Sarana Pendukung Kegiatan SAR Pasca Bencana Gempa Bumi dan Tanah Longsor
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Akhir Desain Produk
Oleh : Wijoseno Rahanindito 17502008
Dosen Pembimbing : Drs. Y. Martinus P, MSn
PROGRAM STUDI DESAIN PRODUK FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
Sarana Pendukung Kegiatan SAR Pasca Bencana Gempa Bumi dan Tanah Longsor
Oleh : Wijoseno Rahanindito 17502008
Laporan ini telah diperiksa dan disetujui sebagai bagian karya Tugas Akhir Desain Produk
Mengetahui,
Pembimbing Tugas Akhir,
Koordinator Tugas Akhir,
Drs. Y. Martinus P, MSn
Dr. Achmad Syarief, MSD
Ketua Program Studi Desain Produk,
Drs. Imam Damar Djati, MSn
ABSTRAK
Kejadian bencana alam merupakan kejadian yang tidak dapat diprediksi. Selain memang kerusakan iklim yang semakin menjadi juga, bencana alam sendiri disebut merugikan manusia karena terdapatnya korban manusia disitu. Kapasitas kita sebagai manusia adalah menghindari terjadinya bencana dan mengurangi efek setelah bencana melanda, salah satunya dengan menangani bencana tersebut secara terorganisir, efektif dan efisien. Penanganan pasca bencana alam sangatlah krusial karena di fase tersebut segalanya masih diliputi ketidak jelasan, kepanikan, dan kekacauan. Salah satu yang harus dilakukan pertama kali ialah menyelamatkan nyawa manusia sebanyak mungkin diatas segalanya. Penanganan yang baik dan cepat dapat mengurangi potensi jumlah korban yang terjadi dikarenakan keterlambatan penanganan karena sebab-sebab teknis dan non-teknis. Salah satu elemen terpenting dalam penanganan pasca bencana alam ialah tim SAR. Penanganan oleh tim SAR mencakup pencarian korban, ekstrikasi korban, perawatan darurat korban dan evakuasi korban. Kecepatan atau Response Time tim SAR untuk mencapai suatu tempat kejadian dipengaruhi juga oleh beberapa elemen penting, seperti koordinasi, mobilisasi serta transportasi. Karena tim SAR merupakan satuan yang diharapkan paling cepat untuk sampai di tempat kejadian maka hal tersebut diatas dapat menentukan keberhasilan suatu operasi penyelamatan. Pengaruh-pengaruh teknis dan non-teknis yang dialami oleh tim SAR salah satunya adalah pada saat mobilisasi personil dan peralatan operasi. Persoalan transportasi menjadi pokok penting yang dibahas pada laporan TA ini, karena ditemukannya beberapa masalah yang akhirnya dapat menyulitkan mobilisasi suatu tim SAR yang dikarenakan oleh kondisi medan yang tidak terduga, jumlah dan bobot peralatan yang besar, serta ketidak efisien-an sistem kerja. Dalam menyelesaikan masalah ini dibutuhkan suatu desain yang dapat mengakomodir karakteristik bencana alam di Indonesia, dapat dengan mudah dioperasikan, dan menyelesaikan masalah diatas dengan optimal. Sehingga mengefektifkan mobilisasi peralatan, lebih efektif dalam evakuasi korban hingga terciptanya suatu sistem yang efektif dan efisien. Yaitu sebuah desain berupa sarana bantu mobilisasi peralatan SAR yang dapat berubah fungsi menjadi sarana pembawa korban luka berat dengan aman.
i
ABSTRACT
Natural Disasters in Indonesia sometimes are the result of human actions. Other than the deteriorating of climate, natural disasters can be defined as a Natural disaster when there are humans involved, mostly as a victim. Our capacity as human beings is to evade it when it happens and to minimize the effect after the occurance. To minimize the effect is to handle the situation as systematically, as effectively, and as efficiently as humanly possible. The handling of Post-Disaster situations is highly crucial because it involves unclarity, chaos, and mass panic. One of the first priority is to save as many lives as possible. A good and fast control of a situation can minimize casualties. One of the main element of Post-Disaster assesment are the SAR team. SAR’s responsibilities includes excavating for victims and survivors, axtrications of victims and survivors, aiding the victims and survivors, and to evacuate. The speed and response of the SAR team to arrive on the scene is affected by a few major elements, including coordination, mobilisation and transportation. Those factors are crucial because the SAR team are the first light of hope in any rescue operation. Technical or Non-Technical factors the SAR team usualy face is the mobilization of the personell and the equipment. Problems of mobility and transportation is mainly discussed in this Final Assignment Report. An unpredictable terrain, heavy equipments, and an unufficient system is always the main problem. In the end, the design is an equipment carrier which can also be used as a stretcher for human casualties.
