Ali Imron, Semangat Terorisme dan Orientalisme
SEMANGAT TERORISME DAN AKSI ORIENTALISME Ali Imron
Abstraksi Orientalisme adalah suatu aliran penafsiran yang kebetulan materinya adalah timur, mulai dari peradaban-peradabanya, orangorangnya, dan lokalitasnya. Sasaran gerakan kaum orientalis adalah orangorang yang memiliki daya nalar keislaman yang konserfatip ataupun bahkan radikal, dimana mereka akan mudah tersulut emosional ideologinya yang padahal bagi mereka pemahaman keagamannya cukup mengakar pada pola pikir dan perilakunya. Wujud orientalis terfungsikan sebagai sarana penyebaran faham barat untuk mengungkung orientasi wacana Timur Terorisme adalah Tindakan kekerasan disertai dengan sadisme dan dimaksudkan untuk menakut-nakuti lawan. Atau dengan kata lain terorisme adalah tindakan protes yang dilakukan oleh negara-negara kecil atau kelompok-kelompok kecil. Terorisme berakar dan berawal dari sentimen yang didasari oleh patriotisme perlawanan kaum minoritas/ kelompik kecil akibat term-term semangat jihad yang dikembangkan. Klaim terorisme adalah sebuah lambang perlawanan yang dimotori oleh kelompok timur, akan tetapi target fungsionalnya untuk memperjuangkan hak dan kewajiban sebagai bagian dari diskriminasi kelemahan Kata kunci : Terorisme dan Orientalisme Pendahuluan Seiring dengan meningkatnya aktifitas gerakan atau kelompokkelompok pejuang Islam dimana bahasan nalar dan kekerasan dominan bicara, kelompok orientalisme-pun rekat dengan proses yang terjadi dalam sekularisasi dan peningkatan Nalar intelektual muslim dekade periode modern, sehingga ketika modernisasi dan globalisasi terjadi, dalam diri umat Islam, ada bagian kelompok Islam yang seakan masih menggunakan
Penulis adalah kandidat Doktor Islamic Studies (filsafat budaya) IAIN Sunan Ampel Surabaya dan keseharianya bekerja sebagai direktur di Pendidikan Tinggi Program Khusus Ma’had Aly Hidayatul Mubtadiin Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur juga aktifis Jaringan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (JAMANU)
Tribakti, Volume 14 No.1 Januari 2005
1
Ali Imron, Semangat Terorisme dan Orientalisme sejarah Islam dan tokohnya sebagai inspirasi nalar dan aksi-nya.1 Sehingga ketika dibenturkan dengan realitas sosial yang terjadi sekarang ini seakan gagap. Juga seakan dari situlah munculnya Islam garis keras yang bagi mereka merasa bahwa Ideologi Islam harus bisa memberikan inspirasi bagi setiap bahkan semua individu penghuni dunia. Kegagapan yang terjadi dalam realitas umat Islam garis keras banyak memberikan nuansa kekerasan dalam menaggapi realitas yang terjadi. Sehingga puncaknya ketika klaim terorisme menempel dalam Islam, sudah seakan tidak mungkin dapat menghindarinya. Disadari atau tidak realitas sasaran atau target (obyek) gerakan kaum orientalis adalah orang-orang yang memiliki daya nalar keislaman yang konserfatip ataupun bahkan radikal, dimana mereka akan mudah tersulut emosional ideologinya yang padahal bagi mereka pemahaman keagamannya cukup mengakar pada pola pikir dan perilakunya. Karena memang target dari pada gerakan kaum orientalis adalah bagaimana Islam mempu terkungkung dalam wilayah kejumudan pemikiran