31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Deskripsi Kondisi awal
Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas IV SD Negeri
Kepohkencono 01 Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati
sangat rendah.
Adapun hasil belajar pada pengamatan awal dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Hasil Evaluasi Kondisi Awal Mata Pelajaran IPA NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Indikator
Keterangan
Nilai terendah Nilai tertinggi Jumlah nilai Nilai rata – rata Banyaknya siswa dengan nilai > 75 Prosentase siswa dengan nilai > 75 Banyaknya siswa dengan nilai < 75 Prosentase siswa dengan nilai < 75
30 80 1035 54 6 32 % 13 68 %
Pada tabel 3 menunjukkan ada 6 siswa yang mendapat nilai di atas 75, dan ada 13 siswa yang mendapat nilai di bawah 75. Apabila data di atas disajikan dalam bentuk grafik maka akan terlihat seperti gafik 1 berikut : Grafik 1 Hasil Evaluasi Kondisi Awal
31
32
Kondisi tersebut menjadikan indikator pada penelitian ini bahwa kemampuan belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Kepohkencono 01 adalah rendah. Rendahnya kemampuan siswa tersebut di atas disebabkan karena siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari IPA. Berdasarkan hasil observasi pada waktu guru mengajar, menunjukkan bahwa pembelajaran yang terjadi cenderung bersifat monoton, kurang komunikatif, cenderung bersifat ceramah, serta siswa kurang terlibat aktif. Berdasarkan kajian awal tersebut, maka perlu suatu pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan kelancaran komunikasi antara guru maupun siswa, situasi kelas yang kondusif, siswa terlibat aktif dalam belajar, serta
siswa meningkat motivasinya untuk belajar. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran dengan penggunaan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD yang dilaksanakan dalam dua siklus.
4.2. Deskripsi Siklus I Dengan penggunaan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD terbukti dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar, keaktifan siswa dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar IPA dapat di tingkatkan. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, karena pada siklus kedua data yang diperoleh sudah memperoleh hasil belajar sesuai yang di inginkan. Berikut ini adalah uraian pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan. 4.2.1. Perencanaan Tindakan Sebelum melaksanakan tindakan siklus I perlu adanya perencanaan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan supaya pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan dalam tindakan siklus I adalah sebagai berikut: 1) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah,2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi pemeliharaan panca indra, 3) Menyiapkan instrumen penelitian untuk keterampilan guru dan aktivitas siswa, 4) Menyiapkan format evaluasi pre tes dan post tes, 5) Mempersiapkan sumber belajar yang dibutuhkan, 6) Mengembangkan sekenario pembelajaran “Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD, 7) Merancang dan menyiapkan lembar kerja siswa.
33
