PERBEDAAN EFEKTIFITAS MASASE PAYUDARA DAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI AIR SUSU PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRANGSONG 02 KABUPATEN KENDAL Sekar Laras Amerli Andriani *) Rahardjo Apriyatmoko, SKM., M. Kes **), Puji Lestari, S.Kep., Ns., M. Kes (Epid)***) *) Mahasiswa Program studi D IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo **) Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo ***) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK Perawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air susu keluar dengan lancar, dapat dilakukan dengan cara masase payudara dan pijat oksitosin. Bidan Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal menyatakan dalam upaya memperlancar produksi ASI hanya melakukan masase payudara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal. Penelitian ini menggunakan desain static group comparison. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu nifas 2 jam post partum. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling dengan jumlah sampel 10 ibu post partum dengan perlakuan masase payudara dan 10 ibu dengan perlakuan pijat oksitosin. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan lembar observasi tanda bayi cukup ASI. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariate dan analisis bivariate dengan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menggambarkan produksi air susu sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu setelah dilakukan masase payudara sejumlah 6 orang (60%) dan setelah dilakukan pijat oksitosin sejumlah 8 orang (80%). Hasil penelitian juga menunjukkan tidak ada perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum di Wilayah Kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal (ρ value = 0,342). Berdasarkan hasil penelitian sebaiknya tidak hanya melakukan masase payudara saja dalam upaya memperbanyak produksi air susu. Pijat oksitosin dapat dilakukan guna memperbanyak produksi air susu karena selain merangsang hormon prolaktin dan oksitosin, pijat oksitosin dapat meningkatkan kenyamanan ibu. Kata kunci : Masase Payudara, Pijat Oksitosin, Produksi ASI Daftar Pustaka : 24 Pustaka (2007-2014)
Perbedaan Efektifitas Masase Payudara dan Pijat Oksitosin terhadap Produksi Air Susu pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal
ABSTRACT Breast care is a method to treat breast so that the breast milk can exprest smoothly, which can be done with breast massage and oxytocin massage. Midwives in Brangsong 02 Public Health Center of Kendal Regency say that an effort to facilitate breast milk is by doing breast massage method. The research’s goal was to compare the effectiveness of breast massage and oxytocin massage against breast milk production in postpartum women at the working area of Brangsong 02 Public Health Center of Kendal Regency. This research used static group comparison design. Population of this research was all women in second hour of postpartum. The sampling used quota technique to 10 postpartum women with breast massage method and 10 postpartum women with oxytocin massage method. The research instrument used questionnaires and observation sheets on baby’s signs of getting enough breast milk. Data analysis used univariate analysis and bivariate analysis used Mann Whitney test. The results showed that breast milk production was mostly in sufficient category, after doing breast massage method there were 6 persons (60%) and after oxytocin massage there were 8 persons (80%). The results also showed there was no effectiveness difference between the breast massage and oxytocin massage on breast milk production in post partum women at the working area of Brangsong 02 Public Health Center Kendal Regency (ρ value = 0,342). Based on the research, it should not only perform breast massage to increase breast milk production but also oxytocin method. Oxytocin method can be done to increase breast milk production because it can stimulate prolactin and oxytocin hormone. Oxytocin massage can improve the comfort of mothers. Key words References
: Breast Massage, Oxytocin Massage, Breast Milk Production : 24 References (2007-2014)