ii
PRAKATA Tugas Akhir merupakan batu loncatan akhir mahasiswa pada sebuah institusi pendidikan, yang nantinya diharapkan akan berkontribusi bagi kehidupan sebagai seseorang yang berkualitas. Namun apapun yang didapat selama dalam sebuah institusi pendidikan masih belum bisa mengajarkan ilmu yang paling berharga yaitu pengalaman. Kemampuan untuk berfikir, bersikap dan bekerja secara profesional merupakan syarat mutlak yang harus dipersiapkan sejak dini untuk mahasiswa untuk nantinya terjun ke dunia profesi. Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan proses Tugas Akhir Desain Produk saya. Yang dimana pada TA ini saya berusaha mengembangkan sebuah produk yang dapat membantu suatu operasi SAR pada penanganan pasca-bencana alam. Keinginan saya ini merupakan suatu wujud kepedulian melihat kejadian bencana alam di tanah air kita yang berturut-turut terjadi. Yang kemudian membangkitkan semangat kita untuk meneliti dan mengembangkan teknologi yang dapat mengurangi dampak bencana tersebut. Dengan segenap usaha dan jerih payah saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tidak mengesampingkan bantuan yang diberikan oleh lingkungan dalam mencapainya, Pada kesempatan kali ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan laporan Tugas Akhir Desain Produk ini hingga selesai, terutama Bapak dan Mama yang selalu memberi dukungan tanpa henti baik materiil dan nonmateriil; Ibunda tercinta yang selalu memberikan semangat lewat benak dan lubuk hatiku; Adikku Nindy yang jauh-jauh datang dari Yogya; Acer 4920 yang sudah bekerja keras pada umurnya yang tergolong muda; dosen pembimbing saya, Bapak Martinus yang selalu sabar dalam memberi masukan dan kritik; seluruh teman-teman 2002, 2003, 2004, 2005; Soleh terimakasih atas pinjaman gerindanya; Alvindra, atas ide-ide cemerlangnya; Tommy Ambiyo; Riska; Cici; Annes; Mas Dai untuk Ranger-nya; Ali; Fryza Pavitta atas segala kerepotan yang dialami, maafkan saya; Pak Hatip atas keahlian las-nya; Pak Deden; Bapakbapak dari BASARNAS, PMI, Bakornas PB, Yayasan Cinta Kasih Tzu Chi; Pak Pono dengan makanan tengah-malamnya; Ariel, Saori, Eva yang selalu sayangi saya; teman-teman dari Undip yang selalu ingat menanyakan kabarku; Bapak-bapak di Polytron; dan Chamy yang selalu setia mengantarku; serta pihak-pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan semuanya disini.
