SEDEKAH DALAM PANDANGAN ALQURAN Oleh: HJ. Saadiyah Binti Syekh Bahmid
Abstrak Penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang sedekah yang ada dalam petunjuk Alquran masih terdapat perbedaan dengan praktek-praktek sedekah yang berkembang dalam masyarakat, seperti adanya pemahaman yang beranggapan bahwa sedekah itu hanya dibebankan kepada orang-orang yang memiliki kemampuan, ternyata tidak demikian. Nabi dalam hadis-hadisnya menjelaskan bahwa sedekah bisa dilakukan oleh semua orang baik yang berkemampuan maupun tidak, yang kaya bisa bersedekah dengan hartanya, yang berilmu bisa bersedekah dengan ilmunya, dan yang mempunyai kekuatan bisa bersedekah dengan tenaga. Kedua, sedekah masih dipahami dalam makna yang sempit yaitu hanya berupa pemberian materi semata yang dikatakan sedekah. Hal ini menyebabkan anjuran bersedekah hanya dipandang sebagai beban atas orang-orang yang tidak berpunya. Padahal sedekah merupakan salah satu jalan yang paling mudah untuk memperoleh kebaikan dan pahala di sisi Allah swt. Dengan jalan melakukan setiap kebaikan baik untuk pribadi maupun sosial maka itupun disebut sedekah. Abstract This research shows that the understanding of alms in the holy qur’an is still difference with the practice which develops in society, such as there is an argument that alms charged to the society who have ability, turn out it. Prophet in his hadis explains that alms can be done by all people, rich people give alms with wealth, knowledgeable people give alms with knowledge and the people who have power can give energy. Second, alms are still understood in narrow meaning that is giving materials only stated alms. This case caused suggestion to give alms only as burden for the society who has nothing, whereas alms are easy things to get virtue and reward for Almighty God. By doing good things for ourselves or social that are alms. Kata Kunci: Alquran, sedekah
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 194
Pendahuluan Alquran adalah kitab suci Islam yang merupakan kumpulan firman-firman Allah swt. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Diantara tujuan utama diturunkannya Alquran adalah untuk menjadi pedoman atau pembimbing manusia dalam menata kehidupan agar memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia maka Alquran datang dengan petunjuk-petunjuk, keterangan-keterangan, aturan-aturan, prinsip-prinsip dan konsep-konsep, baik yang bersifat global dan yang terperinci, yang eksplisit maupun implisit, dalam berbagai persoalan dan bidang kehidupan. Alquran sendiri menyatakan dirinya sebagai al-kitab (kitab, 1 buku); hudan (petunjuk)2 bagi manusia umumnya, dan orang-orang bertakwa pada khususnya; al-fulqan (pembeda antara yang baik dan yang buruk, antara yang nyata dan yang khayal, antara yang mutlak dan yang nisbi);3 rahmat (rahmat);4 syifa’ (obat penawar, khususnya untuk hantu yang resah dan gelisah);5 mau’izat (nasehat, wejangan, petuah); dzikir li al-alamin (peringatan bagi seluruh alam); tibyan li kull syay’ (penjelas bagi segala seuatu); tafsil kull syay’ (perinci bagi segala ssuatu); dan beberapa atribut lainnya, nama-nama dan atribut ini, secara ekspilisit, memberikan indikasi bahwa Alquran adalah kitab suci yang berdimensi banyak dan berwawasan luas. Alquran di dalamnya mengandung berbagai ragam masalah, yang ternayata pembicaraannya tentang suatu masalah tidak selalu tersusun secara sistematik seperti halnya buku ilmu pengetahuan yang di karang oleh manusia. Pembicaraan Alquran pada umumnya, bersifat global, partial dan sering kali menampilkan suatu masalah dalam prinsip-prinsip pokoknya saja.5 Kadang Alquran semacam ini, pada dasarnya tidak mengurangi nilai Alquran. Sebaliknya, disanalah letak keunikan, sekaligus letak keistimewaan Alquran. Sebab dengan keadaan seperti 1
QS. Al-Baarah/2:2; al-Araf/7:2; an-Nahl16:64,89 QS. Al-Baarah/2:97, 185; Ali Imran/4:138; al-Maidah/5:46 3 QS. Al-Baarah/2:185; Ali Imran/3:4al-Fyrqan/5:1 4 QS. A’araf/7:52, 203; Yunus/10:57: Yusuf/12:111; an-Nahl/16:89 5 Harifuddin Cawidu, Konsep Kufur dalam Alquran, (Bandung: Bulan Bintang, 1991), h. 5. 2
195 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an itu, Alquran menjadi objek kajian yang tidak habis-habis oleh para cendekiawan muslim, non muslim, sehingga aktual sejak di turunkan empat belas abad silam. Salah satu masalah pokok yang banyak di bicarakan oleh Alquran adalah sedekah pada dasarnya merupakan wujud dari kepedulian Islam terhadap kaum yang tidak mampu sekaligus kewajiban atas kaun yang memiliki kemampuan. Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk meraih kemajuan, kejayaan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Karena itu, Islam sangat concern (perhatian) berupaya untuk memberantas kemiskinan. Islam mendorong umatnya agar gigih berusaha untuk mewujudkan kehidupan menjadi lebih baik. Banyak ayat Alquran dan hadis yang memerintahkan umat Islam agar giat berusaha. Sebagaimana firman Allah swt. Dalam (QS. Al-jumu’ah, [62] : 10 ).
(#rãä.ø$#ur «!$# È@ôÒsù `ÏB (#qäótGö/$#ur ÇÚöF{$# Îû (#rãϱtFR$$sù äo4qn=¢Á9$# ÏMuÅÒè% #sÎ*sù ÇÊÉÈ tbqßsÎ=øÿè? ö/ä3¯=yè©9 #ZÏWx. ©!$#
Terjemahnya; Apabila telah di tunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyak supaya kamu beruntung.6 Rizki yang di peroleh masing-masing manusia tidaklah sama, ada yang lebih dan ada yang kurang. Hikmahnya adalah untuk membuka peluang bagi orang yang berkecukupan untuk memperoleh pahala dan kasih sayang Allah dengan jalan saling membagi kelebihan yang diperoleh dari karunia-Nya. Selain itu, upaya Islam untuk memberantas kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan umat adalah dengan disyariatkannya perintah bersedekah baik sedekah wajib yang berupa zakat, maupun sedekah sunnah. Kewajiban ini di bedakan kepada seluruh umat Islam yang memiliki kemampuan di bidangnya masing-masing, seperti yang memiliki kelebihan harta bisa bersedekah dengan hartanya, dan yang 6
Departemen Agama Republik Indonesia, al-Quran dan Terjemahnya (Ed. Baru: Bandung: Lubuk Agung, 1999), h. 933.
