Astria Hendraswaty 10504024 Hubungan Perilaku Bermain dengan Kreativitas pada Anak Prasekolah (TK) Pembimbing : Dra. Lieke E. M. Waluyo, MSc, Eng., Ph.L ABSTRAKSI Kreativitas anak prasekolah perlu dijaga dan dikembangkan dengan me n c ip t a k a n l i n g k u n g a n y a n g menghargai kreativitas yaitu perilaku bermain. Namun, kenyataannya banyak TK yang lebih berorientasi pada hal akademis dibandingkan dengan metode bermain. Untuk itu tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan perilaku bermain dengan kreativitas pada anak prasekolah (TK). Metode yang digunakan yaitu uji korelasi dari Pearson. Subjek penelitian yaitu 40 murid TK NOAH Early Childhood Center Jakarta Timur dengan menggunakan kuesioner perilaku bermain dan kuesioner kreativitas yang diisi oleh guru. Berda sarkan data yang telah dianalisis keeratan hubungan dua variabel penelitian menghasilkan nilai r sebesar 0.284 dengan taraf signifikan sebesar 0.038 (p< 0.05) Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara perilaku bermain dengan kreativitas pada anak prasekolah (TK). Dimana jika perilaku bermain anak tinggi maka kreativitas anak juga tinggi, begitu pula sebaliknya Kata Kunci : perilaku bermain, kreativitas, anak TK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat pola pendidikan anak usia dini saat ini cenderung mengkhawatirkan. Anak pada usia 3 tahun (playgroup atau TK) sudah dibebani dengan belajar angka dan huruf. Yang lebih parah lagi targetnya
lu lu s d ar i T K h ar u s su d ah bis a membaca karena untuk dapat masuk ke sekolah dasar haruslah bisa membaca dan menulis. Hal ini bertolak belakang dengan apa yang dilakukan pada p en d i d i k a n us i a di ni di n e g a r a berkembang. Anak usia dini di TK belum saatnya diajari membaca dan menulis (Depdiknas, 2006). Bermain sambil belajar merupakan prinsip pokok dalam pembelajaran di TK reguler maupun unggulan (Depdiknas, 2006). Bukan berarti bahwa TK tidak boleh mengajarkan membaca atau menulis. Akan tetapi, terkadang metode pengajaran yang disampaikannya salah, yaitu dengan menyuruh anak untuk menghapal hal-hal yang abstrak, lebih banyak duduk diam di kelas daripada melakukan motorik kasar dan halus, mengerjakan soal (drilling), atau memberikan nilai hasil pekerjaan anak. Jumlah proporsi antara belajar dan bermain haruslah seimbang (Depdiknas, 2006). Kreativitas dibutuhkan oleh manusia untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kreativitas merupakan daya atau kemampuan manusia untuk menciptakan sesuatu (Munandar, 1992). Ada 3 ciri dominan pada anak yang kreatif yaitu spontan, rasa ingin tahu, tertarik pada hal-hal yang baru. Ketiga ciri-ciri tersebut terdapat pada diri anak. Semua anak pada dasarnya adalah kreatif, faktor lingkunganlah yang menjadikan anak tidak kreatif. Salah satu faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah faktor bermain. Anak berkembang dengan cara bermain. Dunia anak-anak adalah bermain, karena setiap waktunya hanya diisi dengan kegiatan bermain (Papalia, 2008). Terdapat banyak jenis permainan yaitu aktif, pasif, kreatif, fisik, imajinatif dan manipulative play.
