Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
RUTE OPTIMAL KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN KETERJANGKAUAN RUMAH SAKIT UMUM DI KOTA YOGYAKARTA OPTIMAL ROUTE OF MOTOR VEHICLES BASED AFFORDABILITY PUBLIC HOSPITAL IN YOGYAKARTA CITY
ON
Oleh: Zen Muttaqin, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, e-mail:
[email protected] ABSTRAK Kota Yogyakarta sebagai daya tarik destinasi pendidikan dan pariwisata, maka berakibat pada bertambahnya jumlah penduduk dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang tidak diikuti dengan bertambahnya jumlah jaringan jalan. Bertambahnya jumlah penduduk juga berimplikasi dengan peningkatan kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. Jumlah penduduk yang semakin bertambah mengakibatkan hambatan terhadap akses jalan untuk menuju suatu fasilitas publik. Hambatan terhadap akses jalan tersebut dapat berupa kepadatan lalu lintas, Traffic light, jalan searah, dan jalan dua arah. Adanya hambatan terhadap akses jalan sangat memperlambat waktu untuk sampai ke tempat yang dituju. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) mengidentifikasi keterjangkauan masingmasing rumah sakit umum di Kota Yogyakarta, (2) menganalisis rute optimal yang dilalui masyarakat Kota Yogyakarta untuk menuju rumah sakit umum. Metode yang digunakan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan memanfaatkan network analysis pada Sistem Informasi Geografis. Selain itu, wawancara pada keyperson juga dilakukan untuk mengetahui persebaran dari keterjangkauan rumah sakit. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) karakteristik hambatan lalulintas seperti kepadatan lalu lintas, trafficlight, jalan satu arah dan dua arah, perlintasan rel kereta api, (2) jarak tempuh, (3) waktu tempuh. Hasil yang didapatkan adalah masing-masing rumah sakit umum memiliki keterjangkauan yang berbeda-beda dalam pelayanannya. Hal ini dikarenakan keterjangkauan pada teori fasilitas pelayanan hanya menjangkau pada jumlah penduduk. Rumah sakit yang memiliki jangkauan terluas adalah Rumah Sakit Ludira Husada Tama, meliputi Kecamatan Jetis, Kecamatan Tegalrejo, Kecamatan Gedongtengen, dan Kecamatan Wirobrajan. Rute optimal yang didapatkan dari hasil network analysis memilih lokasi rumah sakit yang berada di dekatnya dengan jangkauan lima hingga sepuluh menit tergantung pada jumlah hambatan, panjang jalan, dan kepadatan lalu lintas yang dilalui. Rute tercepat dapat dilakukan melalui Kecamatan Danurejan menuju Rumah Sakit Bethesda Lempuyangwangi dengan waktu tempuh kurang dari satu menit. Kata Kunci : Rumah Sakit, SIG, Network Analysis, Keterjangkauan, Kota Yogyakarta
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
ABSTRACT Yogyakarta city as a destination for education and tourism resulted in the increase of population and the number of motor vehicles. population increased also implies the high demand for health care facilities such as hospitals. The population increase is resulting in barriers to the access road. Barriers to access these roads are congestion, traffic lights, one-way street, and a two-way street. The purpose of this study are: (1) identify the affordability of each public hospital in the city of Yogyakarta, (2) analyze the optimal route through which the community towards public hospitals. This research used quantitative descriptive analysis method by using network analysis in Geographic Information Systems. Moreover, interviews on keyperson also conducted to determine the distribution of hospital affordability. in this research using Variables: (1) characteristics of the traffic obstacles such as traffic density, trafficlight, street one way and two-way, railroad, (2) distance, (3) travel time. The results obtained are respectively general hospitals have different affordability in the ministry. This is because affordability in theory only reach service facilities on the population. The hospital has widest reach is Ludira Husada Tama Hospital, its covering Jetis District, Tegalrejo District, Gedongtengen District, and Wirobrajan District. These results obtained from network analysis choose the location of the hospital was nearby with a range of five to ten minutes depending on the amount of resistance, long road, and traffic. The quickest route can be done through the Danurejan District towards Bethesda Lempuyangwangi Hospital with a travel time of less than one minute. Keywords: Hospital, Geographic Information System, Network Analysis, Affordability, Yogyakarta City tidak langsung, layanan transportasi
PENDAHULUAN
memiliki manfaat yang dimanfaatkan Transportasi
memiliki
oleh sistem kota dalam menentukan
peranan penting dalam kehidupan
pola jaringan berdasarkan fungsi-
manusia (Sasmita, 2011:8). Peranan
fungsi tertentu. Sistem perkotaan
ini terdiri dari pengangkutan dan
yang
perpindahan dari satu tempat ke
transportasi yang baik seperti sistem
tempat yang lainnya. Perpindahan
yang ada di Kota Yogyakarta.Selain
yang
manusia
sistem transportasi yang baik, daya
memiliki tujuan yang berbeda-beda
tarik perkotaan juga ditentukan oleh
seperti
adanya
dilakukan
untuk
oleh
bekerja,
wisata,
pendidikan, dan lain-lain. Secara
ideal
pelayanan.
