Analisis Pengaruh BI Rate, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Rasio Non Performing Financing (NPF) terhadap Produk Pembiayaan dengan Akad Murabahah pada Bank Syariah di Indonesia Rizal Fahlevi Fakultas Agama Islam UNISMA Bekasi (rizal_bahlawi@ yahoo.com) Abstract:This study aims to examine and analyze financing product with murabahah contract of sharia bank in Indonesia. This research is important to do because murabahah is the most popular contract and dominate financing component of sharia bank in Indonesia. As for some of the factors analyzed in the influenced of murabahah are: BI Rate, third party funds and Non Performing Financing ratio (NPF). Data analysis methods used in this study is an analysis of Multiple Linier Regression. These result indicated that BI rate had a negative impact to murabahah and significant; third party funds had had a positive impact to murabahah and significant; Non Performing Financing ratio (NPF) had a negative impact to murabahah and significant. These three variables hese three variables jointly affect murabahah growth of 99.4%, while the remaining 0.6% is explained by other variables not included in the model. Keywords: Murabahah, BI Rate, Third Party Funds, Non Performing Financing (NPF)
Pendahuluan* Bank syariah sebagai lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi bertugas menghimpun dana masyarakat serta menyalurkannya dengan mekanisme tertentu. Penghimpunan dana dilakukan melalui simpanan dan investasi seperti tabungan (mudharabah dan wadiah), giro (wadi’ah) dan deposito berjangka (mudharabah). Sedangkan penyaluran dana biasanya dilakukan dengan tiga jenis pembiayaan; pertama, pembiayaan *
Rizal Fahlevi, Lc., M.S.i. adalah Dosen Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Agama Islam UNISMA Bekasi.
71
partisipatif melalui mekanisme bagi hasil (mudharabah dan musyarakah). Kedua, fasilitas pembiayaan berdasarkan prinsip kontrak jual beli (murabahah, salam, istishna) dan kontrak sewa (ijarah). Ketiga, pinjaman kebajikan yang dikenal dengan qardhul hasan yang tak membebankan bunga (non interest loan) (Hamidi, 2003). Total pembiayaan dengan prinsip bagi hasil tidak pernah lebih dari setengah total pembiayaan dengan prinsip jual beli. Hal tersebut merupakan sebuah fenomena menarik karena pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diharapkan lebih menggerakkan sektor riil karena disalurkan ke
Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016
sektor usaha produktif dan menutup kemungkinan disalurkannya dana pada kepentingan konsumtif. Bila ditinjau dari konsep bagi hasil, maka harus ada return yang dibagi, hal tersebut hanya bisa terjadi bila dana digunakan untuk usaha produktif. Bila ditinjau dari prinsip ketaatan terhadap syariah, pembiayaan dengan prinsip jual beli dan sewa menimbulkan celah lebih besar untuk melakukan penyimpangan terhadap syariah. (Wiroso, 2005).
Jika mencermati komposisi pembiayaan yang diberikan BUS (Bank Umum Syariah), UUS (Unit Usaha Syariah) dan BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) seperti yang tercantum pada Tabel 1, maka terlihat bahwa transaksi murabahah merupakan transaksi yang paling mendominasi dengan besaran pangsa pasar 79,6%pada tahun 2011, 79,5% pada tahun 2012 dan 79,2%pada tahun 2013.
