Majalah Berita Warga Kota Salatiga
HATI BERIMAN Edisi II / Tahun 2007
Sekolah Murah Berkualitas,
Mungkinkah ? Pro dan Kontra Poligami
Lensa
Wakil Wlikota Salatiga John M. Manoppo, SH pada Acara Peringatan 250 Tahun Perjanjian Salatiga (foto atas) serta Menghadiri Acara Festival Kebangsaan (foto bawah).lux/HB
Daftar Isi 4 5 6 7 14 16 20 22 24 26 28 29 30 31 38 39 40
KARIKATUR DARI REDAKSI Ayo Belajar SURAT PEMBACA Sampah, Tanggung Jawab Siapa ?; Wakil Rakyat Dalam Tata Demokrasi Baru OPINI Sekolah Murah Berkualitas, Mungkinkah? MIMBAR Tradisi Bernama Penerimaan Siswa Baru RAGAM Ringkasan Perda Kota Salatiga Nomor 1 Th. 2007; Peraturan Walikota Salatiga Nomor 3 Th. 2007 HUKUM Pro dan Kontra Poligami PENDIDIKAN Melongok SekolahSekolah “Pinggiran 2”, SMP Negeri 7 Optimalkan Ekstrakurikuler ARTIKEL Menyambut Kehadiran Kembali UPT PTSP Kota Salatiga KESEHATAN Lindungi Remaja dari Bahaya Narkoba TIP’S Aneka Kue Cemilan BUDAYA 250 Tahun Perjanjian Salatiga POTENSI Guru Bulu Tangkis Produksi Shuttle Cocks KIPRAH Santunan Untuk Kematian LEGENDA Kembang Harum Ki Ageng Sutodono PROFIL Satriyo Utomo; Pegibol Juara Olimpiade Astronomi RILEK’S
Edisi I Tahun 2007
HATI BERIMAN
SALATIGA
Majalah Berita Warga Kota Salatiga
CH IR
YA IR A ABH STUSW ASTI PRAJ
H
8 Laporan Utama Ada persoalan klasik yang selalu berulang-ulang setiap kali memasuki pertengahan tahun. Kehadiran tahun ajaran baru yang biasanya jatuh pada bulan Juli selalu ditunggu dengan perasaan harap-harap cemas. Utamanya bagi orang tua yang akan mendaftarkan sekolah bagi anaknya. 5 Opini
Pemasangan Iklan Tarif Iklan BW (hitam putih) ukuran: 1 kolom X 60 mm Rp. 100.000; 1 kolom X 120 mm Rp. 200.000; 2 kolom X 60 mm Rp. 200.000; 2 kolom X 120 mm Rp. 300.000; 3 kolom X 120 mm (1/2 halaman) Rp. 600.000; 3 kolom X 180 mm Rp. 900.000; 3 kolom X 240 mm (1 halaman) Rp. 1.200.000. Tarif iklan berwarna 1 ½ kali lipat. Redaksi berhak memberikan diskon sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
Argumentasi yang menguatkan bahwa sekolah butuh biaya memang masuk akal. Kendati demikian, mewujudkan sekolah murah berkualitas bukan hal yang mustahil. Utamanya bagi sekolah yang menyandang predikat negeri. Bukankah pemerintah telah mengatur bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Redaksi Diterbitkan oleh : KANTOR INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOTA SALATIGA Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Salatiga Nomor: 9 Tahun 2004. PEMBINA Walikota Salatiga; PENGARAH Sekretaris Daerah; WAKIL PENGARAH Asisten Tatapraja dan Administrasi Sekda; PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB Kepala Kantor Informasi dan Komunikasi Drs. Petrus Resi, M.Si; REDAKTUR PELAKSANA Adi Setiarso, SE; REDAKTUR Wiyarso BA, Bakti Harjanti, S.Sos; KOORDINATOR LIPUTAN Jumiarto, AP; PELIPUT/PENYUNTING Sri Hartono, S.S, Sumarno, S.Ag, Budi Susilo, S.Sos, Ady Indriasari, S.Sos, Lukman Fahmi, S.HI; SETTING&LAY OUT Sumadi, S.S, R. Koko Endarmoko, A.Md; DISTRIBUSI Kuswanto, Koestono, R. Suprapto Sambodo, Muhammad Sidiq. ALAMAT REDAKSI KANTOR INFORMASI & KOMUNIKASI Jl. Letjen. Sukowati No. 51 Salatiga 50731 Telp/Fax. (0298) 326658. Redaksi menerima sumbangan naskah, tulisan, karikatur. Redaksi berhak mengubah atau mengedit tanpa menghilangkan esensinya. Tulisan/naskah 3-4 halaman folio spasi rangkap dialamatkan ke Redaksi. Bagi yang dimuat, akan mendapat imbalan.
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
3
Karikatur
4
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
Dari Redaksi
Ayo Belajar . . . ! T
ahun ajaran b a r u 2007/2008 resmi dimulai pada tanggal 16 Juli 2007. Sebagai bangsa yang sadar arti pentingnya pendidikan, kita semua berharap tahun ajaran baru kali ini disambut dengan penuh optimisme. Sekolah, ayo sekolah, bagi anak usia sekolah. Belajar, ayo belajar, tanpa mengenal usia, tempat, dan status sosial. Hanya dengan pendidikan bangsa ini akan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Sebab, ke depan tantangan hidup ini semakin berat dan kompetitif. Persoalan memang sudah menjadi bagian dari hidup. Termasuk persoalan setiap kali dibuka tahun ajaran baru. Kita tentu sepakat kesalahan masa lalu menjadi bahan evaluasi untuk kebaikan kini dan yang akan datang. Keledai saja tidak mau terperosok ke dalam lobang yang sama, apalagi kita manusia. Sebagai bahan diskusi dan evaluasi, Majalah Hati Beriman Pemkot Salatiga edisi II menyuguhkan laporan utama dengan tema Tahun Ajaran Baru. Sejumlah sumber berita yang kami nilai memiliki kompetensi di bidang pendidikan telah diwawancarai dan memberikan kontribusi baik opini dan artikel. Seperi Kepala Dinas Pendidikan Kota Dra Endang DW., M.Si, Ketua Dewan Pendidikan Kota Drs. Bambang Suteng Sulasmono, M.Si, Dosen, Kepala Sekolah, Pengamat, dan Wali Siswa. Kami mengakui, tidak mudah untuk membahas tuntas serta mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan berbagai persoalan pendidikan. Terlebih, ada kesan bahwa masing-masing pihak masih mengedepankan “kepentingannya”. Dibutuhkan rumusan “kepentingan” yang sama, sehingga semua pihak, baik pemerintah, pengelola sekolah, komite sekolah, orang tua siswa, masyarakat peduli pendidikan dapat berjalan secara sinergis. Tentu saja hal ini membutuhkan komitmen yang besar dan sikap berani berkorban, demi masa depan anak-anak kita para kader bangsa. Sementara itu, pada rubrik ragam kami paparkan ringkasan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2007, tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Salatiga Tahun 2007. Sedangkan rubrik lainnya kami sesuaikan dengan informasi pembangunan Kota Salatiga dan informasi terbaru di lingkungan masyarakat dan Pemerintah Kota Salatiga. Semoga apa yang kami sajikan dapat memberi manfaat. Selamat membaca. Redaksi
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
5
Surat Pembaca
SAMPAH, TANGGUNG JAWAB SIAPA ?
M
ensana in corporisano, dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Benar, kalau kita mau berolah raga secara teratur. Sehubungan dengan hal itu Saya ingin menyampaikan salah satu fasilitas olah raga umum yaitu trotoar bagian dalam Lapangan Pancasila. Saya lihat setiap pagi bagian tersebut sangat kotor dan banyak sampah yang berserakan. Pemandangan seperti ini benar-benar sangat mengganggu kenyamanan siapapun yang menggunakan fasilitas tersebut, baik untuk olah raga pagi maupun kegiatan yang lainnya. Sampah tersebut merupakan sampah bekas Pedagang Khaki Lima (PKL-red) yang berjualan di malam hari. Hal ini menjadi tanggung jawab siapa ? Dinas kebersihan Pemda atau kesadaran PKL sendiri untuk membersihkannya. Mudah-mudahan tulisan ini mendapat tanggapan positif dari yang berkompeten. Mari kita bersama-sama menciptakan Kota Salatiga sebagai Kota “Hati Beriman”. Totok Marwoto Warga Karangpete Salatiga
WAKIL RAKYAT DALAM TATA DEMOKRASI BARU
S
aya ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Redaktur beserta stafnya, dengan adanya ruangan tertentu (rubrik) surat pembaca, Pembaca dapat berhubungan (berkomunikasi) timbal balik secara langsung dengan majalah Hati Beriman yang kita cintai ini. Hanya Surat Pembaca kali ini adalah lain dari pada yang lain. Seperti masalah/persoalan (thema) tersebut diatas WAKIL RAKYAT DALAM TATA DEMOKRASI BARU (Oleh : Sutrisno Supriyantoro ) sudah dimuat dalam Majalah kita HATI BERIMAN penerbitan (edisi) November Desember 2004 yang baru lalu (2 tahun lebih) dalam rubrik MIMBAR LEGISLATIF ( Dewan Perwakilan Rakyat ). Saya membaca tulisan tersebut berkali-kali tiada bosannya, secara luas dan umum adalah baik, mambanggakan dan juga mengharukan seperti apa yang telah terjadi. Rakyat / kita sudah merasa terwakili karenanya dan patut kita acungkan jempol dan mengucapkan terima kasih kepada Sang Penulis yth. Pemilihan Umum yang akan datang dalam Negara kita Republik Indonesia masih + 2 tahun, tulisan dalam thema tersebut perlunya hubungan pertalian sangkut pautnya (relevan ) dengan keadaan Pemerintah kita seperti sekarang ini, sekali lagi masih dapat di kaji ulang dan diolah rasakan bersama. Saya mohon dengan hormat, dengan pertimbangan dan persetujuan Bapak Redaktur dapat kiranya thema baik tersebut dapat dimuat ulang kembali dalam Majalah kita HATI BERIMAN edisi yang akan datang sehingga dapat merata meluas mendapatkan perhatian para Pembaca yang budiman. Alangkah betapa baik dan indahnya Pemerintah kita dapat tercapai/ terwujud bilamana semuah pihak yang terkait \, Bapak Ibu Saudara Wakil Rakyat kita terutama. Dimanapun berada dalam tata demokrasi baru ini dapat berkenan memperhatikan melaksanakan tugas yang mulia ini seperti urgensi program (rencana yang harus didahulukan, yang harus dipentingkan) antara lain didalam thema tersebut. Sekali lagi saya ucapkan banyak terima kasih. S. Oetomo Donomihardjo Salatiga Pengirim rubrik surat pembaca yang dimuat berhak mendapatkan imbalan dari Redaksi Majalah Hati Beriman.
6
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
Opini
Sekolah Murah Berkualitas, Mungkinkah? S
etiap kali memasuki tahun ajaran baru selalu berkumandang lagu lama yang menceritakan tentang mahalnya biaya sekolah. Betapa tidak, orang tua murid harus menyediakan uang untuk biaya pendaftaran, sumbangan pembangunan institusi, pembelian seragam, LKS/buku, SPP/BP3 dan tetek mbengek lainnya, sesuai dengan kebijakan sekolah. Jika dihitung-hitung, total biaya yang harus dikeluarkan orang tua mencapai jutaan rupiah. Untuk mendaftarkan anak ke jenjang pendidikan Taman Kanakkanak alias TK saja, saat ini membutuhkan biaya jutaan rupiah. Belum lagi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti SD, SMP, SMA atau Perguruan Tinggi. Tidak bisa dibayangkan berapa banyak duit yang harus dikeluarkan orang tua jika mempunyai tiga orang anak yang secara bersamaan harus masuk SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Harus diakui bahwa tidak semua sekolah menerapkan kebijakan yang sama. Masih ada sekolah yang murah, biayanya tidak sampai jutaan rupiah. Persoalannya, sekolah yang murah tersebut pada umumnya berkualitas “rendah”. Sekolah favorit yang identik dengan sekolah bermutu hampir bisa dipastikan mahal. Ukuran mahal dan tidak memang relatif. Namun, bagi masyarakat kita yang sejak sepuluh tahun lalu diterpa badai krisis ekonomi, melihat uang dengan jumlah jutaan rupiah tentu saja dinilai sebagai uang besar. Artinya, untuk mengeluarkan uang jutaan rupiah bukan persoalan sederhana. Sekolah dengan membayar jutaan rupiah berarti mahal. Lalu, kita pun merindukan jawaban atas pertanyaan
Sumarno, S.Ag
mungkinkah mewujudkan sekolah murah plus berkualitas? Bagi masyarakat modern yang identik dengan budaya materialisme dan kapitalisme tentu saja pertanyaan tersebut dinilai konyol. Hari gini minta sekolah murah plus berkualitas, impossible alias tidak mungkin. Semua butuh biaya. Apalagi sekolah, jelas membutuhkan banyak biaya. Mulai dari menyediakan sarana gedung yang representatif, laboratorium yang memadai, perpustakaan, hingga menyediakan piranti lainnya. Argumentasi yang menguatkan bahwa sekolah butuh biaya memang masuk akal. Kendati demikian, mewujudkan sekolah murah berkualitas bukan hal yang mustahil. Utamanya bagi sekolah yang menyandang predikat negeri. Bukankah pemerintah telah mengatur bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Meminjam istilah Jeferson, jika semua hak juga merupakan kewajiban, maka aturan tersebut bunyinya menjadi, setiap warga negara berkewajiban mendapat pendidikan. Walhasil, pemerintah menerapkan kebijakan wajib belajar (wajar) 9 tahun. Implikasi dari aturan pemerintah di atas menuntut
peran serta negara (pemerintah) dalam penyelenggaraan pendidikan. Undang-undang memandatkan pemerintah wajib membiayai pendidikan dasar, alias hingga anak lulus SMP. Pemerintah juga telah menggaji ribuan bahkan jutaan guru dan dosen. Tidak sedikit pula pemerintah telah mengeluarkan uang negara untuk fasilitas sarana dan prasarana sekolah. Kita butuh belajar kearifan masa lalu.Dulu, guru diistilahkan sebagai “umar bakri” karena penghargaannya yang minim, dan diberi predikat sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa”. Nyatanya, toh dengan semangat juang mampu berbuat banyak untuk kemajuan pendidikan. Tidak berhenti di situ saja, kita juga perlu mengingat bahwa bangsa ini mempunyai sistem pendidikan ala pondok pesantren dengan sarana dan prasarana yang kurang representatif, namun ternyata mampu mencetak out put ulama-ulama khos. Sekarang tentu harus lebih baik. Sekolah murah berkualitas, tentu bukan impian. Tidak usah jauh-jauh, di Salatiga sudah ada contoh sekolah alternatif di Kalibening, yang menggunakan potensi alam sebagai laboratorium dan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang peduli dengan dunia pendidikan, serta ada juga home schooling di Kecandran. Murah dan berkualitas. Sekolah reguler tetap masih dibutuhkan. Tinggal bagaimana menjadikan murah dan berkualitas. Jujur, jika kita selalu bicara kurang, maka akan selalu kurang terus. Karenanya, komitmen dan daya juang dari pelaku pendidikan sangat dibutuhkan masyarakat kita yang sejak lama diterpa krisis ekonomi. Tanpa komitmen yang jelas, maka pembangunan pendidikan kita akan jalan di tempat. Jika sudah demikian, sebagai bangsa kita semua akan merasa merugi. Selama masih ada denyut nadi kehidupan, masih ada waktu untuk melakukan perbaikan. Semoga.(*) Penulis Sumarno, Redaksi majalah Hati Beriman.
