Prediksi Penyelesaian Sengketa Antara China-Jepang dalam Perebutan Pulau Daioyu/Senkaku Sunarto Efendi 201210110311088
[email protected] sunartoefendi.wordprees.com Abstract Japan and China are two powerful countries in the Asia Pacific region both economically or militarily. However, the last few years the tension between the two countries heats up due to a struggle Senkaku/Diaoyu islands. This paper describes the flow of the dispute between China and Japan in the struggle for the Senkaku/Daioyu island and agreements that have been reached in efforts to resolve the case as well as the prediction of settlement Keywords: International Dispute, Senkaku/Daioyu, China-Japan, Latar Belakang Jepang dan China merupakan dua negara berkekuatan besar secara ekonomi ataupun militer di kawasan Asia Pasifik. Namun, hubungan bilateral antara kedua negara tersebut sering mengalami ketegangan yang salah satunya disebabkan oleh konflik teritorial yang berada di Laut China Timur, yaitu Kepulauan Senkaku/Diaoyu. Pulau Senkaku adalah sekelompok pulau tak berpenghuni yang dipersengketakan yang saat ini bawah administrasi Jepang, tetapi juga diklaim oleh Republik Rakyat Cina sebagai bagian dari Kecamatan Toucheng, Kabupaten Yilan, Taiwan. Kepulauan ini terletak sekitar 120 mil laut sebelah timur laut Taiwan, 200 mil laut di sebelah barat daya Okinawa dan 200 mil laut sebelah timur dari pantai terdekat Cina daratan.1 Perselisihan mengenai kepemilikan Kepulauan Senkaku di Laut China Selatan telah berkembang seangat lama, yaitu sejak tahun 1969. Amerika Serikat telah mengklaim kepemilikan atas kepulauan itu setelah mengalahkan Jepang pada Perang Dunia II, dan terus mempertahankannya hingga Traktat Pengembalian Senkaku tahun 1971 dan menyerahkan kuasa ke Jepang, setahun setelahnya. China telah lama mempermasalahkan keabsahan traktat tersebut, mengklaim 1
Wikipedia Indonesia, Kepulauan Senkaku, (online), http://id.wikipedia.org, akses terakhir pada 21 desember 2013
2
bahwa mereka memiliki hak terhadap kepulauan tersebut sampai Jepang mengambil wilayah tersebut pada tahun 1895. Kepulauan ini sebelumnya merupakan kerajaan bebas. Pertikaian kedua negara ini sangat penting untuk dibahas selain karena lamanya sengketa, juga karena China dan Jepang merupakan dua negara yang memiliki pengaruh besar dalam perekonomian Asia. Selain itu adanya kemungkinan timbulnya perang diantara kedua negara tersebut. Pada 23 November 2013 China, mengumumkan Wilayah Identifikasi Udara Laut Cina Timur (East China Sea Air Defense Identification Zone) yang ternyata meliputi kepulauan Senkaku milik Jepang. Pernyataan ini seolah-olah China mengajak perang dengan Jepang dengan memasukan Senkaku ke dalam wilayahnya2. Kekuatan-kekuatan militer kedua negara tersebut juga semakin diperkuat dan diperketat, pada Selasa (17/12/2013), Jepang mengatakan, bahwa negara itu bermaksud untuk meningkatkan belanja militer sebesar lima persen selama lima tahun ke depan. Jepang berencana untuk melakukan pembelian perangkat militer yang bertujuan memperkuat pertahanan hingga wilayah pelosok di tengah sengketa yang korosif dengan China3, ditambah lagi dengan pernyataan Amerika Serikat yang ingin membantu Jepang jika terjadi perang antara kedua negara tersebut4. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana alur sengketa antara China-Jepang dalam Perebutan Pulau Daioyu/Senkaku? 2. Upaya apa saja yang telah dilakukan dalam menyelesaikan sengketa antara China-Jepang dalam Perebuta Pulau Daioyu/Senkaku? 3. Bagaimana prediksi penyelesaian sengketa antara China-Jepang dalam Perebutan Pulau Daioyu/Senkaku? 2
