-1-
SALINAN
PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RETR1BUSI PFLAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang
:
a.
bahwa dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang kesehatan pada RSUD Gemolong Kabupaten Sragen perlu adanya Pola Tarif tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Gemolong
Kabupaten
Sragen
sebagaimana telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 7 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Gemolong Kabupaten Sragen; b.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalarn huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Sragen tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 7 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Gemolong Kabupaten Sragen.
Mengingat
:
1
Undang - Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah daerah Kabupaten dalarn Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Diundangkan pada tanggal 8 Agustus 1950);
2
Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembáran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3
Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4355);
-2-
4
Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nornor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nornor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5
Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
6
Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor I53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
7
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991 tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran, dan Perintis Kemerdekaan Beserta Keluarganya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 90; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3456);
8
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3692);
9
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
10
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);
11
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemeritahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
-3-
12
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
13
Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;
14
Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sragen (Lembaran Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sragen Nomor 1);
15
Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pola Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Sragen (Lembaran Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2008 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sragen Nomor 7), sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 3 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pola Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Sragen (Lembaran Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011 Nomor 3);
16
Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2008 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sragen Nomor 12), sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 5 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sragen (Lembaran Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011 Nomor 5);
17
Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 7 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Gemolong Kabupaten Sragen (Lembaran Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sragen Nomor 2).
-4-
MEMUTUSKAN: Menetapkan
:
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PERATURAN
DAERAH
KABUPATEN SRAGEN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RETR1BUSI PFLAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN
BAB I KETENTUAN UMUM Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan 1.
Daerah adalah Kabupaten Sragen.
2.
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sragen.
3.
Bupati adalah Bupati Sragen.
4.
Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RSUD adalah Rumah Sakit Umum Daerah Gemolong Kabupaten Sragen.
5.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disebut Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Gemolong Kabupaten Sragen.
6.
Investasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat ekonomis yang dapat meningkatkan kemampuan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
7.
Staf Medis Fungsional dan Instalasi Kesehatan adalah Satuan Fungsional yang bernaung dibawah Rumah Sakit Umum Daerah Gemolong Kabupaten Sragen yang bertugas memberikan pelayanan medis atau non medis terhadap penderita.
8.
Pelayanan Medis adalah Pelayanan Kesehatan yang merupakan kegiatan-kegiatan fungsional yang dilakukan oleh Dokter Spesialis, Dokter Umum, Dokter Gigi, Bidan, Perawat dan Petugas Kesehatan lainnya yang ditujukan kepada penderita untuk mendapatkan kesempurnaan
diagnosa,
pengobatan,
perawatan
pemulihan
kesehatan, rehabilitasi karena sakitnya dan akibat-akibatnya dengan diikuti jasa medis yang pernbagiannya ditetapkan oleh Direktur. 9.
Perawatan adalah pengobatan dan pemeIiharan orang sakit oleh tenaga medis dan paramedis dengan menggunakan fasilitas-fasilitas RSUD.
-5-
10.
Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam rangka observasi, diagnostik, pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan lainnya dengan tanpa menginap di RSUD.
11.
Pelayanan Rawat inap adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam rangka observasi, diagnostik, pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur di ruang rawat inap.
12.
Pelayanan Rawat Darurat adalah Pelayanan Kesehatan tingkat lanjutan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah atau menanggulangi resiko kematian atau cacat.
13.
Pengawasan Dokter adalah Pengawasan Dokter terhadap penderita yang Dirawat.
14.
Pengawasan penunjang medis adalah pelayanan kesehatan untuk penunjang penegakan diagnosa dan terapi.
15..
Pelayanan Rehabilitasi Medis dan Rehabilitasi Mental adalah pelayanan yang diberikan oleh unit Rehabilitasi Medis dalam bentuk pelayanan fisioterapi, terapi okupasional, ortotik / prostetik, terapi wicara, bimbingan sosial medis dan jasa psikologi serta rehabilitasi lainnya.
16.
Pelayanan Medis Gigi dan Mulut adalah Pelayanan paripurna meliputi penyembuhan dan pemulihan yang selaras dengan upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut serta peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada pasien di Rumah Sakit.
17.
Pelayanan Konsultasi penderita oleh Dokter Spesialis untuk pemeriksaan dan / atau pengobatan penderita atau konsultasi antar disiplin
ilmu
yang
dilakukan oleh
Dokter
Spesialis
untuk
penyembuhan. 18.
Pelayanan Konsultasi Khusus adalah pelayanan yang diberikan dalam bentuk konsultasi psikologi, gizi dan konsultasi lainnya.
19.
Rujukan penderita adalah permohonan pemeriksaan Dokter Spesialis dan sekalian penyerahan pengobatan dan atau perawatan serta penanganan selanjutnya, atau dokter unit pelayanan kesehatan kepada dokter unit pelayanan kesehatan lainnya demi kesembuhan pasien.
20.
Visum Et Repertum adalah surat keterangan dari Dokter Pemerintah untuk memenuhi permintaan penyidik tentang kematian, luka dan cacat terhadap pasien dalam proses penyidikan.
-6-
21.
Pemulasaraan Jenazah adalah kegiatan yang meliputi perawatan jenazah, konservasi bedah mayat yang dilakukan oleb rumah sakit untuk kepentingan pelayanan kesehatan, pemakaman dan kepentingan proses peradilan.
22.
Pola Tarif adalah Pedoman Dasar dalam pengaturan dan perhitungan besaran tarif Rumah Sakit Umum Daerah.
23.
Jasa Pelayanan atau Jasa Medis adalah imbalan karena pelaksanaan pelayanan dan kemudahan yang diberikan orang dalam rangka observasi, diagnosa, pengobatan, rehabi!tasi medis dan pelayanan kesehatan lainnya yang dikelola RSUD.
24.
Jasa sarana atau jasa rumah sakit adalah imbalan yang diterima oleh rurnah sakit atas pemakaian sarana, fasilitas rumah sakit atau jasa rumah sakit, bahan obat, bahan kimia dan bahan lainnya atau yang disebut biaya bahan dan alat yang dipergunakan untuk keperluan pemeriksaan penunjang diagnostik dan atau bahan-bahan yang digunakan langsung dalam rangka observasi, diagnosa, pengobatan, perawatan, rehabilitasi medis dan atau pelayanan kesehatan lainnya.
25.
Visite Dokter adalah kunjungan dokter kepada penderita yang dirawat.
26.
Asuhan keperawatan adalah bantuan bimbingan , perlindungan yang diberikan oleh perawat dalam praktek profesinya, untuk memenuhi kebutuhan pasien.
27.
Tindakan Medis adalah semua tindakan dalam rangka diagnosa, pengobatan, pemulihan badan dan / atau jiwa, pencegahan dan peningkatan kesehatan baik menggunakan alat kesehatan atau tidak menggunakan alat kesehatan yang dilakukan oleh tenaga medis atau yang perlu didelegasikan kepada paramedis yang mernpunyai keahlian dan wewenang untuk itu, meliputi : a. Berdasarkan
tingkat
kegawatannya,
yaitu
tindakan
medis
terencana dan tindakan medis tidak (non) terencana; b. Berdasarkan resiko dan beratnya tindakan atau kesulitan, yaitu tindakan kecil, ringan, besar dan khusus; c. Berdasarkan klasifikasi teknis intervensi medis adalah tindakan operatif (pembedahan) dan non operatif (non pembedahan). 28.
Tindakan Keperawatan adalah tindakan mandiri perawat melalui kerjasama / kolaborasi dengan pasien atau tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawab perawat.
-7-
29.
Bahan dan alat adalah bahan kimia / obat untuk kesehatan (habis pakai), Bahan radiologi dan bahan-bahan lainnya yang digunakan secara langsung untuk keperluan observasi , diagnosa, pengobatan, perawatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan lainnya.
30.
Penerimaan fungsional rumah sakit adalah penerimaan yang diperoleh sebagai imbalan atas pelayanan baik berupa barang dan / atau jasa yang diberikan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya melayani kepentingan masyarakat atau instansi pemerintah lainnya.
31.
Unit Cost adalah hasil perhitungan total biaya operasional pelayanan yang diberikan rumah sakit.
32.
Peserta PT. Persero Asuransi Kesehatan Indonesia adalah Pegawai Negeri dan Pensiunan Pegawai Negeri beserta anggota keluarganya yang memiliki Kartu Tanda Pengenal PT. Persero ASKES Indonesia yang sah termasuk perintis kemerdekaan dan veteran.
33.
Penjamin adalah orang atau badan sebagai penanggung retribusi pelayanan
kesehatan
dari
seseorang
yang
menggunakan
/
mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah. 34.
Retribusi Jasa Umum adalah Retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati orang pribadi atau badan.
35.
Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
36.
Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dari Pemerintah Daerah.
37.
Perhitungan Retribusi adalah perincian besarnya retribusi yang harus dibayar oleh wajib retribusi baik retribusi pokok, bunga, kekurangan pembayaran, kelebihan pembayaran maupun sanksi.
38.
Orang yang kurang mampu adalah mereka yang kurang mampu rnembayar sebagian biaya pelayanan yang dibuktikan dengan surat keterangan dari Desa / Kelurahan dan diketahui Camat/ Dinas terkait.
39.
Orang yang tidak mampu adalah a. Mereka yang
tidak mampu membayar keseluruhan dari biaya
pelayanan yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Desa / Kelurahan dan diketahui Camat / Dinas terkait.
-8-
b. Mereka yang dikelola oleh badan sosial / Rumah Yatim Piatu dengan membawa Surat Keterangan dari badan / instansi yang berwenang. c. Orang-orang terlantar dan tidak diketahui identitasnya. 40.
Penderita Tahanan adalah penderita yang sedang dalam penahanan yang berwajib.
41.
Penderita Kehakiman adalah narapidana. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2
Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah memberikan dasar hukum bagi Rumah Sakit Umum Daerah Gemolong dalam pemungutan Restribusi Pelayanan kesehatan. Pasal 3 Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah : a. meningkatkan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan Pelayanan Kesehatan di RSUD; b. memberikan kepastian hukum dan transparansi Retribusi Pelayanan Kesehatan pada RSUD sebagai salah satu Sumber Pendapatan Asli Daerah. Pasal 4 (1)
Pelayanan Kesehatan di RSUD dilaksanakan oleh tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga non medis lain yang bertugas di Instalasi Kesehatan.
(2)
Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dikenakan tarif / biaya dikelompokkan ke dalarn pelayanan sebagai berikut: a. Pelayanan Rawat Jalan; b. Pelayanan Gawat Darurat; c. Pelayanan Rawat Inap; d. Pelayanan Penunjang Medis; e. Pelayanan Instalasi Farmasi; f. Pelayanan Lain-lain.