4.2.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 24 Nopember 2011 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit). Pembelajaran IPA kelas IV semester I, materi pemeliharaan panca indra. Adapun langkah-langkahnya adalah: 1) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok 4 siswa, 2) Guru menyajikan materi cara pemeliharaan panca indra, 3) Guru memberi lembar kerja kelompok yang akan dipelajari siswa yang akan, 4) dipelajari siswa dalam kelompok-kelompok Kooperatif, 5) Guru memberikan pertanyaan atau kuis dan siswa menjawab pertanyaan kuis dengan tidak saling membantu, 6) Guru mengamati tiap-tiap kelompok yang bekerja, 7) Siswa mengerjakan lembar kerja siswa secara kelompok., 8) Siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok. 4.2.3. Hasil Observasi 4.2.3.1. Keterampilan Guru Data hasil observasi keterampilan guru digunakan untuk mengetahui keterampilan guru selama proses belajar mengajar (Lampiran 6). Data yang diperoleh dari lembar observasi keterampilan guru. Berdasarkan hasil observasi, dan dilakukan analisis siklus ke I diperoleh data seperti pada tabel 4 dibawah ini : Tabel. 4. Hasil Observasi Keterampilan Guru Pada Siklus I No 1
2 3 4
Indikator pengamatan Kegiatan Pra Pembelajaran Menginformasikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Kooperatif Learnig Tipe STAD Menjelaskan materi dan kerja kelompok yang akandilakukan Kegiatan Awal Pengorganisasian siswa dalam kelompok. Memberi bimbingan kelompok bekerja dan belajar Kegiatan Inti Memberi rangsangan berpikir pada kelompok Memberi motivasi pada kelompok yang berpendapat Kegiatan Penutup Memberikan penilaian baik individu maupun kelompok Memberikan pengharagaan kelompok Jumlah Rata Katagori
Skor Penilaian
Kategori
2
Cukup
2
Cukup
3
Baik
3
Baik
2
Baik
2
Cukup
2
Cukup
3
Baik 20 2,5 Cukup
34
Dalam Pendekatan Kooperatif Tipe STAD ini, peneliti melakukannya perbaikan, peneliti menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran yang di gunakan. Permasalahan yang berupa LKS untuk didiskusikan secara kelompok, memberikan kuis individual, mencatat skor kemajuan siswa serta pemberian penghargaan kepada tim. Peneliti membagi siswa menjadi 4-5 siswa. Dalam pembagian tim, peneliti mengalami kesulitan yaitu siswa ramai sendiri dikarenakan siswa jarang belajar tim pada pembelajaran biasanya. Guru mengkondisikan siswa dan memberikan penguatan pada pembelajaran berlangsung, peneliti memberikan penghargaan dan hadiah tim yang aktif dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam kegiatan akhir peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diajarkan serta memberikan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan sesuai dengan metode pembelajaran. Dari 9 aspek keterampilan guru diatas dapat dilihat bahwa dalam siklus ini, guru kolaborator mengamati keterampilan guru dan memberikan nilai aktivitas guru dengan nilai 2,4 (Baik) yang berarti aktivitas guru dalam pembelajaran IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I ini berkategori Baik. 4.2.3.2. Observasi aktivitas siswa Berdasarkan observasai pada siklus I, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dalam belajar. Pembelajaran akan dimulai, sebagian siswa belum siap untuk mengikuti pelajaran. Mereka masih sibuk bergurau dengan teman sebangkunya. Guru mencoba untuk mengkondisikan siswa. Ketika peneliti menggunakan media pembelajaran, perhatian seluruh siswa terpusat pada peneliti, dikarenakan pembelajaran ini sangat jarang dilakukan dalam pembelajaran yang dilakukan pada setiap harinya yaitu pada pembelajaran IPA. Pada saat belajar tim, siswa sangat bersemangat dalam menjalaninya walaupun keadaan kelas ramai ketika di lakukan pembagian tim. Guru mencoba untuk mengkondisikan dengan baik. Belajar tim yang dilakukan oleh siswa dapat dikategorikan baik, mereka mempunyai rasa keingintahuan untuk dapat menguasai materi, tetapi masih ada siswa yang hanya mendengarkan teman satu timnya menjelaskan tanpa bisa menangkap apa yang telah dijelaskan anggota timnya tadi, hal ini disebabkan karena komunikasi yang kurang lancar antar anggota satu tim.
