29 TALENTA PSIKOLOGI Vol. I. No. 1, Februari 2012
SEMANGAT KERJA KARYAWAN DITINJAU DARI KONSEP PENERIMAAN DIRI
Sri Ernawati¹, Abdul Kholid¹ ¹Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sahid Surakarta Email :
[email protected]
Abstract An employees as a valuable company’s assets, ned to optimalization empowerment and largement. Employee morale is one of the causes, which self acceptance influenced. This experiments aimed to understand the correlations of employee morale in terms of the concept of self acceptance. Fourty persons as a population have been analyzed with product moment correlations. The normaly assumption for self acceptance scale is r² = 7,314 (p > 0,05), and for employee morale scale is r² = 9,496 (p > 0,05). It showed both are in normal assumption. For the linierity, the F differences = 0,001 (p > 0,05) for both variables, it showed both are linier.The statistics analysis shows that rxy = 0,495 (p < 0,01), means that there is a significantly correlations of employee morale in tens of the concept of self acceptance. The conclusions is that self acceptance variables give 24,5% influenced to employee morale, and 75,5% given to other factors.
Keywords : Employee, Employee Morale, Self Acceptance
30 TALENTA PSIKOLOGI Vol. I. No. 1, Februari 2012
Abstrak Karyawan merupakan aset perusahaan yang sangat berharga, tanpa mereka apa yang dimiliki perusahaan tidak akan dapat dimanfaatkan dan dikembangkan secara maksimal. Semangat kerja pada karyawan merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh perusahaan. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh adalah penerimaan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara peneriamaan diri dengan semangat kerja karyawan. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan berjumlah 40 orang dan dianalisis dengan korelasi product moment. Uji normalitas sebaran Skala Penerimaan Diri diperoleh kai kuadrat = 7,314 dengan p > 0,05 yang berarti sebarannya normal dan uji normalitas sebaran Skala Semangat Kerja diperoleh kai kuadrat = 9,496 dengan p > 0,05 yang berarti sebarannya normal. Hasil uji linieritas kedua variabel diperoleh faktor F beda = 0,001 dengan p > 0,05 yang berarti korelasinya linier. Hasil analisis data diperoleh rxy = 0,495 dengan p < 0,01 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan semangat kerja pada karyawan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri berpengaruh pada semangat kerja karyawan, dimana pengaruhnya sebesar 24,5%. Sedangkan yang 75,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
Kata kunci : Karyawan, Penerimaan Diri, Semangat Kerja
31 TALENTA PSIKOLOGI Vol. I. No. 1, Februari 2012
berada. Bagi mereka yang memiliki PENDAHULUAN
tanggung jawab dan semangat kerja
Perkembangan dan kemajuan bidang
industri
menuntut
secara
pemenuhan
global kualitas
yang
baik,
senantiasa potensi
maka
mereka
menumpahkan dan
akan semua
kemampuan
yang
sumber daya manusia yang memadai.
mereka miliki untuk menjalankan
Manusia merupakan salah satu yang
tugas yang diberikan kepadanya.
penting dalam perkembangan dan
Saat ini masih banyak kita saksikan
kemajuan bidang industri, termasuk
adanya karyawan yang datang kerja
juga bidang-bidang yang lain. Hal ini
tidak tepat waktu atau pulang lebih
disebabkan karena dari manusialah
awal. Ataupun mereka datang tepat
timbul berbagai ide, gagasan dan
waktu tapi di ruang kerja mereka
inovasi yang mendorong timbulnya
hanya mengobrol dengan teman
perubahan.
kerja atau malah hanya bersantaisantai saja. Berawal dari sinilah
Karyawan merupakan salah
banyak sekali timbul keluhan dari
satu aset yang berharga bagi industri
berbagai
maupun organisasi dan merupakan
produktivitas kerja rendah, semangat
sumber daya yang dapat dikelola,
kerja turun, mutu kerja rendah, dan
diarahkan,
masih banyak yang lain.
dengan
dan
dikembangkan
sebaik-baiknya
pihak
mengenai
serta Tiap-tiap
seoptimal mungkin. Mesin, tempat
perusahaan
dan modal merupakan hal yang
memiliki tujuan atau target yang
sangat penting dimana semua itu
ingin
akan cukup berarti jika karyawan
karyawan diharapkan dapat berperan
dapat berkembang.
secara aktif dalam mencapai tujuan
dicapai.
