1
2
Nama RRREC FEST tercipta oleh kurator RRREC FEST #1, Henry Foundation dan Nasta Sutardjo; untuk acara yang kali pertamanya digelar sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-10 ruangrupa, artists initiative yang berbasis di Jakarta sejak tahun 2000, yaitu festival “Decompression” (Jakarta, December 2010 - January 2011). ruangrupa, memang selalu dekat dengan dunia musik. Hampir setiap program pameran yang diadakan oleh ruangrupa dibarengi dengan penampilan musisi/ band/performer ataupun DJ. Selain itu, sebagai sebuah art space, ruangrupa juga membuka tangannya untuk mendukung musisi/band/performer untuk mengadakan konser musik dengan pendekatan artistik yang khas. Program RRREC FEST – ruangrupa Record Music Festival adalah kelanjutan dari aktivitas kami yang berdekatan dengan dunia musik, merayakan musik sebagai salah satu bentuk kesenian dan bagian dari kebudayaan kontemporer di Tanah Air serta negara-negara tetangga. The festival name, RRREC FEST, was invented by the curators of RRREC FEST #1, Henry Foundation and Nasta Sutardjo; for a sub-event in the 10th anniversary celebration of ‘ruangrupa’, an artist initiative based in Jakarta since 2000, which was named “Decompression” festival (Jakarta, December 2010 - January 2011). ruangrupa has always been closely related to the world of music. Almost every exhibition program organized by ruangrupa is coupled with the appearance of musicians / bands / performers or DJs. In addition, as an art space, ruangrupa also opened his arms to support the musicians / bands / performers in organizing music concerts with artistic approach. RRREC FEST - ruangrupa Record Music Festival is a continuation of the activities adjacent to the world of music, celebrating it as a form of art and a part of contemporary culture of Indonesia and neighboring countries. RRREC FEST #1 Selain merupakan salah satu bagian dari perayaan acara 10 tahun ruangrupa, music festival ini sekaligus juga menjadi pesta peluncuran perdana RuRu Records. Dengan dua panggung berbeda, in dan outdoor, festival ini menampilkan band-band paling inspiratif dari beragam lintas genre: indie, pop, new wave, rock, experimental, electronic hingga hip hop. Outdoor area menawarkan suasana festival dengan tingkat keakraban sosial, bersatu dengan ruangrupa “Lonely Market”, sebuah pasar malam yang menjajakan barang kebutuhan tertier. Sedangkan indoor area menampilkan panggung yang dilengkapi dengan visual, tata lampu dan kamera untuk merekam aksi para musisi di panggung. Dokumentasi tersebut kemudian akan dirilis oleh RuRu Record. Besides being a part of the 10 Years celebration of ruangrupa anniversary, this music festival will also act as the launching party for RuRu Records. Staged in two different venues, indoors and out, this festival will present the most inspirational bands across various genres: indie, pop, new wave, rock, experimental, electronic, and even hip hop. Outdoor area will offer a festival ambience with a level of intimacy, blending with ruangrupa’s “Lonely Market”, a bazaar that caters all your tertiary needs. While the indoor area will grant your desire towards a stage complete with visualizations, lighting design, and cameras, ready to record the liveliness of the musicians on stage. RuRu Records is planning to release the documentations of this event. RRREC FEST #1 featured: The Upstairs, White Shoes & The Couples Company, The Analog Girl (Singapore), Themilo, Sir Dandy, Mohd Jayzuan (Malaysia), Zeke Khaseli, Ghaust, Bangku Taman, Frau, Efek Rumah Kaca, Racun Kota, Sungsang Lebam Telak, L’Alphalpha, The Kucruts, That’s Rockefeller, Kuno Kini, Kelelawar Malam, Vague Under Lightning Tiger, Whispy Hummers, Jalan Surabaya, The Djembuts and Kapitalindo. 4
RRREC FEST #2 Kali ini, RRREC FEST #2 diselenggarakan dalam waktu tiga hari dimana pada hari terakhirnya semua penampilan band disebarkan diantara 5 lokasi sepanjang jalan Cikini. Tempat ke-5 adalah Kineforum (di TIM), yang memutar video-video musik dalam program ‘ruru.mov’. Sama seperti RRREC FEST sebelumnya, maksud dari acara ini adalah untuk mendokumentasi-kan energi sebuah generasi dalam musik, baik itu secara audio, video, dan juga supaya terekam dalam jiwa para penggemar musik yang datang ke tiga hari digelarnya acara ini. RRREC FEST #2 juga bermaksud untuk menampilkan musisi dan band independen lokal yang memiliki keunikan, agar dikenal lebih banyak orang; demikian juga bandband Asia lainnya serta band-band internasional. Selain musik, RRREC FEST #2 juga mengikutsertakan berbagai bentuk/aktivitas kesenian lainnya berupa: bazaar unik, merchandise, pameran poster, mural dan stiker, pemutaran video, fotografi, dll. Kurator RRREC FEST #2 adalah The Secret Agents. This time, RRREC FEST #2 is held in three days, where in the third day all the band performances will be divided in 5 locations alongside Cikini. The fifth venue is Kineforum (at TIM), which is where music related videos are screened, as ‘ruru.mov’ program. The purpose of this event, like the first one, is to document the energy of a generation within the music culture; whether as audio, in video, or to be recorded in the soul of all the music fans whom will be witnessing the event. RRREC FEST #2 also intends to showcase local independent musicians and bands with ‘that special something’, to more people; as well as other Asian and international bands. Besides music, RRREC FEST #2 also engaged all kinds of other creative activities, such as: a unique bazaar, merchandise, posters – murals – stickers exhibitions, video screenings, photography, etc. The curators of RRREC FEST #2 are The Secret Agents. Network RRREC FEST didedikasikan untuk menemukan, menghasilkan, mempromosikan, menyebarkan, dan menjaga keberlangsungan gagasan kreatif serta potensi yang dimiliki para musisi/band/performer lokal. Kami memilih untuk mengadakan festival musik dengan kesadaran untuk membuat sebuah platform bagi terciptanya sebuah meeting point dan suatu peristiwa tersendiri, serta sebuah usaha baru untuk membuka jaringan kerja dengan musisi/band/performer dari wilayah Asia Tenggara dan sekitarnya. RRREC FEST juga bekerjasama dengan / mengikutsertakan beberapa label rekaman independen lokal, serta media-media alternatif seperti berbagai blog dan situs (terutama yang seputar musik). RRREC Fest is dedicated to the invention, creation and promotion as well as to sustain creative ideas and spirits from local and international musicians/bands/performers. We decided to create music festival based on social and cultural consciousness in order to make a platform in developing meeting point. It is also an effort to open up the network between musician/band/performers around Southeast Asia and other regions. RRREC FEST is also working with / engaging several local independent record labels, as well as alternative medias such as various blogs and websites (especially those focusing on music).
