SELEKSI NENAS HASIL PERSILANGAN CAYENNE DENGAN QUEEN DI JATINANGOR Neni Rostini, Citra Bakti, dan Syaiful Mubarok Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
ABSTRAK Seleksi terhadap hasil persilangan dilakukan untuk mendapatkan genotipe unggul yang merupakan gabungan dari kedua tetuanya. Tetua Cayenne memiliki keunggulan buah yang besar dan silindris tetapi TSS rendah (120Brix), tetua Queen memiliki ukuran buah kecil tetapi TSS tinggi (180Brix). Seleksi dilakukan untuk mendapatkan keturunan yang berukuran buah besar dengan TSS tinggi untuk kebutuhan buah meja. Dilakukan persilangan pada tahun 2000 antara nenas Subang (Cayenne) dengan nenas Bogor (Queen). Diperoleh 27 genotipe hasil persilangan yang ditanam di lahan Fakultas Pertanian di Jatinangor. Dilakukan pengamatan terhadap karakter vegetatif dan hasil. Pada tahun 2005 dilakukan panen dan mahkota buahnya ditanam kembali di lahan yang sama. Dari 27 genotipe hasil panen tahun 2005 terseleksi dua genotipe yang memiliki ukuran buah besar dengan TSS tinggi (160Brix dan 180Brix), satu tanaman memiliki duri pada daunnya seperti nenas Bogor dan satu tanaman lagi tidak berduri seperti nenas Subang. Penanaman tahun 2005 masih pada fase vegetatif. Kata kunci : seleksi, persilangan, Cayenne, Queen
PENDAHULUAN Buah nenas dapat digunakan untuk mengobati gangguan perut (Collins, 1949 dikutip Leal dan Coppens, 1996), sebagai obat cacingan dan anti amuba (Patirio, 1963 dikutip Leal dan Coppens, 1996). Daun nenas yang kuat dapat dimanfaatkan untuk serat pakaian serta tali (Leal dan Coppens, 1996). Kulit buah nenas dapat digunakan untuk pakan ternak yang disebut silase (Endyah Murniati, 2006). Kebutuhan nenas baik segar maupun olahan untuk konsumsi dalam negeri sebasar 385.773 ton per tahun, sedangkan untuk luar negeri sebanyak 2.66 ton/kapita (Agribisnis, 2005). Indonesia termasuk negara penghasil nenas olahan dan segar terbesar setelah Thailand dan Philipina (FAOSTAT, 2002 dikutip Hadiati dkk., 2003). Pada tahun 2004 jumlah ekspor nenas sebesar 169 756 027 Kg (Badan Pusat Statistik, 2004). Tanaman nenas tergolong ke dalam tanaman menyerbuk silang. Perbanyakan nenas dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan generatif atau melalui biji dihasilkan dari suatu persilangan alami dengan bantuan burung serta melalui persilangan buatan (hibridisasi). Umumnya nenas yang dikonsumsi berasal dari perbanyakan secara vegetatif, kondisi ini mengakibatkan variabilitas tanaman nenas sangat kecil dan cenderung tidak ada. Tabel 1. Karakter-karakter Nenas yang Hendak Dimuliakan sebagai Buah Segar maupun Buah Kalengan Karakter Buah Segar Buah Kalengan Tunas Akar Satu atau dua, tumbuh cepat, produksi cepat Mahkota Kecil Besar Tunas Batang Tidak ada atau sangat kecil Penampilan Tegak dan seragam Daun Tidak berduri Pedunkulus Pendek dan kuat, diameter sedang Ukuran Buah Kecil hingga sedang Sedang hingga besar Bentuk Buah Silindris Silindris tidak cepat busuk Kulit Buah Mata Daging Buah Tekstur Resistensi
Menarik, kuning, orange atau merah terang Tidak penting Agak besar dan rata Tidak terlalu dalam Tanpa biji dan matang seragam Padat, tidak berserat dengan core yang sempit Terhadap nematoda, serangga, penyakit jamur dan bakteri dan penyakit fisiologis
