Jurnal Agrimart. Vol. 4. No 1, Maret 2017
SALURAN DISTRIBUSI LABU ZUCCHINI DI PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA(P4S) AGROFARM CIANJUR Kanna Sidiqon1 Hidayat Raflis2
Abstrak
Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan sistem agribisnis karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan iklim yang mendukung. Beragam trend di dunia bisnis hortikultura seperti salah satu trend saat ini yang sedang berkembang di dunia hortikultura adalah trend sayuran Jepang dan Korea. Keputusan dalam menentukan saluran distribusi yang dipilih merupakan salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh produsen khusunya P4S Agrofarm Cianjur. Adapun Tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah : Mengetahui kegiatan produksi labu zuuchini di P4S Agrofarm Cianjur mulai dari persiapan lahan sampai panen. dan Mengetahui saluran distribusi labu zucchini yang digunakan oleh P4S Agrofarm Cianjur. Metode yang dilakukan yaitu metode pengumpulan data dengan observasi, dan wawancara untuk memperoleh data primer dan sekunder. Proses produksi yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur dimualai dari persiapan bahan tanaman dan penyemaian, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, penyiangan dan penggemburan tanah, pemupukan susulan, perlindungan tanaman, pemangkasan, panen dan pasca panen. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, serta pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyulaman, pengairan dan penjarangan tanaman. Penyiangan dan penggemburan tanah dilakukan pada umur tanaman 2 dan 4 minggu setelah tanam, jenis pemupukan yang digunakan yaitu Urea, TSP, dan KCL. Saluran distribusi yang dilakukan oleh P4S Agrofarm Cianjur yaitu saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Saluran distribusi langsung (tingkat nol) menjual labu zucchini dengan ke restaurant dengan rata-rata 10-12 kg dari total produksi 30kg/hari dengan persentase 40% dari total penjualan. Saluran distribusi tidak langsung (tingkat 1) menjual labu zucchini ke supermarket dengan rata-rata 15-18kg dari total produksi 30kg/hari dengan persentase 60% dari total penjualan
Keyword : Produksi, Saluran Distribusi, Labu Zucchini
1. Mahasiswa Program Studi Agribisnis BP. 1301363042 Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 2. Staff pengajar Program Studi Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
1
Jurnal Agrimart. Vol. 4. No 1, Maret 2017
Agrofarm Cianjur ke supermarket, kurangnya kelengkapan jenis labu zucchini yang dikirim oleh P4S Agrofarm Cianjur, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, P4S Agrofarm Cianjur perlu mengantisipasi masalah yang terjadi agar tidak kehilangan konsumen. Keputusan dalam menentukan saluran distribusi yang dipilih merupakan salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh produsen khusunya P4S Agrofarm Cianjur. Disamping itu pemilihan saluran distribusi juga bertujuan untuk menjaga kelancaran distribusi sebuah produk sehingga produk tersebut selalu tersedia saat dibutuhkan dan dapat peroleh dengan mudah serta dekat dengan konsumen. Maka pemilihan saluran pemasaran yang tepat sangatlah penting untuk menjaga kelancaran distribusi barang. Berdasarkan hal diatas maka akan dilihat bagaimana saluran distribusi labu zucchini yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur dan alasan atau keunggulan dari saluran distribusi yang dipilih oleh P4S Agrofarm Cianjur tersebut.