5
“Oh why do I smile… To people I’d much rather kick in the eye…” Lirik-lirik punk melankolis dan melodi membius, itulah mengapa orang mencintai The Smiths, dan tak akan pernah berhenti mendengarkan lagu-lagu mereka. Tetapi sudah waktunya menambah playlist kita dengan musik dari band-band dan musisi lokal, yang semakin menakjubkan saja perkembangannya. Ternyata… Banyak juga band-band bagus di sini. Dari yang sudah lama kita kenal, sampai yang baru tadi malam manggung di “SUPERBAD!”. Selama ini rupanya Jakarta telah menjadi pusat musik alternatif jaman sekarang yang hampir semuanya berasal dari label independen. Tapi yang lebih menyenangkan lagi, ternyata bukan Jakarta saja yang seperti itu. Band-band dari Bogor, Bekasi, Jogjakarta, dan Bandung; serta segelintir dari beberapa kota lain di Indonesia; mulai terdengar dan membuat kita kaget. Wow! Di sinilah kegunaan RRREC FEST #2, dan acara-acara lain sejenisnya, bisa terasa; karena biarpun semua acts-nya beraliran alternatif, sangatlah beraneka ragam. Dalam RRREC FEST #2, orang diajak untuk berkenalan dengan musik lokal hari ini, juga beberapa acts keren dari Asia Tenggara dan negara-negara lain. Melancholic punk lyrics and anesthetizing melodies, that is why people love The Smiths, and will never stop listening to their songs. But this may be around that time to add our playlist with the music of local bands and musicians, which are developing quite marvelously indeed. Evidently... There are lots of excellent bands here. From the older already known ones, till the ones that just made their debut performance last night at “SUPERBAD!”. Apparently, Jakarta has become the center of alternative today music which are
6
mostly produced by independent labels. But what most exciting is it seems that it is not only happening in Jakarta. Bands from Bogor, Bekasi, Jogjakarta, and Bandung; plus a few from other cities in Indonesia; have started to make themselves heard and completely astound us. Wow! This is where RRREC FEST #2, and other events alike, come in handy; for although all the acts are alternative in genres, they are all variated. At RRREC FEST #2, everybody is invited to know today’s local music, as well as cool acts from South East Asian and other countries. Jaya Pub Stage Karena digelar di hari pertama perhelatan RRREC FEST #2, maka pub legendaris ini penuh dengan berbagai macam warna musik; dibawakan oleh band-band must-see di hari terakhir. The fact that the music concert program of RRREC FEST #2 launches with this event, a variety of colourful music is going to fill this legendary pub; delivered by must-see bands of the next (last) day. Tjikini Stage Area semi akustik yang belokasi di sebuah café beratmosfir menyenangkan dan melodik. Bisa berinteraksi dengan band, aktivis alam, dan para left-ies secara intim. A semi-acoustic area located inside a café with alluring atmosphere, melodic too. Close interactions with the bands, environmental activists, and the lefties, is conceivable.
Tan Ek Tjoan Stage Lantai dua bagaikan sebuah gedung tak berpenghuni yang sedang diadakan pesta rahasia oleh bandband elektro dan shoegaze, tempat orang-orang melankolis berdisko. Sedangkan rooftop-nya mengambil inspirasi dari klip The Beatles sewaktu membawakan “Get Back”; sebuah panggung berenergi RRRock , dikelilingi oleh penonton, temans, dan pembeli roti Tan Ek Tjoan. The second floor is like a secret party in an abandoned building, organized by electronic and shoegaze bands, a place where melancholic people disco dance. Whereas the rooftop was inspired by The Beatles “Get Back” clip; a stage energized with RRRock, surrounded by audience, friends, and Tan Ek Tjoan customers.
Selamat nonton band! Go watch some great gigs! Jakarta, 29 November 2011. Curators,
THE SECRET AGENTS: Indra Ameng & Keke Tumbuan Duo yang mengerjakan projects conceptual art, musik enak, dan hal-hal menyenangkan lainnya. A duo working on projects involving conceptual art, good music, and other delightful things. www.thesecretagents.multiply.com www.superbadjakarta.wordpress.com follow @desikretejents
TIM Stage Membawa energi baru di area bersejarah, dengan memadukan band-band eksperimental dan musik pop. RRREC FEST #2 akan berakhir di panggung ini, menjadikannya pusat pertemuan crowd festival dan pembeli roti Tan Ek Tjoan di akhir malam, yang ditutup dengan kecupan manis oleh band andalan kita. Bringing new energy to a historical location, by putting together experimental bands with pop music. RRREC FEST #2 will end on this stage, making it a meeting point of the festival crowd and Tan Ek Tjoan customers at the end of the day, sealed with a sweet kiss by our headliner.
7
The Cambodian Space Project (KH)
(http://www.myspace.com/ thecambodianspaceproject http://www.youtube.com/watch?v=Hr _ WjxpLUVw)
Sebuah band psychedelic funk yang memimpin kembalinya musik rock Cambodia era ’60 dan ’70an. Band beraneka nasionalitas ini membawa kita kembali ke saat Sinn Sisamouth dan Ros Sereysothea terdengar di radio. A psychedelic funk band who is leading the revival of Cambodian rock music from the 1960’s and 70’s. This multi-national band takes you back to the era when Sinn Sisamouth and Ros Sereysothea rocked the airwaves.
Zebra & Snake (FIN)
(http://www.myspace.com/zebraandsnake)
Dua orang teman ini terbentuk dari electronik analog, ambient, dan lanskap suara kraut, diiringi vokal indah nan pilu; berbaur dalam campuran pop abadi milik mereka. Two friends formed by analogue electronics, ambient, and kraut-ish soundscapes; with haunting vocals, blending into a mix of timeless pop of their own.
8
Deerhoof (USA)
9 Maps (HK)
Suara art-pop spastik Deerhoof mengumumkan dirinya sendiri melalui gelombang perubahan tempo yang gelisah, sementara vokal unik bassis Satomi-Matsuzaki menghidupkan peleburan distorsi tersebut dengan kepolosan gelap.
Fasih dalam berbahasa musik, 9 Maps menggunakan teknik pedalpoint untuk memberikan ketegangan ekstra dalam lagu. Bagian verse dan chorus-nya dipisahkan dengan kesunyian, sebuah cara pintar yang menyediakan jawaban vital dari panggilan alami musik mereka.