memiliki
fungsi Kondisi
dari
sistem
fasilitas
inilah
yang
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
menyebabkan pertambahan jumlah
dapat menyebabkan hilangnya nyawa
penduduk yang signifikan di Kota
seseorang.
Yogyakarta. Berdasarkan data Daerah
Peningkatan
volume
dalam Angka menunjukkan bahwa
kendaraan dan tidak bertambahnya
dari
2013
ruas jalan serta tingginya kebutuhan
kepadatan penduduk dan jumlah
akan fasilitas pelayanan kesehatan
penduduk
dapat
tahun
2008
hingga
Kota
Yogyakarta
memperburuk
pelaksaan
transportasi.
Dibutuhkan
mengalami peningkatan dari 12.024
kegiatan
menjadi 12.391 dengan luas 32,5 km2,
cara
sedangkan
penduduk
memperoleh rute optimal fasilitas
mengalami peningkatan dari 390.783
kesehatan seperti menuju rumah sakit
menjadi 402.709 jiwa (BPS, 2014).
umum.
jumlah
yang
cepat
untuk
dapat
Tingginya jumlah penduduk
Rute optimal menuju rumah
yang tidak diimbangi dengan sistem
sakit ditentukan atas beberapa faktor
jaringan
salah satunya adalah faktor lokasi
jalan
menimbulkan
permasalahan baru seperti kejenuhan
(ESRI,
lalu lintas hingga kemacetan. Kondisi
memberikan penjelasan lebih jauh
ini diperparah dengan rekayasa lalu
tentang tempat atau daerah yang
lintas yang justru dapat semakin
bersangkutan
memperlambat waktu tempuh. Disisi
1981:118). Penjelasan lebih lanjut
lain, kebutuhan masyarakat akan
mengenai teori lokasi dikemukaan
fasilitas
seperti
oleh Walter Christaller pada tahun
memicu
1933. Teori ini lebih memperhatikan
penunjang
transportasi
akan
2012).
Lokasi
ini
akan
(Sumaatmadja,
permasalahan lain seperti banyaknya
terhadap
kecelakaan lalu lintas. Seperti halnya
desa, kota-kota yang berbeda-beda
kecelakaan lalu lintas, permasalahan
ukuran luasnya, atas dasar lokasi dan
lain yang memerlukan penanganan
penyebaran pemukiman dalam ruang
cepat adalah permasalahan kesehatan.
itulah Christaller mengemukaan teori
Hal ini disebabkan keterlambatan
tersebut (Sumaatmadja, 1981:121).
dalam
Implikasi yang ditimbulkan dengan
penanganan
saat
terjadi
kecelakaan atau keadaan darurat
adanya
penyebaran
teori
pemukiman,
lokasi
meliputi
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
keterjangkauan dari rumah sakit
Berdasarkan Keterjangkauan Rumah
umum
Sakit Umum Di Kota Yogyakarta”.
untuk
dapat
masyarakat
melayani
(Sumaatmadja,
1981:125-126).
Berdasarkan
METODE PENELITIAN
penjabaran tersebut maka lokasi
Metode
penelitian
ini
kegiatan yang melayani kebutuhan
menggunakan
penduduk itu harus ada pada tempat
kuantitatif. Metode ini digunakan
yang sentral.
untuk melihat rute optimal kendaraan
Penentuan rute optimal dari atau
menuju
dan
deskriptif
cakupan
dari
sakit
keterjangkauan yang dimiliki oleh
spasial.
rumah sakit-rumah sakit di Kota
Analisis ini digunakan sebagai cara
Yogyakarta. Penelitian ini merupakan
untuk menjelaskan mengenai pola
penelitian
survei
jaringan transportasi. Akan tetapi,
menggunakan
metode
keterbatasan visual dari mengamati
dengan analisis kuantitatif. Data yang
pola pencarian rute mengakibatkan
diperoleh
lambanya penerimaan informasi (Eko
sajikan dalam bentuk peta. Survei
Budiyanto 2004:95).
