Sebuah Respon Terhadap Michael Brown dan Bagi Mereka Yang Menentang Pesan Kasih Karunia (Injil Kasih Karunia). Salah Paham mengenai Hyper Grace Pengantar: Shalooooom! Akhir-akhir ini , topic yang sedang menggoncang gereja-gereja di Indonesia adalah mengenai HYPER GRACE… Tapi apa sebenarnya HYPER GRACE? Mengapa tiba-tiba saja jadi hot topic?
LEDAKAN TRUE GOSPEL Tahun 2007, Amerika digoncangkan melalui siaran rohani Kristen baru di televisi mereka berjudul “Destined to Reign”. Seorang Pastor dari Asia berkhotbah di televisi membawa satu pesan saja yaitu “ GOD’S GRACE “ (Kasih Karunia Allah). Hamba Tuhan itu bernama Joseph Prince dari Singapore. Dimulai dari hanya 2x seminggu lalu sampai program TV nya disiarkan 5x sehari di hampir semua channel Kristen bahkan channel sekuler di Amerika. Dan Amerika goncang! Kesaksian mengenai pelayanan Ps.Joseph Prince tersebut dapat anda lihat di website www.kasihkarunia.org Sejak itu, pro-kontra mengenai pengajaran Grace melanda gereja-gereja di Amerika dan seluruh dunia. Walaupun banyak yang meragukan pengajaran tersebut, tapi banyak kesaksian yang luar biasa bagaimana mereka dilepaskan dari belenggu narkoba, dari belenggu stress dan disembuhkan secara mujizat setelah mereka mengerti mengenai “JESUS FINISHED WORK AT THE CROSS” (pekerjaan Yesus yang selesai di kayu salib). Kesaksian-kesaksian tersebut dapat anda lihat di sini: www.josephprince.org/dailygrace/praise-reports Banyak jiwa merasa dibebaskan dari belenggu-belenggu agamawi yang selama ini mengikat mereka, belenggu hukum taurat dan legalistic yang selalu menghukum mereka dan mengerti bahwa Allah mengasihi mereka tanpa syarat (UNCONDITIONAL LOVE). Banyak orang mengerti bahwa apa yang Yesus ucapkan di kayu salib 2000 tahun yang lalu adalah suatu kata yang sangat dalam artinya “ TETELESTAI” (SUDAH SELESAI). Bahwa Yesus sudah selesai melakukan tugas yang di berikan oleh Bapa
1
mengenai penebusan dosa manusia. Tubuh Yesus diserahkan dan darahNya dicurahkan sebagai penebus dosa anda dan saya. Sudah Selesai. Tidak ada lagi yang dapat menambahinya. Keselamatan adalah benar benar ANUGERAH, KASIH KARUNIA dan PEMBERIAN ALLAH. Efesus 2:8-9 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Seorang hamba Tuhan yang anti-terhadap pembaharuan dari Tuhan dan pesan Grace menerbitkan sebuah buku yang menyerang pesan-pesan Kasih Karunia dan memakai kata “ HYPER GRACE”, sehingga kata ini menjadi popular saat ini. Saat itu, sejak tahun 2007, Ps Joseph Prince selalu memakai kata “GRACE REVOLUTION’’ dan Radical Grace. Joseph Prince mengatakan bahwa pesan mengenai “Grace” sudah ada sejak lama tapi jika pesan ini tidak diberitakan secara RADICAL maka kehidupan seseorang tidak akan berubah. Mulai saat itulah penganut ajaran Grace menggunakan kata “GRACE RADICAL” . Inilah buku yang menjadi pro-kontra mengenai HYPER GRACE
Buku ini menjadi bahan perdebatan hamba-hamba Tuhan seluruh dunia. Sehingga ada hamba Tuhan yang tergerak untuk menjawab tuduhan-tuduhan yang tidak benar itu dalam sebuah buku.
2
Apa yang di maksud dengan HYPER-GRACE (HYPER-ANUGERAH)? Beberapa point yang dapat menjelaskan tentang Radical Grace / Hyper-Grace. •
Grace=Kasih Karunia=Anugerah adalah pemberian Allah kepada manusia.
•
Allah penuh anugerah, anugerah yang berlimpah-limpah dan tak berkesudahan.
•
Istilah Hyper-Grace dari sudut pandang orang yang tidak setuju adalah bahwa Grace tidak perlu berlebihan.
•
Istilah Hyper-Grace dari sudut pandang orang yang setuju adalah bahwa Allah memang memberikan kasih karuniaNya secara berlimpah-limpah.
“..where the sin multiplied, there the grace superabounded” (KJV) Huper (Greek) ~ Hyper (English) (Romans 5:20) •
Dalam Alkitab, kita mengetahui bahwa Allah tidak terselami, juga Kasih Nya begitu lebar dan panjang, tinggi dan dalam nya tidak terselami. (Efesus 3: 18-19) begitupula kasih karuniaNya.
•
Dr.Michael Brown dalam bukunya memperkenalkan istilah “Hyper-Grace” dengan tujuan menyerang pesan Kasih Karunia yang sedang melanda gereja Tuhan.
•
Hyper-Grace memang anugerah yang berlebihan karena Firman Tuhan mengatakan “ Dari kepenuhanNya, kita semua menerima, anugerah di atas anugerah (Yohanes 1:16)
•
Firman Tuhan sendiri berkata bahwa semua semata-mata adalah anugerahnya. Dan kita diselamatkan oleh iman bukan pekerjaan kita , melainkan anugerah Allah (Efesus 2:8-9)
3
•
Injil Hyper Anugerah adalah semata-mata Yesus, Yesus plus nol. Hanya dalam Kristus. Dari Awal sampai Akhir semua Kristus (Watchman Nee), Anugerah pada awal, dan anugerah pada akhir (D.Martyn Lloyd Jones)
•
Injil Hyper Anugerah mengatakan bahwa semua berkat Allah adalah datang pada kita secara gratis sebagai pemberian. Pengampunan adalah pemberian. Keselamatan adalah pemberian.Kebenaran adalah pemberian. Kekudusan adalah pemberian. Semua bisa terjadi Karen pekerjaaan Yesus di kayu salib yang sudah selesai.
•
Semua yang baik menjadi milik kita bukan karena kita berhak, melainkan sematamata kemurahan yang luar biasa dari Allah yang penuh rahmat.
•
Seluruh karunia Allah ditemukan dalam Yesus Kristus. Bahkan Yesus sendiri adalah Karunia (Yoh 3:16). Itulah sebabnya Injil Hyper-Anugerah akan selalu mengarahkan anda kepada Yesus.
Redaksi: Kasih Allah memang Luar Biasa! Sangat berlebih dan berlimpah-limpah. HUPER (Greek)~Hyper (English). Tapi kalau boleh memilih, saya lebih suka di sebut Radical Grace atau Pure Grace daripada Hyper Grace. Yang mengatakan Hyper-Grace itu sesat, pasti cuma salah paham dan belum merasakan bahwa anugerah Allah memang sangat berlimpah-limpah. JESUS +NOTHING=EVERYTHING Baca: Semata-mata adalah Kristus!
Frado Sibarani (Grace Revolution Indonesia)
Want to know more about Grace? Join Facebook Group Grace Revolution Indonesia: https://www.facebook.com/groups/gracerevolutionindonesia
4
SALAH PAHAM NO.1 : PENGKHOTBAH HYPER-GRACE MENENTANG PERTOBATAN "Para pengkhotbah 'hyper-grace' (yang mengkhotbahkan kasih karunia murni Yesus yang 'superabounding' - berlimpah dan tak ada batasnya) mengatakan pertobatan tidak diperlukan. Mereka menganggap pertobatan sebagai ketidakpercayaan." Padahal, pengkhotbah hyper-grace sangat mendukung pertobatan, bukan menentangnya. Kami mengatakan hal seperti "pertobatan itu penting" dan "pertobatan harusnya menjadi gaya hidup kita." Kami sungguh mendukung pertobatan, karena tanpanya tak seorangpun bisa menerima kasih karunia Allah. Tapi apa sebenarnya 'pertobatan' itu? Pertobatan adalah salah satu kata yang memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda. Orang dengan pola pikir berorientasi perbuatan biasanya menafsirkan pertobatan sebagai berbalik dari dosa. Pertobatan adalah sesuatu yang anda lakukan (berbalik) sebagai hasil dari sesuatu yang telah anda lakukan (berdosa). Ibarat memperbaiki apa yang telah anda rusak. Ibarat mencoba menebus kesalahan anda. Ibarat menganyam daun ara untuk menutupi cela anda. Sebaliknya, pertobatan yang didasari iman selalu dilakukan sebagai respon terhadap sesuatu yang TELAH Allah lakukan. Pertobatan adalah perubahan hati dan pikiran anda yang terjadi saat anda bertemu dengan kasih karunia-Nya. Injil campuran (mixed-grace gospel = 'injil' yang mencampurkan kabar baik kasih karunia dengan hukum Taurat) akan mendefinisikan pertobatan sebagai seperangkat perilaku yang dianjurkan (contoh : berbalik dari dosa) dan emosi (contoh : penyesalan dan kesedihan). Tapi mewajibkan orang untuk bertobat dengan cara demikian sama dengan menaruh orang tersebut di bawah Taurat. Buah pertobatan bisa memiliki 101 bentuk berbeda -jangan membatasi Allah- tapi pertobatan itu sendiri sebenarnya adalah perubahan pikiran. Itulah arti harfiah kata tersebut. Watchman Nee menuliskannya demikian : Pertobatan ... berarti perubahan pikiran! Dulu saya pikir dosa adalah hal yang menyenangkan, tapi kini saya telah berubah pikiran soal itu; Dulu saya pikir dunia adalah tempat yang menarik, tapi kini saya lebih tahu tentang itu; Dulu saya anggap menjadi orang Kristen adalah sesuatu yang menyedihkan, tapi kini saya berubah pikiran; 5
