PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG KUALITAS PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN KONDISI KEUANGAN WAJIB PAJAK DAN PREFERENSI RISIKO SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna menyelesaikan studi akhir dan untuk meraih Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank SEMARANG
Oleh: Nama NIM Jenjang Progdi
: Marta Syamsudin : 10.05.52.0004 : Strata Satu (S1) : Akuntansi
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG 2014
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah memenuhi syarat dan mengikuti ujian pendadaran skripsi dengan judul: PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG KUALITAS PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN KONDISI KEUANGAN WAJIB PAJAK DAN PREFERENSI RISIKO SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang)
Oleh : Marta Syamsudin NIM: 10.05.52.0004 Program Studi S.1 Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank Semarang
Semarang, 19 Februari 2014 Dosen Pembimbing
( CAHYANI NUSWANDARI, SE., M.Si.,Ak.) NIDN: 0609017401
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG KUALITAS PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN KONDISI KEUANGAN WAJIB PAJAK DAN PREFERENSI RISIKO SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang)
Oleh : Marta Syamsudin NIM: 10.05.52.0004 PROGRAM Studi Strata 1 (S1) Akuntansi Hasil penelitian dalam skripsi ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pendadaran Skripsi dan Skripsi telah disahkan dan diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank Semarang pada tanggal 19 Februari 2014 Penguji I
(Achmad Badjuri, SE., M.Si, Ak) NIDN.0611117601 Penguji II
Penguji III
(Rr. Tjahjaning Poerwati, SE., M.Si) NIDN.0617017101
(Andi Kartika,SE.,M.M) NIDN.0607027302
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
(Dr. Bambang Sudiyatno, M.M) NIDN.0610095901 iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI
PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG KUALITAS PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN KONDISI KEUANGAN WAJIB PAJAK DAN PREFERENSI RISIKO SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang)
Oleh : Marta Syamsudin NIM: 10.05.52.0004 Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari penulis orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri itu. Bila kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan skripsi dan hasil uji skripsi ini. Semarang ,19 Februari 2014 Yang menyatakan
(Marta Syamsudin)
iv
PERSEMBAHAN Karya ini saya persembahkan : •
Orang teristimewa di hatiku, Ayah (Awaludin) dan Ibu (Ninik Juarni) tercinta yang telah banyak berkorban untuk masa depanku yang lebih baik dan mendengarkan segala keluh kesahku dan setia mendampingiku sampai saat ini.
•
Adik serta saudaraku tersayang terimakasih untuk dukungan dan bantuannya selama ini.
•
Kekasihku Siska Maristiana terimakasih atas doa, support, nasehat dan bantuan secara tenaga, pikiran, dan materi.
•
Cita – cita, mimpi, dan segala harapanku untuk masa depan.
•
Semua dosen Universitas Stikubank Semarang terima kasih atas bimbingan yang diberikan terutama Ibu Cahyani Nuswandari selaku dosen pembimbing dan Bapak Achmad Badjuri selaku dosen wali saya.
•
Almamater Universitas Stikubank Semarang, yang telah memberikan naungan dan ilmunya selama menempuh untuk masa depan.
v
MOTTO
“ Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan, kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.” “ Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.” “ Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri.” “ Kebanggaan kita yang tersebar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.”
vi
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji pengaruh kondisi keuangan wajib pajak dan preferensi risiko yang berperan sebagai variabel moderating pada hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini dilakukan dengan metode convenience samplingdengan sampel sebanyak 100 responden dari wajib pajak orang pribadi di Kota Semarang. Data yang digunakan adalah data primer melaluui kuesioner yang berisi jawaban-jawaban responden. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Moderated Regression Analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dan preferensi risiko berpengaruh positif dan signifikan, kondisi keuangan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Selain itu, kedua variabel moderasi yaitu kondisi keuangan wajib pajak dan preferensi risiko tidak berpengaruh terhadap hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak.
Kata kunci: Persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus, Kondisi keuangan wajib pajak, Preferensi risiko, Kepatuhan wajib pajak.
vii
ABSTRACT This research aims to examine the effect perception of tax service quality on taxpayer’s compliance. This research also aims to examine the moderating effect of financial condition of taxpayer’s and risk preference for the relationship between perception of tax service quality with taxpayer’s compliance. The sampling method of this research used convenience sampling with a sample of 100 respondent from individual taxpayer’s in Semarang City. The research data used are the primary data by questionnaire which have contained respondent answer’s. Is this research, data analysis, used by Moderated Regression Analysis. The result of this study indicates that the effect perceptions of tax service quality authorities of tax and risk preferences and significant positive effect, the financial condition of the taxpayer has no effect on tax compliance. Besides the two moderating variable’s that taxpayer’s financial condition and risk preferences does not affect the relationship between the taxpayer’s perception about the quality of the service tax authorities taxpayer’s compliance. Keywords: Perception of tax service quality, financial condition of taxpayer’s, risk preference, and taxpayer’s compliance.
viii
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas Anugrah-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta memudahkan dan melapangkan jalan dalam penulisan skripsi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul "Pengaruh PersepsiWajib Pajak TentangKualitas Pelayanan Fiskus TerhadapKepatuhan Wajib Pajakdengan Kondisi Keuangan Wajib Pajakdan Preferensi RisikoSebagai VariabelModerating (Studi empiris terhadap wajib pajak orang pribadi di Kota Semarang)” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Stikubank Semarang.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis yang masih jauh dari sempurna. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini terutama kepada : 1. Bapak Dr. Hasan Abdul Rozak, SH, CN, M.M selaku Rektor Universitas Stikubank Semarang. 2. Bapak Dr. Bambang Sudiyatno, M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank Semarang yang telah memberikan kesempatan penulisan skripsi ini. 3. Ibu Ida Nurhayati, SE, M.Si selaku Sekretaris Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank Semarang.
ix
4. Bapak Achmad Badjuri, SE, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Stikubank Semarang sekaligus sebagai Dosen Wali saya. 5. Ibu Cahyani Nuswandari, SE, M.SI,Ak selaku Dosen Pembimbing yang meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan saran dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak/Ibu Dosen Universitas Stikubank Semarang yang telah memberikan ilmunya bagi penulis. 7. Bapak/Ibu pegawai Kanwil Pajak Semarang terutama Nona Fiya selaku Humas yang telah terlalu banyak membantu saya dalam melengkapi berkas ijin riset dan data yang saya perlukan. 8. Bapak/Ibu pegawai KPP di Kota Semarang yang telah memberikan ijin penulis melakukan penelitian pada wilayah tersebut.Bapak/Ibu serta keluarga yang telah memberi segala dukungan. Akhir kata peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat ataupun menambah pengetahuan bagi pembaca. Semarang, 19 Februari 2014 Peneliti,
Marta Syamsudin
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI ....................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... vii HALAMAN ABSTRACT ................................................................................. viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................1 1.2 Perumusan Masalah...................................................................................11 1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................12 1.4 ManfaatPenelitian….................................................................................12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN EMPIRIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka..............................................................................................14 2.2 Review Penelitian Terdahulu...........................................................................34 2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis...........................................................................46
xi
2.4 Hipotesis Penelitian……………………………………………..…………...40 BAB III METODE DAN RANCANGAN (DESAIN) PENELITIAN 3.1 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel......................................................47 3.2 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data..............................................................47 3.3 Metode Pengumpulan Data…………………………………...……………..48 3.4 Definisi Konsep dan Operasional....................................................................49 3.5 Metode Analisis Data......................................................................................52 3.5.1 Uji Kualitas Data..............................................................................53 3.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas............................................................53 3.5.3 Uji Normalitas Residual...................................................................54 3.5.4Uji Asumsi Klasik.............................................................................54 3.5.5 Uji Hipotesis.....................................................................................55 3.5.6 Uji Model………………….…….....................................................57
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Populasi dan Sampel........................................................................................59 4.2 Deskripsi Responden.......................................................................................61 4.3 Analisa Data....................................................................................................62 4.3.1 Statistik Deskriptif............................................................................62 4.3.2 Uji Validitas......................................................................................64 4.3.3 Hasil Pengujian Reliabilitas..............................................................65 4.3.4 Uji Normalitas Residual...................................................................66 4.3.5 Uji Asumsi Klasik.............................................................................67
xii
4.3.5.1. Uji Multikolinearitas.....................................................................67 4.3.5.2. Uji Heteroskedastisitas.................................................................69 4.3.6
Analisis Regresi Linier Berganda..................................................70
4.3.7
Uji Model.......................................................................................72 4.3.7.1 Uji F..................................................................................72 4.3.7.2 Koefisien Determinasi........................................................75
4.3.8
Uji Hipotesis..................................................................................77
4.4 Pembahasan......................................................................................................78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan......................................................................................................83 5.2 Keterbatasan Penelitian...................................................................................84 5.3 Implikasi Kebijakan.........................................................................................84 5.4 Saran................................................................................................................85
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Data Penerimaan Pajak....................................................................3
Tabel 1.2
Perbandingan Penerimaan PPh dan PPN.........................................5
Tabel 1.3
Perbandingan Penerimaan Pajak terhadap PDB..............................7
Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu.........................................................37
Tabel 4.1
Hasil Penyebaran Kuesioner..........................................................59
Tabel 4.2
Gambaran Responden....................................................................60
Tabel 4.3
Analisis Deskriptif.........................................................................62
Tabel 4.4
Uji Validitas...................................................................................64
Tabel 4.5
Pengujian Reliablitas variabel-variabel penelitian.........................66
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Normalitas............................................................67
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinearitas.............................................................68
Tabel 4.12
Hasil Uji Heteroskedastisitas.........................................................69
Tabel 4.15
Analisis Regresi.............................................................................71
Tabel 4.18
Uji Model.......................................................................................73
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Rasio Pajak Indonesia...................................................................27
Gambar 2.2
Model Penelitian............................................................................46
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1.
OUTPUT DESKRIPSI VARIABEL,UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS, NORMALITAS, MODEL REGRESI LINIER BERGANDA
LAMPIRAN 2
TABEL T, TABEL F DAN TABEL r
LAMPIRAN 3
KUESIONER
LAMPIRAN 4
SURAT RISET
LAMPIRAN 5
LEMBAR BIMBINGAN
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Bangsa Indonesia harus berusaha untuk mandiri dalam pembiayaan pembangunan dengan cara menggali sumber pendapatan pemerintah. Sumber pendapatan pemerintah berasal dari pendapatan pajak dan pendapatan non pajak (Alabede, 2001; Olaofe, 2008) dalam Aryobimo (2012). Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan nasional. Semakin besar pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk pembangunan nasional sehingga penerimaan negara dituntut untuk terus ditingkatkan. Selain itu, pajak merupakan sektor yang berperan besar bagi pendapatan pemerintah bahkan, Hammar, Jager dan Norddlow (2005) dalam Aryobimo (2012), mengungkapkan apabila semua wajib pajak tidak mempunyai kewajiban membayar pajak maka pemerintahan tidak akan berfungsi secara baik. Tax Ratio/ rasio penerimaan pajak juga akan menjadi ukuran kemampuan pemerintah dalam menghimpun penerimaan pajak dari rakyat. Pembiayaan belanja negara yang semakin lama semakin bertambah besar memerlukan penerimaan negara yang berasal dari dalam negeri tanpa harus bergantung dengan bantuan atau pinjaman dari luar negeri.Hal ini berarti bahwa
1
semua pembelanjaan negara harus dibiayai dari pendapatan penerimaan yang bersumber dari pendapatan negara bukan pajak. Penerimaan bukan pajak yaitu antara lain penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam (migas), pelayanan oleh pemerintah dan pengelolaan kekayaan negara yang lain. Penerimaan negara ini bersifat sangat tidak stabil, karena penerimaan–penerimaan tersebut bergantung pada faktor internal. Oleh karena itu satu-satunya andalan pemerintah dewasa ini adalah penerimaanyang berasal dari sektor perpajakan (Kiryanto,2000). Peranan pajak terhadap pendapatan negara sangat dominan pada masa sekarang ini. Penerimaan pajak adalah sumber yang pasti dalam memberikan kontribusi
dana
kepada
negara
karena
merupakan
cerminan
dari
kegotongroyongan masyarakat dalam pembiayaan Negara, yang diatur oleh perundang–undangan.Hal ini dapat dilihat dalam tabel 1.1 mengenai data APBN dimana jika dikaji lebih jauh titik tumpu penerimaan negara berasal dari penerimaan pajak. Bahkan beberapa tahun belakangan ini pemerintah sangat menitikberatkan peranan pajak dalam membiayai APBN. Hal ini ditandai dengan makin meningkatnya target penerimaan pajak oleh Direktorat Jendral Pajak. Semakin besar penerimaan APBN bersumber dari penerimaan perpajakan berarti semakin besar peran serta masyarakat di dalam pembangunan melalui pembayaran pajak. Namun hal ini tidak mudah untuk dilakukan mengingat tingkat kepatuhan wajib masing–masing wajib pajak yang merefleksikan kesediaan wajib pajak dalam membayar pajak berbeda–beda. Berikut merupakan tabel APBN 1.1
2
Tabel 1.1 Data Penerimaan Pajak Kementerian Keuangan Republik Indonesia Tahun 2013 Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
622.358,7 601.251,8 694.392,1 819.752,5 968.293,2 Penerimaan Pajak 36.342,1 18.670,4 28.914,5 54.121,5 47.944,1 Pajak Perdagangan Internasional Total Penerimaan Pajak 658.700,8 619.922,2 723.306,7 873.874,0 1.016.237,3 Sumber : Kementrian Keuangan, 2013 http://www.fiskal.depkeu.go.id
Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementrian
Keuangan Republik
Indonesia Penerimaan Pajak dalam RAPBN 2013 ditargetkan Rp1.031,7 T, naik 5,2 % dari target APBN-P 2012, atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding realisasi tahun 2007. Penerimaan PPh dan PPN menjadi andalan dalam pencapaian target penerimaan pajak tahun 2013. Penerimaan PPh berperan lebih dari 50 %, sedangkan penerimaan PPN & PPnBM menopang lebih dari 40% total Penerimaan Pajak. Pajak adalah sumber penerimaan terbesar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kontribusi pajak dalam APBN mencapai 75,25% terhadap total penerimaan dalam negeri atau dalam APBN-P tahun 2011 mencapai Rp 873,7 triliun dan tahun 2012 diperkirakan mencapai Rp 1.011,73 triliun. Namun sistem perpajakan menghadapi dilema, di satu sisi semakin diandalkan sebagai sumber penerimaan negara terbesar dan paling berdaya lanjut (sustainable) karena tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan rakyat, berbeda dengan bantuan dan utang luar negeri yang membebani dan secara politis dapat mensubordinasi, atau bergantung pada sumber daya alam yang akan segera habis. Di sisi lain, sistem perpajakan
3
menghadapi tekanan politis untuk tetap dilemahkan sebagai alat kebijakan mewujudkan
keadilan
sosial.
