LAMPIRAN
101
Membangun dan Mengelola Geomarine III | Subaktian Lubis
Sekilas Tentang Manajemen Standar Pengelolaan Kapal Peneliti Inti manajemen pengelolaan kapal peneliti, adalah merancang sistem ma najemen pemeliharaan kapal dari sisi pemilik kapal maupun pengelola dok (bengkel) perawatan kapal, yang meliputi: 1. Pengukuran tingkat keandalan sistem kapal; 2. Penentuan penjadwalan perawatan kapal serta; 3. Pengelolaan persediaan suku cadang perawatan kapal.
Beberapa Penjelasan Terkait Manajemen Kapal a. Kelas Kapal Klasifikasi kapal merupakan kewajiban para pemilik kapal berbendera Indonesia sesuai Peraturan Menteri Perhubungan RI No. 7 tahun 2013. Peraturan tersebut menyatakan bahwa kapal-kapal yang wajib memiliki klas adalah kapal-kapal dengan ketentuan: •
Panjang >= 20 m; dan atau
•
Tonase >= 100 GT; dan atau
•
Mesin Penggerak >= 250 PK; dan atau yang melakukan pelayaran Internasional meskipun telah memiliki sertifikat dari Biro Klasifikasi Asing.
Lingkup klasifikasi kapal meliputi : •
Lambung kapal, instalasi mesin, instalasi listrik, perlengkapan jangkar, perlengkapan keselamatan.
•
Instalasi pendingin yang terpasang permanen dan merupakan bagian dari kapal.
•
Semua perlengkapan dan permesinan yang dipakai dalam operasi kapal.
•
Sistem konstruksi dan perlengkapan yang menentukan tipe kapal.
102
Lampiran
Sebelum kapal mendapat nomor register di Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), maka kapal tersebut harus memenuhi persyaratan dan peraturan teknik BKI. Pemenuhan tersebut melalui proses persetujuan gambar teknik yang selanjutnya diverifikasi lewat survei di lapangan. Untuk kapal yang dibangun sesuai dengan persyaratan peraturan klasifikasi, akan ditetapkan notasi klas kapalnya pada saat pemeriksaan secara keseluruhan telah selesai. Tentunya dengan catatan survei klasifikasi memberikan hasil yang memuaskan. Untuk kapal yang telah dioperasikan, BKI juga melaksanakan survei periodik untuk menjamin bahwa kapal masih memenuhi persyaratan klasifikasi tersebut. Seandainya terjadi kerusakan yang mungkin berpengaruh terhadap kondisi klasifikasi di antara masa survei periodik, maka pemilik kapal dan/atau operatornya diwajibkan menginformasikan kerusakan tersebut kepada BKI. Kapal yang sudah memiliki klasifikasi, diwajibkan untuk terus melak sanakan survei yang dipersyaratkan untuk mempertahankan status kla sifikasinya. Jenis-jenis survei periodik ini, antara lain survei pembaruan kelas (class renewal), survei tahunan (annual survey), survei antara (inter mediate survey) dan survei dok (docking/bottom survey). Selain itu, survei poros baling-baling, boiler, permesinan, dan survei khusus lainnya harus sesuai dengan persyaratan klasifikasi. BKI akan menerbitkan survey status dan diinformasikan kepada pemilik kapal.
b. Tanda Kelas Kapal 1. Badan Klasifikasi Indonesia (BKI), Indonesia Setiap kapal yang diklasifikasikan ke BKI memiliki notasi kelas yang tercantum dalam sertifikat kelas. Penetapan tanda kelas tergantung pada pembuktian terpenuhinya peraturan konstruksi BKI yang berlaku pada tanggal permohonan. BKI berhak menambahkan tanda khusus dalam sertifikat kelas. Jangkauan klasifikasi, ciri-ciri lambung, mesin dan perlengkapan jangkar ditunjukkan dalam tanda kelas dan notasi yang dibubuhkan pada tanda kelas.