35
Anggota dalam satu tim belum tentu menguasai materi semua. Dalam belajar tim ini mereka belum dapat bekerjasama antar anggota tim. Masih ada saja siswa yang bekerja secara individu dan bersikap masa bodoh dengan teman satu timnya. Ada juga yang merasa malu untuk bekerja tim dengan temannya. Peneliti mencoba untuk menegur siswa tersebut agar mau bekerja tim dengan temannya. Dari pembelajaran ini, motivasi siswa mulai muncul terlihat dari keingintahuan dalam menguasai materi, kemauan untuk belajar, keaktifan siswa baik individu maupun dalam tim walaupun ada beberapa siswa yang pasif dan malu. Kelancaran komunikasi dengan guru maupun siswa sudah mulai nampak walaupun ada beberapa siswa yang belum lancar untuk berkomunikasi dengan teman satu tim maupun dengan guru. 4.2.3.3. Observasi Hasil Belajar Siswa Dari pelaksanaan tindakan siklus I pada pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada bagian akhir dalam siklus ini, siswa diberikan tes formatif yang berupa soal-soal yang harus dijawab secara individu dan hasilnya dikoreksi untuk mengetahui perubahan hasil belajar pada siswa setelah diadakannya siklus I. Berdasarkan rekapitulasi hasil penelitian siklus I di atas menunjukkan bahwa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdapat adanya peningkatan yaitu rata-rata kelas sebesar 73 Kategori ( cukup) dapat terlihat pada tabel 5 berikut :
Tabel 5. Hasil Evalusi Mata Pelajaran IPA Siklus I NO
Indikator
Keterangan
1.
Nilai terendah
50
2.
Nilai tertinggi
90
3.
Jumlah nilai
4.
Nilai rata – rata
73
5.
Banyaknya siswa dengan nilai > 75
12
6.
Prosentase siswa dengan nilai > 75
63 %
7.
Banyaknya siswa dengan nilai < 75
7
8.
Prosentase siswa dengan nilai < 75
37 %
1540
36
Apabila data di atas disajikan dalam bentuk grafik maka akan terlihat seperti gafik 2 berikut : Grafik 2 Hasil Evaluasi Siklus I
Dari pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa di banding kegiatan awal, namun belum maksimal dikarenakan masih adanya siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa. Dari hasil pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam siklus I ini belum mencapai tujuan yang diharapkan yaitu belum mencapai indikator keberhasilan sehingga perlu dilaksanakannya siklus selanjutnya yaitu siklus II. 4.2.4. Refleksi Berdaskan hasil penelitian, diketahui bahwa pembelajaran pada siklus I dinilai belum berhasil. Jalannya pelaksanaan siklus I ini mulai dari perencanaan sampai pemberian tindakan dan evaluasi akhir belum sempurna tetapi lebih baik dari pembelajaran kondisi awal. Keterampilan guru maupun aktivitas siswa sedikit demi sedikit mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari hasil observasi terhadap kegiatan siswa oleh guru dan kegiatan guru oleh observer yang menunjukkan kecenderungan meningkat. Keberanian siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat ataupun mengungkapkan hasil kerja kelompok ada peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang biasanya diam atau pasif, sekarang berani bertanya. Semangat atau antusias, perhatian, dan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terlihat berpengaruh pada meningkatnya aktifitas dan kreativitas siswa
37
dalam pembelajaran siklus I walaupun belum sempurna. Untuk iti peneliti melakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
4.3. Deskripsi Hasil Siklus II 4.3.1. Perencanaan Tindakan Tindakan II ini merupakan perbaikan dari tindakan I. perbaikan ini didasarkan pada hasil analisis dan refleksi yang terjadi pada tindakan sebelumnya dan bertujuan untuk menyempurnakan agar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dapat tercapai secara optimal. Perencanaan ini dilaksanakan dengan melihat kembali persiapan mengajar, pembentukan
kelompok
dalam
pembelajaran
dan
merencanakan
kegiatan
pembelajaran. Pada siklus II ini guru (Peneliti) merencanakan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dengan menyusun: 1 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2 Menyiapkan media pembelajaran yang akan di gunakan dalam proses pembelajaran yaitu media gambar. 3 Membuat dan menyiapkan lembar observasi siswa dan guru. 4 Menyiapkan soal evaluasi untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dalam memahami materi. 5 Membuat daftar kelompok (tim) belajar dengan menggunakan peringkat siswa, kelompok dibentuk secara heterogen. 6
Membuat lembar rangkuman tim dan lembar skor kemajuan individual siswa.