Perbedaan Efektifitas Masase Payudara dan Pijat Oksitosin terhadap Produksi Air Susu pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI adalah hadiah yang sangat berharga yang dapat diberikan kepada bayi, dalam keadaan miskin mungkin merupakan hadiah satu-satunya, dalam keadaan sakit mungkin merupakan hadiah yang menyelamatkan jiwanya (UNICEF). Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No. 450/Menkes/SK/IV/2004 (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012). Sebuah analisis menerangkan bahwa memberikan ASI saja selama 6 bulan dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa di seluruh dunia, termasuk 22% nyawa yang melayang setelah kelahiran. Menurut UNICEF ASI eksklusif dapat menekan angka kematian bayi di Indonesia, UNICEF menyatakan bahwa 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahun bisa dicegah melalui pemberian ASI eksklusif selama enam bulan sejak kelahirannya tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayi (Prasetyono, 2012). Oleh sebab itu, ibu sangat dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayi secara eksklusif selama 6 bulan pertama. ASI terbukti memiliki bakteri yang menguntungkan dan zat-zat yang dibutuhkan oleh bayi untuk membentuk mikroflora usus yang penting untuk sistem daya tahan tubuh bayi (Wiji, 2013). Salah satu faktor yang terkait pemberian ASI eksklusif adalah aspek psikologis, menyusui tidak sekadar memberi makanan kepada bayinya tetapi sangat dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi. Perasaan kasih sayang antara ibu dan bayi bisa
meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang akhirnya dapat meningkatkan produksi ASI (Prasetyono, 2012). Upaya bidan dalam usaha memperbanyak produksi ASI salah satunya dengan memberi bimbingan dalam perawatan payudara (Suherni, 2009). Untuk mencegah masalah-masalah yang mungkin timbul pada ibu menyusui, sebaiknya perawatan payudara dilakukan secara rutin (Bahiyatun, 2009). Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin (Rukiyah, 2011). Cara merawat payudara dapat dilakukan dengan masase payudara untuk pemeliharaan payudara dan menstimulasi reflek oksitosin (Suherni, 2009). Bidan Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal menyatakan dalam upaya memperlancar produksi ASI hanya melakukan masase payudara. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 5 ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal, untuk memperlancar produksi ASI dilakukan masase payudara pada 3 ibu dan pijat oksitosin pada 2 ibu yang dilakukan secara rutin dua kali sehari. Didapatkan hasil 5 ibu (100%) telah memproduksi ASI. Tiga ibu yang telah dilakukan masase payudara hasilnya 2 ibu (66,67%) menyatakan bayinya BAK 7-8 kali sehari, menyusu 10-12 kali sehari, serta dari hasil pengamatan warna kulit bayi kemerahan, turgor kulit baik, gerakan aktif, dan berat badan lahir kembali pada usia 2 minggu. Satu ibu (33,33%) menyatakan bayinya BAK 5 kali sehari, menyusu kurang dari 8 kali sehari, serta dari hasil pengamatan bayi rewel dan nampak kekuningan, turgor
Perbedaan Efektifitas Masase Payudara dan Pijat Oksitosin terhadap Produksi Air Susu pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal
kulit kurang baik, gerakan cukup aktif, berat badan lahir belum kembali pada usia 2 minggu. Ibu dengan pijat oksitosin didapatkan hasil 2 ibu (100%) menyatakan bayinya BAK lebih dari 6 kali sehari, menyusu 10 kali dalam sehari, dan hasil pengamatan warna kulit kemerahan, gerakan bayi aktif, turgor kulit baik, berat badan lahir kembali pada usia 2 minggu. Dari uraian di atas diketahui bahwa masase payudara dan pijat oksitosin berpengaruh terhadap produksi ASI, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal”. B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui produksi air susu pada ibu post partum setelah dilakukan masase payudara di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal.
b. Mengetahui produksi air susu pada ibu post partum setelah dilakukan pijat oksitosin di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal. c. Mengetahui perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Tempat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai efektifitas antara masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam pemberian perlakuan terhadap ibu post partum yang memiliki produksi air susu tidak lancar atau tidak mencukupi kebutuhan bayi. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam merencanakan, melakukan, serta menyusun hasil penelitian secara ilmiah praktis. 3. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat digunakan sebagai usaha untuk mendorong semangat pengembangan penelitian dikalangan mahasiswa. 4. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam upaya memperlancar produksi air susu ibu guna mencukupi kebutuhan bayi.
