RPT0
RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume I : Umum Bagian – 8 : Pekerjaan Pintu Air
ICS 93.010
BIDANG SUMBER DAYA AIR
SDA
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ..................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .....................................................................................................
ii
PENDAHULUAN...........................................................................................................
iii
1.
RUANG LINGKUP ...............................................................................................
1
2.
ACUAN NORMATIF.............................................................................................
1
3.
ISTILAH DAN DEFINISI.......................................................................................
1
4. 4.1. 4.2. 4.3.
KETENTUAN DAN PERSYARATAN................................................................... Toleransi Dimensi ................................................................................................ Persyaratan Bahan .............................................................................................. Persyaratan Kerja ................................................................................................
2 2 3 3
5. 5.1. 5.2. 5.3.
PELAKSANAAN PEKERJAAN ............................................................................ Perencanaan ....................................................................................................... Perakitan dan Pengujian di Bengkel .................................................................... Pemasangan dan Pengujian Di Lapangan ..........................................................
5 5 6 7
6. PENGENDALIAN MUTU ..................................................................................... 6.1. Penerimaan bahan .............................................................................................. 6.2. Pengawasan ........................................................................................................
9 9 9
7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN ................................................................. 7.1. Pengukuran ......................................................................................................... 7.2. Dasar Pembayaran ..............................................................................................
9 9 9
BIBLIOGRAFI ...............................................................................................................
11
i
KATA PENGANTAR Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, Departemen Pekerjaan Umum. Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum. Pelaksanaan pembahasan untuk masing-masing tingkatan harus dihadiri oleh anggota panitia, nara sumber, konseptor dan tim editor dari perumusan pedoman ini. Komposisi anggota panitia dan nara sumber harus memperhatikan keterwakilan para pemangku kepentingan yaitu antara lain : pemerintah, pakar, konsumen dan produsen dengan komposisi yang seimbang satu sama lain.
ii
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No. 7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa pelaksanaan pembangunan sarana dan prasaran sumber daya air harus berdasarkan norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang akan dibangun. Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-masing tahapan kegiatan yang terdiri dari pemilhan bahan, pengujian dan pelaksanaan konstruksi dimana dalam pelaksanaannya mengacu dan berpedoman pada norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) tercantum pada Acuan Normatif. Pedoman ini mencakup kegiatan perencanaan, pengadaan, pengujian, finishing, pengecatan, pengiriman ke lokasi pekerjaan, penyetelan yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
iii
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume I : Umum Bagian – 8 : Pekerjaan Pintu Air 1.
RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan pekerjaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran pelaksanaan pekerjaan pintu. Pedoman ini mencakup perencanaan, pengadaan, pengujian, finishing, pengecatan, pengiriman ke lokasi pekerjaan, penyetelan yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan. 2.
ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indoensia (SNI) : -
SNI 03-3399-1994
: Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu Di Laboratorium
-
SNI 03-3400-1994 SNI 03-3527-1994 SNI 03-3958-1995 SNI 03-3959-1991 SNI 03-3960-1995
: : : : :
-
SNI 03-3972-1995
:
-
SNI 03-3973-1995
:
-
SNI 03-3974-1995
:
-
SNI 03-3975-1995
:
-
SNI 03-6861.1-2002 :
-
SNI 03-6861.2-2002 :
-
SNI 03-6861.3-2002 :
3. 3.1.
Metode Pengujian Kuat Geser Kayu Di Laboratorium Mutu Kayu Bangunan Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu Di Laboratorium Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu Di Laboratorium Metode Pengujian Modulus Elastisitas Lentur Kayu di Laboratorium Metode Pengujian Modulus Elastisitas Lentur Kayu Konstruksi Berukuran Struktural Metode Pengujian Modulus Elastisitas Tekan dan Kuat Tekan Sejajar Serat Kayu Konstruksi Berukuran Struktural Metode Pengujian Modulus Geser Kayu Konstruksi Berukuran Struktural Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu Konstruksi Berukuran Struktural. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – A (Bahan Bangunan Bukan Logam) Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – B (Bahan Bangunan Dari Besi/Baja) Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – C (Bahan Bangunan Dari Logam Bukan Besi)
ISTILAH DAN DEFINISI Beban batas adalah beban maksimum yang masih dapat ditahan oleh benda uji sebelum mengalami patah dan atau pecah.