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
7
Laporan Utama
Pilih-pilih Sekolah Berkualitas Negeri Atau Swasta ? Dewan Pendidikan Kota Salatiga, Bambang Suteng Sulasmono, M.Si
Ada persoalan klasik dan selalu berulangulang setiap kali memasuki pertengahan tahun. Ya, tahun ajaran baru merupakan istilah lama yang masih digunakan hingga saat ini. Kehadiran tahun ajaran baru yang biasanya jatuh pada bulan Juli selalu ditunggu dengan perasaan harap-harap cemas. Utamanya bagi orang tua yang akan mendaftarkan sekolah bagi anaknya. Bagi kebanyakan orang tua tentu sadar bahwa pendidikan akan mempengaruhi masa depan anak menjadi lebih baik atau sebaliknya. Karena itu, setiap kali memasuki tahun ajaran baru, para orang tua sibuk mencarikan sekolah berkualitas untuk anak tercinta. Lalu, seperti apakah ciri-ciri sekolah berkualitas itu? Ketua Dewan Pendidikan Kota Salatiga, Drs. Bambang Suteng Sulasmono, M.Si, menjelaskan, secara ideal ada delapan kriteria sekolah berkualitas. Hal itu sebagaimana dirumuskan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Dari delapan kriteria tersebut, diantaranya menyangkut sarana dan prasarana, pengelolaan, isi dan proses belajar mengajar. “Secara lebih lengkap dapat dilihat dalam standarisasi sekolah berkualitas yang dirumuskan BSNP,” tuturnya. Sementara dalam UU Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional ada kriteria sebutan sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN) dan Sekolah Nasional Bertaraf Internasional (SNBI). Namun demikian, Mas Bambang, begitu ia biasa dipanggil, melihat setiap orang tua sudah memiliki ukuran sekolah berkualitas tersendiri. Para orang tua
8
sudah mempunyai stigma pada sekolah-sekolah tertentu yang dinilai baik dan berkualitas. Sehingga, kriteria yang dikeluarkan BSNP belum tentu sesuai dengan ukuran serta kemauan orang tua. “Misalnya, kalau di Salatiga kebanyakan orang tua menilai sekolah tingkat menengah yang berkualitas adalah SMP Negeri 1 dan SMA Negeri 1,” jelas Bambang. Menyadari adanya stigma yang sudah mengakar tersebut, Bambang Suteng mengingatkan kepada orang tua agar tidak hanya mengejar stigma sekolah favorit. Yang terpenting adalah mencari sekolah yang dapat menjadikan anak dapat berkembang dengan baik. Jika ada orang tua yang memaksa anak untuk masuk di sekolah yang dinilai favorit, padahal kemampuan anak tidak cocok, maka hal itu merupakan pelanggaran HAM. Sebab, akibat dari pilihan tersebut menjadikan anak tidak bisa berkembang dengan baik. “Tidak dapat dipungkiri bahwa ada praktik mbilung dilakukan orang tua yang melakukan berbagai upaya agar anaknya diterima pada sekolah favorit tanpa melihat kemampuan si anak. Perilaku orang tua seperti ini maksudnya memang baik, namun implikasinya sangat berbahaya bagi perkembangan dan masa depan anak,” katanya. Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ini mensinyalir, di era globalisasi informasi dewasa ini, sebenarnya semua sekolah berpotensi menjadi sekolah maju. Stigma sekolah favorit dan tidak favorit hanya sekadar label. SMP Negeri 10 misalnya, meskipun secara geografis berada di pinggiran kota, ke depan bisa saja menjadi sekolah maju dan sejajar dengan sekolah-sekolah favorit yang ada di jantung kota. Sekarang ini yang terpenting adalah bagaimana misi kepala sekolah dan proses belajar mengajar guru di sekolah. “Sarana dan prasarana memang penting, namun yang lebih penting adalah proses belajar mengajar guru di sekolah serta bagaimana misi
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
Siswa-Siswi SMP Negeri sedang antusias mengikuti kegiatan pembelajaran
seorang kepala sekolah dalam mengelola pendidikan anak,” tandasnya. Ukuran kualitas sekolah, menurut ia, tidak ada kaitannya dengan status negeri atau swasta. Sekolah negeri bisa jadi lebih baik dari swasta, namun sebaliknya juga bisa lebih rendah kualitasnya. “Jadi, sekali lagi yang terpenting adalah bagaimana proses pembelajarannya,” kata Bambang. Tidak Mungkin Sekolah Gratis Lebih lanjut, tokoh pendidikan Kota Salatiga yang sedang menyelesaikan program doktoral di Malang ini mengaku bahwa ada sebagian masyarakat yang mengeluhkan besarnya biaya pendidikan. Persoalan ini harus ditanggapi secara hati-hati, karena wacana sekolah gratis dinilai tidak masuk akal. Negara tidak mungkin dibebani untuk membiayai semua kebutuhan pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dinilai sebagai persoalan yang relatif. Di Salatiga misalnya, menurut Bambang tidak ada sekolah yang mahal, kecuali sekolah LAB. Kendati demikian, Bambang menyadari bahwa ukuran mahal atau murah tidak dapat dipukul rata. Karena itu, sistem subsidi silang masih sangat relevan untuk diterapkan pada semua jenjang sekolahan. Hal ini merupakan masalah yang harus
diselesaikan oleh kepala sekolah dan komite sekolah dalam rangka membantu siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu. Agar anak didik tidak merasa minder atau malu akibat terdata sebagai anak kurang mampu, maka persoalan ini menjadi pekerjaan antara orang tua, komite sekolah dan kepala sekolah. Tugas anak adalah belajar dan jangan dilibatkan untuk urusan keuangan dan biaya sekolah. “Celakanya kalau orang tua kurang peduli. Orang tua maunya terima bersih dan menyerahkan semua persoalan sekolah kepada anak dan pihak sekolah,” tuturnya. Selain subsidi silang, program BOS (bantuan operasional sekolah) dari pemerintah dapat meringankan biaya sekolah. Sayangnya, sistim yang diterapkan masih menggunakan paket. Sehingga, semua siswa dapat bantuan tanpa melihat apakah anak tersebut orang tuanya kaya atau miskin. Dana BOS semestinya lebih banyak diperuntukkan bagi kebutuhan sekolah anak dari kalangan keluarga miskin. “Sistim paket perlu dirubah dengan sistim yang lebih rinci. Sebenarnya hal ini bisa dilakukan. Kuncinya ada di komite sekolah dan kepala sekolah dituntut lebih kreatif dan berpihak pada siswa,” imbuhnya.(ano)
HATI BERIMAN, Edisi I Tahun 2007
9
Laporan Utama
Berharap Ada Subsidi Silang Kepala Sekolah Kesulitan Terapkan Subsidi Silang
T
ahun ajaran baru merupakan momentum istimewa bagi anak yang akan memasuki sekolah atau melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Uniknya, tidak hanya anak saja yang berharap dapat diterima di sekolah tertentu sesuai dengan pilihannya. Lebih dari itu, orang tua juga ikut harap-harap cemas dan dibuat sport jantung. Banyak sekali yang dipikirkan orang tua. Apakah nilai ijazah anaknya mampu bersaing dengan anak-anak lainnya? Sekolah mana yang pas untuk kemampuan anaknya? Jika tidak diterima di sekolah yang diharapkan akan disekolahkan kemana? Setelah diterima pun masih saja memikirkan sederet masalah lainnya.
10
Mengapa demikian? Toyo, 45, bukan nama sebenarnya, warga Kelurahan Blotongan mengatakan, anak pinter saja tidak cukup. Di tengah kehidupan yang serba mahal sekarang ini, menjadikan sekolah ikut mahal. Anak pandai tapi orang tua tidak mampu adalah persoalan yang sering dihadapi oleh masyarakat kita. “Kalau orang tuanya kaya sih tidak jadi masalah, kalau orang tuanya seperti saya, jelas menjadi masalah,” tutur Toyo. Toyo mengaku, tahun 2006 lalu ia mendaftarkan anaknya ke sebuah SMA Negeri di Salatiga. Ia mengaku kaget karena setelah anaknya diterima langsung menerima surat yang isinya harus
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
s e g e r a membayar u a n g sumbangan pembanguna n institusi sebesar Rp 1,5 juta. Sementara ia h a r u s menyiapkan kebutuhan s e k o l a h lainnya. S e b a g a i p e g a w a i golongan rendah, Toyo mengaku b e r a t menyiapkan Drs. Samtono, M.Si u a n g tersebut. Namun demi kebutuhan pendidikan anak, ia rela hutang di koperasi. “Saya berharap ada kebijakan sekolah untuk menerapkan subsidi silang, sehingga keluarga kaya ikut membantu meringankan beban sekolah dan keluarga miskin mendapatkan keringanan. Langkah lain, untuk mengurangi pengeluaran sekolah maka perlu lebih efisien,” jelasnya. Secara terpisah, Sukri, 41, bukan nama asli, warga Kelurahan Salatiga, juga mengeluhkan mahalnya biaya pendidikan. Pria yang kesehariannya hanya bekerja sebagai pembantu penghulu dan tidak mendapatkan gaji tetap ini mempunyai cerita pahit saat mendaftarkan anaknya ke SMP Negeri tahun 2006 lalu. Karena anaknya tergolong pandai, akhirnya diterima di sekolah negeri yang diharapkan. Namun setelah itu ia mengaku pusing karena harus menyiapkan uang sumbangan Rp 1 juta. Belum uang seragam, SPP, harus membeli buku dan lainnya. “Karena saya tidak ada uang akhirnya minta keringanan. Pihak sekolah memberi kebijakan tetap membayar sumbangan tapi boleh diangsur,” katanya. Menurut Sukri, sekolah negeri seharusnya bisa lebih murah atau bahkan gratis. Sebab, sekolah negeri sudah menerima banyak bantuan dari pemerintah pusat dan daerah. Apalagi untuk tingkat SMP yang katanya menjadi program pemerintah masuk wajib belajar 9 tahun. “Banyak sumbangan dari pemerintah untuk sekolah negeri, ada juga dana BOS (bantuan operasional sekolah, Red) kenapa sekolah tidak bisa murah?,” tandasnya. Sementara itu Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Salatiga Drs. Samtono, M.Si, saat dihubungi menuturkan bahwa sistim subsidi silang merupakan cara penyelesaian masalah yang sangat bagus. Hanya saja dalam praktiknya banyak mengalami kendala. Menurut ia, SMA Negeri 1 merupakan contoh sekolah yang orang tua siswanya banyak dari golongan mampu atau kaya. Namun, ketika rapat dengan komite sekolah ternyata usulan penerapan subsidi silang
tidak mudah bisa diterima. “Kami kesulitan untuk menerapkan sistim subsidi silang. Semua kebijakan akhirnya diserahkan ke komite sekolah,” akunya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk dana pengembangan sekolah sebenarnya bukan merupakan harga mati artinya bagi wali siswa dapat diberikan keringanan yang bentuknya beraneka ragam seperti keringanan sumbangan, bulanan, dan keringanan masuk. Untuk tahun kemarin saja dari siswa kelas 10 sampai dengan 12 diberikan keringanan sumbangan sebanyak 200 siswa, tambahnya. Sedangkan biaya operasional sekolah setiap bulannya digunakan untuk kegiatan computer, internet, operasional listrik mulai jam 6.00 18.00 Wib, dengan melayani kurang lebih 1.000 siswa, yaach terasa memang berat” katanya. Sebagai solusinya mengenai sangkut paut iuran wali siswa diserahkan sepenuhnya kepada Komite Sekolah. Pelaksanaan operasional pendidikan di sekolah dilaksanakan menampunya, bahkan para guru dengan ikhlas memberikan bea siswa bagi siswa berprestasi. Hal ini guna mempertahankan kualitas pendidikan yang semakin hari semakin berat. Sebag ai salah satu s e k o l a h berpredikat S N B I , secara tidak langsung w a j i b mengikuti berbagai l o m b a t i n g k a t nasional, k a r e n a keberhasilan kejuaraan lomba secara t i d a k langsung a k a n memperkena lkan kualitas pendidikan sekolah itu, Sri Rejeki, S.Pd kata kepala sekolah. Lain halnya dengan SMP Negeri I Salatiga, Sri Rejeki,SPd selaku Wakil Kepala Sekolah mengatakan, “mengenai penggunaan dana BOS sepenuhnya untuk kegiatan belajar mengajar, perpustakaan, UAN,UAS, honor guru tidak tetap, pegawai tidak tetap, serta kegiatan pelajar seperti OSIS, pentas seni, UKS, Pramuka, Palang Merah Remaja, dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya.” katanya. Dalam rintisan menuju sekolah bertaraf international tahun 2007/2008 sekolah ini telah membangun laboratorium bahasa, fisika, biologi senilai Rp.330.130.000,-. Berkenaan dengan hasil sumbangan wali siswa dikordinir komite untuk pengembangan pendidikan yang lebih berkualitas, tambah Sri Rejeki.(kst)
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
11
Laporan Utama Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga Dra. Endang DW, M.Si
“Saya Minta Masyarakat Ikut Memantau PSB” P
enerimaan siswa baru alias PSB setiap tahun diselenggarakan. Meski demikian, diakui bahwa setiap tahun pula ditengarai selalu meninggalkan masalah. Untuk mengantisipasi persoalan tersebut Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga Dra. Endang DW, M.Si mengemukakan beberapa kebijakan pemerintah. Menurut nya, penerimaan siswa baru merupakan upaya memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi warga negara usia sekolah agar memperoleh layanan pendidikan yang s e b a i k baiknya.
Demikian petikan wawancar a s a a t dihubungi Repoter Majalah H a t i B e r i m a n Sumarno dan Koestono;
12
Kapan tahun ajaran baru 2007/2008 dimulai? Dilaksanakan serempak di semua tingkatan satuan pendidikan (TK/SD/SMP/SMA/SMK) baik negeri maupun swasta pada tanggal 16 Juli 2007. Apakah penerimaan siswa baru SD hingga SMA diatur oleh Pemkot melalui Dinas Pendidikan? Diatur melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Siswa Baru di semua tingkatan Satuan Pendidikan Tahun 2007/2008 yang berisi antara lain, persyaratan penerimaan, jadwal kegiatan, prosedur pendaftaran, pengawasan, kuota dan lain-lain. Apakah Dinas Pendidikan akan melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan penerimaan siswa baru? Ya, dan saya minta masyarakat, LSM, Dewan Pendidikan Kota, Pers, serta DPRD Kota ikut memantau agar penerimaan siswa baru berjalan dengan baik. Apakah setiap sekolah mendapatkan kuota yang sama atau sesuai dengan tingkat kemajuan sekolah? Semua tingkat Satuan Pendidikan baik negeri maupun swasta ditentukan jumlah kuotanya secara berbeda sesuai dengan tujuan dan kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki. Misalnya, SMP Negeri 1 maksimal menerima siswa untuk 6 kelas; SMP Negeri 6 dengan kuota maksimal 5 kelas; dan SMA Negeri 1 d e n g a n k u o t a maksimal 9 kelas. Apa sanksi bagi sekolah yang menerima siswa baru melebihi kuota yang ditentukan? Tentu saja ada, sesuai aturan yang berlaku.
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
Suasana Proses Pembelajaran di salah satu Sekolah Negeri di Kota Salatiga
Apakah ada kebijakan dari Dinas Pendidikan untuk memprioritaskan penerimaan siswa baru bagi anak Salatiga asli? Ada. Prosentasenya 70 persen untuk anak asli Salatiga, dan 30 persen untuk anak luar kota. Apakah aturan ini mengikat dan harus dilakukan oleh pihak sekolah? Ya, meskipun ada toleransi disesuaikan dengan kondisi kelas di sekolah yang bersangkutan. Bagaimana jika ada sekolah yang tidak mengindahkan? Kami akan melakukan pemantauan, dari hasil pemantauan itu akan kami lakukan klarifikasi dan pengawasan, sehingga tahu yang terjadi di lapangan. Apakah Dinas Pendidikan mengatur batasan biaya pendaftaran penerimaan siswa baru sekolah negeri dan swasta mulai SD, SMP dan SMA, ataukah diserahkan ke sekolah? Biaya pendaftaran siswa baru sudah diatur dan dituangkan dalam Surat Keputusan tentang Pendaftaran Siswa Baru atau PSB. Apakah Dinas pendidikan juga mengatur besaran sumbangan maksimal yang boleh dilakukan pihak sekolah dalam penerimaan siswa baru baik SD, SMP dan SMA negeri dan swasta, ataukah diserahkan ke sekolah? Dinas Pendidikan Kota Salatiga tidak mengatur besarnya Sumbangan Pembangunan Institusi (SPI). Karena itu, SPI ditentukan oleh sekolah dan Komite Sekolah dengan mengedepankan prinsip obyektif, transparan, akuntabel, tidak diskriminatif, adil, dan tidak ada penolakan kecuali daya tampung terbatas. Apakah Dinas Pendidikan mempunyai kebijakan khusus terhadap anak pintar/berprestasi yang tidak mampu dengan memberi keringanan atau pembebasan semua biaya sekolah, ataukah kebijakan tersebut diserahkan ke pihak sekolah?
