SEMIOTIK PENYIMPANGAN SOSIAL DALAM BUKU KOMIK SI JUKI CARI KERJA! Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Disusun Oleh: Mulky Hayun NIM 1110051000030
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK Mulky Hayun NIM: 1110051000030 Semiotik Penyimpangan Sosial Dalam Buku Komik Si Juki Cari Kerja! Seiring dengan perkembangan zaman, kartun dan komik menjadi pilihan masyarakat dalam memahami fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Faza Meonk merupakan salah satu komikus yang memanfaatkan perkembangan media kartun dan komik di Indonesia sebagai media berdakwah terutama untuk kalangan anak muda melalui buku komik Si Juki Cari Kerja!, berbagai pengalaman yang menarik dan menyimpang digambarkan dengan cara yang menghibur namun mendidik. Berdasarkan konteks diatas, maka pertanyaan mayornya adalah apa makna penyimpangan sosial yang terdapat dalam buku komik Si Juki Cari Kerja!? Kemudian pertanyaan minornya adalah apa makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat dalam buku komik Si Juki Cari Kerja!? Penyimpangan-penyimpang yang terdapat dalam buku komik karya Faza Meonk merupakan penyimpangan sosial yang sering terjadi, segala tindakan yang merugikan orang lain digambarkan dengan munculnya profesi dukun dan praktek klenik menyimpang yang digambarkan oleh komikus dengan gambar dan penjelasan yang kreatif dan menghibur. Maka denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat dalam buku komik menjelaskan tentang penyimpangan-penyimpangan sosial yang yang sudah membudaya di Indonesia dan sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Teori yang digunakan adalah teori mitos Roland Barthes. Mitos menurut Barthes terletak pada tingkat kedua penandaan, jadi setelah terbentuk sistem signsignifier-signified, tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut akan menjadi mitos Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian deskriptif analitis dengan melakukan penelusuran terhadap berbagai literatur (library research). Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat yang terdapat dalam objek tertentu. Berbagai kejadian yang terdapat pada gambar dan balon dialog dalam komik Si Juki Cari Kerja! memiliki makna denotasi, konotasi, dan mitos yang menjelaskan tentang penyimpangan sosial yang melanggar hukum negara dan hukum Islam, yaitu tentang praktek klenik yang merupakan kasus penipuan menurut pasal 378 KUHP dan menyimpang dari ajaran Islam karena percaya kepada selain Allah adalah perilaku syirik dan dosa besar. Dalam buku komik Si Juki Cari Kerja! menjelaskan tentang makna mitos tentang kesaktian dukun dan praktek klenik yang hingga kini masih dipercaya oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia, sedangkan Islammengajarkan umatnya agar tidak percaya kepada selain Allah SWT. Hal ini lah yang ingin disampaikan oleh komikus bahwa percaya kepada dukun merupakan penyimpangan dalam hukum negara dan agama Islam. Keywords: Komik, Si Juki Cari Kerja, penyimpangan sosial, mitos, klenik.
i
KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, karunia dan hidayat-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada sayyidina Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Semiotik Penyimpangan Sosial Dalam Buku Komik Si Juki Cari Kerja!”. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, tidak jarang penulis menemukan berbagai macam hambatan dan kesulitan yang dapat menurunkan semangat penulis. Namun berkat dukungan semangat dan motivasi dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis, sehingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini sudah selayaknya penulis ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada : 1. Dr. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr. Suparto, M.Ed, M.A. sebagai Wakil Dekan I. Dr. Hj. Roudhonah, MA. sebagai Wakil Dekan II. Dr. Suhaimi, M. Si. sebagai Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. Masran, M.A. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Fita Fathurokhmah M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
iii
4. Bapak Dr. Suhaimi, M. Si. selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk beliau yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan ilmu dan arahan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. 5. Ibu Ellies Sukmawati, M.Si., sebagai dosen pembimbing akademik kelas KPI A angkatan tahun 2010. 6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan. Dan juga kepada jajaran staf karyawan akademik dan perpustakaan Fakultas yang telah menyediakan referensi-referensi yang dapat dijadikan bahan rujukan skripsi penulis. 7. Ucapan terima kasih penulis ucapkan secara khusus kepada keluarga, terutama kedua orang tua penulis, Bapak Muhammad Hayun dan Ibu Evo Mayanti serta kakak-kakaku, Luly Nazwa Halidah dan Nurfalah Hayun yang senantiasa mendoakan, memotivasi dan memberi dukungan penuh baik berupa materi maupun non-materi yang mengiringi penulis selama masa kuliah sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. 8. Faza Ibnu Ubaydillah Salman, Komikus Si Juki Cari Kerja!, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai peneliti. 9. Sahabat-sahabat alumni SMA Islamic Village, Ryan, Fahri, Rizky Imam, Arum, Silvia, Sella, Hesti, Monica, dan seluruh teman alumni SMA Islamic Village yang tidak dapat disebut seluruhnya, yang selalu
iv
menyemangati dan membantu penulis dalam pengerjaan skripsi dan mencari buku-buku materi. 10. Kawan-kawan seperjuangan kelas KPI A 2010 Pringgo, Reza, Talitha, Rizki, Dina, Bianda, Razak, Hafiz, Edi, dan seluruh teman kelas KPI A yang tidak dapat disebut seluruhnya, yang sukarela memberikan tenaga, pikiran, waktu dan tempat untuk membantu penulis selama proses penulisan skripsi. 11. Kawan-kawan KKN AKSI 2010 yang sukarela menjalani masa bakti pengabdian bersama dan kenangan indah yang tak terlupakan di desa Sukamakmur, Bogor. 12. Kawan-kawan kosan, Leonardo, Rizki, Althof, Bari, Bangkit, Subky, Andhy yang senantiasa membantu penulis selama proses penulisan skripsi. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis sendiri. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca unuk menambah kesempurnaan skripsi ini. Semoga kebaikan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin
DAFTAR ISI ABSTRAK ......................................................................................................... i KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. v DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR TABEL …………………………………………………………… vii DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………... viii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................ 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 7 D. Tinjauan Pustaka ................................................................... 8 E. Metodologi Penelitian ........................................................... 9 F. Sistematika Penulisan ........................................................... 12
BAB II
LANDASAN TEORI A. Komik 1. Pengertian Komik ........................................................... 14 2. Komik Sebagai Media Dakwah Islam ............................ 19 B. Penyimpangan Sosial 1. Pengertian Penyimpangan Sosial .................................... 21 2. Penyimpangan Sosial Menurut Islam ............................. 23 C. Semiotik 1. Pengertian Semiotik ........................................................ 27 2. Mitos dalam Semiotik Roland Barthes ........................... 32
BAB III
GAMBARAN UMUM KOMIK SI JUKI CARI KERJA! A. Biografi Singkat Faza Ibnu Ubaydillah Salman ................... 40 B. Profil Tokoh Komik .............................................................. 41 C. Komikografi dan Prestasi Faza Ubaydillah Salman 1. Karya-Karya Faza Ubaydillah Salman ........................... 44 2. Prestasi-Prestasi Faza Ubaydillah Salman ...................... 45 D. Sinopsis Komik Si Juki Cari Kerja! ..................................... 46
BAB IV
ANALISIS PENELITIAN A. Data-Data Komik Si Juki Cari Kerja! ................................. 47 B. Makna Penyimpangan Sosial Komik Si Juki Cari Kerja! ... 78
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................... 79 B. Saran .................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80 LAMPIRAN ..................................................................................................... 85
v
DAFTAR TABEL Tabel 1 Analisis Data 1 ............................................................................ 47 Tabel 2 Analisis Data 2 ............................................................................ 52 Tabel 3 Analisis Data 3 ............................................................................ 56 Tabel 4 Analisis Data 4 ............................................................................ 60 Tabel 5 Analisis Data 5 ............................................................................ 64 Tabel 6 Analisis Data 6 ............................................................................ 68 Tabel 7 Analisis Data 7 ............................................................................ 72
vii
DAFTAR GAMBAR (ILUSTRASI) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Peta Tanda Roland Barthes .......................................................................... 31 Second-Order Semiological System ............................................................. 37 Juki, Mbah Gendeng, dan Pasien ................................................................. 46 Penipuan Berkedok Kesurupan .................................................................... 52 Penipuan Jual Beli Benda Pusaka Kepada Pasien ....................................... 56 Kerugian Pasien dan Keuntungan Mbah Gendeng ...................................... 60 Daftar Orang yang Mudah Diperdaya Dukun .............................................. 64 Konflik Mbah Gendeng dan Selebriti .......................................................... 68 Kemarahan Korban dan Dukun di Dalam Penjara ....................................... 72
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Si Juki adalah salah satu project Faza Meonk yang paling dikenal pembaca di Indonesia. Selain di komik, Faza Meonk juga memperkenalkan karakter si Juki yang juga tersebar di Facebook, Twitter, Kaskus, Youtube, Line Messenger dan media sosial lainnya. Faza Meonk telah menerbitkan beberapa komik lain dengan karakter si Juki. Kemudian salah satu komiknya yang paling banyak menerima penghargaan adalah komik Si Juki Cari Kerja! diantaranya Penulis dan Buku Komik/Novel Grafis Terfavorit Anugerah Pembaca Indonesia 2013, Juki sebagai Character of The Year pada Ngomik.com 2013 dan Sampul Komik Grafis Terbaik Anugerah Pembaca Indonesia 2013.1 Faza Ibnu Ubaydillah Salman, atau yang lebih dikenal dengan nama Faza Meonk adalah seorang visual entertainer sekaligus seorang komikus. Faza Meonk lebih dikenal dengan gaya penulisan komik yang terkesan memang suka mengkritik secara sarkastik, dan kebanyakan isi komiknya tentang kehidupan mahasiswa sehari-hari. Sehingga pada tahun 2011, komik Faza Meonk berjudul Ngampus!!! Buka-Bukaan Aib Mahasiswa terbit. Penjualan komik Si Juki Cari Kerja! merupakan penjualan komik terbaik Faza, karena hanya dalam waktu satu bulan, komik tersebut terjual tidak kurang dari 5000 eksemplar.2 Perkembangan zaman memaksa para komikus untuk lebih
1
Faza Ibnu Ubaydillah, Komik Si Juki Cari Kerja Pemenang API 2013, Jakarta, www.Sijuki.com diakses pada tanggal 27 agustus pukul 14:04 2 Faza Ibnu Ubaydillah Salman, Komik Si Juki Cari Kerja Pemenang API 2013, Jakarta, www.Sijuki.com diakses pada tanggal 27 agustus pukul 14:04
1
2
kreatif dalam memasarkan produknya. Dengan memaksimalkan branding dan marketing di sosial media dan website, keikutsertaan Faza pada event Popcon Asia beberapa tahun ini juga membuat Faza Meonk dan karakter Juki tidak hanya dikenal di Indonesia, namun Asia, kini Faza lebih leluasa dalam memperkenalkan komik dan karakter Juki yang protagonis, nasionalis, namun nyeleneh. Sifat nyeleneh yang ada pada karakter-karakter dalam komiknya sengaja diciptakan seperti itu karena melihat fenomena yang ada pada saat ini, sifat yang tidak wajar justru menjadi pusat perhatian banyak orang, terutama anak muda di Indonesia, karena itulah Faza sebagai komikus muda Indonesia mencoba memberikan pesanpesan kebaikan atau berdakwah kepada anak muda melalui cerita-cerita komiknya yang lucu, menghibur, dan mendidik dengan karakter yang nyeleneh dan fenomena-fenomena yang menyimpang. Setiap manusia yang beragama Islam memiliki kewajiban untuk menyiarkan agama Islam. Karena setiap muslim adalah dai, dan dai memiliki kewajiban mengamalkan ilmu yang dimilikinya dengan metode dakwah. Dakwah yang mengajak kepada kebaikan dan menuntun orang agar mengikuti jalan kebenaran „Amar ma’ruf nahi munkar. Ada beberapa macam cara orang berdakwah, salah satunya dengan tulisan (bil qalam). Seiring dengan perkembangan zaman, banyak media-media yang bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. Komik merupakan media yang sangat mudah kita temui, dan komik merupakan media visual berupa gambar dan tulisan. Dalam media komik seorang komikus mampu menggambarkan secara jelas maksud dan tujuan yang diharapkan dan mudah dicerna oleh pembaca, karena komik menghadirkan gambar dan kata-kata secara bersamaan namun teratur.
3
Seorang komikus mampu mendeskripsikan apa yang dia maksud dengan menggunakan gambar manusia, busana, benda, dan sebagainya, sehingga tidak menyulitkan pembaca dalam mencerna mkasud dari isi pesan dalam komik tersebut. Komunikasi dalam penyampaian pesannya dapat dilakukan melalui media apa saja, salah satunya dengan menggunakan media komik, komik sendiri merupakan media komunikasi visual yang penyampaian pesannya melalui cerita bergambar. Saat ini komik merupakan media cetak yang sangat digemari oleh berbagai usia, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Komik memiliki gambar dan kumpulan cerita yang menarik dan biasanya mengangkat fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang gemar membaca komik karena suka dengan cerita dan karakter tokohnya yang unik dan variatif. Pada tahun 2013, Indonesia menduduki peringkat dua dunia di bawah Finlandia sebagai negara yang paling banyak membaca komik manga. Melihat fenomena tersebut kini mulai banyak bermunculan komikus kreatif yang ingin mengembalikan masa kejayaan komik lokal, karena dulu komik Indonesia pernah berjaya yang saat itu isi ceritanya didominasi oleh kisah perjuangan dan nasionalisme, sehingga dulu sempat bermunculan tokoh-tokoh fiktif seperti Si Buta dari Gua Hantu dan Gundala Putera Petir.3 Saat ini buku komik di Indonesia mulai berkembang dan dihargai oleh masyarakat lokal, terlihat sekarang sudah banyak bermunculan komikus-komikus terkenal di Indonesia seperti Benny, Mice, dan Juki. Berbeda dengan tahun kejayaan komik di Indonesia beberapa tahun lalu yang isi ceritanya tentang 3
Richard Susilo, Indonesia Peringkat ke 2 Pembaca Manga Terbanyak Di Dunia, Tokyo, www.Tribunnews.com diakses pada hari Jumat, 4 September 2015, pada pukul 21.50 WIB
4
perjuangan dan nasionalisme, kini komik-komik di Indonesia mulai bangkit lagi dan banyak mendapat respon positif dari para penggemar komik lokal, namun isi ceritanya banyak bersifat sarkas bahkan cenderung ke arah penyimpangan sosial namun tetap tidak menghilangkan sisi nasionalisme atau cinta tanah air. Karena bagi beberapa komikus termasuk Faza yang merupakan kreator karakter Juki, zaman sekarang masyarakat lokal lebih tertarik dengan hal-hal yang fenomenal atau menciptakan sensasi seperti perilaku yang menyimpang untuk menarik perhatian pembaca. Di zaman modern ini kreatifitas memiliki peran penting dalam setiap kegiatan manusia, seorang dai dituntut untuk bisa mengemas pesan-pesan agama sekreatif mungkin agar mudah diterima oleh semua kalangan baik yang muda maupun orangtua. Adapun pengertian dakwah dalam yaitu seruan, ajakan, penyebarluasan serta pengajaran agama Islam untuk mengislamkan orang-orang kafir agar meninggalkan kekeliruan dan kesesatannya, mengikuti jalan kebenaran ajaran Islam, dengan menggunakan usaha/kegiatan mewujudkan nilai-nilai Islam dalam hidup dan kehidupan orang-orang kafir, menjadi mukmin yang muslim dan menyampaikan ajakan atau penyampaian ajaran Islam di lingkungan ummat Islam yang lengah, lalai dan dangkal pengetahuannya tentang Islam, agar mereka kembali sadar kekeliruannya, dan mempertebal ketaqwaannya kepada Allah SWT.4 Melalui komik, para pembaca dibawa ke dalam situasi yang lebih santai. Meskipun pesan-pesan didalam beberapa kartun sama seriusnya dengan pesanpesan yang disampaikan lewat berita dan artikel, pesan-pesan kartun lebih mudah
4
Mujieb M. Abdul, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994), hal 55
5
dicerna dan dipahami karena sifatnya yang menghibur. Tambahan pula kritikankritikan yang disampaikan secara jenaka tidak begitu dirasakan melecehkan atau mempermalukan.5 Seiring dengan banyaknya minat baca komik di Indonesia, kini banyak para penulis kreatif yang berprofesi sebagai komikus. Melihat semakin berkembangnya komik-komik Jepang seperti Naruto dan One Piece baik di negaranya sendiri maupun dunia, kesempatan inilah yang dimanfaatkan oleh beberapa komikus untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan spiritual agar mudah dipahami oleh masyarakat dengan kemasan yang kreatif, menghibur, dan memiliki nilai-nilai agama didalamnya. Sebagai bahasa gambar, komik menarik minat para ahli semiotik dan linguis, seperti ungkapan seorang ahli komunikasi massa berkebangsaan Italia, Umberto Eco, “Komik menjadi sebuah bidang kajian yang luas dan sulit dijelajahi, tetapi terbuka bagi semiotik pesan gambar”. Demikian pula yang ditegaskan oleh Arthur Asa Berger, diakhir salah satu tulisannya, dalam buku Signs in Contemporary Culture, ia mengatakan komik memiliki banyak hal yang dapat kita baca, namun hanya jika kita peduli.6 Perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari biasanya tidak tanpa alasan, seseorang melakukan hal yang menyimpang menurut kita belum tentu menyimpang bagi orang lain, karena perilaku menyimpang tidak selamanya negatif dan berdampak negatif, terkadang perbedaan norma dan kondisi fisik seseorang bisa berakibat
5
I Dewa Putu Wijana, Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa, (Yogyakarta: Ombak, 2004), hal 4 6 Veetra, Mari Membaca Komik, www.Veegraph.com artikel diakses pada 12 Februari 2014
6
penyimpangan sosial. Menurut Robert M.Z. Lawang, penyimpangan adalah semua tindakan menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang atau perilaku abnormal. Menurut William Kornblum, penyimpangan adalah kelakuan atau tingkah laku yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.7 Sekalipun penyimpangan sosial bisa memiliki makna berbeda bagi orang atau masyarakat yang berbeda, penyimpangan sosial bisa didefinisikan sebagai tindakan yang tak sesuai atau berlainan dari norma-norma atau ekspektasiekspektasi sosial.8 Oleh karena itu, penyimpangan sosial sulit didefinisikan secara tepat karena penyimpangan sosial bersifat relatif, adapun beberapa teori sosiologis terkenal yang membahas tentang teori-teori penyimpangan sosial seperti anomie, teori konflik, teori pembelajaran sosiokultural, teori labeling, teori kontrol, teori fungsi (Durkheim), teori sosialisasi, teori interaksionisme simbolis, dan teori etnometodologis.9 Pendekatan semiotik digunakan untuk mengetahui tanda-tanda apa yang terkandung dalam komik Si Juki Cari Kerja! dan kita akan mengetahui pesanpesan apa yang terkandung dalam tanda-tanda yang ada pada gambar karya komikus tersebut.
