Peluang Knowledge Management ( KM ) Aplikasi Manajemen Pengetahuan difokuskan untuk mencapai sasaran utama melalui sasaran-sasaran dari sebuah perguruan tinggi untuk mencapai sasarannya. Database Customer ( CRM ) Pengetahuan mengenai para mahasiswa dapat eningkatkan pelayanan dari suatu perguruan tinggi kepada mahasiswanya sehingga menigkatkan loyalitas mahasiswa tersebut kapada perguruan tinggi. Database Warehouse dan Data Mining dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi penting dari calon mahasiswa, contohnya hasil test masuk dan penelusuran minat dan bakat. Pengetahuan ini dapat digunakan untuk menentukan program studi yang sesuai dengan calon mahasiswa tersebut. Content Management System dan Corporate Learning dapat membantu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa mengenai prosedur operasi dan hal-hal yang berhubungan dengan operasi harian, Knowledge Management Platform dapat berfungsi untuk mengintergrasikan seluruh komponen yaitu dalam meningkatkan pelayanan, proses pengambilan keputusan, serta meningkatkan kehandalan dari mahasiwa atau karyawan serta aspekaspek yang lainnya.
timbulnya tekanan dari setap perguruan tinggi yang mulai membenahi kegiatan operasionalnya.Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh pihak perguruan tinggi dalah mencoba mengelola pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi dengan baik.
Saran
1. Sebaiknya semua perguruan tinggi menerapkan sistem Penerapan KNOWLEDGE MANAGEMENT ( KM) Management Platform dapat berfungsi untuk mengintergrasikan komponen yaitu dalam meningkatkan pelayanan, proses keputusan, serta meningkatkan kehandalan dari mahasiwa atau serta aspek-aspek yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Davenport,T.H,Prusak,L ( 2000 ) Working Knowledge: How Organizations Manage What They Know, Boston Eddy Prahasta, Konsep-konsep Dasar Sistem Manajemen, Penerbit Informatika Bandung, 2002
Kesimpulan dan Saran
H.M,Jogiyanto, 2000, Analisa Design System Informasi, Djogyakarta, Andi Offsst
Kesimpulan Setelah melewati masa krisis perguruan tinggi yang ada saat ini mulai dapat bernapas dengan leluasa karena perekonomian Indonesia mulai membaik, Perguruan tinggi mulai kembali hidup dengan melihatnya persaingan dengan ketat antar perguruan tinggi dalam merebut calon mahasiswa. Persaingan ini muncul
Patterson, Dan W. Artificial Neural Networks, Prestice, 1996 Http:/www.google.com Http:/www.Yahoo.com
31
MENSIASATI LEBARNYA RENTANG KEMAMPUAN DASAR DAN KEMAMPUAN BELAJAR MAHASISWA DALAM UPAYA MENGHASILKAN LULUSAN YANG BERKUALITAS Aprilia Sakti, S.Si, M.Si
Abstrak Mahasiswa baru mempunyai kemampuan dasar dan kemampuan belajar yang sangat bervariasi. Ini merupakan konsekuensi logis dari seleksi masuk yang masih ringan. Tetapi dalam proses mendidik diharapkan dosen dapat mengatasi sehingga tercapai hasil belajar yang maksimal di setiap kelas. Untuk ini mahasiswa diklasifikasikan menjadi 4 kelompok menurut kemampuan dasar dan kemampuan belajarnya. Interaksi dan komunikasi dua arah perlu diterapkan oleh dosen untuk dapat mengetahui klasifikasi dari mahasiswa. Dengan menerapkan metode yang tepat terhadap setiap kelompok mahasiswa di dalam pendidikan dan pengajaran diharapkan tercapai kualitas lulusan yang seragam.
1. PENDAHULUAN
2. PENDEFINISIAN
Semester pertama adalah masa yang dapat dikatakan paling berat bagi para mahasiswa baru. Pada masa ini paling banyak mahasiswa berhenti atau pindah dibandingkan de-ngan tahun-tahun pertengahan kuliah ataupun tahun akhir ( 4 : 2 : 1 ). Sebagian mahasiswa belum mempunyai tekad yang bulat ataupun keyakinan tentang program studi, maupun universitas yang dipilihnya. Tidak sedikit dari mereka hanya mengikuti rekan seangkatannya, atau kehendak orang tuanya. Sebagian alasan mereka untuk mengundurkan diri antara lain merasa tidak mampu mengikuti perkuliahan, atau kecewa dengan sistem pengajaran. Lingkungan kampus, teman kuliah dan suasana akademik merupakan faktor-faktor yang membuat mahasiswa mengubah keputusan belajarnya. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai suasana akademik, terutama proses belajar dalam kelas. Dosen sebagai pengendali dalam ruang perkuliahan, diharapkan bisa men-ciptakan suasana belajar yang kondusif bagi sebanyak mungkin mahasiswanya. Masalah yang dihadapi adalah lebarnya rentang kemampuan mahasiswa, sehingga menjadi tantangan bagi para dosen, khu-susnya di tahun pertama perkuliahan. Ke-adaan ini perlu disikapi dengan baik agar dicapai win – win solution bagi pendidik dan mahasiswa.
Sebelum pembahasan perlu didefinisikan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kemampuan dasar dan kemampuan belajar. Kemampuan dasar adalah pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh mahasiswa dari apa yang dipelajarinya di sekolah dasar sampai sekolah menengah. Pengetahuan di bidang teknik, sosial, ekonomi, hukum dan sebagainya merupakan modal awal dalam mempelajari materi-materi di perguruan tinggi. Semakin banyak pengetahuan dasar yang dimilikinya akan semakin mendukung proses belajarnya. Keterampilan adalah kemampuan yang dilatih dan diasah. Misalnya keterampilan berhitung, keterampilan menulis, keterampilan berbicara dan berkomunikasi, keterampilan menjual dan sebagainya. Keterampilan ini akan ada jika terlatih di masamasa sebelumnya, dan akan menjadi mahir jika banyak diasah. Untuk menge-tahui peringkat kemampuan dasar seorang calon mahasiswa, biasanya diterapkan ujian matematika dan bahasa Inggris. Kemampuan belajar merupakan faktor yang paling sulit terbentuk pada calon mahasiswa, tetapi jika seorang mahasiswa sudah mempunyai kemampuan belajar yang baik, maka peluangnya untuk berhasil akan lebih baik daripada mahasiswa yang mempunyai kemampuan dasar yang baik tetapi tidak mempunyai kemampuan belajar.
32
Untuk menjadi mahasiswa, kemampuan ini disaring dengan tes potensi akademik.
kenalan, diskusi, atau bahkan kuis singkat untuk dapat meng-klasifikasikan mahasiswa secara garis besar. Dari interaksi ini, seorang dosen paling tidak dapat mengetahui mana mahasiswa yang menonjol kemampuannya.
3. PEMBAHASAN A. Mengenali Mahasiswa Melalui Klasifikasi Kemampuannya Dalam peta pendidikan di Indonesia, Universitas Suryadarma sampai saat ini termasuk universitas yang masih kurang selektif menerima mahasiswa baru. Akibatnya rentang kemampuan dasar dan kemampuan belajar mahasiswa pada tingkat pertama sangatlah lebar. Dalam keterampilan berhitung misalnya, ada mahasiswa yang sama sekali belum tahu bagaimana cara menghitung bilangan berpangkat. Tetapi ada juga mahasiswa yang sudah pernah lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) di fakultas teknik terkemuka di universitas negeri, yang berarti mempunyai kemampuan matematika sangat baik. Mahasiswa seperti ini biasanya memilih kuliah di Universitas Suryadarma karena program studi yang diminati tidak banyak pilihannya di Indonesia, Teknik Penerbangan misalnya. Sebuah tantangan bagi para dosen untuk mentransfer ilmunya kepada mahasiswa. Dalam upaya penyempurnaan kurikulum berbasis kompetensi, para dosen diharapkan menyadari tujuan dari sebuah proses pembelajaran. Kemampuan mahasiswa untuk menguasai suatu materi menjadi tolak ukur utama. Untuk ini, dosen ditantang untuk mengenali mahasiswa dari klasifikasi kemampuannya. Pertama-tama kenali dahulu apakah seorang mahasiswa termasuk memiliki :
B. Mengambil Sikap dan Tindakan dalam Pengajaran Karakteristik peningkatan kemampuan mahasiswa selama masa studinya diilustrasikan pada Gambar 1, sebagai grafik hubungan antara masa kuliah (sumbu horisontal) dan kemampuan mahasiswa (sumbu vertikal). Dari keempat klasifikasi di atas, klasifikasi pertama adalah kelompok mahasiswa yang paling tidak membutuhkan perhatian. Mereka akan belajar dengan sendirinya setelah dosen memberikan materi yang cukup. Mahasiswa seperti ini mungkin akan banyak bertanya. Tetapi tidak semua pertanyaannya harus dijawab di depan kelas. Petanyaan-pertanyaan yang terlalu detail lebih baik dijawab untuk mereka sendiri, berhadap-hadapan langsung dengan dosen. Atau ajaklah mereka berdiskusi di luar jam kuliah. Karakteristik perubahan kemampuan kelom-pok ini digambarkan dengan kurva berwarna biru pada Gambar 1. Jika dosen menjawab semua pertanyaan kelompok ini di depan kelas, yang akan terjadi adalah donimasi mahasiswa ‘pintar’. Sehingga keberhasilan mahasiswa yang lain sulit dicapai. Mahasiswa kelompok kedua akan merasa bodoh, dan harus berjuang lebih keras untuk menguasai materi kuliah. Karakteristik hubungan antara waktu belajar dengan peningkatan kemampuannya digambarkan dengan kurva berwarna merah pada Gambar 1. Mahasiswa kelompok ketiga mungkin tidak banyak bereaksi dan terus mengikuti pelajaran, tetapi jika keadaan tidak berubah, maka pada suatu titik tertentu mereka akan tertinggal. Karakteristik kelom-pok ketiga digambarkan dengan kurva berwarna hijau. Sedangkan titik yang dimak-sud adalah titik potong antara kurva hijau dengan kurva merah. Pada saat itu maha-siswa yang mempunyai kemampuan belajar lebih tinggi akan mencapai hasil yang lebih baik. Apa yang terjadi dengan kelompok keempat? Umumnya mereka tidak berbuat
1. Kemampuan dasar dan kemampuan belajar yang baik 2. Kemampuan dasar kurang dan kemampuan belajar baik 3. Kemampuan dasar baik dan kemam-puan belajar kurang 4. Kemampuan dasar dan kemampuan belajar kurang Untuk dapat mengenali tentunya dosen harus mempunyai kepekaan seorang pendidik, banyak mendengar atau melihat apa yang dikatakan atau apa yang dapat dilakukan oleh seorang mahasiswa. Perkuliahan pertama dapat diisi dengan per-
33
apa-apa dan tidak belajar apa-apa. Bahkan tidak menyadari apa yang sedang mereka alami dalam proses belajar di perguruan tinggi ini, sampai keadaan benar-benar mendesak. Kelompok ini digambarkan dengan kurva berwarna kuning. Dapat dikatakan mereka tidak memperoleh peningkatan kemampuan apapun, jika tidak ditangani dan dilatih sejak awal. Kelompok kedua secara urutan prioritas adalah mahasiswa yang sedikit membutuhkan perhatian. Walaupun kemampuan dasar mereka kurang, selama dominasi mahasiswa ‘pintar’ dapat diredam oleh dosen, mahasiswa kelompok ini umumnya dapat menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan belajar perguruan tinggi. Karena kemam-puannya untuk berkembang dan berubah sangat dibutuhkan dalam proses menyele-saikan studi. Kelompok ketiga adalah mahasiswa yang membutuhkan cukup perhatian. Walaupun kemampuan dasarnya memadai tetapi perlu ditumbuhkan sifat pembelajar dalam pribadi mahasiswa tersebut. Untuk ini, perlu diberikan tugas-tugas perseorangan atau tugas presentasi sehingga kemampuannya untuk menggali informasi dan keinginannya untuk belajar terus berkembang. Kelompok keempat adalah kelompok mahasiswa yang paling membutuhkan perhatian. Pada kenyataannya di Universitas Suryadarma masih ada mahasiswamahasiswa yang termasuk klasifikasi ini. Perlu disadari oleh para dosen bahwa mereka inipun bagian dari sistem pembelajaran. Kelompok ini merupakan tantangan besar bagi para dosen di sebagian besar universitas swasta, karena memang banyak perguruan tinggi swasta yang memutuskan untuk menerima mahasiswa kelompok ini. Penanganannya memang lebih khusus. Dosen terkadang harus menerangkan secara perorangan kepada satu per satu mahasiswa ini. Baik di bangku kuliahnya sewaktu di kelas, atau di kesempatan lain.
Kemampuan Mahasiswa Klp 1 Klp 2 Klp 3 Klp 4 Masa Kuliah
Gambar 1. Perubahan kemampuan mahasiswa selama kuliah jika tidak disikapi dengan baik
Secara alamiah, jika tidak ditangani dengan metode yang sesuai, kecenderungan kualitas keluaran hasil pendidikan digambarkan pada Gambar 1. Kualitasnya akan beragam, jika kelulusannya dari perguruan tinggi ‘dipak-sakan’ dengan keberuntungan, maka lulusan tidak mempunyai identitas dan kualifikasi tertentu. Dalam keadaan ini seolah-olah sistem pendidikan tidak memberi nilai pembelajaran yang berarti dalam proses studi mahasiswa, kecuali memberi ijasah kepada mahasiswa yang memang layak lulus sejak awal. C. Penyeragaman Keluaran Hasil Pendidikan Keluaran yang diharapkan dari proses belajar di suatu perguruan tinggi adalah seperti yang digambarkan pada Gambar 2. Dengan beragamnya kemampuan mahasiswa di awal masa kuliahnya, sistem pendidikan, dengan penerapan yang diuraikan di pokok bahasan 3.B, diharapkan meluruskan kurva-kurva tersebut menuju ke titik kualitas kemampuan yang sama. Lulusan perguruan tinggi tertentu diharapkan mempunyai identitas dan rentang kemampuan yang relatif seragam. Di sinilah peran dosen terutama dan lingkungan perguruan tinggi umumnya untuk memberikan identitas dan meningkatkan kualitas para lulusannya.
34
Individu berkembang menurut kualitasnya sendiri-sendiri. Dalam hal ini identitas, bahkan eksistensi per-guruan tinggi sebagai bagian dari pendidikan manusia Indonesia menjadi kabur. Seharusnyalah suatu perguruan tinggi menjadi suatu mesin proses, di mana keluarannya mempunyai standar mutu dan identitas tertentu. Sejalan dengan perkembangan, mesin ini diharapkan menjadi semakin baik dan semakin baik di kemudian hari, dan para lulusannya mempunyai daya saing yang tinggi di dunia kerja.
Kemampuan Mahasiswa Klp 1
Klp 2 Klp 3
Klp 4
Masa Kuliah 5. REFERENSI Amir Tengku Ramli & Erlin Trisyulianti. 2003. Pumping Teacher. Jakarta : Grhadhika Binangkit An Wang (with Eugene Linden). 1986 . Lesson, An Autobiography. Massachusetts: Addison-Wesley Pitoyo Amrih. 2008 . 7 Habits of Highly Efective People, versi Semar dan Pandawa.]Yogyakarta : Pinus Sudiyono . 2004 . Manajemen Pendidikan Tinggi. Yogyakarta : Rineka Cipta
Gambar 2. Perubahan kemampuan mahasiswa selama kuliah jika disikapi dengan baik dengan metode yang tepat
4. KESIMPULAN Tingkat kemampuan mahasiswa yang beragam dalam rentang yang lebar sampai saat ini masih harus diterima keadaannya oleh para dosen. Tetapi tidak perlu disikapi dengan keputusasaan atau ketidak pedulian. Keadaan ini harus disadari dan disikapi dengan cerdas. Dosen bisa saja membiarkan keberagaman itu dan tetap berfokus pada materi pelajaran. Ini tidak sejalan dengan kurikulum yang mengutamakan kompetensi lulusan. Lagi pula pendidikan yang seharusnya dapat memberi perubahan positif menjadi hampir tidak berfungsi.
35