3.1.1. Beban batas proporsional adalah kondisi pembebanan maksimum yang masih memberikan hubungan linear antara besarnya beban dengan deformasi yang terjadi. 3.2.1. Benda uji tidak bebas cacat adalah benda uji yang mempunyai cacat yang dapat melemahkan kekuatan kayu, tetapi tidak membahayakan konstruksi, seperti retak, mata kayu, serta miring dan gubal. Cacat yang membahayakan konstruksi seperti lapuk, keropos, termakan serangga (bubuk), dan bengkok atau melengkung, tidak diperkenankan. 3.2.
Cacat kayu adalah kondisi alami atau buatan yang melemahkan kekuatan atau mengurangi mutu kayu konstruksi.
3.3.
Deformasi adalah perubahan bentuk benda uji yang sedang dibebani.
1 dari 11
RPT0-Pd T-xx-xxxx
3.4.
Deformasi atau lendutan adalah deformasi lengkung akibat beban lentur yang diberikan pada benda uji.
3.5.
Dimensi benda uji adalah ukuran nyata penampang balok kayu benda uji, dalam milimeter, dan ukuran panjang dalam meter.
3.6.
Kayu bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain yang sesuai dengan tujuan penggunaannya
3.7.
Kayu konstruksi adalah kayu gergajian yang digunakan sebagai komponen struktur bangunan, dan mempunyai dimensi penampang tidak kurang dari 50 mm.
3.8.
Lekukan adalah kerusakan lokal pada permukaan kayu yang diakibatkan tekana beban terpusat atau reaksi tumpuan.
3.9.
Lendutan geser adalah deformasi lentur yang terjadi akibat geser, dalam mm.
3.10.
Modulus elastisitas lentur adalah modulus elastisitas yang dihitung berdasarkan beban lentur.
3.11.
Tekuk adalah perubahan bentuk terhadap sumbu lemah, akibat ketidak stabilan kayu uji yang sedang diberi beban (tekan aksial atau lentur)
4.
KETENTUAN DAN PERSYARATAN
Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan pintu ini harus memuat : 4.1. Toleransi Dimensi 1) Pekerjaan besi/baja a) Batang sambungan geser (struts) Penyimpangan maksimum terhadap garis lurus, termasuk dari masing-masing flens ke segala arah : panjang/1000 atau 3 mm, dipilih yang lebih besar. b) Permukaan yang Dikerjakan dengan Mesin Penyimpangan permukaan bidang kontak yang dikerjakan dengan mesin tidak boleh lebih dari 0,25 mm untuk permukaan yang dapat dipahat dalam suatu segiempat dengan sisi 0,5 m (1) Diameter Lubang Lubang pada elemen utama : +1,2 mm - 0,4 mm Lubang pada elemen sekunder : +1,8 mm - 0,4 mm (2) Alinyemen Lubang Elemen utama, dibuat di bengkel : ± 0,4 mm Elemen sekunder dibuat di lapangan : ± 0,6 mm c) Pelenturan Alat Angkat maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter 2) Pekerjaan Kayu Penyimpangan penampang balok kayu tidak boleh lebih dari dari + 5 mm untuk setiap panjang balok 2.00 meter 3) Pekerjaan Pengelasan. Penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat kesalahan penjajaran bagian-bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali ketebalan pada bagian yang lebih tipis atau 3 mm untuk material yang tebalnya lebih besar 12 mm
2 dari 11
RPT0-Pd T-xx-xxxx
4.2. Persyaratan Bahan 1) Pekerjaan Daun Pintu a) Pelat Baja. Persyaratan pekerjaan besi dan baja harus mengikuti sesuai dengan SNI 036861-2-2002. Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja b) Kayu. Tebal pintu kayu pada umumnya diprergunakan ukuran tebal 80 mm, 100 mm dan 120 mm. Kayu yang akan dipergunakan harus mempunyai persyaratan kekuatan lentur yang pengujian sesuai SNI 03–3959–1995, Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboratorium dan persyaratan pengujian kuat Tekan sesuai SNI 03–3958– 1995, Metode Pengujian Kuat tekan Kayu di Laboratorium dan sebelum dipasang harus diawetkan terlebih dahulu sesuai SNI 03–3233–1009, Tata Cara Pengawetan kayu untuk bangunan rumah dan gedung. 2) Pekerjaan pengecatan Semua komponen pintu beserta alat pengangkat, kerangka alur maupun kerangka ambang baik yang tertanam di beton maupun yang terbuka agar tahan terhadap cuaca harus dicat dengan “coaltar epoxy resin”, Pengecatan Komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 06 – 6452 – 2000, Metode Pengujian cat bitumen sebagai lapis pelindung 3) Pekerjaan alat angkat a) Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu; b) Bahan Stang Pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, Tongkat batang Penghubung, Handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi, Tumpuan/bantalan, maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 036861-2-2002 Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja; c) Kerangka alur (sponning) harus mampu meneruskan tekanan air pada beton. Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter. 4.3. Persyaratan Kerja 1) Daun Pintu a) Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama penyekat dan komponen lain yang diperlukan. Pintu yang digunakan harus sesuai dengan Gambar dengan konstruksi las, lebar dan tinggi bersih daun pintu; b) Jika detail bangunan pintu tidak ditentukan dalam spesifikasi ini maka Penyedia Jasa harus membuatnya dengan persetujuan Direksi; c) Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum pelat pintu air adalah 6 (enam) mm, termasuk ke longgaran korosi 2 (dua) milimeter; d) Kerangka utama mendatar terbuat dari profil U dengan kelonggaran korosi 2 (dua) milimeter. Lendutan balok pada beban penuh harus kurang dari 1/800 bentang pada beban maximum;
3 dari 11
RPT0-Pd T-xx-xxxx
e) Seal harus terdiri dari bahan karet yang diklem pada pintu dengan baut, mur dan cincin baja. Seal harus disambung pada ujungnya dengan cara divulkanisir agar menerus. Tegangan tarik pada sambungan harus lebih besar dari 50% (lima puluh persen) pada bagian tanpa sambungan. Seal harus dibentuk sedemikian sehingga dapat menahan air dengan baik. 2) Kerangka Pintu Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu, kerangka atas dan kerangka tarik/sponing dan semua komponen lain yang diperlukan pada pemasangan rangka pintu yang lengkap dan memudahkan operasi pintu. Jika konstruksi rangka pintu tidak dijelaskan secara rinci disini, maka harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. a) Kerangka Ambang Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang harus direncanakan agar dapat meneruskan gaya – gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi pelenturan. b) Kerangka Sponing Kerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada beton. Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter. Permukaan harus dikerjakan dengan mesin dan diperkeras untuk memberikan perlindungan terhadap keausan. c) Kerangka Atas Balok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus mendukung pengangkat roda gigi. Balok atas harus mampu menahan beban pengangkat. 3) Stang a) Umum Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara manual dan tenaga listrik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu. Stang harus terdiri dari peralatan mekanis/listrik, yaitu : tumpuan, mur penggerak, roda gigi, handel pemutar dan komponen lain yang memerlukan pengoperasian secara efisien. Stang harus direncanakan agar mampu menahan beban yang terjadi. Jika konstruksi stang yang perinciannya tidak diterangkan disini, maka harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. b) Peralatan Mekanis, meliputi : (1) Tumpuan/bantalan Tumpuan harus berupa tipe bola, silinder atau datar (2) Roda gigi reduksi Semua roda gigi, kecuali roda gigi reduksi yang terbuat dari brons pospor tuang, harus dibuat dari baja tuang atau baja tempa. Roda gigi dan bantalan harus cukup kaku terhadap gerakan. Roda gigi harus mempunyai “rumah” yang dapat dilepaskan untuk memudahkan pelumasan. (3) Kloping
4 dari 11
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Kloping harus dilengkapi, dengan maksud untuk penyesuaian dan pelekatan secara tetap pada tongkat sesudah penyesuaian kedudukan pintu dilapangan. (4) Ulir Pengangkatan Ulir pengangkatan harus terbuat dari baja tempa atau bahan lain yang disetujui dan dikerjakan dengan mesin. Ulir pengangkat yang dapat dihubungkan dengan roda gigi pinggir harus terdiri dari penopang roda gigi dan bantalan pemandu sebagai penguat. (5) Tongkat Penghubung Tongkat penghubung dibuat dari batang baja. (6) Handel Operasi Manual Setiap sebatang harus dilengkapi dengan handel operasi manual yang dapat mengangkat beban penuh sebagaimana direncanakan. Gaya untuk memutar alat harus lebih kecil dari 15 (lima belas) kilogram. 5.