7
Murdiyatmoko Janu, “Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat”, (Bandung : Grafindo Media Pratama, 2007), hal 119 8 David Berry, “Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi”, penej. Pulus Wirotomo (Jakarta: Raja Grafindo), hal. 174-176 9 Yusron Razak, “Sosiologi Sebuah Pengantar”, (Jakarta : Laboratorium Sosiologi Agama, 2008), Hal. 205
7
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dengan mengangkat sebuah judul skripsi, “Semiotik Penyimpangan Sosial Dalam Buku Komik Si Juki Cari Kerja!”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Skripsi ini akan mengkaji tentang semiotik penyimpangan sosial dalam buku komik Si Juki Cari Kerja!. Untuk menghindari terlalu luas dan melebarnya pembahasan, peneliti fokus pembahasan pada tanda-tanda yang ada didalam komik yang berindikasi penyimpangan sosial dengan memahami makna denotasi, konotasi, dan mitos di dalam komik. Peneliti tidak berfokus pada makna menurut komikus (source), pembaca (receive), dan akibat yang dirasakan masyarakat (effect). 2. Rumusan Masalah Maka rumusan masalah mencakup sebagai berikut: 1. Apa makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat dalam komik Si Juki Cari Kerja!? 2. Apa makna penyimpangan sosial yang terdapat dalam komik Si Juki Cari Kerja!?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berkenaan dengan pokok permasalahan diatas, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
8
1. Untuk mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat dalam komik Si Juki Cari Kerja!? 2. Untuk mengetahui apa makna penyimpangan sosial yang terdapat dalam komik Si Juki Cari Kerja!? 2.
Manfaat Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi akademis dan praktis, yaitu: 1. Akademis Untuk pengembangan ilmu komunikasi dan dakwah, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan peningkatan wawasan akademis dan pengetahuan pesan-pesan dakwah bisa disampaikan melalui kartun dan simbol-simbol yang terkandung dalam sebuah komik. 2. Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu membantu memberikan pengetahuan bahwa komik bisa menjadi media dakwah yang baik dan modern serta mengembangkan pemikiran serta pengetahuan tentang simbol-simbol dan tanda-tanda yang terkandung dalam komik. Serta menghargai karya seni anak bangsa.
D. Tinjauan Pustaka Dalam penyusunan penelitian ini, terdapat beberapa karya ilmiah yang serupa namun memiliki fokus yang berbeda. Studi penelitian sebelumnya yaitu : 1. Skripsi yang berjudul “Semiotik Perlawanan Korupsi Film Aku Padamu” karya Agus Riyanto mahasiswa KPI lulusan tahun 2013. Teori yang digunakan adalah teori semiotik Christian Metz dan Steve Campsall. Masalah yang diteliti adalah tentang semiotik yang terkandung dalam film.
9
2. Skripsi yang berjudul “Analisis Semiotik Film Negeri 5 Menara” karya Amin Rois mahasiswa KPI lulusan tahun 2013. Teori yang digunakan adalah teori semiotik Roland Barthes. Masalah yang diteliti adalah mengetahui objek yang penuh dengan tanda-tanda atau simbol berupa gambar, suara, dan dialog dalam fim. 3. Skripsi yang berjudul “Analisis Isi Pesan Dakwah Pada Komik 33 Pesan Nabi Karya VBI_Djenggotten” karya Rochman Afiani mahasiswa KPI lulusan tahun 2013. Teori yang digunakan adalah analisis isi (content analysis) teori Holstly. Masalah yang diteliti adalah isi pesan dakwah dalam komik. 4. Skripsi yang berjudul “Analisis Semiotik Komik Strip Benny & Mice di Harian Kompas Edisi 1 Bulan Desember 2007” karya Nasuri mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta jurusn Komunikasi dan Penyiaran Islam. Penelitian ini menggunakan analisis semiotik model Ferdinand de Saussure dengan metode penelitian deskriptis analitis. Hasil penelitian ini adalah dapat mengetahui macam dan makna tanda berikut pesan yang terdapat dalam komik strip Benny & Mice.
E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan melakukan penelusuran terhadap berbagai literatur (library research). Tujuannya adalah untuk membuat deskipsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang
10
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.10 Pembahasan dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan makalah, buku, ataupun sumbersumber yang tertulis lainnya untuk mengeksplorasi makna pesan yang terdapat dalam tanda-tanda didalam komik Si Juki Cari Kerja!. Pendekatan semiotik yang digunakan adalah teori Roland Barthes. Teknik Sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajah obyek yang diteliti.11 Banyak masyarakat di Indonesia percaya bahwa dukun adalah orang sakti yang memiliki kekuatan di luar akal sehat, bahkan banyak yang lebih mempercayai dukun ketimbang dokter ketika mereka sakit, dan yang lebih berbahaya adalah banyak orang yang percaya dengan kesaktian dukun sehingga orang tersebut lebih percaya kepada kekuatan dukun dibanding kekuatan Allah SWT. Maka dari itu, penting bagi peneliti untuk meneliti komik ini karena dibalik gambar-gambar yang lucu dan menghibur, komik ini memiliki sisi mendidik dan kritis dalam menangkap dan mengemas fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Selain itu komik Si Juki Cari Kerja! karya Faza Meonk ini juga memiliki berbagai prestasi di tingkat nasional dan berhasil menjual lebih dari 5000 eksemplar dalam waktu satu bulan sejak komik ini diterbitkan. 10
Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007) h. 9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2006) h. 246 11
11
2. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan metode sebagai berikut : a. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada narasumber yaitu penulis komik Si Juki Cari Kerja! kemudian jawaban dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder)12. b. Observasi atau pengamatan yaitu metode pertama yang digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan pengamatan dan pencatatan dalam fenomena-fenomena yang diselidiki. Disini penulis membaca dan memahami isi pesan dan makna dari tanda atau simbol yang ada pada komik Si Juki Cari Kerja!. Setelah itu penulis mengutip kemudian mencatat dialog ataupun paragraf yang mengandung pesan pada komik ini untuk dijadikan codingsheet, yakni rangkaian pencatatan lambang atau pesan secara sistematis untuk kemudian diberikan interpretasi.13 c. Data primer merupakan sasaran utama dalam analisis, sedangkan data sekunder diperlukan guna mempertajam analisis data primer sekaligus menjadi pelengkap dan pembanding. Data primer yaitu berupa komik yang diteliti Si Juki Cari Kerja!, sedangkan data sekunder yaitu berupa buku-buku dan tulisan lain berkaitan dengan masalah objek studi ini. 12
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-6, h. 67-68 13 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006). Cet. Ke-1, h. 53
12
3. Analisis Data Dari data yang dikumpulkan dan diperoleh kemudian dianalisis dengan analisis semiotik yaitu melaporkan dengan menerangkan dan memberikan gambaran mengenai data yang terkumpul secara denotasi dan konotasi, kemudian data tersebut disimpulkan. 4. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Faza Ibnu Ubaydillah Salman, atau yang lebih dikenal dengan nama Faza Meonk. Dan objek penelitian ini adalah buku komik Si Juki Cari Kerja! 5. Pedoman Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010/2011 yang diterbitkan oleh Biro Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.14 F. SISTEMATIKA PENULISAN Penelitian yang akan dibahas terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab, yakni: BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan ini mengurai secara singkat latar belakang masalah, perumusan dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI
14
Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010/2011, (Jakarta: Biro Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2010).
13
Bab ini membahas tentang pengertian penyimpangan sosial, pengertian dan perkembangan komik, dan pengertian semiotik. BAB III PROFIL KOMIK SI JUKI CARI KERJA! Bab ini membahas tentang konsep dari komik dan asal mula terciptanya komik Si Juki Cari Kerja! serta profil komikus. BAB IV ANALISIS PENELITIAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang berisi tentang makna penyimpangan sosial dan pesan yang terdapat dalam komik Si Juki Cari Kerja! BAB V PENUTUP Dalam bab terakhir ini, penulis memberikan kesimpulan terhadap apa yang telah diteliti oleh penulis, serta memberikan saran-saran dan beberapa lampiran yang didapat oleh penulis.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Komik 1. Pengertian Komik Sebelum membahas tentang komik, kartun merupakan komponen terpenting dalam sebuah komik, kartun berasal dari bahasa Itali, cartone yang artinya kertas. Pada mulanya kartun adalah penamaan bagi sketsa pada kertas alot (stout paper) sebagai rancangan atau desain untuk lukisan kanvas atau dinding. Pada saat ini kartun adalah gambar yang bersifat dan bertujuan sebagai humor satir. Jadi, kartun tidak hanya merupakan pernyataan seni untuk kepentingan seni semata-mata, melainkan mempunyai maksud melucu, bahkan menyindir dan mengkritik.1 Secara umum, kartun merupakan sebuah potret satiris (sindiran) melalui proses pelebih-lebihan (exagerated), penekanan (emphasized), dan pemletotan (distorted). Mengangkat bagian yang paling aneh, paling spesifik, paling karakteristik, dan bahkan paling menggelikan dari seseorang atau sesuatu. Perbandingan ukuran tubuh dengan kepala bisa sangat bervariasi, terutama pada jenis komik strip.2 Komik berdasarkan bentuknya menurut Bonneff, terdiri dari dua kategori yaitu komik bersambung (comic strips) dan buku komik (comics-books). Komik strip merujuk pada komik yang terdiri dari beberapa panel saja dan biasanya
1
I Dewa Putu Wijana, Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa, (Yogyakarta : Ombak, 2004), h. 6. 2 Dwi Koendoro, Yuk, Bikin Komik, (Bandung: Mizan Media Utama, 2007), h. 109.
14
15
muncul di surat kabar ataupun majalah. Sedangkan buku komik adalah komik yang disajikan dalam bentuk yang tidak merupakan bagian dari media cetak lainnya.3 Adapun kartun-kartun yang terdapat di media-media cetak itu meliputi berbagai jenis seperti : 1. Kartun editorial, yang digunakan sebagai visualisasi tajuk rencana surat kabar atau majalah. Kartun ini biasanya membicarakan masalah politik atau peristiwa aktual sehingga sering disebut kartun politik. 2. Kartun murni, yang dimaksudkan sekedar sebagai gambar lucu atau olokolok tanpa bermaksud mengulas suatu permasalahan atau peristiwa actual. 3. Kartun komik, yang merupakan susunan gambar, biasanya terdiri dari tiga sampai enam kotak. Isinya adalah komentar humoris tentang suatu peristiwa atau masalah aktual. Hal ini tidak mengingkari adanya kartunkartun komik yang isinya tidak berbeda dengan kartun murni.4 Komik merupakan suatu bentuk seni yang menyampaikan cerita dengan ilustrasi gambar. Penggunaan gambar dalam komik berfungsi untuk memudahkan pembaca memahami cerita yang disampaikan oleh pengarang. Penggemar komik terdiri dari berbagai kalangan tanpa membedakan usia, gender, dan profesi. Komik sebagai media komunikasi, mempunyai kemampuan menyesuaikan diri, sehingga kadang digunakan untuk berbagai tujuan. Komik bisa digunakan sebagai bacaan hiburan, dapat berperan sebagai media propaganda, alat bantu pendidikan dan pengajaran. 3
Indiria Maharsi, Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas, (Yogyakarta : Kata Buku, 2011), h.
17. 4
I Dewa Putu Wijana, Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa, (Yogyakarta : Ombak, 2004), h. 11.
16
Dalam komik, terdapat beberapa peran yang bertujuan untuk menentukan siapa tokoh utama
dalam sebuah cerita, peran karakter dalam sebuah komik
sangat penting. Dia bisa seorang protagonis (jagoan, pelakon utama yang baik) atau antagonis (lawan protagonis, pelakon jahat yang bisa berbentuk orang atau sesuatu yang melawan kebaikan). Protagonis tidak selalu berwajah bagus, antagonis pun tidak selalu berwajah buruk, yang menentukan adalah bahasa jiwa mereka yang digambarkan oleh kata-kata dan perilakunya. Keluasan pandangan dan kedalaman pikiran seorang komikus sangat mempengaruhi hasil karyanya.5 Komik menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki pengertian cerita bergambar (majalah, surat kabar, atau berbentuk buku) yg umumnya mudah dicerna dan lucu. Adapun beberapa istilah dalam dunia komik. Esvantdiari Sant dalam bukunya yang berjudul Cara Mudah Mengedit Komik dengan Photoshop mengatakan bahwa dunia komik mempunyai istilah-istilah tersendiri yang harus dipahami oleh para komikus pemula diantaranya : 1.
Outline: garis utama yang membentuk suatu objek, walaupun bukan standar yang baku, outline yang memiliki tabal tipis akan lebih terlihat dinamis dan hidup.
2.
Panel: kotak tempat gambar diletakkan. Biasanya dalam suatu halaman terdapat beberapa panel sekaligus. Umumnya bentuk panel adalah persegi empat, namun seringkali ditemukan berbagai macam variasi panel.
5
Dwi Koendoro, Yuk, Bikin Komik, (Bandung: Mizan Media Utama, 2007), h. 93.
17
3.
Tone atau screentone: lembaran motif yang digunakan untuk mengisi bidang kosong pada komik. Terbuat dari lembaran film khusus yang salah satu sisinya dilapisi lem/perekat.
4.
Toning: proses mengisi bidang kosong menggunakan tone.
5.
Balon dialog: tempat meletakan dialog: umumnya berbentuk bulat atau lonjong. Untuk menyampaikan emosi tertentu, bentuknya dapat lebih variatif lagi.
6.
Foreground: gambar yang dilihat mata dahulu atau terletak di bagian depan. Biasanya memiliki outline yang lebih tebal dibandingkan latar belakang.
7.
Latar belakang atau background: gambar yang terletak di belakang foreground. Biasanya memiliki outline yang lebih tipis dibandingkan foreground.6
Adapun beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan buku komik yaitu : 1. Membuat sinopsis cerita : Sinopsis cerita merupakan tahap awal dalam membuat komik. Sinopsis cerita berarti menentukan tema, naskah beserta plot dan seting yang akan diangkat dalam karya komik. 2. Membuat Story line : Storyline adalah membuat rancangan dalam bentuk tulisan tentang apa saja yang akan komikus buat baik teks maupun ilustrasinya dalam tiap halaman komik. 3. Membuat karakter tokoh verbal : Tokoh verbal adalah bagaimana seorang komikus menjelaskan dalam bahasa tekstual tokoh-tokoh yang 6
Esvandiari Sant, Seri Penuntun Praktis: Cara Mudah Mengedit Komik dengan Photoshop, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006) Cet. 2, h. 22.
18
terlibat dalam cerita yang sedang dibuat. Dalam bagian ini dijelaskan deskripsi lengkap dari tokoh tersebut, mulai dari nama, jenis kelamin, usia, ciri-ciri fisik beserta sifat-sifatnya. 4. Membuat karakter tokoh visual : Melakukan sket model karakter berdasarkan deskripsi verbal. 5. Tahap sket lay out panel, ilustrasi dan balon teks : Tahap ini merupakan visualisasi dengan sket berdasarkan storyline yang sudah dibuat. Deskripsi verbal panel dalam tiap halaman divisualkan dengan sket pensil hitam putih lengkap dengan ilustrasi dan balon teks. 6. Tahap penintaan : Bagian ini merupakan tahapan pemberian tinta dengan menggunakan drawing pen, kuas ataupun media lain pada sket yang telah dibuat. 7. Tahap pewarnaan : Tahap ini merupakan pewarnaan yang dilakukan dengan komputer. Dengan demikian maka perlu dilakukan pemindahan dahulu dari master (sebutan untuk sket yang sudah jadi atau ditinta) ke dalam format digital melalui . 8. Tahap pembuatan balon teks beserta isinya : Setelah semua panel tersusun dengan baik, maka dibuatlah balon teks beserta kata-kata yang terdapat dalam balon teks tersebut. 9. Pembuatan cover : Cover merupakan ilustrasi yang mewakili keseluruhan cerita yang ada dalam komik. Artinya, cover harus mampu mengarahkan pembaca untuk sedikit mengetahui tema cerita yang ditawarkan oleh komik tersebut tanpa harus terlebih dahulu melihat isinya.
19
10. Lay out buku komik : Lay out buku komik berarti format yang dipakai dalam pembuatan komik tersebut sebelum proses produksi. Yang masuk dalam tahap ini adalah penentuan komposisi penempatan unsur-unsur yang ada dalam cover sekaligus isi dari bentuk buku komik. 11. Finishing : Proses pemeriksaan seluruh teks dan ilustrasi yang sudah dibuat sekaligus cover dan bentuk lemasan komik yang nantinya akan dibuat.7
2. Komik Sebagai Media Dakwah Islam Menyampaikan informasi kepada masyarakat dan menuntut gerakan dakwah Islam harus mampu memanfaatkan hasil sains, teknologi dan informasi modern untuk mencapai tujuan dakwah Islam, yaitu memperluas jangkauan pengaruh dakwah8. Ayat-ayat iqra’, yakni wahyu pertama yang sangat revolusioner itu, berisi perintah baca-tulis kepada manusia yang saat itu sebagiannya justru “antihuruf”, itulah yang kemudian menjadi ruh kebangkitan Islam. Objek bacaan dalam hal ini umum diartikan sebagai alam raya (kauniyah) dan teks (qauliyah). Perintah Tuhan untuk membaca teks dan alam ini seakan menunjukkan bahwa Research and Development itu penting. Riset, analisis, refleksi dan temuan merupakan serangkaian proses pencarian, penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan, yang pada gilirannya mewujudkan peran manusia sebagai khalifah diatas bumi. 9
7
149.
8
Indiria Maharsi, Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas, (Yogyakarta : Kata Buku, 2011), h.
Suf Kasman, Jurnalisme Universal: Menelusuri Prinsip-Prinsip Dakwah Bil Qalam dalam Al-Quran (Jakarta: PT. Mizan Media Utama, 2004), h. 127. 9 Ibid., h. 2.