Muncul
kekhawatiran
bahwa
pendekatan
penerimaan (revenue-based approach) dalam konteks demokrasi tidak memadai lagi karena sering dianggap abai terhadap diskursus keadilan (equity) dan pemerataan (equality), Ikhsan (2005). Di Indonesia, sistem dan praktik perpajakan hanya berfokus pada tercapainya target penerimaan pajak dalam APBN tanpa memperhitungkan fungsi pajak sebagai instrumen kebijakan (regulerend). Fungsi regulerend di antaranya redistribusi pendapatan dan perhatian pada sisi pengeluaran (expenditure-side) dalam bentuk program kesejahteraan (social expenditure). Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabil, namun di balik pujian itu, Indonesia juga dihantui bayang-bayang kemiskinan yang tak kunjung teratasi. Beberapa masalah kemiskinan itu di antaranya: merosotnya peringkat Indeks Pembangunan Manusia, korupsi yang semakin merajalela, birokrasi yang tak kunjung profesional, dan potensi kerusakan alam akibat eksploitasi yang tidak terkendali. Berdasarkan uraian diatas secara ringkas, ada keterputusan antara sisi penerimaan dan pengeluaran, dan pajak semakin dituntut menjadi instrumen kebijakan publik untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan rakyat. Berikut merupakan data penerimaan pajak Indonesia dibandingkan dengan penerimaan Negara secara keseluruhan, seperti yang dijelaskan dalam tabel 1.2 sebagai berikut :
4
Tabel 1.2 Perbandingan Penerimaan PPh dan PPN terhadap Penerimaan Pajak (Dalam Triliun Rupiah) Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % 490 658 619 743 839 490 658 619 743 839 Penerimaan Pajak 40 194 40 250 38 267 43 306 41 360 PPh 19 39 20 51 20 52 19 55 18 62 PPh Pasal 21 1,1 2 0,8 4 1,4 3 1,2 4 1,2 4 PPh Pasal 25/29 OP 65 39 80 41 106 42 120 45 131 43 PPh Badan 123 30 154 31 209 32 193 31 262 35 PPN Persentase PPh Pasal 21, PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi, dan PPh Pasal 25/29 Badan dibandingkan terhadap penerimaan PPh Sumber: Kementerian Keuangan Tahun 2012, diolah Berdasarkan tabel diatas, jika dirinci lebih dalam, struktur penerimaan pajak Indonesia juga masih menunjukkan ketidak adilan. Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa dalam realisasi APBN 2010 PPh Pasal 21 (PPh pegawai/karyawan) mencapai Rp 55,3 triliun (18,6% dari total penerimaan pajak) dan PPh Pasal 25/29 Pribadi (non pegawai/karyawan) hanya Rp 3,6 triliun (1,2% dari total penerimaan pajak). Hal ini jelas tidak adil karena orang pribadi usahawan yang seharusnya masuk kategori individu kaya (high net worth individuals) justru kontribusinya tidak signifikan. Atau kemungkinan lain adalah para pengusaha berlindung di balik status karyawan dan tetap memarkir uangnya di perusahaan dan tidak menarik hasil investasi sebagai dividen dengan pertimbangan rekayasa keuangan dan penghindaran pajak lebih mudah dilakukan di tingkat perusahaan. Padahal Pasal 4 ayat (1) huruf p UU PPh mengatur bahwa tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak adalah objek pajak atau Pasal 39 UU KUP yang mengancam wajib pajak yang dengan sengaja tidak
5
menyampaikan SPT ataumenyampaikan SPT yang isinya tidak benar dan merugikan keuangan negara dengan pidana dan denda. Peningkatan target penerimaan pajak tahun 2013 yang dicanangkan oleh Direktorat Pajak akan dicapai dengan melanjutkan langkah-langkah reformasi perpajakan, antara lain melalui peningkatan partisipasi masyarakat, perbaikan regulasi dan sistem perpajakan, serta penegakan hukum, (Direktorat Pajak, 2013) yang meliputi : 1) Peningkatan kualitas pelayanan pajak kepada publik 2) Pembenahan peraturan PPh & PPN 3) Pemberian insentif perpajakan bagi masyarakat dan dunia usaha 4) Penggalian potensi pajak, terutama pada sektor-sektor unggulan, seperti sektor pertambangan 5) Penguatan keberpihakan perpajakan pada kepentingan nasional dan pencegahan penghindaran pajak 6) Sinergi pertukaran data antar instansi untuk memperkuat basis data potensi pajak 7) Peningkatan pelaksanaan Sensus Pajak Nasional 8) Pengembangan jaminan kualitas (quality assurance) untuk perbaikan kualitas pemeriksaan dan penyidikan pajak 9) Penegakkan hukum yang lebih tegas dan adil (tanpa pandang bulu). Untuk memperkuat pelaksanaan desentralisasi fiskal dan otonomi daerah, dalam tahun 2013, pengalihan pemungutan PBB perkotaan dan pedesaan (PBB P-
6
2) dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah yang telah dimulai sejak 2011, akan tetap dilanjutkan. Pentingnya peranan pajak dalam pembangunan tersebut menuntut perhatian dan upaya serius untuk memastikan bahwa pemerintah telah memungut pajak dengan optimal dan meredistribusikan penerimaan pajak tersebut dalam program-program
pembangunan
yang
meningkatkan
kesejahteraan
dan
mewujudkan, dan di sisi lain partisipasi warganegara dalam membayar pajak harus semakin meningkat. Untuk dapat memahami problem perpajakan Indonesia perlu dianalisis struktur perpajakan dari berbagai indikator. Jika dilihat dari tax ratio, yaitu perbandingan antara penerimaan pajak dan Produk Domestik Bruto (PDB) Tabel 1.3 Perbandingan Penerimaan Pajak terhadap PDB Uraian
2007 %thd 2008 %thd PDB PDB 3.95 4.952 491 12,42 659 13,30
PDB Penerimaan Pajak*) *) angka tax ratio Suber :Kementrian Keuangan, Tahun 2012
2009 5.614 619
%thd PDB 11.03
2010 6.253 743
%thd PDB 11.88
Rasio pajak Indonesia masih berkisar 12% terhadap PDB. Rasio ini termasuk dalam kategori rendah bila dibandingkan dengan negara-negara setara. Indonesia kini termasuk dalam kategori negara pendapatan menengah bawah (lower middle income) dan rata-rata rasio pajak pada negara dalam kategori ini adalah sebesar 19%. Kapasitas penggalian pajak di Indonesia bahkan masih lebih buruk dibandingkan rata-rata rasio pajak negara miskin (low income) yang
7
2011 7.006 11.98
mencapai 14,3%, Revenue Mobilization in Developing Countries, International Monetary Fund, 2011. Rasio penerimaan pajak Indonesia yang lebih rendah dari rata-rata negara miskin ini mengindikasikan adanya problem yang sangat besar dalam kapasitas pemungutan pajak. Akan tetapi ditinjau dari sudut pandang positif, bila persoalan tersebut dibenahi maka potensi penerimaan pajak di Indonesia sangatlah tinggi. Upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak tersebut terus dilakukan pemerintah guna terus meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang masih rendah. (Kementerian Keuangan, 2012).Dalam rangka memenuhi peraturan perpajakan, Wajib Pajak Orang Pribadi harus memahami tata cara pengisian perpajakan dengan menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri kemudian menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang, fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. Kualitas pelayanan ditentukan oleh tiga faktor yaitu kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik, hasil kualitas pelayanan. Yang dimaksud dari kualitas interaksi di atas yaitu bagaimana cara fiskus dalam mengkomunikasikan pelayanan pajak kepada wajib pajak sehingga wajib pajak puas terhadap pelayanannya. Kualitas lingkungan fisik yang dimaksud adalah bagaimana peranan kualitas lingkungan dari kantor pajak sendiri dalam melayani wajib pajak. Hasil kualitas pelayanan yang dimaksud adalah apabila pelayanan dari fiskus dapat memberikan kepuasan terhadap wajib pajak maka persepsi wajib pajak terhadap fiskus akan baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Jatmiko (2006) menunjukkan bahwa sikap WP pada pelayanan fiskus
8
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, penelitian yang dilakukan oleh Olabede (2011) menunjukkan bahwa persepsi tentang kualitas pelayanan pajak berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, Penelitian Aryobimo dan Cahyonowati, (2012) menunjukkan persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, Monika (2013) menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Selain itu, dalam melakukan pembayaran pajak, wajib pajak juga harus memperhatikan kondisi keuangan yang dimilikinya. Apabila penghasilan yang diterima telah memenuhi penghasilan kena pajak (PKP), maka wajib pajak diharuskan untuk membayar pajak dan wajib untuk melaporkan pajak penghasilan yang diterima wajib pajak ke kantor pajak. Kondisi keuangan wajib pajak akan sangat berpengaruh terhadap kepatuhan WP membayar pajak seseorang. Bloomqist (2003) mengidentifikasi bahwa tekanan keuangan merupakan salah satu sumber tekanan bagi wajib pajak dan Bloomqist juga berpendapat bahwa wajib pajak orang pribadi yang mempunyai pendapatan yang terbatas mungkin akan menghindari pembayaran pajak jika kondisi keuangan wajib pajak tersebut buruk karena pengeluaran keluarganya lebih besar dari pendapatannya. Penelitian yang dilakukan Olabede (2011) menunjukkan bahwa kondisi keuangan wajib pajak sebagai variabel moderasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Aryobimo dan Cahyonowati, (2012)
9
menunjukkan variabel kondisi keuangan wajib pajak dan preferensi risiko juga sebagai variabel moderasi dimana kondisi keuangan wajib pajak berpengaruh positif terhadap hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak. Wajib
pajak
juga
harus
dihadapkan
oleh
risiko
yang
harus
dipertimbangkan ketika wajib pajak akan melakukan kewajibannya dalam membayar pajak. Risiko yang dipertimbangkan antara lain risiko kesehatan, risiko sosial, risiko keuangan, risiko karir wajib pajak dan risiko keselamatan. Penelitian Olabede (2011) preferensi risiko juga sebagai variabel moderasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi.Apabila seorang wajib pajak mempunyai tingkat preferensi risiko yang tinggi baik risiko kesehatan, risiko keselamatan, risiko pekerjaan maka wajib pajak tersebut cenderung untuk lebih taat dalam membayar pajak, sedangkan apabila seorang wajib pajak memiliki tingkat risiko yang rendah dalam kehidupan wajib pajak itu sendiri maka wajib pajak tersebut justru cenderung untuk lebih tidak taat dalam membayar pajak. Penelitian Aryobimo dan Cahyonowati, (2012) menunjukkan variabel preferensi risiko juga berpengaruh positif terhadap hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak. Penulis tertarik untuk melakukan replikasi atas penelitian Bimo (2012). Menurut penulis obyek penelitian Aryobimo belum bisa mencerminkan kepatuhan terkait dengan kewajiban wajib pajak. Obyek penelitian terkait dengan kewajiban self assessment yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
10
wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang, kemudian menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Karena obyek pegawai tetap biasanya pajaknya dilaporkan oleh perusahaan terkait dan tidak sepenuhnya melaksanakan sistem self assessment dengan baik. Oleh karena itu penulis akan menggunakan obyek pajak yang memiliki usaha sendiri. Jika seorang obyek pajak memiliki usaha sendiri, dia akan akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan sistem self assessment tersebut.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Apakah persepsi kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan WP OP di Kota Semarang?
2.
Apakah preferensi risiko berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan WP OP di Kota Semarang?
3.
Apakah kondisi keuangan wajib pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan WP OP di Kota Semarang?
4.
Apakah kondisi keuangan wajib pajak dapat memoderasi hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus dan kepatuhan WP OP di Kota Semarang?
5.
Apakah preferensi risiko dapat memoderasi hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus dan kepatuhan WP OP di Kota Semarang?
11
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk menguji dan menganalisis persepsi kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan WP OP di Kota Semarang.
2.
Untuk menguji dan menganalisis preferensi risiko berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan WP OP di Kota Semarang.
3.
Untuk menguji dan menganalisis kondisi keuangan wajib pajak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan WP OP di Kota Semarang.
4.
Untuk menguji dan menganalisis kondisi keuangan dapat memoderasi hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus dan kepatuhan WP OP di Kota Semarang.
5.
Untuk menguji dan menganalisis preferensi risiko wajib pajak dapat memoderasi hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus dan kepatuhan WP OP di Kota Semarang.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan memberikan manfaat bagi : 1.4.1 Manfaat Teoritis Bagi pihak akademisi dan peneliti yang tertarik melakukan kajian di bidang yang sama, hasil penelitian ini diharapkan menjadi literatur bagi penelitian selanjutnya dan dapat memberikan bukti empiris dalam pengembangan teori mengenai perpajakan.
12
1.4.2 Manfaat Praktis Bagi Direktorat Jendral Pajak dan KPP Pratama, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi aparat pajak / fiskus dalam memberikan gambaran mengenai persepsi WP OP tentang kualitas pelayanan fiskus terhadap WP sehingga dapat meningkatkan kepercayaan WP terhadap fiskus.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN EMPIRIS DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pajak Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani dalam Waluyo (2009 : 2), pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. (www.uny.ac.id) Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH dalam Mardiasmo (2011 : 1), pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public savingyang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. (www.uny.ac.id) Menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R (2005), pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan
14
yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugastugasnya untuk menjalankan pemerintahan. (www.lontar.ui.ac.id). Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat. Sementara pemahaman pajak dari perspektif hukum menurut Soemitro merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu kepada negara, negara mempunyai kekuatan untuk memaksa dan uang pajak tersebut harus dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan. Dari pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus berdasarkan undang-undang sehingga menjamin adanya kepastian hukum, baik bagi fiskus sebagai pengumpul pajak maupun wajib pajak sebagai pembayar pajak. Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UndangUndang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
15
2.1.2 Wajib Pajak Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan, Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemungut pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Sebagaimana telah diketahui banyak Wajib Pajak terdaftar yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya. Oleh karena itu ada beberapa istilah seperti Wajib Pajak Efektif dan Wajib Pajak Non Efektif. Adapun pengertian Wajib Pajak Efektif adalah Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakannya, berupa memenuhi kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dan atau Tahunan sebagaimana mestinya. Sedangkan Wajib Pajak Non Efektif adalah
Wajib
Pajak
yang
tidak
memenuhi
kewajiban
perpajakannya.
Berdasarkan SuratEdaran SE-89/PJ/2009 tentang Pengawasan Penyampaian SPT Tahunan disebutkan bahwa Jumlah Wajib Pajak efektif adalah selisih antara jumlah Wajib Pajak terdaftar dengan jumlah Wajib Pajak non efektif Kewajiban Wajib Pajak: 1. Mendaftarkan diri dan meminta Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) apabila belum mempunyai NPWP. 2. Mengambil sendiri blangko Surat Pemberitahuan (SPT) dan blangko perpajakan lainnya di tempat-tempat yang ditentukan oleh DJP.
16
3. Mengisi dengan lengkap, jelas dan benar dan menandatangani sendiri SPT dan kemudian mengembalikan SPT itu kepada kantor inspeksi pajak dilengkapi dengan lampiran-lampiran. 4. Melakukan pelunasan dan melakukan pembayaran pajak yang ditentukan oleh Undang-Undang. 5. Menghitung sendiri, menetapkan besarnya jumlah dan membayar pajak dalam tahun yang sedang berjalan, sesuai dengan pajak dari tahun terakhir atau sesuai dengan SKP yang dikeluarkan oleh Direktoret Jenderal Pajak. 6. Menghitung dan menetapkan sendiri pajak yang terutang menurut cara yang ditentukan. 7. Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan-pencatatan. 8. Dalam hal terjadi pemeriksaan pajak, Wajib Pajak wajib: -
Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak atau objek yang terutang pajak.
-
Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan.
-
Memberikan keterangan yang diperlukan.
9. Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan. Hak-hak Wajib Pajak:
17
1)
Menerima tanda bukti pemasukan SPT.
2)
Mengajukan permohonan dan penundaan penyampaian SPT.
3)
Melakukan pembetulan sendiri SPT yang telah dimasukkan ke KPP.
4)
Mengajukan permohonan penundaan dan pengangsuran pembayaran pajak sesuai dengan kemampuannya.
5)
Mengajukan permohonan perhitungan atau pengembalian kelebihan pembayaran pajak serta berhak memperoleh kepastian terbitnya surat keputusan
kelebihan
pembayaran
pajak,
surat
keputusan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak. 6)
Mendapatkan kepastian batas ketetapan pajak yang terutang dan penerbitan Surat Pemberitaan.
7)
Mengajukan permohonan pembetulan salah tulis atau salah hitung atau kekeliruan yang terdapat dalam Surat Ketetapan Pajak (SKP) dalam penerapan peraturan perundang-undangan perpajakan.
8)
Mengajukan surat keberatan dan mohon kepastian terbitnya surat keputusan atas surat keberatannya.
9)
Mengajukan permohonan banding atas surat keputusan keberatan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
10) Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan pengenaan sanksi perpajakan serta pembetulan ketetapan pajak yang salah atau keliru. 11) Memberikan kuasa khusus kepada orang yang dipercaya untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya.
18
2.1.3 Fungsi Pajak Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu: 2.1.3.1 Fungsi anggaran (budgetair) Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya
ini dapat
diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak. 2.1.3.2 Fungsi mengatur (regulerend) Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak.
19
Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri. 2.1.3.3 Fungsi stabilitas Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien. 2.1.3.4 Fungsi redistribusi pendapatan Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. 2.1.4 Teori Perpajakan 2.1.4.1 Teori Atribusi (Atribution Theory) Kesediaan wajib pajak dalam membayar pajak terkait dengan sikap wajib pajak dalam membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri.Persepsi seseorang untuk membuat penilaian mengenai orang lain sangat dipengaruhi oleh kondisi internal maupun eksternal orang tersebut.Teori atribusi sangat relevan untuk menerangkan maksud tersebut diatas. Pada dasarnya, teori atribusi menyatakan bahwa bila individu– individu mengamati perilaku seseorang,mereka mencoba untuk menentukan apakah itu ditimbulkan secara internal atau eksternal (Robbins dalam Jatmiko,2006).Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang diyakini berada di bawah
20
kendali pribadi individu itu sendiri,sedangkan perilaku yang secara eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari luar,artinya individu akan terpaksa berperilaku karena situasi. Kiryanto (2000) melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan struktur pengendalian intern terhadap kepatuhan wajib pajak badan di DIY.Analisis data yang digunakan dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda.Variabel
bebas
yang
digunakan
adalah
lingkungan
pengendalian,sedangkan variabel terikat yang digunakan adalah tingkat kepatuhan wajib pajak.Hasil penelitian Kiryanto (2000) adalah bahwa semua variabel bebas yang digunakan yaitu lingkungan pengendalian,sistem akuntansi dan prosedur pengendalian baik secara parsial maupun bersama– sama memilki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. 2.1.4.2 Teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory) Teori pembelajaran sosial mengatakan bahwa seseorang dapat belajar lewat pengamatan dan pengalaman langsung (Bandura,1997) dalam Jatmiko (2006). Menurut
Bandura
(1997)
dalam
Jatmiko
(2006),proses
dalam
pembelajaran sosial meliputi : a. Proses perhatian (attentional) b. Proses penahanan (retention) c. Proses reproduksi motorik d. Proses penguatan (Reinforcement) Proses perhatian yaitu orang hanya akan belajar dari seseorang atau model,jika mereka telah megenal dan menaruh perhatian pada orang atau model
21
tersebut.Proses penahanan adalah proses mengingat tindakan suatu model setelah model tidak lagi mudah tersedia.Proses reproduksi motorik adalah proses mengubah pengamatan menjadi perbuatan.Sedangkan proses penguatan adalah proses yang mana individu–individu disediakan rangsangan positif atau ganjaran supaya berperilaku sesuai model. Teori pembelajaran sosial ini relevan untuk menjelaskan perilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak.Seseorang akan taat membayar pajak tepat pada waktunya, jika lewat pengamatan dan pengalaman langsungnya,hasil pungutan pajak itu telah memberikan kontribusi nyata pada pembangunan diwilayahnya. Seperti penelitian yang dilakukan Suyatmin (2004) yang meneliti pengaruh sikap wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di kota Surakarta.Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.Variabel bebas yang digunakan adalah sikap wajib pajak terhadap sanksi denda,sikap wajib pajak terhadap pelayanan fiskus,sikap wajib pajak terhadap kesadaran bernegara dan sikap wajib pajak terhadap pemahaman peraturan perpajakan.Variabel terikat yang digunakan adalah kepatuhan wajib pajak.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sikap wajib pajak terhadap sanksi denda,sikap wajib pajak terhadap pelayanan fiskus,sikap wajib pajak terhadap kesadaran bernegara dan sikap wajib pajak terhadap pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan.
22
2.1.4.3 Teori Motivasi Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan. Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat intrinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobinya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen-elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi. Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya factor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb
23
(faktor intrinsik). Faktor-faktor dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi: -
Prestasi (achievment)
-
Pengakuan (recognition)
-
Tanggungjawab (responsibility)
-
Kemajuan (advancement)
-
Pekerjaan itu sendiri (the work itself)
-
Kemungkinan berkembang (the possibility of growth) Pengaruh motivasi terhadap perilaku secara teoris dapat dibahas melalui
kajian struktur (content theory), dan kajian proses (process theory). Content theory menitikberatkan kepada faktor-faktor yang melekat pada individu yang dapat menimbulkan, mengarahkan, mempertahankan, dan menghentikan perilaku. Process theory, menjelaskan dan menganalisa bagaimana perilaku dimunculkan, diarahkan, dipertahankan dan dihentikan. Dari pembahasan content theory,kesediaan wajib pajak sangat terkait dengan kepentingan atau kebutuhan yang harus terpenuhi. Kebutuhan wajib pajak adalah menghitung besarnya pajak yang pantas. Pajak yang pantas adalah besarnya pajak yang secara yuridis tidak melanggar peraturan perpajakan dan secara ekonomis tidak memberatkan keuangan wajib pajak. Dari kepuasan process theory, perilaku patuh dalam membayar pajak dapat didorong dengan menciptakan peraturan yang dapat mengakomodasi dan mendinamisasi.
24
2.1.5
Kondisi Perpajakan di Indonesia Di Indonesia, sistem perpajakannya menganut self assesment system
dimana wajib pajak harus menghitung, membayar dan melaporkan besaran pajak penghasilan yang terutang secara mandiri. Terdapat Undang – Undang yang mengatur sistem perpajakan di Indonesia salah satunya UU No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). Menurut Undang – Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan. Menurut Mardiasmo (2002), self assesment system adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Dalam sistem ini mengandung pengertian bahwa wajib pajak mempunyai kewajiban untuk menghitung, membayar dan melaporkan surat pemberitahuan (SPT) secara benar, lengkap dan tepat waktu. Dalam kaitannya dengan akuntansi maka kepatuhan wajib pajak mengandung pengertian tersebut diatas. Di Indonesia, sistem dan praktik perpajakan hanya berfokus pada tercapainya target penerimaan pajak dalam APBN tanpa memperhitungkan fungsi pajak sebagai instrumen kebijakan (regulerend). Fungsiregulerend di antaranya redistribusi pendapatan dan perhatian pada sisi pengeluaran (expenditure-side) dalam bentuk program kesejahteraan (social expenditure). Di balik pujian akan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabil, Indonesia dihantui bayang-
25
bayang kemiskinan yang tak kunjung teratasi, merosotnya peringkat Indeks Pembangunan Manusia, kesenjangan sosial-ekonomi yang semakin lebar berpotensi memicu ledakan sosial, minimnya ketersediaan layanan publik, dan minimnya ketersediaan infrastruktur yang menunjang roda perekonomian, desentralisasi yang berlangsung tanpa akuntabilitas, korupsi yang semakin merajalela, birokrasi yang tak kunjung profesional, dan potensi kerusakan alam akibat eksploitasi yang tidak terkendali. Secara ringkas, ada keterputusan antara sisi penerimaan dan pengeluaran, dan pajak semakin dituntut menjadi instrumen kebijakan publik untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan rakyat. Pentingnya peranan pajak dalam pembangunan tersebut menuntut perhatian dan upaya serius untuk memastikan bahwa pemerintah telah memungut pajak dengan optimal dan meredistribusikan penerimaan pajak tersebut dalam program-program
pembangunan
yang
meningkatkan
kesejahteraan
dan
mewujudkan, dan di sisi lain partisipasi warganegara dalam membayar pajak harus semakin meningkat. Untuk dapat memahami problem perpajakan Indonesia perlu dianalisis struktur perpajakan dari berbagai indikator. Jika dilihat dari tax ratio, yaitu perbandingan antara penerimaan pajak dan Produk Domestik Bruto (PDB), penerimaan pajak cenderung stagnan dan kenaikannya bersifat inkremental.