dan perilaku atau aksi sosial dalam wacana-wacana modernitas. Memahami Wujud Orientalisme Orientalisme disini, bagi penulis definisikan sebagai suatu gaya berpikir yang berdasarkan pada pembedaan ontologis (cabang metafisika yang membicarakan watak realistis tertinggi atau wujud) dan epistimologis (cabang dari filsafat yang menyelidiki sumber-sumber serta kebenaran pengetahuan, teori-teori pengetahuan) yang dibuat antara “Timur” (the orient) dan (hampir selalu) “Barat” (the Occident).2 Selain itu juga bahasan tentang orientalisme adalah tentang bidikan yang dilakukan oleh orang barat terhadap dunia timur dimana timur yang nampak dalam orientalisme adalah suatu sistem representasi yang dirangkai oleh keseluruhan perangkat kekuatan yang membawa timur kepada keilmuan barat, dan kemudian keimperium barat. Garapan orientalisme ini kedengaranya sangat bersifat politis, pimikiran ini semata-mata karena orientalisme itu adalah produk dari kekuatan-kekuatan dan kegiatan-kegiatan politis tertentu. 1
Hal semacam itu dapat kita contohkan dalam manifest yang terjadi dalam diri umat Islam ketika mendefinisikan kata jihad dalam perspektif sejarah sebagai realitas gerakan yang menggunakan sarana dan prasarana fisik. Lihat dalam Y.M. Choueriri, Islamic Fundamentalisme , (London : Printher Publisher, 1990). 2 Edward W. Said, Orientalism, (Newyorks : Vintage Books, 1978), H. 3.
Tribakti, Volume 14 No.1 Januari 2005
2
Ali Imron, Semangat Terorisme dan Orientalisme Orientalisme adalah suatu aliran penafsiran yang kebetulan materinya adalah timur, mulai dari peradaban-peradabanya, orangorangnya, dan lokalitasnya. Penemuan-penemuan obyektifnya, karya barisan cendekiawan pengabdi yang menyunting dan menterjemahkan naskah-naskah, mengkodifikasi gramatika-gramatika, menulis kamuskamus, membangun kembali epos-epos yang telah mati, dan secara positifistik menghasilkan pengetahuan yang bisa diuji. Selama ini bisa dikondisikan oleh kenyataan kebenaran-kebenaranya, seperti halnya semua kebenaran yang disampaikan oleh bahasa, menjelma dalam bentuk bahasa.3 Juga sebagaimana yang pernah dinyatakan Nietszhce apakah kebenaran agama selain dari sebarisan metafor-metafor, metonim-metonim dan antrofomorfisme-antrofomorfisme yang mobil, ringkasnya keseluruhan dari hubungan-hubungan manusia yang telah ditingkatkan, diubah tempatnya dan dipilas secara puitik dan retorik sekaligus juga dan yang telah lama digunakan nampak kokoh kanonik, dan wajib bagi suatu bangsa; kebenaran adalah ilusi yang orang telah lupa bahwa ia adalah ilusi.4 Ilmu filsafat yang menjadi andalan sublimitas para pemikir orientalis sekaligus juga teknologi yang menjadi anadalan mereka seakan mampu menghegemoni pemikiran dan perilaku Muslim. Sehingga ketika muslim dalam posisi terjepit ataupun termarjinalkan, yang pasti bagi golongan fanatisme pemikir dan gerakan Islam akan memberikan perlawanan entah itu melalui jalur apapun, yang sehingga ketika wacana terorisme muncul kepermukaan dengan pengikut yang cukup solid dan militan, seakan mereka mampu menampakkan wajah yang cukup sangar dengan gerakan-gerakan sporadis dan integral. Terkadang gerakanya pula dalam bentuk parsial demi memberikan perlawanan yang bersifat gerilya terhadap kaum orientalis, yang menurut pendapat golongan mereka orientalis adalah penjajah Agama dan sekaligus juga penganutnya (Islam). Dan dalam hal ini penulis ingin mencoba mencari titik temu benarkah gerakan terorisme itu merupakan wujud perlawanan atas kaum orientalisme ?. Dan dari sini marilah kita bahas bersama-sama demi mendapatkan titik temu antara wujud perjuangan kaum teroris apakah karena atas pengaruh aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok orientalis atau Terorisme adalah merupakan sekelompok sindikat gerilyawan garis keras Islam yang terlepas dari wacana Orientalis. 3 4
Ibid., 263. Walter Kaufman, The Portable Nietszche. (Newyork : Viking Press, 1994), 4647
Tribakti, Volume 14 No.1 Januari 2005
3
Ali Imron, Semangat Terorisme dan Orientalisme Gambaran Sejarah Periodesasi Islam Sejarah periodesasi Islam dalam klasifikasinya dapat dikelompokkan dalam tiga periode besar : Pertama periode klasik (650 – 1250 M) atau merupakan zaman kemajuan dan periode ini dibagi dalam dua fase, (1) Fase Ekspansi, Integrasi dan puncak kemajuan (650 – 1000 M), (2) Fase Disintegrasi (1000 – 1250). Kedua periode Pertengahan (1250 – 1800 M)atau merupakan zaman perkembangan dan kemunduran, sekaligus juga periode ini dibagi dalam dua fase, (1) Fase kemunduran (desentralisasi dan disintegrasi) (1250 – 1500 M) (2) Fase tiga kerajaan besar (Kerajaan Utsmani di Turki, Safavi di Persia dan Mughal di India) dan fase ini ada dua gelombang besar yang terbagi dalam periode tahun terkait dengan zaman kemajuan (1500 – 1700 M) dan zaman kemunduran (1700 – 1800 M). Ketiga periode Modern (1800 – Sekarang ) atau merupakan zaman kebangkitan umat Islam.5 Islam ketika awal kebangkitanya mampu memberikan perubahan dan pengaruh besar dalam perkembangan dan perubahan dunia mulai dari peradaban hingga sistem berbangsa dan beragama sampai pada obyek manusianya. Dan dalam hal ini peranan pemikir sekaligus juga pelaku sejarah ternyata banyak memberikan inspirasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan prilaku sosial ataupun aksi sosial. Apakah itu dimotori oleh Ulama maupun Umara. Apakah itu menjurus pada transformasi dan perubahan ataupun tidak. Dan dalam hal ini ketika berbincang tentang Orientalisme dalam cakupan Hegemoni Kultural dan Terorisme dalam bingkai Aksi Sosial ada tiga tokoh yang coba penulis pertemukan dan juga disini penulis tidak hanya melihat dengan kacamata barat akan tetapi lebih dengan kacamata pemikir, baik itu orang Nasrani, Yahudi dan juga Islam. Gambaran Paul Findly, Amerika Mengkoyak Paul Findly adalah orang yang pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat AS selama 12 (dua belas) tahun dan juga pernah menjabat di Departemen luar Negeri subkomisi Eropa dan Timur Tengah serta penah menjadi anggota kongres AS ketika membahas tentang persoalan Israel dalam pelanggaran HAM dan Agresi Militernya yang pada saat itu. Serta disitu Amerika Serikat banyak terlibat didalamnya dalam 5
Dydo Tiduran, Islam Fundamentalis dan kegusaran Masyarakat Barat : Percaturan Politik dan Ideologi Internasional. (Jakarta : Golden Terayon Press, 1992), 4.
Tribakti, Volume 14 No.1 Januari 2005
4
Ali Imron, Semangat Terorisme dan Orientalisme Pelanggaran HAM dan Militer yang dilakukan oleh Israel kepada Palestina.6 Unfairness politik yang dilakukan oleh Amerika Serikat dimulai dengan kepincangan kebijakan yang dilakukanya dalam perlindungan yang diberikan kepada Israel ketika pada saat itu terjadi konflik dengan palestina.7 Dimana ketika pada saat itu jelas-jelas kalau Israel melanggar HAM di Palestina akan tetapi Amerika tetap melakukan Pendukungan besar-besaran kepada Israel melalui praktek standar ganda pemerintah Amerika Serikat dalam pelaksanaan resolusi Dewan Keamanan PBB Yang berkaitan dengan Masalah Timur Tengah. Praktek adudomba yang dilakukanya diwilayah timur tengah ternyata membawa hasil sehingga Amerika mampu mengendalikan Wilayah Barat dan Timur dalam arti menjadi negara Super Power. Hal-hal sebagaimana diatas dapat kita baca dan pelajari dalam pemaparan Paul Finly tentang ketimpangan Amerika yang diantaranya : Bantuan dan Pendanaan yang dilakukan oleh Amerika Serikat kepada Israel terbukti melampaui batas bantuan yang diberikan kepada negara lain termasuk negara-negara Arab kecuali Mesir.8 Amerika serikat tidak mengambil tindakan kepada Israel ketika pelanggaran kepemilikan senjata dan penggunaanya untuk pelanggaran HAM dan kemanusiaan untuk memberikan peperangan dan penekanan terhadap negara-negara Arab (Islam)9 Gereja dan Negara digunakan sebagai legitimasi dan intimidasi yang hanya berdasarkan pada kepentingan tanpa memperhatikan azas-azas kemanusiaan lawan-lawan politik dan sekaligus juga menggencarkan mencari dukungan terutama diwilayah eropa termasuk Inggris dan perancis pada saat itu dalam upaya penghancuran negara Islam10 Pemikiran Noan Chomsky Tentang Amerika Menyimpang Noan Chomsky adalah aktifis politik, penulis dan profesor linguistik di M.I.T. Canbridge, Massachusetts dan dia beragama Yahudi. Hal-hal baru yang ditawarkanya adalah menyangkut Linguistik, dimana ia 6
Ibrahim Abu Lughod, Ed. Transformation of Palestine ,Vol. II. (Newyork : North Western University Press, 1987), 17 7 Ibid. 8 Paul Findley, They Dare to Speak Out : People and Institutions Confront Israels (Newyork : Lawrens Hill Books, 1985 ), 11. 9 Ibid. 10 Fahmi Ismail, Negotiating for Peace in the Middle East, (Baltimore : Johns Hopkins University Press, 1983), 76-77.
Tribakti, Volume 14 No.1 Januari 2005
5
Ali Imron, Semangat Terorisme dan Orientalisme mengajukan teori Generative Grammer yang memiliki fariant penghubungan bahasa dan fikiran. Sampai pada bahasanya ia membincang tentang realitas ideologi Amerika dan Terorisme. Banyak hal yang diulas oleh Noan Chomsky yang diantaranya ketika menyoroti tantang Ideologinya Amerika (The American Ideological System)11 yang menurutnya menyimpang, diantaranya ia mengatakan : Suka mencampuri urusan dalam negeri negara lain dalam membentuk monopoli kekuasaan dan intervensi kebijakan selain itu juga banyak membuat kelompok-kelompok sempalan sebagai perpanjangan tangan di wilayah negara lain dan disini banyak melibatkan dan menggunakan pemikiran dan aksi para orientalis didikan sekolah dan pemikir barat yang berada disana. Dan itu semua dengan maksud menguasai baik dari sisi ekonomi dan militernya.12 Bukti ini dapat terbaca ketika Amerika serikat melindungi dan mendanai Israel dalam konflik dengan palestina dan wilayah negara-negara Arab.13 Ideologi Amerika selalu Disesuaikan dengan kepentingan kebijakan oleh pemegang kekuasaan dengan maksud dan tujuan menjadikan Amerika sebagai negara super power atau negara penguasa diantara negara-negara lain dan ini menyalahi kodrati hak sebuah negara. Atau dengan kata lain negara didalam sebuah negara.14 Terma Politik Amerika tentang Klaim Terorisme bagi Osamah Bin Laden Terorisme adalah Tindakan kekerasan disertai dengan sadisme dan dimaksudkan untuk menakut-nakuti lawan. Atau dengan kata lain terorisme adalah tindakan protes yang dilakukan oleh negara-negara kecil atau kelompok-kelompok kecil. Pembunuhan tiga orang Israel di lanarca adalah terorisme tetapi pembantaian sabra dan satila adalah pembalasan atau tindakan mendahului (Preemptive). Osamah bin Laden lahir di Arab saudi pertengahan 1950-an, bapaknya seorang pengusaha besar konstruktor bangunan yang dekat dengan raja Arab Saudi. Osamah yang memiliki saudara 20-an orang sudah menikmati kehidupan mewah sejak kanak-kanak. Ketika anak seusianya terkutat dengan kemiskinan ditengah gurun pasir dia tinggal dirumah yang nyaman lengkap dengan AC, kolam renang dan pembantu pribadi. Ketika 11
Noam Chomsky : Pirates and Emperors : International Terorism in the Real World, (Canbridge : Amana Book, 1986), 13. 12 Ibid. 13 Ibid. 51. 14 Ibid., 3
Tribakti, Volume 14 No.1 Januari 2005
6
Ali Imron, Semangat Terorisme dan Orientalisme orang tuanya meninggal pada 1968 Osamah mendapat warisan USD 300 juta.15 Osamah lulus dari fakultas teknik sipil universitas raja abdul aziz 1979, Osamah mengakui bahwa dalam hidupnya bayak terpengaruhi oleh tiga even yang terjadi selama 1970-an :16 Klaim Amerika secara politik mengatakan bahwa Osamah bin Laden melakukan gerakan terorisme seakan menunjukkan bahwa Islam melakukan perlawanan dan kekerasan terhadap Yahudi dan Nasrani kalau dilihat dari awal perjuangan perlawanan yang dilakukan oleh Osamah17 Osamah bin Laden semasa jayanya bahkan secara baik-baik pernah menjalin hubungan dengan Amerika untuk perang melawan Uni Soviet di Aghanistan, tetapi Osamah kemudian menjadi sangat benci kepada Amerika serikat gara-gara tentara amerika serikat masuk ke Arab saudi atas undangan raja Fadh untuk mempertahankan instalasi minyak dari serangan Iraq. Ia tidak bisa menerima tempat kelahiran nabi muhammad di makkah dijarah oleh tentara Amerika serikat. Kemudian berawal dari situlah Osamah bin Laden melakukan berbagai perlawana terhadap Amerika Serikat hingga suatu ketika Osamah bin Laden difitnah dengan dalih bahwa dirinya dianggap menyelundupkan senjata dari yaman ke arab saudi hingga Osamahpun diusir ke Sudan.18 Kemudian dirinya mendirikan Al Qaidah yaitu organisasi radikal yang didedikasikan untuk perjuangan Islam internasional. Ketika kemudian Soviet jatuh dari Afghanistan pada 1989 ia semakin yakin bahwa perjuanganya akan sukses. Iapun mendirikan semakin banyak kamp untuk mendukung perjuanganya Bahkan sudah hampir 30 tahun lebih Osamah bin Laden mengorganisir gerakan untuk memberikan perlawanan terhadap Amerika sehingga terwujud dengan penghancuran gedung WTC dan Pentagon dengan melalui pembajakan pesawat terbang boeing 767 dan 757 milik Amerika Airlines. Aliansi yang dibangun olenya sudah cukup mengakar dan militan sehingga Islam garis keras seakan dapat dikendalikanya dengan jaringan internasional. 15
Informasi ini dikutip dari buku terbitan Graha Media yang berjudul Amerika Kiamat dan yang menjelaskan tentang kronologia dan orang-orang yang terlibat didalamnya tentang kejadian hancurnya dua gedung kembar WTC dan Pentagon yang terjadi dan memuat tentang benarkahOsama bin Laden dibelakang Peristiwa itu.. ? atau sekedar fitnah untuk menutup malu Amerika atas kejadian yang terjadi dinegaranya. 16 Ibid 17 Ibid. 18 Ibid.
Tribakti, Volume 14 No.1 Januari 2005
7
Ali Imron, Semangat Terorisme dan Orientalisme Akhir Konspirasi Pemikiran Dari beberapa ulasan diatas dapat dipahami bahwa betapapun besar dan kuatnya sebuah negara kalau itu didasari dengan ketidak adilan dan keberpihakan maka semuanya tidak mungkin untuk bisa bertahan lama termasuk ketika Orientalisme mengorientasikan aksinya untuk dan demi kekuasaan dan pengungkungan terhadap kelompok minoritas yang sebenarnya itu adalah mayoritas. Bersamaan dengan itu munculnya tokohtokoh orientalis sebenarnya berawal karena dimunculkan oleh peradaban Barat dalam rangka penyebaran misi kenegaraan dan agama.19 Perlawanan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil yang bersatu hingga akhirnya menjelma menjadi kelompok besar ternyata mampu membabat habis sebuah negara yang berperadaban besar dan dibangun begitu lama (Terorisme). Aksi Orientalisme didasarkan pada semangat sektarian dan menafikan toleransi serta penghargaan terhadap ilmu dan peradaban lain sekaligus juga faktor misionaris orientalis yang berdampak pada klaim teroris yang berlebel Islam. Pelaku dan pemikir Islam seperti halnya apakah itu kelompok ulama ataupun umara dalam kategori pemberian kontribusinya terhadap Islam banyak memberikan dampak yang cukup signifikan untuk sosial fact umat Islam Wacana yang dikembangkan oleh pelaku orientalis adalah menumbuh-kembangkan wacana barat yang banyak berorientasi pada pemenangan peradaban dan menggunakan jargon-jargon demokratis, sosialis dan pluralis. Wujud orientalis terfungsikan sebagai sarana penyebaran faham barat untuk mengungkung orientasi wacana Timur Terorisme berakar dan berawal dari sentimen yang didasari oleh patriotisme perlawanan kaum minoritas/kelompik kecil akibat term-term semangat jihad yang dikembangkan Klaim terorisme adalah sebuah lambang perlawanan yang dimotori oleh kelompok timur, akan tetapi target fungsionalnya untuk memperjuangkan hak dan kewajiban sebagai bagian dari diskriminasi kelemahan Pemikiran Paul Findley, Noam Chomsky dan Osamah bin laden memiliki titik temu untuk menjelaskan dan memberikan pembelaan terhadap kaum lemah dan minoritas menurut ukuran kekuatan mereka. Aksi Orientalisme ternyata memiliki hubungan dengan aksi terorisme yang 19
Edward W. Said, Orientalisme …, 143-146.
Tribakti, Volume 14 No.1 Januari 2005
8
Ali Imron, Semangat Terorisme dan Orientalisme dilakukan oleh kelompok-kelompok Islam garis keras termasuk didalamya Osama bin Laden. Penutup Demikian sekelumit makalah yang bisa penulis paparkan, dengan harapan dapat menambah wawasan bagi para pembaca. Kritik dan saran sangat penulis harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dydo Tiduran, Islam Fundamentalis dan kegusaran Masyarakat Barat : Percaturan Politik dan Ideologi Internasional. (Jakarta : Golden Terayon Press, 1992), Edward W. Said, Orientalism, (Newyorks : Vintage Books, 1978), Fahmi Ismail, Negotiating for Peace in the Middle East, (Baltimore: Johns Hopkins University Press, 1983), Ibrahim Abu Lughod, Ed. Transformation of Palestine ,Vol. II. (Newyork : North Western University Press, 1987), Noam Chomsky : Pirates and Emperors : International Terorism in the Real World, (Canbridge : Amana Book, 1986), Paul Findley, They Dare to Speak Out : People and Institutions Confront Israels (Newyork : Lawrens Hill Books, 1985 ) Walter Kaufman, The Portable Nietszche. (Newyork : Viking Press, 1994), Y.M. Choueriri, Islamic Fundamentalisme , (London : Printher Publisher, 1990).
Tribakti, Volume 14 No.1 Januari 2005
9