20
Sesungguhnya yang pertama diciptakan Allah adalah al-qalam, kemudian Allah menjadikan nun, yakni tinta; lalu dia berkata padanya “Tulisan”. Al-qalam bertanya, “Apa yang harus kutulis?” Ia berfirman, “Tulisan apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi sampai hari kiamat, baik perbuatan, peninggalan, maupun pemberian. “lalu qalam pun menuliskan apa yang telah terjadi sampai hari kiamat. Itulah maksud Allah dalam ayat: Nuun, perhatikan qalam dan apa yang dituliskannya. Begitu sabda Rasulallah Saw.10 Dakwah bi al-qalam memiliki keunggulan sebagai media cetak antara lain sebagai berikut: Pertama, lebih dalam pengaruhnya dari gelombang suara lisan ahli pidato. Kedua, tulisan atau sari pena seorang pengarang cukup berbicara satu kali dan akan melekat terus menerus dalam hati serta bisa jadi buah tutur setiap hari. Ketiga, bahasa tulisan lewat media cetak lebih rapi dan lebih teratur daripada bahasa lisan karena menulis adalah berpikir dengan teratur. Keempat, pembaca bisa membaca berulang-ulang hingga meresapi. Kelima, lebih mengutamakan jalinan atau persaksian.11 Ada dua macam cara pendekatan dakwah Islam dengan kartun. Pertama, langsung memasang atribut keIslaman. Kedua, secara implisit mengumandangkan dakwah Islam tetapi tanpa simbol-simbol baku. Jangan terjebak pada simbol-simbol dan baju yang kadang malah sering membuat kedodoran. Langsung memasang simbol-simbol Islami itu cocok untuk kalangan yang sudah mapan keIslamannya, meskipun pendapat ini juga tidak betul seratus persen. Lebih merupakan usaha pemupukan. Bahwa umat Islam memiliki bermacam-macam latar belakang dan itu berimbas pada kadar keIslamannya. Sebaiknya lebih baik mengambil langkah10
Hadist Imam Muhammad Isa bin Surah Al-Tirmizy, juz V (Beirut: Dar Al-Fikr, 1994), h.
211-212. 11
Ibid., h. 128.
21
langkah dakwah Islam yang tidak vulgar, tidak langsung. Ambillah hatinya, lalu lakukan pendekatan yang menyentuh kalbu.12
B. Penyimpangan Sosial 1. Pengertian Penyimpangan Sosial Penyimpangan sosial mengacu pada perilaku, cara bertindak, sikap, keyakinan dan gaya yang melanggar norma-norma, aturan, etika dan harapan masyarakat.13 Perilaku menyimpang atau penyimpangan yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari biasanya tidak tanpa alasan, seseorang melakukan hal yang menyimpang menurut kita belum tentu menyimpang bagi orang lain, karena perilaku menyimpang tidak selamanya negatif dan berdampak negatif, terkadang perbedaan norma dan kondisi fisik seseorang bisa berakibat penyimpangan sosial. Menurut Robert M.Z. Lawang, penyimpangan sosial adalah semua tindakan menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang atau perilaku abnormal. Menurut William Kornblum, penyimpangan sosial adalah kelakuan atau tingkah laku yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.14 Penyimpangan sosial merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang melanggar norma atau nilai-nilai yang sebelumnya telah disepakati oleh suatu kelompok, misalnya masyarakat. Meskipun makna penyimpangan sosial bisa memiliki makna yang berbeda bagi orang lain atau kelompok lain, 12
Setiawan G.Sasongko, Kartun Sebagai Media Dakwah (Jakarta: Sisma Digi Media, 2005), h. 6. 13 John Scott, Sosiologi: Key Concepts, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), h. 81. 14 Janu Murdiyatmoko, Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat, (Bandung : Grafindo Media Pratama, 2007), h. 119.
22
penyimpangan sosial bisa didefinisikan sebagai tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau ekspektasi masyarakat, maka dari itu penyimpangan tidak selalu berdampak buruk, tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Dengan kata lain, penyimpangan sosial bukanlah kualitas dari suatu tindakan, melainkan konsekuensi dari adanya penerapan sangsi bagi perilaku tersebut. Sekalipun penyimpangan sosial bisa memiliki makna berbeda bagi orang atau masyarakat yang berbeda, penyimpangan sosial bisa didefinisikan sebagai tindakan yang tak sesuai atau berlainan dari norma-norma atau ekspektasiekspektasi sosial. Oleh karena itu, penyimpangan sulit didefinisikan secara tepat karena penyimpangan bersifat relatif, adapun beberapa teori sosiologis terkenal yang membahas tentang teori-teori penyimpangan seperti anomie, teori konflik, teori sosiokultural,teori labeling, teori kontrol, teori fungsi (Durkheim), teori sosialisasi, teori interaksionisme simbolis, dan teori etnometodologis.15 Edwin Lemert berpendapat bahwa aturan melanggar merupakan hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari dan bahwa banyak episode pelanggaran norma menimbulkan reaksi kecil dari orang lain atau berpengaruh pada konsep diri seseorang (penyimpangan primer), dalam kebanyakan kasus, pelanggaran aturan menjadi normal dan diakomodasikan ke dalam penerimaan kehidupan. Ini adalah reaksi ketika masyarakat berprasangka negatif terhadap terjadinya penyimpangan awal (stigma) dan serangkaian gerakan perilaku yang diulang individu yaitu melanggar aturan dan penyesuaian identitas menyimpang sebagai sarana penyesuaian penyimpangan boleh di bilang menjadi penyimpangan sekunder.16
15
Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar, (Jakarta : Laboratorium Sosiologi Agama, 2008), h. 205. 16 John Scott, Sosiologi : Key Concepts, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), h. 83.
23
Penyimpangan sosial dalam masyarakat tradisional relatif statis, tidak akan disukai. Penyimpangan sosial terhadap kaidah-kaidah dalam masyarakat yang tradisional memerlukan suatu keberanian dan kebijaksanaan tersendiri. Namun, apabila
masyarakat
tradisional
tersebut
merasakan
manfaat
dari
suatu
penyimpangan tertentu, maka penyimpangan sosial tersebut dapat diterima. Biasanya proses tersebut dimulai oleh generasi muda yang pernah pergi merantau. Kebiasaan-kebiasaan yang dibawanya dari luar, mulai ditiru oleh orang-orang sekitarnya untuk kemudian menjalar ke seluruh masyarakat.17 Seperti yang kita ketahui, penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat, jika ada seseorang yang berperilaku menyimpang maka orang tersebut akan diberikan sanksi atau hukuman yang telah disepakati bersama oleh masyarakat atau pun agama yang mayoritas masyarakat tersebut meyakininya. Dalam komik Si Juki karya Faza Meonk ini peneliti melihat banyak adegan yang merupakan penyimpangan sosial, misalnya penipuan dengan modus MLM (Multi Level Marketing), merusak kebersihan lingkungan dengan sampah-sampah visual, dan praktek dukun yang merugikan masyarakat dan berakibat buruk bagi kepercayaan atau iman seseorang. 2. Penyimpangan Sosial Menurut Islam Seperti yang kita ketahui bahwa penyimpangan sosial biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari, Islam pun memiliki pandangan tersendiri tentang penyimpangan sosial, segala sesuatu yang bersifat berseberangan dengan hukum Islam maka bisa disebut sebagai penyimpangan, dan memiliki hukum tersendiri, 17
h. 238.
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998),
24
baik hukum berupa dosa maupun hukum yang berlaku sesuai tafsiran dari Alquran dan hadist seperti hukum potong tangan bagi pelaku pencuri atau denda berupa harta yang harus dikeluarkan jika melakukan suatu penyimpangan. Dalam Islam, ada istilah syirik, yaitu penyembahan terhadap benda pusaka atau berhala dan meyakini kekuatan benda tersebut sehingga pelakunya ragu akan kuasa Allah. Orang yang melakukan tindakan syirik tersebut disebut musyrik. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karibkerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”. (QS. An Nisa: 36) Adapula riddah, yaitu keluar dari agama Islam, baik pindah agama yang lain atau menjadi tidak beragama. Adapun pelaku riddah terjadi karena tiga sebab, yaitu: 1. Perbuatan yang mengkafirkan, seperti sujud pada berhala, menyembah bulan, batu, benda pusaka, dan lain-lainnya.
25
2. Perkataan yang mengkafirkan, seperti menghinakan Allah atau RasulNya, begitu juga memaki salah seorang Nabi Allah. 3. Itikad (keyakinan) seperti mengitikadkan alam kekal, Allah baru, menghalalkan zina, menghalalkan minum arak, dan mengharamkan yang disepakati ulama akan halalnya.18 Allah SWT Berfirman;
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui.” (QS. Al Maidah: 54) Dalam komik Si Juki Cari Kerja! terdapat adegan dimana seorang karyawan sedang meminta sebuah benda yang bisa dia gunakan untuk kepentingan naik
18
Rasjid. H. Sulaiman, Fiqih Islam, (Bandung: PT Sinar Baru Algesindo, 1994), h. 445.
26
jabatan secara instan, pada adegan tersebut Mbah Gendeng yang merupakan seorang dukun memberikan sebuah tasbih untuk digunakan oleh karyawan tersebut. Allah SWT berfiman;
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran
kepadanya:
"Hai
anakku,
janganlah
kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman: 13)
Menurut pengertian dari ayat di atas, maka jelas lah bahwa perilaku menyekutukan Allah atau menyembah dan percaya kepada selain Allah adalah perilaku yang menyimpang dari ajaran Islam, karena bersifat syirik dan hukumnya haram bagi para pelakunya seperti ahli sihir atau dukun. Orang yang percaya pada hal yang syirik atau percaya kepada selain Allah akan tercabut dari segala nilai keutamaan, dan terlepas dari tanggung jawab agama dan nalar yang sehat. Ada orang yang mengaku dari kalangan orang-orang pandai yang mengatakan bahwa dalam perilaku tabdzir dan melebihi batas terdapat obat untuk mengobati penyakit jiwa. Adapula yang mengatakan bahwa memakai emas, perak, sutera, tak punya rasa malu, wanita telanjang dan menari, wanita memasrahkan tubuhnya yang telanjang ke pelukan para pemuda atau laki-laki
27
hidung belang dengan diiringi tetabuhan dan tiupan terompet, dapat mengobati kesepian dan kegersangan di hati. Allah SWT berfirman;
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa: 48) Ada juga yang mengatakan menyembelih domba atau berbagai macam burung dapat mengeluarkan jin Ifrit dari tubuh seorang wanita. Sungguh ini merupakan kehancuran cara berpikir, dan (lebih lanjut) kehancuran rumah tangga. Ini adalah musibah dan bencana yang sangat besar bahkan telah menimpa akal, kehidupan dan masa depan generasi muda.19 Allah SWT berfirman:
Artinya:“Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu janganlah sekalikali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (QS. Al Baqarah: 147)
Diantara cara berpikir yang menyimpang dari kebenaran adalah percaya kepada khurafat dan mitos. Yang dimaksud dengan mitos adalah cerita-cerita 19
Muhammad Abdussalam Khadr, Bid’ah-Bid’ah yang Dianggap Sunnah, (Jakarta: Qishti Press, 2005), Cet. 7, h. 380.
28
bohong tentang suatu hal seperti asal usul tempat, alam, manusia dan sebagainya yang mengandung arti mendalam dan diungkapkan dengan cara gaib. Sedangkan definisi khurafat adalah ajaran atau keyakinan yang tidak mempunyai landasan kebenaran, disebut pula takhayul. Khurafat dan mitos merupakan salah satu sebab disembahnya patung-patung, batu, benda-benda keramat dan sesembahan lainnya selain Allah SWT. Di Indonesia khususnya, banyak khurafat dan mitos yang hingga saat ini dipercaya sebagai sebuah kebenaran secara turun temurun. Bahkan bukan hanya dipercaya tapi kepercayaan itu direalisasaikan dalam bentuk ritual-ritual tertentu yang mengandung unsur kesyirikan.20
C. Semiotik 1. Pengertian Semiotik Semiotik berasal dari kata Yunani, yaitu: semeion yang berarti tanda. Semiotik atau penyelidikan simbol-simbol, membentuk tradisi pemikiran yang penting dalam teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi diluar tanda-tanda itu sendiri. Penyelidikan tanda-tanda tidak hanya memberikan cara untuk melihat komunikasi, melainkan memiliki pengaruh yang kuat pada hampir semua perspektif yang sekarang diterapkan pada teori komunikasi.21
20
Abu Mujahidah al-Ghifari, Mitos dan Khurafat dalam Pandangan Islam, 2014, (mimbarhadits.wordpress.com) diakses pada hari kamis, 27 Nopember 2014, pada pukul 08.45 WIB 21 Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi: Theories of Human Communication, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), Cet. 9, h. 53
29
Secara sederhana semiotik adalah ilmu yang mempelajari tentang tandatanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.22 Konsep dasar yang menyatukan semiotik adalah tanda yang didefinisikan sebagai stimulus yang menandakan atau menunjukkan beberapa kondisi lain seperti ketika asap menandakan adanya api. Konsep dasar yang kedua adalah simbol yang biasanya menandakan tanda yang kompleks dengan banyak arti termasuk arti yang sangat khusus. Beberapa memberikan perbedaan yang kuat antara anda dan simbol, tanda dalam realitasnya memiliki referensi yang jelas terhadap sesuatu, sedangkan simbol tidak. Namun para ahli lainnya melihat sebagai tingkat-tingkat istilah yang berbeda dalam kategori yang sama. Dengan perhatian pada tanda dan simbol, semiotik menyatukan kumpulan teori-teori yang sangat luas yang berkaitan dengan bahasa, wacana, dan tindakan-tindakan nonverbal.23 Semiotik menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de Saussure (1857-1913) dan Charles Sander Peirce (1839-1914). Kedua tokoh tersebut mengembangkan ilmu semiotik secara terpisah dan tidak mengenal satu sama lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika Serikat. Latar belakang keilmuan Saussure adalah linguistik, sedangkan Peirce filsafat. Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi (semiology). Menurut Ferdinand De Saussure semiotik dibagi menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu penanda (signifier) dan pertanda (signified). Penanda dilihat sebagai bentuk/wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur, sedang
22
Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), Cet. 1, h. 262 23 Ibid., h. 54.
30
pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi dan/atau nilai-nlai yang terkandung didalam karya arsitektur. Eksistensi semiotik Saussure adalah relasi antara penanda dan petanda berdasarkan konvensi, biasa disebut dengan signifikasi. Semiotik signifikasi adalah sistem tanda yang mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah sistem berdasarkan aturan atau konvensi tertentu. Kesepakatan sosial diperlukan untuk dapat memaknai tanda tersebut. Menurut Saussure, tanda terdiri dari: Bunyi-bunyian dan gambar, disebut signifier atau penanda, dan konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan gambar, disebut signified. Saussure mengembangkan bahasa sebagai suatu sistim tanda. Semiotik dikenal sebagai disiplin yang mengkaji tanda, proses menanda dan proses menandai. Bahasa adalah sebuah jenis tanda tertentu. Dengan demikian dapat dipahami jika ada hubungan antara linguistik dan semiotik.24 Memahami teori Saussure, ada makna denotatif dan konotatif dalam linguistik. Denotasi adalah hubungan yang digunakan didalam tingkat pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan penting dalam ujaran. Makna denotasi bersifat langsung, yaitu makna khusus yang terdapat dalam sebuah tanda, dan pada intinya dapat disebut sebagai gambaran sebuah pertanda.25 Sedangkan makna konotatif adalah suatu jenis makna di mana stimulus dan respon mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, dan sebagainya pada pihak pendengar.26 Dalam makna konotatif, orang yang tersenyum bisa berarti sebagai kesenangan dan kebahagiaan atau sebaliknya, bisa 24
Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 6, h.
25
Alex Sobur, Semiotik komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 2, h.
26
Ibid., h. 266.
125. 263.
31
saja tersenyum itu diartikan sebagai ekspresi sindiran atau penghinaan terhadap orang lain. Dalam konteks ini, ketika kepercayaan masyarakat yang disebut dengan mitos dipandang sebagai produk kebudayaan, maka penting untuk melihat bagaimana masyarakat memproduksi makna melalui praktik bahasanya. Adapun Roland Barthes, seorang ahli semiotik yang mengembangkan teori Saussure, jika Saussure hanya berhenti di pengertian konotatif, Roland Barthes meneruskan ke tahap kedua konotatif yaitu mitos. Teori semiotik Barthes hampir secara harfiah diturunkan dari teori bahasa menurut de Saussure. Dalam semiotik, dibalik bahasa (mitos) seringkali terkandung “sesuatu” yang misterius. Dan semiotik dipercaya sebagai salah satu metode yang digunakan untuk membantu melacak keberadaan misteri tersebut. Barthes mengembangkan model dikotomis penanda-petanda menjadi lebih dinamis, ia mengemukakan bahwa dalam kehidupan sosial budaya penanda adalah “ekspresi” (E) tanda, sedangkan petanda adalah “isi” (dalam bahasa Prancis contenu (C)). Jadi, sesuai dengan teori de Saussure, tanda adalah “relasi” (R) antara E dan C. Ia mengemukakan konsep tersebut dengan model E-R-C.27 Konotasi bagi Barthes Justru mendenotasikan sesuatu hal yang ia nyatakan sebagai mitos, dan mitos ini mempunyai konotasi terhadap ideologi tertentu. Tanda konotatif tidak hanya memiliki makna tambahan, namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang menjadi penyebab keberadaannya. Tambahan ini merupakan pemikiran Barthes terhadap semiologi Saussure yang hanya berhenti pada penandaan pada lapis pertama atau pada tataran denotatif. 27
Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, (Depok: Komunitas Bambu, 2008) h. 12
32
Dengan membuka wilayah pemaknaan konotatif, seorang pembaca teks dapat memahami penggunaan gaya bahasa kiasan dan metafora yang itu tidak dapat dilakukan pada level denotatif. Lebih dari itu, disamping gagasannya yang dapat dimanfaatkan untuk menganalisis mitos, semiotik konotasi ala Barthes ini kemungkinan penggunaannya untuk wilayah-wilayah lain seperti pembacaan terhadap karya sastra dan fenomena budaya kontemporer atau budaya pop. Bahkan Barthes mengembangkan ide-ide Saussure pada semua aspek kehidupan sosial. Bagi Barthes, semiologi bertujuan untuk memahami sistem tanda, apapun substansi dan batasannya, sehingga seluruh fenomena sosial yang ada dapat ditafsirkan sebagai tanda. Sebagaimana pandangan Saussure, Barthes juga meyakini bahwa hubungan antara penanda dan pertanda tidak terbentuk secara alamiah, melainkan bersifat arbitrer atau sewenang-wenang. Bila Saussure hanya menekankan pada penandaan dalam tataran denotatif, maka Roland Barthes menyempurnakan semiologi Saussure dengan mengembangkan sistem penandaan pada tingkat konotatif. Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan, yaitu mitos yang menandai suatu masyarakat.28 Berikut adalah peta tanda Roland Barthes: 1. Signifier (Penanda)
2. Signified (Petanda)
3. Denotative Sign (Tanda Denotatif) Connotative Signifier (Penanda Konotatif)
Connotative Signified (Petanda Konotatif)
Connotative Sign (Tanda Konotatif) 28
Vera Nawiroh, Semiotik dalam Riet Komunikasi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), h. 27.