Tabel 1. Tabel Komposisi Pembiayaanyang Diberikan BUS, UUS dan BPRS JUMLAH
PANGSA
(miliar)
(%)
AKAD 2011
2012
2013
2011
2012
2013
Mudharabah
86.036
111.384
120.476
3,09
3,01
2,61
Musyarakah
265.756
348.798
466.402
9,56
9,42
10,1
Murabahah
2.210.859
2.942.650
3.656.926
79,6
79,5
79,2
20
197
30
0,0007
0,005
0,0006
Istishna
23.999
21.127
18.196
0,86
0,58
0,39
Ijarah
17.654
20.897
18.799
0,63
0,56
0,41
Qardh
85.032
93.756
102.320
3,06
2,53
2,22
Multijasa
89.230
162.245
234.469
3,21
4,38
5,08
2.778.586
3.701.054
4.617.618
100,0
100,0
100,0
Salam
Total
Sumber: Diolah dari Statistik Per-bankan Syariah 2013 (Bank Indonesia)
Maslahah, Vol.7, No. 1, Juni 2016
72
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan produk pembiayaan dengan akad murabahah telah dilakukan, antara lain: Prastanto (2013), Adnans (2007), Nugroho dan Wijayanti. Prastanto (2013) meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap murabahah. Hasilnya menunjukkan bahwa FDR, NPF, DER, QR dan ROE secara simultan berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah. Untuk hasil secara parsial, variabel FDR, QR, dan ROE berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah. Sedangkan untuk variabel NPF dan DER berpengaruh negatif terhadap pembiayaan murabahah. Penelitian Adnans tentang studi terhadap pembiayaan rumah pada Bank BNI Syariah cabang Medan, menunjukkan hasil bahwa sistem jual beli yang terjadi antara pemilik barang (supplier)–bank–nasabah yang dibuat di bawah tangan, kemudian terjadi lagi jual beli antara supplier dengan nasabah dengan akta Notaris/ PPAT. Sistem jual beli tersebut tidaklah termasuk ke dalam bentuk jual beli murabahah. Dengan sistem tersebut, pada kenyataannya jual beli yang terjadi adalah jual beli antara supplier dengan nasabah dan peranan bank hanya sebagai penyedia pembiayaan, bukan sebagai penjual. Nugroho menganalisis pelaksanaan akad pembiayaan murabahahdi Bank CIMB Niaga Syariah. Hasil penelitian adalah meskipun secara konsep syariah tidak ada pemberian pinjaman uang dengan suatu keun-
73
tungan, tetapi pada pelaksanaannya pembiayaan murabahah ini adalah penyediaan dana yang bertujuan untuk mencari keuntungan. Penerapan prinsip kehati-hatian (prudential banking) pada pembiayaan murabahah di CIMB Niaga Syariahtelah dijalankan secara optimal. Namun penerapan kepatuhan syariah dalam pelaksanaan pembiayaan murabahah di CIMB Niaga syariah belum dapat dilaksanakan secara maksimal. Wijayanti meneliti pengaruh pembiayaan mudharabah, musyarakah dan murabahah terhadap tingkat laba Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pembiayaan mudharabah, musyarakah dan murabahah secara parsial maupun simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat laba. Pembiayaan yang berpengaruh paling signifikan adalah pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Pada Bank Syariah Mandiri yang berpengaruh terhadap laba adalah pembiayaan musyarakah, sedangkan pada Bank Muamalat yang berpengaruh signifikan terhadap laba adalah pembiayaan mudharabah. Tinjauan Teori
A. Murabahah Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati (Antonio, 2001). Para fuqaha mendefinisikan murabahah sebagai penjualan barang seharga biaya atau harga pokok barang
Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016
ditambah mark-up atau margin keuntungan yang disepakati tersebut
(Wiroso, 2005). Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.04/DSNMUI/IV/2000 Tentang Murabahah, yang dimaksud murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayar dengan harga yang lebih sebagai laba. Di dunia keuangan Islam modern, murabahah seringkali disebut sebagai cost plus financing dan seringkali diterapkan pada pembelian bahan baku sebagai suatu bentuk kredit perdagangan jangka pendek. Biasanya bank syariah akan membeli barangbarang yang diminta oleh nasabah lalu menjual kembali sesegera mungkin kepada nasabah tersebut dengan dengan harga yang lebih tinggi. Mark up ini biasanya dinyatakan sebagai persentase yang harus diterapkan pada semua biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam memenuhi murabahah, seperti biaya pembelian, penyimpanan dan transportasi. Nasabah membuat akad untuk menyelesaikan jumlah yang terutang dalam satu kali bayar ketika penyerahan barang-barang tersebut. Jika nasabah melakukan pembayaran untuk barang-barang secara cicilan, akad menjadi salah satu dari bay mu’ajjal (kadang-kadang disebut sebagai bay bithaman ajil atau BBA). (Diwany, 2008) Proses transaksi jual beli murabahah, dilakukan oleh bank syariah dengan nasabah dengan tahapantahapan sebagai berikut:
Maslahah, Vol.7, No. 1, Juni 2016
1. Nasabah melakukan proses pemesanan barang, negosiasi atau tawar menawar keuntungan dan menentukan syarat pembayaran dan barang sudah berada di tangan bank syariah. Dalam negosiasi ini, bank syariah sebagai penjual harus memberitahukan dengan jujur perolehan barang yang diperjualbelikan beserta keadaan barangnya. 2. Apabila kedua belah pihak sepakat, tahap selanjutnya dilakukan akad untuk transaksi jual beli murabahah tersebut. 3. Pemasok memberikan barang produk murabahah kepada bank dan bank yang menyerahkan barang yang diperjualbelikan. Dalam penyerahan barang ini, diperhatikan syarat penyerahan barang, 4. Setelah penyerahan barang, pembeli atau nasabah melakukan pembayaran harga jual barang dan dapat dilakukan secara tunai atau dengan tangguh. Kewajiban nasabah adalah sebesar harga jual yang meliputi harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati dan dikurangi dengan uang muka (jika ada).