Sumber : Leal and Coppens (1996)
Untuk menghasilkan nenas unggulan maka dilakukan persilangan buatan antar genotipe nenas dari kelompok nenas yang berbeda. Menurut Chaudhari (1971), walaupun persilangan tidak menghasilkan gen-gen baru, namun rekombinasi genetik dari gen-gen yang dimiliki kedua tetua memungkinkan diperolehnya variasi atau kombinasi gen-gen baru. Perlu dilakukan seleksi Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif Bogor, 1-2 Agustus 2007
205
untuk memperoleh genotipe unggul yang akan diperbanyak secara vegetatif sehingga diperoleh klon yang unggul. Nenas yang paling banyak ditanam adalah Smooth Cayenne, digunakan sebagai tetua utama dalam rangka memperbaiki kualitas dan tahan terhadap hama penyakit (Leal dan Coppens, 1996). Nenas Subang termasuk Smooth Cayenne yang memiliki buah dengan kadar air yang tinggi, berukuran besar, mata buah agak datar, rasanya agak masam dan berbentuk silindris sehingga mudah dalam proses pengalengan (Rahmat Rukmana, 1996). Namun nenas yang demikian kurang baik untuk dijadikan sebagai buah meja karena kadar air yang tinggi, sehingga perlu dilakukan perbaikan terhadap karakter yang telah ada pada nenas Subang. Persilangan buatan antara genotipe nenas Subang (Cayenne) dengan nenas Bogor (Queen) telah berhasil dilakukan (Neni Rostini, dkk. 2005). Leal dan Coppens (1996) mencatat beberapa karakter nenas yang hendak di muliakan (Tabel 1). Hasil persilangan antara Cayenne dengan Queen perlu diseleksi untuk mendapatkan genotipe unggul. BAHAN DAN METODE Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Jatinangor Kabupaten Sumedang yang memiliki ketinggian ± 750 m di atas permukaan laut (dpl), pH tanah 5.3 dengan jenis tanah inseptisol. Tipe iklim D (Schmidt dan Ferguson, 1951). Percobaan dilaksanakan mulai bulan Nopember 2004 sampai Pebruari 2005. Penanaman tahun 2005 dilakukan di Jatinangor, kondisi pertanaman masih dalam vase vegetatif. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman F1 nenas dari hasil persilangan Cayenne dengan Queen. Kedua tetua diperoleh dari koleksi Balitbu Solok (Hadiati dkk., 2003). Dua puluh tujuh genotipe nenas ditanam dalam polibag hitam ukuran lima kilogram tiap individunya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Alat yang digunakan dalam percobaan adalah polibag, cangkul, meteran jahit untuk mengukur panjang buah, jangka sorong untuk mengukur diameter buah, patok label untuk menandai genotipe, colourchart Royal Horticultural Society (RHS) untuk melihat warna daging buah, Hand Refractometer untuk mengukur nilai TSS, pensil, gelas, piring, blender, pisau, tissu, plastik, spidol, kalkulator, serta alat tulis, dan buku catatan di lapangan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen tanpa model tata ruang. Metode yang digunakan adalah uji tanda dan uji peringkat bertanda Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan rata-rata genotipe (Walpole, 1995). Pengamatan dilakukan terhadap karakter : 1. Panjang pedunkulus (cm) diukur dari pangkal pedunkulus sampai ujung pedunkulus atau dasar buah. 2. Diameter pedunkulus (cm), diukur dari bagian bawah, tengah, atas pedunkulus. 