33
Gambar 1 (Peta Tanda Roland Barthes) Sumber: Paul Cobey & Litza Jansz, Introducing Semiotics, NY: Totem Books, 1999, h. 51 Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas penanda dan pertanda. Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif adalah juga penanda konotatif. Denotasi dalam pandangan Barthes merupakan tataran pertama yang maknanya bersifat tertutup. Tataran denotasi menghasilkan makna yang eksplisit, langsung dan pasti. Denotasi merupakan makna yang sebenarbenarnya, yang disepakati bersama secara sosial, yang rujukannya pada realitas.29 Dalam buku Mythologies,Barthes menjelaskan konotasi tentang minuman anggur (le vin) sebagai minuman totem (boisson-totem), yakni minuman yang berkonotasi keprancisan (Frenchness). Bagi masyarakat Prancis, minuman anggur bukan sekedar minuman beralkohol, tetapi minuman yang merupakan minuman yang dirasakan sebagai pemameran kesenangan (etalement de’un plaisir), bukan sekadar obat pekasih (philtre), tetapi suatu tindakan minum yang berefek jangka panjang dalam kehidupan sosial, sedangkan tindakan minumnya mempunyai nilai retoris.30 Pada penjelasan Barthes diatas, ia menjelaskan tentang minuman anggur yang memiliki makna denotasi sebagai minuman beralkohol yang terbuat dari hasil fermentasi buah anggur. Makna konotasinya adalah minuman anggur tersebut bukanlah sekedar minuman alkohol biasa, namun minuman tersebut merupakan simbol dari pemameran kesenangan atau perayaan sehingga konotasi minuman anggur berakar pada kebudayaan Prancis selama berabad-abad dan menjadi mitos. Di sini dapat dikatakan bahwa Makna denotatif adalah makna yang digunakan untuk menunjukkan secara jelas tentang sesuatu yang memiliki arti sebenarnya dari sebuah tanda. Sedangkan makna konotatif adalah makna yang
29
Ibid., hal 28. Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, (Depok: Komunitas Bambu, 2008) h. 13 30
34
memiliki arti tambahan dari makna denotatif yang merupakan hasil dari pikiran yang mengacu pada tradisi, emosional maupun nilai rasa pada seseorang terhadap sesuatu, baik berupa kata ataupun benda. 2. Mitos dalam Semiotik Roland Barthes Kata mitos berasal dari bahasa Yunani mythos yang berarti kata, ujaran, kisah tentang dewa-dewa. Dengan mengetahui mitos, kita dapat mempelajari bagaimana masyarakat yang berbeda menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar tentang dunia dan tempat bagi manusia di dalamnya. Kita dapat mengkaji mitos untuk mempelajari bagaimana orang-orang mengembangkan suatu sistem sosial khusus dengan banyak adat istiadat dan cara hidup, dan juga memahami secara lebih baik nilai-nilai yang mengikat para anggota masyarakat untuk menjadi suatu kelompok. Mitos dapat dibandingkan untuk mengetahui bagaimana kebudayaan dapat saling berbeda atau menyerupai satu sama lain, dan mengapa orang bertingkah laku seperti itu. Kita juga dapat mengkaji mitos sebagai kerangka referensi yang mendasari tidak hanya karya-karya besar di bidang arsitektur, sastra, musik, lukisan, dan seni pahat, tetapi juga hal-hal kontemporer seperti iklan dan program televisi.31 Mitos menurut Roland Barthes bukan berarti tentang sesuatu hal yang mistis atau bersifat supranatural, melainkan maksud mitos ini adalah konotasi yang berasal dari ideologi baru dari suatu penanda yang petandanya didapat oleh kesepakatan masyarakat berdasarkan kepercayaan dan kebudayaan mereka. Barthes berpendapat cara kerja mitos yang yang paling penting adalah menaturalisasi sejarah. Hal ini menunjuk pada fakta bahwa mitos sesungguhnya merupakan produk sebuah kelas sosial yang telah meraih dominasi dalam sejarah
31
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h. 208.
35
tertentu: makna yang disebarluaskan melalui mitos pasti membawa sejarah bersama mereka, namun pelaksanaannya sebagai mitos membuat mereka mencoba menyangkalnya dan menampilkan makna tersebut sebagai yang alami (natural), bukan bersifat historis atau sosial. Mitos memistifikasi atau mengaburkan asal-usul mereka dan hal tersebut dimensi politis atau sosial mereka.32 Mitos sebagai keluaran akhir dari praktek bahasa dapat dipahami sebagai produksi makna. Pada dasarnya semua hal dapat menjadi mitos, satu mitos timbul untuk sementara waktu dan tenggelam untuk waktu yang lain karena digantikan oleh mitos lainnya. Mitos menjadi pegangan atas tanda-tanda yang hadir dan menciptakan fungsinya sebagai penanda pada tingkatan yang lain. Mitos bukanlah tanda yang bersifat netral melainkan menjadi penanda untuk memainkan pesanpesan tertentu yang bisa jadi berbeda sama sekali dengan makna asalnya. Meskipun begitu, kandungan makna mitologis tidaklah dinilai sebagai sesuatu yang salah, mitos selalu diartikan memiliki makna berseberangan dengan kebenaran, sering dikatakan bahwa penandaan seringkali memproduksi mitos. Mitos adalah suatu wahana dimana suatu ideologi berwujud. Mitos dapat berangkat menjadi mitologi yang memainkan peranan penting dalam kesatuankesatuan budaya. Sedangkan Van Zoest menegaskan, siapapun bisa menemukan ideologi dalam teks dengan jalan meneliti konotasi-konotasi yang terdapat di dalamnya. Dalam pandangan Umar Yunus, mitos tidak dibentuk melalui penyelidikan, tetapi melalui anggapan berdasarkan observasi kasar yang digeneralisasikan oleh karenanya lebih banyak hidup dalam masyarakat. Ia 32
143.
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h.
36
mungkin hidup dalam gosip kemudian ia mungkin dibuktikan dengan tindakan nyata. Sikap kita terhadap sesuatu ditentukan oleh mitos yang ada dalam diri kita. Mitos ini menyebabkan kita mempunyai prasangka tertentu terhadap suatu hal yang dinyatakan dalam mitos.33 Untuk mengetahui atau mendeteksi mitos dapat diketahui dengan cara mengenal karakter-karakter mitos seperti yang dikatakan Barthes sebagai berikut : 1.
Tautologi, Suatu pendefinisian dari suatu pernyataan yang tidak dapat diperdebatkan lagi, misalnya “karena dari sananya sudah begitu” isi dari pernyataan tersebut telah direduksi menjadi penampilan. Sebagai
contoh lain adanya
suatu pernyataan
pernyataan hampa seperti “Midnight’s Summer Dream karya Shakespere“ tidak mengatakan apa-apa tetapi mengandung implikasi lainnya seperti prestise karena dalam pernyataan itu terdapat nama Shakespere. 2.
Identifikasi, Perbedaan dan keunikan direduksi menjadi satu identitas fundamental. Misalnya: “semua agama adalah sama” atau sama sekali diasingkan dibuat agar tidak dimengerti.
3.
Neither-norism (bukan ini bukan itu), Orang yang menganut opini dalam posisi di tengah tidak berani memilih/memihak.
4.
Mengkuantitaskan yang kualitas, Kualitas direduksi ke kuantitas, semua tingkah laku manusia, realitas sosial dan politik direduksikan kepada pertukaran nilai kuantitas. Sebagai contoh misalnya
33
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotik: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Penulisan Skripsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi, (Tangerang: Wisma Tiga Dara Perum Cimone Permai, 2009), h. 20.
37
kesuksesan sebuah karya seni jika menghasilkan banyak uang, demikian pula untuk mengukur kesuksesan seorang aktor atau aktris. Masalah besar seperti kemiskinan direduksi menjadi angka-angka belaka. 5.
Privatisasi Sejarah, Mitos membuang arti sejarah yang sebenarnya, sejarah hanya diperuntukkan sajian tamu/pejabat misalnya objek seni untuk turis, atau sebagai pertunjukan.34
Semua fenomena bisa dikatakan sebagai mitos selama diutarakan dalam bentuk wacana. Artinya, orang menuturkan tentang pohon dapat dibuat dalam berbagai macam versi. Pohon yang dikatakan oleh kelompok lingkungan tertentu bukan saja sebagai objek tetapi pohon mempunyai makna luas, psikologi, sakral, pelestarian dan seterusnya. Dalam arti pohon diadaptasi untuk suatu jenis konsumen, dengan kerangka literatur yang mendukung dan imaji-imaji tertentu yang difungsikan untuk keperluan sosial yang ditambahkan pada objek murni. Adapun ciri-ciri mitos menurut Roland Barthes, yaitu : 1. Deformatif. Barthes menerapkan unsur-unsur Saussure menjadi form (signifier), concept (signified). Ia menambahkan signification yang merupakan hasil dari hubungan kedua unsur tadi. Signification inilah yang menjadi mitos yang mendistorsi makna sehingga tidak lagi mengacu pada realita yang sebenarnya. Mitos tidak disembunyikan, mitos berfungsi untuk mendistorsi, bukan menghilangkan.
34
Tommy Christomy dan Untung Yuwono, Semiotik Budaya, (Depok: Universitas Indonesia, 2004), h. 259.
38
2. Intensional. Mitos merupakan salah satu jenis wacana yang dinyatakan secara intensional. Mitos berakar dari konsep historis. Pembacalah yang harus menentukan mitos tersebut. 3. Motivasi. Bahasa bersifat arbitrer, tetapi kearbitreran itu mempunyai batas, misalnya melalui afiksasi, terbentuklah kata-kata turunan seperti baca, membaca, dibaca, terbaca, pembacaan. Sebaliknya, makna mitos tidak arbriter, selalu ada motivasi dan analogi. Penafsir dapat menyeleksi motivasi dari beberapa kemungkinan motivasi. Mitos bermain atas analogi antara makna dan bentuk. Analogi ini bukan sesuatu yang alami, tetapi bersifat historis.35 Pengertian mitos dalam konteks mitologi-mitologi lama mempunyai pengertian suatu bentukan dari masyarakat yang berorientasi pada masa lalu atau dari bentukan sejarah yang bersifat statis, kekal. Mitos dalam pengertian lama identik dengan sejarah, bentukan masyarakat pada masanya. Mitos merupakan suatu bentuk pesan atau tuturan yang diyakini kebenarannya tetapi tidak dapat dibuktikan. Mitos bukan konsep atau ide tetapi merupakan suatu cara pemberian arti. Mitos adalah suatu jenis tuturan, namun bukan sembarang tuturan. Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa mitos adalah suatu sistem komunikasi, yakni suatu pesan. Tetapi mitos tidak ditentukan oleh objek pesan melainkan dengan cara menuturkan pesan tersebut, misalnya dalam mitos, bukan hanya menjelaskan tentang objek pohon secara kasat mata, tetapi yang penting adalah cara menuturkan tentang pohon tersebut.
35
29.
Nawiroh Vera, Semiotik dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), h.
39
Bahasa
1. Penanda
2. Petanda
3. Tanda Mitos
I. Penanda
II. Petanda III. Tanda
Gambar 2 Second-Order Semiological System Menurut Barthes di dalam mitos terdapat dua sistem semiologi, sistem pertama adalah bahasa, dan sistem kedua adalah mitos itu sendiri. Mitos dalam hal ini adalah isi pesan yang terdapat pada proses pemaknaan kedua (konotasi). Sehingga secara detail, mitos adalah isi (content) pada sistem pemaknaan kedua, sedangkan konotasi adalah bentuk dari sistem pemaknaan kedua itu sendiri. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut akan menjadi mitos. Melalui pemahaman semiotik mitos inilah yang nanti akan dijadikan cara untuk memahami makna yang terkandung dalam suatu tanda.
BAB III SEJARAH PEMBUATAN KOMIK SI JUKI CARI KERJA!
A. Biografi Singkat Faza Ibnu Ubaydillah Salman Faza Ibnu Ubaydillah Salman, komikus kelahiran Bandung, 23 Agustus 1991 atau yang lebih dikenal dengan nama Faza Meonk, adalah seorang komikus muda Indonesia, namun ia lebih suka disebut sebagai visual entertainer dibanding komikus, ia yang menciptakan karakter fiksi terkenal si Juki. Faza Meonk dibesarkan dalam keluarga yang mendukung keinginannya menjadi komikus. Pada masa kecil, dia suka membaca komik jepang Dragon Ball dan Doraemon. Sejak dulu ibunya lebih sering membelikannya buku daripada mainan. Untuk memancing Faza agar mau membaca, sang Ibu menjadikan komik sebagai pancingan. Dari situlah kegemaran Faza akan komik semakin menjadi. Ketika masih menjadi murid Sekolah Menengah Pertama, Faza bercita-cita menjadi komikus. Namun menjelang masuk Sekolah Menengah Atas, dia mulai berpikir untuk menjadi animator. Menurutnya, profesi ini lebih menjanjikan. Ada studio, banyak pekerjaan, dan bisa memperoleh gaji setiap bulan. Dengan alasan itu, Faza pun memilih bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, Jurusan Animasi. Setelah menyelesaikan sekolah, Faza memilih masuk Universitas Bina Nusantara, Jurusan Animasi. Faza yang memang suka mengkritik secara sarkastik, mulai membuat komik tentang kegiatan teman-temannya di kampus. Pada awalnya, gambar komiknya masih jelek, seadanya, dan hanya di-upload di
40
41
Facebook. Tetapi ternyata banyak tanggapan positif dari teman-teman Faza. Mereka merasa tersindir sekaligus tertawa. Itulah momen ketika Faza menyadari bahwa sebenarnya komik di Indonesia tidak hanya membutuhkan gambar bagus, namun yang terpenting adalah gambar tersebut pas untuk mengisahkan cerita.1 Seiring semakin baiknya respon pembaca, Faza mulai membuat blog untuk komik-komik yang ia buat. Komiknya memang sudah digarap dengan lebih serius. Bahkan pada tahun 2011, komiknya berjudul Ngampus!!! Buka-Bukaan Aib Mahasiswa terbit. Di situlah awal Faza mulai memasuki dunia komik profesional.2 Setelah menerbitkan komik Ngampus!!! Buka-Bukaan Aib Mahasiswa, Faza mulai aktif terlibat dalam komik-komik kompilasi, terhitung sekitar 3 komik kompilasi yang berhasil diterbitkan setelah terbitnya komik Ngampus!!!, yaitu komik Yang Penting Rating, Ngomik Attack, dan Real Masjid 2. Faza mulai terlepas dari membuat komik strip dan fokus utuk membuat komik Full Book, sejak membuat komik Pocong Pinky di Kompilasi Ngomik Attack Faza mulai percaya diri untuk membuat komik non strip.
B. Profil Tokoh Komik Si Juki adalah salah satu project Faza Meonk yang paling dikenal pembaca. Semuanya
dimulai
pada
tahun
2011.
Faza
mengatakan,
karakter
si
Juki sebenarnya sudah ada sejak dulu (di komik DKV4), namun belum ada namanya. Para pembaca komik DKV4 banyak yang menggemari karakter ini. Ia
1
Wawancara pribadi dengan Faza Ubaydillah melalui E-mail
[email protected] pada hari Minggu, 30 Nopember 2014, pada pukul 11.57 WIB 2 Rendi Iken, Mengenal Lebih Dekat Faza Meonk, Kreator “Si Juki”, Bandung, news.Indonesiakreatif.net di akses pada hari Kamis, 20 Nopember 2014, pada pukul 04.45 WIB
42
dianggap sebagai karakter yang selengean namun beruntung. Karakter Juki diciptakan sebagai anak Jakarta asli yang berasal dari keluarga Betawi. Nama lengkapnya adalah Marjuki. Selain itu, Juki juga bisa diartikan sebagai “Juru Hoki” Selain dua alasan itu, Faza juga mengatakan bahwa Indonesia belum memiliki selebritis atau sosok terkenal dengan nama Juki, maka dia pun bisa langsung mengklaim nama tersebut. Karakter Juki sengaja diciptakan bersifat menyimpang oleh komikus karena mayoritas pembaca komik terutama anak muda di Indonesia menyukai hal-hal aneh yang bersifat fenomenal, contohnya banyak artis di Indonesia yang terkenal justru bukan karena prestasinya di dunia hiburan, namun justru karena perilakunya yang fenomenal dan terkesan menyimpang, oleh karena itu karakter Juki diciptakan oleh komikus sebagai karakter yang selalu menyimpang, komikus menciptakan karakter nyeleneh si Juki untuk menarik perhatian para pembaca komiknya dan menjadi nilai jual tersendiri terutama bagi para anak muda yang suka membaca komik, namun di balik perilaku menyimpangnya, banyak pesan positif yang disampaikan oleh komikus kepada para pembacanya. Si Juki sedang dikembangkan untuk menjadi sebuah ikon di Indonesia. Faza menyatakan bahwa terakhir kali Indonesia mempunyai ikon adalah pada masa si Unyil. ”Memang si Unyil sebuah ikon yang bagus, tetapi itu sudah lama. Harus ada semacam regenerasi seperti Malaysia yang sekarang mempunyai Upin dan Ipin,” katanya.3 Dalam beberapa komik yang dibuat oleh Faza, terdapat beberapa tokoh protagonis dan antagonis yang ada didalamnya, seperti karakter protagonis si Juki 3
Wawancara pribadi dengan Faza Ubaydillah melalui E-mail
[email protected] pada hari Minggu, 30 Nopember 2014, pada pukul 11.57 WIB
43
yang selalu berbuat baik namun memiliki perilaku yang agak menyimpang, dan karakter antagonis Mbah Gendeng yang merupakan seorang dukun yang dipercaya masyarakat memiliki ilmu sakti, padahal karakter Mbah Gendeng hanyalah seorang penipu yang memiliki banyak trik dalam melakukan praktek perdukunannya sehingga merugikan orang lain dan selalu menipu para pengikutnya dengan ramalan-ramalannya yang aneh dan nyeleneh, Congsky yang merupakan setan pocong yang berwarna pink yang selalu mengikuti Juki kemana pun si Juki pergi, terkadang karakter pocong itu bisa menjadi antagonis sekaligus protagonis karena selain selalu berusaha menakut-nakuti orang lain, karakter pocong ini juga sering menasihati Juki untuk melakukan hal yang baik. Karakter-karakter yang ada dalam komik si Juki karya Faza Meonk ini sengaja diciptakan dengan karakter yang bersifat aneh dan nyeleneh, karena menurut Faza, mayoritas anak muda Indonesia tidak terlalu menyukai hal-hal yang terlalu serius, sehingga komikus berinisiatif untuk menciptakan karakter yang memiliki perilaku menyimpang, meskipun banyak perilaku menyimpang yang terdapat di dalam cerita, sebenarnya komikus mengarahkan para pembaca ke hal yang positif, setiap fenomena penyimpangan sosial yang terjadi dalam cerita memiliki makna dan pesan positif yang terkandung di dalamnya. Menurut Faza, perilaku-perilaku menyimpang yang dimiliki oleh karakter buatannya sengaja dibentuk seperti itu untuk menciptakan awareness para pembaca komik di Indonesia, dan setiap penyimpangan-penyimpangan sosial yang diangkat dalam komik-komik si Juki sengaja diciptakan sebagai nilai jualnya, karena sebenarnya fenomena perilaku menyimpang yang ada didalam cerita komiknya berdasarkan
44
riset dan pengamatan komikus dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kota Jakarta.4 Cerita-cerita yang ada dalam komik si Juki selalu mengangkat fenomenafenomena yang terjadi di Indonesia, terutama di kota Jakarta, komikus sengaja mengangkat kota Jakarta karena selain sebagai ibukota Indonesia, di Jakarta banyak sekali pekerjaan yang aneh, nyeleneh bahkan bisa dibilang kreatif. Begitu banyak cerita si Juki yang sangat menghibur. Ia menjadi hiburan bagi orang-orang yang sedang suntuk menghadapi pekerjaan, pusing karena kuliah, atau sedih karena putus cinta. Sebetulnya inspirasi Faza untuk membuat cerita si Juki tidak jauh dari kehidupan kita sehari-hari. Yang membuat komik ini melekat di hati pembaca karena Faza menggambarkannya dengan cara berbeda. Menurutnya, branding dalam membuat karakter memang sangat penting. Dari segi bisnis, sebuah karakter yang kuat dapat diaplikasikan dalam bidang apapun, mulai dari komik, merchandise, bahkan bisa dijadikan ikon rumah makan. Selain di website, si Juki juga tersebar di Facebook, Twitter, Kaskus, Youtube, dan Instagram.