Perbedaan Efektifitas Masase Payudara dan Pijat Oksitosin terhadap Produksi Air Susu pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal
BAHAN DAN CARA Penelitian ini menggunakan desain static group comparison. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu nifas 2 jam post partum. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling dengan jumlah sampel 10 ibu post partum dengan perlakuan masase payudara dan 10 ibu dengan perlakuan pijat oksitosin. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan lembar observasi tanda bayi cukup ASI. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariate dan analisis bivariate dengan uji Mann Whitney. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Produksi air susu pada ibu post partum setelah dilakukan masase payudara Tabel 4.1 Distribusi frekuensi produksi air susu pada ibu post partum setelah dilakukan masase payudara di Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal Kategori Frekuensi Persentase (%) Cukup 6 60 Kurang 4 40 10 100 Jumlah Sebagian besar produksi air susu ibu post partum setelah dilakukan masase payudara dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 6 orang (60%). Salah satu usaha untuk memperbanyak ASI adalah dengan dengan memberi rangsangan pada otot-otot payudara. Pengurutan merangsang payudara sehingga mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin untuk memproduksi ASI (Bahiyatun, 2009). Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuli Ainur Rohma (2010) dan Nur Solichah (2011) yang menyatakan
bahwa ada hubungan perawatan payudara (breast massage) dengan produksi air susu pada ibu post partum. 2. Produksi air susu pada ibu post partum setelah dilakukan pijat oksitosin Tabel 4.4 Distribusi frekuensi produksi air susu pada ibu post partum setelah dilakukan pijat oksitosin di Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal Kategori Frekuensi Persentase (%) Cukup 8 80 Kurang 2 20 10 100 Jumlah Sebagian besar produksi air susu ibu post partum setelah dilakukan pijat oksitosin dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 8 orang (80%). Saat terjadi stimulasi hormon oksitosin, sel-sel alveoli di kelenjar payudara berkontraksi, dengan adanya kontraksi menyebabkan air susu keluar lalu mengalir dalam saluran kecil payudara sehingga keluarlah tetesan air susu dari puting dan masuk ke mulut bayi, proses keluarnya air susu disebut dengan refleks let down (Suherni, 2007). Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Risani Edy Perdana (2013) dan Rusdiarti (2014) yang menyatakan bahwa ada pengaruh pijat oksitosin terhadap pengeluaran air susu pada ibu post partum.
Perbedaan Efektifitas Masase Payudara dan Pijat Oksitosin terhadap Produksi Air Susu pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal
B. Analisis Bivariat Analisis bivariate dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan terhadap dua variabel penelitian. Tabel 4.7 Tabulasi silang produksi air susu antara ibu post partum setelah dilakukan masase payudara dan setelah dilakukan pijat oksitosin di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal Produksi Air Susu Tindaρ Cukup Kurang Jumlah kan value n % n % n % Masase 10 100 6 60 4 40 Payudara 0,3 Pijat 10 100 42 8 80 2 20 Oksitosin Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah dilakukan masase payudara atau pijat oksitosin sebagian besar produksi air susu ibu post partum dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 8 orang (80%) setelah dilakukan pijat oksitosin dan 6 orang (60%) setelah dilakukan masase payudara. Berdasarkan analisis data bivariate dengan uji Mann-Whitney menggunakan program SPSS didapatkan nilai ρ > 0,05 yaitu 0,342 yang artinya Ha ditolak dan Ho diterima. Jadi tidak ada perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal Perawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan untuk merawat payudara agar air susu keluar dengan lancar (Marmi, 2012). Cara merawat payudara dapat dilakukan dengan masase payudara untuk pemeliharaan payudara dan menstimulasi reflek oksitosin (Suherni, 2009).
