RUSAKNYA SISI RELIGIUS PADA MAHASISWA
Disusun oleh :
Nama
: HASAN MANGARATUA.SIMBOLON
Nim
: 11.11.5132
Kelompok : D Jurusan
: S1-TI
Dosen
: Drs. Tahajudin Sudibyo
Untuk memenuhi salah satu mata kuliah Pendidikan Pancasila
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011
Page 1
RUSAKNYA SISI RELIGIUS PADA MAHASISWA
Abstrak Penyebab malasnya melakukan beribadah dikarenakan kurangnya kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.Dipadukan dengan pergaulan serta lingkungan keluarga yang kurang mendukung, lengkaplah pemicu kemalasan terhadap beribadah. Hadiah yang didapat dari meninggalkan ibadah dengan sengaja, sangatlah banyak seperti, setan lebih mudah menghasut, derajatnya turun dihadapan Allah, dan kafir terang-terangan. Cara menanamkan cinta kepada ibadah, yang pertama adalah keluarga.Yang kedua dengan merubah lingkungan dan pergaulannya.Dan yang ketiga adalah kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
Page 2
1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki lambang bintang pada dada sang Garuda. Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius dan percaya bahwa ada suatu zat yang Maha Besar, yang membuat seluruh alam semesta ini. Ini membuat bangsa Indonesia selalu bersyukur akan nikmat yang diberikan dan mereka serta negaranya
selalu
dianugerahi
oleh
Yang
Maha
Esa.
Namun,
seiring
berkembangnya dunia, semakin banyak magnet ghaib yang menarik mereka untuk melakukan larangan-larangannya.Ini disebabkan karena mereka tidak memasang pelindung pada diri mereka.Tentunya magnet ini sering menarik kalangan generasi penerus.Generasi penerus ialah pusat dari suatu Negara dalam menghadapi masa depannya. Saat mereka yang masih seumur jagung sudah dipupuk dengan benih kemaksiatan, tentu akan merusak mereka serta negaranya. Dan Sang Mahassiswa ini ialah bukti nyata dari fenomena malasnya beribadah.
2. Rumusan Masalah 1) Apa penyebab malasnya melakukanibadah? 2) Apa akibat dari meninggalkan ibadah? 3) Bagaimana solusi mengatasi malasnya melakukan ibadah?
3. Pendekatan Historis Bangsa Indonesia adalah bangsa yang dikenal sebagai bangsa yang religius. Bahkan sebelum Negara Indonesia berdiri, banyak bangunan-bangunan kuno peninggalan penduduk terdahulu, contohnya seperti candi-candi yang megah. Seluruh bangunan peribadatan dibuat dengan megahnya untuk mengagungkan Tuhan.Terbukti sampai sampai sekarang begitu banyak bangunan tempat peribadatan yang megah mengalahkan keindahan bangunan sekitar. Semua bangunan tua nan megah ini menunjukkan betapa religiusnya bangsa Indonesia dulu.
Page 3
4. Pembahasan Kemalasan yang terjadi diantara para mahasiswa dalam melakukan ibadah merajalela dimana-mana. Salah satu contohnya mahasiswa di tempat kontrakan di Yogyakarta.Kemalasan yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh kurangnya kepercayaan terhadap Tuhan.Dimaksudkan kurang karena hanya mempercayai saja tetapi tidak meyakininya.Adalah suatu fakta logis bahwa dampak dari melakukan ibadah tidak secara langsung dapat dirasakan.Karena shalat adalah ritual ibadah yang bersifat ghaib. Ini merupakan sesuatu yang dapat memicu kemalasan tadi.
Adapun faktor-faktor yang memicu kurangnya kepercayaan
terhdapan Tuhan.
