PROSIDING
ISBN:978-602-8047-99-9
SEMNAS ENTREPRENEURSHIP
Juni 2014
Hal:248-254
PENGARUH
PERBEDAAN
SALINITAS
TERHADAP JUMLAH SPORA GRACILARIA sp. Riche Hariyati Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro
[email protected] Abstrak-Gracilaria sp. merupakan salah satu rumput laut yang termasuk kelompok Rhodophyta atau ganggang merah. Algae ini kaya akan kandungan agar (agarophyte) sehingga banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri. Spora dari rumput laut ini dapat dikembangkan untuk budidaya sehingga untuk memenuhi kebutuhan industri tidak hanya mengandalkan dari hasil panen alam saja. Guna menunjang hal tersebut maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai faktor ekologi yang berpengaruh terhadap produksi spora Gracilaria sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan salinitas terhadap jumlah spora yang dihasilkan oleh tanaman Gracilaria sp serta salinitas yang paling optimal dalam produksi spora yang dihasilkan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan ACAK Lengkap (RAL) dengan faktor salinitas yang berbeda yaitu : 10 %o (S1), 15 %o (S2); 20%o (S3); 25%o (S4) ; 30 %o (S5), 35 %o (S6); 40%o (S7); dan 45 %o (S8). Masing-masing unit perlakuan dengan tiga ulangan. Parameter yang diamati adalah jumlah spora yang dihasilkan selama 3 hari, serta faktor lingkungan yang mempengaruhi seperti pH dan suhu. Hasil Anova memperlihatkan faktor perlakuan terhadap salinitas memberikan hasil yang nyata (berpengaruh sangat nyata). Gracilaria sp mampu melepaskan spora pada salinitas 10 %o sampai dengan 45 %o. Jumlah spora yang dihasilkan paling maksimal diperoleh pada hari ke3. Salinitas 30 ‰ merupakan salinitas yang optimal dalam produksi spora yang yang dihasilkan tanaman Gracilaria sp. Kata kunci : Salinitas, Spora, Gracilaria PENDAHULUAN
mengandalkan pada hasil panen alam
Latar belakang
(Wild Crops) sehingga keberlangsungan
Di Indonesia rumput laut sudah lama dikenal dan dimanfaatkan serta mempunyai
nilai
ekonomis
yang
produksinya tidak stabil. Gracilaria merupakan rumput laut penghasil agar-agar (agarophtye).
penting, akan tetapi pengelolaannya
Agar-agar
merupakan
ekstrak
dari
masih belum sempurna dan masih
rumput laut (Anonim; 2010), banyak
249| Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal:248-254
dimanfaatkan
industri
upaya penyediaan bibit rumput laut
makanan, farmasi, kosmetik, cat dan
selain dengan pemotongan thallus (stek).
industri lainnya. Disamping itu dapat
Menurut Rao and Reddy (1997)
pula digunakan sebagai media kultur
spora Gracilaria baik tetraspora maupun
mikroorganisme
bidang
karpospora dapat dikembangkan untuk
bioteknologi. Sejalan dengan semakin
budidaya dengan memanfaatkan sifat
meningkatnya penggunaan rumput laut
reproduksi
dalam
akan
perkembangan spora belum banyak
semakin meningkat pula prmintaan
dilakukan baik untuk jenis Eucheuma
produksi rumput lautsehingga untuk
maupun
memenuhi permintaan tersebut tidaklah
memanfaatkan spora dalam budidaya
cukup hanya mengandalkan hasil panen
rumput laut perlu diperoleh data tentang
alam saja,akan tetapi harus diusahakan
produksi spora yang dihasilkan tanaman
sistem produksi yang lebih penting
Gracilaria baik di alam maupun di
yaitu
laboratorium.
berbagai
dengan
oleh
dalam
industri,maka
cara
budidaya
atau
ketersediaan benih yang cukup. Selama ini penyediaan bibit rumput laut Gracilaria dalam usaha
percobaan
generatif
melalui
Gracilaria.