Dulu saya pikir hal-hal tertentu adalah sesuatu yang mengasyikkan, tapi kini saya tahu hal-hal itu adalah sesuatu yang jahat; Sementara hal-hal yang dulu saya pikir tak ada artinya, kini saya pikir itulah yang paling berharga. Itulah perubahan pikiran, dan itulah yang namanya pertobatan. Tak ada kehidupan yang benar-benar diubahkan tanpa adanya perubahan pikiran yang demikian. ~ The Normal Christian Life Kita semua setuju bahwa pertobatan adalah hal baik, tapi bagaimana kita membuat orang mau bertobat? Pengkhotbah injil campuran akan menggunakan 'stick and carrot' [stick atau hajaran yang didapat jika tidak taat/tidak melakukan; carrot atau hadiah yang didapat jika taat]. 'Hadiah' ("Berbaliklah dari dosa jika anda ingin melihat Tuhan") atau 'hajaran' ("Jika anda tidak berbalik, anda akan tanggung akibatnya"). Ini adalah cara daging, bukan iman. Pertobatan macam ini akan membuat anda mengandalkan upaya-upaya pertobatan anda sehingga anda melewatkan kasih karunia. Seperti orang Farisi. Mereka berbalik dari dosa setiap hari namun tidak mengenali Sang Kasih Karunia Allah, bahkan saat Ia datang dan berdiri di antara mereka. Pengkhotbah 'mixed-grace' berkata, "Kita harus lebih banyak mengkhotbahkan pertobatan," seolah itu bisa memotivasi orang untuk bertobat. Tapi itu tak akan bisa. Di dalam Kitab Suci hanya ada satu hal yang dijamin bisa menuntun orang kepada pertobatan, dan itu adalah pewahyuan kebaikan Allah : ... kebaikan Allah dimaksudkan untuk menuntun kamu kepada pertobatan. (Roma 2:4b, terjemahan English Standard Version) Pertobatan bukan melakukan sesuatu atas dosa anda. Pertobatan adalah merespon positif kebaikan dan kasih karunia Allah. Lihatlah Zakheus, si pemungut cukai yang korup. Sang Kasih Karunia Allah berjalan memasuki rumahnya dan ia berubah menjadi orang yang berbeda. John Sheasby menjelaskannya demikian : Kebaikan dalam pribadi Yesus menciptakan sebuah lingkungan yang nyaman dan aman -sehingga meskipun tak ada tekanan untuk berubah- Zakheus merasa dirinya ingin dan memilih untuk berubah. Kebaikan Allah yang diekspresikan dalam Yesus menghasilkan pertobatan sejati. Bagaimana pengkhotbah hyper-grace mendorong pertobatan? Dengan mengkhotbahkan kebaikan Allah yang disingkapkan dalam Yesus. Injil campuran katakan, "Kamu harus bertobat!", tetapi Injil 'hyper-grace' katakan, 6
"Pandang Yesus!" Di bawah perjanjian lama (old covenant), fokus pertobatan adalah anda dan keburukan anda; tetapi di bawah perjanjian yang baru (new covenant) fokusnya adalah kepada Dia dan kebaikan-Nya. Saat anda menyadari Tuhan yang penuh kasih karunia itu memandang anda dengan penuh kasih dan sayang, anda akan bertobat. Anda akan berbalik dari dosa kepada Dia bukan karena anda 'disuap' dengan hadiah atau diancam dengan hajaran; tapi karena Yesus jauh lebih menarik daripada segala yang ditawarkan oleh dunia. Dialah Keindahan yang menarik kita kepada-Nya. Saat Yesus berkata, "Bertobatlah dan percayalah kepada kabar baik" (Markus 1:15), yang Dia maksudkan adalah, "Inilah kabar baik kasih karunia Allah - ubah cara pikirmu yang skeptis dan percayalah." Kalau anda ingin melihat lebih banyak pertobatan, beritakan kabar baik kebaikan Allah. Beritakan pada orang-orang mengenai kebaikan Allah yang ada dalam Yesus. [Paul Ellis : Myth 1 : Hyper-grace preachers are against repentance; in Hyper-grace Gospel pp 23-25]
SALAH PAHAM NO 2: PENGKHOTBAH HYPER-GRACE MENENTANG PENGAKUAN DOSA
"Pengkhotbah 'hyper-grace' bilang adalah salah mengaku dosa. Mereka bilang pengakuan adalah bentuk ketidakpercayaan." Sesungguhnya, setiap pengkhotbah 'hyper-grace' percaya pada kuasa pengakuan. Kami mengatakan hal-hal seperti, "Pengakuan itu baik bagi anda," atau "Pengakuan itu menyehatkan." Tapi apa itu pengakuan? Seperti halnya kata 'pertobatan', kata 'pengakuan' sudah dirusak dalam mesin agamawi bikinan manusia. Bukannya membawa kesembuhan bagi yang terluka dan kehidupan bagi yang mati, pengakuan dianggap sebagai 'bea masuk' ke dalam rumah kasih karunia. "Kamu ingin bersih? Bertobat dululah kamu hai pendosa menyedihkan! Beritahu Allah rahasia-rahasia kotormu." Tapi itu bukanlah pengakuan. Secara harfiah, mengaku berarti setuju/sepakat dengan, atau mengatakan hal yang sama dengan pihak lain. Pengakuan yang sehat adalah sepakat dengan Allah. Pengakuan 7
adalah mem-verbal-kan (memperkatakan) iman terhadap kebaikan-Nya dan mengakui ketergantungan anda terhadap Dia (Roma 10:9-10). Sama dengan mengatakan, "Tuhan, aku percaya Engkau setia dan benar dan akan melakukan semua yang telah Kau janjikan." Namun ada orang-orang yang memiliki definisi berbeda mengenai pengakuan. Mereka sangka pengakuan adalah sesuatu yang harus anda lakukan untuk membuat diri anda bersih, benar dan diampuni. "Aku harus memeriksa semua dosaku supaya menerima pengampunan." Ini pekerjaan sia-sia. Mengaku-supaya-diampuni ibarat mencuci dengan air kotor. Tak peduli seberapa keras anda menggosok, anda tak akan bisa membuat diri anda bersih. Pengakuan tanpa iman menaruh fokus kepada anda dan apa yang telah anda lakukan, tapi pengakuan yang didasari iman menaruh fokus kepada Kristus dan apa yang telah Dia lakukan untuk anda. Apakah ini artinya anda tak perlu lagi mengaku, atau apakah pengakuan dosa itu salah? Bukan begitu. Pengakuan yang alkitabiah baik buat anda, karena menolong anda untuk berjalan dalam kasih karunia yang Allah telah sediakan. Steve McVey menulis : Apakah ada tempat dalam kehidupan Kristen bagi pengakuan? Ya, jika pengakuan berarti mengakui kebodohan tidak menaati Bapa dan memuji Dia karena kita TELAH diampuni dan diterima oleh-Nya. Salah satu penjelasan yang paling jelas mengenai pengakuan datang dari Max Lucado : Pengakuan bukanlah mengungkapkan keluhan. Jika saya hanya mengungkapkan keluhan saya dan mengungkit-ungkit segala kesusahan saya, itu namanya merengek ... Pengakuan jauh melebihi itu. Pengakuan adalah ketergantungan yang radikal terhadap kasih karunia. Sebuah proklamasi kepercayaan kita terhadap kebaikan Allah. "Apa yang kulakukan memang buruk," kita mengakui, "tapi kasih karunia-Mu jauh lebih besar dari dosaku, aku mengakui itu." Jika pemahaman kita mengenai kasih karunia 'sempit', maka pengakuan kita juga 'sempit' : ogah-ogahan, ragu-ragu, banyak batasan dan syarat, penuh ketakutan akan penghukuman. Sebaliknya, pemahaman yang luas dan dalam akan menghasilkan pengakuan yang jujur. Kita bertobat dan mengaku bukan supaya Allah mengampuni kita. Kita bertobat dan mengaku KARENA Allah SUDAH mengampuni kita. Pertobatan dan pengakuan anda tidak mengubah Allah, tapi itu pasti mengubah anda. Pengakuan akan menolong anda menerima kasih karunia Allah yang mengubahkan hidup. Seperti dikatakan Clark
8
Whitten, "Pengakuan adalah untuk kesembuhanku, bukan untuk mendapat pengampunan Allah." Orang-orang yang tidak memahami hal ini akan menyebutkan 1 Yohanes 1:9 yang tampaknya mengatakan pengampunan Allah tergantung kepada pengakuan dosa kita. Ayat ini telah demikian banyak disalahpahami sehingga disebut-sebut di hampir semua buku mengenai kasih karunia. Memparafrasekan ungkapan Andrew Farley, Yohanes tidak mungkin bermaksud mengatakan Allah mengampuni kita sesuai dengan pengakuan kita, karena beberapa ayat kemudian ia mengatakan kita diampuni dalam nama Yesus. (Lebih jauh dibahas Bagian C) Saat anda berdosa, tidak perlu iman untuk menghukum diri dan bersepakat dengan si pendakwa yang menyebut anda pendosa. Tapi diperlukan iman untuk memandang salib dan berkata, "Terimakasih, Yesus, karena telah menanggung semua dosaku." Dibutuhkan iman untuk memuji Bapa karena kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah yang jauh lebih besar dari segala pelanggaran anda. Dan dibutuhkan iman untuk bersepakat dengan Roh Kudus yang mengatakan -tak peduli apa yang anda lakukananda tetaplah orang benar, diterima dan dikenan Allah. [Paul Ellis : Myth 2 : Hyper-grace preachers are against confession; in Hyper-grace Gospel pp 25-27]
SALAH PAHAM NO 3 : INJIL 'HYPER-GRACE' ADALAH UNIVERSALISME TERSELUBUNG "Injil 'hyper-grace' mengatakan semua orang akan selamat." Sebenarnya, tidak ada perkataan semacam itu. Injil 'hyper-grace' adalah pengumuman tentang suatu hal yang sudah terjadi. Bukan spekulasi tentang suatu hal yang mungkin akan terjadi. Karena mengkhotbahkan kasih Allah yang tak bersyarat dan pengampunan universal, saya sering dituduh sebagai seorang universalis. Universalis adalah orang yang percaya semua orang akan diselamatkan. Walaupun sebagian besar universalis mengkhotbahkan kasih karunia, itu tidak berarti sebagian besar pengkhotbah kasih karunia adalah universalis. Menurut pengalaman saya, sebagian besar malah tidak. Jadi, kenapa pengkhotbah 'hyper-grace' disalah-sangka sebagai universalis? Mungkin karena kami mengatakan seluruh dunia sudah diampuni.