PENDAHULUAN Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan sistem agribisnis karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan iklim yang mendukung. Salah satu bukti kekayaan alam Indonesia adalah daratan dengan luas 19.853.000 Ha yang terbentang dari Sabang sampai Merauke (Badan Pusat Statistik, 2009). Kekayaan sumber daya yang dimiliki hampir tak terbatas sehingga dapat menghasilkan produk-produk agribisnis yang beragam. Setiap subsektor agribisnis yang saling mendukung, dari hulu sampai hilir pun sangat potensial dikembangkan guna menjaga keberlangsungan pertanian Indonesia. Salah satu produk yang saat ini yang menjadi trend baru dalam bisnis sayuran adalah sayuran Jepang dan Korea. Peluang pasar untuk sayuran Jepang dan Korea terbuka lebar seiring dengan bermunculan restaurant Jepang dan Korea. Namun, jumlah petani yang menanam sayuran Jepang dan Korea tersebut masih sedikit. Hal ini disebabkan oleh masih relatif mahalnya harga bibit sayuran Jepang dan Korea tersebut, dan masih terbatasnya yang dimiliki oleh petani (Astari,2011). Petani swadaya yang bergabung di dalam P4S Agrofarm Cianjur. P4S Agrofarm Cianjur berusaha untuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan cara bekerjasama dengan supermarket di beberapa kota besar yang ada di Indonesia, seperti K-Mart di Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Agar produk dapat sampai dengan cepat dan tidak rusak di supermarket maka perlu diperhatikan faktor distribusi. Distribusi merupakan bagian penting dalam proses penyampaian produk dari P4S Agrofarm Cianjur atau produsen kepada konsumen akhir. Namun upaya yang dilakukan P4S Agrofarm Cianjur tidak jarang mengalami hambatan di bidang pendistribusian unit seperti keterlambatan pengiriman labu zucchini dari P4S
Tujuan Tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah : Mengetahui kegiatan produksi labu zuuchini di P4S Agrofarm Cianjur mulai dari persiapan lahan sampai panen. Mengetahui saluran distribusi labu zucchini yang digunakan oleh P4S Agrofarm Cianjur. METODE PELAKSANAAN Waktu Dan Tempat Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini dilakukan selama 2,5 bulan yaitu mulai dari tanggal 14 Maret 2016 sampai 21 Mei 2016, yang bertempat di P4S Agrofarm Cianjur, Jawa Barat. Lokasi perusahaan ini tepatnya di Kampung Jl. Raya Cipanas – Cianjur KM 5 Cigombong, Desa Ciherang, Kecamaten Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. 2
Jurnal Agrimart. Vol. 4. No 1, Maret 2017
jam 00.00 WIB sampai selesai. Hal ini dilakukan agar kegiatan pendistribusian tidak terjebak oleh macet.
Alat-alat Penanganan Budi Daya cangkul garu (sisir). gembor. pisau cutter. Alat-alat Penanganan Pascapanen timbangan elektrik. alat wrapping. plastic wrapping (plastik film). stearofom
Bahan P4S Agrofarm Cianjur dalam memenuhi bahan baku khususnya caisim, melakukan kegiatan produksi labu zuuchini sendiri dan membelinya dari pemasok. Biasanya yang dibeli dari pemasok adalah labu zuuchini yang berukuran besar untuk dipasarkan ke restoran. Sedangkan untuk supermarket, labu zuuchini dipanen di lahan sendiri. Bahan lain yang dibutuhkan untuk penanganan pasca panen labu zuuchini adalah plastik dan koran.
a. b.