Persoalan ini
dalam penelitian ini dilakukan untuk
dapat terjawab dengan menggunakan
mengetahui titik kemacetan, Traffic
kemampuan
light, jalan searah, jalan dua arah
membutuhkan
rumah
bermotor
metode
analisis
Sistem
Informasi
kemudian
dengan deskriptif
diolah
dan
Geografi. Kemampuan SIG dapat
dalam
menghadapi
dilihat dari menjawab pertanyaan-
terhadap
akses
pertanyaan yang bersifat konseptual
deskriptif
seperti what is at? where is it? What
menjelaskan mengenai hasil survei
has changed since? What spatial
yang dilakukan sehingga diketahui
patterns exist? What if? (Prahasta
keterjangkauan rumah sakit.
jalan,
hambatan sedangkan
digunakan
untuk
2001:71). Oleh sebab itu, berdasarkan
Analisis SIG digunakan untuk
fenomena tersebut, maka dilakukan
mendapatkan informasi berupa rute
penelitian
dengan
optimal yang harus dilalui untuk
Optimal
Kendaraan
Judul
“Rute
Bermotor
dapat
mencapai
rumah
sakit.
Penggunaan SIG dianggap lebih
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
dapat
menjawab
permasalahan
spasial secara efektif dan konseptual (Prahasta 2001:71). Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Pemilihan
network
analysis.
network
dilakukan
karena
analysis
memiliki
sub-
analisis spasial berupa pemodelan jaringan (ESRI, 2012). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian Kota Yogyakarta terletak di wilayah adminsitratif Provinsi
Gambar 1. Administratif Kota
Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta
(Gambar 1) . Kota Yogyakarta
Sumber : Hasil Olahan, 2016
secara astronomis terletak antara 110º24’19” - 110º28’53” Bujur
Kota
Yogyakarta
yang
-
terletak di daerah dataran lereng
07º49’26” Lintang Selatan. Kota
aliran Gunung Merapi memiliki
Yogyakarta
luas
kemiringan lahan yang relatif
wilayah 32,5 Km2 atau 1,02 %
datar antara 0 – 2 % dan berada
dari luas wilayah Provinsi Daerah
pada ketinggian rata-rata 114
Istimewa
Jarak
meter dari permukaan air laut
terjauh daru Utara ke Selatan
(dpal). Sebagian wilayah Kota
kurang lebih 7,5 Km dan dari
Yogyakarta dengan luas 1.657
Barat ke Timur kurang lebih 5,6
hektar terletak pada ketinggian
Km Secara administratif Kota
kurang dari 100 meter dan
Yogyakarta
14
sisanya 1.593 hektar berada pada
kecamatan, 45 kelurahan, 617
ketinggian antara 100 hingga 199
RW dan 2532 RT.
meter dari permukaan air laut
Timur
dan
07º15’24”BT
memiliki
Yoogyakarta.
terdiri
dari
(BPS, 2014)
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
Penggunaan lahan di Kota Yogyakarta dibedakan menjadi
Tabel 1 Kepadatan Penduduk Kota Yogyakarta Tahun 2014
dua, yaitu lahan sawah dan lahan bukan sawah. Lahan bukan sawah meliputi lahan untuk bangunan dan
sekitarnya,
ladang/huma, tebat/
tegal/kebun,
tambak,
empang,
kolam/
lahan
yang
sementara tidak diusahakan. Pada tahun 2014 luas lahan di Kota Yogyakarta tercatat 3.250 hektar, terdiri dari 65 hektar lahan sawah
Sumber: Kota Yogyakarta Dalam
dan 3.185 hektar lahan bukan
Angka 2015
sawah (BPS, 2014). Berdasarkan
sensus
penduduk tahun 2014, jumlah penduduk
Kota
Yogyakarta
B. Identifikasi
Keterjangkauan
Rumah Sakit Penentuan
standar
berjumlah 400.467 jiwa dengan
minimal pelayanan kesehatan
rincian sebanyak 194.828 jiwa
didasarkan
penduduk laki-laki dan 205.639
Menteri
jiwa
Prasarana
penduduk
perempuan.