Bagi anak berprestasi dari keluarga kurang mampu proses pemberian atau keringanan biaya diserahkan pada sekolah dengan rekomendasi Dinas Pendidikan. U n t u k menyukseskan program Wajar 9 tahun, apakah masih ada pemberian dana BOS siswa SD dan SMP dari Pemerintah Pusat pada Tahun Ajaran Baru 2007/2008? Masih ada. Untuk siswa SD nominalnya Rp 254 ribu/tahun, dan SMP Rp 354 ribu pertahun. Dana dapat diberikan setiap triwulan. Dana Bos tersebut dikelola siapa dan digunakan untuk apa? Sepenuhnya dikelola oleh sekolah bersama Komite Sekolah. Penggunaannya sesuai dengan pedoman buku BOS yang di dalamnya kurang lebih ada 13 item. Diantaranya, pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru mulai dari bagian pendaftaran, pengambilan formulir, administrasi pendaftaran dan pendaftaran ulang serta kegiatan lain yang berlangsung berkaitan dengan kegiatan Penerimaan Siswa Baru, pembelian buku teks dan buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan. Bagaimana laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOS tersebut dilakukan? Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan BOS, maka masing-masing pengelolaan program di sekolah diwajibkan melaporkan semua kegiatan setiap triwulan kepada Tim PKPS BBM Kota Salatiga dan instansi terkait. Apa sanksi bagi sekolah yang melakukan penyimpangan penggunaan dana BOS? Apabila ada sekolah yang melakukan penyimpangan akan diberikan sanksi dalam berbagai bentuk. Pertama, penerapan sanksi kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Misalnya pemberhentian, penurunan pangkat, mutasi kerja dan lainnya. Kedua, penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi. Ketiga, penerapan proses hukum. Keempat, pemblokiran dana untuk penyaluran tahap berikutnya. Berapa siswa SD dan SMP di Salatiga yang menerima dana BOS? Siswa SD terdapat 16.531 anak; SDLB 208 anak; SMP 9.222 anak; dan SMPLB 42 anak. Apakah dengan demikian orang tua siswa SD dan SMP gratis dari beban membayar SPP? Bagi siswa miskin yang dibuktikan dengan surat keterangan miskin dari kelurahan sudah dibebaskan atau digratiskan sama sekali, sedangkan bagi siswa yang dari ekonomi mampu diberikan keringanan.(ano/kst)
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
13
Mimbar
Tradisi Bernama Penerimaan Siswa Baru P Oleh : Benny Ridwan
enerimaan Siswa Baru (PSB) tingkat satuan pendidikan mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) semisal Play Group, Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak (TK) Raudhat al Alfal (RA) Tarbiat al Banin, sampai pendidikan dasar (SD/MI) hingga menengah atas (SMA/MA/SMK) akan digelar Juni 2007 mendatang. Akan tetapi di beberapa satuan pendidikan sudah mulai secara diam-diam menerima siswa baru d e n g a n d a l i h rekruitmen siswa agar lebih selektif dan berkualitas. Tidak sedikit orang tua siswa menitipkan bukti tanda jadi berupa akte kelahiran, ijazah, ataupun uang untuk sekedar memastikan bahwa minat anaknya atau orang tuanya sendiri ke sekolah tersebut sangat tinggi. PSB pun tidak dapat mengghindari perang spanduk yang semakin h a r i s e m a k i n meramaikan ruang publik reklame di Salatiga. Spanduk yang berisi informasi sistem PSB dari sekolah yang bersangkutan tersebut terkadang dipenuhi janji dan fasilitasi yang harus dibuktikan oleh masyarakat pengguna itu sendiri. Sekolahsekolah swasta dan atau sekolah-sekolah negeri pinggiran kota, sudah siap dengan membentuk tim sukses agar PSB kali ini dapat diserbu oleh para peminatnya. Bahkan di beberapa sekolah melibatkan siswanya untuk diterjunkan ke lapangan walaupun hanya sekedar membagi-bagikan brosur kepada calon siswanya. Tidak sedikit siswa-siswi SMA tertentu siap dengan segepok brosur dan berdiri di depan pintu gerbang sekolah sembari menunggu siswa SMP yang baru selesai UN tanggal 24-26 April kemarin. Sementara itu sekolah-sekolah favorit sudah mulai mengatur strategi bagaimana memanfaatkan momentum ini untuk menaikan citra sekolah agar lebih bergengsi untuk masa-masa mendatang. Hal di atas merupakan sekelumit tradisi dan fenomena rutinitas Penerimaan Siswa Baru. Ini terkadang juga merupakan puncak gunung es yang di bawah permukaan masih kita temui problem PSB yang
14
tidak sederhana dan butuh penyelesaian secara arif agar pendidikan di Kota Salatiga dapat transparan, akuntabel, maju dan sesuai dengan cita-cita kota pendidikan. Lihatlah misalnya praktek titipan dengan dalih Bina lingkungan (bilung), intervensi pihakpihak tertentu dalam PSB, hubungan yang renggang antara komite dan sekolah dalam PSB, tarif PSB, rebutan calon peserta, berkahnya sekolah unggulan dan musibahnya sekolah pinggiran, regulasi PSB dan banyak hal lagi yang butuh penanganan lebih serius. Telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah mulai dari menerbitkan surat edaran, juklak-juknis, sosialisasi, koordinasi, monev (monitoring dan evaluasi) PSB sampai k e b ija k a n -k e b ija k a n ya n g melindungi pengguna pendidikan. Akan tetapi masyarakat harus tetap ekstra jeli akan hal PSB ini, karena ini menyangkut nasib dan perkembangan serta kemajuan generasi muda kita. Di beberapa wilayah masyarakat sudah terpola dengan sendirinya mengenai PSB ini. Kaum kosmopolitan kota sedang berusaha menerima perubahan dan diversitas budaya sebagai hal yang paralel dengan perluasan demokrasi, tingkat kemapanan ekonomi serta kemajuan teknologi. Mereka mulai kritis dengan PSB, mulai melirik sekolah yang bertanggung jawab, maju dan punya program yang berwawasan ke depan. Mereka juga tidak membeda-bedakan sekolah negeri atau swasta. Sepanjang anak-anak mereka nyaman, aman dan dapat beradaptasi dengan perubahan budaya yang dikembangkan sekolah yang bersangkutan masalah dana bagi mereka nomor dua. Sedangkan kaum konservatif kota dan kaum tradisional desa terus berupaya mencari perlindungan di sekolah negeri, biaya murah dan maju untuk merebut kursi dalam PSB dengan modal apa adanya. Dua hal tadi tidak identik dengan prilaku dan pilihan yang satu baik sementara yang lainnya buruk atau sebaliknya, namun perbedaan dan persamaan dalam melihat PSB bagi masyarakat merupakan cermin dari tingkat kemajuan serta akses pendidikan bagi masyarakat kita
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
sendiri. Input, Proses dan Output Jika kita berasumsi bahwa PSB dilakukan dengan baik, maka kehidupan pendidikan dan persekolahan akan lebih baik pula, karena PSB adalah sistem pertama dalam membuka dan menerima anggota baru bagi satuan pendidikan. Baik dan bagus inputnya, baik dan bagus prosesnya maka dapat dipastikan outputnya unggul. Untuk dapat menggapai output yang unggul masyarakatpun harus dapat terlibat dan memberikan kontribusi ke arah itu melalui saluran Komite Sekolah. Kendala yang dihadapi dapat diretas oleh kekuatan kolegial yang dimiliki sekolah, komite dan stakeholder lainnya. Dalam hal ini ada beberapa tawaran yang dapat dicermati untuk dapat dikembangkan, misalnya: Pertama, jika kita lebih melihat PSB lebih berkonsentrasi pada persoalan-persoalan teoritis yang bersifat kognitif, kurang concern terhadap persoalan bagaimana mengubah pengetahuan siswa menjadi makna dan nilai yang perlu diinternalisasikan pada visi misi sekolah yang baru, maka PSB dapat diarahkan untuk mendukung visi misi sekolah tersebut. Kedua, jika kita menilai sistem PSB tidak kunjung berubah secara signifikan dari tahun ke tahun, ia berjalan secara konvensional, tradisional dan monoton, maka sistem PSB dapat saja dicanggihkan secara terbuka dengan sistem on line yang dapat dipantau, diikuti perkembangannya dari detik perdetik. Ketiga, jika kita menilai bahwa pendekatan PSB cenderung normatif, tanpa ilustrasi konteks sosial budaya yang melatarinya maka kita dapat saja kita mengusulkan untuk share calon siswa dapat dilakukan secara adil dan bijak, sehingga tidak terjadi penumpukan dan kelebihan pada satu-dua sekolah sementara sekolah lain tidak mendapat satupun penambahan jumlah siswa yang signifikan malah dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang drastis, dan akhirnya sekolah tersebut di regrouping atau bahkan ditutup sama sekali. Keempat, jika kita melihat bahwa kegiatan PSB umumnya bersifat menyendiri, kurang berinteraksi dengan program sekolah yang lain, bersifat marjinal dan periferal, maka ke depan PSB harus dilihat menjadi bagian yang integral dalam sistem perencanaan sekolah yang matang. PSB adalah ujung tombak dari standar nasional pendidikan yang terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standar tersebut tidak dapat terpenuhi jika Penerimaan Siswa Baru dilakukan secara amburadul. Kelima, jika kita menilai bahwa perencanaan PSB kurang diimbangi dengan nuansa profesional, maka masyarakat berhak untuk dapat membantu melalui saluran Komite Sekolah yang dijamin oleh undangundang. Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. Memang Tidak adil menimpakan tanggung jawab atas munculnya kesenjangan antara harapan dan kenyataan PSB itu kepada sekolah, sebab peran masyarakat juga harus didorong agar PSB dapat
disempurnakan. Bagaimana dengan Bilung ? Issu yang sempat menghangat era PSB tahun 2006 adalah bilung. Ini menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua. Bilung adalah Bina Lingkungan yang merupakan praktek Penerimaan Siswa Baru (PSB) untuk kepentingan kedekatan emosional dan sosial antara satuan pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Karena praktek ini disalahgunakan untuk kepentingan tertentu maka praktek ini semestinya dilarang. Praktek Bilung juga dilarang adalah yang mengarah pada pemusatan kekuatan kebijakan PSB oleh satu atau lebih pelaku pendidikan yang mengakibatkan dikuasainya sistem dan atau mekanisme atas PSB dan atau jasa tertentu dalam PSB sehingga menimbulkan upaya tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan pengguna pendidikan atau masyarakat umum. Praktek bilung juga dilarang yang mengarah pada bentuk perjanjian yang merupakan suatu perbuatan satu atau lebih pelaku pendidikan untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih masyarakat pengguna pendidikan dengan nama apa pun, baik tertulis maupun tidak tertulis. Praktek bilung hendaknya juga dilarang yang mengarah pada bentuk persekongkolan atau konspirasi dalam PSB yang berbentuk kerjasama dilakukan oleh pelaku pendidikan dengan pelaku pendidikan lain dengan maksud untuk menguasai sistem dan mekanisme PSB. Karena untuk memenuhi kebutuhan kelas yang dibatasi secara maksimum katakanlah 40 (empat puluh) siswa, demi prinsip keadilan dan kesempatan yang sama bagi masyarakat pengguna pendidikan maka dilarang menggunakan praktek bilung dan atau penerimaan siswa baru diluar jalur resmi dan atau penerimaan siswa baru diluar prosedur yang telah ditetapkan. Untuk itu masyarakat perlu mengawasi, dan pelaku pendidikan di satuan pendidikan tertentu patut diduga atau dianggap secara bersama-sama melakukan praktek bilung jika terjadi perbedaan jumlah siswa yang diterima dengan yang diumumkan melalui hasil PSB. Lebih jauh dari itu pelaku pendidikan dilarang membuat perjanjian yang mengakibatkan masyarakat pengguna pendidikan yang satu harus membayar dengan harga yang berbeda dari harga yang harus dibayar oleh masyarakat pengguna pendidikan lain untuk PSB dan atau jasa yang sama. Masyarakat hendaknya juga dituntut untuk kritis dan cermat dalam hal ini. Benar bahwa UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 dengan jelas mengatur hak dan kewajiban warga negara, orang tua dan masyarakat, akan tetapi itu semua dapat dilakukan jika kita mau dan proaktif. Sama halnya jika juga harus proaktif dalam mengusung, mengusulkan dan ikut terlibat dalam rencana penyusunan Raperda Pendidikan kota Salatiga, kalau kita memilih cuek, jangan salahkah kalau 10-20 tahun mendatang akan lahir generasi cuek. * Penulis adalah sekretaris Dewan Pendidikan Kota dan Kepala Pusat Sistem Informasi Manajemen STAIN Salatiga
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
15
Ragam RAGAM RINGKASAN
PERDA Kota Salatiga Nomor Itentang Tahun 2007
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Salatiga Tahun Anggaran 2007
D
engan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Walikota Salatiga Menimbang : dst. Mengingat : dst. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SALATIGA dan WALIKOTA SALATIGA, MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN ANGGARAN 2007.
16
Pasal 1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Salatiga Tahun Anggaran 2007 sebagai berikut : 1.Pendapatan Daerah Rp.290.070.758.000,00; 2.Belanja Daerah Rp. 283.951.453.000,00; Surplus Rp. 6.119.305.000,00; 3.Pembiayaan Daerah: a.Penerimaan Rp. 1.401.504.500,00; b.Pengeluaran Rp. 2.785.492.000,00; Pembiayaan Netto Rp 4.735.317.500,00.
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
Pasal 2 (1).Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari: a.Pendapatan Asli Daerah sejumlah Rp. 30.424.734.000,00; b.Dana Perimbangan sejumlah Rp. 247.691.132.000,00; c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah sejumlah Rp. 11.954.892.000,00 (2).Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf a terdiri dari jenis pendapatan : a.Pajak daerah sejumlah Rp. 6.155.775.000,00; b.Retribusi daerah sejumlah Rp. 17.371.187.000,00; c.Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sejumlah Rp. 889.192.000,00; d.Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sejumlah Rp. 6.008.580.000,00. (3).Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis pendapatan : a.Dana bagi hasil Pajak/bagi hasil bukan pajak sejumlah Rp. 11.417.132.000,00; b.Dana alokasi umum sejumlah Rp. 212.614.000.000,00; c.Dana alokasi khusus sejumlah Rp. 23.660.000.000,00. (4).Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri dari jenis pendapatan ; a.Hibah sejumlah Rp. 0,00; b.Dana darurat sejumlah Rp. 0,00; c.Dana bagi hasil pajak sejumlah Rp. 9.589.434.000,00; d.Bantuan keuangan dari Provinsi sejumlah Rp. 2.365.458.000,00 Pasal 3 (1).Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari :a.Belanja Tidak Langsung sejumlah Rp. 158.921.630.000,00; b.Belanja Langsung sejumlah Rp. 125.029.823.000,00. (2).Belanja Tidak Langsung sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis belanja : a.Belanja pegawai sejumlah Rp. 148.965.802.000,00; b.Belanja bunga sejumlah Rp. 73.265.000,00; c.Belanja subsidi sejumlah Rp. 0,00; d.Belanja hibah sejumlah Rp. 0,00; e.Belanja bantuan sosial sejumlah Rp. 9.075.800.000,00; f.Belanja bagi hasil sejumlah Rp. 186.763.000,00; g.Belanja bantuan keuangan sejumlah Rp. 120.000.000,00; h.Belanja tidak terduga sejumlah Rp. 500.000.000,00. (3).Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis belanja : a.Belanja pegawai sejumlah Rp. 18.460.081.700,00; b.Belanja Belanja barang dan jasa sejumlah Rp. 43.282.675.600,00; c.Belanja Modal sejumlah Rp. 63.287.065.700,00. Pasal 4 (1).Pembiayaan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari: a.Penerimaan sejumlah Rp. 1.401.504.500,00; b.Pengeluaran sejumlah Rp. 2.785.492.000,00. (2).Penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis pembiayaan : a.Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA) sejumlah Rp. 1.401.504.500,00; b.Pencairan dana cadangan sejumlah Rp. 0,00; c.Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan sejumlah Rp. 0,00; d.Penerimaan pinjaman daerah sejumlah Rp. 0,00; e.Penerimaan kembali pemberian
pinjaman sejumlah Rp. 0,00; f.Penerimaan piutang daerah sejumlah Rp. 0,00. (3).Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis belanja : a.Pembentukan dana cadangan sejumlah Rp. 0,00; b.Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah sejumlah Rp. 2.000.000.000,00; c.Pembayaran pokok utang Rp. 44.110.000,00; d.Pemberian pinjaman daerah sejumlah Rp. 741.382.000,00. Pasal 5 Uraian lebih lanjut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini terdiri dari: 1.Lampiran I Ringkasan APBD; 2.Lampiran II Ringkasan APBD menurut Urusan Pemerintahan Daerah dan Organisasi; 3.Lampiran III Rincian APBD menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan; 4.Lampiran IV Rekapitulasi Belanja menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Oraginasai, Program dan Kegiatan; 5.Lampiran V Rekapitulasi Belanja Daerah Untuk Keselarasan dan Keterpaduan Urusan Pemerintahan Daerah Dan Fungsi dalam Kerangka Pengelolaan Keuangan Daerah; 6.Lampiran VI Daftar Jumlah Pegawai Per Golongan dan Per Jabatan; 7.Lampiran VII Daftar Piutang Daerah ; 8.Lampiran VIII Daftar Penyertaan Modal (investasi) Daerah ; 9.Lampiran IX Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset tetap daerah; 10.Lampiran X Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset lainnya; 11.Lampiran XI Daftar kegiatan-kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang belum diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun anggaran ini; 12.Lampiran XII Daftar dana cadangan daerah; dan 13.Lampiran XIII Daftar pinjaman daerah dan obligasi daerah; Pasal 6 Ketentuan lebih lanjut mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007 diatur dengan Peraturan Walikota. Pasal 7 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan mempunyai daya laku surut sejak tanggal 1 Januari 2007. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Salatiga. Ditetapkan di Salatiga pada tanggal WAKIL WALIKOTA SALATIGA JOHN M MANOPPO, SH Diundangkan di Salatiga pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KOTA SALATIGA, SUTEDJO LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
17
Ragam RAGAM
Peraturan Walikota Salatiga Nomor 3 Tahun 2007
tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Salatiga Tahun Anggaran 2007
D
engan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Walikota salatiga, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 6 Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Salatiga Tahun Anggaran 2007, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Salatiga Tahun Anggaran 2007 sebagai landasan operasional pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3312), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republika Indonesia Nomor 3569); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 3688); 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286 ); 7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
18
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389 ); 8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400 ) ; 10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indoesia Nomor 8 Tahun 2005 ( Lembaran Negara Republik Indonesia 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548 ) ; 12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesai Nomor 4438); 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan Kebupaten Daerah Tingkat II Semarang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3500 ); 14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090 ); 15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
Indonesia Nomor 4138); 16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416), sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 9C Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4659 ); 18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502 ) ; 19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503 ); 20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575 ) ; 21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576 ) ; 22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577 ) ; 23. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578 ); 24. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585 ); 25. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614 ) ; 26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007 ; Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 1 Tahun
2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Salatiga Tahun Anggaran 2007 ( Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 1 ). Memutuskan : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007. Pasal 1, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007 terdiri atas : 1. Pendapatan
2. Belanja
3. Pembiayaan
Pasal 2, Ringkasan Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini. Pasal 3, Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dirinci lebih lanjut dalam Lampiran II Peraturan ini. Pasal 4, Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan 3 merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 5, Pelaksanaan Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang ditetapkan dalam Peraturan ini dituangkan lebih lanjut dalam dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Pasal 6, Peraturan ini berlaku pada tanggal diundangkan dan mempunyai daya laku surut sejak tanggal 1 Januari 2007. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Salatiga.