9
"Tuh lihat, itu kan universalisme. Anda bilang semua orang sudah selamat." Tidak, saya tidak bilang begitu. Pengampunan tidak sama dengan keselamatan. Pengampunan semata-mata berarti Allah tidak akan menghakimi anda karena dosa anda. Bagaimana bisa, sementara Dia sudah menghakimi semua dosa di kayu salib (Roma 8:3)? Yang penting bukanlah dosa anda. Yang penting adalah Yesus. Yang penting adalah apa yang anda lakukan terhadap Dia. Karena ada orang yang menolak kasih karunia Allah yang dinyatakan dalam Yesus, saya pikir tidak semua orang akan selamat. Pada akhirnya setiap orang akan menerima apa yang dia inginkan. Jika anda menginginkan kehidupan yang Yesus tawarkan, anda mendapatkannya. Tapi jika anda tidak menginginkannya, anda tak akan mendapatkannya. Sekarang kita lihat soal pengampunan universal. Kenapa saya katakan seluruh dunia sudah diampuni? Karena itu yang Alkitab katakan. Yohanes Pembaptis mengatakan ini saat Yesus datang, "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa DUNIA." (Yohanes 1:29) Menghapus berarti mengampuni. Itu arti harfiah mengampuni. Artinya menyingkirkan, membuang/ menghilangkan/menghapuskan, mengabaikan, melupakan. Di salib, Yesus menghapuskan dosa anda. Dosa anda bukan lagi masalah. Dulu dosa adalah masalah, tapi Yesus sudah menanganinya satu kali untuk selama-lamanya. Oleh korban-Nya Yesus sudah menghapuskan dosa (Ibrani 9:26). Di salib Yesus menjadi ... pendamaian untuk dosa-dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. (1 Yohanes 2:2 terjemahan ESV) Yesus menghapus bukan saja dosa para petobat yang rajin ke gereja. Dia juga menghapus dosa para pemungut pajak dan penunggak pajak, para pelacur dan pembajak, para penipu dan orang Farisi. Dia menanggung dosa semua orang. Yesus berkata, "Begitu besar kasih Allah pada dunia." Seperti dituliskan Dudley Hall, Allah mengasihi tidak hanya orang baik, Dia mengasihi setiap orang di dunia ini. Jika anda hidup di dunia ini, kasih sempurna diberikan kepada anda. Itu diberikan tidak hanya kepada orang baik. Jika kasih Allah tidak pandang bulu, demikian pula pengampunan-Nya. Inilah pesan salib yang sejati. Sebelum salib, Yesus mengajarkan pengampunan bersyarat kepada mereka yang lahir di bawah hukum Taurat perjanjian lama (contoh Matius 6:14-15), tetapi di salib Dia 10
memenuhi semua ketentuan hukum Taurat sehingga kini anda hidup di bawah perjanjian baru kasih karunia-Nya. Di malam saat Dia bangkit dari kematian, Yesus mengumumkan pengampunan 'jenis baru' (Lukas 24:46-47). Pengampunan yang didasari oleh perkenanan Allah, bukan didasari oleh usaha anda. Injil mempermaklumkan bahwa melalui Kristus anda sudah diampuni sepenuhnya dan selamanya. Ini berita yang luar biasa. Namun, seperti hasil pengamatan Malcolm Smith, sebagian besar orang Kristen belum mendengarnya. Tak ada agama lain di dunia yang menyatakan pengampunan atas seluruh dosa kita ... Kepastian bahwa dosa kita sudah diampuni dan kita diterima oleh Bapa adalah berkat perjanjian yang pertama dan yang terpenting untuk kita alami. Ini adalah 'taman kanakkanak' perjanjian yang baru, namun bagi sebagian besar anggota gereja sukacita semacam ini belum pernah mereka alami. Sukacita karena pengampunan Allah yang tidak dirasakan oleh sebagian besar orang Kristen membuat mereka sibuk mengejar apa yang sesungguhnya sudah mereka miliki. Mereka mendengar pesan yang karut-marut seperti, "Yesus sudah menebus dosamu tapi Dia belum mengampunimu," dan diberitahu, "Kamu harus bertobat dan mengaku dosa untuk menuntaskan transaksinya." Namun Injil kasih karunia menyatakan : Pengampunan mendahului pertobatan. Orang berdosa diterima sebelum ia memohon kemurahan. Pengampunan sudah diberikan. Orang hanya perlu menerimanya. Pengampunan total. Pengampunan cuma-cuma. Apa yang berlaku bagi orang berdosa juga berlaku bagi orang benar. Anda dikasihi! Anda diampuni! Allah tidak memburu anda sambil menenteng buku rapor. Dia mengejar anda dengan kasih karunia. Tak ada yang bisa anda lakukan supaya Allah mengampuni anda karena Dia sudah melakukannya. Dosa dan pelanggaran anda sudah dijauhkan "sejauh timur dari barat" (Mazmur 103:12). Karena Yesus, Allah tidak lagi memperhitungkan dosa anda terhadap anda. Ini yang namanya Injil 'hyper-grace! [Paul Ellis : Myth 3 : The hyper-grace gospel is universalism in disguise, in Hyper-grace Gospel pp 27-29]
11
SALAH PAHAM NO 4 : PENGKHOTBAH 'HYPER-GRACE' MENGATAKAN MEMINTA PENGAMPUNAN ALLAH ITU SALAH
Berhati-hatilah dengan para 'Farisi' kasih karunia yang akan langsung menyerang anda jika anda menyebut-nyebut sesuatu yang mencerminkan ketidakpercayaan kepada kasih karunia. Karena menurut mereka minta ampun itu dosa (ketidakpercayaan)." Tak ada yang salah dengan datang ke takhta kasih karunia di saat anda membutuhkan kemurahan dan kasih karunia. Saat anda butuh pengampunan, Allah punya persediaan yang lebih dari cukup. Jika meminta membantu anda untuk menerima, mintalah! Tak ada salahnya meminta. Yang salah adalah memberitahu orang-orang bahwa Allah tidak akan mengampuni mereka sebelum mereka bertobat atau mengaku dosa. Yang salah adalah memberitahu orang yang miskin dan lapar-haus bahwa mereka harus membayar untuk bisa menikmati kelimpahan meja perjamuan Allah. Yang salah adalah memasang label harga atas hadiah kasih karunia yang Allah berikan cuma-cuma. Tak ada yang salah dengan meminta kepada Allah untuk hal apapun. Dia adalah 'Papa' yang mempedulikan anda. Dia ingin anda menyampaikan semua permohonan anda kepada-Nya (Filipi 4:6). Jika anda berbuat salah dan butuh pengampunan, jangan takut meminta karena Dia pasti memberikan apa yang anda minta. Tapi ini dia suatu hal yang mungkin tidak terlampau anda sukai : Allah mengampuni anda sekalipun anda tidak minta ampun. Bagaimana saya tahu? Karena Ia sudah melakukannya. Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya (Efesus 1:7) Mungkin anda pikir anda harus minta ampun karena, "Jika aku tidak minta ampun, Dia tak akan mengampuni aku." Itu sama dengan mengatakan, "Kristus tidak menanggung semua dosaku," padahal Ia sudah menanggung semuanya, atau, "Yesus harus datang dan mati lagi," padahal Ia tidak akan mati demi dosa lagi, atau, "Allah butuh ijinku untuk mengampuni aku," padahal Ia tidak membutuhkannya. Seperti ditulis Andrew Farley dalam 'Naked Gospel' ('Injil yang Tidak Ditutup-tutupi'), meminta Allah mengampuni anda sama halnya dengan meminta istri anda menikah dengan anda. Mungkin hal itu membantu anda mempertegas dalam pikiran anda bahwa 12
anda sudah menikah, tapi itu sebenarnya tak perlu. Anda mengatakan begitu atau tidak, tidak mengubah fakta bahwa anda sudah menikah. Demikian pula meminta pengampunan Allah tidak mengubah fakta bahwa anda sudah diampuni. Farley juga mencatat tak ada satu petunjukpun dalam kitab Perjanjian Baru (New Testament) yang mengatakan kita perlu meminta Allah mengampuni kita. Kenapa begitu? Karena penulis Perjanjian Baru menulis surat mereka SETELAH kematian Yesus. Mereka mengerti sepenuhnya bahwa pengampunan atas mereka adalah sesuatu yang sudah selesai. Silakan bertobat, mengaku, meminta, minta maaf, apapun yang anda anggap perlu; tapi lakukan itu atas dasar rasa syukur, bukan kewajiban. Pahamilah bahwa anda diampuni BUKAN karena anda melakukan hal yang benar atau meminta dengan penuh sopan santun. Anda diampuni semata-mata karena Bapa anda mengasihi anda dan melimpahi anda dengan kasih karunia. Seperti dituliskan oleh Joseph Prince : Saya tak menentang orang berkata "maaf" kepada Allah atau mengaku dosanya ... Apakah saya mengatakan "maaf" kepada Allah dan mengaku dosa saya ketika9 saya salah dan gagal? Tentu saja. Tapi saya melakukannya bukan supaya saya diampuni, melainkan karena saya tahu saya sudah diampuni karena karya Yesus yang sudah selesai. Dari sisi Allah, pengampunan adalah sesuatu yang sudah selesai. Tak ada lagi korban penebus dosa. Tapi dari sisi kita mungkin masih ada masalah besar. Masih banyak orang yang menjadi lumpuh karena rasa bersalah dan terhukum. Yang lainnya masih menjadi budak dosa dan tak mampu membuat keputusan yang benar. Solusinya adalah jangan termakan pesan perbuatan sia-sia - "Berusahalah lebih keras! Berbaliklah dari dosa! Mohon kepada Allah untuk mengampunimu!" Obat bagi masalah kita itu adalah menerima kasih karunia yang telah tersedia di dalam Yesus Kristus, Kenapa anda perlu menerima anugerah pengampunan jika anda sudah diampuni? Untuk alasan yang sama anda perlu menerima kasih karunia Allah yang sudah nyata atas semua orang; itu akan mengubah anda. Itu akan memerdekakan anda dari cengkeraman dosa yang brutal dan menghakimi anda. Kasih karunia yang tak diinginkan tak ada gunanya. Jika anda membiarkan kasih karunia Allah tetap dalam 'laci', anda tak akan mendapat manfaat apa-apa. Itulah sebabnya para penulis Perjanjian Baru menasehati kita untuk memercayai kabar baik. Pada dasarnya mereka mengatakan, "Berhentilah memukuli dirimu karena dosa dan 13
mencoba membersihkan dirimu sendiri. Percayalah kepada Yesus dan tinggal tenang dalam karya-Nya yang sempurna." Menerima kasih karunia sebenarnya adalah soal bersepakat dengan Allah. Adalah bersyukur kepada-Nya karena melalui Yesus "Aku telah disucikan dari seluruh dosa dan pelanggaranku, dan semua dosaku sudah dihapuskan." [Paul Ellis : Myth 4 : Hyper-grace preachers say it's wrong to ask God for forgiveness; in Hyper-grace Gospel pp 29-31]
SALAH PAHAM NO 5 : PENGKHOTBAH HYPER-GRACE MENGATAKAN ALLAH TIDAK BERDUKA OLEH DOSA ANDA "Pengkhotbah 'hyper-grace' mengatakan Allah tidak peduli saat kita berdosa." Padahal, yang kami katakan adalah Allah sangat peduli karena dosa menyakiti obyek kasih-Nya - kita! Dosa merusak orang-orang, memutuskan persahabatan dan menghancurkan keluarga. Dosa melukai anda dan itu membuat Bapa anda bersedih. Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. (Efesus 4:30-32) Apakah Allah tak menyadari kegagalan dan dosa kita? Apakah saat anda berdosa Dia bersikap seperti Sersan Schulz yang berkata, "Aku tak melihat apapun." (Sersan Hans Schulz adalah salah satu tokoh dalam sitkom 'Hogan's Heroes' yang berkisah tentang kamp tahanan Jerman selama Perang Dunia 2. Sitkom ini diputar sebanyak 168 episode sejak tahun 1965 hingga 1971) Tentu tidak. Allah melihat segalanya. Pilihan kita bisa membawa kesukaan, atau sebaliknya, kedukaan bagi Dia. Paulus tidak akan menulis, "Janganlah mendukakan Roh Kudus Allah" jika itu adalah hal yang tak mungkin. Tapi anda harus memahami MENGAPA Allah berduka. Dia berduka bukan karena anda membuat-Nya kecewa (karena Ia mengetahui segala hal yang pernah anda lakukan dan akan lakukan, tidak mungkin membuat-Nya kecewa). Juga bukan karena anda melanggar hukum-Nya (karena anda lebih berharga bagi-Nya daripada hukum apapun). Dosa kita mendukakan Dia karena dosa menyakiti anak-anak-Nya.