103
Membangun dan Mengelola Geomarine III | Subaktian Lubis
Klasifikasi kapal dilaksanakan berdasarkan pengertian bahwa kapal digunakan, dioperasikan dan dirawat dengan cara yang benar oleh awak kapal yang kompeten dan berkualifikasi. Pemilik kapal bertang gung jawab untuk menjamin bahwa perawatan kapal dilakukan dengan cara yang benar hingga survei periodik berikutnya sesuai persyaratan. Juga menjadi kewajiban pemilik kapal atau yang mewakilinya, untuk menginformasikan kepada surveyor klasifikasi saat survei di atas ka pal, semua kejadian atau kondisi yang berpengaruh terhadap status klasifikasi. Bila kondisi mempertahankan klasifikasi ini tidak dipenuhi, maka BKI akan menangguhkan (suspend) atau mencabut (withdrawn) status klasifikasi kapal berdasarkan referensi persyaratan klasifikasi. Kapal mungkin akan kehilangan status klasifikasinya untuk sementara atau secara permanen. Demikian juga, bagi kapal yang tidak melaksanakan survei periodik tepat waktu sesuai peraturan klasifikasi, maka BKI akan menangguhkan (suspend) status klasifikasinya. 2. Kapal Berkelas Internasional ClassNK, Japan Salah satu organisasi yang kompeten menilai kelas kapal adalah Nippon Kaiji Kyokai (Jepang). Nippon Kaiji Kyokai yang dikenal sebagai ClassNK adalah organisasi (society) yang memberikan klasifikasi dan status kapal-kapal berkelas internasional. Organisasi ini aktif memantau ko mitmen atas kapal-kapal. Komitmen ini terkait dengan tujuan melak sanakan servis dan tuntutan pemeliharaan untuk menekan sekecil mungkin risiko kecelakaan manusia dan peralatan kapal di laut, serta perlindungan terhadap lingkungan laut. ClassNK telah diterima secara internasional dan memiliki reputasi pada dedikasi dalam mengembangkan sistem penyelamatan di laut dalam jangka panjang, dan memelihara peralatan agar senantiasa bekerja baik. Selain itu, dalam implementasinya, ClassNK juga menja ga komitmen dalam mencegah terjadinya pencemaran laut, dengan menetapkan keseluruhan standar yang berlaku. Standar ini meliputi tahap desain awal kapal, tahap konstruksi dan pemeliharaan kapal atau konstruksi kelautan lainnya.
104
Lampiran
Prinsip kerja para staf ahli organisasi ini adalah melaksanakan survei keliling untuk meyakinkan bahwa peraturan-peraturan standar yang telah dikembangkan dapat diberlakukan dan diterapkan. Pemberlakuan terjadi baik pada kapal-kapal baru atau kapal yang sudah dibangun, terutama mengenai perlengkapan dan fasilitas keselamatan. Peraturan standar ini tidak saja menyangkut struktur badan kapal tetapi juga juga sistem tenaga mesin pendorong, sistem kelistrikan, peralatan keselamatan, gear pengangkat barang, dll. sejenisnya. Para surveyor ClassNK tersebar di galangan pembangun kapal dan galangan servis kapal pada hampir seluruh pelabuhan dunia. Jasa mereka diperlukan untuk memberikan penilaian kondisi kapal serta memberikan butirbutir rekomendasi dalam pemeliharaan kapal selanjutnya. Untuk pertama kalinya kapal survei berbendera Indonesia buatan dalam negeri yaitu PT PAL, Surabaya, memperoleh sertifikat kelas in ternasional, seperti yang tercantum pada Laporan Tahunan (Annual Report ClassNK tahun 2008), Indonesia CLASSNK: “This year ClassNK’s offices in Indonesia were extremely busy overseeing the construction of 30 ships totaling 36,385 dwt. Although the Society’s offices in Indonesia primarily oversee the newbuilding of tugs and barges, in 2008 they also conducted the newbuilding surves for the RV. GEOMARIN III, a 1300 dwt research vesssel built for Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan by PT. PAL Indonesia”
Indikator Pengelolaan Kapal yang Baik Menurut catatan Ditjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan pada tahun 2006, rata-rata kondisi kelayakan teknis kapal hanya mencapai 66,5%. Hal ini berada jauh di bawah standar batas minimal kelayakan operasi, yaitu 80%. Sedangkan berdasarkan hasil kuesioner yang dilaksanakan oleh JICA tahun 2002, kondisi ini diakibatkan oleh sistem pengelolaan dan manajemen yang berkaitan dengan ketersediaan anggaran yang proporsional, baik untuk melakukan penggantian atau perawatan kapal. Akibat dari kendala-kendala tersebut, maka hanya 10%-30% kapal yang berada pada kondisi siap operasi. Kegiatan monitoring dan kontrol menjadi sangat penting untuk dilakukan,
105
Membangun dan Mengelola Geomarine III | Subaktian Lubis
untuk mencegah terjadinya kecelakaan sedini mungkin. Salah satu solusi yang sangat layak ditawarkan adalah dengan melakukan perbaikan sistem perawatan kapal sebagai media utama dalam alat transportasi laut. Berdasarkan panduan sistem pengelolaan kapal, agar tetap memiliki endu rance yang prima serta pengelolaan yang berkelanjutan, maka perlu dicatat tiga indikator sebagai fungsi yang harus dipenuhi yaitu: •
Fungsi sistem untuk mengukur nilai keandalan (reliability) sistem kapal;
•
Fungsi penjadwalan kegiatan perawatan, dan;
•
Fungsi penyediaan informasi kebutuhan material perawatan.