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
Ditetapkan di Salatiga pada tanggal 6 Maret 2007 WAKIL WALIKOTA SALATIGA JOHN M MANOPPO, SH
19
Hukum
Pro dan Kontra Poligami T
idak semua agama membenarkan poligami, seperti tidak semua agama membenarkan perceraian. Tetapi sebagian agama yang tadinya melarang perceraian akhirnya menyerah. Penganutnya dibiarkan melakukan perceraian. Para ahli Hukum Islam dalam menjelaskan poligami selalu merujuk ayat Al-Quran “… maka nikahilah mereka yang menyenangkan bagimu, satu atau dua atau tiga atau empat.” (An-Nisa: 3). Ayat ini membuka pintu bagi pria yang hendak berpoligami. Ayat ini juga memberi syarat, suami harus adil. “Jika kamu khawatir tidak bisa berbuat adil, maka (jangan berpoligami, tetapi) seorang isteri saja….” (An-Nisa: 3). Dari pernyataan ayat ini banyak yang berkesimpulan, poligami tidak dianjurkan, apalagi dipropagandakan. Poligami merupakan pintu darurat. Perkawinan yang normal adalah monogami. Entah apa sebabnya, dalam pandangan ulama Fikih, “adil” tidak dijadikan syarat juridis dalam bepoligami, tetapi ditempatkan sebagai syarat etik. Karenanya, poligami, meskipun tidak menciptakan keadilan, dianggap tetap sah; hanya, kurang etis. Poligami itu biasa-biasa saja, tidak tabu. Di samping membaca teks Al-Quran yang “membenarkan” poligami ini, para ulama juga melihat prilaku poligami yang dijalani oleh beberapa sahabat ketika Rasulullah masih hidup. Rasanya mustahil Rasulullah melarang poligami, sementara, beliau sendiri melakukannya. Tidak heran bila mereka berkesimpulan bahwa poligami itu dibenarkan oleh Hukum Islam. Kitab Fikih mazhab yang manapun sependapat dalam hal ini. Norma ini sejak awal Islam menjadi semakin mapan tanpa ada yang ingin mencoba menghentikannya. Tidak ada yang menyuarakan betapa pedihnya wanita yang dimadu oleh suaminya. Tidak ada pula yang mengatakan bahwa janji sehidup-semati untuk seorang isteri yang diucapkan oleh pria terhadap wanita sebelum menikah ternyata janji gombal. Dengan poligami, suami mengenyam manisnya madu, isteri menelan pahitnya racun; madu versus racun. Sebaliknya, para ulama menasehati kepada kaum wanita bahwa “derita” dimadu adalah sebuah amal saleh. Bila isteri sabar, pahala yang dijanjikan Tuhan amat besar dan mengalir deras. Wanita yang bersedia dimadu adalah mereka yang akan duduk di posisi kedua atau sesudahnya, bukan posisi isteri pertama. Setelah datang era Emansipasi Wanita dengan misi Kesetaraan Jender, banyak sisi wanita yang diperjuangkan. Apa yang dilakukan pria mesti boleh dilakukan wanita. Apa yang dapat diraih pria mesti boleh diraih wanita. Di Indonesia, jabatan presiden pun pernah dipegang Megawati yang wanita itu. Gerakan ini agaknya sampai pada menutup pintu poligami. Berbagai kegiatan aktifis jender mengkampanyekan betapa besar bahaya poligami, baik dari keadilan maupun kesejahteraan keluarga. Keadilan yang dituntut oleh Al-Quran tidak mungkin
20
Prof. DR. Muh Zuhri, MA
diwujudkan oleh pria yang berpoligami. Kebutuhan ekonomi yang semakin berat tidak memungkinkan seorang suami memenuhi kebutuhan ekonomi, sehingga tidak akan menciptakan keluarga yang berkualitas seperti yang dikehendaki oleh agama Islam. Poligami adalah wujud egoisme kaum pria dengan kedok dalil agama. Di beberapa negara mayoritas muslim, poligami diatur dengan semangat yang beragam. Ada negara yang membolehkan pria berpoligami dengan persyaratan ketat, tetapi ada pula yang membuatnya longgar. Di Turki poligami dilarang, tetapi masih ada warga yang melanggar. Beberapa negara Islam, seperti, Irak, Iran, Yaman Utara dan Syria, kalau tadinya memberi keleluasaan pria berpoligami, mulai tahun 1960an, setelah mengadakan reformasi perundangundangan tentang keluarga, persyaratan poligami diperketat. Indonesia dengan Undang-undang Perkawinan no. 1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam (KHI)nya dapat dikategorikan membolehkan poligami dengan syarat ketat. Masyarakat Islam Indonesia, kecuali beberapa, cenderung menolak poligami. Aa Gym, panggilan akrab K.H. Gymnastiar, juru dakwah kondang berasal Bandung, mendadak sontak dakwahnya tidak laku, disetop tampil di TV dalam kegiatan dakwahnya, karena melakukan poligami. Ada gelagat, beberapa ustaz yang tadinya mempersiapkan diri untuk poligami harus mengurungkan niatnya, takut nasibnya seperti Aa Gym. Kompilasi Hukum Islam menyebut poligami dengan istilah resmi “Beristeri Lebih dari Satu Orang” dan mengaturnya pada pasal 55 hingga 59. Untuk berpoligami, suami harus berlaku adil terhadap isteriisteri dan anak-anaknya. Bila tidak, poligami dilarang (pasal 55 ayat 1-3). Bila terlanjur berpoligami ternyata suami tidak bisa berbuat adil lalu bagaimana, tidak dibicarakan. Pasal 56 menyebutkan, berpoligami
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
harus mendapat ijin dari Pengadilan Agama. Bukan hanya itu. Untuk terbitnya ijin dari Pengadilan Agama h a r u s a d a persetujuan tertulis dari isteri, serta ada kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup keluarganya (pasal 58). Kalau tempo dulu kaum pria cukup leluasa melakukan poligami, sekarang dipersulit oleh hukum yang berlaku. Poligami di Indonesia memang tidak ditutup sama sekali, tetapi juga tidak dianjurkan, dengan cara dipersulit dengan persyaratan yang kualitasnya sama dengan alasan perceraian. Peraturan yang berlaku memberikan hak kepada isteri memegang kunci untuk menyetujui suami berpoligami atau melarangnya dengan cara tidak memberikan persetujuan. Dengan kata lain, isteri mempunyai hak untuk tidak dimadu. Pandangan Lain: Poligami versus Barat Mungkin karena sorotan yang berlebihan terhadap dibukanya pintu poligami dalam Islam, meskipun dibuka sedikit, maka beberapa orang menunjukkan sisi positif poligami. Di sini akan dikutip pendapat beberapa orang kaum wanita. Dr. Ny. Annie Besant, seorang tokoh Gerakan Teosofi terkenal di Inggris, sebagaimana dikutip Begum 'Aisyah Bawani, menyatakan, “Di Barat ada monogami pura-pura…. Bila kita melihat ribuan wanita malang yang di malam hari memenuhi jalan di kota-kota di Barat, kita harus menyadari bahwa hal itu tidak membohongi ucapan Barat untuk mencaci Islam karena poligami. Para wanita lebih baik, lebih berbahagia dan lebih terhormat hidup dalam poligami… dengan anak sah yang dilahirkannya, dan digauli secara terhormat dari pada membiarkan diri dirayu setiap laki-laki….Saya menegaskan kepada mereka bahwa monogami yang dicampur dengan pelacuran adalah kemunafikan dan lebih tercela dibandingkan dengan poligami terbatas…. Wanita lebih terlindungi oleh Islam dari pada oleh agama yang mengajarkan monogami purapura….” Ada pula pihak yang mendukung poligami karena pertimbangan jumlah populasi wanita yang berkelebihan. Data Statistik di Inggris yang dilaporkan wartawan wanita Sunday Chronicle pernah menunjukkan, “Lebih dari 3 juta wanita di Inggris hidup sendiri dan tidak ada harapan untuk bisa mendapatkan suami, anak atau rumah tangga yang mapan. Kelebihan jumlah wanita secara berangsurangsur meningkat pada abad yang lalu….Seandainya setiap laki-laki memutuskan untuk memperisteri
seorang wanita, diperkiraka n masih ada sekitar 4 juta wanita yang tidak mendapatkan suami.” Dr. McFarlane dalam bukunya The Case for Poligamy menyatakan: “Apakah masalah poligami dilihat dari sisi sosial, etik maupun keagamaan, yang jelas dapat dikemukakan bahwa poligami tidak bertentangan dengan p e m b a k u a n pembakuan peradaban yang paling tinggi sekalipun…. Saran (untuk melaksanakan poligami) itu merupakan pemecahan praktis bagi persoalan wanita yang malang dan diterlantarkan; yang pada gilirannya menimbulkan semakin merajalela dan meningkatnya pelacuran, pergundikan dan perawan tua yang senantiasa menjadi pergunjingan orang.” Pendapat yang mendukung poligami tersebut dikuatkan oleh Begum Aisyah Bawani dalam Islam: an Introduction, “…bukan hanya kelebihan wanita dibanding jumlah pria yang memungkinkan poligami, tetapi ada kondisi tertentu yang menuntut agar poligami disahkan, disamping untuk memenuhi kebutuhan moral juga kesejahteraan fisik masyarakat. Pelacuran, yang berkembang terus sejalan dengan perkembangan peradaban dan menggerogotinya seperti kanker, berbarengan dengan semakin meningkatnya jumlah anak tidak sah, praktis tidak dikenal di negara-negara di mana poligami diperbolehkan dalam bentuknya yang secara hukum sah.” Sementara itu ia mengakui bahwa telah terjadi penyalahgunaan hak poligami oleh pria yang tidak bertanggungjawab dengan menelantarkan isteri. Namun demikian, ia menaruh simpati terhadap pria yang bertanggungjawab. Maka ia menambahkan, “Di negara-negara di mana poligami tidak diperbolehkan, nafsu sexual laki-laki telah menemukan seratus cara lain untuk menyalurkannya, dan ini semua merupakan hal-hal yang lebih terkutuk dari pada penyalahgunaan poligami.” Artinya, kalau dasarnya pria itu tidak puas dengan satu orang isteri, maka meskipun di negerinya sana dilarang poligami, ia tetap akan menerobos peraturan yang ada dengan menempuh segala cara, tidak legal sekalipun. Penulis adalah Prof. DR. Muh Zuhri, MA, Guru Besar STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Salatiga
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
21
Pendidikan MELONGOK SEKOLAH-SEKOLAH ”PINGGIRAN” (2)
SMP NEGERI 7 OPTIMALKAN EKSTRAKURIKULER melintas jalan ini. Walaupun sekolah ini belum dilalui jalur angkota, namun kepala sekolah d a n p i h a k n y a t e l a h bermusyawarah dengan angkota no 8 jurusan Ngawen agar pada jam berangkat dan pulang sekolah untuk bisa ngetem. Dan para sopir telah menyanggupinya, sehingga untuk menuju sekolah ini cukup mudah. Setelah sampai di areal sekolah kesan pegunungan makin terasa kental. Dari depan pintu gerbang orang akan bisa melihat seluruh komplek kawasan sekolahan. Letak bangunan yang tinggi rendah sesuai dengan struktur tanah menambah indah suasana. Rimbun pepohonan juga menambah sejuk suasana. BenarSiswi SMP Negeri 7 mengikuti ekstra kurikuler praktik menjahit benar pas untuk sebuah sekolah, sangat kondusif untuk terjadinya suatu proses belajar mengajar. MP Negeri 7 Salatiga T a n g g a - t a n g g a misalnya, selain menghubungkan lokal satu dan mempersiapkan siswa yang lainnya, mengharuskan berprestasi secara akademik, juga seluruh siswa, guru dan karyawan membekali ketrampilan para siswa. untuk bergerak ekstra layaknya Ketrampilan menjahit merupakan berolahraga. Berbeda dengan pilihan utama. Targetnya, lulus sekolah lain, banyaknya tangga sekolah siswa langsung bisa karena gedung tingkat menjulang menjahit. tinggi, namun sekolah ini banyak Lokasi sekolah yang satu ini tangga disebabkan struktur tanah agak tersembunyi dan tidak yang tinggi-rendah. Taman kecil dipinggir jalan raya. Dari Terminal berfasilitas kolam ikan Pasar Sapi Salatiga menuju arah mengidentitaskan sekolah yang Kopeng, tepatnya di depan Rumah memiliki salah satu visi asri Sakit Paru Ngawen. Di sana hanya lingkungan ini. ada sebuah gapura permanen kecil Ketika melintas di depan bertuliskan SMP 7. Dari situ masih kelas, orang akan dibuat harus masuk ke arah kanan, terkesima, ucapan selamat pagi tepatnya di Jalan Setiaki Nomor 15. atau selamat siang, Meski posisinya jauh dari Assalamu'alaikum dan uluran pusat kebisingan kota, tapi itu tangan mengajak salaman menjadi menjadi keistimewaan tersediri suguhan para siswa kepada guru, bagi sekolah ini. Mulai dari Jalan karyawan dan tamu yang datang. Hasanudin Pasar Sapi, suasana Sungguh nuansa hangatnya mulai terasa berbeda, nuansa sejuk sambutan dari sekolah ini pegunungan sangat kentara. membuat orang cepat akrab dan Rimbun pohon di kanan dan kiri senang di sekolah yang terletak di jalan menjadi obyek pandangan Kecamatan Sidomukti Salatiga ini. mata, udara sejuk juga menyapa Sekolah berjenjang akreditasi dengan gembira siapa saja yang
S
22
B ini terhampar di atas lahan seluas 12.780 M2, dengan luas bangunan 3.039 M2, dengan rincian kelas sebanyak 16 ruang, rung guru dan ruang kepala sekolah, serta ruang praktikum. Pada hari efektif, sekolah yang dikepalai oleh Drs. Tri Purnama AP. ini depenuhi oleh siswa sebanyak 544 orang, 39 guru tetap, 1 guru kontrak, 1 guru honorer sekolah, 6 staf tata usaha dan 9 pegawai tidak tetap. Latar belakang dari siswa yang bersekolah di sini adalah kelas menengah ke bawah, ratarata orang tua berprofesi sebagai buruh tani. Meskipun begitu pihak sekolah membuat kebijakan yang berbeda dengan sekolah lain, yaitu dengan membebaskan biaya kepada 125 dari 544 siswanya. Adapun seluruh dana dialokasikan dari BOS (bantuan oeprasional sekolah). Sekolah ini juga tergolong sebagai sekolah paling murah se Kota Salatiga dengan biaya komite terendah yaitu sebesar Rp. 15.000. “Dengan adanya BOS kami dapat menjalankan sekolah ini dengan baik. Semua bantuan kami alokasikan untuk proses belajar siswa, sehingga kami dapat membebaskan biaya kepada 125 siswa. Lain dengan sekolah lain yang lebih banyak dipergunakan untuk perbaikan sektor fisik” tandas Pak Pur, panggilan akrab kepala sekolah. Meskipun dengan biaya rendah namun fasilitas sekolah ini terbilang cukup lengkap. Seperti sekolah unggulan SMP 7 juga memiliki fasilitas berupa Perpustakaan, Laboratorium IPA, Ruang Ketrampilan, Ruang Bimbingan Konseling, Multimedia, Komputer dan Lab Bahasa, Mushala dan Ruang Ibadat pun ada. Kegiatan belajar mengajar sama dengan sekolah pada umumnya. Namun karena
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
kemampuan siswa tergolong berbeda dari satu dan yang lainnya, maka kelas dikelompokkan berdasarkan kemampuan. “Hal tersebut dilakukan agar proses penyampaian ilmu dapat tersampaikan secara makasimal. Di sini kelas antara yang pandai, cukup dan kurang dibedakan, agar guru dapat fokus menyampaikan materi. Yang pintar bisa disampaikan dengan cepat, yang cukup juga disampaikan dengan cara tersendiri sedangkan yang kurang juga harus disampaikan menurut kemampuannya, bahkan jika harus diulang-ulang itupun akan dilakukan guru. Untuk meningkatkan kemampuan siswa kami juga secara intesif mengadakan les sesuai dengan tingkat kemampuan. Bahkan menghadapi UAN dan Ujian Akhir Daerah kami melaksanakan try out sebanyak 5 kali dan gratis tanpa pungutan biaya” terang Pak Pur. Di bidang ekstrakurikuler juga menjadi perhatian khusus pihak sekolah. Misalnya peralatan band tersedia lengkap, bahkan alat musik akustik juga ada (namun alat ini tidak digunakan maksimal, karena siswa lebih suka band). Sektor olah raga, SMP 7 cukup berprestasi, misalnya setiap event POPDA siswa sering menyabet tropi juara seperti : tolak peluru, tenis dan lari. “Dalam prestasi akademik memang kami masih di bawah sekolah unggulan lain. Ada yang sedang tapi ada yang cukup tinggi pula prestasinya. Semua dikembalikan ke masing-masing siswa dan perhatian orang tua yang lebih. Namun yang perlu digaris bawahi adalah kami menerima siswa yang kemampuan sedang bahkan di bawah rata-rata, tapi kami bisa menaikkan kemampuan siswa meningkat tajam. Berbeda dengan sekolah unggulan yang menerima siswa dengan kemampuan tinggi, wajar jika lulusannya juga baik. jika diprosentase peningkatan kemampuan siswa SMP 7 dengan sekolah unggulan masih tinggi kami” jelas Pak Pur. Dengan visi SIAP (Santun Berprilaku, Iman dalam Beragama, Asri Lingkungannya dan Prestasi) SMP 7 berharap agar prilaku, keimanan dan sadar lingkungan
Siswa SMP Negeri 7 mengikuti kegiatan pembelajaran praktik komputer menjadi bekal siswa sedangkan di bidang akademik sekolah juga berupaya secara maksimal. Pendahuluan kemajuan prilaku, iman dan sadar lingkungan daripada kemajuan akademik dirasa wajar, karena jika kemajuan akademik yang digenjot sedangkan kapasitas kemampuan siswa kurang maka akan berdampak tidak baik. Siswa akan merasa belajar menjadi beban yang cukup berat, ilmu pun tidak akan dapat diserap. Mengatasi permasalahan tersebut SMP 7 memberikan solusi tersendiri yaitu dengan memaksimalkan kegiatan ketrampilan. “Misalnya saja ketrampilan menjahit ditangani dengan profesional, alat-alat menjahit kami lebih lengkap daripada sekolah lain di Salatiga. Meskipun anak-anak masih setingkat SMP mereka rutin mengadakan lomba mode dan peragaan busana. Ini suatu prakarsa siswa yang baik dan kami memberikan dukungan lebih” imbuh Kepala sekolah yang bermukim di Perumahan Tingkir Indah ini. Para siswa juga aktif dalam program tahunan dan peringatan hari besar agama. Tiap akhir tahun para siswa mengadakan pentas pegelaran musik dan seni. Anak-anak menampilkan semua
