahasan di atas dapat dilihat keempat kinerja Bank BUMN berdasarkan analisis vertikal horizontal, rata-rata kinerja keempat Bank BUMN dinilai dari neraca dan laba rugi sudah optimal, akan tetapi dari segi arus kas kinerja keempat Bank BUMN tidak stabil. Jika dilihat berdasarkan analisis rasio keuangan, Bank BTN memiliki rasio CAR yang lebih tinggi dibandingkan Bank BRI, BNI dan BTN. Bank BRI dan Bank Mandiri memiliki rasio NPL yang lebih rendah dibanding Bank BNI dan BTN, meskipun pada tahun 2008 rasio Bank Mandiri mendekati standar minimal Bank Indonesia akan tetapi rasio tersebut menurun drastis pada tahun berikutnya, hal ini berarti Bank Mandiri telah berhasil mengurangi kredit bermasalah dan memperbaiki kinerjanya sehingga rasio ROA Bank Mandiri semakin meningkat dan rasio BOPO semakin menurun yang berarti tingkat efisiensi Bank Mandiri semakin meningkat dan perputaran assetnya pun semakin meningkat. Sedangkan Bank BNI memiliki rasio NPL yang paling mendekati standar minimal Bank Indonesia yaitu minimal 5%, hal ini berarti tingkat kredit bermasalah Bank BNI lebih tinggi dibandingkan Bank BRI, BTN dan Bank Mandiri, sehingga rasio
ROA Bank BNI lebih rendah
dibandingkan Bank BUMN yang lain. Dari segi efisiensi Bank Mandiri memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Bank BRI, BNI dan BTN karena Bank Mandiri memiliki rasio BOPO paling rendah dibandingkan Bank BNI, BRI dan BTN. Berdasarkan rasio LDR, hanya Bank BTN yang mematuhi standar regulasi Bank Indonesia yaitu 85-110%.
253
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN Dari tiga analisis laporan keuangan yang dilakukan pada Bank BUMN selama 3 periode yaitu dari tahun 2008-2010, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan analisis vertikal dapat disimpulkan bahwa indeks neraca dan laporan laba rugi Bank BUMN optimal dan laporan arus kas Bank BUMN cenderung tidak optimal karena arus kas masuk Bank BUMN cenderung meningkat secara signifikan sedangkan arus kas keluar cenderung tidak stabil, dimana kadang angka indeks dari satu tahun ke tahun berikutnya menurun drastis. 2. Berdasarkan analisis horizontal dapat disimpulkan bahwa neraca dan laporan laba rugi Bank BUMN optimal sedangkan laporan arus kas bank BUMN cenderung tidak optimal dimana masih terdapat arus kas yang berfluktuatif. 3. Berdasarkan analisis rasio CA-EL dapat disimpulkan bahwa dari segi Capital, Aset, dan Earning, Bank BUMN telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia. Bank Mandiri memiliki rasio BOPO dan NPL yang lebih baik dibandingkan Bank BRI, BNI dan BTN. Bank BRI memiliki rasio ROA yang lebih tinggi dibandingkan Bank Mandiri, BNI dan BTN. Bank BTN memiliki rasio CAR yang lebih tinggi dibanding Bank BUMN yang lainnya dan rasio LDR yang telah memenuhi standar likuiditas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sedangkan Bank BNI memiliki rasio NPL 254
tertinggi di banding Bank BUMN lainnya, akan tetapi rasio ini terus menurun dari tahun 2008-2010, hal ini berarti kredit bermasalah Bank BNI mulai menurun dan Bank BNI terus berusaha memperbaiki kinerjanya.
6.2 SARAN Adapun beberapa saran yang diajukan setelah melakukan analisis vertikalhorizontal dan rasio keuangan terhadap laporan keuangan Bank BUMN selama periode 2008-2010, antara lain sebagai berikut: 1. Sebaiknya Bank BUMN meningkatkan lagi pengelolaan keuangan perusahaannya, karena arus kas Bank BUMN yang diteliti tidak stabil. 2. Berdasarkan rasio CA-EL, sebaiknya Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia perlu meningkatkan likuiditasnya agar bisa mencapai tingkat kesehatan BI melalui perbaikan-perbaikan infrastruktur khususnya di bidang perkreditan, dan lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan promosi untuk meningkatkan dana pihak ketiga. Karena LDR yang terlalu rendah akan
berakibat pada meningkatnya biaya operasional yaitu biaya bunga yang harus ditanggung oleh Bank BUMN. Tetapi hendaknya Bank BUMN mengalokasikan kredit dengan tetap memperhatikan asas-asas pemberian kredit yang sehat.
255
DAFTAR PUSTAKA Ang, Robert (1997), Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Mediasoft Indonesia. Abdullah, Faisal M. 2005.Manajemen Perbankan (Tekhnik Analisa Kinerja Keuangan Bank). Malang: UMM-Press. Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004.perihal Tatacara Penilaian Kesehatan Bank Umum. Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 perihal Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Lukman Dendawijaya. (2009). Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta. Imam Ghozali. (2009). Ekonometrika: Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS 17. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Mamduh Hanafi. (2004). “Manajemen Keuangan”, BPFE, Yogyakarta. Harrington dan Niehaus, Risk Management & Insurances, second edition, 2004. Jumingan.2003. Analisis Rasio Keuangan Dan Legal Lending Limit Sebagai Alat Dalam Memprediksi Kesehatan Bank. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan). Kasmir.(2008). Manajemen Perbankan. Edisi Revisi 2008. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta . Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono.(2002). Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Munawir, S. 2000. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta. Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal. (2006). Credit Management Handbook : Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Rochmat Soemitro, (1991), Azas dan Dasar Perpajakan 2, PT. Eresco, Bandung. 256
Singgih Santoso. (2003). Mengatasi berbagai masalah Statistik dengan SPSS versi 11.5. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Agnes Sawir. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Dahlan Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi.ke-4. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004. Siswanto Sutojo . 1997. Manajemen Terapan Bank. Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo. Sofyan Syafri Harahap. (2007). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso.(2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Cetakan Keempat. Salemba Empat, Jakarta. Veithzal Rivai. 2006. Credit Manajemen Hand Book.. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Wisnu Mawardi. 2005. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Assets Kurang Dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis Dan Strategi. Vol.14. No.1.Juli 2005. Wild Jhon J., Subramanyam KR., Hasley Robert F.(Yasivi S. Bachtiar, S. Nurwahyu Harahap), Analisis Laporan Keuangan, Edisi 8 , Salemba Empat, Jakarta, 2005. Nurul Aini, Yuyun (2006). Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Return On Assets, dan Besaran Perusahaan terhadap Perubahan Laba Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Terpublikasi
melalui
link:
http://www.docstoc.com/docs/73957361/Pengaruh-Loan-to-Deposit-
257
Ratio-Dan-Capital-Adequacy-Ratio-Terhadap-Tingkat-Likuiditas-Bank. Diakses pada tanggal : 16 Maret 2012. http://www.bri.co.id/. Diakses pada tanggal 02 Maret 2012 http://www. btn.co.id/. Diakses pada tanggal 02 Maret 2012 http://www.bankmandiri.co.id/ . Diakses pada tanggal 02 Maret 2012 http://www.bni.co.id/ . Diakses pada tanggal 02 Maret 2012 http://www.bumn.go.id/bri/. Diakses pada tanggal 03 Maret 2012 http://liak86.multiply.com/journal/item/6?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal% 2Fitem. Diakses pada tanggal 02 April 2012.
258