(3)
Pelayanan rawat jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi: a. Rawat jalan tingkat pertama dilaksanakan oleh Dokter Umum / Dokter Gigi;
-9-
b. Rawat jalan tingkat lanjutan dilaksanakan oleh Dokter Spesialis. (4)
Pelayanan Gawat Darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diselenggarakan di Instalasi Gawat Darurat secara terus menerus selama 24 jam, dilakukan oleh Dokter Umum yang selama berdinas sebagai Dokter jaga RSUD wajib tinggal di RSUD dengan tanggung jawab meliputi : a. Pelayanan penderita baru di Instalasi Gawat Darurat; b. Pelayanan perawatan observasi 24 jam; c. Pengawasan penderita rawat inap di semua kelas, diluar jam kerja.
(5)
Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi : a. Unit Penyakit Anak dan Perinatologi; b. Unit Penyakit Bedah; c. Unit Penyakit Dalam; d. Unit Penyakit Kandungan dan kebidanan; e. Unit Penyakit Hidung Tenggorokan dan Telinga; f. Unit Penyakil Kulit dan kelamin; g. Unit Penyakit Saraf; h. Unit Penyakit Gigi dan Mulut; i. Unit Perawatan Intensif; j. Unit Penyakit Orthopedi; k. Unit Penyakit Jantung; l. Unit Penyakit Paru; m. Unit
Lain
yang
mungkin
diadakan
sesuai
dengan
perkembangan RSUD. (6)
Pelayanan Penunjang Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d meliputi: a. Pemeriksaan Patologi Klinik; b. Pemeriksaan Patologi Anatomi; c. Pemeriksaan Radiologi Diagnostik; d. Pemeriksaan Elektromedik Diagnostik;
- 10 -
e. Pemeriksaan Diagnostik
dengan peralatan
canggih dan
elektromedik lain sesuai dengan perkembangan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Gemolong Kabupaten Sragen akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Apabila ada alat Canggih / elektromedik yang sesuai perkembangan peralatan kedokteran / kesehatan serta beban masalah dalam perda sehingga untuk mengoperasionalkan alat tersebut ditetapkan dengan Keputusan Direktur terlebih dahulu. (7)
Pelayanan Instalasi Farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e diselenggarakan oleh Instalasi farmasi RSUD , yang meliputi penyediaan obat, bahan reagen, bahan habis pakai dan alat kesehatan.
(8)
Pelayanan lain-lain di RSUD sebagairnana dimaksud pada ayat (2) huruf f meliputi : a. Mobil Ambulance; b. Mobil Jenazah; c. Pelayanan Visum Et Repertum; d. Pelayanan Informasi; e. Perawatan dan Pemulasaraan Jenazah; f. Penunggu Pasien; g. Pencucian linen dan pakaian.
(9)
Jenis-jenis pelayanan kesehatan yang dikenakan tarif / biaya pada pelayanan Rawat Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri: a. Pelayanan Medis; b. Pelayanan Penunjang Diagnosa: c. Pelayanan Tindakan Medis; d. Pelayanan Tindakan Keperawatan; e. Pelayanan Asuhan Keperawatan; f. Pelayanan Rehabilitasi Medis; g. Pelayanan Konsultasi Medis Penderita / Pasien; h. Pelayanan Konsultasi Khusus Gizi; i. Pelayanan Gigi dan mulut; j. Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan / Kir dan Pengujian kesehatan.
(10)
Jenis-jenis pelayanan kesehatan yang dikenakan tarif / biaya pada pelayanan rawat inap sebagairnana dimaksud pada ayat (5) terdiri dari : a. Pelayanan Medis;
- 11 -
b. Pelayanan Perawatan Intensif (Intensive Care Unit); c. Pelayanan visite dan Pengawasan Dokter; d. Pelayanan Penunjang Diagnosa; e. Pelayanan Tindakan Medis; f. Pelayanan Tindakan Keperawatan; g. Pelayanan Persalinan; h. Pelayanan Rehabilitasi Medis; i. Pelayanan Konsultasi Medis Penderita / Pasien; j. Pelayanan Konsultasi Khusus Gizi; k. Pelayanan Unit Gigi dan Bedah Mulut; l. Asuhan Keperawatan. (11)
Penderita yang menjalani perawatan pada Unit-unit rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dikenakan biaya: a. Pelayanan Rawat inap; b. Biaya Administrasi; c. Jasa Konsultasi Medis; d. Jasa Visite; e. Perawatan Khusus Dokter; f. Asuhan Keperawatan; g. Tindakan Keperawatan;
(12)
Visum Et Repertum sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf e diterbitkan bila ada permintaan tertulis oleb pihak yang berwenang, meliputi : a. Visum Et Repertum untuk kepentingan Pengadilan; b. Visum Et Repertum untuk kepentingan Asuransi Kesehatan.
(13)
Pelayanan Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (8) huruf d diberikan kepada yang bersangkutan atas persetujuan direktur atau Petugas yang berwewenang secara tertulis meliputi pengelolaan data pelayanan kesehatan dan yang sumber dari Rumah Sakit selain untuk kepentingan dinas yang bersifat rutin.
(14)
Pelayanan Kir dan pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf j meliputi : a. Pemeriksaan kesehatan untuk sekolah; b. Pemeriksaan kesehatan untuk melamar pekerjaan; c. Pemeriksaan kesehatan untuk asuransi dan perjalanan ke luar negeri; d. Pemeriksaan kesehatan Haji dan Pengangkatan Pegawai.
- 12 -
(15)
Pelayanan persalinan sebagaimana di maksud pada ayat (10) huruf g dapat dilaksanakan oleh Dokter ahli, Dokter Umum, Bidan atau paramedis sesuai indikasi mediknya sebagaimana berikut : a. Persalinan Normal / Fisiologis : oleh Bidan, Dokter Umum, Dokter Ahli, sesuai permintaan penderita; b. Persalinan Patologis dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab Dokter Ahli;
(16)
Pelayanan Rehabilitasi medis sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf h dikelompokkan menjadi: a. Rehabilitasi medis sederhana; b. Rehabilitasi medis sedang; c. Ortistik Prostetik sederhana; d. Ortotik Prostetik sedang; e. Ortotik Prostetik canggih. Pasal 5
Pelayanan Rawat inap di RSUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c dibagi dalam kelas-kelas perawatan sebagai berikut: a. Kelas VIP , kamar dengan satu tempat tidur dan Fasilitas lainnya; b. Kelas I, kamar dengan 2 tempat tidur; c. Kelas II, kamar dengan 4 tempat tidur; d. Kelas III, kamar dengan 6 tempat tidur atau lebih tempat tidur. BAB III NAMA, OBYEK DAN SUBYEK TARIF RETRIBUSI Pasal 6 Tarif Retribusi ini disebut dengan nama Tarif Retribusi Pelayanan kesehatan. Pasal 7 Obyek Tarif Retribusi adalah setiap pelayanan kesehatan yang ada di RSUD Gemolong Kabupaten Sragen Pasal 8 Subyek Tarif Retribusi adalah orang pribadi yang mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD BAB IV GOLONGAN TARIF RETRIBUSI DAN WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 9 (1)
Tarif Retribusi pelayanan kesehatan jasa pada RSUD termasuk Golongan Retribusi jasa umum.
- 13 -
(2)
Tarif Retribusi yang terutang dipungut di wilayah Daerah dan dimungkinkan di wilayah lain sesuai tempat tinggal penderita dan / atau bagi penderita yang ditunjuk dari luar daerah BAB V CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 10
(1)
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan a. Jumlah pelayanan b. Jenis pelayanan; c. Pemakaian alat pelayanan kesehatan d. Kelas dan waktu pelayanan yang diterima oleh wajib retribusi di RSUD.
(2)
Prinsip yang dianut dalam penetapan tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan pada RSUD didasarkan pada kebijakan Daerah.
(3)
Kebijakan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(2)
dengan
memperhatikan : a. Biaya penyediaan jasa; b. Kemampuan masyarakat; c. Aspek Keadilan; d. Peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 11 (1)
Besarnya tarif pelayanan kesehatan RSUD ditentukan berdasarkan perhitungan Unit Cost yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur dengan persetujuan Bupati.
(2)
Tarif pelayanan kesehatan RSUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk biaya bahan dan alat. Biaya Bahan dan Alat beserta perubahannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur BAB VI PRINSIP PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 12
Prinsip penetapan besarnya tarif retribusi untuk biaya penyelenggaraan pelayanan yang meliputi medis, perawatan, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, penginapan, konsumsi, administrasi operasional dan pemeliharaan maupun investasi.
- 14 -
Pasal 13 (1)
Struktur dan besarnya tarif retribusi serta daftar jenis tindakan medis maupun pemeriksaan penunjang diagnostik di RSUD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(2)
Dalam
keadaan
darurat
Direktur
RSUD
dapat
mengambil
Kebijaksanaan yang menyimpang dari ketentuan sebagairnana dimaksud pada ayat (1). (3)
Bagi Veteran bukan peserta Asuransi Kesehatan yang dirawat di RSUD, Direktur dapat memberikan keringanan dan / atau pembebasan sebagian atau keseluruhan
dari retribusi sesuai
ketentuan yang berlaku. (4)
Bagi penderita yang kurang / tidak mampu dan penderita tahanan serta
kehakiman,
Direktur
dapat
mengambil
kebijaksanaan
memberikan keringanan atau pembebasan dengan melampirkan Surat Keterangan dari Lurah / Kepala Desa yang diketahui oleh Camat dan / atau Dinas Instansi yang bersangkutan. BAB VII STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Bagian Pertama Tarif Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama Pasal 14 (1)
Besarnya tarif pelayanan rawat jalan tingkat pertama ditetapkan sebesar Rp. 10.000,-.
(2)
Tarif pelayanan rawat jalan tingkat pertama dinyatakan dalam besaran tarif pada karcis harian berlaku untuk satu kali kunjungan dan merupakan pembayaran atas jasa sarana RSUD dan jasa konsultasi medis dengan perbandingan 1 : 3.
(3)
Penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan atau tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus dibayar tersendiri sesuai tarif.
(4)
Besar jasa Asuhan Keperawatan di poliklinik sebesar 10% dari Unit Cost kelas II yaitu Rp. 6.000,- (Enam ribu rupiah).
(5)
Pemeriksaan dan tindakan lain yang belum termasuk dalam kelompok pelayanan sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 5 yang disesuiakan dengan pengembangan RSUD diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur dengan persetujuan Bupati.
- 15 -
Bagian Kedua Tarif Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan Pasal 15 (1)
Besarnya Tarif pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan adalab 1/4 (seper empat) kali unit cost kelas II yaitu Rp. 15.000,- (Lima Belas Ribu Rupiah).
(2)
Tarif sebagimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dinyatakan dalam bentuk karcis harian poliklinik berlaku untuk satu kali kunjungan dan merupakan pembayaran atas jasa sarana RSUD dan jasa konsultasi medis dengan perbandingan 1: 3.
(3)
Penderita Rawat Jalan Tingkat Lanjutan yang memerlukan jenis pelayanan kesehatan atau tindakan medis lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dibayar tersendiri sesuai tarif.