group band yang ada. Berbagai kesenian juga ditampilkan, dan yang membanggakan adalah mereka mengelola sendiri seluruh acara tersebut seperti event organizer meski dalam pengawasan guru. Perkembangan sekolah ini sangat bagus terlebih secara fisik, hal tersebut karena kerjasama pihak sekolahan dengan pihak komite sekolah sangat harmonis. Pengurus komite aktif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memajukan sekolah ini, bahkan tiap satu minggu pasti ada yang datang ke sekolah untuk meninjau dan bertukar pikiran dengan guru terhadap permasalahan yang ada. Sedangkan kerjasama dengan pihak Pemerintah Kota Salatiga juga baik. “Kami berharap Pemkot terus menigkatkan perhatiannya terhadap SMP 7 dan sekolah lain yang berada di pinggiran kota”. Kata pak Pur. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dengan adanya program BOS itu sangat membantu keberlangsungan proses belajar di sekolah ini. Para wali di sekolah kami kebanyakan dari kalangan menegah ke bawah, tidak mungkin dan tidak manusiawi jika kami membebankan semua biaya belajar pada mereka. Jalan keluarnya, ya bantuan dari pemerintah, tandas pak Pur.(lux)
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
23
Artikel
Menyambut Kehadiran Kembali Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Terpadu Satu Pintu (UPT PTSP) Kota Salatiga
Penyerahan sebuah penghargaan kepada Pramuka
P
ada hari Selasa tanggal 8 Mei 2007 bertempat di jalan Diponegoro 10 Salatiga, Wakil Walikota Salatiga secara resmi membuka Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Terpadu Satu Pintu (UPT- PTSP) Kota Salatiga. Dalam perjalanannya pembentukan Instansi Pelayanan Terpadu bukan yang pertama dilakukan oleh Pemerintah Kota Salatiga. Jika menengok kebelakang maka peresmian Instansi Pelayanan Terpadu di Kota Salatiga merupakan kali yang kedua. Pada tahun 2001 yang lalu telah dibentuk Kantor Pelayanan Terpadu (pola satu atap) melalui Peraturan Daerah Kota (Perda) Kota Salatiga Nomor 6 tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Salatiga dan Keputusan Walikota Salatiga Nomor 11 tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pelayanan Terpadu Kota Salatiga. Latar belakang pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu (satu atap) Kota Salatiga pada waktu itu adalah : 1.Prosedur dan tata cara pelayanan yang tidak jelas; 2.Persyaratan yang cukup meberatkan dan berubah-ubah; 3.Waktu pelayanan yang sering tidak tepat; 4.Mekanisme pelayanan yang berbelit-belit; 5.Biaya pelayanan yang tidak pasti. Kondisi tersebut rupanya segera direspon oleh Pemerintah
24
Kota Salatiga dengan mengambil langkah sebagai upaya memperbaiki pelayanan birokrasi kepada masyarakat, maka dibentuk Kantor Pelayanan Terpadu. Hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden pada waktu itu bernomor 1 tahun 1995 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah kepada masyarakat. Maksud dan tujuan dari pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu (satu atap) Kota Salatiga adalah: Memperbaiki citra aparatur negara, baik sebagai abdi nagara maupun sebagai abdi masyarakat dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja aparatur pemerintah Kota Salatiga khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat. Pada perkembangannya seiring dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, dimana pada pasal 9 ayat 3 berbunyi Dinas Daerah K a b u p a t e n / K o t a menyelenggarakan fungsi pemberian perijinan dan pelayanan umum serta tidak diaturnya perizinan dalam bidang tersendiri, maka Kantor Pelayanan Terpadu (satu atap) Kota Salatiga dibubarkan, kemudian pelayanan perizinan dikembalikan lagi kepada instansi atau dinas teknis. Seiring dengan terbitnya Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 3 tahun 2006 tentang Paket Kebijakan perbaikan Iklim Investasi serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Pemerintah Kota Salatiga membentuk Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Terpadu Satu Pintu (UPT- PTSP) dengan dasar Peraturan Walikota Salatiga Nomor 7 tahun 2007 dengan
maksud untuk mempercepat proses pelayanan perizinan dengan adanya kepastian waktu dan kepastian biaya. Pelayanan Publik yang Ideal Seperti yang telah termuat dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 63 tahun 2003 disebutkan ada empat pola pelayanan publik, yaitu: Pola Fungsional, yaitu pola Pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan, sesuai dengan tugas fungsi dan kewenangannya; Pola Terpusat, adalah pola Pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara pelayanan terkait lainnya yang bersangkutan; Pola Terpadu terbagi 2, yaitu: a.Terpadu Satu Atap, Pola Pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan dalam satu tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyai keterkaitan proses dan dilayani melalui beberapa pintu,b. Terpadu Satu Pintu, Pola Pelayanan terpadu satu pintu diselenggarkan pada satu tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan dilayani melalui satu pintu; serta Pola Gugus Tugas, adalah petugas pelayanan publik secara perorangan atau dalam bentuk gugus tugas ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan lokasi pemberian pelayanan tertentu. Pelayanan Terpadu Kota Salatiga Dulu dan Sekarang Perbandingan antara Kantor Pelayanan Terpadu (satu atap) tahun 2001 dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Satu Pintu Kota Salatiga tahun 2007, untuk Kantor Pelayanan Terpadu (satu atap) Kelembagaannya Kantor;
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
Pola Pelayanan satu atap; Dasar Hukum Perda No. 6 tahun 2001 dan SK Walikota Salatiga Nomor 11 tahun 2002; Macam Layanan 12 jenis pelayanan perizinan dan non perizinan; Kewenangan Masingmasing Instansi/dinas teknis; Standar Pelayanan minimal (SPM) Ada (berkisar 3 sampai 30 hari). Sedangkan untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) pelayanan terpadu satu pintu adalah : Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis dibawah Badan Penanaman Modal dan Pengembangan Usaha Daerah; Pola Pelayanan Satu pintu; Dasar Hukum Peraturan Walikota Salatiga Nomor 7 tahun 2007; Macam Layanan 7 jenis pelayanan perizinan; Kewenangan Ada pelimpahan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Pengembangan Usaha Daerah; Standar Pelayanan minimal (SPM) ada (berkisar 7 sampai 30 hari). (Sumber: Pusat data dan informasi, CEMSED Fakultas Ekonomi UKSW).
Adapun perbandingan jenis layanan Kantor Pelayanan Terpadu (satu atap) Kota Salatiga tahun 2001 dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Satu Pintu Kota Salatiga tahun 2007 adalah : Kantor Pelayanan Terpadu Izin Gangguan (HO), lama waktu pengurusan 9 hari; Tanda Daftar Perusahaan (TDP) lama waktu pengurusan 5 hari; Tanda Daftar Industri (TDI) lama waktu pengurusan 7 hari; Izin Mendirikan Bangunan (IMB) lama waktu pengurusan 30 hari; Izin Reklame lama waktu pengurusan 1-3 hari; Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) lama waktu pengurusan 5 hari; Izin Trayek lama waktu pengurusan 15-20 hari; Izin Rumah Makan dan Hotel lama waktu pengurusan 7 hari; Izin Usaha Rekreasi dan Hiburan lama waktu pengurusan 7 hari; Kartu Tanda Penduduk (KTP) lama
PROSEDUR PERMOHONAN PELAYANAN/PERIZINAN KANTOR PELAYANAN TERPADU (Tahun 2001) HASI L (KPT)
PEMOHON (KPT)
LENGKAP
INFORMASI PENGAMBILAN BLANGKO (KPT )
PENGAJUAN PERMOHONAN (KPT)
PROSES - ADMINISTRASI - PEMERI KSAAN - EVALUASI *) KPT *) UNI T KERJA
REGIST RASI PEM BAYARAN KPT > BPD > PKD
PENELITI AN (UNIT KERJA TERKAI T) TI DAK LENGKAP
PROSES PERIZINAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (UPT PTSP) (Tahun 2007) P EMO H O N
LO K E T LA Y A N A N
LO K E T PEMB AYAR AN
P E N E LI TI A N PER SYAR ATAN
P R O S E S
PER M O HO NAN DIT OL A K
waktu pengurusan 3 hari; Kartu Keluarga (KK) lama waktu pengurusan 3 hari; Akta Kelahiran lama waktu pengurusan 3 hari. Unit Pelaksana Teknis pelayanan terpadu satu pintu Izin Gangguan (HO) lama waktu pengurusan 15 hari; Tanda Daftar Perusahaan (TDP) lama waktu pengurusan 10 hari; Tanda Daftar Industri (TDI) lama waktu pengurusan 7 hari; Izin Mendirikan Bangunan (IMB) lama waktu pengurusan 30 hari; Izin Reklame lama waktu pengurusan 10 hari; Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) lama waktu pengurusan 10 hari; Izin Lokasi lama waktu pengurusan 12 hari. (Sumber: Pusat data dan informasi, CEMSED Fakultas Ekonomi UKSW, diolah). Perbandingan perizinan tersebut memang ada pengurangan jumlah layanan perizinan dan non perizinan yang semula 12 menjadi hanya 7 perizinan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan untuk layanan KTP dan Kartu Keluarga didelegasikan di kecamatan agar mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, sedangkan akta kelahiran dikembalikan pada Kantor Pencatatan Sipil. Sedangkan UPTPTSP untuk saat ini lebih fokus untuk pelayanan terkait dengan dunia usaha maupun investasi. Harapan masyarakat Salatiga bahwa semua pihak yang terlibat dalam pelayanan publik akan menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagaimana komitmen yang telah disepakati bersama, niscana UPT Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Salatiga akan berhasil sebagai unit pelayanan yang mampu melayani masyarakat dengan baik. Selamat datang (kembali) UPT-PTSP Kota Salatiga! Selamat bertugas dan melayani masyarakat!
P E M E R IK S A A N
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
Nama : Tunjung Prihantoro Pekerjaan : Staf CEMSED (Centre for Micro And Small Entreprise Dynamics) Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
25
Kesehatan
RAGAM
LINDUNGI REMAJA DARI BAHAYA NARKOBA
N
arkoba (narkotika dan obat-obat berbahaya) adalah zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikososial. Dilihat dari efek yang ditimbulkan narkoba terbagi kedalam 3 katagori. Pertama depresan, yaitu jenis zat yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis obat ini membuat pemakai merasa tenang, tertidur atau tak sadarkan diri. Contoh : opium, morfin, heroin, codein, sedatif. Kedua stimulan, adalah jenis zat yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Contoh : ekstasi, kafein, kokain, amfetamin. Ketiga halusinogen, yakni zat yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran, dan seringkali disertai halusinasi sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Contoh : ganja, mescalin, LSD dll. Pengguna narkoba secara umum disebabkan oleh 2 faktor, faktor individu (internal) dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang muncul pada diri seseorang dengan karakter atau sifat mudah kecewa dan cenderung agresif, pemalu, pendiam, kurang percaya diri, perilaku anti sosial, perokok dan kurang religius. Faktor eksternal disebabkan oleh kemudahan memperoleh narkoba, keluarga yang kurang harmonis, kurangnya komunikasi dalam keluarga, orang tua yang otoriter. Dampak penyalahgunaan narkoba bisa menyebabkan gangguan fisik, psikis dan memburuknya kehidupan sosial. Pada pemakai narkoba dengan penggunaan jarum suntik sangat berbahaya sekali jika alat yang digunakan tidak steril, bisa menjadi sumber penularan virus HIV, Hepatitis B. Pada pemakaian narkoba jangka lama akan mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat. Narkoba juga bisa mengakibatkan gangguan psikis. Sebagai contoh pemakaian ganja jangka panjang mengakibatkan gangguan membaca, berbahasa, berhitung, menghambat ketrampilan sosial. Penggunaan narkoba yang kronis mengakibatkan prestasi sekolah atau kerja menurun, hubungan keluarga memburuk, suka berbohong, dan melakukan tindakan kriminal.
26
Lindungi Para Remaja Muncul fenomena bahwa penyalahgunaan Narkoba sengaja dilakukan untuk merusak generasi muda, khusunya para remaja. Ada kelompok tertentu yang dengan sengaja mengiming-imingi kenikmatan semu kepada para remaja dengan jalan pintas untuk mengonsumsi Narkoba. Karena sifat remaja yang masih labil maka mereka dapat dengan mudah dibujuk rayu. Apalagi remaja yang mempunyai latar belakang keluarga tidak harmonis. Secara defmitif remaja adalah seseorang yang berusia antara 10 sampai 19 tahun dan yang belum menikah. Pada periode ini terjadi peralihan dari anak ke dewasa yang ditandai dengan perubahan
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
baik fisik, mental dan sosial. Masa perubahan -perubahan tersebut menyebabkan kekacauan batin remaja, k o n d i s i t e r s e b u t menyebabkan remaja dalam kondisi rawan dalam menjalani proses tumbuh kembangnya. Kondisi ini diperberat dengan globalisasi yang ditandai dengan makin derasnya arus informasi. D a l a m perkembangannya remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan. Lingkungan sosial dan budaya yang tidak positif sebagai faktor resiko remaja untuk terjebak dalam perilaku merokok, minumminuman keras, pengguna narkoba, seks sebelum menikah, dan lain-lain. Pada usia remaja, pertumbuhan fisik terjadi secara cepat (growth spurt), adapun perbedaan pertumbuhan fisik antara laki-laki dan perempuan terletak pada pertumbuhan organ reproduksi, dan ini berpengaruh terhadap berbedanya produksi hormon, penampilan serta bentuk tubuh. Sedangkan perubahan psikososial (kejiwaan) pada remaja bersifat selalu ingin tahu, sikap protes, setia kawan, labil dan berubah-ubah, serta berfikir abstrak. Deteksi dini terhadap penyalahgunaan narkoba dapat dilihat pada perubahan sikap/perilaku, antara lain prestasi sekolah menurun, pemarah, pemalas, perubahan pola tidur, sering pulang larut malam dll. Perubahan fisik, seperti badan kurus, pucat, mata dan hidung berair. Ditemukan narkoba atau peralatan penggunaan narkoba. Bagi orang tua jika menemukan anaknya pengguna narkoba maka jangan panik, jangan marahi atau menghukum anak. Dekatilah dan ajak bicara agar anak mau terus terang. Bila gejala sudah berlarut hubungi dokter/psikiater. Bila keadaan medis sudah teratasi, pikirkan rehabilitasi secara bertahap (mengembalikan anak ke lingkungan masyarakat). Bagi guru jika menemukan siswanya pengguna narkoba maka dekatilah agar siswa mau berterus terang menceritakan masalahnya. Jangan mengucilkan siswa. Lakukan konseling. Bina kerja sama dengan orang tua. Masalah penyalahgunaan narkoba khususnya pada remaja merupakan ancaman yang sangat mencemaskan, karena akan merusak masa depan bangsa, dan ini merupakan masalah nasional yang harus ditanggulangi secara terpadu dan membutuhkan kerja sama lintas program dan lintas sektor. Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba harus dilakukan baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Di lingkungan keluarga, asuhlah anak dengan
No Jenis Narkoba
1
Alkohol
2
Ganja
3 4 5 6
Opioida Nikotin Kokain Inhalasia
7
Halusinogen
Dampak Penyalahgunaan
Sirosis hepatis, kerusakan jejaring otak, cacat pada janin. Gangguan koroner, atrofi jejaring otak, kemandulan. Kemandulan, gangguan haid, impotensi. Kanker paru,bronchitis dll. Anemia, malnutrisi, aritmia jantung. Toksik terhadap hati, otak, sumsum tulang, ginjal & otot jantung. Aberasi kromosom, cacat pada bayi
baik, tanamkan disiplin, ajarkan perbedaan yang benar dan salah, curahkan kasih sayang secara wajar, ciptakan suasana yang hangat di rumah. Luangkan waktu untuk kebersamaan, kembangkan komunikasi yang baik, perkuat kehidupan beragama. Di lingkungan sekolah, berikan pendidikan tentang bahaya narkoba, berikan kegiatan yang bermakna (ekstrakurikuler), tingkatkan kegiatan konseling, libatkan siswa dalam perencanaan pencegahan narkoba, lakukan razia narkoba secara mendadak, larang siswa keluar lingkungan sekolah tanpa seizin guru, lakukan kerjasama dengan pihak terkait. Di lingkungan masyarakat, perbaiki kondisi lingkungan, tumbuhkan perasaan kebersamaan diantara warga, berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya narkoba, berikan penyuluhan tentang hukum penyalahgunaan narkoba, libatkan semua unsur di masyarakat untuk penanggulangan penyalahgunaan narkoba.(*) Penulis adalah dr. Mulyaningsih Mardliyana, Dinas Kesehatan Kota Salatiga.