14
Coba perhatikan dosa yang dibuat daftarnya oleh Paulus, anda akan melihat semua dosa itu adalah dosa relasional/mengenai hubungan. Hal itu adalah dosa pertengkaran, fitnah dan berperilaku bak bajingan. Saat kita berperilaku demikian, kita menyakiti orangorang terdekat kita dan membuat Bapa kita berduka. Saat kita berdosa karena marah, kata Paulus, kita memberi kesempatan bagi iblis dan membuka pintu bagi masalah (Efesus 4:26-27). Itu tidak menyukakan hati Bapa anda, dan pasti itu tak akan menyukakan hati anda juga. Kritik yang ditujukan kepada Injil 'hyper-grace' mengatakan demikian, "Kasih karunia mengajarkan bahwa Allah menutup mata terhadap dosa kita." Yang lebih akurat adalah, "Kasih karunia mengajarkan bahwa Allah memilih untuk tidak mengingat-ingat dosa kita." Tapi itu tidak berarti dosa kita tidak menyusahkan hati-Nya. Dia Bapa kita yang pengasih. Dia sangat peduli pada kita. Dia sungguh tak senang melihat kita menghancurkan hidup kita dengan dosa. Jika Yesus tak peduli terhadap dampak dosa, Dia tak akan naik ke salib. Dia juga tak akan repot memperingatkan gereja dalam kitab Wahyu mengenai kelakuan buruk dan kebiasaan tak sehat mereka. Injil mengatakan bahwa kasih Allah tidak terpengaruh oleh kelakuan kita, tapi itu tak berarti kita bisa bertindak seenaknya tanpa konsekuensi. Kelakuan anda penting bagi Allah karena ANDA penting bagi Allah. Dia ingin anda berhasil dan menang di setiap area hidup anda. Dia tak ingin anda membuka pintu kepada masalah dengan menabur ke dalam daging anda. Namun sekalipun anda melakukannya -sekalipun anda mengambil keputusan bodoh yang satu diikuti keputusan bodoh lainnya- Dia tetaplah Bapa anda dan anda tetaplah anak yang dikasihiNya. Kelakuan anda mungkin berbahaya dan mendukakan Dia, tetapi anda tetaplah biji mata-Nya. Jika anda tidak memahami Injil 'hyper-grace', anda akan berpikir bahwa Roh Kudus adalah 'sherif' sorgawi yang mencatat dosa anda dan menyatakan anda bersalah saat anda melakukan dosa. Anda akan menganggap Dia sebagai penuntut umum dan pihak berwajib, sekalipun Yesus menyebut-Nya Penghibur dan Penasehat. Saat anda berdosa Roh Kudus berduka, tapi ini tak akan pernah terjadi : Roh Kudus tak akan mencatat dosa anda karena Dia sudah berjanji demikian (Ibrani 10:15-17); Dia juga tak akan membiarkan anda berjalan membawa rasa bersalah, sebab Dia adalah Roh kasih karunia, bukan Roh rasa bersalah; dan Dia tidak akan mundur dari anda selama anda tak memperbaiki kelakuan anda, karena Yesus mengatakan Dia akan menyertai kita selama-lamanya (Yohanes 14:16). Saat anda berdosa, Roh Kudus akan selalu mengarahkan anda kepada Yesus. Dia tahu bahwa saat kita memandang kebaikan dan belas kasihan Yesus, kita sendiri akan 15
menjadi baik dan berbelas kasih. Saat kita menatap wajah-Nya yang penuh ampunan, kita akan menjadi seorang pemaaf. Saat kita terkagum akan keindahan-Nya, kita sendiri menjadi indah. Saat kita memandang Yesus, kita ditransformasikan (diubahkan) menjadi saksi kasih karunia-Nya yang bercahaya. Ini yang membuat Roh Kudus bersukacita. [Paul Ellis : Myth 5 : Hyper-grace preachers say God is not grieved by your sin; in Hypergrace Gospel pp 31-33]
SALAH PAHAM NO 6 : PENGKHOTBAH HYPER-GRACE MENENTANG HUKUM TAURAT
"Pengkhotbah 'hyper-grace' mengatakan Taurat Tuhan itu buruk dan bercacat," kata para pengkritik. "Mereka menentang perintah-Nya yang sempurna." Pengkhotbah 'hype-grace' telah dituduh sebagai 'antinomian' atau penentang hukum Allah karena kami mengkhotbahkan apa yang Paulus khotbahkan; yaitu kita tidak berada di bawah Taurat tetapi di bawah kasih karunia (Roma 6:14-15). Yaitu Kristus adalah kegenapan hukum Taurat bagi siapa yang percaya (Roma 10:4). Tuduhan antinomianisme itu bukan hal baru. Seperti pengamatan Clark Whitten, orang agamawi telah menuduh pemberita kasih karunia menentang hukum Taurat sejak Yesus muncul : Yesus pasti telah dituduh sebagai seorang antinomian karena Ia membela diri-Nya dengan berkata, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya" (Matius 5:17). Rasul Paulus pasti telah menerima tuduhan yang sama dari para penganut Yudaisme dan ia meresponnya dengan menulis surat Galatia! Apakah pengkhotbah 'hyper-grace' menentang hukum Taurat? Tidak sama sekali. Kami mendukung Taurat dan tujuan hukum itu diberikan 100%. Joseph Prince berbicara mewakili kami semua saat ia menulis : Salah satu tuduhan yang ditujukan kepada saya adalah antinomian (seseorang yang menentang Taurat Musa). Kebenarannya adalah saya menaruh penghargaan tertinggi untuk Taurat ... Saya mendukung Taurat, dan mendukung tujuan Taurat itu diberikan ... Allah memberi Taurat bukan untuk ditaati. Ia memberikan Taurat supaya manusia tiba di akhir dirinya sendiri, sehingga ia bisa melihat kebutuhannya akan seorang Juruselamat. 16
'Injil' campuran (mixed-grace gospel) mencampurkan Taurat dan kasih karunia sehingga tidak mendapatkan manfaat dari keduanya. 'Injil' ini menerapkan Taurat sebagai panduan hidup dan memperlakukan kasih karunia tak lebih sebagai 'pelumas' untuk meminyaki 'gigi roda' kemampuan diri sendiri. Orang yang terjebak memercayai pesan ini menunjukkan pengabaian mereka baik terhadap Taurat -karena mereka tidak bisa memenuhinya tapi berpura-pura bisa- maupun terhadap kasih karunia -karena mereka lebih memercayai kemampuan dirinya ketimbang memercayai karya Kristus yang sempurna. Ini yang disebut dengan orang yang suam. Mereka tidak menyerah kepada tuntutan Taurat yang 'dingin' dan kaku, juga tidak menyerah kepada kasih-putih Bapa yang 'panas' dan penuh anugerah. Sebaliknya, orang yang mengkhotbahkan Injil 'hyper-grace' menghargai Taurat dan setuju dengan apa yang dikatakan Paulus, bahwa "hukum Taurat itu baik kalau tepat digunakan" (1 Timotius 1:8). Kami mengerti bahwa Taurat diberikan bukan untuk orang benar, tetapi untuk orang durhaka dan orang lalim, yang menentang Injil Allah. Taurat adalah bagi orang yang memercayai diri sendiri dan kebenaran mereka sendiri, bukannya memercayai Kristus dan kebenaran-Nya. Pengkhotbah 'injil' campuran akan mengatakan bahwa Taurat menunjukkan bagaimana menyenangkan Tuhan. Salah. Iman-lah yang menyenangkan Tuhan, dan Taurat bukanlah iman (Galatia 3:12). Pengkhotbah 'injil' campuran akan berkata, "Allah memberi kita Taurat untuk membantu kita mengalahkan dosa," padahal tidak. Allah memberi kita Taurat untuk membuat dosa 'mengalahkan' kita (Roma 7:10-11). Seperti pernah dikatakan Watchman Nee, Kita bisa katakan, dengan hormat, bahwa Allah tak pernah memberi kita Taurat untuk kita taati : Dia memberi kita Taurat untuk kita langgar! Dia tahu betul kita tak akan mampu menaatinya. Pengkhotbah 'hyper-grace' memahami bahwa tujuan Taurat adalah untuk menyingkapkan dosa sehingga kita bisa melihat kebutuhan kita akan Juruselamat (Roma 7:7). Jadi hukum Taurat diberikan adalah untuk menuntun kita kepada Kristus supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang, jadi kita tidak lagi berada di bawah pengawasan penuntun. (Galatia 3:24-25 terjemahan NIV) Taurat ditugasi untuk membuat kita tiba di akhir diri sendiri sehingga kita menyadari kita membutuhkan kasih karunia. Jadi, antinomian yang sesungguhnya adalah orangorang yang menggunakan Taurat untuk tujuan lain. Yaitu orang-orang yang hanya 17
menghargai Taurat di bibir saja tapi pada kenyataannya hanya menaati sebagian perintah Taurat. Mereka adalah pengkhotbah 'injil' campuran yang mengencerkan kekuatan Taurat yang menentang orang yang congkak dan membungkam orang yang benar-diri. Mereka adalah para preman yang berani-beraninya menakut-nakuti Mempelai Kristus dengan kutuk dan hukuman. [Paul Ellis : Myth 6 : Hyper-grace preachers are against the law; in The Hyper-grace Gospel pp 33-35]
SALAH PAHAM NO. 7 : PENGKHOTBAH HYPER-GRACE MENGABAIKAN PERJANJIAN LAMA