(4)
Besarnya jasa Asuhan Keperawatan di poliklinik sebesar 10% dan unit cost kelas II yaitu Rp. 6.000,- (Enam Ribu Rupiah).
(5)
Pemeriksaan dan tindakan lain yang belum termasuk dalam kelompok pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 yang disesuaikan dengan pengembangan RSUD diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur setelah mendapat persetujuan Bupati. Bagian Ketiga Tarif Rawat Inap Pasal 16
(1)
Besarnya tarif pelayanan rawat inap untuk masing-masing kelas, sehari ditetapkan sebagai berikut :
(2)
a. Kelas III
: Rp. 30.000,-
b. Kelas II
: Rp. 60.000,-
c. Kelas I
: Rp. 80.000,-
d. Kelas VIP
: Rp. 110.000,-
Tarif perawatan sehari diruang Intensive dikenakan tarf sebesar sebagai berikut
(3)
a. Kelas III
: Rp. 60.000,-
b. Kelas II
: Rp. 120.000,-
c. Kelas I
: Rp. 160.000,-
d. Kelas VIP
: Rp. 220.000,-
Tarif Pelayanan sehari di Ruang ICU bagi penderita dan luar RSUD yang masuk ke ruang ICU adalah sebesar Rp. 90.000,-.
- 16 -
(4)
Tarif pelayanan observasi 24 jam di Instalasi Gawat Darurat ditetapkan sebesar tarif perawatan sehari di kelas II sebesar Rp.60.000,-
(5)
Tarif perawatan per hari bagi bayi baru lahir normal adalah sebesar 50% dan perawatan ibunya.
(6)
Tarif perawatan per hari bagi bayi dengan resiko dikenakan biaya sesuai Unit Cost kelas II yaitu sebesar Rp. 60.000,- dan Bayi beresiko dengan perawatan khusus per hari sesuai dengan Unit Cost kelas I yaitu sebesar Rp. 80.000,-
(7)
Tarif perawatan sehari di ruang pemulihan bagi penderita pasien operatif adalah Rp.90.000,-.
(8)
Penderita rawat inap yang memerlukan jenis pelayanan kesehatan dan / atau tindakan medis lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ini dikenakan biaya tersendiri sesuai dengan tarif Bagian Keempat Tarif Biaya Administrasi Pasal 17
(1)
Biaya administrasi adalah biaya pengganti proses administrasi dan biaya cetak yang dipergunakan untuk catatan medis penderita / pasien.
(2)
Biaya administrasi bagi penderita/ pasien rawat inap hanya dipungut satu kali setiap penderita dirawat atau masuk RSUD.
(3)
Besarnya biaya administrasi rawat inap untuk semua kelas perawatan adalah 40% dan tarif rawat inap per hari dimana penderita dirawat ditarik satu kali. Bagian Kelima Tarif Visite dan Pengawasan Dokter Pasal 18
(1)
Jasa visite / Pengawasan dokter dikenakan bagi penderita yang dirawat disemua kelas , ICU dan bangsal bayi baru lahir
(2)
Besarnya jasa visite / Pengawasan dokter ahli untuk semua kelas perawatan adalah 25% dan tarif rawat inap sehari dimana penderita dirawat.
(3)
Visite / Pengawasan dokter di ICU dilakukan dokter ahli yang bersangkutan.
- 17 -
(4)
Besarnya jasa visite / Pengawasan dokter 25% sebagaimana dimaksud pada ayat (3), sama dengan tarif rawat inap sehari dari tarif rawat inap ICU, kelas sesuai dengan asal penderita
(5)
Besarnya jasa visite untuk bayi (neonatal) : a. Besarnya jasa visite bayi normal 25% dan tarif rawat inap sehari dimana ibu bayi tersebut dirawat. b. Besarnya jasa visite bayi beresiko sebesar 25% dimana bayi dirawat.
(6)
Besarnya jasa visite / pengawasan dokter umum adalah 12,5% dan tarif kamar sehari tempat pasien dirawat.
(7)
Konsultasi dokter ahli 30% dari tarif kelas penderita dirawat
(8)
Besarnya jasa asuhan keperawatan rawat inap adalah sebagai berikut: a. Tingkat Ketergantungan Pasien rendah (partial care) : 10% dari cost sesuai kelas penderita dirawat; b. Tingkat Ketergantungan Pasien sedang (medium care) : 20% dan unit cost sesuai kelas penderita dirawat; c. Tingkat Ketergantungan Pasien tinggi (total care) 30% dan unit cost sesuai kelas penderita dirawat. Bagian Keenam Tarif Pelayanan Penunjang Diagnostik Pasal 19
(1)
Tarif pemeniksaan penunjang Diagnostik meliputi a. Biaya bahan dan alat; b. Jasa sarana / rumah sakit; c. Jasa medis.
(2)
Besarnya biaya bahan dan alat diperhitungkan sesuai macam golongan tindakan atau pemeriksaan sejumlah unit cost. Bagian Ketujuh Tarif Pemeriksaan Laboratorium Klinik Pasal 20
(1)
Tarif pemeriksaan laboratorium klinik meupakan pembayaran atas biaya bahan, alat dan jasa rumah sakit serta jasa medis laboratorium
(2)
Jasa sarana rumah sakit adalah 50% (Lima puluh persen) dari tindakan
(3)
Jasa medis Laboratorium klinik untuk kelas II adalah 16% (enam belas persen) dan tarif kamar kelas II, selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk penetapan tarif jenis pemeriksaan yang lain.
- 18 -
(4)
Jasa Medis Laboratorium Klinik perawatan lainnya ditetapkan sebagai berikut ;
Pemeriksaan Laboratorium Klinik : No
Jenis Tindakan
I
KIMIA DARAH
A
Gula Darah
B
C
D
E
F
II
III
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Rujukan
jasa
Sara
jasa
Sara
jasa
Sara
jasa
Sara
jasa
Sara
medis
na
medis
na
medis
na
medis
na
medis
na
1. GDS
9.600
4.800
7.200
3.600
4.800
2.400
2.400
1.200
4.800
2.400
2. 2 jam PP / GDP
9.600
4.800
7.200
3.600
4.800
2.400
2.400
1.200
4.800
2.400
1. Protein Total
9.600
4.800
7.200
3.600
4.800
2.400
2.400
1.200
4.800
2.400
2. Albumin/Globulin
9.600
4.800
7.200
3.600
4.800
2.400
2.400
1.200
4.800
2.400
1. Bilirubin Total
9.600
4.800
7.200
3.600
4.800
2.400
2.400
1.200
4.800
2.400
2. Direct/ Indireck
9.600
4.800
7.200
3.600
4.800
2.400
2.400
1.200
4.800
2.400
1. SGOT
6.400
3.200
4.800
2.400
3.200
1.600
1.600
800
3.200
1.600
2. SGPT
6.400
3.200
4.800
2.400
3.200
1.600
1.600
800
3.200
1.600
3. Alkhali Phospat
6.400
3.200
4.800
2.400
3.200
1.600
1.600
800
3.200
1.600
1. Ureum
6.400
3.200
4.800
2.400
3.200
1.600
1.600
800
3.200
1.600
2. Creatinin
6.400
3.200
4.800
2.400
3.200
1.600
1.600
800
3.200
1.600
3. As. Urat
6.400
3.200
4.800
2.400
3.200
1.600
1.600
800
3.200
1.600
1. Cholesterol
6.400
3.200
4.800
2.400
3.200
1.600
1.600
800
3.200
1.600
2. Trigliserid
6.400
3.200
4.800
2.400
3.200
1.600
1.600
800
3.200
1.600
3.HDL / LDL
6.400
3.200
4.800
2.400
3.200
1.600
1.600
800
3.200
1.600
1. Widal
19.200
9.600
14.400
7.200
9.600
4.800
4.800
2.400
9.600
4.800
2. HBsAg / HCV
19.200
9.600
14.400
7.200
9.600
4.800
4.800
2.400
9.600
4.800
1. Urine Lengkap
9.600
4.800
7.200
3.600
4.800
2.400
2.400
1.200
4.800
2.400
2. Urine Rutin
9.600
4.800
7.200
3.600
4.800
2.400
2.400
1.200
4.800
2.400
Protein
Bilirubin
Faal Hati
Faal Ginjal
Lemak
IMUNOLOGI
URINE
- 19 IV TINJA 1. Faeces
19.200
9.600
14.400
7.200
9.600
4.800
4.800
2.400
9.600
4.800
19.200
9.600
14.400
7.200
9.600
4.800
4.800
2.400
9.600
4.800
V
HEMATOLOGI
A
Darah Rutin
B
1. Haemoglobin
4.800
2.400
3.600
1.800
2.400
1.200
1.200
600
2.400
1.200
2. Leucocyte
4.800
2.400
3.600
1.800
2.400
1.200
1.200
600
2.400
1.200
3. Erytrosit
4.800
2.400
3.600
1.800
2.400
1.200
1.200
600
2.400
1.200
4. Trombosite
4.800
2.400
3.600
1.800
2.400
1.200
1.200
600
2.400
1.200
1. Hematokrit
6.400
3.200
4.800
2.400
3.200
1.600
1.600
800
3.200
1.600
2. CT/ BT
6.400
3.200
4.800
2.400
3.200
1.600
1.600
800
3.200
1.600
3. LED
6.400
3.200
4.800
2.400
3.200
1.600
1.600
800
3.200
1.600
1. Diff
9.600
4.800
7.200
3.600
4.800
2.400
2.400
1.200
4.800
2.400
2. Golongan Darah
9.600
4.800
7.200
3.600
4.800
2.400
2.400
1.200
4.800
2.400
1. BTA
9.600
4.800
7.200
3.600
4.800
2.400
2.400
1.200
4.800
2.400
2. Malaria (Apusan)
9.600
4.800
7.200
3.600
4.800
2.400
2.400
1.200
4.800
2.400
9.600
4.800
7.200
3.600
4.800
2.400
2.400
1.200
4.800
2.400
C
D
VI BACTEROLOGI
VII PP Test (HCG)
(5)
Jasa medis laboratorium klinik untuk penderita rawat jalan (poliklinik) dan kiriman dari luar sama dengan tarif pasien asal kelas II.
(6)
Ketentuan yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur dengan persetujuan Bupati. Bagian Kedelapan Tarif Pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi Pasal 21
Besarnya tarif Pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi berdasarkan biaya jasa sarana yang dipergunakan menurut klasifikasi pemeriksaan sebagai berikut : a.
Laboratorium patologi anotomi sederhana
b.
Laboratorium patologi anotomi sedang
c.
Laboratorium patologi anotomi canggih
- 20 -
Bagian Kesembilan Tarif Pemeriksaan Radiodiagnostik Pasal 22 1.
Besarnya tarif pemeriksaan radiologi merupakan pembayaran atas biaya bahan dan alat, jasa RSUD ,Jasa medis (jasa dokter) dan jasa prosessing (jasa radiografer).
2.
Biaya bahan dan alat untuk pemeriksaan radiologi dapat meliputi : a. Biaya Film b. Biaya Bahan Kontras c. Biaya Obat dan Alat Kesehatan d. Jasa Medis e. Prossesing.
