sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Oseana, Volume XIX, Nomor 2 : 17-22
ISSN 0216 - 1877
SEKILAS TENTANG PENA LAUT (PENNATULACEA) oleh Nurachmad Hadi *) ABSTRACT A GLIMPSE OF THE PENNATULACEA. The Pennatulacea, as like as alcyonacea and gorgonacea also belong to the Anthozoa group. Pennatulacea are relative poorly known group of approximately 30 benthic generic, mostly known from sea water. This group of animals has high species diversity and is widely distributed both geographically and bathimetrically. Several aspects of its biology like systematic, morphology, distribution, habitat, predator, resource and feeding mechanism are discussed. mengherankan kalau sampai sekarang hewan ini kurang dikenal dan belum mempunyai nilai ekonomi yang berarti dan bahkan boleh dikatakan tidak mempunyai nilai ekonomi seperti halnya ikan, kerang-kerangan dsb. Walaupun demikian keberadaan hewan Pena laut tentu mempunyai arti ekologi tersendiri terhadap suatu lingkungan. Tulisan - tulisan yang membicarakan hewan ini di Indonesia masih langka. Tulisantulisan yang ada pada umumnya ditulis oleh penulis-penulis dari manca negara, itupun jumlahnya sangat sedikit dan belum ada yang baru. Dengan merangkum dari beberapa sumber yang ada penulis mencoba memberikan informasi tentang pena laut dengan harapan dapat menjadi pustaka yang bermanfaat. Dalam tulisan ini akan disajikan sedikit tentang, klasifikasi, morfologi, habitat, sebaran serta makanannya.
PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang 2/3 wilayahnya terdiri dari lautan dimana di dalamnya terdapat berbagai jenis biota laut, baik yang sudah dikenal maupun yang belum. Biota laut yang sudah dikenal diantaranya adalah Ikan, Udang, Kepiting, Rumput laut, Teripang, kerang-kerangan, Bulu babi dll. Biota itu dikenal umumnya karena dapat dimakan atau sebagai hiasan, baik untuk keperluan dalam negeri ataupun untuk keperluan manca negara sebagai bahan ekspor yang banyak mendatangkan devisa. Selain itu masih banyak pula biota laut yang belum dikenal salah satu diantaranya adalah "PENA LAUT" atau Sea pen. Biota ini di Indonesia belum banyak dikenal bahkan nyaris terlupakan. Karenanya tidaklah
*) Balai Penelitian dan Pengembangan Biologi Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LJPI, Jakarta
17
Oseana, Volume XIX No. 2, 1994
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI
Anak Bangsa : SUBSELLIFLORAE Suku :VIRGULARIIDAE PTEROEIDIDAE PENNATULIDAE
Klasifikasi Hewan ini termasuk dalam kelas ANTHOZOA. Nama anthozoa diambil dari bahasa Yunani yaitu Antho dan Zoon. Antho berarti bunga sedangkan Zoon berarti binatang/ hewan. Anthozoa adalah polip yang hidup di laut yang berbentuk bunga atau menyerupai bunga dengan ukuran dari yang kecil sampai besar dan mempunyai bentuk yang agak keras. Kelas Anthozoa ini mempunyai dua anak kelas yaitu anak kelas Alcyonaria dan anak kelas Zoantharia. Anak kelas Alcyonaria ini mempunyai enam bangsa yaitu bangsa Stolonifera, bangsa Telestacea, bangsa Alcyonacea, bangsa Coenothecalia, bangsa Gorgonacea dan bangsa Pennatulacea (HYMAN 1940). Dari sekian banyak bangsa itu yang paling urn urn dan paling sering tertangkap adalah bangsa Pennatulacea atau yang juga disebut Sea pen atau pena laut. Urutan sistematika menurut BAYER (dalam MOORE 1956), adalah sebagai berikut: Filum : Kelas : Anak Kelas : Bangsa : Anak Bangsa : Suku :
Secara keseluruhan bangsa Pennatulacea mempunyai sekitar 30 marga. Pada Expedisi siboga yang dilakukan pada tahun 1899 - 1900 di perairan Indonesia bagian timur terdapat sekitar 14 jenis pena laut dari marga Pennatula, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Morfologi.