"Pengkhotbah 'hyper-grace' akan menyuruh anda membuang sebagian besar Alkitab anda," kata para pengkritik. "Mereka menyingkirkan Perjanjian Lama (Old Testament) karena menganggapnya tak relevan dan tak berguna." Tidak benar. Kami memandang Perjanjian Lama sebagai peti harta karun berisi cerita, kidung, peraturan, nubuatan, dan janji-janji yang semuanya mengarah kepada Yesus. Salah paham yang mengatakan pengkhotbah 'hyper-grace' mengabaikan Perjanjian Lama sebenarnya mudah disanggah. Bacalah buku-buku kami, tontonlah sermon kami, atau dengarkanlah podcast kami. Contohnya Joseph Prince. Jika anda pernah mendengar khotbahnya, anda akan tahu bahwa dia menggali kekayaan Perjanjian Lama yang hanya sedikit orang mampu lakukan. Dia menyelidiki arti kata dalam bahasa Ibrani, bagian yang tersembunyi dan kisah lama untuk memperlihatkan bagaimana kedatangan Yesus dan pelimpahan kasih karunia Allah begitu sangat dinantikan oleh orang yang hidup sebelum Dia. Anda bisa berkhotbah dari Kejadian hingga Wahyu dari cara pandang Yesus dan kasih karunia-Nya ... Bagaimanapun, Kristus tersembunyi di Perjanjian Lama dan dinyatakan di Perjanjian Baru. Jangkauan Perjanjian Lama itu sungguh luar biasa. Mencakup periode waktu yang panjang antara penciptaan hingga kelahiran Yesus. Di tengah-tengah periode itu, Musa memimpin umat Israel ke Gunung Sinai dimana mereka mulai masuk ke dalam perjanjian yang lama (old covenant). Yakni perjanjian menaati hukum, yang berlangsung selama 14 abad dan digenapi di salib. Para penulis Perjanjian Baru (New Testament) mengatakan dengan tegas supaya kita jangan lagi hidup di bawah perjanjian yang sudah tua dan usang ini karena Yesus membawa suatu perjanjian yang baru dan lebih baik yang didasari oleh kasih karunia-Nya (Ibrani 8:3). 18
Perjanjian yang lama dan yang baru (old and new covenant) sangatlah berbeda. Yang lama didasari oleh pengorbanan binatang yang berulang-ulang yang tidak akan bisa menghapuskan dosa, sementara yang baru didasari oleh korban satu-kali-untukselamanya Anak Domba Allah (Ibrani 9:26, 10:4). Yang lama tergantung kepada ketaatan anda yang pasti akan gagal, sedangkan yang baru tergantung kepada ketaatan Kristus yang sempurna -ketaatan hingga mati- dan sudah selesai. Kedua perjanjian dapat dibedakan dari 'gaya bahasa' yang digunakan. Orang yang hidup di bawah perjanjian yang lama berbicara dengan bahasa 'kehausan' dan rindu tak sampai menanti-nantikan Yesus. Tapi kita yang hidup di bawah perjanjian yang baru melihat ke belakang dengan penuh syukur dan berbicara dengan bahasa ucapan syukur dan puji-pujian. Kita mengatakan hal-hal seperti, "Aku telah disalibkan bersama Kristus," dan "Aku adalah ciptaan baru." Kita akan mengatakan hal-hal itu jika kita mengerti betapa berartinya salib. Benjamin Dunn menulis demikian : Tidakkah memilukan hati melihat begitu banyak orang percaya yang tidak tahu bagaimana berbicara dalam bahasa (baru) ini? Mereka terpuruk dalam sesuatu yang tak tuntas, bukannya mengapung dalam sesuatu yang sudah tuntas. Beberapa frasa perjanjian yang lama adalah : "Aku harus memakukan diriku ke salib setiap hari." "Aku adalah pendosa yang diselamatkan oleh kasih karunia." "Ya Tuhan, Engkau telah menyelamatkanku, sekarang datanglah dan sucikanlah aku," atau, "Aku harus mematikan dagingku setiap hari." Daftarnya masih panjang, dan terus terang saya benci mendengarnya, maka jangan ada lagi ocehan tanpa iman seperti ini. Karena ini bahasa yang sia-sia! Kita tidak hidup di masa perjanjian yang lama, tapi tidak berarti kita harus membuang kitab Perjanjian Lama dari Alkitab. Selama kita membaca kitab Perjanjian Lama dengan mata Perjanjian Baru, maka kita akan melihat apa yang harusnya kita lihat : Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. (Lukas 24:27) Yesus menjelaskan dari kitab Perjanjian Lama sehingga murid-murid-Nya dapat melihat apa yang tertulis tentang Dia disana. Itulah perlunya kita membaca Alkitab - untuk menemukan Yesus. Ada gambar Yesus dalam halaman. Alkitab adalah kisah tentang Yesus yang mengasihi kita, kehilangan kita, dan mendapatkan kita kembali. Alkitab menceritakan kisah ini dalam seribu cara, dan inilah sebabnya mengapa pengkhotbah 'hyper-grace' tidak ingin anda membuang Perjanjian
19
Lama dari Alkitab anda. Semua bagian dalam Alkitab adalah baik dan semuanya menunjuk kepada Yesus. Alkitab adalah kisah terhebat yang pernah diceritakan. [Paul Ellis : Myth 7 : Hyper-grace preachers ignore the Old Testament; in The HyperGrace Gospel pp 35-37]
SALAH PAHAM NO 8 : PENGKHOTBAH HYPER-GRACE MENGABAIKAN UCAPAN YESUS
"Pengkhotbah 'hyper-grace' mengatakan ucapan Yesus bukan untuk kita. Ucapan itu tidak punya kuasa dan tidak relevan bagi gereja modern." Salah satu tuduhan paling aneh yang ditujukan kepada pengkhotbah 'hyper-grace' adalah kami meremehkan pengajaran dan ucapan yang Yesus ucapkan sebelum salib. Padahal sesungguhnya, hanya pengkhotbah 'hyper-grace'-lah yang menanggapi ucapan Yesus dengan serius. Saat Yesus mengkhotbahkan hukum Taurat, kami katakan itulah hukum yang otentik, yang tidak boleh dianggap enteng. Dan saat Yesus menyingkapkan kasih karunia, kami membungkuk takjub dalam rasa syukur. Kami tidak akan berani menafsirkan ucapan Yesus dengan persyaratan dan peringatan yang dibuat-buat. Sebaliknya, orang-orang yang mengkhotbahkan 'injil' campuran-lah yang suka meremehkan ucapan Yesus sebagai ucapan hiperbola dan berlebihan. "Yesus tak serius tentang memotong tangan atau menjadi sempurna." Seperti Farisi jaman dulu, mereka memilah dan memilih perintah mana yang harus ditanggapi serius dan perintah mana yang dianggap sekedar metafor, tak nyata sehingga tak perlu ditanggapi serius. Kalau mau jujur, kesalahpahaman yang mengatakan pengkhotbah 'hyper-grace' menolak ajaran Yesus berasal dari inti kebenaran ini : Semua yang Yesus ucapkan adalah baik, tapi tidak semua yang Yesus ucapkan adalah baik untuk anda. Dengan kata lain, Yesus mengucapkan kata-kata yang perlu didengar seluruh dunia, tapi anda bukan 'seluruh dunia'. Contohnya, Yesus menyampaikan teguran sangat keras kepada orang Farisi yang disebut-Nya sebagai ular-ular dan orang neraka (Matius 23:15, 33). Apakah anda ular? Apakah anda orang neraka? Jika bukan, maka ucapan Yesus bagi mereka itu bukan buat anda. Apakah ini artinya kita harus menyampaikan Injil dengan membuang bagian-bagian yang tidak diterapkan atas kita? Saya pribadi tidak menyukai cara demikian. Saya yakin 'segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
20
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran' (2 Timotius 3:16). Tapi relevansinya ditentukan oleh konteks. Jika anda benar-diri, maka ucapan Yesus yang keras bagi orang Farisi yang benar-diri relevan buat anda. Anda perlu mendengar ucapan Yesus ini : Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (Matius 5:20) Namun, jika anda tak yakin dengan kebenaran anda sendiri, maka anda perlu mendengar janji Yesus akan kasih karunia-Nya ini : Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. (Matius 5:6) Apa yang anda dengar dalam ucapan Yesus mencerminkan apa yang ada di hati anda. Jika anda berdiri di atas kebenaran anda sendiri, anda akan mendengar Taurat seolaholah anda belum pernah mendengarnya sebelumnya. "Kamu telah mendengar ... tapi Aku berkata kepadamu ..." Yesus mengkhotbahkan hukum yang keras dan tanpa ampun yang tidak memberi tempat bagi kesalahan. "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Matius 5:48). Pesannya jelas. Anda harus sempurna, atau anda harus diwakili oleh Dia yang sempurna. Sebaliknya, jika anda sudah sadar bahwa anda tidak sempurna, anda harus mendengarkan ucapan kasih karunia Yesus. Anda harus mendengarkan Dia berbicara mengenai Bapa-Nya yang mengasihi anda, memelihara anda dan memberikan kebenaran-Nya kepada anda (Matius 6:33). Kejeniusan Yesus terletak pada kemampuan-Nya berbicara kepada khalayak ramai namun terhubung dengan setiap orang sesuai kebutuhan orang tersebut. Coba lihat cerita Yesus tentang orang Farisi dan pemungut cukai di Lukas 18:9-14 : Apa yang anda rasakan saat membaca perumpamaan ini? Apakah perumpamaan ini membuat anda penuh sukacita, atau penuh kemarahan? Respon anda terhadap cerita ini adalah respon anda terhadap Injil. Jika anda mengidentifikasi diri anda dengan si pemungut cukai, maka cerita ini adalah kabar baik. Benarkah? Dia pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah? Itu dia skandal kasih karunia. Allah membenarkan orang berdosa (Roma 4:5) ... Tapi jika anda yakin kepada kebenaran-dirisendiri, cerita ini sama sekali bukan kabar baik. "Tunggu dulu. Aku berpuasa. Aku memberi perpuluhan. Aku lebih baik dari kebanyakan orang. Yesus, apa-apaan ini?" Yesus tidak melunakkan kata-kata-Nya. "Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan” (Lukas 18:14). Itu adalah ucapan yang keras bagi hati yang keras. Itu 21