3.
Jasa
sarana
rumah
sakit
untuk
semua
jenis
pemeriksaan
radiodiagnostik adalah sebesar 40 % (empat puluh persen). 4.
Jasa medis dokter foto non kontras untuk penderita rawat inap kelas II sebesar Rp. 15.000,-.
5.
Jasa medis radiografer foto non kontras untuk penderita rawat inap kelas II sebesar Rp. 9.000,-.
6.
Jasa medis dokter cito non kontras untuk penderita rawat inap kelas II sebesar Rp. 18.750,-.
7.
Jasa medis radigrafer cito foto non kontras untuk penderita rawat inap kelas II sebesar Rp. 11.250,-.
8.
Jasa medis dokter foto kontras untuk penderita rawat inap kelas II sebesar Rp. 63.000,-.
9.
Jasa medis radiografer foto kontras untuk penderita rawat inap kelas II sebesar Rp. 48.000,-.
10.
Jasa medis dokter cito foto kontras untuk penderita rawat inap kelas II sebesar Rp. 78.750,-.
11.
Jasa medis radiografer tindakan cito kontras untuk penderita rawat inap sebesar Rp. 60.000,-.
12.
Jasa medis dokter dan radiografer untuk kelas perawatan lainya ditetapkan sebagai berikut : a. Jasa tindakan foto non kontras Jenis Biaya
VIP
Kls I
Kls II
Kls III
Jasa Medis
38.850
21.450
15.000
13.050
Radigrafer
23.400
13.050
9.000
8.010
Jasa Sarana RS
15.540
8.580
6.000
5.220
- 21 -
b. Jasa tindakan Cito non kontras Jenis Biaya
VIP
Kls I
Kls II
Kls III
Jasa Medis
48.563
26.813
18.750
16.313
Radigrafer
29.250
16.313
11.250
10.013
Jasa Sarana RS
19.425
10.725
7.500
6.525
c. Jasa tindakan kontras Jenis Biaya
VIP
Kls I
Kls II
Kls III
Jasa Medis
75.600
72.450
63.000
54.810
Radigrafer
60.000
57.600
48.000
36.480
Jasa Sarana RS
30.240
28.980
25.200
21.924
d. Jasa tindakan cito kontras
13.
Jenis Biaya
VIP
Kls I
Kls II
Kls III
Jasa Medis
94.500
90.563
78.750
68.513
Radigrafer
75.000
72.000
60.000
45.600
Jasa Sarana RS
37.800
36.225
31.500
27.405
Jasa medis radiodiagnostik untuk penderita rawat jalan dan rujukan dari luar sama dengan tarif untuk kelas II.
14.
Jasa tindakan dokter berdasarkan obyek
15.
Jasa Tindakan radiographer berdasarkan expose Bagian Kesepuluh Tarif Pemeriksaan Elektomedik Diagnostic Pasal 23
1. Pemeriksaan Elektromedik Diagnostik perubahan pemeriksaan penunjang medis terdiri dari Elektro Cardiografi (ECG) Ultra Sonografi (USG) dan penunjang lain yang sesuai dengan pengembangan RSUD Gemolong lebih lanjut diatur oleh keputusan direktur 2. Pemeriksaan Elektro Diagnostik Ultra Sonografi USG dilakukan dibawah koordinasi dokter spesialis radiology 3. Pemeriksaan Elektromedik Diagnostik dengan Elektro Cardiografi (ECG) dan Echo dilakukan dibawah pengawasan Dokter Spesialis Jantung atau Dokter Interna
- 22 -
4. Tarif
pemeriksaan
elektromedik
diagnostik
dengan
Elektro
Cardiografi , USG : Besarnya jasa sarana rumah sakit ditentukan berdasarkan biaya operasional dan perawatan berkala pada peralatan Elektromedik diagnostik, serta biaya pemakaian bahan atau obat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan pemakaian masing – masing peralatan dan besarnya jasa sebagai berikut : a.
ECG
Jenis Biaya
VIP
Kls I
Jasa Sarana RS
19.950
14.963
9.975
4.988
Jasa Pelayanan Medis
79.800
59.850
39.900
19.950
Jasa Asisten Medis
15.000
12.000
6.000
2.640
Jenis Biaya
VIP
Kls I
Jasa Sarana RS
19.950
14.963
9.975
4.988
Jasa Pelayanan Medis
79.800
59.850
39.900
19.950
Jasa Asisten Medis
15.000
12.000
6.000
2.640
b.
c.
Kls II
Kls III
USG Kls II
Kls III
ECHO
Jenis Biaya
VIP
Kls I
Kls II
Kls III
Jasa Sarana RS
19.950
14.963
9.975
4.988
Jasa Pelayanan Medis
79.800
59.850
39.900
19.950
Jasa Asisten Medis
15.000
12.000
6.000
2.640
Bagian Kesebelas Tarif Perawatan Intensif Pasal 24 1. Tarif perawatan
untuk penderita di ruang intensif ditetapkan
sebesar 2 (dua) kali tarif
kelas asal penderita telah dirawat.
2. Tarif penunjang diagnostik untuk penderita
yang dari luar
langsung masuk ICU disesuaikan dengan tarif perawatan kelas II 3. Tarif pemeriksaan penunjang diagnostik untuk penderita ICU ditetapkan sebesar dua kali tarif pemeriksaan penunjang kelas asal dimana penderita telah dirawat sebelumnya.
- 23 -
Bagian Keduabelas Tarif Tindakan Medis Operatif Pasal 25 (1) Komponen tarif pelayanan tindakan medis meliputi : TINDAKAN MEDIS OPERATIF TERENCANA NO
URAIAN
1
Jasa Medis ( dr Operator )
2
Jasa dr. Anestesi
3
Jasa Ass. Operator
4
Jasa Perawat Anestesi
5
Jasa RS Total Tarif
VIP Minor
Kecil
Sedang
Besar
Khusus
240,000
600,000
1,200,000
1,800,000
2,400,000
84,000
210,000
420,000
630,000
840,000
36,000
90,000
180,000
270,000
360,000
36,000
90,000
180,000
270,000
360,000
72,000
180,000
360,000
540,000
720,000
468,000
1,170,000
2,340,000
3,510,000
4,680,000
Kelas I NO
URAIAN Minor
Kecil
Sedang
Besar
Khusus
180,000
480,000
960,000
1,440,000
1,920,000
1
Jasa Medis ( dr Operator )
2
Jasa dr. Anestesi
63,000
168,000
336,000
504,000
672,000
3
Jasa Ass. Operator
27,000
72,000
144,000
216,000
288,000
4
Jasa Perawat Anestesi
27,000
72,000
144,000
216,000
288,000
5
Jasa RS
54,000
144,000
288,000
432,000
576,000
351,000
936,000
1,872,000
2,808,000
3,744,000
Total Tarif
NO 1 2 3 4 5
URAIAN Jasa Medis ( dr Operator ) Jasa dr. Anestesi Jasa Ass. Operator Jasa Perawat Anestesi Jasa RS Total Tarif
NO
URAIAN
1
Jasa Medis ( dr Operator )
2
Jasa dr. Anestesi
Kelas II Minor
Kecil
Sedang
Besar
Khusus
120,000
360,000
720,000
1,080,000
1,440,000
42,000
126,000
252,000
378,000
504,000
18,000
54,000
108,000
162,000
216,000
18,000
54,000
108,000
162,000
216,000
36,000
108,000
216,000
324,000
432,000
234,000
702,000
1,404,000
2,106,000
2,808,000
Kelas III Minor
Kecil
Sedang
Besar
Khusus
60,000
240,000
480,000
720,000
960,000
21,000
84,000
168,000
252,000
336,000
- 24 3
Jasa Ass. Operator
9,000
36,000
72,000
108,000
144,000
4
Jasa Perawat Anestesi
9,000
36,000
72,000
108,000
144,000
5
Jasa RS
18,000
72,000
144,000
216,000
288,000
117,000
468,000
936,000
1,404,000
1,872,000
Total Tarif
TARIF TINDAKAN MEDIS OPERATIF TAK TERENCANA (CITO ) VIP
NO
URAIAN
1
Jasa Medis ( dr Operator )
360,000
2
Jasa dr. Anestesi
3
Sedang
Besar
900,000
1,800,000
2,700,000
3,600,000
126,000
315,000
630,000
945,000
1,260,000
Jasa Ass. Operator
54,000
135,000
270,000
405,000
540,000
4
Jasa Perawat Anestesi
54,000
135,000
270,000
405,000
540,000
5
Jasa RS
108,000
270,000
540,000
810,000
1,080,000
702,000
1,755,000
3,510,000
5,265,000
7,020,000
Total Tarif
NO
URAIAN
1
Jasa Medis ( dr Operator )
2
Minor
Kecil
Khusus
Kelas I Minor
Kecil
Sedang
Besar
Khusus
270,000
720,000
1,440,000
2,160,000
2,880,000
Jasa dr. Anestesi
94,500
252,000
504,000
756,000
1,008,000
3
Jasa Ass. Operator
40,500
108,000
216,000
324,000
432,000
4
Jasa Perawat Anestesi
40,500
108,000
216,000
324,000
432,000
5
Jasa RS
81,000
216,000
432,000
648,000
864,000
526,500
1,404,000
2,808,000
4,212,000
5,616,000
Total Tarif
NO
URAIAN
1
Jasa Medis ( dr Operator )
2
Kelas II Minor
Kecil
Sedang
Besar
Khusus
180,000
540,000
1,080,000
1,620,000
2,160,000
Jasa dr. Anestesi
63,000
189,000
378,000
567,000
756,000
3
Jasa Ass. Operator
27,000
81,000
162,000
243,000
324,000
4
Jasa Perawat Anestesi
27,000
81,000
162,000
243,000
324,000
5
Jasa RS
54,000
162,000
324,000
486,000
648,000
351,000
1,053,000
2,106,000
3,159,000
4,212,000
Total Tarif
- 25 Kelas III
NO
URAIAN
1
Jasa Medis ( dr Operator )
90,000
360,000
720,000
1,080,000
1,440,000
2
Jasa dr. Anestesi
31,500
126,000
252,000
378,000
504,000
3
Jasa Ass. Operator
13,500
54,000
108,000
162,000
216,000
4
Jasa Perawat Anestesi
13,500
54,000
108,000
162,000
216,000
5
Jasa RS
27,000
108,000
216,000
324,000
432,000
175,500
702,000
1,404,000
2,106,000
2,808,000
Minor
Total Tarif
Kecil
Sedang
Besar
Khusus
TARIF TINDAKAN MEDIS NON OPERATIF No
Uraian Biaya
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
1
SEDERHANA
11,000
8,000
6,000
3,000
2
SEDANG
22,000
16,000
12,000
6,000
3
CANGGIH
33,000
24,000
18,000
9,000
(2)
Jenis dan Klasifikasi tindakan medis operatif sebagai berikut : TINDAKAN MEDIS OPERATIF KECIL A. SMF BEDAH 1. Venaseksi 2. Reseksi benda asing (corpus allienum) subkutan. 3. Circumsisi 4. Menjahit perlukaan 5. Ekstraksi kuku / roser plasty 6. Insisi atau eksisi abses permukaan 7. Ekstipasi tumor jinak subkutan 8. Pungsi asites, Pungsi bula-bula Pungsi toraks. B. SMF KEBIDANAN 1. Sterilisasi 2. Laparoskopi 3. Kuretase 4. Tumor jinak 5. D / C ekstirpasi C. SMF PENYAKIT DALAM 1. Pungsi asites 2. Pungsi lumbal, pleura D. SMF PENYAKIT ANAK 1. Pungsi lumbal 2. Pungsi sumsum tulang
- 26 -