Sedangkan
pada
Keputusan
Permukiman
dan
Wilayah
kepadatan
No.534/KPTS/M /2001. Terlihat
penduduknya tahun 2014 sebesar
pada Tabel 2 adalah jumlah
2
12.322 jiwa per km . Kepadatan
tingkat daya layan dari fasilitas
penduduk di Kota Yogyakarta
kesehatan.
setiap Kecamatan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
Tabel 2 Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal Sarana Pelayanan Kesehatan
sentral (Gambar 2), keberadaan fasilitas
dipengaruhi
oleh
threshold dan range, akan tetapi jarak antar range pada pusatpusat
pelayanan
bagian
membentuk
yang
saling
bersinggungan. Mengantisipasi perebutan wilayah ditarik garis lurus bagian
sehingga
membentuk
heksagonal.
Bagian-
bagian heksagonal ini perlu Sumber: Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.534/KPTS/M/2001
memiliki penghubung agar dapat menjangkau
masing-masing
pusat pelayanan (Gambar 3). Berdasarkan
ketentuan
pada Kepmen Permukiman dan Prasarana
Wilayah
No.
534/KPTS/M/2001 menyebutkan
bahwa
pelayanan
minimal
kesehatan
rumah
standar fasilitas sakit
di
perkotaan berada pada cakupan satuan wilayah kota dengan 240.000 jiwa per satu rumah
Gambar 2 Pembagian Region
sakit. Jumlah pada ketentuan
Pusat Pelayanan
standar
pelayanan
minimum
(SPM) ini tidak sesuai jika diterapkan
pada
Kota
Yogyakarta.
jangkauan dari masing-masing penarik garis digunakan untuk
Penjelasan Christaller
Terlihat pada Gambar 3
dari
mengenai
Teori tempat
memperjelas
teori
k-3.
Penghubung garis inilah yang
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
nantinya akan menentukan rute
koordinasi penyelenggaraan
manakah
pemerintahan,
yang
bisa
dilalui.
pelayanan
Penghubung garis antar range
publik, dan pemberdayaan
menggunakan keberadaan k-4
masyarakat
sebagai bentuk pembaharuan dan
kelurahan. Unit analisis dari
kritik terhadap teori k-3.
penelitian
desa
ini
atau
adalah
kecamatan.
Area
permukiman
di
Yogyakarta
Kota berpola
mengelompok pada pusat kegiatan
dan
tersebar
merata. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis Kota Yogyakarta
yang
berada
pada plain area. Kondisi Gambar 3 Visualisasi Teori
inilah
Cristaller
yang
kemudian
dimanfaatkan
sebagai
asumsi pemodelan network C. Rute Optimal 1.
analysis.
Asumsi Keberadaan
2.
Masyarakat
a.
Asumsi
penentuan
titik keberadaan masyarakat di
kantor
kecamatan
didasarkan pada UndangUndang tentang
23
tahun
2014
Pemerintahan
Daerah bahwa kecamatan merupakan perangkat daerah Kabupaten/Kota rangka
Karakteristik Lalu lintas
dalam
meningkatkan
Jarak Tempuh Jarak
tempuh
dapat diartikan sebagai jarak atau panjang dari perjalanan
yang
ditempuh. Jalan yang berada
di
Kota
Yogyakarta merupakan jalan umum yang terdiri dari jalan lokal dan jalan kolektor sekunder. Jalan
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
umum
menurut
kepadatan
Peraturan
Pemerintah
kendaraan berpengaruh
Republik
Indonesia
pada kecepatan rata-rata
Nomor 34 Tahun 2006
yang
merupakan jalan yang
Gambar A terlihat jalan
diperuntukan bagi lalu
tanpa
hambatan
lintas umum. Menurut
sehingga
kecepatan
keputusan
rata-rata
Walikota
digunakan.
yang
dapat
Yogyakarta nomor 356
digunakan
tahun
70km/jam. Gambar B
2010
tentang
penetapan
ruas-ruas
adalah
60-
kondisi
jalan
jalan menurut statusnya
normal. Kondisi jalan
sebagai
kota
normal adalah kondisi
bahwa
jalan dimana lalu lintas
terdapat 411 ruas jalan
tidak padat dan tidak
yang terdiri dari 43 ruas
terjadi
jalan kolektor sekunder
Kondisi jalan normal
dan 368 ruas jalan lokal.
kecepatan rata-rata yang
Waktu
digunakan berkisar 50 -
jalan
Yogyakarta,
b.
kondisi
Tempuh
dan
penumpukan.