CNIDARIA ANTHOZOA OCTOCORALLIA PENNATULACEA SESSIFLORAE ANTHOPTILIDAE ECfflNOPTILADAE FUMICULINIDAE KOPHOBELEMNIIDAE PROTOPTILIDAE RENILLIDAE SCLEROPTILIDAE STACHYPTILIDAE CHUNELLIDAE UMBELLULIDAE VERETELLIDAE
Koloni dari bangsa Pennatulacea pada umumnya berbentuk silinder memanjang yang disebut polip sumbu (axial polyp). Bagian pangkal atau proksimal dari polip sumbu agak membengkak atau menggelembung dan bebas dari polip cabang (rachis). Bagian pangkal ini disebut juga sebagai tongkat (stalk) yang dipergunakan sebagai alat untuk menancapkan diri ke substrat lumpur yang lunak. Polip cabang atau rachis disebut juga sebagai helaian polip atau "polyp leaves" (Gambar 1). Pada suku Pennatulacea yang primitif, polip cabang tumbuh dalam susunan simetris radial (suku Veretellidae).
18
Oseana, Volume XIX No. 2, 1994
Pennatula aculeata Pennatula bellissima Pennatula fimbriata Pennatula indica Pennatula grandis Pennatula prolifera Pennatula Moseleyi Pennatula Murrayi Pennatula Naresi Pennatula Pearceyi Pennatula inflata Pennatula pendula Pennatula phosphorea Pennatula rubra.
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
19
Oseana, Volume XIX No. 2, 1994
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Kerangka dari pena laut diperkuat oleh spikula yang terdapat baik dalam jaringan ektodermis maupun dalam jaringan koensim. Bentuk dan ukuran dari spikula kapur tersebut ikut menentukan dalam identifikasi jenis. Tinggi koloni pena laut bervariasi antara 10 cm sampai 100 cm. HABITAT DAN SEBARAN Habitat Pennatulacea mempunyai tempat hidup dan sebaran yang hampir sama dengan bangsa Alcyonarian. Hewan ini lebih suka pada perairan pantai yang hangat, terbatas pada
dasar yang lunak. la tersebar di seluruh dunia (cosmopolitan) dan meluas dari perairan dangkal sampai ketempat yang sangat dalam. Bagian tangkai (stalk) sebagian membenam di dasiar secara tidak menetap (not permanently attached to bottom). la mampu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Tumbuhnya di laut sekilas memang tidak menarik, karenanya banyak para penyelam ataupun orang yang berekreasi bawah air kurang memperhatikannya. Semua bangsa Pennatulacea hidup sendiri-sendiri (soliter) dan tidak bergerombol serta saling berjauhan. Hal ini mungkin disebabkan karena mereka sering berpindah atau bergeser tempat (Gambar 2).
Gambar 2. Beberapa anggota Koelenterata laut dengan habitatnya (STORER et al. 1968)
20 Oseana, Volume XIX No. 2, 1994
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Warnanya semasa masih hidup dalam laut putih jernih keabu-abuan, kadang-kadang kuning muda, oranye atau merah muda akibat adanya pigmen pada spikulanya. Marga Pennatula biasanya dikenal karena mereka bila berada pada tempat yang gelap memancarkan cahaya dalam segala cuaca, namun ada juga sebagian yang mengeluarkan cahaya pada malam hari. Salah satu anggota pena laut yang hidup di lautan Atlantik (Umbellula leptocaulis) hidup pada kedalaman 4440 meter. Menurut HICKSON (1916), pena laut yang hidup di perairan Indonesia timur mencapai kedalaman 2798 meter.
manfaat hewan ini baik bagi manusia ataupun bagi keperluan yang lain menyebabkan hewan ini tidak banyak dikenal. Hanya orang-orang tertentu yang menge-nalinya itupun secara scientific. Secara umum di Indonesia belum dikenal dengan baik. Konon kabarnya bahwa hewan ini mempunyai khasiat bila direndam dalam minyak kelapa dengan dibumbuhi ramuan tertentu. Kiranya hal ini merupakan suatu tantangan bagi para ahli untuk meneliti lebih lanjut akan kebenarannya, sehingga mungkin dapat dipergunakan untuk keperluan yang betul-betul bermanfaat. MAKANAN DAN CARA MAKAN
Sebaran. Pennatulacea sebagaimana koelenterata lainnya adalah pemakan daging atau karnivora. Makananya berupa krustacea kecil, larva-larva, telur-telur, dan zooplankton. Mangsa yang datang ditangkap oleh benang-benang tentakel entodermal yang berjumlah delapan buah. Makanan ini kemudian diarahkan ke lubang mulut, dan diteruskan kerongga gastrofaskular. Makanan ini dicerna dengan bantuan ensim protease. Pencernaan juga bisa berlangsung secara intraselular. Dalam hal ini makanan dicerna oleh sel-sel fagosit Makanan tercerna dikirim keseluruh koloni melalui sel-sel mesoglea. Sisa makanan dikeluarkan kembali lewat mulut, anus tidak terdapat pada hewan ini.