adalah kata-kata yang menghakimi kebenaran-diri dan membungkam kecongkakan. Itu adalah kalimat hukum Taurat bagi orang yang tidak melihat kebutuhannya akan kasih karunia. Pengkhotbah 'injil' campuran membaca ucapan Yesus secara selektif tetapi pengkhotbah 'hyper-grace' menghargai semua yang Yesus ucapkan. Pengkhotbah 'hyper-grace' menyadari bahwa Yesus adalah Sang Tabib yang sempurna yang akan memberikan resep obat yang sempurna. Dia memberi hukum Taurat bagi yang congkak dan kasih karunia bagi yang rendah hati. Tak penting siapa anda dan dimana posisi anda dalam perjalanan anda saat ini, Yesus punya ucapan yang bisa menyelamatkan hidup buat anda. [Paul Ellis : Myth 8 : Hyper-grace preachers disregard the words of Jesus; in The HyperGrace Gospel pp 37-39]
SALAH PAHAM NO 9 : INJIL HYPER-GRACE MENDORONG ORANG BERDOSA
"Injil 'hyper-grace' mendorong orang untuk berdosa. Kehidupan bergelimang dosa adalah buah dari pengajaran kasih karunia modern." Selama 2000 tahun, penentang kasih karunia telah menuduh kasih karunia mendorong orang berdosa dan hidup tak bermoral (lihat Roma 6:1-2). Tetapi kasih karunia bukanlah ijin untuk berdosa, sama halnya dengan arus listrik bukanlah ijin untuk menyetrum diri anda. Mengatakan 'kasih karunia mendorong orang berdosa' sama artinya dengan mengatakan 'obat mendorong orang menjadi sakit'. Itu adalah pemutarbalikan yang mendorong orang tidak memercayai satu-satunya hal yang memampukan mereka untuk tidak berbuat dosa lagi. Spurgeon tak punya waktu mengurusi kebodohan macam ini : Tak ada doktrin yang sedemikian diperhitungkan untuk menjaga seseorang dari dosa seperti doktrin kasih karunia Allah. Siapapun yang menyebutnya 'doktrin tak bermoral' tak tahu apa-apa mengenainya. "Pengkhotbah 'hyper-grace' bilang tak penting apa yang anda lakukan. Anda boleh terus berdosa." Sebenarnya, apa yang anda lakukan adalah penting karena dosa bersifat merusak. Dosa melukai orang-orang. Tapi karena kami tidak terbiasa memperhatikan dosa orang lain, saya mengerti bagaimana sampai ada yang salah paham. Demikian pula D. Martyn Lloyd-Jones : Tidak ada ujian yang lebih baik mengenai apakah seseorang telah mengajarkan Injil keselamatan Perjanjian Baru dari pada ini, bahwa akan ada orang yang salah mengerti 22
dan salah menafsirkan pesan itu sedemikian sehingga -karena anda diselamatkan hanya oleh kasih karunia tidaklah penting apa yang anda lakukan- anda boleh berdosa sesuka anda karena itu akan makin membesarkan kemuliaan kasih karunia. Inilah ujian yang sangat baik atas Injil yang diberitakan. Jika pesan Injil keselamatan yang saya sampaikan tidak sampai menimbulkan kesalahpahaman yang demikian, maka pesan yang saya sampaikan bukan Injil." Saat anda mengkhotbahkan kasih karunia Allah yang penuh skandal, banyak orang yang akan salah menerjemahkan pesan anda sebagai dorongan untuk berdosa. Itu hal yang sama sekali tak terelakkan. Tapi orang yang meremehkan kasih karunia sebagai ijin untuk berdosa sebenarnya menunjukkan ketidaktahuan dan kebodohan mereka tentang hal itu. Barangkali John Calvin akan mengatakan, "Bagaimana mungkin obat yang seharusnya membunuh penyakit (yaitu obat kasih karunia) justru dikatakan memberi makan penyakit (yaitu penyakit dosa)? "Pengkhotbah 'hyper-grace' bersikap lunak pada dosa. Mereka tidak mengecam dosa sekalipun itu di depan mata mereka." Tuduhan yang sama juga diarahkan kepada Yesus. Seorang perempuan yang tertangkap basah sedang berzinah dibawa ke hadapan-Nya untuk dihukum tapi Dia bahkan tidak menyebut dosa perempuan itu. Tidak sekalipun. Sebaliknya, Ia katakan, "Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi" (Yohanes 8:11). Yesus tidak mengeluarkan ancaman. Dia mengatakan, "Terimalah anugerah-tiadapenghakiman dari-Ku dan hiduplah merdeka dari dosa." "Pengkhotbah 'hyper-grace' adalah pendosa terselubung yang memutarbalikkan pesan kasih karunia untuk menyokong gaya hidup mereka yang tak kudus." Pengkhotbah kasih karunia kadang dibandingkan dengan orang-orang tak bermoral yang ditulis di Yudas 1:4. Karena kami berdiri bersama Yesus, bukannya bersama orang Farisi, kami dituduh bersikap lunak terhadap dosa dan dituduh sebagai pendosa. Ini adalah tuduhan bersifat fitnah yang dibuat oleh orang yang tak mengerti kasih karunia. Jelas, penyalahgunaan kasih karunia sangat memprihatinkan. Demikian juga malpraktik dalam dunia kedokteran, tapi tak seorang pun menyarankan untuk menutup rumah sakit yang bersangkutan. Seperti dikatakan Rob Rufus, "Cara terbaik untuk menyikapi penyalahgunaan bukanlah tidak menggunakan, tapi penggunaan yang tepat." Penyalahguna kasih karunia sering kebingungan dalam hubungan mereka dengan Allah. Seperti dikatakan Jefferson Bethke, "Hanya orang-orang yang memandang Allah sebagai hakim mereka, bukan Bapa mereka, yang akan mencoba memanfaatkan kasih karunia." Masalah para penyalahguna kasih karunia bukanlah perilaku, tapi identitas mereka. Yang satu mengikuti yang lain. Apa yang anda lakukan keluar dari siapa diri anda. Jika anda memandang diri anda sebagai pendosa, anda akan berbuat dosa. Tapi jika anda 23
memandang diri anda sebagai anak kesayangan Allah, anda tidak akan berbuat dosa. Anda akan dengan senang hati menerima kasih karunia-Nya yang membebaskan anda dari kuasa dosa (lihat Roma 6:14). Paul White menulis : Ada perbedaan antara mengejar kasih karunia karena apa yang diberikannya dan mengejar kasih karunia karena Siapa kasih karunia itu ... Adalah Yesus, bukan pengajaran, yang menjadikan kita sebagaimana adanya kita. Yesus adalah kasih karunia. Menyalahgunakan kasih karunia adalah menyalahgunakan Yesus. Orang yang mengasihi-Nya tak akan melakukan itu. Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita bisa mengatakan 'Tidak' kepada segala kefasikan... (Titus 2:11-12) Yesus adalah kasih karunia yang menawarkan keselamatan kepada semua orang. Kasih karunia-Nya mendidik kita mengatakan tidak kepada dosa. Kalau kasih karunia yang anda jalani saat ini mengajar anda untuk mengatakan ya kepada dosa, itu bukan kasih karunia. Itu pengganti bikinan manusia. Mengatakan kasih karunia mendorong orang berbuat dosa sama dengan mengatakan Yesus mendorong orang berbuat dosa. Itu adalah fitnah yang terbaik dan penghujatan yang terburuk. Kasih karunia bukanlah ijin untuk berdosa; kasih karunia adalah kuasa Allah untuk tidak berbuat dosa lagi. Sebagian orang mencoba keras menekan dosa dengan menerapkan hukum Taurat, tapi hal itu hanya akan membuat dosa dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Pendekatan berdasarkan Taurat tidak akan berhasil karena kuasa dosa adalah Taurat (1 Korintus 15:56). Memerangi dosa dengan Taurat sama dengan mencoba memadamkan api dengan seember bensin. Bukan Taurat yang akan mendidik kita menolak kefasikan. Tapi hanya kasih karunia Allah. Siapapun yang berusaha mencampurkan kasih karunia dengan Taurat merusakkan khasiat 'obat' yang harusnya bisa memerdekakan anda. Hanya kasih karunia Allah yang murni tanpa pengenceran yang akan mengubah seorang pendosa menjadi orang kudus, seorang pembenci menjadi pengasih, seorang Farisi menjadi rasul. Berdosa di gereja 'campuran' (yang mencampurkan kasih karunia dengan Taurat) dan anda akan mendengar, "Lihat apa yang kamu lakukan!" Tapi berdosa di gereja 'hypergrace' maka pesan yang anda akan dengar adalah, "Lihatlah apa yang Dia lakukan dan apa yang sekarang bisa kamu lakukan karena apa yang telah Dia lakukan!"