Pada
dilakukan
Untuk
penelitian dalam
ini skala
laboratorium dan salah satu faktor yang mempengaruhi adalah salinitas.
budidaya Indonesia dilakukan dengan cara vegetatif yaitu pemotongan bagian
Tujuan penelitian
thallus yang kemudian ditanam di
Penelitian ini bertujuan untuk
dalam lahan budidaya sampai menjadi
mengetahui
tanaman siap panen.Budidaya dengan
terhadap jumlah spora yang dihasilkan
cara demikian memang sangat mudah
oleh
dan murah sehingga untuk saat ini
salinitas yang paling optimal dalam
banyak dijadikan dasar pengembangan
produksi spora yang dihasilkan.
budidaya rumput laut.Tetapi penyediaan bibit dengan cara vegetatif ini akan menimbulkan masalah jika budidaya dilakukan dalam skala besar.Untuk itu perlu kiranya dipikirkan alternative lain
perbedaan
tanaman
Gracilaria
salinitas sp
serta
BAHAN DAN METODE Tempat penelitian Penelitian
dilaksanakan
di
Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai (LPWP) Jepara.
Riche Hariyati – Sains|250
Bahan dan Alat Penelitian
dengan metode rakit yang terapung
Bahan yang digunakan dalam
pada bak–bak percobaan yang berisi air
penelitian ini adalah rumput laut dari
laut.Cawan petri yang akan digunakan
genus Gracilaria sp yang diambil dari
sebagai tempat pemeliharaan tanaman
perairan
Jepara,Jawa
uji disiapkan dan diberi label sesuai
Tengah. Alat yang dipergunakan adalah
dengan perlakuan yang akan diberikan.
cawan petri (petri disk), rak percobaan,
Selanjutnya petri disk secara acak
refraktosalinometer,
ditempatkan ke dalam kotak-kotak yang
Karimunjawa,
pinset,
skapel,
gelas ukur, hand counter, mikroskop binokuler, termometer, pH meter dan akuades.
Rancangan
percobaan
yang
Lengkap (RAL) dengan faktor salinitas yang berbeda yaitu : 10 %o (S1), 15 %o (S2); 20%o (S3); 25%o (S4) ; 30 %o (S5), 35 %o (S6); 40%o (S7); dan %o
(S8).
perlakuan
Masing-masing
dengan
tiga
unit
ulangan.
Parameter yang diamati adalah jumlah spora yang dihasilkan selama 3 hari, faktor
lingkungan
yang
mempengaruhi seperti pH dan suhu.
adalah
media pemeliharaan dengan salinitas yang diiginkan dan digunakan rumus dari Underwood dan Day , ( 1998 ). Penanaan Thallus Thallus dibersihkan
Tanaman
Gracilaria dan
fertil
dipotong-potong
sepanjang 2 cm dengan menggunakan skapel.Potongan-potongan thallus ini dengan pinset kemudian diletakkan pada cawan petri berisi air laut yang penelitian
Sampel tanaman uji diambil dari Karimunjawa.
dengan air laut steril dan diisi dengan
telah diatur di dalam kotak – kotak
Pelaksanaan Penelitian
Pulau
selanjutnya
sudah tertata dalam kotak percobaan
digunakan adalah rancangan ACAK
serta
Langkah
mengisi masing-masing petri disk yang
Rancangan Penelitian
45
tersedia.
ini
kemudian dibersihkan dari lumpur dan jenis-jenis algae lain yang menempel. Thalus Gracilaria ini kemudian ditanam
yang
telah
diketahui
salinitasnya. Volume air media yang diisikan pada masing-masing petri disk 20 ml, sehingga seluruh bagian thallus
251| Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal:248-254
tanaman terendam.Pada
uji
dapat
masing-masing
petri
disk ditempatkan satu buah potongan thallus.Kemudian
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian dengan
ditutup agar tidak terjadi peguapan
perlakuan perbedaan salinitas diperoleh
sehingga salinitas pada masing-masing
hasil yang nyata bahwa perbedaan
taraf
Selanjutnya
salinitas ternyata berpengaruh terhadap
tanaman uji dipelihara pada suhu kamar
jumlah produksi spora yang dihasilkan
dan setiap 24 jam sekali dihitung
oleh Gracilaria sp. Hasil pengamatan
jumlah spora yang dihasilkan. Sebagai
pada hari ke 1 sampai hari ke 4
data tambahan selama penelitian diukur
disajikan pada tabel 4. 1. di bawah ini :
konstan.