Salah satu peran guru TK dalam menciptakan kreativitas sebagai evaluator yaitu melakukan penilaian terhadap proses kegiatan belajar dan penilaian hasil kegiatan kreativitas seperti menggambar, mewarnai, dan lain-lain. B er d a s a r k an u r a i a n d i a t as , perumusan masalah yang akan diambil adalah apakah terdapat hubungan antara perilaku bermain dengan kreativitas pada anak prasekolah (TK) ? B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara perilaku bermain dengan kreativitas pada anak prasekolah (TK). C. Manfaat Penelitian 1. Teoritis yaitu dapat memberikan mas u k an y an g b er m an f aat b agi perkembangan ilmu psikologi khususnya Psikologi Perkembangan Anak dan Pengembangan Kreativitas. 2. Praktis yaitu dapat memberikan gambaran mengenai peranan perilaku pandangan bagi orang tua dan guru agar dapat memilihkan jenis permainan yang dapat menimbulkan kreativitas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Bermain 1. Pengertian Perilaku Bermain Pengertian perilaku bermain menurut Mulyadi (2004) adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan anak dengan spontan dan dengan perasaan gembira, tidak memiliki tujuan yang eksentrik, melibatkan peran aktif anak, memiliki hubungan yang sistematis dengan hal-hal di luar bermain. 2. Teori dalam Perilaku Bermain Menurut Hadinoto (2002) ada berbagai macam teori dalam perilaku bermain antara lain teori latihan yang merupakan latihan bagi perannya di kemudian hari, teori tekapitulasi yaitu ulangan bentuk-bentuk aktivitas yang dalam perkembangan jenis manusia
pernah memegang peranaan yang dominan. 3. Faktor yang Mempengaruhi Menurut Hurlock (1995), faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku bermain yaitu kesehatan, semakin sehat anak akan semakin banyak ener giny a u ntuk b er main ak tif, perkembangan motorik, apa saja yang akan dilakukan dan waktu bermainnya tergantung pada perkembangan motorik yang baik, inteligensi, anak yang pandai lebih aktif ketimbang yang kurang pandai dan permainan mereka lebih menunjukkan perhatian, kecerdasan, jenis kelamin, laki-laki menunjukkan perhatian pada berbagai jenis permainan yang lebih banyak daripada perempuan, lingkungan, anak dari lingkungan yang buruk kurang bermain ketimbang anak lainnya, status sosial ekonomi , anak dari sosial ekonomi tinggi menyukai kegiatan yang mahal, jumlah waktu bebas, bila tugas rumah tangga menghabiskan waktu luang mereka, anak terlalu lelah melakukan kegiatan yang m em b u t u h k a n t en a g a b e s ar , 8 ) Peralatan Bermain, banyaknya balok, kayu dan cat air mendukung permainan yang sifatnya konstruktif. 4. Tahapan Perkembangan Menurut Hurlock ( 1980) ada beberapa tahap perkembangan perilaku bermain yaitu 1) Tahap Eksplorasi yaitu mengambil, memegang dan mempelajari benda kecil, 2) Tahap Permainan yaitu diawali dengan bermain dengan benda mati kemudian beralih menjadi bermain dengan teman, 3) Tahap Bermain yaitu tertarik dengan permainan matang lainnya, 4) Tahap Melamun yaitu pada masa puber mulai kehilangan minat untuk bermain. 5. Ciri Perilaku Bermain Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Smith (dalam Hurlock,
1994) diungkap adanya beberapa ciri perilaku bermain yaitu dilakukan berdasarkan motivasi instrinsik, perasaan dari orang yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh emosi yang positif, fleksibilitas yang ditandai mudahnya kegiatan beralih dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya, lebih me n e k an k an p ad a p r os e s y a n g berlangsung dibandingkan hasil akhir, bebas memilih, mempunyai kualitas pura-pura yang berlaku untuk semua bentuk kegiatan bermain, kegiatan bermain mempunyai kerangka tertentu yang memisahkannya dari kehidupan sehari-hari. 6. Jenis Perilaku Bermain Menurut Mulyadi (2004) jenis bermain ditinjau dari aktivitasnya dapat dibagi menjadi empat, yang juga merupakan ciri perilaku bermain pada usia prasekolah yaitu 1) Bermain Fisik, upaya pengembangan aspek motorik, 2) Bermain Kreatif, berkaitan dengan penembangan kreativitas, 3) Bermain Imajinatif, menyertakan fantasi, 4) Manipulative play, bermain dengan menggunakan alat seperti gunting. 