BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat merupakan Rumah Sakit tipe C khusus milik pemerintah. Kegiatan pelayanan yang diselenggarakan berupa pelayanan rawat jalan
, pelayanan rawat inap, pelayanan penunjang medis, pelayanan farmasi dengan jumlah karyawan 207 orang, yang terdiri dari 12 tenaga medis, 114 tenaga paramedis
perawatan, serta 81 tenaga non medis. Catatan medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan di rumah sakit. Banyaknya variabel di rumah sakit turut menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna di lingkungan rumah sakit. Evaluasi pelayanan kesehatan merupakan suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu kegiatan
serta
merupakan
persyaratan
dasar
untuk
mengendalikan
dan
mempertahankan mutu pelayanan. Evaluasi ini berguna untuk kesinambungan pelayanan dan peningkatan mutu pelayanan. Salah satu yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan adalah kompetensi teknik terkait dengan ketrampilan, kemampuan dan penampilan pemberi pelayanan. Evaluasi bisa dilakukan pada tiap level manajemen. Pada manajemen puncak, evaluasi pelayanan rawat jalan dilakukan dengan cara melihat laporan catatan medis tentang rasio kunjungan pasien baru dan lama, rasio kunjungan pasien unit pelayanan umum dan spesialis, jumlah pasien rujukan, jumlah kunjungan pasien menurut cara pembayaran, jumlah pendapatan dari hasil tindakan yang dilakukan oleh dokter, dari hasil tindakan yang dilakukan oleh tenaga paramedis serta pendapatan total dari pelayanan rawat jalan, jumlah kunjungan pasien per kelompok usia, jumlah kunjungan pasien per penyakit, jumlah dan jenis
1
Bab I Pendahuluan
2
obat yang telah dipakai. Apabila evaluasi pelayanan berdasarkan informasi tersebut dapat dilakukan maka pihak manajemen dapat mengetahui produktivitas pelayanan
rawat jalan dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam merencanakan pengembangan pelayanan rumah sakit.
Pada level manajemen tengah, informasi yang dihasilkan dari pelayanan rawat jalan dapat digunakan oleh pemberi pelayanan klinis sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian tindakan medis pada pasien. Sedangkan pada level manajemen bawah akan menunjang kegiatan rutin dalam
menghasilkan laporan data kegiatan pelayanan rawat jalan dari pasien, dan kecepatan pemberian pelayanan pada kegiatan rawat jalan sangat bermanfaat bagi pasien yang sedang berobat. 1.1 Latar Belakang Rawat jalan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit paru sidawangi cirebon, data pelayanan yang tercatat dalam formulir adalah bagian fakta dan alat komunikasi antar pemberi layanan yang mungkin belum memiliki arti sebelum sistem mengolahnya menjadi lebih berarti, yang akan menjadi bahan dasar penilaian mutu dan kebijakan makro serta mikro rumah sakit. Munculnya era personal computer (PC) memicu peningkatan produktivitas. Namun, tanpa adanya pengembangan dan pemanfaatan arsitektur komunikasi dan pengolah data yang memadai , mudah dipahami, diterapkan dan handal, nilai informasi yang dihasilkan bisa berkurang dan keputusan pun bisa tidak tepat karenanya. Pendaftaran pasien rawat jalan merupakan tempat pertama mendapatkan data bagi pasien rawat jalan, pada bagian ini dihasilkan data identitas pasien yang terdiri dari nama pasien, tempat lahir, tanggal lahir, jenis kelamin, umur, pekerjaan, status, agama, gol darah, nama ibu, nama ayah, alamat. Selain identitas didapatkan pula data ringkasan poliklinik yaitu tanggal datang, jenis kunjungan (baru/lama), jenis pasien (Umum, ASKES, JAMKESMAS).
Rancangan aplikasi pelayanan pasien rawat jalan di rumah sakit paru sidawangi cirebon
Bab I Pendahuluan
3
Dalam pencarian data pasien kontrol petugas mencari pada rak arsip catatan medis sesuai dengan KIB, bila catatan medis pasien tidak ditemukan, petugas pendaftaran
akan membuat catatan medis baru untuk pasien tersebut. Akibatnya, pada saat itu terdapat duplikasi catatan medis, hal ini dapat berakibat pada ketidaksinambungan
informasi medis pasien tersebut karena riwayat kesehatan pasien yang terdahulu tidak terdapat dalam satu berkas catatan medis pasien. Bagi pasien lama yang kartu identitas berobatnya hilang (KIB) , petugas meminta identitas pasien dan menyebutkan tahun pertama berobat, petugas akan mencari
data pasien pada buku pendaftaran apabila tidak ada maka pasien harus melakukan
proses pendaftaran baru, bila ada maka cetak KIB akibatnya proses pelayanan di pendaftaran sedikit terhambat. Sebagian catatan data diatas, selain pada berkas catatan medis juga dilakukan pada beberapa media yaitu buku register pasien rawat jalan dan kartu identitas berobat (KIB), pengisian data tersebut berlaku bagi pasien untuk kunjungan pertama (pasien baru) adapun untuk pasien lama petugas tidak perlu mengisikan data identitas pada berkas catatan medis dan kartu identitas berobat. Pengolahan data di rumah sakit paru provinsi jawa barat saat ini dilakukan dengan mencatat data identitas pasien, data riwayat klinik dan data penunjang medik menggunakan berkas catatan medis yang telah tercetak standar dan mengacu pada pedoman pelaporan rumah sakit yang dikeluarkan oleh direktorat jendral pelayanan medik departemen kesehatan republik indonesia. Keadaan ini mengakibatkan laporan yang dihasilkan bersifat kaku dan statis karena pada dasarnya untuk kepentingan pelaporan pihak departemen kesehatan, apabila manajemen memerlukan laporan selain yang tercatat
pada laporan tadi, maka
pencatatan harus dilakukan ulang dengan laporan yang berbeda. Semakin banyak laporan yang dibutuhkan semakin banyak berkas yang harus disiapkan dan diisikan dan semakin banyak pula waktu serta tenaga yang
Rancangan aplikasi pelayanan pasien rawat jalan di rumah sakit paru sidawangi cirebon
Bab I Pendahuluan
4
dikorbankan didalam proses ini, pada dasarnya pemanfaatan sarana teknologi yang ada di rumah sakit paru provinsi jawa barat saat ini sangat mungkin dilakukan.