4.3.2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pelaksanaan siklus III dilaksanakan pada hari rabu tanggal 23 Nopember 2011, dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35menit). Pembelajaran IPA materi, dimulai pada pukul 09.30 - 10.45 WIB. Dalam tahap pelaksanaan penelitian siklus II, dilakukan kolaborasi dengan mitra untuk mengamati proses pembelajaran yang dilakukan peneliti. Sehingga terlaksana langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
38
1 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok 5 siswa. 2 Guru menyajikan materi pemeliharaan panca indra. 3 Guru memberi lembar kerja kelompok yang akan dipelajari siswa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok-kelompok Kooperatif. 4 Guru memberikan pertanyaan atau kuis dan siswa menjawab pertanyaan kuis dengan tidak saling membantu. 5 Guru mengamati tiap-tiap kelompok yang bekerja. 6 Siswa mengerjakan lembar kerja siswa secara kelompok. 7 Siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok. 4.3.3. Hasil Observasi 4.3.3.1. Observasi keterampilan guru Dalam siklus II dari observasi, didapatkan bahwa: kemampuan peneliti dalam merencanakan dan menyajikan bahan materi pelajaran sudah baik. Dalam kegiatan awal, peneliti berusaha untuk menarik perhatian siswa dengan memberikan apersepsi yang berupa permasalahan pada materi kepada siswa untuk mereka pecahkan bersama. Peneliti juga tidak lupa untuk menginformasikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran ini sehingga siswa tidak akan kebingungan dengan apa yang akan mereka pelajari. Peneliti memberikan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi pemeliharaan panca indra dengan menggunakan kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti oleh siswa. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, peneliti melakukannya dengan baik. Peneliti menggunakan langkah-langkah yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada setiap pembelajaran yaitu dari presentasi kelas, membagi siswa kedalam tim, memberikan permasalahan yang berupa LKS untuk didiskusikan secara tim, memberikan kuis individual, mencatat skor kemajuan siswa dan pemberian penghargaan kepada tim. Peneliti membagi siswa berjumlah kelompok 4-5 orang. Peneliti memberikan penghargaan dan hadiah kepada tim yang telah berhasil. Penghargaan dan hadiah ini sebagai motivasi pada siswa untuk selalu menjadi yang terbaik dan akan mempertahankannya pada pembelajaran yang akan datang.
39
Dalam kegiatan akhir peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan, memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang belum memahami materi serta memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan baik. Dari hasil observasi keterampilan guru pada siklus II didapatkan bahwa keterampilan
guru
dalam
pembelajaran
IPA
dengan
menerapkan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat baik. Pada siklus ini (siklus 2) telah dinyatakan berhasil, sehingga pembelajaran Tipe STAD telah diakhiri. Hal ini dapat ditunjukkan dari tabel 6 berikut: Tabel. 6. Hasil Observasi Keterampilan Guru Pada Siklus II No 1
2
3
4
Indikator pengamatan
Skor Penilaian
Kategori
3
Baik
Kegiatan Pra Pembelajaran Menginformasikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Kooperatif Learnig Tipe STAD Menjelaskan materi dan kerja kelompok yang akan dilakukan
4
Kegiatan Awal Pengorganisasian siswa dalam kelompok.