3. Pungsi pleura, abdominal TINDAKAN MEDIS OPERATIF SEDANG A. SMF BEDAH 1. Herniotomi, herniorafi, varikokolektomi, appendiktomi, sectio alta, orchidopexi, hemoroidektomi. 2. Reseksi ligamentum carpi transver – sum (carpal tunnal syndrome) 3. Ekstirpasi kista epidermoid regiochepal. 4. Skin grafting, rekontruksi kulit. 5. Labioplasty 6. Tumor jinak payudara, tumor parotis tanpa komplikasi. 7. Tumor jinak kulit subkutan diameter lebih dari 2 cm. 8. Dislokasi
sendi
bahu,
siku,
pergelangan
tangan,
interphalangeal. 9. Kelainan tangan bawah. B. SMF KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN 1. Laparatomi percobaan / diagnostik 2. Kehamilan ekstopik. 3. Kista ovarium 4. Myomestomi 5. Koldoskopi 6. Operasi perineum, Kolporafi 7. Salfingso – kolporektomi. TINDAKAN MEDIS OPERATIF BESAR A. SMF BEDAH 1. Kelainan bawaan ditulang muka, jaringan lunak muka dan lain-lain. 2. Neurofibromatosis 3. Kriptorkhismus 4. Megacolon / Hirschprung disease 5. Hispadia, CTEV dan kelainan uretra lain-lain 6. Tumor tyroid, payudara, rahang dan paru-paru. 7. Tumor pembuluh darah intraabdominal, retro peritonial dan mediastinum. 8. Semua jenis tumor ganas
- 27 -
9. Semua jenis trauma yang tidak termasuk kelompok operasi sedang. 10. Perdarahan toraks, abdominal, traktus urinarius, jaringan muka, rongga mulut kerusakan pembuluh darah. 11. Hernia inkarserata. 12. Ileus obstruksi 13. Peritonitis diffusa 14. Obstruksi saluran pernafasan / pencernaan karena benda asing, 15. Striktura uretra 16. Segala jenis batu 17. Trans Uretral Reseksi (TUR) 18. Koreksi impresi fraktur 19. Reparasi fistula B. SMF KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN 1. Hysterectomy 2. Tumor ganas ovarium 3. Reparasi fistula, tuba Bagian Ketigabelas Tarif Biaya Persalinan Pasal 26 Biaya persalinan meliputi : (1) Biaya bahan dan alat ditetapkan sesuai dengan penggunaan untuk tiap persalinan. (2) Jasa sarana rumah sakit untuk semua jenis persalinan ditetapkan sebesar 40% dari biaya bahan dan alat. (3) Besarnya jasa medis untuk persalinan sebagai berikut : Persalinan Fisiologis No
Kelas
dr. Ahli
dr. Umum
Bidan
1
VIP
840,000
420,000
360,000
2
Kelas I
600,000
330,000
300,000
3
Kelas II
360,000
180,000
150,000
4
Kelas III
120,000
90,000
60,000
- 28 -
Persalinan Patologis No
Kelas
1
VIP
2
Kelas I
3
Kelas II
4
Kelas III
dr. Ahli
dr. Umum
1,260,000
630,000
900,000
465,000
540,000
270,000
180,000
165,000
Abortus Tanpa Curretage No
Kelas
1
VIP
2
Kelas I
3
Kelas II
4
Kelas III
dr. Ahli
dr. Umum 840,000
420,000
600,000
330,000
360,000
180,000
120,000
90,000
Abortus Dengan Curretage No
Kelas
1
VIP
2
dr. Ahli
dr. Umum
1,260,000
630,000
Kelas I
900,000
465,000
3
Kelas II
540,000
270,000
4
Kelas III
180,000
165,000
Persalinan dengan Sectio Caesarea Kelas VIP
KELAS I
jasa medis Jasa Medis ( dr Operator )
sc terencana
cito atau penyulit
2,160,000
3,240,000
Jasa dr. Anestesi
756,000
1,134,000
Jasa Ass. Operator
324,000
486,000
Jasa Perawat Anestesi
324,000
486,000
Jasa RS
648,000
972,000
1,800,000
2,700,000
Jasa dr. Anestesi
630,000
945,000
Jasa Ass. Operator
270,000
405,000
Jasa Perawat Anestesi
270,000
405,000
Jasa RS
540,000
810,000
Jasa Medis ( dr Operator )
- 29 KELAS II
KELAS III
Jasa Medis ( dr Operator )
1,440,000
2,160,000
Jasa dr. Anestesi
504,000
756,000
Jasa Ass. Operator
216,000
324,000
Jasa Perawat Anestesi
216,000
324,000
Jasa RS
432,000
648,000
Jasa Medis ( dr Operator )
720,000
1,080,000
Jasa dr. Anestesi
252,000
378,000
Jasa Ass. Operator
108,000
162,000
Jasa Perawat Anestesi
108,000
162,000
Jasa RS
216,000
324,000
SITASI PERSALINAN Resusitasi Persalinan : Resusitasi Persalinan Fisiologis No
Kelasst
Resusitasi dasar dr. Ahli
dr. Umum
Resusitasi berat Bidan
dr. Ahli
dr. Umum
1
VIP
252,000
84,000
54,000
504,000
168,000
2
Kelas I
180,000
66,000
45,000
360,000
132,000
3
Kelas II
108,000
36,000
22,500
216,000
72,000
4
Kelas III
36,000
18,000
9,000
72,000
36,000
Resusitasi Persalinan Patologis No
Resusitasi dasar
Kelas dr. Ahli
dr. Umum
Resusitasi berat Bidan
dr. Ahli
dr. Umum
1
VIP
378,000
126,000
81,000
756,000
252,000
2
Kelas I
270,000
93,000
67,500
540,000
186,000
3
Kelas II
162,000
54,000
31,500
324,000
108,000
4
Kelas III
54,000
33,000
13,500
108,000
66,000
Bagian Keempatbelas Tarif Pelayanan Rehabilitasi Medis Pasal 27 (1) Besarnya biaya jasa sarana Rumah Sakit bagi pelayanan rehabilitasi medis sebesar 35 % dari jasa medis dokter rehabilitasi medis
- 30 -
(2) Besarnya jasa dokter rehabilitasi medis sebesar 25% dari unit cost kelas II (3) Besarnya jasa fisioteraphist sebesar 80% dari jasa medis dokter (4) Besarnya unit cost Rehabilitasi medis kelas II untuk jenis tindakan sederhana ditetapkan sesuai unit cost lainnya. (5) Besarnya unit cost untuk jenis perawatan lainnya adalah sebagai berikut : Tarif Tindakan Rehabilitasi Medis VIP
NO
Uraian Biaya
1
SEDERHANA
15,600
13,200
6,000
34,800
2
SEDANG
20,748
17,556
7,980
46,284
3
CANGGIH
23,400
19,800
9,000
52,200
NO
Uraian Biaya
dokter
fisioterapist
Sarana
tarif
kelas I dokter
fisioterapist
Sarana
tarif
1
SEDERHANA
10,374
8,778
3,990
23,142
2
SEDANG
15,600
13,200
6,000
34,800
3
CANGGIH
19,500
16,500
7,500
43,500
NO
Uraian Biaya
1
SEDERHANA
2
kelas II dokter
fisioterapist
sarana
tarif
7,800
6,600
3,000
17,400
SEDANG
10,374
8,778
3,990
23,142
3
CANGGIH
11,700
9,900
4,500
26,100
NO
Uraian Biaya
kelas III dokter
fisioterapist
sarana
tarif
1
SEDERHANA
5,148
4,356
1,980
11,484
2
SEDANG
7,800
6,600
3,000
17,400
3
CANGGIH
9,360
7,920
3,600
20,880
- 31 -
Bagian Kelimabelas Tarif Konsultasi Khusus Gizi Pasal 28 (1) Komponen tarif konsultasi gizi meliputi jasa pelayanan konsultasi dan biaya bahan dan alat (2) Besarnya jasa medis konsultasi khusus gizi bagi penderita rawat inap kelas II adalah sebesar Rp. 6.000,(3) Besarnya jasa medis konsultasi khusus gizi untuk kelas perawatan lainnya ditetapkan dengan perkalian jasa medis konsultasi khusus gizi kelas II sebagai berikut. No
Uraian Biaya Tarif Konsultasi Gizi
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
12,000
9,000
6,000
3,000
(4) Besarnya jasa medis konsultasi khusus gizi bagi penderita rawat jalan ditetapkan dengan perkalian jasa medis konsultasi khusus gizi Rawat Inap Kelas I sebesar Rp 9.000,(5) Dasar perhitungan tarif jasa konsultasi gizi menggunakan dasar perhitungan tarif kamar Kelas II. Bagian Keenambelas Tarif Pelayanan Instalasi Farmasi Pasal 29 (1) Komponen biaya pelayanan farmasi meliputi : a. Harga Perbekalan Farmasi b. Jasa Pelayanan resep (R/) Instalasi Farmasi (2) Harga jual perbekalan Farmasi ditetapkan sebesar harga netto ditambah 20% dari harga beli (3) Besarnya jasa pelayanan instalasi farmasi / imbalase R / ditetapkan a. Imbalase Resep obat racikan 7,5% dari tarif kamar Kelas II, yaitu Rp. 4.000,b. Imbalase Resep non racikan 5% dari tarif kamar kelas II, yaitu Rp. 3.000,-
- 32 -
Bagian Ketujuhbelas Tarif Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Pasal 30 (1) Tarif Pelayanan IGD ditetapkan sama dengan tarif rawat jalan tingkat lanjutan (2) Tarif pelayanan IGD dinyatakan dalam bentuk karcis dan merupakan pembayaran atas jasa Rumah Sakit Daerah, dan jasa konsultasi medik dokter jaga dengan perbandingan 1 : 3 (3) Tarif perawatan di ruang observasi 24 jam IGD ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi penderita rawat inap di kelas II sebesar Rp. 60.000,(4) Tarif konsultasi dokter ahli di IGD ditetapkan sebesar 2 kali tarif pelayanan IGD (5) Penderita yang memerlukan jenis pelayanan kesehatan dan / atau tindakan medis lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus dibayar tersendiri sesuai dengan tarif. (6) Besarnya tarif tindakan medis operatif dan tindakan Keperawatan di IGD ditetapkan sesuai dengan tarif tindakan yang sejenis untuk perawatan kelas II (7) Besarnya jasa Asuhan Keperawatan di IGD dan Observasi sesuai dengan unit cost kelas II. Bagian Kedelapanbelas Tarif Pelayanan Gigi dan Mulut Pasal 31 (1) Besarnya tarif rawat jalan di poliklinik gigi ditetapkan sebesar 1/6 kali unit cost kelas II untuk sekali kunjungan (2) Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan dalam bentuk karcis poliklinik untuk satu kali kunjungan meliputi : a. Jasa sarana rumah sakit b. Jasa medis (3) Apabila membutuhkan bahan dan alat, biaya dikenakan sesuai dengan bahan dan alat yang digunakan (4) Penderita yang memerlukan jenis pelayanan kesehatan dan atau tindakan medis lain sebagaimana dengan dimaksud dalam Pasal 3 harus dibayar tersendiri sesuai dengan tarif.