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
27
RAGAM Tip’s
ANEKA KUE CEMILAN STIK SARDEN • • • • • • •
2 sdm garam 75 gr mentega 125 gr sarden, cincang halus 150 ml susu cair 350 gr tepung terigu 3 sdt baking power ½ sdt soda kue
Cara Membuat - Campur dan aduk rata tepung terigu, baking powder dan soda kue - Masukkan garam, mentega dan sarden halus. Aduk-aduk hingga rata - Tuang susu sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga adonan kalis dan dapat dibentuk - Tutup wadah dengan plastik dan diamkan selama 30 menit - Gilas adonan tebal 2 mm dan potong-potong ½ x 15 cm. Taruh dalam loyang dan beri jarak - Panggang dalam oven bersuhu 1800 C selama 20 menit hingga renyah dan kering kuning kecoklatan. Angkat dan biarkan dingin - Simpan dalam wadah tertutup
Kentaki Singkong.
A
neka cemilan berikut ini disajikan dengan cara yang praktis dan mudah . Bahkan bagi anda yang suka jajan snak tidak ada salahnya untuk menjadi koki dirumah sendiri untuk keluarga dan teman-teman anda tercinta . Silahkan mencoba! KENTAKI SINGKONG Bahan : • 1 5 • 2 • 3 • 1 • 2
Kg singkong, bersihkan potong melintang cm sendok makan garam siung bawang putih , haluskan sendok teh ketumbar dihaluskan gelas air es
Cara Membuat -
28
Singkong dikukus hingga masak benar. Kemudian Siram dengan air panas dan kukus kembali angkat tiriskan Goreng singkong dengan minyak panas Setelah kulit agak mengering angkat dan masukkan ke air yang sudah dicampur bumbu. Diamkan sampai singkong mengembang. Angkat dan kembali goreng hingga kuning kecoklatan. Siap disajikan hangat
Stik Sarden
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
Budaya tersebut dilaksanakan. Acara dibuka oleh Kepala Bakorwil I Pemprov Jawa Tengah, Ir Suryono Suripno, berlangsung di Lapangan Pancasila tepat di sebelah utara gedung Pakoewon yang telah roboh. Sebagai acara tambahan digelar pula ritual tarian perang di Lapangan Pancasila. Tarian perang terdiri dari berbagai formasi perang. Formasi tersebut merupakan bentuk kejadian perang yang terjadi pada waktu peperangan antara penjajah dah terjajah (bangsa Indonesia). Adapaun tarian perang diantaranya: tarian perang Srikandi (wanita jago panah), tarian wushu yang menggambarkan perjuangan warga Tionghua, tarian perang Warok yang menggambarkan perjuangan kaum warok serta formasi perang para santri dan rakyat jelata. Setelah tarian perang disuguhkan di hadapan tamu undangan dan warga Salatiga, acara kemudian dilanjutkan dengan acara inti selamatan. Salamatan dipimpin oleh KRMH Daradjadi Gondodiprojo, yang juga sebagai penyelenggara wilujengan tersebut. Susunan acara berisi pembacaan sejarah berlangsungnya perjanjian Salatiga yang 250 tahun lalu berlangsung di tempat itu, kemudian diteruskan dengan do'a serta pemotongan tumpeng dan pembagian gereh pethek (sejenis ikan asin) dan ketupat. Pemotongan tumpeng pertama dilakukan oleh Daradjadi yang diserahkan kepada Wakil Walikota Salatiga John M Manoppo, SH. Sedangkan potongan tumpeng ke dua dan selanjutnya diserahkan kepada KGPAA Mangkunagoro IX, Ketua DPRD Salatiga dan Kepala Bakorwil I Pemprov Jawa Tengah, Ir Suryono Suripno. Makanan utama pada gelar selatan tersebut adalah ketupat dan gereh pethek. Makan tersebut adalah makanan yang dipakai perbekalan pasukan Pangeran Sambernyowo bergerilya melawan Kompeni. Selain itu Ketupat dalam bahasa Jawa adalah Kupat yang juga memiliki makna kuat. Maksudnya adalah RM. Said menganjurkan pasukannya untuk selalu menjaga kesehatan badan juga jiwa, dengan begitu akan selalu bisa mengatiasi permasalahan yang dihadapi. Sedangkan pethek (Jawa) adalah kata awal dari memthek. Jika orang akan menaikkan layanglayang biasanya meminta orang lain untuk memeganginya yang disebut memethek. Dalam acara wilujengan disediakan gereh pethek dengan tujuan berisi doa agar semua yang hadir dan dalam acara tersebut selalu dinaikkan derajat dan semua aspek ke tataran yang lebih tinggi oleh Allah SWT. Salatiga adalah sebagai Kota yang memiliki peran dan andil dalam sejarah perjuangan bangsa ini dalam melawan penjajah. Selain itu kota Hatiberiman ini juga sebagai tempat togak berdirinya Puro
250 TAHUN PERJANJIAN SALATIGA
S
alatiga adalah kota menyimpan sejuta kenangan bagi para pejuang di masa lalu. Terlebih bagi keluarga keraton Puro Mangkunegaran Surakarta. Kota kecil di lereng gunung Merbabu ini menjadi tempat pilihan terjadinya suatu perjanjian tonggak berdirinya kerajaan yang masih ada sampai saat ini. Di kota berhawa sejuk ini pula menjadi medan peperangan melawan penjajah berlangsung. 250 tahun silam telah terjadi suatu perundingan atau perjanjian Salatiga. Peristiwa bersejarah tersebut dilakukan antara Raden Mas Said yang lebih akrab dipanggilan Pangeran Sambernyowo dengan Sunan Pakubuwono III yang disaksikan pihak Kompeni dan pihak Sultan Hamengkubuwono I di wilayah Kalicacing Salatiga, tepatnya di gedung Pakoewon. Berawal dari perjanjian yang telah disepakati pada tanggal 17 Maret 1757 tersebut maka dijadikan tonggak berdirinya Puro Mangkunegaran yang memiliki pusat pemerintahan di Surakarta Hadiningrat. Isi dari perjanjian tersebut adalah: pertama, RM. Said atau Pangeran Sambernyowo bergelar KGPAA. Mangunegoro I, Kedua, Memerintah wilayah yang meliputi Nglaroh, Keduwang, Matesih, Sembuyan dan Anggabayan. Ketiga, Praja Mangkubegaran berkedudukan di Surakarta Hadiningrat. Untuk memperingati peristiwa bersejarah tersebut digelarlah suatu ritual kolosal berupa acara wilujengan (selamatan). Selamatan tersebut digelar pada hari Sabtu 17 maret 2007 di petilasan perjanjian
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
29
Potensi
Guru Bulu Tangkis Produksi Shuttle Cocks
J
ika tidak ingin rugi jangan sembarangan membuka usaha yang kita tidak menguasai. Begitu pesan moral yang cukup populer di lingkungan masyarakat kita pada saat kondisi perekonomian masih serba sulit. Karena itu, penting untuk belajar dari orang-orang sukses yang berani mengambil keputusan dan memiliki keahlian tertentu. Hidup di tengah masyarakat yang hobi olah raga bulu tangkis, merupakan peluang tersendiri untuk mengembangkan usaha home industri produksi shuttle cocks. Seperti yang sedang dirintis Teguh Hatmanto, 35, warga Kelurahan Bugel, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Membuat suttle cocks bagi Teguh, begitu ia biasa dipanggil, memang bukan pekerjaan baru. Sejak remaja ia sudah terampil membuat shuttle cocks standar nasional di wilayah Kecamatan Jebres Surakarta. Hebatnya lagi, selain mampu membuat shuttle Teguh Harmanto, warga Kelurahan Bugel Kecamatan Sidorejo Salatiga cocks standar, suami Tri Hariani tersebut juga sedang membua shuttle cocks berstandar Nasional. mantan atlet bulu tangkis asal Kota Surakarta. Tak kepada pekerja dengan sistim borongan. Memasang heran jika saat ini ia juga dipercaya Lembaga bulu ayam kedalam dop Rp. 3.000 setiap dosin. Pendidikan SD, SMP dan SMA Laboratorium UKSW, Merajut benang Rp. 750 perdosin. Menyetel serta menjadi tenaga pengajar olah raga badminton. merapikan shuttle cocks Rp.500 perdosin. “Selalu berbuat yang terbaik dan bermanfaat “Kami menjual shuttle cocks Rp. 2.500 perbiji, adalah prinsip hidup saya,” aku Bapak dua putra ini dan Rp. 27.000 perdosin,” katanya. saat dihubungi di rumah kediamannya baru-baru ini. Sayangnya, modal Teguh masih sangat Teguh memang sosok pemuda kreatif yang terbatas. Sehingga, ia belum bisa mengembangkan tidak pernah tinggal diam melihat banyaknya pemasaran secara lebih luas. Hingga kini, produksi pengangguran. Meskipun masih kecil-kecilan, ia shuttle cocks yang ditekuni Teguh telah dipasarkan ke berusaha menciptakan lapangan pekerjaan yang sejumlah daerah, seperti Salatiga, Boyolali, Solo, dapat merekut sejumlah pemuda desa yang belum Sragen, Purwodadi, dan Yogyakarta. bekerja. Cara kerja home industri ini langkah awal Merintis produksi home industri shuttle cock membeli bahan dari Surakarta, kemudian bulu ayam baru dimulai pada Desember 2005. Saat itu yang di cuci lalu dijemur. Kemudian bulu tersebut membatu pekerjaan produksi baru istrinya. Teguh dirapikan dan dibentuk, selanjutnya satu persatu di kemudian merekrut sejumlah tenaga setelah banyak luk dengan alat bantu lampu teplok berisi minyak pesanan dari tim-tim bulu tangkis di Kota Salatiga. tanah. Teguh mengaku tidak kesulitan dalam Teguh mengaku memproduksi shuttle cocks mencari bahan baku. Seperti bulu ayam potong dengan bulu ayam karena memenuhi permintaan pejantan yang harganya setiap biji Rp.35; serta dop pelanggan. Pemakaian dengan bulu ayam mempunyai dari bahan baku tanaman bakau satu dosin seharga karakteristik jika dipukul lajunya tidak terlalu Rp. 3.000. kencang. “Bahan baku tersebut banyak tersedia di Mulanya Teguh memakai merk Putra Mas, Surakarta,” jelasnya. berhubung di Solo sudah ada maka produk tersebut Merakit bahan baku tersebut harus dengan akhirnya menggunakan merk SHB. “SHB bisa kesabaran dan ketelitian, sehingga mampu diartikan Salatiga Hati Beriman atau juga bisa menghasilkan produk berkualitas tinggi dan tidak Seneng-susah Hidup Bersama,” imbuhnya.(kst) kalah dengan produk yang lain. Upah yang diberikan
30
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
Kiprah
Santunan Untuk Kematian menggunakan surat keterangan dari Rumah Sakit/ Kepolisian/ RT. Selanjutnya mengajukan permohonan kepada Walikota Salatiga lewat Bagian Sosial Setda Kota Salatiga dan dilampiri dengan H. Adhi Isnanto, S.Sos. M.Si. Kepala Bagian Sosial Setda Kota Salatiga. persyaratan di atas. . “Kami akan memproses setiap permohonan. ematian adalah suatu kejadian yang Kategori miskin, tidak kami mempermasalahkan, tidak dapat diduga bagaimana dan asalkan ada surat keterangan tidak mampu yang kapan datangnya. Peristiwa ini bisa diketahui oleh RT, RW, Lurah dan Camat tetap akan menimpa siapa pun dan dimana pun berada, tidak kami layani” jelas H. Adhi Isnanto, S.Sos. M.Si. selaku pandang bulu, tua atau muda, miskin atau pun kaya, Kepala Bagian Sosial Setda Kota Salatiga. “Kemudian jika malaikat menjemput siapa pun harus ikut. kriteria jenazah terlantar meliputi: orang gila, Dengan meninggalnya seseorang akan gelandangan atau pengemis yang meninggal di Kota meninggalkan duka yang mendalam bagi sanak Salatiga dan tidak diketahui kerabatnya, kasus saudara, kerabat dan keluarga yang ditinggalkan. kematian di Rumah Sakit akibat kecelakaan yang juga Orang yang selama ini mereka sayangi, orang yang tidak teridentifikasi indentitasnya” tambah Adhi. mungkin selama ini banyak membantu tidak dapat “Namun kategori miskin di Kota Salatiga masih lagi ditemui dan tidak dapat diharapkan kembali. terdapat perbedaan persepsi, antara versi Dinas Berbagai perasaan muncul ketika seseorang Kesejahteraan Sosial dan Keluarga Berencana, Badan meninggal dunia. Meskipun keluarga yang Perencanaan Daerah dan Badan Pengelolaan ditinggalkan itu kaya tetap saja muncul kesedihan, Statistik. Perbedaan tersebut sering terjadi karena demikian halnya jika menimpa keluarga yang kurang penilaian dari berbagai sudut pandang masingberada. masing. Biarpun demikian kami tetap berpatokan Bagi keluarga yang kurang, dampaknya akan kepada surat keterangan tidak mampu tersebut” semakin berat dibandingkan dengan keluarga yang ungkap Adhi, yang pernah menjabat sebagai Kepala mampu. Jika orang tua meninggal maka tulang Camat Sidomukti ini. punggung keluarga akan berkurang. Beban hidup pun Mengenai besaran bantuan telah ditentukan. menjadi lebih berat. Beban berat tersebut terasa mulai Untuk bantuan kematian bagi warga miskin sebesar dari prosesi perawatan jenazah, pemakaman dan Rp. 400.000, sedangkan bagi jenazah terlantar akan kirim doa yang cukup banyak menyita biaya. diberikan bantuan sebesar Rp. 250.000. Ditengah berbagai persoalan yang melilit warga Untuk pengurusan bantuan ini, pihak ahli kurang mampu tersebut, Pemerintah Kota Salatiga waris yang berkewajiban mengajukannya. Kemudian melalui Bagian Sosial, berusaha memberi sedikit bagi jenazah terlantar ada tiga pihak yang berhak, angin segar untuk meringankan beban masyarakat pertama pengurus RT bila jenazah tersebut di akibat kematian bagi keluarga kurang mampu. ketemukan di salah satu RT di Kota Salatiga. Program yang baru saja berjalan sejak 5 Maret Kepolisian bila jenazah tersebut sedang dalam 2007 ini diberi nama BSKKM (Bantuan Santunan penanganan pihak Kepolisian dan Pihak Rumah Sakit Kematian Keluarga Miskin). Dengan peruntukan jika jenazah sedang dalam penanganan Rumah Sakit. diberikan kepada ahli waris dari keluarga miskin yang Selama tahun 2007 ini telah dianggarkan dana meninggal atau bantuan untuk pengurusan jenazah sebesar Rp. 355.500.000. Asumsi besaran dana terlantar. Program tersebut didasarkan pada tersebut berasal dari data kematian yang ada di Kota Peraturan Daerah Pemerintah Kota Salatiga No. 1 Salatiga selama tiga tahun terakhir. Dari sumber tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan Belanja tersebut didapati angka kematian di Kota ini sebanyak Daerah (APBD) Kota Salatiga tahun 2007. 700-900 orang per tahun. Untuk mendapatkan bantuan ini, syaratnya “Sejak diberlakukan sampai saat ini, cukup mudah yaitu: mengisi surat permohonan yang permohonan BSKKM yang masuk kepada Bagian sudah disediakan pihak Kelurahan setempat, Sosial baru 5 permohonan. Kami juga telah membuat surat keterangan tidak mampu yang menginformasikan program ini secara resmi ke diketahui oleh RT, RW, Lurah dan Camat (formulir Kecamatan dan Kelurahan untuk diteruskan ke RW juga disediakan Kelurahan), foto copy Surat Kematian, dan RT. Dengan harapan program ini benar-benar sedangkan persyaratan bagi jenazah terlantar bermanfaat bagi warga miskin” tutup Adhi.(lux)
K
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
31
Lintas Kota
SD Sidorejolor 5 Gelar Pentas Seni dan Bazar D