B. BI Rate BI Rate
adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap ataustance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
74
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan. Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan. Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG berikutnya. Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan dengan memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam memengaruhi inflasi. Jika terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance Kebijakan Moneter dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG Mingguan. Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate (secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin (bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps.
75
C. Dana Pihak Ketiga (DPK) Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Pada sebagian besar atau setiap bank, dana masyarakat ini merupakan dana terbesar yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpunan dana dari masyarakat (Rifai, 2007). Dana pihak ketiga di bank syariah terdiri dari 3 macam; giro (demand deposit) yang menggunakan akad wadi'ah yad amanah, tabungan (saving deposit) dengan menggunakan akad wadi’ah yad adh-dhamanah dan mudharabah mutlaqah dan deposito (simpanan berjangka) yang menggunakan akad mudharabah mutlaqah.
D. Non Performing Financing (NPF) Non Performing Financing(NPF) adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang diberikan deposan kepada bank, dengan kata lain NPF merupakan tingkat pembiayaan macet pada bank tersebut. NPF diketahui dengan cara menghitung Pembiayaan Non Lancar terhadap Total Pembiayaan. Jika tingkat NPF bermasalah tinggi maka profitabilitas akan mengalami penurunan sedangkan jika tingkat NPF rendah maka profitabilitas akan
Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016
mengalami kenaikan. Bank Indonesia (BI) mengkategorikan NPF dalam beberapa level, yaitu pembiayaan lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Hipotesis A. BI Rate Harga substitusi (pricing) pembiayaan murabahah bank syariah didekati (benchmarking) dengan suku bunga kredit pada bank konvensional. Sedangkan suku bunga kredit mengacu pada BI rate yang ditetapkan oleh Bank Indonesia tiap bulannya. Common sense-nya semakin tinggi BI rate, maka masyarakat akan mencari alternatif sumber modal lain, salah satunya adalah melalui bank syariah. Sehingga diduga permintaan pembiayaan bank syariah (murabahah) akan meningkat. Oleh karena itu diduga tingkat BI rate berpengaruh terhadap jumlah dana yang disalurkan oleh bank syariah melalui pembiayaan murabahah. Ha1: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara BI rate terhadap produk pembiayaan dengan akad murabahah. B. Dana Pihak Ketiga (DPK) Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang diperoleh bank syariah dari masyarakat melalui produk tabungan dengan akad mudharabah mutlaqah
Maslahah, Vol.7, No. 1, Juni 2016
dan wadiah yad adh-dhamanah, giro dengan akad wadiah yad adh-dhamanahdan deposito berjangka dengan akad mudharabah mutlaqah. Dana Pihak Ketiga merupakan salah satu modal pemasukan bank yang digunakan sebagai sumber dana pembiayaan. Jumlah DPK yang diterima bank akan berpengaruh pada jumlah dana yang disalurkan melalui pembiayaan. Karena bank adalah lembaga intermediasi, dana yang diperoleh bank melalui DPK harus seluruhnya disalurkan kepada pembiayaan. Ha2: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Dana Pihak Ketiga (DPK)terhadap produk pembiayaan dengan akad murabahah. C. Non Performing Financing (NPF) Non Performing Financing(NPF) atau dalam bank konvensional disebut dengan Non Performing Loan (NPL) adalah tingkat pengembalian pembiayaan yang diberikan deposan kepada bank atau dengan kata lain dapat disebut dengan kredit bermasalah. Risiko kerugian bank akibat pembayaran kembali pembiayaan yang tidak lancar akan berpengaruh terhadap pendapatan dan profit yang diterima oleh bank dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap jumlah dana yang dimiliki bank untuk disalurkan kembali melalui pembiayaan kepada deposan lain.