3. Diameter mahkota (cm), diukur dari daun mahkota yang terlebar dari sisi kanan kesisi kiri. 4. Bobot mahkota (g), menimbang mahkota yang telah dipisahkan dari buah. 5. Tinggi mahkota (cm), diukur tinggi mahkota mulai pangkal mahkota sampai ujung. 6. Nilai TSS (Total Soluble Solid) (0Brix), buah nenas dihancurkan dan diambil ekstraknya kemudian diambil airnya, setelah itu diukur nilai TSS-nya dengan alat handrefractometer. 7. Diameter buah (cm), diukur pada bagian bawah, tengah, dan atas buah. 8. Panjang buah (cm), diukur dari bagian dasar buah sampai ujung buah tempat keluarnya tunas mahkota. 9. Diameter core (cm), diukur dengan cara membelah buah secara melintang tepat pada bagian tengah buah, kemudian ukur diameter empulurnya. 10. pH buah, dengan cara menghancurkan buah nenas dan mengambil ekstrak buahnya berupa air nenas, dimasukkan dalam gelas, kemudian diukur pH-nya dengan menggunakan alat ukur pH meter. 11. Bobot bersih buah (g), buah ditimbang dengan kulitnya, tanpa tunas mahkota dan tanpa tangkai buahnya. 12. Bobot kotor buah (g), buah ditimbang bersama dengan tunas mahkota dan tangkainya. 13. Warna daging buah, dilihat, diamati dan disesuaikan dengan warna yang paling cocok pada colourchart Royal Horticultural Society (RHS), kemudian di skor dengan mengklasifikasikan warna-warna tersebut dalam kelas-kelas tertentu. Skoring warna terendah sampai tertinggi disusun berdasarkan warna daging buah pucat sampai warna daging buah kuning tua. 14. Duri pada tanaman, dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu berduri seluruh daun, berduri sedikit di ujung daun dan tidak berduri. 206
Makalah Oral
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter komponen hasil, hasil dan kualitas hasil dianalisis setelah buah pada masingmasing populasi dipanen. Pada percobaan, panen buah nenas dilakukan dengan cara memilih buah nenas yang telah menunjukkan tanda-tanda sudah siap dipanen, dengan ciri sebagai berikut: mahkota sudah mulai membuka, tangkai buah sudah mengerut, mata buah tampak lebih mendatar, besar, dan bentuknya silindris/bulat, warna kulit buah sudah tampak menguning, sudah tercium aroma buah nenas yang harum dan khas (Pantastico, 1997; Rukmana, 1996). Analisis uji tanda dan uji peringkat bertanda Wilcoxon dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata genotipe hasil persilangan. Terdapat 27 genotipe yang diteliti fenotipik karakter komponen hasil, hasil dan kualitas hasilnya, akan tetapi dua diantaranya tidak menghasilkan buah. Selanjutnya akan dianalisis karakter komponen hasil, dan kualitas hasil 25 genotipe nenas F1 untuk mengetahui perbedaan rata-rata genotipe di antara genotipe pada 25 genotipe tersebut. Hasil penandaan dan perangkingan uji peringkat bertanda Wilcoxon untuk beberapa karakter hasil pada populasi hasil persilangan F1 dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3. Tabel 2. Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon dan Uji Tanda Karakter Pedunkulus, Mahkota dan TSS Buah Geno
PP
tipe
DP
RANK +