Sebenarnya proses pelayanan di rumah sakit paru sidawangi cirebon sudah sesuai
dengan
prosedur
yang
dikeluarkan
departemen
kesehatan,
namun
untuk
meningkatkan pelayanan terhadap pasien khususnya pasien rawat jalan, dengan melihat kasus seperti di atas maka pihak rumah sakit mengajukan rancangan aplikasi pelayanan pasien rawat jalan secara terkomputerisasi. 1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, untuk membantu jalannya pelayanan pasien rawat jalan rumah sakit, maka permasalahan yang harus diselesaikan adalah : 1. Bagaimana menangani proses pendaftaran pasien baru dan pasien lama pada instalasi rawat jalan. 2. Bagaimana menghitung pembayaran (biaya pendaftaran pasien rawat jalan dan biaya dokter spesialis). 3. Bagaimana mencari berkas catatan medis di tempat penyimpanan dokumen dengan waktu yang relatif cepat. 4. Bagaimana membuat laporan kunjungan pasien per hari, laporan data pasien per usia dan laporan data pasien per wilayah (kecamatan, kabupaten – kota, dan propinsi).. 1.3 Batasan Masalah Dengan adanya rumusan masalah diatas, maka untuk membatasi masalah pada pembuatan rancangan aplikasi ini meliputi hal-hal yang berkaitan langsung dengan pelayanan pasien rawat jalan antara lain : 1. Sistem hanya menangani pelayanan pendaftaran rawat jalan terhadap kelompok pasien umum 2. Proses pelayanan rawat jalan yang ditangani adalah bagian pendaftaran, kasir (pembayaran karcis pendaftaran dan biaya konsultasi dokter spesialis). 3. Batasan teknologi, pembuatan aplikasi menggunakan teknologi web dengan implementasi pada jaringan lokal (intranet).
Rancangan aplikasi pelayanan pasien rawat jalan di rumah sakit paru sidawangi cirebon
Bab I Pendahuluan
5
1.4 Tujuan 1. Dapat menangani proses pendaftaran pasien baru dan pasien lama pada instalasi
rawat jalan. 2. Dapat menghitung pembayaran (biaya pendaftaran pasien rawat jalan dan biaya
dokter spesialis). 3. Dapat mencari berkas catatan medis di tempat penyimpanan dokumen dengan waktu yang relatif cepat.
4. Dapat membuat lapoaran kunjungan pasien per hari,laporan data pasien per usia,
dan laporan data pasien per wilayah.
1.5 Sistematika Penyusunan Laporan Laporan Tugas Akhir ini terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan serta sistematika penyusunan laporan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai studi pustaka yang berhubungan dengan pengerjaan tugas akhir ini, yaitu rumah sakit, pelayanan rawat jalan, pemodelan sistem. BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT Bab ini berisi pembahasan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan rumah sakit meliputi sejarah rumah sakit, visi dan misi, struktur organisasi serta tugas dan fungsi. BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI SISTEM Bab ini menjelaskan tentang konsep pelayanan rawat jalan. Sedangkan evaluasi sistem yaitu evaluasi berdasarkan hasil analisis dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan dan menghasilkan requirement system sebagai solusi masalah dari sistem yang ada.
Rancangan aplikasi pelayanan pasien rawat jalan di rumah sakit paru sidawangi cirebon
Bab I Pendahuluan
6
BAB V PERANCANGAN Bab ini berisi tentang perancangan software yang di buat berdasarkan hasil analisis
dan sesuai dengan usulan (requirement system) yang terdapat dalam evaluasi sistem.
BAB VI IMPLEMENTASI Bab ini membahas mengenai proses implementasi dari hasil analisis dan perancangan yang telah dikerjakan sebelumnya.
BAB VII PENUTUP
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari keseluruhan aplikasi pelayanan pasien rawat jalan, ketercapaian tujuan, disertai saran dari penyusun yang ditujukan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan pembelajaran yang sama atau pun hampir sama bagi mereka yang membutuhkan referensi mengenai pelayanan rawat jalan, dan lainnya yang berhubungan dengan kandungan dari laporan tugas akhir ini.
Rancangan aplikasi pelayanan pasien rawat jalan di rumah sakit paru sidawangi cirebon