Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain
SARANA PENCUCI PERALATAN MAKAN UNTUK PEDAGANG MAKANAN PINGGIR JALAN Nama Mahasiswa: Andhika Nataprawira
Nama Pembimbing: Drs. Agus Karya S, M.Sn
Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : pedagang kaki lima, cuci piring, sanitasi, pengolahan air. Abstrak Persoalan yang lazim muncul pada kota besar yang kepadatan penduduknya tinggi adalah pedagang kaki lima. Pedagang tersebut sebenarnya memiliki peran dan fungsinya sendiri dalam membentuk suatu kota secara sosial, ekonomi dan budaya. Di satu sisi keberadaan mereka merupakan suatu kebutuhan bagi sebagian besar orang dan merupakan salah satu roda yang menggerakan sektor perdagangan suatu kota, namun di sisi lain kehadirannya bisa menjadi masalah baru bila tidak dilakukan penataan dan pembinaan yang baik. Timbulnya fenomena Pedagang Kaki Lima ini medatangkan permasalahan permasalahan lain yang berdampak pada keseimbangan lingkungan kota. Salah satu masalah signifikan yang dapat dikaji lebih jauh adalah permasalahan kebersihan. Tidak terdapat standar khusus dalam metode mencuci bagi Pedagang kaki lima. Mereka cenderung memiliki metode masing-masing dengan alat masing-masing, hal ini mempengaruhi hasil cucian mereka. Diperlukan suatu sistem yang mengubah metode mencuci pedagang kaki lima dan menyeragamkan kualias hasil cucian mereka. Kata Kunci: Pedagang Kaki Lima, Sanitasi, Cuci priring
Abstract Hawkers, especially the street food vendor is a necessity for most people. Their services are often needed. Their presence generally changed the order and the culture of a city. Street food vendor is often blamed as the problems of a city, the problem mostly related to esthetic issue and neatness of a city. According to the Indonesia current regulations, some street food vendors and other type of street vendor can be classified as legal and allowed under certain terms and conditions. One of the main issues that are important are sanitation. Sanitation issues itself ranging from sanitation of the food, sanitation of the eating utensils, and the environtment. One of the elements of roadside food vendors whose condition is still a concern is their dishwashing methode. Nowadays, general methode of dishwashing in most eating Street food vendor are using a bucket or bowl of water and use that water does not flow.The concern for this study is about the quality of the water to wash, their washing methods, washing results, and the treatment of the waste water. Keywords; Hawkers, Dishwashing, Sanitation,
Pendahuluan Latar Belakang Kota Bandung sebagai ibukota Jawa barat, merupakan rumah bagi 2.536.649 jiwa penduduknya (Sumber : Database SIAK Provinsi Jawa Barat Tahun 2011). Jumlah penduduk ini terlihat fantastis bila mengingat sejarah kota ini pada zaman kolonial disiapkan sebagai kota peristirahatan untuk 300.000 jiwa. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, fenomena Pedagang Kaki Lima merupakan persoalan klasik yang terjadi hampir di setiap kota besar di Indonesia, tidak terkecuali di Kota Bandung. Di Indonesia sendiri, menurut pernyataan Paguyuban Pedagang Kaki Lima Indonesia (PPKLI) jumlahnya mencapai 54 juta pedagang (Sumber: jakarta.okezone.com ,18 mei 2012). Sedangkan jumlah Pedagang Kaki Lima di Kota Bandung Berdasarkan data Dinas Koperasi Perundustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), mencapai 20.326 pedagang (Sumber: dprd-bandungkota.go.id, 4 Mei 2013 ) Timbulnya fenomena Pedagang Kaki Lima ini medatangkan permasalahan permasalahan lain yang berdampak pada keseimbangan lingkungan kota. Salah satu masalah signifikan yang dapat dikaji lebih jauh adalah permasalahan kebersihan.