iii
Dengan penuh kerendahan hati dan lapang dada, saya selalu menerima kritik dan saran, atau masukan dari pembaca semua. Semoga hal kecil yang saya lakukan ini bisa membawa manfaat bagi kita semua. Bandung, Februari 2008
Wijoseno Rahanindito
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
PRAKATA
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Batasan Masalah
5
1.3 Tujuan Penelitian
5
1.4 Metode dan Pendekatan yang Diperlukan
5
1.5 Pernyataan Masalah
6
BAB II BENCANA ALAM GEMPA BUMI DAN TANAH LONGSOR DI INDONESIA
7
2.1 Definisi Bencan Alam
7
2.2 Statistik Kejadian Bencana Alam di Indonesia
8
2.3 Gempa Bumi
11
2.4 Tanah Longsor
17 v
BAB III ANALISIS DATA, SINTESIS, DAN IDE AWAL
22
3.1 Penanganan Pertaama Korban Masal
22
3.2 Pertolongan Pertama
22
3.3 Transportasi dalam Penanganan Pasca Bencana
33
3.4 Analisis Flow Kegiatan Operasi SAR
39
3.5 Sintesa Masalah
40
3.6 Analisis Peluang Produk
40
BAB IV PROSES DESAIN
42
4.1 Konsep Desain Makro
42
4.2 Konsep Desain Mikro
43
4.3 Studi Desain
45
4.4 Konsep Trolley
45
4.5 Konsep Collapsible
46
4.6 Konsep Modular
47
4.7 Studi Ergonomi dan Antropometri
48
4.8 Studi Material
51
4.9 Psikologi Persepsi
52
4.10 Tabel Kebutuhan dan Sarana
52
4.11 Studi Operasional Sistem Lipat dan Sistem Joint
54
4.12 Alternatif Desain Trolley
57
4.13 Alternatif Desain Kotak Peralatan
58 vi
4.14 Desain Penopang Tubuh Korban
58
4.15 Desain Struktur Penopang Box Peralatan
58
4.16 Desain Akhir
59
4.17 Foto Produk
60
4.18 Foto Pembuatan Prototip
60
4.19 Operasional Prototip
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
67
Kesimpulan
67
DAFTAR PUSTAKA
68
LAMPIRAN
69
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kondisi keadaan banjir dan longsor yang terjadi saat malam atau dini hari (Sumber: Buletin Pengawasan, Dept. Pekerjaan Umum No. 55 & 56 Tahun 2006)
19
Gambar 3.1 kebutuhan dan Prioritas yang selalu berubah setelah terjadinya gempa bumi (Sumber :Pan American Health Organization, Bencana Alam: Perlindungan Kesehatan Masyarakat, Hal. 50)
22
Gambar 3.2 Bangunan yang Rubuh akibat Gempa(Sumber: dokumentasi yayasanCinta Kasih Tzu Chi)
24
Gambar 3.3 Contoh Kartu Triage(Sumber:mettag.com)
27
Gambar 3.4 Cedera Thorak (Sumber: Penanggulangan Penderita GD, Hal.50)
30
Gambar 3.5 Penanganan korban dengan tandu pada sebuah operasi SAR (Sumber: Basarnas)
33
Gambar 3.6 Penggunaan kendaraan darat pada pasca bencana alam (Sumber:Basarnas) 34 Gambar 3.7 Pemakaian Ruang pada Truck Bedford (Sumber:Koleksi Penulis)
35
Gambar 3.8 Pemakaian ruang Land Rover Defender110(Sumber:Koleksi Penulis)
35
Gambar 3.9 Ruang belakang Ford Ranger dan Land Rover defender 110(Sumber: Koleksi Penulis)
37
Gambar 3.10 Pemakaian ruang Ford Ranger Single Cab (Sumber: Koleksi Penulis)
37
Gambar 3.11 Pemakaian Ruang Land Rover Defender110 (Sumber: Koleksi Penulis) 37 Gambar 3.12 Akses jalan yang terputus akibat tanah longsor dan gempa bumi (Sumber: Dokumentasi yayasan cinta kasih Tzu Chi)
38
Gambar 3.13 Skema Kegiatan operasi SAR pada penanganan pasca bencana alam (Sumber: Koleksi penulis)
39
Gambar 4.1 Citra Desain (Sumber: Koleksi Penulis)
44
viii
Gambar 4.2 Trolley Beroda Empat(Sumber:Koleksi Penulis)
45
Gambar 4.3 Trolley Beroda dua (Sumber: Koleksi Penulis)
46
Gambar 4.4 Benda-benda modular (Sumber : Koleksi Penulis)
47
Gambar 4.5 Studi Ergonomi posisi angkat tandu (Sumber:Koleksi Penulis)
48
Gambar 4.6 Studi Ergonomi posisi dorong trolley(Sumber:Koleksi Penulis)