C. Komikografi Dan Prestasi Faza Ibnu Ubaydillah Salman 1. Karya-Karya Faza Ibnu Ubaydillah Salman Komikografi : a. Ngampus!!! Buka-Bukaan Aib Mahasiswa – Bukune Publisher, 2011 b. Yang Penting Rating – Gradien Mediatama, 2011 c. Ngomik Attack – Bukune Publisher, 2012 4
Wawancara pribadi dengan Faza Ubaydillah pada hari Rabu, 8 April 2015, pada pukul 14.59 WIB
45
d. Si Juki Dan Petualangan Lulus UN – Bukune Publisher, 2012 e. Real Masjid 2 – Koloni Gramedia, 2012 f. Para Gokil 4 – Gradien Mediatama, 2012 g. Si Juki Cari Kerja! – Bukune Publisher, 2013 h. Miyo Si Kucing Nelayan – Maming Magazine, 2013-2014 i. Koko Crunch Komik “Awali Harimu Dengan Sarapan Sehat”, 2014 j. Komik Jomblo Asyik – XL Axiata, 2014 k. #BeraniBeda : Juki Untuk Indonesia Satu – Bukune Publisher, 20145
2. Prestasi-Prestasi Faza Ibnu Ubaydillah Salman a. Komik Si Juki Dan Petualangan Lulus UN sebagai finalis Anugerah Pembaca Indonesia 2012 kategori komik dan sampul komik, Festival Pembaca Indonesia, 2012 b. Character Of The Year on Ngomik.com Annual Achievement Awards 2013 c. Juki The Scavenger Game Advergames Nominator, Indonesia ICT Awards 2013 d. Komik Si Juki Cari Kerja! sebagai Sampul Komik Terfavorit Anugerah Pembaca Indonesia 2013 e. Komik Si Juki Cari Kerja! sebagai Komik Terfavorit Anugerah Pembaca Indonesia 2013.6
5
Faza Ibnu Ubaydillah Salman, Karya-Karya Faza Meonk, Jakarta, www.Sijuki.com di akses pada hari Kamis, 20 Nopember 2014, pada pukul 04.40 WIB 6 Faza Ibnu Ubaydillah Salman, Prestasi Faza Meonk, Jakarta, www.Sijuki.com di akses pada hari Kamis, 20 Nopember 2014, pada pukul 04.40 WIB
46
D. Sinopsis Komik Si Juki Cari Kerja! Komik ini bercerita tentang kisah hidup Juki yang merupakan tokoh utama dalam komik karya Faza Meonk, dalam komik ini banyak adegan yang mencerminkan seorang pencari kerja dengan fenomena-fenomena sosial yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Komik ini juga meraih dua penghargaan sekaligus dalam Anugerah Pembaca Indonesia sebagai sampul komik terfavorit dan komik terfavorit, dan karakter Juki sebagai character of the year versi Ngomik.com. Setelah lulus SMA, Juki yang merupakan bocah nyentrik yang merasa dirinya anti mainstream memutuskan untuk langsung bekerja dibanding melanjutkan kuliah, dengan keterampilan seadanya, kelakuan yang nyeleneh, Juki memulai petualangannya. Namun, ada hal yang Juki tidak tahu, yaitu susahnya mencari pekerjaan tanpa bekal yang cukup. Berbagai macam hal dicobanya. Jadi buruh tempel iklan sedot WC, petugas delivery service sebuah warteg (warung tegal), figuran acara televisi, sampai menjadi asisten di klenik dukun Mbah Gendeng, dan semuanya gagal total. Hingga akhirnya Juki bertemu dengan seorang ustad pemilik pondok pesantren bernama Haji Duloh yang menyuruh Juki untuk bertobat dan dan memberikan nasihat-nasihat membangun sehingga Juki sadar dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Beberapa perilaku dan penyimpangan sosial yang ada di dalam komik ini bersifat humor dan menghibur, namun dalam komik ini, Faza memberikan saran dan informasi tambahan tentang fenomena-fenomena yang dialami tokoh komik sehingga bersifat edukatif juga bagi para pembacanya.
BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Data-Data Komik Si Juki Cari Kerja! Pada bab ini penulis akan menganalisis mengenai masalah pokok yang dijadikan objek penelitian dengan menggunakan analisis semiotik model Roland Barthes yang mengemukakan tentang pemaknaan tanda berupa makna denotasi, makna konotasi, dan makna mitos, selain itu penulis juga menganalisis tentang tanda-tanda yang berindikasi pada penyimpangan sosial pada komik berjudul Si Juki Cari Kerja!. selain itu dalam bab ini peneliti juga menambahkan tabel analisis agar memudahkan para pembaca untuk mengerti apa yang diteliti. 1. Makna Semiotika Data 1 Gambar 3 (Juki, Mbah Gendeng, dan Pasien) Sumber : Komik Si Juki Cari Kerja!
47
48
Tabel 1 Analisis Data 1 No. Penanda
Petanda
Konotasi Sebuah tempat klenik yang dipercaya oleh masyarakat dapat menyelesaikan berbagai masalah kehidupan, seperti ramalan masa depan, menyembuhkan penyakit, dan benda-benda pusaka yang memiliki kekuatan gaib Ekspresi yang terlihat dari tertawanya dukun tersebut menggambarkan kesenangan dan kesuksesan dukun tersebut pada pekerjaannya
1.
-Rumah klenik dukun bertuliskan Mbah Gendeng, mengatasi masalah secara tidak mainstream. -Juki melihat kearah klenik dukun Mbah Gendeng
-Sebuah tempat klenik praktek dukun yang bisa mengatasi berbagai masalah hidup -Kecurigaan Juki terhadap klenik dukun
2.
-Seorang dukun bertubuh besar dan berambut panjang bergelombang sedang tertawa -Juki mengintip dukun tersebut dari balik tembok sambil tertawa
3.
-Gambar keris, tungku yang mengeluarkan asap, dan tangan seorang dukun yang di jarinya terdapat cincin
-Ekspresi senang seorang dukun -Juki yang tertawa sambil bersembunyi di belakang mbah Gendeng -Benda-benda pusaka milik dukun
4.
-Gambar bayangan dukun bertubuh besar dan berambut panjang yang sedang tertawa,
-Seorang dukun yang terkesan menyeramkan
Mitos
Klenik merupakan kegiatan perdukunan yang dipercaya oleh banyak masyarakat bisa menjadi solusi dari masalah kehidupan mereka, namun segala kegiatan yang dilakukan justru memiliki caracara yang rahasia dan tidak masuk akal, banyak masyarakat awam yang percaya dengan kekuatan mistis seorang dukun, bahkan Benda-benda yang merupakan sejak dulu klenik simbol benda menjadi dipercaya pilihan memiliki masyarakat kekuatan gaib dalam yang memiliki menyelesaikan berbagai berbagai manfaat sesuai masalah, kebutuhan seperti penggunanya pengobatan, Sosok dukun ramalan masa disimbolkan dalam bayangan depan, dan banyak benda gelap dan
49
disampingnya terdapat sekumpulan bayangan orang lainnya -Juki membelakangi bayangan dukun dan orang-orang tersebut.
namun memiliki banyak pengikut yag setia -Juki seolah sedang membawakan sebuah acara investigasi
5.
-Seorang dukun yang sedang meramal seorang lelaki tentang masalah kesehatannya -Kalimat yang diucapkan dukun, “kamu ada masalah yah dengan pencernaan, susah buang air besar?” -Seorang lelaki yang heran dengan jawaban yang didapatkan dari dukun -Kalimat yang diucapkan lelaki tersebut: “wah hebat mbah bisa tau...”
-Seorang lelaki yang sedang berkonsultasi dengan dukun -Dukun tersebut telah mengetahui masalah kesehatan pasiennya sebelum dikeluhkan
6.
-Wajah Juki yang terlihat diam dan tak berbicara
-Juki yang sedang memikirkan sesuatu
menyeramkan, karena pandangan masyarakat terhadap dukun adalah seseorang yang memiliki ilmu sakti yang setiap tindakannya biasanya berhubungan dengan hal-hal gaib seperti setan dan jin Gerakan dukun yang seolah sedang melakukan ritual dan membaca pikiran pasiennya yang memiliki masalah kesehatan pada pencernaannya, pernyataan dukun tersebut benar padahal pasiennya belum menceritakan keluhannya, hal inilah yang membuat orang banyak percaya pada kesaktian seorang dukun Ekspresi diam Juki menggambarkan bahwa Juki sudah mengetahui dibalik kesaktian dukun tersebut
pusaka yang dipercaya memiliki kekuatan gaib yang bermanfaat. Bahkan profesi dukun dipercaya oleh banyak orang adalah profesi yang tidak sembarangan orang bisa memilikinya, karena banyaknya cerita-cerita mistis yang orang tua ceritakan pada zaman ke zaman tentang kontribusi dukun terhadap kehidupannya, omonganomongan tentang dukun tersebut lah yang membuat banyaknya masyarakat sepakat tentang kesaktian seorang dukun, dan klenik menjadi solusi bagi masyarakat awam yang kurang memiliki pendidikan dan keimanan
50
7.
-Seorang dukun yang sedang berbicara dengan Juki sambil membaca sebuah kertas yang berisi daftar calon pasien -Kalimat yang diucapkan dukun, “Juk, pasien selanjutnya Pandu Utomo dari Sleman, coba cari fesbuk-nya, cek pacarnya siapa, status 3 hari belakangan apa, foto-fotonya juga...” -Juki yang sedang menggunakan laptop dan terlihat fokus bekerja
-Seorang dukun yang memberikan perintah kepada Juki untuk mencari profil calon pasiennya -Juki yang sedang mencari profil calon pasien mba Gendeng
8.
-Seorang dukun yang hanya disorot bagian mata sebelah kiri saja -Kalimat yang diucapkan dukun, “Sip! Print semuanya. Data dirinya, buat analisa singkat tentang orang ini...!”
-Dukun yang sedang memerintah dengan serius
9.
-Sebuah printer yang sedang mencetak pada selembar kertas
-Printer yang mencetak hasil pencarian profil calon pasien
Pakaian lurik kepada Tuhan. dan kesan tradisional yang tergambar pada karakter dukun tersebut justru berbanding terbalik dengan penggunaan teknologi yang digunakan untuk mencari tahu profil calon pasien dukun tersebut, bukan kekuatan mistis yang membantu pekerjaan seorang dukun namun pemanfaatan teknologi yang semakin canggih Ekspresi serius dukun yang sedang memerintah Juki untuk mencari dan mencetak profil calon pasien dukun tersebut terlihat dari sorotan mata dan alis yang naik seperti ekspresi marah Printer yang merupakan teknologi yang digunakan untuk mencetak tulisan ke kertas justru menggambarkan kesan modern, buka hal yang
51
tradisional dan mistis
a. Interpretasi Data 1 Pada gambar tersebut terlihat sebuah rumah yang merupakan tempat klenik yang bertuliskan “Mbah Gendeng, mengatasi masalah secara tidak mainstream”, gambar rumah tersebut merupakan simbol dari klenik perdukunan yang pada saat ini berani membuka kegiatan yang menyimpang dari agama secara terangterangan, kemudian terlihat pula gambar tungku, keris, dan benda-benda pusaka lainnya, benda-benda tersebut dipercaya memiliki kekuatan mistis yang memiliki fungsi berbeda-beda dan kekuatannya sulit diterima akal manusia. Klenik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kegiatan perdukunan dengan cara-cara yang sangat rahasia dan tidak masuk akal, tetapi dipercaya oleh banyak orang. Banyak masyarakat yang percaya bahwa klenik bisa menyelesaikan berbagai masalah kehidupan mereka, mulai dari ramalan masa depan, bendabenda pusaka, hingga mengobati berbagai macam penyakit. Banyak masyarakat percaya bahwa seorang dukun bisa memberikan solusi terhadap berbagai masalah kehidupan yang mereka alami, sehingga banyak masyarakat yang setia menjadi pengikut dukun tersebut, dan rela membayar mahal ketika berobat ke sebuah klenik. Pada panel selanjutnya terlihat gambar Juki yang sedang mencari informasi tentang calon pasien dengan menggunakan laptop dan terlihat juga mesin printer yang mencetak informasi yang didapat oleh Juki, gambar ini menunjukkan suasana ruang kerja sebuah klenik yang berbanding terbalik dengan kesan tradisional klenik yang terlihat dari pakaian dukun, benda-benda tua, dan tempat
52
klenik yang sederhana. Selama ini masyarakat percaya bahwa dukun memiliki kekuatan mistis yang dibantu oleh kekuatan-kekuatan gaib, sehingga seorang dukun biasanya bisa tahu tentang masalah kehidupan seseorang. Mitos tentang kesaktian seorang dukun sudah menjadi budaya di Indonesia terutama di daerahdaerah terpencil yang jauh dari modern dan masih mempercayai hal-hal gaib, ditambah keimanan yang lemah terhadap kuasa Allah menjadikan profesi dukun sebagai orang sakti yang disegani oleh masyarakat. 2. Makna Semiotika Data 2
Gambar 4 (Penipuan Berkedok Kesurupan) Sumber : Komik Si Juki Cari Kerja!
53
Tabel 2 Analisis Data 2 No. Penanda -Seorang pria 1. bertubuh besar sedang memegang seorang pria lainnya yang berontak dan berteriak -Teriakan pria tersebut “Hwaarkkhhh! Huwala humba! Saya ki Cemen penunggu kampung iniighh hwaarkkahaha huwalaaaarrgh!!!” -Kepanikan seorang pria yang kaget melihat orang yang berontak dan berteriak yang sedang dipegangi oleh pria berbadan besar -Seorang dukun yang melihat ke arah orang yang berteriak dan berontak -Seorang pria 2. yang masih berontak dan hilang kesadaran yang kepalanya sedang dipegang oleh dukun -Dukun yang sedang memegang botol dan memegang kepala orang yang berteriak
Petanda -Kepanikan salah seorang warga yang sedang memegangi tubuh temannya yang berontak dan berteriak tidak jelas -Seorang pria yang tidak sadar dengan perilakunya yang berontak dan berteriak
Konotasi Perilaku yang dialami oleh pria yang berontak dan berteriak tidak jelas tersebut diakibatkan karena pria tersebut tubuhnya dirasuki oleh makhluk gaib, sehingga dia meneriakkan nama lain dan mengaku sebagai arwah penunggu kampung tersebut, jadi pria itu bukan lah pria yang dikenal oleh masyarakat, karena tubuhnya sedang dirasuki oleh makhluk gaib
-Seorang dukun yang melakukan pengobatan terhadap orang yang sedang berteriak dan hilang kesadaran
Pengobatan yang dilakukan oleh dukun tersebut dilakukan dengan cara memegang kepala dan melakukan gerakan seolah menarik keluar makhluk gaib yang sedang
Mitos Fenomena kesurupan seringkali menarik perhatian. Di masyarakat umum, fenomena ini sering dikaitkan dengan fenomena gaib. Orang yang mengalami kesurupan dianggap telah dirasuki oleh makhluk gaib yang tak kasat mata. Orang yang mengalami kesurupan itu bersikap seolaholah dia adalah orang lain dan bersikap bukan dirinya sendiri. Bahkan perilaku mereka bisa secara tiba-tiba menjadi sangat agresif dan tak terkendali. Di Indonesia, kesurupan tidak hanya terjadi pada satu orang, tapi bisa juga dalam jumlah banyak. Salah satu faktor yang yang bisa memicu
54
dan berontak tadi 3.
-Sebuah botol yang ditutup dengan cepat oleh dukun
-Gerakan yang dilakukan seolah memasukan sesuatu ke dalam botol dan menutup botol tersebut dengan cepat
4.
-Wajah seorang pria yang terlihat lelah dan bingung dengan kejadian yang sedang terjadi -Kalimat yang diucapkan pria tersebut, “A.. ada apa ini..” -Tubuh besar dukun yang sedang memegang botol dan membuka telapak tangannya ke arah pria yang sedang bingung
-Kebingungan seorang pria yang belum sadar tentang kejadian yang baru saja dialaminya -Kegembiraan warga terhadap pengobatan yang sukses dilakukan oleh dukun
merasuki tubuh pria tersebut Botol yang dipegang oleh dukun tersebut adalah simbol kurungan bagi makhluk gaib, botol tersebut merupakan botol yang telah ditempeli oleh mantra-mantra buatan dukun tersebut yang dipercaya memiliki kekuatan bisa mengurung makhluk gaib tersebut didalam botol dan kemudian menutup botolnya agar makhluk gaib yang sudah di dalam botol tersebut tidak bisa keluar lagi Ekspresi bingung yang terlihat pada pria tersebut menggambarkan bahwa pria tersebut sudah sembuh dari kesurupan yang dialaminya, ekspresi kegembiraan pun terlihat dari teriakan dan tepuk tangan warga atas keberhasilan dukun tersebut
terjadinya kesurupan adalah faktor psikologis, bisa itu stress, depresi atau semacamnya. Orang yang mengalami stress mudah sekali tersugesti dengan berbagai hal, namun karena sedikitnya ilmu dan keimanan seseorang, banyak yang percaya bahwa fenomena kesurupan ini adalah ulah makhluk gaib yang masuk ke dalam tubuh seseorang.