7. Karakteristik Perilaku Bermain Bermain pada anak-anak berbeda dengan bermain pada orang dewasa, hal ini tampak dalam karakteristik di bawah ini (Hurlock, 1972) yaitu bermain dengan dipengaruhi tradisi atau budaya, bermain mengikuti pola-pola perkembangan, bermain akan menurun sesuai dengan pertambahan usia, waktu yang dihabiskan untuk bermain menurun sesuai pertambahan usia, waktu yang dihabiskan menurun sesuai pertambahan usia, jumlah teman bermain akan menurun sesuai pertambahan usia, bermain berkembang sesuai dengan jenis kelamin masingmasing, permainan berubah dari informal ke formal, permainan secara fisik aktif akan berkurang sesuai dengan pertambahan usia, permainan pada anak sangat bervariasi. Manfaat Perilaku Bermain
Secara psikologis, bermain mempunyai manfaat yang sangat berharga bagi anak-anak di antaranya (Yusuf, 2004) yaitu anak memperoleh perasaan senang, puas, bangga, atau berkatarsis (peredaan ketegangan), anak dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab, dan kooperatif ( mau beker jas ama) , anak dapat mengembangkan daya fantasi atau kreativitas, anak dapat mengenal aturan atau norma yang berlaku dalam kelompok serta belajar untuk mentaatinya, anak dapat memahami bahwa baik dirinya maupun orang lain, sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan, anak dapat m en g em b a n g k an s i k ap s p or t if , tenggang rasa, atau toleran terhadap orang lain. B. Kreativitas 1. Pengertian Kreativitas Munandar (1999) kreativitas atau berpikir kreatif yaitu suatu proses yang tercermin dari lancaran, fleksibilitas dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. 2. Konsep Kreativitas Konsep kreativitas menurut Rhodes (Munandar, 1992) adalah definisi pribadi yaitu menekankan pentingnya aspek pribadi, definisi proses yaitu mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil, definisi produk yaitu menekankan unsur orisinalitas, kebaruan dan kebermaknaan, definisi pendorong yaitu motivasi instrinsik (pendorong internal) untuk bersibuk diri dalam bekerja dan pada lingkungan sosial yang kondusif (pendorong eksternal). 3. Karakteristik Anak Kreatif Karakteristik anak dengan kreativitas tinggi yaitumemiliki energi fisik dan psikis yang luar biasa, cerdas
dan cerdik, bisa bermain dan bisa berdisiplin, memiliki imajinasi yang tinggi, memiliki pola kepribadian yang berselang-seling antara introvert pada saat ini dan exstrovert di saat lainnya, dapat bersikap rendah hati, kecenderungan androgini, sangat bersemangat (passionate), memiliki keterbukaan dan sensitivitas yang tinggi. 4. Faktor yang Mempengaruhi Menurut Munandar (1992), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kreativitas yaitu 1) Jenis Kelamin, lakilaki menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada perempuan terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak, 2) Status Sosial Ekonomi, individu dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari individu kelompok yang lebih rendah, 3)Urutan Kelahiran, individu yang lahir ditengah, terakhir dan individu yang lahir sebagai anak tunggal mungkin lebih kreatif dari anak yang lahir pertama, 4) Inteligensi, pada setiap umur individu yang pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada individu yang kurang pandai. C. Anak Prasekolah (TK) 1. Pengertian Anak Prasekolah Menurut Biehler & Snowman (1993) adalah mereka yang berusia antara 3 sampai 6 tahun. Hurlock (1993) memberikan pengertian anak prasekolah adalah anak yang berada pada periode awal masa kanak-kanak. 2. Ciri anak Prasekolah Menurut Biehler & Snowman (1993) mengemukakan ciri anak prasekolah adalah sebagai berikut : 1) ciri fisik, umumnya sangat aktif, otot besar pada anak lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan, harus memfokuskan pandangannya pada objek yang kecil ukurannya, 2 ) ciri sosial, memiliki 1 atau lebih sahabat, kelompok bermainnya cenderung kecil,