1) Faktor keluarga Ini merupakan faktor utama penentu jalan hidup kita. Dalam konteks ibadah, dalam hadits Abu Dawud dikatakan “Suruhlah anak-anakmu beribadah bila berumur tujuh tahun dan gunakan pukulan jika mereka sudah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka (putera-puteri)”, ini dimaksudkan agar kita dari kecil sudah dibiasakan shalat. Ada baiknya agar orang tua itu bersikap sedikit keras terhadap anak-anaknya dalam hal kedisiplinan, karena akan berdampak besar terhadap masa depannya. Orang tua harus selalu mengingatkan agar anaknya beribadah.Bagi kita yang beragama karena keluarga, harus lebih mendalami ilmu agama.Mereka yang saat ini malas ibadah, bisa diakibatkan oleh masa kecil yang terlalu bebas. Bebas dalam artian, orang tua tidak memperhatikan ilmu agama dari sang anak, selalu sibuk dengan ilmu duniawi.
Page 4
2) Faktor lingkungan Ini adalah faktor kedua yang mempengaruhi seseorang.Diawali dengan lingkungan yang mengarah ke kutub negatif, membuat mereka dengan mudah tertarik kedalam kemaksiatan.Tentunya ini akan sedikit demi sedikit menghapus kepercayaan akan Tuhan. Saat masih kecil, sangat rajin beribadah dikarenakan ada orang tua yang selalu mengingatkan. Setelah dewasa dan merantau keluar kota, mulailah kehidupan baru yang masih sangat asing. Baik di lingkungan kampus, kontrakan, dan sekitar dapat menjadi petunjuk arah yang baru. Harus memilih sendiri dikarenakan tidak ada lagi orang tua yang akan membantu. Jika lingkungan kontrakan atau kos berdekatan dengan tempat beribadah, tentunya akan terdorong untuk sealalu beribadah. Tetapi, jika kita bergaul dengan orang yang tidak memperdulikan agama dan saat itu kita lemah akan agama kita sendiri, tentunya akan lebih mudah magnet negatif menarik kita. Kurangnya ilmu agama membuat kita lemah.
Faktor-fakor diatas adalah penyebab umum bagi mereka yang malasberibadah. Akibat dari meninggalkan
adalah kafir hukumnya, apabila dilakukan
dengan sengaja. Dalam HR. Ahmad dikatakan “Barang siapa meninggalkan ibadah dengan sengaja makadia kafir terang-terangan.” Tentunya “kafir” adalah gelar yang tidak ingin kita dapatkan. Akibat dari meninggalkan shalat tidak akan langsung mendapat teguran dari Tuhan Yang Maha Esa. Ini menjadi salah satu penyebab malasnya orang melakukan shalat. Bukti nyata dari orang yang jarangjarang melakukan ibadah dan dengan niat terpaksa, dia akan dengan mudah tertarik magnet kemaksiatan. Dibuktikan dengan banyaknya perzinahan yang terjadi di Indonesia ini.Di dalam hadits dijelaskan, jika orang yang sering melakukan shalat ataupun beribadah denggan rajin dan ikhlas, tetapi ia terus melakukan larangan Tuhan, maka suatu saat shalat itu akan membantu dia keluar dari dunia kemaksiatan. Akibat meninggalkan ibadah sebagai bukti nyata disini, merajalelanya penyakit yang diderita si pelaku.Selama seminggu.Sekarang kondisi fisiknya baik-baik saja, tetapi organ dalam tubuh mengalami penurunan.Ini hanya
Page 5