Ruang Lingkup Kegiatan yang dilakukan di P4S a) Agrofarm Cianjur terdiri dari 2 jenis kegiatan yaitu kegiatan budidaya dan kegiatan pendistribusian labu zuuchini. kegiatan budidaya dilakukan di lahan milik perusahaan yaitu di Desa b) Cigombong dan di Desa Tunggilis. Ada beberapa kelompok kegiatan dalam proses budidaya yang dilakukan yaitu pembersihan lahan, persiapan lahan (pembuatan bedengan, pemupukan c) dasar), penanaman, pemeliharaan (penyiangan, pemupukan, penanganan hama dan penyakit), panen dan penanganan pascapanen (sortasi, grading dan pengemasan). Selanjutnya adalah kegiatan pendistribusian. Kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan setiap hari. Hal ini terjadi karena permintaan labu zuuchini selalu ada setiap harinya. Lokasi pemasaran labu zuuchini adalah di restoran dan supermarket yang ada di Jakarta, Tangerang, Cibubur dan sebagainya. Kegiatan ini dimulai pada 3
Data dan Sumber Data Data primer merupakan referensi utama yang diperoleh dari observasi langsung di lapangan dan juga hasil dari wawancara dengan pihak perusahaan, karyawan dan masyarakat sekitar. Data primer yang dikumpulkan antara lain : Data tentang tahapan proses produksi tanaman labu zucchini Data tentang gambaran mengenai kegiatan saluran pendistribusin labu zuuchini di P4S Agrofarm Cianjur. Data sekunder merupakan data yang didapat dari literatur baik buku, internet, jurnal, contoh tugas akhir dan berbagai sumber lainnya yang sesuai judul laporan dan praktek yang dilakukan, guna menunjang, menguatkan dan mendukung isi laporan ini Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penyusunan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Observasi langsung ke lapangan yaitu dengan cara melakukan kegiatan budidaya dan pendistribusian secara langsung, pengamatan dan pencatatan terhadap kegiatan-kegiatan yang terjadi di P4S Agrofarm Wawancara yaitu pengumpulan informasi dengan cara melakukan tanya jawab atau diskusi dengan pimpinan, pembimbing lapang, karyawan dan masyarakat sekitar. Studi pustaka, mempelajari teori-teori dari literatur dan referensi yang berkaitan dengan aspek produksi serta finansial budidaya labu zucchini menggunakan mulsa plastik hitam perak.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah P4S Agrofarm Cianjur Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) merupakan lembaga swadaya masyarakat yang ideal untuk meningkatkan pengetahuan,
Jurnal Agrimart. Vol. 4. No 1, Maret 2017
keterampilan dan sikap petani dalam mengelola usaha tani yang berorientasi agribisnis. P4S Agrofarm Cianjur berdiri dan dikukuhkan pada bulan Juli tahun 2009 oleh Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur. P4S Agrofarm Cianjur mendapatkan Sertifikasi Prima tahun 2011 yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat, dengan Nomor Registrasi GAP. 0132.03.41-II.52 dan Nomor Sertifikasi : 32/03-3-01-II-052-021-12/2011.
gilirannya dapat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan petani. Visi dan Misi P4S Agrofarm Cianjur Visi : Peduli dan berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kemampuan usaha petani agar tercapai perubahan kehidupan petani yang lebih baik, terampil, cerdas, sehat dan lebih sejahtera serta berakhlakul karimah. Misi : 1. Memfasilitasi petani di bidang informasi, komunikasi dan konsultasi bidang agribisnis 2. Menyelenggarakan pelatihan dan mediasi bidang agribisnis 3. Membangun sistem kerja sama dan pola usaha tani dengan orientasi pasar yang jelas dan terarah.