76
Ha3: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara NPFterhadap produk pembiayaan dengan akad
digunakan adalah data bulanan dalam kurun waktu 2006 hingga 2013.
murabahah.
C. Metode Analisis Data Teknik analisis data menggunakan model regresi berganda dengan data time series. Objek dalam penelitian ini adalah model pembiayaaan dengan akad murabahahpada Bank Syariah yang diamati dalam kurun waktu 2006 hingga 2013. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 13.0. persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Metodologi Penelitian A. Jenis Penellitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian hubungan/korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasi (Suryabrata, 1983). Dalam penelitian ini peneliti melibatkan empat variabel, murabahah, BI rate, DPK dan NPF. Penelitian ini bersifat asosiatif/hubungan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara dua variabel atau lebih. Di samping bersifat asosiatif, penelitian ini juga bersifat deskriptif analitik, yaitu menjelaskan mengenai seberapa besar hubungan BI rate, DPK dan NPF terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Syariah di Indonesia kurun waktu 2006–2013. B. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data keempat variabel merupakan data yang sudah dipublikasikan melalui media internet. Data murabahah, DPK dan NPF diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan data BI rate diperoleh dari situs Bank Indonesia (BI). Data yang
77
Log MUR = a + b1 RATE+ b2 log DPK+ b3NPF+ ui Keterangan: MUR RATE DPK NPF
: murabahah : BI Rate : Dana Pihak Ketiga : Non Performing
Financing a : konstanta regresi b1, b2, b3 : koefisien regresi ui : variabel pengganggu di luar variabel yang tidak dimasukkan sebagai variabel di atas Dalam melakukan analisis persamaan regresi linear berganda, dilakukan beberapa pengujian statistik, meliputi uji korelasi Pearson, uji normalitas, ujikoefisien determinasi (R2), uji hipotesis parsial (uji T), uji hipotesis simultan (uji F) dan uji asumsi klasik.
Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016
Hasil dan Pembahasan A. Uji Korelasi Pearson Berdasarkan hasil perhitungan, terlihat bahwa angka-angka yang ditunjukkan korelasi Pearson berada di antara -1 dan +1, di mana BI Rate bernilai -0,789, DPK bernilai 0,994 dan NPF bernilai -0,770. Hal ini menunjukkan bahwa ada keeratan hubungan antar variabel. Nilai positif menunjukkan hubungan yang positif antar variabel tersebut sedangkan nilai negatif menunjukkan hubungan yang negatif antar variabel tersebut. Tampak dari hasil pengolahan data tersebut bahwa BI Rate dan NPF memiliki pengaruh yang negatif terhadap produk pembiayaan dengan akad murabahah pada bank syariah di Indonesia, berbeda dengan DPK yang memiliki pengaruh positif. Terlihat pula bahwa nilai korelasi Pearson menunjukkan hubungan yang moderat, maka semua variabel penelitian dapat dimasukkan ke dalam tahap analisa selanjutnya. B. Model Regresi Linier Berganda Dengan bantuan SPSS 13.0 diperoleh koefisien regresi hasil pengolahan data sebagai berikut: Log MUR= -2,077 + 0,026 RATE + 1,115 log DPK + 0,014 NPF+ ui Hasil perhitungan statistik menunjukkan ketiga parameter koefisien regresi, yaitu BI Rate, DPK dan NPF bertanda positif yang secara matematis berarti bahwa setiap perubahan salah satu variabel bebas akan mengakibatkan perubahan variabel
Maslahah, Vol.7, No. 1, Juni 2016
terikat dengan arah yang sama bila variabel lainnya dianggap konstan. Konstanta sebesar -2,077 dapat diartikan jika variabel-variabel bebas dalam model disamakan dengan nol, secara rata-rata variabel di luar model akan menurunkan murabahah sebesar 2,077 satuan dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%. Jika variabel DPK dan NPF dianggap konstan, koefisien regresi BI Rate sebesar 0,026 menyatakan bahwa setiap peningkatan BI Rate sebesar satu satuan maka murabahah akan meningkat sebesar 0,026 satuan. Sebaliknya, bila BI Rate mengalami penurunan satu satuan maka murabahah mengalami penurunan sebesar 0,026. Jika variabel BI Rate dan NPFdianggap konstan, koefisien regresi DPK sebesar 1,115 menyatakan bahwa setiap peningkatan DPK sebesar satu satuan maka murabahah akan meningkat sebesar 1,115 satuan. Sebaliknya, bila DPKmengalami penurunan satu satuan maka murabahah mengalami penurunan sebesar 1,115. Jika variabel BI Rate dan DPK dianggap konstan, koefisien regresi NPF sebesar 0,014 menyatakan bahwa setiap peningkatan NPF sebesar satu satuan maka murabahah akan meningkat sebesar 0,014 satuan. Sebaliknya, bila NPFmengalami penurunan satu