alam rangka memperingati Hari Kartini dan sekaligus HUT ke 53 siswa-siswi SD Sidojelor 5 Salatiga menggelar pentas seni dan bazaar. Kegiatan itu berlangsung sangat semarak, bahkan pengurus Komite Sekolah dan para guru yang berseragam batik biru, siswa kelas 1 sampai 6 yang berseragam biru kotak-kotak pakai dasi itu, sangat antusias. Dra.Pudji Astuti selaku Kepala Sekolah mengakui, dengan kerjasama dan komunikasi antara sekolah dan Komite Sekolah, maka kegiatan dari persiapan hingga pelaksanaan, yaitu pengadaan tenda ukuran 10 m X 12 m untuk tamu undangan, panggung pentas ukuran 7 m X 4 m, dekorasi, sound system serta hiburan solo organ yang mengiringi pentas para siswa ini dapat berjalan dengan baik. Untuk menunjang kegiatan tersebut, didukung sumber dana dari anggaran BOS (Bantuan Operasional Sekolah) sebesar 2 Group paduan suara yang memiliki predikat juara 3 tingkat Kecamatan Sidorejo membuka juta rupiah, bantuan orang tua murid, mengawali kegiatan dalam pembukaan gelar pentas kesenian. bantuan siswa serta donator lain. Khusus untuk bazaar ditampilkan hasil ketrampilan siswa, m e n g u n d a n g s i s w a u n t u k demonstrasi membuat ketrampilan, stand makanan, minuman, keperluan berkumpul disuguhkan atraksi siswa, serta stand minuman dan tanaman hias. Sedangkan untuk drum band sebanyak 50 personil yang menampilkan beberapa lagu, untuk kegiatan pentas keseniannya dibuka dengan group paduan suara yang pernah mendapat juara 3 tingkat Kecamatan Sidorejo, disusul arga Kota Salatiga kehilangan salah atraksi gerak dan lagu, Tari Getuk satu putra terbaiknya. Ign. dari kelas III, Drama : Tiga Kupu Handiman , 53, seniman musik Cantik, Tari Perang-perangan, keroncong dan pencipta lagu telah berpulang Fashion Show “Party”, Vokal group, dipanggil Tuhan untuk selama-lamanya, Kamis 19 Tari Rebana, Modern Dance, April 2007. Jenazah Handiman disemayamkan Pertunjukan Ansambel, dan Atraksi di rumah duka, lingkungan Karang Duwet Tongkat. RT 11 RW 11 Kelurahan Kutowinangun. Kemudian Lebih lanjut Puji Astuti dikebumikan di pemakaman Tegalrejo, Almarhum Handiman menjelaskan, “SD Sidorejolor 5 Salatiga, tempat ia dibesarkan. dalam hal penerimaan siswa baru di Semasa hidup Handiman dikenal konsisten dalam berkiprah di kelas satu, untuk pendaftarannya belantara musik, terutama keroncong. Setiap ada lomba atau festival tidak dipungut biaya. Sedangkan musik keroncong, Handiman dan kelompok yang dibinanya tak pernah untuk 35 siswa yang kurang mampu absen untuk mengikuti kegiatan. Hasilnya pun tidak pernah sia-sia. dari Barak Sosial serta Lokalisasi Kalau tidak menempati juara pertama, kedua, atau harapan sekalipun Sarirejo diberikan kebebasan untuk mesti selalu menyabet juara. tidak membayar sumbangan Banyak kelompok musik keroncong di Salatiga, Ambarawa, Boyolali, pendidikan,” tandasnya. Ampel dan Surakarta, yang mengandalkan kepiawaian Handiman, baik Terpisah Dadit Kurniawan, dalam pembuatan aransemen maupun cara memegang dan memainkan S.Pd selaku Ketua Panitia alat musik keroncong. mengatakan, “program kedepan bagi Hasil karya Handiman yang paling popular adalah lagu “Ketaman Komite Sekolah yang penting anakAsmoro” yang dipopulerkan penyanyi Campursari kondang Didi Kempot. anak dapat lulus dengan baik dan Lagu ciptaan lainnya yang sering dinyanyikan oleh ibu-ibu PKK dan Dasa kami mendukung program sekolah Wisma di wilayah Kecamatan Sidorejo adalah Mars Gerbang Dasi, lagu untuk menambahan pelajaran bagi wajib Kecamatan Sidorejo, Salatiga, yang dicipta bersama Camat Sidorejo siswa kelas 6,” katanya.(kst) Drs. Valentino Haribowo.(wys)
Pencipta Lagu Taman Asmoro Berpulang
W
32
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
Lintas Kota
Wakil Walikota
Membayar PBB Sedang pembayaran berlangsung di depan Kantor Tata Usaha Bagian Umum Kota Salatiga. Sebagai pembuka Wakil Walikota membayar paling awal, kemudian mengambil kupon undian yang disediakan dan beruntung mendapatkan sebuah termos air. Dorprize diserahkan oleh Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Salatiga, Drs. Sukiman. Hadir dalam pekan keteladanan tersebut, segenap Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Salatiga. Acara Dinas Pengelolaan Keuangan daerah (DPKD) Kota Salatiga menyelengarakan Pekan berlangsung cukup meriah dengan disuguhi Keteladanan Pembayaran Pajak Bagi PNS di Lingkungan Pemkot hiburan organ tunggal. Selain itu semua ekan Keteladanan Wajib peserta bayar pajak juga diberi kesempatan mengambil kupon untuk P a j a k B u m i d a n ditukar dengan hadiah hiburan. “PNS sebagai Aparatur Pemerintah, saya harapkan dapat Bangunan Bagi PNS Kota Salatiga tahun 2007 di gelar. memberikan pelayanan secara maksimal dan dapat bertindak sebagai Acara tersebut diawali dengan apel teladan bagi masyarakat sekitarnya dalam berbagai hal. PNS sebagai pagi bagi jajaran pegawai, sebagai Public Service, harus dapat menjadi contoh dan teladan dalam pembina apel Wakil Walikota pembayaran pajak, termasuk dalam hal ini PBB” harap WakilWalikota dalam Apel pagi.(lux) Salatiga John Manoppo, SH.
P
Pondok Remaja Salib Putih Dioperasikan
S
ebagai tanda dibuka dan beroperasinya Pondok Remaja Salib Putih digelar shoft opening. Acara berlangsung pada tanggal 23 Mei 2007 di Aula pondok Salib Putih Jl. Hasanudin (SalatigaKopeng Km. 4) Salatiga. Hadir dalam acara tersebut segenap Camat dan tamu undangan. Wakil Walikota John M Manoppo, SH juga hadir serta memberikan sambutan sebagai tanda dibukanya Pondok tersebut. “Pondok ini dibangun dari uluran bantuan para dermawan, nantinya seluruh fasilitas akan diperuntukkan untuk umum. Seperti camping ground yang telah beroprasi lebih dulu, dimanfaatkan sebagai tempat camping pelajar, remaja maupun keluarga” terang Slamet Direktur PT Rumekso yang mengelola kawasan Salib Putih. Setelah acara ibadah syukur berlangsung kemudian dilanjutkan dengan pembubuhan Wakil Walikota Salatiga John M. Manoppo, SH meninjau kamar penginapan tanda tangan di kain berpigura oleh Walikota dan Pondok Remaja Salib Putih tamu undang. Di akhir acara dilakukan pula peninjauan lokasi kamar untuk pengunjung. “Lokasi di sini sangat indah mas, nanti kami akan mengajak siswa untuk mengadakan kemah atau camping di lokasi ini. Dari sini kita bisa lihat pemandangan gunung, Rawa pening dan Kota Salatiga” terang Kepala Sekolah SMA Kristen I Solo yang juga hadir sebagai tamu undangan.(lux)
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
33
Lintas Kota
DPLH “Cukur” Pohon Salah seorang petugas Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Kota Salatiga sedang membersihkan ranting pohon yang baru ditebang.
D
emi kenyamanan dan keindahan pemandangan sepanjang jalan di Salatiga, baru-baru ini tujuh pegawai Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Kota Salatiga memotong pohon yang terlalu rimbun. Pencukuran tersebut berlangsung pada tanggal 15/5 2007 jam delapan pagi sampai selesai. Sasaran targetnya adalah sepanjang jalan Letjen Sukowati. Acara rutin bulanan tersebut inerja Bank Jateng Cabang Salatiga pada triwulan I tahun dilaksanakan DPLH dengan milih 2007, telah menghimpun dana Rp. 194,31 Milyard, kawasan yang pohon-pohonnya mengalami peningkatan sebesar 44,21 % dibanding triwulan sudah terlalu tinggi atau terlalu I tahun 2006 dan menyalurkan kredit Rp. 82,2 Milyard atau meningkat rimbun. sebesar 15,32% “DPLH melaksanakan Pimpinan Bank Jateng Cabang Salatiga Timbul Baron Naibaho program pemotongan ini dengan menegaskan hal itu dalam peringatan HUT Ke 44 di ruang kerja kepada maksud agar pohon yang sudah Hati Beriman. Adanya suku bersaing saat ini membutuhkan pelayanan tidak bagus karena terlalu tinggi pelayanan memuaskan menjadi andalan penyaluran kredit maupun atau rimbun menjadi indah. Hal menghimpun dana dari masyarakat. Dukungan Pemerintah Kota Salatiga tersebut selain merusak pandangan dan masyarakat sangat berarti dalam tercapainya kinerja yang lebih baik mata juga dapat menggangu Memperingati HUT Bank Jateng Cabang Salaiga mengadakan pengguna jalan yang memakai berbagai kegiatan dengan melibatkan nasabah, instansi dan masyarakat. mobil, terlebih lagi mobil ber-bak Ketua panitia Nuryawan,SE mengemukakan, sebagai kegiatan awal tinggi” terang Bapak Parmin salah berupa pelayanan pengobatan bagi para nasabah dan masyarakat tanggal 3 satu anggota tim. April 2007. Melibatkan 2 Dokter dengan dibantu 6 tenaga medis Dinas “Kayu dan daun dari pohon Kesehatan Kota untuk melayani kurang lebih 200 pasien. nantinya akan diangkut ke Selain kegiatan sosial diadakan upacara bendera diikuti 40 orang S u m o g a w e k a r e n a T e m p a t yang dilanjutkan dengan syukuran dengan pemotongan tumpeng. pembuangan Akhir (TPA) Ngronggo Sebagai puncak acara diselenggarakan jalan sehat dengan tidak menerima. Selain keduanya menempuh jarak 5 Km mengelilingi Kota Salatiga diikuti 400 peserta masih dapat dimanfaatkan warga terdiri; Muspida, Kepala Instansi, Karyawan dan Nasabah. Pengibaran sebagai kayu bakar dan daunnya bendera start oleh Wakil Walikota dan pelepasan balon berhadiah Rp. untuk pakan ternak. Iya, jika pohon 440.000,- oleh Ketua DPRD. terlalu rimbun juga dapat Untuk menyemerakkan event tersebut semua peserta diberikan mengganggu penerangan jalan mas” kaos berwarna biru dan kuning dengan topi biru bertuliskan 44 tahun, tambah Parmin sambil menarik sambil menantikan doorprice senilai Rp. 2,5 juta dihibur musik solo dahan dari tengah jalan.(lux) organ menampilkan lagu-lagu rancak dan bergoyang.(kst).
Bank Jateng Ultah
K
34
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
Lintas Kota
Resmikan Pelayanan OSS
John M Manoppo, SH memukul gong sebagai tanda dimulainya peresmian OSS
W
akil Walikota Salatiga John Manuel manoppo, SH, meresmikan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Satu Pintu atau one stop service (OSS), pada Selasa, 8 Mei 2007, di Jalan Diponegoro 10 Salatiga. Hadir dalam acara tersebut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Jawa Tengah, Agus
Suryono. Pak John, begitu Wakil Walikota itu biasa disapa, dalam sambutannya mengatakan bahwa keberadaan UPT OSS sangat menunjang percepatan perizinan usaha. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi di Salatiga diharapkan mengalami kemajuan secara signifikan. “Keberadaan UPT OSS di Salatiga ini bukan yang pertama di Jawa Tengah. Karena itu, saya berharap agar BPMPUD (Badan Penanaman Modal dan Pengembangan Usaha Daerah, Red) Salatiga dapat menimba pengalaman lebih banyak dari daerah lain,” ujarnya. Sementara itu, Agus Suryono mengaku menyambut baik peresmian UPT di Salatiga. Dikatakan ia, sudah ada 30 dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang telah menerapkan OSS. “Kami berharap keberadaan OSS ini semakin mampu menciptakan iklim penanaman modal menjadi lebih kondusif,” jelas Agus. Sebagaimana diketahui, UPT OSS melayani 7 perizinan. Masing-masing, izin mendirikan bangunan (IMB); izin reklame; izin lokasi; izin HO; izin SIUP; tanda daftar perusahaan; dan tanda daftar
PAS Mulai Unjuk Prestasi
P
ersatuan Atletik Salatiga (PAS) dalam perkembangannya semakin banyak mengukir prestasi. Berbagai lomba lari terus dikuti, baik lari jarak pendek (10 m, 200 m, 400 m), jarak menengah (800 m, 1500 m, 5000 m), maupun jarak jauh (10.000 m, 42,19 km/ marathon). Selama ini PAS beralamatkan di Jl. Pungkursari Rt. 05/III Salatiga, diasuh pelatih Siti Fatimah, S.Pd. yang juga merupakan guru olahraga SD Negeri X Salatiga. Di bawah besutan lembut pelatih wanita ini semangat anak-anak untuk berjuang mengalahkan lawan selalu dibakar, maka tidak heran jika berbagai tropi telah diraih para atletnya. Berbagai ajang yang dimenangi diantaranya: Ahmad Asbanu dari Pondok Dharmo Lestari juara II Tingkat Nasional Kategori Pelajar Putra Mizuro 5 K di Jakarta, Juara II Purwokerto Satria Cup. Dewi Indah Sari dari SD Muhammadiyah tampil juara II Tingkat Nasional Kategori Pelajar Putri Mizuro 5 K di Jakarta, Juara IX Rembang 10 K, Juara I Purwokerto Satria Cup dan Juara III Tingkat Nasional Kategori umum 10 K di Malang, juara I GEMA NUSA 10 K Pelajar Putri. Beni Santoso tampil sebagai juara II Kategori Pelajar Nasional New Balance 5 K City Run di Jakarta. Abdul Madjid sebagai juara III Kategori Pelajar Nasional New Balance 5 K City Run di Jakarta Juara I POPDA Salatiga 800 m. Siti Fatimah sebagai juara X Rembang 10 K. “Happy in running, seharusnya ada pada setiap diri pribadi atlit, tidak ada rasa tertekan, intimidasi, kebebasan emotional serta kebebasan dan kesenangan diri dalam berlatih terlebih dalam event kejuaran” terang siti Fatimah.(lux)
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
35
Lintas Kota
Olimpiade Oleh Dinas Pendidikan D
a l a m u p a y a meningkatkan kemampuan siswa belajar ditingkat SMA/MA oleh Kantor Diknas Pendidikan Salatiga mengadakan kegiatan Olimpiade yang bersinambungan sampai kejenjang lebih tinggi dengan pemberian tanda penghargaan dan berbagai hadiah. Olimpiade tanggal 5 Mei 2007 di Aula SMA Negeri 2 dari daftar peserta 163 siswa yang ikut lomba tercatat 144 siswa terdiri; Mapel Matematika 25 , Biologi 25 , Fisika 23, Kimia 23, Komputer 21, Ekonomi 23, Astronomi 17. Pada kejuaraan tersebut, SMA Negeri 1 berhasil meraih 6 kejuaraan Mapel dengan rincian 13 siswa berhasil menjuarai juara 1 sampai dengan juara 3. Khusus Mapel Astronomi tahun 2007 diraih siswa SMA Negeri 3 atas nama Trisna Risky P dengan nilai 62,8. Mapel Matematika diraih Ahmad Dani nilai 78,8 (SMAN 1), Fisika Christianingtyas 64,0 (SMAN 1), Kimia Vicky Zulfikar B (SMAN 1), Biologi Andreas Binar Aji 66,8 (SMAN 1), Komputer Yusuf Adi K, 46 (SMAN 1), Mapel Ekonomi Desy Sriwahyu nilai 51,6 (SMAN 1)
Seleksi Paskibra 2007
M
endekati bulan Agustus semua daerah mengadakan seleksi Pasukan Pengibar Bendera untuk Upacara 17 Agustus, demikian halnya dengan Kota Salatiga. Seleksi dilakukan oleh Dinas Pendidikan pada 22 Mei 2007 di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan. Dalam seleksi ini peserta adalah siswa tingkat SMA se Kota Salatiga. Untuk seleksi awal sebanyak 240 siswa, kemudian nantinya akan dipilih 81 siswa yang terbaik untuk melaksanakan tugas pengibar bendera. Tim seleksi adalah berasal dari Pihak Dinas Pendidikan dan Kodim 7014 Kota Salatiga serta anggota PPBI (Persatuan Pengibar Bendera Indonesia) yang merupakan alumni pengibar bendera pada upacara 17 Agustus. “Untuk hari pertama dilakukan seleksi administrasi berupa ukuran tinggi badan, berat badan dan performa (penampilan) dari siswa. Kemudian dua hari selanjutnya akan dilakukan seleksi PBB (peraturan baris-berbaris). Nantinya salatiga juga akan mengirimkan empat siswa, 2 putra dan 2 putri untuk diseleksi menjadi Paskibra tingkat Jawa Tengah sebanyak satu siswa” terang Niken Widagdarini, SPd dari Dinas Pendidikan. “Tahun ini kami SMK 2 Salatiga mengirimkan 52 siswa mengikuti seleksi, entah berapa nantinya yang akan masuk. Sedang tahun kemarin kami mengirimkan 40 siswa yang diterima sebanyak 18 siswa. Kami bangga karena banyak dari siswa kami yang ikut” papar Agus Nasiruddin, salah seorang guru pengantar seleksi berasal dari SMK 2 Salatiga.(lux)
