Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 6, No. 2, Januari 2007
RAMUAN PENGOBAT TRADISIONAL (BATTRA) DI PULAU JAWA UNTUK MENGOBATI KELUHAN PADA SISTEM SIRKULASI DARAH DAN PEMBULUH DARAH (Traditional healers’ ingredients (Battra) in Java to treat Blood Circulation System and Blood Vessels Disorder) Sa’roni, Lucie Widowati Puslitbang Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes. R.I. Abstract Traditional healers’ ingredients (Battra) have a role to improve the degree of public health. To identify the existence of Traditional Healers ingredients to devise the various of ingredients for therapy, and to find‘ the possible failure of application, the survey of Traditional healers’ ingredients was conducted in West Java , Central Java, and East Java. Survey was carried out by using questionnaire. The results showed, that the used of various ingredients for therapy was related to blood circulation system and blood vessel disorders such as diabetes mellitus, hypertension, and haemorrhoids. Keywords: Traditional healers ingredients, Blood circulation System, Blood Vessels. Naskah diterima tanggal 5 Oktober 2006, disetujui dimuat tanggal 1 Desember 2006 Alamat koresponden: Departemen Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus Depok, 16424 e-mail: -
PENDAHULUAN Dewasa ini, Pengobatan tradisional (Batantra) merupakan piliihan pengobatan yang telah diterima secara luas di negara berkembang dan negara maju. Kecenderungan penggunaan pengobatan tradisional adalah karena perubahan lingkungan hidup dan perkembangan pola penyakit. Departemen Kesehatan melalui Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (1) mengakui keberadaan pengobatan tradisional dan obat tradisional sebagai bagian yang tidak dapat diabaikan dalam pelayanan kesehatan. Sural keputusan Menkes No. 1076 tahun 2003 tentang penyelenggaraan pengobatan tradisional, membagi pengobat tradisional (Battra) dalam 4 (empat) kelompok yaitu : Battra ramuan, Battra ketrampilan, Battra supranatural dan Battra dengan pendekatan agama (2). Praktek Pengobatan tradisional di Indonesia terus meningkat.Berdasarkan survei yang dilakukan Depkes, disebutkan bahwa terjadi peningkatan jumlah pengobat tradisional yang tersebar di 27 Propinsi di Indonesia dari 112.975 orang pada tahun 1990 meningkat menjadi 213.866 orang pada tahun 1996. Dari data tersebut, persentase jumlah Battra ketrampilan sebanyak 73 %, Battra ramuan 18 %. Battra pendekatan agama 5 % dan Battra supranatural 4 % (3). Di sini terlihat bahwa Battra ramuan merupakan urutan kedua, di mana dalam pengobatan digunakan tanaman obat dalam bentuk simplisia tunggal maupun ramuan. Bahkan belakangan bentuk ekstrak
maupun bentuk sediaan jadi yang sudah terdaftar di Badan POM juga menjadi andalan pengobatan. Indonesia dikenal kaya akan spesies tanaman obat, dan menduduki urutan kedua di dunia setelah Brazilia. Di dunia diperkirakan tumbuh 40.000 spesies tanaman, dan 30.000 spesies tumbuh di kepulauan Indonesia. Sekitar 950 spesies diantaranya telah diidentifikasi memiliki khasiat obat. Hal inilah yang menjadi latar belakang mengapa pengobatan tradisional menggunakan ramuan makin berkembang. Untuk mengetahui keberadaan dan kemampuan Battra ramuan, serta inventarisasi tanaman obat yang digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, Badan Litbangkes telah melakukan survey pada Battra di 3 Propinsi di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang masing-masing diwakili oleh 2 Kabupaten. Propinsi Jawa Barat diwakili oleh Kabupaten Karawang dan Kabupaten Indramayu; Propinsi Jawa Tengah diwakili oleh Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Sragen ; Jawa Timur diwakili oleh Kabupaten Malang dan Kabupaten Pamekasan. Penyakit yang berkaitan dengan sistem sirkulasi darah dan pembuluh darah seperti kencing manis, tekanan darah tinggi dan wasir merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat. Hasil survey ini akan menambah data ramuan yang digunakan dan dari data ini, dapat dikembangkan arah penelitian selanjutnya dalam rangka pemanfaatan pengobatan tradisional yang memenuhi persyaratan safety, efficacy, quality dan rational use menuju ke dalam pelayanan kesehatan formal.