- 33 -
(5) Besarnya jasa tindakan medis sebagai berikut : NO
Uraian
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
1
Tindakan kecil
20,000
16,000
12,000
8,000
Radang gusi perkwadran
20,000
16,000
12,000
8,000
Pengobatan urat Saraf
20,000
16,000
12,000
8,000
Pengobatan gangrene
20,000
16,000
12,000
8,000
Pencabutan gigi sulung
20,000
16,000
12,000
8,000
Pengobatan abses
20,000
16,000
12,000
8,000
Pembersihan karang gigi perkwadran
28,000
24,000
20,000
16,000
Penambalan amalgam
28,000
24,000
20,000
16,000
Penambalan silikat
28,000
24,000
20,000
16,000
Pencabutan gigi tetap
28,000
24,000
20,000
16,000
36,000
32,000
28,000
24,000
2
3
Tindakan sedang
Tindakan Besar Pencabutan gigi komplikasi
Bagian Kesembilanbelas Tarif Pelayanan Kir, dan Pengujian Kesehatan Pasal 32 (1) Komponen dan besarnya tarif pemeriksaan kesehatan untuk sekolah atau melamar pekerjaan adalah : a. Jasa medis
: Rp. 5.000,-
b. Jasa Rumah Sakit
: Rp. 5.000,-
(2) Komponen dan besarnya tarif pemeriksaan untuk pengujian kesehatan, keperluan asuransi dan perjalanan ke luar negeri adalah : a. Jasa medis
: Rp. 10.000,-
b. Jasa rumah sakit
: Rp. 5.000,-
(3) Komponen dan besarnya tarif pemeriksaan untuk keperluan naik haji dan pengangkatan pegawai menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku (4) Pelaksanaan pelayanan seperti dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh instalasi rawat jalan tingkat pertama.
- 34 -
Bagian Keduapuluh Tarif Tindakan Keperawatan Pasal 33 Besarnya Tarif Tindakan keperawatan sebagai berikut : TARIF TINDAKAN KEPERAWATAN KELAS KEPERAWATAN NO
TINDAKAN
1
INJEKSI PERHARI
2
ANGKAT JAHIT
UC
VIP
I
II
III
Rawat jalan
5%
5,500
4,000
3,000
1,500
2,750
a. < 5 JAHITAN
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
b. 5-10 JAHITAN
15%
16,500
13,950
9,000
4,800
4,800
c. > 10 JAHITAN
20%
22,000
16,000
12,000
6,000
11,000
a. < 5 JAHITAN
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
b. 5-10 JAHITAN
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
c. > 10 JAHITAN
20%
22,000
16,000
12,000
6,000
11,000
PERAWATAN LUKA KECIL
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
a. KECIL
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
b. SEDANG
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
c. BESAR
20%
22,000
16,000
12,000
6,000
11,000
a. SATU LENGAN / KAKI
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
b. > SATU LENGAN / KAKI
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
6
SPALK
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
7
PASANG KATETER
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
8
NEBULIZER
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
9
PEMBERIAN SUPOSSITORIA
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
10
BLEDER TRAINING
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
11
PEMBERIAN O2
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
12
MENOLONG BAB / BAK
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
13
MEMANDIKAN
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
14
AFF DC
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
15
AFF INFUS
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
3
4
5
HECTING / JAHIT LUKA
BUKA GIPS
- 35 -
16
AFF NGT
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
17
MENGAMBIL SPESIMEN
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
18
ORAL HIGIENE
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
19
DRESSING INFUS
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
20
SKIN TES
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
21
FOEDING SONDE HIDUNG
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
22
PASANG INFUS
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
23
PASANG INFUS DENGAN PENYULIT
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
24
PASANG NGT
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
25
LAVEMENT
10%
11,000
8,000
6,000
3,000
5,500
26
EXTRASI SUSUK / SPIRAL
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
27
INSERSI SUSUK / SPIRAL
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
28
NECROTOMI
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
29
VULVA HIGIENE
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
30
SKEREN & PERAWATAN LUKA / SCROTUM
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
31
TINDIK TELINGA
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
32
RESUSITASI PERNAPASAN RINGAN
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
33
TAMPON LUKA
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
34
MEDIKASI LUKA PERINEUM
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
35
PUNGSI ASBES
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
36
SPOLING DC DENGAN PENYULIT
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
PERAWATAN FUNGSI PLEURA
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
38
PERAWATAN WSD
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
39
VAGINAL TUSSE
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
40
PASANG SYRING PUMP
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
41
PASANG INFUS PUMP
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
42
PENDIDIKAN KESEHATAN
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
43
PEMASANGAN TUBA ENDOTRAKEAL
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
44
KATETERISASI UMBILIKAL
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
45
BILAS LAMBUNG
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
37
- 36 46
HISAP LENDIR
15%
16,500
12,000
9,000
4,500
8,250
47
DC SHOCK
20%
22,000
16,000
12,000
6,000
11,000
48
RESUTASI JANTUNG PARU
20%
22,000
16,000
12,000
6,000
11,000
49
PENGAMBILAN BENDA ASING HIDUNG, TELINGA
20%
22,000
16,000
12,000
6,000
11,000
RESUSITASI PASIEN GAWAT DARURAT
30%
33,000
24,000
18,000
9,000
16,500
50
Keterangan : Jasa Tindakan Keperawatan hanya satu kali sehari Jasa Tindakan Keperawatan di Rawat Jalan menggunakan Unit Cost Kelas II
Bagian Keduapuluh satu Tarif Pelayanan Lain – lain Paragraf 1 Tarif Pemakaian Mobil Ambulance / Jenazah Pasal 34 (1)
Tarif mobil ambulance sekali pemakaian di dalam kota diterapkan sesuai dengan harga 10 liter bahan bakar.
(2)
Besarnya tarif mobil ambulance untuk sekali pemakaian keluar kota ditetapkan sebesar jumlah jarak pulang pergi ke tempat tujuan dinyatakan dalam km (kilometer) kali harga 1 (satu) liter bahan bakar.
(3)
Besarnya uang saku dan uang makan pengemudi 20% dan paramedis / petugas pengantar penderita 20% dari tarif ambulance.
(4)
Penderita atau keluarganya yang akan menggunakan mobil ambulance keluar kota diwajibkan terlebih dahulu melunasi biaya
sesuai
dengan
ketentuan
tarif
tersebut
ayat (2).
Pasal 35 Tarif Pelayanan Visum Et Repertum, Informasi dan Penitipan Kendaraan (1)
Komponen tarif pelayanan visum et repertum meliputi : a. Jasa sarana;
pada
- 37 -
b. Jasa Pelayanan Medis : jasa medis, jasa rumah sakit dan jasa pelayanan rekam medis (2)
Besarnya tarif pelayanan visum ditetapkan Rp. 120.000,termasuk bahan dan alat , dengan perincian sebagai berikut : a. Bahan dan alat bila diperlukan : Rp. 20.000,b. Jasa medis
: Rp. 60.000,-
c. Jasa rumah sakit
: Rp. 20.000,-
d. Jasa rekam medis
: Rp. 20.000,-
Paragraf 2 Tarif Pelayanan Informasi, Legalisasi dan Praktek Kerja / Penelitian Pasal 36 (1)
Besarnya tarif pelayanan informasi ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah.
(2)
Yang dimaksud dengan tarif pelayanan informasi menurut Ayat (1) adalah bahwa apabila ada instalasi lain yang ingin Studi Banding ke RSUD Gemolong Kabupaten Sragen wajib dikenakan tarif Retribusi, dan besarnya tarif ditetapkan dengan Keputusan Direktur, uangnya menjadi Pendapatan / Penerimaan RSUD Gemolong Kabupaten Sragen.
(3)
No
Biaya praktek kerja / penelitian sebagai berikut :
Jenis Pelayanan
Biaya
Ket
1
Magang / PKL Siswa D3 Kesehatan
120,000
Perbulan
2
Siswa Non Kesehatan
60,000
Perbulan
3
Praktek karyawan swasta
120,000
Perbulan
4
Penelitian siswa kesehatan untuk karya ilmiah
180,000
Paket
5
Penelitian siswa non kesehatan untuk karya tulis
180,000
Paket
6
Penelitian mahasiswa untuk skripsi
300,000
Paket
7
Penelitian untuk tesis
600,000
Paket
8
Program PPDS I
900,000
One State
9
Co. Ass
-
-
- 38 -
Paragraf 3 Tarif Pemakaian Kamar Jenazah Pasal 37 (1)
Pemakaian kamar jenazah bagi penderita yang meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Gemolong Kabupaten Sragen dikenakan biaya Rp. 30.000,-
(2)
Pemakaian kamar jenazah setelah 2 jam pertama dikenakan biaya per hari sebesar Rp. 60.000,-
(3)
Penitipan jenazah dari luar dikenakan biaya per hari sebesar Rp. 60.000,-
(4)
Perawatan jenazah dikenakan biaya sebesar Rp. 300.000,-
(5)
Biaya bahan dan alat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan masing – masing jenazah.
(6)
Petugas perawatan jenazah diberikan jasa sebesar Rp. 60.000,Pasal 38
(1)
Kepada penderita / pasien PT. (Persero) ASKES dan atau keluarganya dikenakan iuran biaya (cost sharing) pada pelayanan berikut : a. Rawat jalan tingkat lanjutan; b. Rawat Inap; c. Pelayanan Gawat Darurat; d. Pelayanan Persalinan; e. Pelayanan lain diluar paket yang ditentukan PT. (Persero) ASKES.
(2)
Besarnya iuran biaya ditetapkan berdasarkan kesepakatan Direktur dengan Kepala Kantor Perwakilan Cabang PT (Persero) ASKES.
(3)
Iuran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan penerimaan yang ditarik langsung oleh RSUD Gemolong Kabupaten Sragen atas persetujuan Bupati.