78
satuan maka murabahah mengalami penurunan sebesar 0,014. C. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mendeteksi apakah model yang digunakan memiliki distribusi normal atau tidak, dengan analisa grafik dan uji statistik Kolmogrof-Smirnov. Analisa grafik (scatter plot) sebagaimana pada gambar 1 memperlihatkan data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 2. Uji Statistik Kolmogrof-
Smirnov D. Uji Koefeisien Determinasi (R2) Nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0,994 atau 99,4%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan BI Rate, pertumbuhan DPK dan pertumbuhan NPF secara bersama-sama mempengaruhi pertumbuhan pembiayaan dengan akad murabahah sebesar 99,4%, sedangkan sisanya sebesar 0,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Hal ini menunjukkan bahwa BI Rate, DPK dan NPF sudah sangat tepat dianggap sebagai faktor yang paling mempengaruhi muraba-
hah. Gambar 1. Plot Normalitas Sedangkan uji statistik Kolmogrof-Smirnov dengan taraf signifikansi (α) = 5% menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena nilai signifikansi >0,05 yaitu 0,611.
79
E. Uji Hipotesis Uji T Berdasaran hasil pengolahan data, terlihat bahwa pada tingkat keyakinan 95% tampak bahwa variabel yang secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan murabahah adalah yang
Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016
nilai signifikansinya berada di bawah 5% (0,05). 1. Hipotesa BI Rate terhadap Murabahah. Dari hasil pengolahan, diperoleh p-value (signifikansi) uji T adalah 0,000, kurang dari α 0,05, yang berarti H01ditolak. Artinya ada pengaruh yangsignifikan dari BI Rate terhadap murabahah. Hal ini berarti variabel BI Rate layak dijadikan variabel penentu bagi murabahah sebabpengaruhnya signifikan. 2. Hipotesa Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Murabahah. Dari hasil pengolahan, diperoleh pvalue (signifikansi) uji T adalah 0,000, kurang dari α 0,05, yang berarti H02ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari DPK terhadap murabahah. Hal ini berarti variabel DPK layak dijadikan variabel penentu bagi murabahah sebab pengaruhnya signifikan. 3. Hipotesa Non Performing Financing (NPF) terhadap Murabahah. Dari tabel 4.5 diperoleh p-value (signifikansi) uji T adalah 0,001, kurang dari α 0,05, yang berarti H03ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari NPF terhadap murabahah. Hal ini berarti variabel NPF layak dijadikan variabel penentu bagi murabahah sebab pengaruhnya signifikan. F. Uji F Berdasarkan Uji F, persamaan regresi memiliki p-value 0,000 (p-
Maslahah, Vol.7, No. 1, Juni 2016
value kurang dari 0,05) yang berarti terdapat pengaruh dari variabel bebas secara bersama-sama terhadap model regresi. Hal ini berarti persamaan regresi berganda ini dapat digunakan untuk melakukan peramalan dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%. G. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas, yaitu korelasi antara tingkat BI Rate, Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Financing. Jika terjadi korelasi, maka dapat dikatakan ada gejala multikolinieritas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas, yang ditunjukkan dengan nilai VIF yang lebih besar dari 10 (α = 10%). Dari hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa nilai VIF dari variabel bebas BI_Rate, DPK dan NPF sebesar 4,542, 8,753 dan 3,356 di mana nilai VIF kurang dari 10. Hal ini berarti pada variabel BI Rate, DPK dan NPF tidak terdapat multikolinieritas atau bebas dari penyakit multikolinieritas. 2. Uji Heteroskedastisitas Dari gambar 4.2 terlihat bahwa hubungan antara
Regression Studen-tized Residual dan Regression Standardized Predicted Value yang berupa titik-titik tidak terlihat
80
membentuk suatu pola tertentu. Keterangan tersebut menunjukkan bahwa pada penelitian ini tidak ada gejala heteroskedastisitas, sehingga model regresi yang dihasilkan layak digunakan untuk memprediksi variabel berdasarkan masukan variabel bebasnya.