(http://www.youtube.com/watch?v=PPYH4kPJcV4 http://deerhoofvsevil.com/index-in.html)
Deerhoof’s spastic art-pop sound announces itself through waves of fidgety tempo changes, while bassist Satomi- Matsuzaki’s eerie vocals liven the mangled melee with darkest innocence.
(http://www.youtube.com/watch?v=fJxL2DKenmE http://www.myspace.com/9maps)
Fluent in the language of music, 9 maps used pedal-point technique to bring extra tension to the tune. Verse and chorus sections are spaced with silence, a clever approach that provides the ultimate answer to their music’s natural calling.
Tenderfist (MY)
(http://www.youtube.com/watch?v=vSaIOvbpPcg http://tenderfist.senipekik.com/)
Mereka menulis dan menampilkan lagu-lagu dreamy pop modern; bertema hidup, patah hati, berjoged, dan sela-sela semua itu. Bisa digambarkan sebagai sebuah tabrakan menyenangkan dari pop dan elektronika. They write and perform intimate songs about living, heartbreaks, dancing, and things in between. Their music can be described as a joyous collision of pop and electronics. 9
The Experience Brothers (Jkt / ID) (http://www.myspace.com/theexperiencebonzo)
Duo kakak-adik asal Bekasi ini bisa membuat satu ruang konser seramai band beranggota lima orang. Enak dilihat, asik didengar, dan menyenangkan menonton tingkah laku mereka di atas panggung. A duo of brothers from Bekasi that can rock a concert hall just as loud as a band with eight members. They’re easy on the eyes, great on the ears, and entertaining to watch as they interact on stage.
Risky Summerbee and The Honeythief (Yk / ID) (http://www.myspace.com/riskysummerbee)
Setelah hanya beberapa kali tampil, band asal Jogjakarta yang bergenre aneka ragam, dari psychedelic – folk – sampai progressive jazz ini langsung sering dibicarakan di kalangan pemerhati musik indie lokal. Immediately after only a couple of performances, this Jogjakarta based band with range of genres, spanning from psychedelic – folk – to progressive jazz, was already frequently being talked about by local indie music enthusiasts.
Goodnight Electric (Jkt / ID) (http://www.goodnightelectric.com)
Tiga cowok kece; tampil dengan kemajuan teknologi, kaca mata hitam, dan kebolehan membuat musik asik. Three dandy young men; performing with the progress of technology, ray-bands, and skills in making good tunes.
Morfem (Jkt / ID)
(http://www.youtube.com/watch?v=Jd89ZxLgkXw&fe ature=related http://www.youtube.com/watch?v=0NwYrrr _ y1g&feature=related)
Terinspirasi oleh suara post-rock awal, band ini bermusik dengan energi pemuda Ibukota dan liriklirik keren. Inspired by early post-rock sounds, this band play music with the energy of big city boys and great lyrics.
10
Triangle (Bdg / ID)
Swimming Elephant (Jkt / ID)
Meramaikan dunia musik lokal dengan lagu-lagu yang dipengaruhi berbagai irama urban, warna-warni kehidupan, dan romantisme.
Mengaku bahwa “… rasa cinta musik dan ketulusan mereka…”, hanyalah karena “perasaan mabuk kepayang cinta terhadap bunyi-bunyian”, dan mereka terdengar seperti itu.
(http://www.thetriangleband.com)
They enliven local music scene with songs influenced by all kinds of urban rhythms, colours of life, and romance.
White Shoes & The Couples Company (Jkt / ID)
(http://www.whiteshoesandthecouplescompany. org)
Band yang menarik inspirasi dari musik film produksi Tanah Air era ’70-an dan kualitas musisi jazz era ’30-an ini merupakan salah satu highlight festival CMJ 2008 di New York, USA. Sekarang masih aktif tampil di panggung sekitar Indonesia dan Asia, mempromosikan album kedua mereka, “Album Vakansi”. This band that draws inspiration from the soundtrack of Indonesian movies of the ‘70s and the qualities of jazz musicians from the ‘30s, was one of the highlight of CMJ Festival 2008 in New York, USA. Still actively performing around Indonesia and Asia.
(http://www.myspace.com/swimmingelephants)
Saying that “… their passion in music, and their sincere…”, is simply because “ … punch drunk love for sound...”, and sounds like it too.
Sigmun (Jkt / ID)
(http://www.sigmun.wordpress.com)
Sekawanan cowok metal-heads yang skillful memberikan sesendok penuh alam bawah sadar dan teori-teori mekanisme pertahanan. Membawa kita mengembara ke tahun ‘70-an yang lebih baik. A bunch of skillful metal-head boys with a spoonful of the unconscious mind and defense mechanism theories. Taking us wandering to a better ‘70s.
11
Belkastrelka (Yk / ID)
(http://www.myspace.com/belkastrelkaspace)
Ketika seorang cewek dan seorang cowok, sejajar dalam talenta dan keinginan bereksperimen, bertemu dengan peralatan elektronik dan mulai membuat lagu-lagu. When one girl and one guy, equally talented and equally experimental, met with electronics and started doing songs.
Hightime Rebellion (Jkt / ID)
(http://www.myspace.com/hightimerebellion)
Sebuah band lumayan baru yang unik dengan beragam sound; dari brit pop, funk, sampai psychedelic, didasari dengan baseline musik house. Permintaan untuk penampilan mereka, sejak pertama kali tampil beberapa waktu lalu, sudah tak terhitung lagi. A unique new-ish band with sounds ranging from brit pop, funk, psychedelic, and a baseline of house music. The demand for their performance has, since their debut appearance not too long ago, been massive.
12
Bite (Jkt / ID)
(http://www.myspace.com/heybite)
Band rock dengan gigitan vokal wanita yang kadang keras, kadang manis, dan kadang nakal. A rock band that bites with a feminine vocals; sometimes hard, sometimes sweet, and sometimes naughty.
Ghaust (Jkt / ID)
(http://www.myspace.com/soundofghaust)
Band heavy-rock instrumental psychedelic beranggota dua orang yang terbentuk di Jakarta tahun 2005. Debut album self title-nya muncul pada tahun 2008 dan disebut sebagai salah satu rilisan album rock lokal terbaik tahun itu. A heavy-rock instrumental psychedelic band with only two members, formed in Jakarta, 2005. They released their self titled debut album in 2008 and was mentioned as one of the best local rock albums released that year.
