Disusun : Abu Said Neno Triyono Robiul Awal 1433 H
www.ikhwahmedia.wordpress.com Cetakan 1
SHOLAT EKSEKUSI MATI
1
Disusun : Abu Said Neno Triyono Robiul Awal 1433 H
www.ikhwahmedia.wordpress.com Cetakan 1
2
SHOLAT SUNNAH YANG JARANG DIKERJAKAN KEBANYAKAN KAUM MUSLIMIN
Rosulullah sholallahu alaihi wa salam telah mengajarkan kepada umatnya seluruh ajaran agama baik yang besar maupun yang kecil, karena Allah Subhana wa Ta’ala khusus menganugerahkan kepada NabiNya kesempurnaan agama ini dalam firman-NYa :
!"# $ %& (' ) +* -, % . * /"0$ $ 1"2$ & 3' +& -, &/% $ . * & $ 4&% $ +& -, $!"# +& -, % . * ) $ 5) % $ & /$ ) “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (QS. Al Maa’idah : 3) Salah satu ajaran beliau sholallahu alaihi wa salam adalah sholat baik yang fardhu maupun yang sunnahnya, Rosulullah sholallahu alaihi wa salam sendiri langsung mempratekkan kepada umatnya cara sholat dan jenis-jenis sholat, semua tersusun rapi dalam buku-buku ulama islam yang diwariskan sampai kepada kita. Namun yang menariknya ada satu sholat sunnah yang luput dari perhatian ulama kita, sehingga mereka tidak menulisnya dalam bukubuku tentang fikih sholat, hal ini disebabkan karena mereka memandang bahwa sholat tersebut amat sangat jarang dikerjakan oleh kaum Muslimin dan hanya untuk orang-orang tertentu saja. Sholat ini diharapkan menjadi penutup amal baiknya karena sudah tidak ada lagi harapan baginya untuk melaksanakan amalan-amalan sholih. Muslim khusus yang berkesempatan melaksanakan sholat tersebut adalah mereka yang sedang berjalan untuk melakukan perbuatan terakhir yang ditawarkan kepadanya pada saat ia akan dieksekusi mati. Sholat tersebut adalah Sholat dua rokaat menjelang eksekusi matinya. Muslim yang pertamakali dan kemudian dijadikan syariat (akan datang pejelasannya) untuk mereka yang mengalami kejadian sepertinya adalah Sahabat mulia khubaib bin ‘Adiy Rodhiyallahu anhu. Kisah tentang hal ini diriwayatkan oleh Imam Abdur Rozaq dalam mushonafnya (no. 9730) dari jalan Ma’mar dari Az Zuhriy dari Amr bin Abi Sufyan Ats-Tsaqofiy dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu anhu dalam kisah yang panjang tentang perang Ar Rojii’ dan didalamnya ada kisah Khubaib yang ditawan oleh Musyrikin Quraisy dan ketika akan dieksekusi mati, beliau Rodhiyallahu anhu berkata :
9 * #& :' % ; 9 " & $ ) 6$ " = < :$ >$ ' $ ?@% & A$ $4 @) % B% & % % %CD% +& E' /& %F' G $ A$ $ 3& H+I, . 6' /& 2$$ 5) $ 7 $ , '3*#$ “biarkan aku untuk sholat dua rokaat, {lalu berpaling kepada mereka} dan berkata, seandainya kalian tidak menyangka bahwa aku takut mati tentu aku akan tambah lagi”. Riwayat yang melalui jalur Imam Abdur Rozaq juga dikeluarkan haditsnya oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (no. 8096), Imam Thobroni dalam Mu’jam Kabir (no. 4078), Imam Ibnu Hibban dalam
Disusun : Abu Said Neno Triyono Robiul Awal 1433 H
www.ikhwahmedia.wordpress.com Cetakan 1
3
shohihnya (no. 7165), Imam Abu Nu’aim dalam Ma’rifatus Shohabah (no. 2265) dan Dalail Nubuwah (no. 421), dan Imam Al-Aliikai dalam syaroh ushulul I’tiqod (no. 2379). Kemudian diriwayatkan secara ringkas oleh Imam Ibnu Abi Ashim dalam Awail (119) dan Imam Thobroni dalam kitabnya Awail (79). Tambahan yang ada dalam{}, diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam Shohihnya (no. 4086) melalui jalan yang memutaba’ahi Imam Abdur Rozaq yaitu Hisyam bin Yusuf. Para perowinya adalah sudah terkenal, Hisyam bin Yusuf (w.197) ditsiqohkan oleh Imam Abu Hatim, Imam Ibnu Ma’in, Imam Ibnu Hibban, Imam Al Hakim dan Imam Al’ijli. Amr bin Abi Sufyan ditsiqohkan oleh Imam Ibnu Hibban. Kemudian setelah mengisahkan perbuatan Khubaib ini, Abu Huroiroh Rodhiyallahu anhu berkata :