Kecepatan Kendaraan
60 km/jam. Gambar C
Beberapa
berada dalam kondisi
dapat
hal
mempengaruhi
padat,
kecepatan
kondisi waktu tempuh
kendaran hanya berkisar
dan
kecepatan
30-40km/jam. Kondisi
Pertama
padat kendaraan terjadi
kendaraan. kecepatan
kendaraan
dipengaruhi kondisi
jalan
kepadatan lain.
akibat
penumpukan
oleh
jumlah kendaraan dan
seperti
kondisi jalan yang tidak
kendaraan Berdasarkan
Gambar 4, perbedaan
optimal.
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
waktu ini masyarakat A
melakukan sesuai
B
kegiatan kapasitasnya
masing-masing.
Pukul
12.00-13.00 WIB terjadi C
peningkatan kesibukan
Gambar 4 Kondisi
disebabkan karena pada
lalu lintas jalan raya
pukul
12.00-13.00
terdapat jam istirahat Pembagian waktu normal,
sibuk,
senggang
dan
dari
para
sehingga
pekerja,
ritme
didapatkan
lintas
dari observasi lapangan
sibuk
yang dilakukan selama
dengan jam normal. Jam
sepekan.
Hasil
sibuk terjadi pada pukul
lapangan
06.00-09.00 dan 15.00-
menunjukan pada pukul
18.00. Terjadinya jam
22.00 – 05.00 WIB
sibuk disebabkan pada
dikategorikan
pukul
observasi
waktu
menjadi
lalu lebih
dibandingkan
06.00-09.00
senggang dengan skor 1.
masyarakat
berangkat
Skor satu ini didapatkan
melakukan
kegiatan
karena pada waktu ini
seperti ke sekolah dan
tidak ada kegiatan yang
ke kantor. Pukul 16.00-
dilakukan masyarakat,
18.00
sehingga kondisi lalu
peningkatan lalu lintas
lintas dianggap kosong.
disebabkan jam pulang
Waktu normal terbagi
kantor.
antara pukul 09.00 –
data
tersebut,
maka
14.00 dan 19.00-21.00
kepadatan lalu
lintas
WIB.
berpengaruh
pada
terjadi
Waktu karena
normal pada
terjadi
Berdasarkan
kecepatan dan waktu
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
tempuh
kendaraan.
diperhitungkan
maka
Semakin padatnya lalu
waktu
akan
lintas maka kecepatan
bertambah
yang
akan
dengan
dan
Traffic
ditempuh
semakin
kecil
waktu
c.
tempuhnya
tempuh
seiring banyaknya
light.
Selain
traffic light, hambatan
menjadi lebih lama.
lalu lintas berupa jalan
Karakteristik Hambatan
searah dan perlintasan
Perhitungan rute
rel kereta api. Jumlah
optimal
dipengaruhi
jalan satu arah ini dapat
oleh keberadaan Traffic
berubah-ubah
light, semakin banyak
dengan kebijakan lalu
Traffic light yang dilalui
lintas.
maka
rekayasa
waktu
dihasilkan
yang
sesuai
Evaluasi lalu
lintas
untuk
selalu dilakukan untuk
mencapai rute menuju
melihat efektivitas rute
rumah
yang dihasilkan.
sakit
akan
semakin lama. Sebagai contoh rute yang dilalui dari
kecamatan
Mantrijeron
menuju
d.
Network Analysis Penentuan optimal menggunakan
rute
diperoleh aplikasi
rumah sakit Wirosaban
ArcMap dengan bantuan
dengan
melewati
network analysis. Batas
Traffic
light.
tersebut
3
Rute
kecepatan
pada
seharusnya
penelitian
ini
dengan jarak 2219.6 m
diasumsikan dengan 50
dapat ditempuh dengan
km/jam karena menurut
kecepatan rata-rata 50
peraturan
km/jam selama 3 menit.
perhubungan
Hambatan lalu lintas
Indonesia nomor 111
berupa
tahun 2015 tentang tata
Traffic
light
menteri Republik
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
cara
penetapan
batas
ini hanya menempuh
kecepatan bahwa batas
jarak 218 meter dengan
kecepatan paling tinggi
waktu tempuh 40 detik.
untuk
Cepatnya
rute
dilalui
disebabkan
kawasan
perkotaan
adalah
50
yang
kilometer per jam. Hasil
lokasi rumah sakit yang
dari masing-masing rute
masih dalam lingkup
dan waktu tempu pada
satu
masing-masing
tidak
rumah
kecamatan
melewati
sakit dapat dilihat pada
hambatan.