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 1
SARANA PENCUCI PERALATAN MAKAN UNTUK PEDAGANG MAKANAN PINGGIR JALAN
Rumusan Masalah Tidak terdapat standar khusus dalam metode mencuci bagi Pedagang kaki lima. Mereka cenderung memiliki metode masing-masing dengan alat masing-masing, hal ini mempengaruhi hasil cucian mereka. Diperlukan suatu sistem yang mengubah metode mencuci pedagang kaki lima dan menyeragamkan kualias hasil cucian mereka. Visual kurang sedap pada tempat mencuci peralatan makan pada lapak Pedagang Kaki Lima Diperlukan sistem pembuangan air limbah cucian yang lebih ramah lingkungan. Proses Studi Kreatif Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah: Memeberikan desain yang dapat diterapkan pada sistem pencucian peralatan makan pada Pedagang Kaki Lima dan menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan sanitasi pada proses pencucian peralatan makan Meningkatkan standar kebersihan cuci piring. dan juga merubah pola pikir penggunanya agar meningkatkan standart kebersihan mereka Memeberikan sebuah visual rhetoric kepada pembeli, meyakinkan orang bahwa Pedagang Kaki Lima tersebut sudah mengerti kepentingan kebersihan proses mencuci dan memperhatikan standart kebersihan secara keseluruhan Sebuah tahapan awal untuk program pembenahan seluruh perangkat Pedagang Kaki Lima Menjadi viral yang menyebar di Pedagang Kaki Lima, menetapkan standar kebersihan baru. Analisa Metode Mencuci Terdapat 5 metode umum yang akan diamati dan dianalisa. Kelima metode tersebut antara lain: Metode I (Menggunakan Air Mengalir Dan 1 Bak Air) Metode II (Menggunakan Air Mengalir Dan 1 Bak Air yang Disumbat) Metode III (Menggunakan Air Mengalir Dan 2 Bak Air) Metode 2 Bak Air Tanpa Air Mengalir Metode 3 Bak Air Tanpa Air Mengalir Beberapa faktor yang akan dianalisa antara lain adalah; a. Volume air b. Kecepatan mencuci c. Kebutuhan tambahan d. Ruang Yang Terpakai Tabel 1 Analisa Komparasi Metode HASIL
volume
waktu
requirment
space
TOTAL
Metode 1 (mengalir 1 bak)
4
4
5
5
18
Metode 2 (mengalir 1 bak)
3
1
4
5
13
Metode 3 (mengalir 2 bak)
3
1
3
4
11
5
5
2
4
16
2
4
1
3
10
Metode
Metode 2 bak air (tanpa air mengalir) Metode 3 bak air (tanpa air mengalir)
2 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Nama Penulis ke-1
Hasil analisa diatas diakumulasi dengan skor nilai 1 – 5. Skor 1 nilai terendah sedangkan nilai 5 adalah skor tertinggi. Metode tanpa air mengalir ( dengan 2 bak) merupakan Penggunaan volume air terefisien dan waktu mencuci tercepat, untuk ini mendapat skor 5. Metode I (air mengalir dengan 1 bak) merupakan metode dengan kebutuhan tambahan tersedikit. Metode I dan II (mengggunakan air mengalir, 1 bak) merupakan metode dengan penggunaan ruang paling efisien. Pada penjumlahan skor, Metode I (dengan air mengalir dan 1 bak) merupakan metode terefektif dan efisien. Analisa Air Limbah Analisa kandungan polutan yang terkandung dalam limbah bekas pencucian piring. Pada analisa berikut air baku untuk mecuci adalah air yang sudah lulus standar air besih sehingga parameter yang ditampilkan hanya polutan yang sebabkan oleh penggunaan mencuci peralatan makan. Tabel 2 Analisa Kandungan Air Limbah Mencuci Parameter
Satuan
Analisa
Fisika Zat Pada Terlarut
mg/L
19.830,00
Zat Padat Tersuspensi
mg/L
267
kekeruhan
FAU
403
pH
mg/LO2
5,03
BOD
mg/L
1.232,00
Detergen
mg/L
9,17
Minyak Lemak
mg/L
0,35
Kimia
Kajian Fitur Pada kajian fitur akan dijelaskan fitur apa saja yang diadakan dalam unit dan pertimbangannya. Analisa fitur yang dibutuhkan menurut Metode I (dengan menggunakan air mengalir) Tabel 3 Kajian Fitur