$ J* K' 2& C% ) $ & " 6' /& 2$$ 5) HA H6$ 6& $ % H % @% %-D% “Beliau adalah yang pertamakali menyunahkan sholat dua rokaat ketika (menjelang) eksekusi mati”. Maka sholat sunnah dua rokaat menjelang eksekusi mati adalah termasuk sunnah dari sunnah-sunnah Islam. Kalau ada yang bertanya bukankah ini hanya perbuatan sahabat saja dan tidak diketahui taqrir (persetujuan) dari Nabi Muhammad sholallahu alaihi wa salam secara langsung, sehingga bisa jadi ini hanya ijtihad dari sahabat tersebut semata? Maka kita jawab bahwa sunnah Nabi sholallahu alaihi wa salam terdiri dari tiga bagian, yang berupa ucapan, perbuatan dan persetujuan. Kedua jenis yang pertama kita tidak mendapatkan riwayat yang shohih dari Beliau sholallahu alaihi wa salam tentang hal ini, sedangkan jenis yang ketiga yaitu diamnya Beliau sholallahu alaihi wa salam terhadap perbuatan sholat sunnahnya Khubaib Rodhiyallahu anhu menunjukkan persetujuan dari Beliau sholallahu alaihi wa salam, karena kisahnya terjadi pada zaman Beliau sholallahu alaihi wa salam. Seandainya ada yang mengatakan lagi bahwa bisa saja Nabi sholallahu alaihi wa salam tidak tahu kisah ini dan ucapan Abu Huroiroh ini mungkin diucapkan setelah Beliau sholallahu alaihi wa salam meninggal dunia?, maka kita jawab seandainya Nabi sholallahu alaihi wa salam tidak tahu, maka Allah Subhana wa Ta’ala Maha Tahu dan Maha Melihat terhadap perbuatan hamba-hamba-Nya dan jika perbuatan Khubaib Rodhiyallahu anhu yang termasuk ibadah ini keliru tentu Allah Subhana wa Ta’ala akan mewahyukan kepada Nabi-Nya untuk mengingatkan umatnya, akan tetapi kita tidak menemukan teguran dari Rosulullah sholallahu alaihi wa salam terhadap sholat Khubaib ini, maka hal ini adalah taqrir (persetujuan) dari pembuat syariat terhadap sholatnya Khubaib. Yang menguatkan hal ini para sahabat berdalil dengan diamnya syariat terhadap perbuatan Azl (mengeluarkan sperma diluar rahim istri ketika berjima’) mereka, untuk menyatakan bolehnya perbuatan
Disusun : Abu Said Neno Triyono Robiul Awal 1433 H
www.ikhwahmedia.wordpress.com Cetakan 1
4
tersebut, sebagaimana kisah ini dikeluarkan riwayatnya oleh Imam bukhori (no. 5208) dan Imam Muslim (no. 3632) dari Jabir Rodhiyallahu anhu ia berkata :
, :' & !$ @, &AC, )$ , :' & 3$ H5, “Kami melakukan Azl sedangkan Al Qur’an (masih) turun kepada kami”. Dalam riwayat shohih Muslim ada tambahan :
.@, &AC, ) * & $ $3$E$ % * & $ $E& !* LM/& N$ @% %5 & % @, $/O) * % %P Q * $ & F' #$ $R “Ishaq menambahkan, Sufyan (dari Jabir) berkata: Sekiranya itu dilarang tentu Al Qur’an akan melarangnya”. Maka untuk alasan yang sama yaitu, diamnya syariat (padahal wahyu belum berhenti turun) terhadap suatu perbuatan di masa itu (apalagi berupa ibadah) menunjukkan persetujuan untuk disyariatkannya. Alasan kedua yang menegaskan bahwa sholat tersebut disyatiatkan adalah perkataan Abu Huroiroh Rodhiyallahu anhu dalam hadits ini, yang mana perkataan beliau tersebut tidak ada sahabat yang menentangnya, maka inilah yang dinamakan oleh ulama ushul fiqih sebagai ijma sukuti, walaupun masih ada perbedaan pendapat tentang kehujjahannya. Namun intinya hal ini dapat dijadikan penguat untuk masalah yang kita bahas ini. Kemudian kapan waktu disyariatkannya sholat ini, dhohirnya adalah sesaat sebelum dilaksanakannya eksekusi mati, karena kebiasaannya sebelum dilaksanakan eksekusi mati, maka akan ditawarkan kepadanya permintaan yang terakhir yang kemungkinan pihak pengeksekusi bisa memenuhinya. Apakah jumlah rokaat sholat ini hanya dua rokaat saja? Dari ucapan Khubaib Rodhiyallahu anhu bahwa beliau ingin menambahi rokaatnya hanya saja pihak eksekutor (kafir Quraisy) sudah tidak sabar untuk segera mengeksukusinya, sehingga tambahan dua rokaat jika memungkinkan, dapat dilakukan. kemudian juga tidak ada bacaanbacaan tertentu dalam sholat ini dan dilakukan sebagaimana ritual sholat lainnya. Apakah sholat ini juga disyariatkan bagi seorang Muslim yang dijatuhi hukuman mati karena melakukan kejahatan, misalnya