Tabel 3.
rute
Sedangkan
terlama
pada Tabel 3. Perhitungan rute optimal masing-masing kecamatan.
dan
terlihat
Kecamatan
Mantrijeron
menuju
Rumah
Sakit
Wirosaban.
Lamanya
rute yang dilalui karena banyaknya
hambatan
dan jarak tempuh yang relatif panjang. Penentuan
rute
optimal menuju rumah sakit
tidak
hanya
disajikan dalam bentuk Sumber: Hasil Olahan Data, 2016
dilengkapi dengan rute
Berdasarkan Tabel 3 rute tercepat berada pada Kecamatan Danurejan
tabel 3 namun juga
menuju
Rumah Sakit Bethesda Lempuyangwangi. Rute
mana saja yang harus dilalui. Direction atau arahan
rute
diperlukan
optimal agar
pengguna tidak bingung melewati jalan mana
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
yang harus ditempuh
teori Christaller dihasilkan
agar sampai di rumah
bahwa
sakit.
rumah
Terlihat
pada
keterjangkauan sakit
di
Kota
Gambar 5 berupa peta
Yogyakarta
berbeda-beda.
rute optimal kendaraan
RS Ludira Husada Tama
bermotor menuju rumah
dapat menjangkau wilayah
sakit.
Kecamatan
Wirobrajan,
Jetis,
Tegalrejo,
Gedongtengen.
RS
Muhammadiyah
PKU dapat
menjangkau
wilayah
Kecamatan
Ngampilan,
Gondomanan, Kraton. RS Bethesda Lempuyangwangi dapat menjangkau wilayah Kecamatan Danurejan dan Pakualaman.
RS
Land
menjangkau
dapat
wilayah
Happy
Kecamatan
Gondokusuman.
Gambar 5. Rute Optimal Menuju Rumah Sakit Umum Kota Yogyakarta
Keterjangkauan
masing-
masing rumah sakit di Kota Yogyakarta
berdasarkan
kriteria daya layan fasilitas pelayanan
dapat
menjangkau
wilayah
Kecamatan Umbulharjo dan Kotagede.
Rumah
sakit
Wirosaban
dapat
menjangkau
A. Kesimpulan 1.
Hidayatullah
RSUD
PENUTUP
kesehatan
dan
RSI
wilayah
Kecamatan Mergangsan dan Mantrijeron.
Hal
ini
berimplikasi pada seluruh masyarakat dapat melakukan akses terhadap pelayanan
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
tanpa
dibatasi
oleh
Kecamatan
Danurejan
keterjangkauan dari rumah
menuju
sakit.
Lempuyangwangi
2. Rute
optimal
Kecamatan
dari
Wirobrajan
RS
Bethesda dengan
waktu tempuh 40 detik. Rute optimal
dari
Kecamatan
menuju RS Ludira Husada
Gedongtengen menuju RS
dengan waktu tempuh 7
Ludira Husada Tama dengan
menit 34 detik. Rute optimal
waktu tempuh 3 menit 22
dari Kecamatan Ngampilan
detik. Rute optimal dari
menuju
Kecamatan
RS
PKU
Muhammadiyah
Tegalrejo
dengan
menuju RS Ludira Husada
waktu tempuh 3 menit 06
Tama dengan waktu tempuh
detik. Rute optimal dari
4 menit 32 detik. Rute
Kecamatan Kraton menuju
optimal dari Kecamatan Jetis
RS PKU Muhammadiyah
menuju RS Ludira Husada
dengan waktu tempuh 1
Tama dengan waktu tempuh
menit 42 detik. Rute optimal
5 menit 28 detik. Rute
dari
optimal
Kecamatan
dari
Kecamatan
Gondomanan menuju RS
Gondokusuman menuju RS
PKU
Muhammadiyah
Happy Land dengan waktu
dengan waktu tempuh 1
tempuh 6 menit 25 detik.
menit 31 detik. Rute optimal
Rute
dari Kecamatan Mergangsan
Kecamatan
menuju RSUD Wirosaban
menuju
dengan waktu tempuh 5
dengan waktu tempuh 1
menit 28 detik. Rute optimal
menit 41 detik. Rute optimal
dari Kecamatan Pakualaman
dari Kecamatan Kotagede
menuju
menuju
RS
Lempuyangwangi
Bethesda
optimal
RS
RS
dari
Umbulharjo Hidayatullah
Hidayatullah
dengan
dengan waktu tempuh 4
waktu tempuh 5 menit 55
menit 15 detik. Rute optimal
detik. Rute optimal dari
dari Kecamatan Mantrijeron
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
menuju RSUD Wirosaban dengan waktu tempuh 11 menit 46 detik.