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 196
memiliki kelebihan di bidang ilmu pengetahuan bisa bersedekah dengan ilmunya. Menurut M. Syafi’ie, terhadap tiga aspek yang terkait dengan pelaksanaan kewajiban bersedekah. Pertama, aspek moral dan psikologis. Dari segi ini di harapkan sedekah wajib berupa zakat yang mengikis ketamakan dan keserakahan manusia. Kedua, aspek sosial dari segi ini zakat infak dan sedekah bertindak sebagai instrumen yang di berikan Islam untuk menghapus tingkat kemiskinan, sekaligus menyadarkan orang-orang kaya akan tanggung jawab sosial yang di bebankan agama kepada mereka. Ketiga, aspek ekonomi. Disini zakat, infak dan sedekah difungsikan untuk mencegah penumpukan harta pada sebagian kecil orang dan mempersempit kesenjangan ekonomi dalam masyarakat. Dengan kata lain, zakat, infak, dan sedekah sebgai effort to flowing (usaha untuk menyalurkan) dan difungsikan sebagai pengendali terhadap sifat manusia yang cenderung senang terhadap akumulasi harta kekayaan. Selain ketiga aspek di atas sedekah bertjuan untuk membersihkan harta, karena Islam memandang bahwa didalam setiap harta yang di miliki seseorang masih terdapat hak-hak orang lain yang membutuhkan, sebagaimana firman Allah swt. Dalam (QS. AtTaubah, [9] : 103 ):
y7s?4qn=|¹ ¨bÎ) ( öNÎgøn=tæ Èe@|¹ur $pkÍ5 NÍkÏj.tè?ur öNèdãÎdgsÜè? Zps%y|¹ öNÏlÎ;ºuqøBr& ô`ÏB õè{ ÇÊÉÌÈ íOÎ=tæ ììÏJy ª!$#ur 3 öNçl°; Ö`s3y
Terjemahannya Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraan jiwa bagi mereka dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.7 Hakikat harta yang sesungguhnya menurut agama Islam adalah harta benda yang telah di keluarkan di jalan Allah swt. Nilai pahala telah tetap di sisi Allah tidak akan pernah berkurang, bahkan 7
Ibid., h. 297.
197 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an semakin bertambah. Sebagaimana firman Allah swt. Dalam (QS. AlBaqarah, [2] : 261):
yìö7y ôMtFu;/Rr& >p¬6ym È@sVyJx. «!$# È@Î6y Îû óOßgs9ºuqøBr& tbqà)ÏÿZã tûïÏ%©!$# ã@sW¨B
ììźur ª!$#ur 3 âä!$t±o `yJÏ9 ß#Ïè»Òã ª!$#ur 3 7p¬6ym èps($ÏiB 7's#ç7/Yß Èe@ä. Îû @Î/$uZy ÇËÏÊÈ íOÎ=tæ Terjemahan Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah maha luas (karunianya) lagi maha mengetahui.8 Dari uraian di atas, tampak jelas begitu banyak keutamaankeutamaan sedekah dalam kehidupan manusia yang tidak hanya bermanfaat bagi penerima sedekah tetapi juga bagi yang memberi. Oleh karena itu, penulis termotifasi untuk mengungkap secara lebih mendalam tentang sedekah dengan berbagai aspek, yang meliputi: pengertian sedekah, cara atau etika bersedekah, dan dampaknya bagi manusia. Pengungkapan Sedekah dalam Alquran 1. Definisi sedekah Sedekah yang akar katanya adalah sha-da-qa bermakna jujur, benar, memberi dengan ikhlas.9 mengisyaratkan bahwa orang-orang yang bersedekah berarti telah berlaku jujur kepada dirinya sendiri mengenai kelebihan yang telah di berikan oleh Allah swt. Kepada dirinya. Sehingga ia memberikan sedekahnya dengan ikhlas karena mengharap kehadiran Allah swt. Masdar dari kata sha-da-qa adalah sadaqah disebutkan dalam Alquran sebanyak 5 kali dalam surat-surat 8
Ibid., h. 65 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mu’Jam al-Mufahras li al-Fazi Alquran, Indonesia: Maktabah Dahlan, tt, h. 514 9
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 198
yang berbeda, yaitu: QS. Al-baqarah, [2]: (196, dan 2630; QS. AnNisa’, [4]; (114); QS. At-Taubah, [9]: (103); dan QS. Al-Mujadillah, [58]; (12).10 Menurut istilah, sedekah berarti sesuatu yang dikeluarkan atau di lakukan oleh seorang muslim dari harta atau lainnya dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Sedekah meliputi sedekah wajib (zakat) dan sedekah sunat (at-tatawwu’) (sedekah secara spontan dan sukarela) yang sama artinya dengan infak yang hukumnya sunat. Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah swt. Dalam (QS. An-Nisa ; [4] : 114)
÷rr& >$rã÷ètB ÷rr& >ps%y|ÁÎ/ ttBr& ô`tB wÎ) öNßg1uqôf¯R `ÏiB 9ÏV2 Îû uöyz w * t$öq|¡sù «!$# ÏN$|ÊósD uä!$tóÏFö/$# Ï9ºs ö@yèøÿt `tBur 4 Ĩ$¨Y9$# ú÷üt/ £x»n=ô¹Î) ÇÊÊÍÈ $\KÏàtã #·ô_r& ÏmÏ?÷sçR Terjemahnya: Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar.4 Ayat di atas, memberikan pengecualian atas tiga perkara yang apabila di lakukan dengan rahasia (bisikan) maka hal itu akan menjadi lebih bermanfaat. Salah satu hal tersebut adalah sedekah. 2. Hukum mengeluarkan sedekah Hadis yang menganjurkan sedekah juga tidak sedikit jumlahnya. Para fuqaha sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah sunnah, berpahala bila di lakukan dan tidak berdosa bila di 10
Ahmad Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Edisi Lux Yogyakarta: Pustaka Progressif, 19840, h. 823.