petri
suhu dan pH.
disk
relatif
setiap
parameter kualitas air yang meliputi
Tabel 4.1. Rerata jumlah spora Gracilaria sp pada salinitas berbeda selama 4 hari
Salinitas S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8
Waktu pengamatan hari ke- hari ke1 2 145 240 229 294 463 521 832 1028 971 1244 627 782 169 249 122 192
Keterangan : hari ke3 268 357 661 1122 1458 816 284 221
hari ke4 268 357 661 1122 1458 816 284 221
Dari hasil analisis memperlihatkan faktor
perlakuan
pada salinitas 30 %o (S5) yang kemudian
salinitas
diikuti berturut-turut pada salinitas 25 %o
nyata
(S4), salinitas 35 %o (S6), 20 %o (S3), 15
(berpengaruh sangat nyata). Gracilaria sp
%o (S2), 40 %o (S7), 10 % (S1) dan 45
mampu melepaskan spora pada salinitas 10
%o (S8) (seperti terlihat pada tabel diatas).
%o sampai dengan 45 %o. Jumlah spora
Pada perlakuan dengan menggunakan
yang dihasilkan paling maksimal diperoleh
salinitas 35 ‰, 40 ‰, dan 45 ‰ terlihat
pada hari ke 3 dan hari ke 4 sudah tidak
bahwa semakin tinggi nilai salinitas yang
ada penambahan jumlah spora (stagnan)
diberikan dari salinitas normal (30 ‰ )
memberikan
hasil
terhadap
S1: Salinitas 10 ‰ S1: Salinitas 15 ‰ S1: Salinitas 20 ‰ S1: Salinitas 25 ‰ S1: Salinitas 30 ‰ S1: Salinitas 35 ‰ S1: Salinitas 40 ‰ S1: Salinitas 45 ‰
yang
sehingga spora yang diperoleh optimal
Riche Hariyati – Sains| 252
maka jumlah spora yang dihasilkan juga semakin menurun.
Gambar 1. Grafik pengaruh perbedaan salinitas terhadap jumlah spora Gracilaria sp. Gracilaria bersifat eurihaline, hidup
30 ‰ – 35 ‰, sedangkan Asparagopsis
dengan range salinias yang lebar, dan
jumlah spora optimal yang dihasilakan
mampu tumbuh atau hidup di perairan
pada salinitas 40 ‰.
payau.
Salinitas
kesuburan
dapat
Gracilaria
mempengaruhi dan
alga
Hasil analisis menggunakan Anova
ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
kebanyakan mandul pada salinitas tinggi.
nyata antar perlakuan. Faktor waktu juga
Pada beberapa jenis alga merah (seperti
berpengaruh terhadap jumlah spora yang
Gelidium, Gelidiopsis dan Pterocladia )
dilepaskan
yang diamati pada perairan di India,
Duncan untuk faktor waktu (hari) terhadap
menurut Rao dan Kaliaperumal (1988),
jumlah spora menghasilkan perbedaan
menunjukkan bahwa salinitas yang dapat
nyata antara hari ke-1 sampai hari ke4.
menghasilkan spora adalah salinitas 10 ‰
Pada hari ke-3 dan ke-4 tidak berbeda
-
40 ‰ dan optimalnya tercapai pada
karena mempunyai jumlah yang sama
salinitas 25 ‰ – 30 ‰. Pada Dictyota
yang menandakan bahwa spora yang
dichotoma salinitas yang optimal adalah
dihasilkan maksimal pada hari ke-3.
oleh
Gracilaria.