79
Ramuan Pengobat Tradisional
(Saroni dan lucie W..)
Tabel I. Ramuan Untuk Keluhan Gula Darah di JawaBarat
a Kunyit Temu putih Sirih
Curcuma domestica Val Curcuma zedoaria Rose Piper betle L
Bagian ta naman yang digunakan Rhizom rhizom daun
b. T emu lawak Temu ireng Kedawung Kayu minis Kayu secang
Curcuma xanthorrhiza Roxb Curcuma aeruginosa Roxb Parkia biglobosa Benth Cinnamomum burmanii BL Caesalpinnia sappan L
c. Daun pletekan
Ranuan /Tanaman yang digunakan No
Nama daerah
Nama latim
direbus
diminum
Rhizom rhizom biji batang batang
direbus
diminum
Reelia tuberosa L
daun
direbus
diminum
Sambiloto
Andrographis paniculata Ness
daun
d. Kumis kucing Salam Sereh Alang-alang e.Mimba Sendok Ciplukan Brotowali Sambiloto
Orthosiphon aristatus Blume Eugenia poIyanta Andropogon citratus Imperata cylindrica Baeu Melia azedarachta Plantago mayor Physalis minima L Tinospora crispa L Andrographis paniculataNess
daun daun daun akar daun daun seluruh bgn. batang daun,batang
direbus
diminum
direbus
diminum
f. Secang Kumis kucing Jahe Temu lawak
Caesalpinnia sappan L Orthosiphon arisstatus Blume Zingibar officinale Rosc Curcuma xanthorrhiza Roxb
batang daun rhizom rhizom
g. Tapak dara Ciplukan Mahoni Petai selong
Vinca alba Rosea Physalis angulata Swietenia macrophylla King Leucaena glauca Benth
daun semua bgn Buah Buah
h. Sambiloto Mahoni Meniran
Andrographis paniculata Nees Swietenia macrophyla King Phy/anthus niruri L
i. Mahkota dewa
diseduh
diminum
direbus
diminum
daun,batang buah daun
diseduh
diminum
Phaleria macrocarpa Scheff
buah
diseduh
diminum
j. Sambiloto Kumis kucing Mahkota dewa Alang-alang
Andrographis paniculata Nees Orthosiphon aristatus Blume Phaleria macrocarpa Scheff Imperata cylindrica Beau
daun.batang daun buah akar
diseduh
diminum
k Mahoni
Swietenia macrophylla King
buah
diseduh
diminum
METODE 1. Jenis penelitian : Survei. Instrumen survei berupa kuesioner. 2. Desain Penelitian : Cross sectional. 3. Tempat survei : Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa timur 4. Jumlah sample Battra 40 responden/propinsi, dengan kriteria inklusi pengobat telah berumur 17 tahun atau lebih atau sudah menikah, menggunakan
80
Cara pengoCara pa kai lahan
5.
ramuan untuk obat dan bersedia menjadi responden. Cara Survei. a. Melakukan perizinan survei di Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten. b. Permintaan tenaga peneliti daerah dari Dinas Kesehatan Propinsi dan tenaga pendamping dari Dinas Kabupaten.