Pengelolaan kapal yang baik didasarkan pada kepatuhan dalam implementasi regulasi dan inspeksi guna menentukan kesesuaian dengan peraturannya. Yang menjadi fokus utama dalam hal ini, adalah semakin besar tingkat kesesuaiannya maka semakin baik kinerja keamanan dan keselamatan kapal tersebut. Setiap kapal mempunyai Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) untuk men ciptakan iklim kerja yang berwawasan keselamatan dalam mengoperasikan dan menjalankan kapal. Keselamatan pelayaran tidak hanya dilihat dari kon disi kapalnya saja melainkan banyak faktor lain yang mempengaruhi. Salah satu faktor penting, yakni penerapan sistem perawatan terencana (Planned Maintenance System/PMS) yang dapat dilakukan oleh operator ataupun galangan. Pilar keselamatan yang biasanya diacu adalah SOLAS (Safety of Life at Sea) dan di dalamnya memuat Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) atau lebih dikenal dengan International Safety Management Code (ISM Code). Faktor-faktor utama ini menjadi acuan dalam pengelolaan kapal agar senan tiasa selalu siap (be prepared) untuk dioperasikan sesuai jadwal, dan seluruh fasilitas pendukungnya masih dalam batas validasi operasi.
106
Curriculum Vitae
Nama : SUBAKTIAN LUBIS, Ir., MSc. Tempat dan tgl. lahir : Bandung, 16 November 1953 Address : Kompleks PPR-ITB Blok T-7 Dago Atas, Bandung 40391 Pekerjaan : 1982-1984 : Puslitbang Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 1984-2012
: Puslitbang Geologi Kelautan (PPPGL)
2004 : Dosen Luar Biasa OS2230 Oseanografi Geologi dan OS3057 Selam dan Navigasi Bawah Laut di Prodi Oseanografi ITB 2008
: Pengajar Tamu di LEMHANNAS RI
2010
: Anggota Tim Ahli, Komite II DPD RI
Telepon
: 022 2505224
HP
: 081572000569
e-mail address
:
[email protected]
107
Membangun dan Mengelola Geomarine III | Subaktian Lubis
Pendidikan:
1976 : Departemen Geofisika dan Meteorologi, Institut Teknologi Bandung (ITB)
1985 : Seismic Stratigraphy Course, The Netherlands Institute for Sea Research, Texel, Netherlands
1988 : MSc on Marine Geology, The Wollongong University, NSW Australia
1996 : Short Course on Laser Airborne Depth Sounder Apllication, Indonesia
1998
: Data Centre Management Course, AMSAT, Australia
2004
: Kursus Reguler LEMHANNAS KRA 37
Sertifikasi: 1. International Certificate for Diving A***, and Scientific Diver Brevet, CMAS 2. Certificate of Lead Auditor Quality Management System ISO 9001-2008, Neville-Clark 3. First Aid Certificate, Indonesian Red Cross
Keanggotaan Profesi: 1. Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) 2. Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) 3. Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) 4. Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) 5. International Committee for Coal Petrology (ICCP) 6. Committee for Coastal and Offshore Prospecting (CCOP-UNDP) 7. United Nation Group of Experts for Geographical Names (UN-GEGN) 8. Persatuan Olah Raga Selam Seluruh Indonesia (POSSI - CMAS)
108
Curriculum Vitae
Pengalaman Pekerjaan: 1985-1995: Feasibility Study Pelindung pantai di Sepanjang Pantai Kuta, Bali, PT Patra Jasa. 1985-1986: Ekspedisi SNELLIUS II di perairan Indonesia Timur, Kolaborasi Indonesia-Belanda. 1986:
Ekspedisi Corriolis-Indonesia (CORINDON VI), Kolaborasi penelitian Indonesia-Prancis.
1990:
Marine Resources Evaluation Project (MREP), Bakosurtanal, Jakarta
1991-2002: Proyek Pemetaan Geologi dan Geofisika Kelautan Bersistem, Kementerian ESDM. 1992:
Site Survey and Offshore Fault Assessment in the Nuclear Power Plant Site, Jepara, Central Java, Newjec Ltd.
1995:
Indonesian Technical Team (NTT) for the First Indonesian Nuclear Power Plant Project, BATAN, Jakarta.