24
Gereja 'campuran' akan menyuruh anda berbalik dari dosa setiap kali anda berdosa. Membuat anda jadi 'pendosa puyeng'. Tapi gereja 'hyper-grace' akan melakukan persis seperti yang Paulus lakukan terhadap gereja Korintus yang bermasalah dengan dosa dan menunjukkan identitas sejati anda di dalam Kristus. Gereja 'hyper-grace' akan mengatakan hal seperti : (Kamu) dikuduskan dalam Kristus Yesus dan dipanggil menjadi orang-orang kudus, ... Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal ... (dan) Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. (1 Korintus 1:2-5, 8) Kita berkemenangan atas dosa bukan dengan berjuang menaati aturan. Kita menang atas dosa dengan memercayai Yesus yang mengasihi kita dan yang hidup di dalam kita. Jadi, pandanglah diri anda sudah mati terhadap dosa dan hidup bagi Kristus, dan jadilah merdeka! [Paul Ellis : Myth 9 : Hyper-grace gospel encourages sin; in The Hyper-Grace Gospel pp 39-42]
SALAH PAHAM NO.10 : INJIL HYPER-GRACE MENGHALANGI KETAATAN DAN HIDUP KUDUS "Pengkhotbah kasih karunia mungkin tidak menyarankan orang berdosa," demikian kata para pengkritik. "Tapi mereka juga tidak menantang orang untuk menjalani kehidupan yang taat kepada Yesus." Itu tergantung definisi anda tentang ketaatan. Jika ketaatan yang anda maksudkan adalah, "Taati aturan, atau tahu rasa," maka anda benar karena pengkhotbah kasih karunia tak akan menempatkan orang percaya di bawah Taurat. Pengkhotbah 'injil' campuran akan berkata, "Kamu harus menaati Taurat," tapi yang harus digarisbawahi bukan apakah anda taat pada-Nya atau tidak, tapi apakah anda percaya pada-Nya atau tidak. Wayne Jacobsen menjelaskan perbedaan kedua hal tersebut dalam bukunya 'He Loves Me' :
25
Seseorang bisa menaati Allah tapi tidak memercayai Dia, dan dengan demikian melewatkan hubungan dengan Dia. Sebaliknya, seseorang yang memercayai Dia tidak bisa tidak menaati Dia. Pengkhotbah kasih karunia menekankan kasih Allah dengan alasan yang sama dengan Yesus : kasih Bapa kita adalah akar yang darinya kita bertumbuh. Ketaatan bukanlah sesuatu yang kita lakukan untuk meraih kasih-Nya. Ketaatan adalah bukti kasih-Nya sempurna di dalam kita. Joseph Prince menulis demikian : Orang bilang siapapun yang mengkhotbahkan kasih karunia tidak mengkhotbahkan ketaatan. Yang tidak mereka sadari adalah di bawah perjanjian yang lama (old covenant), ketaatan adalah akar dari segala berkat Allah. Tapi di bawah perjanjian baru kasih karunia (new covenant of grace), Allah lebih dulu memberkati kita, dan ketaatan adalah buah. Keberatan lain yang juga ditujukan kepada Injil 'hyper-grace' adalah ketidakseimbangan. Injil 'hyper-grace' terlampau menekankan satu pengajaran (kasih karunia) di atas yang lain (pertobatan, ketaatan, kekudusan, dll). Tapi seperti kita lihat, kasih karunia bukanlah suatu pengajaran. Kasih karunia adalah Seseorang dan namaNya adalah Yesus. Di dalam Dia terdapat segala hikmat dan segala pengajaran yang anda butuhkan. Yang lain mengatakan, "Kita membutuhkan kasih karunia dan kita membutuhkan kebenaran," seolah-olah dimungkinkan memiliki yang satu tanpa yang lain. Padahal tidak mungkin terjadi kasih karunia tanpa kebenaran karena keduanya melekat dalam Yesus. "Kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus" (Yohanes 1:17). Jika anda memiliki Dia maka anda memiliki kasih karunia dan memiliki kebenaran dengan segala kelimpahan. Anda memilikinya sebagai paket lengkap. Demi keperluan argumentasi, katakanlah anda bisa memiliki kasih karunia tanpa kebenaran. Apa itu kebenaran yang hilang dari Injil 'hyper-grace'? Menurut para pengkritik kami, yang hilang adalah penekanan untuk melakukan Taurat dan hidup kudus. "Pengkhotbah 'hyper-grace' mengatakan, "Yesus mengasihimu", tapi itu hanya separuh dari pesan keseluruhan. Mereka tidak memberi tahu anda ucapan Yesus dalam Yohanes 14:15 - 'Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.'" Pengkhotbah 'injil' campuran membaca ucapan Yesus secara terbalik dan mengatakan bahwa anda harus taat sebagai bukti kasih anda kepada-Nya. Tapi ketaatan adalah buah, bukan akar. Yesus sedang berjanji, bukan sedang mengancam. Yang Yesus katakan adalah jika anda berdiam dalam pokok anggur dan berjemur dalam kasih-Nya,
26
Dia akan menghasilkan buah-Nya dalam hidup anda tanpa kesulitan. Itu hal yang tak terelakkan. Pengkhotbah 'hyper-grace' bersepakat dengan kata-kata Yesus : "Jika engkau mengasihi Aku, kamu akan taat." Orang yang tinggal tenang dan beristirahat dalam kasih-Nya yang tak bersyarat akan memercayai Dia dan melakukan apa yang Dia katakan tanpa usaha sadar. Mereka tak membutuhkan aturan untuk mengatur apa yang harus mereka lakukan karena Roh Kudus sendirilah penuntun mereka (Yohanes 16:13). Ini cara hidup yang sama sekali berbeda. "Pengkhotbah 'hyper-grace' meneguhkan hasrat penuh nafsu para pendengarnya." Apa itu hasrat penuh nafsu? Jika anda sudah dilahirkan kembali (lahir baru), anda diberikan sifat yang baru dan hati yang baru. Hai orang-orang kudus, anda itu satu dengan Tuhan kita. Anda memiliki hasrat yang sama dengan yang Tuhan Yesus miliki. "Kasih karunia membuat orang Kristen tidak kunjung dewasa dan menghalangi mereka mengejar kekudusan." Ngapain kita mengejar sesuatu yang sudah kita miliki? "Karena pengudusan adalah suatu proses," kata pengkhotbah kekudusan. "Kekudusan adalah hasil dari kedisiplinan dan kesetiaan dalam berdoa, mempelajari Alkitab dan kemurnian hidup." Tapi Alkitab sendiri mengatakan kekudusan adalah anugerah, suatu hadiah. Seperti halnya semua berkat Allah, kekudusan datang kepada kita hanya melalui kasih karunia saja. Karena Dia-lah kamu berada dalam Kristus Yesus, yang telah menjadi hikmat bagi kita dari Allah - yaitu kebenaran dan pengudusan dan penebusan kita. (1 Korintus 1:30) Tak perlu anda ragu akan persyaratan Allah. Dia mensyaratkan anda harus sepenuhnya kudus. Anda tak akan mampu menjadi kudus kecuali anda memang sudah kudus. Injil 'hyper-grace' menyatakan bahwa kekudusan yang anda dan saya butuhkan ada dalam Yesus Kristus. Pengudusan bukanlah proses tiga tahap, tapi proses satu tahap dan Yesus adalah tahap tersebut. "Pengkhotbah 'hyper-grace' menghalangi kehidupan kudus." Sebaliknya, apa yang kami halangi adalah pencarian sia-sia untuk menjadikan diri anda kudus dengan berlaku kudus. Kami sependapat dengan para penulis Perjanjian Baru (New Testament) yang mengatakan hal-hal seperti, "Kamu kudus maka jadilah kudus." Anda bisa melihat perbedaannya? Di bawah perjanjian yang lama, kekudusan adalah lakukan-untuk-menjadi. Berlakulah kudus dan barangkali anda akan jadi kudus, sekalipun tak pernah ada yang mampu melakukannya. Tapi di bawah perjanjian yang baru, kekudusan adalah lakukan-karena-itulah-anda. Jadilah kudus karena di dalam Kristus anda kudus, benar-benar kudus.