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan pintu ini harus memuat : 5.1. Perencanaan Kegiatan perencanaan pintu pada dasarnya tergantung pada beban dan tegangan rencana, yang meliputi : 1) Beban rencana a) Pintu Pintu harus direncaakan dengan kondisi beban sebagai berikut : - Beban air
Beban air pada pintu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar. - Beban – beban lain - Reaksi yang diakibatkan oleh berat sendiri. Semua beban yang akan terjadi
pada saat awal, menaikkan atau menurunkan pintu. b) Rangka Pintu Beban – beban pada rangka pintu terdiri dari beban pada tumpuan, beban karet sekat dan semua beban lain yang diakibatkan pengoperasian pintu dan perangkat. Rangka pintu harus mampu meneruskan beban dari karet sekat pintu ke beton atau pasangan batu kali pada bangunan. c) Alat Pengangkat Alat pengangkat harus direncanakan untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu pada setiap posisi di antara keadaan pintu tertutup dan pintu terbuka penuh. Ketinggian pengangkatan harus seperti pada gambar. Kapasitas rata – rata pengangkat, tongkat ulir harus mampu menaikkan atau menurunkan pintu pada kombinasi yang paling membahayakan. 2) Tegangan Rencana a) Batang Baja Tegangan yang diijinkan pada beban normal pada batang baja haruslah sebagai berikut :
5 dari 11
RPT0-Pd T-xx-xxxx
-
Batang Baja
Tegangan Izin
Tegangan Tarik Tegangan Desak Tegangan Lentur Tegangan Geser
1200 kg/cm2 1200 kk/cm2 1200 kg/cm2 700 kg/cm2
Tegangan yang diijinkan pada kondisi beban sementara ditentukan 50% (lima puluh persen) lebih besar dari pada kondisi beban normal. Tegangan ekivalen yang diakibatkan kombinasi tegangan biaxial atau triaxial tidak boleh melebihi tegangan ijin diatas. Bagaimanapun juga tidak diijinkan ada tegangan yang melebihi 90% (sembilan puluh persen) dari tegangan maksimum material yang digunakan. Tebal pelat baja untuk pekerjaan pintu adalah minimum 6 (enam) mm. Modulus kelangsingan atau faktor tekuk pada kerangka baja desak utama harus kurang dari 159 dan pada baja lainnya harus kurang dari 240. b) Bagian Mesin Semua bagian mesin pada alat pengangkat yang dikenal beban normal atau kondisi beban rata – rata harus direncanakan berdasarkan angka keamanan terhadap tegangan batas bahan yang digunakan, sebagai berikut :
Angka keamanan bagi tegangan Bahan
- Baja untuk generator atau -
-
konstruksi yang dilas Baja karbon tempa Baja karbon untuk konstruksi mesin bangunan Baja batang tahan karat Baja karbon tuang Besi tuang Brons tuang
Tarik
Tarik dan desak
Tarik dan geser
5,0
5,0
8,7
5,0 5,0
5,0 5,0
8,7 8,7
5,0 5,0 10,0 8,0
5,0 5,0 3,5 8,0
8,7 8,8 10,0 10,0
c) Tegangan Beton Tegangan beton yang diijinkan pada tumpuan tidak lebih dari 50 kg/cm2 dan tegangan geser yang diijinkan tidak lebih dari 5,5 kg/cm2, tegangan desak yang diijinkan pada pasangan batu kali tidak lebih dari 15 kg/cm2. 5.2. Perakitan dan Pengujian di Bengkel 1) Pintu dan Rangka Pintu Setiap pintu dengan seal karet harus dirakit dibengkel. Pada saat perakitan, pintu harus diperiksa mengenai ukuran, kelonggaran dan ketepatan posisinya. Setiap kesalahan dan ketidak tepatan yang ditemukan harus dikoreksi dengan tepat. Seak karet harus tepat pada posisinya saat perakitan di bengkel. Rangka sponing, balok atas dan balok ambang pada rangka pintu harus diperiksa kelurusannya. Semua ukuran rangka pintu yang berkaitan dengan ukuran pintu harus diperiksa dan setiap 6 dari 11
RPT0-Pd T-xx-xxxx