199 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an tinggalkan. Di samping sunnah, adakalanya hukum sedekah menjadi haram yaitu dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang bakal menerima sedekah tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan terakhir ada kalanya juga hukum sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang sedang kelaparan sehingga dapat mengancam keselamatan jiwanya, sementara dia mempunyai makanan yang lebih dari apa yang di perlukan saat itu. Hukum sedekah juga menjadi wajib jika seseorang bernazar hendak bersedekah kepada seseorang atau lembaga. Menurut fuqaha, sedekah dalam arti sedekah at-tatawwu’ berbeda dengan zakat. Sedekah lebih utama jika di berikan secara diam-diam di bandingkan diberikan secara terang-terangan dalam arti diberitahukan atau di beritakan kepada umum. Hal ini sejalan dengan hadis Nabi Saw.
ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺧﺪﺛﻨﺎ ﺧﺒﻴﺐ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﲪﻦ ﻋﻦ ﺣﻔﺺ ﺑﻦ:ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻣﺴﺪد ﳛﲕ ﻋﻦ ﻋﺒﻴﺪ اﷲ ﻗﺎل ان ﻣﻦ اﻟﺴﺒﻌﺔ:ﻋﺎ ﺻﻢ ﻋﻦ أﰊ ﻫﺮﻳﺮة رﺿﻰ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻋﻦ اﻟﻨﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل ورﺟﻞ ﺗﺼﺪق ﺑﺼﺪﻗﻪ ﻓﺎﺧﻔﺎ ﻫﺎ...اﻟﺬﻳﻦ ﻳﻈﻠﻬﻢ اﷲ ﰱ ﻇﻠﻪ ﻳﻮم اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ اذا ﻻ ﻇﻞ اﻻ ﻇﻠﻪ ...ﺣﱴ ﻻ ﺗﻌﻠﻢ ﴰﺎﻟﻪ ﻣﺎ ﺗﻨﻔﻖ ﳝﻴﻨﻪ
Dari sahabat Abu Hurairah. Menceritakan kepada kami Musaddad menceritakan kepada kami Yahya dari Ubaidillah berkata: menceritakan kepada kami Khubaib Bin Abdulrahmn dari hafs Bin Ashim dari abu hurairah ra. Dari Nabi saw. Bersabda: sesungguhnya di antar tujuh (golongan) yang dinaungi oleh Allah swt. Yaitu... seseorang yang bersedekah kemudian menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya... (HR. Bukhari). Dalam hadis itu di jelaskan salah satu kelompok hamba Allah swt.. yang mendapat naungan_Nya di hari kiamat kelak adalah seseorang yang memberi sedekah dengan kanannya lalu ia sembunyikan seakan-akan tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikannya oleh tangan kanannya tersebut.
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 200
3. Sasaran Sedekah Sedekah lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau sanak saudrara terdekat sebelum diberikan kepada oang lain. kemudian sedekah itu seyogyanya diberikan kepada orang yang betulbetul sedang mendambakan uluran tangan. mengenai kriteria barang yang lebih utama disedekahkan, para fuqaha berpendapat, barang yang akan disedekahkan sebaiknya barang yang berkualitas baik dan disukai oleh pemiliknya.7 Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam QS. Ali Imran (3) 92
¨bÎ*sù &äóÓx« `ÏB (#qà)ÏÿZè? $tBur 4 cq6ÏtéB $£JÏB (#qà)ÏÿZè? 4Ó®Lym §É9ø9$# (#qä9$oYs? `s9 ÇÒËÈ ÒOÎ=tæ ¾ÏmÎ/ ©!$# Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. Pahala sedekah akan lenyap bila si pemberi selalu menyebutnyebut sedekah yang telah ia berikan atau menyakiti perasaan si penerima. Hal ini ditegaskan Allah swt dalam firman-Nya QS. AlBaqarah (2) 264
ß,ÏÿYã É©9$%x. 3sF{$#ur Çd`yJø9$$Î/ Nä3ÏG»s%y|¹ (#qè=ÏÜö7è? w (#qãZtB#uä tûïÏ©!$# r'¯»t Ab#uqøÿ|¹ È@sVyJx. ¼ã&é#sVyJsù ( ÌÅzFy$# ÏQöquø9$#ur «!$$Î/ ß`ÏB÷sã wur Ĩ$¨Z9$# uä!$sÍ ¼ã&s!$tB &äóÓx« 4n?tã crâÏø)t w ( #V$ù#|¹ ¼çm2utIsù ×@Î/#ur ¼çmt/$|¹r'sù Ò>#tè? Ïmøn=tã ÇËÏÍÈ tûïÍÏÿ»s3ø9$# tPöqs)ø9$# Ïôgt w ª!$#ur 3 (#qç7|¡2 $£JÏiB
201 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebutnyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya Karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, Kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (Tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. Dalam Alquran kata infak dan sedekah mempunyai makna yang sama yaitu sesuatu pemberian yang dikeluarkan dengan ikhlas karena Allah swt., disyariatkan kepada orang-orang Islam tanpa terkecuali menurut kadar kemampuan masing-masing. Infak dan sedekah terhitung sebagai ibadah dan mempunyai nilai pahala yang besar di sisi Allah karena itu, tata cara dan etika untuk bersedekah telah diatur didalam Alquran. Persamaan dan Perbedaan Sedekah Wajib (Zaat) dan Sedekah sunnat (Infak) 1. Persamaan sedekah wajib (zakat) dan sedekah Sunat (Infak) Sedekah, infak, dan zakat adalah tiga istilah dalam agama Islam yang intinya adalah satu yaitu menganjurkan kepada setiap muslim untuk berlaku dermawan kepada siapaun terlebih kepaa saudara seiman, dan menjauhkan diri dari sifat-sifat kikir dan tamak terhadap harta kekayaan duniawi, karena hakikat harta yang sesungguhnya menurut agama Islam adalah harta yang telah dikeluarkan di jalan Allah swt, dengan jalan sedekah, infak, dan zakat. 