Meskipun tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi ASI, dilihat dari distribusi frekuensi produksi air susu pada ibu post partum dengan kategori kurang sejumlah 4 responden (40%) setelah dilakukan masase payudara dan 2 responden (20%) setelah dilakukan pijat oksitosin. Saat ibu menyusui merasa nyaman dan rileks pengeluaran oksitosin dapat berlangsung dengan baik. Menurut dr. H. M. Daris Raharjo, Akp., terdapat titiktitik yang dapat memperlancar ASI diantaranya tiga titik di payudara yakni titik diatas putting, titik tepat pada putting, dan titik bawah putting. Serta titik di punggung yang segaris dengan payudara. Masase payudara memberikan rangsangan pada titik pada payudara saja, yaitu titik diatas putting, titik tepat pada putting, dan titik dibawah putting. Sedangkan pijat oksitosin selain memberikan rangsangan pada titik diatas putting, titik tepat pada putting, dan titik dibawah putting, stimulasi dilakukan pada titik di punggung yang segaris dengan payudara. Saat terjadi stimulasi hormon oksitosin, sel-sel alveoli di kelenjar payudara berkontraksi, dengan adanya kontraksi menyebabkan air susu keluar lalu mengalir dalam saluran kecil payudara sehingga keluarlah tetesan air susu dari putting (Suherni, 2007). SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN 1. Produksi air susu ibu post partum setelah dilakukan masase payudara sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 6 orang (60%). 2. Produksi air susu ibu post partum setelah dilakukan pijat oksitosin
Perbedaan Efektifitas Masase Payudara dan Pijat Oksitosin terhadap Produksi Air Susu pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal
sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 8 orang (80%). 3. Tidak ada perbedaan efektifitas masase payudara dan pijat oksitosin terhadap produksi air susu pada ibu post partum (ρ value = 0,342). B. SARAN 1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal Sebaiknya diadakan pelatihan pijat oksitosin terhadap tenaga kesehatan khususnya bidan di Kabupaten Kendal sebagai upaya dalam memperlancar produksi ASI pada ibu post partum. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian tentang dimasa yang akan datang. 3. Bagi Masyarakat Perlu memperhatikan banyak faktor yang mempengaruhi produksi ASI, selain perawatan payudara perlu diperhatikan asupan nutrisi ibu, ketenangan jiwa dan pikiran, pola istirahat, frekuensi penyusuan, inisiasi menyusui dini, serta hanya memberikan ASI saja pada bayi. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Yetti. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama Arikunto, Suharsimu. (2013). Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktik. Jakarta: Rineka Cipta Astutik, Reni Yuli. (2014). Payudara dan Laktasi. Jakarta: Salemba Medika Hidayat, A. Aziz Alimul. (2012). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Normal. Jakarta: EGC Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. (2013). Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Jannah, Nurul. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta: Ar-Ruzz Medika Marmi, (2012). Panduan Lengkap Manajemen Laktasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nugroho, Taufan. (2011). ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika Perdana, Risani Siska E. (2013). Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Kelancaran Pengeluaran ASI pada Ibu Nifas Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Leyangan Kabupaten Semarang. Skripsi. Semarang: STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Prasetyono, Dwi Sunar. (2012). ASI Eksklusif. Yogyakarta: DIVA Press Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. (2014). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Proverawati, Atikah. (2010). Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika Riwidikdo, Handoko. (2012). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Rohma, Yuli A. (2010). Hubungan Perawatan Payudara dengan Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Nifas di Polindes Flamboyan Desa Cepokolimo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Skripsi. Mojokerto: Universitas Mayjen Sungkono
Perbedaan Efektifitas Masase Payudara dan Pijat Oksitosin terhadap Produksi Air Susu pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal
Ruliana, Suradi. (2011). Manajemen Laktasi. Jakarta: Perkumpulan Perinatologi Indonesia Rusdiarti. (2014). Pengaruh Pijat Oksitosin pada Ibu Nifas terhadap Pengeluaran ASI di Kabupaten Jember. Skipsi. Malang: Universitas Brawijaya Solichah, Nur. (2011). Hubungan Perawatan Payudara (Breast Massage) Ibu Post Partum dengan Kelancaran ASI di Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Skripsi. Semarang: STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Sulistyawati, Ari. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: ANDI Widuri, Hesti. (2013). Cara Mengelola ASI Eksklusif bagi Ibu Bekerja. Yogyakarta: Pustaka Baru Wiji, Rizki Natia. (2013). ASI dan Pedoman Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika Udiyono, Ari. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Perbedaan Efektifitas Masase Payudara dan Pijat Oksitosin terhadap Produksi Air Susu pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Brangsong 02 Kabupaten Kendal