PAL/NTSC (Jkt / ID)
Dikeroyok Wanita (Jkt / ID)
Satu geng pecinta musik, mengejar suara-suara baru dari punk, pop, dan new wave. Mereka hanya ingin bermain musik, tanpa peduli dengan apa yang dikatakan dunia, dan untungnya musik mereka asik.
Band keren ini lama tenggelam, namun ternyata mereka lama diam menyimpan banyak energi kegelapan guna sebuah kebangkitan baru akan aksi panggung yang tengil dengan permainan musik nan intens dan memukau. Asyik di lantai dansa dan sangar di panggung rock!
(http://www.myspace.com/palntsc)
A gang of music lovers, pursuing new sounds and rhythms of punk, pop, and new wave. They just want to play music, not caring what the world tells them to do, and luckily they sound good.
(http://www.myspace.com/dikeroyokwanita)
This excellent band has long stayed under the radar, evidently recharging dark forces for a brand new resurrection of immaculate stage act with intensity and charms in performing head-turning music. A pleasure on the dancefloor and terror-fic on a rockin’ stage!
Adopta (Bgr / ID)
(http://www.myspace.com/adoptafor)
Band baru dari Bogor yang membawakan genre indie – rock – shoegaze. Aktivitas mereka di scene musik independen Bogor merupakan sebuah jembatan penting yang menghubungkan Jakarta dan kota-kota lain. A young band from Bogor, with indie – rock – shoegaze as their genre. Their activity within the Bogor independent music scene is an important bridge in the connection with Jakarta and other cities.
The Kuda (Bgr / ID)
(http://www.reverbnation.com/thekuda http://www.thekuda.tk/)
Lagu-lagu energetik yang dipacu kecepatan mereka sangatlah pendek, mentah, PD, dan berani. Full-on attitude band dari Bogor! Tontonan wajib bagi yang selalu lapar akan hal-hal baru dan unik. Their fast-driven energetic songs are: very short, very raw, very cocky, and very bold. a full-on attitude band from Bogor! A mustsee for the always-hungry-for something-new-and-unique kinda crowd.
13
Sir Dandy (Jkt / ID)
Backwood Sun (Jkt / ID)
Tampil sebagai seorang solo folk artist / pembawa cerita dan terkadang sebagai band bersama teman-teman musisinya, Sir Dandy juga dikenal sebagai frontman band Teenage Death Star dan seniman Ibu Kota asal Kota Kembang.
Mereka mungkin masih muda tapi memiliki jiwa musik yang lawas. Melodi mereka seakan mengajak kita untuk menari-nari di sekeliling api unggun di tengah hutan. Penuh dengan sentuhan era awal ’70-an dan harmonisasi, terciptalah Magic Folk ala Backwood Sun.
(http://www.last.fm/music/Sir+Dandy+Harrington)
Performing as a solo folk artist / story teller and sometimes as a band with musician friends as the members, Sir Dandy is also known as the frontman of Teenage Death Star and a capital city artist from the flower city (Bandung).
Indie Art Wedding (Jkt / ID) (http://yesnowave.com/yesno037/)
Begitu musikal, begitu bertalenta, dan begitu saling mencinta… Sepasang suami-istri, berbincang di depan orang, sambil bermain musik. So musical, so talented, and so in love… A folk hubby-wife duo, having a conversation in front of people, and playing music.
14
(http://www.myspace.com/thebackwoodsun)
They may be young but they have got an old musical soul. Their melodies feel like an invitation to dance around a bonfire in the middle of the woods. Filled with hints of sounds from the ‘70s and harmonization, the Magic Folk ala Backwood Sun was born.
Zeke Khaseli (Jkt / ID) (http://www.zekekhaseli.com)
Band fantastis yang lahir dari beraneka genre musik dan dunia sinema, bagaikan sebuah kabaret berisi obrolan keseharian dengan sentuhan mimpi bermelodi. A fantastic band brought to life by all sorts of music genres and the world of cinema, just like a cabaret filled with everyday chit-chat and a touch of melodic dreams.
L’Alphalpha (Jkt / ID)
(http://www.lalphalpha.tk/ http://www.youtube.com/watch?v=lKBRxTCerGs)
Band ini adalah sebuah ‘keluarga’ dengan kemampuan permainan musik yang mumpuni, membawakan alunan musik yang terinspirasi dari dunia shoegaze dan lagu kanak-kanak tradisional Tanah Air. This band is a ‘family’ with skillful band members, bringing sounds that are inspired by the world of shoegaze and Indonesian traditional nursery rhymes.
15
THE VENUES Cikini dipilih sebagai lokasi untuk area festival RRREC FEST #2 karena daerah ini merupakan situs penting bagi Jakarta tercinta, sebuah wilayah yang memiliki infrastruktur cukup baik dan lengkap bagi warganya. Selain menjadi pusat Jakarta, kawasan ini juga memiliki nilai sejarah bagi kota kami ini. Taman Ismail Marzuki (TIM), sejak dibangun pada tahun 60-an, merupakan lokasi penting bagi pengembangan seni dan budaya; baik tradisional maupun modern. Cikini juga ideal untuk festival karena memiliki banyak tempat hang-out asik dan trotoar yang cukup nyaman untuk digunakan berjalan-jalan. Hari terakhir festival (5 Desember 2011) diselenggarakan secara serentak di lima tempat sekitar Cikini, masing-masing menampilkan tujuh sampai sepuluh band mengagumkan serta pemutaran video! Sementara semua kegiatan tampaknya akan terpusat di sepanjang Cikini, hari kedua festival (4 Desember 2011) berlokasi dalam sebuah bar musik berusia namun masih aktif, yaitu Jaya Pub yang legendaris. Ini karena acara di hari kedua RRREC FEST #2 disejajarkan dengan “SUPERBAD!”, acara musik alternatif bulanan yang selalu diadakan di tempat ini. Jaya Pub terletak di gedung Jaya, di Thamrin, satu daerah lagi yang penting bagi Jakarta. Dibutuhkan sepuluh menit untuk sampai ke Cikini dari Thamrin, dan kita masih berada di pusat kota Jakarta! Cikini was selected as the location for the festival area of RRREC FEST #2 because this area is an important site for our beloved Jakarta, which has a fairly good and complete infrastructure for its citizens. In addition to being the centre of Jakarta, this region also has its own historical value for our city. Taman Ismail Marzuki (TIM), since it was built in the ‘60s, is an important location for the development of our arts and culture; both traditional and modern. Cikini is also ideal for a festival because it has lots of cool hangouts and moderately comfortable sidewalk to stroll on. At this area, for the final day of the festival (December 5th, 2011) is held simultaneously at five venues throughout Cikini, each featuring seven to ten awesome bands and video screenings! Besides Cikini area, in the second day of the festival (December 4th 2011), RRREC FEST #2 will invite you to enjoy Jaya Pub, a legendary aged surviving bar located in Jaya Building, Thamrin (this is another important area in Jakarta) and still operating until now on. This is due to the conjunction with “SUPERBAD!”, the monthly alternative music event, which is always held in this venue. It takes ten minutes to get to Cikini from Thamrin, and we are still in the centre of Jakarta!