2. Perbedaan sedekah wajib (zakat) dan sedekah sunat (infak) Zakat dan infak/sedekah memiliki perbedaan bila dilihat dari segi-segi tertentu sebaga berikut: Perbedaan dari segi Pengertian 1) Sedekah/infak
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 202
Sedekah adalah pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, baik yang berupa sedekah wajib (zakat), maupun sedekah sunat (infak) Sedekah yang penulis maksud dalam penelitian ini sebagaimana yang dingungkapkan M. Syafi’i el-Bentenie yakni pemberian sesuatu yang bersifat kebaikan baik yang berupa barang maupun jasa dari seseorang kepada orang lain tanpa mengharapkan suatu imbalan apapun selain ridha Allah swt. Infak adalah bagian dari sedekah sunat dalam Alquran kata infak yang akar katanya adalah nafakah disebut lebih kurang 80 kali dalam berbagai surat dan derivasinya. Adapun maknanya cukup banyak, ada kalanya bermakna zakat, sedekah, tetapi yang paling umum adalah pemberian sukarela untuk menolong agama. Infak juga bermakna al-Imarah (kemakmuran). Demikian makna-makna yang dikemukakan oleh al-Damaghani yang menulis kitab qamus Alquran. Dari makna-makna tersebut di atas, dapat didefinisikan sebagai pemberian harta benda secara sukarela untuk mengembangkan agama dengan segala dimensinya dan juga untuk memakmurkan umatnya. Makna seperti ini dapat kita temukan di dalam Alquran khususnya yang berbicara tentang infak. Beberapa dengan zakat yang hukumnya wajib, infak hukumnya sunnah. Namun yang sering terlupakan adalah kualitas kehidupan keberagamaan seseoran sebenarnya ditentukan oleh amalan-amalan yang sunnah seperti ini. Seseorang yang mengerjakan kewajiban agama, namun mengabaikan hal-hal sunnah, sebenarnya orang tersebut belum dapat dikatakan sebagai orang saleh.
2) Zakat
203 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an Zakat berasal dari kata zakara berarti suci, tumbuh, bertambah, dan berkah.11 Dengan demikian zakat itu membersihkan (mensucikan diti seseorang dan hartanya, pahala bertambah, harta bertambah, (berkembang) dan membawa berkah. Di dalam al-Quran perintah wajib zakat itu disebutkan sebanyak 36 kali dan 21 kali di antaranya dirangkaikan dengan kewajiban shalat. Sesudah mengeluarkan xzakat seseorang telah suci (bersih) dirinya, dari penyakit kikir dan tamak. Hartanya juga telah bersih, karena tidak ada lagi hak orang lain pada hartanya. Begitu pentinya zakat, sehingga zakat ditetapkan sebagai rukun Islam yang keempat. Bahkan dalam sejarahnya, Abu Bakar pernah memerintahkan untuk memerangi orang-orang yang membangkan dan enggan membayar zakat.12 3) Perbedaan dari segi hukum Dari segi hukum, sedekah/infak berbeda dengan zakat. Zakat hukumnya wajib atas setiap diri muslim yang memiliki kemampuan materi sampai batas waktu yang telah ditentukan syara’ sedangkan sedekah at-tatawwu (sukarela) hukumnya sunat bagi setiap diri muslim. 4) Perbedaan dari segi jenis Dari segi jenis sesuatu yang dikeluarkan, sedekah/infak dan zakat terdapat perbedaan. Jika zakat, maka jenis yang harus dikeluarkan berupa materi atau harta kekayaan yang dimiliki, sedangkan sedekah/infak bisa berupa materi materi atau harta kekayaan dan bisa berupa materi atau harta kekayaan dan bias berupa non materi atau jasa. 5) Perbedaan dari segi sasaran\ 11
M. Syafi’I El-Bantanie, Zakat, Infak & Sadakah, (Cet.I Bandung: Salmadani, 2009), h. 11 12 Azhari Akmal Tarigan, 40 Pesan Ramadhan, ( Cet. I; Jakarta: Siraja Prenada Media Group, 2008), h. 176.