sedikit akibat yang disebabkan karena kurang percayanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.Mungkin terdengar ganjil, tetapi saat suatu kenyataan tidak dapat diubah dengan sesuatu yang nyata, maka hanya ilahi yang bisa merubah. Cara menanamkan kebiasaan ibadah sebenarnya lebih efektif saat masih kecil.Dikarenakan saat masih kecil, daya serapnya luar biasa. Kebiasaan dari kecil tentunya akan terbawa terus dari remaja sampai tua. Selalu diingatkan oleh orang tua untuk beribadah, dan jika tidak dilakukan maka kekerasan yang akan mengambil alih. Walau dilakukan dengan kekerasan, tentu ada batas wajarnya. Contoh yang lain adalah embel-embel uang. Saat puasa, jika dapat melakukan rajin beribadah, maka akan diberi uang. Ini merupakan contoh penanaman minat kepada anak.Walau kedengarannya, melakukan ibadah karena uang, tetapi ini hanya boleh berlangsung sampai anak mencapai pubertas atau remaja. Jika sudah remaja ataupun sudah menjadi mahasiswa rantauan, keluarga akan susah mempengaruhi. Yang paling berpengaruh adalah lingkungan dan pergaulan. Saat tinggal dengan orang yang tidak pernah lupa akanibadah, akan tumbuh sedikit benih iman dalam diri. Tergantung kepada kita untuk menyiramnya atau membiarkannya kering oleh tatapan matahari.Pergaulan juga mengambil andil didalam penentu mata angin.Di dalam pergaulan, besi yang lurus dapat dibengkokkan, dan yang bengkok dapat diluruskan.Tetapi masing-masing besi, ditempa dengan suhu yang berbeda-beda. Ini akan menjadi tolak ukur, mudah atau tidaknya mengubah besi tersebut. Dan faktor yang paling kuat adalah The God’s will. Ini merupakan kehendak langsung dari Tuhan.Contohnya seperti musibah dan keajaiban terhadap fisik maupun batin.Saat dalam musibah yang berat tentunya tempat kita berserah diri hanyalah Tuhan. Saat kita selamat dari suatu bencana yang amat besar, tentunya kita akan bersyukur kepadanya. Berfikir secara terbalik, itu merupakan suatu hidayah, yang menunjukkan bahwa Dia masih saying terhadap kita.Itulah setitik benih untuk kita, mau menyiramnya atau membiarkannya.
Page 6
5. Kesimpulan dan Saran Kepercayaan akan Tuhan yang dalam hal ini adalah melakukan ibada, sudah mulai memudar terutama di kalangan penerus bangsa. Ini disebabkan oleh hukuman yang tidak langsung diberikan terhadap pendosa , pergaulan serta lingkungan
yang
mengalami
moderenisasi,
dan
keluarga
yang
kurang
menanamkan ajaran agama. Jatuhnya tameng bintang ini, sangat berpengaruh terhadap diri kita dan Negara.Kita adalah gear-gear didalam mobil. Jika gear ini mempunyai kualitas yang buruk, tentu mobil ini tidak akan pernah maju mengalahkan mobil yang lain. Saat dasar pembentuk kita hilang, kita tidak akan mampu membentuk yang lain. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah nilai dari sila pertama Pancasila dan merupakan dasar dari sila-sila yang lain. Jika dasarnya saja kita tidak punya, bagaimana dengan yang lain. Rusaknya satu orang merupakan benih kosong, dan rusaknya beberapa orang adalah sekumpulan pohon yang siap menebarkan benih-benih yang lain. Dan setiap benih yang muncul, akan selalu berevolusi menjadi benih baru yang sifatnya tidak akan bisa dirubah lagi. Ini merupakan fakta di Negara Indonesia yang bermayoritaskan beragama agama. Saat penerus bangsa Indonesia tidak lagi memilik tameng bintang, ini akan menjadi bom waktu yang siap meledak. Adalah suatu cobaan berat bagi para penerus bangsa. Tetapi Tuhan Yang Maha Esa tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan. Maka dari itu, jika bisa menghadapi cobaan ini, nikmat yang besar akan diberikan. Bersama-sama tanamkanlah nilai Ketuhanan. Apabila dapat menanamkan dan menjaga dasar ini dengan baik, diri sendiri dan Negara akan merasakan nikmat-Nya.
6. Referensi Almath, Muhammad Faiz .1999. 1100 Hadits Terpilih. Jakarta: Gema Insani Press
Page 7