(4)
Pembagian jasa ASKES diatur oleh keputusan Direktur atas persetujuan Bupati. BAB VIII TATA CARA PENETAPAN TARIF RETRIBUSI Pasal 39
(1)
Besarnya tarif pelayanan rawat jalan ditetapkan berdasarkan perhitungan unit cost RSUD untuk kelas II.
(2)
Besarnya tarif pelayanan rawat inap ditetapkan berdasarkan unit cost RSUD menurut kelas perawatannya.
- 39 -
(3)
Penetapan retribusi bagi penderita yang sedang dirawat di semua kelas perawatan RSUD dapat menerima uang titipan biaya perawatan sementara dengan menerbitkan bukti penerimaan pembayaran sementara yang sah
(4)
Penetapan retribusi bagi penderita / pasien yang telah selesai menjalani
perawatan
dan
diijinkan
pulang
atau
meninggalkan RSUD atas kekurangan atau kelebihan pembayaran dihitung berdasarkan jumlah total biaya perawatan. BAB IX DISTRIBUSI PENGGUNAAN UANG HASIL PEMUNGUTANNYA KEPADA KOMPONEN TERKAIT Pasal 40 (1)
Untuk pendapatan / Retribusi pelayanan kesehatan baik dari poliklinik, Tindakan Medis, Periksa Dokter, Asuhan keperawatan,
tindakan
keperawatan.
Laboratorium,
Radiologi, ICU / ICCU, Apotek, Rehabilitasi medis, Penunjang Diagnostik, Elektomedik Diagnostik, Persalinan, Konsultasi Gizi, IGD, Gigi dan Mulut, Pelayanan KIR, Pengujian Kesehatan, Ambulance, Visum Et Repertum, Informasi, Legalisasi, Praktek Kerja / penelitian ini semua dikumpulkan menjadi 100% pendapatan RSUD Gemolong Kabupaten Sragen disetor secara bruto ke kas daerah, 80% sebagai pengembalian Jasa. (2)
Untuk jasa 80% dijadikan 100% dibagi : a. Jasa langsung 90% b. Jasa tidak langsung 5% ( Pos Renumerasi ) c. Direksi 5%
(3)
Pos Renumerasi 5% dijadikan 100% dibagi menurut Indek dan Sharing untuk semua Pegawai RSUD Gemolong Kabupaten Sragen.
(4)
Khusus tenaga Administrasi mendapat jasa dari : a. Renumerasi b. 5 % dari belanja dibagi menurut indek dan sharing
- 40 -
(5)
Distribusi penggunaan hasil pemungutan kepada komponen terkait
sebagaimana terlampir yang merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dengan peraturan bupati ini.
BAB X TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 41 (1)
Pembayaran retribusi dilakukan oleh wajib retribusi di RSUD tempat pelayanan dilakukan dengan menggunakan dokumen–dokumen yang telah ditetapkan
(2)
Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai / lunas diberikan tanda bukti pembayaran
(3)
Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan retribusi yang bentuk, isi, dan tata caranya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB XI SANKSI ADMINISTRASI Pasal 42 Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa denda 2% setiap bulan dari retribusi yang tidak atau kurang bayar.
BAB XII PENAGIHAN RETRIBUSI Pasal 43 (1)
Penghasilan retribusi dilaksanakan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran, yang diawali dengan surat teguran atau peringatan maupun surat lain yang sejenis.
(2)
Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat dimaksud pada ayat (1), wajib retribusi harus segera melunasi retribusi terutang.
- 41 -
(3)
Surat tagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diterbitkan oleh pejabat yang ditunjuk.
BAB XIII TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 44 (1)
Penderita kurang mampu / tidak mampu dirawat di kelas II dan diwajibkan menyerahkan Surat Keterangan yang menyatakan penderita adalah benar–benar kurang mampu / tidak mampu selambat–lambatnya 2 x 24 jam setelah dirawat, selebihnya penyerahan Surat Keterangan dari batas waktu yang ditentukan tersebut dinyatakan tidak berlaku
(2)
Penderita anggota Veteran, Perintis Kemerdekaan berlaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku
(3)
Penderita Narapidana dan Penderita Tahanan dengan membawa Surat Keterangan dari yang berwajib, dirawat di kelas
III
dengan
biaya
ditanggung
instansi
yang
bersangkutan (4)
Penderita sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) bila menghendaki kelas perawatan yang lebih tinggi diwajibkan membayar penuh semua biaya pelayanan kesehatan
(5)
Pembebasan biaya pelayanan kesehatan dilakukan secara bertahap a. Bebas jasa medis; b. Bebas jasa rumah sakit; c. Bebas biaya bahan dan alat; d. Bebas membayar semampunya dengan diprioritaskan melunasi biaya obat.
(6)
Direktur diberi wewenang membebaskan sebagian atau seluruhnya biaya pelayanan kesehatan bagi penderita yang dirawat di RSUD
- 42 -
BAB XIV KADALUWARSA DAN PENGHAPUSAN Pasal 45 (1)
Hak untuk melakukan pengalihan retribusi, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terhutangnya retribusi, kecuali wajib retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi.
(2)
Kadaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tertangguh apabila : a. Diterbitkan sesuai teguran, surat paksa, atau; b. Ada pengakuan hutang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung. Pasal 46
(1)
Piutang retribusi yang tidak dapat atau mungkin ditagih, yang disebabkan karena wajib retribusi meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai harta warisan, tidak dapat ditentukan, tidak mempunyai harta kekayaan lagi dan hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa, maka piutang retribusi dimaksud dapat dihapus.
(2)
Untuk memastikan wajib retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan pemeriksaan setempat oleh Pejabat yang ditunjuk.
(3)
Penghapusan piutang retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan setelah adanya laporan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). BAB XV PENDAPATAN RSUD Pasal 47
(1)
Pendapatan RSUD terdiri dari pendapatan fungsional dan non fumgsional
(2)
Pendapatan fungsional setelah potongan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pengelolaannya dilakukan secara langsung oleh RSUD, kecuali untuk jasa medis dan jasa tindakan dengan ketentuan : a. Untuk semua kelas ditentukan sebagai berikut 100% merupakan pendapatan Rumah Sakit Umum Daerah disetorkan
secara
bruto
ke
kas
daerah,
80%
- 43 -
dikembalikan
sebagai
jasa
pelayanan
yang
pembagiannya diatur lebih lanjut oleh Direktur. b. Pengembangan Super VIP selanjutnya, pembagian jasa medis diatur oleh Direktur. (3)
Pendapatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Rawat jalan terdiri atas konsultasi, poliklinik spesialis, umum, gigi, tindakan medis / keperawatan, jasa medis dan jasa sarana; b. Rawat inap terdiri atas biaya penginapan dan biaya administrasi termasuk penunggu pasien;
visite /
konsultasi dokter, tindakan dokter / keperawatan; c. Penunjang medis terdiri atas farmasi, laboratorium, fisioterapi, radiologi, USG dan ECG, ambulance, alat dan jasa sarana rumah sakit, konsultasi gizi, visum et repertum, dan pemulasaran jenazah, dan lain – lain sesuai perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Gemolong Kabupaten Sragen. d. Pelayanan ASKES. (4)
Pendapatan non fungsional adalah penerimaan yang berasal selain dari pendapatan fungsional dimaksud pada ayat (3).
(5)
Jasa karyawan non medis dan non paramedis diambilkan dari jasa pelayanan sebesar 5% dari pembelanjaan RSUD, pembagiannya lebih lanjut diatur dengan keputusan Direktur. Jasa karyawan non medis dan non paramedis sebesar 5 % dari belanja, karena karyawan non medis / non paramedis (Tenaga Administrasi non perawatan) tidak mendapatkan imbalan jasa secara langsung, dengan akan diterapkannya Renumerasi tenaga administrasi diberi Insentif dari 5 % Pembelanjaan , dibagi menurut indek dan sharing.
(6)
Pendapatan yang berasal dari klaim PT (Persero) ASKES / JAMSOSTEK akan diatur sesuai ketentuan PT. ASKES / JAMSOSTEK dari 100% klaim, 60% RSUD, 40% jasa pelayanan sebagai imbalan jasa dan pembagian sesuai dengan hasil kinerjanya masing – masing diatur dengan surat keputusan direktur.
(7)
Honorarium Dewan Pengawas diatur lebih lanjut dengan keputusan direktur Rumah Sakit Umum Daerah.
- 44 -
BAB XVI KETENTUAN PIDANA Pasal 48 Pelanggaran terhadap ketentuan – ketentuan Peraturan Bupati ini dapat diancam dengan Pidana Kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi. BAB XVII PENYIDIKAN Pasal 49 (1)
Pejabat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sragen diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap tindak pidana di bidang retribusi.
(2)
Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. Menerima,
mencari,
mengumpulkan
dan
meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. Mencari,
meneliti
dan
mengumpulkan
keterangan
mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi sehubungan dengan tindak pidana retribusi; d. Meminta buku – buku catatan dan dokumen lain yang berkenaan dengan tindak pidana retribusi; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen – dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta
bantuan
tenaga
ahli
dalam
rangka
melaksanakan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi; g. Menyuruh berhenti dan / atau melarang seseorang meninggalkan pemeriksaan
ruangan sedang
atau
tempat
berlangsung
dan
pada
saat
memeriksa
- 45 -
identitas orang dan / atau yang dibawa sebagaimana dimaksud huruf e h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3)
Penyidik
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1),
memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penutut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB XVIII KETENTUAN LAIN – LAIN Bagian Pertama Menunggu Pasien Pasal 50 (1)
Penderita yang sedang dirawat tidak selalu harus ditunggu, hal ini diatur dan ditentukan oleh dokter yang merawatnya.
(2)
Apabila ada seorang keluarga yang ingin menunggu (karena keadaan penderita dipandang perlu ditunggu), maka yang berkepentingan diharuskan mendapat ijin dari Direktur Rumah Sakit Umum Daerah atau yang merawatnya.
(3)
Seorang penderita pada prinsipnya hanya dibenarkan ditunggu seorang penunggu, dalam hal tertentu Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dapat mengijinkan seorang penderita ditunggu lebih dari seorang penunggu. Bagian Kedua Waktu Berkunjung Pasal 51
(1)
Penderita yang sedang dirawat pada dasarnya boleh dikunjungi 2 (dua) kali sehari yaitu pagi jam 10.00 – 12.00 dan sore jam 16.00 – 18.00.
- 46 -
(2)
Dalam hal khusus yang ditentukan oleh dokter yang merawat penderita yang sedang dirawat tidak dibenarkan untuk dikunjungi, kecuali dengan ijin khusus dokter yang merawatnya.
(3)
Demi keamanan dan ketertiban, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah berhak melarang / menolak pengunjung satu orang yang akan berkunjung yang mencurigakan. Bagian Ketiga Penderita Meninggal Dunia dan Perawatan Jenazah Pasal 52
(1)
Apabila seseorang penderita yang dirawat berada dalam keadaan sakit keras / meninggal dunia, maka dokter yang merawat atau petugas yang ditunjuk segera memberitahukan kepada keluarganya.