Oleh
karena
itu
yang telah digariskan. Tugas yang Karyawan sebagai salah satu aset
perusahaan
atau
organisasi
diberikan
pada
dilaksanakan
karyawan
dengan
hasil
harus yang
memiliki tanggung jawab yang besar
seoptimal mungkin. Hal ini dapat
dalam
tercapai
menjaga
perputaran
roda
perusahaan atau organisasi dimana ia
apabila
karyawan
32 TALENTA PSIKOLOGI Vol. I. No. 1, Februari 2012
melaksanakan tugasnya dengan kerja
diri berpengaruh pada semangat
keras dan penuh semangat. Dengan
kerja karyawan?”
penerimaan diharapkan
diri, dapat
karyawan memfungsikan
Semangat Kerja
dirinya dengan sebaik-baiknya.
Allport (dalam Imam, 1996)
Semangat kerja yang dimiliki karyawan dipengaruhi oleh apa yang ada dan dimiliki oleh karyawan yang bersangkutan terutama faktor mental. Maramis (1994) berpendapat bahwa dengan penerimaan diri seseorang akan
percaya
dengan
kemampuannya, tidak terlalu kaku serta mampu mengenal perasaannya. Individu yang memiliki penerimaan diri baik biasanya akan memiliki kemampuan tanggung
untuk jawab,
kemampuan
menerima
percaya
dirinya,
pada
memiliki
pandangan yang positif terhadap diri serta
menerima
kekurangannya
kelebihan (Jershild
dan
mengartikan semangat kerja sebagai sebuah
sikap
individual
dalam
sebuah usaha kelompok. Berkaitan dengan pernyataan di atas maka apabila karyawan memiliki sikap terhadap segala usaha atau kegiatan yang
dilakukan
perusahaan
bisa
dikatakan bahwa semangat kerja mereka baik dan sebaliknya bila sikap mereka terhadap usaha yang dilakukan kelompok rendah maka semangat
kerja
mereka
bisa
dikatakan rendah pula. Perusahaan harus
memberikan
timbal
balik/penghargaan yang sama-sama menguntungkan.
dalam
Penghargaan
terhadap
apa
Hurlock, 1986). Hjelle dan Ziglir
yang
(dalam Subur, 2000) menyatakan
merupakan hal yang penting artinya
bahwa
bagi kelangsungan suatu perusahaan.
bagaimanapun
penerimaan
diri
merupakan
juga ciri
kepribadian yang masak. Berdasarkan uraian diatas, maka muncullah sebuah rumusan masalah “apakah benar penerimaan
telah
Kemampuan
dilakukan
karyawan
karyawan
untuk
menjalankan tugas sesuai dengan potensi
yang
dimilikinya
membuat
karyawan
bersangkutan
merasa
akan yang
puas
dan
33 TALENTA PSIKOLOGI Vol. I. No. 1, Februari 2012
senang. Terlebih lagi jika lingkungan dimana
karyawan
bekerja
memberikan dukungn yang positif atau memberikan timbal balik yang dapat
membuat
Harrel
karyawan
puas.