Mode l 1
Gambar2. ScatterplotUji Heteroskedastisitas
3. Uji Otokorelasi Pengujian otokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi linear terdapat korelasi data untuk periode data dengan data sebelumnya. Jika terdapat gejala korelasi maka dikatakan terdapat masalah otokorelasi. Pengujian otokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan nilai Durbin Watson yang terdapat dalam tabel 3.
81
R
Model Summary(b) a Predictors: (Constant), NPF, BI_Rate, DPK Std. Error Adjusted Murabahah of the Durbinb Dependent Variable: R Square R Square Estimate Watson Tabel 3. Nilai Durbin-Watson
,997(a)
,994
,994
,02523434
,235
Berdasarkan tabel Durbin-Watson, untuk data yang berjumlah 96 dan variabel bebas 3 (tiga), diperoleh nilai dl = 1,6039 dan du = 1,7326. Nilai Durbin-Watson adalah 0,235.Nilai tersebut berada di dalam area korelasi positif. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif diantara variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini (mengandung otokorelasi). Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh BI Rate, DPK dan NPF terhadap produk pembiayaan dengan akad murabahah pada bank syariah di Indonesia pada kurun waktu 2006 – 2013, dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa BI Rate yang ditetapkan oleh Bank Indonesia terbukti signifikan secara statistik mempengaruhi murabahah dengan pengaruh yang
Maslahah, Vol. 7, No. 1, Juni 2016
negatif. Hal ini berarti semakin tinggi BI Rate, maka jumlah murabahah akan semakin menurun. 2. Berdasarkan hasil pengolahan data, juga dapat diketahui bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terhimpun di bank syariah terbukti signifikan secara statistik mempengaruhi murabahah dengan pengaruh yang positif. Hal ini berarti semakin tinggi DPK, maka jumlah murabahah akan semakin meningkat pula. 3. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa rasio Non Performing Financing (NPF) terbukti signifikan secara statistik mempengaruhi murabahah dengan pengaruh yang negatif. Hal ini berarti semakin tinggi NPF, maka jumlah murabahah akan semakin menurun. 4. Ketiga variabel bebas yaitu BI Rate, DPK dan NPF secara bersama-sama mempengaruhi pertumbuhan pembiayaan dengan akad murabahah sebesar 99,4%, sedangkan sisanya sebesar 0,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Hal ini menunjukkan bahwa BI Rate, DPK dan NPF sudah sangat tepat dianggap sebagai faktor yang paling mempengaruhi murabahah.
Maslahah, Vol.7, No. 1, Juni 2016
Daftar Pustaka Antonio, Muhammad Syafii. (2001).
Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Pres. Diwany, Tarek El. (2008). Bunga Bank dan Permasalahannya. (penerjemah Amdiar Amir). Jakarta: Akbar. Hamidi, Muhammad Luthfi. (2003). Jejak-Jejak Ekonomi Syariah. Jakarta: Senayan Abadi Publising. Muhammad, Rifqi. (2008). Akuntansi Keuangan Syariah. Yogyakarta: P3EI Press. Nacrowi, D. Nachrowi dan Hardius Usman. (2006). Pendekatan
Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: LP-FEUI. Shiddiqi, Muhammad Nejatullah. (1984). Bank Islam. (penerjemah Asep Hikmat Suhendi). Bandung: Pustaka. Suhendi, Hendi. (2011). Fiqh Muamalah. Jakarta: Rajawali Pers. Wiroso. (2005). Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press. Youdhi, Prayogo. 2011.Murabahah
Produk Unggulan Bank Syariah Konsep, Prosedur, Penetapan Margin Dan Penerapan Pada Perbankan Syariah, Jurnal Kajian Ekonomi Vol
dan
Kemasyarakatan,
82