Proses
Fitur
Keterangan
Pertimbangan
Mneyisihkan Makanan
Tempat pembuangan sisa makanan
Menggunakan tempat sampah atau plastik
Akan lebih mudah bila terpisah dari unit dari segi maitenance sampah dan pembersihan
Mneyisihkan Makanan
Rak Piring kotor
Disediakan, menjadi satu dengan unit. Kapasitas 1 lusin piring
Terpasang fix pada badan utama produk
Pencucian + pembilasan
Keran
Disediakan, menjadi satu dengan unit
Terpasang pada bagian tutup
Pencucian + pembilasan
Sink (bak)
Disediakan, menjadi satu dengan unit
Terpasang fix pada badan utama produk
pencucian
wadah sabun
Disediakan, menjadi satu dengan unit
Terpasang pada bagian tutup Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3
SARANA PENCUCI PERALATAN MAKAN UNTUK PEDAGANG MAKANAN PINGGIR JALAN
proses pengeringan proses pengeringan
rak penirisan
Disediakan, menjadi satu dengan unit. Kapasitas 1 lusin piring
Terpasang fix pada badan utama produk
Handuk
Tidak disediakan. Dapat diganting di rak gelas
-
Hasil Studi dan Pembahasan Alternatif I Mengadopsi cara kerja sebuah dishwasher. Teknologi dan metode yang digunakan merujuk pada dishwasher pada umumnya. Pada Alternatif 1 diharapkan diswasher digunakan dan sesuai dengan keadaan Pedagang Kaki Lima . Dishwasher dibuat portable dan dengan dimensi yang kecil sehingga cocok dengan konsep Pedagang Kaki Lima yang memiliki kebutuhan mobile dikarenakan lapaknya yang temporer.
Gambar 1 Alternatif I Alternatif ke 2 Desain pada alternatif ke 2 ini adalah perangkat mencuci piring manual dengan konsep knock down (bongkar pasang). Konsep knock down dipilih deangan pertimbanagan ukuran yang melakukan kostumisasi ukuran dari perangkat cuci mereka.
Gambar 2 Alternatif II 4 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Nama Penulis ke-1
Konsep Alternatif II ini terdapat dua variasi, variasi yang pertama pengguanaan bak khusus yang terbuat dari PVC seperti semacam keranjang yang dapat di tumpuk untuk memudahkan saat tidak dipasang. Konsep pada bak ini adalah modular dan stackable. Variasi kedua perbedaan terletak pada bak PVC di gantikan oleh ember. Sedangkann produk yang diajukan berupa sistem modular berupa rak yang digunakan untuk menyusun ember tersebut dalam suatu konfigurasi yang berfungsi sebagai alat pencuci piring Alternatif 3 Pada Alternatif ke 3 desain yang diajukan berkonsep compact dan collapsible. Seluruh peralatan dibuat secompact mungkin dan di desain dapat menjadi box saat tidak dioperasikan. Desain ini menyatukan seluruh kebutuhan perangkat mencuci menjadi satu unit yang portable. Unit ini dimaksudkan memperingatkan PKL dalam membawa dan mengatur peralatan yang dibutuhakn untuk mencuci dalam satu unit. Target yang diharapkan dari desain ini adalah memperingkas seluruh proses mulai dari proses mobilisasi (saat dibawa) dan instalasi. Saat proses mobilisasi unit dikemas menjadi bentuk sebuah box sedangkan pada saat instalasi unit berupa instrumen mencuci piring lengkap.
Gambar 3 Alternatif III Konsep Desain 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Desain yang compact, mudah dibawa atau dipindah. tidak membawa piring. Instalasi mudah. Mampu menyatukan berbagai perangkat dalam satu unit, dimensi dan urgensi pengadaan fitur menjadi pertimbangan. Melakukan pengolahan air primer. Opsi untuk filtrasi selanjutnya menggunakan constructed wetland. Tidak menggunakan listrik/ full manual. Mengikuti analisa data desain akan mengacu pada metode I tanpa menutup kemungkinan modifikasi untuk agar lebih efektif dan efisien. Menggunakan air mengalir.