Perbandingan Penerimaan Pajak dan PDB
26
Rasio pajak Indonesia masih berkisar 12% terhadap PDB. Rasio ini termasuk dalam kategori rendah bila dibandingkan dengan negara-negara setara. Indonesia kini termasuk dalam kategori negara pendapatan menengah bawah (lower middle income) dan rata-rata rasio pajak pada negara dalam kategori ini adalah sebesar 19%. Kapasitas penggalian pajak di Indonesia bahkan masih lebih buruk dibandingkan rata-rata rasio pajak negara miskin (low income) yang mencapai 14,3% seperti yang digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Rasio Pajak Indonesia
Rasio penerimaan pajak Indonesia yang lebih rendah dari rata-rata negara miskin ini mengindikasikan adanya problem yang sangat besar dalam kapasitas pemungutan pajak. Akan tetapi ditinjau dari sudut pandang positif, bila persoalan tersebut dibenahi maka potensi penerimaan pajak di Indonesia sangatlah tinggi.
27
2.1.6
Persepsi Wajib Pajak tentang Kualitas Pelayanan Fiskus Pelayanan adalah cara melayani (membantu, mengurus atau menyiapkan
segala keperluan yang dibutuhkan seseorang). Asubonteng, McCleary & Swan (1996) menekankan bahwa kualitas pelayanan itu penting bagi penyedia jasa karena sebagai evaluasi kualitas pelayanan yang diberikan dan tingkat kepuasan pelanggan. Oliver (1980) mengungkapkan bahwa pelanggan akan menilai kualitas pelayanan yang mereka dapatkan rendah jika kinerja tidak sesuai dengan yang mereka harapkan dan kualitas pelayanan akan meningkat jika kinerjanya sesuai dengan yang mereka inginkan. Dengan dasar asumsi tersebut, Asubonteng, et all (1996) menarik kesimpulan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan untuk pelanggan akan meningkat, kepuasan dari pelayanan yang diberikan dan niat untuk kembali menggunakan pelayanan tersebut juga akan meningkat. Seperti organisasi pemerintah lainnya, permasalahan dari kualitas pelayanan juga kritis bagi kantor pajak sejak fiskus melayani wajib pajak. Ott (1999) mengatakan tujuan dari administrasi pajak itu untuk memberikan pelayanan yang lebih kepada wajib pajak. Selain itu, pelayanan itu sendiri dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan publik baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang – undangan. Dikaitkan
dengan
pelayanan
perpajakan
maka
pelayanan
dapat
didefinisikan sebagai pelayanan dalam bentuk jasa di bidang perpajakan oleh Direktorat Jendral Pajak melalui satuan kerja yang ada dibawahnya dalam rangka
28
memenuhi ketentuan perpajakan yang telah ditetapkan dan dapat menjadi sumbangan terbesar penerimaan negara. Salah satu aspek yang menjadi peranan penting bagi fiskus yang dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak adalah aspek pelayanan terhadap wajib pajak. Tidak dapat dipungkiri bahwa pelayanan memegang kunci dalam menanamkan citra Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama kepada wajib pajak. Menurut Caro & Garcia (2007), indikator kualitas pelayanan ditentukan oleh tiga faktor yaitu kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik, hasil kualitas pelayanan. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kualitas interaksi merupakan faktor penting dimana mempunyai pengaruh yang signifikan dalam persepsi wajib pajak terhadap kualitas pelayanan secara keseluruhan (Caro & Garcia, 2007; Chen and Kao, 2009). Yang dimaksud dari kualitas interaksi di atas yaitu bagaimana cara fiskus dalam mengkomunikasikan pelayanan pajak kepada wajib pajak sehingga wajib pajak luas terhadap pelayanannya. Brady & Cronin (2001) juga berpendapat bahwa lingkungan fisik yang mana pelayanan yang diberikan fiskus juga akan mempengaruhi kepuasan dari persepsi wajib pajak terhadap kualitas pelayanan dari fiskus. Kualitas lingkungan fisik yang dimaksud adalah bagaimana peranan kualitas lingkungan dari kantor pajak sendiri dalam melayani wajib pajak. Hasil kualitas pelayanan juga merupakan peranan yang sangat penting dan dapat mempengaruhi persepsi wajib pajak terhadap kualitas pelayanan secara keseluruhan (Chen & Kao, 2009). Maksud dari hasil kualitas pelayanan yang diberikan adalah apabila pelayanan dari fiskus dapat memberikan kepuasan terhadap wajib pajak maka persepsi wajib
29
pajak terhadap fiskus akan baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian yang dilakukan (Chen & Kao, 2009) sama juga dengan penelitian dari Madhavaivah, Rao & Akthar (2008). Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak tergantung pada bagaimana petugas pajak memberikan mutu pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak. Selama ini peranan dari fiskus lebih banyak menjadi seorang pemeriksa. Padahal untuk menjaga agar wajib pajak tetap patuh terhadap kewajiban perpajakannya dibutuhkan yang lebih dari sekadar pemeriksaan (Miando Sahala L. Panggabean, 2002). Mendayagunakan SDM aparat pajak/fiskus sangat dibutuhkan guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Secara empiris hal ini telah dibuktikan oleh Loekman Sutrisno (1994) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pembayaran pajak dengan mutu pelayanan publik untuk wajib pajak di sektor perkotaan. Fiskus diharapkan memiliki kompetensi dalam arti memiliki keahlian (skill), pengetahuan (knowledge), dan pengalaman (experience) dalam hal kebijakan perpajakan. Selain itu, fiskus harus memiliki motivasi yang tinggi sebagai pelayan publik. Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan fiskus diduga dapat berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Beberapa penelitian mengenai pelayanan terhadap wajib pajak seperti James O. Olabede (2011) dan Agus Nugroho Jatmiko (2006) yang menunjukkan bahwa persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
30
2.1.7
Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (sebagaimana dikutip oleh
Kiryanto,2000), kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Sedangkan Gibson (1991) dalam Agus Nugroho Jatmiko (2006) kepatuhan adalah motivasi seseorang, kelompok atau organisasi untuk berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Perilaku patuh seseorang merupakan interaksi antara perilaku individu, kelompok dan organisasi. Dalam hal pajak, aturan yang berlaku adalah aturan perpajakan. Jadi dalam hubungannya dengan wajib pajak yang patuh, maka pengertian kepatuhan wajib pajak merupakan suatu ketaatan untuk melakukan ketentuan–ketentuan atas aturan–aturan perpajakan yang diwajibkan atau diharuskan untuk dilaksanakan. (Kiryanto, 2000). Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 235/KMK.03/2003 tanggal 3 Juni 2003, Wajib Pajak dapat ditetapkan sebagai WP patuh yang dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak apabila memenuhi semua syarat sebagai berikut : a. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT Tahunan dalam 2 (dua) tahun terakhir; b. Dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak lebih dari 3 (tiga) masa pajak untuk setiap jenis pajak berikutnya; c. SPT Masa yang terlambat itu disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian SPT Masa pajak berikutnya; d. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak :
31
1) Kecuali telah memperoleh izin untuk mengansur atau menunda pembayaran pajak; 2) Tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP yang diterbitkan untuk 2 (dua) masa pajak terakhir; e. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun; dan f. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan harus dengan pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak mempengaruhi laba rugi fiskal. Laporan audit harus: 1) Disusun dalam bentuk panjang (long form report); 2) Menyajikan rekonsiliasi laba rugi komersial dan fiskal; Dalam perpajakan, studi penelitian yang meneliti pengaruh langsung persepsi kualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak jarang dilakukan, tetapi penelitian yang dilakukan oleh Wallschutzky (1984) mengatakan bahwa tingkat kepuasan wajib pajak dengan cara mereka diperlakukan dengan baik di dalam kantor pajak oleh fiskus maka akan mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak. 2.1.8
Kondisi Keuangan Wajib Pajak Dari ketidakkonsistenan penelitian yang meneliti hubungan antara
kepatuhan wajib pajak dengan beberapa variabel yang dipengaruhi khususnya faktor deteren (Dubin, Gratze & Wilde, 1988), penelitian yang menyatakan bahwa hubungannya mungkin dapat dimoderasi oleh beberapa variabel seperti kondisi
32
keuangan. Ada beberapa penelitian lain yang menunjukkan bahwa kondisi keuangan seseorang dan kewajiban keluarganya dapat memoderasi hubungan komitmen dan kinerja seseorang (Brett, Cron & Slocum, 1995). Implikasinya bahwa beban keluarga yang menjadi tanggung jawab seseorang mungkin dapat memoderasi komitmen dari seseorang untuk melunasi kewajibannya termasuk pembayaran pajak penghasilan. Oleh karena itu, kondisi keuangan seseorang mungkin secara positif mempengaruhi kemauannya untuk memenuhi ketentuan pajaknya terlepas dari hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan pajak dengan kepatuhan wajib pajak. Torgler (2003) berpendapat bahwa seseorang yang mengalami kesulitan keuangan akan merasa tertekan ketika mereka diharuskan membayar kewajibannya termasuk pajak. Bloomqist (2003) mengidentifikasi bahwa tekanan keuangan sebagai salah satu sumber tekanan bagi wajib pajak dan Bloomqist juga berpendapat bahwa wajib pajak orang pribadi yang mempunyai pendapatan yang terbatas mungkin akan menghindari pembayaran pajak jika kondisi keuangan wajib pajak tersebut buruk karena pengeluaran keluarganya lebih besar dari pendapatannya. 2.1.9. Preferensi Risiko Preferensi risiko merupakan salah satu karakteristik seseorang dimana akan mempengaruhi perilakunya (Sitkin & Pablo, 1992). Makna dari preferensi atau selera adalah sebuah konsep yang digunakan pada ilmu sosial khususnya ilmu ekonomi. Ini mengasumsikan pilihan ralitas atau imajiner antara alternatif – alternatif dan kemungkinan dari pemeringkatan alternatif tersebut. Dalam
33
konseptual preferensi risiko terdapat tiga cakupan yaitu menghindari risiko, netral dalam menghadapi risiko, dan suka mencari risiko. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa perilaku wajib pajak dalam menghadapi risiko tidak dapat dianggap remeh dalam kaitannya dengan kepatuhan ( Alm & Torgler, 2006; Torgler, 2003). Torgler (2003) menyampaikan bahwa keputusan seorang wajib pajak dapat dipengaruhi oleh perilakunya terhadap risiko yang dihadapi. Preferensi risiko seseorang merupakan salah satu komponen dari beberapa teori yang berhubungan dengan pengambilan keputusan termasuk kepatuhan pajak seperti teori harapan kepuasan dan teori prospek. Dasar teoritis yang tepat untuk memoderasi preferensi risiko dalam hubungan antara kepatuhan pajak dengan kualitas pelayanan fiskus terdapat dalam teori prospek. Teori ini menerangkan bahwa ketika wajib pajak mempunyai tingkat risiko yang tinggi maka akan dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Oleh karena itu, ketika kepatuhan pajak memiliki hubungan yang kuat dengan preferensi risiko maka tingkat kepatuhan wajib pajak akan rendah artinya wajib pajak memiliki berbagai risiko yang tinggi akan dapat menurunkan tingkat kepatuhan wajib pajak. 2.2 Review Penelitian Terdahulu Review Penelitian Terdahulu dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1.
James O. Olabede (2011) melakukan penelitian mengenai pengaruh persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak dengan di moderasi oleh kondisi keuangan wajib pajak dan preferensi risiko yang dihadapi. Objek penelitian ini di negara berkembang Nigeria. Variabel dependen yang digunakan kepatuhan wajib pajak. Variabel independen yang digunakan adalah persepsi kualitas pelayanan fiskus. Hasil penelitian James O. Olabede (2011) 34
adalah persepsi tentang kualitas pelayanan pajak berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, sedangkan kondisi keuangan wajib pajak sebagai variabel moderasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi; preferensi risiko juga sebagai variabel moderasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Selain itu, gabungan antara kondisi keuangan wajib pajak dan preferensi risiko dalam memoderasi hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi berpengaruh positif dan signifikan.
2.
Jatmiko (2006) melakukan penelitian mengenai pengaruh sikap WP pada pelaksanaan sanksi denda, pelayanan fiskus, dan kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada WP OP di Kota Semarang. Analisis data yang digunakan dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda. Variabel bebas yang digunakan adalah sikap WP terhadap pelaksanaan sanksi denda, sikap WP terhadap pelayanan fiskus, sikap WP terhadap kesadaran perpajakan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WP OP) di Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas yang digunakan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan WP OP di Kota Semarang.
3.
Aryobimo, (2012) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh Persepsi Wajib Pajak tentang Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib
35
Pajak dengan Kondisi Keuangan Wajib Pajak dan Preferensi Risiko sebagai Variabel Moderating studi kasus pada WP di kota Semarang dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Dari tiga variabel independen maka dapat diketahui bahwa persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus, kondisi keuangan wajib pajak dan preferensi risiko terbukti berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini berarti persepsi wajib pajak yang baik tentang kualitas pelayanan fiskus, kondisi keuangan wajib pajak yang tinggi dan tingkat risiko yang dimiliki wajib pajak tinggi maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Selain itu, variabel kondisi keuangan wajib pajak dan preferensi risiko juga sebagai variabel moderasi dimana kondisi keuangan wajib pajak berpengaruh positif terhadap hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak. Hal ini berarti bahwa apabila kondisi keuangan wajib pajak tinggi dan persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus baik maka kepatuhan wajib pajak akan tinggi pula. Variabel preferensi risiko juga berpengaruh positif terhadap hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak. Hal ini berarti bahwa apabila risiko yang dimiliki oleh wajib pajak tinggi dan persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus baik maka akan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. 4.
Monika, (2013) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh kondisi keuangan wajib pajak terhadap hubungan antara persepsi wajib pajak tentang
36
kualitas pelayanan fiskus
dengan kepatuhan wajib pajak
(studi empiris
terhadap WPOP di kota Bukittinggi) hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Kondisi keuangan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak.
5.
Review penelitian terdahulu diatas, diperingkas dalam tabel sebagai berikut : Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu
No 1
Nama Peneliti/ Objek Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian tahun James O. Objek penelitian ini Variabel Dependen Persepsi tentang Olabede (2011) di negara berkembang Kepatuhan Wajib kualitas pelayanan Nigeria. Pajak. fiskus berpengaruh secara signifikan dan Variabel positif terhadap Independen : kepatuhan wajib Persepsi Kualitas pajak orang pribadi, dan Pelayanan Kondisi keuangan Fiskus. wajib pajak sebagai variabel moderasi Variabel Moderasi : berpengaruh positif Kondisi keuangan tetapi tidak signifikan WP terhadap hubungan Preferensi Risiko antara persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi; Preferensi risiko berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
37
2
Jatmiko (2006)
Objek penelitian ini pada WP OP di Kota Semarang
3
Aryobimo, (2012)
Objek penelitian pada WP di kota Semarang
38
Variabel Dependen Sikap WP terhadap Kepatuhan Wajib pelaksanaan sanksi Pajak. denda, sikap WP terhadap pelayanan Variabel fiskus, sikap WP Independen berpengaruh secara 1. Sikap WP pada positif dan signifikan pelaksanaan terhadap tingkat sanksi denda,. kepatuhan WP OP di 2. Pelayanan Kota Semarang. fiskus 3. Kesadaran perpajakan Variabel Dependen Persepsi wajib pajak Kepatuhan Wajib tentang kualitas Pajak. pelayanan fiskus, kondisi keuangan Variabel wajib pajak dan Independen : preferensi risiko Persepsi terbukti berpengaruh tentangkualitas positif terhadap pelayanan fiskus kepatuhan wajib Variabel Moderasi pajak. Variabel 1. Kondisi kondisi keuangan keuangan WP wajib pajak dan 2. Preferensi Risiko preferensi risiko juga sebagai variabel moderasi dimana kondisi keuangan wajib pajak berpengaruh positif terhadap hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak. Variabel preferensi risiko berpengaruh negatif terhadap hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib
pajak. 4
Monika (2013)
Objek penelitian pada WPOP di Kota Bukittinggi
Variabel Dependen Persepsi wajib pajak Kepatuhan Wajib tentang kualitas Pajak. pelayanan fiskus berpengaruh Variabel signifikan positif Independen : terhadap kepatuhan wajib pajak. Kondisi Persepsi keuangan wajib pajak tentangkualitas tidak berpengaruh pelayanan fiskus Variabel Moderasi : terhadap hubungan Kondisi keuangan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas WP pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis Kepatuhan
wajib
pajak
merupakan
aspek
yang
penting
dalam
meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak. Dengan kualitas pelayanan dari fiskus yang baik maka akan mendorong para wajib pajak untuk melakukan kewajibannya dalam membayar pajak. Apabila wajib pajak yang patuh dalam membayar dan melaporkan SPT terus meningkat maka akan semakin meningkatkan rasio kepatuhan pajak sehingga berpengaruh kepada pendapatan negara dari sektor pajak. Selain itu terdapat faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini disebut sebagai variabel moderating. Variabel moderating dalam penelitian ini adalah kondisi keuangan wajib pajak dan preferensi risiko. Kondisi keuangan wajib pajak merupakan tingkat kepuasan wajib pajak terhadap kondisi keuangan wajib pajak itu sendiri,
39
sedangkan preferensi risiko dalam penelitian ini adalah risiko yang akan dipertimbangkan oleh wajib pajak ketika wajib pajak tersebut akan melakukan kewajibannya dalam membayar pajak. Hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dengan kepatuhan mungkin menjadi moderat bagi faktor – faktor lain. Interaksi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah interaksi antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak, kemudian interaksi antara kondisi keuangan wajib pajak dengan kepatuhan wajib pajak. Yang ketiga akan membahas mengenai interaksi antara preferensi risiko dengan kepatuhan wajib pajak, kemudian membahas mengenai interaksi kondisi keuangan wajib pajak dalam mempengaruhi hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak. Dan yang terakhir akan membahas mengenai interaksi variabel preferensi risiko dalam mempengaruhi hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak.
2.4 Pengembangan Hipotesis Atas dasar kerangka pemikiran teoritis diatas, maka hipotesis yang akan dikembangkan dan akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 2.4.1
Persepsi Tentang Kualitas Pelayanan Fiskus & Kepatuhan WP Caro & Garcia (2007) menunjukkan bahwa indikator kualitas pelayanan
ditentukan oleh tiga faktor yaitu kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik, hasil kualitas pelayanan. Yang dimaksud dari kualitas interaksi di atas yaitu bagaimana cara fiskus dalam mengkomunikasikan pelayanan pajak kepada wajib pajak
40
sehingga wajib pajak puas terhadap pelayanannya. Kualitas lingkungan fisik yang dimaksud adalah bagaimana peranan kualitas lingkungan dari kantor pajak sendiri dalam melayani wajib pajak. Hasil kualitas pelayanan yang dimaksud adalah apabila pelayanan dari fiskus dapat memberikan kepuasan terhadap wajib pajak maka persepsi wajib pajak terhadap fiskus akan baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian Aryobimo (2012) menunjukkan bahwa persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Oleh karena itu, apabila persepsi wajib pajak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh fiskus maka wajib pajak tersebut akan taat membayar pajak dan kepatuhan wajib pajak di suatu negara akan meningkat. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut : H1 : Persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WP OP).