Retno,
1996)
(dalam
3. Situasi dan lingkungan kerja
mendefinisan semangat kerja adalah kombinasi sikap yang timbul karena
Situasi dan lingkungan kerja yang semrawut dan tidak mengenakan akan
menyebabkan
karyawan
menjadi gerah dan tidak nyaman dalam bekerja. 4. Adanya kesempatan untuk maju
kepuasan terhadap pekerjaan dan Terwujudnya
Adanya kesempatan untuk meniti
kepuasan karyawan pada lingkungan
karir kejenjang yang lebih tinggi
dan pekerjannya diharapkan dapat
dapat memberikan dorongan bagi
mendorong
karyawan
lingkungannya.
semangat
kerja
untuk
lebih
bersemangat dalam bekerja.
karyawan. Faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan adalah :
5. Keamanan kerja yang baik Karyawan
yang bekerja pada
bagian yang memiliki resiko lebih
1. Gaji yang diterima
banyak akan dibayangi oleh rasa Gaji
yang
diberikan
pada
karyawan harus sesuai dengan apa
was-was, sehingga dalam bekerja mereka kurang optimal.
yang telah diberikan karyawan 6. Keadaan lingkungan sosial dalam
pada perusahaan.
tempat kerja 2. Perhatian pada kebutuhan rohani Teman kerja yang tidak egois,
dan harga diri
pengertian
akan
membuat
Karyawan akan merasa tenang
karyawan
apabila
merasa betah dan bersemangat
mereka
diperhatikan keberadaannya.
dan
senantiasa diakui
yang
dalam bekerja.
bersangkutan
34 TALENTA PSIKOLOGI Vol. I. No. 1, Februari 2012
7. Komunikasi
yang
ada
dalam
penerimaan individu terhadap tujuan
tempat kerja
kelompok.
Adanya komunikasi dua arah dan
Penerimaan Diri
tanpa ada sumbatan informasi Penerimaan
akan menciptakan hubungan yang dinamis antara bawahan dengan bawahan dan antara atasan dengan
adalah
kesadaran diri untuk dapat menerima keadaan yang ada dalam dirinya secara
bawahan.
diri
positif
dan
dapat
menggunakannya untuk menjalani 8. Insentif yang diterima terarah tujuannya
kehidupan. Adanya penerimaan pada seseorang, berarti seseorang tersebut secara sadar menerima kenyataan-
Karyawan harus tahu kenapa ia menerima insentif.
kenyataan
dirasakan
dan
dialaminya secara obyektif. Kita
9. Fasilitas bagi karyawan yang
harus sadar menerima bukan berarti kita harus menyukainya.
menyenangkan
Hurlock (1986) menyatakan
Pemberian fasilitas bagi karyawan berprestasi
yang
akan
dapat
bahwa ada beberapa kondisi yang
memberikan
dorongan
bagi
dapat
karyawan
untuk
lebih
diri, diantaranya:
bersemangat dalam bekerja.
mempengaruhi
penerimaan
1. Pemahaman diri
Aspek dari semangat kerja
2. Bebas dari hambatan lingkungan
meliputi: adanya perasaan senang dalam melakukan pekerjaan sehari-
3. Harapan yang realistik
hari, tidak ada konflik, keterlibatan ego
seseorang
yang
baik,
penyesuaian yang baik, kepaduan
4. Kondisi yang menyenangkan 5. Konsep diri yang stabil
kelompok, sekumpulan sikap yang berhubungan dengan pekerjaan, dan
6. Sikap lingkungan sosial yang baik
35 TALENTA PSIKOLOGI Vol. I. No. 1, Februari 2012
7. Frekuensi berhasil
yaitu sikap mental individu atau kelompok
8. Ada tidaknya perspektif diri 9. Adanya
identifikasi
dalam
melakukan
pekerjaan dengan giat dan konsekuen
dengan
seseorang
dengan harapan hasil pekerjaan akan memenuhi
tujuan
ditetapkan
oleh
yang
telah
perusahaan.