c. Mengumpulkan data pengobat tradisional
Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 6, No. 2, Januari 2007
di Kabupaten dan menentukan pengobat yang akan dijadikan responden. d. Pelaksanaan survei dilakukan oleh peneliti daerah, didampngi peneliti dari pusat. Penggunaan peneliti daerah untuk mengatasi masalah komunikasi bahasa sebelum melakukan survei peneliti daerah diberi penjelasan tentang cara pengisian kuesioner oleh peneliti pusat. 6. Analisa data : Diskriptif. HAS1L DAN PEMBAHASAN Responden Battra ramuan terdiri dari Pengobat tradisional ramuan Indonesia, gurah, tabib, sinshe dan
pengobat tradisional lainnya yang metoda pengobatannya sejenis. Dari survei yang dilakukan, diperoleh profit Battra dalam hal pendidikan, pekerjaan pokok, sebab ketertarikan pada pengobatan tradisional dan dari mana kemampuan Battra diperoleh. Dari hasil survei diketahui tingkat pendidikan Battra ramuan pada umumnya rendah, 40 - 47,5% tidak sekolah atau hanya tamat SD. Responden yang menjadi Battra ramuan juga menjadi Pegawai negeri sekitar 2,5 % sampai 17,5%. Hal ini berkaitan dengan tingkat pendidikan Battra ra-muan, Battra ramuan yang mempunyai pendidikan S1 sekitar 2,5 sampai 15 %. Kemampuan sebagai Battra ramuan terbanyak adalah secara turun
Tabel II. Ramuan Untuk Keluhan Wasir/Ambei di Jawa Barat Ranuan/Tanaman yang digunakan No
Bagian taCars pengonaman yang lahan
Nama daerah
Nama latim
digunakan
Centongan
Plantago mayor L
daun
Picisan
Ponpodium nummularifolius
akar
b.
Kunir putih Kunir Temu lawak Pala
Curcuma zedoaria Rose Curcuma domestica Val Curcuma xanthorrhiza Roxb Myristica fragans Hout
c.
Sirih Bengle
Piper betle L Zingiber cassumunar Roxb
a.
diseduh
diminum
akar rhizom rhizom buah
direbus
diminum
daun rhizom
diremas bungkus
masuk
daun sirih
dubur
d.
Kedawung
Parkia biglobosa G.Don
biji
digoreng
dimakan.
e.
Lidah buaya Daun ungu Sudamala
Aloe vera L Graptophyllum pictum L Taphrosia candida DC
batang daun daun
diseduh
diminum
f.
Jagung
Zaa mays L
akar
direbus
diminum
g.
Saga Pegagan Patikan cina
Abrus pracatorius L Centella asiatica Urb Euphorbia thymifolia Burm
daun daun daun
diseduh
diminum
Graptophyllum pictum L
daun
diseduh
diminum
Rumput belang
Imperata cylindrica Beauw
akar
i.
Kunt putih Daun duduk Srigading Lempuyang
Curcuma domestica Val Prero/oma triquetum Benth Nyctanthes arbidica Zingiber americana BL
diremas
diminum
j
Tomat lobak Wortel
Solanum lycopersicum L Rhapanus sativus L Daucus carota L
jus
diminum
Daun ungu Pegagan Bidara upas
Graptophyllum pictum L Centella asiatica Urb Marramia mammosa Hall
direbus
diminum
h. Handelum
k
Cara pakai
rhizom daun daun,bunga rhizom buah umbi umbi daun semua bgn. rhizom
81
Ramuan Pengobat Tradisional
(Saroni dan lucie W..)
Tabel 3. Ramuan Untuk Keluhan Gula Darah di Jawa Tengah
Ranuan/Tanaman yang digunakan Bagian tanaman yang digunakan
No Nama daerah
a
Nama Latin
Duwet Mengkudu Kumis Kucing Temu lawak
Eugenia cumini M Morinda citrifolia L Orthisiphon grandiflora Bold Curcuma xanthorrhiza Roxb
biji buah daun rhizom
Pulai Duwet Mengkudu Mahoni
Alstonia scholaris R.Br Eugenia cumini M Morinda citrifolia L Swietenia mahagoni BL
batang biji buah biji
c. Duwet Pulai Mengkudu Temu lawak
Eugenia cumini M Alstonia scholaris R .Br. Morinda citrofolia L Curcuma xanthorrhiza Roxb
biji daun buah rhizom
d
Eugenia cumini M
biji
b
e
Duwet putih
Salam Mondokaki
Cara pakai
direbus
diminum
direbus
diminum
direbus
diminum
disangrai ditumbuk, diseduh
diminum
direbus
diminum
daun daun
f. Temu lawak Sinh Bawang merah
Eugenia polyantha Wight T abernaemantana coronaria Wight Curcuma xanthorrhiza Roxb Piper betle L Allium cepa Bemh
rhizom daun umbi
direbus
diminum
g. Pare Salam Sambiloto
Momordica charantia L Eugenia poyantha Wight Andrographis paniculata Nees
buah daun daun
direbus
diminum
h. Kumis kucing Adas Lempuyang Temu lawak Bidara laut Secang
OrthosiphonsmmeusBemh Foeniculum vulgare Mill Zingiber aromaticum Val Curcuma xanthorrhiza Roxb Strichnos ligustrina Zipp Caesalpinnia sappan L
daun rhizom rhizoma rhizoma batang batang
i.