Pada
uji
253| Pros Sem Nas Entrepreneurship. Hal:248-254
Gambar 2. Grafik jumlah spora yang dihasilkan Gracilaria sp. pada waktu yang berbeda. Salinitas merupakan faktor yang dapat
membran, enzim , kenaikan turgor dan
mempengaruhi fisiologi algae. Perubahan
pengaturan osmotik.
salinitas
terhadap
Akibat tekanan osmotik didalam
karena
sel lebih besar maka spora akan dilepas
osmosa.
melalui suatu membran pada sel epidrmis.
Perubahan salinitas yang berulang-ulang
Keadaan salinitas yang kurang sesuai akan
akan mempengaruhi proses reproduksi
mengakibatkan proses pematangan spora
pada
terhambat sehingga hal ini menyebabkan
kehidupan
sangat
berpengaruh
organisme
berhubungan
dengan
rumput
laut.
perairan proses
Gracilaria
sp.
mempunyai jumlah spora tertinggi pada
akan terhambatnya spora yang dihasilkan.
salinitas 30 ‰ karena mempunyai tekanan
Hasil pengamatan pada parameter
osmotik yang optimum, sedangkan pada
kualitas air memperlihatkan bahwa kondisi
salinitas dibawah atau diatas 30
media masih dalam kisaran layak bagi
‰
mempunyai jumlah spora yang lebih kecil
pertumbuhan
atau sedikit karena potensial air diluar sel
pengukuran suhu media berkisar antara 27
rendah sehingga air akan berdifusi keluar
°C – 29 °C sedangkan pH mempunyai
sel
kisaran 7,9 – 8,4.
sehingga
berkurang
atau
didalam
sel
menyusut.
air
akan
Sebaliknya
Gracilaria
sp.
Hasil
Kondisi di alam
temperatur untuk daerah tropis berkisar
pengambilan ion sel akan meningkat. Hal
antara 27
°C – 33 °C sedangkan pH
ini dapat menyebabkan kerusakan organela,
berkisar 7,5 – 9.
Riche Hariyati – Sains| 254
KESIMPULAN Salinitas
berpengaruh
terhadap
jumlah spora yang dihasilkan Gracilaria sp. Salinitas 30 ‰
Lobban, CS., Harrison, P.J. 1994. Sea Weed ecology and physiology. Cambridge University Press. Page 259-266. Oza,
merupakan salinitas
yang optimal dalam produksi spora yang yang dihasilkan tanaman Gracilaria sp. DAFTAR PUSTAKA Anonim . 2010. Artikel seaweed. www.Seaweed.org. 3 Mei 2010. -----------. 2012. : file://F:\Ganggang(Algae)<
R.M.1986. Studies on Indian Gracilaria II The Development of Reproductive Structure of Gracilaria corticata. Botanica Marina India. Hal.107-114.
Rao, M.U. and Kaliaperumal, N., 1988. Effect of Environmental Factors On The Liberation Of Spores From Some Red Algae Of Visakhapatnam Coast. Departement Of Botany, Andhra University. Waltair, India. Rao,
M.U. and Reddy B.S., 1997. Infuence of Dessication, Salinity and Temperature on the Liberation and Germination of Tetraspore of Dictyotadichotoma. Indian J. Marine Science 26 : 312 -314
Syafrie, N.D.M. 1990. Beberapa Catatan Mengenai Rumput Laut Gracilaria. Oseana 15 (4) : 147 – 155. Sze,P. 1993. A biology of The Algae. WM . C. Brown Publishers. Dubuque, Iowa. Melbourne, Australia. Oxford, England Trono, G.C. JR. , and R.A., Corrales. 1983. The Genus Gracilaria (Gigartinales, Rhodophyta) in the Phillipines. Kalikasan Philip. J. Biol. 12 (1-2) : 15- 41. Underwood.A.L dan Day, R.A. 1998. Analisis Kimia Kunatitatif. Erlangga .Jakarta. Yamamoto, H.,1978. Systematic and Anatomical Study of The Genus Gracilaria in Japan. Faculty of fisheries, Hokkaido University. J apan. Hal 97-152.