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 204
Dari segi sasaran sedekah/infak dan zakat juga memiliki perbedaan. Zakat dalam Alquran telah ditetapkan kepada delapan golongan yaitu fakir, miskin, pengelola zakat, penuntut ilmu, musafir, orang yang berhutang, orang yang dilembutkan hatinya (muallaf), dan orang berjuang di jalan Allah swt. Sedangkan sedekah/infak boleh diberikan kepada siapa saja. Ragam Sedekah Dalam Islam sedekah ternyata tidak selalu berbentu materi atau harta kekayaan seperti pemahaman yang telah banyak berkembang selama ini. Bila dicermati ternyata sedekah menurut petunjuk Nabi Muhammad saw. Juga bisa berbentuk non materi. Dalam sebuah hadis Nabi digambarkan bahwa sedekah tidak selalu berbentuk materi atau harta kekayaan semata, akan tetapi sedekah juga berbentuk amalan-amalan kebaikan yang dilakukan seseorang dalam kehidupannya sehari-hari juga termasuk sedekah. ﺣد ﺛﻧﺎ ﻋﺑد ﷲ ﺑن ﻣﺣﻣدﺑن أﺳﻣﺎء اﻟﺿﺑﻌﻲ ﺣدﺛﻧﺎ ﻣﮭدﯨﺑن ﻣﯾﻣون ﻋن أﺑﻰ ذرأن ﻧﺎﺳﺎ ﻣن ﯾﺎرﺳول ﷲ ذﺧب أھل:أﺻﺣﺎب اﻟﻧﺑﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ وﺳﻠم ﻗﺎﻟو اﻟﻠﻧﺑﻰ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ وﺳﻠم اﻟدﺛور ﺑﺎ ﻷﺟور ﯾﺻﻠون ﻛﻣﺎ ﻧﺻﻠﻲ وﯾﺻوﻣون ﻛﻣﺎ ﻧﺻوم ﯾﺗﺻدﻗون ﺑﻔدول اﻣواﻟﮭم ﻗﺎل اوﻟﯾس ﻗدﺟﻌل ﷲ ﻟﻛم ﻣﺎ ﺗﺻدﻗون إن ﺑﻛل ﺗﺳﺑﯾﺣﺔ ﺻدﻓﺔ وﻛل ﺗﺣﻣﯾدة ﺻدﻗﺔ زﻛل أﺣدﻛم ﺻدﻗﺔ ﻗﺎﻟو ﯾﺎرﺳول ﷲ أﯾﺎﺗﻲ أﺣدﻧﺎ ﺷﮭوﺗﮫ وﯾﻛون ﻟﮫ ﻓﯾﮭﺎ أﺟر ﻗﺎل أرأﯾﺗم ﻟو وﺿﻌﮭﺎ ﻓﻲ (ﺣرام أﻛﺎن ﻋﻠﯾﮫ ﻓﯾﮭﺎ وزر ﻓﻛذﻟك إذا وﺿﻌﮭﺎ ﻓﻲ اﻟﺣﻼﻟﻛﺎن ﻟﮫ أﺟر )رواه ﻣﺳﻠم Artinya Menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma al-Dubai menceritakan kepada kami Mahdi Maimun dari Abu Dzar radiyallahu anhu, ia berkata, “Sesungguhnya sebagian dari para sahabat rasulullah berkata kepada Nabi Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka”. Nabi shallahu alaih Wassalam bersabda, “bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bersedekah? Sesungguhnya tiap-tiap
205 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an tgahlil adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikanadalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah dan persetubuhan salah seorang di antara kamu dengan (istrinya) adalah sedekah. Mereka bertanya, “wahai rasulullah, apakah pahala? Rasulullah menjawab, “tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yanga haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala”.13 Menurut petunjuk hadis di atas, menggambarkan betapa luasnya pemaknaan sedekah. Namun demikian sedekah. Namun demikian sedekah dapat diperincikan antara lain sebagai berikut: a. Tasbih, tahlil dan tahmid Rasulullah saw. Menggambarkan pada awal penjelasannya tentang sedekah bahwa setiap tasbih, tahlil dan tahmid adalah sedekah. Oleh karenanya mereka diminta untuk memperbanyak tasbih, tahlil dan tahmid, atau bahkan zikir-azikir lainnya, karena semua zikir tersebut akan bernilai ibadah di sisi Allah swt. b. Amar ma’ruf Nabi Mungkar\ Setelah disebutkan bahwa zikir merupakan sedekah, rasulullah saw menjelaskan bahwa amar ma’ruf nahi mungkar, seseorang perlu mengeluarkan tenaga, pikiran, waktu, dan perasaanya. Semua hal tersebut terhitung sebagai sedekah. Bahkan jika dicermati secara mendalam, umat ini mendapat julukan khairu ummah, karena memiliki misi amar ma’ruf nahi mungkar. c. Hubungan Intim Suami Istri Hadis di atas bahkan menggambarkan bahwa hubungan suami istri merupakan sedekah. Satu pandangan yang cukup asing di telinga para sahabat pada waktu itu sehingga mereka bertanya, “apakah salah seorang di antara kami melampiaskan syahwatnya dan dia mendapatkan sedekah? Kemudian dengan bijak Rasulullah saw 13
Abu Hasan Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Fikr, 1983), h. 92
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 206
menjawab, “apa pendapatmu jika ia melampiaskan pada tempat yang haram, apakah dia mendapatkan dosa? Maka demikian pula jika ia melampiaskannya pada yang halal, ia akan mendapat pahala.” Di sinilah para sahabat baru menyadari bahwa makna sedekah sangatlah luas. Bahwa segala bentuk aktivitas yang dilakukan seorang insan, dan diniatkan ikhlas karena Allah, serta tidak melanggar syariatnya, maka ia akan terhitung sebagai sedekah. Etika Dalam Bersedekah Dari hasil penelitian tafsir tentang ayat-ayat sedekah dalam Alquran, ada beberapa hal yang ternyata harus diperhatikan dalam bersedekah sebagai berikut: 1. Cara Bersedekah Salah satu tujuan utama dianjurkannya bersedekah adalah untuk membantu meringankan beban penderitaan orang-orang miskin. Olehnya itu Allah swt dengan tegas melarang kepada orangorang yang bersedekah agar jangan sampai menyakitiki atau melukai hati penerima sedekah. 2. Larangan mengungkit-ungkit sedekah Sedekah yang diterima oleh Allah swt adalah sedekah yang dilandasi dengan keikhlasan semata karena mencari Ridha-Nya. Seorang muslim yang memberikan sedekah hendaknya jangan suka mengungkit-ungkit sedekah yang telah dikeluarkannya karena hal ini dapat menimbulkan sifat ingin dipuji (riya’), dimana sifat riya ini dapat menghapuskan pahala dari sedekah. 3. Sedekah lebih utama dengan sembunyi-sebunyi Sedekah yang dilandasi dengan keikhlasan dapat diberikan dengan terang-terangan. Nafkah, baik yang wajib seperti zakat, termasuk yang sunat seperti sedekah, bisa ditampakkan dan juga bisa dirahasiakan. Keikhlasan memnang sesuatu yang sangat rahasia bagi manusia, hanya Allah swt, yang mengetahui kadarnya tetapi itu bukan berarti hanya sedekah yang secara rahasia yang ikhlas. Siapa
207 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an yang menyumbang dengan terang-terangan puhn, keikhlasan dapat tidak kurang atau melebihi yang menyumbang dengan rahasia. Karena dengan cara ini diharapkan mampu memberikan dorongan (motivasi) kepada seseorang untuk ikut serta dan berlomba-lomba dalam melakukan kebajikan.\ Sayyid Qutub dalam buku tafsirnya yang berjudul fi dzilal alQuran menyatakan bahwa menyembunyikan (merahasiakan) sedekah yang sunat itu lebih utama dan lebih disukai oleh Allah swt. Serta lebih patut dapat melepaskan yang bersangkutan dari noda kepurapuraan dan riya’. Sedangkan dalam menunaikan sesuatu yang wajib seperti zakat, menampakkannya sudah termasuk dalam makna ketaatan, menyebarkan makna ini dan menampakkanya adalah sangat bagus.14 4. Bersedekah dengan keiklasan Inti dari setiap pemberian yang dilakukan oleh seorang muslim terletak pada keiklasannya. Terlepas dari jumlah pemberian itu, dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing pemberi, apakah banyak atau sedikit tidak menjadi persoalan tapi yang lebih pokok adalah mengiklaskan niat karena mencari keridhaan Allah swt. Semata adalah tolok ukur yang paling utama, sebab sedekah yang tidak disertai keiklasan tidak akan membuahkan apa-apa disisi Allah swt. Keinginan yang Allah swt. Kehendaki bagi orang-orang yang beriman. Dia tidak menyedekahkan hartanya melainkan karna mencari keridaan Allah swt, bukan karna mengikuti keinginan nafsu dan bukan karna tujan-tujuan lain. Menyedekahkan hartanya bukan untuk mencari perhatian manusia dan mencari popularitas semata. Menyedekahkan hartanya bukan untuk mengungguli orang lain dan menyombongi mereka. Berinfak juga bukan untuk menyenangkan hati para penguasa atau untuk mendapatkan penghargaan, tetapi menginfakkan hartanya semata-mata untuk mencari keridaan Allah swt., tulis ikhlas karena Allah swt. Karena itu, hatinya merasa 14
Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zilal al-Quran, (Cet. II; Jakarta: Gema Insani Press, 2000), h. 368.
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 208
mantap bahwa Allah swt. Akan menerima sedekahnya, ia percaya bahwa Allah swt. Akan memberinya pahala dan karunianya kelak di negeri akhirat yang lebih utama. 5. Bersedekah dengan sesuatu yang baik-baik Prinsip-prinsip yang diterangkan ayat-ayat tentang sedekah di atas, bahwa sedekah dilakukan dengan memberikan sesuatu yang lebih utama, bukan dengan sesuatu yang kualitasnya jelek, sehingga pemiliknya sendiri menolaknya. Jika barang seperti itu ditawarkan dalam suatu jual beli niscaya tidak mau menerimanya kecuali dengan mengurangi harganya. Maka, Allah swt. Sama sekali tidak mau menerima sesuatu yang jelek atau buruk. Sebegaimana dijelaskan dalam (QS. Al-Baqarah, [2] : 267):
Nä3s9 $oYô_t÷zr& !$£JÏBur óOçFö;|¡2 $tB ÏM»t6ÍhsÛ `ÏB (#qà)ÏÿRr& (#þqãZtB#uä tûïÏ%©!$# $ygr'¯»t br& HwÎ) ÏmÉÏ{$t«Î/ NçGó¡s9ur tbqà)ÏÿYè? çm÷ZÏB y]Î7yø9$# (#qßJ£Jus? wur ( ÇÚöF{$# z`ÏiB ÇËÏÐÈ îÏJym ;ÓÍ_xî ©!$# ¨br& (#þqßJn=ôã$#ur 4 ÏmÏù (#qàÒÏJøóè? Terjemahannya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah swt) sebehagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebahagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Janganlah kamu memilih yang buruk-buruk kamu nafkahkan darinya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah swt maha kaya lagi Maha terpuji. Ini adalah seruan umum kepada orang-orang yang beriman pada semua waktu dan generasi meliputi semua harta yang sampai kepada mereka. Juga meliputi hasil usaha mereka yang halal dan baik, dan meliputi apa yang di keluarkan Allah swt. Dari bumi untuk mereka, baik berupa tiumbuh tumbuhan maupun bukan tumbuh tumbuhan yang di keluarkan dari dalam tanah. Semua terkena keharusan untuk di infakkan, baik dalam bentuk yang wajib seperti zakat, maupun dalam bentuk sunnah seperti sedekah.
209 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an 6. Balasan bagi orang yang bersedekah Dalam Alquran perintah bersedekah pada mulanya tidak di mulai dengan perintah yang mewajibkan atau menugaskan, akan tetapi hanya akan dimulai dengan anjuran dan memberikan rangsangan, sebagaimana tergambar dalam (QS. Al-Baqarah, [2] : 261):
yìö7y ôMtFu;/Rr& >p¬6ym È@sVyJx. «!$# È@Î6y Îû óOßgs9ºuqøBr& tbqà)ÏÿZã tûïÏ%©!$# ã@sW¨B ììźur ª!$#ur 3 âä!$t±o `yJÏ9 ß#Ïè»Òã ª!$#ur 3 7p¬6ym èps($ÏiB 7's#ç7/Yß Èe@ä. Îû @Î/$uZy ÇËÏÊÈ íOÎ=tæ Terjemahannya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah swt adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap bulir, seratus biji. Allah swt melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Allah swt Maha Luas (Karunia-nya) lagi Maha Mengetahui. Ternyata metode ini sangat efektif untuk membangkitkan perasaan dan menimbulkan kesan-kesan yang hidup didalam jiwa manusia. Ia membentangkan sebuah lukisan tentang suatu kehidupan yang berdenyut, tumbuh, berkembang dan memberikan hasil, yaitu kehidupan taman. Anugrah alam atau karunia Allah swt. Taman yang memberikan hasil yang berlipat ganda bagi penanam, memberikan hasil yang berkali-kali lipat dibanding bibit yang ditaburkan. Diberikan gambaran yang mengesankan ini bagi orang-orang yang gemar menyedekahkan dan menyedekahkan hartanya di jalan Allah swt. Makna yang terbayang dalam hati mengenai pernyataan di atas, ialah adanya perhitungan dengan melipat gandakan sebutir benih menjadi tujuh ratus butir. Sedangkan pemandangan hidup yang dipaparkan dalam kalimat itu lebih luas dan lebih indah dari pada aktifitas perhitungan itu, lebih meresap dalam perasaan, lebih
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 210