48
Gambar 4.7 Studi Posisi tangan pada handle trolley(Sumber: Kolesi Penulis)
44
Gambar 4.8 Studi Antopometri tangan berbanding dengan pipa besi (Sumber: Koleksi Penulis)
50
Gambar 4.9 Studi Ergonomi Korban (Sumber:Koleksi Penulis)
51
Gambar 4.10 Material besi dan alumunium(Sumber:Koleksi Penulis)
51
Gambar 4.11 Warna identitas SAR (Sumber:Koleksi Penulis)
52
Gambar
4.12
Konfigurasi
perbandingan
ukuran
dan
susunan
peralatan
SAR
(Sumber:Koleksi Penulis)
53
Gambar 4.13 Tahap sistem pelipatan (Sumber : koleksi penulis)
55
Gambar 4.14 Sistem Simple Joint (sumber : koleksi penulis)
56
Gambar 4.15 Penggabungan 2 buah trolley untuk menjadi struktur panggul/tandu (sumber : koleksi penulis)
56
Gambar 4.16 Sistem joint dengan socket ulir pipa (sumber : koleksi penulis)
57
Gambar 4.17 Dari kiri ke kanan, Alternatif 1, alternatif 2, alternatif 3 (Sumber : koleksi penulis)
57
Gambar 4.18 Alternatif 1 dan alternatif 2 (Sumber : koleksi penulis)
58
Gambar 4.19 Desain penopang tubuh korban (Sumber : koleksi penulis)
58
Gambar 4.20 Desain struktur penopang box peralatan (Sumber : koleksi penulis)
58
Gambar 4.21 Desain Akhir Trolley angkut Peralatan SAR (Sumber : koleksi penulis)
59
Gambar 4.22 Foto produk akhir (Sumber : koleksi penulis)
60
ix
Gambar 4.23 Pembuatan prototip oleh penulis (Sumber : koleksi penulis )
61
Gambar 4.24 Penggunaan dan bentuk posisi trolley “A” untuk mengangkut peralatan SAR dimensi besar. (Sumber : koleksi penulis)
61
Gambar 4.25 Penggunaan dan bentuk posisi trolley “B” untuk mengangkut peralatan SAR dimensi sedang (Sumber : koleksi penulis)
62
Gambar 4.26 Posisi penggunaan produk posisi trolley oleh personil SAR (Sumber : koleksi penulis)
63
Gambar 4.27 Langkah-langkah melipat produk dari posisi trolley ke posisi jinjing (Sumber : koleksi penulis)
63
Gambar 4.28 Pengoperasian dan bentuk posisi tandu/jinjing “C” untuk mengangkut peralatan SAR pada medan tidak dapat dilewati produk pada posisi trolley “A” / ”B” (Sumber : Koleksi penulis)
64
Gambar 4.29 Penggunaan produk pada posisi “C” (jinjing/tandu) oleh personil SAR (Sumber : koleksi penulis)
65
Gambar 4.30 Pengoperasian dan bentuk produk pada posisi “D” (Sumber : koleksi penulis) 65 Gambar 4.31 Penggunaan produk pada posisi ”D” untuk mengangkut korban (Sumber : koleksi penulis)
66
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pengaruh Jangka Pendek Bencana Besar(Sumber: Pan American Org., Bencana Alam: Perlindungan Kesehatan Masyarakat, Hal.3)
3
Tabel 2.1 Kejadian Bencana di Indonesia Periode 1999-2004(Sumber:bakornas.com)
9
Tabel 2.2 Kejadian Bencana di Indonesia Periode 2002-2004(Sumber:Data Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah)
10
Tabel 2.3 Kejadian Gempa Tahun 1629-2006 dan Peluang Kejadian 30 Tahun Kedepan (sumber: http://www.pu.go.id)
11
Tabel 2.4 Waktu biasa terjadinya banjir dan longsor di kota-kota di Indonesia. (Sumber: Buletin Pengawasan, Dept. Pekerjaan Umum No. 55 & 56 Tahun 2006)
17
Tabel 3.1 Peralatan Ekstraksi (Sumber:Koleksi Pribadi)
25
Tabel 3.2 Peralatna Perawatan Darurat (Sumber:Koleksi Penulis)
28
Tabel 3.3 Peralatan Evakuasi Korban (Sumber: Koleksi Penulis)
29
Tabel 3.4 Kegunaan dan sumber peralatan pengangkutan yang tersedia selama periode Pascabencana (Sumber: American Health Organization, Bencana Alam : Perlindungan Kesehatan Masyarakat, Hal. 113)
34
Tabel 4.1 Tabel Kegiatan dan Sarana
52
xi