Perintis dan pengurus P4S Agrofarm Cianjur memiliki pengetahuan dan pengalaman dibidang pengelolaan agribisnis, sehingga mampu menjadi agen of change dalam pembangunan agribisnis di pedasaan. Model kegiatan pelatihan yang disampaikan oleh para fasilitator P4S Agrofarm Cianjur berorientasi kepada pendekatan bisnis yang nyata dan dinamis dengan perkembangan teknologi, baik tangible (mindset) maupun intangible (mekanisasi). Perkembangan kegiatan P4S dari tahun 2009 sampai sekarang semakin pesat, baik peserta pelatihan dari petani, pemerintah, swasta, institusi pendidikan, maupun akademisi. Peserta pelatihan berasal dari BBPPSDMP Kementerian Pertanian RI, PPMKP Ciawi, BBPP Lembang, BPAPK Cinagara, SMK Pertanian, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, University of Tokyo, University Tohoku, dan lain sebagainya. Dalam rangka peningkatan kualitas pelatihan sumber daya manusia pertanian di perdesaan yang berbasis usaha agribisnis, (P4S) Agrofarm Cianjur merupakan suatu tempat yang sangat ideal untuk berlatih para petani dari mulai kegiatan budidaya, panen, pasca panen, dan pemasaran hasil, serta manajemen pertanian. Pengembangan keterampilan SDM pertanian di P4S Agrofarm Cianjur dalam rangka meningkatkan produksi pertanian dan meningkatkan mutu dan kualitas hasil produk pertanian yang dapat bersaing di pasar, sehingga dapat meningkatkan nilai jual produk dan pada
Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang paling utama dalam suatu usaha agribisnis, karena sumber daya manusia adalah penggerak dalam operasional perusahaan. Sumber daya manusia yang ada di P4S Agrofarm Cianjur untuk unit kerja berjumlah 12 orang tenaga kerja tetap, dengan pembagian yakni 6 orang untuk pekerja lapangan atau bagian kebun, 4 orang pada bagian penanganan pasca panen, 1 orang pada bagian distribusi, dan 1 orang pada bagian administrasi. Deskripsi Kegiatan Bisnis Perusahaan Deskripsi Jasa Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh P4S Agrofarm Cianjur bergerak dalam bidang jasa pelatihan, penyuluhan pertanian dan budidaya tanaman hortikultura sampai dengan kegiatan pemasaran hasil produksi. Kegiatan bisnis perusahaan dalam bidang jasa adalah dalam bentuk pelatihan mengenai ilmu-ilmu pertanian. Produk dalam bidang jasa ini bersifat flaksibel. Apabila ada konsumen yang menginginkan pelatihan dan topik yang diinginkan, maka P4S Agrofarm Cianjur dapat 4
Jurnal Agrimart. Vol. 4. No 1, Maret 2017
memenuhi permintaan pembahasannya masih lingkup pertanian.
tersebut jika dalam ruang
Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh P4S Agrofarm Cianjur adalah kegiatan promosi produk seperti kegiatan pameran, bazar dengan tujuan agar produk yang ditawarkan oleh P4S Agrofarm Cianjur diketahui oleh konsumen karena produk P4S Agrofarm memiliki kemasan untuk menjaga mutu sayuran.
Deskripsi Pelanggan P4S Agrofarm Cianjur memiliki 2 jenis pelanggan yakni pelanggan untuk produk jasa dan pelanggan untuk produk barang.
Kegiatan Produksi Labu Zucchini di P4S Agrofarm Cianjur Kegiatan budidaya labu zucchini di P4S Agrofarm Cianjur adalah sebagai berikut : Pertama dilakukan pemerataan tanah pada dinding-dinding tebing lahan dimana tanah tersebut berfungsi sebagai penutup drainase bekas tanaman tomat dan mentimun jepang. Selanjutnya dilakukan penggemburan tanah dengan menggunakan hand tractor dan dibuat bedengan dengan tinggi 10 cm, lebar 100 cm, dan panjang bedengan yang berbedabeda untuk budidaya labu zucchini. Selanjutnya diberi pupuk kandang feses ayam yang telah dicampur dengan kotoran sapi di atas permukaan bedengan secara merata lalu tutup permukaan bedengan dengan tanah. Diberikan pupuk dasar pada permukaan bedengan dimana pupuk dasar yang diberikan yaitu campuran dari pupuk ZA, pupuk phonska, pupuk SP36, dan siputox. Pupuk dasar yang diberikan untuk 100 cm panjang lahan adalah 250 gram lalu tutup dengan tanah. Tata cara persiapan lahan sistem MPHP adalah (Rukmana, 1998) : 1. Mengolah tanah sedalam 30 cm 40 cm hingga gembur dengan cangkul atau bajak, lalu keringanginkan selama kurang lebih 14 hari. 2. Mengolah tanah kedua kalinya sambil membentuk bedengan – bedengan selebar 120 cm, tinggi 30 cm - 40 cm, panjang disesuaikan dengan keadaan lahan (maksimum 12 m), dan jarak antar bedengan 60 cm - 70 cm.