55
5.
-Bayangan kumpulan orang yang berteriak senang dan bertepuk tangan -Seorang dukun yang memberikan amplop kepada seorang pria -Kalimat yang diucapkan dukun tersebut, “Sipp! Mantab tadi akting kesurupannya, pak Dibyo.” -Seorang pria yang sedang menerima amplop pemberian dukun -Kalimat yang diucapkan pria tersebut, “Hehe... makasih loh, mbah, seringsering, ya..” -Juki yang sedang melihat transaksi antara dukun dan pria tersebut
mengobati orang yang kesurupan
-Pemberian upah kepada orang yang membantu dukun tersebut karena telah berhasil melakukan apa yang diperintah oleh si dukun -Tatapan sinis Juki terhadap transaksi yang dilakukan oleh dukun dan pria tersebut
Amplop yang diberikan oleh dukun tersebut kepada pria yang berpurapura kesurupan tadi merupakan simbol upah atau bayaran atas keberhasilannya menjalankan sesuai apa yang direncanakan oleh dukun tersebut
a. Interpretasi Data 2 Pada gambar komik tersebut, terlihat seorang pria yang kesurupan dan seorang dukun yang menyembuhkan orang kesurupan itu dengan melakukan ritual dan gerakan seolah-olah menarik keluar roh halus yang merasuki pria tersebut dan memindahkan roh tersebut ke dalam sebuah botol, kemudian keberhasilan dukun mengobati orang tersebut menjadi pusat perhatian warga sekitar, dan banyak warga yang gembira atas keberhasilan dukun mengobati orang yang kesurupan itu.
56
Banyak orang yang berpikir, jika seseorang melakukan hal aneh atau tidak wajar disebabkan bahwa orang tersebut bukanlah dirinya, namun ada roh lain yang menggunakan tubuhnya untuk kepentingan tertentu, padahal kesurupan sendiri bisa dijelaskan secara ilmiah, pada dasarnya kesurupan berhubungan dengan jenis gangguan syaraf dan gangguan psikologis seseorang, penyebabnya mulai dari epilepsi, gangguan identitas disosiatif, kerusakan otak, histeria, mania, hingga schizophrenia yaitu perbedaan kimiawi otak yang berakibat pada pecahnya hubungan kemampuan kognitif dengan emosional.1 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ilmu medis dan rendahnya keimanan seseorang mengakibatkan banyak orang yang salah menyimpulkan tentang fenomena kesurupan, sehingga istilah kesurupan menjadi suatu fenomena mistis yang dipercaya masyarakat sebagai perbuatan makhluk gaib, fenomena ini menjadi mitos yang sangat kuat di dalam masyarakat hingga saat ini. Fenomena ini yang dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk menipu pikiran orang dan menjadikannya sebagai sumber penghasilannya dengan mengaku bahwa dirinya seorang dukun yang memiliki kekuatan mistis. Mitos lain yang ditemui peneliti adalah kesaktian dukun yang mampu mengobati berbagai macam penyakit, hingga kesurupan dan pengusiran roh-roh gaib, kebanyakan dukun mengatasnamakan agama dalam prakteknya, dengan mengucapkan berbagai surat-surat pendek yang terdapat dalam alquran dan dalam setiap tindakannya mengatasnamakan Tuhan seperti, “atas izin Allah”. Akibatnya banyak masyarakat yang percaya bahwa dukun adalah orang suci yang paham agama, dan banyak orang yang tertipu dengan penampilan dan perilaku mereka.
1
http://www.faktailmiah.com/2010/09/18/kesurupan.html
57
3. Makna Semiotika Data 3 Gambar 5 (Penipuan Jual Beli Benda Pusaka Kepada Pasien) Sumber : Komik Si Juki Cari Kerja!
Tabel 3 Data Analisis 3 No. Penanda 1. -Juki yang sedang tertawa
2.
-Wajah seorang dukun yang yang berambut
Petanda -Juki yang tertawa senang karena mengetahui rahasia dari ilmu-ilmu fiktif yang di miliki oleh dukun
-Ekpresi wajah yang
Konotasi Ekspresi tertawa Juki menggambarkan bahwa di balik ajian fiktif yang terkesan menakutkan dan mistis dari seorang dukun, justru berbanding terbalik dengan kenyataan pembuatannya Ritual yang dilakukan
Mitos Azimat atau benda-benda pusaka baik berupa cincin, gelang, keris, maupun bendabenda lainnya di percaya oleh beberapa orang memiliki fungsi dan kekuatan gaib, dalam ilmu perdukunan, benda-benda tersebut
58
panjang, berkumis, dan berjenggot sedang memejamkan mata dan membuka tangan yang terdapat cincin di jemarinya
serius dan sedang melakukan ritual
3.
-Seorang dukun yang sedang berbicara dengan seorang pria -Kalimat yang diucapkan dukun tersebut, “Sampeyan, saya kasih ilmu “huwalahumba”.. Gunanya agar lancar jodoh, syaratnya, harus nongkrong seminggu 3x di taman lawang...” -Seorang pria yang sedang menunduk dan menghadap dukun -Kalimat yang diucapkan pria tersebut, “Matur nuwun, mbah, semoga ilmu ini bisa saya amalkan dengan baik...” -Sebuah tungku yang mengeluarkan asap
-Dukun yang melakukan ritual dan memberikan ilmu kepada pasiennya -Pria yang segan dan menghormati dukun, menuruti segala perintah dukun
4.
-Tangan kiri seorang dukun yang berada di atas tangan pria yang menerima cincin -Kalimat yang diucapkan dukun tersebut, “Silahkan
-Memberikan sebuah cincin kepada seorang pria yang merupakan pasiennya
seorang dukun selalu terlihat serius dan menakutkan, sehingga pasien yang berobat di klenik tersebut akan mudah percaya dan meyakini kesaktian dukun tersebut Segala pergerakan dan perkataan Seorang dukun dipercaya oleh sebagian orang memiliki arti dan kekuatan mistis, ketika seorang dukun melakukan ritual dan memberikan wejangan kepada pasiennya, maka secara otomatis pasien tersbut akan segan dan mematuhi segala yang diperintahkan oleh dukun tersebut, karena keyakinan mereka terhadap segala tindakan dan ucapan dukun tersebut Pemberian cincin kepada seorang pria tersebut memiliki arti bahwa cincin yang diberikan
dikatakan oleh dukun telah di “isi” oleh kekuatan gaib, sehingga benda tua tersebut memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Hingga kini masih banyak orang yang percaya bahwa dalam sebuah cincin batu terdapat kekuatan yang bisa menyelamatkan nyawanya seperti kebal atau kekuatan lainnya, maka dari itu, banyak orang yang rela menghabiskan biaya hingga jutaan rupiah hanya untuk membeli benda pusaka tersebut. Semakin banyaknya penjualan benda-benda pusaka tersebut, maka akan semakin meningkat pula citra sebuah klenik tersebut di mata masyarakat, dan akan semakin banyak orang yang percaya
59
5.
gunakan cincin sakti ini agar terhindar dari marabahaya, pembayaran langsung di kasir, ya.” -Tangan seorang pria yang menerima cincin di telapak tangan kanannya
-Menerima cincin tersebut dengan menadahkan tangannya
-Dua buah kardus yang masing-masing kardusnya berisi sejumlah cincin dan keris -Juki yang sedang diam dan berdiri di depan kardus-kardus yang berisi keris dan cincin
-Benda-benda pusaka milik dukun yang nantinya akan dijual oleh si dukun -Juki yang terlihat malas
oleh dukun kepada pasiennya bukanlah cincin biasa yang hanya sebagai penghias jari, tetapi cincin tersebut memiliki kekuatan khusus yang bisa berguna bagi masalah kehidupannya Kardus-kardus yang berisikan cincin dan keris tersebut adalah koleksi bendabenda pusaka yang dimiliki oleh dukun, keris dan cincin tersebut dipercaya memiliki kekuatan khusus dan dijadikan sebagai benda pusaka atau jimat bagi penggunanya
dengan keampuhan benda-benda pusaka tersebut.
a. Interpretasi Data 3 Pada gambar komik di atas terlihat keseriusan seorang dukun saat menghadapi pasiennya, dukun tersebut bergerak seolah melakukan ritual dan memberikan energi kepada pasiennya, kemudian si dukun berkata bahwa dia telah memberikan pasien ilmu yang dapat memberikan manfaat bagi pasiennya,
60
pemberian ilmu tersebut dibarengi dengan pemberian sebuah cincin kepada pasien. Cincin yang diberikan oleh dukun kepada pasiennya merupakan sebuah simbol kekuatan mistis, cincin itu dipercaya memiliki kekuatan mistis yang dapat memberikan manfaat bagi pasien tersebut, cincin itu adalah benda pusaka yang diperjual belikan demi kesempurnaan ilmu yang diberikan kepada si pasien. Pada gambar diatas, menggambarkan bahwa mitos tentang kesaktian sebuah benda yang dapat digunakan sebagai pemecah masalah kehidupan seseorang, banyak orang yang percaya pada kekuatan sebuah benda seperti keris, tasbih, cincin, dan sebagainya. Benda-benda peninggalan sejarah terebut ditemukan atau bahkan dibuat sendiri oleh seseorang dengan tujuan menjadikan benda tersebut sebagai jimat, padahal percaya kepada selain Allah merupakan perbuatan yang menyimpang dari ajaran Islam, kepercayaan seseorang dengan selain Allah adalah perbuatan syirik. Namun, karena faktor pendidikan dan keimanan yang rendah, pada kenyataannya masih banyak orang yang percaya dengan kekuatan mistis suatu benda, bahkan benda-benda tersebut diperjual belikan secara terangterangan dan memiliki harga jual yang tinggi.
61
4. Makna Semiotika Data 4 Gambar 6 (Kerugian Pasien dan Keuntungan Mbah Gendeng) Sumber : Komik Si Juki Cari Kerja!
Tabel 4 Data Analisis 4 No. Penanda -Seorang dukun yang 1. sedang bicara kepada pasiennya -Kalimat yang diucapkan dukun tersebut,”Kalo masih tidak berhasil, berarti emang amalan sampeyan masih kurang untuk ilmu ini.” -Wajah seorang pria yang berkeringat dan tertunduk lesu
Petanda -Dukun tersebut memberikan alasan kepada pasiennya -Ekspresi kesedihan dan kekecewaan seorang pasien terhadap kegagalannya menjalankan amalan yang di suruh oleh si dukun
Konotasi Seorang dukun yang menjelaskan kepada pasiennya bahwa manfaat yang tidak dirasakan oleh si pasien akibat dari kurang sempurnanya amalan yang dilakukan oleh pasien, karena jika amalan tersebut dilakukan dengan
Mitos Dalam praktek klenik, banyak syarat-syarat yang tidak masuk akal dan mustahil bisa dijalankan dengan sempurna, mulai dari berpuasa selama beberapa hari secara terus menerus, bersemedi di alam terbuka,
62
2.
-Seorang pria yang berdiri dengan kepala tertunduk -Sejumlah uang kertas yang terbang dan memiliki sayap
3.
-Seorang dukun yang sedang tertawa -Sejumlah uang kertas dan koin yang menutupi tubuh dukun
sempurna, maka pasien bisa merasakan manfaatnya, sehingga pasien tersebut merasa sedih dan kecewa dengan ucapan dukun tersebut -Pasien dukun Kesedihan tersebut yang seorang pasien sedang yang merugi bersedih karena dia karena telah kehilangan menghabiskan banyak uang banyak uang -Sejumlah untuk klenik uang yang dukun tersebut, terbang namun dia menjauh tidak mendapatkan manfaat apaapa, jumlah uang yang banyak dikeluarkan oleh pasien tersebut tidak menghasilkan apapun selain kerugian materi -Kebahagiaan Jumlah uang seorang dukun yang banyak karena dan menutupi memiliki uang dukun tersebut yang banyak menjadi dari hasil simbol dari pekerjaannya keuntungan besar yang diterima oleh dukun tersebut, uang-uang tersebut merupakan hasil dari pekerjaannya
tinggal di sebuah tempat yang menyeramkan, dan sebagainya. Jika syaratsyarat tersebut berhasil dijalankan dengan sempurna, maka orang yang berhasil menjalankan syarat tersebut dipercaya bisa memiliki kekuatan gaib yang tidak masuk akal, seperti tubuhnya kebal terhadap peluru, meningkatkan karisma, hingga bisa membaca pikiran orang. Kegiatan bersemedi tersebut biasa disebut dengan istilah pesugihan, masyarakat yang tidak memiliki iman yang kuat biasanya sangat mudah percaya dengan hal-hal yang bersifat mistis tersebut.
63
4.
-Juki yang sedang diam dan berkeringat -Narasi yang menjelaskan “Yah.. itulah dukun. Kelakuan palsu tidak diimbangi moral yang baik..”
5.
-Juki yang sedang melihat ke arah dukun -Dukun yang sedang melihat dan berbicara dengan Juki dan terlihat sedikit menutupi mulutnya dari samping
sebagai dukun, dan ekspresi tertawa dukun menandakan kebahagiaan atas keuntungan besar yang dirasakan oleh dukun tersebut -Kegelisahan Keringat yang seorang Juki berada di yang samping dahi mengetahui Juki menjadi rahasia dari simbol pekerjaan kegelisahannya sebagai dukun karena dia menyimpan rahasia yang dia sendiri tidak menyukai informasi yang diketahuinya -Juki Gerakan mendengarkan berbisik yang informasi dilakukan oleh yang dukun tersebut diberitahukan menyimbolkan kepadanya bahwa dia -Dukun yang sedang berbisik ke memberikan arah Juki informasi yang bersifat rahasia, dan informasi tersebut hanya diberitahukan kepada Juki
a. Interpretasi Data 4 Pada gambar komik diatas terlihat gambar seorang dukun yang sedang menasihati pasiennya yang gagal menjalankan amalan yang diperintahkan si
64
dukun, pasien tersebut tertunduk lemas dan terlihat beberapa uang lembar bersayap yang terbang di sekitarnya, pada panel selanjutnya terlihat gambar dukun yang seluruh tubuhnya tertutup oleh uang yang sangat banyak. Gambar uang bersayap tersebut merupakan simbol dari kerugian seorang pasien yang telah mengeluarkan banyak uangnya secara sia-sia, karena kepercayaannya kepada si dukun, sedangkan gambar dukun yang tubuhnya tertutup sejumlah uang merupakan simbol keuntungan besar yang didapatkan oleh dukun tersebut yang uang itu dia dapatkan dari pasien yang percaya dan rela membayar banyak kepadanya Profesi dukun merupakan profesi yang dianggap bagi banyak orang adalah pekerjaan orang suci, karena banyak masyarakat yang percaya bahwa dukun adalah ahli agama yang memiliki kekuatan gaib karena ketqwaannya kepada Tuhan, sehingga masyarakat percaya seorang dukun memiliki kekuatan yang di luar akal manusia. Kepercayaan masyarakat terhadap kekuatan dukun pun sampai saat ini masih membudaya dan masih menjadi mitos di beberapa tempat. Maka dari itu, tidak heran bayak orang yang rela mengeluarkan banyak hartanya untuk membayar jasa dukun demi kepentingan pribadinya, bahkan banyak juga orang yang menghabiskan seluruh hartanya karena terlalu percaya dengan dukun.
65
5. Makna Semiotika Data 5 Gambar 7 (Daftar orang yang mudah diperdaya dukun) Sumber : Komik Si Juki Cari Kerja!
Tabel 5 Data Analisis 5 No. Penanda -Seorang pria berambut 1. panjang yang sedang memohon -Kalimat yang diucapkan pria tersebut, “Mbah!!! Minta ilmu agar bisa kerja santai tapi hasil melimpah dong...!”
Petanda -Seorang pria pemalas dan putus asa sedang meminta pertolongan -Pria tersebut sedang memohon kepada dukun untuk diberikan kekayaan tanpa harus bekerja keras
Konotasi Keputusa asaan seorang pria yang malas bekerja namun ingin mendapatkan kekayaan yang melimpah, gerakan non verbal pria tersebut memohon kepada dukun untuk diberikan ilmu yang bisa membuatnya kaya tanpa harus bekerja
Mitos Klenik dukun dijadikan bagi beberapa orang sebagai tempat yang sakral dan dipercaya bisa menjadi solusi atas segala masalah kehidupan, maka dari itu banyak orang dari berbagai kalangan, mulai dari pengangguran, pelajar, tokoh
66
2.
-Seorang pria berambut kriting dan menggunakan kacamata dan sedang menggaruk kepala -Kalimat yang diucapkan pria tersebut, “Mbah.. saya nggak yakin bisa lulus ujian nanti, ...Minta dibantu, mbah...”
3.
-Seorang pria yang menggunakan peci di kepalanya dan sedikit tersenyum -Kalimat yang diucapkan pria tersebut, “Mbah, ada ajian baru nggak? Mau yang bisa bikin kebal peluru dong...!”
4.
-Seorang pria yang menggunakan kacamata hitam dan berpakaian rapih menggunakan jas dan kemeja -Kalimat yang
keras Seorang pelajar yang sedang gelisah dan tidak percaya diri dengan kemampuannya sendiri untuk menyelesaikan ujian, sehingga pelajar tersebut mendatangi klenik dukun tersbut untuk diberikan kemudahan dalam ujiannya nanti sehingga dia bisa lulus ujian dengan mudah -Pria tersebut Seorang pria meminta yang memiliki kepada dukun keimanan yang agar diberikan lemah, karena ilmu dan ajian dia rajin baru beribadah -Pria tersebut bukan karena merupakan iman kepada orang yang Allah, tetapi sering datang untuk ke klenik kepentingan tertentu, orang seperti ini biasanya sering datang ke klenik untuk diberikan ilmu gaib yang memiliki kekuatan tertentu -Seorang Setelan jas pejabat yang rapih dan datang ke kacamata klenik untuk berwarna hitam meminta menjadi simbol diramalkan dari seorang -Seorang pria yang tidak percaya diri dan terlihat kebingungan -Pria tersebut meminta kepada dukun agar dia bisa lulus ujian
masyarakat, hingga artis dan pejabat yang datang ke klenik untuk meminta bantuan sebagai solusi dari permasalahan yang mereka alami, orangorang tersebut percaya dengan kesaktian seorang dukun karena iman mereka yang lemah, sehingga mereka berani untuk membayar dengan harga yang cukup mahal demi tercapainya impian mereka. Semakin banyak orang yang datang dan berobat ke klenik tersebut, maka akan semakin meningkat juga citra klenik tersebut di mata masyarakat, dan menambah nilai jual klenik itu sendiri.