Sementara itu aspek yang
Sedangkan variabel bebas dalam
dapat menggambarkan penerimaan
penelitian ini adalah penerimaan diri
diri pada seseorang yaitu:
yaitu
1. Perasaan senang, hal ini berkaitan dengan sikap positif terhadap kanyataan yang ada dan dialami oleh individu, dimana kenyataankenyatan tersebut oleh individu digunakan untuk menjalani hidup
keadaan
mampu
yang
mengakui
kelebihan-
dan
kelemahan-
kelebihan kelemahannya,
berbuat
sesuai
dengan nilai dan standar dirinya serta mampu
mempertangungjawabkan
perilakunya, kelemahannya
secara baik
seseorang
kelebihan
dan
diterima
tanpa
menyalahkan diri dan orang lain. 2. Perasaan puas, dalam menjalani kehidupan ini, individu tidak akan lepas dari kenyataan yang ada
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Perusda Saripetojo Cabang Rembang yang berjumlah 40
dalam dirinya.
orang. Seluruh populasi tersebut 3. Penghargaan,
orang
yang
digunakan sebagai sampel penelitian.
menerima diri senantiasa berusaha
Pengumpulan data pada penelitian
untuk menerima apa yang ada
ini dengan menggunakan metode
dalam dirinya, baik kelemahan
angket, yaitu metode penyelidikan
ataupun kelebihannya.
dengan menggunakan suatu daftar
METODE
pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan
dengan
menggunakan
Variabel tergantung dalam
suatu daftar penelitian. Analisis data
penelitian ini adalah semangat kerja
pada penelitian ini menggunakan
36 TALENTA PSIKOLOGI Vol. I. No. 1, Februari 2012
Teknik Analisa Product Moment.
motivasi kerja, inteligansi, tingkat
Sebelum dilakukan analisis data,
pendidikan (Munandar, 1988).
terlebih dahulu diadakan uji asumsi terhadap variabel penelitian yang
PEMBAHASAN
meliputi uji normalitas sebaran dan uji
asumsi
penelitian
terhadap yang
variabel
atau
organisasi
tidak
dapat
uji
dilepaskan dari peran sumber daya
normalitas sebaran dan uji linieritas
manusia yang ada, dalam hal ini
yang
karyawan.
dihitung
meliputi
Berjalannya roda perusahaan
dengan
bantuan
Sumber
daya
yang
program SPS edisi Sutrisno Hadi dan
berwujud material tidak akan berarti
Yuni Pamardiningsih versi IBM/IN
dan
Hak Cipta © 2001.
mereka.
berguna Perlu
tanpa
peran
disadari
aktif bahwa
pengelolaan sumber daya tersebut
HASIL
akan lebih berhasil dan optimal bila Nilai korelasi penerimaan diri
dipegang oleh sumber daya yang
pada semangat kerja (rxy) sebesar
benar-benar
0,495 dengan taraf signifikansi p <
berkualitas. Kualitas sumber daya
0,01. Hal ini menunjukkan bahwa
manusia terbukti merupakan faktor
penerimaan diri dapat dipengaruhi
dominan
oleh semangat kerja pada karyawan,
pembangunan dan kemajuan bengsa.
artinya semakin tinggi penerimaan
Karyawan yang memiliki kualitas
dirinya,
rendah
maka
semangat
semakin
kerjanya,
tinggi
mumpuni
dalam
cenderung
atau
keberhasilan
kurang
sebaliknya
bertanggung jawab dan tidak terlalu
semakin rendah penerimaan diri,
peduli dengan pekerjaannya. Hal ini
maka
juga
disebabkan oleh adanya anggapan
semakin rendah. Sebaran efektif
sebagian karyawan bahwa pekerjaan
penerimaan diri terhadap semangat
yang ia jalani tersebut bukan bagian
kerja sebesar 24,5%, siasanya yang
penting dari kehidupan psikisnya.
semangat
kerjanya
75,5% dipengaruhi oleh faktor yang lain selain penerimaan diri, seperti:
Antara
karyawan,
perusahaan, dan out put atau produk
37 TALENTA PSIKOLOGI Vol. I. No. 1, Februari 2012
merupakan sebuah lingkungan rotasi
seseorang
yang saling kait mengkait dan timbal
kemampuannya, tidak terlalu kaku
balik. Karyawan dalam menjelaskan
dan mampu mengenali perasaannya.