2.4.2
Preferensi Risiko & Kepatuhan Wajib Pajak Torgler (2003) menyampaikan bahwa keputusan seorang wajib pajak
dapat dipengaruhi oleh perilakunya terhadap risiko yang dihadapi. Preferensi risiko seseorang merupakan salah satu komponen dari beberapa teori yang berhubungan dengan pengambil keputusan termasuk teori kepatuhan pajak seperti teori rasionalitas dan teori prospek. Dasar teori yang digunakan preferensi risiko dalam mempengaruhi kepatuhan wajib pajak pajak adalah teori prospek. Penelitian dari Olabede (2011) menggunakan teori prospek untuk meneliti pengaruh preferensi risiko terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hasil
41
penelitian Olabede (2011) dengan Aryobimo (2012) menunjukkan bahwa preferensi risiko berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pibadi. Selain itu, penelitian yang dilakukan Hite & McGill (1992) kemudian diperkuat oleh penelitian Alm & Torgler (2006) yang mengungkapkan bahwa perilaku wajib pajak dalam menghadapi risiko tidak dapat diartikan bahwa wajib pajak tersebut tidak akan memenuhi kewajiban pajaknya. Apabila seorang wajib pajak mempunyai tingkat preferensi risiko yang tinggi baik risiko kesehatan, risiko keselamatan, risiko pekerjaan maka wajib pajak tersebut cenderung untuk lebih taat dalam membayar pajak, sedangkan apabila seorang wajib pajak memiliki tingkat risiko yang rendah dalam kehidupan wajib pajak itu sendiri maka wajib pajak tersebut justru cenderung untuk lebih tidak taat dalam membayar pajak. Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa preferensi risiko yang dihadapi oleh wajib pajak diduga dapat berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. H2 : Preferensi risiko berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WP OP)
2.4.3
Kondisi Keuangan Wajib Pajak & Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Torgler (2003) berpendapat bahwa seseorang yang mengalami kesulitan
keuangan
akan
merasa
tertekan
ketika
mereka
diharuskan
membayar
kewajibannya termasuk pajak. Bloomqist (2003) mengidentifikasi bahwa tekanan keuangan merupakan salah satu sumber tekanan bagi wajib pajak dan Bloomqist juga berpendapat bahwa wajib pajak orang pribadi yang mempunyai pendapatan
42
yang terbatas mungkin akan menghindari pembayaran pajak jika kondisi keuangan wajib pajak tersebut buruk karena pengeluaran keluarganya lebih besar dari pendapatannya. Penelitian yang dilakukan oleh
Aryobimo (2012)
menunjukkan bahwa kondisi keuangan wajib pajak berpengaruh positif tehadap tingkat kepatuhan wajib pajak di kota Semarang. Oleh karena itu, apabila seorang wajib pajak berada pada posisi kondisi keuangan yang rendah maka memiliki kecenderungan lebih untuk tidak taat dalam membayar kewajiban pajaknya dibandingkan jika wajib pajak berada pada kondisi keuangan yang baik. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kondisi keuangan seorang wajib pajak diduga akan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H3 : Kondisi Keuangan Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP). 2.4.4
Kondisi Keuangan Wajib Pajak, Persepsi Tentang Kualitas Pelayanan Fiskus & Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Ada indikasi dalam penelitian – penelitian mengenai perilaku bahwa
kondisi keuangan seseorang dan kewajibannya memoderasi hubungan komitmen orang tersebut dan kinerja (Brett, Cron & Slocum, 1995; Mathieu & Zajac, 1990). Secara empiris, beberapa penelitian mendukung pengaruh moderasi dari kondisi keuangan dalam perilaku seseorang (Brett et al 1995; Doran, Stone, Brief & George, 1991). Maksudnya beban keuangan mungkin dapat mempengaruhi komitmen seseorang untuk menbebaskan kewajibannya termasuk utang pajak. Pengertian pengaruh moderasi kondisi keuangan seseorang terhadap kepatuhan pajak dan faktor penentu lainnya mungkin lebih jelas apabila diterapkan dalam
43
negara berkembang seperti Nigeria dan Indonesia (Brett et al, 1995). Hasil penelitian yang dilakukan Aryobimo (2012) menunjukkan bahwa variabel moderasi kondisi keuangan wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan dalam hubungan antara persepsi kualitas pelayanan fiskus dan kepatuhan wajib pajak. Oleh karena itu, ketika kondisi keuangan wajib pajak baik dan persepsi wajib pajak mengenai kualitas pelayanan fiskus tinggi, maka tingkat kepatuhan wajib pajak cenderung akan meningkat. Sebaliknya, apabila kondisi keuangan wajib pajak dan persepsi wajib pajak mengenai kualitas pelayanan fiskus rendah maka tingkat kepatuhan wajib pajak cenderung akan turun. Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa kondisi keuangan wajib pajak diduga dapat berpengaruh terhadap hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. H4 : Kondisi Keuangan Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap hubungan antara Persepsi Tentang Pelayanan Fiskus dengan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP). 2.4.5
Preferensi Risiko, Persepsi Tentang Kualitas Pelayanan Fiskus & Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Apabila seorang wajib pajak mempunyai tingkat preferensi risiko yang
tinggi baik risiko kesehatan, risiko keselamatan, risiko pekerjaan maka wajib pajak tersebut cenderung untuk lebih tidak taat dalam membayar pajak, sedangkan apabila seorang wajib pajak memiliki tingkat risiko yang rendah dalam kehidupan wajib pajak itu sendiri maka wajib pajak tersebut cenderung untuk lebih taat dalam membayar pajak. Hasil Aryobimo (2012) menunjukkan bahwa preferensi risiko berpengaruh positif dan signifikan dalam memoderasi hubungan antara persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus dan kepatuhan wajib pajak. Oleh 44
karena itu, ketika seorang wajib pajak mempunyai tingkat preferensi risiko yang tinggi baik risiko kesehatan, risiko pekerjaan maka hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus buruk dan kepatuhan wajib pajak lemah atau wajib pajak tersebut cenderung untuk lebih tidak taat dalam membayar pajak, sedangkan apabila seorang wajib pajak memiliki tingkat risiko yang rendah maka hubungan antara persepsi wajib pajak mengenai kualitas pelayanan fiskus tinggi maka wajib pajak tersebut cenderung untuk lebih taat dalam membayar pajak sehingga tingkat kepatuhan wajib pajak akan meningkat. Dari uraian di atas maka penelitian ini untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan dari variabel moderasi preferensi risiko terhadap hubungan antara persepsi tentang pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak. Selain itu, juga apakah hubungan antara preferensi risiko dengan persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus positif atau negatif. Oleh karena itu, preferensi risiko yang dihadapi oleh wajib pajak diduga berpengaruh negatif terhadap hubungan antara persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus dan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. H5 :
Preferensi Risiko berpengaruh negatif terhadap hubungan antara Persepsi Tentang Pelayanan Fiskus dengan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP).
45
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut : Preferensi Risiko
Persepsi tentang Kualitas Pelayanan Fiskus
Kepatuhan Wajib Pajak
Kondisi Keuangan Wajib Pajak Gambar 2.2 Model Penelitian
46
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1.
Populasi Uma Sekaran (2006:121) menyatakan populasi mengacu pada keseluruhan
kelompok orang,kejadian,atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi adalah seluruh kumpulan dari elemen–elemen yang akan dibuat kesimpulan. Sedangkan elemen (unsur) adalah subjek dimana pengukuran akan dilakukan. Besarnya populasi yang akan digunakan dalam suatu penelitian tergantung pada jangkauan kesimpulan yang akan dibuat atau dihasilkan. 2.
Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi.Sampel terdiri atas jumlah anggota
yang dipilih dari populasi (Uma Sekaran,2006:123). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan non probability sampling yaitu convenience sampling.Convenience sampling adalah sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan. 3.2
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer. Data
primer merupakan data yang berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory, 1996) dalam Jatmiko (2006).Sumber data primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari wajib pajak orang pribadi yang melakukan
47
kegiatan usaha dan masih aktif melakukan kewajiban perpajakan di Kota Semarang.Data ini berupa kuesioner yang telah diisi oleh wajib pajak orang pribadi yang menjadi responden terpilih dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data primer yang dipakai adalah metode kuesioner.Sejumlah pertanyaan diajukan kepada responden dan kemudian responden diminta menjawab sesuai dengan pendapat mereka.Untuk mengukur pendapat responden digunakan skala lima angka yaitu mulai angka 5 untuk pendapat sangat setuju (SS) dan angka 1 untuk sangat tidak setuju (STS).Perinciannya adalah sebagai berikut: Angka 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) Angka 2 = Tidak Setuju (TS) Angka 3 = Netral (N) Angka 4 = Setuju (S) Angka 5 = Sangat Setuju (SS) 3.3
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui kuesioner yang berupa angket. Jenis kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup dalam penelitian adalah pertanyaan – pertanyaan yang harus dipilih oleh responden dari berbagai pilihan jawaban yang tersedia. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience sampling. Dalam pengambilan sampel berdasarkan akses yang dapat dijangkau oleh peneliti dalam menyebarkan kuisioner.
48
3.4
Definisi Konsep dan Definisi Operasional
3.4.1
Definisi Konsep Penelitian ini terdiri atas 3 variabel utama yaitu satu variabel independen,
satu variabel dependen dan dua variabel moderating. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah persepsi kualitas tentang pelayanan fiskus, variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak, sedangkan variabel moderating dalam penelitian ini adalah kondisi keuangan wajib pajak dan preferensi risiko. 3.4.2
Definisi Operasional Definisi operasional variabel didasarkan pada beberapa sumber atau
referensi yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel penelitian ini menggunakan skala likert lima poin. 3.4.2.1 Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Nasucha (2004), kepatuhan wajib pajak dapat diidentifikasi dari kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Kepatuhan wajib pajak diukur dengan bagaimana wajib pajak dalam mematuhi hukum pajak yang berlaku (Chatopadhyay & DasGupta, 2002; Franzoni, 2000) dalam Aryobimo (2012) dan juga diperkenalkan oleh (Kiryanto, 2000; Jatmiko, 2006) dengan indikatornya : a. Menyampaikan laporan pajak penghasilan dengan benar dan tepat waktu b. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar
49
c. Melakukan pelaporan SPT ke kantor pajak tepat waktu d. Melakukan pembayaran pajak sesuai dengan besaran pajak yang terutang dan tepat waktu Keempat item di atas merupakan indikator yang digunakan sebagai dasar pengukuran kepatuhan wajib pajak. Variabel – variabel diatas diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin mulai dari sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju. 3.4.2.2 Persepsi Tentang Kualitas Pelayanan Fiskus Definisi persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus menurut Brady & Cronin (2001) dalam Aryobimo (2012) sebagai penilaian atau perilaku dari wajib pajak yang berhubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh fiskus di dalam kantor pajak kepada wajib pajak. Persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus diukur dengan menggunakan pertanyaan dalam bentuk kuisioner dimana responden diberikan pertanyaan – pertanyaan berhubungan dengan tiga (3) dimensi dari persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan fiskus antara lain kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik, hasil kualitas pelayanan. Ke-24 pertanyaan itu merupakan indikator – indikator yang digunakan sebagai dasar pengukuran persepsi wajib pajak tentang kualitas pelayanan. Indikator itu antara lain: jumlah fiskus yang baik, perilaku fiskus, respon fiskus dalam pelayanan, pemahaman kebutuhan oleh fiskus, jumlah fiskus di kantor pajak, pemahaman fiskus tentang SPT, kenyamanan lingkungan kantor pajak, keunggulan suasana kantor pajak dari beberapa kantor birokrasi pemerintah, pentingnya lingkungan fisik kantor pajak, pentingnya tata ruang kantor pajak, kebutuhan wajib pajak
50
terkait penataan tata ruang, desain fasilitas kantor pajak, penilaian fiskus oleh wajib pajak, pelayanan fiskus terhadap perlindungan wajib pajak, lingkungan kantor pajak yang terbaik, bangunan kantor pajak yang modern, kepastian waktu tunggu kantor pajak, pengefesiensian waktu tunggu oleh fiskus, pemahamam waktu tunggu oleh fiskus, fasilitas modern kantor pajak, pengetahuan fiskus tentang pelayanan, pengetahuan di kantor pajak, pemahaman kebutuhan wajib pajak oleh fiskus, penyediaan pelayanan dan kualitas oleh fiskus. Indikator pertanyaan di atas merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh James O. Olabede (2011) dalam Aryobimo (2012) dan diukur dengan menggunakan skala likert lima poin mulai dari sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju. 3.4.2.3 Kondisi Keuangan Wajib Pajak Definisi kondisi keuangan wajb pajak adalah tingkat kepuasan wajib pajak terhadap kondisi keuangan wajib pajak itu sendiri dan keluarganya ( Lago-Penas, 2009; Torgler, 2003). Torgler (2007) mengungkapkan bahwa kondisi keuangan wajib pajak diukur secara pasti dengan menggunakan pilihan “puas” atau “tidak puas” dan diukur dengan skala likert lima poin dimana jawaban sangat setuju dan setuju menjelaskan bahwa wajib pajak puas terhadap kondisi keuangan wajib pajak itu sendiri, sedangkan jawaban sangat tidak setuju dan tidak setuju menjelaskan bahwa wajib pajak tidak puas terhadap kondisi keuangan wajib pajak itu sendiri.
51
3.4.2.4 Preferensi Risiko Preferensi risiko sebagai variabel moderasi dan secara operasional didefinisikan sebagai risiko atau peluang yang akan dipertimbangkan oleh wajib pajak yang menjadi prioritas utama diantara yang lainnya dari berbagai pilihan yang tersedia (Atkins, Godfarb, Kerps, Rogers, Schoolman & Van Odrop, 2005; Guthrine, 2003) dalam Aryobimo (2012). Penelitian ini mengukur preferensi umum wajib pajak dengan mengambil risiko keuangan, risiko kesehatan, risiko sosial, risiko pekerjaan dan risiko keselamatan (Nicholson, Soane, FentonO’Creevy, & William, 2005) dalam Aryobimo (2012). Risiko keuangan misalnya : main judi, risiko berinvestasi, risiko berwirausaha; risiko kesehatan misalnya : merokok, diet buruk, komsumsi alkohol berlebihan; risiko sosial misalnya : Pemilu, Perubahan Kebijakan Pemerintah; risiko pekerjaan misalnya : PHK; risiko keselamatan misalnya : tidak menggunakan sabuk keselamatan dalam mengendarai mobil, tidak menggunakan helm ketika naik motor. Pengukuran risiko–risiko diatas dijelaskan dalam penelitian Nicholson, Soane, FentonO’Creevy, & William (2005) dalam Aryobimo (2012). 3.5
Metode Analisis Data Untuk mengidentifikasi ada tidaknya variabel moderator dalam penelitian
ini menggunakan metode Moderated Regression Analysis (MRA). Metode ini menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sample dan memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderator. Data penelitian yang akan dianalisis menggunakan alat analisis yang terdiri dari :
52
3.5.1
Uji Kualitas Data Menurut Hair et all, (1996) kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan
instrumen penelitian dapat dievaluasi dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrument. 3.5.2
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Untuk menguji apakah konstruk (variabel yang tidak dapat diukur secara
langsung, tetapi dibentuk melalui dimensi–dimensi atau indikator–indikator yang diamati) yang telah dirumuskan reliabel dan valid, maka perlu dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas. 3.5.2.1 Uji Validitas Adalah suatu taraf dimana alat pengukur dapat mengukur variabel-variabel yang harus diukur. Kuesioner merupakan suatu alat yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai instrument penting yang harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Uji validitas digunakan dengan cara menguji korelasi antara skor item dengan skor total masing-masing variabel. Secara statistik angka korelasi bagian total yang diperoleh harus dibandingkan dalam angka tabel r produk moment. Apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka semua indikator tersebut dikatakan ”valid”. Namun sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka semua indikator pertanyaan tersebut dikatakan ”tidak valid”. (Ghozali, 2006).
53
3.5.2.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.Untuk mengetahui apakah alat ukur reliabel atau tidak, diuji dengan menggunakan metode Cronbach Alpha. Sebuah instrumen dianggap telahmemiliki tingkat keandalan yang dapat diterima, jika nilai koefisien reliabilitas yang terukur adalah lebih besar atau sama dengan 0,60(Ghozali, 2006). 3.5.3
Uji Normalitas Uji Normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi kedua variabel yang ada yaitu variabel bebas dan terikat mempunyai distribusi data yang normal (Ghozali, 2006). Alat analisis yang digunakan uji ini adalah uji Kolmogrov – Smirnov. Alat uji ini digunakan untuk memberikan angka – angka yang lebih detail untuk menguatkan apakah terjadi normalitas atau tidak dari data – data yang digunakan. Normalitas terjadi apabila hasil dari uji Kolmogrov – Smirnov lebih dari 0,05 (Ghozali, 2006). 3.5.4
Uji Asumsi Klasik
3.5.4.1 Uji Multikolonearitas Uji Multikolonearitas untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji Multikolonearitas data dapat dilihat dari besarnya nilai VIF (Variation Inflation Factor) dan nilai toleransi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
54
variabel independen atau tidak terjadi multikolonearitas. Sedangkan, jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi ( R2 di atas 0,90 ) maka hal ini mengidentifikasikan adanya multikolonearitas. 3.5.4.2 Uji Heteroskedastisitas Uji Heterokedastisitas berarti variasi (varians)variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas, kesalahan yang terjadi tidak random (acak), tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas.Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003) dengan persamaan regresi: | Ut| = α + βXt + vt Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi Heterokedastisitas. 3.5.5 Uji Hipotesis Dalam menganalisis hipotesis dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis (MRA) atau disebut Uji Interaksi. Alasan menggunakan uji interaksi ini adalah adanya variabel moderating dalam penelitian ini. Selain itu, uji analisis ini juga direkomendasikan oleh penelitian terdahulu dari Darrow & Kahl (1982), and Hair, Black, Babin & Anderson (2010). Dalam uji hipotesis penelitian ini dibagi ke dalam tiga model regresi.
55
Model 1 dimana variabel dependen yaitu Kepatuhan Wajib Pajak diregresikan ke dalam variabel Persepsi Wajib Pajak tentang Kualitas Pelayanan Fiskus, Preferensi Risiko, dan Kondisi Keuangan WP. Persamaan matematis dalam model 1 sebagai berikut : KWP = a + b1PWP + b2PR + b3KKWP + e ......................(1) Keterangan dari persamaan diatas sebagai berikut : KWP
= Kepatuhan Wajib Pajak,
PWP
= Persepsi Wajib Pajak tentang Kualitas Pelayanan Fiskus,
PR
= Preferensi Risiko,
KKWP
= Kondisi Keuangan Wajib Pajak.
Model 2 dimana dalam model ini terdapat variabel moderating yaitu Kondisi Keuangan Wajib Pajak dimana variabel dependen diregresikan ke dalam variabel independen, variabel moderating dan hasil perkalian dari variabel independen dan moderating. Persamaan matematis dalam model 2 sebagai berikut KWP = a + b1PWP + b2KKWP + b3 |PWP-KKWP|+ e ......(2) Model 3 dimana variabel moderating dalam model ini adalah Preferensi Risiko. Langkah – langkah dalam model ini adalah variabel dependen diregresikan ke dalam variabel independen, variabel moderating dan hasil perkalian antara variabel independen dan variabel moderating. Persamaan matematis dalam model 3 sebagai berikut : KWP = a + b1PWP + b2PR + b3 |PWP-PR|+ e ......(3) Selain itu, uji hipotesis juga dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi (uji statistik F) dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik 56
t). Uji statistik F untuk menguji apakah semua variabel bebas / independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama – sama terhadap variabel terikat / dependen. Uji statistik t untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas / independen secara individual dapat menerangkan variabel dependen/terikat. 3.5.6 Uji Model 3.5.6.1 Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F) Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen. Uji F dapat dilakukan dengan melihat nilai F lebih besar dari 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. 3.5.6.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variabel – variabel amat terbatas. Nilai yang mendeteksi satu berarti variabel – variabel independen memberi hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk mendeteksi variasi variabel dependen (Imam Ghozali, 2006). Koefisien determinasi memiliki kelemahan yang mendasar yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang telah dimasukkan kedalam model, dimana setiap tambahan satu variabel
57
independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu penulis menggunakan nilai Adjusted R2. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model regresi.
58
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Populasi dan Sampel Uma Sekaran (2006:121) menyatakan populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang mempunyai usaha. Penyebaran kuesioner untuk 5 KPP Kota Semarang dibagi secara rata-rata (stratified) masing – masing sebanyak 20 buah kuesioner. No 1 2 3 4 5
Kantor KPP Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Timur Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Tengah 2 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Barat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Selatan KPP Pratama Semarang Candisari
Alamat Jl. Ki Mangun Sarkoro No 34 Semarang Jl. Pemuda No 1B Semarang
Jl. Pemuda No 1 Semarang Jl. Puri Anjasmoro Blok F1 No 12 Semarang 50254 Jl. Setiabudi No.3 Semarang
Jumlah sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus Slovin:
n
N 1 Ne 2
Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
59
e = Tingkat kesalahan (error) maksimum yang masih dapat ditoleransi 10% atau 0,1 Dari rumus tersebut dapat, kecukupan sampel yang baik dalam yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 41.173 n= 1 + 41.173 x (0,12) = 99,75 dibulatkan 100 responden
Peneliti membagikan kuesioner kepada wajib pajak yang sedang membayar pajak di kantor KPP, kemudian peneliti memberikan arahan bagaimana cara mengisi kuesioner, sehingga semua kuesioner dapat terisi dengan baik dan tidak ada yang rusak. Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuesioner Keterangan Kuesioner disebar Kuesioner tidak kembali Kuesioner kembali Data diolah
Jumlah 100 0 100 100
Penyebaran kuesioner untuk 5 KPP Kota Semarang yaitu KPP Pratama Semarang Timur, KPP Pratama Semarang Tengah 2, KPP Pratama Semarang Barat , KPP Pratama Semarang Selatan, KPP Pratama Semarang Candisari masing-masing 20 buah kuesioner.
60
4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan penyebaran kuesioner di 5 KPP Kota Semarang, dijabarkan identitas responden berikut ini : Tabel 4.2 Gambaran Responden No 1.
2.
No 3.
4.
5.
Keterangan
Jumlah
Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
58 42
Umur : a. 23 – 35 Tahun b. 36 - 45 Tahun c. 46 – 55 Tahun d. > 55 Tahun Keterangan Pendapatan: a. 1 – 5 Juta Rupiah b. 6 – 10 Juta Rupiah c. 11 – 15 Juta Rupiah d. > 16 Juta Rupiah
57 21 21 1 Jumlah 6 55 37 2
Jenis Usaha : a. Jasa b. Dagang c. Industri
59 32 9
Lama NPWP a. 3 – 5 tahun b. 6 – 8 tahun c. 9 – 11 tahun > 11 tahun
24 57 18 1
61
4.3 Analisa Data 4.3.1 Statistik Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui penyebaran data dari nilainilai variabel dalam penelitian. Adapun analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Analisis Diskriptif Descriptive Statistics
N Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP (X1) Preferensi Risiko / PR (X2) Kondisi Keuangan Wajib Pajak / KKWP (X3) Kepatuhan Wajib Pajak Valid N (listwise)
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
100
2.29
4.71
3.9251
.43277
100
2.20
4.80
3.6740
.57325
100
2.00
5.00
3.4550
.78847
100
2.75
5.00
4.3750
.47073
100
Sumber : Lampiran 1 Halaman 6 Adapun penjelasan dari tabel diatas adalah sebagai berikut : 1. Kualitas Pelayanan Fiskus Variabel Kualitas Pelayanan Fiskus rata-rata sebesar 3,9251 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab setuju berkaitan dengan variabel Kualitas Pelayanan Fiskus . Nilai minimum variabel Kualitas Pelayanan Fiskus
adalah 2,29 artinya terdapat responden yang
menjawab tidak setuju untuk pernyataan yang berkaitan dengan Kualitas Pelayanan Fiskus. Sementara nilai maksimum variabel Kualitas Pelayanan Fiskus sebesar 4,71 artinya terdapat responden yang menjawab sangat setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Kualitas Pelayanan Fiskus .
62
2. Preferensi Risiko Variabel Preferensi Risiko rata-rata sebesar 3,674 hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab setuju berkaitan dengan variabel Preferensi Risiko. Nilai minimum variabel Preferensi Risiko adalah 2,20 artinya terdapat responden yang menjawab tidak setuju untuk pernyataan yang berkaitan dengan Preferensi Risiko. Sementara nilai maksimum variabel Preferensi Risiko sebesar 4,80 artinya terdapat responden yang menjawab sangat setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Preferensi Risiko. 3. Kondisi Keuangan Wajib Pajak Variabel Kondisi Keuangan Wajib Pajak rata-rata sebesar 3,455 hal ini menunjukan
bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab setuju
berkaitan dengan variabel Kondisi Keuangan Wajib Pajak. Nilai minimum variabel Kondisi Keuangan Wajib Pajak adalah 2,00 artinya terdapat responden yang menjawab tidak setuju untuk pernyataan yang berkaitan dengan Kondisi Keuangan Wajib Pajak. Sementara nilai maksimum variabel Kondisi Keuangan Wajib Pajak sebesar 5,00 artinya terdapat responden yang menjawab sangat setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Kondisi Keuangan Wajib Pajak. 4. Kepatuhan Wajib Pajak Variabel kepatuhan wajib pajak rata-rata sebesar 4,375 hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab setuju berkaitan dengan variabel kepatuhan wajib pajak. Nilai minimum variabel kepatuhan wajib pajak adalah 2,75 artinya terdapat responden yang menjawab netral/ragu-ragu untuk pernyataan yang berkaitan dengan kepatuhan wajib pajak. Sementara nilai
63
maksimum variabel kepatuhan wajib pajak sebesar 5,00 artinya terdapat responden yang menjawab sangat setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan kepatuhan wajib pajak. 4.3.2 Uji Validitas Validitasadalah suatu taraf dimana alat pengukur dapat mengukur variabel-variabel yang harus diukur.Kuesioner merupakan suatu alat yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai instrument penting yang harus dilakukan pengujian terlebih dahulu.Uji validitas digunakan dengan cara menguji korelasi antara skor item dengan skor total masing-masing variabel. Secara statistik angka korelasi bagian total yang diperoleh harus dibandingkan dalam angka tebel r product moment. Apabila nilai r hitung > r tabel maka kuesioner dikatakan valid:
Variabel
Kualitas Pelayanan Fiskus (X1)
Tabel 4.4 Uji Validitas Item r hitung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 64
0,357 0,533 0,561 0,568 0,504 0,439 0,632 0,370 0,483 0,415 0,416 0,432 0,336 0,579 0,553 0,510 0,507
r tabel
Keterangan
0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Preferensi Risiko (X2)
Kondisi Keuangan Wajib Pajak (X3)
Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 1 2 1 2 3 4
0,453 0,415 0,509 0,314 0,471 0,194 0,257 0,450 0,446 0,602 0,447 0,480 0,843 0,843 0,595 0,604 0,647 0,648
0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166 0,166
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Lampiran 1 Halaman 2 Berdasarkan tabel 4.4 setelah dilakukan pengujian validitas pada variabel dalam penelitian ini bernilai valid sehingga dapat dilanjutkan untuk pengujian selanjutnya. 4.3.3 Hasil Pengujian Reliabilitas Reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauhmana variabel memberikan hasil yang handal/ajeg, atau dapat dikatakan untuk menunjukkan adanya persesuaian antara sesuatu yang diukur dengan jenis alat pengukur yang dipakai.Dalam pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus alpha Cronbach (Suharsimi Arikunto, 2002). Pengambilan keputusan dari uji reliabilitas menurut Imam Ghozali (2006) menyatakan bahwa : -
Apabila nilai alpha Cronbach > 0,6, maka suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel.
65
-
Apabila nilai alpha Cronbach < 0,6, maka suatu konstruk atau variabel dikatakan tidak reliabel. Tabel 4.5 Pengujian Reliabilitas Variabel-variabel Penelitian Variabel
AlphaCron bach Hitung
Alpha Cronbach Standar
Kriteria
Kualitas Pelayanan Fiskus (X1) Preferensi Risiko (X2) Kondisi Keuangan Wajib Pajak (X3) Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
0,875 0,724 0,915 0,807
0,6 0,6 0,6 0,6
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber : Lampiran 1 Halaman 2
Pada pengujian reliabilitas tabel 4.6, baik variabel bebas serta variabel terikatnya dikatakan reliabel/handal/ajeg, sehingga variabel-variabel penelitian di atas layak diujikan ke pengujian hipotesis selanjutnya. 4.3.4
Uji Normalitas Residual Pengujian normalitas dilakukan dengan uji kolmogorov smirnov, adapun
kriteria pengujian sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Pengujian Normalitas Regresi Model 1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a Normal Parameters Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber : Lampiran 1 Halaman 10
66
100 .0000000 .29007872 .066 .066 -.065 .663 .771
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Normalitas Regresi Model 2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a Normal Parameters Most Extreme Differences
100 .0000000 .30076444 .058 .058 -.044 .584 .884
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Sumber : Lampiran 1 Halaman 15 Tabel 4.8 Hasil Pengujian Normalitas Regresi Model 3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a Normal Parameters Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
100 .0000000 .29156832 .068 .068 -.067 .681 .743
Sumber : Lampiran 1 Halaman 20 Berdasarkan tabel 4.6, tabel 4.7, tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai Asymp Sig regresi model 1, model 2, model 3 berturut-turut sebesar 0,771; 0,884; 0,743 > 0,05 hal ini disimpulkan bahwa model regresi adalah normal. 4.3.5 Uji Asumsi Klasik 4.3.5.1 Uji Multikolinearitas Hasil pengujian normalitas adalah sebagai berikut :
67
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas Regresi Model 1 Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
a
Standardized Coefficients
Std. Error
B
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Toleran ce
VIF
(Constant)
.251
.403
.622
.536
Kualitas Pelayanan Fiskus /X1
.876
.070
.805 12.516
.000
.956 1.046
Preferensi Risiko / X2
.142
.053
.173
2.694
.008
.962 1.040
Kondisi Keuangan Wajib Pajak / X3
.048
.038
.080
1.268
.208
.984 1.016
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Sumber : Lampiran 1 Halaman 7 Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas Regresi Model 2 Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
Std. Error
B (Constant)
a
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Toler ance
VIF
4.367
.047
92.363
.000
Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / X1
.365
.031
.775 11.707
.000
.971
1.030
Zscore: Kondisi Keuangan Wajib Pajak /X3
.031
.031
.066
1.014
.313
.989
1.011
X1_X3
.007
.032
.015
.220
.826
.978
1.023
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Sumber : Lampiran 1 Halaman 12
68
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas Regresi Model 3 Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
a
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Toleran ce
VIF
4.405
.049
90.541
.000
Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / X1
.367
.032
.781 11.611
.000
.884 1.131
Zscore: Preferensi Risiko / X2
.072
.031
.153
2.312
.023
.908 1.102
-.026
.033
-.053
-.783
.436
.880 1.137
X1_X2
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Sumber : Lampiran 1 Halaman 17 Berdasarkan pada tabel 4.9, tabel 4.10, tabel 4.11,dapat diketahui bahwa nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 untuk regresi model 1, model 2, dan model 3 sehingga dengan demikian ketiga model regresi dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. 4.3.5.2 Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk model regresi pada penelitian ini dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) Model 1 Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
.416
.214
1.947
.054
Kualitas Pelayanan Fiskus /X1
-.048
.037
-.133 -1.289
.201
Preferensi Risiko / X2
-.002
.028
-.006
-.058
.953
.006
.020
.031
.306
.760
Kondisi Keuangan Wajib Pajak /X3 a. Dependent Variable: absres
Sumber : Lampiran 1 Halaman 11
69
Tabel 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) Model 2 Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
.243
.027
Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / X1
-.016
.018
Zscore: Kondisi Keuangan Wajib Pajak /X2
.013
X1_X3
.003
Beta
t
Sig.
9.131
.000
-.093
-.904
.368
.017
.074
.727
.469
.018
.014
.139
.889
a. Dependent Variable: abres2
Sumber : Lampiran 1 Halaman 16 Tabel 4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) Model 3 Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / X1 Zscore: Preferensi Risiko / X2 X1_X2
Std. Error .231
.026
-.017
.017
6.775E-5 .012
Standardized Coefficients Beta
t 9.009
.000
-.107
-.994
.323
.016
.000
.004
.997
.017
.074
.683
.496
a. Dependent Variable: abres3
Sumber : Lampiran 1 Halaman 21
Dilihat dari tabel 4.12, 4.13, 4.14 tersebut diketahui bahwa nilai signifikansi untuk masing-masing variabel independen > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa regresi model 1, model 2, dan model 3 pada penelitian ini telah bebas dari heteroskedastisitas. 4.3.6 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat bagaimanapengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
70
Sig.
a.
Model 1 Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 didapatkan hasil analisis regresi sebagai berikut : Tabel 4.15 Analisis Regresi Model 1 Unstandardized Coefficients
Model
Std. Error
B
1
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
(Constant)
.251
.403
.622
.536
Kualitas Pelayanan Fiskus /X1
.876
.070
.805 12.516
.000
Preferensi Risiko /X2
.142
.053
.173
2.694
.008
.038
.080
1.268
.208
Kondisi Keuangan Wajib Pajak .048 / X3 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Sumber : Lampiran 1 Halaman 7 Berdasarkan tabel 4.15 diatas persamaan regresi linier berganda adalah : Kepatuhan WP (Y) = 0,805 . PWP (X1) + 0,173 .PR (X2) + 0,080 . KKWP (X3) + e
b. Model 2 Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 didapatkan hasil analisis regresi sebagai berikut : Tabel 4.16 Analisis Regresi Model 2 Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
4.367
.047
92.363
.000
Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / X1
.365
.031
.775 11.707
.000
Zscore: Kondisi Keuangan Wajib Pajak /X3
.031
.031
.066
1.014
.313
X1_X3
.007
.032
.015
.220
.826
Sumber : Lampiran 1 Halaman 12 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
71
Berdasarkan tabel 4.16, persamaan regresi linier berganda adalah : Kepatuhan WP (Y)= 0,775 . PWP (X1) + 0,066 . KKWP (X3) + 0,015 . X1_X3 + e
c.
Model 3 Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 didapatkan hasil analisis
regresi sebagai berikut : Tabel 4.17 Analisis Regresi Model 3 Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
4.405
.049
90.541
.000
Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / X1
.367
.032
.781 11.611
.000
Zscore: Preferensi Risiko / X2
.072
.031
.153
2.312
.023
X1_X2 -.026 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
.033
-.053
-.783
.436
Sumber : Lampiran 1 Halaman 17 Berdasarkan tabel 4.17 persamaan regresi linier berganda adalah : Kepatuhan WP (Y)= 0,781 . PWP (X1) + 0,153 . PR (X2) + 0,053 . X1_X2 + e
4.3.7
Uji Model
4.3.7.1 Uji F Uji F digunakan untuk menguji kelayakan pengaruh secara bersama-sama (simultan) variabel independent (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). 1) Model 1 Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 didapatkan hasil uji F sebagai berikut :
72
Tabel 4.18 Uji F Model 1 Sum of Squares
Model 1
Regression Residual Total
Df
Mean Square
13.607
3
8.330
96
21.938
99
F
Sig.
4.536 52.269
.000
a
.087
a. Predictors: (Constant), Kondisi Keuangan Wajib Pajak / KKWP (X3), Preferensi Risiko / PR (X2), Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP (X1) b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Sumber : Lampiran 1 Halaman 7 Berdasarkan tabel 4.18 diatas signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,00< 0,05 hal ini dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan adalah baik. Dengan tingkat kepercayaan = 0,05. Derajat bebas df1 = pembilang (k) = 3, df2 = n-k-1 = 100-3-1 = 96 diperoleh nilai 2,70. Pada tabel diatas nilai F = 52,269 > 2,70 dan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 ini berarti variabel Kualitas Pelayanan Fiskus (X1), PreferensiRisiko (X2), Kondisi Keuangan WP (X3) secara bersama-samma berpengaruh terhadap variabel Kepatuhan WP (Y). 2) Model 2 Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 didapatkan hasil uji F sebagai berikut : Tabel 4.19 Uji F Model 2 Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
Df
Mean Square
12.982
3
8.955
96
21.938
99
F
4.327 46.388
Sig. .000
.093
a. Predictors: (Constant), X1_X3, Zscore: Kondisi Keuangan Wajib Pajak /X3, Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus /X1 PWP b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Sumber : Lampiran 1 Halaman 12
73
a
Berdasarkan tabel 4.19 diatas signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,000 < 0,05 hal ini dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan adalah baik. Dengan tingkat kepercayaan = 0,05. Derajat bebas df1 = pembilang (k) = 3, df2 = n-k-1 = 100-3-1 = 96 diperoleh nilai 2,70. Pada tabel diatas nilai F = 46,388> 2,70 dan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 ini berarti variabel Kualitas Pelayanan Fiskus (X1), Kondisi Keuangan WP (X3), moderasi X1_X3 secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Kepatuhan WP (Y). 3) Model 3 Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 didapatkan hasil uji F sebagai berikut : Tabel 4.20 Uji F Model 3 Sum of Squares
Model 1
Regression Residual Total
Df
Mean Square
13.521
3
8.416
96
21.938
99
F
4.507 51.411
Sig. .000
a
.088
a. Predictors: (Constant), X1_X2, Zscore: Preferensi Risiko / X2, Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / X1
Sumber : Lampiran 1 Halaman 17 Berdasarkan tabel 4.20 diatas signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,00< 0,05 hal ini dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan adalah baik. Dengan tingkat kepercayaan = 0,05. Derajat bebas df1 = pembilang (k) = 3, df2 = n-k-1 = 100-3-1 = 96 diperoleh nilai 2,70. Pada tabel diatas nilai F = 46,388> 2,70 dan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 ini berarti variabel Kualitas Pelayanan Fiskus (X1), Preferensi Risiko (X2), moderasi X1_X2 secara bersama-samma berpengaruh terhadap variabel Kepatuhan WP (Y).
74
4.3.7.2 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat. Nilai determinasi ditentukan dengan nilai Adjusted R Square. 1) Model 1 Hasil uji determinasi menggunakan bantuan program SPSS 16 didapatkan hasil uji F sebagai berikut : Tabel 4.21 Hasil Uji Determinasi Model 1 Model 1
R
R Square .788
a
Adjusted R Square
.620
Std. Error of the Estimate
.608
.29458
a. Predictors: (Constant), Kondisi Keuangan Wajib Pajak / KKWP (X3), Preferensi Risiko / PR (X2), Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP (X1) b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Sumber : Lampiran1 Halaman 7 Berdasarkan hasil uji determinasi model 1 diketahui bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,608, yang mengandung arti bahwa 60,8% variasi besarnya Kepatuhan WP (Y) bisa dijelaskan oleh Kualitas Pelayanan Fiskus (X1), Preferensi Risiko (X2), dan Kondisi Keuangan WP (X3), sedangkan sisanya 39,2% lainnya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. 2) Model 2 Hasil uji determinasi menggunakan bantuan program SPSS 16 didapatkan hasil uji F sebagai berikut :
75
Tabel 4.22 Hasil Uji Determinasi Model 2 Model
R
1
R Square .769
a
.592
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.579
.30543
a. Predictors: (Constant), X1_X3, Zscore: Kondisi Keuangan Wajib Pajak /X3, Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / X1 b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Sumber : Lampiran1 Halaman 12 Berdasarkan hasil uji determinasi model 2 diketahui bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,579, yang mengandung arti bahwa 57,9% variasi besarnya Kepatuhan WP (Y) bisa dijelaskan oleh Kualitas Pelayanan Fiskus (X1), Kondisi Keuangan WP (X3), dan moderasi X1_X3 sedangkan sisanya 42,1% lainnya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. 3) Model 3 Hasil uji determinasi menggunakan bantuan program SPSS 16 didapatkan hasil uji F sebagai berikut : Tabel 4.21 Hasil Uji Determinasi Model 3 Model 1
R
R Square .785
a
Adjusted R Square
.616
.604
Std. Error of the Estimate .29609
a. Predictors: (Constant), X1_X2, Zscore: Preferensi Risiko / X2, Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / X1 b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Sumber : Lampiran1 Halaman 17 Berdasarkan hasil uji determinasi model 3 diketahui bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,604, yang mengandung arti bahwa 60,4% variasi besarnya Kepatuhan WP (Y) bisa dijelaskan oleh Kualitas Pelayanan Fiskus (X1), Preferensi Risiko (X2), dan moderasi X1_X2, sedangkan sisanya 39,6% lainnya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
76
4.3.8 Uji Hipotesis Uji hipotesis di dalam penelitian ini menggunakan uji t. 4.3.8.1 Uji Hipotesis 1 Berdasarkan pada tabel 4.15 diketahui bahwa nilai signifikansi persepsi tentangkualitas pelayanan fiskus (X1) terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,000< 0,05 dengan nilai t hitung (12,516) > t tabel (1,66) . Artinya persepsi tentangKualitas Pelayanan Fiskus (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak maka hipotesis pertama diterima. 4.3.8.2 Uji Hipotesis 2 Berdasarkan pada tabel 4.15 diketahui bahwa nilai signifikansi preferensi risiko (X2) terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,008 < 0,05 dengan nilai t hitung (2,694) > t tabel (1,66) . Artinya preferensi risiko (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak maka hipotesis kedua diterima. 4.3.8.3 Uji Hipotesis 3 Berdasarkan pada tabel 4.15 diketahui bahwa nilai signifikansi kondisi keuangan wajib pajak (X3) terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,208 > 0,05 dengan nilai t hitung (1,268) < t tabel (1,66) . Artinya kondisi keuangan wajib pajak (X3) tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak maka hipotesis ketiga ditolak. 4.3.8.4 Uji Hipotesis 4 Berdasarkan pada tabel 4.16 diketahui bahwa nilai signifikansi X1_X3 terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,826 > 0,05 dengan nilai t hitung (0,220)
77
< t tabel (1,66). Artinya kondisi keuangan wajib pajak (X3) tidak berpengaruh terhadap hubungan antara persepsi tentang pelayanan fiskus (X1) dengan kepatuhan wajib pajak orang pribadi maka hipotesis keempat ditolak. 4.3.8.5 Uji Hipotesis 5 Berdasarkan pada tabel 4.17 diketahui bahwa nilai signifikansi X1_X2 terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,436> 0,05 dengan nilai t hitung (-0,783) > - t tabel (-1,66). Artinya preferensi risiko (X2) tidak berpengaruh terhadap hubungan antara persepsi tentang pelayanan fiskus (X1) dengan kepatuhan wajib pajak orang pribadi maka hipotesis kelima ditolak. 4.4 Pembahasan 4.4.1
Persepsi tentang Kualitas Pelayanan Fiskus berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hasil uji hipotesis 1 menunjukkan bahwa persepsi tentang
kualitas
pelayanan fiskus berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Persepsi tentang
kualitas pelayanan fiskus yang semakin tinggi akan
meningkatkan kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus adalah penilaian atau perilaku dari wajib pajak yang berhubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh fiskus di dalam kantor pajak kepada wajib pajak. Apabila pelayanan dari fiskus dapat memberikan kepuasan terhadap wajib pajak maka persepsi wajib pajak terhadap fiskus akan baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Aryobimo (2012) yang menunjukkan bahwa persepsi tentang kualitas pelayanan 78
fiskus berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 4.4.2
Preferensi Risiko berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hasil uji hipotesis 2 menunjukkan bahwa preferensi risiko berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Preferensi risiko semakin
tinggi
akan
meningkatkan
kepatuhan
wajib
pajak
yang orang
pribadi.Preferensi risiko adalah risiko atau peluang yang akan dipertimbangkan oleh wajib pajak yang menjadi prioritas utama diantara yang lainnya dari berbagai pilihan yang tersedia. Apabila seorang wajib pajak mempunyai tingkat preferensi risiko yang tinggi baik risiko kesehatan, risiko keselamatan, risiko pekerjaan maka wajib pajak tersebut cenderung untuk lebih taat dalam membayar pajak, sedangkan apabila seorang wajib pajak memiliki tingkat risiko yang rendah dalam kehidupan wajib pajak itu sendiri maka wajib pajak tersebut justru cenderung untuk lebih tidak taat dalam membayar pajak. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Olabede (2011) dan Aryobimo (2012) yang menunjukkan bahwa persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 4.4.3
Kondisi Keuangan Wajib Pajak Berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hasil uji hipotesis 3 menunjukkan bahwa kondisi keuangan wajib
pajaktidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Kondisi keuangan wajib pajaktidak dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kepatuhan wajib pajak 79
orang pribadi. Kondisi keuangan wajib pajak adalah tingkat kepuasan wajib pajak terhadap kondisi keuangan wajib pajak itu sendiri dan keluarganya. Kondisi keuangan wajib pajak yang tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dapat disebabkan karena apabila seseorang yang memiliki kondisi keuangan yang rendah, tentunya pajak yang akan dibayarkan juga rendah, bahkan mungkin tidak dikenakan pajak apabila pendapatannya masih dibawah pendapatan kena pajak. Sehingga wajib pajak orang pribadi tidak merasa tertekan untuk tetap patuh dalam membayar pajak. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Olabede (2011) yang menunjukkan bahwa kondisi keuangan wajib pajaktidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.. 4.4.4
Pengaruh Moderasi Kondisi Keuangan Wajib Pajak terhadap Hubungan Persepsi tentang Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Hasil uji hipotesis 4 menunjukkan bahwa kondisi keuangan wajib pajak
tidak berpengaruh terhadap hubungan antara persepsi tentang pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Tinggi rendahnya kondisi keuangan wajib pajaktidak dapat digunakan untuk memprediksi kuat lemahnya hubungan persepsi tentang pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Kondisi keuangan wajib pajak adalah tingkat kepuasan wajib pajak terhadap kondisi keuangan wajib pajak itu sendiri dan keluarganya. Persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus adalah penilaian atau perilaku dari wajib pajak yang berhubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh fiskus di dalam kantor pajak
80
kepada wajib pajak. Persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus yang semakin tinggi akan membuat kepatuhan wajib pajak yang semakin tinggi pula tanpa memperhatikan tinggi rendahnya kondisi keuangan wajib pajak. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Monika (2013), maupun Olabede (2011) yang menunjukkan bahwa kondisikeuangan wajib pajaktidak berpengaruh terhadap hubungan persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak.. 4.4.5
Pengaruh Moderasi Preferensi Risiko terhadap Hubungan Persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Hasil uji hipotesis 5 menunjukkan bahwa preferensi resiko tidak
berpengaruh terhadap hubungan antara persepsi tentang pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Tinggi rendahnya preferensi risiko tidak dapat digunakan untuk mempengaruhi hubungan persepsi tentang pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Preferensi risiko adalah risiko atau peluang yang akan dipertimbangkan oleh wajib pajak yang menjadi prioritas utama diantara yang lainnya dari berbagai pilihan yang tersedia. Persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus adalah penilaian atau perilaku dari wajib pajak yang berhubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh fiskus di dalam kantor pajak kepada wajib pajak. Preferensi yang tidak berpengaruh terhadap hubungan antara persepsi tentang pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak orang pribadi dapat dikarenakan preferensi resiko yang adalah resiko dari pribadi wajib pajak yang berkaitan dengan risiko kesehatan, risiko keselamatan, dan risiko pekerjaan,
81
tidak akan mampu mengubah persepsi responden terhadap kualitas pelayanan di mana tinggi rendahnya persepsi wajib pajak terhadap kualitas pelayanan fiskus tergantung pada baik buruknya pelayanan yang diberikan oleh KPP. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Monika (2013), maupun Olabede (2011) yang menunjukkan bahwa preferensi risiko tidak berpengaruh terhadap hubungan persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak.
82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut : 1.
Persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. H1 diterima.
2.
Preferensi risiko berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajakorang pribadi. H2 diterima.
3.
Kondisi Keuangan Wajib Pajak tidak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajakorang pribadi. H3 ditolak.
4.
Kondisi keuangan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap hubungan antara persepsi tentang pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak orang pribadi. H4 ditolak.
5.
Preferensi resiko tidak berpengaruh terhadap hubungan antara persepsi tentang pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak orang pribadi.H5 ditolak.
83
5.2 Keterbatasan Penelitian 1.
Jumlah sampel yang sangat sedikit dibandingkan dengan populasinya, sehingga untuk digeneralisasi perlu dipertimbangkan yang lebih luas lagi.
2.
Data yang diperoleh hanya dari kuesioner yang kemungkinan
jawaban
responden tidak jujur, sehingga tidak menghasilkan jawaban yang diinginkan dalam penelitian ini. 3.
Dalam penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel saja yaitu persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus, preferensi risiko, dan kondisi keuangan wajib pajak yang digunakan untuk memprediksi kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
5.3 Implikasi Kebijakan Implikasi kebijakan yang peneliti harapkan adalah 1.
Hasil penelitian yang membuktikan bahwa persepsi tentang
kualitas
pelayanan fiskus berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi oleh karena itu tingkat kepatuhan wajib pajak perlu ditingkatkan salah satu cara dengan memberi berbagai kemudahan pada saat melakukan pembayaran sebagai bentuk pelayanan yang baik. 2.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian tentang kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Variabel persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus, preferensi risiko yang
84
terbukti berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dapat kembali digunakan, tentunya dengan menambah variabel-variabel lainnya. 5.4 Saran 1. Penilaian kepatuhan wajib pajak akan lebih obyektif apabila ketepatan tanggal membayar juga dijadikan pengukuran data. 2. Peneliti selanjutnya sebaiknya wilayah penelitian diperluas tidak hanya di wilayah Kota Semarang tetapi juga di luar kota Semarang.
85
DAFTAR PUSTAKA Aryobimo, & Cahyonowati, 2012, Persepsi Wajib Pajak tentang Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Kondisi Keuangan Wajib Pajak dan Preferensi Risiko sebagai Variabel Moderating studi kasus pada WP di kota Semarang Asubonteng, P., McCleary, K. J. dan Swan, J. E. SERVQUAL revisited: a critical Review of Service Quality. Journal of Services Marketing, Vol.10, No: 6,1996. Brady, M & Cronin J, 2001, Some New Thought on Conceptualing Perceive quality L Journal of Marketing, Vol 65, July 34-49 Brett, J. F., Cron, W. L., & Slocum Jr. J. W. 1995. Economic dependency on work : A moderator of the relationship between organizational commitment and performance. Academy of Management Journal, 38(1), 261 – 271. Bloomqist, K. M. 2003. Income inequality and tax evasion : A systhensis. Tax Notes International, 31(4), 347 – 367. Chaizi Nasucha, 2004, Reformasi Administrasi Publik. Jakarta: PT. Grasindo Chattopadhyay, Saumen dan Arindam Das-Gupta. 2002. The Compliance Cost of the Personal Income Tax and its Determinants. National Institute of Public Finance and Policy, New Delhi, (December). Franzoni, L.A., 2000. “Tax Evasion and Tax Compliance. Encyclopedia of Law and Economics, Volume IV. The Economics of Public and Tax Law”, Edward Elgar, Cheltenham Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS edisi III. Semarang : Badan Penerbit UNDIP Hair, Joseph F et al. 2006. MultiVariate Data Analysis. Fifth Edition. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta James O. Olabede, 2011, Pengaruh persepsi tentang kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak dengan di moderasi oleh kondisi keuangan wajib pajak dan preferensi risiko yang dihadapi. Objek penelitian ini di negara berkembang nigeria.
86
Jatmiko, 2006, Pengaruh sikap WP pada pelaksanaan sanksi denda, pelayanan fiskus, dan kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada WP OP di Kota Semarang Kiryanto, 2000, Analisis Pengaruh Penerapan Struktur Pengendalian Intern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak Penghasilannya. EKOBIS, Vol. 1 No. 1, hlm. 41 –52. Mardiasmo, 2002, Perpajakan, Yogyakarta : Penerbit Andi. Monika, 2013, Pengaruh Kondisi Keuangan Wajib Pajak Terhadap Hubungan Antara Persepsi Wajib Pajak Tentang Kualitas Pelayanan Fiskus dengan Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris terhadap WPOP di Kota Bukit tinggi) Nicholson, N., Soane, E., Fenton-O’Ocreevy, M., & William, P. 2005. Personality and domain-specific risk taking.Journal of Risk Research, 8(2), 157 – 176. Suyatmin, 2004, Pengaruh Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan : Studi Empiris di Wilayah KP PBB Surakarta. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains AkuntansiUniversitas Diponegoro. Shafritz, Jay M dan J. Steven Ott. 1987. Classics of Organization Theory, Brooks/Cole Publishing Company Pacific Grove, California. Torgler, B. 2003. Tax Morale : Theory and Analysis of Tax Compliance. Unpublished doctoral dissertion, University of Zurich, Switzerland Oliver, 1980, Overview of tax administration dan three tiers of goverment in Nigeria. ICAN Students Journal, 12(2), 7 – 15. Uma Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Waluyo. 2009. Akuntansi Pajak, Edisi 2, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
87
requency Table umur
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
23 - 35 tahun
57
57.0
57.0
57.0
36 - 45 tahun
21
21.0
21.0
78.0
46 - 55 tahun
21
21.0
21.0
99.0
1
1.0
1.0
100.0
100
100.0
100.0
> 55 tahun Total
Jenis Kelamin
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Laki-Laki
58
58.0
58.0
58.0
Perempuan
42
42.0
42.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Pendapatan
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1-5 juta
6
6.0
6.0
6.0
6-10 juta
55
55.0
55.0
61.0
11-15 juta
37
37.0
37.0
98.0
> 16 juta
2
2.0
2.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
88
Jenis Usaha
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Jasa
59
59.0
59.0
59.0
Dagang
32
32.0
32.0
91.0
Industri
9
9.0
9.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
Lama NPWP
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3-5 tahun
24
24.0
24.0
24.0
6-8 tahun
57
57.0
57.0
81.0
9-11 tahun
18
18.0
18.0
99.0
> 12 tahun
1
1.0
1.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
89
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary
N Cases
Valid a
Excluded Total
% 100
100.0
0
.0
100
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.875
24 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if Correlation Item Deleted
X1.1
89.95
102.290
.357
.873
X1.2
90.25
99.199
.533
.868
X1.3
90.17
97.981
.561
.867
X1.4
90.06
98.360
.568
.867
X1.5
90.23
97.593
.504
.869
X1.6
90.20
98.788
.439
.871
X1.7
90.27
96.138
.632
.865
X1.8
90.11
101.129
.370
.872
X1.9
90.14
99.677
.483
.869
X1.10
90.09
102.184
.415
.871
X1.11
90.15
100.997
.416
.871
90
X1.12
89.97
100.797
.432
.871
X1.13
90.07
101.904
.336
.873
X1.14
90.25
95.624
.579
.866
X1.15
90.25
95.745
.553
.867
X1.16
90.07
98.450
.510
.868
X1.17
90.05
99.361
.507
.869
X1.18
90.12
100.551
.453
.870
X1.19
90.81
97.489
.415
.872
X1.20
90.77
95.916
.509
.868
X1.21
90.38
102.864
.314
.874
X1.22
90.53
100.514
.471
.870
X1.23
90.89
101.856
.194
.881
X1.24
90.36
103.263
.257
.875
Scale Statistics Mean 94.18
Variance 107.785
Std. Deviation 10.382
91
N of Items 24
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N Cases
Valid a
Excluded Total
% 100
100.0
0
.0
100
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.724
5
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
X2.1
14.78
5.466
.450
.692
X2.2
14.63
5.690
.446
.691
X2.3
14.79
5.279
.602
.629
92
X2.4
14.58
5.822
.447
.690
X2.5
14.70
5.848
.480
.678
Scale Statistics Mean 18.37
Variance 8.215
Std. Deviation
N of Items
2.866
5
93
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N Cases
Valid a
Excluded Total
% 100
100.0
0
.0
100
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.915
2
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
X3.1
3.4700
.676
.843
.
a
X3.2
3.4400
.673
.843
.
a
94
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
X3.1
3.4700
.676
.843
.
a
X3.2
3.4400
.673
.843
.
a
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
Scale Statistics Mean 6.9100
Variance 2.487
Std. Deviation
N of Items
1.57695
2
95
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N Cases
Valid a
Excluded Total
% 100
100.0
0
.0
100
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.807
4
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Y.1
13.04
2.079
.595
.773
Y.2
13.13
2.175
.604
.767
Y.3
13.19
2.115
.647
.746
96
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Y.1
13.04
2.079
.595
.773
Y.2
13.13
2.175
.604
.767
Y.3
13.19
2.115
.647
.746
Y.4
13.14
2.122
.648
.746
Scale Statistics Mean 17.50
Variance 3.545
Std. Deviation
N of Items
1.883
4
97
Descriptives
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP (X1)
100
2.29
4.71
3.9251
.43277
Preferensi Risiko / PR (X2)
100
2.20
4.80
3.6740
.57325
Kondisi Keuangan Wajib Pajak / KKWP (X3)
100
2.00
5.00
3.4550
.78847
Kepatuhan Wajib Pajak
100
2.75
5.00
4.3750
.47073
Valid N (listwise)
100
98
Regression Variables Entered/Removed
Model 1
b
Variables Removed
Variables Entered Kondisi Keuangan Wajib Pajak / KKWP (X3), Preferensi Risiko / PR (X2), a Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP (X1)
Method
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
b
Model Summary
Model
R
1
R Square .788
a
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
.620
.608
.29458
a. Predictors: (Constant), Kondisi Keuangan Wajib Pajak / KKWP (X3), Preferensi Risiko / PR (X2), Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP (X1) b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual
Total
df
Mean Square
13.607
3
4.536
8.330
96
.087
21.938
99
F 52.269
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), Kondisi Keuangan Wajib Pajak / KKWP (X3), Preferensi Risiko / PR (X2), Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP (X1)
99
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual
Total
df
Mean Square
13.607
3
4.536
8.330
96
.087
21.938
99
F
Sig.
52.269
.000
a
a. Predictors: (Constant), Kondisi Keuangan Wajib Pajak / KKWP (X3), Preferensi Risiko / PR (X2), Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP (X1) b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Coefficients Unstandardized Coefficients
Model 1
B
Std. Error
a
Standardized Coefficients
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Toleran ce
VIF
(Constant)
.251
.403
.622
.536
Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP (X1)
.876
.070
.805 12.516
.000
.956 1.046
Preferensi Risiko / PR (X2)
.142
.053
.173
2.694
.008
.962 1.040
Kondisi Keuangan Wajib Pajak / KKWP (X3)
.048
.038
.080
1.268
.208
.984 1.016
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
100
Collinearity Diagnostics
a
Variance Proportions
Eigen value
Kualitas Pelayanan Condition (Consta Fiskus / Index nt) PWP (X1)
Kondisi Preferensi Keuangan Risiko / PR Wajib Pajak / (X2) KKWP (X3)
Model
Dimensi on
1
1
3.933
1.000
.00
.00
.00
.00
2
.043
9.612
.00
.02
.09
.83
3
.021
13.688
.01
.24
.56
.03
4
.004
32.514
.99
.74
.35
.14
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Residuals Statistics
Minimum Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
3.0242
5.0556
4.3750
.37074
100
-.52048
.53854
.00000
.29008
100
Std. Predicted Value
-3.643
1.836
.000
1.000
100
Std. Residual
-1.767
1.828
.000
.985
100
Residual
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
101
Charts
102
Uji Normalitas Model 1
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
100 a
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.29007872
Absolute
.066
Positive
.066
Negative
-.065
Kolmogorov-Smirnov Z
.663
Asymp. Sig. (2-tailed)
.771
a. Test distribution is Normal.