4
Memberi bimbingan kelompok bekerja dan belajar
3
Sangat Baik Sangat Baik Baik
3
Baik
Kegiatan Inti Memberi rangsangan berpikir pada kelompok dan memecahkan masalah Memberi motivasi pada kelompok yang berpendapat Kegiatan Penutup Memberikan penilaian baik individu maupun kelompok Memberikan pengharagaan kelompok Jumlah Rata Katagori
4 4 4
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
29 3,6 Sangat Baik
4.3.3.2. Hasil observasi aktivitas siswa Berdasarkankan observasi pada siklus II, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dalam belajar ( Lampiran 5). Pembelajaran akan dimulai, seluruh siswa sudah siap untuk mengikuti pelajaran. Ketika peneliti menggunakan media
40
pembelajaran, perhatian seluruh siswa terpusat pada peneliti. Ketika peneliti menjelaskan tentang materi, siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan peneliti dengan sungguh-sungguh. Pada saat peneliti memberikan beberapa pertanyaan, seluruh siswa sudah berani menjawab dan jawaban dari siswa ratarata sudah tepat. Pada saat belajar tim, siswa sangat bersemangat dalam menjalaninya belajar tim yang dilakukan oleh siswa dapat dikategorikan sangat baik, mereka sudah dapat bekerjasama antar anggota tim. Sudah tidak ada siswa yang bekerja secara individu dan bersikap masa bodoh dengan teman satu timnya. Mereka juga sudah tidak malu untuk bekerja tim dengan temannya. Dalam mengerjakan kuis individual, siswa bisa mengerjakan kuis individual dengan tenang, tidak ada siswa yang bekerjasama ataupun bertukar kertas jawaban. Rata-rata siswa mengerjakan kuis dan mengumpulkannya tepat pada waktu yang telah ditentukan oleh peneliti. Dalam siklus II, motivasi siswa lebih baik lagi. Mereka mempunyai kemauan untuk belajar, adanya rasa keingintahuan untuk dapat menguasai materi, keaktifan siswa meningkat serta komunikasi antar anggota satu tim pun sudah lancar. Hasil kemampuan penguasaan materi pembelajaran pada tindakan siklus I yang dilihat dari hasil tes ini terlihat adanya peningkatan dari pada yang terlihat pada siklus I. Keberhasilan dicapai dengan adanya interaksi yang baik antara guru, peneliti dan pengamat. Dari hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 7. Hasil Evaluasi Mata Pelajaran IPA Siklus II NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Indikator Nilai terendah Nilai tertinggi Jumlah nilai Nilai rata – rata Banyaknya siswa dengan nilai > 75 Prosentase siswa dengan nilai > 75 Banyaknya siswa dengan nilai < 75 Prosentase siswa dengan nilai < 75
Keterangan 50 100 1540 81 17 89 % 2 11 %
41
Apabila data di atas disajikan dalam bentuk grafik maka akan terlihat seperti gafik 2 berikut : Grafik 3 Hasil Evaluasi Siklus II
Dengan melihat tabel hasil evaluasi siklus I dan II di atas pada mapel IPA kelas IV menunjukkan bahwa perolehan nilai tes formatif meningkat dari 63 % tingkat ketuntasan menjadi 89 %. Jadi setelah peneliti
melakukan
perbaikan pembelajaran selama dua siklus, kegiatan pembelajaran berhasil. Untuk mengetahui hasil evaluasi siswa dari siklus I dan II dapat diketahui dengan gambaran pada tabel 8 dibawah ini. Tabel 8. Rangkuman Hasil Belajar Siswa pada siklus I, Siklus II No 1
Indikator Keberhasilan ≥75
F 12
% 63
F 17
% 89
2
< 75
7
37
2
11
19
100
19
100
Jumlah
Siklus I
Siklus II
Rata-rata
73
81
Keberhasilan
Belum Berhasil
Berhasil
4.3.4. Refleksi Berdaskan hasil penelitian, diketahui bahwa pembelajaran pada siklus II dinilai sudah baik dan berhasil. Jalannya pelaksanaan siklus II ini mulai dari perencanaan sampai pemberian tindakan dan evaluasi akhir telah lancar dan lebih baik dari siklus I . Hal ini disebabkan karena adanya perbaikan perbaikan berdasarkan kekurangan ataupun kelemahan pada siklus sebelumnya.