27
Bagaimana pengkhotbah 'hyper-grace' mendorong kekudusan? Bukan dengan menyuruh anda mendaftar kursus kekudusan yang didasari kekuatan daging. Sebaliknya, kerinduan kami adalah agar anda ... Bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya. (2 Petrus 3:18) Tak ada hal di dalam kita yang bisa menyelamatkan atau menguduskan kita. Semua yang kita butuhkan harus datang dari 'atas'. Semua yang kita butuhkan ditemukan dalam Yesus. [Paul Ellis : Myth 10 : Hyper-grace gospel discourages obedience anda holy living; in The Hyper-Grace Gospel pp 42-45]
SALAH PAHAM NO.11 : PENGKHOTBAH HYPER-GRACE TIDAK MEMBAHAS NERAKA DAN MURKA ALLAH
"Pengkhotbah 'hyper-grace' menghadirkan gambaran yang tak seimbang mengenai Allah." Demikian kata pengkritik. "Mereka memberitakan kasih Allah kepada anda, tapi tidak memberitakan murka atau penghukuman-Nya. Mereka bercerita tentang surga tapi tidak bercerita tentang neraka." Terbalik dengan apa yang telah anda dengar, pengkhotbah 'hyper-grace' berbicara mengenai neraka, murka dan penghukuman. (Saya telah menulis serial artikel membahas topik tersebut dan saya yakin saya bukan satu-satunya pengkhotbah kasih karunia yang melakukan hal itu). Yang tidak kami lakukan adalah mencampurkan kabar buruk dengan kabar baik. Andrew Wommack menulis demikian : Injil adalah kabar baik - bukan kabar buruk! Itu jelas membatasi apa yang kita maksud dengan kata Injil. Orang-orang yang menentang pesan kasih karunia modern kadangkala mengatakan kami yang mengkhotbahkan kasih karunia sengaja mengecualikan neraka dari Injil. Mereka benar. Neraka adalah kabar buruk. Injil adalah kabar baik. Sesuai definisinya, tak mungkin ada kabar buruk di dalam kabar baik. Wayne Jacobsen menulis bahwa saat kita menggunakan ancaman neraka untuk memotivasi orang datang kepada Allah, kita sedang menggunakannya dalam cara yang tak pernah Yesus maksudkan. Sebagai hasilnya, 28
Kita mendorong orang menjauh dari kerinduan terbesar Allah, bukannya mengundang mereka datang mendekat. Pesan-Nya bukan, "Datanglah kepada Allah atau kamu akan terbakar di neraka." Pesan-Nya adalah, "Kerajaan Allah telah datang padamu dan kamu bisa menjadi bagian darinya." Yesus tak pernah berniat menakut-nakuti orang, sebaliknya mengundang mereka untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Ini bukan tentang anda telah diselamatkan dari apa, tapi tentang anda telah diselamatkan kepada apa. Hal ini penting, sehingga dalam kesimpulannya tentang Injil, Paulus tak pernah menyinggung neraka : Oleh Injil ini kamu diselamatkan ... Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci (1 Korintus 15:2-4) Bahkan Paulus tak pernah menyebut neraka di suratnya yang manapun. Sekalipun Paulus pernah mengkhotbahkan tentang penghakiman dan murka yang akan datang, ia tak pernah menggunakan ketakutan akan neraka untuk mendorong orang masuk ke dalam hubungan kasih dengan Yesus. Dalam kasih tidak ada ketakutan. Darrin Hufford menulis kita semua ditarik kepada Bapa oleh Roh Kudus, bukan oleh ancaman neraka : Ancaman tentang neraka membawa ketakutan dan penghukuman. Hanya orang yang tak punya kasih yang bisa berpikir demikian ... Allah menciptakan manusia bukan untuk menyelamatkan jiwa mereka dari neraka. Dia menciptakan laki-laki dan perempuan untuk dapat berhubungan satu dengan yang lain, dan berhubungan dengan Dia ... Allah tak pernah suka melihat manusia menerima apa yang pantas diterimanya. Dia menyelamatkan kita dari apa yang pantas kita terima. Menaruh neraka di pusat Injil adalah kesalahan memahami karakter Allah sebagai penghukum penuh dendam yang mengirim orang ke neraka, padahal Ia adalah Bapa yang pengasih yang menyelamatkan anak-anak-Nya dari neraka pilihan mereka sendiri. "Pengkhotbah 'hyper-grace' tak pernah mengingatkan orang benar mengenai murka yang akan datang." Demikian juga setiap orang dalam Alkitab. Yohanes Pembaptis mengingatkan orang Farisi dan Saduki mengenai murka yang akan datang, tapi anda kan bukan orang Farisi dan Saduki. Injil bukanlah 'takutlah akan murka yang akan datang," tapi, "Yesus menyelamatkan kita dari murka yang akan datang" (lihat 1 Tesalonika 1:10). Bagi orang percaya, murka sudah dikeluarkan dari persamaan. Pengkhotbah 'injil' campuran akan mencampurkan kabar buruk dengah kabar baik dan bersikeras bahwa ancaman neraka adalah bagian dari pesan Injil. Pengkhotbah 'injil' campuran membingungkan orang percaya dengan memberitakan bahwa Allah 29
mengasihi mereka, tapi jika mereka tidak berhati-hati mereka bisa jatuh ke dalam penghukuman dan murka Allah. Orang yang sudah selamat bisa saja jadi tidak selamat dan orang yang sudah diangkat menjadi anak bisa saja ditelantarkan Allah. Sebaliknya, pengkhotbah 'hyper-grace' mengatakan tidak ada kabar buruk dalam kabar baik. Mereka akan mencari para pendosa dan membujuk mereka dengan kasih Allah dan meyakinkan orang percaya tak ada seorangpun yang bisa merebut mereka dari tangan Bapa. Mereka akan mengatakan hal-hal seperti, "Tidak ada hal dalam kehidupan maupun kematian yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 8:38-39). [Paul Ellis : Myth 11 : Hyper-grace preachers don't talk about hell and wrath; in The Hyper-Grace Gospel pp 45-47]
SALAH PAHAM NO.12 : INJIL HYPER-GRACE BIKIN ORANG JADI MALAS
"Kasih karunia adalah Injil yang lunak bagi orang Kristen yang lembek," ujar para pengkritik. "Kasih karunia mendorong kepasi fan dan kemalasan." Begitu ya? Maka berarti ada yang lupa mengingatkan Paulus : Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. (1 Korintus 15:10) Ini bukan kalimat pidato dalam penghargaan Grammy. Ini kalimat Paulus yang memberitahu kita rahasia kesuksesannya. Paulus adalah seorang pendiri gereja yang sekeras baja. Dia menulis surat-surat yang akan membentuk dunia selama 2000 tahun. Bagaimana ia melakukannya? "Aku tidak membuat ini semua terjadi," kata Paulus. "Allah dan aku melakukannya bersama." Kasih karunia tidak membuat orang jadi malas, sebaliknya membuat orang menjadi produktif dan berbuah secara supranatural. Berbeda dengan Taurat yang tidak memberi pertolongan apa-apa kepada yang memercayainya, kasih karunia membuat kita terbang. Puisi berusia 300 tahun dari John Bunyan ini menjelaskannya dengan sangat baik : Lari, John, lari, kata hukum Taurat, Tapi dia tak memberi kita kaki atau tangan.
30
Betapa lebih indah kabar baik yang Injil bawa : Ia membuat kita melayang dan memberi kita sayap. Dalam bukunya 'Extra Virgin Grace', Ryan Rufus menulis bab yang judulnya 'Lebih banyak yang terselesaikan saat anda beristirahat.' Judul ini menangkap secara sempurna hubungan antara kasih karunia Allah dengan buah kita. Selama anda bekerja bagi Tuhan - dengan melayani, berusaha menghasilkan buah - anda tidak akan berbuah. Tapi begitu anda beristirahat dan tinggal tenang di dalam Dia, Dia akan mulai menghasilkan buah-Nya di dalam anda. Perbedaannya sungguh besar. Saat saya masih menjadi gembala, saya bekerja membanting tulang dalam pelayanan bagi Tuhan. Tapi yang saya dapatkan adalah buah kecil yang tak ada artinya. Tapi saat saya belajar tinggal tenang di dalam kasih karunia Allah, saya berbuah seribu kali lipat. Setiap pengkhotbah kasih karunia mempunyai kesaksian serupa. Pernahkah anda dengar bagaimana Joseph Prince atau Andrew Wommack dulu, sebelum mereka mengkhotbahkan kasih karunia yang radikal? Salah satu ilustrasi terbaik tentang bagaimana kasih karunia membuat kita berbuah adalah yang dibuat oleh Tullian Tchividjian dalam bukunya 'One Way Love'. Tullian menceritakan tentang dua orang sahabat yang sama-sama melamar ke perguruan tinggi. Yang seorang diterima sementara yang seorang lagi ditangguhkan. Beberapa bulan kemudian keduanya mengambil kelas yang sama dan mendapat tugas yang sama. Yang telah diterima di perguruan tinggi mengikuti banyak kegiatan ekstrakurikuler. Dia membentuk band, mengikuti kegiatan panjat tebing dan membuat program untuk membantu anak-anak kurang mampu. Temannya yang ditangguhkan juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, tapi dengan motivasi untuk membuat panitia penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi tersebut terkesan. Bagaimana akhirnya? Di akhir semester, mahasiswa yang ditangguhkan itu demikian kelelahan sementara yang sudah diterima begitu penuh energi. Karena ia bebas dari tekanan untuk membuat orang lain terkesan dan kebutuhan untuk bermain aman, mahasiswa yang sudah diterima itu menulis makalah mengenai topik yang sungguh ia minati dan berhasil naik tingkat. Tchividjian menyimpulkan bahwa buah dari suatu jaminan bukanlah kemalasan tapi kreativitas, kemurahan hati dan kegembiraan. Kasih Allah yang tidak bersyarat memberi anda sayap. Kasih itu menginspirasi anda untuk menempuh resiko dan menjadi murah hati. Saat anda dipenuhi sukacita dalam kasih karunia Allah, bekerja tidak terasa seperti bekerja. Itu akan terasa seperti sedang bersenang-senang. "Tapi jika anda mengatakan kepada orang-orang bahwa mereka tidak perlu melakukan apa-apa buat Allah, mereka tak akan melakukan apa-apa." Bagus! Mereka memang tak 31
harus melakukan apapun, karena Bapa anda tidak sedang mencari 'pembantu', Dia sedang mencari 'Anak'. Ini bukan tentang apa yang anda lakukan buat Dia. Ini tentang apa yang anda dan Dia dapat lakukan bersama-sama. Dari dirinya sendiri rasul Paulus tak bisa melakukan apa-apa, tapi bersama dengan Allah mereka mengubah dunia. "Pemercaya 'hyper-grace' terlalu malas untuk membuka dan membaca sendiri Alkitab mereka." Jangan terjebak pada pemikiran yang mengatakan membaca sekian pasal Alkitab atau berdoa sekian jam sehari akan membuat Allah terkesan. Itu tak benar. Orang Kristen di masa Perjanjian Baru tak punya Alkitab dan sebagian besar dari mereka bahkan tidak bisa membaca. Namun itu tak menghalangi mereka berjalan dalam perkenanan Bapa mereka dan 'membakar dunia' dengan kabar baik tentang Yesus. "Kasih karunia itu tidak bertanggungjawab karena mengatakan kita tidak punya kewajiban untuk melakukan apapun. Padahal kita punya tugas untuk melayani Tuhan." Di mulut seorang pengkhotbah 'injil' campuran, kata-kata seperti 'tugas' dan 'tanggungjawab' adalah jargon bagi Kekristenan berbasis perbuatan. Mereka menyampaikan suatu 'rasa berkewajiban' yang membuat anda menjadi 'sadar-hutang' bukan 'sadar-kasih karunia'. Yesus menderita dan mati bukan supaya anda merasa berhutang kepada-Nya. Ia melakukannya untuk menunjukkan betapa Dia mencintai anda. Pemikiran yang mengatakan anda berkewajiban membayar Dia atas pengorbanan-Nya yang tak ternilai sungguh menggelikan. Memangnya apa yang bisa anda berikan sebagai pembayaran kasih karunia-Nya? Tak ada. Begitu anda membayar Dia dengan sesuatu, seketika itu juga kasih karunia bukan kasih karunia lagi. Satu-satunya 'tugas' anda adalah berkata, "Terimakasih Yesus!" Di dalam lingkungan 'injil' campuran anda akan merasakan tekanan untuk melakukan sesuatu dan memenuhi harapan orang lain. Tapi berjalan di dalam kasih karunia anda akan menemukan ketiadaan tekanan, hanya kebebasan untuk menjadi pribadi sebagaimana anda diciptakan Allah. Agama bikinan manusia akan mengatakan kepada anda bahwa anda wajib memberi hasil kepada Allah. Padahal satu-satunya kewajiban anda adalah bersinar sebagai anak kesayangan Allah. [Paul Ellis : Myth 12 : Hyper-grace gospel makes people lazy; in The Hyper-Grace Gospel pp 47-50]
Penterjemah: Mona Yayaschka
32