36
Satriya Utama mantan juara perak Olimpiade Astronomi tingkat Asia Pasifik tahun 2006 dalam sekapur sirih mengatakan, dengan keberhasilan kami menjuarai peringkat 2 secara tidak langsung membahagiakan orang tua, Sekolahan, dan Bangsa. Dalam kejuaraan ini para peserta yang paling penting mendalami bidang pengetahuan secara susungguhsungguh dan berkompetesi secara semaksimal mungkin., tidak usah kuwatir, dan paling penting mengerjakan teori, praktek, serta obserwasi lapangan percaya diri bahwa kita mampu, pasti membuahkan prestasi yang kita harapkan. Kepala SMA Negeri 1 Drs. Samtona, Msi ditemui Hati Beriman mengungkapkan, “dengan adanya prestasi yang membagakan ini sudah sewajarnya. Mayoritas siswa SMAN 1 anak-anaknya sudah pandai karena masuk di sekolahan ini rata-rata nilainya 8 keatas. Kejuaraan Olimpiade ini bagi para siswa dianggap biasa saja tapi yang diutamakan setelah lulus memprioritaskan masuk ke ITB Bandung, dalam hal meningkatkan kemampuan belajar lebih percaya guru pembimbing SMA Negeri 1”, katanya. (kst)
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
Lintas Kota
Beralih ke Ternak Sapi
S
uyadi peternak ayam yang sukses 10 tahun lalu pada tahun 1997 pernah mengenyam nikmatnya menjadi peternak ayam potong yang setiap sekali panen dapat memperoleh keuntungan memadahi. Dari awal mula memelihara 300 ekor selang 35 hari memperoleh untung lumayan, dengan pengalaman tersebut diupayakan menjadi 500 ekor dan 1.500 ekor serta terakhir 3.000 ekor ayam potong. Dalam tahun era 2000 dari untung ratusan ribu rupiah pernah meraih untung puluhan juta rupiah, dengan adanya musibah flu burung yang menyerang ternak unggas seperti ayam potong ini berdampak para peternak banyak yang gulung tikar bahkan rugi sampai puluhan juta rupiah. Berbekal pengalaman puluhan tahun tersebut Suyadi pemuda gemuk, merenungkan diri bahwa sebagai ternak ayam saat ini untuk pemuda pedesaan sudah tidak tepat karena dipengaruhi: sector makanan cenderung terus naik, demikian pula harga obatobatan. Sedangkan harga jual ayam potong dari grafik setiap tahun prospeknya tidak stabil. Untuk itu kami memiliki kandang ayam berukuran 5,5 M X 29 M dan 7 M X
24 M terpaksa kami kosongkan saja. Sebagai peternak di pedesaan dalam saat ini harus berjuang gigih menghadapi perjuangan hidup yang semakin berat. Adanya ganti rugi pembebasan tanah untuk jalan lingkar Kota Salatiga sebagai modal meningkatkan usaha ternak beralih ke penggemukan sapi potong kalau membeli anak sapi tidaklah mahal maka dalam waktu 2 bulan mendatang sudah dapat untung jutaan rupiah. Menyikapi untuk meningkatkan kesejahteraan petani ternak saat ini, yang paling cocok adalah memelihara sapi potong. Guna mewujudkan rencana tersebut Suyadi pemuda Desa murah senyum; mempersiapkan kandang, memelihara rumput gajah, dan memelihara 3 ekor sapi. Maka setiap pagi harus rajin memotong rumput untuk makanan ternak, pada musim penghujan saat ini harga makanan ternak (rumput) relative murah, tapi musim kemarau harga rumput sangat mahal, bahkan pernah membeli dami di daerah Banyubiru.Suyadi menyerukan kepada pemuda-pemuda di pedesaan untuk memelihara sapi, kalau tidak punya modal dapat mengerjakan milik orang lain dengan perincian keuntungan dibagi dua dengan pemilik modal. Keberhasilan ini menuntut kejujuran, kegigihan, sedangkan factor resiko tidaklah begitu besar, sebab hal makanan ternak di desa dapat ditanam dengan mudah. Mengenai pemasaran sangat mudah karena di rumah sudah didatangi pembeli, dan penghasilan ini kami yakin tidaklah kalah dengan penghasilan PNS.(kst)
Balai Dukuh Rw2 Kaliyoso, Diharapkan Menjadi Percontohan
W
arga masyarakat lingkungan RW 2 Kalioso Kelurahan Kutowinangun secara bergotong royong dapat mewujudkan pembangunan Balai Dukuh yang diharapkan dapat menjadi sebagai percontohan bagi beberapa lingkungan di Kota Salatiga. Bangunan berukuran 5 X 22 meter yang posisinya diatas saluran selokan secaratidak langsung membutuhkan fondasi yang kuat. Pelaksanaan pembangunan diserahkan warga setempat, mendapat bantuan BLM tahun 2005 Rp. 8 juta, BLM tahun 2006 Rp.10 juta serta bantuan APBD II setelah perubahan tahun 2006 Rp.15 juta, sehingga jumlah bantuan Rp. 33 juta sedangkan swadaya murni sebanyak Rp. 47 juta. Pelaksanaan pembangunan mulai Agustus 2005 dan rencana peresmian akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus 2007. Keberadaan pembangunan tersebutdifungsikan untuk kegiatan RW dan resepsi perkawinan juga berdampak memacu kebersihan lingkungan, menumbuhkan kegiatan karang taruna serta remaja. Dari data yang ada untuk RW 2 Kalioso terdapat 300 Kepala Keluarga dan kondisi bangunan rumah sudah padat sehingga lahan tanah yang kosonghampir sama sekali tidak ada(kst).
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
37
Legenda
Kembang Harum Ki Ageng Sutodono
Lokasi Peristirahatan Terakhir Ki Ageng Sutodono di TPU Semboja, Kembangarum, Kecamatan Sidomukti, tampak terawat bersih.
B
isa jadi asal muasal nama Lingkungan Kembangarum bagi khalayak ramai dapat dengan mudah untuk ditebak. Yakni, berasal dari suatu peristiwa yang terkait dengan aroma bunga alias kembang yang baunya sangat harum. Benarkah demikian? Ya, Lingkungan Kembangarum, yang berada di Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Salatiga, berasal dari nama kembang yang berbau harum. Kendati demikian, belum banyak yang tahu bagaimana sejarah bunga yang berbau harum dapat diabadikan menjadi nama kampung. Mbah Amin Subagio, 76, yang warga asli Kembangarum menceritakan, lingkungan Kembangarum dahulu belum ramai seperti sekarang. Tercatat hanya ada 12 bangunan rumah penduduk yang menyebar. Ki Ageng Sutodono adalah sesepuh warga kala itu yang tercatat sebagai orang yang babat alas di wilayah Kembangarum. Ki Ageng, tutur Mbah Amin, merupakan sosok sesepuh yang arif dan bijaksana. Beliau sangat dicintai penduduk sekitar karena memiliki ilmu linuwih yang dapat digunakan untuk membantu sesama. Tak heran jika rumah Ki Ageng tak pernah sepi dari kunjungan warga. Bagi masyarakat yang membutuhkan pertolongan, mencari rumah Ki Ageng bukanlah persoalan sulit. Sebab, di kampung tersebut baru ada 12 bangunan rumah. Selain itu, ada ciri khas rumah Ki Ageng yang mudah dikenali. Yakni tanaman
38
kembang di depan rumah yang baunya sangat harum, namanya kembang arum ndalu. “Karena tanaman bunga milik Ki Ageng yang berbau harum itulah, maka suatu ketika kampung tersebut diberi nama Kembangarum,” jelas mantan bekel (perangkat desa) itu. Ki Ageng adalah seorang petani. Beliau dikenal ulet dan bersahaja. Setiap pagi selalu mengangkat cangkul pergi ke kebun untuk bercocok tanam. Hingga usia senja, Ki Ageng masih rajin bercocok tanam. Karena itulah, Ki Ageng wafat pada saat berada di kebun. Jenazahnya diketahui warga Klaseman yang secara kebetulan melewati lokasi kebun milik Ki Ageng. Makam Ki Ageng hingga kini masih terawat dengan baik. Makam tersebut berada di pemakaman umum Semboja, Kembangarum. Sebagai bentuk penghormatan, makam Ki Ageng dibuatkan bangunan cungkup oleh masyarakat setempat. Di samping bangunan cungkup terdapat pohon Preh besar yang rindang. Sebagian masyarakat masih sering berziarah untuk memanjatkan do'a dan membersihkan lokasi makam. Kini situasi lingkungan Kembangarum telah berubah. Banyak penduduk asli yang menjual tanahnya kepada warga pendatang. Kultur masyarakat telah mengalami modernisasi sebagaimana fenomena global. Tak pelak, tidak banyak penduduk Kembangarum saat ini yang mengetahui asal muasal nama kampung Kembangarum.(kst)
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
Profil
Satriya Utama;
Pegibol Juara Olimpiade Astromini S
orot bola matanya penuh makna. Gaya bicaranya lembut dan tenang. Perilakunya sopan. Begitulah kesan pertama saat bertemu Satriya Utama, siswa kelas XII SMA Negeri 1 Salatiga, yang baru-baru ini berhasil meraih medali perak Olimpiade Astronimi Asia Pasifik di Vladivasthok Rusia. Putra sulung dari pasangan Budi utomo alias Kelik dan Ny. Susilowati ini memang dikenal tekun belajar. Kutu buku adalah predikat yang pantas disandangnya. Sebab, Satriya Utama setiap hari tak bisa lepas dari membaca buku. Namun demikian, pelajar yang mengambil jurusan IPA ini juga memiliki hobi seperti remaja pada umumnya. Main sepak bola adalah jenis olah raga kesukaannya. Tak heran jika ia demen membaca tabloid soccer dan mengoleksi poster pemain bintang sepak bola eropa. “Tim eropa yang menjadi favorit saya adalah A C M i l a n , ” akunya. S a t r i y a U t a m a termasuk remaja gibol (gila bola), sebutan untuk penggemar berat sepak bola. Ia rela begadang hingga larut malam untuk menyaksikan pertandingan sepak bola eropa. Tidak hanya itu, Satriya juga senang bermain play station sepak bola m e l a w a n adiknya sebagai hiburan. Kendati demikian, sesuatu yang disenanginya tersebut tidak sampai mengganggu waktu belajar. “Waktu belajar ya harus belajar, waktu santai juga harus santai. Saya terbiasa pada saat belajar sambil mendengarkan musik,” ujar siswa yang mengaku belum berminat berpacaran ini.
Mengisahkan perjalanannya mengikuti lomba Olimpiade Astronimi Asia Pasifik di Vladivasthok Rusia, ia mengaku sangat terkesan. Sebab, pada even tersebut Satriya dapat duduk bersanding mengadu kecerdasan dengan siswa yang berasal dari manca negara. Diantaranya peserta dari Thailand, Korea Utara, China, dan Rusia. Selama 12 hari di Rusia, secara keseluruhan medali emas diraih China, Korut, Rusia, Medali Perak diraih Indonesia dan China 2 serta Perunggu diraih 3 siswa dari Indonesia. Karena prestasinya tersebut, kini Satriya Utama menerima tawaran beasiswa dari ITB (Institut Teknologi Bandung) untuk melanjutkan studi. Warga Krasak RT I / RW 6 Ledok, Kecamatan Argomulyo ini telah menerima surat dari Fakultas MIPA ITB yang ditandatangani Dekan Fakultas Drs.Akhmaloka. Satriya mengaku akan lebih gigih belajar dan sungguh-sungguh. Bakat di bidang astronomi akan ia tekuni. Mengingat sebelum berhasil meraih medali perak O l i m p i a d e Astromini Asia P a s i f i k d i Vladivasthok Rusia, pada saat masih duduk di kelas XI ia mengikuti lomba O l i m p i a d e A s t r o n o m i tingkat kota Salatiga meraih juara 2, di Tingkat Provinsi J a t e n g memperoleh urutan 7, sedangkan dalam kejuaraan tingkat Nasional memperoleh urutan 4 serta ujian teori memperoleh peringkat I sehingga mendapatkan medali emas.(kst)
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
39
Rilek’s TEKA - TEKI SILANG
HB 31
Total Hadiah Rp. 300.000,00 untuk 6 orang Pemenang @ Rp. 50.000,00 Dari Bank Jateng Cabang Salatiga & PD BPR Kota Salatiga MENDATAR : 1.Orang nomor 1 Salatiga, 9.Anggaran Rumah Tangga, 12.Ahli ekonomi,13.Pembasmi jentik nyamuk, 15.Master of since,16.Badan antariksa Ameri ka,19.Pucuk pimpinan TNI AL, 20. Besar (Ingg), 21. Misal, 23.Dengan alamat,24. Plat ken-daraan Kediri, 25. Harapan, 26.Tarung, 28.Kampus calon pamong,30.Sua,32.Tata Usaha ,34.Mementingkan diri sendiri, 36.Aku (arab), 38.Nama laut (laut terindah di Indone-sia),40.Tas,Kantong (Ingg),42. Dimiliki setiap orang,44. Infor- masi teknologi,46. Tambah BU =buih,47.Memberi makan bayi, 48.Nama singkatan,52. Kenda-raan umum, 53.Telur (Ingg), 55.Aspal,57.Kulit tipis, 58.Tam-bah NG = kamar, 59.Atas nama,60.Jenis perahu olah-raga, 62.Untuk dipajang, 64. Upaya,66.Tulis UL, 67.Tambah A = kata t a n y a , 6 8 . K a t a h u b u n g , 70.Bimbang,72.Ceritera,75.Ma-sa penyerapan aspirasi Dewan, 77.Tanda kelulusan,78.Memo-tong anggota tubuh di persendian. MENURUN : 1.Jalan diatas sungai,2.Dibutuhkan mahluk hidup,3.Izin gangguan,4.Tanpa nama (SingktI n g g ) 5 . M o n u m e n n a s i o n a l ,6.Titipan,pesan,7.Peraturan Pemerintah,8.Air dipadang pasir,9.Akademi Angkatan Laut,10.Rumah tangga,11. Penghuni rumah disebelah,14.Gelar sarjana muda,17.Sebelum SMP,18.Tiga huruf kembar,22.Data diri,23.Dua huruf mati,25.Angkatan Udara,27.Unit Gawat Darurat,28.Tambah N ditengah = kata tunjuk,29.Penerimaan Siswa Baru,31,Insan,33.Untuk Beliau,35.Tambah D = memohon kepada Tuhan YME,37.Amanat penderitaan rakyat,39. Mata (arab),41.Negara adikuasa,43.Plat kendaraan Kedu,45.Kembar huruf hidup,47.Alat berenang i k a n , 4 8 . R u s u k , 4 9 . P a n c a r , s o r o t l a m p u , 5 0 . G e l a r s a r j a n a t e k n i k , 5 1 . Ta m b a h R d i b e l a k a n g = Buas,52.Kelautan,54.Gelisah,56.Pemacahan masalah,60.Terkejut,61.Organisasi Nahdhiyin,63.Sopir dokar,64.United Nations,65.Perasaan,69.Tambah B didepan= banjir bandang, 71.Nama negara,72.Kereta api,73.Tulis SA,74.Gelombang radio,76.Air beku. KETENTUAN MENEBAK : 1. Jawaban ditulis di Kartu Pos atau lembar tersendiri dengan mencantumkan Kupon TTS HB 31 (bisa foto kopi) kirim ke Redaksi Majalah Hati Beriman, tulis nama dan alamat lengkap. 2. Jawaban diterima Redaksi paling lambat tanggal 2 Juli 2007 3. Pemenang akan diumumkan pada Majalah Hati Beriman Edisi II Tahun 2007 4. Akan diundi 6 (enam) orang pemenang masingmasing mendapat Rp. 50.000,00 dari sponsor. 5. Pemenang dapat mengambil hadiah di Kantor Redaksi dengan menyertai foto copy identitas diri.
PD. BPR
PEMENANG TTS HB 30 : 1. Siti AR
: SMP Muhammadiyah 5-7 Salatiga
2. Munir
: Grogol Blotongan RT 01 RW 07 Salatiga
3. M. Khomsun AF
: Pon Pes Asta'in Tingkir Lor, Tingkir, Salatiga.
4. Siti Nihlatussania : SMA Negeri 1 Jl. Kemiri No.1 Salatiga 5. Totok Marwoto
: Karangpete RT 09 Salatiga
6. Wicaksono
: Kelas V SD Tegalrejo 03 Salatiga
Bank Perkreditan Rakyat
KOTA SALATIGA
Mitra Usaha Sejati Jl. Buksuling Salatiga Telp. (0298) 323001
40
HATI BERIMAN, Edisi II Tahun 2007
KANTOR CABANG SALATIGA JL. PEMUDA NO. 1 SALATIGA TELP. (0298) 324750, 324751 FAX (0298) 324751 TELEX 22800 BPD SLG IA
KUPON TTS HB 31
Wakil Walikota Salatiga John M. Manoppo, SH bersama Ir. Akbar Tandjung, menghadiri acara S a r a s e h a n Ke b a n g s a a n Ko r p A l u m n i Himpunan Mahasiswa Islam / KAHMI (foto atas) serta menerima door prize dari Panitia Pekan Pembayaran Pajak bagi PNS di Lingkungan Pemerintah Kota Salatiga (foto bawah).lux/HB
Lensa
“Nasionalisme bukan sekadar jargon politik untuk menggapai kekuasaan kelompok. Nasionalisme sebagai ideologi bertujuan untuk mewujudkan kemakmuran bersama”.