42
Keterampilan guru maupun aktivitas siswa sedikit demi sedikit mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari hasil observasi terhadap kegiatan siswa oleh guru dan kegiatan guru oleh observer yang menunjukkan kecenderungan meningkat. Keberanian siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat ataupun mengungkapkan hasil kerja kelompok semakin baik pula. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang biasanya diam atau pasif, sekarang berani bertanya. Semangat atau antusias, perhatian, dan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terlihat jelas yang berpengaruh pada meningkatnya aktifitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.:
4.4. Pembahasan 4.4.1. Pembahasan Siklus I 4.4.1. 1. Keterampilan Guru dalam Pendekatan STAD Siklus I 1. Menginformasikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD. Pada siklus I guru dalam memulai dan menginformasikan tujuan pembelajaran namun terlalu cepat, sehingga siswa dalam mengikuti pelajaran belum paham dan kurang jelas mendengarkan informasi yang berikan guru. Menurut Mulyani Sumantri (2001: 242) siswa selalu siap dalam menerima pelajaran dalam kegiatan awal guru berusaha untuk mengkondisikan mental siswa, yaitu dengan cara menarik perhatian siswa, memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan hal ini guru jangan terlalu cepat dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, guru sebaiknya dalam menjelaskan tujuan pembelajaran di tulis di papan tulis supanya siswa lebih paham. 2. Menjelaskan materi dan membagi kelompok. pada saat guru memberikan penjelasan siswa dan membagi kelompok, guru terlalu cepat dan suaranya kurang keras. Sehingga siswa belum paham dalam mengikuti pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru, Sehingga siswa masih kebingungan dalam mengikuti pelajaran yang menggunakan pembelajaran tipe Kooperatif Learning Tipe STAD, Menurut Asma Nur (2006:52) sebelum
43
menyajikan materi pelajaran, guru dapat memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran,
langkah-langkah
kerja
kelompok,
pemberian
motivasi
berkooperatif menggali pengetahuan dan sebagainya. Berdasarkan hasil obsevasi siklus I ini guru dalam memberikan penjelasan pada siswa harus terperinci. 3. Berkeliling memberikan bimbingan kelompok bekerja dan belajar. Guru sudah berkeliling dan memberikan bimbingan pada siswa dan mempresentasikan hasil diskusi sudah baik. Menurut Ibrahim (2000 : 11) fase keepat dalam pembelajaran kooperatif adalah membimbing kelompok bekerja dan belajar. 4. Memberi rangsangan berpikir pada kelompok dan memecahkan masalah Berdasarkan tabel keterampilan guru dalam memberikan rangsangan berpikir siswa dalam diskusi kelompok dan memecahkan. Guru dalam memberikan rangsangan berpkir sudah menggunakan kata-kata yang menarik dan mudah dimengerti siswa sehingga siswa dapat memecahkan masalah sendiri. Menurut Suprijono (2009: 54) Dalam pembelajaran Kooperatif, guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok kearahyang sudah disiapkan sebelumnya. 5. Memberi motivasi pada kelompok untuk mengeluarkan pendapat Guru sudah memberikan motivasi agar siswa dapat menyampaikan pendapatnya dan bertanya. Tetapi ada siswa yang masih takut untuk mengeluarkan pendapatnaya dan malu bertanya. Menurut Supriyono (2009:163) Hakikat belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku 6. Memberikan penilaian baik individu maupun kelompok Guru sudah memberikan penilaian dengan baik baik penilaian aktivitas siswa dalam kelompok maupun penilaian individu. Tahap keenam dalam pembelajaran kooperatif yaitu pemeriksaan hasil tes yang dilakukan oleh guru dengan membuat daftar skor. Peningkatan setiap individu yang kemudian dimasukkan menjadi skor kelompok. (Asma Nur, 2006 : 53). 7. Memberikan penghargaan kelompok Guru dalam membangkitkan motivasi siswa sudah baik. Menurut Kasmiati dalm jurnal penilitian (1998) agar siswa dapat belajar optimal, siswa