B. Saran Berdasarkan yang
telah
dirumuskan penelitian
kesimpulan
didapat,
maka
saran
untuk
selanjutnya
adanya
kesulitan
adalah didalam
memperoleh data instansi dan pengolahan data secara detail. Saran untuk pemerintah yakni adanya
pembatasan
jumlah
kendaraan dan rekayasa lalu lintas yang lebih efektif. Seperti peninjauan kembali keberadaan hambatan lalu lintas. Selain itu, ketertiban
masyarakat
juga
diperlukan
untuk
membantu
pemerintah
dalam
mengatasi
permasalahan lalu lintas.
DAFTAR PUSTAKA Agus Suryantoro. 2013. Integrasi Aplikasi Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta: Ombak. Bintarto., dkk . 1978 . Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES. Badan Pusat Statistik. Daerah Istimewa Yogyakarta
Dalam Angka Tahun 2014. Eddy Prahasta. 2001. KonsepKonsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika. Eddy Prahasta. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar (Prsespektif Geodesi dan Geomatika). Bandung: Informatika. Eko Budiyanto. 2004. Sistem Informasi Geografis Menggunakan Mapinfo. Yogyakarta: Andi. Gunardo R.B. 2014. Geografi Transportasi. Yogyakarta: Ombak. Karina Arianti. 2013. Analisis Rute Optimal Distribusi Gula Dengan Network Analysis Berbasis Geographic Information Sistem Dan Tabu Search. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Teknologi Pertnian UGM. Koran Sindo. 2014. Yogyakarta Kota Ideal untuk Menikmati Pensiun. Diakses dari http://okezone.com/read/ 2014/04/03/471/964646/ yogyakarta-kota-idealuntuk-nikmati-pensiun pada tanggal 02 Desember 2015 pukul 08.30 WIB. Hurst, Michael E. 1994. Transportation Geography Comments and Readings. Canada: University Burnaby.
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
Lutfi Muta’ali. 2013. Penataan Ruang Wilayah dan Kota (Tinjauan NormatifTeknis). Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Moh. Papundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Mulyono Sadyohutomo. 2009. Manajemen Kota Dan Wilayah, Realita Dan Tantangan. Jakarta: Bumi Aksara. Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa Keruangan. Bandung: PT. Alumni. Sakti Adji Adisasmita. 2011. Transportasi dan Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu. SKH Kedaulatan Rakyat. 2016. Jadwal Keberangkatan KA dari Stasiun. Halaman 25. Yogyakarta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta. Suharyono., dkk. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sunda Al Jabar. 2013. Daftar Rumah Sakit di Kota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Diakses dari http://www.asgar.or.id/ke sehatan-health/layanankesehatan/daftar-rumahsakit-di-kota-yogyakartaprovinsi-daerahistimewa-yogyakarta/ pada tanggal 23 Januari 2016, Jam 22.15 WIB. Suparmini., dkk. 2009. DasarDasar Geografi. Yogyakarta: Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. Tjahyanto, A., dkk. 2002. Pemilihan Rumah Sakit Untuk Penanganan Keadaan Darurat Di Kotamadya Surabaya Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal, Vol. 1, No. 1, 2002, halaman 2025. Keputusan Menteri Perhubungan No.KM 49 Tahun 2005 tentang Ruas Jalan. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Tahun 1991 Tentang Pedoman Teknis Pengaturan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan. Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 356//KEP/2010 Tentang Penetapan RuasRuas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Kota Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22
Rute Optimal Kendaraan… │ Zen Muttaqin
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan. Undang-Undang Republik Indonesia No.38 Tahun 2004 Tentang Jalan: Pasal 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan: Pasal 9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 tentang Rumah Sakit.
Rutc Optimal Kendaraan.…
Yogyakarta, 20 September 2016 Reviewer
NIP.195711
1982031002
I ZenMumqin