Visualisasi Desain Akhir
Gambar 4 Visualisasi Desain Akhir
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5
SARANA PENCUCI PERALATAN MAKAN UNTUK PEDAGANG MAKANAN PINGGIR JALAN
Gambar 5 Visualisasi Desain Akhir Dalam Keadaan Tertutup
6 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Nama Penulis ke-1
Gambar Orthogonal
Gambar 6 Gambar Orthogonal (Produk Keadaan Tertutup)
Gambar 7 Gambar Orthogonal Pengolahan Air Grease Removal merupakan salah satu pengolahan air primer untuk limbah domestik. Cara kerja grease removal adalah penggabungan teknik pengendapan (sedimentasi) dan pengapungan (flotasi) sederhana.
Gambar 8 Gambar Detail Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 7
SARANA PENCUCI PERALATAN MAKAN UNTUK PEDAGANG MAKANAN PINGGIR JALAN
Tujuan utama dari grease trap menghilangkan polutan berupa minyak dan padatan makanan. Grease removal berkerja sebagai sebuah penampungan air semetara lalu memisahkan air dengan kandungan yang memiliki masa jenis lebih ringan (minyak) dan masa jenis lebih berat (partikel padat). Siklus Air Proses mencuci menggunakan 2 pompa, pompa pertama memompa air dari jerigen yang berisi air bersih dan pompa kedua memompa air berasal dari jerigen air daur ulang Pada sat mencuci proses pembasahan awal menggunakan air olahan grease removal yang berasal dari jerigen air daur ulang dan pada proses pembilasan menggunakan air bersih dari jerigen air bersih. Hal ini bertujuan mengghemat air bersih yang ada dalam jerigen air bersih pada proses-proses mencuci selanjutnya.
Gambar 9 Siklus Air Penutup Persoalan yang lazim muncul pada kota besar yang kepadatan penduduknya tinggi adalah pedagang kaki lima. Pedagang tersebut sebenarnya memiliki peran dan fungsinya sendiri dalam membentuk suatu kota secara sosial, ekonomi dan budaya. Tujuan Tugas Akhir ini adalah menghasilkan solusi berupa produk yang Memeberikan yang dapat diterapkan pada sistem pencucian peralatan makan pada Pedagang Kaki Lima dan menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan sanitasi pada proses pencucian peralatan makan, meningkatkan standar kebersihan cuci piring. dan juga merubah pola pikir penggunanya agar meningkatkan standar kebersihan mereka. Pembimbing Artikel ini merupakan laporan perancangan Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Produk FSRD ITB. Pengerjaan tugas akhir ini disupervisi oleh pembimbing Drs. Agus Karya S, M.Sn Pada bagian ini, ditulis seperti kalimat di atas, hanya cukup mengisi nama pembimbing saja. Daftar Pustaka Kusnaedi. 2010. Mengolah air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta: Penebar Swadaya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan Dan Keindahan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 04 Tahun 2011 Tentang Penataan Dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air Saepudin, Malik.2011 Metodologi Penelitian Kesehatan Mayarakat. Jakarta: Trans Info Media 8 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Nama Penulis ke-1
Siregar, Sakti A. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Jogjakarta: Penerbit Kanisius Solichin, Wildan. 2005. Indikator Keadilan dalam Pengelolaan Pedagang Kaki Lima di Kota Bandung. Bandung: ITB.
http://www.dprd-bandungkota.go.id/ http://weanalispembangunan.wordpress.com/ http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/75 http://www.airlimbah.com/ http://en.wikipedia.org/wiki/Sewage_treatment#Nutrient_removal http://pengolahanairlimbah.com/ http://blog.ub.ac.id/yusriadiblog/2012/06/29/pengolahan-limbah-cair-lengkap/ http://asuh.wikia.com/wiki/Cuci_piring
Wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri (Manajemen Administrasi PUSAIR) Wawancara dengan Ibu Mugi Labkesmas Wawancara dengan Ibu Tuti Labkesmas
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 9