103
Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) Model 1
Regression Variables Entered/Removed
Model 1
b
Variables Removed
Variables Entered Kondisi Keuangan Wajib Pajak / KKWP (X3), Preferensi Risiko / PR (X2), Kualitas a Pelayanan Fiskus / PWP (X1)
Method
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: ABSRES
Model Summary
Model
R
1
R Square .139
a
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
.019
-.011
.15621
a. Predictors: (Constant), Kondisi Keuangan Wajib Pajak / KKWP (X3), Preferensi Risiko / PR (X2), Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP (X1)
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
.046
3
.015
Residual
2.343
96
.024
Total
2.389
99
F
Sig. .630
.597
a
a. Predictors: (Constant), Kondisi Keuangan Wajib Pajak / KKWP (X3), Preferensi Risiko / PR (X2), Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP (X1) b. Dependent Variable: ABSRES
104
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
t
.416
.214
1.947
.054
Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP (X1)
-.048
.037
-.133 -1.289
.201
Preferensi Risiko / PR (X2)
-.002
.028
-.006
-.058
.953
.006
.020
.031
.306
.760
Kondisi Keuangan Wajib Pajak / KKWP (X3) a. Dependent Variable: ABSRES
Regression Variables Entered/Removed
b
Variabl Model 1
Variables Entered
es Removed
X1_X3, Zscore: Kondisi Keuangan Wajib Pajak /X3, Zscore: Kualitas a Pelayanan Fiskus / X1
Method
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
b
Model Summary
Model 1
Sig.
R
R Square .769
a
Adjusted R Square
.592
.579
105
Std. Error of the Estimate .30543
a. Predictors: (Constant), X1_X3, Zscore: Kondisi Keuangan Wajib Pajak /X3, Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / X1 b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
Mean Square
12.982
3
4.327
8.955
96
.093
21.938
99
Residual
Total
df
F
Sig.
46.388
.000
a. Predictors: (Constant), X1_X3, Zscore: Kondisi Keuangan Wajib Pajak /X3, Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus /X1 PWP b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Coefficients
a
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients
Model 1
B (Constant)
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig. Tolerance
VIF
4.367
.047
92.363 .000
Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / X1
.365
.031
.775 11.707 .000
.971 1.030
Zscore: Kondisi Keuangan Wajib Pajak /X3
.031
.031
.066 1.014 .313
.989 1.011
X1_X3
.007
.032
.015
.978 1.023
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
106
.220 .826
a
Collinearity Diagnostics
a
Variance Proportions
Eigen value
Condition Index
Zscore: Kualitas Zscore: Kondisi Pelayanan Fiskus / Keuangan (Constant) X1 Wajib Pajak /X3 X1_X3
Model
Dimensi on
1
1
1.767
1.000
.12
.00
.00
.12
2
1.096
1.269
.01
.43
.45
.00
3
.903
1.399
.00
.53
.55
.00
4
.234
2.747
.88
.03
.00
.88
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Residuals Statistics
Minimum Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
2.9936
5.0275
4.3750
.36212
100
-.59788
.65129
.00000
.30076
100
Std. Predicted Value
-3.815
1.802
.000
1.000
100
Std. Residual
-1.958
2.132
.000
.985
100
Residual
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
107
Charts
108
Uji Normalitas Model 2
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
100 a
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.30076444
Absolute
.058
Positive
.058
Negative
-.044
Kolmogorov-Smirnov Z
.584
Asymp. Sig. (2-tailed)
.884
a. Test distribution is Normal.
109
Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) Model 2
Regression
Variables Entered/Removed
Model 1
b
Variables Removed
Variables Entered X1_X3, Zscore: Kondisi Keuangan Wajib Pajak /, Zscore: Kualitas Pelayanan a Fiskus / PWP
Method
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: abres2
Model Summary
Model 1
R
R Square .127
a
Adjusted R Square
.016
Std. Error of the Estimate
-.015
.17218
a. Predictors: (Constant), X1_X3, Zscore: Kondisi Keuangan Wajib Pajak /, Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP
b
ANOVA
Model 1
Sum of Squares Regression Residual
Mean Square
df
.047
3
.016
2.846
96
.030
110
F .524
Sig. .667
a
Total
2.893
99
a. Predictors: (Constant), X1_X3, Zscore: Kondisi Keuangan Wajib Pajak /, Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP b. Dependent Variable: abres2
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
.243
.027
Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP
-.016
.018
Zscore: Kondisi Keuangan Wajib Pajak /
.013
X1_X3
.003
a. Dependent Variable: abres2
111
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
9.131
.000
-.093
-.904
.368
.017
.074
.727
.469
.018
.014
.139
.889
Regression Variables Entered/Removed
Model 1
b
Variables Removed
Variables Entered X1_X2, Zscore: Preferensi Risiko /X2, Zscore: a Kualitas Pelayanan Fiskus / X1
Method
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
b
Model Summary
Model
R
1
R Square .785
a
Adjusted R Square
.616
Std. Error of the Estimate
.604
.29609
a. Predictors: (Constant), X1_X2, Zscore: Preferensi Risiko / X2, Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / X1 b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
b
ANOVA Sum of Squares
Model 1
Regression Residual
Total
df
Mean Square
13.521
3
8.416
96
21.938
99
112
F
4.507 51.411 .088
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), X1_X2, Zscore: Preferensi Risiko / X2, Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / X1 b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Coefficients Unstandardized Coefficients
Model 1
Standardized Coefficients
Std. Error
B (Constant)
a
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Toleran ce
VIF
4.405
.049
90.541
.000
Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / X1
.367
.032
.781 11.611
.000
.884 1.131
Zscore: Preferensi Risiko / X2
.072
.031
.153
2.312
.023
.908 1.102
-.026
.033
-.053
-.783
.436
.880 1.137
X1_X2
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Collinearity Diagnostics
a
Variance Proportions
Model
Dimensi on
1
1
Eigen value 1.795
Condition Index 1.000
Zscore: Kualitas Zscore: Pelayanan Preferensi (Constant) Fiskus / PWP Risiko / PR (X2) X1_X2 .10
113
.01
.00
.10
2
1.179
1.234
.00
.37
.39
.00
3
.832
1.469
.03
.49
.51
.00
4
.194
3.044
.87
.13
.10
.90
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Residuals Statistics
Minimum Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
2.9794
5.0494
4.3750
.36957
100
-.52566
.57288
.00000
.29157
100
Std. Predicted Value
-3.776
1.825
.000
1.000
100
Std. Residual
-1.775
1.935
.000
.985
100
Residual
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
114
Charts
115
Uji Normalitas Model 3
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
100 a
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.29156832
Absolute
.068
Positive
.068
Negative
-.067
Kolmogorov-Smirnov Z
.681
Asymp. Sig. (2-tailed)
.743
a. Test distribution is Normal.
116
Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) Model 3 Regression Variables Entered/Removed
Model 1
b
Variables Removed
Variables Entered X1_X2, Zscore: Preferensi Risiko / PR (X2), a Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP
Method
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: abres3
Model Summary
Model
R
1
R Square .144
a
Adjusted R Square
.021
Std. Error of the Estimate
-.010
.15633
a. Predictors: (Constant), X1_X2, Zscore: Preferensi Risiko / PR (X2), Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
.050
3
.017
Residual
2.346
96
.024
Total
2.396
99
F
Sig. .677
.568
a
a. Predictors: (Constant), X1_X2, Zscore: Preferensi Risiko / PR (X2), Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP b. Dependent Variable: abres3
117
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Zscore: Kualitas Pelayanan Fiskus / PWP Zscore: Preferensi Risiko / PR (X2) X1_X2
Std. Error .231
.026
-.017
.017
6.775E-5
.012
a. Dependent Variable: abres3
118
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
9.009
.000
-.107
-.994
.323
.016
.000
.004
.997
.017
.074
.683
.496
Pengaruh Persepsi Wajib Pajak tentang Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Kondisi Keuangan Wajib Pajak dan Preferensi Risiko sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang)
Responden yang terhormat, Dalam rangka penyusunan skripsi yang menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank Semarang, maka saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab beberapa pertanyaan pada kuesioner berikut ini. Kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai persepsi Wajib Pajak tentang Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Kondisi Keuangan Wajib Pajak dan Preferensi Risiko sebagai variabel moderating di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak di Semarang. Identitas jawaban Anda akan saya jaga kerahasiaannya sesuai dengan kode etik penelitian. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih atas kesediaan dan kerja sama Bapak / Ibu dalam meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini
Hormat Saya
Marta Syamsudin
119
I. IDENTITAS RESPONDEN No. Responden : .................................................................. Nama : .................................................(boleh tidak diisi) Umur : .................. tahun Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Pendapatan : a.1-5 jt b. >5-10 jt c. >10-15 jt d. > 15 jt Jenis Usaha : a. Jasa b. Dagang c. Industri Lama Memiliki NPWP : a. 3-5 th b. 5-8 th c. 8-12 th d. > 12 th II. TANGGAPAN RESPONDEN Para Responden yang saya hormati, mohon memberi jawaban dengan memberi tanda () pada jawaban yang menurut anda paling sesuai. A. Persepsi Kepatuhan Wajib Pajak (Y) No
1.
2. 3. 4.
Pernyataan
Saya selalu menyampaikan laporan pajak penghasilan dengan benar dan tepat waktu Saya menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar Saya selalu melakukan pelaporan SPT ke kantor pajak tepat waktu Saya melakukan pembayaran pajak sesuai dengan besaran pajak yang terutang dan tepat waktu
120
STS
TS
N
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
B. Pelayanan Fiskus (X1) No
1. 2.
3.
4.
5
6
7 8
9 10 11
Pernyataan
Saya dapat mengetahui jumlah fiskus yang melayani dengan baik Perilaku dari fiskus mencerminkan ketidaknyamanan fiskus dalam membantu saya Fiskus dapat merespon secara cepat mengenai pelayanan yang saya butuhkan Sikap fiskus dalam melayani saya mengindikasikan bahwa fiskus tidak memahami kebutuhan saya Saya dapat mengetahui jumlah fiskus yang dapat memahami pekerjaan mereka di kantor pajak Pemahaman fiskus mengenai perpajakan membantu saya dalam mengisi SPT Saya dipengaruhi suasana kantor pajak yang aman dan nyaman Suasana lingkungan kantor pajak merupakan salah satu pelayanan birokrasi pemerintah yang saya sukai dari beberapa kantor pemerintah
Suasana lingkungan kantor pajak sangat penting buat saya Tata ruang kantor pajak dapat mempengaruhi saya Kebutuhan saya akan terlayani dengan baik apabila tata ruang dalam kantor pajak juga baik
121
STS
TS
N
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Desain fasilitas yang ada di kantor pajak sangat penting bagi kebutuhan saya
Saya menilai bahwa wajib pajak yang meninggalkan kantor wajib pajak memberikan kesan yang baik dari pelayanan fiskus Fiskus memahami bahwa perlindungan bagi wajib pajak dapat mempengaruhi persepsi saya mengenai pelayanan fiskus
Saya setuju bahwa lingkungan kantor pajak merupakan salah satu lingkungan kantor terbaik bagi saya
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Saya menilai bangunan kantor pajak secara fisik sangat modern Waktu tunggu dalam melayani wajib pajak di kantor pajak dapat diprediksi secara pasti Fiskus mencoba untuk mengefisiensikan waktu tunggu pelayanan kepada saya sehingga saya cepat terlayani Fiskus tidak memahami bahwa waktu tunggu sangat penting bagi saya Saya senang ketika di kantor pajak karena terdapat fasilitas pelayanan dengan peralatan modern
122
21
22
23
24
Fiskus mengerti berbagai macam pelayanan yang dibutuhkan wajib pajak
1
2
3
4
5
Ketika meninggalkan kantor pajak saya merasa mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat
1
2
3
4
5
Saya percaya bahwa fiskus mengetahui jenis pengetahuan yang wajib pajak inginkan
1
2
3
4
5
Saya dapat mengatakan bahwa fiskus menyediakan pelayanan yang sangat baik dan berkualitas
1
2
3
4
5
STS
TS
N
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
C. Preferensi Risiko (X2) No
1. 2.
3
Pernyataan
Saya memiliki risiko keuangan (main judi dan risiko berinvestasi) Saya memiliki risiko kesehatan (merokok, diet buruk, dan mengkonsumsi alkohol berlebihan)
Saya memiliki risiko sosial (adanya pemilu, dan adanya perubahan kebijakan pemerintah)
123
4 5
Saya memiliki risiko pekerjaan (sakit) Saya memiliki risiko keselamatan (tidak menggunakan sabuk pengaman dan tidak menggunakan helm)
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
STS
TS
N
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
D. Kondisi Keuangan Wajib Pajak (X3) No
1. 2.
Pernyataan
Saya puas dengan kondisi keuangan saya bersama keluarga Saya tidak puas dengan kondisi keuangan saya bersama keluarga
DATA IDENTITAS RESPONDEN
Resp
umur
Jenis Kelamin
Pendapatan
Jenis Usaha
Lama NPWP
1
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Dagang
6-8 tahun
2
23 - 35 tahun
Perempuan
1-5 juta
Jasa
9-11 tahun
3
23 - 35 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
4
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
5
23 - 35 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Dagang
> 12 tahun
124
6
23 - 35 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Dagang
6-8 tahun
7
23 - 35 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
8
23 - 35 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
9
23 - 35 tahun
Perempuan
11-15 juta
Jasa
6-8 tahun
10
23 - 35 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
3-5 tahun
11
23 - 35 tahun
Perempuan
11-15 juta
Jasa
6-8 tahun
12
23 - 35 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Dagang
6-8 tahun
13
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Dagang
6-8 tahun
14
23 - 35 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
9-11 tahun
15
23 - 35 tahun
Perempuan
6-8 tahun
16
23 - 35 tahun
Perempuan
11-15 juta 6-10 juta
Dagang Jasa
6-8 tahun
17
23 - 35 tahun
Laki-Laki
1-5 juta
Dagang
9-11 tahun
18
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
19
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Jasa
9-11 tahun
20
36 - 45 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Dagang
9-11 tahun
21
23 - 35 tahun
Perempuan
11-15 juta
Jasa
6-8 tahun
22
23 - 35 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Dagang
6-8 tahun
23
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Dagang
24
23 - 35 tahun
Perempuan
11-15 juta
Dagang
9-11 tahun 6-8 tahun
25
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Jasa
3-5 tahun
26
23 - 35 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Dagang
6-8 tahun
27
36 - 45 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Dagang
6-8 tahun
28
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
29
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Jasa
9-11 tahun
30
23 - 35 tahun
Perempuan
11-15 juta
Dagang
6-8 tahun
31
36 - 45 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Industri
6-8 tahun
32
23 - 35 tahun
Perempuan
11-15 juta
Jasa
9-11 tahun
33
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Dagang
6-8 tahun
34
23 - 35 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Dagang
9-11 tahun
35
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Jasa
9-11 tahun
36
23 - 35 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
37
23 - 35 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Jasa
6-8 tahun
38
23 - 35 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
9-11 tahun
39
23 - 35 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
40
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Jasa
9-11 tahun
41
23 - 35 tahun
Laki-Laki
1-5 juta
Dagang
6-8 tahun
42
23 - 35 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Dagang
9-11 tahun
43
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Dagang
6-8 tahun
44
23 - 35 tahun
Laki-Laki
1-5 juta
Dagang
6-8 tahun
45
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Jasa
9-11 tahun
46
36 - 45 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Jasa
6-8 tahun
125
47
23 - 35 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Dagang
6-8 tahun
48
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
49
23 - 35 tahun
Perempuan
11-15 juta
Jasa
3-5 tahun
50
23 - 35 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Dagang
9-11 tahun
51
46 - 55 tahun
Perempuan
11-15 juta
Dagang
6-8 tahun
52
36 - 45 tahun
Perempuan
6-10 juta
Industri
3-5 tahun
53
23 - 35 tahun
Perempuan
11-15 juta
Dagang
6-8 tahun
54
23 - 35 tahun
Perempuan
6-10 juta
Jasa
9-11 tahun
Dagang
9-11 tahun
55
23 - 35 tahun
Perempuan
11-15 juta
56
46 - 55 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Jasa
6-8 tahun
57
23 - 35 tahun
Perempuan
11-15 juta
Dagang
9-11 tahun
58
36 - 45 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Jasa
6-8 tahun
59
36 - 45 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Dagang
9-11 tahun
60
46 - 55 tahun
Perempuan
6-10 juta
Industri
6-8 tahun
61
23 - 35 tahun
Perempuan
11-15 juta
Dagang
9-11 tahun
62
36 - 45 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Dagang
6-8 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
9-11 tahun
Jasa
9-11 tahun
63
23 - 35 tahun
64
23 - 35 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
65
23 - 35 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Dagang
9-11 tahun
66
46 - 55 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Jasa
9-11 tahun
67
36 - 45 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Industri
6-8 tahun
68
36 - 45 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
69
36 - 45 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
9-11 tahun
70
46 - 55 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
9-11 tahun
Industri
6-8 tahun
71
36 - 45 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
72
46 - 55 tahun
Perempuan
11-15 juta
Jasa
6-8 tahun
73
36 - 45 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
74
46 - 55 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Jasa
9-11 tahun
75
> 55 tahun
Perempuan
11-15 juta
Jasa
6-8 tahun
76
46 - 55 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
77
46 - 55 tahun
Perempuan
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
78
46 - 55 tahun
Perempuan
11-15 juta
Jasa
6-8 tahun
79
46 - 55 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Jasa
9-11 tahun
Jasa
9-11 tahun
80
36 - 45 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
81
36 - 45 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Jasa
6-8 tahun
82
46 - 55 tahun
Laki-Laki
> 16 juta
Industri
9-11 tahun
83
23 - 35 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Jasa
9-11 tahun
84
23 - 35 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Industri
6-8 tahun
85
46 - 55 tahun
Perempuan
11-15 juta
Jasa
6-8 tahun
86
36 - 45 tahun
Perempuan
1-5 juta
Jasa
9-11 tahun
Laki-Laki
1-5 juta
Dagang
9-11 tahun
87
36 - 45 tahun
126
88
46 - 55 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Dagang
6-8 tahun
89
36 - 45 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
9-11 tahun
90
46 - 55 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
> 12 tahun
91
36 - 45 tahun
Perempuan
6-10 juta
Jasa
9-11 tahun
92
46 - 55 tahun
Perempuan
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
93
36 - 45 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
9-11 tahun
94
46 - 55 tahun
Laki-Laki
11-15 juta
Jasa
3-5 tahun
95
46 - 55 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Industri
3-5 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
9-11 tahun
Jasa
6-8 tahun
96
36 - 45 tahun
97
23 - 35 tahun
Laki-Laki
> 16 juta
98
46 - 55 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Industri
6-8 tahun
99
46 - 55 tahun
Laki-Laki
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
100
46 - 55 tahun
Perempuan
6-10 juta
Jasa
6-8 tahun
TABULASI DATA PENELITIAN Kualitas Pelayanan Fiskus (X1) R es p
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
2 0
2 1
2 2
2 3
2 4
4 4 4 4 4 5 5 4 4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
3
4
1
4 4 4 4 4 3 5 4 3
4
3
4
2
1
4
3
2
5
4
3
5
3
4
4 4 3 4 3 4 5 4 4
4
5
5
2
2
4
4
3
3
2
4
3
3
4
3 3 4 3 4 3 5 5 3
2
4
5
4
3
4
4
5
4
2
3
3
3
4
3 3 4 3 4 5 5 4 4
5
5
4
3
4
5
5
4
2
3
4
3
3
3
3 3 4 3 4 4 4 4 4
4
2
5
5
4
4
2
3
2
3
4
3
4
4
4 4 5 4 5 3 5 4 4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
3
3
3
3
4
4 4 4 4 4 3 5 4 4
4
4
4
2
3
5
4
4
4
4
3
3
4
5
4 4 4 4 4 3 5 4 4
4
4
4
4
3
4
4
4
2
2
3
3
3
3
2 2 1 2 1 2 3 3 3
3
2
2
2
2
3
2
2
1
2
3
3
3
3
2 2 4 2 4 3 4 3 3
3
3
4
2
2
3
3
4
2
2
4
3
2
4
4 4 4 4 4 4 5 4 4
4
5
5
4
4
5
5
5
4
4
4
4
3
4
4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 5 3 3 4 3
4
4
4
2
2
3
4
4
2
2
3
3
4
3
1 0 2 8 6 8 6 8 8 9 0 8 7 9 4 9 2 8 7 5 5 7 2 1 0 2 8 3
4
4
4
2
3
3
4
4
4
3
3
3
2
4
8
4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
4 3 5 2 5 4 3 4 3 4 5
12 13 14
J m l
4
127
R at ara ta 4, 25 3, 58 3, 58 3, 67 3, 75 3, 63 3, 92 3, 83 3, 63 2, 29 3, 00 4, 25 3, 46 3,
15 16 17 18 19 20
4 3 3 3 4 5
5 5 5 5 5 3 4 3 3
3
3
4
2
3
3
3
4
2
3
3
2
4
2
2 2 2 2 2 2 3 3 3
3
3
4
4
3
3
3
4
5
5
5
4
3
4
2 2 2 2 2 2 3 3 3
3
3
2
2
2
3
3
2
2
1
4
3
1
4
2 2 4 2 4 4 5 4 4
4
4
5
4
4
5
4
5
2
2
4
4
3
4
5 5 5 5 5 4 5 4 4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
3
2
3
3
5
4 4 5 4 5 4 5 3 3
3
3
2
3
3
4
3
2
3
4
5
4
4
4
4 4 5 4 5 5 5 4 4
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
4 4 5 4 5 5 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
1
4
2 2 2 2 2 5 5 4 4
5
5
5
5
5
5
5
4
2
3
4
4
3
4
4 4 4 4 4 4 4 5 4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
3
4
4
5
4
4 4 4 4 4 4 4 5 5
4
5
5
5
5
5
5
4
2
2
3
3
1
3
2 2 2 2 2 3 3 4 3
2
5
3
4
3
4
2
2
3
3
4
3
4 4 4 4 4 3 3 4 3
2
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4 4 4 4 4 3 3 4 3
4
5
4
4
2
4
2
2
4
4
4
4
4 4 4 3
2
5
4
2
2
2
2
3
4
3
3
4
2 2 2 4
2
4
4
4
4
4
2
3
3
3
4
3
4 4 4 5
3
4
2
1
2
4
4
3
3
3
5
3
2 2 4 4
4
4
4
1
4
2
2
2
3
3
4
3
4 4 4 5
3
4
4
5
5
2
4
4
4
4
1
4
5 5 4 5
4
4
4
5
4
4
3
3
4
4
2
4
4 4 4 3
4
4
4
4
4
5
3
3
3
3
1
3
4 4 4 4
5
4
2
2
1
4
5
4
4
4
3
4
4 4 3 4
2
4
2
2
2
4
5
5
5
5
4
5
4 4 3 5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
2 2 3 4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
2 2 3 3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
2
3
3 3 3 4
4
5
5
3
4
4
4
4
4
3
5
1
4 4 2 5
5
4
2
4
5
4
5
4
3
5
4
4
4 21 5 22 23
5 4
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
5 5 4 5
4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 5 3 4 2 3 4 2 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 3 3 4
2 4 2 3 5 4 4 1 4 4 4 5 5 2
4 5 5 5 2 2 5 3 2 5 2 2 4 3
5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 2 3
128
5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4
7
63
8 3 7 7 5 9 8 8 9 5 8 9 1 0 8 1 0 8 9 2 1 0 3 9 5 7 6 9 1 9 0 8 0 8 2 8 4 8 0 9 0 9 4 8 9 7 8 9 0 9 7 8 9 8 4 9 2 8 9
3, 46 3, 21 2, 46 3, 67 3, 96 3, 71 4, 50 4, 50 3, 83 4, 29 3, 96 3, 17 3, 79 3, 75 3, 33 3, 42 3, 50 3, 33 3, 75 3, 92 3, 71 3, 25 3, 75 4, 04 3, 71 3, 50 3, 83 3, 71
43
3 3 4 4
4
5 5 5 5
5
5
4 4 3 5
4
4
2 2 3 4
5
2
2 2 2 4
5
2
4 4 2 5
4
5
4 4 4 5
4
4
4 4 2 5
4
5
2 2 4 4
4
4
51
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
5
52
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4
53
4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
54
3
2
3
2
4
2
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
2
2
4
4
4
5
4
2
4
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
5
5
5
4 4 5 5 4 4 5 4 4 4
5
4
4
4
55
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
5
5
56
5 4 5 5 4 5 5 5 5 4
4
5
57
5 5 4 4 4 4 5 5 5 4
4
58
4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
59
5
3, 67 3, 63 3, 58 3, 58 3, 63 3, 96 3, 46 3, 17 3, 92 4, 00 3, 92 4, 08 3, 79
4
8 8 8 7 8 6 8 6 8 7 9 5 8 3 7 6 9 4 9 6 9 4 9 8 9 1 1 1 2 9 6 9 3 1 0 0 1 0 1 1 0 3 9 5 1 0 3 1 0 2 9 6 9 9 1 1 3 9 7
4
1
4,
3
2
4
3
3
4
4
2
3
3
5
4
2
3
4
3
2
3
2
3
4
3
4
4
3
3
3
3
1
4
4
4
3
3
1
5
2
2
3
3
1
3
1
2
3
3
1
3
4
2
2
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
5
5
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
3
5
4
5
4
4
4
4
2
3
3
2
4
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
2
1
4
3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
2
2
4
4
2
4
5 4 5 5 4 4 4 5 5 4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
3
2
3
3
5
60
5 5 4 4 4 4 5 4 4 4
4
5
4
4
5
5
5
4
3
4
5
4
2
4
61
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
5
5
5
4
4
5
5
4
5
4
4
4
3
4
62
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
2
4
63
5 4 5 4 5 5 5 5 4 4
5
4
5
4
5
5
5
4
2
3
4
4
3
4
64
4 4 4 5 4 4 5 5 5 4
4
5
4
4
5
5
5
4
4
3
4
4
3
4
65
4 4 4 5 4 4 5 5 5 4
4
5
4
4
5
5
5
4
2
2
3
3
3
3
66
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
5
4
4
5
4
4
5
4
2
2
3
3
2
3
67
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
68
4 4 5 5 5 4 4 4 4 4
4
4
4
4
5
4
5
5
2
2
4
4
3
69
5 5 5 5 4 5 4 4 5 4
4
4
5
4
5
4
5
5
2
3
4
3
3
44 45 46 47 48 49 50
5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 3
2 4 5 5 5 5 2 4
2 3 4 4 2 5 3
2 4 3 4 5 5 4
129
4 3 4 3 4 3 2
4, 67 4, 00 3, 88 4, 17 4, 21 4, 29 3, 96 4, 29 4, 25 4, 00 4, 13 4, 71 4, 04
70
4 5 4 5 4 5 4 4 4 5
5
5
4
4
5
4
5
5
2
3
3
3
2
3
71
4 5 4 4 4 4 5 4 5 4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
72
5 5 4 5 5 5 4 5 5 4
4
4
5
4
5
4
4
4
2
2
3
3
1
3
73
4 5 4 4 5 4 4 4 4 4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
74
4 5 5 4 4 5 4 4 4 5
4
4
4
4
4
4
5
4
3
3
4
4
2
4
75
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3
76
5 4 4 4 5 4 4 4 5 4
5
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
4
77
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
78
5 5 5 5 4 5 4 4 5 4
4
5
4
4
5
5
5
5
4
4
5
4
3
4
79
5 4 5 4 4 5 5 4 5 4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
80
5 4 5 5 5 4 4 4 5 4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
5
5
5
81
5 4 4 4 5 5 4 4 5 4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
82
5 4 4 5 5 5 5 4 4 5
5
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
83
5 5 5 5 4 5 4 4 4 5
5
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
84
5 4 4 5 4 4 5 4 5 5
4
4
4
5
5
5
4
4
4
5
5
5
4
5
85
4 5 5 4 4 5 4 4 5 4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
5
86
4 4 5 4 5 4 4 4 4 4
4
4
5
5
4
5
4
4
5
5
4
4
4
4
87
4 4 5 4 4 4 5 4 4 4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
88
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
5
4
4
4
89
5 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
90
5 4 5 5 5 4 4 4 4 4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
91
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
130
0 1 9 7 9 4 9 5 9 7 9 7 9 1 1 0 1 1 0 4 1 0 7 1 0 6 1 0 6 1 0 5 1 0 6 1 0 6 1 0 8 1 0 5 1 0 3 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0
21 4, 04 3, 92 3, 96 4, 04 4, 04 3, 79 4, 21 4, 33 4, 46 4, 42 4, 42 4, 38 4, 42 4, 42 4, 50 4, 38 4, 29 4, 21 4, 17 4, 21 4, 21 4, 17
0
92
4 5 5 4 4 4 5 5 5 4
5
4
4
5
5
5
4
4
4
5
5
4
4
5
93
4 4 4 5 5 4 5 4 4 4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
94
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
5
4
4
4
95
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
96
5 5 4 4 4 4 4 4 4 5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
97
4 4 4 4 5 5 4 4 4 5
4
5
4
5
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
98
4 4 4 4 5 5 4 5 4 5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
99 10 0
4 4 5 5 4 4 5 4 4 5
5
5
4
5
4
4
5
5
4
5
4
5
5
4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1 0 8 1 0 3 1 0 0 1 0 0 1 0 2 1 0 6 1 0 8 1 0 8 9 7
4, 50 4, 29 4, 17 4, 17 4, 25 4, 42 4, 50 4, 50 4, 04
TABULASI DATA PENELITIAN
Kondisi Keuangan Wajib Pajak (X3)
Preferensi RIsiko (X2) Resp
Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
1
2
3
4
5
Jml
Ratarata
1
2
Jml
Ratarata
1
2
3
4
Jml
1
4
4
5
5
4
22
4,40
4
4
8
4,00
5
5
4
5
19
2
5
4
5
5
4
23
4,60
3
3
6
3,00
3
4
4
4
15
3
4
5
5
4
5
23
4,60
3
3
6
3,00
4
3
4
4
15
4
4
4
4
3
4
3
3
6
3,00
4
4
4
4
16
5
5
5
5
3
4
5
4
9
4,50
5
5
5
4
19
6
4
4
4
5
4
4
3
7
3,50
4
4
4
5
17
7
4
5
5
3
3
3
3
6
3,00
4
5
4
4
17
8
5
5
4
3
5
4,40
3
3
6
3,00
4
4
5
4
17
9
4
4
4
3
3
18
3,60
3
4
7
3,50
4
4
4
4
16
10
5
5
5
3
4
22
4,40
3
3
6
3,00
3
3
3
3
12
11
3
4
4
3
3
17
3,40
4
5
9
4,50
4
4
4
4
16
12
4
5
5
5
5
4
4
8
4,00
5
5
5
5
20
13
3
4
3
3
4
3
3
6
3,00
4
4
3
4
15
14
4
4
4
3
4
3
3
6
3,00
4
4
4
4
16
15
4
5
4
4
4
3
3
6
3,00
3
4
4
3
14
19 22 21 20 22
24 17 19 21
3,80 4,40 4,20 4,00
4,80 3,40 3,80 4,20
131
Ratarata
4,75 3,75 3,75 4,00 4,75 4,25 4,25 4,25 4,00 3,00 4,00 5,00 3,75 4,00 3,50
16
4
4
4
5
5
3
3
17
3
4
4
5
3
6
3,00
4
4
4
3
15
3
3
18
4
4
4
4
4
6
3,00
2
3
3
3
11
4
4
19
4
4
4
4
4
8
4,00
4
5
4
4
17
3
4
20
3
3
4
3
3
7
3,50
4
4
4
4
16
3,20
4
4
21
3
4
4
4
4
8
4,00
4
5
4
4
17
19
3,80
2
2
4
2,00
5
5
5
5
22
4
5
4
5
3
20
21
4,20
2
2
4
2,00
5
5
5
5
20
23
2
3
2
3
2
24
3
4
4
5
2
12
2,40
3
3
6
3,00
5
4
4
4
17
3
3
25
3
3
3
4
5
6
3,00
5
5
5
5
20
3
3
26
4
5
4
4
5
6
3,00
4
10
5,00
3
3
4 4
16
5
4 4
4
5
27
3
4
3
4
3
3
3
28
3
4
3
5
4
6
3,00
4
3
6
3,00
4
5
4 4
16
3,80
4 4
4
3
29
3
4
4
5
5
21
4,20
2
2
4
2,00
4
3
3
4
30
4
5
5
4
3
14
21
4,20
2
3
5
2,50
4
5
5
4
18
31
4
4
4
3
4
32
3
3
3
3
3
19
3,80
4
4
8
4,00
5
4
4
4
17
4
5
33
4
4
4
4
4
9
4,50
4
4
4
4
16
4
3
34
4
5
4
5
5
7
3,50
4
4
4
4
16
3
3
35
4
4
4
3
5
6
3,00
5
8
4,00
4
4
5 4
20
4
5 5
5
4
36
3
4
3
4
4
3,60
5
5
10
5,00
5
4
4
4
18
37
4
4
3
4
4
19
17
3,80
4
4
8
4,00
5
4
4
5
18
38
4
4
4
4
4
20
4,00
3
3
6
3,00
5
5
5
5
20
39
4
3
3
3
4
40
5
4
4
3
4
17
3,40
4
3
7
3,50
5
5
4
4
18
2
2
2,00
5
4
5
41
5
3
3
4
5
18
3
3
6
3,00
5
4
5
5
42
3
3
3
3
3
19
5
5
43
2
5
5
5
4
10
5,00
4
9
4,50
5
5
4 4
16
4
4 5
4
5
44
4
4
3
4
3
3,60
3
4
3,50
5
4
4
4
45
5
2
3
4
4
17
18
3,60
3
3
6
3,00
4
4
4
4
46
3
4
3
3
4
16
17
3,40
3
3
6
3,00
4
4
21
4,20
4
3
7
3,50
4
4
4 4
16
4
4 5
47
5
4
4
4
48
3
4
3
49
3
4
3
3
3
16
3,20
2
2
4
2,00
5
4
5
5
19
4
3
3
4
3,50
5
4
4
50
3
3
17
4
3
3
5
5
10
5,00
3
4
3
3
51
4
13
4
4
3
3
3
3
6
3,00
4
4
4
4
16
52
1
5
4
5
4
3,80
3
3
6
3,00
4
4
4
4
16
53
4
3
4
3
3
17
3,40
3
3
6
3,00
4
5
4
5
18
54
4
5
5
4
4
22
4,40
3
3
6
3,00
5
5
5
5
20
55
3
3
4
3
3
16
3,20
3
4
7
3,50
5
4
4
4
17
56
3
4
4
4
5
3
3
6
3,00
5
5
5
5
20
22 19 20 20 16
18 18 22 17 19
15 20 23 20
20 20 15 21 18
17 16 18 19
20
4,40 3,80 4,00 4,00
3,60 3,60 4,40 3,40
3,00 4,00 4,60 4,00
4,00 4,00 3,00 4,20
3,40 3,20 3,60
4,00
132
4
7
7
4
4
14
17
17
19
17
3,75 2,75 4,25 4,00 4,25 5,00 5,00 4,25 5,00 4,00 3,50 4,00 4,25 3,50 4,50 4,25 4,00 4,00 5,00 4,25 4,25 4,50 5,00 4,50 4,50 4,75 4,00 4,75 4,25 4,00 4,00 4,25 4,75 4,25 3,25 4,00 4,00 4,50 5,00 4,25 5,00
57
4
4
4
4
3
3
3
58
4
4
3
4
3
6
3,00
5
4
5
5
19
3
3
59
4
3
4
4
4
6
3,00
4
4
4
5
17
5
5
60
3
3
3
3
4
10
5,00
4
4
5
4
17
4
4
61
4
5
5
5
3
8
4,00
4
4
5
4
17
4,40
3
3
62
4
3
3
3
4
6
3,00
5
4
4
5
18
17
3,40
5
5
10
5,00
4
4
4
4
63
4
3
2
3
3
16
15
3,00
4
4
8
4,00
4
4
5
5
18
64
2
5
4
3
3
65
4
4
3
5
3
17
3,40
3
3
6
3,00
5
5
5
5
20
3
3
66
3
3
3
4
3
6
3,00
4
5
4
5
18
3
3
67
2
2
3
3
2
6
3,00
5
4
5
5
19
3
3
68
4
3
3
4
4
6
3,00
5
5
5
5
20
3
3
69
4
4
3
3
4
6
3,00
5
5
5
4
19
3,60
5
4
70
4
5
3
4
3
9
4,50
5
5
5
4
19
19
3,80
4
5
9
4,50
5
5
5
5
71
4
4
4
4
4
20
20
4,00
5
4
9
4,50
5
5
5
5
20
72
3
4
3
3
3
73
2
2
2
3
4
16
3,20
4
4
8
4,00
5
5
4
4
18
4
4
74
2
3
2
3
4
8
4,00
4
4
4
4
16
4
4
75
2
3
3
3
3
8
4,00
5
4
4
4
17
4
4
76
2
3
2
3
3
8
4,00
4
4
4
4
16
3
3
77
4
2
4
4
3
6
3,00
5
4
4
4
17
3,40
4
4
17
78
3
3
3
3
3
15
8
4,00
4
4
5
5
18
3,00
4
4
8
4,00
5
5
5
5
20
79
3
3
4
3
4
17
3,40
5
5
10
5,00
5
5
5
5
20
80
2
3
2
3
3
81
4
4
4
4
4
13
2,60
3
3
6
3,00
4
5
4
4
17
3
4
82
2
3
2
3
2
7
3,50
4
5
4
5
18
4
3
83
4
3
4
4
4
7
3,50
5
5
5
5
20
2
3
84
4
4
4
5
5
5
2,50
5
5
4
5
19
3
3
85
4
4
5
5
4
6
3,00
5
5
5
4
19
4,40
4
4
86
4
3
4
4
4
8
4,00
5
5
5
5
20
19
3,80
4
4
8
4,00
5
5
5
5
87
2
2
3
2
3
20
12
2,40
3
3
6
3,00
4
4
4
4
16
88
3
4
4
4
3
18
3,60
4
4
8
4,00
5
4
4
4
17
89
5
5
4
90
4
3
3
5
5
24
4,80
5
5
10
5,00
5
5
4
5
19
4
3
3
3
91
4
4
6
3,00
5
5
4
4
18
3
4
4
3
3
92
5
6
3,00
4
5
4
5
18
2
3
5
4
2
2
4
2,00
5
4
5
5
19
93
5
2
3
5
4
3,80
3
3
6
3,00
4
5
5
4
18
94
5
3
3
4
4
19
3,80
3
3
6
3,00
5
4
4
4
17
95
2
3
2
2
2
11
2,20
4
4
8
4,00
4
5
5
5
19
96
3
4
3
4
3
17
3,40
4
4
8
4,00
5
4
4
5
18
97
3
4
3
3
4
3
2
5
2,50
5
5
4
5
19
19 18 19 16 22
19 16 12 18 18
13 14 14 13
20 12 19 22 22
17 19 19 19
17
3,80 3,60 3,80 3,20
3,80 3,20 2,40 3,60
2,60 2,80 2,80 2,60
4,00 2,40 3,80 4,40
3,40 3,80 3,80
3,40
133
4,75 4,25 4,25 4,25 4,50 4,00 4,50 5,00 4,50 4,75 5,00 4,75 4,75 5,00 5,00 4,50 4,00 4,25 4,00 4,25 4,50 5,00 5,00 4,25 4,50 5,00 4,75 4,75 5,00 5,00 4,00 4,25 4,75 4,50 4,50 4,75 4,50 4,25 4,75 4,50 4,75
98
5
2
2
5
4
99
5
4
4
5
4
100
3
4
3
4
3
18 22 17
3,60 4,40 3,40
2
2
4
2,00
4
5
4
5
18
5
5
10
5,00
5
5
5
5
20
3
3
6
3,00
5
4
4
4
17
134
4,50 5,00 4,25