44
membutuhkan penghargaan positif seperti dihargai, dibanggakan dan kasih sayang. 4.4.1.2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA 1. Mendengarkan atau memperhatikan pembelajaran guru Pada aspek ini diperoleh hasil temuan bahwa sebagain siswa kurang memperhatikan penjelasan guru atau teman. Hal ini disebabkan karena penjelasan guru terlalu cepat akibatnya siswa belum memahami pembelajaran yang akan dilakukan. Sehingga siswa sering bercerita dengan temannya dan tidak memperhatikan penjelasan guru. 2. Membaca (LKS / Buku) Pada aspek ini diperoleh hasil temuan bahwa bermain sendiri. Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran model kooperatif tipe STAD. 3. Bertanya Siswa sudah ada yang berani bertanya pada guru dan siswa mau bertanya pada anggota kelompoknya tentang hal-hal yang belum dimengerti 4. Mempresentasikan hasil kerja pembelajaran Siswa
sebagian
besar
bahwa
hampir
seluruhnya
belum
dapat
mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan baik. Siswa masih belum berani untuk mempresentasikan hasil persentasinya. 5. Berpendapat Sebagian besar siswa masih malu dan takut untuk menyampaikan pendapatnya. Hal ini dikarenakan siswa belum dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehingga hasil siswa dalam menyampaikan pendapatnaya mendapatkan. 4.4.2.3. Hasil belajar siswa siklus I Berdasarkan nilai hasil belajar siswa, diperoleh nilai rata-rata mencapai 73 dan siswa yang mendapatkan ketuntasan belajar sebanyak 63 % yang sudah termasuk dalam kategori kurang (Lampiran 3). Dalam kurikulum KTSP (2008:10) yaitu nilai KKM IPA 65. Berdasarkan pertimbangan yang ditentukan ketuntasan hasil belajar siswa di siklus I belum menunjukkan ketuntasan belajar siswa belum tercapai, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus ke II.
45
4.4.2. Pembahasan Siklus II 4.4.2.1. Keterampilan Guru dalam Mengelola Pembelajaran IPA 1. Menginformasikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Kooperatif Learnig Tipe STAD. Guru dalam menginformasikan tujuan pembelajaran sudah jelas dan tidak terlalu cepat. Sehingga siswa dapat menangkap informasi tersebut dengan jelas dan dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Menurut Mulyani Sumantri (2001:242) Agar siswa siap dalam menerima pelajaran maka dalam kegiatan awal guru berusaha untuk mengkondisikan mental siswa, yaitu dengan cara menarik perhatian siswa, memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswa. Berdasarkan hasil pada siklus II guru telah menginformasikan tujuan pembelajaran dengaan baik sekali. 2. Pengorganisasian siswa dalam kelompok Dalam pembentukan kelompok, guru sudah melakukannya secara heterogen berdasarkan prestasi akademik, agama, jenis kelamin. Siswa yang ramai masih ada namun dalam jumlah sedikit. Guru sudah dapat mengelola kelas dengan baik walaupun belum maksimal.Menurut Ibrahim (2000 : 10) Fase ketiga dalam pembelajaran kooperatif adalah mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar. Pembagian kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah. Bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, suku dan jenis kelamin yan berbeda (Ibrahim, : 6-7). Berdasarkan hasil observasi siklus III ini bimbingan guru kepada kelompok sudah merata. Hal-hal yang menghambat belajar sudah dapat di atasi. Secara keseluruhan bimbingan guru dalam kategori baik. 3. Memberi rangsangan berfikir . Berdasarkan hasil siklus II ini guru dalam memberikan rangsangan berfikir pada kelompok dalam memecahkan masalah sudah baik. 4. Memberikan penilaian baik individu maupun kelompok Berdasarkan observasi siklus II guru dalam memberikan individu atau kelompok dalam kategori baik sekali. Penilaian yang diberikan sudah sesuai dengan prinsip penilaian. 5. Memberikan penghargaan kelompok