1999-2000: Anggota Komisi AMDAL Penambangan Pasir Laut, Propinsi Riau. 2001:
Expert Team for Submarine Tailling Dispossal and Placement Tecnique, PT Newmont Minahasa Raya dan PT Newmont Nusa tenggara.
2006:
Anggota Tim Ahli Submisi Landas Kontinen RI, Kementerian Luar Negeri.
2009:
Evaluator untuk Joint Study Wilayah Kerja Migas, Ditjen Migas.
2010:
Tim Ahli pada Penyiapan RUU Kelautan, Komite II Dewan Per wakilan Daerah (DPD RI), Jakarta.
109
Membangun dan Mengelola Geomarine III | Subaktian Lubis
Penghargaan: 1. Satyalancana Karya Satya 10, 20 tahun, dari Presiden Republik Indonesia 2. Dharma Karya Madya atas Penyiapan Sarana Kelautan, dari Menteri ESDM 3. Dharma Karya Madya atas Tim Submisi Landas Kontinen RI, dari Menteri ESDM
Publikasi Ilmiah: 2008: Kiprah Geologi Kelautan: Dibalik Upaya Penyelesaian Isu-Isu Kelautan nasional, Puslitbang Geologi Kelautan. ISBN No.: 978-979-3022-09-3 2009: Meningkatkan Sinergi Pengelolaan SKA di Laut Guna mendukung Pem bangunan Daerah Dalam Rangka Ketahanan Nasional, LEMHANNAS RI, ISBN No.: 978-979-3022-14-7) 2010: Prospek Energi Laut di Perairan Indonesia. Kementerian ESDM, ISBN No.: 978-979-551-020-8) 2012: Geomorfologi Dasar laut Perairan Gugusan Pulau Kotok, Kepulauan Seribu, Jakarta. Puslitbang Geologi Kelautan, ISBN No.: 978-979-302222-2) 2013: Mengenal Teknik Penyelaman Ilmiah Bidang Keahlian Geologi Kelaut an. Puslitbang Geologi Kelautan (in preparation)
Makalah Internasional Terakhir: Subaktian Lubis and Juniar Hutagaol. 2007. Offshore Fault Assessment: Implication To Predict Earthquake And Tsunamigenic Potential Along The Coastal Area Of Muria Peninsula, Central Java. Presented on JapanIndonesia APRU/AEARU Research Symposium, Jakarta. Kris Budiono and Subaktian Lubis. 2007. Delimitation of the Outer Limit of Continental Shelf of Indonesia Based on Foot of Slope and Sediment
110
Curriculum Vitae
Thickness Formulae in the Indian Ocean off North West Sumatra. Presented on 44th CCOP Technical Meeting, Cebu, Philippines. Subaktian Lubis, 2007. Classification of Small Islands Based on Tectonogenesis Concept. Bakosurtanal and United Nation Group of Experts for Geo graphic Names (UNGEGN) Annual Meeting. Jakarta. Subaktian Lubis, 2008. The Potency of Energy and Mineral Resources of Indonesian Waters. Marine Geological Institute Publ. Subaktian Lubis. 2008. Prospect of Marine Biogenic Gas as the Renewable Energy for Coastal Community. METI and Ministry of Energy and Mineral Resources, Jakarta. Bambang Dwiyanto and Subaktian Lubis. 2008. Indonesian Oil and Gas Investment and Opportunity. INTSOK dan Offshore Northern Seas (ONS) 2008 Conference, Stavanger, Norwegia. Subaktian Lubis. 2009. Ethics of Energy Technologies and Environmental Ethics in Indonesia. The 6th Ordinary Session of the World Commission on the Ethics of Scientific Knowledge and Technology (COMEST), UNESCO di Hotel Eastin, Kualalumpur, Malaysia Subaktian Lubis, 2009. Offshore Tectonic Setting In The Vicinity of Subduction Zone off North And West Sumatera, Indonesia. Geological Agency, Bandung. Subaktian Lubis, 2009. History of Marine Geological Exploration in the Eastern Part of Indonesia as the Last and Promising Frontier. Scientific Forum for Energy and Mineral Resources Agency, Jakarta. Mirayosi and Subaktian Lubis. 2009. Cruise Report: South China Sea – Indonesian Seas Transport/Exchange (Site) and Impacts on Seasonal Fish Migration in The Dynamic of Sunda Strait. 47th CCOP-UNDP Thematic Session “Geoscience and Its Application Towards Sustainable Development, Manado, Indonesia. Subaktian Lubis, Moh. Salahuddin, Mirayosi, and Jemi Gojali. 2010. Sea Level Rise Phenomenon and Its Connection with the Reef Flat Forming
111