pengedar Narkoba atau pembunuhan ? jawabannya tentu disyariatkan bagi mereka orang-orang Muslim yang melakukan kejahatan seperti ini, bahkan hal ini lebih ditekankan karena harapannya sholat ini adalah amalan baiknya terakhir yang dapat menghapus kesalahannya yang telah lalu dan ini sebagai sarana tobat yang efektif untuk memohon ampunan kepada Robb-Nya. Imam Ibnu Daqiqil Ied dalam Syaroh Arbain Nawawi memberi judul “Bab sesungguhnya perbuatan tergantung akhirnya” untuk menerangkan hadits Ibnu Mas’ud Rodhiyallahu anhu yang masyhur yang dikeluarkan dalam Shohihain :
Disusun : Abu Said Neno Triyono Robiul Awal 1433 H
www.ikhwahmedia.wordpress.com Cetakan 1
5
" /& % $ S* ' & /$D% = < $T" BF $E$/& $ $ * $/& $ @, & -, !$ $ H2U$ V" HW % K' J& % K' $ $ ' K, $ & /$ % +& 5, $ U$ % ?X@F' Y* A* /& Z% $ %F' B% ["\? $D% BF $E$/& $ $ * $/& $ @, ,-!$$ H2U$ ' H K' &J% K' $ $ ' K, $ & /$ % +& 5, $ U$ % ?@F' $ ;$E, ]* & /$D% ' H K' J& % K' $ $ ' K, $ & /$D% ^ * $2-" ($E, ]* & /$D% V" HW % K' J& % K' $ $ ' K, $ & /$D% ^ * $2-" " /& % $ S* ' & /$D% = < $T" “Demi Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah selainnya, sesungguhnya salah seorang diantara kalian beramal dengan amalan ahlu jannah antara ia dengannya jaraknya tinggal sejengkal, lalu Kitab mendahuluinya kemudian ia beramal dengan amalan ahlu neraka, maka ia masuk kedalamnya. Dan seorang melakukan amalan ahlu neraka hingga jaraknya dengan ia tinggal sejengkal, lalu kitabnya mendahuluinya ia beramal dengan amalan ahlu jannah maka ia masuk kedalam jannah”. Dalam Al Qur’an Allah berfirman :
(114) 6$ !'A5" ?\" `$A5) T" a $ "T% 9 " %Mb/H 6$ & J" \) !* 9 " $ $
$ ) ?@F' K' /& ? 6$ " LO %R* $ ' $EH 1' D% A$ c% % %H +' P" % $ “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orangorang yang ingat”. (QS. Huud :114) Kemudian dalam asbabul nuzul ayat ini ada kisah yang menarik yang menunjukkan bahwa perbuatan dosa, dengan kita melakukan amalan kebaikkan (diantaranya sholat) dapat menghilangkan kesalahan. Kisahnya ditakhrij oleh Imam Bukhori (no. 526) dan Imam Muslim (no. 7177) dari Ibnu Mas’ud Rodhiyallahu anhu :
% % H +' P" % ) * ? % :$ 3&g%D% ; Y* A$ $]& g%D% i + / i H 'H $4g%D% ; VL % & P, h %A$ & 6$ " ^ $ $% L >* $ ?@% % %P %\J$ " % " ? % *$ !$ K, >* HA % %CD% . ( 9 " %Mb/H 6$ & J" \) !* 9 " $ $
$ ) ?@F' K' /& ? $6" LO %R* $ ' $EH ' D% A$ c% « +& E' 75, "2H, k' /"l $ " » “seorang lak-laki telah mencium perempuan (yang tidak halal), lalu laki-laki tersebut menceritakan (untuk bertaubat) kepada Nabi sholallahu alaihi wa salam maka turun ayat {Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk}. Laki-laki tadi berkata : Wahai Rosulullah apakah ini (khusus) untukku, beliau menjawab, (juga) untuk seluruh umatku”. Apabila ada seorang Kafir kemudian menjelang dilaksanakan eksekusi matinya ia masuk Islam maka sholat ini tetap disyariatkan kepadanya karena ia telah sah sebagai seorang Muslim untuk melaksanakan ibadah yang disyariatkan, bahkan dalam kisah Usamah bin Zaid ketika ada orang Kafir yang hendak dibunuhnya mengucapkan kalimat syahadat, namun beliau Rodhiyallahu anhu tetap membunuhnya dan setelah kejadian ini diketahui oleh Nabi sholallahu alaihi wa salam, Beliau sholallahu alaihi wa salam sangat marah kepadanya, hal ini menunjukkan bahwa hak dan kewajiban Muslim dilaksanakan setelah ia
Disusun : Abu Said Neno Triyono Robiul Awal 1433 H
www.ikhwahmedia.wordpress.com Cetakan 1
masuk kedalam Islam, adapun masalah batinnya diserahkan kepada Robbunaa Subhana wa Ta’ala. Catatan : sholat ini hanyalah sunnah artinya tidak wajib, sebab seandainya diwajibkan tentu Beliau akan memerintahkan kepada seorang shohabiyah wanita Rodhiyallahu anha yang meminta dirajam karena telah berzina dan juga kepada Maaiz Rodhiyallahu anhu untuk melakukan sholat terlebih dahulu, sebelum dilaksanakan eksekusi kepada mereka.
6