Pelanggan Untuk Produk Jasa Pelanggan untuk produk jasa adalah peserta pelatihan dari petani, pemerintah, swasta, institusi pendidikan, maupun akademisi. Peserta pelatihan yang pernah mengikuti pelatihan di P4S Agrofarm Cianjur adalah peserta pelatihan dari BPPSDMP (Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian) Kementerian Pertanian RI, PPMKP (Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian) Ciawi, BBPP (Balai Besar Pelatihan Pertanian) Lembang, SMK Pertanian, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, University of Tokyo, University Tohoku, dan lain sebagainya. Deskripsi Pemasok Bahan Baku Pemasok bahan baku P4S Agrofarm Cianjur dikelompokan ke dalam 2 jenis pemasok bahan baku yaitu pemasok bahan baku untuk produk jasa dan pemasok bahan baku untuk produk barang. Pemasok bahan baku untuk produk barang juga terbagi menjadi dua, yaitu pemasok bahan baku untuk sayuran yang dibudidayakan sendiri dan sayuran yang didatangkan dari pasar tradisional. Pemasok bahan baku jasa Pemasok bahan baku untuk jasa adalah pihak eksternal perusahaan yang turut membantu dalam kegiatan yang diadakan oleh P4S Agrofarm Cianjur seperti pemateri dari Dinas Pertanian Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, dosen Universitas Surya Kencana dan yang berasal dari balai-balai pelatihan pertanian seperti Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang. Deskripsi Kegiatan Pemasaran 5
Jurnal Agrimart. Vol. 4. No 1, Maret 2017
3.
Menyebarkan pupuk kandang sebanyak 2 kg/m2, lalu campurkan secara merata dengan lapisan tanah atas. 4. Menyebarkan pupuk anorganik berupa campuran pupuk urea 500 kg/ha + TSP 300 kg/ha + KCL 300 kg/ha secara merata pada permukaan bedengan. Pupuk tersebut dicampur secara merata dengan lapisan tanah atas. 5. Menyiram tanah bedengan dengan air bersih hingga cukup basah agar pupuk larut ke dalam tanah. 6. Pemasangan MPHP dilakukan oleh dua orang, masing-masing pada posisi di ujung bedengan. Mulsa plastik yang berwarna hitam menutup permukaan tanah bedengan. 7. Membiarkan bedengan bermulsa plastik (kering – anginkan) selama 3-5 hari agar unsur hara larut dan tidak toksis bagi bibit labu zucchini yang segera akan ditanam. Membuat lubang tanam dengan jarak 70 cm x 60 cm. Alat pelubang MPHP dapat berupa kaleng bekas susu bergagang yang diberi bara arang. Bedengan bermulsa plastik siap ditanami bibit labu zucchini Kegiatan pengolahan lahan dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur berbeda, dimana pada literatur tanah yang telah digemburkan lalu dikering-anginkan selama kurang lebih 14 hari dan setelah semua pupuk diberikan pada bedengan kemudian bedengan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak, dikeringanginkan kembali selama 3-5 hari. Namun, di P4S Agrofarm Cianjur tidak melakukan pemberian waktu tenggang disebabkan penanaman diusahakan sebelum musim penghujan. Agar setelah penanaman selesai tanaman yang baru ditanam disiram langsung dengan air hujan. Akibat dari tidak dilakukan waktu penjarangan yaitu suhu tanah di dalam mulsa masih sangat panas karena belum terjadi pembuangan gas-gas yang dapat merugikan tanaman setelah ditanam.
Untuk jarak tanam labu zucchini pada literatur yaitu 70 cm x 60 cm sedangkan di P4S Agrofarm Cianjur hanya dengan panjang 100 cm. Hal tersebut disebabkan tanaman labu zucchini di tanaman dilahan sempit. Penanaman yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur yaitu penanaman secara langsung ke lahan yang menggunakan mulsa plastik hitam perak. Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu melakukan penugalan untuk membuat lubang tanam agar mempermudah saat penanaman. Pemindahan bibit sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, yakni saat udara tidak terlalu panas atau sinar matahari tidak terlalu terik. Untuk mengurangi terjadinya penguapan dan untuk menghindari stress pada tanaman. Untuk sistem tanam benih labu zucchini yang dilakukan oleh P4S Agrofarm Cianjur berbeda dengan pendapat para ahli. Dimana menurut para ahli jika menggunakan mulsa plastik hitam perak sebaiknya benih disemai terlebih dahulu sebelum ditanam ke lahan sedangkan P4S Agrofarm Cianjur langsung menanam benih ke lahan padahal sistem persiapan lahan di P4S Agrofarm Cianjur menggunakan mulsa plastik hitam perak. Alasan P4S Agrofarm Cianjur tidak menyemai benih labu zucchini dikarenakan jika benih labu zucchini disemai tentunya juga akan dilakukan penyulaman dan dikarenakan benih labu zucchini berukuran besar sehingga memerlukan tempat penyemaian yang besar pula. Saluran Distribusi Labu Zucchini di P4S Agrofarm Cianjur Dalam Memasarkan Labu Zuuchini Terdapat dua jenis saluran distribusi labu zucchini yang digunakan di P4S Agrofarm Cianjur yaitu saluran distribusi langsung dan saluran distribusi tidak langsung. 1. Saluran distribusi langsung Saluran distribusi langsung juga dikenal dengan saluran distribusi 6
Jurnal Agrimart. Vol. 4. No 1, Maret 2017
tingkat nol, dimana produk berupa labu zucchini dipasarkan oleh produsen kepada konsumen dengan tanpa adanya perantara. Saat ini pemasaran secara langsung masih dilakukan namun penjualan secara langsung bersifat pesanan. Labu zucchini diperoleh konsumen diambil sendiri oleh pemesan atau bisa diantar langsung ke alamat pemesan. Jumlah labu zucchini yang dipasarkan secara langsung tidak tetap dan tidak dilakukan setiap hari. Persentase penjualan labu zucchini secara langsung adalah sekitar 40% dari total penjualan labu zucchini dalam satu hari, dengan rata-rata penjualan 10-12 kg dari total produksi 30 kg/hari. Konsumen yang memesan labu zucchini kebanyakan adalah pihak restaurant, dimana dalam pemesanan yang dilakukan pihak produsen langsung mengantar labu zucchini ke konsumen (pihak restaurant) dan masyarakat sekitar membeli labu zucchini secara langsung ketempat produksi untuk kebutuhan konsumsi. Adanya pemasaran labu zucchini secara langsung dilakukan untuk mempertahankan konsumen yang telah ada dan memenuhi permintaan konsumen. Untuk pemasaran labu zucchini secara langsung, labu zucchini dikemas menggunakan plastik bening PE (Poly ethylene). Labu zucchini dikemas dengan berat 0,5 kg per kemasan dan dijual dengan harga Rp. 10.000/ kg. Berikut gambar dari saluran distribusi langsung yang diterapkan P4S Agrofarm Cianjur : A. Saluran Tingkat Nol P4S Agrofarm Cianjur bertindak sebagai produsen dimana produsen dapat langsung mendistribusikan labu zuuchini kepada konsumen melalui salesman sehingga konsumen hanya menunggu pesanan labu zucchini sampai ke tempat lokasi. P4S Agrofarm Cianjur saat ini mempunyai 5 pelanggan tetap (Reustaurant) yang saling bekerja sama, diantaranya yaitu restoran Amaro yang
beralamat di Cibubur, restoran Gang San yang beralamat di Bekasi-Jawa Barat, restoran Golden Country yang beralamat di Senayan-Jakarta, restoran Ya Rae Hyang yang beralamat di SenopatiJakarta, dan restoran Ya Rae Hyang yang beralamat di Kelapa Gading-Jakarta. 2. Saluran distribusi tidak langsung Saluran distribusi secara tidak langsung yang digunakan oleh P4S Agrofarm Cianjur adalah saluran distribusi tingkat 1. Dimana, dalam memasarkan labu zucchini terdapat satu perantara sebelum labu zucchini tersebut diterima oleh konsumen akhir. P4S Agrofarm Cianjur saat ini menggunakan perantara yaitu supermarket untuk memasarkan sebagian besar produksi labu zucchini (60%). Saat ini labu zucchini telah banyak dikenal oleh masyarakat dan diminati. Meningkatnya minat masyarakat tersebut tentunya juga meningkatkan permintaan terhadap labu zucchini tersebut. Peningkatan permintaan labu zucchini. Sehingga petani labu zucchini perlu memikirkan cara untuk mengurangi resiko tersebut. Salah satunya adalah melalui pemilihan saluran distribusi yaitu melalui pedagang perantara yaitu supermarket. Pedagang perantara juga membantu dalam pencarian konsumen, kegiatan promosi, penyediaan informasi dalam penyortiran terhadap labu zucchini yang telah dikemas sebelumnya. Persentase penjualan labu zucchini secara langsung adalah sekitar 60% dari total penjualan labu zucchini dalam satu hari, dengan rata-rata penjualan 15-18 kg dari total produksi 30 kg/hari. Untuk pemasaran labu zucchini secara tidak langsung, labu zucchini dikemas menggunakan plastik film (wrapping). labu zucchini dikemas dengan berat 0,5 kg per kemasan dan dijual dengan harga Rp. 15.000/ kg. Berikut gambar dari saluran distribusi tidak langsung yang diterapkan P4S Agrofarm Cianjur : 1. Saluran Tingkat Satu 7
Jurnal Agrimart. Vol. 4. No 1, Maret 2017
P4S Agrofarm Cianjur sebagai produsen yang dapat mendistribusikan secara langsung labu zucchini kepada konsumen, produsen juga bekerja sama dengan perantara resmi yang sudah menjalin kerjasama untuk membantu P4S Agrofarm Cianjur dalam menjangkau pasar yang lebih luas. Sehingga konsumen yang berada di beberapa daerah yang jauh dari P4S Agrofarm Cianjur dapat mendatangi perantara (supermarket) yang ada di sekitar daerah tempat tinggalnya. Distribusi yang diterapkan P4S Agrofarm Cianjur adalah saluran tingkat satu yakni melalui perantara karena adanya keterbatasan dari P4S Agrofarm Cianjur untuk lebih dekat dengan konsumen. Dengan diangkatnya perantara sebagai perpanjangan tangan P4S Agrofarm Cianjur tentunya konsumen yang berada di perkotaan akan jauh lebih mudah dijangkau karena keberadaaan perantara sampai ke area kabupaten dan kota di wilayah Jawa Barat dan Jakarta. Kemampuan manajerial P4S Agrofarm Cianjur yang sudah baik menjadi modal utama dalam pemilihan saluran distribusi terutama pemilihan saluran distribusi tingkat satu, dimana pihak manajemen mampu untuk memanajemen P4S Agrofarm Cianjur dan perantara (supermarket) yang menjadi anak perantara yang berfungsi sebagai penghubung dari P4S Agrofarm Cianjur kepada konsumen akhir. Pemilihan saluran distribusi P4S Agrofarm Cianjur melalui beberapa pertimbangan, meliputi: fungsi saluran distribusi, bentuk-bentuk saluran distribusi, karakteristik produk, karakteristik perantara, karakteristik pelanggan. Selain itu juga mempertimbangkan pasar dari produk yang akan didistribusikan perusahaan tersebut. Salah satu yang dipertimbangkan oleh perusahaan sesuai pada teori yang ada, anggota-anggota dalam saluran pemasaran melaksanakan beberapa fungsi utama dan berpartisipasi dalam arus pemasaran berikut menurut Thamrin dan Tantri (2012) :
1. Informasi: pengumpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran mengenai pelanggan potensial dan pelanggan saat ini, pesaing, dan pelaku dan kekuatan lain dalam lingkungan pemasaran. 2. Promosi: pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif mengenai penawaran yang dirancang untuk menarik pelanggan. 3. Negosiasi: usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat-syarat lain sehingga kepemilikan dapat dipengaruhi. 4. Pesanan: komunikasi ke belakang yang bermaksud mengadakan pembelian oleh anggota saluran pemasaran kepada produsen. 5. Pendanaan: penerimaan dan pengalokasian dana yang dibutuhkan untuk penyediaan persediaan pada tingkat saluran pemasaran yang berbeda. 6. Pengambilan risiko: asumsi risiko yang terkait dengan pelaksanaan kerja saluran pemasaran. 7. Kepemilikan fisik: gerakan penyimpanan dan pemindahan produk fisik mulai dari bahan mentah hingga produk jadi ke pelanggan. 8. Pembayaran: pembeli yang membayar melalui bank dan lembaga keuangan lainnya kepada penjual. 9. Kepemilikan: pengalihan kepemilikan dari satu organisasi atau individu kepada organisasi atau individu lainnya. P4S Agrofarm Cianjur memiliki staff/pegawai yang bertugas untuk mengumpulkan informasi pemasaran, contohnya menilai produk pesaing seperti teknologi apa yang diterapkan pada penanaman labu zuuchini, juga mengumpulkan informasi mengenai kepuasan pelanggan dari pesaing. Fungsi promosi yang dilakukan P4S Agrofarm Cianjur adalah meneruskan pengenalan produk labu zucchini yang dikeluarkan perusahaan dan siap di pasarkan. Kemampuan P4S Agrofarm Cianjur untuk mengimplementasikan dan mengevaluasi juga diperlukan demi 8
Jurnal Agrimart. Vol. 4. No 1, Maret 2017
keuntungan jangka panjang. Agar supermarket-supermarket bisa bekerja optimal, P4S Agrofarm Cianjur melakukan pelatihan-pelatihan untuk menjaga pelayanan dan sebagai bentuk pengikatan kerjasama dengan perantara (supermarket) yang telah dipilih. Sehingga perantara bisa memberikan pelayanan yang sama dengan P4S Agrofarm Cianjur dan tidak membuat kesenjangan pelayanan yang akan diterima konsumen.
produksi 30kg/hari dengan persentase 60% dari total penjualan. DAFTAR PUSTAKA Basu
Swastha, dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Cetakan Keempat, Yogyakarta, Liberty.
Fandy, T. 2008. Strategi Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gamedia.
KESIMPULAN Imdad, Heri Purwanto dan Abdjad Asih Nawangsih. 2001. Sayuran Jepang. Jakarta: Penebar Swadaya.
Proses produksi yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur dimualai dari persiapan bahan tanaman dan penyemaian, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, penyiangan dan penggemburan tanah, pemupukan susulan, perlindungan tanaman, pemangkasan, panen dan pasca panen. Tahap awal sebelum dilakukannya proses produksi yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur terletak pada persiapan bahan (bibit) yang baik dan tanah yang subur serta dilakukan penyemaian selama 2-5 hari. Penanaman dilakukan pada awal mjusim hujan, serta pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyulaman, pengairan dan penjarangan tanaman. Penyiangan dan penggemburan tanah dilakukan pada umur tanaman 2 dan 4 minggu setelah tanam, jenis pemupukan yang digunakan yaitu Urea, TSP, dan KCL. Perlindungan dan pemangkasan tanaman dilakukan setelah 25 hari pertumbuhan dan panen dan pasca panen dilakukan pada umur tanaman 49-55 hari. Saluran distribusi yang dilakukan oleh P4S Agrofarm Cianjur yaitu saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Saluran distribusi langsung (tingkat nol) menjual labu zucchini dengan ke restaurant dengan rata-rata 10-12 kg dari total produksi 30kg/hari dengan persentase 40% dari total penjualan. Saluran distribusi tidak langsung (tingkat 1) menjual labu zucchini ke supermarket dengan rata-rata 15-18kg dari total
Keegan J. Warren, 2003. manjemen Pemasaran Global, Jakarta : PT. Indeks Gramedia. Kotler, Philip dan Gray Armstrong. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Keduabelas. Jilid 1. :Erlangga. Jakarta. Permono. A.D, 2008, saluran distribusi dalam upaya peningkatan penjualan, http://permono.file.wordpress.com /2008/03/ Saluran distribusi dalam upaya peningkatan penjualan.pdf (10 mei 2016) Rukmana, Rahmat. 1998. Budidaya Labu Zucchini. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Wardjito. 2001. Pengaruh Penggunaan Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Zucchini (Cucurbita pepo L.). Balai Penelitian Tanaman Sayuran Bandung. Lembang. Jurnal Holrtikultura.
9