67
5.
diucapkan pria tersebut, “Hehehe.. mau nanya, mbah, karir saya ke depannya, bagaimana ya? Tolong dimuluskan, dong...”
masa depan karirnya
-Juki yang sedang berbicara -Kalimat yang diucapkan Juki, “Jadi, kalo lo termasuk orang yang di daftar ini, segera waspada, ye!”
-Juki memberikan nasihat kepada pembaca komik
pejabat yang kehidupannya sudah mapan namun ingin menambah kekayaan dan kesuksesan lagi dengan cara meminta pertolongan dukun atau sekedar diramalkan masa depan karirnya dengan tujuan dia telah siap menghadapi apa yang akan terjadi terhadap dirinya kelak Juki memberikan pesan kepada para pembaca komiknya untuk berhatihati dan waspada jagan sampai kita termasuk dalam golongan orang-orang tersebut yang percaya dengan praktek klenik
a. Interpretasi Data 5 Pada gambar komik tersebut terlihat berbagai macam orang dengan karakter dan berbeda-beda kepentingan sedang memohon bantuan kepada dukun, mulai dari seorang pria pemalas, pelajar, hingga gambar orang yang berpenampilan rapih menggunakan jas dan kacamata hitam.
68
Beberapa gambar tersebut menggambarkan tentang status sosial yang dimiliki seseorang, seorang pria berambut panjang dan berwajah sedih tersebut menggambarkan bahwa dia adalah seorang pengangguran yang malas dan tidak memiliki pekerjaan, gambar seorang pria berkacamata dan berambut keriting menggambarkan seorang pelajar yang tidak percaya diri dengan kemampuannya dalam menghadapai ujian, gambar seorang pria yang mengenakan peci menggambarkan seseorang yang rajin beribadah, dan seorang pria berpenampilan rapih mengenakan jas dan kacamata hitam menggambarkan seorang pejabat kaya yang serakah. Ditemukan pula makna mitos bahwa klenik perdukunan di Indonesia sudah membudaya di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pejabat hingga masyarakat pedesaan. Aktifitas perdukunan dan takhayul justru sempat menjadi tren di kalangan masyarakat, banyak orang-orang yang rela membayar jutaan hingga milyaran rupiah kepada suatu klenik perdukunan untuk kepentingan jabatan, sihir hingga pengobatan.
69
6. Makna Semiotika data 6 Gambar 8 (Mbah Gendeng dan Selebriti) Sumber : Komik Si Juki Cari Kerja!
Tabel 6 Data Analisis 6 No. Penanda -Seorang dukun yang 1. sedang tertawa dan di jemarinya terdapat benang yang tersambung pada boneka -Tengkorak manusia yang berada di atas meja
Petanda -Dukun yang sedang menggerakkan boneka yang tersambung dengan benang di jemari dukun tersebut -Kesan angker yang tergambarkan dari gambar tengkorak manusia
Konotasi Seorang dukun yang memainkan sebuah boneka, boneka itu menjadi simbol bagi para pengikut setia dukun tersebut karena orang yang patuh dan menurut saja dengan perintah seseorang diibaratkan sebagai
Mitos Berbagai kegiatan dalam sebuah klenik biasanya terkesan menyeramkan dan tidak masuk akal, salah satunya penggunaan boneka voodoo dalam ilmu sihir, boneka voodoo adalah boneka yang biasanya terbuat dari kayu dan di percaya
70
2.
-Bayangan hitam sekelompok orang -Pada bayangan tersebut terlihat mata pada setiap orang -Bayangan berbentuk kobaran api di sekitar bayangan kelompok orang tersebut
-Sekelompok orang yang pernah menjadi pasien dukun tersebut -Orang-orang yang pernah menjadi korban penipuan klenik dukun
3.
-Seorang pria yang menggunakan kacamata dan topi terlihat sedang bicara dan menunjuk ke arah kamera -Kalimat yang diucapkan pria tersebut, “Mbah Gendeng itu sesat! Sudah banyak artis yang kena tipu
-Seorang pria yang dengan emosi memberikan informasi kepada beberapa media bahwa dukun tersebut
boneka yang mudah dan bisa dikendalikan sesuai keinginan yang memilki kuasa diatasnya Bayangan hitam sekelompok orang dengan sorotan mata yang tajam merupakan simbol dari para pengikut dukun yang kecewa dan marah kepada dukun tersebut karena mereka menyadari bahwa mereka telah tertipu oleh dukun tersebut, sehingga mereka dendam dan ingin membalas perbuatan dukun yang telah merugikan mereka Seorang artis terkenal yang pernah menjadi korban penipuan klenik dukun tersebut menyampaikan aspirasinya
memiliki kekuatan mistis yang jahat, fungsinya adalah untuk memberikan sihir kepada seseorang, boneka ini melambangkan seseorang yang kita tuju, konon cara menggunakan boneka ini adalah dengan melakukan perjanjian dengan setan dengan cara melakukan ritual dan memberikan tumbal berupa darah hewanhewan tertentu, penggunaan boneka ini biasanya digunakan untuk mencelakakan orang lain, kita bisa menggerakkan tubuh orang lain hanya dengan menggerakkan boneka tersebut. Dengan kehebatan sihir tersebut, banyak orang yang mau
71
4.
beliau! Akan kami tuntut dia!” -Dua buah kamera yang mengarah pada pria tersebut
adalah sesat -Kemarahan pria tersebut direkam oleh banyak kamera milik beberapa industri media
-Sebuah ledakan besar yang berada di kejauhan -Juki yang sedang melihat ke arah ledakan tersebut -Kalimat yang diucapkan Juki, “Nama mbah Gendeng meledak di berbagai media di Indonesia.”
-Ledakan tersebut merupakan akibat dari kemarahan pria yang terekam oleh beberapa industri media di Indonesia
tentang penipuan praktek klenik, artis tersebut pernah menjadi pengikut dukun itu namun dia sudah sadar bahwa dia telah tertipu oleh si dukun, sehingga dia menyampaikan kepada masyarakat luas melalui media bahwa klenik dukun tersebut sesat dan merugikan Ledakan besar yang terjadi di depan Juki tersebut melambangkan bahwa nama nama mbah Gendeng yang merupakan dukun tersebut adalah seorang penipu, ledakan itu merupakan simbol sudah meluasnya informasi tentang penipuan klenik mbah Gendeng
menggunakan jasa klenik sebagai jalan pintas untuk mencelakakan orang yang di bencinya.
72
a. Interpretasi Data 6 Pada gambar komik tersebut terdapat gambar boneka kayu yang terikat benang dan tersambung dengan kelima jari dukun, dukun tersebut tertawa sambil menggerakkan boneka itu, gambar sekelompok bayangan hitam dan seorang pria berkacamata yang sedang marah menghadap beberapa kamera, kemudian pada panel selanjutnya terlihat gambar sebuah ledakan. Gambar seorang dukun yang menggerakan boneka tersebut sambil tertawa merupakan simbol dari kekuatan dukun terhadap pengikutnya, boneka kayu itu merupakan simbol pengikutnya yang patuh dan selalu menurut sepenuhnya atas kuasa dukun tersebut, dan di dalam komik ini juga ditemukan konotasi lain yaitu, komikus menggambarkan kembali tentang kasus penipuan berkedok dukun yang sempat menjadi fenomena besar di Indonesia, komikus menggambarkan tentang konflik yang terjadi antara Eyang Subur dan selebriti Adi Bing Slamet, pada panel komiknya, komikus menggambarkan kartun seorang Adi Bing Slamet yang sedang marah dan menuntut Eyang Subur agar di hukum pidana karena dia merasa telah dirugikan dari hasil penipuannya. Kemudian, gambar ledakan merupakan simbol dari meluasnya berita di media-media Indonesia saat itu tentang kasus penipuan berkedok dukun Mitos yang terdapat pada gambar tersebut adalah boneka kayu yang merupakan boneka voodoo, dalam ilmu sihir, kebanyakan orang percaya bahwa boneka voodoo memiliki kekuatan jahat untuk mencelakai orang lain, konon cara menggunakan boneka tersebut adalah dengan cara melakukan perjanjian dengan setan dan menggunakan tumbal hewan tertentu dalam ritualnya, kemudian boneka
73
tersebut akan menjadi media yang paling ampuh untuk mencelakai orang yang dituju.
7. Makna Semiotika data 7 Gambar 9 (Kemarahan Korban dan Dukun di Dalam Penjara) Sumber : Komik Si Juki Cari Kerja!
Tabel 7 Data Analisis 7 No. Penanda -Seorang pria yang 1. matanya melotot dan terlihat sedang bicara da menunjuk -Kalimat yang diucapkan pria tersebut, “Gendeng! Lihat muka saya! Saya tidak takut! Saya tau semua tipu daya sampeyan! Pasukanmu sudah saya habisi! Demi..” -Seorang pria
Petanda -Kemarahan seorang pria terhadap dukun yang bernama mbah Gendeng -Seorang pria yang berusaha menenangkan pria yang sedang marah tersebut
Konotasi Seorang pria yang sedang marah dan memaki dukun yang pernah menipunya, ekspresi marah dan kalimat yang berupa seruan mengancam dukun tersebut, mengingatkan
Mitos Dukun adalah profesi yang dianggap oleh beberapa orang sebagai ahli sihir, dekat dengan hal-hal gaib, mampu mengobati berbagai penyakit, dan memiliki ilmu
74
berkacamata dan memakai topi yang sedang memegang pundak pria yang sedang melotot tersebut -Terlihat sekelompok orang di belakang pria yang sedang melotot
dengan memegang pundak si pria tersebut -Beberapa orang yang berada di pihak kedua pria tersebut
2.
-Sekelompok bayangan orang yang hanya terlihat mata bulat berwarna putih -Seorang dukun yang menggunakan kacamata hitam sedang tersenyum dan berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di depan sekelompok bayangan
-Ketenangan seorang dukun yang masih memiliki banyak pengikut setianya -Sekelompok orang yang masih setia menjadi pengikut ajaran dukun tersebut
3.
-Seorang dukun yang berada di balik jeruji besi dan terlihat menggunakan baju
-Seorang dukun yang dihukum kurungan
kita tentang kasus penipuan berkedok dukun Eyang Subur yang dulu sempat menjadi trend di beberapa media di Indonesia, korbannya adalah selebriti Adi Bing Slamet dan Arya Wiguna Kacamata yang digunakan oleh dukun tersebut dan gerakan non verbal tangan yang menyila menggambarkan ekspresi tenang dan acuh seorang dukun yang meskipun banyak orang yang membenci dan mengancamnya namun dia tetap tenang karena masih memiliki banyak pengikut setia, bayangan sekelompok orang di belakangnya menyimbolkan para pengikutnya yang masih setia dan mengikuti ajaran dukun tersebut Baju bergaris tersebut adalah simbol pakaian tahanan, dan
sihir di luar akal manusia. Banyak dari berbagai lapisan masyarakat yang masih mempercayai kekuatan dukun dan bersedia menjadi pengikutnya dengan harapan agar pengikutnya itu bisa memiliki kekuatan mistis seperti si dukun. Sehingga tidak sedikit orang yang bersedia mengikuti segala ajaran dan rela mengeluarkan banyak uang untuk dukun tersebut, terlepas dari baik atau buruknya profesi dukun, hingga saat ini di Indonesia sendiri, dukun merupakan profesi yang masih disegani oleh banyak lapisan masyarakat.
75
bergaris-garis -Dukun tersebut menggenggam jeruji besi tersebut sambil menangis
penjara akibat perbuatannya yang merugikan banyak orang -Penyesalan dukun akibat perbuatannya membuka praktek klenik dan menipu banyak orang
4.
-Bagian belakang kepala Juki yang sedang berdiri -Daun-daun yang berterbangan di sekitar Juki
-Juki yang sedang merenung dan berpikir di alam terbuka
5.
-Juki yang sedang memejamkan kedua matanya
-Juki yang merenung dan merasa beruntung karena dia sudah tidak magang lagi di klenik tersebut
jeruji besi adalah lambang dari penjara. Penjara adalah tempat orangorang dikurung dan dibatasi berbagai macam kebebasannya. Penjara umumnya adalah institusi yang diatur pemerintah dan merupakan bagian dari sistem pengadilan kriminal suatu negara, hukuman penjara dilakukan untuk menciptakan efek jera bagi para pelaku penyimpangan Juki yang sedang berdiri sendiri dan berada di alam terbuka melambangkan bahwa dia sedang merenung dan memikirkan nasibnya sendiri Juki yang sedang memejamkan mata menggambarkan bahwa dia sedang merenung dan merasa beruntung
76
karena dia sudah lebih dulu keluar dari klenik tersebut sehingga dia tidak ikut di penjara bersama dukun tersebut
a. Interpretasi Data 7 Pada gambar komik tersebut terlihat gambar seorang pria yang sedang melotot dan menunjuk ke arah kamera yang menyorotnya, terlihat pula pria lainnya yang sedang memegang pundak pria yang sedang marah tersebut dengan tujuan untuk menenangkan emosinya. Pada panel selanjutnya terlihat gambar dukun yang mengenakan kacamata hitam yang dibelakangya terdapat sekelompok bayangan manusia, dan pada panel selanjutnya terlihat dukun yang ekspresi wajahnya sedih dan mengeluarkan air mata sedang berada di balik jeruji besi. Gambar seorang pria yang sedang melotot dan menunjuk ke arah kamera merupakan simbol dari kemarahan terhadap dukun yang telah menipunya, kemudian
gambar
dukun
yang
mengenakan
kacamata
dan
bayangan
dibelakangnya merupakan simbol dari ketenangan seorang dukun yang masih memiliki banyak pengikut setia yang masih mempercayainya, sehingga kemarahan pria tesebut tidak berpengaruh dengan citra dirinya sebagai seorang dukun. Gambar dukun yang mengeluarkan air mata dan berada di balik jeruji besi merupakan simbol hukuman penjara yang diterimanya dari hasil penipuan berkedok dukun, ekspresi sedih dan air matanya merupakan simbol dari penyesalan dari apa yang telah diperbuatnya yaitu menipu para pasiennya. Orang yang melakukan kesalahan atau penyimpangan sosial di dalam suatu lingkungan
77
masyarakat akan diberikan hukuman sesuai kesepakatan atau aturan dari wilayah tersebut, karena latar tempat cerita ini berada di Indonesia, maka hukuman yang diterima dari penyimpangan sosial yang dilakukan dukun tersebut digambarkan dengan hukuman kurungan penjara. Mitos yang ditemukan pada gambar tersebut adalah bahwa meskipun praktek klenik atau profesi seorang dukun merupakan profesi yang salah dan menyimpang, namun masih banyak saja orang-orang yang percaya dengan dukun dan klenik. Hingga saat ini profesi dukun masih menjadi profesi yang disegani oleh sebagian masyarakat, terbukti dari media-media mainstream yang masih sering menayangkan program-program acara dengan narasumber seorang dukun. 8. Makna Semiotika Data 8 Gambar 10 (Sampah Visual) Sumber : Komik Si Juki Cari Kerja!
78
Tabel 8 Data Analisis 8 No. Penanda 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
a. Interpretasi Data 8
Petanda
Konotasi
Mitos
79
9. Makna Semiotika Data 9 Gambar 11 (Joki Three in One) Sumber : Komik Si Juki Cari Kerja!
Tabel 9 Data Analisis 9 No. Petanda 1.
Penanda
Konotasi
Mitos
2.