13\3 13\4 13\6 13\7 13\8 13\10 13\12 13\14 13\16 13\17 13\19 13\20 13\21 13\22 13\24 13\27 13\28 13\29 13\31 13\36 13\37 13\38 13\40 13\42 13\46
UJI 4
t + + + + + + + + + + + + + + + + +
10.5 17 22 4 7 21 5 23 20 13 13 2 25 16 9 14 18 20 24 1 6 16 11 8
Σ + atau -
DM
RANK + 6 1.5
UJI -
t + + + + + + + + + + + + + +
8 22 7 4 23 19 9 16 4 12 16 25 21 19 24 13 14 17 20 12 1.5 4 10
h=8
BM
RANK +
UJI
11
t + + + + + + + + + + + -
10 4 18 13 12 8 2 22 17 10 5 15 23 19 21 14 17 24 20 25 3 7 6 1
h=11
RANK +
14 7.5 1 18
15 7.5 10 12 12 24 18 3 5 12 3 7.5 23 18 16 22 22 25 3 7.5 20
h=11
TM UJI t + + + + + + + +
RANK +
TSS UJI
17
20 1 22 12 3 2 11 16 10 19 15 8 21 5.5 18 23 9 14 24 13 25 7 5.5 4
h=8
t + + + + + + + + + + + +
RANK + 1 19
UJI -
13 25 10.5 13 2.5 5 8 2.5 10.5 15 23 8 24 8 22 15 17 22 15 19 5 5 19
h=12
t + + + + + + + + + + + + + h=12
Tabel 3. Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon dan Uji Tanda Karakter Buah Geno
DB
tipe
RANK +
13\3 13\4 13\6 13\7 13\8 13\10 13\12 13\14 13\16 13\17 13\19 13\20 13\21 13\22 13\24 13\27 13\28 13\29 13\31 13\36 13\37 13\38 13\40 13\42 13\46 Σ
10 7.5
14 19 20 1.5 3 10 10 25 4 14 6 22 5 21 24 1.5 12 23 18 7.5 16 15 17 142
PB UJI
183
RANK
t + + + + + + + + + + + +
+ 6.0
h=12
155
DC UJI
-
19 1 18 10 4.5 9
t + + + + + + + + + + -
170
h=10
3 12 17 23 2 22 21 15 20 14 4.5 8 25 7 16 24 13 12
RANK +
1.5
1.5
t + + + + + + + + + + + + + -
156
h=12
18 8.5 4.5 21 15 4.5 8.5 21 8.5 13 15 22 4.5 19 12 25 24 8.5 23 17 15 11 4.5 169
pH UJI
RANK + 14
-
12 16 1 9.5 15
t + + + + + + + + + + -
189
h=15
19 11 2.5 2.5 5 5 18 7.5 24 22 20 13 17 5 7.5 9.5 21 25 23
136
BKB UJI
RANK +
6
9 3 13
t + + + + + + + + + -
185
h=9
10 14 20 19 4.5 21 16 15 25 4.5 1.5 7.5 22 1.5 17 24 12 12 23 19 7.5
140
BBB UJI
RANK +
UJI 4
12 13 18 20 6 23 15 14 25 8 1 10 24 3 17 22 7 9 21 16 19 11 2 5 153
172
T + + + + + + + + + + + h=11
Panjang pedunkulus yang dikehendaki adalah yang tidak terlalu panjang, diameter yang kuat adalah yang lebar akan tetapi biasanya diameter pedunkulus berhubungan dengan diameter core. Sangat diharapkan apabila ada diameter pedunkulus yang lebar tetapi diameter core sempit. Tabel 2 adalah karakter yang berkriteria baik adalah yang bertanda negatif, kecuali TSS yang Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif Bogor, 1-2 Agustus 2007
207
berkriteria baik adalah yang positif. Pada Tabel 3 yang berkriteria baik adalah yang positif kecuali diameter core yang baik adalah yang negatif. Untuk seleksi, pemilihan pertama adalah berdasarkan bobot bersih buah (BBB). Genotipe terbaik adalah 13/17 yang daun tanamannya berduri dengan nilai TSS 160Brix, dan pemilihan kedua adalah berdasarkan seluruh karakter dengan peringkat terbaik adalah genotipe 13/14 yang tanamannya tidak berduri dan nilai TSS 180Brix. Data setiap karakter yang diamati dan peringkat dari seluruh karakter dapat dilihat pada Tabel 4. Genotipe 13/14 merupakan gabungan dari Cayenne dengan Queen dalam hal, tanaman tidak berduri seperti Cayenne tetapi nilai TSS tinggi seperti Queen dan bentuk buah silindris seperti Cayenne. Beberapa tanaman hasil persilangan dapat dilihat pada Gambar 1. Tabel 4. Data Karakter Buah Hasil Persilangan Tan
PP
DP
DM
BM
TM