kesalahan dan ketidak tepatan posisinya yang ditemukan harus diperbaiki. Suku cadang harus sesuai dan dihindari selama perakitan dan pengangkutan. 2) Stang Setiap stang harus dirakit dibengkel secara lengkap dan diperiksa kehalusan permukaannya. Semua bagian harus diperiksa untuk menjamin bahwa semua kelonggaran dan toleransi telah dipenuhi dan tidak ada kesalahan yang terjadi pada setiap gerakan peralatannya. Semua bantalan harus diperiksa dengan teliti, semua pelumas dengan gomok dan oli yang diperlukan harus diuji. Setiap cacat atau ketidak tepatan operasi yang ditemukan harus diperbaiki dan pengujian diulang kembali. 5.3. Pemasangan dan Pengujian di Lapangan 1) Rangka Pintu a) Rangka pintu harus dirakit dan dipasang pada tempatnya seperti gambar yang telah disetujui pada posisi yang sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Letak baut atau perlengkapan lain harus dipasang pada rangka pintu dengan posisi yang tepat. b) Ikatan antara rangka pintu dan penopang harus kuat sehingga pada saat beton dicor tidak akan merubah posisi rangka pintu. Jika diperlukan untuk menjamin posisi yang tepat dapat dilengkapi dengan penjepit tambahan. c) Pemasangan seal karet harus hati–hati agar terletak pada permukaan yang tepat sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Pengecoran tidak diperkenankan bila belum dirakit dengan lengkap dan teliti. Sewaktu pengecoran beton harus diperiksa agar ukuran dan bentuknya sesuai gambar dan dalam batas toleransi. Jika terjadi kesalahan harus segera diperbaiki. 2) Pintu Pintu harus dirakit dan dipasang sesuai gambar detail yang disetujui. Pintu–pintu harus dirakit dan dipasang sesuai dengan toleransi yang diizinkan. 3) Pengangkat a) Sebelum dirakit, semua permukaan bantalan, sponing, alur dan lubang oli harus dibersihkan dan dilumasi dengan oli dan gomok yang akan disetujui. Sesudah dirakit, setiap sistim pelumasan harus diperiksa. Setiap pengangkat, lengkap dengan perlengkapannya, harus dipasang sesui dengan gambar yang disetujui. Pengangkatan harus diletakkan dan distel sehingga sesuai dengan alat pengangkat pintu. b) Sesudah pemasangan pengangkat dan sebelum dihubungkan dengan pintu, pengangkat harus dioperasikan dan diperiksa, sesudah selesai pemeriksaan tersebut, mur penggerak dihubungkan dengan pintu dan stang, kemudian ditest dandistel sehingga dapat dioperasikan dengan tepat. Setiap kerusakan atau ketidak tepatan operasi yang ditemukan selama pengujian harus diperbaiki dan prosedur pengujian diulang kembali. 4) Pengecatan a) Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan; b) Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk pengecatan dari pabrik; c) Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan;
7 dari 11
RPT0-Pd T-xx-xxxx
d) Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan peralatan yang disarankan dari pabrik; e) Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1 (satu) tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan; f)
Penyedia jasa harus menyediakan cat yang cukup untuk pengecatan di lapangan dan pengecatan perbaikan di bengkel;
g) Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada permukaan. Cat harus diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga kekentalannya agar seragam selama dipergunakan; h) Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan logam yang suhunya kurang dari 10o Celcius; i)
Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban selama pengecatan;
j)
Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot;
k) Pengecatan lapis pertama, dilakukan langsung sesudah penyiapan permukaan. Tiap lapis harus dibiarkan kering dan mengeras lebih dahulu seluruhnya sebelum dilakukan pengecatan berikutnya; l)
Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan;
m) Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus dilaksanakan pada bagian–bagian dibawah ini : (1) Permukaan–permukaan yang tampak dari rangka pintu kecuali yang ada diatas permukaan tanah. (2) Semua daun pintu (3) Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 06–6452–2000, Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis pelindung (4) Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan, kecuali yang disebutkan diatas harus dicat dengan 1 (satu) lapis cat dasar dan 4 (empat) lapis cat “chlorinated rubber” atau yang sekualitas. Tebal total lapisan tersebut termasuk cat dasar harus 0,15 – 0,20 milimeter. Semua peralatan harus dicat sesuai dengan standar pabrik. (5) Semua permukaan logam dengan finishing termasuk sekrup yang tampak selama pengangkutan atau selama menunggu pemasangan harus dibersihkan dan dilapisi dengan cat yang mudah larut dalam bensin agar tidak berkarat. 5) Pengelasan a) Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan pemasangan pintu dan perlengkapan dikerjakan dengan tenaga dengan cara las lindung busur metal atau las busur otomatis; b) Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa, jika diperlukan oleh standar spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini; c) Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan tegangan listrik selama pengelasan berlangsung; d) Semua bagian yang di las yang merupakan pekerjaan akhir dengan mesin harus di las dahulu sebelum dimesin, kecuali tercantum ketentuan lain; e) Semua pengelasan harus tidak terputus dan kedap air. Ukuran minimum batang las 4,5 mm;
8 dari 11
RPT0-Pd T-xx-xxxx
f)
Semua cacat pengelasan harus dibersihkan sampai dasar logam yang baik dan daerah tersebut perlu dites dengan “Ultrasonik” untuk menyakinkan bahwa cacat telah benar terhapus sebelum dilakukan perbaikan las;
g) Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan Spesifikasi pekerjaan pengelasan BS 5135 – 1984, Proces of Arc welding carbon and Carbon Manganise steels. 6) Pekerjaan Alat Angkat a) Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu; b) Bahan stang pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, tongkat batang penghubung, handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi, tumpuan/bantalan, maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 036861-2-2002 Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja); c) Kerangka alur (sponing) harus mampu meneruskan tekanan air pada beton. Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter; d) Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang harus direncanakan agar dapat meneruskan gaya–gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi pelenturan. 6.
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan lain-lain ini memuat : 6.1. Penerimaan Bahan Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan dan persyaratan (berlaku untuk semua jenis pekerjaan). 6.2. Jaminan Mutu Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan (berlaku untuk semua jenis pekerjaan) 7.
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan pintu harus memuat : 7.1. Pengukuran Pengukuran untuk pembayaran atas pintu yang disediakan dan dipasang pada bangunan harus diukur berdasarkan biaya penyediaan dan biaya pemasangan. 7.2. Dasar Pembayaran Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan pintu dibuat berdasarkan harga satuan per unit seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya, mencakup biaya–biaya pengadaan material, pengangkutan, penurunan, pemotongan, finishing,
9 dari 11
RPT0-Pd T-xx-xxxx
pengecatan semua bahan, upah pekerja, peralatan yang diperlukan dan penyediaan semua perangkat keras yang diperlukan termasuk besi beton dan lain – lain.
Nomor Mata Pembayaran
1 2 3 4 5
Uraian
Pekerjaan Kayu Pekerjaan Pintu Pekerjaan Besi Tulangan Pekerjaan Besi Pengecatan
10 dari 11
Satuan Pengukuran
Meter Kubik Unit Kilogram Meter Panjang Meter Persegi
RPT0-Pd T-xx-xxxx
Bibliografi
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, Sub Proyek Pengendalian Banjir Sungai Cipunegara, 1995, Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, North Sumatra Irrigation Project, 2003, Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik, Sumatera Utara.
11 dari 11