B. Makna Penyimpangan Sosial Komik Si Juki Cari Kerja! Pada tahun 2013, berbagai macam media informasi di Indonesia ramai memberitakan tentang kasus penipuan berkedok dukun antara Eyang Subur dengan selebriti Adi Bing Slamet. Ada pula ustad Guntur Bumi yang merupakan
80
seorang dukun yang berkedok ustad, dan Guntur Bumi pun juga dilaporkan ke kepolisian oleh pasiennya. Kasus-kasus penyimpangan sosial seperti dukun dan klenik akan semakin berkembang di Indonesia jika tidak ada ketegasan hukum yang mengaturnya, di negara India sudah ada undang-undang yang mengatur tentang perdukunan, namun di Indonesia belum ada undang-undang yang mengatur tentang hukum tersebut. Saat ini kasus dukun atau klenik hanya bisa dilaporkan sebagai kasus penipuan, jika tidak ada hukum yang mengaturnya, penyimpangan-penyimpangan sosial berupa klenik dukun tersebut bisa berkembang dan akan semakin banyak orang yang menjadi korban penipuan berkedok dukun. Allah SWT berfirman dalam al-quran surat an-Nisa 48:
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain (syirik) itu, bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh, ia telah berbuat dosa yang besar”.(QS. An Nisa: 48)
Percaya kepada selain Allah adalah perbuatan syirik, syirik atau menyekutukan Allah dengan apapun adalah perbuatan orang-orang kafir, dan jika kita mempercayai perkataan dukun atau kekuatan suatu benda, maka kita termasuk orang yang menyekutukan Allah, dengan hanya mendengarkan dan
81
mempercayai ramalan dukun, berarti kita sudah masuk ke dalam golongan orang kafir.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penggunaan komik sebagai media yang digunakan untuk menyampaikan pesan sudah ada sejak dulu dan semakin berkembang seiring dengan kecanggihan teknologi saat ini. Komik bisa digunakan sebagai media dakwah bagi beberapa komikus untuk menyampaikan pesan kebaikan dalam setiap ceritanya, segala kejadian yang tergambar dari komik merupakan fenomena yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan analisis semiotika yang dilakukan terhadap komik Si Juki Cari Kerja!, peneliti dapat mengungkapkan makna yang ada di balik tanda pada komik tersebut. Kesimpulan yang didapat dari temuan dan hasil analisis data pada komik Si Juki Cari Kerja! adalah sebagai berikut: 1. Makna Denotasi Makna denotasi yang ditemukan pada beberapa gambar tersebut menggambarkan tentang pekerjaan sebagai dukun di kota Jakarta yang menguntungkan dengan cara menipu para pasien, mulai dari menebak masalah kehidupan calon pasien, mengobati orang yang kesurupan, jual beli benda pusaka, hingga meramal masa depan. Padahal kemampuan yang dimiliki dukun tersebut bukan karena kemampuan sihirnya, melainkan memanfaatkan peluang dan kecanggihan teknologi modern, sehingga pada akhirnya dukun tersebut menerima hukuman atas penipuan yang merugikan orang lain. 2. Makna Konotasi Makna konotasi yang ditemukan pada beberapa gambar tersebut adalah bagaimana kesaktian dukun dalam menyelesaikan dan memecahkan berbagai
79
80
masalah kehidupan masyarakat, mulai dari level pejabat dan selebriti hingga pelajar dan pengangguran. Tergambar pula kelicikan dan kecurangan yang dilakukan oleh dukun tersebut beserta rekan-rekannya untuk mendapat keuntungan dari hasil menipu. 3. Makna Mitos Makna mitos yang ditemukan pada beberapa gambar yang diteliti adalah bahwa klenik dan perdukunan memiliki tempat dalam kehidupan masyarakat, bahkan sudah membudaya, masyarakat mempercayai kesaktian dukun tentang ramalan, kesaktian benda-benda pusaka, hingga menyembuhkan orang sakit. Meskipun banyak klenik yang memberikan tarif yang sangat mahal dalam menjalankan prakteknya, banyak kalangan masyarakat yang rela membayar mahal untuk menggunakan jasa klenik tersebut, dan lebih mempercayai dukun ketimbang dokter, bahkan banyak yang menyimpang dari ajaran agama akibat mengikuti dan percaya terhadap dukun. 4. Makna Penyimpangan Sosial Makna penyimpangan sosial yang ditemukan pada beberapa gambar tersebut adalah bahwa tidak semua masyarakat setuju dengan adanya praktek perdukunan, karena sesungguhnya klenik atau praktek perdukunan itu hanyalah praktek penipuan kreatif yang digunakan oleh beberapa orang untuk memperkaya dirinya sendiri, sehingga profesi dukun dianggap sebagai profesi penipu masyarakat dan pelaku penipuan mendapat hukuman dari wilayahnya, dalam hukum negara, hukuman yang diterima oleh seorang dukun adalah hukuman kurungan penjara berdasarkan pasal 378 KUHP tentang kasus penipuan yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri dengan cara merugikan orang lain,
81
dan dalam hukum Islam pun mengharamkan bagi orang lain untuk percaya kepada selain Allah SWT, karena percaya kepada selain Allah SWT merupakan perbuatan syirik dan dosa besar. B. Saran Saran penulis yang ditujukan untuk masyarakat dan akademisi perkuliahan: 1. Sebagai masyarakat, kita dituntut untuk lebih kritis dalam menanggapi berbagai fenomena yang ada di Indonesia. Hal tersebut bisa kita mulai dengan meningkatkan wawasan ilmu tentang media dan teknologi. Hal ini dimaksudkan agar kita tidak hanya sebagai pembaca yang menerima informasi bulat-bulat, namun harus menanggapi fenomena dan masalah yang ada untuk kita temukan solusinya. 2. Kita harus bisa memahami segala yang kita baca, ketika kita menemukan komik, karikatur, atau kartun dalam media cetak atau digital, jangan hanya menertawakan cerita komik tersebut, namun memahami apa makna yang terkandung dalam gambar komik tersebut. Adapun saran penulis yang ditujukan untuk komikus: 1. Sebagai komikus muda Indonesia, komikus harus bisa selalu peka terhadap berbagai fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari, dan mampu mengemas cerita agar bisa menarik pembaca berbagai usia dan kalangan. 2. Komik harus bersifat edukatif, tidak mengandung unsur SARA, rasis, porno, dan tidak menyimpang dari ajaran agama maupun peraturan hukum yang berlaku di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Buku: Abdul, Mujieb M., Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994. Berry, David, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, penej. Pulus Wirotomo, Jakarta: Raja Grafindo. Christomy, Tommy dan Untung Yuwono, Semiotika Budaya, Depok: Universitas Indonesia, 2004. Danesi, Marcel, Pesan, Tanda, dan Makna, Yogyakarta: Jalasutra, 2004. Fiske, John, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012. Hadist Imam Muhammad Isa bin Surah Al-Tirmizy, Beirut: Dar Al-Fikr, Juz 5, 1994 Hoed, Benny H, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, Depok: Komunitas Bambu, 2008. Janu, Murdiyatmoko, Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat, Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007. Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet. 1, 2006. Kasman, Suf, Jurnalisme Universal: Menelusuri Prinsip-Prinsip Dakwah Bil Qalam dalam Al-Quran, Jakarta: PT. Mizan Media Utama, 2004 Khadr, Muhammad Abdussalam, Bid’ah-Bid’ah yang Dianggap Sunnah, Jakarta: Qishti Press, Cet. 7, 2005. Koendoro, Dwi, Yuk, Bikin Komik, Bandung: Mizan Media Utama, 2007 Kriyantono, Rahmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. 1, 2006. Littlejohn, Stephen W. dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi: Theories of Human Communication, Jakarta: Salemba Humanika, Cet. 9, 2009. Maharsi, Indiria, Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas, Yogyakarta: Kata Buku, 2011. Murdiyatmoko, Janu, Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat, Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007.
82
83
Nawiroh, Vera, Semiotika dalam Riet Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2014. Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010/2011, (Jakarta: Biro Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2010).
Sant, Esvandiari, Seri Penuntun Praktis: Cara Mudah Mengedit Komik dengan Photoshop, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Cet.2, 2006. Sasongko, Setiawan G, Kartun Sebagai Media Dakwah, Jakarta: Sisma Digi Media, 2005. Scott, John, Sosiologi: Key Concepts, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011. Sobur, Alex, Analisis Teks Media, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 6, 2012. Sobur, Alex, Semiotika komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 2, 2004. Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 6, 2004. Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: ALFABETA, 2006 Sulaiman, Rasjid. H, Fiqih Islam, Bandung: PT Sinar Baru Algesindo, 1994. Wibowo, Indiwan Seto Wahyu, Semiotika: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Penulisan Skripsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Tangerang: Wisma Tiga Dara Perum Cimone Permai, 2009. Wijana, I Dewa Putu, Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa, Yogyakarta: Ombak, 2004. Yusron, Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar, Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008. Situs Internet: Abu Mujahidah al-Ghifari, Mitos dan Khurafat dalam Pandangan Islam, 2014, (mimbarhadits.wordpress.com) Http://sijuki.com/news-events/komik-si-juki-cari-kerja-pemenang-api-2013.html diakses pada tanggal 27 Agustus pukul 14:04 Http://news.indonesiakreatif.net/faza-meonk/ di akses pada hari Kamis, 20 Nopember 2014, pada pukul 04.45 WIB
84
Http://sijuki.com/tentang-juki Http://www.veegraph.com/mari-membaca-komik/ Februari 2014
artikel
diakses
pada
12
Wawancara dengan Faza Meonk di Universitas Bina Nusantara Rabu, tanggal 8 April 2015 Pukul 13:44 WIB 1. Apa alasan mas Faza membuat karakter-karakter yang menyimpang seperti Pocong, Dukun, dan perilaku si Juki itu sendiri? Sebenarnya saya melihat karakter-karakter zaman sekarang itu supaya di lirik sama orang, karakter itu harus sensasional, sama halnya seperti artis kalau mau cepet terkenal, dia harus nyeleneh, dia harus melakukan sensasi, jadi berdasarkan itu saya mau bikin, saya ga bilang karakter yang belum pernah ada, tapi itu karakter yang mungkin kalau di kehidupan masyarakat biasa itu mungkin susah ditemukan orang seperti itu, justru itu selling point-nya, jadi dengan saya bikin karakter Juki yang nyeleneh, terus yang diangkat itu isu-isu yang menyimpang, karena biasa isu-isu seperti itu yang orang mau lebih membaca dibanding isuisu yang lebih berat, isu-isu yang lebih serius, jadi dari situ saya ingin bikin hal yang lebih berbedalah dari yang lain, supaya orang mau baca dulu, karena kan di industri komik ini kan, kita saingannya bukan sesama komikus, tapi saingannya udah media hiburan lainnya, udah komikus Jepang, udah komik-komik Amerika gitu kan, dari sini saya ingin gimana caranya komik atau karakter buatan saya bisa dilihat sama orang-orang yang selama ini mungkin menikmati komik-komik Jepang, dan mereka gak nemuin karakter kaya gini di komik-komik Jepang, maka saya harus bikin yang bener-bener berbeda, sebenernya motivasinya itu, gimana caranya supaya menarik perhatian orang aja sih, untuk pembaca. Karena lo ga mungkin nemuin karakter si Juki yang Indonesia ini di komik Jepang, pasti beda banget, karena culture-nya juga beda, nah itu yang bedain dan pengen saya jadiin selling point, nah selling point-nya itu, lebih kesitu sebenarnya. 2. Kenapa dalam komik ini mas Faza mengambil fenomena-fenomena seperti pertemanan Juki dengan setan pocong dan keakraban Juki dengan dukun? Jadi, kan memang kalau di Indonesia ini kita akrab sama yang namanya klenik-klenik gitu yah, hal mistis, sebenernya saya menggambarkan si Juki itu sebenernya ngegambarin bahwa orang Indonesia tuh, ngesarkasin bahwa orang Indonesia tuh percaya sama dukun, kalau kamu baca komik Si Juki Cari Kerja, ternyata dukun itu ada modus operandinya kalau di komik si Juki, bahwa dia ga bener-bener tau soal lo, tapi dia punya trik segala macem, ini itu ini itu supaya dipercaya sama masyarakat, jadi dari.. saya pengen ngungkapin dunia kerja terutama di Jakarta mungkin orang kira kerjaan-kerjaan yang biasa itu ya jadi PNS, jadi pegawai swasta, tapi banyak pekerjaan-pekerjaan yang mungkin jarang di bahas, dan itu saya membahasnya kaya ojek payung, kaya apa namanya ee.. joki three in one, ada dukun, ada yang masangin ikla segala macem, jadi saya pengen ngangkat yang mungkin jarang diangkat, gitu aja sih, ya MLM, itu kan juga mungkin sebagian dari kita sering lah diajak ajak hal yang seperti itu gitu loh, temen-temen kita terjerumus sama hal seperti itu, tapi kan di komik itu juga saya ga bilang MLM ga baik, ada MLM yang baik gitu kan, kalo misalnya mau diliat sekarang kan kaya apa, tau Tupperware kan? Tupperware tuh MLM loh, tapi kenapa stigma kita ga buruk sama Tupperware? Karena Tupperware dia menjual produk, bukan nyari member gitu loh, hal-hal kaya gitu, jadi yang saya sorotin lebih ke MLM yang buruk gitu, karena kan banyak MLM tuh yang get member daripada ngunggulin kualitas produknya gitu loh, jadi produknya kaya yang numpang lewat yang penting member nambah, member nambah, nah itu kan kaya gitu kan yang bullshit sebenernya, kalo yang baik-baik kan kaya Tupperware kan mereka menjual produk.
3. Apakah fenomena-fenomena yang mas Faza kemas dalam komik ini adalah fenomena yang terjadi di Indonesia saja ya mas? Mostly, setting-nya kan kota Jakarta, jadi yang saya perhatikan adalah, apa sih pekerjaanpekerjaan nyeleneh yang ada di kota Jakarta gitu, makanya ada joki three in one, ga ada di kota lain joki three in one, karena three in one cuma ada di Jakarta, iya kan? Mungkin dukun ada di kota lain, mungkin ojek payung bisa kamu temuin di kota lain di Bandung atau kota lain, tapi mostly itu karena Juki anak Jakarta jadi ya Jakarta. 4. Berarti, mas Faza ini mengangkat fenomena-fenomena yang ada di Jakarta saja? Betul, karena memang karakternya si Juki ini anak Jakarta, jadi Jakarta. Harapannya adalah ketika saya bikin karakter ini, creator-creator komik daerah lain juga bikin dong karakternya masing-masing, gitu sih. 5. Kenapa karakter si tokoh utama Juki ini sifatnya nyeleneh dan bukan menyontohkan perilaku warga Indonesia yang baik? Itu sebenernya gimana caranya gw pengen menarik perhatian pembaca, gitu caranya untuk menarik perhatian pembaca, pembaca aware, ada karakter Juki di sosial media, ada di toko buku segala macem, baru dari situ pelan-pelan kalo misalnya lo ngikutin Juki di sosial media, media segala macem, kita sebenernya ngarahin ke arah yang bener kok, kita bikin gerakan #BeraniBeda, kita bikin gerakan ayo anak-anak muda supaya di samping kreatif atau kita bikiin gerakan, kita selalu ngeliat mainstream-nya apa sekarang saya melihat mainstream-nya sekarang anak-anak remaja di Indonesia kenapa jomblo itu jadi suatu hal yang kayanya berdosa banget, iya kan? Nah kita biasanya bikin kebalikannya, makanya kita bikin Juki sekarang hashtag-nya bangga jadi jomblo. Jadi kita memang selalu menyoroti hal-hal yang lagi di soroti sama anak-anak muda, lagi in, lagi hot, tapi kita menyikapinya dengan perspektif yang berbeda lewat karakter si Jukinya itu, bahkan kalau si Jukinya di build sebagai karakter anti mainstream itu sih, karena gini loh, kalau kita bikin karkater yang bener-bener memberi pengaruh yang baik pada masyarakat dengan cara karakternya baik, ganteng, terus lurus-lurus aja ga menarik, di lewati begitu aja gitu loh, anak muda sekarang itu butuh yang aneh-aneh, yang nyeleneh-nyeleneh baru mereka merhatiin, begitu mereka merhatiin, dia ngikutin, baru kita bisa belok pelan-pelan, jadi strateginya seperti itu.
Jakarta, 28 Juli 2015
Faza Ibnu Ubaydillah Salman
Wawancara dengan Faza Meonk via Google mail 30 Nopember 2014 1. Bagaimana awal mula mas Faza terjun ke dunia komik? - Awal mula terjun di dunia komik ketika iseng-iseng bikin komik untuk menyindir kelakuan teman-teman saat kuliah lewat komik DKV4. Lalu pada akhirnya komik DKV4 di terbitkan oleh penerbit Bukune dan di adaptasi dengan judul "Ngampus!!! Buka-bukaan aib Mahasiswa" 2. Dari mana ide mas Faza membuat komik Si Juki Cari Kerja? - Ide awalnya melanjutkan cerita si Juki dan Petualangan Lulus UN. Dari situ mulai mencari ide, tentang apa sih yang biasanya masyarakat indonesia lakukan setelah Lulus SMA? ada yang bekerja, ada yang berkuliah. Walaupun Juki nantinya akan berkuliah saya ingin menceritakan bagaimana susahnya mencari kerja di kota jakarta dengan pengalaman yang minim. Dimana hal ini banyak sekali dialami oleh mayoritas masyarakat di Jakarta. 3. Butuh waktu berapa lama mas Faza membuat komik Si Juki Cari Kerja? - Untuk pengembangan cerita dan riset memerlukan waktu sekitar 3 bulan, dan pengerjaan gambarnya 1 Bulan. 4. Kalau boleh tau sudah berapa banyak penghargaan yang mas Faza raih sejak membuat komik? - Ada beberapa, diantaranya ngomik.com award, Anugerah Pembaca Indonesia, Kompetisi Komik Indonesia, Lomba Maskot Jakarta, dan Kosasih Award 5. Apa latar belakang pembentukan karakter Juki? - Awalnya saya gelisah akan tidak adanya generasi karakter lokal yang bisa populer setelah si Unyil. Kemudian saya membuat project si Juki ini di awal 2012 dengan niat menjadikan si Juki salah satu icon karakter fiksi indonesia yang bisa dikenal oleh banyak orang. Lewat si Juki ini saya juga ingin menjadikan komik dan karakter sebagai media penyampai pesan-pesan positif dan kritik untuk masyarakat. 6. Apa maksud dari anti mainstream yang melekat pada karakter Juki? - Kata Anti Mainstream cukup dipandang negatif bagi sebagian orang, dari pandangan tersebut saya ingin memunculkan sarkasme dari kata antimainstream yang di lebih diarahkan ke makna positif seperti, 'memandang sebuah hal dari persepektif yang berbeda', 'kreatif', 'inovatif', 'bangga menjadi diri sendiri' dan Nyeleneh. Saya ingin mengajak anak-anak muda indonesia untuk bisa lebih produktif, tidak selalu mengikuti tren yang diciptakan luar, tapi bagaimana bisa menciptakan sesuatu yg positif kemudian membuat tren sendiri. 7. Beberapa tokoh dalam komik mas Faza memiliki karakter yang berbeda-beda, dari mana inspirasi mas Faza menciptakan tokoh dan karakter dalam komik Si Juki Cari Kerja?
- Inspirasi karakter yang ada di komik si Juki cari kerja tentu saja dari masyarakat jakarta yang saya amati dan alami selama ini. 8. Dalam komik Si Juki Cari Kerja terdapat beberapa adegan yang mengarah pada penyimpangan sosial, seperti sampah visual, penipuan MLM dan praktek dukun Mbah Gendeng. Mengapa mas Faza mengangkat fenomena penyimpangan dalam komik Si Juki Cari Kerja? - Saya ingin mengangkat pekerjaan-pekerjaan yang tidak lazim dibahas dan diangkat. Bahwa di jakarta apapun bisa dijadikan pekerjaan, bahkan kita bisa menciptakan masalah sendiri dan menjual solusinya ke publik seperti halnya tukang tambal ban yang menyebar paku di jalanan. Saya merasa fenomena-fenomena itu perlu diangkat agar pembaca bisa lebih hatihati dalam memilih pekerjaan dan tentu sebagai bahan untuk mencari tau lebih lanjut pekerjaan-pekerjaan seperti itu. 9. Siapakah segmen pembaca dari komik Si Juki Cari Kerja? - Sejatinya remaja - dewasa berumur 17-25 tahun yang memang sudah atau sedang mengalami proses mencari jati diri. 10. Apakah tujuan yang ingin mas Faza capai sebagai komikus Indonesia? - Sederhana aja, bagaimana agar masyarakat bisa lebih menghargai komik indonesia, dan menjadikan komik indonesia raja di negeri sendiri dulu, kemudian harapan berikutnya bisa bersaing di kancah internasional. 11. Pesan apa yang ingin mas Faza sampaikan dalam komik Si Juki Cari Kerja? - Pesan sederhana, apapun yang anda putuskan persiapkan segalanya dengan matang, jangan kayak Juki yang cuma mengandalkan keberuntungan saat mencari kerja di kota metropolitan ini.
Jakarta, 28 Juli 2015
Faza Ibnu Ubaydillah Salman