BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun banyak pula masyarakat yang menganggur. Dengan kemampuan pemerintah yang sangat terbatas, maka untuk membantu pembangunan bangsa harus ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja sendiri. Saat ini bangsa Indonesia sedang dihadapkan dengan berbagai persoalan bangsa, salah satunya adalah persoalan yang diakibatkan oleh krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997. Dampak dari krisis ekonomi yang berkepanjangan menyeret masyarakat yang berada pada lapisan bawah dengan kemampuannya yang terbatas sehingga mempersempit ruang gerak untuk memperbaiki kualitas hidup mereka. Minimnya lapangan pekerjaan sebagai dampak dari krisis ekonomi, menyebabkan tingginya angka pengangguran dan kemiskinan yang terus meningkat. Menurut data BPS Agustus 2008, jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak 9,39 juta orang (8,48%) dari total angkatan kerja sekitar 111,4 juta orang. Adapun yang menyebabkan terjadinya pengangguran di Indonesia, diantaranya: Pertama, jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja yang tersedia. Kedua, kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Ketiga, masih adanya anak putus
1
2
sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang tidak terserap dunia kerja/berusaha mandiri karena tidak memiliki keterampilan yang memadai, dan Keempat, terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena krisis global. Dari gambaran tersebut maka perlu dikembangkan program-program kursus dan pelatihan untuk mempercepat penurunan angka pengangguran di Indonesia. Bagi sebuah negara dibelahan dunia manapun, ledakan jumlah pengangguran merupakan ancaman yang menakutkan. Sebab hal ini akan dengan sendirinya menimbulkan segudang permasalahan sosial yang rumit seperti kriminalitas dengan berbagai alasan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan ekonomi. Tentunya masalah pengangguran ini tidak bisa dilihat dengan sebelah mata, permasalahan ini harus dilihat dari berbagai sisi kehidupan masyarakat dan harus ditangani secara ekstra serius. Suatu pernyataan yang bersumber dari PBB menyatakan bahwa suatu Negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya (Buchari Alma ,2008:4). Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya wirausaha, salah satunya adalah menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran. Wirausahawan merupakan potensi pembangunan bangsa baik dalam kuantitas maupun kualitas. Saat ini kita sedang menghadapi kenyataan bahwa jumlah wirausahawan di Indonesia masih sedikit dan kualitasnya belum bisa dikatakan hebat. Sehingga persoalan ini merupakan persoalan yang mendesak bagi suksesnya pembangunan.
3
Oleh karena itu untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal yang mampu berwirausaha, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sukajadi yang bertempat di Jalan Cipedes Tengah No. 42-B (133) RT. 02 RW. 05 Kelurahan Sukagalih Kecamatan Sukajadi Kota Bandung menyelenggarakan Program Pelatihan Kecakapan Hidup (Life Skills) Handycraft Keramik. Pelaksanaan program pelatihan kecakapan hidup (life skills) handycraft keramik yang diselenggarakan oleh PKBM Sukajadi Kota Bandung dilatar belakangi bahwa sistem pendidikan selama ini berorientasi pada penempatan Sumber Daya Manusia (SDM) di sebuah instansi atau perusahaan, yang pada akhirnya hanya menjadikan individu tersebut sebagai mesin manusia yang statis. Paradigma inilah yang akan di ubah dari ‘mencari pekerjaan’ menjadi ‘menciptakan lapangan pekerjaan sendiri’. Melalui program pelatihan kecakapan hidup (life skills) ini diharapkan dapat meningkatkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor, menumbuhkan jiwa kemandiriannya, serta memiliki wawasan kewirausahaan sehingga dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaannya. Selain itu melalui program ini diharapkan warga belajar yang telah mengikuti pelatihan dapat bekerja secara mandiri (wirausaha) atau bekerja pada perusahaan yang bermitra dengan PKBM dengan penghasilan yang semakin layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga dapat mengurangi jumlah kemiskinan dan pengangguran di Indonesia khususnya di Kota Bandung. Peserta didik yang mengikuti kegiatan Life Skills ini ialah warga belajar pendidikan kesetaraan paket B dan C serta lulusan Paket C dan
4
pemuda pengangguran yang belum mempunyai keterampilan yang disiapkan untuk membuka usaha sendiri yang berdomisili di wilayah Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, yang berjumlah 15 orang. Program pelatihan kecakapan hidup (life skills) handycraft keramik yang diselenggarakan oleh PKBM Sukajadi Kota Bandung, penting untuk diteliti karena melalui penelitian ini dapat diketahui motivasi berwirausaha para warga belajar setelah pelatihan ini. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas mengenai Program Pelatihan Kecakapan Hidup (Life Skills) Handycraft Keramik yang diselenggarakan oleh PKBM Sukajadi Kota Bandung, maka teridentifikasi beberapa masalah yaitu sebagai berikut: 1. Rendahnya daya serap tenaga kerja yang dikarenakan kurangnya keahlian atau kemampuan, baik itu pengetahuan, keterampilan maupun sikap dari para pencari kerja; 2. Tingginya angka pengangguran di Indonesia sebanyak 9,39 juta orang khususnya di Kota Bandung; 3. Penyelenggaraan
Life
Skills
Handycraft
keramik
sebagai
upaya
mempersiapkan SDM yang berkualitas; 4. Warga belajar yang telah mengikuti program pelatihan kecakapan hidup (life skills) handycraft keramik dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya dengan berwirausaha.