perselisihan sering terjadi, pola bermain sangat bervariasi, 3) ciri emosional, cenderung mengekspresikan emosinya dengan lebih bebas dan terbuka, Iri hati, 4) ciri kognitif, Telah terampil dalam berbahasa, kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi. 3. Karakteristik Anak Prasekolah Menurut Hurlock (1993), karakteristik perkembangan anak prasekolah sebagai berikut perkembangan fisik dan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa. D. Hubungan Perilaku Bermain dengan Kreativitas pada Anak Prasekolah (TK) U s i a an a k p r as e k o l a h d a p a t dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap waktunya diisi dengan kegiatan bermain. Menurut Mulyadi (2004) mendefinisikan perilaku bermain sebagai suatu kegiatan yang dilakukan anak dengan spontan dan dengan perasaan gembira, tidak memiliki tujuan yang eksentrik, melibatkan peran aktif anak, memiliki hubungan yang sistematis dengan halhal di luar bermain (seperti perkembangan kreativitas sebagai kemampuan kognitif), sehingga hal ini memberikan rasa aman secara psikologis pada anak. Anak memperoleh kesempatan yang luas untuk melakukan eksplorasi guna memenuhi rasa ingin tahunya, anak bebas mengekspresikan gagasannya melalui khayalan, drama, bermain konstruktif, dan sebagainya. Rasa aman dan bebas merupakan kondisi terpenting bagi tumbuhnya kreativitas. Keadaan demikian sungguh berkaitan erat dengan upaya pengembangan kreativitas (Mulyadi, 2004). Kreativitas anak usia prasekolah, tidak bisa dilepaskan dari faktor bermain (Mulyadi, 2004). Bermain merupakan awal dari timbulnya
kreativitas. Orang tua dan guru dapat berperan aktif menciptakan suasana bermain melalui sikap individu, menerima anak sebagaimana adanya, memberi kebebasan pada anak, me n j a uh i s i k ap o t or it e r d al am memupuk bakat dan minat anak untuk berprestasi dan berkreasi secara aktual (Mulyadi, 2005). Menurut Drevdahl (dalam Zulkarnain, 2002) menyatakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk mencipta karangan, hasil atau ide-ide yang baru yang sebelumnya tidak dikenal oleh pencipta. Kemampuan ini merupakan aktivitas imajinatif atau berpikir sintesis yang hasilnya bukan meruipakan pembentukkan kombinasi dari i n f o r ma s i y a n g d i p e r o l e h d a r i pengalaman-pengalaman sebelumnya menjadi hal baru, harus berarti dan bermanfaat. Orang tua sangat senang memiliki anak yang cerdas dan kreatif. Potensi kreativitas sebenarnya sudah dimiliki sejak lahir, namun peran orang tua dan guru yang dapat memastikan potensi mereka agar berkembang secara optimal. Menjadi kreatif penting artinya bagi anak karena dapat menambah bumbu dalam permainannya. Jika kreativitas dapat membuat permainan menyenangkan, mereka akan merasa bahagia dan puas (Hurlock, 1993). Mulyadi (2004) membagi jenis perilaku bermain menjadi empat yaitu bermain fisik, kreatif, imajinatif dan manipulative play. Masing-masing jenis perilaku bermain mempunyai manfaat tetapi tentu saja perlu dilakukan dengan seimbang karena apabila anak terlalu terpaku pada salah satu jenis kegiatan, anak tidak akan mendapatkan manfaat yang akan dipetik (Tedjasaputra, 2005). Pendidikan di taman kanak-kanak harus lebih banyak menekankan segi bermain sambil belajar. Maka segala
kegiatan hendaknya dilaksanakan dengan cara bermain untuk memupuk kreativitas anak sejak dini. E. Hipotesis Berdasarkan uraian diatas maka h i p o t e s i s y a n g d ia j u k a n d al a m penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara perilaku bermain dengan kreativitas pada anak prasekolah (TK), dimana semakin tinggi perilaku bermain anak maka semakin tinggi pula kreativitas anak, begitu juga sebaliknya, semakin rendah perilaku bermain anak, maka semakin rendah pula kreativitas anak. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabe ● Variabel terikat : kreativitas ● Variabel bebas : perilaku bemain. B. Definisi Operasional K u es io n er p er i l a k u b er m ai n berdasarkan jenis permainan menurut Mulyadi (2004) yaitu bermain fisik, bermain kreatif, bermain imajinatif dan manipulative play. Kuesioner kreativitas berdasarkan ciri-ciri anak yang kreatif menurut Munandar (1992) yaitu berani dalam pendirian dan keyakinan, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mandiri dalam berpikir, mampu berkonsentrasi, intuitif, memiliki keuletan yang tinggi, tidak begitu saja menerima pendapat orang lain dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah murid TK NOAH berjumlah 40 orang. D. Tehnik Pengumpulan Data Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dengan kuesioner perilaku bermain dan kreativitas yang berbentuk skala Likert dengan 5 pilihan jawaban (Sangat Sesuai, Sesuai, Netral, Tidak Sesuai, Sangat Tidak Sesuai).
E. Validitas dan Reliabilitas Menggunakan validitas internal dan reliabilitas pendekatan konsistensi internal. F. Tehnik Analisis Data D a t a y an g d i p e r o l e h d a l a m penelitian ini diuji dengan menggunakan korelasi bivariate agar dapat diketahui hubungan perilaku bermain dengan kreativitas. Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0. BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara perilaku bermain dengan kreativitas. Hal ini didasarkan pada hasil penghitungan korelasi antara perilaku bermain dengan kreativitas yang menghasilkan r sebesar 0.284 dengan signifikan 1-tailed sebesar 0.03 8 (p≤0.05). Dimana jika p er i l a k u b er m ai n t in g g i ma k a kreativitas juga tinggi, begitu pula sebaliknya. Tabel 1. Korelasi antara Perilaku Bermain dengan Kreativitas Correlations KREATIF
BERMAIN
Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
KREATIF 1,000 ,
BERMAIN ,284* ,038
N Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
40 ,284* ,038
40 1,000 ,
40
40
N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa antara perilaku bermain dengan kreativitas memiliki hubungan positif, dimana jika perilaku bermain tinggi maka kreativitas juga tinggi. 2. Sara Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain yang memiliki hubungan dengan perilaku bermain, selain dari jenis
bermain, seperti manfaat bermain, tahapan bermain dan teori perilaku bermain. DAFTAR PUSTAKA Alisyahbana, S.T. (1983). Kreativitas. Jakarta : Dian rakyat. Anastasi, A. & Urbina. (2003). Tes psikologi. Alih Bahasa : Robertus H. Imam. New Jersey : PrenticeHall. Inc. Azwar , S . ( 200 2) . Dasar - da sa r psikometri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Biehler, R. & Snowman, J. (1993). Psychological applied to tea ch in g . 7 th ed .T or on to : Houghton Mifflin Company. Chaplin, J.P. (1999). Kamus lengkap psikologi. Alih Bahasa : Dr. Kartini Kartono. Jakarta : P.T. Raja Gafindo Persada. Csikszentmihalyi, M. (1996 ). Creativity. New York : Harper Collins Publisher. Danuatmaja, B. (2003). Terapi anak autis di rumah. Jakarta : Puspa Swara. Depdiknas. (2006). Pedoman pembelajaran di taman kanakkanak. Jakarta : Ditjen Mandiknas. Dahlan, D. (2005). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya. Eiron, D. (2005). Permainan cerdas. Jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga. Fahiroh. (1993). Efektivitas metode suasana bermain dan metode pelatihan terhadap peningkatan kreativitas anak tempat penitipan anak tungga dewi unit darma wanita. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Gunarsa, S. D. (1995). Psikologi untuk membimbing. Jakarta : Gunung Mulia.
Hadinoto, S. R & Monks, F. (2002). Psikologi perkembangan : Pengantar dalam berbagai bagiannya . Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Press. Hurlock, E. B. (1972). Child development. Tokyo : Mc Graw Hill. Hurlock, E. B., (1980). Psikologi perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Alih Bahasa : Istiwidayanti dan Soedjarwo. edisi kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga Hurlock, E. B. (1993). Perkembangan anak. Jilid 1. Alih Bahasa : Tjandrasa. Jakarta : Erlangga. Hurlock, E. B.(1994). Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Alih Bahasa : Enny Irawati. Jakarta : Erlangga. Hurlock, E. B. (1995). Perkembangan anak. Jilid 2. Alih Bahasa : Tjandrasa dan Meitasari. Jakarta : Erlangga.. Jasmine, G. (2005). Quick and fun games for kids. Alih Bahasa : Rahmat Melati. Yogyakarta : Diaglossia. Moeslichatoen. (2004). Metode pengajaran di taman kanakkanak. Jakarta : P.T. Rineka Cipta. Mulyadi, S. (2004). Bermain dan kreativitas : upaya pengembangan kreativitas anak melalui kegiatan bermain. Jakarta : Papas Sinar Sinanti. Mulyadi, S. (2005). Mengoptimalkan perkembangan kecerdasan pada anak sejak usia dini. Jakarta : Papas Sinar Sinanti. Mulyadi, S. (2006). Dimensi perkembangan anak usia TK dan SD kelas awal. Disajikan dalam Seminar dan Lokakarya Nasional Artikulasi Transisi Pendidikan TK dan SD Kelas Awal di Hotel Bidakara. Jakarta, 12-14 Juni.
Munandar, U. (1992). Mengembangkan ba kat da n kreativita s anak sekolah. Penuntun bagi guru dan orang tua . Jakarta : P.T. Gramedia Widiasarana. Munandar, U. (1999). Kreativitas dan keberbakatan (strategi mewujudkan potensi kreatif dan bakat). Jakarta : P.T. Gramedia. Munandar, U. (2002). Kreativitas dan keberbakatan strategi mewujudkan potensi kreatif dan bakat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Musfiroh, T. (2008). Cerdas melalui bermain. Jakarta : Grasindo. Naisaban, L. (2002). Bergembira bersama 100 permainan rakyat. Jakarta : Grasindo. Olson, R. W. (1996). The art of creative thinking : a practical guide (edisi Indonesia). Alih Bahasa : Indira. Jakarta : P.T. Erlangga. Papalia, D. (2001). A child’s world infancy through adolsence. Alih Bahasa : Enny Irawati. New York : Mc Graw Hill. Papalia, D. (2008). Human development. Alih Bahasa : A. K. Anwar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Permanasari, D.(2007). Seri Diktat Kuliah : Modifikasi Perilaku. Jakarta : Universitas Gunadarma. Santrock, J. W. (1998). Adolescence. Perkembangan remaja . Alih Bahasa : Chausairi A. Jakarta : Erlangga. Tedjasaputra, M. S. (2005). Bermain, mainan dan permainan untuk pedidikan usia dini. Jakarta : Grasindo. Yusuf, S. (2004). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : P.T. Rosdakarya. Zulkarnain, S. (2002). Hubungan kontrol diri dengan kreativitas pekerja. Skripsi. Sumatra Utara : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.