Pena laut tersebar luas hampir disepanjang pantai yang berhawa panas. Di Indonesia banyak terdapat di pantai sebelah barat Pulau Sumatera, pantai sebelah utara Pulau Jawa dan Indonesia bagian timur. Di luar Indonesia banyak terdapat di Lautan India, Lautan Atlantik bagian utara, pantai timur Afrika, Australia dan Selandia Baru. Di Pulau-Pulau Seribu khususnya banyak ditemukan di perairan Pulau Bidadari, Pulau Rambut dan Pulau Untung Jawa. Keberadaannya di pasaran atau tempattempat penjualan hasil laut semata-mata bukanlah karena diambil/ditangkap oleh para nelayan kemudian dijual seperti halnya hasil laut lainnya. Namun biasanya karena tertangkap bersama-sama dengan udang, simping (Placuna placenta), Kipas-kipas (Amusium pleuronectus), Ikan dll. dengan alat tangkap trawl atau dredge. Biasanya hewan ini di jual dalam keadaan kering dengan atau tanpa menggunakan bahan pengawet, hanya cukup dijemur saja. Sampai sekarang secara pasti belum ada yang mengetahui tentang kegunaan dari hewan ini. Belum adanya para ahli yang meneliti tentang
ASOSIASI Pena laut yang mempunyai bentuk koloni seperti bulu ayam merupakan tempat yang praktis bagi biota komensal. Dalam hal ini biota tersebut beradaptasi sedemikian rupa sehingga warnanya menyerupai bulu-bulu (rachis) dari pena laut. Biota komensal menggunakan bulubulu pena laut sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makan.
21
Oseana, Volume XIX No. 2, 1994
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id
Hemissenda crassicornis, dan Armina calif or nica.
Biota komensal tersebut adalah dari kelompok cacing Annelida yaitu Polynoida yang juga biasa hidup pada Primnoidae. Berdasarkan pengamatan lapangan pada pena laut marga Pennatula juga seringkali didapatkan bintang mengular jenis Ophiaetis savignyi.
Semoga tulisan yang singkat ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA PREDATOR BAYER, F., M. GRASSHOF and J. VERSVELD. 1983. Illustrated trilingual glossary of morphological and anatomical ferms applied to Octocoralliaa. E.J. BRILL/DR. W. BACKHUYS, Leiden : 45 - 47. BIRKELAND, C. 1974. interaction between a sea pen and seven of its predators. Ecol. monogr. 44 : 211 - 231. HICKSON, S.J. 1916. The Pennatulacea of the Siboga Expedition. E. J. Brill, Leiden : 265 pp. HYMAN, L. H. 1940. The Invertebrate : Protozoa throgh ctenophora. Me Graw Hill, New York : 726 pp. MOORE, R. C. 1956. Treatise on Invertebrate Palaeontology Part F. Coelentterate Geological Soc. Of Amer. and Univ. Of Kansas Press : F 166 - F 231. STORER, T. I., R. L. USINGER and J. W. NYBAKKEN. 1968. Elements of Zoology. Me Graw Hill, New York : 268 - 280.
Walaupun pena laut mempunyai penampilan yang kurang menarik dan mempunyai tepi polip cabang yang bergerigi dan tajam, tetapi hewan ini tidak membahayakan. Bila disentuh atau tersentuh hewan ini hampir tidak bereaksi dan tidak memberikan akibat sampingan yang membahayakan. Oleh karena itu tidaklah mengherankan kalau hewan ini ternyata juga disukai sebagai mangsa oleh biota laut lainnya. Hewan ini mudah sekali dicabut karena tidak mempunyai akar seperti pohon yang ada didarat sehingga kedudukannya di dasar sangat labil. Menurut BIRKELAND (1974), pena laut jenis Ptilosarcus gurneyi yang hidup di Puget Sound, USA pada kedalaman 10 sampai 50 meter merupakan makanan yang penting bagi 4 jenis bintang laut dan 3 jenis keong. Keempat jenis bintang laut yang memakan pena laut ini adalah jenis Hippasterias spinosa Dermasterias imbricata, Crossaster papposus, dan Mediaster aequalis, dan ketiga jenis
keong tersebut adalah Tritonia festiva,
22
Oseana, Volume XIX No. 2, 1994