DC
TSS
DB
13\3
10.6
1.8
13\4
12.7
1.6
13\6
8.6
1.3
12.4
PB
DB
pH
BKB
BBB
WDB
8.4
75
7.4
1.9
17
13.5
105
17
2.5
21
8.4
10
8.4
3.6
485
410
YG6D
8.5
9.3
8.5
3.2
640
535
YG6D
115
12
1.8
14
10
11
10
3.5
660
545
YG6C
13\7
16.3
0.5
6.5
40
5.8
2
9
6.7
6.1
6.7
3.5
200
160
YG8C
13\8
10.6
1.3
14.3
160
16
1.1
19
6.4
4.6
6.4
3.5
280
100
YG6B
13\10
9.8
1.7
8.3
105
13
2.3
14
9
9.4
9
3.5
510
405
YG12C
13\12
15.1
2.7
8.5
100
13
2
16
9.1
15
9.1
3.4
930
830
YG12C
13\14
11.8
2.3
9.7
140
9.4
1.8
18
8.4
14
8.4
3.2
730
590
13\16
17.4
1.3
16
140
17
1.1
15
8.4
7.1
8.4
3.4
420
280
YG8B
13\17
14.2
2.1
7.6
230
9.6
1.8
16
16
14
16
4
1200
970
YG8B
13\19
13
1.7
7.2
40
7
1.6
19
9.2
11
9.2
3.2
510
470
YG5B
13\20
13
1.2
13.5
110
16
2.3
20
10
9.2
10
3.2
540
430
YG5D
13\21
11.4
2.1
9.4
125
9.8
2.9
23
8.6
10
8.6
3.4
630
505
YG10A
13\22
20.4
3.2
14.5
140
17
2
15
13
15
13
3.7
1000
860
YG10C
YG10B
13\24
13.5
0.6
16.8
110
14
2.6
10
9.2
9
9.2
3.5
540
420
YOG15A
13\27
9.7
2.3
15.5
105
17
2.2
15
12
13
12
3.4
775
670
YG4C
13\28
13.4
0.4
6
10
5.5
2.7
12
4.8
4.5
4.8
3.5
60
500
YG8B
13\29
8.3
2
7.6
40
9.7
3.1
20
9
7.8
9
3.2
440
400
YG5C
13\31
14.2
1.1
7.2
45
8.3
1.8
13
8.2
11
8.2
4
440
380
YG6D
13\36
4.1
1
4
20
4.5
2.9
12
4.9
6.1
4.9
3.5
80
600
YG13B
13\37
10.9
0.7
6.3
20
8.4
1.5
12
7.1
9.5
7.1
3.9
280
260
YG6D
13\38
12.4
1.2
23.3
485
29
2.3
20
8.5
6.1
8.5
3.4
630
145
13\40
13.5
1.6
9.6
110
10
2.1
21
7.6
8.4
7.6
3.2
450
340
YG10C YG6B
13\42
12.7
1.7
12.8
105
14
2
18
10
9.2
10
3.5
530
425
YG5D
13\46
12.5
1.9
12.7
205
13
1.9
18
11
8.9
11
3.4
655
450
YG12A
Duri Duri
Pering -kat 21
Sedikit
6
Duri
2
Duri
11
Tidak
5
Tidak
15
Duri
7
Tidak
1
Duri
25
Duri
4
Duri
22
Tidak
18
Duri
19
Duri
12
Tidak
24
Tidak
10
Duri Duri Duri Tidak Duri Tidak Duri Duri Tidak
16 23 9 14 17 20 9 14 3
Ket erangan:
PP DP DM BM TM TSS DB
: Panjang Pedunkulus : Diameter Pedunkulus : Diameter Mahkota : Bobot Mahkota : Tinggi Mahkota : Total Soluble Solid : Diameter Buah
PB : Panjang Buah DC : Diameter Core pH : pH buah BKB : Bobot Kotor Buah (dengan mahkota) BBB : Bobot Bersih Buah (tanpa mahkota) WDB : Warna Daging Buah
Nilai TSS dari genotipe hasil persilangan ada yang mencapai 230Brix, yaitu pada genotipe 13/21, tetapi karakter lainnya tidak mendukung, buah berukuran kecil dengan diameter core yang besar sehingga buah yang dapat dimakan menjadi sedikit. Genotipe 13/12 memiliki ukuran buah cukup besar dengan core yang kecil. Pada dasarnya seleksi dapat dilakukan untuk tujuan tertentu. Apabila sasarannya adalah buah untuk industri maka pemilihan pertama harus berdasarkan ukuran buah yang besar dengan bentuk silindris, akan tetapi untuk buah meja dapat berkriteria lain. Misalkan dapat diseleksi nenas yang manis dengan ukuran kecil dan core kecil sehingga satu buah nenas cukup untuk dimakan oleh satu orang dengan warna daging buah menarik, biasanya kuning oranye. Misalkan genotipe 13/4 yang manis, tanaman tidak berduri, ukuran buah sedang tetapi core sedang, tetapi warna daging buahnya kuning. Pertanaman selanjutnya dari hasil panen masih dalam fase vegetatif dengan data seperti terlihat pada Tabel 5 untuk pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, dan lebar daun.