5
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan suatu upaya dalam memecahkan berbagai masalah pendidikan seperti drop out. Ada berbagai macam program dalam memecahkan masalah pendidikan tersebut diantaranya Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill), Kesetaraan, Keaksaraan, Kelompok Belajar Usaha (KBU), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan lain sebagainya. Untuk menjalankan program-program tersebut diantaranya dapat melalui pusat-pusat kegiatan belajar masyarakat, dalam hal ini salah satunya melalui PKBM Sukajadi Kota Bandung. PKBM Sukajadi memiliki berbagai program, salah satunya program unggulanya yaitu program pelatihan kecakapan hidup (life skills) handycraft keramik. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut : 1. Persepsi warga belajar terhadap proses pelatihan life skills handycraft keramik yang telah diselenggarakan oleh PKBM Sukajadi Kota Bandung. 2. Hasil pelatihan handycraft keramik yang telah diselenggarakan oleh PKBM Sukajadi Kota Bandung. 3. Dampak program pelatihan kecakapan hidup (life skills) handycraft keramik terhadap motivasi berwirausahaa yang telah diselenggarakan oleh PKBM Sukajadi Kota Bandung. Dari
pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian, yang diantaranya: 1. Bagaimana persepsi warga belajar terhadap proses pelatihan life skills handycraft keramik yang telah diselenggarakan oleh PKBM Sukajadi Kota Bandung?
6
2. Bagaimana hasil pelatihan handycraft keramik yang telah diselenggarakan oleh PKBM Sukajadi Kota Bandung? 3. Bagaimana dampak program pelatihan kecakapan hidup (life skills) handycraft keramik terhadap motivasi berwirausahaa
yang telah
diselenggarakan oleh PKBM Sukajadi Kota Bandung?
C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengungkap sejauhmana motivasi berwirausaha warga belajar program pelatihan kecakapan hidup (life skills) handycraft keramik di PKBM Sukajadi Kota Bandung. Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan : 1.
Untuk menganalisis data tentang persepsi warga belajar terhadap proses pelatihan life skills handycraft keramik yang telah diselenggarakan oleh PKBM Sukajadi Kota Bandung.
2.
Untuk menganalisis data tentang hasil pelatihan handycraft keramik yang telah diselenggarakan oleh PKBM Sukajadi Kota Bandung.
3.
Untuk menganalisis data tentang dampak program pelatihan kecakapan hidup (life skills) handycraft keramik terhadap motivasi berwirausahaa yang telah diselenggarakan oleh PKBM Sukajadi Kota Bandung.
D. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak program pelatihan kecakapan hidup (life skills) handycraft keramik terhadap motivasi berwirausaha.
7
Guna penelitian tersebut maka diperlukan pemilihan metode penelitian yang tepat. Metode penelitian merupakan cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, dengan menggunakan langkah-langkah sistematis. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka metode yang sesuai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini digunakan karena peneliti dapat menggali lebih mendalam mengenai masalah penelitian sehingga akan terungkap keunikan dan kekhasan penelitian ini. Metode deskriptif itu sendiri menurut Whitney (1960) dalam Moh. Nazir (1985:63), merupakan “pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta prosesproses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari semua fenomena”. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan kualitatif ini diharapkan dapat menghasilkan gambaran tentang objek yang diteliti secara utuh sebagaimana diungkapkan oleh Taylor dalam Moleong (2008:4) bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
8
E. Manfaat Penelitian Manfaat atau kegunaan dari kegiatan penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1.
Secara konseptual hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan prinsipprinsip penyelenggaraan program pelatihan kecakapan hidup (life skills) yang dapat dimanfaatkan di setiap PKBM untuk memotivasi warga belajarnya untuk berwirausaha.
2.
Secara praktis bagi penyelenggara program ini dapat dijadikan umpan balik untuk pengembangan program selanjutnya.
3.
Sebagai bahan kajian bagi pihak yang berminat untuk penelitian lebih lanjut terhadap aspek yang sama dengan kajian yang berbada.
F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya maka penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas yaitu sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, merupakan uraian tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II Kajian Pustaka, merupakan landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian.
9
Bab III Metodologi Penelitian, yang didalamnya mengulas mengenai Lokasi dan Subjek Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data, serta Langkah-langkah Penelitian. Bab VI. Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang didalamnya mengulas mengenai Hasil Penelitian di PKBM Sukajadi Kota Bandung. Bab V. Kesimpulan dan Saran, yang didalamnya mengulas mengenai intisari dari penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran yang diajukan peneliti.