tugasnya harus dilakukan dengan
Karyawan akan berhasil menjalankan
penuh semangat dan penuh tanggung
tugas
jawab, sehingga apa yang diharapkan
kemampuan
perusahaan
karyawan
Karyawan bisa mengukur seberapa
Apabila
besar potensi yang dia miliki untuk
tersebut
terhadap
dapat
pekerjaan
tercapai.
yang
ketika
percaya
dia yang
pada
yakin dia
akan miliki.
pada
menjalankan tugas tersebut. Dengan
karyawan dapat cepat selesai dan
kesadaran dan pemahaman akan
benar,
maka
diberikan
akan
ongkos
yang
potensi tersebut karyawan dalam
dikeluarkan
perusahaan
atau
menjalankan
oraganisasi
dapat
tugas
akan
lebih
diperkecil
mantap dan tenang, sehingga harapan
(Anigoro dan Widiyati, 1983). Oleh
atau tujuan yang ingin dicapai oleh
karena itu, perusahaan harus selalu
perusahaan akan segera tercapai.
menjaga kestabilan semangat kerja
Sebaliknya karyawan yang kurang
karyawan.
percaya dengan kemampuannya, dia akan
Semangat
kerja
karyawan
dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satu faktor yang berpengaruh pada semangat kerja karyawan adalah
lebih
banyak
bertanya,
mengeluh dan cenderung ragu-ragu dalam
bertindak
atau
bekerja,
sehingga apa yang dihasilkan kurang memuaskan.
penerimaan diri karyawan. Untuk menjaga semangat kerja karyawan perusahaan
harus
senantiasa
Karyawan penerimaan
diri
yang tidak
memiliki hanya
memperhatikan faktor-faktor yang
menerina kondisi atau keadaannya
mempengaruhi
kerja
begitu saja, tetapi kondisi yang ada
karyawan tersebut, salah satunya
tersebut senantiasa dikembangkan
adalah penerimaan diri.
kearah
semangat
yang
lebih
baik.
Perkembangan kearah yang lebih Maramis (1994) menyatakan bahwa
dengan
penerimaan
diri
baik ini akan menjadikan karyawan
38 TALENTA PSIKOLOGI Vol. I. No. 1, Februari 2012
sebagai sumber daya manusia yang lebih ahli dan berkompeten pada bidangnya.
Hal
ini
dikarenakan
orang yang menerima diri senantiasa menerima karakteristik personalnya dan menggunakan untuk menjalani kehidupan,
sedangkan
karyawan
yang kurang begitu faham akan karakteristik dirinya cenderung akan menolak
sendiri.
Terjadinya
penolakan terhadap dirinya akan menyebabkan kondisi dan potensipotensi yang dimilikinya kurang dapat dimanfaatkan secara optimal dalam
bekerja
dan
menjalani
kehidupannya. SIMPULAN 1. Ada
korelasi
Hurlock. 1986. Personality Development. New York: Mc Graw Hill Publishing.
yang
sangat
signifikan antara penerimaan diri dengan semangat kerja pada karyawan 2. Sumbangan efektif penerimaan diri terhadap semangat kerja DAFTAR RUJUKAN Anigoro, P dan Widiyati, N. 1983. Psikologi dalam Perusahaan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Imam, T. 1996. Hubungan antara Iklim Organisasi dengan Semangat Kerja dan Prestasi Karier Karyawan PT. Sinar Agrofindo Sembada Bandar Lampung. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS. Maramis. 1994. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Erlangga. Retno, K. 1996. Hubunga antara Persepsi Terhadap Promosi Jabatan dengan Semangat Kerja pada Karyawan BRI Kantor Cabang YogyakartaKatamso. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS. Subur, R. 2000. Hubungan antara Penerimaan Diri dan Aktualisasi Diri dengan Tingkah Laku Asertif Penyandang Cacat Tubuh. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS.