EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DIBANDINGKAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA KELAS XI SMKN 1 BANGIL PADA POKOK BAHASAN SENYAWA HIDROKARBON Saifuddin, Drs. Ida Bagus Suryadharma, M.S, Habiddin, S.Pd, M.Pd Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
Abstrak: Penelitian tentang efektifitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dibandingkan STAD bertujuan untuk mengetaui seberapa efektif kedua model pembelajaran tersebut terhadap hasil belajar siswa dan motivasi belajar siswa. Instrumen tes dan lembar observasi digunakan untuk mengetahui data hasil belajar siswa, sedangkan instrumen angket respon siswa digunakan untuk mengetahui data motivasi belajar siswa. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT madapatkan nilai ( x 82,93), sedangkan hasil belajar siswa pada kelas pembanding yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mendapatkan nilai ( x 77,68). Siswa pada kreteria tidak termotivasi pada kelas pembanding lebih besar daripada pada kelas eksperimen, pada kreteria termotivasi kedua kelas meliliki jumlah siswa yang hampir sama, sedangkan pada kreteria sangat termotivasi siswa kelas eksperimen lebih banyak daripada kelas pembanding.
Kata Kunci: STAD, TGT, hasil belajar dan motivasi belajar Perubahan teori pembelajaran dari teori behaviorisme menuju ke teori konstruktivisme menyebabkan perubahan dalam proses pembelajaran yang semula berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa, perubahan tersebut menuntut para pendidik untuk mengunakan model pembelajarran yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran (Iskandar,2007). Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif karena pada model pembelajaran ini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan andanya interaksi langsung antar siswa. Tipe pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe Teams Games Tournaments (TGT)
dan Student Teams Achievement Division. TGT dan STAD keduanya hampir sama namun berbeda dalam beberapa hal, TGT dalam proses pembelajaranya terdapat turnamen sedangkan pada STAD turnamen diganti dengan tes individu. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetuahui apakah hasil belajar siswa yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi daripada kelas yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan juga untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan STAD pada materi pokok senyawa hidrokarbon. Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai sumber informasi oleh para pendidik tentang model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di kelas, dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman baru tentang proses pembelajaran dan diharapkan siswa akan semakin termotivasi dalam belajar, sedangakan bagi peneliti hasil penelitian ini dapat menambah keterampilan baik dalam hal mengajar maupun dalam menyusun laporan.
METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu dan diskriptif. Rancangan eksperimen semu merupakan rancangan setelah tes pada kelas eksperimen dan kelas pembanding untuk mengetahui hasil belajar koqnitif siswa setelah diberi perlakuan berupa model pembelajaran, sedangkan rancangan penelitian diskriptif digunakan untuk menjelaskan secara deskriptif hasil belajar afektif siswa dan motivasi belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMKN 1 Bangil, pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kesamaan kemampuan siswa dalam bidang akademik,sedagkan untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas pembanding dilakukan secara acak kelas. Sampel pada penelitian ini yaitu kelas XI TEI-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI TEI-3 sebagai kelas pembanding.
HASIL Data hasil belajar koqnitif siswa pada kelas eksperimen dan kelas pembanding dapat dilihat pada Tabel. 1 berikut. Tabel. 1 Hasil Belajar Koqnitif Siswa Kelas
Data Kemampuan
Data Hasil Belajar
Peningkatan
Perhitungan
Awal Siswa
Siswa
Skor
Pembanding
70,42
77,68
7,26
thitung
Eksperimen
71,57
82,31
10,74
(3,1)
>T
tabel
(1,99)
Merujuk pada tabel.1 data kemampuan awal diperoleh dari hasil belajar pada materi sebelumnya, sedangkan data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes yang dilakukan setelah siswa mendapat perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk kelas eksperimen dan STAD untuk kelas pembanding, dari kolom perhitungan kita tau bahwa thitung > Ttabel, jadi hipotesisnya hasil belajar siswa adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas pembanding.
Data hasil belajar afektif siswa pada kelas eksperimen dan kelas pembanding dapat dilihat pada Tabel. 2 berikut. Tabel. 2 Hasil Belajar afektif Siswa Keaktifan
Bertanya
Menjawab
Menjadi pendengar yang baik
Bertanggung jawab
Pertemuan ke-
Kelas pembanding
Kelas Eksperimen
1
69
77
2
77
85
3
79
86
1
57
69
2
69
75
3
74
78
1
77
83
2
80
85
3
82
87
1
77
81
2
83
86
3
86
89
Kehadiran
Perhatian
1
100
100
2
100
100
3
100
100
1
64
79
2
79
87
3
81
91
Merujuk pada tabel. 2 keaktifan siswa mulai dari bertanya, menjawab, menjadi pendengar yang baik, bertanggung jawab dan perhatian mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga kelas eksperimen mendapatkan hasil yang lebih tinggi daripada kelas pembanding, sedangkan pada kehadiran kedua kelas mendapat nilai yang sama. Dengan adanya perbedaan antara kedua kelas, jadi hipotesisnya hasil belajar afektif siswa kedua kelas berbeda.
Data motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas pembanding dapat dilihat pada Tabel.3 berikut. Tabel. 3 Hasil Belajar afektif Siswa Kelas
Sangat Tidak
Tidak
Termotivasi
Sangat
Termotivasi
Termotivasi
(T)
Termotivasi
(STT)
(TT)
Pembanding
0%
20%
74%
6%
Eksperimen
0%
6%
77%
17%
(ST)
Merujuk pada tabel.3 pada kreteria sangat tidak termotivasi siswa pada kedua kelas tidak ada yang memenuhi, pada kreteria tidak termotivasi siswa kelas pembanding lebih banyak daripada kelas eksperimen, pada kreteria termotivasi siswa kelas pembanding lebih banyak namun karena perbedaan yang sangat kecil maka dapat dikatakan bahwa jumlah siswa pada kedua kelas sama, pada kreteria sangat termotivasi siswa kelas eksperimen lebih banyak. Perbedaan jumlah siswa pada kreteria tidak termotivasi dan pada kreteria sangat termotivasi, jadi hipotesisnya motivasi belajar siswa kedua kelas memiliki tingkat motivasi belajar yang berbeda.
PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen yang pembelajaranya mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar kognitif kelas pembanding yang pembelajaranya mengunakan model kooperatif tipe STAD dan hasil uji hipotesisnya memiliki nilai thitung sebesar 3,1 dan ttabel sebesar 1,99 atau thitung > ttabel. Hal tersebut sejalan dengan pendapat (Slavin,2010), yang mengatakan bahwa pembelajarn kooperatif tipe TGT memiliki banyak kesamaan dinamika mengunakan model pembelajaran kooperati tipe STAD, tetapi menambahkan unsur kegembiran yang diperoleh dari pengunaan permainan. Hasil belajar afektif siswa kelas yang pembelajaranya mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi daripada hasil belajar afektif siswa pada kelas yang pembelajaranya mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Motivasi belajar siswa yang pembelajaranya mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa yang pembelajaranya mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, halini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang sangat termotivasi dan sedikitnya siswa yang tidak termotivasi pada kelas yang pembelajaranya mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan (Suciwati, 2001).
PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Hasil belajar siswa yang pembelajaranya mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi daripada hasil baelajar siswa yang pembelajaranya mengunakan model pembelajaran cooperatif tipe STAD. Peningkatan skor yang lebih tinggi pada kelas yang pembelajaranya mengunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT, menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih efektif daripada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa 2.
Motivasi belajar siswa yang pembelajaranya mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dari pada motivasi belajar siswa yang pembelajaranya mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, hal ini terjadi karena dalam mode pembelajaran kooperatif tipe TGT terdapat turnamen yang dapat membuat siswa tertantang dan gembira.
Saran 1.
Hasil belajar dan motivasi siswa yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi daripada siswa yang pembelajarnya menggunakan metode kooperatif tipe STAD, sehingga model pembelajaran ini dapat dijadikan alternatif oleh guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa, terutama pada pokok bahasan Senyawa Hidrokarbon yang memang sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT memerlukan waktu yang lama baik dalam segi persiapan maupun pelaksanaan pembelajaran. Sehingga guru diharapkan dapat mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik, agar dapat memberikan hasil yang maksimal.
DAFTAR RUJUKAN Iskandar,S.I. 2012, Pendekatan Pembelajaran Sains berbasis Kontruktivis. Edisi Pertama.Malang: Bayumedia. Slavin, E.R. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Terjemahan oleh Narulita Yusron. 2010. Bandung: Nusa Media. Suciati dan Irawan, P. 2001. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta: Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Dirjen Dikti Depdikbud.