208
Makalah Oral
Gambar 1. Beberapa buah hasil persilangan nenas Subang X nenas Bogor Tabel 5. Pertambahan Karakter-Karakter Vegetatif Tanaman Nenas di Jatinangor, Pertanaman 2005. Laju Pertambahan No. Persilangan Genotipe TT JD PD LD 13 Nenas Subang x Nenas 13/3 7 7.5 4 15.5 Bogor 13/4 2 7.5 7 15.5 13/8 14.5 13.5 9 20 13/12 4 9.5 14 12 13/14 19 20 5 7.5 13/16 11 18.5 8 6 13/17 5 5.5 11 14 13/19 1 2 19 1 13/22 9 17 15 13 13/28 14.5 16 20 7.5 13/29 17 3 12 15.5 13/36 10 18.5 17 10 13/37 13 9.5 6 2 13/40 12 13.5 16 19 13/46 3 9.5 1 9 Ket : TT = Tinggi Tanaman; JD = Jumlah daun; PD = Panjang daun; LD = Lebar daun
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Proyek I-MHERE dan RUSNAS Buah yang telah membantu mendanai penelitian ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh mahasiswa yang terlibat dalam penelitian ini untuk penyelesaian skripsinya. DAFTAR PUSTAKA Agribisnis. 2005. Komuditas Unggulan Pertanian. http://agribisnis.deptan.go.id /pustaka/Datastatistik%20P2HP/BUKUSTAT99/dataweb/komoditi/ nenas.htm. Diakses tanggal 15 April 2006. Badan Pusat Statistik. 2004. Survei Pertanian Produksi Tanaman Sayuran dan Buah-buahan 2004. BPS. Jakarta-Indonesia. Badan Pusat Statistik. 2006. Jawa Barat dalam Angka 2006. BPS Provinsi Jawa Barat. Chaudhari, H. K. 1971. Elementary Principles of Plant Breeding (second Edition). Oxford and IBH Publ. Co. New Delhi - India. Hadiati, S., Murdaningsih H. K., A. Baihaiki, dan N. Rostini. 2003. Parameter genetik komponen buah pada beberapa aksesi nenas. Zuriat 14(2) : 53 – 58 Leal, F. and G. Coppens. 1996. Pineapple. In: J. Janick. and J. N Moore (Eds.). Fruit Breeding Vol. I. Tree and Tropical Fruit. John Wiley and Son Inc. New York. Pantastico, E. R. B. 1997. Fisiologi Pasca Panen. Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif Bogor, 1-2 Agustus 2007
209
Neni, R., Y. Nurparida, Annisa, H. K. Murdaningsih, dan Sumadi. 2005. Persilangan 10 genotip nenas (Ananas comosus (L.) Merr.) subang serta resiproknya. Kultivasi 4(1):6-12. Rahmat, R. 1996. Budidaya Nenas dan Pasca Panen. Kanisius. Jakarta. Walpole, R. E. 1995. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
210
Makalah Oral