Richard Susilo, 2013, Klaim Kepulauan Senkaku, China Ajak Jepang Berperang?, (online), http://www.tribunnews.com, akses terakhir pada 21 desember 2013 3 Egidius Patnistik, 2013, Jepang Naikkan Belanja Militer Saat Sengketa dengan China Memanas, (online), http://internasional.kompas.com, akses terakhir pada 21 desember 2013 4 Muhaimin, 2013, Jika sampai perang dengan China, AS janji bela Jepang, (online), http://international.sindonews.com, akses terakhir pada 21 desember 2013
3
Alur
Sengketa
antara
China-Jepang
dalam
Perebutan
Pulau
Daioyu/Senkaku Kepulauan Senkaku secara sejarah tidak menjadi wilayah yang diperebutkan secara intensif sebelumnya, wilayah ini bisa dikatakan sebagai batas wilayah Formosa (sekarang Tawian) dengan kepulauan Ryukyu hingga tahun 1875, dimana sejak 1372 hingga 1875 di kepulauan Ryukyu sendiri terdapat negara independen yang berada di bawah perlindungan Kekaisaran Ming (China). Tanggal 11 Maret 1879 Kerajaan Ryukyu yang menguasai kepulauan Ryukyu dianeksasi oleh Jepang. tahun 1885 kepulauan Senkaku dianggap sebagai pulau tak bertuan (Terra Incognita) oleh Jepang akan tetapi rencana pendirian monumen batas resmi di kepulauan tersebut urung dilakukan karena masalah diplomasi dengan kerajaan Qin. Rencana pendudukan dan kalim secara resmi wilayah tersebut akhirnya dilaksanakan pada 1895, meletakkan pulau tersebut dibawah perfektur Okinawa. Bahkan pada awal 1900-an hingga tahun 1940 kepulauan Senkaku dijadikan tempat pengolahan dan pengeringan ikan oleh pengusaha dari Jepang. Tidak ada "permasalahan berarti" menganai wilayah ini pada saat perang dunia pertama hingga akhir perang dunia kedua karena mulai dari Okinawa hingga Taiwan seluruhnya dibawah kekuasaan Jepang. Setelah PD II daerah ini resmi dibawah kekuasaan Amerika hingga dikembalikan ke Jepang pada 1971.5 Klaim dari China dan Taiwan mulai mencuat saat tahun 1971, sebelumnya tahun 1968 di lokasi tersebut dinyatakan mungkin memiliki cadangan minyak bumi dan tahun 1971 wilayah tersebut tidak lagi dibawah kekuasaan Amerika Serikat. Semenjak 1971 itu pula pihak China terus mempertanyakan "penguasaan" wilayah tersebut oleh Jepang. Sengketa ini semakin berkembang pada tahun 1978, ketika Jepang membangun mercusuar di Pulau Daioyu untuk melegitimasi pulau tersebut, Ketegangan ini 5
Jerry Bonkowski, 2013, Pertikaian Senkaku/Diaoyoutai Menarik Perhatian internasional, (online) http://webcache.googleusercontent.com, akses terakhir pada 22 Desember 2013
4
berlanjut ketika Jepang mengusir kapal Taiwan dari perairan Daioyu. Meskipun protes yang terus menerus dari China maupun Taiwan, namun tahun 1990an Jepang kembali memperbaiki mercusuar yang telah dibangun oleh kelompok kanan Jepang di Daiyou.6 Pada 16 Januari 2012, Jepang mengumumkan bahwa pemerintahnya akan menamai 39 pulau yang belum bernama dan pulau-pulau kecil tak berpenghuni yang diklaim Jepang di Laut China Timur, termasuk di Senkaku. Sebagai respons, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Liu Weimin menyatakan bahwa sikap Beijing tentang isu Kepulauan Diaoyu sangat jelas, yaitu China memiliki kekuasaan yang tak terbantahkan atas Kepulauan Diaoyu yang telah menjadi bagian wilayah China sejak zaman dahulu. Pada Maret 2012 Jepang selesai menamakan semua pulau termasuk tiga pulau kecil Senkaku. Sebagai balasan, China juga memberi nama pada pulau tersebut dan Menlu Yang Jiechi mendesak Jepang untuk menyadari secara penuh kompleksitas dan sensitivitas persoalan terkait dengan sejarah Kepulauan Diaoyu dan secara bijaksana meminta agar penyelesaian soal yang peka ini berdasarkan kepentingan hubungan kedua negara. Tak mau ketinggalan, Taiwan juga bereaksi dan Menlu Timothy Yang menyatakan bahwa Taiwan akan menangani persoalan tersebut sesuai dengan kepentingan nasionalnya7. Ada tiga faktor utama8 yang melatar belakangi sengketa pulau Senkaku tersebut, yaitu Pertama, perbedaan paham garis perbatasan laut di Laut China Timur (the East China Sea) antara Jepang dan China hingga kini belum dicapai kesepakatan bersama. Walau keduanya sama-sama meratifikasi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982, tetapi mereka membangun pemahaman sendiri yang belum tuntas dibicarakan. Jepang mengusulkan pembagian wilayah berdasar garis tengah di zona ekonomi eksklusifnya (berjarak 200 mil dari garis dasar/baseline), 6
Admin, 2013, Contoh Kasus Sengketa Internasional Dan Penyelesaiannya, (online), http://www.script-id.com, akses terakhir pada 21 desember 2013 7 Rosihan Arsyad, 2012, Sengketa Wilayah di Laut China Timur, (online), http://www.shnews.co, akses terakhir pada 21 desember 2013 8 Awani Irewati, 2012, Senkaku, antara Jepang dan China, (online), http://bola.kompas.com, akses terakhir pada 21 desember 2013
5
sedangkan China mengacu pada kelanjutan alamiah dari landas kontinennya (berjarak di luar 200 mil). Kedua, perbedaan persepsi sejarah kepemilikan Senkaku (Diaoyu dalam bahasa China) di setiap pihak bermuara pada klaim berbeda. China yakin kepemilikan atas Senkaku sejak Dinasti Ming (1368-1644), di mana namanya sudah tercantum di sebuah buku berjudul Departure Along the Wind (terbit 1403). Sedangkan dalam versi Jepang, pulau itu merupakan wilayah Jepang yang diserahkan oleh Amerika Serikat pasca perjanjian San Fransisco pada tahun 1971. Ketiga, munculnya sengketa ini dipicu setelah kedua pihak menyadari adanya sumber cadangan minyak dan gas di sekitar Kepulauan Senkaku pada pertengahan 1990-an, yang berlanjut hingga kini. Upaya Yang telah Dilakukan dalam Menyelesaikan Sengketa antara ChinaJepang dalam Perebuta Pulau Daioyu/Senkaku Upaya-upaya yang telah dilakukan sebagai upaya menyelesaikan sengketa perebutan pulau Senkaku antara China dan Jepang adalah sebagai berikut: Pertama, kunjungan Presiden China- Hu Jianto dengan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda pada tanggal 7 Mei 2008 dan disebut dengan “Priciple Concensus”, kesepakatan dalam pertemuan tersebut antara lain, 1) Jepang menyatakan bahwa ladang gas tersebut seharusnya dikelola bersama (JDA, Joint Development Agreement) tidak hanya China yang memanfaatkannya, 2) Jepang dan China sepakat untuk mengadakan pertemuan puncak tahunan untuk meredakan ketegangan antara China dan Jepang yang telah berlangsung lama dan sebagai akibat dari konflik Kepulauan Senkaku, 3) China dan Jepang juga menyepakati untuk melihat hubungan kedua negara lebih positif dengan tidak melihat masing-masing pihak sebagai ancaman. Kedua, Menteri Luar Negeri kedua negara bertemu di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa 25 September 2012. Dalam pertemuan itu, kedua Menlu sama-sama mempertahankan klaim mereka terhadap kepulauan yang disebut Diaoyu oleh China dan Senkaku oleh Jepang ini, Kendati
6
tidak menemukan titik temu, namun kedua pihak sepakat untuk terus melanjutkan pembicaraan soal sengketa ini9. Prediksi Penyelesaian Sengketa Antara China-Jepang dalam Perebutan Pulau Daioyu/Senkaku Pertama, melalui Mahkamah Internasional. Jika penyelesaian sengketa perebutan pulau Senkaku antara China dan Jepang dilakukan di Mahkamah Internasional, maka kemungkinan Jepang untuk memenangkan perkara tersebut sangat besar, hal ini jika dianalisis berdasarkan pertimbangan efektifitas Jepang atas pulau Senkaku lebih jelas dan dalam periode yang lama, yaitu sejak tahun 1895 hingga tahun 1940, sudah ada pabrik Katsuobushi (pengelupasan/penyerutan ikan) milik orang Jepang, dan pada tahun 1978 kelompok nasional Jepang, Nihonseinensha membangun Mercusuar di pulau Uotsuri Jima. Kemudian Japan Coast Guard (Pasukan Perairan Jepang) mulai mengambil alih penjagaan atas pulau tersebut. Selanjutnya adalah berdasarkan fakta hukum yang ditemukan dalam beberapa kasus sebelumnya yang serupa dengan kasus yang tengah melibatkan CinaJepang, Indonesia-Malaysia bisa dijadikan contoh salah satu sengketa mengenai batas wilayah dan klaim kedaulatan yang berada dalam yurisdiksi internasional seperti Hukum Laut Internasional (United Nation Convention Law of the Sea/UNCLOS) yang terdiri dari 390 pasal dan 9 annex setelah berlaku entry into force negara ke-60 yang meratifikasi konvensi hulum laut internasional tersebut. Dalam gagasan yang disampaikan pada saat konvensi hukum laut PBB ke-3 tersebut memberikan keuntungan kepada Negara-negara yang tidak memiliki kesatuan utuh wilayah kedaulatannya dapat menarik batas wilayah yang lebih jauh dari Negara-negara yang memiliki satuan daratan umum yang lebih luas daripada wilayah kepulauan. Dalam gagasan tersebut memunculkan dua kesimpulan dan nomenklatur hukum yang berupa Negara kepulauan dan Negara pantai.
9
Admin, 2012, Jepang-China Bertemu Bahas Kepulauan http://dunia.news.viva.co.id, akses terakhir pada 22 Desember 2013
Sengketa,
(online),
7
Negara kepulauan yang merupakan wilayahnya terdiri dari gugusan pulaupulau yang tidak menyatu seperti Jepang berdasarkan UNCLOS berhak menarik batas wilayah lebih jauh yakni sejauh 200 Mil dari garis pantai pulau terluar yang ada diwilayah tersebut. Sedangkan, Cina yang bukan merupakan Negara kepulauan hanya berhak mematok batas wilayah dari pulau terluar sejauh 12 Mil. Ditinjau dari hukum laut internasional yang keberlakuannya mengikat umum ini jelas Jepang secara sederhana dapat dikatakan sebagai pemilik shahih atas kedaulatan wilayah tersebut. Mengingat, jarak Kepulauan Senkaku yang diklaim Jepang adalah 200 Mil dan masih dalam batas hukum laut internasional. Sedangkan, Cina melalui kepulauan terluarnya hanya berjarak 12 Mil untuk dapat menarik batas wilayah kedaulatannya. Artinya, kedaulata Kepulauan Senkaku secara yuridis normative berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional merupakan bagian dari kesatuan wilayah kedaulatan Jepang. Oleh karena itu dalam penarikan batas wilayah laut Cina dalam hal ini garis pangkal dan titik dasar dapat didasarkan pada pasal–pasal Konvensi 1982 antara lain: (a) Pasal 5 (garis pangkal biasa), (b) Pasal 6 (karang), (c) Pasal 7 (garis pangkal lurus), (d) Pasal 8 (mulut sungai), (e) Pasal 10 (teluk), (f) Pasal 11 (pelabuhan) dan Pasal 13 (elevasi surut). Selain itu ada beberapa bukti yang menunjukkan kedaulatan Jepang atas pulau tersebut, yaitu, 1) Sebuah surat resmi tertanggal 20 Mei 1921, dikirimkan oleh Konsul Cina di Nagasaki, Feng Mien, kepada pemerintah Jepang bahwa atas nama Pemerintah China, dia mengakui kepulauan Senkaku sebagai bagian dari Jepang dengan merujuk penulisan kata-kata “Senkaku Islands, Yaeyama District, Okinawa Prefecture, the Empire of Japan". Surat resmi itu bisa dilihat di Museum Yaeyama, di Okinawa, Jepang, 2) Koran harian China, The People's Daily, yang jelas merupakan organ Komite Pusat Partai Komunis China (CPC), pada tahun 1953, beberapa kali pernah menuliskan bahwa kepulauan Senkaku merupakan bagian dari kekuasaan Jepang, 3) Sebuah buku geografi yang diterbitkan pemerintah Taiwan tahun 1970 dengan sangat jelas memperlihatkan bahwa kepulauan Senkaku adalah milik kekuasaan Jepang, 4) Sidang Keamanan PBB tanggal 20 Mei 1972 memutuskan Amerika Serikat mengembalikan
8
Okinawa termasuk pulau Senkaku (China menyebut pulau Diaoyu) kepada Jepang, 5) Mantan Presiden Republik China, Lee Teng-hui, seperti dikutip koran Taipei Times tanggal 6 September 2009, mengatakan bahwa kepulauan Senkaku dianggap sebagai bagian dari Okinawa10. Kedua, melalui perang, penyelesaian sengketa tersebut bisa jadi diselesaikan dengan perang, indikasi-indikasi yang mengarah pada timbulnya perang, yaitu, 1) Survei TBS TV (Tokyo) yang dilakukan di China belum lama ini menghasilan jawaban bahwa sekitar 55 persen masyarakat China yakin siap dan akan berperang dengan Jepang karena marah sekali11, 2) China juga mengirim dua bomber Xian H-6, untuk melintas di perairan sekitar Okinawa dan Miyakojima, Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera, memerintahkan fighter mereka untuk scramble pada 8 September 2013, membayangi rute bomber Xian H-6 China yang berada di antara selatan pulau Okinawa dan Miyakojima12, 3) Pada tanggal 28 September 2013, China mengirim kapal penjaga pantai ke perairan kepulauan Senkaku, atau yang di China dikenal dengan nama Diaoyu13, 4) berdasarkan laporan Harian Yindunixiya Shangbao edisi 17 Oktober 201214, tanggal 16 Oktober 2012, 7 kapal perang Cina berada di perairan sekitar 49 Km selatan ke tenggara Pulau Yonaguni, yang merupakan wilayah tidak berpenghuni dan secara internasional diakui sebagai milik Jepang, 5) Harian Guoji Ribao edisi tanggal 3 Oktober 2012 memberitakan Dua kapal induk AS “USS George Washington” dan “USS Jhon C Stennis” yang masing-masing dilengkapi dengan 80 jenis peralatan tempur canggih memasuki perairan laut Cina Selatan dan Timur15, 6) Di bagian lain kawasan Asia Timur, tepatnya di Selat Taiwan, ternyata Cina juga telah 10
Richard Susilo, 2012, Ini Alasan Mengapa Jepang Lebih Berhak atas Pulau Senkaku, (online), http://www.tribunnews.com, akses terakhir pada 22 Desember 2013 11
Richard Susilo, Ibid. Admin, 2013, Bomber dan Fighter China Memasuki Jepang, (online), http://jakartagreater.com, akses terakhir pada 22 Desember 2013 13 Esnoe Faqih Wardhana, Kapal Penjaga Pantai China masuki perairan sengketa, (online), http://international.sindonews.com, akses terakhir pada 22 Desember 2013 14 Dikutip dari Toni Ervianto, 2012, Memprediksi Akhir Sengketa Senkaku-Diayou, (online), http://www.theglobal-review.com, akses terakhir pada 22 Desember 2013 15 Toni Ervianto, 2012, Memprediksi Akhir Sengketa Senkaku-Diayou, (online), http://www.theglobal-review.com, akses terakhir pada 22 Desember 2013 12
9
mengembangkan armada laut yang diperkuat dengan kapal selam yang memiliki jarak tembak 2100 km sehingga mampu memberlakukan Strategy anti access aerial denial16, 7) Rencana Jepang meningkatkan belanja militer sebesar lima persen selama lima tahun ke depan sertarencana untuk melakukan pembelian perangkat militer yang bertujuan memperkuat pertahanan hingga wilayah pelosok di tengah sengketa yang korosif dengan China17, 8) Pernyataan Amerika Serikat yang ingin membantu Jepang jika terjadi perang antara kedua negara tersebut18. Simpulan Sengketa pulau Senkaku antara China dan Jepang sudah terjadi sejak tahun 1969 sampai sekarang. Kedua belah pihak telah beberapa kali mengadakan pertemuan dalam rangka menyelesaikan kasus tersebut, terakhir adalah pada 25 September 2012 Menteri Luar Negeri kedua negara bertemu di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, namun tetap saja pada klaim masing-masing dan tidak menemui titik temu. Sehingga ada dua cara untuk menyelesaikan sengketa ini, yaitu melalui Mahkamah Internasional atau dengan cara perang, jika diselesaikan di Mahkamah Internasional maka kemungkinan besar pemenangnya adalah Jepang, hal ini berdasarkan fakta-fakta sejarah dan beberapa dokumentasi informasi pulau tersebut. Referensi Admin. 2013. Bomber dan Fighter China Memasuki Jepang. (Online). http://jakartagreater.com. Diakses pada 22 Desember 2013 Admin. 2012. Jepang-China Bertemu Bahas Kepulauan Sengketa. (Online). http://dunia.news.viva.co.id. Diakses pada 22 Desember 2013 Arsyad, Rosihan. 2012. Sengketa Wilayah di Laut China Timur. (Online), http://www.shnews.co. akses terakhir pada 21 desember 2013 Bonkowski, Jerry. 2013. Pertikaian Senkaku/Diaoyoutai Menarik Perhatian internasional. (online) http://webcache.googleusercontent.com. akses terakhir pada 22 Desember 2013 Ervianto, Toni. 2012. Memprediksi Akhir Sengketa Senkaku-Diayou. (Online). http://www.theglobal-review.com. Diakses pada 22 Desember 2013 16
Toni Ervianto ,Ibid Egidius Patnistik, 2013, Jepang Naikkan Belanja Militer Saat Sengketa dengan China Memanas, (online), http://internasional.kompas.com, akses terakhir pada 21 desember 2013 18 Muhaimin, 2013, Jika sampai perang dengan China, AS janji bela Jepang, (online), http://international.sindonews.com, akses terakhir pada 21 desember 2013 17
10
Irewati, Awani. 2012. Senkaku, antara Jepang dan China. (Online). http://bola.kompas.com, akses terakhir pada 21 desember 2013 Muhaimin. 2013. Jika sampai perang dengan China, AS janji bela Jepang. (Online). http://international.sindonews.com. Diakses pada 21 desember 2013 Patnistik, Egidius. 2013. Jepang Naikkan Belanja Militer Saat Sengketa dengan China Memanas. (Online). http://internasional.kompas.com. Diakses pada 21 desember 2013 Susilo, Richard. 2012. Ini Alasan Mengapa Jepang Lebih Berhak atas Pulau Senkaku. (Online). http://www.tribunnews.com. Diakses pada 22 Desember 2013 ___________. 2013. Klaim Kepulauan Senkaku, China Ajak Jepang Berperang?. (Online). http://www.tribunnews.com. Diakses pada 21 desember 2013 Wardhana, Esnoe Faqih. 201. Kapal Penjaga Pantai China masuki perairan sengketa. (Online). http://international.sindonews.com. Diakses pada 22 Desember 2013 Wikipedia Indonesia, Kepulauan Senkaku, (Online), http://id.wikipedia.org, akses terakhir pada 21 desember 2013