(2)
Penderita yang meninggal dunia setelah 2 (dua) jam harus dipindahkan ke kamar jenazah. Pasal 53
(1)
Pengambilan jenazah dan penyerahan Surat Keterangan Kematian dilakukan di kamar jenazah.
(2)
Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) hari jenazah belum atau tidak juga diurus / diambil oleh keluarganya, maka RSUD dapat melakukan penguburan dengan disaksikan oleh pihak yang berwajib dan segala biaya penguburannya dibebankan kepada keluarganya.
(3)
RSUD berkewajiban menyelenggarakan penguburan jenazah dari penderita – penderita yang tidak mampu dan yang tidak mempunyai keluarga.
(4)
Penderita yang tidak diketahui identitasnya dan meninggal di RSUD dengan seijin pihak yang berwajib, maka jenazah tersebut dapat digunakan untuk kepentingan ilmiah sesuai peraturan yang berlaku.
(5)
Terhadap jenazah yang tidak diketahui identitasnya dan dibawa ke RSUD dengan seijin pihak yang berwajib dapat digunakan untuk kepentingan ilmiah sesuai peraturan yang berlaku. Pasal 54
Demi kesehatan umum penderita yang meninggal dunia karena sesuatu
penyakit
menular
perawat
jenazahnya
(memandikan,
mengkafani, dan lain-lain) harus dilakukan di RSUD dan biaya perawatan jenazah dibebankan kepada keluarganya).
- 47 -
Bagian Keempat Pencucian Pakaian Penderita Pasal 55 (1)
Penderita dapat mencucikan pakaiannya di RSUD.
(2)
Bagi penderita berpenyakit menular diwajibkan mencucikan pakaiannya di RSUD
(3)
Penderita atau keluarganya tidak dibenarkan mencuci sendiri pakaiannya di RSUD
(4)
Tarif pencucian pakaian penderita yang infeksi 7000 per kg. BAB XIX KETENTUAN PENUTUP Pasal 56
Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur RSUD setelah mendapat persetujuan Bupati.
- 48 -
Pasal 57 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sragen. Ditetapkan di Sragen Pada tanggal 1-7-2011 BUPATI SRAGEN ttd AGUS FATCHUR RAHMAN Diundangkan di Sragen Pada tanggal 1-7-2011 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SRAGEN ASISTEN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN DAN KESRA KABUPATEN SRAGEN ttd ENDANG HANDAYANI BERITA DAERAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011 NOMOR 67 SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA KEPALA BAGIAN HUKUM
JULI WANTORO, SH, M.Hum. Pembina Tk. I NIP. 19660706 199203 1 010
- 49 -
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR
: 67 TAHUN 2011
TANGGAL : 1 - 7 - 2011 TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DI RSUD GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN DAN DISTRIBUSI PENGGUNAAN HASIL PEMUNGUTANNYA KEPADA KOMPONEN TERKAIT A. JASA PELAYANAN RUTIN I.
RAWAT JALAN 1.
Poliklinik umum, Poliklinik Gigi dan Mulut serta Poliklinik Spesialis a.
Periksa dokter 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya : 90% untuk jasa dokter, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi .
b.
Tindakan Medis non operatif 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya : 5% untuk pos renumerasi , 5% untuk direksi sisa 80% dijadikan 100% : 80 % untuk jasa dokter dan 20 % jasa perawat.
c.
Tindakan medis operatif oleh dokter 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya. 90% untuk jasa dokter, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi.
d.
Tindakan keperawatan 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 5% untuk pos renumerasi , 5% untuk direksi sisa 80% dijadikan 100% : 80 % untuk jasa perawat dan 20 % jasa dokter.
e. Asuhan Keperawatan, 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa perawat, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi . 2.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) a.
Pemeriksaan medis dilakukan oleh Dokter 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa dokter, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi .
b.
Tindakan Medis non operatif 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 5% untuk pos renumerasi , 5% untuk direksi sisa 80% dijadikan 100% : 80 % untuk jasa dokter dan 20 % jasa perawat.
c.
Tindakan medis operatif oleh dokter 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa dokter, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi .
- 50 -
d.
Asuhan Keperawatan, 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa perawat, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi .
f.
Tindakan Keperawatan 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 5% untuk pos renumerasi , 5% untuk direksi sisa 80% dijadikan 100% : 80 % untuk jasa perawat dan 20 % jasa dokter.
II.
RAWAT INAP 1.
Biaya kamar perawatan diterimakan sepenuhnya kepada RSUD Gemolong Kabupaten Sragen
2.
Visite Dokter, 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa dokter, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi .
3.
Asuhan Keperawatan, 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa perawat, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi .
4.
Tindakan medis non operatif 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya : 5% untuk pos renumerasi , 5% untuk direksi sisa 80% dijadikan 100% : 85 % untuk jasa dokter dan 15 % jasa perawat.
5.
Tindakan Keperawatan
80%
yang
diterima, 80% dijadikan 100%
pembagiannya : 5% untuk pos renumerasi , 5% untuk direksi sisa 80% dijadikan 100% : 85 % untuk jasa perawat dan 15 % jasa dokter. 6.
Penerimaan dari jasa administrasi dalam biaya rawat inap dibagikan kepada karyawan non medis dan non paramedis. Keterangan tentang pembagian jasa administrasi bagi tenaga non medis dan non paramedis RSUD, 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa tenaga administrasi, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi .
III. LABORATORIUM Tindakan pelayanan Laboratorium, 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya : 5% untuk pos renumerasi , 5% untuk direksi sisa 90% dijadikan 100% : 70 % untuk jasa petugas laboratorium 20 % jasa dokter PK 10% dokter pengirim. IV. H C U / I C U 1.
Biaya kamar perawatan diterimakan sepenuhnya kepada RSUD Gemolong Kabupaten Sragen.
2.
Visite Dokter, 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa dokter, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi .
3.
Asuhan Keperawatan, 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa perawat, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi .
- 51 -
4.
Tindakan medis non operatif 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi sisa 80% dijadikan 100 % : 85 untuk jasa dokter dan 15% jasa perawat.
5.
Tindakan
Keperawatan
80%
yang
diterima,
80%
dijadikan
100%
pembagiannya: 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi sisa 80% dijadikan 100 % : 85 untuk jasa perawat dan 15% jasa dokter. 6.
Penerimaan dari jasa administrasi dalam biaya rawat inap dibagikan kepada karyawan non medis. Keterangan tentang pembagian jasa administrasi bagi tenaga non medis RSUD, 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa administrasi non medis, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi
V.
FARMASI Tindakan pelayanan dari imbalan resep yang dilakukan oleh Apoteker . 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa petugas apotek, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi
VI.
FISIOTERAPI Tindakan pelayanan fisioterapi, 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa dokter dan petugas fisioterapi, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi.
VII.
TINDAKAN MEDIS OPERATIF 1. Tindakan operasi yang dilakukan oleh dokter. 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa dokter, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi. 2. Tindakan operasi yang dilakukan oleh dokter Anestesi 80% yang diterima , RSUD, 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa dokter anestesi, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi .
VIII.
RADIOLOGI 1. Tindakan yang dilakukan oleh dokter. 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa dokter, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi. 2. Tindakan yang dilakukan oleh petugas. 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa petugas radiologi, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi .
IX.
ELEKTROMEDIK DIAGNOSTIK Tindakan yang dilakukan oleh dokter. 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa dokter, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi.
- 52 -
X.
AMBULANCE 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 50% untuk jasa sopir 40% untuk jasa perawat, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi
XI.
PERSALINAN KEBIDANAN 1. Tindakan yang dilakukan oleh dokter. 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya: 90% untuk jasa dokter, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi. 2. Tindakan yang dilakukan oleh Bidan. 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya. 90% untuk jasa bidan, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi.
XII.
JASA TENAGA ADMINISTRASI / TENAGA NON MEDIS Jasa tenaga administrasi / tenaga non medis dan non paramedis diberikan jasa /insentif sebesar 5% dari Pembelanjaan dan pembagiannya sebagai berikut : 80% yang diterima, 80% dijadikan 100% pembagiannya. 90% untuk jasa tenaga administrasi / tenaga non medis, 5% untuk pos renumerasi, 5% untuk direksi.
B. JASA PELAYANAN ASKES WAJIB / PNS /JAMSOSTEK/ KERJA SAMA PIHAK KETIGA 1. Klaim Perawatan (100%) A. 60% biaya operasional dan pendapatan RSUD B. 40% Jasa medis dijadikan 100% pembagiannya : i. 5% pos renumerasi ii. 95% dijadikan 100% pembagiannya : a.
80% jasa medis dijadikan 100% : a). 70% Jasa Medis b). 30% Jasa Perawat
b.
10% TTL
c.
10% Administrasi Askes, dijadikan 100% pembagiannya a). 20% jasa Perawat b). 80% dijadikan 100% pembagiannya i). 65% Administrasi umum ii). 10% pengendali Askes iii). 25 % Direksi
2. Khusus 1) Operasi Klaim paket operasi ( dari klaim perawatan ) 100% A. 60% biaya operasional dan pendapatan RSUD B. 40% Jasa Medis dijadikan 100% pembagiannya i. 5% Pos renumerasi ii. 95% dijadikan 100% pembagiannya a. 30% Anestesi dijadikan 100% pembagiannya
- 53 -
a). 70% dokter anestesi b). 30% perawat Anestesi b. 70% Operator dijadikan 100% a). 85% Dokter bedah b). 15% Asisten 2) Penunjang Medis A. Fisioterapi + Akupungtur i.
35% Dokter pengirim
ii.
60% Fisioterapi
iii.
5% Dokter kordinator
B. Laboaratoriumi.
50% Karyawan Laboratorium
ii.
45% Dokter pengirim
iii.
5% dokter Koordinator
C. Radiologi i.
40% Dokter Radiologi
ii.
50% Karyawan Radiologi
iii. 10% Dokter pengirim D. ECG i.
40% Dokter pembaca
ii.
30% asisten
iii. 30% dokter pengirim 3) IGD i.
45% Dokter igd
ii.
50% perawat igd
iii.
5% Dokter Kordinator
4) Echo Cardiografi i.
50% Dokter pelaksana
ii.
20% Perawat
iii. 30% Dokter pengirim 5) Akupuntur i.
50% Dokter pelaksana
ii.
25% Perawat
iii. 20% Dokter pengirim iv.
5% Dokter Kordinator
- 54 -
3. Penerimaan dari Faktor Pelayanan pada Instalasi Farmasi untuk Askes PNS, dirinci sebagai berikut , 80% yang diterima dibagi : i. 5% dokter ii. 5% Direksi iii. 5% Pos renumerasi iv. 5% Administrasi Askes v. 80% dijadikan 100% pembagiannya : 1) 40% RSUD 2) 60% Karyawan Farmasi Ditetapkan di Sragen Pada tanggal 1-7-2011 BUPATI SRAGEN ttd AGUS FATCHUR RAHMAN