mengesankan dalam jiwa. Pemandangan dalam kehidupan yang berkembang, pemandangan alam yang hidup, pemandangan tentang taman yang membuahkan hasil, dan pemandangan yang mangagumkan dalam dunia tumbuh-tumbuhan, yaitu sebatang ranting (padi) yang memuat tujuh butir, dan tiap-tiap butir memuat seratus biji. Pengungkapan kehidupan yang tumbuh berkembang dan memberikan hasil yang demikian ini akan mengarahkan hati manusia untuk gemar berkorban dan memberikan sebagaian harta yang dimilikinya. Sedekah itu bukan memberi melainkan mengambil, tidak mengurangi melainkan menambah. Gelombang pemberian dan perkembangan itu terus berjalan di jalannya, lalu melipatkan perasaan yang yang terpesona oleh pemandangan tentang taman dan hasilnya itu. Allah swt melipatgandakan pahala bagi siapa yang dikehendakinya, melipatgandakan tanpa perhitungan dan nisab. Melipat gandakan rezekinya yang tidak ada seorang pun mengetahui jangkauan ukurannya, “Allah swt Maha Luas (karunia-Nya) Lagi Maha Mengetahui.” Maha luas, tidak mempersempit pemberiannya, tidak menahan-nahannya, dan tidak menarik-nariknya. Maha mengetahui, mengetahui benih-benih dan menepatkannya, tiada satupun yang samar atas-Nya. Manfaat Sedekah Dalam buku Zakat, Infak, dan sedekah karangan M. Syafei’ie el-Bantanie, dijelaskan bahwa ada empat hikmah besar dari sedekah yaitu: 1. Sedekah Membuka Pintu Rezeki Sedekah tidak mengurangi harta. Justru sebaliknya, sedekah akan melipatgandakan sebanyak sepuluh kali lipat. Dasarnya adalah Firman Allah swt. (QS. At- Taubah,[9]:99):
211 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an
ß,ÏÿZã $tB äÏGtur ÌÅzFy$# ÏQöquø9$#ur «!$$Î/ ÚÆÏB÷sã `tB É>#tôãF{$# ÆÏBur Îû ª!$# ÞOßgè=Åzôãy 4 öNçl°; ×pt/öè% $pk¨XÎ) Iwr& 4 ÉAqߧ9$# ÏNºuqn=|¹ur «!$# yYÏã BM»t/ãè% ÇÒÒÈ ×LìÏm§ Öqàÿxî ©!$# ¨bÎ) 3 ÿ¾ÏmÏFuH÷qu Terjemahannya: Dan mereka mamandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebegai jalan untuk mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka kedalam rahmat (surga)nya; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Makna yang dapat diambil dari ayat ini adalah, apapun yang (diinfakkan oleh seseorang maka itu akan mendekatkan dirinya kepada Allah swt). Allah swt. Adalah maha pemberi rezeki (alRazzak), Allah swt. Maha kaya (al-Ghani). Dengan bersedekah berarti seseorang akan semakin dekat dengan Yang Maha Kaya dan Yang Maha Pemberi Rezeki. Hal ini berarti pula bahwa semakin bakhil seseorang maka itu akan menjadikannya semakin jauh dari rezeki dan jauh dari nilai hakiki dari kekayaan yang sebenarnya. Allah swt. Menegaskan tentang hakikat harta yang sesungguhnya di dalam (QS. Saba’, [34]: 39):
OçFø)xÿRr& !$tBur 4 ¼çms9 âÏø)tur ¾ÍnÏ$t7Ïã ô`ÏB âä!$t±o `yJÏ9 s-øÎh9$# äÝÝ¡ö6t În1u ¨bÎ) ö@è% ÇÌÒÈ úüÏ%κ§9$# çöyz uqèdur ( ¼çmàÿÎ=øä uqßgsù &äóÓx« `ÏiB Terjemahannya: Dan barang siapa saja yang kamu nafkahkan, maka allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaikbaiknya. Maka yang dapat diambil dari ayat di atas adalah, siapapun yang menginfakkan harta dijalan Allah swt. Berarti hal itu
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 212
membuktikan bahwa orang yang berinfak adalah orang yang beriman kepada allah swt. Setiap apa yang di sedekahkannya itu Allah swt. Akan menggantikannya dengan yang lebih baik, tidak ada yang rugi, tetapi justru akan mendatangkan keuntungan. Allah swt. Memiliki cara sendiri untuk membalas kebaikan yang dilakukan hambanya. Bahkan dalam (QS. Al-Baqarah [2] : 261), Allah swt. Akan membalas setiap harta yang dinafkahkan di jalannya sebanyak tujuh ratus kali lipat.
yìö7y ôMtFu;/Rr& >p¬6ym È@sVyJx. «!$# È@Î6y Îû óOßgs9ºuqøBr& tbqà)ÏÿZã tûïÏ%©!$# ã@sW¨B ììźur ª!$#ur 3 âä!$t±o `yJÏ9 ß#Ïè»Òã ª!$#ur 3 7p¬6ym èps($ÏiB 7's#ç7/Yß Èe@ä. Îû @Î/$uZy ÇËÏÊÈ íOÎ=tæ Terjemahnya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah swt adalah seripa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji, Allah swt melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah swt Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. 2. Mengikis sifat bakhil Salah satu sifat tercela yang bisa melekat pada diri manusia adalah bakhil atau kikir. Sedekah mampu mengikis sifat ini sampai ke akar-akarnya. Melalui sedekah, Islam mengajarkan umatnya agar memiliki kepekaan dan kepedulian sosial. 3. Membersihkan harta Manusia tidak luput dari kesalahan. Mungkin saja tanpa disadari dalam harta yang dimilikinya tercampur dalam sesuatu yang haram atau sabhat. Hal ini harus segera dibersihkan. Salah satu cara untuk membersihkannya adalah dengan bersedekah.