16
The Jaya Pub
Tjikini
Pub musik tertua di kota, sejak tahun 1975, yang menampilkan pertunjukan musik hidup berbagai jenis musik; dari jazz, ke blues, sampai pop. Panggung mungil Jaya Pub memiliki sejarah telah menampilkan beberapa nama terbesar di dunia musik Indonesia, terutama dari genre jazz. Saat ini, selain masih aktif di departemen pertunjukkan musik hidup (seringnya lagu-lagu rock dan blues oldies), Jaya Pub juga merupakan venue tetap acara “SUPERBAD!”, sebuah acara musik alternatif yang diadakan setiap bulan oleh The Secret Agents. Acara ini menampilkan bakat-bakat dalam musik independen lokal, dari yang sangat baru sampai yang sudah dikenal di scene indie Tanah Air; memberi mereka ruang di mana mereka bisa tampil untuk pencinta musik di Jakarta dan sekitarnya.
Sebuah hang out spot yang cukup baru, tetapi sudah menjadi favorit untuk bersantai dan bertemu dengan teman lama. Tempat ini berlokasi di Cikini, dimana semua aksi terjadi pada hari terakhir RRREC FEST #2. Tjikini adalah sebuah kafe, dihiasi dalam gaya tempo doeloe (kolonial), lengkap dengan plafon yang tinggi, sebuah tempat yang sempurna untuk menampilkan band-band dalam set semi akustik. Kami mencintai tempat ini karena kesederhanaan, kenyamanan, dan menunya yang enak (dimana bir juga tersedia, sesuatu yang langka bisa didapati di kafe-kafe sekitar Jakarta!). Ini adalah salah satu tempat di kota-kota besar yang dapat disebut couleur locale (warna asli lokal).
The oldest music pub in town, since 1975, that features live music performances of all kinds of music from jazz, blues, to pop. The little stage of Jaya Pub has a history of showcasing some of the biggest names in Indonesia’s music world, especially of the jazzy genre. Nowadays, besides still active in the live music department (mostly oldies rock anthems), Jaya Pub is also the venue of SUPERBAD!, an alternative music event held monthly by The Secret Agents, featuring good independent local talents; from the very new freshly squeezed ones, to those who are already well-known in the local indie scene; giving them space where they can perform in front of the music loving folks in Jakarta and the surrounding areas.
A fairly new, but already a favourite, hang out spot to chill out and meet up with old friends. It is located in Cikini, where all the action is on the last day of RRREC FEST #2. Tjikini is a café, decorated in tempo doeloe style (colonial), complete with high ceiling; a perfect venue to showcase bands in semi acoustic set. We love this place for its simplicity, comfort, and great menu (that includes beer! A rare treat in café-type places around Jakarta). It is one of those places in big cities that can be called a couleur locale.
17
Tan Ek Tjoan
TIM (Taman Ismail Marzuki)
Berbicara tentang couleur locale, toko roti legendaris ini adalah salah satunya. Di tengah kehirukpikukan bakery modern dalam mal pada era generasi makan roti ini, Tan Ek Tjoan masih berdiri tinggi dan diam, menonton waktu berlalu dari dekat jendela sambil tersenyum. Sementara maju dengan ini itu terbaru dalam bisnis pembuatan roti, Tan Ek Tjoan masih tetap mempertahankan tradisi beberapa dekade mereka, dalam menghasilkan panggangan berkualitas, sehat dan sedap. Adalah sebuah hal yang sangat istimewa untuk dapat menggunakan lantai dua dan atap Tan Ek Tjoan, sebagai lokasi RRREC FEST #2
Wilayah ini; yang terdiri dari sebuah paviliun teater, bioskop, ruang kinerja, sebuah toko buku bekas legendaris, ruang pameran, planetarium, sebuah tempat konser lapangan terbuka, rumah film (Kineforum), dan deretan tempat makan; dibangun oleh mantan gubernur Jakarta, Ali Sadikin, sebagai pusat seni dan budaya Ibukota. Kita bertekad keras untuk menggunakan area ini sebagai salah satu venue, yang terbesar, dari RRREC FEST #2, karena nostalgia atas sejarah pertunjukan musisi legendaris yang dulu sering diadakan disana. Sekarang, tempat konser tua telah menjadi sebuah gedung teater baru, tetapi energinya terus hidup. Itulah sebabnya TIM adalah bagian dari RRREC FEST #2. Oh, dan rumah film (Kineforum) yang ada disana adalah tempat pemutaran video kami!
Talking about couleur locale, this legendary bakery is surely one to mention. In the midst of modern bakery frenzy at the malls in this bread-eating generation era, Tan Ek Tjoan stands tall and still, watching time pass by its window with a smile. While progressing with the latest this and that in bread making business, Tan Ek Tjoan still maintains its decades of tradition in producing quality baked-goodies, healthy and yummy. We are privileged to be able to use their second floor and rooftop, as venues for RRREC FEST #2.
18
This zone consists of a theatre pavilion, a cinema, a performance hall, a legendary second hand book shop, an exhibition hall, a planetarium, an outdoor concert venue, a film house (Kineforum), and rows of eateries. TIM was built by a former governor of Jakarta, ALi Sadikin, as a centre of arts and culture in town. RRREC FEST #2 was determined to use this area for its nostalgic history of legendary music performances they use to organize there.
19
3-5 December 2011 / Saturday, Sunday and Monday 14:15, 17:00, 19:30 (only for Monday 13:00 & 15:00) Program pemutaran karya film dan video yang erat kaitannya dengan dunia musik. RRREC FEST #2 memilih karya-karya audiovisual yang dalam berbagai cara melihat dan berbicara mewakili dunia anak muda, dunia yang memiliki ekspresi artistik tersendiri. 6 karya audiovisual telah dikurasi untuk diputar dalam program ruru.mov kali ini. Film and video screening program related to the music scene. For this program, RRREC FEST #2 has curated several audiovisual works that, in many ways, conceive and discuss music and the young generation who has their own artistic expression. 6 curated audiovisual works are presented for this latest ruru.mov edition. Kineforum adalah bioskop alternatif terpadu pertama di Jakarta yang menawarkan ragam program pemutaran dengan proses kuratorial spesifik, mulai dari film klasik Indonesia hingga karya para pembuat film kontemporer. Program-program yang diselenggarakan bertujuan mengajak penonton untuk menjadi bagian dari sinema dunia. Kineforum is first integrated alternative cinema house in Jakarta that offers varied screening programs with specified curatorial works, ranging from Indonesian classic feature to contemporary works. Programs initiated by Kineforum aim to invite spectators to become the part of world cinema’s history.