Morus albus L Orthosiphon stamineus Bemh
daun daun
Murbei Kumis kucing
menurun 47,5 - 67,5%. Belajar sendiri diperoleh dari membaca buku atau bertanya dari Battra ramuan lain. Dalam rangka membina upaya pengobatan tradisional, memberikan perlindungan kepada masyarakat dan menginventarisasi jumlah pengobat tradisional jenis dan cara pengobatannya, pemerintah melalui Surat keputusan Menkes No.1076 tahun 2003 tentang penyelenggaraan pengobatan tradisional, mensyaratkan Battra ramuan yang berpraktek di Indonesia paling tidak mendaftarkan prakteknya ke Departemen Kesehatan,
82
Cara pengolahan
direbus
direbus
diminum
diminum
dalam hal ini ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk memperoleh Surat Terdaftar Pengobat Tradisional. Dari survei, dicoba mandata bagaimana status kegiatan Battra ramuan dalam prakteknya. Walaupun sosialisasi melalui pembinaan dari pihak Pemerintah terhadap Battra telah seringkali dilakukan, namun belum sepenuhnya terlihat kesadaran Battra untuk mendaftarkan prakteknya. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan. Hasil survei juga menunjukkan bahwa banyak Battra ramuan yang tidak
Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 6, No. 2, Januari 2007
Tabel 3. Ramuan Untuk Keluhan Gula Darah di Jawa Tengah
Ranuan/Tanaman yang digunakan Bagian tanaman yang digunakan
No Nama daerah
a
Nama Latin
Duwet Mengkudu Kumis Kucing Temu lawak
Eugenia cumini M Morinda citrifolia L Orthisiphon grandiflora Bold Curcuma xanthorrhiza Roxb
biji buah daun rhizom
Pulai Duwet Mengkudu Mahoni
Alstonia scholaris R.Br Eugenia cumini M Morinda citrifolia L Swietenia mahagoni BL
batang biji buah biji
c. Duwet Pulai Mengkudu Temu lawak
Eugenia cumini M Alstonia scholaris R .Br. Morinda citrofolia L Curcuma xanthorrhiza Roxb
biji daun buah rhizom
d
Eugenia cumini M
biji
b
e
Duwet putih
Salam Mondokaki
Cara pengolahan
Cara pakai
direbus
diminum
direbus
diminum
direbus
diminum
disangrai ditumbuk, diseduh
diminum
direbus
diminum
daun daun
f. Temu lawak Sinh Bawang merah
Eugenia polyantha Wight T abernaemantana coronaria Wight Curcuma xanthorrhiza Roxb Piper betle L Allium cepa Bemh
rhizom daun umbi
direbus
diminum
g. Pare Salam Sambiloto
Momordica charantia L Eugenia poyantha Wight Andrographis paniculata Nees
buah daun daun
direbus
diminum
h. Kumis kucing Adas Lempuyang Temu lawak Bidara laut Secang
OrthosiphonsmmeusBemh Foeniculum vulgare Mill Zingiber aromaticum Val Curcuma xanthorrhiza Roxb Strichnos ligustrina Zipp Caesalpinnia sappan L
daun rhizom rhizoma rhizoma batang batang
i.