213 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an Sedekah akan membersihkan harta dari kemungkinan diperoleh dengan jalan tidak halal atau tercampur antara rezeki yang halal dan haram. 4. Menolak musibah Setiap orang ditentukan kapan dia akan terkena bala atau musibah dalam hidupnya. Menurut rasulullah, ada satu amalan yang dapat menolak bala. Artinya, bala itu akan diangkat oleh Allah swt. Dengan sebab amal yang kita perbuat. Amat tersebut adalah sedekah. Muhammad Asror Yusuf MA dalam bukunya yang berjudul Kaya karena Allah swt, ada tiga manfaat yang akan diperoleh dari ibadah zakat/sedekah sebagai berikut: 1. Mengikis habis sifat-sifat kikir di dalam jiwa seseorang, melatih diri agar memilii sifat-sifat dermawan, dan mengantarkannya mensyukuri nikmat Allah swt. Pada akhirnya, seseorang dapat mensucikan diri dan mengembangkan kepribadiannya. 2. Menciptakan ketenangan dan ketentraman, bukan hanya bagi penerima, melainkan juga bagi pemberi zakat/sedekah. Kedengkian dan iri hati bisa timbul dari mereka yang hidup dalam kemiskinan, pada saat melihat orang yang berlebihan tidak mengulurkan bantuan kepada mereka. 3. Mengembangkan harta benda, yang dapat ditinjau dari dua sisi sebagai berikut: a. Spritual Berdasarkan Firman Allah swt. (QS. Al-Baqarah, [2] : 276):
ÇËÐÏÈ ?LìÏOr& A$¤ÿx. ¨@ä. =Åsã w ª!$#ur 3 ÏM»s%y¢Á9$# Î/öãur (#4qt/Ìh9$# ª!$# ß,ysôJt Terjemahannya: “Allah swt memusnahkan riba’ dan menyuburkan sedekah. Dan Allah swt. Tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” Sedekah yang dimaksudkan oleh ayat diatas adalah senantiasa memberikan bantuan dengan ikhlas kepada orang-orang yang
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 214
membutuhkan tanpa mengharapkan imbalan dari apa telah diberikannya itu. b. Ekonomi-Psikologis Ketenangan batin dari pemberi zakat/sedekah akan mengantarkannya berkonsentrasi dalam mengembangkan harta. Menginfakkan (menyedekahkan) sebagian harta yang dimiliki adalah sangat penting bagi seseorang untuk kelancaran mencari rezeki. Allah swt. Tidak akan pernah suka dengan mereka yang bersifat kikir karena secara tidak langsung langsung hal itu telah menghambat laju aliran rezeki menuju orang-orang yang dikehendaki Allah swt. Rezeki pada seseorang itu hakikatnya adalah amanah. Allah swt tidak akan mempercayakan distribusi rizkinya kepada orang yang kikir. Sebeliknya Allah swt. Akan mempercayakan distribusi rizkinya kepada orang yang dermawan, sebab orang yang dermawan secara tidak langsung berarti telah melancarkan laju penyebaran rizki Allah dengan menyalurkanya menuju tempat-tempat yang semestinya.
Kesimpulan Dari uraian secara keseluruhan mengenai pembahasa sedekah dalam Alquran, maka perlu kiranya ditarik beberapa kesimpulan antara lain: Sedekah yang akar katanya adalah sha-da-qa bermakna jujur, benar, memberi dengan ikhlas. Mengisyaratkan bahwa orang-orang yang bersedekah berarti telah berlaku jujur kepada dirinya sendiri mengenai kelebihan yang telah di berikan oleh allah swt kepada dirinya. Sehingga ia memberikan sedekahnya dengan ikhlas karena mengharap keridhaan Allah swt. Masdardari kata sha-da-qa adalah shadaqah di sebutkan dalam Alquran sebanyak 5 kali surat-surat yang berbeda, yaitu: QS. Al-Baqarah, [2]: (196, dan 263); QS. An-nisa’, [4]: (114); QS. At-Taubah, [9]: (103); dan QS. Al-Mujadilah, [58]: (12). Sedekah, infak, dan zakat memiliki persamaan dan perbedaan antara lain; sedekah, infak, dan zakat mempunyai tujuan yang sama yakni untuk mengajukan kepada setiap muslim agar berlaku
215 Saadiyah Binti Syekh Bahmid, Sedekah Dalam Pandangan Alqur’an dermawan dengan senantiasa mencari keridhaan Allah swt, dari segi hukum sedekah/infak dan zakat berbeda yaitu zakat hukumnya wajib dan sedekah hukumnya sunnat. Zakat memiliki ketentuan jumlah dan kurun waktu yang ditentukan dalam pengeluaranya, sedangkansedekah/infak tidak demikian, zakat berupaharta atau berbentuk materi seperti harta dan non materi seperti perbuatan dan ucapan yang baik. Dan sekian banyak ayat-ayat di dalam Alquran yang berbicara tentang sedekah yang penulis kaji penafsiranya secara tematik, kebanyakan menekankan pada petunjuk tentang bagaimana cara atau etika dalam bersedekah antara lain: larangan menyakiti hati penerima sedekah, larangan menyebut-nyebut sedekah dengan tujuan riya’, kebolehan bersedekah dengan sembunyi-sembunyi dan terangterangan.
Rausyan Fikr, Vol. 10, No. 2 Juli –Desember 2014 216
DAFTAR PUSTAKA Azhari Akmal Tarigan, 40 Pesan Ramadhan, Cet. I; Jakarta: Siraja Prenada Media Group, 2008. Baqi, Muhammad Fuad Abdul. Mu’Jam al-Mufahras li al-Fazi Alquran, Indonesia: Maktabah Dahlan, tt, Cawidu, Harifuddin. Konsep Kufur dalam Alquran, Bandung: Bulan Bintang, 1991. Departemen Agama Republik Indonesia, al-Quran dan Terjemahnya Ed. Baru: Bandung: Lubuk Agung, 1999. M. Syafi’i El-Bantanie, Zakat, Infak & Sadakah, Cet.I Bandung: Salmadani, 2009. Munawwir, Ahmad. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Edisi Lux Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1984. Al-Naisaburi, Abu Hasan Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim alQusyairi Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Fikr, 1983. Qutb, Sayyid. Tafsir Fi Zilal al-Quran, Cet. II; Jakarta: Gema Insani Press, 2000.