46
Berdasarkan hasil observasi siklus III dalam memberikan penghargaan kelompok dalam kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari kelompok antusias bertanya berkerjasama mengumpulkan poin untuk kemajuan kelompok. 4.4.2.2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 1. Mendengarkan memperhatikan penjelasan guru atau teman. Dari hasil observasi saat guru menjelaskan materi, siswa sudahaktif memberikan balikan dan aktifitas bermainpun sudah tidak dilakukan karena siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. 2. Membaca (LKS/ Buku) Berdasarkan temuan siswa sudah aktif membaca dan terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 3. Bertanya Pada siklus II ini aktivitas bertanya siswa cukup pesat kenaikannya. Siswa yang awalnya malu-malu, pada siklus ini sebagaian besar siswa sudah aktif bertanya, mereka bertanya karena merasa ingin tahu lebih jauh tentangmateri yang akan dipelajari dan ingin menambah pengetahuan. Hasil ini sesuai dengan pendapat Nur Asma (2006:14) proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif berpusat pada siswa, Aktivitas belajar lebih dominan dilakukan siswa, aktivitas belaja lebih dominantdilakukan siswa, pengetahuan yang dibangun dan ditemukan adalah dengan belajar bersama-sama dengan anggota kelompoknya sampai masingmasing siswa memahami materi pembelajaran. 4. Mempresentasikan Hasil Kerja Kelompok Berdasarka hasil observasi pada siklus III ini, siswa sudah dapat mempresentasikan hasil dari kelompoknya baik, tanpa rasa malu-malu dan takut lagi. 5. Berpendapat Pada siklus II ini siswa sudah aktif dalam menyampaikan pendapatnya, pada diskusi kelompoknya, hal ini jauh lebih baik dari pada siklus sebelumnya.
47
4.4.2.3. Hasil belajar siswa siklus II Berdasarkan nilai hasil belajar siswa, diperoleh nilai rata-rata mencapai 81 dan siswa yang mendapatkan ketuntasan belajar sebanyak 89% yang sudah termasuk dalam kategori baik sekali . Dalam kurikulum KTSP (2008:10) yaitu nilai KKM IPA 65. Setelah peneliti
melakukan perbaikan pembelajaran selama dua siklus,
kegiatan pembelajaran berhasil. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dari siklus I dan II dapat diketahui dengan gambaran pada tabel 9 dibawah ini. Tabel 9 Rangkuman Hasil Belajar Siswa Pada Kondisi Awal ,Siklus I, Siklus II. No
Katagori
1 2
Tuntas Belum Tuntas Jumlah Rata-rata
Kondisi Awal F % 6 32 13 68 19 100 54
Siklus I F % 12 63 7 37 19 100 73
Siklus II F % 17 89 2 11 19 100 81
Berdasarkan pertimbangan yang ditentukan ketuntasan belajar siswa di siklus II sudah tercapai, maka kegiatan pembelajaran pada siklus II dirasa cukup dan penelitian berhenti di siklus II. Dalam proses pembelajaran IPA belajar hanya terjadi apabila siswa aktif dalam pembelajaran, dalam model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD, siswa dapat lebih aktif, kreatif dan inofatif dalam proses pembelajaran. Maka pembelajaran lebih terarah sesuai dengan perencanaan. Peran seorang guru dalam implementasi KTSP yaitu sebagai fasilitator, mediator dan evaluator, hal ini bukan guru berperan aktif, tetapi siswa yang lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dari hasil yang diperoleh tes yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa nilai ratarata siklus I 73 dengan ketuntasan belajar 63 % pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 81 dengan ketuntasan belajar 89 % hal ini menunjukkan hasil belajar semakin meningkat. Berdasarkan kesimpulan yang ada bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) bila digunakan dan dipahami, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan hal ini siswa lebih terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga hasil belajar semakin meningkat.
48