Morus albus L Orthosiphon stamineus Bemh
daun daun
Murbei Kumis kucing
memiliki buku catatan tentang pasiennya. Sekitar 50 - 90% Battra ramuan belum mempunyai buku catalan tentang pasiennya. Battra ramuan yang mempunyai izin dari Dinas Kesehatan setempat baru 2,5 %. Battra ramuan yang belum terdaftar 52,5 - 65%. Kerlihatan bahwa harapan Pemerintah belum tercapai. Untuk pengobatan keluhan yang berkaitan dengan sirkulasi darah, telah dicoba menggali berbagai ramuan dengan tanaman obat untuk obat keluhan gula
direbus
direbus
diminum
diminum
darah, darah tinggi dan wasir. Tabel yang berisi ramuan, nama tanaman, bagian tanaman yang diguna- kan, cara pengolahan dan cara pemakaian dapat dilihat pada tabel 1 sampai tabel 7. Cara pengolahan pada umumnya direbus dan cara pemakaiannya diminum.Ra- muan untuk mengobati keluhan yang sama misalnya gula darah, jenis ramuan yang digunakan tidak sama meskipun dalam satu daerah apalagi dengan daerah lain. Hal ini menggambarkan kekayaan
83
Ramuan Pengobat Tradisional
(Saroni dan lucie W..)
khasanah tanaman obat di Indonesia. Yang menarik adalah bahwa dalam menjalani prakteknya, battra ramuan yang hanya menggunakan ramuan tanaman obat hanya sekitar 20-40%. Sebagian besar Battra ramuan selain dengan ramuan tanaman obat juga dipadukan dengan ketrampilan, tenaga dalam atau kaidah-kaidah agama. Dosis, cara pengolahan dan Cara pemakaian banyak yang tidak jelas, karena diantaranya tergantung dari keyakinan atau perasaan pada saat mengobati. Dengan diketahuinya keberadaan Battra ramuan dengan ramuan tanaman obat yang digunakan, merupakan tantangan bagi para peneliti untuk melakukan penelitian dan pengembangan ramuan tersebut, sehingga dapat dikembangkan arah penelitian selanjutnya dalam rangka pemanfaatan pengobatan tradisional yang memenuhi persyaratan safety, efficacy, quality dan rational use menuju ke dalam pelayanan kesehatan formal. KESIMPULAN Sumber daya manusia Battra ramuan rendah, 47,5 -67,5% tidak sekolah atau hanya tamat SD. Pada umumnya Battra ramuan tidak hanya menggunakan ramuan tanaman obat sebagai obat, tetapi dipadukan dengan cara lain yaitu ketrampilan, tenaga dalam dan kaidah agama. Battra ramuan yang hanya menggunakan ramuan sebagai obat hanya 20 -40%. Tiap tiap daerah mempunyai ramuan obat tradisional yang berbeda, meskipun untuk obat keluhan yang sarna. Battra ramuan yang mempunyai izin dari Dinas Kesehatan setempat sekitar 2,5%.
84
SARAN Perlu dilakukan pembinaan Battra ramuan yang berkelanjutan melalui orga- nisasi/asosiasi atau instansi terkait mengingat SDM Battra ramuan rendah, banyak yang belum mempunyai buku catatan tentang pasien, dan banyaknya Battra ramuan yang belum terdaftar. Ramuan Battra dapat dikembangkan untuk penelitian lebih lanjut dalam rangka pemanfaatan pengobatan tradisional yang memenuhi persyaratan menuju ke dalam pelayanan kesehatan formal. DAFTAR PUSTAKA. 1. Departemen Kesehatan, 1992. Undang-undang No.23, tahun 1992 Tentang Kesehatan 2. Departemen Kesehatan, 2003. Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor : 1076/ Menkes /SK/VI1/ 2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional. 3. Dirjen Binkesmas, 1977. Pengobat Tradisional di Indonesia. Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Depkes. R.I. 4. Depertemen Kesehatan R.I. 2002, Panduan Kerja Sentra Pengembangan dan Pene- rapan Pengobatan Tradisional. 5. Nani Sukasediati, 2002. Pedoman Review, Modifikasi dari Indicator Survey Form Global Mapping- Survey Quality Assesment Form TM/CAM Practices and Utilization WHO Kobe Center.