Visit
http://www.dkj.or.id
Seluruh program pemutaran bersifat gratis / All screenings are free admission
20
Dongeng Rangkas (2011) | Documentary | DVD | 75’ | Indonesian with English subtitle | Director : Andang Kelana, Badrul “Rob” Munir, Fuad Fauji, Hafiz, Syaiful Anwar | Production : Forum Lenteng, Akumassa, Saidjah Forum | 17 + Rangkasbitung, sebuah kota kecil yang terletak 120 KM dari Jakarta. Dongeng Rangkas adalah dokumenter panjang tentang Iron dan Kiwong, dua pemuda yang hidup di era pasca Reformasi 1998. Mereka memilih hidup sebagai pedagang tahu, sementara mimpi-mimpinya tetap dipegang teguh. Kiwong bermimpi menjadi pemuda yang lebih baik sebagai kepala keluarga. Sedangkan Iron percaya bahwa musik underground adalah anugerah Tuhan. Rangkasbitung, a city 120 km from Jakarta. Dongeng Rangkas is a feature documentary about Iron and Kiwong, two young men who live in post-1998 Indonesia era. They decided to earn their living as fried-tofu vendors, while still keeping their hopefuly dreams. Kiwong wants to be a better man; as a good husband. Meanwhile, Iron belives that underground music is a holy gift from God. 3 Dec/19.30 WIB 4 Dec/14.15 WIB
Ambisi (1973) | Movie | 95’ | DVD | Indonesian | Director: Nya Abbas Akup | Starring: Bing Slamet, Anna Mathovani, Fifi Young, Benyamin S | 15 + Bing Slamet dan Benyamin Su’eb adalah penyiar di radio swasta Undur-Undur. Pekerjaan ini membuat mereka tidak akur dengan istrinya. Seorang penggemar mereka, Anna Mathovani, pun menjadi “alternatif”. Bing kemudian mengorbitkan Anna sebagai penyanyi. Setelah Anna sukses, pacarnya pun muncul. Beruntung istri Bing sadar juga. Tampilnya banyak penyanyi terkenal adalah daya tarik film Indonesia “klasik” ini. Dalam film ini kita bisa melihat video musik dari bandband ternama seperti Koes Plus, God Bless, dan Bimbo. Film ini ditutup oleh sebuah konser musik di Teater Terbuka Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Bing Slamet and Benyamin Su’eb are announcers in a privat radio, Undur-Undur. This job has put them in dispute with their wives. A fan named Anna Mathovani then becomes their “alternative”. Bing promotes her as a singer. After obtaining great succes, her boy friend appears. Fortunately, Bing’s wife knows about this. Special appearances from Indonesian famous musicians is the main aspect of this “classic” feature. In this movie we can see some music videos from Indonesian legends such as; Koes Plus, God Bless and Bimbo. The movie ended with a music concert located at Taman Ismail Marzuki, Jakarta. 5 Dec/14.16 WIB
21
DUA TIANG TUJUH LAYAR (2010)
| Music video | 8’ 12” | Director : Ida Bagus Charisma (Swargaloka) | DOP : Shadtoto Prasetio, Pramono Prakoso and Dimas Wisnuwardono
Dokumenter musikal tentang kehidupan para pembuat kapal Pinisi di Tana Beru, daerah Bulukumba, Sulawesi Selatan. Lagu indah dari kelompok musik The Trees and The Wild, Malino (terdapat dalam album Rasuk), merayu pikiran untuk mengikuti perjalanan megah bersama sebuah mahakarya Indonesia, kapal Pinisi. Musical documentary about the life of Pinisi shipbuilders in Tana Beru, a village at Bulukumba, South Sulawesi. Beautiful song from The Trees and The Wild, Malino (taken from their album, Rasuk), mesmerizes our mind to enter the great journey with a glorious Indonesian masterpiece: the ship of Pinisi. 3 Dec/17.00 WIB 5 Dec/13.00 WIB *(Meet the DOP)
Aku seperti Burung yang ingin Terbang Bebas – ‘Komodo’ (2011) | Music video | 36’ | Director: Anggun Priambodo
“Saya dan Zeke setuju pada apa yang sudah alam berikan pada kita, sesuatu yang tidak dapat kita duga, hanya suara binatang, suara angin yang jatuh pada daundaun yang lebat, ombak yang pecah menabrak karang, alam yang tidak bising bikin pusing, tidak palsu, jauh dari keelokan yang diadaadakan, memberikan kita sesuatu yang indah sekali, maka saya ingin pergi merekam alam yang jauh dari kota, saatnya keluar dari Jakarta.” (Pernyataan sutradara) “Me and Zeke agree with what nature has gave to us something that we can not expect; merely sounds of animalas, whispers of wind on pouring leaves, waves of the oceans that splash on the rocks. Nature won’t fuck us apart, it’s not artificial, far from faked beauty, provides something beautiful for us. For this reason, I went to record a nature far from the city. It’s time to get away from Jakarta.” (Director’s statement) 3 Dec/17.00 WIB 5 Dec/13.00 WIB *(Meet the Director)
Astuti, Kucing Greyscale Cat (2010) Ini Astuti, Ini Kucing, Dia Berwarna abu-abu, Dia Sedang rebahan Semlehoi ala Syahrini, jika di translate ke bahasa inggris disebut Cat. This Astuti, This cat, gray Color Her, She is lying Semlehoi Moderate Syahrini style, if in translate into English is called Cat.
Jakarta, Tan Ek Tjoan (2009) Kalo yang ini foto orang lagi beli roti di kisaran Cikini. If that is a picture of someone else buying bread in the range of Cikini.
22
Preview: Live from RRREC Fest #1 (2011) | Compilation | Various artists | 57’
|Edited by Faesal Rizal
Preview dari dokumentasi video acara RRREC Fest yang pertama berlokasi di Galeri Nasional Indonesia. Rekaman ini memperlihatkan suasana festival dan 12 band yang bermain di indoor stage yang sempit, panas, dan intim. A preview of the video documentation from RRREC Fest #1 which located at National Gallery of Indonesia. The documentation showing the atmosphere of the festival and all the 12 bands that performed at the indoor stage which is tiny, hot and intimate. 4 Dec/17.00 WIB
25 Most Inspiring Indonesian Music Videos (2001-2011) | Compilation | Various artists | Curated by Indra Ameng for OK. Video FLESH 2011
25 video musik Indonesia terpilih dalam satu dekade (2001-2011) menghadirkan kekayaan pendekatan artistik, kreativitas, dan kecenderungan untuk berbeda dari logika video musik komersil pada umumnya. Karya-karya video ini menunjukkan kekuatan proses kolaborasi pada tataran audiovisual; musik, penulisan, dan gambar; juga membuat kita sadar bahwa video musik bisa menjadi media efektif untuk berkomunikasi dan memberi inspirasi bagi semua kalangan. 25 selected Indonesian music videos of a decade (2001-2011) show the richness of artistic approach, creativity, and the progressive intention to against the logic of mainstream / commercial music scene. These video works bare the power of collaboration in audiovisual level; music, writings and images. They also make us realize that music video could be powerful medium to communicate and inspire everyone. 4 Dec/19.30 WIB
Jakarta, Nasi Goreng (2010) Ini foto orang lagi beli nasi goreng di kisaran Cikini. This is a photo of someone else buying fried rice in the range of Cikini.
23
RRREC FEST #2 ruangrupa record music festival #2 Jakarta, 3 – 5 December 2011 DAY 1 : Saturday, 3 Dec ruru.mov @ kineforum Program: 3 films screening (14.15 / 17.00 / 19.30) DAY 2 : Sunday, 4 Dec ruru.mov @ kineforum Program: 3 films screening (14.15 / 17.00 / 19.30) Music Concert : RRREC FEST @ “SUPERBAD!” at The Jaya Pub (18.30 – 01.00) presented by The Secret Agents Program: Artists + Media gathering, 6 bands performing 19.30 – 20.00 Backwood Sun (Jkt / ID) 30’ 20.15 – 20.55 9 Maps (Hong Kong) 40’ 21.10 – 21.50 Risky Summerbee & The Honeythief (Yk / ID) 40’ 22.05 – 22.35 Sigmun (Bdg / ID) 30’ 22.50 – 23.20 The Cambodian Space Project (Cambodia) 45’ 23.35 – 00.05 The Experience Brothers (Jkt / ID) 40’ DAY 3 : Monday, 5 Dec ruru.mov @ kineforum Program : 3 films screening (14.15 / 17.00) Music Concerts RRREC FEST @ Tjikini Café (16.00 – 22.00) presented by Organic Records 7 bands performing: (acoustic stage) 16.00 – 16.30 Triangle (Bdg / ID) 30’ 16.45 – 17.15 Backwood Sun (Jkt / ID) 30’ 17.30 – 18.00 Indie Art Wedding (Jkt / ID) 30’ 18.15 – 18.55 9 Maps (Hongkong) 40’ 19.10 – 19.50 White Shoes & The Couples Company (Jkt / ID) 40’ 20.10 – 20.40 Swimming Elephant (Jkt / ID) 30’ 21.00 – 21.45 Sir Dandy (Jkt / ID) 45’ RRREC FEST @ 2nd Floor: 5 17.30 – 18.00 18.15 – 18.55 19.10 – 19.55 20.15 – 21.00 21.15 – 22.00
Tan Ek Tjoan (16.00 – 22.00) presented by demajors bands performing Adopta (Bgr / ID) 30’ Belkastrelka (Yk / ID) 40’ Tenderfist (Malaysia) 45’ Zebra & Snake (Finlandia) ‘45 Goodnight Electric (Jkt / ID) ‘45
Rooftop: 5 bands performing 16.30 – 17.00 PAL/NTSC (Jkt / ID) 30’ 17.15 – 17.45 Sigmun (Jkt / ID) 30’ 18.10 – 18.50 Ghaust (Jkt / ID) 40’ 19.05 – 19.40 Bite (Jkt / ID) 35’ 20.00 – 20.45 Morfem (Jkt / ID) 45’ RRREC FEST @ TIM (15.30 – 01.00) 9 bands performing : 15.45 – 16.05 The Kuda (Bgr / ID) 25’ 16.20 – 16.50 L’Alphalpha (Jkt / ID) 30’ 17.05 – 17.45 Risky Summerbee & The Honeythief (Yk / ID) 40’ 18.15 – 18.50 Hightime Rebelion (Jkt / ID) 35’ 19.05 – 19.35 Zeke Khaseli (Jkt) 30’ 20.00 – 20.45 The Cambodian Space Project (Cambodia) 45’ 21.00 – 21.25 Dikeroyok Wanita (Jkt / ID) 45’ 21.50 – 22.30 The Experience Brothers (Jkt / ID) 40’ 23.00 – 00.00 Deerhoof (USA) 60’ 24
25
ENTRY & INFORMATION Untuk mendukung dan menikmati RRREC FEST #2, silakan baca informasi pada setiap venue di bawah ini : To support and enjoy RRREC FEST #2, please kindly read the information for specifed venue below: Minggu / Sunday, 4 December 2011 “SUPERBAD!” at The Jaya Pub First Drink Charge # 1 : 30,000 IDR (include: The Jaya Pub pin + program book + 1 glass beer / soft drink ) Only at The Jaya Pub Capacity 200 persons Senin / Monday, 5 December 2011 TIM (Taman Ismail Marzuki) Donation (voluntarily donation to the box available on the gate) Capacity 500 persons Tan Ek Tjoan First Drink Charge # 2 : 25,000 IDR (include Tan Ek Tjoan pin + program book + a piece of Tan Ek Tjoan’s bread + special drink from Tan Ek Tjoan) Only at Tan Ek Tjoan Capacity 300 persons Tjikini Café First Drink Charge # 3: 30,000 IDR (include Tjikini Café pin + program book + snacks + sarsaparila’s lime juice) Only at Tjikini Café Capacity 100 persons
26
27
Melibatkan sebelas komunitas seni dan kreatif yang dikelola oleh Jakarta 32° C : Participated by eleven art and creative communities organized by Jakarta 32° C : Akademi Samali (akademisamali.org) Forum Lenteng (forumlenteng.org) Gardu House (garduhouse.blogspot.com) Ika Vantiani (etsy.com/people/vantiani) Kamengski (kamengski.net) Kampung Segart (kampungsegart.blogspot.com) Komunitas Maros (http://marosvci.multiply.com) Majemuk zine (facebook.com/majemuk.zine) Needle and Bitch (facebook.com/profile.php?id=100001905536030) RESPECTAstreetart (respectastreetartgallery.com) Serum (serrum.org) Jakarta 32 adalah sebuah forum antara mahasiswa di Jakarta dan pameran besar dua tahunan bagi karya – karya visual mahasiswa di Jakarta. Jakarta 32 is inter-students forum and biannual art project’s exhibition.
28
VERY LIMITED STOCK!!! T-shirt RRREC FEST x THTC (Qyt: 100pcs)
IDR 100.000 Size : S,M,L,XL Tote Bag (Qyt: IDR 45.000 Buttons (Qyt: IDR 10.000
60pcs)
100pcs)
Sticker (Qyt: IDR 5.000
100pcs)
Button and Stickers Pack IDR 10.000
(Qyt: 100pcs)
29
ruangrupa adalah sebuah artist’ initiative yang didirikan pada 2000 oleh sekelompok seniman di Jakarta. Organisasi nirlaba yang mendorong kemajuan gagasan seni rupa dalam konteks urban dan lingkup luas kebudayaan melalui pameran, festival, laboratorium seni rupa, lokakarya, penelitian, dan penerbitan jurnal. ruangrupa is the artist’ initiative established in 2000 by a group of artists in Jakarta. It is a not-for-profit organization that strives and supports the progress of art ideas within urban context and large scope of cultural context, by means of exhibition, festival, art laboratory, workshop, research and journal publication. Director: Ade Darmawan Manager: Ajeng Nurul Aini Finance: Dr. Laurentius Daniel Art Lab: Reza Afisina Support & Promote: Indra Ameng, Andy RHARHARHA Video art development: Hafiz, Mahardika Yudha Research & development : Ugeng T. Moetidjo, Mirwan Andan, Isrol Triono Karbonjournal.org: Ardi Yunanto RURU Corps: Julia Sarisetiati IT & Website: oomleo ruangrupa Jl.Tebet Timur Dalam Raya No.6 Jakarta Selatan 12820 INDONESIA phone/fax: +62 (0) 21 830 4220 e-mail:
[email protected] www.ruangrupa.org --twitter : twitter.com/ruangrupa facebook : facebook.com/ruangrupa (account) facebook.com/pages/ruangrupa (pages) maps : maps.google.com/maps/ruangrupa
30
RRREC FEST #2 – 2011 Committee Festival Director : Managing Director : Administrator : Finance : Sponsorship Coordinator : Assistant :
Indra Ameng Ajeng Nurul Aini Tiffany Ayu Puspasari Laurentinus Daniel Maya S Rachmah Azizah
Media Relation & Communication : Gyanda Agtiani Website : oomleo Merchandise & Bazaar
Coordinator
Volunteer Coordinator
: Thema Isriarti Putri : Nastasha Abigail
Artwork Stage : Exhibition : Designs : Logo & Font : Merchandise : Curators Technical Production Manager Venue Coordinator Produksi/Production “SUPERBAD!”stage @The Jaya Pub Tjikini Café stage Tan Ek Tjoan stage TIM ruru.mov
Photo Documentation Video Documentation
R. Malau Syaiful Ardianto & Isrol Triono Aditya Fachrizal Hafiz, Abi Rama Henry Foundation Respecta Street Art Gallery
: The Secret Agents : Ezar P.D : Grace Samboh : : : :
The Secret Agents Organic Records demajors G production
: kineforum : Agung Hartamurti (i-rockumentary ) : Ari Rusyadi, Nissal Berlindung, Dimas Wisnuwardono
Program book Editor : Writer : Design :
Ibnu Rizal Keke Tumbuan, Indra Ameng, Ibnu Rizal Aditya Fachrizal Hafiz, Abi Rama
31
@america : Bruce Groening, Swiny Andina, Chandra Hadisumarto, Lulu Wirdiawati, Titi Aprilia Apsari Area : Pandu Buntaran Berisik Radio : Rudyanto Bumbu Desa : Herlan Fernando, Imam Sujadi, Yudi Suryadi Bujangan Urban Cobra : Anggun Priambodo, Anton, Bin Harlan Dailywhatnot : Krisna Tahir Demajors Record : David Karto, Kiki Aulia Ucup Demajors Radio : Galih Stone College Deathrockstar : Eric Wiryanata Dewan Kesenian Jakarta : M Abduh Azis, Serley, Marsaulina Pandiangan Dinas Pariwisata DKI Jakarta : Arie Budiman, Rusmantoro, Iwan, Yudith, Tinia Budiati David Tarigan Dua Nyonya : Rosselya Bagaskoro, M Chorif Durga Tatto Eros Eflin Fast Forward Records : Helvi Sjarifuddin, Marine Ramdani, Islam Waluya Felix Daas Wimono Figure 8 Agency : Dona Inthaxoum, Cecille, Marie G Production : Lintang Sunarta, Ferry Dermawan Gambar Selaw (klub gambar) Galeri Nasional Indonesia : Tubagus Andre, Bambang Cahyo Murdoko Gardu House : Bujangan Urban, Ones, Dodo, Chatmen, Uwee, Adnan, Dkk. Geeksbible : Dian Maya Puspita, Kautsar Ikrami Gigsplay : Wawan Henry Foundation & Nasta Sutardjo Heyfolks : Satria Ramadhan Hujan Radio : Iqbal Ramadhan Hypen : Ratna Mufida Indonesia’s Sketcher : Atita Dwi Indarty Jakarta Biennale: Renjani, Humaira Jakarta Globe : Marcel Thee Jaya Pub : Frans Tumbuan Jangan Marah Records : Yurie Jimi Multhazam Kamengski : GOOODIT, Lykerex Kelurahan Cikini Kineforum : Sugar Nadia Azer, Andang Kelana oomleo Organic Record : Widi, Eko OZ Substereo : Dhydha Maryudha, Syahraini, Alvin TDS Paviliun Records : Andri Boer Pembeli roti Tan Ek Tjoan Provoke! : Satria Ramadhan RESPECTA : Andi RHARHARHA, Maya Restaurant Trio : Effendi Sumartono, Sri Yuniawati Sir Dandy Taipei Economic and Trade Office : Jemmy Zeng Tan Ek Tjoan : Josey, Christine, Deden Teguh Wicaksono THTC : Helvi Sjarifuddin Tjikini : Handonowarih Dharmawan, Abduh dan Henny Upstairs Bar : Decky Hidayat Tipa Warga Cikini Wastedrockers : Dede Whiteboardjournal : Athina Ibrahim Wina Miranti Putri Yes No Wave Music : Wok the Rock 32
Artwork by GOOODIT
33
34
NOW SHOWING @
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48